BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan"

Transkripsi

1 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan beberapa istilah berikut dimaksudkan untuk menghindari berbagai penafsiran istilah yang digunakan dalam penelitian. 1. Model pembelajaran experiential learning yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu model pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman secara langsung. Model pembelajaran ini memiliki tahapan siklus yaitu: (1) concrete experience (pengalaman konkrit) pada tahap ini siswa diberikan pengalaman konkrit oleh guru melalui kegiatan demonstrasi; (2) reflective observation (pengamatan reflektif) siswa diharuskan untuk melakukan pengamatan terhadap video animasi mengenai macam-macam transpor membran yang disajikan oleh guru; (3) abstract conceptualization (konsepsi abstrak) siswa diberikan tugas untuk mengerjakan LKS non eksperimen berisi soal-soal mengenai konsep transpor membran; (4) active experiment (percobaan aktif) siswa melakukan kegiatan praktikum secara berkelompok. Pembelajaran model experiential learning dilaksanakan di kelas eksperimen (Lampiran A1). 2. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai sumber ilmu pengetahuan dan pusat informasi, sedangkan siswa hanya sebagai penerima ilmu pengetahuan dan informasi yang ditransfer oleh

2 35 guru. Metode yang digunakan pada pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah, diskusi, dan praktikum. Pembelajaran konvensional seperti ini dilaksanakan di kelas kontrol (Lampiran A2). 3. Penguasaan konsep siswa meliputi kemampuan siswa pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi (Anderson, 2001). Penguasaan konsep siswa diukur melalui instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang mencakup jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), dan C5 (menilai) (Lampiran B1). 4. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal berpikir kritis menurut Ennis (1985) yang terdiri dari 10 soal uraian berdasarkan indikator berpikir kritis yang meliputi: (1) memfokuskan pertanyaan; (2) menganalisis argumen; (3) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan dan pertanyaan yang menantang; (4) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; (5) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (6) membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi; (7) membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan; (8) mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; (9) mengidentifikasi asumsi; (10) memutuskan suatu tindakan (Lampiran B2). B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design (Sugiyono, 2010). Metode ini digunakan pada penelitian

3 36 karena terdapat beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol dari subjek penelitian. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran experiential learning, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nonequivalen Control Group Design. Pada desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelas kontrol dipilih secara purposive dengan pertimbangan karakteristik siswa yang terdapat pada kedua kelas penelitian (Sugiyono, 2010). Kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran experiential learning dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (metode ceramah, diskusi, dan praktikum). Masing-masing kelompok diberikan tes kemampuan awal guna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan konsep dan berpikir kritis. Kemudian setelah kegiatan pembelajaran kedua kelas diberikan tes akhir. Desain penelitian ini dirancangkan sebagai berikut. Tabel 3.1. Nonequivalen control group design Tes Awal Tes Akhir Kelompok Perlakuan (Pretest) (Posttest) Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 3 Y O 4 Keterangan: O 1 : Tes awal kelompok ekperimen O 2 : Tes akhir kelompok eksperimen O 3 : Tes awal kelompok kontrol O 4 : Tes akhir kelompok kontrol X : Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran experiential learning Y : Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran konvensional menggunakan metode diskusi dan ceramah

4 37 C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung semester ganjil tahun ajaran Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 4 Bandung. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposive karena karakteristik kelas yang beragam. Sampel kelas yang dipilih yaitu kelas yang memiliki karakteristik siswa yang aktif dalam setiap pembelajarannya. Dari dua kelas penelitian ditetapkan kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Penguasaan Konsep Instrumen untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada penelitian ini yaitu menggunakan soal dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal dengan lima alternatif jawaban. Soal pilihan ganda tersebut mencakup ranah kognitif jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), dan C5 (menilai). Tes penguasaan konsep ini diberikan pada saat pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep pada aspek kognitif siswa sebelum dan setelah diberikan pembelajaran (Lampiran B1).

5 38 2. Kemampuan Berpikir Kritis Instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada penelitian ini yaitu menggunakan soal dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal berdasarkan indikator menurut Ennis (1985) meliputi (1) memfokuskan pertanyaan; (2) menganalisis argumen; (3) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan dan pertanyaan yang menantang; (4) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; (5) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (6) membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi; (7) membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan; (8) mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; (9) mengidentifikasi asumsi; (10) memutuskan suatu tindakan. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur menggunakan rubrik penilaian (Lampiran B2). 3. Angket Respon Siswa Instrumen untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran experiential learning yaitu menggunakan angket yang terdiri dari 14 pertanyaan yang berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran konsep transpor membran melalui model pembelajaran experiential learning, penguasan konsep melalui pembelajaran experiential learning, keterampilan berpikir kritis melalui model pembelajaran experiential learning, motivasi belajar melalui model pembelajaran experiential learning, konsep transpor membran, dan soal-soal pretest dan posttest (Lampiran B3).

6 39 4. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran experiential learning pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Lembar observasi ini di dalamnya berisi keterlaksanaan atau ketidakterlaksanaan tahapan-tahapan dalam kegiatan pembelajaran experiential learning. Lembar observasi ini dilakukan oleh observer sebanyak satu orang (Lampiran B4). E. Teknik Pengumpulan Data Tahapan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan soal pretest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran. 2. Memberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran experiential learning pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. 3. Observer mengamati keterlaksanaan model pembelajaran experiential learning pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung. 4. Memberikan posttest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis pada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa setelah kegiatan pembelajaran. 5. Angket diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran.

7 40 F. Prosedur Penelitian Secara aris besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Adapun secara terperinci pada setiap tahapan akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Melakukan studi literatur. b. Pengajuan judul penelitian. c. Penyusunan proposal penelitian atas bimbingan dosen pembimbing. d. Presentasi proposal penelitian pada saat seminar proposal. e. Perbaikan proposal penelitian setelah mendapatkan berbagai saran dari dosen. f. Penyusunan instrumen penelitian meliputi tes pengusaan konsep berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal, tes kemampuan berpikir kritis berupa soal uraian sebanyak 10 soal, dan angket respon siswa terdiri dari 14 pertanyaan. g. Judgement instrumen penelitian. h. Uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas soal, dan reliabilitas soal. i. Analisis hasil uji coba instrumen dan perbaikan instrumen berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen (Lampiran C). 2. Tahap Pelaksanaan a. Memberikan pretest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. b. Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan

8 41 metode ceramah dan diskusi, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran experiential learning. c. Mengamati keterlaksanaan model pembelajaran experiential learning di kelas eksperimen oleh observer. d. Memberikan posttest penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis pada kelas kontrol dan kelas ekperimen setelah pembelajaran. e. Memberikan angket respon siswa terhadap model pembelajaran experiential learning kepada kelas eksperimen yang mengunakan model pembelajaran experiential learning. Tabel 3.2. Pelaksanaan model pembelajaran experiential learning dan model pembelajaran konvensional Model Pembelajaran Experiential Learning 1. Tahap Concrete Experient Guru bersama siswa melakukan kegiatan demonstrasi tentang mekanisme transpor yang terjadi di sekitar lingkungan khususnya contoh peristiwa difusi dan osmosis seperti menyemprotkan minyak wangi di ruangan, membuat teh manis, dan merendam umbi kentang dan daun kangkung di dalam larutan garam. Model Pembelajaran Konvensional 1. Guru menyajikan materi tanspor membran melalui powerpoint. 2. Guru menjelaskan materi transpor membran dan siswa diminta untuk menyimak penjelasan dari guru. 3. Guru menyajikan video animasi mengenai mekanisme proses transpor membran. 4. Siswa diminta untuk mengamati video animasi tersebut. (a) (b) Gambar 3.1. (a) Model proses osmosis pada bak kentang; (b) Demonstrasi Proses Difusi pada Pembuatan Teh Manis 2. Tahap Reflective Observation Guru menyajikan video animasi tentang mekanisme proses transpor membran kemudian siswa diminta untuk dapat memperhatikan video animasi tersebut. 5. Guru memberikan latihan soal mengenai materi transpor membran kemudian siswa diminta mengerjakan lembar latihan soal tersebut secara berdiskusi dengan teman sebangku. 6. Guru dan siswa bersama-sama membahas mengenai jawaban pada lembar latihan soal tersebut

9 42 Gambar 3.2. Siswa mengamati video animasi 3. Tahap Abstract Conceptualization Guru memberikan latihan soal mengenai materi transpor membran kemudian siswa diminta mengerjakan lembar latihan soal tersebut secara berdiskusi dengan teman sebangku. Gambar 3.5. Siswa dan guru membahas latihan soal 7. Siswa melakukan kegiatan praktikum untuk mengamati proses terjadinya osmosis. Gambar 3.3. Siswa berdiskusi mengerjakan lembar latihan soal 4. Tahap Active Experimentation Siswa melakukan kegiatan praktikum untuk mengamati proses terjadinya osmosis. (a) Gambar 3.4. Siswa melakukan kegiatan praktikum (b) Gambar 3.6. (a) Praktikum proses osmosis (b) Siswa melakukan kegiatan praktikum

10 43 (a) Tahap Tindak Lanjut a. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik tentang uji perbedaan dua rata-rata dan uji korelasi (Lampiran E). b. Pembahasan hasil analalisis data berdasarkan tujuan penelitian c. Penarikan kesimpulan d. Penyusunan laporan penelitian berupa skripsi G. Uji Coba Instrumen Penelitian Setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen, instrumen yang telah dirancang terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah mengalami pembelajaran tentang konsep transpor membran. Instrumen yang diujicobakan adalah soal penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda dan soal kemampuan berpikir kritis berupa soal uraian. Uji coba digunakan untuk mengetahui informasi tentang tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan realibilitas instrumen. Pengolahan dan analisis data hasil uji coba instrumen menggunakan software ANATES Pilihan Ganda dan ANATES Uraian ver Rekapitulasi pengolahan dan analisis hasil uji coba instrumen disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 di bawah ini. 1. Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep Tabel 3.2 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen penguasaan konsep siswa menggunakan software ANATES Pilihan Ganda.

11 44 Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen penguasaan konsep Tingkat No. Daya Pembeda Validitas Kesukaran Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Keterangan 1 45,00 Sedang 60,00 Baik 0,457 Cukup Pakai 2 60,00 Sedang 40,00 Baik 0,389 Rendah Pakai 3 75,00 Mudah 20,00 Cukup 0,012 Sangat rendah Ganti 4 75,00 Mudah 40,00 Baik Rendah Pakai 5 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,510 Cukup Pakai 6 30,00 Sukar 20,00 Cukup 0,208 Rendah Pakai 7 65,00 Sedang 20,00 Cukup 0,255 Rendah Revisi 8 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,315 Rendah Pakai 9 55,00 Sedang 40,00 Baik 0,096 Sangat rendah Ganti 10 85,00 Mudah 0,00 Jelek -0,015 Sangat rendah Ganti 11 40,00 Sedang 40,00 Baik 0,302 Rendah Pakai 12 35,00 Sedang 0,00 Jelek -0,166 Sangat rendah Ganti 13 15,00 Sukar 40,00 Baik 0,311 Rendah Pakai 14 85,00 Mudah 60,00 Baik 0,815 Sangat Pakai Tinggi 15 50,00 Sedang 60,00 Baik 0,444 Cukup Pakai 16 65,00 Sedang 40,00 Baik 0,432 Cukup Pakai 17 45,00 Sedang 20,00 Cukup 0,287 Rendah Pakai 18 60,00 Sedang 20,00 Cukup 0,302 Rendah Pakai 19 55,00 Sedang 20,00 Cukup 0,223 Rendah Revisi 20 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,218 Rendah Revisi Reliabilitas : 0,22 Kategori : Rendah 2. Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis Tabel 3.4 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil analisi uji coba instrumen kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan software ANATES Uraian. Tabel 3.4. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen berpikir kritis Tingkat No. Daya Pembeda Validitas Kesukaran Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Keterangan 1 90,00 Mudah 20,00 Jelek 0,225 Rendah Revisi 2 63,33 Sedang 33,33 Cukup 0,570 Cukup Pakai 3 46,67 Sedang 26,67 Baik 0,475 Cukup Pakai 4 56,67 Sedang 60,00 Baik 0,465 Cukup Pakai 5 60,00 Sedang 13,33 Jelek 0,410 Cukup Revisi 6 60,00 Sedang 13,33 Jelek 0,186 Sangat rendah Revisi

12 45 Tingkat No. Daya Pembeda Validitas Kesukaran Soal Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Keterangan 7 66,67 Sedang 40,00 Cukup 0,594 Cukup Pakai 8 70,00 Sedang 20,00 Jelek 0,473 Cukup Revisi 9 80,00 Sedang 26,67 Cukup 0,467 Cukup Pakai 10 70,00 Sedang 6,67 Jelek 0,402 Cukup Revisi Reliabilitas : 0,36 Kategori : Rendah H. Teknik Pengolahan Data Data yang diolah pada penelitian ini adalah data penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritis, dan respon siswa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretest dan posttest penguasaan konsep serta kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Langkahlangkah pengolahan data tersebut akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Tes Penguasaan Konsep Mengolah data pretest dan posttest penguasaan konsep dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut: a. Pemberian skor untuk prestest dan posstest pada setiap butir soal. b. Menghitung skor total untuk pretest dan posttest dari seluruh butir soal pada setiap siswa. c. Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Skor jawaban benar Skor Siswa = Skor ideal 100% d. Data peningkatan penguasaan konsep siswa dapat diperoleh dari indeks gain. Menurut Meltzer dan Hake (Andrian, 2006), data yang terkumpul menggunakan rumus sebagai berikut:

13 46 Skor tes ak hir Skor tes awal Normalisasi Gain = Skor maksimal Skor tes awal e. Setelah mendapatkan nilai normalisasi gain, maka data tersebut ditafsirkan ke dalam beberapa kriteria menurut Meltzer dan Hake (Andrian, 2006) seperti pada Tabel 3.4 di bawah ini: Tabel 3.5. Kategori indeks Gain menurut Meltzer dan Hake Rentang Nilai Kategori NG > 0,70 Tinggi 0,30 NG 0,70 Sedang NG < 0,30 Rendah f. Mengolah data pretest, posttest, dan indeks gain menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows 2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Mengolah data pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut: a. Pemberian skor untuk prestest dan posstest pada setiap butir soal kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan rubrik penilaian. b. Menghitung skor total untuk pretest dan posttest dari seluruh butir soal pada setiap siswa. c. Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus yang telah dijabarkan sebelumnya pada pengolahan data penguasaan konsep. d. Menghitung indeks gain dengan menggunakan rumus yang telah dijabarkan sebelumnya pada pengolahan data penguasaan konsep. e. Menghitung skor total siswa pada tiap indikator. Selanjutnya skor tersebut diubah ke dalam persentase dengan rumus sebagai berikut:

14 47 Persentase = Skor Total Siswa Tiap Indikator Skor Maksimum Siswa Tiap Indikator 100% f. Persentase berpikir kritis siswa tiap indikator dikategorikan berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh Arikunto (2008) sebagai berikut: Tabel 3.6. Kategori persentase berpikir kritis tiap indikator Persentase (%) Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang 0-49 Gagal 3. Respon Siswa Data yang diperoleh dari angket respon siswa berupa tanggapan positif atau negatif mengenai pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran experiential learning yang selanjutnya dibuat dalam bentuk persentase dari setiap butir pertanyaan. Perhitungan untuk persentase tersebut yaitu sebagai berikut: Persentase Jawaban = Jumla h Siswa pada Butri Soal Tersebut Jumla h Seluru h Siswa 100% Setelah itu dilakukan penafsiran persentase jawaban berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990) pada Tabel 3.7 di bawah ini. Tabel 3.7 Kategori persentase angket Persentase (%) Kategori 0 Tidak ada 1-25 Sebagian kecil Hampir setengahnya 50 Setengahnya Sebagian besar Pada umumnya 100 Seluruhnya

15 48 4. Analisis Uji Statistik Analisis uji statistik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa yang signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran experiential learning. Uji prasyarat dan uji statistik ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. a. Uji Prasyarat 1) Uji Normalitas Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya pada uji normalitas adalah sebagai berikut: H 0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya jika nilai signifikansi 0,05 maka H 0 diterima, data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak, H 1 diterima data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. 2) Uji Homogenitas Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya pada uji homogenitas adalah sebagai berikut: H 0 : varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen sama (homogen) H 1 : varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen tidak sama (heterogen)

16 49 Uji statistik yang digunakan adalah uji Test of Homogenity of Variance dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya jika nilai signifikansi 0,05 maka H 0 diterima, varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen sama (homogen). Namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak, H 1 diterima varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen tidak sama (heterogen). b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Parametrik Berdasarkan hasil uji prasyarat, jika data berdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya dilakukan uji statistik parametrik untuk mengetahui dua perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah uji Independent-Samples T Test. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut: H 0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. H 1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kriteria pengujiannya jika nilai Sig. (2-tailed) 0,05 maka H 0 diterima, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H 0 ditolak, H 1 diterima terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.

17 50 2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Non-Parametrik Berdasarkan hasil uji prasyarat, jika data berdistribusi tidak normal atau tidak homogen maka selanjutnya dilakukan uji statistik non-parametrik untuk mengetahui dua perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah uji U Mann-Whitney. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut: H 0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. H 1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kriteria pengujiannya jika nilai Sig. (2-tailed) 0,05 maka H 0 diterima, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H 0 ditolak, H 1 diterima terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen. 3) Analisis Korelasi Kemampuan Berpikir Kritis dengan Penguasaan Konsep Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep. Besar kecilnya hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep dinyatakan dalam bilangan yang disebut koefisien korelasi. Uji statistik korelasi ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Uji statistik yang digunakan

18 51 adalah uji Pearson Correlation karena jenis data dalam penelitian ini merupakan data interval atau data rasio. Interpretasi dari besar koefisien korelasi diuraikan menurut Boediono dan Koster (2004) pada Tabel 3.7 di bawah ini: Tabel 3.8. Interpretasi koefisien korelasi Koefisien Korelasi Interpretasi 0,00 0,30 Sangat lemah 0,30 0,50 Lemah 0,50 0,70 Moderat 0,70 0,90 Kuat 0,90 1,00 Sangat Kuat Selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel independen (kemampuan berpikir kritis) terhadap variabel dependen (penguasaan konsep) dengan menunjukkan persamaan garis regresi. Uji statistik regresi ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Uji statistik yang digunakan adalah uji Regression Linear.

19 52 I. Alur Penelitian Studi Kepustakaan Tahap Persiapan Proposal Penelitian Seminar Proposal Revisi Proposal Penyusunan RPP dan Instrumen Judgement dan Uji Coba Instrument Perizinan Penelitian Revisi Instrumen Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional (Kelas Kontrol) Pembelajaran Menggunakan Model Experiential Learning (Kelas Eksperimen) Observasi Proses Pembelajaran Tes Penguasaan Konsep Tes Kemampuan Berpikir Kritis Pemberian Angket Pengolahan Data Hasil Penelitian dan Pembahasan Kesimpulan Gambar 3.7. Alur penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Sugiyono, 008: 114). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii iv vi viii x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) yang dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment, yaitu metode penelitian yang merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Metode eksperimen digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Pra-Eksperimental (Pre- Eksperimental Design). Karena perlakuan tidak menggunakan kelas control.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode Week experiment dengan the one group pretest posttest design digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan satu kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. Metode Weak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada karakteristik sekolah yang merupakan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari masing-masing variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, prosedur penelitian, instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain Randomized Control-Groups Pretest-Posttest Design (Isaac & Michael, 1982) untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif yaitu: penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer sebagai alat bantu yang menggantikan peran alat-alat dan bahan praktikum tatap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain the matching only pretest posttest control group design (Fraenkel and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan secara rinci judul yang dikemukakan pada penelitian ini maka diperlukan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan terhadap variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata, 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental atau disebut juga eksperimen semu. Penelitian ini menggunakan kelas kontrol/pembanding,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan aspek tertentu yang diukur, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes 30 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini yaitu Sekolah Menengah kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007) 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan capaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan kombinasi metode Inkuiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk lebih memahami makna dari penelitian yang dilakukan maka digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 1. Penguasaan Konsep Penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu), metode mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membandingkan peningkatan kemampuan koneksi matematis antara siswa SMA yang memperoleh pembelajaran matematika Knisley

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji model Concept Attainment berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode penelitian kuasi eksperimen adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang menghadirkan variabel, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Darangdan yang terletak di Jalan Raya Darangdan Km. 21, Kabupaten Purwakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan prosedur yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas model siklus belajar hipotesis deduktif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Inquiry lesson yang dimaksud adalah pembelajaran inquiry tentang kompetensi dasar, Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda mengenai definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized pretest - posttest

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pengembangan praktikum Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi kompleks agar sesuai dengan tujuan, yaitu meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan beberapa defenisi operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan eksperimen. Penelitian Eksperimen menurut Taniredja & Mustafiah (2011:52) mengutip Best (1977:76), merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 49 Bandung yang berlamat di Jalan Antapani No 58 Bandung. Dalam penelitian ini, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas suatu perlakuan tertentu sebagai variabel bebas, terhadap hal yang lain sebagai variabel terikat. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci