BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 27 A III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran berbasis praktikum merupakan pembelajaran yang sintaknya terdiri atas lima fase, yaitu (1) fase orientasi masalah, pada fase ini guru menjelaskan masalah yang harus dipecahkan oleh siswa yaitu mengenai klasifikasi insekta ; (2) fase perumusan masalah, siswa dibimbing oleh guru membuat rumusan masalah dari permasalahan yang sudah dijelaskan; (3) fase melakukan penyelidikan, siswa melakukan penyelidakan mengenai klasifikasi insekta; (4) fase mengatasi kesulitan, guru membimbing siswa untuk mengatasi kesulitan yang ditemukan selama kegiatan praktikum; dan (5) fase merefleksikan hasil penyelidikan, mengaitkan hasil penyelidikan dengan konsep. Fase-fase tersebut dilaksanakan oleh peneliti. 2. Keterampilan proses sains adalah skor hasil tes uraian dengan indikator keterampilan mengamati, mengklasifikasi, berkomunikasi, dan interpretasi yang sudah dijudgmen oleh ahli biologi dengan nilai validasisebesar 0,78 yang termasuk kategori tinggi. 3. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor hasil tes pilihan ganda mengenai materi insect yang telah dijudgmen oleh ahli biologi dengan nilai validasi sebesar 0,79 yang termasuk kategori tinggi. Penguasaan konsep siswa diukur terdiri atas jenjang kognitif mulai dari C1 sampai C2.

2 28. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahweak Experimental, yaitu dengan menggunakan satu kelas penelitian tanpa kelas kontrol (Fraenkel, et al., 1990). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahone Group Pretest Posttest Design (Sugiyono,2010: 111).Dengan menggunakan desain ini subyek penelitian hanya ada satu kelompok sebagai kelompok eksperimen. Kelompok ini diberi tes awal (pretest) sebelum mendapat perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis praktikum kemudian diberi tes akhir (posttest). ini. Adapun desainone Group Pretest Posttest ditunjukkan oleh tabel berikut Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design Kelas Pretest Treatment Posttest Eksperimen O X O Keterangan: O =Pretest-Posttest X = Perlakuan (treatment) yang diberikan adalahpembelajaran berbasis praktikum. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMA Negeridiandung semester 2 tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari sembilan kelas.

3 29 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini satu kelas dari keseluruhan populasi yaitu kelas Xh.Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling.Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2010:121). D. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di andung yaitu SMA Negeri 20 andung. Sekolah ini terletak di jalan Citarum No 23 andung. SMA Negeri 20 memiliki laboratorium IPA dengan fasilitas yang cukup lengkap sehingga dapat mendukung kegiatan penelitian ini. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Tes Tertulis Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri darisoal keterampilan proses sains(berupa soal uraian yang memuat indikator keterampilan proses sains) dan soal pilihan ganda untuk mengetahui penguasaan konsep siswa. Tes tertulis ini diberikan pada saat tes awal (pretest)dan tes akhir (posttest)berlangsung.kisi-kisi tes tersebut sebagai berikut.

4 30 Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains No. Indikator Nomor Soal Jumlah Soal 1. Mengamati 1, Mengklasifikasi 3, 4, erkomunikasi 5, 6, Interpretasi 8, 9 2 Jumlah Total 10 Tabel. 3.3 Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep No. Jenjang Kognitif Nomor Soal Jumlah Soal 1. C1 9, 10, 11, 12, C2 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 14,15 10 Jumlah Total Lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sainssiswa yang muncul selama kegiatan praktikum berlangsung. Keterampilan proses sains yang diamati melalui lembar observasi yaitu keterampilan mengamati, mengklasifikasi, berkomunikasi, dan interpretasi. Lembar observasi yang digunakan berupa daftarchecklist yang harus diisi oleh observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi indikator-indikator dari setiap keterampilan proses sains yang ingin diamati. Adapun indikatorindikator keterampilan proses sains yang ingin diamati tersebut dijabarkan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4 Indikator Keterampilan Proses Sains yang Diamati No. Aspek KPS Indikator 1. Mengamati a. Mengamati hewan insecta menggunakan indera mata dan indera peraba. b. Mengamati hewan insecta dengan

5 31 No. Aspek KPS Indikator menggunakan indera mata saja. c. Mengamati ciri-ciri morfologi hewan (misalnya jumlah kaki, antena, dll). d. Menggunakan lup untuk mengamati hewan-hewan. 2. Mengklasifikasi a. Mencari persamaan dari berbagai jenis hewan Insecta yang diamati. b. Mencari perbedaan dari berbagai jenis hewan Insecta yang diamati. c. Mengelompokkan berbagai jenis hewan Insecta yang telah diamati ke dalam kelas yang sesuai dengan ciricirinya. 3. erkomunikasi a. Menggambarkan data hasil pengamatan dengan tabel. b. Mendikusikan hasil pengamatan dengan teman sekelompok. c. Menjelaskan hasil praktikum dalam diskusi kelas. d. Menjelaskan tabel hasil pengamatan e. Memberikan tanggapan terhadap pendapat dari teman sekelompoknya atau dari kelompok lain. 4. Interpretasi a. Mencatat data hasil pengamatan secara terpisah. b. Menarik kesimpulan dari data-data hasil pengamatan. 3. Lembar kerja siswa (LKS) Lembar kerja siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran sebagai panduan siswa melakukan praktikum pengamatan hewan insecta. Lembar kerja berisi langkah-langkah kegiatan praktikum, serta lembar isian yang harus dikerjakan dan diisi oleh siswa. Setiap siswa memperoleh masing-masing satu LKS yang harus diisi selama pembelajaran berlangsung. 4. Angket

6 32 Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran berbasis praktikum.angket berisi pernyataan seputar kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis praktikum.angket ini didistribusikan setelah pembelajaran berlangsung. Angket yang digunakan terdiri dari 3 indikator dengan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.5 Indikator Angket NO. Indikator Nomor Pertanyaan 1. Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum 1, 2, 3 dan materi 2. Tanggapan pada saat proses pembelajaran 5, 6, 7, 8 3. Penilaian terhadap pembelajaran berbasis praktikum 4, 9, 10 F. Analisis Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan pada kelas yang telah mendapatkan materi yang akan diteliti. Uji coba dilakukan untuk melihat validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen yang akan digunakan. Software ANATES Uraian dan ANATES Pilihan Ganda versi 4.0 digunakan untuk melihat validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda setiap butir soal yang diujicobakan. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2009: 65). Tinggi rendahnya validitas

7 33 instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan demikian, Arikunto (2009: 72) mengemukakan bahwa untuk mengetahui validitas suatu tes digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu: r xy N XY X Y N X X N Y Y 2 Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X= skor tiap butir soal Y= skor total tiap butir soal N= jumlah siswa Nilai r xy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Validitas utir Soal 2. Uji Reliabilitas Nilai r xy Kriteria 0,80 <r xy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 <r xy 0,80 Tinggi 0,40 <r xy 0,60 Cukup 0,20 <r xy 0,40 Rendah 0,00 <r xy 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009:75) Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keterpercayaan suatu instrumen. Uji reliabilitas menggunakan rumus metode belah dua (Arikunto, 2009:93). r 11 = 2r 1/21/2 1 + r Penerapan Pembelajaran erbasis Praktikum Untuk 1/21/2 Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan

8 34 Keterangan : r 11 r 1/21/2 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan = Korelasi antara skor-skor setiap belahan kelas Hasil r 11 kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai r seperti tertera pada Tabel 3.7 di bawah ini. 3. Uji Daya Pembeda Tabel 3.7 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 r 1,00 Sangat Tinggi 0,61 r 0,80 Tinggi 0,41 r 0,60 Cukup 0,21 r 0,40 Rendah 0,00 r 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009:75) Arikunto (2009: 211) menyebutkan bahwa daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Selanjutnya, Arikunto (2009: 213) mengemukakan bahwa daya pembeda butir soal ini dihitung dengan menggunakan rumus: D J A A J P A P Keterangan : D = daya pembeda butir soal J A = jumlah peserta kelompok atas J = jumlah peserta kelompok bawah A =jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar =jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

9 35 P A =proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P =proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Nilai indeks diskriminasi data pembeda butir soal berkisar antara Semakin tinggi indeks diskriminasi, maka semakin baik instrumen tersebut dapat membedakan siswa pandai dan siswa kurang pandai. Tabel 3.8 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,00 0,20 uruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 0,40 Sedang (satisfactory) 0,40 0,70 aik (good) 0,70 1,00 aik sekali (excellent) (Arikunto, 2009 : 218) 4. Uji Tingkat Kesukaran Arikunto (2009:209) menyebutkan bahwa untuk mencari tingkat kesukaran suatu instrumen dapat digunakan rumus berikut ini: P JS Keterangan : P = Indeks Kesukaran = anyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.9 sebagai berikut: Tabel 3.9 Interpretasi Tingkat Kesukaran utir Soal Nilai P Kriteria 0,00 <P 0,30 Sukar 0,31 P 0,70 Sedang

10 36 0,71 P< 1,00 Mudah (Arikunto, 2009: 210) Rekapitulasi hasil analisis butir soal keterampilan proses sains (soal uraian) diperlihatkan dalam Tabel 3.10 berikut: No. Soal Tabel 3.10 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Keterampilan Proses Sains Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Nilai Validitas Interpretasi Kesimpulan 1 22,50 Sedang 0,430 - Digunakan (Revisi) 2 25,00 Mudah 0,620 Signifikan Digunakan 3 37,50 Sedang 0,550 - Digunakan (Revisi) 4 68,75 Sedang 0,707 Signifikan Digunakan 5 25,00 Sedang 0,340 - Digunakan (Revisi) 6 40,63 Sedang 0,624 Signifikan Digunakan 7 43,75 Sedang 0,630 Signifikan Digunakan 8 43,75 Sedang 0,629 Signifikan Digunakan 9 37,50 Sedang 0,647 Signifikan Digunakan 10 56,25 Sedang 0,650 Signifikan Digunakan Hasil perhitungan reliabilitas soal keterampilan proses sains memperoleh nilai r sebesar 0,78 termasuk tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa soal yang digunakan memiliki keajegan yang baik. Rekapitulasi hasil analisis butir soal penguasaan konsep (pilihan ganda) diperlihatkan dalam Tabel 3.11 berikut: Tabel 3.11 Rekapitulasi Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep No. Daya Tingkat Validitas Soal Pembeda Kesukaran Nilai Interpretasi Kesimpulan 1. 50,00 Sedang 0,467 Signifikan Digunakan 2. 62,50 Sedang 0,508 Signifikan Digunakan 3. 62,50 Sedang 0,517 Signifikan Digunakan

11 37 No. Daya Tingkat Validitas Soal Pembeda Kesukaran Nilai Interpretasi Kesimpulan 4. 62,50 Sedang 0,439 Signifikan Digunakan 5. 62,50 Sedang 0,542 Signifikan Digunakan 6. 12,50 Sukar 0,240 - uang 7. 62,50 Sedang 0,477 Signifikan Digunakan 8. 50,00 Sedang 0,519 Signifikan Digunakan 9. 37,50 Sedang 0,260 - uang ,50 Mudah 0,267 - uang ,00 Sedang 0,464 Signifikan Digunakan ,50 Sedang 0,348 - Digunakan (Revisi) ,50 Sedang -0,150 - uang ,00 Sedang 0,499 Signifikan Digunakan ,00 Sedang 0,363 - Digunakan (Revisi) ,00 Sedang 0,453 Signifikan Digunakan ,00 Sukar 0,426 Signifikan Digunakan ,50 Sedang 0,076 - uang ,50 Sedang 0,474 Signifikan Digunakan ,00 Sedang 0,461 Signifikan Digunakan Hasil perhitungan realiabilitas soal penguasaan konsep memperoleh nilai r sebesar 0,79 kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa soal yang digunakan memiliki keajegan yang baik. Hasil analisis tes secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pemberian tes awal kepada seluruh siswa sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis praktikum dilaksanakan. Data tes awaldijaring menggunakan tes tertulis pilihan ganda dan uraian.. Data ini digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains dan penguasaan konsep awal siswa.

12 38 2. Selama kegiatan pembelajaran berbasis praktikum berlangsung, dilakukan observasi terhadap keterampilan mengamati, mengklasifikasi, berkomunikasi, dan interpretasi siswa oleh beberapa observer dengan cara memberi tanda checklist pada setiap aspek keterampilan proses yang dimunculkan siswa. 3. Pemberian tes akhir kepada seluruh siswa setelah pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis praktikum terlaksana. Tes akhir diberikan pada akhir pertemuan. 4. Pemberian angket kepada seluruh siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum setelah kegiatan pembelajaran selesai. H. Teknik Pengolahan Data Adapun teknik pengolahan data yang digunakan terhadap data-data yang diperoleh dari penelitian antara lain adalah sebagai berikut. 1. Analisis data hasil penelitian a. Analisis Tes tertulis Pemberian skor pada hasil tes awal dan tes akhir untuk setiap butir soal keterampilan proses dan penguasaan konsep siswa. Menghitung skor total tes awal dan tes akhir dari setiap butir soal keterampilan proses (soal uraian) dan penguasaan konsep (soal pilihan ganda) untuk setiap siswa. Data diolah untuk melihat persentase keterampilan proses dan penguasaan konsep yang dimiliki oleh siswa.

13 39 b. Analisis Lembar Observasi Data yang diperoleh berupa daftar checklist dari kemunculan tiap item aspek keterampilan proses pada lembar observasi dihitung, kemudian dihitung persentasenya.cara perhitungan persentase tersebut menurut Purwanto (2004: 102). NP = R SM 100% Keterangan: NP = nilai persen munculnya aspek keterampilan proses yang diamati R = jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran SM = jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran c. Analisis Jawaban Angket Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran berbasis praktikum. Data angket diolah dengan cara menghitung jumlah siswa yang menjawab ya dan jumalah siswa yang menjawab tidak untuk setiap pernyataan pada angket. Kemudian dilakukan perhitungan persentase jawaban siswa untuk setiap pernyataan dengan perhitungan sebagai beriku: % respon siswa = Jumlah siswa yang menjawab Ya/Tidak Jumlah seluruh siswa 100% Selanjutnya hasil dan perhitungan tersebut diinterpretasikan berdasarkan aturan Koentjaraningrat (1990: 10) sebagai berikut:

14 40 Tabel 3.12 Interpretasi Angket Persentase Kategori 0% Tidak ada 1% - 25% Sebagaian kecil 26% - 49% Hampir setengahnya 50% Setengahnya 51% - 75% Sebagian besar 76% - 99% Pada umumnya 100% Seluruhnya 2. Analisis IndeksGain Menentukan indeks gain pembelajaran berbasis praktikum terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa antara sebelum dan setelah pembelajaran berbasis praktikum, dapat diketahui dari hasil perhitungan indeks gain (gain ternormalisasi). Data yang terkumpul akan dihitung dengan rumus (Hake, 1999): Indeks Gain = skor tes akhir skor tes awal skor maksimal askor tes awal Hasil perhitungan tersebut, kemudian dibandingkan dengan kriteria menurut Hake (1999) sebagai berikut: Tabel 3.13 Kriteria Indeks Gain Rentang Nilai Kriteria (g) < 0,3 Rendah 0,7 > (g) > 0,3 Sedang (g) > 0,7 Tinggi

15 41 3. Analisis Korelasi Penguasaan Konsep dengan keterampilan Proses Sains Untuk menganalisis korelasi antara keterampilan proses sain dan penguasaan konsep siswa dilakukan tahap-tahap berikut ini: a. Analisis regresi dan kelinieran regresi Analisis regresi dan kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel-variabel (Sudjana, 2005).Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui jenis regresi yang ditemukan dalam hubungan tersebut. Analisis regresi dan kelinieran regresi dilakukan dengan bantuan program SPSS b. Analisis korelasi Analisis korelasi yang dilakukan adalah dengan mencari nilai r atau yang disebut sebagai koefisien korelasi. Pencarian koefisien korelasi tersebut juga dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Koefisien korelasi dapat dikatagorikan berdasarkan interpretasi koefisien korelasi yang dikemukakan oleh Arikunto (2009: 75) seperti pada Tabel 3.14 berikut: Tabel 3.14 Interpretasi koefisien Korelasi Rentang Nilai Validasi Kriteria 0,00 0,200 Sangat Rendah 0,200 0,400 Rendah 0,400 0,600 Cukup 0,600 0,800 Tinggi 0,800 3,00 Sangat Tinggi

16 42 I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilaksanakan terdiri dari 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap penarikan kesimpulan. Perincian untuk tiap tahapan adalah sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi: a. Perumusan masalah penelitian. b. Studi pustaka terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian mengenai pembelajaran berbasis praktikum. c. Menyusun proposal dengan bimbingan dari dosen pembimbing dan seminar proposal. d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. e. Men-judgment instrumen uji coba kepada dua orang dosen. Instrumen ini digunakan untuktes awal dan tes akhir. f. Merevisi/memperbaiki instrumen uji coba. g. Melakukan uji coba instrumen. h. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk tes awal dantes akhir. i. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

17 43 2. Tahap Pelaksanaan Setelah tahap persiapan selesai, penelitian dilaksanakan. Tahap pelaksanaan ini meliputi: a. Pemberian tes awal(pretest) kepada seluruh siswa sebelum kegiatan pembelajaran berbasis praktikum dilaksanakan. b. Memberikan perlakuan (treatment) berupa pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis praktikum. Pembelajaran berbasis praktikum dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. c. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi keterampilan proses sains siswa. d. Pemberian tes akhir (posttest) yang meliputi tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Sama halnya dengan tes awal, pada saat tes akhir juga diberikan sebanyak 15 soal pilihan ganda dengan jenjang C1 C6 untuk mengetahui aspek kognitif siswa, dan 10 soal uraian untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa. e. Pembagian angket ke seluruh siswa. 3. Tahap Penarikan Kesimpulan Tahap ini mencakup analisis data hasil penelitian yang meliputi pengujian secara manual atau menggunakan perhitungan anates versi 4.0 dan sofware SPSS versi 17 for windows.pada tahap penarikan kesimpulan ini menganalisis pengaruh pembelajaran berbasis praktikum terhadap peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa.

18 44 J. Alur Penelitian Perumusan masalah penelitian Penyusunan proposal penelitian Seminar proposal Revisi proposal penelitian Penyusunan instrumen, RPP Judgmen instrumen Uji coba instrumen Revisi instrumen Pelaksanaan tes awal Pelaksanaan pembelajaran berbasis praktikum Pelaksanaan tes akhir, pemberian angket Pengolahan data Analisis data Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Penelitian

19 45

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, maka pada penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1. Project

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperiment design,yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak awal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Design (Nazir, 2003)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep siswa menggunakan kartu sortir.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) dalam penelitian ini menggunakan. dipresentasikan kepada orang lain. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalah pahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (penelitian eksperimen tidak sebenarnya). Pre experimental design sering disebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen awal atau pre-experiment. Metode ini dipilih sesuai dengan tujuan peneliti yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan beberapa defenisi operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi istilah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian melalui definisi operasional

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Quasi Experimental merupakan metode penelitian yang masih terdapat variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan secara rinci judul yang dikemukakan pada penelitian ini maka diperlukan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional variabel penelitian yang digunakan, maka definisi operasional variabel yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan analisis siswa SMA setelah diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design atau eksperimen semu. Disebut demikian karena eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa selama kegiatan praktikum uji makanan berlangsung yang dijaring melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen. Menurut Sugiono (010:109) bahwa penelitian pre-eksperimen hasilnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode preexperimental. Metode pre-experimental sering disebut sebagai penelitian semu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan desain The One-Group Pretest-Postes Design (Fraenkel, J. R. & Wallen, N.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dan metode deskriptif. Gambaran peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode dan desain penelitian, alur penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Fraenkel & Wallen (2008: 261) mengatakan bahwa penelitian eksperimen adalah cara terbaik untuk mengetahui sebab-akibat dan hubungan antara berbagai

Lebih terperinci

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

(Luhut Panggabean, 1996: 31) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pre Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- Postes Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai penerapan levels of inquiry pada tingkat interactive demonstration,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pengembangan praktikum Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi kompleks agar sesuai dengan tujuan, yaitu meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yanag dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan desain pembelajaran yang dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Arikunto (2006 : 160), metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut Surachman dalam Nugraha (2007

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. Metode Weak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasy experiment atau eksperimen semu. B. DesainPenelitian Desain penelitian

Lebih terperinci

1. BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN 1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu peneliti ingin melihat peningkatan pemahaman konsep dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL Agar tidak meluasnya beberapa pengertian dalam penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen Portofolio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain Randomized Control-Groups Pretest-Posttest Design (Isaac & Michael, 1982) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan

Lebih terperinci

O X O Pretest Perlakuan Posttest

O X O Pretest Perlakuan Posttest 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan keadaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental design (eksperimen awal), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Gaya Belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Secara harfiah metode ini adalah metode penelitian untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta dari suatu populasi. Desain penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

Lebih terperinci

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design, yaitu penelitian dilakukan kepada satu kelompok eksperimen yang sampelnya tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada karakteristik sekolah yang merupakan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, kedua dan ketiga, digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design. 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Model yang digunakan penelitian adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi bahasan optika geometris. Metode penelitian ini

Lebih terperinci