Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi Hasilhasil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi Hasilhasil"

Transkripsi

1 BAB V DISKUSI, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL-HASIL PENELITIAN Isi bab terakhir ini terdiri atas (1) Diskusi Hasilhasil Penelitian, (2) Kesimpulan, dan (3) Implikasi Hasilhasil Penelitian, baik teoretis maupun praktis. Sesuai de ngan data yang disajikan pada bab IV, maka uraian pada ba gian ini disusun dalam urutanvsebagai berikut. Pertama. diskusi tentang hasil analisis skor sikap mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT, Diskusi ini menyangkut sikap mahasiswa dengan status bel ajar in-service dan pre-service maunpun sikap mahasiswa da ri masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Ban dung. Kedua. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua ratarata antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian kedua ini adalah : "Mengapa terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar inservice dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT?" Ketiga. diskusi tentang hasil uji perbedaan dua ra ta-rata antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian yang ketiga ini adalah : "Mengapa tidak terdapat perbedaan yang 129

2 130 signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi MPT?" Keempat. diskusi tentang hasil uji perbedaan lebih dari dua rata-rata antara sikap mahasiswa dari jurusan sa tu dengan jurusan lainnya yang ada di lingkungan TTUC Ban dung terhadap materi bidang studi MPT. Masalah utama yang akan didiskusikan pada bagian ini adalah : "Mengapa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Bandung?" Kelima. diskusi tentang hasil uji korelasi antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Keenam. diskusi tentang hasil uji korelasi antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Ketu.iuh. diskusi tentang hasil uji korelasi antara sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya, A. Diskusi Hasil-hasil Penelitian 1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter hadap materi bidang studi MPT pada penelitian ini, dapat - diungkapkan bahwa mahasiswa in-service bersikap ragu-ragu

3 131 (dengan skor rata-rata tiap item 2,54); mahasiswa xre-servjuoe bersikap positif (2,57); mahasiswa ilurusan Bangunan bersi kap positif (2,58); mahasiswa Jurusan Elektronika bersikap ragu-ragu (2,54); mahasiswa Jurusan Listrik bersikap posi tif (2,56); mahasiswa Jurusan Mesin bersikap ragu-ragu (2,43); mahasiswa Jurusan Otomotif bersikap positif (2,56); mahasiswa Jurusan Las Fabrikasi Logam bersikap ragu - ragu (2,44). Sedangkan secara keseluruhan mahasiswa TTUC Bandung bersikap ragui-ragu terhadap materi bidang studi MPT' dengan skor rata-rata setiap item 2,54. Dari hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT bergerak di sekitar ragu-ragu dan positif (setuju). Namun mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan bersikap ragu-ragu terha dap materi bidang. studi MPT. Sikap yang ragu-ragu ini menunjukkan bahwa materi bidang studi MPT yang diberikan ke pada mahasiswa di TTUC Bandung diterima dengan pengertian yang samar oleh mahasiswa. Pengertian yang samar ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum merasakan manfaat apa jeng dapat mereka petik dari adanya materi bidang studi MPT, sehingga materi bidang studi MPT tersebut masih belum da pat mempergiat kondisi belajar mereka. Namun, apabila ditilik lebih dalam lagi dari sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT ini, terutama apabila ditinjau dari status belajar yang ada, maka dapat diungkapkan bahwa mahasiswa dengan status belajar pre-

4 132 service yang jumlahnya 56% dari keseluruhan mahasiswa TTUC Bandung, memiliki sikap yang positif (setuju) terhadap ma teri bidang studi MPT. Sikap yang positif dari mahasiswa dengan status belajar pre-service ini memberikan makna bah wa bagi mereka yang rata-rata belum punya pengalaman menga jar ini, materi bidang studi MPT' yang diberikan sekokah kepadanya diterima dengan pengertian positif, serta lebih da ri itu, mahasiswa dengan status belajar pre-service ini me rasa bahwa materi bidang studi MPT yang mereka terima itu ada manfaatnya bagi pengajaran teknik, khususnya pengajar an dalam bengkel. Oleh karenanya, adanya bidang studi MPT ini bagi mahasiswa pre-service akan lebih mempergiat kon disi belajar mereka yang pada akhirnya akan lebih mempertinggi prestasi belajarnya. Mahasiswa dengan status belajar in-service sendiri bersikap ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT. Per bedaan sikap positif (untuk mahasiswa pre-service) dan ra gu-ragu (untuk mahasiswa in-service) terhadap materi bi dang studi MPT ini ternyata sangat signifikan (kesimpulan 2. penelitian ini). Namun dalam prestasi belajarnya untuk bidang studi MPT, mahasiswa kedua status belajar tersebut tidak berbeda secara signifikan (kesimpulan 3. penelitian ini). Kondisi ini menunjukkan bahwa sikap yang cenderung rendah pada mahasiswa dengan status belajar in-service ter nyata tidak menghalangi mereka untuk berprestasi belajar

5 133 yang tinggi (sama dengan prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar pre-service yang sikapnya terhadap bidang studi MPT cenderung berkadar lebih tinggi). materi Dan kenyataan ini dipertegas lagi dari kesimpulan 5. penelitian ini, bahwa ternyata tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa in-service terhadap ma teri bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Sedang kan sikap mahasiswa pre-service terhadap materi bidang stu di MPT berhubungan dengan sangat signifikan dengan presta si belajarnya (kesimpulan 6. penelitian ini). Menilik hasil-hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa pengalaman mengajar dalam bidang keteknikan bagi mahasiswa dengan status belajar in-service memeganag peranan penting pada sikapnya terhadap materi bidang studi MPT dan prestasi belajarnya dalam bidang studi MPT. Pengalaman mengajar yang rata-rata di atas lima tahun tersebut, membuat mahasiswa in-service ini memberikan reaksi sikap yang wajar (apa ada nya) dan selektif terhadap materi bidang studi MPT, Dan pe ngalaman mengajar ini pula yang membuat mereka sudah mengetahui, memahami dan bahkan telah mengimplementasikannya se cara nyata di lapangan, sehingga walaupun sikap mereka cen derung rendah dan selektif, namun prestasi belajar mereka tetap tinggi. Dan memang, bukan hanya sikap yang mempenga ruhi prestasi belajar, namun banyak faktor lainnya baik bersifat internal siswa maupun eksternal. Sementara itu sikap mahasiswa apabila ditinjau dari

6 134 masing-masing jurusan yang ada di lingkungan TTUC Bandung, bervariasi antara positif (setuju) dan ragu-ragu. Namun, secara keseluruhan sikap mahasiswa antar jurusan ini ter hadap materi bidang studi MPT tidak berbeda secara signify kan (kesimpulan 4. penelitian ini). Sikap yang tidak ber beda dari mahasiswa antar jurusan ini terhadap materi bi dang studi MPT menunjukkan bahwa pengajaran materi bidang studi MPT tersebut kepada masing-masing jurusan yang ada tidak menimbulkan dampak yang berbeda. Hal ini antara lain disebabkan karena kondisi dan situasi pengajaran praktek dalam bengkel untuk masing-masing jurusan tersebut tidak jauh berbeda. Sikap ragu-ragu mahasiswa TTUC Bandung secara kese luruhan terhadap materi bidang studi MPT ada kemungkinan disebabkab oleh belum operasionalnya perumusan materi bi dang studi MPT tersebut, Yang dimaksud dengan belum operasional di sini adalah materi yang ada pada bidang studi MPT tersebut sebagian besar masih tidak jauh berbeda dengan apa yang disebut metodologi pengajaran sosial. Dari sembilan komponen materi bidang studi MPT yang menjadi sasaran penelitian ini, hanya dua komponen saja yang diperkirakan khusus membahas matodologi pengajaran teknik, yaitu materi keselamatan kerja dan pengelolaan bengkel. Sedangkan komponen-komponen lainnya sifatnya masih generaltdan belum menunjukkan bnhwa materi tersebut khusus untuk digunakan dalam proses belajar-mengajar praktek bengkel.

7 135 Namun secara keseluruhan sikap mahasiswa TTUC Ban dung ini terhadap materi bidang studi MPT mempunyai hubung an positif yang sangat signifikan dengan prestasi belajar nya^ (kesimpulan 7. penelitian ini), Kondisi ini menunjuk1* kan bahwa walau bagaimanapun sikap mahasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan mempengaruhi prestasi belajarnya, Dan ini secara teoretis mengandung makna bahwa sikap merupak.ti salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. 2. Hasil U.1i Perbedaan Dua Rata-rata antara Sikap Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Pre-servi ce Dari perhitungan pengujian perbedaan dua rata -rata diperoleh \±tung = -2,44 sedangkan ttabel (#01)(126) 2,33. Dengan demikian H yang berbunyi "tidak terdapat per bedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT" ditolak, karena t,.. berada di luar batas pene-

8 136 rimaan hipotesis. Dengan kata lain, terdapat. perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar inservice dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT. Adanya perbedaan sikap mahasiswa terhadap materi bi dang studi MPT antara mahasiswa dengan status belajar inservice dan pre-service ini besar kemungkinan disebabkan oleh faktor usia dan pengalaman mengajar, Seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu the sis ini, bahwa mahasiswa dengan status belajar in-service adalah mereka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar pa ling sedikit 5 tahun pada saat mulai terdaftar sebagai ma hasiswa TTUC Bandung, Sedang yang pre-service belum punya sama sekali pengalaman mengajar atau punya pengalaman me ngajar tapi kurang dari 5 tahun, Dengan adanya hasil penelitian ini, ternyata status belajar mahasiswa yang in-service dan pre-service tersebut mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan pada sikap me reka terhadap materi bidang studi MPT. Hal ini menunjukkan bahwa faktor usia dan pengalaman mengajar memegang peranan penting terhadap sikap seseorang <pada objek tertentu. Mahasiswa yang pre-service cenderung memberikan si kap positif yang lebih dari mahasiswa yang berstatus bel ajar in-service. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata sikap mereka, di mana mahasiswa dengan status belajar preservice mempunyai skor rata-rata 159,610,dan termasuk ka tegori sikap positif-setuju. Sedangkan mereka yang bersta-

9 137 tus belajar in-service mempunyai skor rata-rata 154,196 de ngan kategori sikap positif-ragu-ragu. Menilik hasil di atas, kadar sikap yang lebih posi tif yang diberikan oleh kelompok mahasiswa berstatus bel ajar pre-'service ini mungkin disebabkan oleh usia mereka yang relatif masih muda. Dari keseluruhan mahasiswa dengan status belajar pre-service tersebut sebagian besar ( 70% ) adalah mereka yang baru menyelesaikan pendidikannya di STM, sedangkan sisanya mereka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar atau sudah menjadi pegawai negeri dengan masa ker ja di bawah 5 tahun. Dilihat dari segi usia, mereka yang berstatus ajar pre-service dan relatif masih muda ini cenderung bel mem berikan reaksi, khususnya sikap, yang berlebihan terhadap suatu objek yang baru untuk pertama kali dikenalnya. Objek sikap ini, khususnya materi bidang studi MPT, menarik bagi mereka karena belum pernah mendapatkannya selama ini. Di samping itu kehendak mereka yang ingin mengatakan bahwa, mereka, walaupun usia masih muda dan relatif.belum punya pengalaman dalam mengajarkan meteri keteknikan, dapat mem berikan hal yang sama baiknya dengan mereka yang berstatus belajar in-service. Gejala psikologis-emosional ini diterangkan oleh Nasution (1982 : 95) sebagai berikut. Anak-anak mempunyai dorongan untuk memuaskan keinginan untuk mengetahui sesuatu, untuk menyatakan pikiran dan perasaannya dengan jalan bahasa, pekerjaan, lukisan, seni suara, atau gerak. Mereka ingin menguasai suatu keterampilan, ingin merasai kepuasan atas hasil atau

10 138 sukses yang mereka capai. Mereka ingin dipuji atas usa ha mereka, sekalipun hasil mereka itu jauh di bawah norma-norma orang dewasa. Pendapat di atas luas dan dalam sekali artinya. Se cara keseluruhan dapat dikatakan bahwa mereka yang mempunyai usia relatif masih muda cenderung tidak ingin dibedakan dari orang dewasa, dan merupakan suatu kebutuhan baginya untuk memperoleh pengakuan sebagai orang dewasa. Berangkat dari sinilah mereka yang mempunyai status belajar pre-service tersebut ternyata memberikan kadar sikap yang lebih positif dibandingkan dengan mereka yang berstatus be lajar in-service. Di samping faktor usia seperti yang telah diuraikan di atas, faktor pengalaman mengajaraa.juga besar pengaruhnya pada sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT. Ma hasiswa yang mempunyai status belajar in-service adalah me reka yang sudah mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun bahkan mungkin ada yang sampai puluhan tahun, sehing ga mereka praktis sudah banyak mengetahui tentang bagaima na cara mengajarkan materi keteknikan. Hal ini mengakibat kan materi bidang studi MPT menurut mereka bukanlah suatu hal yang baru dan bahkan sudah mereka impleraentasikan se cara nyata dalam praktek. Yang baru bagi mereka mungkin adalah sistematika dan pembahasan materi bidang studi MPT sebagai suatu disiplin ilmu. Mahasiswa-mahasiswa dengan status belajar in-servioe yang sudah berpengalaman ini sedikit banyak telah memiliki

11 139 pengetahuan dan keterampilan dalam mengajarkan materi ke teknikan dalam suatu praktek interaksi proses belajar-me ngajar, Dengan pengalaman mengajar yang telah dimilikinya itu, ia akan semakin selektif dalam sikapnya terhadap se suatu objek, dalam hal ini materi bidang studi.mpt, Bersasarkan kondisi di atas, maka adalah suatu :.Hal yang wajar apabila mahasiswa dengan status belajar in-ser vice, yang rata-rata dari mereka merupakan guru yang sudah banyak pengalaman mengajarnya, lebih rendah dan selektif bila memberikan kadar sikap yang dibandingkan dengan mahasis wa dengan status belajar pre-service. 3. Hasil U.ii Perbedaan Dua Rata-rata antara Prestasi Bela.iar Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Pre.- service dalam Bidang Studi MPT Dari perhitungan pengujian perbedaan dua rata-rata, diperoleh thitung = 0,37 sedang ttabel (#01)(126) = 2»33 * Dengan demikian HQ yang berbunyi "tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang stu di MPT" di terima, karena *hj_t.unr berada dalam batas peneri maan hipotesis. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang stu di MPT.

12 140 Dari hasil perhitungan di atas, dapat dikatakan bah wa adanya perbedaan sikap terhadap materi bidang studi MPT yang sangat signifikan antara mahasiswa dengan status bel ajar in-service dan pre-service. tidak diikuti adanya per bedaan yang signifikan dalam prestasi belajarnya. Dalam pe ngertian lain, walaupun sikap mahasiswa dengan status bel ajar in-service kadarnya lebih rendah bila dibandingkan de ngan sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service. dan ini sangat signifikan, namun prestasi belajar mahasiswa ke dua status belajar tersebut tidak berb«da secara signififcan. Prestasi belajar yang tidak berbeda secara signifi kan, walaupun kadar sikap cenderung lebih rendah dari maha siswa dengan status belajar in-service ini bila dibanding kan dengan mahasiswa pre-service lebih disebabkan oleh fak tor pengalaman mengajar, Mahasiswa dengan status belajar in-service adalah mahasiswa TTUC Bandung yang rata - rata telah mempunyai pengalaman mengajar dalam bengkel 5 tahun ke atas, Dengan pengalaman mengajar tersebut, materi bidang studi MPT yang mereka pelajari, sebenarnya telah mereka implementasikan secara nyata dalam kurun waktu yang cukup la ma. Pengalaman mengajar dan implementasi yang mendalam ini telah cukup bagi mereka untuk mendapatkan prestasi belajar dalam bidang studi MPT yang tidak lebih rendah dari maha siswa dengan status belajar pre-service.

13 141 Di samping faktor pengalaman mengajar tersebut, tentunya masih banyak faktor lagi yang mempengaruhi prestasi belajar mereka (mahasiswa dengan status belajar in-service) baik faktor internal maupun faktor yang eksternal sifatnya. Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penga laman mengajar tersebut diperkirakan merupakan faktor yang dominan mempengaruhi sikap mahasiswa in-service terhadap materi bidang studi MPT maupun prestasi belajarnya dalam bidang studi MPT. Salah satu kenyataan lagi yang memperkuat dugaan tersebut adalah ternyata hubungan positif yang ada antara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya ( r = 0,0873) tidak signifikan, Ini mengandung makna bahwa tidak ada skor sikap mahasiswa dengan status belajar in-service tersebut dapat dipakai untuk memprediksi prestasi belajar nya (hasil lain dari penelitian ini), 4. Hasil U.li Perbedaan Lebih dari Dua Rata-rata an tara Sikap Mahasiswa dari Jurusan Satu dengan Jurusan Lain nya di Lingkungan TTUC Bandung Dari hasil perhitungan didapat Fv.-ifunff = 2,48 S F. b 1 ( 01)(5 1??) = 3,17. Hal ini mengandung makna bahwa ti dak terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap mahasis wa antar jurusan di TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di ling-

14 142 kungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT ini antara lain disebabkan oleh dua faktor. Pertama. faktor latar belakang disiplin ilmu, khususnya ilmu teknik, yang di ajarkan pada masing-masing jurusan di lingkungan TTUC Bandung yang lebih menekankan praktek, Dalam disiplin ilmu teknik, kondisi dan situasi praktek dalam bengkel tidak me ngandung banyak perbedaan dalam metodologi pengajarannya, baik itu untuk jurusan Bangunan, Elektronika, Listrik, Me6in, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam, Oleh karena itu lah materi bidang studi MPT ini, yang lebih banyak mene kankan pada proses belajar-mengajar dalam bengkel, diajar kan secara umum untuk semua jurusan. Faktor lainnya yang mengakibatkan "sikap mereka ter hadap materi bidang studi MPT ini tidak berbeda secara sig nifikan antara jusan satu dengan jurusan lainnya, karena bidang studi MPT diajarkan dalam suatu ruangan yang besar (kuliah umum) yang mahasiswanya terdiri atas beberapa ju rusan sekaligus. Perkuliahan bidang studi MPT dilaksanakan dalam dua waktu dengan dua orang instruktur yang secara bergantian melaksanakan tugasnya. Kalau seandainya dalam jam tertentu kelompok mahasiswa A (yang terdiri atas maha siswa jurusan Bangunan dan Elektronika) sedang melaksana kan proses belajar-raengajarnya dalam bidang studi MPT de ngan instruktur Bapak A', maka dalam saat bersamaan maha siswa kelompok B (yang terdiri atas mahasiswa jurusan Lis trik, Mesin, Otomotif dan Las Fabrikasi Logam) juga sedang

15 143 melaksanakan proses belajar-mengajarnya dalam bidang stu di MPT di kelas lain dengan instruktur B1. Dan untuk perio de tertentu (3 bulan) kemudian di "change" dengan kelompok A diajar oleh instruktur Bi dan sebaliknya. Kondisi perku liahan seperti ini juga menjadi faktor penyebab lain dari tidak berbedanya secara signifikan sikap mahasiswa antar jurusan di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT. 5. Hasil Uji Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan Prestasi Setelah Belajarnya diadakan penelitian, ternyata hipotesis yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang sig nifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar inservice terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya, diterima. Di antara keduanya terdapat korelasi positif sebesar r = 0,0873 namun korelasi tersebut tidak signifikan (thitung =0,64 (ttabel (,01)(54) =2'3^ '"^ ini memberi makna bahwa tidak ada skor sikap mahasiswa inservice yang dapat dipakai untuk memprediksikan prestasi belajarny/a. Seperti telah didiskusikan pada bagian-bagian ter dahulu, hasil korelasi yang tidak signifikan ini kembali mempertegas dominannya pengaruh faktor pengalaman mengajar

16 144 dalam praktek bengkel bagi guru-guru dengan status belajar in-service terhadap sikapnya pada materi bidang studi MPT, Pengalaman mengajar tersebut telah membuat mereka selektif dalam memberikan sikapnya terhadap materi bidang studi MPT sehingga ajiabila dibandingkan dengan mahasiswa yang bersta tus belajar pre-service. kadar sikap mereka itu lebih ren dah. Dan berdasarkan uji perbedaan dua rata-rata, ternyata di antara keduanya terdapat perbedaan yang signifikan. Na mun dengan kadar sikap yang lebih rendah itu, prestasi bel ajarnya tidak berbeda secara signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa pre-service, Kondisi inilah yang menye babkan korelasi positif di antara keduanya tidak signifi kan. 6. Hasil U.ii Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status Belajar Pre-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan Prestasi Belajarnya Setelah dilakukan penelitian, ternyata hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan presta si belajarnya, ditolak. Dengan kata lain, terdapat hubung an positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi di antara keduanya sebesar r=0,40 dengan

17 H5 tingkat kepercayaan 0,99 (thitung =3,65 )ttflbel (.0l)(70) = 2,3895). Angka ini memberi makna bahwa urunan sikap maha siswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bi dang studi MPT pada prestasi belajarnya adalah 16%. Dan ini cukup mengandung makna bahwa sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terseburt berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Apabila hasil penelitian ini dijabarkan lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap mahasiswa de ngan status belajar pre-service terhadap materi bidang stu di MPT, akan semakin naik pula prestasi belajarnya. Seba liknya, semakin kurang baik sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT, se makin turun prestasi belajarnya. Urunan sikap mahasiswa dengan status belajar preservice terhadap materi bidang studi MPT sebesar 16% pada prestasi belajarnya, juga memberi makna bahwa 84% dari prestasi belajar mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh ' fak tor- faktor lainnya, baik faktor dalam diri siswa sendiri maupun faktor di luar diri siswa yang di samping guru ju ga terdapat faktor sekolah, keluarga, serta lingkungan so sial.

18 Hasil U.1i Korelasi antara Sikap Mahasiswa TTUC Bandung Secara Keseluruhan Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan Prestasi Belajarnya Uji korelasi ini dimaksudkan untuk menjawab masalah bagaimana hubungan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung se cara keseluruhan terhadap materi bidang studi Metodologi Pengajaran Teknik (MPT) dengan prestasi belajarnya. Setelah diadakan penelitian, ternyata hipotesis yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT de ngan prestasi belajarnya, ditolak. Dengan kata lain, ter dapat hubungan positif yang signifikan antara sikap maha siswa terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi be lajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi di antara keduanya sebesar r = 0,24 dengan tingkat keperca yaan 0,99 (thitung = 2.78<ttabel(.01)(126) =2'33)' Angka ini memberikan makna bahwa urunan sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT pada prestasi belajarnya adalah 6%. Dan ini cukup memberi arti bahwa sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT berpengaruh pada prestasi belajar nya. Apabila hasil penelitian ini dijabarkan lebih Ian-

19 147 jut, dapat dikatakan bahwa semakin baik sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT, akan semakin naik pula prestasi belajarnya, Sebaliknya, semakin kurang baik sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT, semakin turun prestasi belajarnya, Hal ini berarti mendukung hasil pene litian yang pernah dilakukan McGauvran (Lavin, 1965 * 67) yang mengungkapkan bahwa baik di tingkat perguruan tinggi, menengah maupun dasar, sikap yang positif terhadap institu si pendidikan dan pendidikan pada umumnya berkorelasi po sitif dengan prestasi belajarnya,. Urunan sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT. sebesar 6% pada prestasi belajarnya, juga memberi mak na bahwa 94% dari prestasi belajar mahasiswa tersebut di pengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, baik faktor dalam di ri siswa sendiri maupun faktor di luar diri siswa yang di sampinjg guru juga terdapat faktor sekolah, keluarga serta lingkungan sosial. Keadaan ini kembali memperjelas bahwa faktor inter nal siswa, khususnya sikap, mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap prestasi belajarnya, Dan memang bukan fak tor internal siswa saja yang berpengaruh terhadap prestasi belajarnya, tapi juga faktor di luar diri siswa terutama guru, seperti yang diungkapkan oleh Benson (Alan Thomas, 1971 : 21) : "We are led to the conclution that the caliber of the teachers is the single most important factor". Na mun siswa sebagai subjek yang paling berkepentingan dan pa-

20 148 ling terlibat dalam proses belajar-mengajar merupakan fak tor yang lain tak bisa diabaikan. Hanya dengan usaha dan kerja kerasnyalah prestasi belajar yang baik akan dicapai, karena pada hakekatnya belajar adalah sesuatu di mana se tiap orang harus memperoleh dari usahanya sendiri (Staton, 1978 : 23-24). B. Kesimpulan Hasil-hasil Penelitian Hasil-hasil studi ini selengkapnya telah disajikan pada bab IV dan telah diadakan diskusi sekitar hasil-hasil tersebut, seperti dikemukakan pada bagian awal bab ini. Berdasarkan hasil-hasil diskusi tersebut, berikut ini di kemukakan beberapa kesimpulan penelitian ini. 1. Sikap Mahasiswa Terhadap Materi Bidang Studi MPT Berdasarkan hasil analisis skor sikap mahasiswa ter hadap materi bidang studi MPT, maka dapat diungkapkan bah wa mahasiswa dengan status belajar in-service memiliki si kap ragu-ragu; mahasiswa dengan status belajar pre-service memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Bangunan memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Elektro nika memiliki sikap ragu-ragu; mahasiswa Jurusan Listrik memiliki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Mesin memiliki sikap ragu-ragu; mahasiswa Jurusan Otomotif memi liki sikap positif (setuju); mahasiswa Jurusan Las Fabri kasi Logam memiliki sikap ragu-ragu* Sedangkan secara ke seluruhan mahasiswa TTUC Banding memiliki sikap ragu-ragu

21 149 terhadap materi bidang studi MPT. Sikap ragu-ragu dari ma hasiswa TTUC Bandung ini mengandung makna bahwa mereka ma sih belum merasakan manfaat apa yang dapat dipetik dari adanya materi bidang studi MPT, sehingga kondisi ini masih belum dapat mempergiat belajar mereka. 2. Perbedaan Dua Rata-rata antara Sikap Mahasiswa dengan Status Bela.iar in-service dan Pre-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT Terdapat perbedaan yang signifikan antara sikap^ ma hasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT. Signifikansi perbedaan sikap mahasiswa antar status belajar ini ada dalam taraf nyata 0,99 (thitung = -2,44 dan ttabel (#01)(126) = 2'33)* 3. Perbedaan Dua Rata-rata antara Prestasi Bela.iar Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service dan Rre-service dalam Bidang Studi MPT Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar mahasiswa dengan status belajar in-service dan pre-service dalam bidang studi MPT. Signifikansi hasil pengujian ini ada dalam taraf nyata 0,99 (thitung =,37 sedang ttabel (.01)(126) = 2'33)*

22 150 4«Perbedaan Lebih dari Dua Rata-rata antara Sikap Mahasiswa dari Jurusan Satu dengan Jurusan Lainnya di Ling kungan TTUC Bandung Terhadap Materi Bidang Studi MPT Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara si kap mahasiswa dari jurusan satu dengan jurusan lainnya di lingkungan TTUC Bandung terhadap materi bidang studi MPT. Signifikansi hasil pengujian ini ada dalam taraf nyata 0,99 (Fhitung =2^8 ' Ftabel (.01)(5,122) =3'17)' 5. Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status Bela.iar In-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan Prestasi Belajarnya Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan an tara sikap mahasiswa dengan status belajar in-service, ter hadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi sebe sar r = 0,0873, namun korelasi ini tidak signifikan (thi_ tung = '6/> <^bel (.01)(54) =2'38)' Hal ±ni memberi makna bahwa tidak skor sikap mahasiswa dengan status bel ajar in-service terhadap materi bidang studi MPT yang pat dipakai untuk memprediksi prestasi belajarnya. 6. Korelasi antara Sikap Mahasiswa dengan Status Bela.iar Pre-service Terhadap Materi Bidang Studi MPT-deman da Prestasi Bela.iarnya Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap

23 151 materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Dengan Koefisien korelasi sebesar r = 0,40 (tnitung = 3,65/ tta_ ( 01)(70) = 2»3395) maka sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT berikan urunan sebesar 16% terhadap prestasi belajarnya. Apabila prestasi belajar mahasiswa dengan status pre-service dalam bidang studi MPT ini naik, mem belajar berarti seba nyak 16% kenaikan tersebut dipengaruhi oleh sikapnya hadap materi bidang-studi MPT. ter 7. Korelasi antara Sikap Mahasiswa TTUC Bandung Se^ cara Keseluruhan Terhadap Materi Bidang Studi MPT dengan Prestasi Bela.iarnya Terdapat hubungan korelatif positif yang signifikan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung s«eara keseluruhan ter hadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi sebe sar r=0,24 (thitung =2,78 >ttflbel (#01)(126) =2'33)# Dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,24 maka sikap ma hasiswa TTUC Bandung secara keseluruhan terhadap materi bi dang studi MPT memberikan urunan sebesar 6% terhadap pres tasi belajarnya. Apabila prestasi belajar mahasiswa dalam bidang studi MPT ini naik, berarti sebanyak 6% kenaikan tersebut dipengaruhi oleh sikapnya terhadap materi "bidang studi MPT.

24 152 C. Implikasi Hasil-hasil Penelitian Berikut ini dikemukakan beberapa implikasi hasil-ha sil penelitian ini, baik secara teoretis maupun praktis. Pada bagian akhir implikasi hasil-hasil penelitian ini ju ga dikemukakan implikasi bagi penelitian-penelitian selan jutnya, 1. Implikasi Teoretis Hasil-hasil penelitian ini lebih banyak memperkuat teori yang sudah ada atau penemuan-penemuan terdahulu, Di antaranya adalah sebagai berikut. a. Penelitian ini berhasil mengungkapkan adanya per bedaan sikap antara mahasiswa dengan status belajar inservice dan pre-service terhadap materi bidang studi MPT. Perbedaan yang signifikan ini kembali mempertegas teori yang mengatakan bahwa faktor usia dan pengalaman mengajar mempegaruhi sikap seseorang terhadap objek tertentu, dalam hal ini materi bidang studi MPT. Mereka yang berstatus bel ajar in-service cenderung memberikan sikap yang lebih se lektif daripada yang berstatus belajar Pre-service. Dengan kadar sikap yang lebih selektif ini, tidak berarti presta si belajarnya akan lebih rendah, karena dengan pengalamannya dalam mengajar disiplin keteknikan sudah merupakan be kal yang sangat berharga bagi mereka untuk mengejar presta si yang baik. b. Implikasi teoretis lainnya dari penelitian ini

25 153 adalah ditemukannya pola hubungan yang positif dan signifi kan antara sikap mahasiswa TTUC Bandung terhadap materi bi dang studi MPT dengan prestasi belajarnya. Korelasi kedua variabel tersebut sebesar r = 0,24 dengan tingkat kepercayaan 0,99. Juga ditemukan pola hubungan yang positif dan signifikan antara sikap mahasiswa dengan status belajar pre-service terhadap materi bidang studi MPT dengan pres tasi belajarnya ( r = 0,40 dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 0,99). Hasil ini berarti memperkuat teori-teori yang mengatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara sikap seseorang terhadap suatu objek, dalam hal ini materi bidang studi MPT, dengan prestasi belajarnya. Namun hasil penelitian ini menemukan juga bahwa sikap mahasiswa dengan status belajar in-service terhadap materi bidang studi MPT tidak berkorelasi positif yang signifikan dengan prestasi belajarnya. Kondisi ini mengandung makna bahwa bukan hanya sikap yang mempengaruhi faktor teoretis belajar mahasiswa, namun banyak faktor lainnya yang di antaranya adalah faktor usia dan pengalaman. c. Bersamaan dengan hasil studi ini telah dikembangkan secara empirik alat ukur sikap mahasiswa terhadap ma teri bidang studi MPT. Alat ini telah diuji-cobakan terle bih dahulu sebelum dipakai untuk mengumpulkan data lapang an. Data hasil uji-coba ini diolah sesuai dengan kebaikan skala sikap ala Likert. Reliabilitas alat ukur ini adalah 0,56 dengan tingkat kepercayaan 0,95.

26 Implikasi Praktis Hasil studi ini memberikan dampak positif bagi pe ngembangan materi bidang studi MPT, khususnya bagi TTUC Bandung yang telah merintisnya dan terus akan mengembangkannya, umumnya bagi pendidikan guru kejuruan teknologi. Dalam rangka semuanya itu, maka implikasi praktis dari ha sil studi ini adalah sebagai berikut. a. Dengan terungkapnya sikap mahasiswa TTUC Bandung yang ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT, maka im plikasi pratisnya bagi TTUC Bandung adalah perlu adanya peninjauan korektif kembali terhadap materi bidang studi MPT. Sikap yang ragu-ragu ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih belum merasakan manfaat adanya materi bidang studi MPT dalam pengajaran teknik, karena materi bidang studi MPT tersebut belum sepenuhnya dirumuskan secara operasional khusus untuk pengajaran teknik. Dari sembilan komponen ma teri bidang studi MPT' yang menjadi sasaran penelitian ini hanya dua komponen saja yang telah dirumuskan secara ope rasional sebagai suatu cara mengajarkan disiplin ilmu tek nik, yaitu komponen keselamatan kerja dan pengelolaan beng kel. Sedang komponen-komponen lainnya masih tidak berbeda jauh dengan metoda mengajar ilmu-ilmu sosial. Untuk itu perlu dikembangkan apa yang dimaksud dengan perpustakaan teknologi, pengetahuan kurikulum teknologi, proses belajarmengajar teknologi, pengembangan persiapan pelajaran tekno logi, media pendidikan teknologi, penilaian teknologi dan

27 155 micro-teaching teknologi. Bagaimana penggunaan OHP untuk pelajaran teknologi? Tentunya penggunaan OHP untuk mate ri ilmu-ilmu sosial berbeda dengan materi ilmu-ilmu tekno logi, sehingga jelas apa yang terkandung dalam materi bi dang studi MPT benar-benar merupakan hal yang khas untuk digunakan dalam proses belajar-mengajar teknologi. Apabi-^ la rumusan operasional ini telah terwujud dalam materi bi dang studi MPT, maka semestinya mahasiswa akan lebih bergairah dalam belajar sehingga kadar sikapnya akan semakin baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi bel ajarnya. b. Hasil lainnya dari penelitian ini adalah terungkapnya perbedaan yang sangat signifikan antara sikap maha siswa dengan status belajar in-service dan pre-service ter hadap materi bidang studi MPT. Mahasiswa dengan status bel ajar in-service memiliki sikap ragu-ragu terhadap materi bidang studi MPT, sedangkan mahasiswa dengan status belajar pre-service bersikap positif (setuju). Implikasi praktis dari hasil ini adalah perlu dilibatkannya mahasiswa, khu susnya yang in-service, dalam penyusunan dan perencanaan materi bidang studi MPT karena mereka ini sudah banyak pe ngalaman dan bahkan sudah mengimplementasikan MPT itu sen diri secara nyata. Oleh karenanya, apa yang terkandung da lam materi bidang studi MPT tersebut telah diketahuinya dan lebih dari itu telah diimplementasikannya, Keterlibatan mahasiswa in-service ini dalam penyusunan dan perencana-

28 156 an materi bidang studi MPT akan banyak memberikan masukan operasional yang sangat berharga bagi pengembangan materi bidang studi MPT ini. Di samping itu implikasi praktis la innya dari hasil ini adalah perlu dipikirkannya kemungkinan pembedaan-pembedaan dalam pengajaran materi bidang stu di MPT bagi mahasijswa dengan status belajar in-service dan pre-service. Khususnya bagi mahasiswa dengan status bel ajar in-service. kalau ada materi yang kiranya tidak perlu diberikan kepada mereka karena diperkirakan mereka sudah mengetahuinya lev/at pengalaman mengajarnya, maka jangan dipaksakan mereka untuk menerima itu, Lebih baik waktunya dipergunakan untuk mengerjakan tugas-tugas lain agar belajar nya lebih efektif. c. Dengan terungkapnya adanya hubungan positif yang signifikan antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang studi MPT dengan prestasi belajarnya, maka salah satu ja lan yang dapat ditempuh para pendidik, khususnya para in struktur di TTUC Bandung, guna meningkatkan prestasi bel ajar mahasiswa, khususnya dalam bidang studi MPT, adalah dengan menaikkan kadar sikap mareka terhadap materi bidang studi MPT. Sikap yang baik dapat dibina dan dikembangkan dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses bel ajar-mengajar, di mana mereka ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaan program yang akan diajarkan melalui "group process" dan "cooperation" (Nasution, 1982 : ). Dalam proses kelompok ini mahasiswa mengadakan relasi. Relasi dalam kelompok ini demokratis sifatnya. Ar-

29 157 nya, setiap individu berpartisipasi, ikut serta secara aktif, dan turut bekerja-sama. Dengan demikian individu akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan menjalani pe rubahan sikap serta kelakuan. Dalam hal ini proses kelom pok mempunyai dua ciri utama, yakni partisipasi oleh siswa dalam segala kegiatan dan kerja-sama antara individu-indi vidu dalam kelompok. Mengenai efektivitas diskusi kelompok dalam mengubah dan mengembangkan sikap-sikap tertentu telah diteliti oleh Kurt Lewin dan kawan-kawannya (Shaw, 1976 : 46). Me nurut hasil penelitian mereka, keikutsertaan ibu-ibu rumah tangga dalam diskusi dan pengambilan keputusan - keputusan mengenai perubahan menu makanan yang sedang dipropagandakan pemerintah ternyata sangat efektif dalam merubah sikap ibuibu tersebut terhadap masalah ini, dibandingkan dengan me toda ceramah. Yang tidak kalah pentingnya dalam menanamkan sikap yang baik kepada para mahasiswa adalah sikap para instruk tur sendiri sebagai identifying figure (Sulaeman, 1984 : 237) bagi para mahasiswanya. Apabila instruktur memperlihatkan sikap yang positif terhadap materi bidang studi MPT yang diajarkannya, menyenangi pelajaran tersebut, menghargai peraturan tata-tertib kelas yang telah ditentukan, menerima dan menghargai pandangan serta perasaan para maha siswanya, maka sikap tersebut akan "menular" kepada para mahasiswanya.

30 Implikasi Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini tidak sempat untuk mengungkapkan se mua aspek yang ada pada diri siswa maupun di luar diri sis wa yang mempengaruhi prestasi belajarnya dalam bidang stu di MPT. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian -lebih Ianjut mengenai bidang studi MPT ini. Hal-hal yang dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut tersebut adalah sebagai berikut. a Faktor sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu di MPT berhubungan erat dengan prestasi belajarnya telah terungkap melalui penelitian ini, namun bagaimana dengan faktor-faktor lainnya? Seperti motif berprestasi, kebia saan belajar, kecemasan, mental, dan yang Iain-lain lagi yang merupakan karakteristik siswa, Juga faktor-faktor di luar diri siswa seperti guru, sekolah, keluarga, lingkung an sosial dan sebagainya. Untuk mengetahui itu semua masih diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan le bih luas terhadap materi bidang studi MPT di masa-masa mendatang, h. Dari sembilan komponen materi bidang studi MPT yang menjadi sasaran penelitian ini, ada dua komponen yang diperkirakan telah benar-benar dirumuskan secara operasional khusus untuk mengajar disiplin ilmu teknik, yaitu komponen keselamatan kerja dan pengelolaan bengkel, sikap mahasiswa terhadap kedua komponen tersebut Bagaimana? Hal ini menjadi penting untuk diteliti mengingat pada penelitian

31 359 yang sudah penulis lakukan ini materi bidang studi MPT da ri komponen-komponen lainnya belum dirasakan benar - benar menjamah apa yang disebut dengan Metodologi Pengajaran Tek nik (MPT). C. Objek penelitian ini hanya terbatas pada materi bidang studi MPT I dan MPT II. Sedangkan materi bidang stu di MPT ini dibagi dalam tiga bagian yang diajarkan selama tiga semester (semester I, III dan V). Mahasiswa TTUC Ban dung yang telah menyelesaikan perkuliahan MPT I, MPT II dsn MPT III secara keseluruhan adalah mahasiswa angkatan VII (terdaftar sebagai mahasiswa TTUC Bandung sejak Januari 1984), namun pada saat penelitian ini dilakukan mereka se dang mengikuti program praktek lapangan (PPL) pada semes ter VI yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, Untuk itu, penelitian yang mencakup mahasiswa yang sudah menda patkan materi bidang studi MPT secara keseluruhan (MPT I, MPT II dan MPT III) masih diperlukan dimasa-masa mendatang. d. Ada dugaan, bahwa salah satu sebab rendahnya ko relasi antara sikap mahasiswa terhadap materi bidang stu di MPT dengan prestasi belajarnya yang terungkap pada pe nelitian ini adalah sempitnya rentangan skor prestasi bel ajar, oleh karena penelitian ini menggunakan angka presta si belajar yang sudah ada (studi dokumentasi). Untuk' meng uji hal ini perlu dilakukan penelitian bandingan dengan in strumen tes tersendiri yang-rentangan skornya

32 ).,

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pengkajian terhadap data lapangan, mengadakan diskusi tentang hasil penelitian ke mudian membandingkannya dengan landasan konsep teori yang relevan

Lebih terperinci

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

belajar yaitu dengan sistem belajar modul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Mahasiswa Universitas Terbuka Sejak berdirinya Universitas Terbuka sebagai lembaga pendidikan tinggi negeri yang -ke-45 di Indonesia, dalam perjalanannya

Lebih terperinci

praktek Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Nege

praktek Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Nege BAB III RANCANGAN PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Relevansi antara mata kuliah di dalam Kurikulum Elektronika Komunikasi FPTK IKIP Bandung dengan ma ta

Lebih terperinci

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Dari uraian-uraian dan analisis data di atas, pe nelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang Pancasila yang diberikan mela

Lebih terperinci

yang masuk ke Indonesia tanpa melalui perguruan tinggi

yang masuk ke Indonesia tanpa melalui perguruan tinggi BAB I PERMASALAHAN A. Latar Belakang Permasalahan ini adalah sampai sejauh manakah Kuri kulum Elektronika Komunikasi FPTK IKIP Bandung relevan dengan Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Negeri II Ban

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan

Lebih terperinci

levan dengan dokumen Kurikulum Elektronika Komuni-

levan dengan dokumen Kurikulum Elektronika Komuni- BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap Kurikulum Elektronika Komunikasi FPTK IKIP Bandung maupun Kurikulum

Lebih terperinci

jurusan yaitu : (IAIN "Sunan Ampel", 1984/1985,

jurusan yaitu : (IAIN Sunan Ampel, 1984/1985, BAB I A. Latar Belakang Masalah PBNDAHULUAN Fakultas Tarbiyah IAIN "Sunan Ampel"1 Malang merupakan cabang dari IAIN "Sunan Ampel" Surabaya. Fakultas Tarbiyah IAIN "Sunan Ampel" Malang ini menjadi induk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 2011/2012

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 2011/2012 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 0/01 LENA AGUSTINA NIM. 081005 Program Studi: Pendidikan Bahasa Dan Satra

Lebih terperinci

orang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama

orang lain yang berbeda dengan dirinya, mau bekerja sama BAB I PERMASALAHAN A. Rumusan Masalah serta Pemikiran yang Melatarbelakanginya Manusia adalah mahluk pribadi sekaligus juga mahluk sosial. la lahir, dibesarkan dan mati di dalam ling kungan sosialnya.

Lebih terperinci

pala BAKN No. 5/SE/1976, S.K MENPAN No. 59/1987 jo. 13A988

pala BAKN No. 5/SE/1976, S.K MENPAN No. 59/1987 jo. 13A988 BAB V P E N U T U P A. Kesimpulan Berdasarkan pengkajian terhadap data lapangan hasil dari kegiatan-kegiatan pengamatan ( observasi ), penja jagan ( survai ), wawancara ( interview ) dan dokumentatif serta

Lebih terperinci

casila secara benar; metode yang digunakan hanya meng

casila secara benar; metode yang digunakan hanya meng BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesirapulan Penelitian ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa ada empat karakteristik proses belajar meng ajar penataran P4,.yaitu: kognitif, deduktif, quasi dialog, dan

Lebih terperinci

RI mengeluarkan Surat Keputusan No. 0124/U/1979 tentang Jenjang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar da

RI mengeluarkan Surat Keputusan No. 0124/U/1979 tentang Jenjang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar da BAB I PENDAHULUA N A. PERMASALAHAN 1. Latar belakang permasalahan Tanggal 8 Juni 1979 Menteri ^endidikan dan Kebudayaan- RI mengeluarkan Surat Keputusan No. 0124/U/1979 tentang Jenjang Program Pendidikan

Lebih terperinci

tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an

tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an Ill METODOLOGI PENELITIAN Sebagaimana telah dikemukakan bahwa penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an tara perubahan biaya pengelolaan sekolah dengan produktivi tas kerja

Lebih terperinci

Populasi dalam penelitian ini adalah hasil belajar. demokrasi, persepsi siswa tentang sikap orang tua dalam

Populasi dalam penelitian ini adalah hasil belajar. demokrasi, persepsi siswa tentang sikap orang tua dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Moral Pancasila aspek demokrasi, persepsi siswa tentang sikap

Lebih terperinci

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN ULASAN KETERBATASAN PENELITIAN" Bab V ini adalah sebagai bab terakhir, menyajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan tersebut pada dasarnya merupakan jawaban

Lebih terperinci

tadi, akan diberikan beberapa kesimpulan tentang faktorfaktor 1. Secara umum penyuluhan industri kecil bagi petani gula

tadi, akan diberikan beberapa kesimpulan tentang faktorfaktor 1. Secara umum penyuluhan industri kecil bagi petani gula BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan tadi, akan diberikan beberapa kesimpulan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi petani dalam pengolahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mengarah-kan

Lebih terperinci

perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan

perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1. Kesirapulan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian hipotesis dan interpretasi hasil pengolahan data penelitian yang dikemukakan dalam Bab IV, dalam

Lebih terperinci

Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan, gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih dahulu

Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan, gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih dahulu BAB V PENEMUAN DAN DISKUSI Dari hasil analisis data yang dikemukakan dalam Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan, pro gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih dahulu merumuskan program

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA BERPIKIR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII DI KECAMATAN LOANO

HUBUNGAN GAYA BERPIKIR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII DI KECAMATAN LOANO HUBUNGAN GAYA BERPIKIR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII DI KECAMATAN LOANO Rizqi Khoirunnisa; Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

cara fisik-mental, melainkan pula dalam proses (tahapan)

cara fisik-mental, melainkan pula dalam proses (tahapan) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Yang Digunakan Sebagaimana telah dikemukakan pada bab terdahulu, me tode penelitian ini menggunakan pendekatan "kualitatif"

Lebih terperinci

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik. an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik. an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se cara terpadu dan serasi dengan pembangunan bidang

Lebih terperinci

layanan pendidikan pemerintah (negeri),

layanan pendidikan pemerintah (negeri), BAB V KESIMPULAN DAN RHKOMENDASI A. Kesimpulan Sesuai dengan perkembangan pendidikan di Propinsi Lampung pada umumnya dan Kotamadya Bandar Lampung khususnya, maka pendidikan di Kotamadya Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis. kemukakan pada bab sebelumnya akhirnya penulis sampai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis. kemukakan pada bab sebelumnya akhirnya penulis sampai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya akhirnya penulis sampai pada kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut: 1.1. Agar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A.... La tar Belakang

Lebih terperinci

hubungan yang kuat/positip. Hal ini memberikan arti

hubungan yang kuat/positip. Hal ini memberikan arti BAB V PBKBAHASAN, KESIMPULAN DAN SARAN- SARAN A. Pembahasan Berdasar hasil penelitian dengan memberikan bukti pengujian terhadap variabel permasalahan, beri.kut ini diketengahkan pembahasan lebih lanjut

Lebih terperinci

tingkat kelulusan (passing grade).

tingkat kelulusan (passing grade). BAB V KESIMPULAN DAN REKOM'RNDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan olahan,- analisis data, diskusi hasil pene litian, selanjutnya penulis sampaikan kesimpulan yang berke naan dengan pelaksanaan sistem SKS, yang

Lebih terperinci

Dalam bab ini disajikan uraian tentang hal-hal yang. sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik pengum

Dalam bab ini disajikan uraian tentang hal-hal yang. sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik pengum BAB III PROSEDUR PENELITIAN Dalam bab ini disajikan uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu unit anali sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik pengum pulan

Lebih terperinci

pamong dan dosen pembimbing) yang menjadi obyek peneli

pamong dan dosen pembimbing) yang menjadi obyek peneli BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Setelah menganalisis dan membahas hasil-hasil pe nelitian pada Bab IV, di bagian ini dirumuskan beberapa kesimpulan dan rekomendasi. A. Kesimpulan a. Kesimpulan Umum Apabila

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VARIABEL GAMBAR BUAH-BUAHAN DAN HURUF UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN VARIABEL GAMBAR BUAH-BUAHAN DAN HURUF UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN VARIABEL GAMBAR BUAH-BUAHAN DAN HURUF UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Nurul Khitoh; Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika nurulkhitoh91@gmail.com; budiyono555@gmail.com

Lebih terperinci

136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah!

136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah! 136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah! (Penyingkapan 11:15; 12:10) Capo fret 2 G C G A D A Ye - hu - wa, Kau s la - lu a - da Hing - I - blis se - ge - ra bi - na - sa; Di - Ma - lai - kat di sur -

Lebih terperinci

diartikan bahwa perguruan tinggi swasta

diartikan bahwa perguruan tinggi swasta BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar belakang masalah Pendidikan tinggi swasta merupakan salah satu sub sistem pendidikan yang raemegang peranan penting dalam pembangunan nasional, mengingat bahwa

Lebih terperinci

hasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa

hasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa naan,

Lebih terperinci

A. Pengumpulan Data Penelitian 117

A. Pengumpulan Data Penelitian 117 DAFTAR ISI ~ { Q Halaman PERSETDJUAN DAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iv PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH vi DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL ' xi DAFTAR GAMBAR xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak utama dalam menempuh karakter yang lebih baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung tercapainya

Lebih terperinci

Sesuai dengan judul penelitian ini, penelitian ini mengacu kepada karakteristik pendapat gu ru tentang kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Seko

Sesuai dengan judul penelitian ini, penelitian ini mengacu kepada karakteristik pendapat gu ru tentang kepemimpinan yang dilakukan oleh Kepala Seko BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini, maka populasi penelitian ini mengacu kepada karakteristik pendapat gu ru tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik dan paling sempurna,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION (TAI)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION (TAI) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION (TAI) DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Puput Puji Lestari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH

TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH VII. KONTRIBUSI SEKTOR SUSU DAN PETERNAKAN SAP1 PERAH TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH Perekonomian suatu wilayah dapat bertumbuh karena dua hal: pertama, bersumber dari faktor-faktor dalam wilayah yang meliputi

Lebih terperinci

ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1

ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1 ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1 SEKAPUR SIRIH SP2010 merupakan kegiatan besar yang terdiri dari rangkaian tahapan kegiatan yang diawali dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses interaksi dalam rangka. mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses interaksi dalam rangka. mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses interaksi dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap ling- kungannya sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.

Lebih terperinci

pe B, Rapat Kerja antara Direktorat Pendidikan Menengah

pe B, Rapat Kerja antara Direktorat Pendidikan Menengah BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan kua litas guru kejuruan teknologi, tidak cukup kalau hanya ditangani oleh LPTK. Hal ini disebabkan banyaknya jenis

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

A a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z. A I U E O a i u e o

A a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z. A I U E O a i u e o A a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z A I U E O a i u e o 1 Rumput Ketak Ke tak Tum buh nya di hu tan Ke tak Da un nya se per ti da un

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KESALAHAN PENYELESAIAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I

IDENTIFIKASI KESALAHAN PENYELESAIAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I IDENTIFIKASI KESALAHAN PENYELESAIAN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Oleh: Hermin Prihatiningsih; Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

Rini Kurniasih 1), Imam Sujadi 2), Getut Pramesti 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

Rini Kurniasih 1), Imam Sujadi 2), Getut Pramesti 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN AfL MELALUI STRATEGI PEMBERIAN BALIKAN UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Kelas

Lebih terperinci

Deskripsi karya Komposisi jingle GRIYA BUSANA MUSLIM ANNISA

Deskripsi karya Komposisi jingle GRIYA BUSANA MUSLIM ANNISA Deskripsi karya Komposisi jingle GRIYA BUSANA MUSLIM ANNISA Karya : Heni Kusumawati (heni_kusumawati@uny.ac.id) NIP : 19671126 199203 2 001 Latar Belakang Penciptaan Latar belakang penciptaan jingle GRIYA

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

2. Perhatikan gambar berikut, bila dilihat dari sebelah kiri, manakah bentuk ya ng. a. b. c.

2. Perhatikan gambar berikut, bila dilihat dari sebelah kiri, manakah bentuk ya ng. a. b. c. L1 Soal Spasial 1. Perhatikan gambar berikut, bila dilihat dari sebelah kiri, manakah bentuk ya ng sesuai dengan gambar tersebut? Jawab : a. b. c. 2. Perhatikan gambar berikut, bila dilihat dari sebelah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi kesimpulan penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini sesuai dengan tuju-an penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini sesuai dengan tuju-an penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penilitian Desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Desain ini sesuai dengan tuju-an penelitian yaitu mendeskripsikan kemampuan menulis narasi siswa kelas

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika

Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika Statistika, Vol. 7 No., 5 3 Nopember 007 Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika Yunia Mulyani Azis Tenaga Pengajar di

Lebih terperinci

cela, sekarang kejadian seperti itu sudah merupakan berita

cela, sekarang kejadian seperti itu sudah merupakan berita BAB V PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Pembahasan Proses perubahan masyarakat dalam masa pembangunan dewasa ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah. Proses ini merangsang perubahan

Lebih terperinci

itu maka lulusan yang diharapkan baik dari lembaga pen

itu maka lulusan yang diharapkan baik dari lembaga pen BAB I PENDAHULUM A» Latar Belakang Masalah. Kalau kita memperhatikan GBHN mengenai pendi - dikan akan tertera secara tersurat bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mu - tu

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Dukungan Sosial Teman Sebaya SMKN II Malang. Adapun hasil dari analisa adalah 138 siswa/siswi (71%) pada kategori tinggi,

BAB V PENUTUP. 1. Dukungan Sosial Teman Sebaya SMKN II Malang. Adapun hasil dari analisa adalah 138 siswa/siswi (71%) pada kategori tinggi, 113 BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan 1. Dukungan Sosial Teman Sebaya SMKN II Malang Berdasarkan hasil analisa tingkat dukungan sosial teman sebaya di SMKN II malang menunjukkan tingkat dukungan sosial teman

Lebih terperinci

(2).Memperbanyak instrumen penelitian berbentuk skala pe

(2).Memperbanyak instrumen penelitian berbentuk skala pe BAB PROSEDUR III PENELITIAN Pelaksanaan penelitian lapangan didahului oleh be berapa persiapan administratif dan persiapan teknis seba gai berikut. (l).meminta izin penelitian kepada Kepala Kanwil Depdikbud

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS III SEKOLAH DASAR TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS III SEKOLAH DASAR TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS III SEKOLAH DASAR TAHUN AJARAN 2011/2012 Triyono Universitas Sebelas Maret e-mail: triyono@fkip.uns.ac.id Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN BEKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap data peneliti. an yang terkumpul, maka berikut ini akan dikemukakan ke

BAB V KESIMPULAN DAN BEKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap data peneliti. an yang terkumpul, maka berikut ini akan dikemukakan ke BAB V KESIMPULAN DAN BEKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap data peneliti an yang terkumpul, maka berikut ini akan dikemukakan ke simpulan-kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut

Lebih terperinci

KODE M.K : STP. MATA KULIAH: PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN KREDIT : 2 SKS (1-1) TIU : Mahasiswa dapat mendiskripsikan ciri-ciri masyarakat desa

KODE M.K : STP. MATA KULIAH: PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN KREDIT : 2 SKS (1-1) TIU : Mahasiswa dapat mendiskripsikan ciri-ciri masyarakat desa KODE M.K : STP. MATA KULIAH: PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PEDESAAN KREDIT : 2 SKS (1-1) TIU : Mahasiswa dapat mendiskripsikan ciri-ciri masyarakat desa Mahasiswa dapat dan mampu menerapkan dinamika masy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai berbagai tujuan yang dapat membawa perubahan yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai berbagai tujuan yang dapat membawa perubahan yang lebih baik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran sejarah, di dalam kurikulum pendidikan sejarah dapat diarahkan untuk mencapai berbagai tujuan yang dapat membawa perubahan yang lebih baik. Sebagaimana

Lebih terperinci

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI 6 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW

DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW Lampiran 1 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Non Akademik - UKSW DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW Waktu Penilaian : YANG DINILAI a. Nama b. NIP c. Pangkat,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TENTANG PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

PENGARUH MODEL KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TENTANG PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA PENGARUH MODEL KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TENTANG PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA Dany Warih Cahyono 1, Suwarto WA 2, Djaelani 3 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Tes Setiap penyusunan instrumen dalam penelitian selalu memperhitungkan beberapa pertimbangan seperti apa yang hendak diukurnya, apakah data yang terkumpul

Lebih terperinci

Love Lifts Us Up Where We Belong. A. Soehartono H.

Love Lifts Us Up Where We Belong. A. Soehartono H. Love Lifts Us Up Where We Belong A. Soehartono H. A. Soehartono H. SEKILAS TENTANG KACAMATA BARUKU Apakah Anda pernah atau sedang merasakan keadaan tidak nyaman, gelisah, ra gu-ragu, hilang semangat,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah semua guru di SMA Negeri 96 Jakarta sebanyak 45 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban

Lebih terperinci

luarga Muda-Mudi dalam partisipasinya melalui berbagai ke

luarga Muda-Mudi dalam partisipasinya melalui berbagai ke A. Pendekatan Penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan pene litian ini adalah survey. Pendekatan penelitian dengan survey tepat bagi peneliti yang ingin mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Oleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA JAWA RAGAM KRAMA TOKOH HANDOKO DALAM NOVEL KUNARPA TAN BISA KANDHA KARYA SUPARTO BRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN BERBICARA KELAS XII DI SMA Oleh : Wahyu Sriastuti

Lebih terperinci

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Katibung Tahun Pelajaran 01/013) Ari Dwi Rahmawati 1, Sri Hastuti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan (intervensi) yang

Lebih terperinci

bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan, Kurikulum

bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan, Kurikulum BAR V RANGKUMAN., KESIMPULAN, DAN SARAN A. RANGKUMAN Perkembangan kurikulum tidak dapat lepas dari perkem bangan filsafat, pandangan hidup, dan situasi suatu bangsa. Oleh karena itu, sejak Proklamasi Kemerdekaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Tinggi Seni Indonesia ( STSI ) merupakan Sekolah Tinggi Seni yang memiliki tiga jurusan, yakni Jurusan Tari, Jurusan Karawitan, Jurusan Teater. Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

Kata Kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Produktivitas Karyawan, Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu.

Kata Kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Produktivitas Karyawan, Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu. ABSTRAK PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Empiris Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu) Produktivitas kerja karyawan merupakan factor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, yang maksudnya adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Lokasi dari penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Kota Bandung, jalan Ciliwung No. 4 Bandung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN SIKAP SISWA TERHADAP PEKERJAAN RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 BANDA ACEH ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN SIKAP SISWA TERHADAP PEKERJAAN RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 BANDA ACEH ABSTRAK HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN SIKAP SISWA TERHADAP PEKERJAAN RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 BANDA ACEH Idami Syarifuddin 1, Hasmunir 2, Thamrin Kamaruddin 3 1 Email:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada

METODE PENELITIAN. penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan

Lebih terperinci

Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA

Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA Karya : Heni Kusumawati (heni_kusumawati@uny.ac.id) NIP : 19671126 199203 2 001 Latar Belakang Penciptaan Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) merupakan institusi

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Suatu alat ukur selayaknya memiliki ketepatan, keakuratan dan konsistensi sesuai dengan apa yang akan diukurnya. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena pendidikan sebagai akar pembangunan bangsa dan salah satu aset masa depan yang menentukan

Lebih terperinci

lah dilaksanakan cukup baik. Akan tetapi sub aspek

lah dilaksanakan cukup baik. Akan tetapi sub aspek BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Carl haeil analisis data lapangan, dan diskusi tentang hasil penelitian serta membandingkannya dengan landasan konseptual ataupun teori-teori yang relevan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG Amin Musofa Abdurohman 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

Pembuka. JAMINAN HIDUP KEKAL do = g 3/4 1/4 =

Pembuka. JAMINAN HIDUP KEKAL do = g 3/4 1/4 = Pembuka JAMINAN HIDUP KEKAL do = g 3/4 1/4 = 5. 6. 6. 1 2. 1 3.. 1. Ya Tu-han yang ma - ha ra - - him Ya Tu-han yang ma - ha ba - - ik Ya Tu-han yang ma - ha mu - - rah 5. 6.. 1. 4. 3 2... 0 de- ngar -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk. diluar diri seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Karyawan bersedia mengerahkan segenap kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaan jika dengan melaksanakan pekerjaan tersebut karyawan dapat memenuhi kebutuhannya,

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memasuki tahap pembahasan dan juga pengambilan kesimpulan hasil

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memasuki tahap pembahasan dan juga pengambilan kesimpulan hasil IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Upaya mengkomuniskasikan dan mendeskripsikan data hasil penelitian merupakan langkah yang erat kaitannya dengan kegiatan analisis data sebagai prasyarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar matematika, pengaruh tingkat berpikir kritis, dan mengetahui interaksi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAW SARAI?

BAB V KESIMPULAN DAW SARAI? BAB V KESIMPULAN DAW SARAI? Berdasarkan uraian terdahulu. pada Bab ini penulis akan menarik kesimpulan isi skripsi guna memberi saran -.ia ran perbaikan sebagai hasil dari pada pembahasan yang telah dilakukan.

Lebih terperinci