Pembentukan Nomina Maṣdar Θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm: Analisis Morfologis
|
|
- Yuliani Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pembentukan Nomina Maṣdar Θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm: Analisis Morfologis Oleh Raden Renjana Syukur Kusumah Abstrak Skripsi ini berjudul : Pembentukan Nomina Maṣdar θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm: Analisis Morfologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola-pola Maṣdar θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm dari unsur-unsur apa saja nomina tersebut terbentuk, dan bagaimana proses morfologisnya. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik, yaitu menelaah data yang diperoleh dari berbagai literatur yang terkumpul kemudian disusun dan disimpulkan dalam bentuk penjelasan yang disertai contoh-contoh berdasarkan bagian-bagian dan fungsi-fungsinya. Adapun teknik kajian yang digunakan adalah menggunakan teknik topdown. Teknik top-down berfungsi untuk mengetahui stem dari suatu verba dan mengidentifikasi afiksasi apa saja yang membentuk pola nomina maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm. Dengan menggunakan teknik ini juga penulis dapat memilah suatu kata ke dalam bentuk-bentuk terkecil, yaitu berupa morfem dan fonem yang kemudian dideskripsikan identitas dan fungsinya. Oleh karna itu penulis dapat mengambil kesimpulan dari mana asal pembentukan nomina maṣdar. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat beberapa pola nomina maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm yang mengalami perubahan bentuk kata atau proses morfofonemis, yaitu dimana morfem satu dan lainnya bertemu dan membentuk fonem baru baik itu mengalami penggantian, pelesapan, maupun pemunculan morfem baru. Kata kunci: Pola-pola Maṣdar θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm, Unsur-unsur pembentuk, Proses morfologis, Deskriptif analitik, Teknik top-down. Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Univ. Padjadjaran.
2 Abstract This thesis entitled: Noun Formation of Maṣdar θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm: Morphological Analysis. This study examined patterns of Maṣdar θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm regarding to elements that construct the noun and morphological process. This study used analytical descriptive method which arranges data from any collected literatures and gives explanation of the data with examples regarding to its parts and functions. This study used top-down technique which is served to know stem of a verb and identify affixation which forms the noun patterns of maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm. By using this method, we can divide a word into smaller parts which are morphem and phonem and describe its identity and function. Therefore, we can find origin of formation of maṣdar noun. The result found that there are several maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm noun pattern which occures word form changing or morphophonemic process in which two morphemes comes together to form a new morpheme that is changing, omitting, or emergence of new morpheme. Keywords: Patterns of Maṣdar θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm, Elements that construct the noun, Morphological process, Analytical descriptive method, Topdown technique. Pendahuluan Bagaimana karakteristik kata bahasa Arab? Apa itu Maṣdar θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm? Bahasa merupakan bidang garapan linguis, dalam rangka untuk dimengerti secara ilmiah posisi bahasa dalam kehidupan manusia dengan melihat perkembangan bahasa selama ribuan tahun yang lalu (Robins dalam Djadjanegara,1992:3-17). Selain itu bahasa merupakan sebuah sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis. Sistematis artinya bahasa itu tersusun
3 menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak atau secara sembarangan. Sedangkan sistemis artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem, atau sistem bawahan, yaitu subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem semantik (Chaer, 2007:35). Struktur kebahasaan Arab berbeda dengan bahasa Indo-Eropa dan jerman. Umumnya kata-kata bahasa Arab berasal dari satu kata dasar (root) yang umumnya terdiri dari tiga buah konsonan, hanya saja empat dan lima konsonan ini jumlahnya terbatas. Bertolak dari akar kata ini, dengan proses afiksasi (awalan, akhiran, sisipan) maka dibentuk kata-kata yang lain dengan beragam penggunaannya. (Lukman, 1999:4) Proses pembentukan afiksasi dalam bahasa Arab adalah bagian dari keilmuan linguistik yang tertuang dalam ilmu morfologi. Menurut Al-Wasilah (1993: 110) morfologi merupakan salah satu dari tataran ilmu linguistik yang mempelajari dan menganalisis struktur, bentuk serta klasifikasi kata. Di dalam bahasa Arab kajian dari morfologi ini disebut dengan تصريف /taşrīf/ yaitu perubahan satu bentuk kata menjadi bermacam-macam bentukan untuk mendapatkan makna yang berbeda dan tanpa ada perubahan tersebut makna yang berbeda itu tidak akan diperoleh. Sebagai contoh, perubahan bentuk dasar ع ل م / ҁalima/ mengetahui menjadi beberapa bentuk, diantaranya ع ل م / ҁallama/ mengajar, ا ل ع م /aҁlama/ memberitahukan, تع ل م /taҁallama/ belajar, ع ال م / ҁälimun/ yang mengetahui merupakan kajian morfologi. Perubahan bentuk dasar menjadi beberapa bentuk tersebut adalah dengan menambahkan afiks. Penambahan afiks pada contoh di atas ada yang berupa prefiks yaitu pada kata ا ل ع م /aҁlama/ dan ada pula yang berupa infiks yaitu pada kata ع ل م /ҁallama/ dan ع ال م /ҁälimun/ dan ada pula yang berupa gabungan afiks yang ditambahkan di awal dan di tengah yaitu pada kata /taҁallama/. تعل م تع ل م /aҁlama/, dan ا ل ع م /ҁallama/, ع ل م /ҁalima/ menjadi ع ل م Perubahan bentuk /taҁallama/ yang berubah hanya identitas leksikalnya saja sedangkan status ع ال م /ҁalima/ menjadi ع ل م kategorialnya tetap, sedangkan perubahan bentuk
4 /ҁälimun/ yang berubah tidak hanya identitas leksikalnya tetapi juga status kategorialnya. (Khudri, 2004: 6). Setiap kata-kata atau dalam bahasa Arabnya كلمة /kalimah/ yang membentuk suatu jumlah dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan perilakunya. Dengan demikian kata mempunyai kategori, atau yang sudah biasa dikenal dengan bentuk kata. Kategori kata dalam bahasa Arab ada tiga, yaitu ɂisim ا سم) ) atau kata benda seperti pada kata مسجد yang mempunyai arti masjid, fiҁil ( فعل ) atau kata kerja seperti pada kata أ صل ي yang mempunyai arti saya shalat, dan ḥarf ( حرف ) atau kata tugas seperti pada kata في yang mempunyai arti di dalam. Penggunaan istilah kata benda, kata kerja dan kata tugas dalam tata bahasa Indonesia tidak sama persis dengan ɂisim, fiҁil dan ḥarf dalam tata bahasa Arab. Namun bisa dipakai untuk sekedar mendekatkan pengertian ( Adapun ɂisim atau nomina adalah kelas kata yang berinfleksi kasus, yang menandai orang atau barang tanpa disertai oleh waktu. Contoh dalam bahasa Arab أ مج /ɂamjun/ sombong, بلخ /balxun/ termasuk jenis ɂisim atau jenis nomina adalah dahaga, / baqäɂun / بقاء tinggal, / bađämatun / بذامة kekuatan. Pada contoh di atas terdapat tiga bentukan ɂisim (nomina) yang berbeda namun memiliki kesamaan makna, yaitu menunjukkan kata benda. Sebenarnya pembentukkan ɂisim (nomina) dalam bahasa Arab, sangat ragam sekali bentuknya, namun dalam masalah ini penulis hanya menyoroti bagian dari ɂisim (nomina) dari bentuk maṣdar θuläθï mujarrad. Maṣdar mujarrad adalah المصدر المجر د : و ي سم ى أ يضا المصدر األصلى, يد ل على أ مر معنوى محض, ال صلة له بزمان أ و مكان. Maṣdar mujarrad adalah disebut juga maṣdar asli yaitu kata yang menunjukan pada arti tertentu yang terlepas dari kala dan lokasi. (El- Dahdah 1992 : 40).
5 Apabila dilihat dari segi huruf awalnya, maṣdar dibagi menjadi dua yaitu maṣdar mïm dan maṣdar ġayru mïm. Pada pembentukan ɂisim (nomina) dalam bahasa Arab, terdapat pola-pola tertentu untuk membentuk dan menjadikan satu kata yang terdiri dari tiga konsonan, karena di dalam bahasa-bahasa Semitika akarnya terdiri dari kerangka tiga konsonan yang tidak dapat diucapkan. Oleh karena itu, tiap-tiap kata primer membutuhkan pada akar (root) unsur morfologis yang terdiri dari susunan vokal (Lukman, 1999:3). Pembahasan Jika maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm merupakan kumpulan dari morfemmorfem yang terikat menjadi satu bentuk kesatuan yang menghasilkan makna tertentu, maka setiap morfem pada nomina tersebut haruslah mempunyai peranan dalam pembentukannya, apakah hal itu morfem-morfem akar kata atau morfem-morfem tambahan. Pada proses pembentukan maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm terdapat morfem-morfem yang terdiri dari morfem bawaan atau penulis mengistilahkannya dengan akar kata (root), dan morfem tambahan yang merupakan bentuk yang dihasilkan dari proses afiksasi yang dimana jika salah satu huruf tersebut hilang maka makna yang dihasilkan pun akan berbeda. Berdasarkan data, pembentukan maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm dibagi menjadi lima bagian afiksasi, yaitu (1) prefiks (2) Sufiks, (3) Konfiks, (4) Infiks, dan (5) Tranfiks. Dalam pembentukan nomina maṣdar terjadi pula proses morfofonemis, yaitu proses perubahan fonem akibat pertemuan morfem dengan morfem lainnya atau disebabkan penggabungan dua morfem atau lebih. Adapun proses morfofonemis maṣdar bahasa Arab yang terdapat dalam data adalah a. Proses pelesapan fonem b. Proses perubahan fonem c. Proses penambahan fonem
6 (1) Pola Maṣdar Berafiksasi Prefiks halaman M/5151 ت هل كة ي هل ك ه ل ك halak- a ya-hluk- u ta-hluka-t-un root h l k binasa Perfek: { h a l a k}- a dia KTM membinasakan Imperfek: ya-{ h ø l a k}- u + dia KTM membinasakan Maṣdar: ta-{ h a l u k a }-t-un binasa Pembentukan maṣdar di atas bisa digambarkan pada bagan dibawah ini : binasa ت هل كة / ta-hluka -t-un/ ta-hluka-t -un ta-hluka- -t- ta- hluka h l k -u 2,-a 3 PM R1R2R3 VS PGF PN Pada analisis maṣdar di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang membentuk pola nomina maṣdar yang dihasilkan dari verba (fiҁil) adalah /ti/ sebagai prefiks maṣdar (PM), f ҁ l sebagai akar kata (root) dan vokalisasi stem (VS) R /-u 2- /, /t/ sebagai pemarkah gender feminin (PGF), /-un/ sebagai pemarkah nominatif (PN), dan dapat dirumuskan pola maṣdarnya menjadi Ta-{R1 R2 R3+(u 2,a 3 )}t-un (2) Pola Maṣdar Berafiksasi Sufiks a. contoh proses morfemis دمع ي دمع دمعان halaman M/125 damiҁa ya-damaҁu damaҁä-n-un root d m ҁ air mata Perfek: {d a m i ҁ}- a dia KTM berair mata
7 Imperfek: ya-{d a m a ҁ}- u + dia KTM berair mata Maṣdar: {d a m a ҁ ä}-n-un air mata dibawah ini : Pembentukan nomina maṣdar pada sampel di atas bisa digambarkan pada bagan penerbangan طي ران / ṭayarän-un/ ṭayarä-n -un ṭayara- -a-n- ṭ y r Root -a 1,a 2,a 3 R1R2R3 VS sufiks maṣdar (SM) PN Pada analisis nomina maṣdar di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang membentuk pola nomina maṣdar yang dihasilkan dari verba (fiҁil) adalah f ҁ l sebagai akar kata (root) dan vokalisasi stem (VS) R /-a 1, -a 2, -a 3 /, ditambah /-a-n-/ sebagai sufiks maṣdar (SM), karena sufiks /a/ melekat pada VS R3=/a 3 / maka dapat ditulis /ä 3 /, serta /- un/ sebagai pemarkah nominatif. Dari analisis di atas dapat dirumuskan pola maṣdarnya menjadi {R1 R2 R3+(a 1,a 2, ä 3 )}-n-un b. contoh proses morfofonemis دعى يدع و دعوى halaman M/104 daҁaa- ø ya-dҁuu- ø daҁwa-a root d ҁ y panggil Perfek: {d a ҁ a a}- ø dia KTM memanggil Imperfek: ya-{d ø ҁ u w}- ø + dia KTM memanggil Maṣdar: {d a ҁ ø w a}-a panggilan Pembentukan maṣdar di atas mengalami perubahan bentuk R3=/y/ pada verba perfek menjadi R3=/w/. Hal ini mengalami proses morfofonemis, yaitu proses perubahan fonem disebabkan pada SM (sufiks maṣdar) merupakan huruf yang sama dengan R3=/y/
8 (ي) pada verba, lalu dirubah menjadi R3=/w/. Hal ini terjadi apabila R3 berupa huruf illat pada sebuah nomina bahasa Arab. (2) Pola Maṣdar Berafiksasi Konfiks dibawah ini : a. contoh proses morfemis halaman M/477 ص لحي ة ي صل ح صل ح ṣaluḥ- a ya-ṣluḥ- u ṣaläḥiyat-un root ṣ l ḥ baik Perfek: { ṣ a l u ḥ}- a dia KTM menjadi baik Imperfek: ya-{ ṣ ø l u ḥ}- u + dia KTM menjadi baik Maṣdar: { ṣ a l ä-ḥ i}-ya-t-un kebaikan Pembentukan nomina maṣdar pada sampel di atas bisa digambarkan pada bagan kebaikan ص لحي ة / ṣaläḥiyat-un/ ṣaläḥiyat- -un ṣaläḥiya- -t- ṣaläḥi -ya- ṣalaḥi -a- ṣ l ḥ -a 1, -a 2, -i 3 R1R2R3 VS KM PGF PN Pada analisis maṣdar di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang membentuk pola nomina maṣdar yang dihasilkan dari verba (fiҁil) adalah f ҁ l sebagai akar kata (root) dan vokalisasi stem (VS) R /-a 1, -a 2, -i 3 /, konfiks maṣdar (KM) /a/ yang melekat pada vokalisasi stem (VS) R2 = /-a 2 / sehingga dilambangkan menjadi /-ä 2 / dan /- y-/ yang berada setelah R3, ditambah dengan pemarkah gender feminin (PGF) /-t-/, serta /-un/ sebagai pemarkah nominatif (PN), dan dapat dirumuskan pola maṣdarnya menjadi {R1 R2 R3+(a 1, ä 2, i 3 )}-y-t-un
9 (3) Pola Maṣdar Berafiksasi Infiks dibawah ini : a. contoh proses morfemis halaman M/121 د مي يدمي دمي damiy-a ya-dmaa- ø dumiyy-un root d m y darah Perfek: { d a m i y}- ø dia KTM berdarah Imperfek: Maṣdar: ya-{ d ø m a a}- ø + dia KTM berdarah { d u m i-y- y}-un berdarah Pembentukan nomina maṣdar pada sampel di atas bisa digambarkan pada bagan berdarah د مي / dumiyy-un/ dumiyy- -un dumiy- -y- d m y -u 1, -i 2 R1R2R3 VS IM PN Pada analisis maṣdar di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang membentuk pola nomina maṣdar yang dihasilkan dari verba (fiҁil) adalah f ҁ l sebagai akar kata (root) dan vokalisasi stem (VS) R /-u 1,-i 2 /, diikuti oleh infiks maṣdar (IM) = /-y- / yang melekat pada R2 sehingga vokalisasi stemnya dapat ditulis R2 = /-ii 2 /, serta /-un/ sebagai pemarkah nominatif (PN), dan dapat dirumuskan pola maṣdarnya menjadi {R1 R2 R3+(u 1,ï 2 )}-un b. contoh proses morfofonemis كذ ب يكذب كذ اب halaman M/5514 kaðab- a ya-kðib- u kiððäb-un root k ð b bohong Perfek: { k a ð a b}- a dia KTM berbohong Imperfek: ya-{ k ø ð i b}- u + dia KTM berbohong
10 Maṣdar: { k i ðð ä- b}-un kebohongan Pembentukan maṣdar di atas mengalami proses morfofonemis, yaitu proses penambahan fonem karena harmonisasi suara (ibdal) yang bentuk seharusnya adalah kiðäbun dari pola nomina fiҁälun, untuk lebih jelanya bisa digambarkan pada bagan dibawah ini : kebohongan كذ اب / kiððäb-un/ kiððäb- -un kiððab - -a- kiðab -ð- k ð b -i 1, -a 2 R1R2R3 VS KM PN Unsur-unsur yang membentuk pola nomina maṣdar yang dihasilkan dari verba (fiҁil) adalah f ҁ l sebagai akar kata (root) dan vokalisasi stem (VS) R /-i 1,-a 2 /, diikuti oleh konfiks maṣdar (KM) = /-R2-/ dan /-a-/ yang melekat pada R2 sehingga vokalisasi stemnya dapat ditulis R2 = /-aa 2 /, serta /-un/ sebagai pemarkah nominatif (PN), dan dapat dirumuskan pola maṣdarnya menjadi {R1 R2 R3+(i 1,ä 2 )}-un (4) Pola Maṣdar Berafiksasi Tranfiks a. contoh proses morfemis شرك يشرك شرك halaman M/715 šarik-a ya-šrak- u šarik-un root š r k sekutu Perfek: { š a r i k}- a dia KTM bersekutu Imperfek: ya-{ š ø r a k}- u + dia KTM bersekutu Maṣdar: { š a r i k}-un persekutuan Pembentukan nomina maṣdar pada sampel di atas bisa digambarkan pada bagan dibawah ini :
11 persekutuan شرك / šarik-un/ šarik - -un š r k Root -a 1, -i 2 R1R2R3 VS PN Pada analisis maṣdar di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang membentuk pola nomina maṣdar yang dihasilkan dari verba (fiҁil) adalah f ҁ l sebagai akar kata (root) dan vokalisasi stem (VS) R /-a 1, -i 2 /, serta /-un/ sebagai pemarkah nominatif (PN), dan dapat dirumuskan pola maṣdarnya menjadi {R1 R2 R3+(a 1, i 2 )}-un b. contoh proses morfofonemis حرى يحرى حر ى halaman M/258 ḥaraa- ø ya-ḥriy- ø ḥariy-in root ḥ r y pantas Perfek: { ḥ a r a a}-a dia KTM memilih yang pantas Imperfek: ya-{ ḥ ø r i y}- ø + dia KTM memilih yang pantas Maṣdar: { ḥ a r i y}-in pantas Pada proses pembentukan maṣdar di atas mengalami proses morfofonemis, yaitu proses perubahan vokalisasi pada pemarkah nominatif (PN) = /-un/ menjadi /-n/ dikarenakan adanya keharmonisasian suara (ibdal). Pembentukan maṣdar di atas bisa digambarkan pada bagan dibawah ini : حر ى / ḥariy-n/ ḥariy- -n ḥ r y Root -a 1, -i 2 R1R2R3 VS PN
12 Simpulan Maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm adalah kata yang berkelas nomina yang berasal dari verba yang mempunyai makna perbuatan yang tidak terikat waktu. Maṣdar ini memiliki tiga konsonan utuh serta vokalisasi dan terdapat afiksasi yang mengikutinya, ġayru mïm (non mim) yang memiliki arti afiksasi maṣdar selain / م / mim yang terletak pada awal kata maṣdar. Pada skripsi ini poin-poin yang yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Maṣdar θuläθï mujarrad ġayru mïm dibagi ke dalam lima kategori afiksasi yaitu: a. Prefiks b. Sufiks c. Konfiks d. Infiks e. Tranfiks 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 36 pola data, terdapat beberapa pola maṣdar yang mengalami proses morfofonemis, yaitu: a. Proses penggantian Fonem. Perubahan terjadi pada pemarkah nominatif (PN) /-un/ kaidah {R1 R2 R3+(a 1, a 2 )}-un Kaidah di atas mengalami perubahan karena adanya proses morfofonemis yaitu perubahan sufiks = / un / pada verba menjadi /n/, dikarnakan kesesuaian harmoni suara (ibdal) sehingga menghasilkan kaidah {R1 R2 R3+(a 1, a 2 )}-n b. Proses Pelesapan Fonem (1). Perubahan terjadi pada vokalisasi stem (VS) R2 /-a 2 / dalam kaidah Kaidah diatas mengalami {R1 R2 proses R3+(a pelesapan 1, a 2, a 3 )}-t-un pada vokalisasi stem (VS) /-a 2 / yang menempel pada R2 pada verba menjadi /-ø 2 / yang ada pada maṣdar (nomina deverbal) sehingga menghasilkan kaidah {R1 R2 R3+(ä 1, a 3 )}-t-un c. Proses penambahan fonem {R1 R2 R3+(i 1 )}-un
13 Kaidah diatas mengalami proses penambahan R2 karna kesesuaian harmonisasi suara pelafalan (ibdal) menjadi {R1 R2 R3+(i 1, a 3 )}-n Daftar Sumber: ( Chaer, Abdul. Drs Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. El-Dahdah, Antoine A Dictionary of Universal Arabic Grammar. Librairie du Liban. Khudri, Mahmud Afiks Derivatif dalam Bahasa Arab. Tesis. Universitas Sumatra Utara, Medan. Lukman, Fahmi Proses Pembentukan Verba Bahasa Arab; Kajian Morfologi: Disertasi Universitas Padjadjaran Robins, R.H. Terj. Djajanegara, Soenarjati Linguistik Umum Sebuah Pengantar. Jakarta: Kanisius.
Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI
Nama : Irine Linawati NIM : 1402408306 BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari arus ujaran. Satuanfonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi yang disebut
Lebih terperinciPembentukan Kata Dalam Bahasa Arab (Sebuah Analisis Morfologis K-T-B )
Pembentukan Kata Dalam Bahasa Arab (Sebuah Analisis Morfologis K-T-B ) Faculty of Education Department of Islamic Education Darussalam Institute of Islamic Studies Gontor Ponorogo Email: tadib.isid@yahoo.com
Lebih terperinciLINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI
Nama : TITIS AIZAH NIM : 1402408143 LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI I. MORFEM Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama. Bahasawan tradisional tidak mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Bahasa pada dasarnya adalah sistem
Lebih terperinciBAB 5 TATARAN LINGUISTIK
Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa merupakan alat komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut
Lebih terperinciKUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM
MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.
Lebih terperinciBAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI
BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI Kita kembali dulu melihat arus ujaran yang diberikan pada bab fonologi yang lalu { kedua orang itu meninggalkan ruang siding meskipun belum selesai}. Secara bertahap
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...... الملخص i ii iii iv v vi vii viii ABSTRCT... ix PEDOMAN TRANSLITERASI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata merupakan salah satu unsur penting dalam pembetukan suatu bahasa salah satunya dalam suatu proses pembuatan karya tulis. Kategori kata sendiri merupakan masalah
Lebih terperinciBENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN
BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN 2010-2011 Vania Maherani Universitas Negeri Malang E-mail: maldemoi@yahoo.com Pembimbing:
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR
Lebih terperinciANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG
ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh SURYA NIM
Lebih terperinciIMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TESIS
IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon go-gaku) dapat dikaji mengenai beberapa hal, seperti kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa yang merupakan komponen linguistik. Penggunaan
Lebih terperinciKANDUNGAN BAB TAJUK HALAMAN PENGAKUAN
vii KANDUNGAN BAB TAJUK HALAMAN PENGAKUAN DEDIKASI PENGHARGAAN ABSTRAK ABSTRACT SENARAI JADUAL SENARAI RAJAH SENARAI SINGKATAN PERKATAAN SENARAI TRANSLITERASI HURUF KONSONAN & VOKAL ARAB SENARAI LAMPIRAN
Lebih terperinciKATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL
KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL Rahmi Harahap Program Studi S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Research on the structural
Lebih terperinciالمضارع الماضي الا مر
Pelajaran 1 النهي dan الا مر, المضارع, الماضي Bentuk Untuk الفعل المزيد (Kata kerja Berimbuhan) Perhatikan Kalimat-kalimat berikut ini! Allah mengeluarkan manusia dari kehidupan yang االله ي خ ر ج الن
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...
Lebih terperinciSMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015
HUKUM BACAAN MATERI KELAS VII Analisis Tabel Rumus Tajwid Pendidikan Agama Islam Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Wolio yang selanjutnya disingkat BW adalah salah satu bahasa daerah yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa Kerajaan Kesultanan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciVERBA TRILITERAL BAHASA ARAB: TINJAUAN DARI PREPEKTIF MORFOLOGI DERIVASI DAN INFLEKSI
VERBA TRILITERAL BAHASA ARAB: TINJAUAN DARI PREPEKTIF MORFOLOGI DERIVASI DAN INFLEKSI Muhammad Ridwan Triyanti Nurul Hidayati Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta Korespondensi:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
Lebih terperinciMenurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd
KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang
Lebih terperinciProses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu
Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu Eighty Risa Octarini 1, I Ketut Darma Laksana 2, Ni Putu N. Widarsini 3 123 Program Studi Sastra Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...
x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Perancis, mahasiswa banyak disuguhkan beranekaragam pengetahuan dasar mengenai pembelajaran bahasa Perancis. Pengetahuan dasar tersebut
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setiap bahasa di dunia memiliki sistem kebahasaan yang berbeda. Perbedaan sistem bahasa itulah yang menyebabkan setiap bahasa memiliki ciri khas dan keunikan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk
Lebih terperinciFAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
i REDUPLIKASI VERBA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JAWA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Nama Oleh: : Aimah Nurul Falah NIM : 2111412051 Program Studi : Sastra Indonesia Jurusan : Bahasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis
Lebih terperinciANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM
ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL Muhammad Riza Saputra NIM 100388201040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,
Lebih terperinciINFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU
INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU Oleh: Ida Satriyani Kasran Ramsi ABSTRAK Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apa sajakah afiks infleksi dalam bahasa Kulisusu, dalam hal ini meliputi pembagian afiks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat pemakainya dalam berkomunikasi. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan sistem, yaitu seperangkat
Lebih terperinciPROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA
Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Wahyu Dwi Putra Krisanjaya Lilianan Muliastuti Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karenanya bahasa sangat bergantung kepada pikiran manusia. Sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media dalam mewujudkan pikiran manusia ke alam nyata. Karenanya bahasa sangat bergantung kepada pikiran manusia. Sejalan dengan dinamisnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa
Lebih terperinciPENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.
ii PENGESAHAN Nama : Siti Maghfiroh NIM : 126051873 Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Judul :Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Gambar Pada Materi Memelihara Lingkungan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...
Lebih terperinciINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN 2013 OLEH NAZARUDDIN IKHWAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja (verba) dalam bahasa Jawa disebut dengan istilah tembung kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya merupakan kata yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
STUDI DESKRIPTIF TENTANG KONEKSITAS PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER GASAL DI MI MIFTAHUS SIBYAN TUGUREJO SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciDaftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...
DAFTAR ISI hal Halaman Judul i Halaman Persertujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan Keaslian iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan vi Halaman Kata Pengantar vii Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia tentu saja memiliki persamaan dan perbedaan serta keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa di dunia beserta
Lebih terperinciUPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
i UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan dan perbedaan perubahan fonem yang terjadi pada proses
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciDAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini
PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Lebih terperinciال تع ار ف. الا د و ات الم د ر س ية Disediakan teks sederhana tentang ا ل م ه ن ة
KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Bahasa Arab Jumlah soal : 50 Butir Kurikulum : Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan kata merupakan bahasan yang sangat menarik dan mengundang banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu pembentukan
Lebih terperinciAHMAD GAZALI NIM
ANALISIS KRITIS TERHADAP GAGASAN PADA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 DAN DOKUMEN KURIKULUM MUATAN LOKAL PENDIDIKAN AL- QUR AN TESIS Oleh AHMAD GAZALI NIM.1102110799 INSTITUT
Lebih terperinciAnalisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak
Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
Lebih terperinciAFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG
AFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG Rinni Juliati simanungkalit, Amriani Amir, Agus Syahrani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: rinnijuliati12@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan suatu ide, gagasan, pikiran, perasaan, pengalaman dan pendapat. Oleh karena itu bahasa
Lebih terperinci2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013
ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciTATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA
TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik
Lebih terperinciANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUB DIALEK MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL
ANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUB DIALEK MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ROSITA NIM 090388201278 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa khususnya mata pelajaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...
DAFTAR ISI HALAM AN J UDUL...... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN MOTTO....... vi HALAMAN KATA PENGANTAR......
Lebih terperinciBAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).
BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini
Lebih terperinciARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
PENGGUNAAN AFIKSASI PADA SKRIPSI PERIODE WISUDA KE-52 MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT ARTIKEL JURNAL Diajukan Sebagai
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I
PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I MTs AL - ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN AJARAN
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1
ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Fajar Muzaki 0906010012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciPERAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG TESIS
PERAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lebih terperinci: Nomina Quadriliteral. : Verba triliteral. : Verba Quadriliteral. : Verba Intransitif. : Verba Transitif BAB I PENDAHULUAN 1.
NQ VTr VQ VI VT : Nomina Quadriliteral : Verba triliteral : Verba Quadriliteral : Verba Intransitif : Verba Transitif BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGANTAR Pada bab Pendahuluan ini peneliti akan memaparkan latar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. Mengumpulkan data yang akan dijadikan bahan penelitian dengan menggunakan kitab Almu jamul Mufarras Li alfazil Qur an,kamus kosa kata Alquran danal-kalam Digital Versi 1.0 2009 Penerbit Diponegoro dan
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR
PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR TESIS OLEH : KHAIRUNNISA NIM : 12.0252.0935 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA BANJARMASIN 2016
Lebih terperinciBab II. Mengenal Macam-macam Isim
8 Bab II Mengenal Macam-macam Isim Alokasi Waktu Materi : 120 menit :- Pembagian Isim Ditinjau dari Bilangannya - Pembagian Isim Ditinjau dari Perubahannya - Beberapa Contoh Isim lainnya ISIM bilangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada karya sastra berbentuk puisi yang dikenal sebagai těmbang macapat atau disebut juga těmbang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE TERJEMAH BAHASA ARAB DI MAN 1 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE TERJEMAH BAHASA ARAB DI MAN 1 PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Metode Terjemah Bahasa Arab di MAN 1 Pekalongan Pada proses pembelajaran bahasa Arab di MAN 1
Lebih terperinciINTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA OGAN DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA MURID SEKOLAH DASAR. Oleh: Dewi Sri Rezki Cucu Sutarsyah Nurlaksana Eko Rusminto
INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA OGAN DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA MURID SEKOLAH DASAR Oleh: Dewi Sri Rezki Cucu Sutarsyah Nurlaksana Eko Rusminto Email: dewisrirezki@ymail.com ABSTRACT This study aimed
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan
30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk
Lebih terperinciFa al- a>qilu al-kari>mu ka>milun (Baidaba, 2002: 150). Maka orang berakal yang mulia adalah orang yang sempurna.
BAB III FUNGSI KATEGORI ADJEKTIVA Kategori adjektiva dapat menempati posisi yang berbeda-beda dalam tataran fungsi sintaksis. Macam-macam fungsi sintaksis adalah predikat, subjek, objek, keterangan, dan
Lebih terperinciOleh: RIA SUSANTI A
ANALISIS REDUPLIKASI DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA PADA HARIAN KOMPAS SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciSTRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI
STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Lebih terperinciTESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KYAI TERHADAP KEDISIPLINAN DAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA KAJEN KECAMATAN MARGOYOSO KABUPATEN PATI TAHUN 2016 TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1 SEKOLAH : SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang MATA PELAJARAN : Bahasa Arab KELAS / SEMESTER : VII / Gasal ALOKASI WAKTU : 2 jam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang
49 BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang digunakan. Pada bab ini akan dibahas langkah-langkah penelitian yang merupakan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciMAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR
MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Yang Dibina Oleh Bpk. Muhammad Mas ud, S.Pd.I
Lebih terperinci