PEMBERIAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP TAMPILAN REPRODUKSI INDUK IKAN BELINGKA (Puntius belinka Blkr)
|
|
- Ivan Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBERIAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP TAMPILAN REPRODUKSI INDUK IKAN BELINGKA (Puntius belinka Blkr) YUNEIDI BASRI Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK Pada pengembangan usaha budidaya ikan, benih merupakan dasar produksi utama, tersedia setiap saat, jumlah yang cukup, dan bermutu baik. Penyebab rendahnya produksi dan kualitas benih ikan yang dihasilkan kurang baik disebabkan karena rendahnya kualitas pakan induk yang diberikan. Untuk mendapatkan benih yang cukup, bermutu baik adalah dengan usaha melakukan perbaikan kualitas pakan induk. Salah satu unsur nutrisi yang harus ada dalam pakan induk untuk meningkatkan reproduksinya adalah protein. Sumber protein yang digunakan dalam membuat pakan selama ini adalah tepung ikan. Permasalahan yang terjadi adalah kelangkaan bahan baku akibat berkurangnya stok ikan dunia, sehingga harga tepung ikan cukup mahal. Oleh karena itu, perlu diusahakan sumber bahan baku lokal baru yang dijadikan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pakan tersebut. Pada penelitian ini sumber protein hewani yang digunakan adalah limbah berupa telur dari pengolahan ikan bilih di Danau Singkarak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s/d April 2011 bertempat di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang. Sumatera Barat. Metoda yang digunakan adalah eksprimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 10 ulangan. Untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam, uji Duncan s. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah: A : pakan ikan dengan kandungan protein 20 %, B : pakan ikan dengan kandungan protein 30 %, dan C : pakan ikan dengan kandungan protein 40 %. Peubah yang diamati yaitu: Kecepatan Waktu Pencapaian Matang Gonad, Indek Ovi Somatik (IOS), dan Fekunditas. Hasil penelitian dari pemberian pakan dengan kadar protein yang berbeda dalam pakan terhadap tampilan reproduksi induk ikan belingka, adalah pada pemberian pakan kadar protein 40 %, dengan kecepatan waktu pencapaian matang gonad selama 50 hari, indeks ovi somatik 3,195%, danfekunditas butir. Hasil analisa varian menunjukkan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap waktu pencapaian matang gonad, pengaruh nyata terhadap (P<0,05) terhadap fekunditas serta tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap indeks ovi somatik. PENDAHULUAN Keberhasilan usaha budidaya ikan, ditentukan oleh mutu pakan induk yang diberikan, agar benih ikan tersedia dalam jumlah yang cukup, bermutu baik serta tersedia setiap saat. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Akhmad et al. 1990; Mokoginta, 1991; Basri, 1997; Yulfiperius, 2003) terlihat bahwa kualitas dari pakan yang diberikan kepada induk ikan akan mempengaruhi perkembangan gonad, fekunditas, daya tetas dan kelangsungan hidup larva. Pakan yang digunakan untuk induk ikan saat ini merupakan pakan komersial untuk 116
2 pembesaran ikan air tawar, seperti ikan mas dan lele sehingga mutu telur yang dihasilkan rendah. Jadi untuk mendapatkan benih yang cukup, bermutu baik adalah dengan memperbaiki kualitas telur. Kualitas telur dapat ditingkatkan antara lain dengan melakukan perbaikan kualitas pakan induk. Salah satu unsur nutrien pakan yang harus ada dalam pakan induk untuk meningkatkan reproduksinya adalah protein. Induk sebagai penghasil telur perlu diberi pakan yang baik berkualitas agar menghasilkan benih yang baik. menurut Syafei at al. (1992) bahwa perkembangan gonad dipengaruhi oleh faktor dalam (jenis ikan, dan hormon) dan faktor luar (suhu, makanan, intensitas cahaya dll). Faktor luar yang sering mendapatkan perhatian khusus untuk memacu perkembangan gonad adalah pakan. Permasalahan dalam membuat pakan yang berkualitas adalah kelangkaan bahan baku akibat berkurangnya stok ikan dunia, sehingga harga tepung ikan cukup mahal. Oleh karena itu, perlu diusahakan sumber bahan baku lokal baru yang dijadikan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan pakan tersebut. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai penganti tepung ikan adalah telur ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr) merupakan limbah hasil penangkapan nelayan di Danau Singkarak ± 300 kg/hari (Syandri et al. 2008), telur limbah itu dalam bentuk produk tepung sangat dapat dimanfaatkan untuk pengkayaan (enrichment) bahan pakan ikan, terutama untuk meningkatkan daya reproduksi induk dan sebagai pakan larva ikan, karena mengandung nutrien antara lain protein, lemak, asam lemak esensial, asam amino esensial, kalsium dan phospor (Syandri et al. 2007). Hasil kajian tersebut, menarik untuk diuji cobakan terhadap ikan Belingka yang ada di Danau Singkarak dan mempunyai nilai ekonomis penting. Ikan ini telah didomestikasi dengan sistem keramba jaring apung dan belum berhasil dilakukan pembenihannya. Berdasarkan permasalahan tersebut dalam rangka pemanfaatan limbah ikan bilih dilakukan penelitian tentang pemberian pakan dengan kadar protein yang berbeda terhadap tampilan reproduksi induk ikan belingka. 117
3 METODE DAN MATERI PENELITIAN Bahan dan Alat Ikan uji yang digunakan adalah induk betina ikan belingka sebanyak 30 ekor dengan berat berkisar g/ekor, dan panjang berkisar cm. Induk tersebut diperoleh dari hasil penangkaran selama lebih kurang 1,5 tahun di Danau Maninjau, Sumatera Barat. Wadah Pemeliharaan Untuk pemeliharaan induk digunakan bak fiber sebanyak 3 unit ( 180 x 75 x 50 cm) dan di isi air setinggi 45 cm yang dilengkapi dengan sirkulasi air, setiap wadah dipelihara ikan uji (ikan betina)sebanyak 10 (sepuluh) ekor. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, timbangan elektrik dengan tingkat ketelitian 0,01g, petridisk, hand counter, dan beberapa buah ember, seperangkat alat pengukur kualitas air. Perlakuan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 10 ulangan. Untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam, uji Duncan s. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah: Perlakuan A : pakan ikan dengan kandungan protein 20 % Perlakuan B : pakan ikan dengan kandungan protein 30 % Perlakuan C : pakan ikan dengan kandungan protein 40 % Komposisi pakan uji yang digunakan disajikan pada tabel berikut ini: 118
4 Tabel 1. Komposisi pakan uji dengan kadar protein yang berbeda. Jenis Bahan Ransum Pakan Level Protein Pakan Pellet (%) A B C Tepung telur ikan Bilih 20,0 40,0 60,0 Ampas tahu 35,0 35,0 20,0 Dedak halus 25,0 10,0 7,0 Tepung terigu 17,0 12,0 10,0 Minyak jagung 2,0 2,0 2,0 Vitamin & mineral mix 1,0 1,0 1,0 Jumlah 100,0 100,0 100,0 Pelaksanaan Penelitian Pemeliharaan Induk Induk ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk betina ikan belingka. Induk tersebut diseleksi dari stok yang tersedia, hasil seleksi sebanyak 30 ekor dibagi atas 3 kelompok perlakuan dan 10 ulangan. Semua ikan yang akan diperlakukan diasumsikan berada pada tingkat kematangan gonad I (TKG I). Pakan uji berbentuk pellet diberikan tiga kali sehari secara adlibitum. Pemijahan induk ikan belingka dilakukan apabila sudah terlihat tanda-tanda sekunder kematangan gonad dari induk ikan tersebut. Selanjutnya dilakukan pemijahan secara buatan yaitu dengan cara melakukan rangsangan menggunakan hormon LHRHa (merek dagang ovaprim), dengan dosis 0,5 ml/kg induk. Penyuntikan sebanyak dua kali, pertama dilakukan 1/3 bagian dan penyuntikan kedua 2/3 bagian (penentu) dilakukan setelah 6 jam dari penyuntikan pertama. Ovulasi terjadi biasanya berlangsung 6-10 jam setelah penyuntikan kedua. Setelah ikan uji ovulasi delakukan stripping (pengurutan lunak) pada bagian perut agar telur keluar. Telur ditampung dalam piring kering kemudian ditimbang untuk dihitung jumlahnya. Peubah yang Diamati Kecepatan Waktu Pencapaian Matang Gonad Kecepatan pencapaian matang gonad diukur dengan satuan waktu (hari) yaitu lamanya hari yang dibutuhkan oleh induk ikan untuk mencapai matang gonad, sejak mendapatkan 119
5 perlakuan sampai siap untuk dipijahkan. Jumlah hari yang diperlukan mulai dari gonad yang kosong (TKG I) sampai matang, dijadikan sebagai parameter kecepatan pencapaian matang gonad. Indek Ovi Somatik (IOS) Untuk mengetahui hubungan antara bobot telur yang diovulasikan dan bobot tubuh ikan dihitung dengan rumus : IOS Bobot telur yang diovulasikan Bobot tubuh x100% Bobot telur yang diovulasikan diperoleh dari perbedaan bobot induk sebelum dan sesudah memijah (Hardjamulia, 1987). Fekunditas Fekunditas (jumlah telur yang diovulasikan) dihitung dengan metode gravimetri, yaitu dengan cara menimbang telur sebanyak 1 g, kemudian dihitung jumlah telur tersebut. Hasil perhitungan telur dalam jumlah 1 g dikalikan dengan bobot gonad keseluruhan. Analisa Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Selanjutnya di analisa dengan uji statistik F (Anava). Apabila hasil analisis menunjukkan bahwa F hitung < F tabel pada taraf 95% berarti tidak ada pengaruh pemberian pakan kadar protein yang berbeda terhadap tampilan reproduksi induk ikan belingka (Puntius belingka Blkr), H0 diterima dan Hi ditolak. Jika F hitung > F tabel pada taraf 95% berarti ada pengaruh pemberian pakan kadar protein yang berbeda terhadap tampilan reproduksi induk ikan belingka (Puntius belingka Blkr), H0 ditolak dan Hi diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu Pencapaian Matang Gonad Hasil pengamatan untuk semua perlakuan dan ulangan terhadap kecepatan waktu pencapaian matang gonad induk ikan belingka (Puntius belinka Blkr) rata-rata adalah : perlakuan A, 75 hari, perlakuan B, 66 hari, dan perlakuan C, 50 hari. Hasil analisa varian terlihat bahwa 120
6 Waktu Pencapaian Matang Gonad (Hari) pemberian kadar protein yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap waktu pencapaian matang gonad. Dari uji lanjut Duncan s berpengaruh nyata antara perlakuan A (kadar protein 20 %), dengan perlakuan B (kadar protein 30 %) dan perlakuan C (dengan kadar protein 40 %). Untuk lebih jelasnya kecepatan waktu pencapaian matang gonad, masing-masing perlakuan disajikan dalam bentk gambar di bawah ini. 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 75,00 66,00 50,00 A B C Perlakuan Gambar 1. Grafik rata-rata lamanya waktu pencapaian matang gonad induk ikan belingka untuk masing-masing perlakuan. Dari Gambar diatas terlihat bahwa semakin tinggi kadar protein dalam pakan induk, semakin cepat pula waktu pencapian matang gonad. Hal ini disebabkan kadar protein diberikan kepada induk ikan dapat dimanfaatkannya sebagai sumber energi untuk proses reproduksinya. Protein merupakan komponen esensial yang dibutuhkan untuk reproduksi. Protein merupakan komponen dominan kuning telur. Terjadinya perbedaan waktu pencapaian matang gonad karena perbedaan level protein di dalam ransum pakan, semakin tinggi level protein maka biosintesis vitelogenesis semakin baik sehingga dapat mempercepat pematangan gonad. Lemak dalam pakan merupakan sumber asam lemak essensial bagi ikan. Pada tubuh ikan, sumber asam lemak merupakan salah satu senyawa fosfolipid membran sel. Watanabe at al. (1991) menyatakan bahwa lemak selain sebagai sumber energi juga digunakan untuk struktur sel, termasuk sel telur. Perbedaan asam lemak linoleat dalam ransum pakan ikan Belingka juga dapat menyebabkan perbedaan morfologi ovari setelah seluruh ikan matang gonad (Azrita et al. 2010). Selain itu, vitamin E yang terdapat dalam ransum pakan mempunyai peranan dalam pembentukan enzim sitokrom P-450 yang 121
7 dibutuhkan pada saat biosintesis steroid. Scott (1978) menyatakan apabila terjadi kekurangan vitamin E maka radikal bebas yang berasal dari peroksidasi lipid akan bereaksi dengan senyawasenyawa lainnya melalui perpindahan hidrogen. Melalui reaksi-reaksi tersebut sejumlah unsur jaringan akan menjadi rusak, termasuk komponen-komponen sel struktural dan fungsional, enzim-enzim, selaput-selaput sel. Jadi vitamin E dalam pakan berperan pada sintesa enzim sitokrom P-450 untuk proses sintesa hormon streoid yang berperan dalam proses pematangan oosit. Ketika pembentukan vitelogenesis oleh hati juga tergantung dari ketersediaan enzim sitokrom P-450 untuk proses sintesa protein. Perkembangan gonad akan semakin besar dan matang hingga fase pemijahan. Pada fase tersebut sebagian besar energi yang diperoleh dari hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonadnya. Effendie (1997) menyatakan bahwa tanda utama untuk membedakan kematangan gonad adalah berdasarkan berat gonadnya. Sedangkan berat gonad tergantung pada ukuran ikan dan pertumbuhan gonadnya Energi yang tersimpan dalam bentuk glikogen dalam hati sebelum masa reproduksi akan diubah menjadi energi pada saat memasuki fase reproduksi, sel memiliki batas tertentu dalam menimbun protein, dan bila mencapai batas ini setiap penambahan asam amino dalam cairan tubuh akan dipecah dan digunakan untuk energi atau disimpan lemak dalam otot, hati dan viseral. Effendie (1979) menyatakan bahwa dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Semakin bertambah berat gonad diimbangi dengan bertambah besar ukurannya. Pakan merupakan komponen penting dalam proses pematangan gonad khususnya ovarium karena pada proses vitelogenesis (akumilasi nutrisi dalam sel telur) membutuhkan nutrien (Syafei et al. 1992). Sedangkan hasil penelitian Azrita et al. (2010), waktu pencapaian matang gonad yang tercepat pada ikan Belingka yang dipengaruhi oleh dosis asam lemak linoleat yang bersumber dari limbah telur ikan Bilih yaitu pada dosis 4,90% asam lemak linoleat / kg pakan yaitu selama 77 ± 2,36 hari. Indeks Ovi Somatik (IOS) Hasil perhitungan rata-rata nilai Indeks Ovi Somatik (IOS). dari masing-masing perlakuan disajikan pada Gambar
8 Indeks Ovi Somatik (%) 3,200 3,195 3,100 3,000 3,064 2,900 2,800 2,700 2,882 A B C Perlakuan Gambar 2. Grafik hubungan nilai indeks ovi somatik dengan kadar protein yang dalam pakan berbeda Dari Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai Indeks Ovi Somatik induk ikan Belingka yang tertinggi adalah pada perlakuan C (40%) dengan rata-rata 3,195%, kemudian diikuti oleh perlakuan B (30%) dengan rata-rata 3,064% dan perlakuan A (20%) dengan rata-rata 2,882%, walaupun secara statistik perbedaan kadar protein dalam pakan induk tidak berpengaruh terhadap indeks ovi somatic (P > 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi kadar protein yang diberikan kepada induk ikan Belingka memberikan respon yang positif dalam proses vitelogenesis. Aktivitas vitelogenesis ini menghasilkan nilai IOS induk ikan meningkat sesuai dengan kadar protein yang diberikan. Hasil penelitian Azrita et al. (2010), indeks ovi somatik yang tertinggi pada ikan Belingka yang dipengaruhi oleh dosis asam lemak linoleat yang bersumber dari limbah telur ikan bilih yaitu pada dosis 4,90% asam lemak linoleat / kg pakan sebesar 7,88%. Bagenal et al. (1971), menyatakan bahwa ikan yang mempunyai nilai IOS lebih kecil dari 20 adalah kelompok ikan yang memijah lebih dari sekali setiap tahunnya. Dari sini dapat diasumsikan bahwa ikan Belingka termasuk yang bernilai IOS kecil sekali sehingga dikategorikan sebagai ikan yang dapat memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya. Semakin berat tubuh ikan diikuti dengan semakin tinggi tingkat kematangan gonad (TKG) dan semakin besarnya nilai IOS. menurut Effendie (1979) indeks ovi somatik akan bertambah besar mencapai maksimal ketika akan terjadi pemijahan. Selanjutnya dikatakan bahwa untuk tingkat kematangan 123
9 Fekunditas (butir) gonad tertentu nilai indeks tidak merupakan suatu nilai melainkan merupakan suatu kisar, sehingga Indeks Ovi Somatik setiap ikan dapat berbeda-beda. Fekunditas Hasil perhitungan setiap perlakuan dan ulangan rata-rata fekunditas ikan Belingka disajikan pada Gambar , , , , ,8 0,00 A B C Perlakuan Gambar 3. Grafik hubungan fekunditas ikan Belingka Dari Gambar di atas terlihat bahwa fekunditas induk ikan Belingka yang diberi pakan dengan kadar protein yang lebih tinggi, secara berurutan yang tertinggi yaitu pada perlakuan C (40%) dengan rata-rata butir, perlakuan B (30%) dengan rata-rata butir dan perlakuan A (20%) dengan rata-rata butir. Hasil analisa varian membuktikan bahwa pemberian kadar protein yang berbeda berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap fekunditas. Dari uji lanjut Duncan s menunjukan berpengaruh nyata (P<0,05) antara perlakuan A (kadar protein 20 %), dengan perlakuan B (kadar protein 30 %) dan perlakuan C (dengan kadar protein 40 %). Perbedaan fekunditas ini disebabkan perbedaan kadar protein dalam pakan (pellet).semakin tinggi protein dalam pakan, maka fekunditas juga semakin tinggi. Fekunditas erat hubungannya dengan nilai indeks ovi somatik, artinya fekunditas sangat ditentukan oleh indeks ovi somatik. Semakin besar nilai indeks ovi samotik akan diikuti oleh nilai fekunditas. Perbedaan fekunditas diduga disebabkan oleh perbedaan kadar protein yang diberikan pada induk ikan Belingka. Menurut Syandri et al. (2008) faktor yang menentukan fekunditas ikan adalah mutu pakan. Dalam beberapa penelitian terlihat bahwa nutrien penentu dalam 124
10 perkembangan induk agar menghasilkan telur yang berkualitas dan kuantitas baik adalah protein, vitamin A, C dan E (Watanabe et al. 1991). Pada fase vitelogenesis berlangsung, granula kuning telur bertambah jumlah dan ukurannya sehingga ukuran oosit membesar. Jadi pakan yang diberikan selama penelitian bermutu baik akan mengakibatkan oosit dapat berkembang menjadi telur, jika pakan yang diberikan kurang bermutu maka akan terjadi rearbsorpsi yang menyebabkan fekunditas berkurang dan pematangan telur terlambat (Hardjamulia, 1987). Hasil penelitian Azrita et al. (2010), fekunditas terbesar pada ikan Belingka yang dipengaruhi oleh dosis asam lemak linoleat yang bersumber dari limbah telur ikan Bilih yaitu pada dosis 4,90% asam lemak linoleat / kg pakan. Kualitas Air Faktor lingkungan yang utama mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan ikan adalah suhu, O2 terlarut, amoniak, ph dan alkalinitas. Suhu air media penelitian adalah C, suhu akan mempengaruhi laju metabolisme dan pengeluaran energi pada ikan (Cho et al., 1985). Suhu air akan diiringi oleh peningkatan laju metabolisme yang disebabkan meningkatnya konsumsi pakan sehingga akan meningkatnya pertumbuhan (National Research Council, 1977). Oksigen terlarut yang cukup sangat diperlukan bagi kehidupan ikan. Kandungan oksigen rendah menyebabkan nafsu makan ikan akan berkurang atau menurun, dan akan mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Kandungan oksigen terlarut 4,21-5,43 ppm masih dapat memberikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang baik bagi benih ikan, sedangkan oksigen terlarut pada media pemeliharaan adalah berkisar antara 4,3 4,8 ppm. Kandungan amoniak pada medi pemeliharaan adalah 0,1 0,2, kadar amoniak untuk kehidupan ikan kecil 1 ppm. Batas toleransi kandungan amoniak (NH 3 ) yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah 0,00 sampai 0,12 ppm (Affiati & Limm, 1986). Parameter kualitas air secara umum selama penelitian masih layak untuk media pemeliharaan induk ikan Belingka. 125
11 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian kadar protein yang berbeda dalam pakan induk terhadap daya reproduksi ikan Belingka (Puntius belinka Blkr) mempengaruhi kecepatan pencapaian matang gonad, indeks ovi somatik dan fekunditas. 2. Perlakuan yang terbaik untuk mempercepat pencapaian matang gonad, meningkatkan indeks ovi somatik, dan fekunditas adalah pada kadar protein 40%. Untuk meningkatkan daya reproduksi induk ikan Belingka disarankan menggunakan bahan dasar pakan yang bersumber dari tepung telur ikan bilih yang merupakan limbah yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya didaerah danau Singkarak. DAFTAR PUSTAKA Affiati, N. & C. Lim Pengaruh saat awal pemberian pakan terhadap perttumbuhan dan kelangsungan hidup ikan gurame (Osphronemus gouramy) Bult. Penel. Perikanan Darat. 5 (1) : Akhmad, S., I. Mokoginta., D. Shafrudin & D. Jugadi Pengaruh makanan terhadap perkembangan dan pematangan gonad ikan Kowan (Ctenopharyngodon idella). Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. Fakultas Perikanan IPB. Azrita; Syandri, H; Basri, Y Pemanfaaatan limbah telur ikan Bilih sebagai bahan pakan untuk meningkatkan daya reproduksi ikan Belingka (Puntius belinka Blkr) dan hasil produksi benih secara massal.laporan Penelitian Universitas Bung Hatta. Basri, Y Penambahan Vitamin E Pada Pakan Buatan Dalam Usaha Meningkatkan Potensi Reproduksi Induk Ikan Gutami (Osphronemus Gouramy Lacepede). Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Bagenal, T. B & E. Broun Eggs and early life history. In : Ricker. W.E. (ed.), Methods for assessment of fish in fresh water. IPB. Handbook no.3: Cho, Y., C. B. Cowey & T. Watanabe Finfish Nutrion in Asia. Methodalogical Approaches to Research and Development. IDRC. Ottawa. Effendie, M.I Metode Biologi Perikanan. Yasaguna. Jakarta. Hardjamulia, A Beberapa aspek pengaruh penundaan dan frekuensi pemijahan terhadap potensi produksi induk ikan mas (Cyprinus carpio L). Disertasi Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor. Mokoginta, I Kebutuhan asam lemak esensial, vitamin dan mineral dalam pakan induk ikan Patin (Pangasius sutchii) untuk reproduksi. Laporan Akhir Hibah Bersaing VII/1-2 Perguruan Tinggi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor. 126
12 National Research Council, Nutrien Requirement of Warnwater Fishes. Nat. Aced. of Sei. Washinton, D. C. Scott, M. L Vitamin E. In : Deluca. F. (ed.) The Fat-Soluble Vitamin. Handbook of Lipid Research. Plenum Press. New York : Sjafei, D. S., M. F. Raharjo., R. Affandi., M. Brajo & Sulistiono Fisiologi ikan II. Reproduksi Ikan. IPB. Bogor. Syandri, H; Azrita; D. Mustika, Survei limbah telur ikan Bilih (Mystacoleucucpadangensis Blkr) pada sentra-sentrapenangkapan ikan di danau Singkarak. Laporan Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bung Hatta. Syandri, H dan Y. Basri; N. Aryani; Azrita Kajian kadar nutrisi telur ikan Bilih (Mystacoulecus padangensis Blkr) dari limbah hasil penangkapan nelayan di Danau Singkarak. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 13,1 : Watanabe,, T. Fujimura, M. J. Lee, K. Fukusho, S. Satoh & T. Takeuchi Efect of polar and non-polar lipids from krill on quality of eggs of red seabream Pagrus major. Nippon Suisan Gakkaishi 57 : 4, Yulfiperius Penambahan Vitamin E Terhadap Kualitas Reproduksi Induk Ikan Mas. Disertasi Program Pasca Sarjana IPB. Bogor 127
PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA
PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA Herzi Jeantora 1, M. Amri 2, Usman Bulanin 2 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan E-mail : Jhean_tora@yahoo.com
Lebih terperinciPENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PAKAN UNTUK MENINGKATKAN POTENSI REPRODUKSI INDUK IKAN SEPAT HIAS ( Trichogaster sp )
1 PENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PAKAN UNTUK MENINGKATKAN POTENSI REPRODUKSI INDUK IKAN SEPAT HIAS ( Trichogaster sp ) Puji Kurniawan 1, Yuneidi Basri 2, Elfrida 2 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan E-mail
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Indeks Gonad Somatik (IGS) Hasil pengamatan nilai IGS secara keseluruhan berkisar antara,89-3,5% (Gambar 1). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bioflok
Lebih terperinciJurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) : (2013) ISSN :
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) :127-134 (2013) ISSN : 2303-2960 KEMATANGAN GONAD IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri Blkr) DENGAN PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA Gonad Maturation Of Sepat Mutiara(Trichogaster
Lebih terperinciFOR GONAD MATURATION OF GREEN CATFISH
UTILIZATION OF ESTRADIOL-17β HORMONE FOR GONAD MATURATION OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV) By Herlina Mahriani Siagian 1), Netti Aryani 2), Nuraini 2) ABSTRACT The research was conducted from April
Lebih terperinciKata kunci: ikan nila merah, tepung ikan rucah, vitamin E, TKG, IKG
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E PADA PAKAN BERBASIS TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP KEMATANGAN GONAD IKAN NILA MERAH
Lebih terperinciPEMELIHARAAN INDUK BETINA IKAN ASANG (Osteochilus vittatus, Cyprinidae) PADA WADAH YANG BERBEDA TERHADAP DAYA REPRODUKSI
PEMELIHARAAN INDUK BETINA IKAN ASANG (Osteochilus vittatus, Cyprinidae) PADA WADAH YANG BERBEDA TERHADAP DAYA REPRODUKSI Satri Aferi, Hafrijal Syandri, Azrita Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinci3.KUALITAS TELUR IKAN
3.KUALITAS TELUR IKAN Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: umur induk, ukuran induk dan genetik. Faktor eksternal meliputi: pakan,
Lebih terperinciGONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS. By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract
GONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract The research was conducted from Februari to April 2013
Lebih terperinciASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM
ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Oleh : Rido Eka Putra 0910016111008 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan metabolisme di dalam tubuh, protein menyumbang paling besar kalori di dalam tubuh dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya ikan ini belum diimbangi dengan tingkat produksi yang tinggi karena tidak didukung oleh produksi
Lebih terperincigenus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda
116 PEMBAHASAN UMUM Domestikasi adalah merupakan suatu upaya menjinakan hewan (ikan) yang biasa hidup liar menjadi jinak sehingga dapat bermanfaat bagi manusia. Domestikasi ikan perairan umum merupakan
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pertumbuhan induk ikan lele tanpa perlakuan Spirulina sp. lebih rendah dibanding induk ikan yang diberi perlakuan Spirulina sp. 2%
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jenis Kelamin Belut Belut sawah merupakan hermaprodit protogini, berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa pada ukuran panjang kurang dari 40 cm belut berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat akan konsumsi ikan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk masyarakat Indonesia karena
Lebih terperinciAPLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)
APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) Oleh Adi Hardiyanto, Marwa dan Narulitta Ely ABSTRAK Induk ikan mandarin memanfaatkan pakan untuk reproduksi. Salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila berdaging padat, tidak mempunyai banyak duri, mudah disajikan dan mudah didapatkan di
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Percobaan tahap pertama mengkaji keterkaitan asam lemak tak jenuh n-6 dan n-3 yang ditambahkan dalam pakan buatan dari sumber alami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu usaha yang mutlak dibutuhkan untuk mengembangkan budi daya ikan adalah penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah yang memadai dan waktu yang tepat. Selama ini
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Hasil percobaan perkembangan bobot dan telur ikan patin siam disajikan pada Tabel 2. Bobot rata-rata antara kontrol dan perlakuan dosis tidak berbeda nyata. Sementara
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)
697 Evaluasi penggunaan pakan dengan kadar protein berbeda... (Reza Samsudin) EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii) ABSTRAK
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perlakuan penyuntikan hormon PMSG menyebabkan 100% ikan patin menjadi bunting, sedangkan ikan patin kontrol tanpa penyuntikan PMSG tidak ada yang bunting (Tabel 2).
Lebih terperinciPERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)
PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius) Arli 1, Yuneidi Basri 2, Mas Eriza 2 E-mail : aarnye@ymail.com 1 Mahasiswa Jurusan Budidaya
Lebih terperinciPematangan Gonad Ikan Betok (Anabas testudineus ) Dengan Pemberian Pakan Buatan Yang Diperkaya Dengan Vitamin E. Netti Aryani 1 dan Hamdan Alawi 2
Pematangan Gonad Ikan Betok (Anabas testudineus ) Dengan Pemberian Pakan Buatan Yang Diperkaya Dengan Vitamin E Netti Aryani 1 dan Hamdan Alawi 2 1,2 Departement of Aquaculture Faculty Fisheries and Marine
Lebih terperinciII. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad
II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah belut sawah (Monopterus albus) yang diperoleh dari pengumpul ikan di wilayah Dramaga. Kegiatan penelitian terdiri
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA
Lebih terperinci1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas
Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat-alat Penelitian
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.
Lebih terperinciII. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.
II. METODOLOGI 2.1 Materi Uji Sumber genetik yang digunakan adalah ikan nilem hijau dan ikan nilem were. Induk ikan nilem hijau diperoleh dari wilayah Bogor (Jawa Barat) berjumlah 11 ekor dengan bobot
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Percobaan ini dilakukan di Kolam Percobaan Babakan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB, Dramaga. Percobaan dilakukan dari bulan Mei hingga Agustus 2011. 2.1.1 Persiapan
Lebih terperinciIndeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak
Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak ENDRI JUNAIDI, ENGGAR PATRIONO, FIFI SASTRA Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Berdasarkan tingkat keberhasilan ikan lele Sangkuriang memijah, maka dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok perlakuan yang tidak menyebabkan
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN Tujuan dan luaran pada penelitian ini dapat dicapai dengan melakukan serangkaian tahapan penelitian selama 3 tahun. Pada tahun pertama telah dilakukan budidaya ikan selais dengan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery dan Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad) pada bulan Juni
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hepatosomatic Index Hepatosomatic Indeks (HSI) merupakan suatu metoda yang dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam hati secara kuantitatif. Hati merupakan
Lebih terperinciI. P E N D A H U L U A N
I. P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Ikan Gurami (Ospheronemus gouramy Lac) merupakan plasma nutfah ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara (Badan Standarisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
22 III. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT), Depok, Jawa Barat. Penelitian ini dimulai sejak Juni sampai Desember
Lebih terperinciPEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI (Osprhonemus gouramy)
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI Serli Widyasti 1, E. L. Widastuti 2, M.
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :
LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Lebih terperinciPEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC
Prosiding Seminar Antarabangsa Ke 2 Ekologi, Habitat Manusia & Perubahan Persekitaran 53 PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC IDASARY
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan adalah pelet kering berbasis sumber protein nabati yang berjenis tenggelam dengan campuran crude enzim dari rumen domba. Pakan uji yang diberikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Siam Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa
17 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Tahap 1 adalah uji efektivitas enzim cairan rumen domba terhadap penurunan kandungan serat kasar bungkil kelapa. Uji Tahap 2 adalah mengevaluasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil pengamatan kelangsungan hidup larva ikan Nilem selama 15 hari dengan pemberian Artemia yang diperkaya dengan susu bubuk afkir 0,3 g/l, 0,5 g/l,
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV Nur Asiah 1, Indra Suharman 1, Siska Wulandari 2 1 Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam
Lebih terperinciProduksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar
Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya ikan dapat dijadikan alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan dan memiliki prospek jangka panjang yang baik. Hal ini dikarenakan atas permintaan produk
Lebih terperinciTitin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Relasi panjang berat dan aspek reproduksi ikan beureum panon (Puntius orphoides) hasil domestikasi di Balai Pelestarian Perikanan Umum dan Pengembangan Ikan Hias (BPPPU)
Lebih terperinciPENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.
PENGARUH TEPUNG IKAN LOKAL DALAM PAKAN INDUK TERHADAP PEMATANGAN GONAD DAN KUALITAS TELUR IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.) Ediwarman SEKOLAH PASACASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo
Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo 1.2 Robi Hendrasaputro, 2 Rully, dan 2 Mulis 1 robihendra40@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje dan Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 99 204 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 99 PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ini dilakukan pada 8 induk ikan Sumatra yang mendapat perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukan Spawnprime A dapat mempengaruhi proses pematangan akhir
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang
16 PENDAHULUAN Latar belakang Ikan nila merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Beberapa kelebihan yang dimiliki ikan ini adalah mudah dipelihara,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
21 III. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011-Juni 2012. Pemeliharaan ikan dilakukan di Pusat Studi Ilmu Kelautan (PSIK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013 bertempat di Hatcery Kolam Percobaan Ciparanje
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya kelautan yang melimpah, baik berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Percobaan Tahap I Pemberian pakan uji yang mengandung asam lemak esensial berbeda terhadap induk ikan baung yang dipelihara dalam jaring apung, telah menghasilkan data yang
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar
SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)
SNI : 01-6483.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1
Lebih terperinciPENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias
Lebih terperinciTHE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)
THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV) BY FITRIA RONAULI SIHITE 1, NETTI ARYANI 2, SUKENDI 2) ABSTRACT The research
Lebih terperinciPEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2): 103 108 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 103 PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN
Lebih terperinciGambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Laju Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi, 1997). Berdasarkan hasil
Lebih terperinciPEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK
Media Litbang Sulteng IV (2) : 83 87, Desember 2011 ISSN : 1979 5971 PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Oleh : Madinawati,
Lebih terperinciMANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum
MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari subset penelitian faktorial untuk mendapatkan dosis PMSG dengan penambahan vitamin mix 200 mg/kg pakan yang dapat menginduksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2017 Pengadaan Pakan Ikan Tuna Sirip Kuning, Kerapu Sunu Dan Bandeng Pada Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan benih ikan mas, nila, jambal, bawal dan bandeng di bendungan
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan benih ikan mas, nila, jambal, bawal dan bandeng di bendungan Cirata dan Saguling khususnya kabupaten Cianjur sekitar 8.000.000 kg (ukuran 5-8 cm) untuk ikan mas, 4.000.000
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE
BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Metode Penelitian Penelitian: Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F Muller Dengan Penambahan Vitamin C Pada Media CAKAP dilaksanakan pada bulan Mei 2010 di Laboratorium
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
12 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret sampai dengan bulan November 2012 di Instalasi Penelitian Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar, Cijeruk, Bogor. Analisis hormon testosteron
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
Lebih terperincistatistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks
Persentase Rasio gonad perberat Tubuh Cobia 32 Pembahasan Berdasarkan hasil pengukuran rasio gonad dan berat tubuh cobia yang dianalisis statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN INDUK JANTAN DAN BETINA DALAM PEMIJAHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri Blkr) TERHADAP FEKUNDITAS DAN DAYA TETAS TELUR
PENGARUH PERBANDINGAN INDUK JANTAN DAN BETINA DALAM PEMIJAHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri Blkr) TERHADAP FEKUNDITAS DAN DAYA TETAS TELUR Afdiwal Caniago 1), Yuneidi Basri 2), Azrita 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING) DISUSUN OLEH : TANBIYASKUR, S.Pi., M.Si MUSLIM, S.Pi., M.Si PROGRAM STUDI AKUAKULTUR FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH KADAR VITAMIN C DALAM BENTUK L-ASCORBYL-2-PHOSPHATE MAGNESIUM DALAM PAKAN TEHADAP KUALITAS TELUR IKAN PATlN Pangasius hypophthalmus
PENGARUH KADAR VITAMIN C DALAM BENTUK L-ASCORBYL-2-PHOSPHATE MAGNESIUM DALAM PAKAN TEHADAP KUALITAS TELUR IKAN PATlN Pangasius hypophthalmus Oleh : Khaidir Ahmady Us IImu Perairan 99466 PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Organ reproduksi Jenis kelamin ikan ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap gonad ikan dan selanjutnya ditentukan tingkat kematangan gonad pada tiap-tiap
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD GURAMI (Osphronemus gouramy)
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA OSMOLIT ORGANIK TAURIN PADA PAKAN ALAMI TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD GURAMI T. I. Kesuma 1, E. L. Widiastuti 2, N. Nurcahyani
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan
TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Protein Pakan Protein adalah salah satu nutrien yang sangat diperlukan oleh ikan. Protein dibutuhkan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan tubuh
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i
13 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lab. KESDA provinsi DKI Jakarta (analisis kandungan senyawa aktif, Pimpinella alpina), Lab. Percobaan Babakan FPIK (pemeliharaan
Lebih terperinci