BAB I PENDAHULUAN. Karenanya bahasa sangat bergantung kepada pikiran manusia. Sejalan dengan
|
|
- Herman Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media dalam mewujudkan pikiran manusia ke alam nyata. Karenanya bahasa sangat bergantung kepada pikiran manusia. Sejalan dengan dinamisnya kehidupan manusia maka bahasa juga selalu berubah dan berkembang seiring dengan perubahan dan perkembangan pikiran manusia itu sendiri. Salah satu bentuk kepiawaian manusia dalam berbahasa adalah mampu untuk merubah satu kata menjadi beberapa kata serta merangkaikannya dengan kata-kata yang lain. Perubahan itu dibentuk secara sistematis dan mempunyai aturan-aturan tertentu yang dapat diuji kebenarannya. Kemampuan berbahasa merupakan karunia dari Allah Swt. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana keadaan manusia bila tidak ada bahasa yang berperan sebagai alat komunikasi. Kebudayaan dan peradaban tentunya tidak akan dapat berkembang dengan baik bila tidak ada bahasa. Bahasa Arab merupakan salah satu dari sekian ribu bahasa yang ada di dunia ini. Bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa khususnya bagi umat Islam, karena sebagai bahasa Al-Quran yang mengandung pesan sebagai tuntunan kehidupan di dunia dan akhirat kepada manusia. Allah Swt. secara khusus meletakkan keutamaan bahasa Arab melalui firman-nya sebagai berikut:
2 إن ا أنزلنه قرءانا عربي ا لعل كم تعقلون /Innā anzalnāhu qur`ānan arabiyyan la allakum ta qilūna/ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur`an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Qs. Yusuf/12: 2). Umat Islam sudah selayaknya menguasai bahasa Arab. Sebab tuntunan umat Islam yang paling utama yaitu Al-Qur`an dan Hadits menggunakan bahasa Arab. Seseorang tidak akan mampu memahami Islam dan ajarannya secara sempurna tanpa mengetahui dan mempelajari bahasa Arab. Di dalam dunia internasional, bahasa Arab juga mendapat tempat yang istimewa. Karena bahasa Arab merupakan salah satu dari enam bahasa yang secara resmi diakui dunia sebagai bahasa internasional (Inggris, Prancis, Cina, Arab, Spanyol dan Rusia). Peranan internasional itu telah diperoleh sejak tahun 1973, di mana ketika itu bahasa Arab diumumkan secara resmi sebagai salah satu bahasa organisasi dunia PBB dan bagian-bagiannya. Juga sebagai bahasa ketiga pada The Organization of African Unity dan bahasa pertama dalam Islamic World League. Seperti bahasa-bahasa lainnya di dunia, bahasa Arab berfungsi sebagai alat komunikasi dan juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan dan peradaban. Dalam rumusan Politik Bahasa Nasional, bahasa-bahasa di Nusantara dibagi menjadi tiga kategori, yakni (1) Bahasa Nasional, ialah bahasa Indonesia yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dalam UUD 1945 dinyatakan sebagai bahasa negara, (2) Bahasa Daerah, ialah bahasa yang di samping bahasa nasional dipakai sebagai bahasa penghubung antar daerah di wilayah Republik Indonesia, dan merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup, dan (3) bahasa Asing, ialah
3 semua bahasa yang berada di luar wawasan bahasa-bahasa Nusantara. Bahasa Arab dalam kacamata Politik Bahasa Nasional tersebut, masuk dalam kategori bahasa asing. Dengan demikian bahasa Arab sebagai bahasa asing mengemban fungsi sebagai; 1) alat penghubung antar bangsa, 2) alat pembantu pengemban bahasa Indonesia, 3) alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan nasional. (Halim, 1975: 24). Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa komunikasi internasional tentunya memiliki kaidah-kaidah tata bahasa tersendiri. Kaidah yang tersebut tentunya memiliki persamaan dan perbedaan dengan bahasa lainnya. Linguistik sebagai ilmu dalam mengkaji bahasa tentunya dapat membantu untuk علم ( Fonologi dapat meneliti dan menganalisis bahasa-bahasa yang ada di dunia ini. aş-şarfi/), /`ilmu علم الصرف) /`ilmu wazāifi al-aşwāti/), Morfologi وظاي ف الا صوات Sintaksis ( علم النحو /`ilmu an-nahwi/), dan Semantik علم الدلالة) /`ilmu ad-dilālati/), merupakan bagian dari linguistik yang dipergunakan seorang peneliti dalam mengkaji suatu bahasa dari sisi yang diinginkannya. Salah satu dari empat tataran ilmu linguistik di atas yang dimaksud peneliti adalah morfologi. Adapun yang dimaksud dengan morfologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu Cabang linguistik tentang morfem dan kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata. (KBBI, 1988: 592).
4 Verhaar (1983: 52) dalam bukunya Pengantar Linguistik menyebutkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Di dalam ilmu bahasa Arab, kajian tentang morfologi dapat disejajarkan dengan /`ilmu aş-şarfi/ atau ilmu Shorof. Sebagaimana Dahdah (1992: 2) dalam علم الصرف Nasution (2006: 98), mendefenisikan ilmu Shorof sebagai berikut: الصرف: علم يبحث في صيغ الكلمة و تحويلها إلى صور مختلفة بحسب المعنى المقصود. /aş-şarfu: `ilmun yubhasu fī şiyagi al-kalimati wa tahwīlihā ilā şuwarin mukhtalifatin bihasbi al-ma`nā al-maqşūdi/ "Shorof adalah ilmu yang membahas tentang proses pembentukan kata dan perubahannya ke dalam berbagai bentuk sesuai dengan makna yang diinginkan". Ahnan (1999: 7) memberikan defenisi dari ilmu Shorof menurut arti dan istilah sebagai berikut: Menurut arti bahasa (lughat), yaitu berubah atau mengubah dari bentuk aslinya kepada bentuk lain. Menurut istilah, yaitu perubahan bentuk asal pertama فعل الماضي /fi`lu al-mādī/ menjadi فعل المضارع /fi`lu al-mudāri`/, dari فعل المضارع /fi`lu al-mudāri`/ menjadi فعل al-maf`ūl/, /ismu اسم المفعول al-fā`il/, /ismu اسم الفاعل /maşdar/, menjadi مصدر اسم az-zamān/, /ismu إسم الزمان an-nahīy/, /fi`lu فعل النهي al-'amar/, /fi`lu الا مر al-ālat/. /ismu اسم الا لة /ismu al-makān/, dan terakhir menjadi المكان
5 Perubahan gramatikal yang terjadi dalam bahasa Arab mulai dari bentuk asal pertamanya yaitu فعل الماضي /fi`lu al-mādī/ sampai kepada bentuk yang terakhir yaitu berbeda. /ismu al-ālat/ semuanya itu menghasilkan makna/arti yang اسم الا لة Sebagaimana pendapat Ahnan, bahwa kajian ilmu Shorof membahas mengenai perubahan kata dari bentuk aslinya menjadi bentuk yang lain. Di dalam kajian morfologi dibahas juga mengenai proses morfemis, yaitu perubahan kata dari bentuk aslinya menjadi bentuk yang lain. Sebelum menjelaskan apa itu proses morfemis diutarakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan morfem. Adapun yang dimaksud dengan morfem itu sendiri adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian-bagian bermakna yang lebih kecil. (Kridalaksana, 2001: 141). Dari sebuah morfem maka dapat dibentuk beberapa kata yang baru. Pembentukan kata-kata yang baru ini tentunya berdiri melalui berbagai proses, yaitu: afiksasi, reduplikasi, komposisi, konversi, modifikasi internal, suplesi, dan pemendekan. Kesemua proses pembentukan kata di atas disebut dengan proses morfemis atau dikenal juga dengan proses morfologis, yang dalam bahasa Arab disebut dengan 104). (Nasution, 2006: /al-`amaliyyatu al-mūrfūlūjiyyah/. العملي ة المورفولوجية Samsuri (1980: 190) menyatakan bahwa proses morfologis adalah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Dalam bahasa Indonesia kata tulis misalnya, bisa dirubah menjadi menulis, tertulis, tulisan, tulisan-tulisan, dll. Dalam bahasa Arab juga proses yang serupa, seperti
6 contoh: kata آتب /kataba/ menulis berubah menjadi يكتب /yaktubu/ dia (lk) menulis, آاتب /kātibun/ penulis, مكتوب /maktūbun/ tertulis, مكتبة /maktabah/ perpustakaan, مكتب /maktab/ meja, آتاب /kitābun/ buku, dan آتابة /kitābah/ tulisan. Untuk membuktikan proses morfemis ini, peneliti mencoba mengambil salah satu contoh pembentukan kata melalui proses afiksasi: Asal Kata Sufiks (Akhiran) Menjadi Makan + -an Makanan Kata makan setelah mendapat proses afiksasi, dalam hal ini mendapat sufiks (Akhiran) an, menjadi kata baru yaitu makanan. Ternyata peneliti juga menemukan proses afiksasi ini di dalam bahasa Arab, seperti dua buah contoh berikut ini: Arti Menjadi Sufiks Arti Asal Kata Dua buah pena قلمان /qalamāni/ Pena ان قلم /qalamun/ Kata قلم /qalamun/ yang berarti pena, setelah mendapat proses afiksasi, dalam hal ini mendapatkan sufiks (Akhiran) ان /alīf dan nūn/, menjadi kata baru yaitu pena. /qalamāni/ yang berarti dua buah قلمان Arti Menjadi Infiks Arti Asal Kata ناصر Penolong /nāşirun/ Menolong ا نصر /naşara/
7 Kata نصر /naşara/ yang berarti menolong, setelah mendapat proses afiksasi, ناصر yaitu /alīf/, menjadi kata baru ا (Sisipan) dalam hal ini mendapatkan infiks /nāşirun/ yang berarti penolong. Tentunya masih ada lagi beberapa bagian dari proses afiksasi yang menarik peneliti untuk mendalami lebih jauh dengan kaitannya di dalam bahasa Arab. Selain proses afiksasi, peneliti juga menemukan salah satu dari proses morfemis, yaitu proses pemendekan, yang mana di dalam bahasa Arab disebut dengan istilah al-kitābiyyu/. /al-ikhtişāru الا ختصار الكت اب ي Berikut contoh akronim yang merupakan salah satu bagian dari proses pemendekan di dalam bahasa Indonesia: Hankam (Pertahanan dan Keamanan). Proses akronim di sini berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang sesuai dengan kaidah fonetik bahasa yang bersangkutan. Dalam bahasa Arab juga terdapat proses akronim yang bercirikan gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata sebagaimana contoh berikut: Gerakan ح /harakah/ حرآة Perlawanan Islam /al-muqāwamah/ المقاومة /al-islāmiyyah/ م اس الا سلامية حماس /hamās/ Kata حماس /hamās/ merupakan bentuk akronim yang bercirikan gabungan huruf حماس atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata. Kata /hamās/ terdiri dari huruf ح /ha/ untuk حرآة /harakah/ yang berarti Gerakan,
8 sedangkan huruf م /mīm/ untuk المقاومة /al-muqāwamah/ yang berarti Perlawanan, dan huruf اس /alīf/ dan /sīn/ untuk الا سلامية /al-islāmiyyah/ yang berarti Islam. Tentunya masih ada lagi beberapa bagian dari proses pemendekan yang menarik peneliti untuk mendalami lebih jauh dengan kaitannya di dalam bahasa Arab. Setelah memberikan dua contoh dari proses morfemis yaitu contoh melalui proses afiksasi dan pemendekan di dalam kaitannya dalam bahasa Arab, tentunya menambah keingintahuan peneliti akan proses morfemis lainnya seperti proses reduplikasi, komposisi, konversi, modifikasi internal, dan suplesi. Peneliti juga ingin meneliti bagaimana produktivitas proses morfemis dalam bahasa Arab. Adapun yang dimaksud peneliti dengan produktivitas dalam proses morfemis ini adalah dapat tidaknya proses pembentukan kata itu, terutama afiksasi, reduplikasi, dan komposisi, digunakan berulang-ulang yang secara relatif tidak tak terbatas; artinya ada kemungkinan menambah bentuk baru dengan proses tersebut. (Chaer: 2003: 193). Dari pengertian di atas dapat ditarik pengertian bahwa yang dimaksud dengan produktivitas proses morfemis adalah adanya pembentukan sesuatu yang baru dari suatu bentuk yang sudah ada sehingga dapat memperkaya perbendaharaan kosa kata. Penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan pembahasan ini ada ditemukan, yaitu tesis yang berjudul Afiks Derivatif Dalam Bahasa Arab oleh Mahmud Khudri (2004). Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini mengingat masih minimnya kajian bahasa Arab yang ditinjau dari sudut ilmu linguistik. Diharapkan nantinya dapat menambah literatur dalam rangka pengembangan ilmu bahasa Arab.
9 Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dan menganalisis secara lebih mendalam kajian ini dengan judul Proses Morfemis Dalam Bahasa Arab Batasan Masalah Secara umum kajian mengenai proses morfemis tentunya sangat luas dan tidak bisa terlepas dari kajian tentang morfem serta kaitannya dengan masalah infleksi dan derivasi. Tetapi peneliti di dalam penelitian ini ingin lebih memfokuskan pada proses morfemisnya, mengingat dalam proses morfemis ini saja sudah terdiri dari 7 (tujuh) bagian, yaitu proses: 1. Afiksasi, 2. Reduplikasi, 3. Komposisi, 4. Konversi, 5. Modifikasi Internal, 6. Suplesi, dan 7. Pemendekan (Chaer, 2003: x). Dari ketujuh proses di atas, peneliti ingin mengkaji dan mendeskripsikan apakah ketujuh proses tersebut terdapat di dalam bahasa Arab, serta ingin menjelaskan bentuk proses morfemis yang berbeda sesuai dengan kaidah tata bahasa Arab Rumusan Masalah Agar penyajian suatu karya tulis tidak menyimpang dari pokok pembahasan yang dikehendaki, maka perlu adanya rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
10 1. Bagaimana proses morfemis dalam bahasa Arab? 2. Bagaimana produktivitas proses morfemis dalam bahasa Arab? 1.4. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan proses morfemis dalam bahasa Arab. 2. Untuk mengetahui produktivitas proses morfemis dalam bahasa Arab Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Menambah referensi, khususnya ilmu bahasa Arab ditinjau dari sudut ilmu linguistik. 2. Menambah wawasan dan pemahaman peneliti secara khusus dan pembaca secara umum dalam memahami bahasa Arab. 3. Sebagai bahan rujukan dan perbandingan ilmu linguistik dalam kajian morfologi dan kaitannya dengan bahasa Arab. 4. Untuk memberi masukan kepada para pembaca pada umumnya tentang Proses Morfemis dalam Bahasa Arab dan khususnya bagi mahasiswa Pascasarjana Program Studi Linguistik serta bagi mahasiswa Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra USU. 5. Sebagai motivasi bagi para peneliti untuk lebih mengembangkan kajian bahasa Arab.
BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai macam situasi bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara kepada pendengar
Lebih terperinciLINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI
Nama : TITIS AIZAH NIM : 1402408143 LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI I. MORFEM Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama. Bahasawan tradisional tidak mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sesuatu yang kḥas, yang hanya dimiliki oleh manusia. Ernest Cassier dalam hal ini menyebutkan manusia sebagai animal symbolicum, yakni makhluk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, sebagaimana kita ketahui merupakan suatu sarana yang amat penting dalam menyampaikan suatu ide maupun pesan. Melalui bahasa kita dapat berkomunikasi dan mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang
109 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Perancis, mahasiswa banyak disuguhkan beranekaragam pengetahuan dasar mengenai pembelajaran bahasa Perancis. Pengetahuan dasar tersebut
Lebih terperinciNama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI
Nama : Irine Linawati NIM : 1402408306 BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari arus ujaran. Satuanfonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk hidupp mempunyai kelebihan berbahasa yang berfungsi menyampaikan ide, gagasan, pemikiran kepada yang lain. Bahasa merupakan salah satu alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa ialah sebuah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh masyarakat untuk tujuan komunikasi. (Sudaryat, 2008:2). Bahasa sebagai alat komunikasi berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang ada dalam dunia ini di bekali kelebihan berupa akal beserta pikiran yang sempurna oleh Allah swt. Dari bekal tersebut manusia mampu melahirkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam linguistik bahasa Jepang (Nihon go-gaku) dapat dikaji mengenai beberapa hal, seperti kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran, bahkan sampai pada bagaimana bahasa
Lebih terperinciBAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI
BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI Kita kembali dulu melihat arus ujaran yang diberikan pada bab fonologi yang lalu { kedua orang itu meninggalkan ruang siding meskipun belum selesai}. Secara bertahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Allah, sehingga mampu melahirkan ide-ide yang kreatif. Salah satu kelebihan manusia di antaranya, yaitu
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1
ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa
Lebih terperinciBAB 5 TATARAN LINGUISTIK
Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur kata dan cara pembentukan kata (Harimurti Kridalaksana, 2007:59). Pembentukan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sabar itu terbagi dalam tiga macam(uadijartou; 2012):
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari kata الصبر / Aṣ-ṣabru/(sabar) digunakan untuk menghibur seseorang yang sedang tertimpa musibah ataupun menenangkan seseorang yang mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas manusiawi yang membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain. Ilmu yang mempelajari hakekat dan ciri-ciri bahasa ini disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena dengan bahasa kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Keraf (2001:1) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya untuk media cetak, media sosial maupun media yang lainnya. Bahasa kini dirancang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan, baik melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa di dunia memiliki keunikan tersendiri antara satu dengan lainnya. Di dalam setiap bahasa selalu terdapat pola pembentukan kata yang secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab yang disampaikan dan ditulis dalam bahasa Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian bagi para peneliti
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Pemikiran Keberadaan buku teks di perguruan tinggi (PT) di Indonesia perlu terus dimutakhirkan sehingga tidak dirasakan tertinggal dari perkembangan ilmu dewasa ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam berbahasa, kita sebagai pengguna bahasa tidak terlepas dari kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam berbahasa adalah sesuatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Morfologi Morfologi merupakan suatu cabang linguistik yang mempelajari tentang susunan kata atau pembentukan kata. Menurut Ralibi (dalam Mulyana, 2007: 5), secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk individu sekaligus makhluk sosial. Untuk memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa merupakan alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 Bab XV pasal 36. Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN والله اخرجكم من بطون امهاتكم لا تعلمون شيي ا و جعل لكم السمع والابصار والافي دة لعلكم تشكرون. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak yang lahir ke dunia ini tidak mengenal bahasa apapun, kemudian dia akan belajar bahasa dari pendengaran, tetapi lama-kelamaan anak akan menirukan (mengucapkan)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu penelitian, maka dibutuhkan sebuah metode penelitian. Metode ini dijadikan pijakan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa muncul dan diperlukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa merupakan alat komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominalisasi sebagai salah satu fenomena kebahasaan, mesti mendapatkan perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai peran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia tentu saja memiliki persamaan dan perbedaan serta keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa di dunia beserta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan yang Relevan Kajian tentang morfologi bahasa khususnya bahasa Melayu Tamiang masih sedikit sekali dilakukan oleh para ahli bahasa. Penulis menggunakan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari bahasa karena bahasa adalah alat yang dipakainya untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan,
Lebih terperinciPenggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2
Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa pada awalnya merupakan bunyi-bunyi abstraks yang mengacu pada lambang-lambang tertentu sebagai sebuah sistem yang mengasumsikan adanya makna. Melalui lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca, menulis. Keempat kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh semua masyarakat yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Keraf (1984: 17) menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Bahasa pada dasarnya adalah sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Wacana 1. Pengertian Wacana Wacana adalah paparan ide atau pikiran secara teratur, baik lisan maupun tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk
Lebih terperinciBAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).
BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I akan dipaparkan latar belakang, masalah penelitian yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diberikan anugerah yang luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa ilmu tauhid dalam dirinya. Hal ini dapat diurai melalui proses pendalaman dan penjabaran
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah suatu bahasa. Sesuai dengan sifat bahasa yang dinamis, ketika pengetahuan pengguna bahasa meningkat,
Lebih terperinciINFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU
INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU Oleh: Ida Satriyani Kasran Ramsi ABSTRAK Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apa sajakah afiks infleksi dalam bahasa Kulisusu, dalam hal ini meliputi pembagian afiks
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010
ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciتماسك : درجة التجاذب بين عنصرين لغويين في جملة واحدة
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia memerlukan bahasa dalam berinteraksi. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari. Bahasa selalu digunakan kapanpun, dimanapun, dengan siapapun, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa
Lebih terperinciالمضارع الماضي الا مر
Pelajaran 1 النهي dan الا مر, المضارع, الماضي Bentuk Untuk الفعل المزيد (Kata kerja Berimbuhan) Perhatikan Kalimat-kalimat berikut ini! Allah mengeluarkan manusia dari kehidupan yang االله ي خ ر ج الن
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep menurut Soedjadi (2000:14) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai
Lebih terperinciABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS
ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS Nuraeni, Shinta Yunita Tri. 2017. Abreviasi dalam Menu Makanan dan Minuman di Kota Semarang: Suatu Kajian Morfologis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Sebelum mengenal bahasa Indonesia sebagian besar bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ucapan, pikiran perasaan seseorang yang teratur serta yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut Kridalaksana (dalam Abdul Chaer,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan dalam bidang bahasa dan teknologi, namun tidak semua bahasa mampu diintegrasikan ke dalam semua teknologi yang telah diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat pemakainya dalam berkomunikasi. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan sistem, yaitu seperangkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dasarnya adalah mampu yang berarti bisa atau sanggup. Dalam KLBI (tanpa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan merupakan kata kerja yang mendapat imbuhan ke-an kata dasarnya adalah mampu yang berarti bisa atau sanggup. Dalam KLBI (tanpa tahun:774) dijelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam kehidupannya perlu berinteraksi dengan sesamanya. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi tersebut antara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam suasana resmi maupun tidak resmi, selalu terikat oleh suatu alat
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A
DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A MTsN POPONGAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata-kata Bahasa Indonesia kaya akan imbuhan. Kurang lebih ada sekitar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kata-kata Bahasa Indonesia kaya akan imbuhan. Kurang lebih ada sekitar 35 imbuhan resmi yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Imbuhan-imbuhan ini dapat
Lebih terperinciMenurut Al-Khuli (1982: 157) dalam A dictionary of Theoretical Linguistics
1.1 Latar Belakang Kemampuan menguasai dan menggunakan bahasa merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang sempurna. Sebagai makhluk yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran yang dimiliki,
Lebih terperinciPembentukan Nomina Maṣdar Θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm: Analisis Morfologis
Pembentukan Nomina Maṣdar Θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm: Analisis Morfologis Oleh Raden Renjana Syukur Kusumah Abstrak Skripsi ini berjudul : Pembentukan Nomina Maṣdar θuläθï Mujarrad Ġayru Mïm: Analisis Morfologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata merupakan salah satu unsur penting dalam pembetukan suatu bahasa salah satunya dalam suatu proses pembuatan karya tulis. Kategori kata sendiri merupakan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam BAB III, akan dipaparkan metode, definisi operasional, uraian data dan korpus, instrumen, teknik pengumpulan, dan teknik pengolahan. Adapun pemaparan hal-hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja untuk menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa yang merupakan komponen linguistik. Penggunaan
Lebih terperinciPROSES MORFOLOGIS DALAM BAHASA INDONESIA. (Analisis Bahasa Karya Samsuri) Oleh: Tatang Suparman
PROSES MORFOLOGIS DALAM BAHASA INDONESIA (Analisis Bahasa Karya Samsuri) Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : KOSAKATA BAHASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Adalah suatu kenyataan bahwa manusia
Lebih terperinciRELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN
0 RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian jenis proses campur kode menunjukkan hasil yang berbeda-beda antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain karena subjek penelitian mereka pun berbeda-beda, baik dari
Lebih terperinciKEKELIRUAN REDUPLIKASI BAHASA INDONESIA oleh Suci Sundusiah, S.Pd.
KEKELIRUAN REDUPLIKASI BAHASA INDONESIA oleh Suci Sundusiah, S.Pd. 1. Pendahuluan Menurut proses morfologisnya, kata dihasilkan melalui proses afiksasi, reduplikasi, pemajemukan, dan perubahan zero. (Ramlan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apa yang akan terjadi saat seseorang pertama kali belajar bahasa asing? Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, ia
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA. Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.
BAB 3 OBJEK LINGUISTIK : BAHASA Linguistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. 1. Pengertian Bahasa Kridalaksana (1983) : bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi
Lebih terperinciPROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA DI SMA ISLAM AL-FALAH KOTA JAMBI SKRIPSI
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA DI SMA ISLAM AL-FALAH KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan
Lebih terperinci