BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada konsep difusi dan osmosis di kelas VIII. Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan pada pokok bahasan difusi dan osmosis. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas yang terdiri dari 30 orang siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data lembar observasi, data hasil tes keterampilan proses sains, data tes hasil penguasaan konsep, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Dalam penelitian ini, konsep difusi dan osmosis disampaikan dengan strategi pembelajaran POE yang terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap memprediksi (predict), tahap mengamati (observe) dan tahap menjelaskan (explain). Pada tahap predict, siswa diminta untuk menuliskan prediksi awal mereka berdasarkan demonstrasi yang telah dilakukan oleh guru. Setelah siswa menuliskan prediksi awal mereka, kemudian siswa diminta untuk melakukan pengamatan untuk membuktikan prediksi yang telah mereka buat. Pengamatan dilakukan dalam kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap orang dalam setiap kelompok diminta untuk melakukan pengamatan dan kemudian siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dalam lembar kerja siswa yang telah disiapkan. 46

2 47 Pada tahap yang terakhir yaitu tahap explain, siswa diminta untuk menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang telah mereka buat dengan hasil pengamatan yang telah mereka dapatkan. Setelah praktikum selesai, guru memfasilitasi kelompok untuk melaporkan hasil pengamatan kelompok mereka kepada kelompok-kelompok lain. Siswa yang tampil menyimpulkan data hasil pengamatan mereka, dan menjelaskan kesesuaian dan ketidaksesuaian antara prediksi mereka sebelumnya dengan hasil pengamatan dan kesimpulan setelah melakukan praktikum. Praktikum yang dilaksanakan pada penelitian ini meliputi tiga jenis praktikum, yaitu praktikum difusi pada tumbuhan, praktikum osmosis kentang dan praktikum membuka menutupnya stomata. Praktikum difusi pada tumbuhan dilaksanakan pada pertemuan pertama. Praktikum ini cukup sederhana dan tidak membutuhkan terlalu banyak alat dan bahan. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum difusi pada tumbuhan ini antara lain tanaman pacar air, serbuk pewarna dan air. Pada pertemuan kedua dilaksanakan 2 jenis praktikum osmosis yaitu praktikum osmosis kentang dan praktikum membuka menutupnya stomata. Kedua jenis praktikum ini cukup sederhana, namun membutuhkan persiapan dan waktu yang cukup banyak. Untuk praktikum osmosis pada kentang bahan yang digunakan diantaranya umbi kentang, air, dan larutan garam sedangkan praktikum membuka menutupnya stomata membutuhkan bahan-bahan antara lain daun tanaman Rhoe discolor, aquades, dan larutan garam.

3 48 Data hasil penelitian didapatkan melalui tes, lembar observasi dan angket. Tes yang diberikan meliputi tes penguasaan konsep yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 soal dan tes keterampilan proses sains yang berupa soal uraian sebanyak 5 soal. Kedua tes tersebut diberikan pada awal dan akhir pembelajaran. Selain data tes penguasaan konsep dan data tes keterampilan proses sains, terdapat data lembar observasi dan data angket. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan keterampilan proses siswa dalam melaksanakan praktikum dengan strategi POE. Data angket digunakan untuk menjaring respon siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian yang telah didapat, kemudian akan disusun menjadi tiga bagian berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama adalah penyajian data keterampilan proses sains siswa (keterampilan memprediksi, mengamati dan menjelaskan) sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Pada bagian kedua adalah penyajian data penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Pada bagian terakhir, akan dikemukakan tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis. Hasil dari penelitian ini disajikan sebagai berikut: 1. Keterampilan Proses Sains a. Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran POE Keterampilan proses sains yang dimaksud disini adalah keterampilan memprediksi, mengamati dan menjelaskan siswa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan strategi POE dan setelah mendapatkan pembelajaran dengan

4 49 strategi POE. Data didapatkan melalui tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dan melalui tes akhir yang diberikan setelah pembelajaran berlangsung. Berikut adalah hasil perolehan tes awal dan tes akhir siswa untuk tes keterampilan proses sains. Tabel 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Strategi POE No. Faktor yang Data Hasil Tes Dihitung Tes Awal Tes Akhir 1. Rata-rata 37,93 78,89 2. Standar Deviasi 12,02 8,41 3. Nilai Ideal Nilai Tertinggi 60 93,33 5 Nilai Terendah 20 66,67 6. N-Gain 0,65 Tabel 4.1 menunjukkan data keterampilan proses sains dari 30 orang siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes awal siswa adalah 37,93 dengan nilai maksimal yaitu 60 dan nilai minimal 20, serta memiliki standar deviasi sebesar 12,02. Sedangkan rata-rata nilai tes akhir siswa adalah 78,89 dengan nilai maksimal yaitu 93,33 dan nilai minimal 66,67, serta memiliki standar deviasi sebesar 8,41. Peningkatan keterampilan proses sains siswa diperoleh dengan cara menghitung gain ternormalisasi (N-gain) dari hasil tes awal dan tes akhir untuk soal tes keterampilan proses yang telah diberikan kepada siswa. Dari hasil perhitungan gain ternormalisasi, diperoleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,65 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis yang berkategori sedang.

5 50 Adapun persentase penguasaan dan pengkategorian tiap aspek keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh dari tes keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Penguasaan dan Pengkategorian KPS Tes Awal Tes Akhir No. Jenis KPS Kategori Kategori (%) (%) 1. Memprediksi Kurang sekali Baik sekali 2. Mengamati Kurang Baik sekali 3. Menjelaskan 29.3 Kurang sekali 70 Cukup Tabel 4.2 menunjukkan persentase penguasaan keterampilan proses sains siswa pada setiap aspek KPS yang diukur. Pada tes awal penguasaan keterampilan memprediksi siswa memiliki persentase sebesar 46,67% dan berdasarkan kriteria penguasaan menurut Purwanto termasuk ke dalam kategori kurang sekali sedangkan tes akhir sebesar 97,78% dan termasuk ke dalam kategori baik sekali. Pada tes awal penguasaan keterampilan mengamati siswa memiliki persentase sebesar 55,56% dan termasuk ke dalam kategori kurang sedangkan tes akhir memiliki persentase sebesar 86,67% dan temasuk ke dalam kategori baik sekali. Pada tes awal penguasaan keterampilan menjelaskan siswa memiliki persentase sebesar 29,3% dan termasuk ke dalam kategori kurang sekali sedangkan tes akhir memiliki persentase sebesar 70% dan termasuk ke dalam kategori cukup. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penguasaan KPS siswa pada tes awal termasuk ke dalam kategori kurang dan kurang sekali. Pada tes akhir penguasaan KPS siswa pada setiap aspek mengalami peningkatan. Pada tes akhir persentase penguasaan KPS siswa yang paling tinggi adalah pada keterampilan

6 51 memprediksi dengan persentase sebesar 97,78%, kemudian diikuti oleh keterampilan mengamati dengan persentase sebesar 86,67% dan persentase yang terendah adalah keterampilan menjelaskan dengan persentasee sebesar 70%. Adapun diagram persentase penguasaan tiap aspek keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada Gambar Persentase Penguasaan KPS (%) A B C Jenis KPS Tes Awal Tes Akhir Gambar 4.1 Persentase Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa untuk Setiap Jenis KPS Keterangan: A: Keterampilan memprediksi B: Keterampilan mengamati C: Keterampilan menjelaskan Adapun persentase peningkatan tiap aspek keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh dari tes keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 4.3. Tabel 4.3 Persentase Peningkatan Tiap Aspek KPS No. Jenis KPS Tes Awal Tes Akhir <g> 1. Memprediksi ,93 2. Mengamati ,71 3. Menjelaskan ,57 Rata-rata 0,65 Kategori Tinggi Tinggi Sedang Sedang

7 52 Tabel 4.3 menunjukkan persentase peningkatan kemampuan siswa pada setiap jenis keterampilan proses sains. Untuk keterampilan memprediksi memiliki persentase tes awal sebesar 46,67 dan tes akhir sebesar 97,78. Indeks gain untuk keterampilan memprediksi adalah sebesar 0,93. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan memprediksi siswa meningkat dengan kategori tinggi. Untuk keterampilan mengamati siswa memiliki persentase tes awal sebesar 55,56 dan tes akhir sebesar 86,67. Indeks gain untuk keterampilan mengamati sebesar 0,71. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan mengamati siswa meningkat dengan kategori tinggi. Untuk keterampilan menjelaskan siswa memiliki persentase tes awal sebesar 29,3 dan tes akhir sebesar 70. Indeks gain untuk keterampilan mengamati sebesar 0,57. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan siswa meningkat dengan kategori sedang. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa semua KPS mengalami peningkatan. Peningkatan KPS yang tertinggi adalah pada keterampilan memprediksi dan mengamati dengan kategori tinggi kemudian keterampilan menjelaskan yang mengalami peningkatan dalam kategori sedang. b. Kemunculan Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi dan Lembar Kerja Siswa Kemunculan tiap keterampilan proses sains siswa pada saat pembelajaran dijaring dengan menggunakan lembar observasi dan lembar kerja siswa. Hasil dari analisis lembar observasi dan lembar kerja siswa ini dijadikan sebagai data penunjang untuk mengetahui kemunculan kemampuan keterampilan memprediksi, keterampilan mengamati dan keterampilan menjelaskan. Adapun

8 53 hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.8, dan terangkum dalam Tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Rata-Rata Persentase Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa No. Aspek KPS % Kemunculan 1. Keterampilan Memprediksi 71.11% 2. Keterampilan Mengamati 77.23% 3. Keterampilan Menjelaskan 62.08% Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata persentase kemunculan aspek keterampilan proses sains dalam pembelajaran yang paling tinggi adalah keterampilan mengamati dengan rata-rata kemunculan sebesar 77.23%, kemudian diikuti oleh keterampilan memprediksi dengan rata-rata kemunculan sebesar 71.11%. Keterampilan menjelaskan memiliki persentase rata-rata kemunculan terendah sebesar 62.08%. 2. Penguasaan Konsep a. Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran POE Data penguasaan konsep didapatkan melalui tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dan tes akhir yang diberikan setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi POE. Instrumen tes akhir adalah instrument yang sama yang digunakan untuk tes awal. Berikut adalah hasil perolehan tes awal dan tes akhir siswa untuk tes penguasaan konsep.

9 54 Tabel 4.5 Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Strategi POE No. Faktor yang Data Hasil Tes Dihitung Tes Awal Tes Akhir 1. Rata-rata 55,6 72,67 2. Standar Deviasi 15,38 14,56 3. Nilai Ideal Nilai Tertinggi Nilai Terendah N-Gain 0,38 Tabel 4.5 menunjukkan data penguasaan konsep dari 30 orang siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa sebelum diterapkannya strategi pembelajaran POE adalah 55,6 dengan nilai maksimal yaitu 84 dan nilai minimal 32, serta memiliki standar deviasi sebesar 15,38. Sedangkan rata-rata nilai siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE adalah 72,67 dengan nilai maksimal yaitu 92 dan nilai minimal 48, serta memiliki standar deviasi sebesar 14,56. Peningkatan penguasaan konsep siswa diperoleh dengan cara menghitung gain ternormalisasi (N-gain) dari hasil tes awal dan tes akhir untuk soal tes penguasaan konsep yang telah diberikan kepada siswa. Dari hasil perhitungan gain ternormalisasi, diperoleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,38 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis yang berkategori sedang. Peningkatan penguasaan konsep siswa juga dapat dianalisis dari tiap jenjang kognitifnya mulai dari C1, C2, C3. Caranya adalah dengan

10 55 mengelompokkan instrument tes yang mengukur tiap jenjang kognitif tersebut, kemudian dihitung rata-rata gain ternormalisasinya. Adapun persentase peningkatan tiap aspek penguasaan konsep siswa untuk setiap jenjang kognitif mulai dari C1 hingga C3 disajikan dalam bentuk Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa untuk Setiap Jenjang Kognitif pada Konsep Difusi dan Osmosis Jenjang Tes Tes Nomor Soal Kognitif Awal Akhir N-Gain Kategori C1 1,2, Rendah C2 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, Sedang 12,14, 17,20, 22, 23, 24, 25 C3 13, 16, 19, 15, 18, Sedang Rata-rata Sedang Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pada setiap jenjang kognitif mulai dari C1 hingga C3, yang dapat dilihat dari tes akhir siswa. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa setiap jenjang kognitif mengalami peningkatan. Untuk jenjang kognitif C1 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 64,44 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 67,78. Dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,11 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C1 termasuk dalam kategori rendah. Untuk jenjang kognitif C2 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 51,93 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar Dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,43 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C2 termasuk dalam kategori sedang. Untuk jenjang kognitif C3 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 56,83 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 78,33.

11 56 Dilihat dari rata-rataa gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,5 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C3 termasuk dalam kategori sedang. 3. Data Hasil Angket Siswa Selain menggunakan soal tes dan lembar observasi, untuk mengetahui gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada konsep difusi dan osmosis juga digunakan angket siswa untuk menjaring respon dan tanggapan siswa setelah pembelajaran dilakukan. Respon pembelajaran dengann strategi POE untuk setiap kriteria yang siswa terhadap diberikan dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut. Persentase Respon Positif Respon Negatif A B C Kriteria Gambar 4.2 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Keterangan: A: Ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi B: Tanggapan pada saat proses pembelajaran C: Penilaian terhadap strategi pembelajaran Gambar 4.2 menunjukkan hasil rata-rata respon positif dan respon negatif siswa terhadap pembelajaran dengan strategi POE. Dari semua perhitungan angket, respon yang ditunjukkan siswa pada setiap kategori menunjukkan respon positif diatas 50%. Untuk ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi, persentase respon positif sebesar 80% lebih tinggi dibandingkan respon

12 57 negatif sebesar 20% %. Untuk tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran, siswa yang memberikan respon positif adalah sebesar 83,33% lebih tinggi dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Untuk penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran yang digunakan, memiliki respon positif sebesar 83,3% lebih tinggi dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Respon siswa untuk setiap pernyataan disajikan dalam Gambar 4.3 berikut. Persentase Respon Positif Respon Negatif Pernyataan 9 10 Gambar 4.3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran untuk Setiap Pernyataan Keterangan: 1 : Pembelajaran POE merupakan pembelajaran yang baru dan menarik bagi saya. 2 : Materi difusi dan osmosis merupakan materi yang sulit bagi saya. 3 : Saya tertarik dengan materi difusi dan osmosis. 4 : Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi osmosis menjadi lebih mudah dipahami. 5 : Praktikum dengan POE, membuat saya mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. 6 : Petunjuk-petunjukk dalam LKS praktikum urutan POE mudah dipahami. 7 : Saya lebih suka belajar biologi melalui pengamatan langsung di laboratorium. 8 : Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi POE, kesempatan untuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi lebih banyak. 9 : Pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui pengamatan langsung. 10 : Menurut saya, semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan metode POE.

13 58 B. Pembahasan 1. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Tabel 4.1 didapat rata-rata tes awal siswa adalah sebesar 37,93 dan rata-rata tes akhir adalah sebesar 78,89. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa hasil tes akhir siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan tes awal. Setelah menghitung rata-rata tes awal dan tes akhir kemudian dicari nilai gain ternormalisasi dan didapatkan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,65. Berdasarkan kriteria N-gain menurut Hake, nilai N-gain yang didapat termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran POE dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan peningkatan keterampilan proses sains siswa, salah satunya adalah pembelajaran dengan strategi POE ini memberikan pengalaman langsung bagi siswa. Siswa dituntut untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti siswa harus membuat prediksi kemudian melakukan pengamatan untuk membuktikan jawaban dari prediksi yang telah dibuat dan menjelaskan kesesuaian antara prediksi dengan hasil pengamatan. Dari keterlibatan siswa dalam kegitan pembelajaran tersebut secara tidak langsung keterampilan proses sains siswa dapat meningkat. Menurut Rogers (dalam Dimyati & Mudjiono 2009:16) belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar. Selain itu, siswa cukup tertarik dengan materi yang disampaikan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket yang menunjukkan bahwa 73.33% siswa tertarik

14 59 dengan materi difusi dan osmosis. Bila siswa sudah tertarik dengan materi yang akan disampaikan siswa tentu akan lebih termotivasi dalam mempelajari materi tersebut. Walaupun siswa menganggap materi difusi dan osmosis ini sebagai materi yang sulit. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sudjana (2010: 61) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar yaitu dapat dilihat dari motivasi belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Untuk keterampilan memprediksi siswa mengalami peningkatan dengan kategori sedang yaitu dengan rata-rata indeks gain sebesar 0,93. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan memprediksi siswa meningkat dengan kategori tinggi. Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada (Devi et al, 2009). Peningkatan keterampilan memprediksi siswa ini, mungkin dikarenakan pada pembelajaran dengan strategi POE siswa dituntut untuk melakukan prediksi sehingga secara tidak langsung keterampilan memprediksi siswa dapat berkembang. Berdasarkan data hasil pengerjaan LKS dapat dilihat kemampuan memprediksi siswa yaitu siswa diminta untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati, salah satunya siswa diminta untuk mengemukakan kemungkinan yang akan terjadi bila potongan kentang di rendam dalam larutan garam dengan konsentrasi yang berbeda. Dari jawaban prediksi siswa tersebut dapat dilihat pengetahuan awal siswa terhadap konsep difusi dan osmosis itu sendiri. Sebagian besar siswa dapat membuat prediksi dengan baik,

15 60 walaupun pada kenyataannya prediksi yang telah dibuat berbeda dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Selain itu, pertanyaan yang diajukan untuk memprediksi juga membuat siswa tertarik dalam pembelajaran hal tersebut dapat dilihat dari angket respon siswa yang disajikan pada Gambar 4.3 butir ke 9 dengan pernyataan bahwa pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui pengamatan langsung, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 76,67%. Untuk keterampilan mengamati siswa mengalami peningkatan dengan kategori tinggi. Peningkatan keterampilan mengamati, mungkin disebabkan pada pembelajaran dengan strategi POE ini siswa dituntut untuk melakukan pengamatan sehingga secara tidak langsung keterampilan mengamati siswa dapat berkembang. Selain itu, observasi merupakan salah satu keterampilan proses sains yang telah dimiliki siswa dan sering dilakukan dalam pembelajaran sains bukan hanya pada pembelajaran biologi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Semiawan (1996: 19) bahwa keterampilan mengamati (observasi) merupakan keterampilan ilmiah yang mendasar. Berdasarkan data hasil lembar observasi dapat dilihat bahwa keterampilan mengamati siswa selama pembelajaran dengan strategi POE. Data lembar observasi menunjukkan bahwa keterampilan mengamati siswa memiliki persentase sebesar 97.41%. Selama pembelajaran dengan strategi POE siswa diminta untuk mengamati kejadian atau peristiwa yang terjadi secara langsung

16 61 dengan menggunakan indera juga mencatat dengan rinci fakta yang relevan dari objek dan segala sesuatu di sekitarnya, misalnya siswa diminta untuk mengamati tekstur kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam dengan menggunakan sebanyak mungkin indera kemudian mencatat perubahan berat dan panjang kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa melakukan kinerja yang baik sehingga hasilnya pun menunjukkan hasil yang positif. Selain itu siswa juga lebih tertarik dengan pembelajaran dengan pengamatan langsung. Hal tersebut dapat dilihat dari angket dengan pernyataan bahwa Saya lebih suka belajar biologi melalui pengamatan langsung di laboratorium, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 93,33%. Untuk keterampilan menjelaskan memiliki rata-rata indeks sebesar 0,57. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan siswa meningkat dengan kategori sedang. Keterampilan menjelaskan disini berarti siswa mengajukan hipotesis dan mampu menjelaskan perbedaan antara prediksi yang dibuatnya dengan hasil observasinya (Indrawati dan Setiawan, 2009: 45). Peningkatan keterampilan menjelaskan, mungkin disebabkan pada pembelajaran dengan strategi POE ini siswa dituntut untuk melakukan penjelasan sehingga secara tidak langsung keterampilan menjelaskan siswa dapat berkembang. Berdasarkan data hasil pengerjaan LKS dapat dilihat kemampuan menjelaskan siswa cukup baik. Sebagian besar siswa mampu menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang telah dibuat dengan hasil pengamatan yang telah

17 62 dilakukan, misalnya siswa diminta menjelaskan terjadinya perubahan berat, panjang dan tekstur kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam. Berdasarkan hasil pengerjaan LKS tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mampu menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang dibuat dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Bila prediksi yang dibuat siswa sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka akan terjadi penguatan konsep dalam diri siswa. Namun bila prediksi yang dibuat siswa berbeda dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka siswa akan membangun kembali konsep yang telah ada dalam diri siswa berdasarkan pengamatan yang telah siswa lakukan sendiri. Hal tersebut juga sejalan dengan teori belajar Piaget (1972, dalam Wahyudhi 2011) yang menyatakan bahwa jika dugaan siswa sama dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam pikiran siswa. 2. Penguasaaan Konsep Selain keterampilan proses sains, penguasaan konsep juga diukur dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan setiap pembelajaran akan berdampak pada hasil belajar siswa yang berupa pemahaman atau penguasaan konsep yang diajarkan. Penguasaan konsep siswa dijaring melalui soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal dengan jenjang kognitif yang berbeda. Jenjang kognitif yang digunakan pada penelitian ini mulai dari C1, C2, C3 berdasarkan taksonomi

18 63 Bloom yang sudah direvisi. Tes penguasaan konsep ini diberikan bersamaan dengan soal tes keterampilan proses yaitu sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rata-rata tes awal siswa sebesar 55,6 dan rata-rata tes akhir siswa sebesar 72,67. Rendahnya hasil tes awal siswa diduga disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak adanya kesiapan siswa, selain itu bisa juga disebabkan oleh faktor lain seperti siswa belum memahami konsep yang diberikan atau konsep yang diberikan merupakan suatu konsep yang belum diketahui siswa. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE mengalami peningkatan. Setelah menghitung rata-rata tes awal dan tes akhir kemudian dicari nilai gain ternormalisasi dan didapatkan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,38 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis dengan berkategori sedang. Peningkatan hasil penguasaan konsep ini menunjukkan adanya perubahan (penambahan pengetahuan) dan perubahan itu merupakan salah satu ciri proses belajar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dewey, Gage dan Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 116) yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses belajar yang melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

19 64 Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan peningkatan penguasaan konsep siswa, salah satunya adalah pada pembelajaran dengan strategi POE ini, siswa ditekankan untuk melakukan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara langsung, sehingga konsep yang didapatkan tidak akan mudah luntur dari pikiran. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Piaget (1972, dalam Wahyudhi 2011) yang menyatakan bahwa jika dugaan siswa sama dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam pikiran siswa. Bagi siswa pembelajaran dengan strategi POE merupakan kegiatan belajar yang membantu siswa memahami bahan ajar dan merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan, sebagaimana pernyataan Thorndike (Sagala, 2009: 54) yang mengungkapkan bahwa hasil belajar yang baik ditunjang dengan tumbuhnya rasa senang terhadap apa yang sedang dipelajari. Pernyataan tersebut didukung oleh respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 3 dengan pernyataan Saya tertarik dengan materi dan difusi osmosis dan persentase siswa yang menunjukkan respon positif sebesar 73,3%. Artinya, siswa cukup tertarik dengan materi difusi dan osmosis yang disampaikan dalam pembelajaran. Selain itu, siswa juga menilai pembelajaran dengan strategi POE dapat membantu mereka dalam memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut sesuai dengan respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 4 dengan pernyataan bahwa Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi dan

20 65 osmosis menjadi lebih mudah dipahami, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 83,33%. Selain itu, Gambar 4.3 butir ke 5 dengan pernyataan bahwa Praktikum dengan POE membuat saya mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 90%. Djamarah dan Zain (2006: 69) mengungkapkan bahwa kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran, memiliki peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Pernyataan tersebut sesuai dengan respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 10 dengan pernyataan Menurut saya semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan metode POE dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 76,67%. 3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Angket digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan strategi POE (Predict-Observe-Explain). Angket yang digunakan memiliki 3 kriteria respon yaitu ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi, tanggapan pada saat proses pembelajaran dan penilaian terhadap strategi pembelajaran. Untuk kriteria ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi mendapat respon positif dari siswa dengan persentase 80%. Ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran dipengaruhi oleh adanya minat siswa untuk belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses pemahaman siswa pada konsep atau materi

21 66 pelajaran yang disampaikan. Ketika minat siswa untuk belajar sudah baik maka kegiatan belajar pun akan berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Untuk kriteria tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran, sebanyak 83,33% responden memberikan tanggapan positif. Tanggapan positif tersebut dapat dilihat dari beberapa pernyataan diantaranya strategi POE dapat memudahkan mereka dalam memahami materi difusi dan osmosis dan sebanyak 83,33% siswa memberikan respon positif. Selain itu 93,33% siswa menganggap melalui strategi POE, kesempatan untuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi lebih banyak. Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran dengan strategi POE ini. Penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran juga mendapat respon yang positif dari siswa yaitu sebanyak 83,3%. Berdasarkan persentase tersebut dapat dilihat bahwa strategi POE dinilai positif sebagai strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep difusi dan osmosis. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Suryosubroto (2002: 96) yang menyatakan bahwa siswa dapat belajar dengan hasil yang baik jika pengajarannya menggunakan sistem atau cara yang tepat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, melalui pendekatan inkuiri pada subkonsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan beberapa defenisi operasional

Lebih terperinci

BAB II. POE adalah singkatan dari Predict-Observe-Explain. POE ini sering juga

BAB II. POE adalah singkatan dari Predict-Observe-Explain. POE ini sering juga BAB II STRATEGI PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP DIFUSI DAN OSMOSIS A. Strategi POE (Predict, Observe, Explain)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia masih dianggap sulit oleh beberapa siswa (Sirhan, 2007). Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan dalam memahami ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan posstest keterampilan memprediksi dan penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan tinjauan kurikulum 2006 proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah-istilah yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Efektivitas Efektivitas yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) POE ini sering juga disebut suatu model pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan one group pre-test and post-test design, (desain kelompok tunggal dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut teori belajar konstruktivis, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut teori belajar konstruktivis, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivis Menurut teori belajar konstruktivis, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam standar isi dinyatakan pendidikan IPA khususnya fisika diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pengembangan praktikum Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi kompleks agar sesuai dengan tujuan, yaitu meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Penguasaan Konsep Fluida statis Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Weak Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Weak Experimental 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Weak Experimental terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan standar kompetensi lulusan kelompok mata pelajaran sains, tujuan pendidikan pada satuan pendidikan SMA adalah untuk mengembangkan logika, kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan kunci determinasi dalam mengungkap kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan judul yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan judul yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan judul yang dikemukakan dalam proposal penelitian skripsi ini, maka perlu kiranya peneliti menguraikan

Lebih terperinci

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa X Sma Negeri 1 Balaesang Zulaeha, I Wayan Darmadi dan Komang Werdhiana e-mail: Zulaeha@yahoo.co.id Program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... LEMBAR PENGESAHAN...... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR. i ii iii iv v viii xi DAFTAR TABEL. xiii DAFTAR LAMPIRAN. xiv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM, KETERAMPILAN PROSES SAINS, SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM REGULASI...

BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM, KETERAMPILAN PROSES SAINS, SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM REGULASI... DAFTAR ISI ABSTRAK... i PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan masalah yang dirumuskan, penelitian yang dilaksanakan adalah untuk melihat profil scince-related attitudes siswa melalui pembelajaran biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. Pada metode ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengetahui peranan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengetahui peranan 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengetahui peranan kegiatan praktikum dengan guided inquiry pada pembelajaran sistem saraf. Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 A III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran berbasis praktikum merupakan pembelajaran yang sintaknya terdiri atas lima fase, yaitu (1) fase orientasi masalah, pada fase ini guru

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR HAK CIPTA... ii HALAMAN PENGESAHAN TESIS... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK... v BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang sangat menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............ UCAPAN TERIMA KASIH.......... ABSTRAK........... DAFTAR ISI........... DAFTAR TABEL......... DAFTAR GAMBAR............... DAFTAR LAMPIRAN............... BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran kehadiran

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK A. Kriteria Kualitas Data penilaian website petunjuk praktikum kimia oleh peserta didik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, serta energi yang menyertai perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

Lebih terperinci

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Matematika Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design atau eksperimen semu. Disebut demikian karena eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan mata pelajaran fisika di SMA menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 adalah sebagai wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa 39 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada pelaksanaan di lapangan peneliti dibantu oleh beberapa orang observer untuk melihat kemunculan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii iv vi viii x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode pre-eksperimental, yaitu paradigma penelitian dimana terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan yang diasumsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan 24 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik kualitatif yang hasilnya dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif yaitu metode Pre Experiment (Quasi Experiment). Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v viii xii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut : A. Peningkatan penguasaan Konsep Dasar IPA

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut : A. Peningkatan penguasaan Konsep Dasar IPA BAB V PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data di atas, maka akan dibahas permasalahan yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut : A. Peningkatan penguasaan Konsep Dasar IPA Faktor yang mempengaruhi peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Design (Nazir, 2003)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 83-87 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk penguasaan konsep. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Metode eksperimen digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi istilah yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION 391 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION Sri Wardani, Antonius Tri Widodo, Niken Eka Priyani Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan komunikasi tertulis siswa dalam sistem ekskresi dilakukan pada : Lokasi Penelitian : SMAN A

Lebih terperinci

Peranan Strategi Pembelajaran Probex Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kota Makassar

Peranan Strategi Pembelajaran Probex Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kota Makassar JPF Volume 2 Nomor 1 ISSN: 2302-8939 55 Peranan Strategi Pembelajaran Probex Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kota Makassar Sulistyawati Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Arsyad (2006:3), media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak menggunakan kelompok kontrol (Fraenkel, 1993: 245). Subyek penelitian berjumlah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Arikunto (2006 : 160), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut Surachman dalam Nugraha (2007

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam uji coba ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paham konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paham konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Paham konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sebab dengan metode kualitatif, fenomena-fenomena yang lebih kompleks akan terungkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan proses keberhasilan siswa. efektif untuk proses pembelajaran berlangsung. Bahan ajar mutlak

BAB I PENDAHULUAN. menentukan proses keberhasilan siswa. efektif untuk proses pembelajaran berlangsung. Bahan ajar mutlak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa agar siswa mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 IMPLEMENTASI PAKEM DENGAN KERJA ILMIAH SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 1 AMBARAWA Yuliana Indah Wulansari 1), Slamet Santosa 2), Riezky Maya Probosari 2) 1) Guru SMP Sudirman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan proses sains, yang didalamnya meliputi beberapa indikator kemampuan yang harus dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu jurnal kegiatan siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara terperinci,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menganalisis keterbacaan dan pemahaman mahasiswa terhadap buku teks terjemahan adalah metode deskriptif. Menurut Firman,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil hasil penelitian pembelajaran menggunakan model learning cycle pada materi pokok cahaya. Adapun hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, membawa hasil dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan merupakan konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan merupakan konsep yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan merupakan konsep yang diajarkan di kelas VIII semester I pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tetapi ada beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Menurut Hamalik (2002:187) dilihat dari besarnya kelas, pendekatan penemuan terbimbing dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunikasi yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS dan animasi kimia berbasis keterampilan generik sains pada materi pokok termokimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, dengan alasan pengontrolan yang dilakukan hanya pada satu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diuji coba berupa soal tes hasil belajar siswa, terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba

Lebih terperinci