KONSEP GREEN BUILDING PROYEK DAHANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP GREEN BUILDING PROYEK DAHANA"

Transkripsi

1 FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2012 JUDUL KARYA : KONSEP GREEN BUILDING PROYEK DAHANA KATEGORI KARYA : TEKNOLOGI KONSTRUKSI DIAJUKAN OLEH : NAMA/ INSTITUSI : Nugraha Adi S./ PT. PP (Persero) Tbk BIDANG KEGIATAN : Construction and Investment ALAMAT & TELEPON : Plaza PP Wisma Subiyanto Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo Jakarta Telp. (021) / Fax. (021) PIMPINAN : Ir. Bambang Triwibowo 1

2 DATA UMUM 1. Nama : Nugraha Adi Suryabrata/ PT. PP (Persero) Tbk 2. Tanggal Pendirian : 26 Agustus Alamat : PT. PP (Persero) Tbk Plaza PP Wisma Subiyanto Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo, Jakarta Timur Telepon : (021) / Fax : (021) pp1@pt-pp.com; pp2@pt-pp.com 7. Bidang Pekerjaan : General Contractor 8. Pemilik Pekerjaan : PT. Dahana (Persero) Jakarta, 15 Oktober 2012 Ir. Betty Ariana, MT Corporate Secretary 2

3 SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA KONSTRUKSI DALAM RANGKA PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA 2012 Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Nugraha Adi Suryabrata Jabatan : Project Manager Bertindak untuk dan atas nama : PT. PP (Persero) Tbk Alamat : Plaza PP Wisma Subiyanto, Jl. TB. Simatupang No. 57 Pasar Rebo Jakarta Timur No Telepon / Fax : (021) / / fax (021) pp1@pt-pp.com; pp2@pt-pp.com Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya konstruksi yang saya ajukan dengan judul Konsep Green Building Proyek Dahana adalah hasil karya cipta saya, dan bukan milik atau hasil karya cipta pihak lain baik secara individu maupun kelompok, serta belum pernah kami ajukan pada kegiatan penghargaan maupun lomba sejenis lainnya. Bila di kemudian hari ternyata pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya membebaskan Panitia/ Penyelenggara Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia 2012 termasuk Dewan Juri dari tuntutan pihak ketiga serta bersedia untuk menerima sanksi sebagai berikut : 1. Secara otomatis digugurkan dalam proses penjurian; 2. Dicabut penetapannya sebagai pemenang/ penerima Penghargaan Karya Konstruksi Indonesia 2012 dan wajib mengembalikan seluruh penghargaan yang telah diterima; 3. Diajukan secara pidana apabila karya yang kami ajukan di kemudian hari terbukti bukan merupakan karya orisinal kami atau merupakan jiplakan/ tiruan/ pengakuan atas karya pihak lain. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Jakarta, 12 Oktober 2012 Yang membuat pernyataan, Nugraha Adi Suryabrata 3

4 1. ABSTRAKSI Proyek pembangunan Energetic Material Center/ Kantor Manajemen Pusat (Kampus) PT. DAHANA (Persero) merupakan proyek dengan konsep design and build by PT. PP (Persero) Tbk, sehingga semua hal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan lapangan, sampai dengan pengetesan sistem (test comissioning) adalah mutlak menjadi tanggung jawab dari PT. PP. Proyek Dahana berlokasi di Jl. Raya Cikamurang Desa Sumurbarang Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. Kompleks Kantor Pusat PT. Dahana awalnya berada di Tasikmalaya, dibangun di atas tanah milik TNI AU. Oleh karena tanah tersebut akan dipergunakan oleh TNI AU, maka Kompleks Kantor Pusat PT. Dahana yang baru dipindahkan ke Subang, Jawa Barat. Gambar 1. Peta Lokasi Proyek Dahana Proyek ini terdiri atas pembangunan gedung perkantoran dan auditorium, menara air, gedung serba guna, dan masjid. Proyek ini di design menggunakan konsep Green Building dan berhasil mendapat sertifikat Greenship PLATINUM. 4

5 2. DATA TEKNIS Nama Proyek : Pengembangan Energetic Material Center PT. Dahana (Persero) Lokasi Karya : Jl. Raya Cikamurang KM 12, Desa Sadwarna Cibogo, Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat Implementasi Karya : Bidang Bangunan Gedung Nilai Kontrak : Rp. 264,085,985,331.52,- (Incl. PPN) Jangka Waktu Kontrak : 340 Hari Kalender Waktu Pelaksanaan Konstruksi : 17 September September 2011 Pemilik Proyek : PT. Dahana (Persero) Perencana & Green design : PT. Penta Rekayasa di bawah koordinasi PT PP (Persero) Tbk Pengawas : PT. Bina Karya (Persero) 3. KEUNGGULAN KARYA 1. Bangunan Perkantoran dan Auditorium Bangunan perkantoran PT. Dahana ini mempunyai bentuk yang unik. Terdiri dari 5 (lima) bangunan kantor yaitu Kantor Sekretariat, Kantor EMC, Kantor Keuangan dan PPL, Kantor Direksi, dan Kantor Diklat yang melingkar mengelilingi gedung auditorium di tengah area perkantoran. Gambar 2 Site Plan Gedung Perkantoran 5

6 Setiap gedung perkantoran di desain berbentuk lengkung dengan dua lantai dan mempunyai roof garden. Sedangkan gedung auditorium berbentuk seperti topi yang di desain menggunakan kurungan pipa baja dan d tutup dengan shading. Gambar 3 Bangunan Perkantoran PT. Dahana (Persero) \ Gambar 4 Gedung Auditorium 6

7 Gambar 5 Tampak Gedung Perkantoran Area perkantoran ini mempunya luas lahan total 24,800 m2 dan luas jalan dan parkir 7, m2. Luas Tapak Bangunan No Nama Gedung Luas Tapak (m2) 448,00 1 Ged. Sekretariat Perusahaan 2 Ged. EMC 448,00 3 Ged. Keuangan & PPL 448,00 4 Ged. Direksi 400,00 5 Ged. Diklat 400,00 6 Auditorium 392,27 Total 2.536,27 Tabel 1 Luas Tapak Bangunan Luas Lahan Hijau Bebas Basement No Nama Gedung Ged. Sekretariat Perusahaan Ged. EMC Ged. Keuangan & PPL Ged. Direksi Ged. Diklat Auditorium Total Luas Area Hijau (m2) 1.774, , , , , , ,71 Tabel 2 Luas Lahan Hijau 7

8 Luas Roof Garden No Nama Gedung Luas Roof Garden (m2) Ged. Sekretariat Perusahaan Ged. EMC Ged. Keuangan & PPL Ged. Direksi Ged. Diklat Total 967,42 967,42 967,42 934,86 967, ,56 Tabel 3 Luas Roof Garden 1.1 Konsep Aliran Air Hujan pada Roof Garden Gambar 6 Komponen Aliran Air Hujan pada Roof Garden Gambar 7 Konsep Aliran Air Hujan pada Roof Garden 8

9 Gambar 8 Aliran Air Hujan pada Roof Garden Gambar 9 Bak Kontrol Dimodifikasi menjadi Taman Gambar 10 Alira Air Hujan sampai Keluar Outlet 9

10 1.2. Efisiensi Energi a. Natural Lighting (Penerangan Alami) Salah satu keunggulan dari desain gedung kantor PT. Dahana (Persero) ini adalah penggunaan cahaya alami secara optimal. Bentuk dan arah bangunan di desain sedemikian rupa sehingga cahaya matahari dapat masuk dan memberikan penerangan yang optimal sehingga dapat menurunkan penggunaan listrik pada siang hari. Gambar 11 Penggunaan Cahaya Alami Sinar Matahari - Kantor Sekretariat Perusahaan Bangunan Kantor Sekretariat Perusahaan menghadap Utara Selatan. Bangunan menerima cahaya terbanyak dari sisi depan, pada bulan November dari pagi sampai sore. Sementara sisi belakang ternaungi sepanjang tahun berkat adanya atap kantilever. Gambar 12 Sisi Depan dan Belakang Bangunan Kantor Sekretarian Perusahaan 10

11 - Kantor Energetic Material Center (EMC) Bangunan EMC menghadap Barat Laut. Pada bagian depan, cahaya matahari akan banyak masuk pada sore hari dan memuncak pada bulan Mei. Sementara pada sisi belakang, cahaya akan banyak masuk pada pagi hari dan memuncak pada bulan November. Gambar 13 Sisi Depan dan Belakang Bangunan Kantor EMC - Kantor Keuangan dan PPL Bangunan ini menghadap kurang lebih Timur - Barat. Pada sisi Timur, cahaya matahari akan masuk pada pagi hari sepanjang tahun. Sementara pada sisi Barat, cahaya akan masuk pada sore hari sepanjang than. 11

12 Gambar 14 Sisi Depan dan Belakang Bangunan Kantor Keuangan dan PPL - Kantor Direksi Bangunan ini kurang lebih menghadap Timur Barat namun agak condong ke arah Selatan. Pada sisi Timur, cahaya matahari akan masuk pada pagi hari sepanjang tahun dan memuncak pada bulan Mei. Sementara pada sisi Barat, cahaya akan masuk pada sore hari sepanjang tahun dan memuncak pada bulan November. Gambar 15 Sisi Depan dan Belakang Bangunan Kantor Direksi - Kantor Diklat Bangunan ini menghadap Timur Laut. Pada sisi depan, cahaya matahari akan banyak masuk pada pagi hari dan memuncak pada bulan Mei. Sementara pada sisi belakang, cahaya akan banyak masuk pada sore hari dan memuncak pada bulan November. Gambar 16 Sisi Depan dan Belakang Bangunan Kantor Diklat 12

13 b. Site Renewable Energy Selain untuk penerangan dalam gedung pada siang hari, sumber energi untuk penerangan jalan juga menggunakan energi matahari (renewable energy). Gambar 17 Penggunaan Enenrgi Matahari untuk Penerangan Jalan c. Pemakaian Energy Gedung Sebelum gedung ini menggunakan green design, penggunaan energi cukup tinggi. Berikut adalah perhitungan pemakaian energi sebelum dan setelah green design. GEDUNG SEBELUM GREEN DESIGN (BASELINE) No Nama Gedung Ged. Sekretariat Ged. EMC Ged. Keu. & PPL Ged. Direksi Ged. Diklat Auditorium Total Room Electricity , , , , , , ,45 % Lighting 14,03% 15,22% 15,60% 11,55% 12,32% 10,58% 13,40% , , , , , , ,60 SIMULASI 1 TAHUN (kwh) SNI (baseline) Chiller % Equipment % (Electricity) 19,10% 6.768,92 5,53% ,49 18,68% 9.136,92 5,96% ,84 19,15% 8.904,69 5,94% ,88 16,87% 8.419,52 6,65% ,69 16,02% 9.431,04 6,46% ,80 24,60% ,39 13,08% ,69 18,83% ,48 7,02% ,40 % TOTAL kwh/m2 61,33% 60,14% 59,32% 64,93% 65,20% 33,79% 60,75% , , , , , , ,93 200,64 216,47 211,17 184,37 232,24 189,92 205,80 Tabel 4 Indeks Konsumsi Energi Gedung Baseline 13

14 GEDUNG SETELAH GREEN DESIGN No Nama Gedung 1 Ged. Sekretariat 2 Ged. EMC 3 Ged. Keu & PPL 4 Room Electricity SIMULASI 1 TAHUN (kwh) SNI (design) Chiller % Equipment % (Electricity) % Lighting ,06 21,50% ,26 19,41% 6.847,48 8,44% ,23 23,26% ,65 16,92% 9.002, ,93 23,64% ,00 17,19% 8.893,18 Ged. Direksi ,49 16,07% ,88 19,57% 9.043,64 5 Ged. Diklat ,36 19,00% ,15 17,81% 6 Auditorium 6.909,74 10,26% ,34 39,37% ,81 19,47% ,29 20,80% ,85 Total % TOTAL ,11 50,65% ,91 133,01 8,89% ,99 50,94% ,65 143,08 8,90% ,75 50,27% ,86 140,75 10,05% ,16 54,31% ,17 131, ,31 9,01% ,47 54,17% ,29 144, ,46 17,63% ,06 32,75% ,60 122,08 10,15% ,54 49,58% ,49 135,77 Tabel 5 Indeks Konsumsi Energi Gedung Terdesign Berdasarkan hasil perhitungan, Indeks Konsumsi Energi untuk gedung baseline adalah sebesar 205,80 kwh/m2tahun sedangkan gedung terdesain sebesar 135,77 kwh/m2tahun. Selisih Indeks Konsumsi Energi gedung terdesain dengan gedung baseline adalah sebesar 70,03 kwh/m2tahun, atau terdapat efisiensi sebesar 34,02%. d. Climate Change Impact Emisi karbon dioksida (CO2) setiap kwh konsumi energi pertahun adalah sebesar 0,891 kg. Pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) dihitung dari selisih konsumsi energi antara bangunan baseline dan desain dikalikan angka 0,891. Emisi karbon yang bisa dikurangi dari bangunan desain adalah sebesar 251, kg pertahun atau sebesar Ton pertahun. Emisi CO2 Total Konsumsi Energi (kwh) Emisi CO2 (kg) Baseline 803, , Design 520, , Selisih 282, , Tabel 6 Jumlah Emisi CO2 14 kwh/m2

15 e. Sistem Lampu Perkantoran Efisiensi Energi untuk penerangan dilakukan dengan cara : 1. Memaksimalkan pencahayaaan alami (daylighting) 2. Menggunakan sensor cahaya, gerak untuk efisiensi pemakaian lampu 3. Menggunakan lampu hemat energy Bagian ruangan dibagi menjadi 3 zone, dengan masing-masing zone memakai sensor cahaya dan sensor gerak tersendiri. Gambar 18 Penggunaan Sensor Cahaya dan Sensor Gerak pada Ruangan Pada bagian koridor memakai sistem sensor gerak dan sensor cahaya. Gambar 19 Penggunaan Sensor Gerak dan Sensor Cahaya pada Koridor 15

16 Bagian Lobby memakai sistem sensor cahaya. Gambar 20 Penggunaan Sensor Cahaya pada Lobby Bagian Toilet memakai sistem sensor gerak dan cahaya. Sedangkan bagian Pantry memakai sistem sensor gerak. Gambar 21 Penggunaan Sensor Cahaya dan Sensor Gerak pada Toilet dan Pantry f. Sistem AC Dipilih system Water Cool karena lebih hemat dalam penggunaan energy listrik. 16

17 Perbandingan antara berbagai system AC : Filosofi proses : Dasar dari sistem tata udara ini adalah AC central di gedung utama yang memproduksi air dingin dan selanjutnya di distribusikan ke AHU dan FCU di masing-masing bangunan. Cooling load masing-masing ruangan akan dilayani oleh AHU & FCU. dari ruangan dengan udara akan Udara return disaring, segar dan ditambah didinginkan kembali oleh cooling coil selanjutnya dikirim kembali ke dalam ruangan. Khusus untuk auditorium digunakan sensor kadar CO2 untuk mengatur fresh air sesuai kebutuhan. Panas yang diserap dari masing-masing ruangan dalam bangunan selanjutnya dibuang ke udara luar melalui cooling tower. Cooling tower ini direncanakan menggunakan air hasil water recycle. 17

18 1.3. Sistem Air Bersih Air bersih 100% menggunakan sumber air sungai dan air hujan. Gambar 22 Skema Penggunaan Air a. Water Metering Gambar 23 Penggunaan Meteran Air 18

19 b. Water Use Reduction Jumlah pengguna bangunan = 200 orang Jam Operasional = 8 jam Pemakaian Air Per Hari (baseline ) : Penggunaan Volume (lt) Sanitair w/o flush Flushing Cooling Tower Landscape Jumlah Tabel 7 Penggunaan Air Per Hari pada gedung Baseline Pemakaian Air Per Hari (design) : Penggunaan Volume (lt) Sumber Air Sanitair w/o flush Air Sungai Flushing Recycle Cooling Tower Recycle Landscape Recycle + Sungai Jumlah Tabel 8 Penggunaan Air Per Hari pada gedung Terdesign Sumber Air Air Sungai Volume (lt) Jumlah (lt) Air Recycle : - Hujan Kran & Shower Kondensasi AC Jumlah Tabel 9 Sumber Air yang digunakan pada gedung Terdesign 100% air yang dipakai tidak berasal dari air primer 19

20 c. Water Fixtures Gambar 24 Type Water Fixture yang Digunakan Fixtures toilet sesuai dengan Specifikasi standar kualitas TOTO, Apabila dipilih satu merk maka semua fixtures toilet harus disamakan. Perhitungan Water Fixtures Semua Flowrate pada Fixtures ( > 75 %), Perhitungan Dasar Komsumsi Air Bersih target menggunakan dibawah flowrate Basic-SNI d. Water Recycling Sumber Air Air Sungai Volume (lt) Jumlah (lt) Air Recycle : - Hujan Kran & Shower Kondensasi AC Jumlah Tabel 10 Sumber Air yang digunakan Tidak Memakai Air Primer Air yang dipakai untuk Flushing, Cooling Tower dan Landscape menggunakan air recycle. 20

21 e. Alternative Water Resource Diagram Pengambilan Air Alternatif Gambar 25 Diagram Pengambilan Air Alternatif Gambar 26 Alternative Water Resource 21

22 f. Rainwater Harvesting Tabel 11 Kapasitas Penampungan Air Hujan g. Water Eficiency Landscaping - Sprinkler - Drip 22

23 - Controller - Sensor 2. Bangunan Gedung Serba Guna (GSG) Pembangunan item bangunan GSG ini direncanakan untuk bisa menampilkan suatu bentuk bangunan yang unik, menarik, modern minimalis, dan tentu saja sejalan dengan irama desain area perkantoran PT. DAHANA, mengingat lokasi bangunan GSG nantinya adalah tepat di tepi jalan jalan provinsi (jalan raya subang cikamurang). Gambar 27 Gambar GedungSerba Guna 23

24 Dari sisi fungsi bangunan sendiri, GSG direncanakan sebagai sarana olahraga (basket, badminton, judo, senam, dsb) dan sebagai gedung pertemuan massal (konser, pernikahan, dsb). Mellihat dua fungsi tersebut yang berbeda karakteristik dalam hal tata suara ruangan (akustik) dan tata udara, maka diputuskan dari dua karakteristik tersebut, aspek akustik yang dikesampingkan sehingga aspek tata udara menjadi satu pertimbangan khusus dalam mendesain. 3. Menara Air Menara air adalah salah satu item pekerjaan mayor di Proyek EMC PT. DAHANA (Persero). Selain itu, bangunan ini juga merupakan bangunan tertinggi di kawasan EMC PT. DAHANA (Persero) di Subang, dengan ketinggian hampir mencapai 50 m. Secara fungsi, menara air dibangun sebagai satu rangkaian sistem instalasi pengolahan air bersih di kawasan EMC. Bangunan ini berfungsi untuk menerima suplai air bersih dari Intake dan Rumah Filter WTP untuk kemudian dipompa naik menuju tanki air yang berada di elevasi + 34 m. Selanjutnya dari menara, air akan diturunkan tekanannya dengan PRV untuk bisa didistribusikan ke seluruh kawasan EMC PT. DAHANA (Persero), baik area perkantoran, perumahan, masjid, gudang, pabrik, dsb. Dari sisi desain arsitektur, menara air merupakan bangunan (icon) special karena bentuknya yang unik yaitu melambangkan logo bintang PT. DAHANA (Persero) yang tampak mekar (tumbuh). Gambar 28 Menara Air PT. Dahana (Persero) 24

25 Pada bagian bawah berukuran sedang, semakin ke atas meramping seperti pinggang dan sampai ke atas membesar. a. Desain Awal Desain awal menara air : 1. Struktur beton full masif, cor dari bawah sampai ke atas, dengan shaft bagian tengah untuk struktur tangga akses ke tanki air. 2. Dari segi struktur, konsep desain awal menara memakai konsep seperti halnya shear wall yang menyatu dengan kolom. 3. Metode pelaksanaan direncanakan secara konvensional, yaitu pembesian, bekisting, kemudian cor. Gambar 29 Desain Awal Menara Air b. Analisa terhadap Desain Awal 1. Konsep menara dengan struktur shear wall yang menyatu dengan kolom adalah struktur mahal, karena berati bagian beton pada 5 ujung bintang dianggap tidak bekerja (terkesan hanya asesoris semata). 2. Volume beton yang besar, hampir mencapai 2000 m3. 3. Sistem bekisting yang dipakai adalah bekisting plywood, tetapi melihat desain bangunan yang non simetris, bekisting akan menjadi sangat mahal, karena satu panel bekisting hanya bisa dipakai untuk satu kali cor (tidak bisa dipakai di sisi yang lain). 25

26 Gambar 30 Analisa terhadap Desain Awal Menara Air 4. Bekisting akan sangat mahal karena berarti bekisting harus mampu membentuk bidang melengkung dengan radius yang berbeda-beda untuk tiap panel. c. Desain Inovasi Desain inovasi menara air : 1. Kolom menara merupakan penebalan lima ujung segitiga dari bentuk bintang. 2. Dimensi kolom tidak seragam dari bawah ke atas (semakin ke atas semakin tipis) 3. Sistem yang dipakai adalah kombinasi dari bekisting konvensional di bag.dalam, dan GRC (dengan perkuatan khusus) di bagian luar (ekspose) Gambar 31 Desain Inovasi Menara Air 26

27 d. Analisa Desain Inovasi Desain inovasi menara air : 1. Kolom bagian bawah berdimensi lebih besar dari bagian atas fungsi tapak ; menahan gaya vertikal (beban tanki air, beban sendiri, beban atap baja). 2. Kolom merupakan penebalan di bagian lima ujung bintang efektif bekerja. 3. Dinding merupakan struktur pengikat antar lima kolom (pengaku). 4. Balok pengikat antar sudut per elevasi 4,2 m merupakan struktur pengikat tambahan. 5. Jarak begel kolom semakin ke atas semakin rapat menahan gaya vertikal (mengikat struktur lima kolom) 6. Sistem bekisting luar dipakai GRC yang diikat dengan rangka siku, dan setelah dicor akan monolit dengan beton cor. GRC umumnya arsitektural maka diperlukan analisa perkuatan GRC sebagai bekisting struktural (karena akan menerima beban cor beton). Dengan perubahan desain dari menara air terdapat efisiensi sebesar Rp. 2,958,088,

28 4. Dokumentasi Proyek Gambar 32 Gedung Perkantoran 28

29 Gambar 33 Gedung Auditorium Gambar 34 Gedung Serba Guna 29

30 5. Sertifikasi Green Building Pada saat pelaksanaan konstruksi, tim GBCI selaku tim penilai telah menetapkan bahwa Kantor Manajemen Pusat (Kampus) PT. Dahana (Persero) dinyatakan memenuhi syarat untuk kategori Penilaian Akhir dengan peringkat PLATINUM dengan perolehan poin 83. Demikian informasi yang kami ajukan untuk Penghargaan Konstruksi Indonesia tahun 2012 ini disampaikan dengan sebenar-benarnya. Jakarta, 15 Oktober 2012 Ir. Betty Ariana, MT Corporate Secretary 30

31 LAMPIRAN FOTOKOPI KTP 31

PRECAST TALI AIR TROTOAR

PRECAST TALI AIR TROTOAR FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2012 JUDUL KARYA : PRECAST TALI AIR TROTOAR PROYEK PENINGKATAN JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG KATEGORI KARYA : METODE KONSTRUKSI DIAJUKAN

Lebih terperinci

THE INNOVATION of ENGINEERING to KATEGORI KARYA : TEKNOLOGI TEPAT GUNA

THE INNOVATION of ENGINEERING to KATEGORI KARYA : TEKNOLOGI TEPAT GUNA FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2013 JUDUL KARYA : THE INNOVATION of ENGINEERING to DETERMINE BUILDING s COORDINATE KATEGORI KARYA : TEKNOLOGI TEPAT GUNA Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema yang dipilih pada proyek adalah Efisiensi Energi karena tipologi dalam sumber dari daftar pustaka sebelumnya buku Metric Planing and Design Data (David Atler,

Lebih terperinci

MENUJU KONSEP METODE KERJA GREEN DAN KUALITAS TINGGI DENGAN APLIKASI BETON PRECAST PADA KONSTRUKSI DERMAGA DAN TRESTLE

MENUJU KONSEP METODE KERJA GREEN DAN KUALITAS TINGGI DENGAN APLIKASI BETON PRECAST PADA KONSTRUKSI DERMAGA DAN TRESTLE FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2012 JUDUL KARYA : MENUJU KONSEP METODE KERJA GREEN DAN KUALITAS TINGGI DENGAN APLIKASI BETON PRECAST PADA KONSTRUKSI DERMAGA DAN TRESTLE

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Dasar Aspek Fungsional Program dasar aspek fungsional Apartemen Mahasiswa di Semarang dapat diuraikan

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep green

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY Kelompok 3 MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY Ketika Amway center dibuka di orlando pada 2011, menjadi LEED (Kepemimpinan dalam desain Energi dan Lingkungan) pertama yang meraih arena bola basket

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema yang terkandung antara lain celebration

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan

Lebih terperinci

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Unknown Add Comment Arsitek, sipil Sistem struktur pada bangunan gedung secara garis besar menggunakan beberapa sistem utama seperti dibawah berikut ini

Lebih terperinci

ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016

ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016 ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016 POINT 200 Energy efficient appliances usage are replacing conventional appliances [3] 20% -40% Penggunaan lampu LED, kran otomatis dan ac hemat energi mencapai 20%-40%, karena

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN GEDUNG KANWIL DJP SUMUT I DAN KPP DI MEDAN DENGAN SISTEM PRECAST

PEMBANGUNAN GEDUNG KANWIL DJP SUMUT I DAN KPP DI MEDAN DENGAN SISTEM PRECAST FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2013 JUDUL KARYA: PEMBANGUNAN GEDUNG KANWIL DJP SUMUT I DAN KPP DI MEDAN DENGAN SISTEM PRECAST KATEGORI KARYA : METODE KONSTRUKSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS?

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS? Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS? KRISIS ENERGI Kebutuhan Persediaan PENGHEMATAN ENERGI GREEN BUILDING ECO CAMPUS PENERAPAN GEDUNG T.SIPIL TIDAK DI DESAIN DENGAN KONSEP GB

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Balai Rakyat Arti balai dari KBBI merupakan gedung. Balai rakyat merupakan gedung pertemuan untuk kegiatan warga (seperti rapat, pesta dsb). Berikut beberapa perbandingan balai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah High-Tech Expression yaitu high tech yang tidak hanya terpaku pada satu unsur saja tetapi unsur yang lain juga ada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep exspresi bangunan Dasar pemikiran kesan dan penempilan bangunan : PENAMPILAN BANGUNAN Persepsi manusia Kesan Teknologi Arsitektur Iklim Kemajuan jaman Bahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM GREEN PROYEK KEDUTAAN AUSTRIA

IMPLEMENTASI PROGRAM GREEN PROYEK KEDUTAAN AUSTRIA FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN KARYA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2012 JUDUL KARYA : IMPLEMENTASI PROGRAM GREEN PROYEK KEDUTAAN AUSTRIA KATEGOERI KARYA : METODE KONSTRUKSI DIAJUKAN OLEH : NAMA/ INSTITUSI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya Irfan Afrandi dan Ary Dedy Putranto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang, 65145, Jawa Timur, Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan 1. Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Bentuk Massa Bangunan Berdasar Analisa Angin, Matahari dan Beban Pendinginan Gambar 58. Massa bangunan berdasar analisa angin dan matahari Gambar 59. Massa

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building! Science&Learning&CenterdiUniversitasMulawarman dengankonsepgreen&building IntanTribuanaDewi 1,AgungMurtiNugroho 2,MuhammadSatyaAdhitama 2 1MahasiswaJurusanArsitektur,FakultasTeknik,UniversitasBrawijaya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH

PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH 3110100088 LATAR BELAKANG Menurunnya Kualitas Lingkungan Hidup Konsep Green Building

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

PERANCANGAN SHOPPING MALL DI KOTA MEDAN

PERANCANGAN SHOPPING MALL DI KOTA MEDAN PERANCANGAN SHOPPING MALL DI KOTA MEDAN LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR OLEH : Yuri Dwi Lianto 127020013 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 1 PERANCANGAN SHOPPING MALL DI KOTA MEDAN LAPORAN

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai kota besar di dunia, diantaranya adalah akibat bertambahnya permintaan dan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID BAB V PROGRAMMING 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Kelompok Kapasitaiber Perhitungan Un- Sum- Luas No (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID Masjid 1000 Jumlah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 51 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Tapak 1. Pemintakatan Tapak Gambar 23. Pemintakatan tapak ( sumber : Hasil perencanaan, 2015 ) Pemintakatan area publik berhadapan langsung

Lebih terperinci

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual

Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Aspek Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Aspek Kontekstual 2.4 HASIL STUDI BANDING Tabel 2.7: Hasil Studi Banding Kampus Perkapalan Undip Kampus Perkapalan ITS Kampus Perkapalan UI Kesimpulan Kontekstual Arsitektural Terletak di Gedung Kuliah Bersama Fakultas

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 Defenisi Air Conditioning (AC) merupakan ilmu dan praktek untuk mengontrol

Lebih terperinci

http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z http://digilib.mercubuana.ac.id/z Laporan Perancangan Arsitektur

Lebih terperinci

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013 1 2 Penghargaan Efisiensi Energi Nasional 2013 Menara BCA LATAR BELAKANG Ketahanan energi merupakan faktor pendukung utama dalam pelaksanaan pembangunan yang

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya Gladwin Sogo Fanrensen, Esti Asih Nurdiah Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 47 BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan terdiri atas kelompok ruang, program ruang, dan tapak terpilih. Kelompok ruang merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program

Lebih terperinci

FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG

FORMULIR APLIKASI PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013 KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG Jl. Grand Boulevard BSD, Green Office Park BSD City Tangerang 1 Kategori: Gedung Nama Kegiatan: Industri Manajemen Energi : Sinar Mas Land Plaza Informasi Umum: Nama Perusahaan:. PT. Bumi Serpong Damai,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V. KONSEP DASAR PERANCANGAN Sebuah Universitas pada dasarnya merupakan sebuah wadah pendidikan bagi masyarakat untuk mengemban ilmu,bangunan universitas haruslah di rancang sebaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan yang sering sekali menjadi pusat perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. Di Indonesia, hal

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan 3.1.1 Rancangan Skematik Kawasan Tapak Dalam rancangan skematik kawasan tapak penulis mencoba menyampaikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Apartemen Mahasiswa dalam Efisiensi Energi Orientasi bangunan ke arah Utara Selatan, sehingga memperkecil panas yang diserap bangunan. Gambar 78. Arah Gerak Matahari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Limbah Proyek Konstruksi Dalam jurnal Manajemen Limbah dalam Proyek Konstruksi (Ervianto, 2013), disebutkan bahwa limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif

Lebih terperinci

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya di kota - kota besar seperti Jakarta, maka dibutuhkan tempat tinggal yang nyaman

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO 7.1 Program Ruang Pembagian ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1. Rekapitulasi program ruang GOR Kudus Wisma Atlet untuk 30 orang 1 Hall 60 2 R.Tidur Atlet

Lebih terperinci

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI Jessica Nathalie Handoko Davy Sukamta ABSTRAK Kesuksesan pengembangan sebuah gedung super-tinggi sangat ditentukan oleh kecepatan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 101 BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Jumlah Unit Hunian Unit hunian dalam kampung nelayan vertikal tambak lorok ini akan dihuni oleh warga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 LATAR BELAKANG KONTRAK Pemilihan kontrak yang sesuai untuk suatu proyek konstruksi lebih didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran

Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran DAFTAR ISI Pengantar Daftar Tabel Daftar Gambar Rancangan Kegiatan Pembelajaran i iii iv vii BAB I. PENDAHULUAN A. Kompetensi yang Akan Dicapai 1 B. Deskripsi Materi 2 C. Metode Pembelajaran 2 D. Kewajiban

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. ARSITEKTUR HIJAU (GREEN ARCHITECTURE) Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II BAB II INFORMASI PROYEK. Kawasan jakarta khusus nya jakarta barat telah lama menjadi kawasan padat

BAB II BAB II INFORMASI PROYEK. Kawasan jakarta khusus nya jakarta barat telah lama menjadi kawasan padat BAB II BAB II INFORMASI PROYEK 2.1 Latar Belakang Pembangunan Kawasan jakarta khusus nya jakarta barat telah lama menjadi kawasan padat penduduk di kota jakarta. Banyaknya pusat-pusat pembelanjaan,universitasuniversitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PENGHE EMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWAA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci