EVALUASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PT INALUM SMELTING PLANT SEKSI CASTING (PENUANGAN) MENGGUNAKAN SKOR RISIKO

Transkripsi

1 No: 12229/0708/P/2008 EVALUASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PT INALUM SMELTING PLANT SEKSI CASTING (PENUANGAN) MENGGUNAKAN SKOR RISIKO TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Oleh Korentz MTH Nababan NIM: Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

2 Lembar Pengesahan Tugas Akhir Sarjana EVALUASI SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PT INALUM SMELTING PLANT SEKSI CASTING (PENUANGAN) MENGGUNAKAN SKOR RISIKO Adalah benar dibuat oleh saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan sebelumnya, baik oleh saya maupun orang lain, baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya. Bandung, 24 Juni 2008 Penulis Korentz MTH Nababan Bandung, 24 Juni 2008 Pembimbing Dr. Herto Dwi Ariesyady, S.T., M.T. NIP Mengetahui: Program Studi Teknik Lingkungan Ketua Jurusan, Dr. Ir. Agus Jatnika Effendi NIP

3 ABSTRAK PT INALUM Smelting Plant merupakan perusahaan peleburan aluminium di Indonesia dan seksi kerja Casting merupakan salah satu seksi kerja utama di PT INALUM Smelting Plant. Dengan kondisi kerja yang memiliki potensi bahaya cukup besar berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, tentunya penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di perusahaan sangat dibutuhkan di PT INALUM Smelting Plant khususnya seksi kerja Casting. Menurut data tahun , seksi ini memberikan kontribusi kecelakaan kerja sebesar 24-30% dari total kecelakaan kerja di PT INALUM Smelting Plant. Oleh karena itu dibutuhkan review terhadap potensi-potensi bahaya yang ada dengan tujuan agar pelaksanaan SMK3 dapat diperbaiki secara terus menerus sehingga tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan tersebut selalu meningkat. Langkah awal dalam menentukan dan menilai skor risiko adalah proses identifikasi bahaya. Dalam penelitian Tugas Akhir ini, identifikasi bahaya dilakukan pada tiap plant atau unit kegiatan di seksi kerja Casting (Penuangan). Proses identifikasi bahaya dilakukan dengan menggunakan teknik Operating Hazard Analysis (OHA) dengan memperhatikan faktor bahaya, akibat bahaya, skor risiko, tindakan yang akan diambil (action), dan cara pengendalian bahaya dengan mempertimbangkan consequence, exposure, dan probability. Penentuan risiko dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) metode perhitungan skor risiko yaitu Modifikasi Risk Management Standar Australia (AS/NZS 4360:1999), Metode Fine, dan Risk Score Calculator (RSC). Berdasarkan hasil penentuan skor risiko, maka lokasi kerja dan kegiatan yang memiliki potensi dan faktor bahaya paling besar adalah lokasi di atas furnace, kegiatan memberi aba-aba dari atas dapur; lokasi depan furnace, kegiatan naik-turun tangga MT Car memeriksa lubang nozzle discharge dan pouring device; lokasi Dross Cooling Room; lokasi fasilitas khusus/tambahan yaitu peralatan penyedia minyak berat dan peralatan persediaan LPG. Tindakan dan pengendalian yang dihasilkan pada metode Modifikasi Standar Australia dan metode Fine bersifat lebih toleran, dibandingkan dengan metode RSC yang bersifat ketat. Dapat disimpulkan penggunaan metode RSC memberikan hasil yang lebih optimal dalam penerapannya di SMK3. Kata kunci : casting, identifikasi bahaya, skor risiko iii

4 ABSTRACT PT INALUM Smelting Plant is an Indonesian aluminum smelting company which also houses its own casting section. Due to a high risk of hazard at its working environment, PT INALUM Smelting Plant needs to apply the health and safety management system, particularly for its casting section. From 2005 to 2007, this section contributed % work related accident from the total accident occurred in PT INALUM Smelting Plant. Therefore, a continuous hazard potency review is needed to enhance the existing SMK3 application at the company so that the safety and health level of the working condition will improve. The first step on determining and assesing the risk score is the hazard identification. For this final task, it was carried out for each plants or casting work section. This step was performed by using Operating Hazard Analysis (OHA) technique, measuring out the hazard factor, the hazard result, the risk score, the action and the hazard control, as well as taking into account the consequence, the exposure and the probability. The overall risk was determined by applying 3 calculation methods: Modification of Risk Management Australian Standard Method (AS/NZS 4360:1999), Fine Method and Risk Score Calculator (RSC) Method. The calculation result showed these working spots having the highest risk potency and factor: above the furnace, above the furnace (when giving instructions); by the furnace, MT Car staircases, nozzle discharge and pouring device inspection holes, Dross Cooling Room and various working spots, such as heavy duty oil supplying equipments and LPG stocking equipments. The controlling and preventive measures produced from the Modification of Australian Standard Method and Fine Method are more tolerant than those produced from RSC Method which are more rigid. Thus, it can be concluded that the application of RSC Method would yield better results for the purpose of SMK3. Key words : casting, hazard identification, risk score iv

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan pertolongan-nya maka laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan kelulusan pendidikan sarjana Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan pengamatan dan penelitian di lapangan selama bulan Januari-Februari 2008 dan dilanjutkan dengan perhitungan dan penulisan laporan yang dilakukan selama Maret- Juni Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan bantuan dorongan dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Herto Dwi Ariesyady, S.T., M.T. atas bimbingannya dari awal sampai akhir dan telah memberikan banyak masukan bagi penulis. 2. Ir. Indah Rachmatiah S. S., M.Sc. dan Ir. Puji Lestari, Ph.D selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas laporan Tugas Akhir ini. 3. Ir. Teddy Tedjakusuma, M.T., selaku dosen wali akademik. 4. Dr. Rofiq Iqbal, S.T., M.T. selaku koordinator ujian sarjana. 5. Segenap dosen dan staf pengajar di program studi Teknik Lingkungan. 6. Bapak Tober G. Sidabutar yang mengurus proposal Tugas Akhir penulis di PT INALUM. 7. Bapak Ismail (IPR) yang memberikan data-data pendukung dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. 8. Manajer dan Staff ISE PT INALUM Smelting Plant (Bapak Edi Mugiono, Anshor Phasa, Antoni, Ivan, Rizal Marta, dan lain-lain), terima kasih atas wawancara, bantuan dan bimbingannya selama penulis berada di sana. 9. Manajer Casting PT INALUM Smelting Plant (Bapak Aji R.) atas wawancara, bimbingan, dan petunjuk yang diberikan selama penulis berada di seksi Casting. i

6 10. Mamaku tercinta, K. br. Simangunsong, terima kasih atas doa, perhatiannya yang begitu besar dan dorongan semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. I love you, mom! 11. Adik-adikku Doran, Nelsia, Yosephno, terima kasih atas dorongan dan semangatnya kepada penulis. Akhirnya Abangmu lulus juga, dek! 12. Teman-teman satu kosan, Batara, Indra, dan Obes atas semangat dan telah menjadi teman terbaik yang senantiasa menyemangati penulis. 13. Bro Luthfi, terima kasih atas bantuannya. Our friendship will never end. 14. Bluher, atas semua bantuannya dan telah mewakili perwalian penulis. 15. Ryantho Beccak dan Kiko, terima kasih atas internet gratisnya. 16. Teman-teman seperjuangan Oriental TL 2003, Piqky, Alim, Carya, Wahyu, Wening (maaf tidak dapat disebutkan satu per satu). Semangat teman-teman! 17. Segenap karyawan program studi Teknik Lingkungan di tata usaha (khususnya Mbak Titi), perpustakaan, dan lain-lain yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan Tugas Akhir ini. 18. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulisan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan dari laporan Tugas Akhir ini. Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima Kasih. Bandung, Juni 2008 Penulis ii

7 DAFTAR ISI Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran i iii v ix xi xii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang I Tujuan Penelitian I Ruang Lingkup I Metodologi I Sistematika Pembahasan I-4 Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja II Keselamatan Kerja II Kesehatan Kerja II Peraturan Perundangan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) II Identifikasi Bahaya II Analisis Risiko II Kebijakan SMK3 II Hierarki Kontrol dalam Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) II Syarat Identifikasi Bahaya II Penentuan Risiko dan Metode-metode Skor Risiko II Penentuan Risiko II-10 v

8 2.4.2 Metode-metode Skor Risiko II Modifikasi Standar Australia II Metode Fine II Metode Risk Score Calculator (RSC) II Zona Risiko dan Tindakan Metode Fine dan Risk Score Calculator II Job Safety Analysis (JSA) II Aplikasi Kontrol II Monitor II-20 Bab III Metodologi 3.1 Pendahuluan III Pengumpulan Data III Pengumpulan Data Sekunder III Pengumpulan Data Primer III Identifikasi Bahaya dan Penentuan Skor Risiko III Metode Perhitungan Skor Risiko III Metode Modifikasi Risk Management Standar Australia (AS/NZS 4360:1999) III Metode Fine III Metode Risk Score Calculator (The University of Queensland, Occupational Health dan Safety Risk Management Guideline; NSCA, 1997) III Kesimpulan dan Saran III-5 Bab IV Gambaran Umum Perusahaan 4.1 Profil PT INALUM IV Lingkup PT INALUM IV Pembangkit Listrik Tenaga Air IV Bendungan Pengatur IV Bendungan Penadah Air Siguragura IV Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura IV Bendungan Penadah Air Tangga IV-3 vi

9 4.2.6 Stasiun Pembangkit Listrik Tangga IV Jaringan Transmisi IV PT INALUM Smelting Plant (Peleburan Aluminium) IV Pabrik Karbon IV Pabrik Reduksi IV Pabrik Casting (Penuangan) IV Fasilitas Lainnya IV Pembersih Gas IV Instalasi Pembersih Limbah Pemukiman IV Prasarana Penunjang IV Seksi Kerja Casting (SCA) IV Jadwal Operasional Seksi Casting IV Tenaga Kerja IV Proses Percetakan Aluminium Cair menjadi Aluminium Batangan IV Proses di Casting IV Gambaran SMK3 di PT INALUM Smelting Plant IV Organisasi K3 IV Kegiatan K3 IV -24 Bab V Analisis dan Pembahasan 5.1 Analisis Kebijakan dan Organisasi K3 V Kebijakan K3 V Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja V Kecelakaan Kerja V Penyakit Kerja V Pemeliharaan Keadaan Lingkungan Kerja yang Aman V Alat Pelindung Diri (APD) V Lingkungan Kerja V Motivasi Penerapan SMK3 V -10 vii

10 5.5 Identifikasi Bahaya dan Penentuan Faktor Bahaya V Lingkungan Kerja V Energi V Kontak dengan Zat Kimia V Mikrobiologi V Penempatan V Operating Hazard Analysis (OHA) V Perbandingan Skor Risiko V Job Safety Analysis (JSA) V Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko V Rekapitulasi Plant Transportasi V Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko Treatment Plant V Rekapitulasi Bahaya dan Skor Risiko Plant Operasi Casting V Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko Plant Bundling (Pengikatan) V Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko Plant Maintenance V Rekapitulasi Potensi Bahaya dan Skor Risiko Fasilitas Khusus/Tambahan V Frekuensi Tingkat Risiko V Relevansi Skor Risiko dengan Data Kecelakaan V Hubungan Antar Metode Skor Risiko yang Digunakan V Literatur V Metode Penentuan Skor Risiko yang Paling Baik V Perlukah Dibuat Suatu Metode Baru V Prioritas Tindakan Perbaikan V Rekomendasi Pengendalian Bahaya V -89 Bab VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan VI Saran VI -2 Daftar Pustaka xiii viii

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tie Line Risk Score Calculator II-15 Gambar 3.1 Alur Metodologi III-1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ISE PT INALUM Smelting Plant IV-22 Gambar 5.1 Grafik Frekuensi Kecelakaan dan Nearmiss di Casting tahun V-3 Gambar 5.2 Grafik Persentase Cidera di Casting tahun V-4 Gambar 5.3 Grafik Persentase Hampir Celaka di Casting tahun V-4 Gambar 5.4 Bird (1985) Total Lost Control V-6 Gambar 5.5 Grafik Injury Frequency Rate (E) seksi Casting tahun V-6 Gambar 5.6 Grafik Injury Severity Rate (E) seksi Casting tahun V-6 Gambar 5.7 Grafik Probability (P) seksi Casting tahun V-7 xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kemungkinan/likehood (Risk Management AS/NZL 4360:1999) II-11 Tabel 2.2 Akibat/Consequence (Risk Management AS/NZL 4360:1999) II-11 Tabel 2.3 Matriks Penilaian Risiko (Risk Management AS/NZL 4360:1999) II-12 Tabel 2.4 Bobot/Score (Risk Management AS/NZL 4360:1999) II-12 Tabel 2.5 Derajat Keparahan (Soemirat, 1999 berdasarkan Fine) II-14 Tabel 2.6 Nilai Paparan (Soemirat, 1999 berdasarkan Fine) II-14 Tabel 2.7 Nilai Probabilitas (Soemirat, 1999 berdasarkan Fine) II-14 Tabel 2.8 Penggolongan Konsekuen (Queensland University of Australia, 2000) II-16 Tabel 2.9 Penggolongan Paparan (Queensland University of Australia, 2000) II-17 Tabel 2.10 Penggolongan Probabilitas (Queensland University of Australia, 2000) II-17 Tabel 2.11 Klasifikasi Tindakan/Action (Fine, 1980; Queensland University of Australia, 2000; NSCA 1997) II-18 Tabel 4.1 Komposisi Tenaga Kerja di seksi Casting IV-8 Tabel 4.2 Latar Belakang Pendidikan Pegawai Seksi Casting IV-8 Tabel 5.1 Frekuensi Cidera Seksi Casting berdasarkan Jejas Tahun V-2 Tabel 5.2 Frekuensi Hampir Celaka di Seksi Casting berdasarkan Potensi Akibat yang Ditimbulkan V-3 Tabel 5.3 Operating Hazard Analysis V-20 Tabel 5.4 Perbandingan Hasil Skor Risiko V-38 Tabel 5.5 Perbandingan hasil skor risiko dalam kegiatan memberi aba-aba dari dapur (furnace) V-54 Tabel 5.6 Perbandingan hasil skor risiko kegiatan stirring V-56 Tabel 5.7 Perbandingan hasil skor risiko kegiatan penyediaan flux V-57 Tabel 5.8 Perbandingan hasil skor risiko kegiatan mengikat (bundling) V-58 Tabel 5.9 Perbandingan hasil skor risiko kegiatan monthly inspection dan penggantian impeller di DPE V-59 Tabel 5.10 Perbandingan hasil skor risiko kegiatan pendinginan dross, penggantian pipa jaringan minyak berat dan LPG V-60 ix

13 Tabel 5.11 Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant transportasi V-64 Tabel 5.12 Rekapitulasi bahaya dan skor risiko treatment plant V-66 Tabel 5.13 Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant operasi casting V-69 Tabel 5.14 Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant bundling V-73 Tabel 5.15 Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant maintenance V-74 Tabel 5.16 Rekapitulasi potensi bahaya dan skor risiko plant fasilitas khusus/tambahan V-78 Tabel 5.17 Potensi Tingkat Risiko V-79 Tabel 5.18 Prioritas tindakan perbaikan V-87 Tabel 5.19 Rekomendasi Pengendalian Bahaya V-90 Tabel 5.20 Evaluasi prioritas tindakan perbaikan pada bahaya dengan skor risiko tertinggi V-108 x

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Deskripsi Fasilitas-fasilitas Utama di Seksi Casting (Penuangan) Lampiran B Jenis Kecelakaan dan Penyebabnya di Seksi Casting Tahun Lampiran C Daftar Pertanyaan Wawancara xii