BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN 3.1 Methode of Measurement Dalam kegiatan tender, terutama dibagian Penganggaran (estimating/ budgeting), kegiatan penghitungan atau pengukuran terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan, merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lainnya, seperti pembuatan metoda konstruksi, dan analisis harga satuan untuk masing-masing pekerjaan. Berhubung belum adanya standarisasi dalam penghitungan atau pengukuran volume pekerjaan, maka sulit bagi pihak terkait untuk mengontrol ulang hasil penghitungan yang sudah jadi. Tujuan dari metoda penghitungan quantity (Method of Measurement) adalah sebagai berikut : 1) Untuk menyeragamkan atau menstandarkan perhitungan volume pekerjaan di Lingkungan unit kerjanya masing-masing. 2) Untuk memudahkan mekanisme kontrol menelusuri asal usul perhitungan. Dasar dari methode of measurement ini adalah Standard Methode of Measurement of Building Works yang digunakan di Negara Malaysia. Karena memang pada awalnya system ini berasal dari Negara-negara Commonwealth yang didasarkan pada British Standard Prinsip Pengukuran Sebelum memulai pekerjaan menghitung kuantitas bahan, perlu untuk diketahui beberapa definisi dan panduan penting yang akan dilaksanakan dalam proses bills of quantities. Satuan yang digunakan dari hasil pengukuran dan perhitungan kuantitas adalah : Panjang dihitung dalam satuan m (meter) Berat dihitung dalam satuan kilogram (kg) atau ton Volume atau isi dihitung dalam satuan m3 Luas dihitung dalam satuan m2 (meter persegi) Bilangan dihitung dalam satuan buah atau unit Proyek kampus UMN Serpong III - 1

2 Dalam menghitung kuantitas bahan terdapat beberapa cara menghitung diantaranya yaitu : 1. Metode tradisional (traditional method) 2. Cut and shuffle method 3. Slip - Sort method. Didalam penyusunan skripsi ini penulis akan menggunakan metode tradisional, sebab metode yang lain pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode tradisional. Berikut ini beberapa hal atau urutan untuk menghitung yaitu : 1. Taking Off Taking off artinya mengambil ukuran suatu elemen bangunan dari gambar tender atau gambar pelaksanaan dan dimasukkan ke dalam dimension sheet (kertas dimensi) beserta keterangan terperinci mengenai elemen tersebut. 2. Squaring Squaring adalah menghitung luas, volume atau pun panjang dan jumlah buah atau bilangan tiap-tiap dimensi dari ukuran yang telah diambil dalam proses taking off. 3. Abstracting Abstracting adalah memindah dan mengumpulkan elemen dan jumlah kuantitas tiap-tiap elemen yang sudah disquarekan mengikut jenis dari kertas dimensi ke kertas abstract untuk mendapatkan jumlah keseluruhan kuantitas tiap-tiap elemen tersebut. 4. Billing Billing adalah menyediakan draft daftar jumlah bahan berdasarkan pengumpulan kerja-kerja abstrak yang telah dilakukan. Proses 2 sampai dengan 4 disebut sebagai proses working up yang mana setiap perhitungan dan pemindahan ukuran elemen pada tiap-tiap proses mesti dikontrol oleh orang kedua untuk meminimumkan kesalahan perhitungan dan pemindahan. Proyek kampus UMN Serpong III - 2

3 Ada pun yang disebut sebagai kertas dimensi adalah berbentuk sebagai berikut : TIMESING DIMENSION SQUARING DESCRIPTION Keterangan a. Kolom 1 Kolom 1 disebut sebagai kolom timesing yang digunakan untuk perkalian bilangan elemen yang diukur yang terdapat di dalam gambar pelaksanaan atau gambar tender. b. Kolom 2 Kolom 2 disebut juga sebagai kolom taking off yang gunanya adalah mengambil ukuran-ukuran dan gambar tender atau pelaksanaan yang akan dikalkulasikan. c. Kolom 3 Kolom 3 disebut juga sebagai kolom squaring yang gunanya untuk meletakkan jumlah kuantitas tiap-tiap elemen yang telah dikalikan atau pun ditambahkan. Semua keterangan terperinci mengenai elemen yang diukur diletakkan di dalam ruang description. d. Kolom 4 Kolom 4 disebut juga sebagai kolom description yang gunanya adalah sebagai kolom detail perhitungan dan juga deskripsi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk menghitung, tiap-tiap kertas dimensi haruslah dimulai dengan nama proyek, kode gambar dan lembar kerja dari gambar yang bersangkutan. Di bawah kertas dimensi haruslah dituliskan nomor halaman kertas dimensi. Ukuran untuk panjang, luas dan volume serta jumlah bilangan dimasukkan ke dalam ruang dimensi di kertas dimensi hingga dua angka di belakang koma saja. Di bagian ruang deskripsi mestilah ditunjukkan semua perhitungan yang diambil dari Proyek kampus UMN Serpong III - 3

4 gambar dengan tiga angka di belakang koma, sedangkan yang dimasukkan ke dalam ruang dimension cukup dua angka di belakang koma. Setiap ukuran disusun di atas satu sama lain untuk satu keterangan item kerja. Simbol kurungan [, digunakan untuk satu kumpulan ukuran yang mempunyai satu keterangan. Aturan penulisan dimensi adalah sebagai berikut : 1) Ukuran panjang akan ditunjukkan dengan satu ukuran saja dengan dua angka di belakang koma, walaupun di ruang description ditulis tiga angka di belakang koma. 2) Untuk satuan buah atau number (nos ditunjukkan dengan angka tanpa ada koma). 3) Untuk luas ditunjukkan dengan dua ukuran diletakkan di atas satu sama lain dengan urutan panjang, kemudian diikuti lebar. 4) Ukuran volume ditunjukkan oleh tiga ukuran sama seperti untuk luas di atas satu sama lain dengan urutan panjang, diikuti lebar dan terakhir tinggi dari elemen yang kita ambil. 5) Yang dimaksud dengan panjang dan lebar adalah mengikuti aturan koordinat cartesian X, Y, dan Z seperti contoh berikut : Y Z X Contoh untuk hal tersebut : Kasus A Proyek kampus UMN Serpong III - 4

5 Kasus B Berikut ini adalah contoh prinsip perhitungan dengan metode tradisional : 1) Tambah , artinya = 25 2) Pengurangan (10) , artinya = 5 Proyek kampus UMN Serpong III - 5

6 3) Perkalian , artinya 15 x 10 = 150 4) Pembagian 10 : Metode Measurement (Pengukuran) tahap Preliminary Estimate Pekerjaan Struktur Pondasi Didalam melakukan estimasi Pondasi diperlukan data-data berupa : a. Data Penyelidikan tanah yang dapat memberikan informasi berupa kedalaman tanah keras, tinggi muka air tanah dan rekomendasi system pondasi yang akan digunakan b. Informasi dari Konsultan struktur c. Data yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar proyek yang akan dibangun, berupa informasi tipe dan kedalaman pondasi yang akan digunakan Type pondasi yang digunakan berdasarkan rekomendasi dari data penyelidikan tanah, disamping kondisi lingkungan sekitarnya dimana proyek tersebut berada Type pondasi yang dipakai dapat berupa : Pondasi bored pile Pondasi tiang pancang Pondasi raft Pondasi setapak Retaining wall system Penggunaan retaining system digunakan pada bangunan dengan beberapa lapis basement dimana untuk dilakukan penggalian tanah secara terbuka (open cut) Proyek kampus UMN Serpong III - 6

7 tidak memungkinkan baik untuk seluruh perimeter basement maupun sebagian disebabkan karena begitu dekatnya sisi galian dengan tanah atau bangunan lain yang ada di sebelahnya. Untuk mencegah terjadinya longsor pada lereng selama penggalian tanah berlangsung, digunakan suatu system yaitu retaining wall system baik yang sifatnya temporer maupun permanen, namun kebanyakan yang digunakan adalah yang sifatnya permanen. Jenis atau sistem Retaining Wall ada beberapa type : Contiguous Pile system, yaitu kombinasi antara bored pile dengan bentonite Secant pile system, yaitu kombinasi antara bored pile dengan bored pile Diafragma wall, yaitu sistem yang hampir sama dengan bored pile namun bentuknya rectangular dan segmental Soldier pile, yaitu system yang sama dengan secant pile hanya jarak bored pile dengan bored pile lainnya cukup jarang. Pancang grouting, yaitu system retaining wall yang menggunakan tiang pancang yang saling berdempetan, dimana celah antara tiang ditutup dengan grouting. Tipe ini digunakan jika working spaces terbatas Sheet pile dapat berupa beton atau baja yang dipancang, dimana antara sheet pile dibuat dengan system pengunci Dalam Perhitungan estimasi kuantitas Retaining wall system ini, panjang tiang yang tertanam ( L ) diasumsikan 2 (dua) kali dalamnya basement. Dalam kondisi tertentu untuk memperkuat retaining wall tersebut digunakan system ground anchor atau system bracing (dengan baja profil) Sub Struktur Komponen yang menjadi bagian dari sub struktur adalah bidang dari konstruksi yang mempunyai kontak langsung dengan tanah, yaitu diantaranya pile cap, tie beam, dan basement wall Pile cap dan tie beam Untuk menghitung kuantitas pile cap dan tie beam digunakan ratio kuantitas beton terhadap luas keseluruhan bangunan (TGFA), karena fungsi pile cap itu sendiri adalah meratakan dan menyalurkan beban dari bangunan melalui kolom ke pondasi Proyek kampus UMN Serpong III - 7

8 Ratio kuantitas beton : Pile cap : m3/m2 (terhadap TGFA) Tie beam : m3/m2 (terhadap TGFA) Ratio kuantitas besi : Pile cap : Kg/m3 Tie beam : Kg/m3 Ratio kuantitas bekisting : Pile cap : m2/m3 Tie beam : m2/m3 Basement slab dan wall Untuk menghitung kuantitas beton basement slab dan wall biasanya mengambil asumsi dengan melihat berapa kedalaman basement dan tinggi muka air tanah. Pada umumnya untuk muka air tanah yang cukup tinggi akan berpengaruh terhadap efek uplift, maka untuk dapat mengimbangi uplift ini, ukuran basement slab menjadi lebih tebal dari biasanya. Untuk Basement slab rata-rata tebal 30 cm dengan ratio besi 100 Kg/m3, untuk kondisi dapat mengimbangi uplift terkadang ketebalan slab bias mencapai 50 cm dengan ratio besi 60 kg/m3 Tebal basement wall biasanya diasumsi 30 cm dengan ratio besi : 150 kg/m3 Pekerjaan Tanah Dewatering Sistem Dewatering ini digunakan pada waktu dilakukan penggalian basement, gunanya untuk mempertahankan tinggi muka air tanah agar pada pelaksanaan galian tanah pada basement tersebut kondisinya selalu dalam keadaan kering disamping pula untuk mencegah terjadinya uplift pada bangunan yang sedang dikerjakan (terangkatnya bangunan karena pengaruh tekanan muka air tanah) Untuk menghitung Estimasi biaya dewatering, perlu dilihat dulu berapa kedalaman basement (berapa lapis basement) dan berapa luas basement, dari data-data tersebut dapat diasumsikan berapa lama waktu yang diperlukan dewatering, dengan demikian kita akan memperoleh total biaya dewatering yaitu : Rp A x B (bulan) Proyek kampus UMN Serpong III - 8

9 Galian tanah Galian tanah dibedakan untuk galian tanah pada pile cap dan tie beam dan galian tanah pada basement. Galian tanah ini diambil dari kuantitas beton pile cap dan tie beam. Galian tanah basement dihitung dari muka tanah asli hingga bagian bawah pelat basement. Pasir urug Pasir Urug di bawah pile cap dan tibeam dihitung sekaligus dengan kuantitas pasir urug dibawah plat basement. Tebal rata-rata adalah 10 cm Lantai Kerja Umumnya tebal lantai kerja dibawah pile cap, tie beam dan plat basement adalah 5 cm, sehingga kuantitas lantai kerja adalah separuh dari kuantitas pasir urug tersebut Waterproofing Digunakan pada bagian bawah basement slab dan dinding basement. Jenis yang digunakan dapat berupa integrated system atau membrane Pekerjaan Struktur Atas Pekerjaan Struktur atas berupa elemen kolom, balok, plat lantai, tangga, shearwall dan lain-lain termasuk juga yang berada debasement kecuali elemen yang dikategorikan masuk ke dalam sub struktur. Dalam mengestimasi harga pekerjaan struktur dilakukan dengan cara asumsiasumsi ratio-ratio berdasarkan type dan bentuk bangunan baik konstruksi beton maupun konstruksi baja. Konstruksi beton Perhitungan kuantitas untuk elemen-elemen seperti diuraikan diatas berdasarkan ratio-ratio sebagai berikut : Atau Ratio beton Besi Bekisting : m3 / m2 (Terhadap TGFA) : Kg/m3 (Terhadap kuantitas beton) : m2/m3 (Terhadap kuantitas beton) Proyek kampus UMN Serpong III - 9

10 Ratio Beton Plat : m3/m2 Balok : m3/m2 Kolom : m3/m2 Shear wall : m3/m2 Ratio Besi Plat : Kg/m3 Balok : Kg/m3 Kolom : Kg/m3 Shear wall : Kg/m3 Ratio Bekisting Plat : m2/m3 Balok : m2/m3 Kolom : m2/m3 Shear wall : m2/m3 Konstruksi baja Kuantitas baja pada konstruksi baja dihitung berdasarkan ratio kg/m2 (terhadap TGFA). Ratio ini tergantung type bangunan yaitu : Bangunan bertingkat banyak (low rise dan high rise) Bangunan gudang dengan tinggi kolom dan bentang bangunan yang berbeda Ratio untuk bangunan bertingkat banyak : Low rise : Kg/m2 (terhadap TGFA) High rise : Kg/m2 (terhadap TGFA) Ratio baja untuk bangunan gudang : Tinggi kolom (H) 4,00 6,00 : Kg/m2 (terhadap TGFA) Tinggi kolom (H) > 6.00 : Kg/m2 (terhadap TGFA) 3.3 Metode Measurement (Pengukuran) tahap Estimate Detail Dewasa ini proses pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan dilakukan dengan computer dengan menggunakan program Autocad dan juga formula-formula-formula perhitungan yang dibuat dalam format excel, sebagai contoh untuk menghitung kuantitas beton, besi beton dan bekisting setiap elemen dari konstruksi, dengan memasukkan input data berupa dimensi balok, kolom dan pelat maka secara cepat akan langsung diperoleh hasil perhitungan kuantitas-kuantitas tersebut. Dalam perhitungan nanti penulis akan Proyek kampus UMN Serpong III - 10

11 menggunakan metode manual dan kombinasi dengan program excel pada program Komputer Metode dan Proses Taking Off Sebenarnya metode taking off baik secara manual maupun elektronik tidak berbeda, hanya proses memansukkan data dan pengolahan datanya saja secara elektronik dilakukan dengan menggunakan computer. Tahapan yang dilakukan dalam proses pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan adalah : 1. Register seluruh gambar, data dan spesifikasi yang diterima dari konsultan perencana 2. Menyusun daftar inventaris material/bahan dan peralatan 3. Menyusun outline bill of quantities untuk memudahkan didalam melakukan tahap-tahap pengukuran. 4. Buka work sheet dalam computer, masukkan data-data yang diperlukan terlebih dahulu, seperti nama yang mengukur, tanggal/bulan/tahun, nomor gambar dan lain-lain. 5. Buka lembar gambar dan spesifikasi yang akan digunakan, masukkan jenis dan ukuran dari material ke dalam daftar inventaris material untuk setiap bagian pekerjaan yang akan diukur dan dihitung kuantitasnya. Setiap kali setelah melakukan kegiatan ini pada gambar selalu diberi tanda tanganwarna tertentu yang menandakan bahwa bagian pekerjaan tersebut sudah diinventaris 6. Jika Proses Inventari sudah selesai dilakukan, buka kembali gambar yang akan diukur dan dihitung kuantitasnya. Proses taking off quantitas untuk setiap bagian pekerjaan dimulai berdasarkan urutan material yang tercantum dalam daftar inventarisasi, kemudian setiap selesai melakukan proses taking off quantitas, box check list dari material yang bersangkutan yang telah selesai diukur dan dihitung kuantitasnya diberi tanda contreng (V), begitu seterusnya proses ini dilakukan pada bagian-bagian pekerjaan lainnya. Setiap bagian pekerjaan yang telah diukur dan dihitung kuantitasnya diberi tanda dengan warna yang berbeda ketika melakukan inventarisasi. Jika ditemukan adanya bagian pekerjaan yang tidak jelas atau tidak tercantum ukurannya maupun spesifikasinya, maka temuan- Proyek kampus UMN Serpong III - 11

12 temuan tersebut selanjutnya dicatat dan dihimpun dalam query list (daftar pertanyaan) untuk dimibtakan klarifikasinya kepada konsultan perencana bersangkutan. Secara garis besar, bagian-bagian pekerjaan berikut dihitung berdasarkan unit/satuan kwantitas tertentu yaitu : 1. Pekerjaan Pondasi : a. Pondai batu kali dihitung m3 b. Pondasi beton (rakit, jalur dan setempat) dihitung m3 c. Pondasi tiang pancang dihitung berdasarkan : Satuan panjang (m) dengan disebutkan dimensi tiang dan jumlahnya. Satuan unit/buah dengan disebutkan dimensi (penampang) tiang dan panjang masing-masing tiang Satuan m untuk pemancangan, pre boring Pemakaian dolly dalam buah Sambungan dihitung dalam buah d. Pondasi bored pile dihitung berdasarkan : Satuan m3 untuk volume beton Satuan Kg untuk Pembesian Satuan m untuk pengeboran dengan disebutkan masing-masing diameter tiang Satuan m3 untuk volume tanah hasil pengeboran dan pembuangan tanah Volume beton akibat pembesaran pada dasar pondasi dihitung dalam harga satuan e. Pondasi sumuran dihitung berdasarkan : Satuan m3 untuk penggalian dengan disebutkan masing-masing diameter sumuran Satuan m3 untuk volume beton Satuan kg untuk Pembesian Satuan m3 untuk volume tanah hasil pengeboran dan pembuangan tanah Proyek kampus UMN Serpong III - 12

13 2. Pekerjaan Tanah a. Galian tanah dihitung m3 b. Permukaan tanah asli dihitung dari peil sesuai gambar contour c. Volume galian, urugan, dihitung net selebar pondasi, pile cap, tie beam dan seluas ruang basement dan tidak diperhitungkan galian untuk tempat kerja (working space) terkecuali didalam gambar dinyatakan jelas mengenai ukuran dan bentuk galian d. Ekstra galian untuk tempat kerja, ruang yang diperlukan untuk pemasangan acuan/bekisting dan pengembangan volume (bulk factor) diperhitungkan dalam harga satuan. e. Kemungkinan pengadaan alat/bahan untuk pekerjaan perlindungan/perawatan pada tanah yang jadi dari gangguan cuaca dan sebagainya diperhitungkan dalam harga satuan f. Jumlah Penggunaan tenaga orang maupun jumlah peralatan mekanis dan terhadap tingkat kesulitan dan kedalaman dari galian diperhitungkan dalam harga satuan g. Kemungkinan adanya perbaikan tanah, pembuatan konstruksi pencegah longsoran, resiko longsoran pada kemiringan-kemiringan didaerah yang telah jadi serta penggunaan pompa, termasuk pengangkutan dan pembentukan/pemadatan kembali diperhitungkan dalam harga satuan 3. Pekerjaan Beton Beton Cor Ditempat (Insitu Poured Concrete) : a. Kecuali disebutkan lain, beton yang dicor ditempat (in situ poured concrete) dihitung m 3. b. Pengurangan karena adanya lubang dengan kwantitas kurang dari 1 m 3 tidak diperhitungkan c. Berdasarkan elemen struktur dapat dibagi dalam beberapa bagian Pondasi. Pile cap termasuk ground beam (tie beam). Blinding/lean concrete/plain concrete atau lantai kerja. Slab termasuk jalan, jalan setapak, ground slab atau perkerasan. Proyek kampus UMN Serpong III - 13

14 Suspended slab (termasuk flat slab dan drop panel) atau lantai dengan disebutkan masing-masing ketebalannya. Dinding termasuk attached column (kolom yang bergabung dengan dinding) dengan ditentukan masing-masing ketebalannya. Kolom Balok Tangga Lisplank Curb/Tanggulan Lain-lain d. Kwantitas dihitung secara terpisah berdasarkan karakteristik dan mutu beton, misal kolom K 225, K 300, K 400 dan lain-lain Besi Beton (Reinforcement) : a. Perhitungan besi beton (reinforcement) dibedakan berdasarkan : Jenis tulangan : Tulangan polos Tulangan ulir Wire mesh Strand (kabel prestress) Karakteristik besi yaitu : BJTP 24 (Baja tulangan polos). BJTD 40 (Baja tulangan deformed atau ulir). Strand untuk sistim prestress Diameter tulangan yaitu 6 mm, 8 mm, 10 mm, 12 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 29 mm, 32 mm dan sebagainya Masing-masing elemen beton seperti pile cap, pelat lantai (slab) pelat dinding, kolom, balok, tangga, listplank dan lain-lain b. Berat besi beton dihitung dalam kg, berat besi yang dihitung adalah berdasarkan panjang teori termasuk tekukan dan overlap. Kaki ayam/dudukan/ganjalan dan kawat-kawat pengikat tidak dihitung melainkan dimasukan/diperhitungkan dalam harga satuan. Bahan terbuang (waste) diperhitungkan dalam harga satuan Proyek kampus UMN Serpong III - 14

15 c. Tulangan wiremesh dihitung dalam m2 dengan disebutkan tipenya Bekisting/Acuan : a. Perhitungan bekisting/acuan dihitung berdasarkan pembagian elemen sebagai berikut : Sisi pile cap. Sisi tie beam Sisi samping, sisi bawah pelat dan sisi bawah balok Sisi pelat dinding Sisi kolom Sisi samping balok (sisi bawah balok diperhitungkan masuk ke perhitungan sisi bawah pelat). Sisi samping dan bawah tangga termasuk anak tangga Sisi samping dan bawah listplank b. Kwantitas bekisting/acuan dihitung dalam satuan luas (m²), untuk sisi pelat dapat dihitung dalam satuan panjang (m) asal disebutkan ketebalannya/lebarnya. c. Untuk setiap bekisting/acuan dibedakan atas beberapa jenis : Bekisting/acuan biasa Bekisting/acuan faifaced Bekisting/acuan expose d. Perancah/support, pelaburan minyak/oli, biaya perbaikan diperhitungkan dalam harga satuan Metode Cros check (Pemeriksaan Silang) Proses pemeriksaan silang (cros check) merupakan salah satu hal terpenting untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan berupa kesalahan dalam pengukuran seperti dalam membaca skala, kesalahan dalam membaca ukuran pada gambar, kesalahan memasukkan data dan kesalahan dalam proses perhitungan aritmatika dan mate-matika (proses pengolahan data). Proses cros check ini dilakukan dengan melalui tahapan dan metode sebagai berikut : 1. Hitung total gross floor area (TGFA), termasuk perhitungan gross area perlantai, mulai dari lapis bawah (basement) sampai lantai yang paling atas. Proyek kampus UMN Serpong III - 15

16 2. Proses cross check dilakukan sesuai urutan Daftar Pekerjaan atau Bill dalam DUP (BQ) misalnya : a. Pekerjaan tanah : Kuantitas galian pile cap dan tie beam hasilnya hampir sebanding dengan kuantitas beton pile cap + tie beam + pasir urug dibawah pile cap dan tie beam + lantai kerja dibawah pile cap dan tie beam. Kuantitas pasir urug dibawah pile cap, tie beam dan basement slab hamper sebanding dengan luas basement slab dikalikan tebal pasir urug. Kualitas lantai kerja dibawah pile cap, tie beam dan basement slab hamper sebanding dengan luas basement slab dikalikan tebal lantai kerja. b. Pekerjaan Sub struktur Kuantitas beton pile cap hampir sebanding dengan kuantitas lantai kerja dibawah pile cap dibagi tebalnya lantai kerja dan dikalikan tebal rata-rata pile cap. Kuantitas beton tie beam hamper sebanding dengan kuantitas lantai kerja dibawah tie beam dibagi tebalnya dan dikalikan tebal rata-rata tie beam. Kuantitas besi beton pada pile cap dicross check dengan menghitung ratio besi pada pile cap yang jumlahnya paling dominan, maka hasilnya sebanding dengan jumlah total kuantitas besi pile cap dibagi jumlah total kuantitas beton pile cap Kuantitas besi beton pada tie beam dicross check dengan menghitung ratio besi pada tie beam yang jumlahnya paling dominan, maka hasilnya hampir sebanding dengan jumlah total kuantitas besi tie beam dibagi jumlah total kuantitas beton tie beam Kuantitas bekisting pada pile cap dicross check dengan menghitung ratio bekisting pada type pile cap yang jumlahnya paling dominan, maka hasilnya hampir sebanding dengan Proyek kampus UMN Serpong III - 16

17 jumlah total kuantitas bekisting pile cap dibagi jumlah total kuantitas beton pile cap Kuantitas besi beton pada plat basement dichros check dengan menghitung ratio besi untuk bidang seluas 1 m2 dimana hasilnya hampir sebanding dengan jumlah total kuantitas besi beton plat basement dibagi dengan jumlah total kuantitas beton plat basement c. Pekerjaan Struktur Atas Menjumlahkan seluruh kuantitas beton pada balok, kolom, plat lantai, tangga, shearwall (tc) Menjumlahkan seluruh kuantitas besi beton pada balok, kolom, plat lantai, tangga dan shear wall (ts) Menjumlahkan seluruh kuantitas bekisting pada balok, kolom, pelat lantai, tangga dan shear wall (tb) Hitung ratio beton = (tc) : (TGFA) Hitung Ratio besi = (ts) : (tc) Hitung ratio bekisting = (tb) : (tc) Hasil Perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan perhitungan ratio pada elemen struktur secara individual seperti balok, kolom, pelat dan shear wall dengan memilih tipe yang dapat mewakili keseluruhan tipe elemen-elemen struktur tersebut. 3.4 Catatan Harga (Pricing Notes) Catatan harga ini dibuat selain sebagai pedoman peserta tender dalam melakukan pengisian harga (pricing), juga untuk melengkapi bagian-bagian pekerjaan yang tercantum didalam Standard of Measurement dan bagian bagian apa saja yang tidak dihtung tetapi sudah termasuk dalam harga satuan. Ketika rencana anggaran biaya telah disusun, maka catatan harga ini akan menjadi kepentingan setiap orang dan akan menjadikan proses pengendalian biaya menjadi sangat penting. Sebelum mengalokasikan biaya dari berbagai elemen, sesuatu reduksi umumnya dilakukan untuk menutup resiko desain dan harga. Besarnya reduksi ini akan bervariasi tergantung pengalaman dari Proyek kampus UMN Serpong III - 17

18 perancang, quantity surveyor dan pemahaman tentang perencanaan biaya. Besarnya presentase penyesuaian dapat cukup bervariasi dan akan dipengaruhi oleh jenis dan kerumitan desain, keadaan klien, perkiraan kecenderungan harga dan perkiraan keterlambatan yang diduga sebelum tahap penerimaan tender Berikut ini catatan harga (pricing notes) untuk pekerjaan struktur pada daftar uraian pekerjaan atau bill of quantity yang dikeluarkan oleh konsultan QS (quantity surveyor), yang biasa dipakai dengan maksud dan tujuan untuk mempermudah perhitungan dan pengisian harga satuan (unit price) pada bill of quantity : 1. Harga satuan untuk beton sudah termasuk pengadaan dan pengecoran juga semua yang diperlukan seperti : kubus beton, pengetesan, dan laporan hasil testnya perawatan, penyiraman, sambungan-sambungan pemberhentian beton (termasuk water stop apabila diminta dalam spesifikasi), pembuatan parit-parit, penyediaan bangku-bangku untuk pengecoran dan sebagainya. 2. Harga satuan untuk pembesian sudah termasuk pengadaan dan pemasangan juga semua yang diperlukan seperti : kaki ayam, tulangan montage, penyokong, sisa potongan yang terbuang pengikat (bendraad).. (waste), kawat - Perbedaan berat yang dikeluarkan oleh pabrik yang satu dengan pabrik yang lain untuk diameter yang sama menjadi tanggung jawab pemborong. - Tabel berat yang dipakai dalam menghitung berat dalam daftar ini, sebagai berikut : Diameter (mm) Kg/ml 6 0, , , , , , , , ,853 Proyek kampus UMN Serpong III - 18

19 32 6, 'Sistem perhitungan overlap pembesian, untuk kolom, shear wall, core wall setiap 2 (dua) lantai, untuk plat lantai, dinding beton dan balok per 12 meter jarak bentang, kelebihan dan sisa terbuang (waste) diperhitungkan dalam harga satuan. 4. Harga satuan untuk bekisting (acuan) sudah termasuk juga semua seperti : list-list (termasuk list sudut pada balok dan kolom,tali air) bahan yang terbuang/tidak terpakai,sparing/block out, temporary opening, pada flat slab peninggian bekisting peil ditengah untuk mengatasi lendutan (seperti pada balok Cantilever) dan pembongkarannya. 5. Harga satuan untuk bekisting fairface (acuan rata) sudah termasuk biaya parapihan dan perataan dengan gurinda serta perapihannya. 6. Untuk daerah yang memerlukan kedap air sebelum diwaterproofing semua beton-beton kropos dan cacat harus digrouting dan dirapikan (bila perlu di bongkar) dan sesudah diwaterproofing harus ditest rendam air terlebih dahulu. 7. Lebar dan panjang dari plat, balok dan kolom lihat juga ke gambar Arsitek, apabila ada perbedaan wajib lapor ke Konsultan Pengawas. 8. pekerjaan yang ditawarkan harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi Didalam memberikan harga pekerjaan ini pemborong harus sudah mempertimbangkan untuk memasukan semua biaya-biaya pengeluaran pekerjaan dengan berpatokan kepada catatan harga yang telah dibahas diatas tadi, sehingga dikemudian hari tidak ada tuntutan terhadap Pemberi Tugas / Owner bila daftar uraian Pekerjaan/ BoQ ini dipandang tidak lengkap oleh Pemborong. Dan juga Pemborong harus sudah memperhitungkan / mempertimbangkan semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di lapangan dalam pelaksanaan berhubung adanya Pemborong-Pemborong lain untuk pelaksanaan Proyek tersebut. Proyek kampus UMN Serpong III - 19

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

9- STRUKTUR BASEMENT

9- STRUKTUR BASEMENT 9- STRUKTUR BASEMENT Struktur basement gedung bertingkat (tidak termasuk pondasi tiang), secara garis besar terdiri dari 1. Raft foundation 2. Kolom 3. Dinding basement 4. Balok dan plat lantai Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG Pengertian Pondasi Adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang bertugas mendukung seluruh beban

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG QUANTITY (KUANTITAS) PEKERJAAN NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi high risk building tentu memerlukan metode. Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi high risk building tentu memerlukan metode. Keberadaan bangunan sekitar gedung memberikan andil dalam proses BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam dunia konstruksi high risk building tentu memerlukan metode pelaksanaan yang tepat sehingga dicapai sasaran proyek tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya. Keberadaan

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR 6. BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR RAB memuat analisa harga satuan pekerjaa struktur yang dihitung secara konvesional. Data harga satuan upah dan bahan diambil dari harga satuan pekerjaan Bahan

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI

APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI APPROXIMATE COST ESTIMATE BERDASARKAN KANDUNGAN BESI DAN KEBUTUHAN BEKISTING PADA STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN TINGGI Hendra Kwandoko 1, Chaisen Nawir 2, Budiman Proboyo 3, dan Indriani Santoso 4

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Uraian Umum Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan Proyek yang lainnya. Metode pelaksanaan yang

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Pondasi Bangunan Bertingkat Rendah Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT Wowo Afif Fathurohman 1 Asri Wulan 2 Tri Handayani 3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall )

DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall ) DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall ) A. PENGERTIAN Dinding penahan tanah (DPT) adalah suatu bangunan yang dibangun untuk mencegah keruntuhan tanah yang curam atau lereng yang dibangun di tempat di

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT 1 Wowo Afif Fathurohman 2 Asri Wulan, ST., MT 3 Tri Handayani, ST., MT 1 Afief_fathuroman@rocketmail.com 2 Asr_wulan@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan yang harus direncanakan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu diharapkan hasil dengan kualitas yang baik dan memuaskan, yaitu : 1. Memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pekerjaan Galian Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang sesuai dengan elevasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum merupakan suatu struktur dalam jembatan atau fly over yang berfungsi sebagai penghubung antara struktur bawah dan atas, dengan kata lain girder berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dilapangan dan data yang didapat maka dapat diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya : 1. Hasil analisa volume pekerjaan galian

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TOP-DOWN

PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TOP-DOWN Simposium Nasional RAPI XIV - 2015 FT UMS ISSN 1412-9612 PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TOP-DOWN Maksum Tanubrata Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha Jl.Prof

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA Q Semester : Genap Tahun Akademik : 2011/2012 Tugas akhir ini untuk melengkapi

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT. Saat penulis mulai melakukan kerja praktik pada pembangunan proyek Verde

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT. Saat penulis mulai melakukan kerja praktik pada pembangunan proyek Verde BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT 5.1 Pedoman Pengukuran Saat penulis mulai melakukan kerja praktik pada pembangunan proyek Verde II Condominium Earthworks, tahap pembangunan sudah mencapai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL Rahmat Hidayatulloh NRP : 0321082 Pembimbing : Herianto Wibowo.Ir.,Msc

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN

BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN 7.1 PENDAHULUAN Perencanaan estimasi biaya dimulai dari pembuatan WBS (Work Breakdown Structure). Untuk tugas akhir ini, terdapat dua buah WBS, yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH Yusti prabowo 27311695 LATAR BELAKANG. Pada laporan ini masalah yang akan dibahas disesuaikan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

5- PEKERJAAN DEWATERING

5- PEKERJAAN DEWATERING 5- PEKERJAAN DEWATERING Pekerjaan galian untuk basement, seringkali terganggu oleh adanya air tanah. Oleh karena itu, sebelum galian tanah untuk basement dimulai sudah harus dipersiapkan pekerjaan pengeringan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS DAN PERMASALAHAN PROYEK PEKERJAAN RAFT FOUNDATION 7.1 Pendahuluan Raft Foundation merupakan salah satu bagian dari pekerjaan struktur bagian bawah. Pada proyek ini struktur bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berkembang. Perkembangan tersebut meliputi berbagai sektor kehidupan, misalkan saja aspek sosial dan

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah ilmu pengetahuan mengenai penerapan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI Laurensia Nadia 1, Cindy Aristia 2, Indriani Santoso 3, and Budiman Proboyo

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alatalat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat. BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL 7.1 Uraian Umum Shear Wall merupakan komponen dari pekerjaan struktur pada bangunan, biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

Jenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran

Jenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran Jenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran dengan dinding dari Buis Beton. Perhitungan Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Team ilmu sipil dalam websitenya mengartikan pile cap sebagai bagian dari pondasi bangunan yang digunakan untuk mengikat tiang pancang yang sudah terpasang dengan struktur diatasnya

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN 4.1. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur adalah satu pekerjaan tetapi dalam kenyataannya merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste.

BAB I PENDAHULUAN. munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pelaksanaan sebuah proyek konstruksi bangunan, tidak akan dapat dihindari munculnya sisa material konstruksi atau biasa disebut dengan Construction Waste. Keberadaan

Lebih terperinci

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) METODE PELAKSANAAN BANGUNAN PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION) Dosen Pengampu : Ibu Atika Ulfah Jamal S.T., M.Eng., M.T. Oleh: Fildzah Adhania J. Paransa / 13 511 178 / Kelas B JURUSAN TEKNK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS Bab VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE 7.1 Material Konstruksi Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, lebih dari separuh biaya proyek diserap

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA. pengembangan dari gedung existing yaitu gedung Bimantara MNC Tower

BAB IV DATA DAN ANALISA. pengembangan dari gedung existing yaitu gedung Bimantara MNC Tower BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Latar belakang proyek Gedung MNC Media Tower ini merupakan gedung kedua pengembangan dari gedung existing yaitu gedung Bimantara MNC Tower 1 dan ada 1 Tower yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL BAB 9 BOQ DAN RAB BOQ ( Bill of Quantity) adalah perincian jumlah dari seluruh peralatan dan perkerjaan yang dibutuhkan di dalam perencanaan, sedangkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) adalah biaya yang diperlukan

Lebih terperinci

konstruksi Walaupun yaitu dari bahan dibuat pemecahan serta berubah.

konstruksi Walaupun yaitu dari bahan dibuat pemecahan serta berubah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konstruksi Beton Konvensional Konstruksi beton konvensional adalah suatu konstruksi yang dimana semua s elemen strukturnya dikerjakan dilokasi proyek atau cast in

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA Oleh : M.DICKY FIRMANSYAH NRP. 3108 030 064 HERI ISTIONO NRP.

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 - 1 - LAMPIRAN II : KEPUTUSAN ALIKOTA MADIUN NOMOR : 050-401.012/ /2015 TANGGAL : ANALISA KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE BARANG URAIAN KEGIATAN KOEF 2.01 HSPK FISIK

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29 BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 PENDAHULUAN Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada 5.1. URAIAN UMUM BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Laporan Kerja Praktek Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta

Lebih terperinci

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi BAB III RENCANA PONDASI DAN DETAIL PONDASI Pengenalan Denah Pondasi Pondasi (Sub Structure/Foundation) sering disebut struktur bangunan bagian bawah, yaitu merupakan konstruksi yang terletak di bawah permukaan

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG Oleh : ANDY SETYAWAN 3107 100 610 Dosen Pembimbing : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS JURUSAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Andy Kurniawan Budiono, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 04 Judul Modul KONSTRUKSI BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Bab berikut berisi tentang analisis penggunaan sisa material dan potongan bored pile

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Bab berikut berisi tentang analisis penggunaan sisa material dan potongan bored pile BAB IV HASIL DAN ANALISIS Bab berikut berisi tentang analisis penggunaan sisa material dan potongan bored pile pada proyek high rise building Proyek Puri Orchard Apartement tower orange groove. Gambar

Lebih terperinci

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. mengetahui metode di lapangan, maka dibuatkan gambar shop drawing. Dimana BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG Tugas Akhir PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG QUANTITY (KUANTITAS) PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari kebutuhan akan sarana tempat tinggal, gedung perkantoran ataupun pusat hiburan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL 7.1. Uraian umum. Pada setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan

Lebih terperinci

PENGANTAR PONDASI DALAM

PENGANTAR PONDASI DALAM PENGANTAR PONDASI Disusun oleh : DALAM 1. Robi Arianta Sembiring (08 0404 066) 2. M. Hafiz (08 0404 081) 3. Ibnu Syifa H. (08 0404 125) 4. Andy Kurniawan (08 0404 159) 5. Fahrurrozie (08 0404 161) Pengantar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Flow Chart Metodologi Metodologi Penelitian dengan menggunakan flow chart sebagai berikut : START MASALAH (di PT PP) Bagaimana Meningkatkan Efisiensi Biaya dan Waktu

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL 7.1 Uraian Umum Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) PONDASI TIANG BOR (BOR PILE) Disusun Oleh : Ama Muttahizi Ahadan Auhan Hasan Fastajii Bulloh TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA BOW, SNI DAN METODE PERHITUNGAN KONTRAKTOR PADA PROYEK RUMAH SUSUN (RUSUN) PULOGEBANG JAKARTA TIMUR

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA BOW, SNI DAN METODE PERHITUNGAN KONTRAKTOR PADA PROYEK RUMAH SUSUN (RUSUN) PULOGEBANG JAKARTA TIMUR 1 PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA BOW, SNI DAN METODE PERHITUNGAN KONTRAKTOR PADA PROYEK RUMAH SUSUN (RUSUN) PULOGEBANG JAKARTA TIMUR M. Abdul Mufaris 1), Fajar Prihesnanto 2), Eko Darma 3)

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR 5.1 URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

Jl. Banyumas Wonosobo

Jl. Banyumas Wonosobo Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong

Lebih terperinci

2.2 UNION FLOOR DECK W-1000 ( BONDEK ) dan WIRE MESH. UNION Floor Deck W-1000 ( Bondek ) adalah pelopor decking dengan

2.2 UNION FLOOR DECK W-1000 ( BONDEK ) dan WIRE MESH. UNION Floor Deck W-1000 ( Bondek ) adalah pelopor decking dengan 2.2 UNION FLOOR DECK W-1000 ( BONDEK ) dan WIRE MESH UNION Floor Deck W-1000 ( Bondek ) adalah pelopor decking dengan profil 2W yang dilengkapi system protrude shape dan merupakan penyempurnaan dari Floor

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) SESUAI SNI 03-2847- 2002 DAN SNI 03-1726- 201X

Lebih terperinci

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai BABV PEMBAHASAN 5.1 Stabilitas Parit Dengan melihat metoda pelaksanaan struktur dinding diafragma, jelas bahwa pada prinsipnya untuk menjaga keamanan pelaksanaan struktur dinding diafragma adalah dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No. BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar

Lebih terperinci

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI Jeremy August Tambayong 1, Budiman Proboyo 2, dan Indriani Santoso 3 ABSTRAK : Proses konstruksi sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-1 BAB III METODOLOGI Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.. Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-2 Data-data yang akan dipergunakan sebagai dasar

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci