Peranan Kualitas Pakan dalam Pematangan Gonad
|
|
- Agus Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Gonad Gonad adalah organ di dalam tubuh yang dapat menghasilkan gamet, yaitu sel yang mempunyai satu set kromosom haploid untuk reproduksi, terdapat pada semua seksualitas ikan mulai dari gonokhoris, hermaprodit sa mpai ginogenesis (Effendie 2002). Sedangkan pematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah pemijahan. Perkembangan gonad pada ikan secara garis besar dibagi atas 2 tahap perkembangan utama, yaitu tahap pertumbuhan gonad hingga mencapai tingkat dewasa kelamin dan tahap pematangan produk seksual. Tahap pertumbuhan berlangsung sejak ikan menetas hingga mencapai dewasa kelamin, sedangkan tahap pematangan berlangsung setelah ikan dewasa. Tahap pematangan akan terus berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi reproduksi ikan b erjalan normal (Harvey dan Hoar 1979). Pada ikan betina, selama perkembangan gonad, oosit dikelilingi oleh lapisan sel-sel folikel yang membentuk dua lapisan yaitu lapisan granulosa di sebelah dalam yang menempel dengan oosit dan lapisan teka di sebelah luarnya seperti terlihar pada Gambar 1. Sel fo likel pada pinggiran oosit berperan penting dalam penyerapan material lipoprotein yang berasal dari hati ke dalam oosit. Pematangan oosit dicirikan dengan pergerakan awal dari germinal vesicle ke bagian pinggir dan diakhiri dengan tahap pembelahan meosis pertama. Gambar 1 Bagan potongan ovum yang berkembang (Havey dan Hoar 1979).
2 Induk baung dikatakan matang telur apabila diameter ovocyt telah mencapai ukuran ledih dari 1,00 mm (Sukendi 2001; Nurmahdi 2005), atau inti tidak berada di tengah 70-75% (100 % matang) dan dengan tingkat kematangan lebih dari 35% atau setara dengan 50% diameter telur rata-rata di atas satu milimeter telah siap disuntik hormon dan diovulasikan (Supriyadi 2005). Di samping pengetahuan tentang pematangan gonad, fekunditas juga diperlukan karena merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kuantitas telur yang dihasilkan, dan fekunditas juga dapat dipengaruhi oleh kekurangan gizi pakan induk (Izquierdo et al. 2001). Menurut Izquierdo et al. (2001), fekunditas adalah total jumlah telur yang dihasilkan oleh masing-masing ikan yang dinyatakan dalam jumlah telur per pemijahan atau jumlah telur per bobot badan ikan. Ikan baung yang berasal dari sungai Batanghari, Jambi memiliki nilai fekunditas antara butir (Samuel dan Adjie 1994), sedangkan ikan baung yang berasal dari Sungai Kampar Riau berkisar antara butir per kg bobot tubuh (Sukendi 2001). Beberapa faktor yang mempengaruhi pematangan gonad yaitu : faktor lingkungan seperti suhu, periode cahaya, musim dan makanan; faktor hormonal yaitu ketersediaan hormon gonadotropin (GtH) (Scott 1979, dalam Tang dan Affandi 2000). Untuk mempercepat perkembangan gonad induk dapat dilakukan atau dipacu dengan beberapa cara antara lain : dengan memanipulasi faktor lingkungan yaitu suhu, periode cahaya, dan penggunaan hormon serta dengan perbaikan kualitas pakan (Watanabe et al. 1984a,b; Alava et al. 1993; Tang dan Affandi 2000). Peranan Kualitas Pakan dalam Pematangan Gonad Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad khususnya ovarium, karena proses vitelogenesis pada dasarnya merupakan proses akumulasi nutrient dalam kuning telur. Pada dasarnya kualitas telur sangat ditentukan oleh kualitas pakan yang diberikan. Defisiensi nutrient terutama asam amino, vitamin dan mineral dapat menyebabkan perkembangan telur terhambat dan ahkirnya terjadi kegagalan ovulasi dan pemijahan. Perkembangan gonad terjadi apabila terdapat kelebihan energi untuk pemeliharaan tubuh, sedangkan kekurangan gizi dapat menyebabkan telur mengalami atresia (Mayunar 2000).
3 Dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pematangan gonad, kualitas pakan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kualitas telur yang dihasilkan (Watanabe et al. 1984a; Mokoginta et al. 1995). Telah diketahui, beberapa nutrient yang memiliki peran penting pada kualitas dan kuantitas telur serta sperma yang dihasilkan adalah asam lemak essensial, vitamin A, C, E dan mineral Mn serta Zn (Alava et al. 1993). Setiap spesies ikan membutuhkan zat gizi yang baik, yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas hidupnya. Ketersediaan energi dalam pakan sangat penting untuk diperhatikan, karena kebutuhan setiap spesies ikan akan energi berbeda dan dipengaruhi oleh umur dan ukuran ikan. Menurut NRC (1993), energi sangat diperlukan oleh ikan untuk proses metabolisme, perawatan tubuh, aktivitas fisik, pertumbuhan dan reproduksi. Energi yang dibutuhkan untuk kegitan-kegiatan tersebut berasal dari pakan yang dikonsumsi. Besarnya energi yang dikonsumsi oleh ikan dipengaruhi oleh ketersediaan energi didalam pakan, kondisi fisik ikan, dan kondisi perairan (suhu dan oksigen terlarut). Disamping itu, keseimbangan energi protein dan asam lemak sangat berpengaruh terhadap tingkat perkembangan gonad dan kualitas telur yang dihasilkan. Menurut Khan et al. (1993), pertumbuhan maksimum ikan baung (Mystus nemurus) yang berukuran 25,4 g dicapai dengan pemberian pakan protein 42% dan protein energi ratio 27,2 mg protein kj -1 (113,82 mg protein/kcal) DP/E (digestible protein energy ratio). Reis, Reutebuch dan Lovell (1989) menyatakan, bahwa kebutuhan ikan channel catfish (Ichtalurus punctatus) yang berukuran 63,8 g terhadap protein adalah 35% dan energi 28,7 g protein kj -1 (120 g protein/kcal) DE (digestible energy). Ng et al. (2001) melaporkan bahwa protein pakan sebesar 440 g.kg -1 dengan rasio energi dan protein sebesar 20 mg protein kj -1 gross energy memberikan pertumbuhan maksimum pada benih ikan baung (M. nemurus). Selanjutnya Kurnia (2002) melaporkan bahwa untuk menghasilkan efisiensi pakan dan pertumbuhan terbaik benih ikan baung (bobot awal 5,3 ± 1,3 gr) dapat menggunakan pakan dengan kadar protein 29,1% dan rasio protein 11,5 mg.kj -1 dengan total energi 798,5 kj DE/g (3341,11 kkal DE/kg) atau kadar protein ditingkatkan sebesar 37,4% namun rasio energi protein diturunkan menjadi 8,9 mg.kj -1 dengan total energi 795,2 kj DE/g (3327,11 kkal DE/kg). Protein merupakan komponen essensial yang dibutuhkan untuk reproduksi. Protein merupakan komponen dominan kuning telur, sedangkan
4 jumlah dan komposisi kuning telur menentukan besar kecilnya ukuran telur, dan ukuran telur merupakan indikator kualitas telur (Kamler 1992). Sedangkan komposisi kimia kuning telur bergantung kepada status nutrien yang diberikan dan kondisi induk itu sendiri. Menurut Watanabe et al. (1984b) kadar protein pakan untuk reproduksi ikan rainbow trout 36% dan lipid 18%. Watanabe et al. (1985) menyatakan bahwa kadar protein pakan 43,1%, induk red sea bream sudah dapat menghasilkan kualitas telur yang baik yang diindikasikan dengan banyaknya telur yang mengapung. Selanjutnya, Suhenda et al. (2002) menyatakan bahwa induk ikan baung dapat matang gonad pada umur 16 bulan dengan pemberian pakan berkadar protein 30 % sebanyak 3 % bobot badan per hari. Lipid sangat penting sebagai sumber energi dan asam lemak esensial untuk pertumbuhan dan pe rkembangan normal, serta memegang peranan penting dalam proses reproduktif terutama fase awal perkembangan larva ikan (Wilson 1995). Menurut Izquerdo et al. (2001), lipid dan komposisi asam lemak dalam pakan induk merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan reproduksi. Pada beberapa spesies ikan HUFA (highly unsaturated fatty acids) dapat meningkatkan fekunditas, pembuahan dan kualitas telur. Disamping itu, peranan asam lemak esensial adalah sebagai penyusun struktur dan komponen membran sel, polar lipid biomembran serta precursor prostaglandin (Bell et al. 1986) yang disintesa dari asam lemak esensial golongan arachidonat pada hewan terestrial dapat meningkatkan kehamilan (Muchtadi et al. 1993). Pada ikan, asam lemak tidak jenuh seperti linoleat (18:2n-6) dan linolenat (18:3n-3) merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan reproduksi dan kelangsungan hidup larva. Kekurangan dan kelebihan asam lemak esensial berpengaruh negatif terhadap pencapaian reproduktif ikan (Izquerdo et al. 2001). Pakan induk yang kekurangan asam lemak essensial menghasilkan laju pematangan gonad yang rendah (Watanabe et al. 1984a). Demikian juga Li et al. (2005) menyatakan bahwa kelebihan dan kekurangan dalam pakan dapat menimbulkan efek negatif terhadap kualitas telur dan larva. Dari berbagai penelitian telah diketahui bahwa ada tiga kelompok ikan jika ditinjau dari kebutuhan asam lemak esensial dalam pakanya. Kelompok pertama adalah ikan yang lebih memerlukan asam lemak linoleat (n-6), kelompok kedua lebih memerlukan asam lemak linolenat (n-3), sedangkan kelompok ketiga memerlukan kedua asam lemak tersebut (lihat Tabel 1).
5 Tabel 1 Kebutuhan asam lemak esensial pada benih dan ikan dewasa (Sargent et al., 2002). Spesies ikan Asam lemak esensial % bobot kering Ikan Air Tawar Rainbow trout (Oncorhyncus mykiss) Chum salmon (Oncorhyncus keta) Coho salmon (Oncorhyncus kisutch) Cherry salmon (Oncorhyncus masou) Arctic charr (Salvelinus alpinus) Carp (Cyprinus carpio) Grass carp (Ctenopharyngodon idella) Tilapia : Oreoc hromis zilli Oreoc hromis nilotica Eel (Anguilla japonica) Ayu (Plecoglossus altivelis) Milkfish (Chanos chanos) Chanel catfish (Ictalurus punctatus) 18:3n-3 18:2n-6 dan 18:3n-3 18:2n-6 dan 18:3n-3 18:3n-3 atau 18:3n-3 18:2n-6 18:3n-3 18:2n-6 dan 18:3n-3 18:2n-6 18:2n-6 18:2n-6 dan 18:3n-3 18:3n-3 atau 20:5n-3 18:2n-6 dan 18:3n-3 18:3n-3 0,7 1,0 0,4 0,5 1,0 untuk masing-masing 1,0 untuk masing-masing 1,0 1,0-2,0 1,0 0,5 1,0 1,0 dan 0,5 1,0 0,5 0,5 untuk masing-masing 1,0 0,5 untuk masing-masing 1,0 2,0 0,5 0,75 Ikan Air Laut Turbot ( Scophthalmus maximus) Red sea bream ( Pagrus major) Gilthed sea bream ( Sparus aurata) Striped jack (Pseudocaranx dentex ) Yellowtail flounder (Pleuronectes ferrugineus) AA 20:5n-3 atau 20:5n-3 dan 22: 6n-3 DHA : EPA 22:6n-3 0,8 0,3 0,5 1,0 dan 0,5 0,9 (DHA : EPA = 1) 1,9 (DHA : EPA = 0,5) AA, arachidonic acid; DHA, docosahexsaenic (22:6n-3); EPA, eicosapentaenic (20:5n-3); HUFA, highly unsaturated fatty acid. 0,5 1,7 2,5 Pada umumnya, ikan air tawar membutuhkan asam lemak n-6 atau kedua asam lemak n-6 dan n-3, namun untuk setiap spesies ikan membutuhkan kadar asam lemak esensial yang berbeda (Takeuchi 1996). Seperti pada ikan lele, untuk pematangan gonad dan peningkatkan kualitas telur, diperlukan asam
6 lemak linoleat (n-6) 1,85% dan asam lemak linolenat (n-3) 0,56% dalam pakannya (Mokoginta et al. 1995), dan untuk induk patin memerlukan asam lemak n-3 0,9% dan asam lemak n-6 2,2% pada kadar lemak 12,87 g/100 g bobot kering pakan (Mokoginta et al. 2000). Sedangkan untuk ikan baung, pemberian asam lemak esensial n-3 dan n-6 sebesar 0,5 % dan 1,0% dalam pakannya dapat meningkatkan pertumbuhannya (Phromkunthong dan Midkhadee 2001). Vitamin merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan ikan dari makanannya, karena ikan tidak dapat mensintesa sendiri di dalam tubuhnya. Kebutuhan vitamin oleh ikan bervariasi menurut spesies, ukuran, dan umur ikan (NRC, 1993). Vitamin E berfungsi sebagai anti oksidan, terutama untuk melindungi asam lemak tak jenuh pada fospholipid dalam membrane sel. Vitamin E dan asam lemak esensial dibutuhkan seca ra bersamaan untuk pematangan gonad ikan, dan do sis vitamin E dalam pakan akan bergantung pada kandungan asam lemak esensial yang ada dalam pakan tersebut. Semakin tinggi kandungan asam lemaknya, maka kebutuhan vitamin E ini meningkat pula (Cahu et al. 1993). Namun demikian, dalam konsentrasi asam lemak yang berbeda, kisaran kebutuhan vitamin E untuk induk rainbow trout adalah antara mg/kg pakan (Cho et al. 1985). Sementara itu untuk ikan salmon, mas, dan channel catfish kebutuhan vitamin E ini masing-masing adalah 100, 300 mg/kg pakan serta 100 IU/kg pakan (Watanabe 1988; Hepher 1990), sedangkan untuk induk ikan patin (Pangasius hypophthalmus) kadar vitamin E yang paling baik untuk kualitas telur adalah sebesar 190 mg/kg pakan (Yulfiperius 2001). Vitamin C, nama lainnya adalah L-ascorbic acid, bersama -sama dengan vitamin E secara sinergis berperan sebagai anti oksidan di dalam sel (Halver, 2002). Dalam perkembangan gonad, vitamin C berperan dalam proses vitelogenesis dan embryogenesis (Masumoto et al. 1991). Dari hasil penelitian Waagbo et al. (1989) menunjukkan bahwa vitelogenin plasma induk ikan rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) yang menerima pakan dengan penambahan vitamin C, lebih tinggi dibandingkan induk yang memperoleh pakan tanpa penambahan vitamin C. Dengan demikian penambahan vitamin C di dalam pakan penting untuk proses pembentukan vitelogenin yang dilakukan oleh induk ikan betina, sehingga akumulasi materi di dalam kuning telur dapat terpenuhi bagi peningkatan kelangsungan hidup embrio dan larva ikan.
7 Efektivitas Sumber Asam Lemak Bell et al. (1986) mengemukakan bahwa sumber dari lemak akan menentukan susunan asam lemak essensialnya. Pada tubuh ikan, asam lemak tersebut merupakan salah satu senyawa fosfolipid membran sel, dimana sifat fluiditas membran sel pada ikan dipengaruhi oleh komposisi asam lemak penyusunnya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa sifat fisik dari membran sel ditentukan oleh fosfolipid yang ada pada membran, komposisi asam lemak pada fosfolipid dan interaksinya dengan kolesterol dan protein. Adanya asam lemak tak jenuh pada membran sel dapat mempengaruhi sifat fluiditas membran dan memperbaiki fungsi membran. Pada ikan atau hewan poikilotermik lainnya, adanya beberapa tingkatan asam lemak tak jenuh pada membran selnya adalah penting untuk beradaptasi terhadap temperatur lingkungan yang berbeda. Hepher (1990) mengemukakan bahwa fosfolipid terutama fosfatidilserin dan fosfatidilgliserol dapat mempengaruhi sifat fluiditas membran sel, dan selanjutnya sifat fluiditas membran sel akan mempengaruhi aktifitas enzim yang terdapat pada membran seperti (Na + /K + ) ATP-ase. Bhagavan (1982) mengemukakan bahwa fosfolipid disusun oleh gliserol, fosfat, asam lemak essensial dan non essensial. Asam lemak essensial terutama asam lemak dari kelompok highly unsaturated fatty acids (HUFA) dan poly unsaturated fatty acids (PUFA) mempunyai peranan yang penting untuk kegiatan metabolisme, komponen membran, senyawa awal prostaglandin, tromboksan, prostasiklin dan leukotrin. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kebutuhan asam lemak pada hewan air adalah suhu dan salinitas. Ikan-ikan di perairan hangat dan perairan tawar membutuhkan asam lemak n-6 atau campuran asam lemak n-6 dan n-3 sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan laut yang suhunya cenderung lebih rendah lebih membutuhkan asam lemak n-3. Penjelasan dari perbedaan kebutuhan asam lemak ini karena struktur asam lemak n-3 memiliki derajat ketidak jenuhan yang lebih tinggi yang dibutuhkan oleh fosfolipid membran untuk mempertahankan fleksibilitas dan permeabilitas membran sel pada suhu rendah (Lovell 1989). Lebih lanjut dikemukakan bahwa ikan air tawar seperti rainbow trout memiliki kemampuan untuk memperpanjang rantai karbon dan melakukan desaturasi asam lemak n-3 dari asam lemak 18:3n-3 atau asam lemak n-3 yang lebih panjang, sedangkan ikan laut tidak dapat melakukan perpanjangan rantai karbon asam lemak sehingga pakannya perlu ditambahkan highly unsaturated fatty acids (HUFA) yaitu EPA (Eicosapentaenoic acid, C20:5)
8 dan DHA (Docosahexaenoic acid, C22:6). Demikian pula udang dan krustasea lainnya tidak dapat memperpanjang asam linolenat menjadi poly unsaturated fatty acid (PUFA) atau tidak dapat mensintesis kolesterol (Teshima et al. 1982, dalam Cuzon et al. 1994), sehingga pakan untuk krustasea perlu ditambahkan PUFA dan kolesterol yang digunakan untuk pembentukan biomembran dan pembentukan hormon-hormon steroid (Cuzon et al. 1994). Pengaruh Asam Lemak Teroksidasi dalam Pakan Terhadap Ikan Lemak dalam tepung ikan sangat mudah teroksidasi akibat kontak dengan udara (oksigen). Asam lemak tak jenuh rantai ganda (PUFA) terutama HUFA sangat mudah teroksidasi selama proses pembuatan tepung ikan, pakan dan selama penyimpanan (Ingold 1962; Topple 1962; Labuza 1971, dalam Hung et al. 1983). Lemak yang teroksidasi dapat meracuni beberapa spesies ikan (Hung et al. 1983; Zonneveld et al. 1991) karena menghasilkan senyawa peroksida dan keton yang bersifat toksit. Disamping itu, lemak yang teroksidasi meyebabkan terjadinya perubahan profil asam lemak yaitu meningkatnya asam lemak bebas dan menurunnya HUFA. Sumbangan lemak yang teroksidasi dari tepung ikan ke dalam pakan atau teroksidasinya lemak dalam pakan selama prosesing dan penyimpanan mungkin mempunyai pengaruh yang negatif terhadap mutu pakan secara keseluruhan, terutama kandungan asam lemak esensialnya (EFA). Asam lemak yang telah mengalami oksidasi ini akan menurunkan nilai nutrisi pakan, serta menghasilkan bau yang tidak enak (tengik) (Zonneveld et al. 1991). Hashimoto et al. (1966) dalam Hung et al. (1983) menemukan adanya penyakit Sekoke suatu penyakit kekurangan gizi pada daging ikan mas akibat pemberian pakan lemak teroksidasi. Selanjutnya, Murai dan Andrews (1974), dalam Hung et al. (1983) menemukan bahwa pemberian pakan dengan lemak teroksidasi dapat mengakibatkan rendahnya gizi daging ikan channel catfish jika pakan tidak ditambahkan?-tocopherol. Disamping itu, lemak yang teroksidasi mungkin dapat berpengaruh terhadap kualitas telur yang dihasilkan selama masa reproduksi. Tingkat Konsumsi Pakan dan Pertumbuhan Pertumbuhan ikan sangat bergantung kepada keseimbangan protein dan energi yang tersedia dalam pakan. Pakan yang mempunyai kadar protein tinggi belum tentu dapat mempercepat pertumbuhan apabila total energinya rendah.
9 Karena energi pakan terlebih dahulu dipakai untuk kegiatan metabolisme standar (maintenance). Kebutuhan energi untuk pemeliharaan tubuh harus terpenuhi terlebih dahulu, dan apabila berlebih maka kelebihannya akan digunakan untuk pertumbuhan (Lovell 1989). Oleh karena itu, untuk menghasilkan pertumbuhan yang maksimal maka dalam menyusun ransum ikan perlu diperhatikan keseimbangan antara protein dan energinya. Pakan yang kandungan energinya rendah akan menyebabkan ikan menggunakan sebagian protein sebagai sumber energi untuk keperluan metabolisme, sehingga bagian protein untuk pertumbuhan menjadi berkurang. Demikian sebaliknya jika kandungan energi pakan terlalu tinggi akan membatasi jumlah pakan yang akan dikonsumsi oleh ikan. Keadaan ini akan membatasi jumlah protein yang dimakan ikan, yang mengakibatkan pertumbuhan menjadi relatif rendah. Faktor dan Proses Pendukung Perkembangan Kematangan Gonad dan Kualitas Telur Kesiapan Pertumbuhan Reproduktif (Vitelogenin) Pertumhunan reproduktif dimulai setelah ikan mencapai umur dewasa kelamin, dimana organ reproduksi dan sistim hormone telah sempurna yang ditandai dengan kesiapan hipotalamus untuk mensekresikan gonadotropin releasing hormone (GnRH) dan hipofisa untuk mensekresikan hormone-hormon gonadotropin (GtH). Dengan adanya sinyal lingkungan yang baik vitelogenin akan berjalan dengan sempurna. Proses pembentukan vitelogenin dirangsang oleh hormone dan adanya perangsangan hormone ini dimulai dengan adanya sinyal lingkungan seperti fotoperiodik, suhu dan lain-lain yang kesemuanya akan merangsang hipotalamus untuk mensekresikan GnRH yang disekresikan ke dalam darah akan merangsang hipofisa untuk mensekresikan hormone-hormon gonadotropin (GtH). GtH ini akan dibawa oleh darah menuju gonad (lapisan filikel dan ovari), sebagai responnya akan dihasilkan hormone estrogen (estradiol-17ß), yang selanjutnya diangkut oleh darah menuju organ hati, dan didalam hati secara spesifik akan merangsang pembentukan vitelogenin. Vitelogenin yang dibentuk dihati ini akan disekresikan kembali ke dalam darah dan secara selektif vitelogenin akan diserap oleh oosit.
10 Ketersediaan Kolesterol-testosteron Proses kematangan telur mulai terjadi apabila telur telah melalui proses vitelogenin mencapai telur siap matang. Proses vitelogenesis menghasilkan vitelogenin dikontrol oleh hormone GtH I (Methyl Testosteron) serta dibatasi oleh ketersediaan materi khususnya kolesterol, asam lemak tak jenuh sebagai bahan estradiol-17ß untuk merangsang pembentukan vitelogenin atas bantuan enzim aromatase. Apabila hormone, vitelogenin dan materi pakan tidak mampu menunjang proses vitelogenesis maka proses kematangan oosit tidak terjadi. Lingkungan Faktor lingkungan yang mengaruhi dan menentukan daur reproduksi ikan atara lain suhu, intensitas cahaya, oksigen terlarut, CO 2 bebas, ph, amonia dan alkalinitas. Diantara faktor lingkungan tersebut yang paling berpengaruhi terhadap perkembangan gonad ikan adalah suhu, selain itu periode cahaya dan musim (Sjafei dkk 1992; Scott 1979, dalam Tang dan Affandi 2000). Dari beberapa penelitian menunjukan bahwa induk ikan baung akan memilih habitat yang cocok untuk memijah. Hasil pengukuran parameter kualitas air di daerah pematangan gonad dan pemijahan induk ikan baung dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data kualitas air dari beberapa lokasi pemeliharaan untuk pematangan gonad induk ikan baung, Hemibagrus nemurus. Nilai kisaran No. Parameter fisika-kimia Kolam Sungai Kolam Air a a b c 1 Suhu ( O C) ,0-27,5 27,9-30,5 2 ph 7,3-8,0 7,1-7,2 6,8-7,2 5,7-7,5 3 Oksigen (ppm) 6,5-8,4 3,6-7,0 7,15-8,19 3,1-5,48 4 Kecerahan (cm) Kecepatan arus (m/dt) -- 0,3-0, Kekeruhan (NTU) ,80-40, CO 2 (ppm) ,00-4, Amoniak (mg/l) ,01-0,04 Sumber data : a = Tang et al. (1999). b = Sukendi (2001), c = Supriyadi (2005) dan Nurmahdi (2005)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Indeks Gonad Somatik (IGS) Hasil pengamatan nilai IGS secara keseluruhan berkisar antara,89-3,5% (Gambar 1). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bioflok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya ikan ini belum diimbangi dengan tingkat produksi yang tinggi karena tidak didukung oleh produksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari protein. Bahan ini berfungsi untuk membangun otot, sel-sel, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Nutrisi Ikan Baung Nutrisi yang harus ada pada ikan adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sekitar 50 % dari kebutuhan kalori yang diperlukan oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu usaha yang mutlak dibutuhkan untuk mengembangkan budi daya ikan adalah penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah yang memadai dan waktu yang tepat. Selama ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan
TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Protein Pakan Protein adalah salah satu nutrien yang sangat diperlukan oleh ikan. Protein dibutuhkan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan tubuh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Berdasarkan tingkat keberhasilan ikan lele Sangkuriang memijah, maka dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok perlakuan yang tidak menyebabkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hepatosomatic Index Hepatosomatic Indeks (HSI) merupakan suatu metoda yang dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam hati secara kuantitatif. Hati merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satu daya pikat dari ikan lele. Bagi pembudidaya, ikan lele merupakan ikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komoditi ikan yang menjadi primadona di Indonesia saat ini adalah ikan lele (Clarias sp). Rasa yang gurih dan harga yang terjangkau merupakan salah satu daya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Percobaan Tahap I Pemberian pakan uji yang mengandung asam lemak esensial berbeda terhadap induk ikan baung yang dipelihara dalam jaring apung, telah menghasilkan data yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pertumbuhan induk ikan lele tanpa perlakuan Spirulina sp. lebih rendah dibanding induk ikan yang diberi perlakuan Spirulina sp. 2%
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Hasil percobaan perkembangan bobot dan telur ikan patin siam disajikan pada Tabel 2. Bobot rata-rata antara kontrol dan perlakuan dosis tidak berbeda nyata. Sementara
Lebih terperincigenus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda
116 PEMBAHASAN UMUM Domestikasi adalah merupakan suatu upaya menjinakan hewan (ikan) yang biasa hidup liar menjadi jinak sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Domestikasi ikan perairan umum merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan baung (Mystus nemurus) adalah ikan air tawar yang terdapat di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan baung (Mystus nemurus) adalah ikan air tawar yang terdapat di beberapa sungai di Indonesia. Usaha budidaya ikan baung, khususnya pembesaran dalam keramba telah berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan merupakan alternatif pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan alternatif pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein. Salah satu komoditas yang menjadi primadona saat ini adalah ikan lele (Clarias sp.). Ikan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perlakuan penyuntikan hormon PMSG menyebabkan 100% ikan patin menjadi bunting, sedangkan ikan patin kontrol tanpa penyuntikan PMSG tidak ada yang bunting (Tabel 2).
Lebih terperinci3.KUALITAS TELUR IKAN
3.KUALITAS TELUR IKAN Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: umur induk, ukuran induk dan genetik. Faktor eksternal meliputi: pakan,
Lebih terperinciGambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan terkait dengan faktor luar dan dalam
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Lele. Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur 6 bulan dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Lele Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur 6 bulan dengan ukuran panjang tubuh sekitar 45cm dan ukuran berat tubuh
Lebih terperinciGambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Laju Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi, 1997). Berdasarkan hasil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Energi dan Makronutrien Kerapu Bebek 2.1.1. Sumber dan Pemanfaatan Energi oleh Ikan Pada ikan, sumber energi diperoleh dari pakan, dimana pada pakan ikan ini mengandung
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ini dilakukan pada 8 induk ikan Sumatra yang mendapat perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukan Spawnprime A dapat mempengaruhi proses pematangan akhir
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jenis Kelamin Belut Belut sawah merupakan hermaprodit protogini, berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa pada ukuran panjang kurang dari 40 cm belut berada pada
Lebih terperinciKERANGKA TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Kematangan Gonad Pada Ikan
II. KERANGKA TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kematangan Gonad Pada Ikan Kematangan gonad ikan pada umumnya adalah tahapan pada saat perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi,
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinci2.KEBUTUHAN NUTRISI INDUK IKAN
2.KEBUTUHAN NUTRISI INDUK IKAN Semua jenis ikan membutuhkan zat gizi yang baik, biasanya terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta energi untuk aktivitas. Jumlah zat gizi yang
Lebih terperinciPENGARUH VITAMIN C DAN E TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK BEBAS TELUR IKAN BAUNG (Mystus nemurus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH VITAMIN C DAN E TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK BEBAS TELUR IKAN BAUNG (Mystus nemurus) Sudarmono *,
Lebih terperinciKEBUTUHAN ASAM LEMAK N-6 DAN N-3 DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.)
Kebutuhan Jurnal Akuakultur asam lemak Indonesia, induk 6(1): ikan baung 7 15 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 7 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id KEBUTUHAN ASAM LEMAK
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan benih ikan mas, nila, jambal, bawal dan bandeng di bendungan
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan benih ikan mas, nila, jambal, bawal dan bandeng di bendungan Cirata dan Saguling khususnya kabupaten Cianjur sekitar 8.000.000 kg (ukuran 5-8 cm) untuk ikan mas, 4.000.000
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang
16 PENDAHULUAN Latar belakang Ikan nila merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Beberapa kelebihan yang dimiliki ikan ini adalah mudah dipelihara,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Sumatra Gambar 1. Ikan Sumatra Puntius tetrazona Ikan Sumatra merupakan salah satu ikan hias perairan tropis. Habitat asli Ikan Sumatra adalah di Kepulauan Malay,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puyuh (Coturnix coturnix japonica L.) merupakan salah satu unggas yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan produk daging dan telur untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
Lebih terperinciPEMBERIAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP TAMPILAN REPRODUKSI INDUK IKAN BELINGKA (Puntius belinka Blkr)
PEMBERIAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP TAMPILAN REPRODUKSI INDUK IKAN BELINGKA (Puntius belinka Blkr) YUNEIDI BASRI Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh gram. Di
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kematangan Gonad Ikan Lele Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur satu tahun dengan ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh 100-200 gram.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil yang diperoleh pada penelitian ini meliputi persentase jenis kelamin jantan rata-rata, derajat kelangsungan hidup (SR) rata-rata setelah perlakuan perendaman dan
Lebih terperinciGambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama
Lebih terperinciBAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pertumbuhan Bobot dan Panjang Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Setelah 112 hari pemeliharaan benih ikan selais (Ompok hypophthalmus) didapatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gurami 1. Klasifikasi Menurut Jangkaru (2004), klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut : Kingdom Phylum Class Order Sub-Order Family Genus Species : Animalia : Chordata :
Lebih terperinciRETENSI ENERGI PADA IKAN
RETENSI ENERGI PADA IKAN Oleh : Nama : Devi Olivia Muliawati NIM : B1J009088 Rombongan : II Kelompok : 5 Asisten : Yudi Novianto LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila berdaging padat, tidak mempunyai banyak duri, mudah disajikan dan mudah didapatkan di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitan pengaruh variasi dosis tepung ikan gabus terhadap pertumbuhan dan hemoglobin ikan lele, dengan beberapa indikator yaitu pertambahan
Lebih terperinciBerkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN
Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm 66 79 ISSN 0126-4265 Vol. 40. No.1 66 Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm 66 79 ISSN 0126-4265 Vol. 40. No.1 Penambahan Asam Lemak Linoleat (n-6)
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pertumbuhan biomassa ikan selama 40 hari pemeliharaan yang diberi pakan dengan suplementasi selenium organik berbeda dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini: 250,00
Lebih terperinciFOR GONAD MATURATION OF GREEN CATFISH
UTILIZATION OF ESTRADIOL-17β HORMONE FOR GONAD MATURATION OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV) By Herlina Mahriani Siagian 1), Netti Aryani 2), Nuraini 2) ABSTRACT The research was conducted from April
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PAKAN
4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PAKAN Faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses pemanfaatan pakan tidak hanya pada tahap proses pengambilan, pencernaan, pengangkutan dan metabolisme saja, bahkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil pengamatan kelangsungan hidup larva ikan Nilem selama 15 hari dengan pemberian Artemia yang diperkaya dengan susu bubuk afkir 0,3 g/l, 0,5 g/l,
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan
PENGANTAR Latar Belakang Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan produktivitasnya untuk meningkatkan pendapatan peternak. Produktivitas itik lokal sangat
Lebih terperinciKata kunci: ikan nila merah, tepung ikan rucah, vitamin E, TKG, IKG
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E PADA PAKAN BERBASIS TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP KEMATANGAN GONAD IKAN NILA MERAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan komoditas bahan pangan yang bergizi tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015), konsumsi produk
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan bobot rata-rata individu ikan (g) Perubahan bobot rata-rata individu ikan (g) 16 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil penelitian terhadap empat jenis pakan uji dengan kadar protein berbeda
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan metabolisme di dalam tubuh, protein menyumbang paling besar kalori di dalam tubuh dibandingkan dengan
Lebih terperinciEFEK SUPLEMENTASI Spirulina platensis PADA PAKAN INDUK TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TELUR IKAN NILA Oreochromis niloticus
EFEK SUPLEMENTASI Spirulina platensis PADA PAKAN INDUK TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TELUR IKAN NILA Oreochromis niloticus Firsty Rahmatia 1, Yudha Lestira Dhewantara 1 Staf Pengajar Jurusan Budidaya Perikanan,
Lebih terperinci«K m^ BB EDD BE DF H6
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Laju Pertumbuhan Haiian Data pertumbuhan biomassa benih ikan baung (Mystus nemunis C.V) setiap periakuan dan ulangan pada setiap sampling selama percobaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jumlah Konsumsi Pakan Perbedaan pemberian dosis vitamin C mempengaruhi jumlah konsumsi pakan (P
Lebih terperinciGambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang
Bobot ikan (g) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam satu periode waktu tertentu. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Selama penelitian, ikan uji menunjukkan peningkatan bobot untuk semua perlakuan. Pada Gambar 1 berikut ini menyajikan pertumbuhan mutlak rata-rata ikan, sedangkan biomassa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Percobaan tahap pertama mengkaji keterkaitan asam lemak tak jenuh n-6 dan n-3 yang ditambahkan dalam pakan buatan dari sumber alami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciAPLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)
APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) Oleh Adi Hardiyanto, Marwa dan Narulitta Ely ABSTRAK Induk ikan mandarin memanfaatkan pakan untuk reproduksi. Salah satu
Lebih terperinciPENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PAKAN UNTUK MENINGKATKAN POTENSI REPRODUKSI INDUK IKAN SEPAT HIAS ( Trichogaster sp )
1 PENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PAKAN UNTUK MENINGKATKAN POTENSI REPRODUKSI INDUK IKAN SEPAT HIAS ( Trichogaster sp ) Puji Kurniawan 1, Yuneidi Basri 2, Elfrida 2 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan E-mail
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Larva Rajungan. Jenis Stadia dan Lama Waktu Perkembangan Larva
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Larva Rajungan Jenis Stadia dan Lama Waktu Perkembangan Larva Tingkat perkembangan rajungan pada umumnya tidak berbeda dengan kepiting bakau. Perbedaannya hanya pada fase
Lebih terperinciKHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13
PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH YANG SIAP DITEBAR DI KOLAM, KERAMBA ATAU DI RESTOCKING
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kinerja Pertumbuhan Data hasil pengamatan penggunaan pakan uji terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila disajikan dalam Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Data kinerja
Lebih terperinciBAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak dan Laju Pertumbuhan Bobot Harian Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan hike adalah nama lokal untuk spesies ikan liar endemik yang hidup pada perairan kawasan Pesanggrahan Prabu Siliwangi, Desa Pajajar, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolesterol 1. Definisi kolesterol Kolesterol ditinjau dari sudut kimiawi dapat diklasifikasikan dalam golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan
Lebih terperinciNutrisi Pakan pada Pendederan kerapu
Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu Oleh: Ibnu Sahidhir Kementerian Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Ujung Batee 2011 Biologi Benih Kerapu Pemakan daging Pendiam,
Lebih terperinciTitin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Relasi panjang berat dan aspek reproduksi ikan beureum panon (Puntius orphoides) hasil domestikasi di Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias (BPPPU)
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pertumbuhan Hasil pengukuran ikan selais yang dipelihara dalam keramba yang ditempatkan di Kolam Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, maka bobot rata-rata
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang
Lebih terperinciEffect of Enriched Feed by Different n-6 Fatty Acids Levels at 0% of n-3 on Danio rerio Reproductive Performance
Pengaruh Jurnal Akuakultur pemberian Indonesia, kadar asam 5(1): lemak 51-56 n-6 (2006) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 51 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH PEMBERIAN
Lebih terperinci5 Pada beberapa jenis ikan, defisiensi fosfor tenitama ditandai dengan pertumbuhan yang lambat, efisiensi pakan yang rendah dan mineralisasi tulang
IL TINJAUANPUSTAKA N^eral fosfor men^akan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh ikan, karena mineral ini sangat berperan dalam mineralisasi tulang dan pertumbuhan ikan serta untuk metabolisme
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi dan Reproduksi Ikan Baung Ikan baung (Mystus nemurus CV) secara taksonomis diklasifikasikan kedalam phylum Cordata, kelas Pisces, subkelas Teleostei, ordo Ostariophysi,
Lebih terperinciA. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid
A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga
Lebih terperinciKampus Darmaga, Bogor 16680, Indonesia 2) Fakultas Pertanian Universitas Batanghari, Jambi, Indonesia ABSTRACT
Jurnal Akuakultur Indonesia Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH KADAR VITAMIN E ( TOCOPHEROL) PAKAN TERHADAP KADAR LEMAK, ASAM LEMAK ESENSIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kegiatan budidaya perikanan semakin berkembang dari tahun ke tahun. Tentunya hal ini ditunjang dengan menerapkan sistem budidaya ikan yang baik pada berbagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil
31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pemberian kombinasi pakan uji yang ditambahkan ascorbyl phosphate magnesium (APM) dan implantasi estradiol-17β pada ikan lele (Clarias gariepinus) yang dipelihara dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit
40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Oosit Pada Stadia Folikel Primer Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit pada stadia folikel primer dapat dilihat pada gambar 10.
Lebih terperinciSAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA
SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA 1629061030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARAJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2017 SOAL: Soal Pilihan Ganda 1. Angka yang menunjukkan
Lebih terperinciKOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN
1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat
Lebih terperinciGONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS. By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract
GONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract The research was conducted from Februari to April 2013
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemberian pakan buatan di BBAP Situbondo dilakukan bulan Oktober sampai Desember 2008. Sedangkan untuk pada bulan Agustus-September induk diberi perlakuan pakan rucah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan senggaringan merupakan ikan liar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Dalam beberapa tahun ini, ikan ini menjadi perhatian para peneliti untuk dijadikan bahan riset, karena
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
22 III. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT), Depok, Jawa Barat. Penelitian ini dimulai sejak Juni sampai Desember
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Rajungan
TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Rajungan Pertumbuhan merupakan hasil metabolisme zat dalam tubuh organisme hidup. Wickins (1982) mengemukakan bahwa pertumbuhan pada udang merupakan pertambahan protoplasma
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan nila merah Oreochromis sp.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik ikan nila merah Oreochromis sp. Ikan nila merupakan ikan yang berasal dari Sungai Nil (Mesir) dan danaudanau yang berhubungan dengan aliran sungai itu. Ikan nila
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Nila Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), adalah sebagai berikut : : Osteichthyes
7 TINJAUAN PUSTAKA Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Nila Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), adalah sebagai berikut : Filum Sub Filum Kelas Sub Kelas Ordo Sub Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013 bertempat di Hatcery Kolam Percobaan Ciparanje
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Patin Siam (Pangasius hypopthalmus) Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan inroduksi yang telah lebih dulu dikenal masyarakat indonesia. Budidaya
Lebih terperinciikan jambal Siam masih bersifat musiman,
Latar Belakang Ikan jambal Siam (Pangmius hpophthalmus) dengan sinonim Pangmius sutchi termasuk famili Pangasidae yang diioduksi dari Bangkok (Thailand) pada tahun 1972 (Hardjamulia et al., 1981). Ikan-ikan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data rata-rata parameter uji hasil penelitian, yaitu laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pemberian pakan (EP), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu spesies ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Harga jualnya, dalam kondisi hidup, di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat potensial karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal ini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Kualitas Air Kualitas air merupakan parameter lingkungan yang memegang peranan penting dalam kelangsungan suatu kegiatan budidaya. Parameter kualitas air yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan-makanan cepat saji dengan kadar lemak yang tinggi. Keadaan ini menyebabkan munculnya
Lebih terperinci