ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PETERNAKAN DI WILAYAH PERKOTAAN DKI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PETERNAKAN DI WILAYAH PERKOTAAN DKI JAKARTA"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PETERNAKAN DI WILAYAH PERKOTAAN DKI JAKARTA (Analysis of the Preferences of Consumers on Animal Products in Jakarta) BACHTAR BAKRIE 1, SUWANDI 1, D. SETIABUDI 1 dan SARJONI 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta 2 Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta ABSTRACT A study was conducted to investigate the preference of consumers in DKI Jakarta Province to animal products known as protein sources, namely: meat, milk and egg. The aims of this study were to a) gather information on characteristics of people who consume these products in this area, and b) to find out several factors which influenced the preference of people in buying and consuming these products. Information was collected through direct interview with respondents using a prepared questioners and the respondents were selected using a stratified random sampling technique. A total of 400 respondents were selected from 5 municipalities in this area. Data were analysed using descriptive analyses, cross tabulation and factor analyses. It is concluded from this studi that: a) housewife in a family has an important role in deciding to purchase the protein source foods, b) eggs were consumed in a great number compared to meat and milk by people who live in DKI Jakarta Province, and c) factors which influenced people in buying and consuming the animal products were the experience of people in buying, quality dan the price of the product. Key Words: Consumer Preferences, Meat, Milk, Egg, DKI Jakarta ABSTRAK Telah dilakukan suatu penelitian mengenai preferensi konsumen di wilayah DKI Jakarta terhadap produk peternakan sebagai sumber protein hewani, meliputi daging, susu dan telur, dengan tujuan untuk: a) mengetahui karakteristik masyarakat yang membeli dan mengkonsumsi daging, susu dan telur dan b) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen di wilayah ini terhadap produk peternakan tersebut. Metoda yang digunakan adalah dengan menggali informasi dari responden melalui wawancara untuk mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan, sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara acak dan terstruktur pada lima wilayah Kotamadya di DKI Jakarta. Jumlah responden yang terpilih pada setiap Kotamadya adalah 80 orang atau secara keseluruhan berjumlah sebanyak 400 orang. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif, tabulasi silang dan analisis faktor. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: a) ibu rumah tangga mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan untuk pembelian produk pangan sumber protein hewani, b) telur merupakan sumber protein hewani yang lebih banyak dikonsumsi oleh responden daripada daging dan susu; c) faktor-faktor utama yang mempengaruhi responden dalam membeli dan mengkonsumsi produk peternakan adalah faktor pengalaman dalam membeli, mutu atau kualitas dan harga dari produk tersebut. Kata kunci: Preferensi konsumen, Daging, Susu, Telur, DKI Jakarta PENDAHULUAN Proses pemilihan produk peternakan untuk dikonsumsi oleh masyarakat, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: a) tingkat perbedaan karakteristik individu, yaitu tingkat pendapatan, pengetahuan, pengalaman, gaya hidup dan komunitas pergaulan; b) pengaruh eksternal, antara lain status sosial keluarga dalam masyarakat, latar belakang budaya dan kebiasaan masyarakat; c) pengaruh lingkungan; d) program kampanye atau promosi baik oleh pemerintah maupun pihak swasta, serta e) pengaruh dari atribut (image) yang melekat 854

2 pada produk itu sendiri, yakni kebersihan, kesehatan, penampilan, kandungan gizi, keamanan, kemudahan diperoleh, rasa, mutu, kualitas, kepraktisan dan harga dari produk tersebut (SETIABUDI et al., 1999). Memilih produk peternakan untuk dikonsumsi dalam keluarga selalu berdasarkan atas pertimbangan terhadap pemenuhan kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh dan kecerdasan. Hal ini disebabkan karena hampir semua mengetahui bahwa mengkonsumsi produk tersebut berkaitan erat dengan asupan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tingkat kecerdasan dalam keluarga atau masyarakat sangat ditentukan oleh seberapa banyak tingkat konsumsi protein hewani yang dimakan dalam waktu tertentu. Peran protein hewani dalam membentuk masyarakat yang sehat, cerdas, produktif dan berkualitas hampir tidak dapat digantikan oleh protein nabati. Sebagaimana diketahui bahwa nilai cerna protein hewani selalu lebih tinggi daripada protein nabati, selain itu dari segi pemanfaatannya oleh tubuh, protein hewani juga jauh lebih baik daripada protein nabati (HARDINSYAH dan MARTIANTO, 1992). Diketahui juga bahwa protein hewani yang bermutu tinggi sangat vital dalam pembentukan otak anak sampai berusia dua tahun, karena protein hewani memiliki semua asam amino esensial, oleh sebab itu dapat disebut sebagai protein lengkap. Sumber protein hewani yang sudah sangat lazim dikenal dewasa ini adalah berupa daging, susu dan telur. Permintaan terhadap produk peternakan untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang berada di wilayah DKI Jakarta, cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena jumlah orang yang berpenghasilan cukup tinggi relatif lebih banyak di wilayah ini dibanding dengan di daerah lainnya di Indonesia. Selain itu juga berkaitan dengan jumlah penduduk yang selalu meningkat akibat dari dampak perkembangan kota yang cukup pesat, sehingga terjadi arus urbanisasi yang cukup tinggi setiap tahun (ADIYOGA et al., 2002). Akan tetapi, jumlah produk ternak sumber protein hewani berupa daging, susu dan telur yang diproduksi di wilayah ini sangatlah tidak mencukupi, yaitu hanya dapat memenuhi sebanyak 13,6% dari kebutuhan daging, 3,0% susu dan 0,4% telur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka setiap tahunnya lebih dari 11 ribu ton daging didatangkan dari luar daerah, selain itu sebanyak 21 ribu ton diimpor dari luar negeri. Sebanyak 180 ribu ton susu didatangkan setiap tahun ke Jakarta, sedangkan jumlah telur yang didatangkan ke wilayah ini mencapai 94 ribu ton berupa telur ayam ras, 10 ribu ton telur ayam buras dan 10 ribu ton telur itik (ANONIMUS, 2006; DINAS PEKANLA, 2006; DITJEN PETERNAKAN, 2006). Pada waktu terjadinya krisis ekonomi di Indonesia (pertengahan tahun 1997), konsumsi energi dan protein di seluruh wilayah, termasuk DKI Jakarta, mengalami penurunan, dimana tingkat penurunan konsumsi tersebut terlihat lebih tinggi di wilayah perkotaan daripada di pedesaan (ARIANI et al., 2000). Selain itu diketahui juga bahwa dampak negatif dari krisis ekonomi lebih banyak dirasakan oleh rumah tangga di kota yang pada umumnya bekerja di sektor informal, yaitu terutama pada sektor industri yang terkena dampak cukup parah, sehingga ada yang harus menutup usahanya atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), dan berdampak pada peningkatan jumlah penduduk miskin (IRAWAN dan ROMDIATI, 2000). Pada saat ini hanya sebagian kecil saja dari masyarakat perkotaan yang mampu memenuhi dan melebihi kebutuhan konsumsi pangan hewani. Tingkat konsumsi daging, telur dan susu punya kecenderungan untuk selalu meningkat, namun konsumsi ikan meskipun relatif tinggi, cenderung menurun termasuk pada kelompok masyarakat berpendapatan tinggi (SUSENAS, 2004). Peningkatan konsumsi pangan hewani selama 4 tahun terakhir ( ) pada kelompok berpendapatan tinggi ternyata cukup nyata, yaitu untuk daging sapi 62,5 kkal/kap/hari, daging ayam 142,3 kkal/kap/hari dan telur 57,8 kkal/kap/hari (SOEDJANA, 2007). Meskipun demikian ratarata tingkat konsumsi protein hewani asal ternak oleh masyarakat Indonesia masih dibawah rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, yaitu sebesar 6 g/kap/hari. Saat ini pencapaian untuk daging adalah 3,35 g/kap/hari, telur 1,77 g/kap/hari dan susu 0,6 g/kap/hari, total 5,72 g/kap/hari (LIPI, 2004). Informasi tentang keadaan saat ini dalam hal preferensi konsumen di wilayah perkotaan DKI Jakarta, termasuk faktor-faktor utama 855

3 yang mempengaruhinya, dirasa perlu untuk diketahui. Informasi seperti ini sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam pengembangan pembangunan sektor peternakan, dalam rangka program ketahanan pangan atau untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pangan sumber protein hewani. Sehubungan dengan itu dalam makalah ini akan disampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang preferensi konsumen di wilayah ini terhadap produk peternakan, meliputi daging, susu dan telur. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk: a) mengetahui karakteristik masyarakat yang membeli dan mengkonsumsi produk tersebut dan b) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen tersebut. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan selama bulan Desember tahun 2006 pada lima wilayah Kotamadya di DKI Jakarta, meliputi Jakarta Utara, Selatan, Barat, Timur dan Jakarta Pusat. Untuk pembagian segmentasi pasar, ditetapkan 2 jenis pasar yang menjadi tempat belanja masyarakat yaitu di pasar tradisional dan pasar swalayan atau supermarket. Selain itu juga ditetapkan sebanyak 2 buah lokasi untuk setiap jenis pasar yang disurvai. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text, yaitu suatu data yang berbentuk alphabetic maupun numeric. Data ini tidak mengikuti kaidah yang telah ditentukan, namun dapat berupa apa saja, sedangkan yang menentukan arti dari data tersebut adalah interpretasinya (FAUZI, 2000). Data text yang dimaksud adalah data tentang masyarakat DKI Jakarta, meliputi data karakteristik responden, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelian daging, susu dan telur serta data lain yang berhubungan dengan atribut yang melekat pada produk tersebut. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh langsung dari wawancara untuk pengisian kuesioner yang berisi daftar pertanyaan, terdiri dari pertanyaan tertutup (closed ended question) dan pertanyaan terbuka (open ended question). Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur, bukubuku dan artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terutama adalah data penduduk DKI Jakarta pada tahun 2005 (BPS, 2006). Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dari suatu populasi yang telah terbagi dalam suatu lapisan (strata) tertentu yang seragam (SINGARIMBUN dan EFFENDI, 1995). Wilayah tempat tinggal responden yang terbagi ke dalam lima wilayah Kotamadya digunakan sebagai kriteria dasar untuk membagi populasi menjadi beberapa strata atau tingkatan, kemudian dari setiap strata diambil beberapa sampel. Penentuan jumlah sampel yang diambil pada setiap strata dilakukan berdasarkan rumus Slovin (SIMAMORA, 2002), sehingga terpilih jumlah responden sebanyak 80 orang untuk setiap wilayah Kotamadya atau secara keseluruhan berjumlah sebanyak 400 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, tabulasi silang dan analisis faktor (GOMEZ dan GOMEZ, 1984). Analisis deskriptif digunakan untuk data kualitatif, seperti data karakteristik responden dan preferensi konsumen terhadap konsumsi daging, susu dan telur. Data kualitatif tersebut disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi sederhana untuk mengetahui gambaran umum dari karakteristik responden dan preferensi responden dalam membeli dan mengkonsumsi produk. Sedangkan analisis tabulasi silang digunakan untuk mengetahui beberapa hal yang mempengaruhi tingkat preferensi konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi daging, susu dan telur. Selanjutnya analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi responden dalam membeli dan mengkonsumsi daging, susu dan telur. Analisis faktor tersebut digunakan untuk mereduksi data, yaitu meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor (SANTOSO dan TJIPTONO, 2001). Untuk melakukan analisis faktor ini digunakan software atau program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 12.0 (SPSS, 2004), dengan tahapan sebagai berikut: a) memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu melalui pengelompokkan sejumlah variabel 856

4 yang mempunyai korelasi cukup kuat menjadi beberapa faktor, sedangkan variabel yang berkorelasi lemah akan dikeluarkan; b) melakukan ekstraksi pada sejumlah variabel terpilih sehingga menjadi satu atau beberapa faktor; c) melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain dan d) memberi nama pada faktor yang sudah terbentuk. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden Lokasi sampel pembelian dibagi menjadi dua kategori yaitu pasar tradisional dan pasar swalayan atau supermarket. Penetapan kedua tempat belanja ini dimaksudkan agar dapat terpilih berbagai jenis responden, baik dari golongan ekonomi tingkat menengah ke bawah maupun tingkat menengah ke atas. Secara umum diketahui bahwa masyarakat dengan penghasilan yang lebih tinggi cenderung untuk belanja di pasar swalayan. Hal ini selain disebabkan karena kesibukan dan kurangnya waktu yang tersedia, juga karena alasan mutu barang yang dibeli. Barang yang dijual di pasar swalayan dianggap mempunyai mutu yang lebih baik daripada yang dijual di pasar tradisional. Walaupun masyarakat yang berpenghasilan kurang akan lebih banyak berbelanja di pasar tradisional, namun karena alasan kenyamanan dan sekaligus untuk tujuan jalan-jalan atau rekreasi, maka banyak juga masyarakat tersebut melakukan pembelian makanan di pasar swalayan. Dari hasil survai yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa responden yang dijumpai dan ikut menjadi peserta dalam penelitian ini merupakan orang dewasa dengan rataan usia yang hampir sama untuk semua wilayah, yaitu sekitar 42,6 tahun. Kisaran usia dari responden adalah antara yang termuda berada di Kotamadya Jakarta Timur dengan usia rata-rata 37,4 tahun dan yang tertua berusia 42,6 tahun berada di Jakarta Selatan dan Utara. Semua responden pernah menduduki bangku sekolah dengan tingkat pendidikan yang cukup bervariasi dan mewakili semua jenjang mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Pasca Sarjana. Namun terlihat bahwa jumlah yang terbanyak, yaitu 47% dari responden mempunyai pendidikan tingkat SMA dan 30% tingkat sarjana. Sangat sedikit dari responden yang hanya tamat SD dan sebagian kecil lainnya tamat SMP dan Pascasarjana, namun banyak juga yang menyelesaikan sekolah tingkat Diploma 3. Hal ini menunjukkan bahwa warga Jakarta yang membeli makanan sumber protein hewani mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai, sehingga besar kemungkinan juga mempunyai pengetahuan yang cukup tentang manfaat dari jenis makanan tersebut. Lebih dari separuh responden (220 orang) adalah merupakan karyawan swasta dan hanya sepertiganya (131 orang) yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Jumlah karyawan swasta yang menjadi responden adalah hampir sama banyak di setiap wilayah studi, kecuali untuk Jakarta Pusat, jumlahnya lebih banyak daripada di wilayah lain. Hal ini mungkin sangat berhubungan dengan banyaknya tempat berusaha atau karena di wilayah ini merupakan pusat bisnis dengan jumlah pertokoan/kantor yang jauh lebih banyak dibanding dengan di tempat lainnya. Rataan jumlah anggota keluarga dari keseluruhan responden adalah sebanyak 4,73 orang, yaitu pada umumnya terdiri dari Ayah dan Ibu serta 2 orang anak dengan tambahan anggota keluarga (kalau ada) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan beberapa orang saudara dekat yang ikut tinggal bersama dalam keluarga tersebut. Lebih dari separuh reponden (55,7%) mempunyai keluarga tergolong keluarga kecil dengan jumlah hanya 4 orang dan sebanyak 37,2% responden termasuk keluarga katergori sedang dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 5 7 orang. Sisanya sebanyak 7,10% adalah responden dengan anggota keluarga cukup besar yaitu berjumlah sebanyak 8 orang. Rataan tingkat pendapatan responden adalah sebesar Rp per bulan dengan rataan tingkat pengeluaran untuk belanja bahan makanan sebesar Rp per bulan. Rataan pendapatan tertinggi adalah sebesar Rp per bulan, dimiliki oleh responden yang berdomisili di Jakarta Selatan dan pendapatan terendah sebesar Rp per bulan diperoleh oleh responden yang berada di Jakarta Utara. Sedangkan rataan pengeluaran tertinggi sebesar Rp

5 per bulan dilakukan oleh responden di Jakarta Timur dan pengeluaran terendah sebesar Rp per bulan oleh responden di Jakarta Utara. Berdasarkan besarnya penghasilan responden diketahui bahwa makanan sumber protein hewani selalu dibeli walaupun responden mempunyai penghasilan yang relatif kecil, yaitu hanya di bawah tiga juta rupiah per bulan. Hal ini terlihat dari data yang diperoleh bahwa lebih dari separuh (222 orang) responden mempunyai penghasilan lebih kecil dari Rp per bulan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang manfaat jenis makanan ini cukup baik dan hampir semua merasa perlu untuk mengkonsumsinya agar tubuh tetap sehat dengan gizi yang cukup. Konsumsi protein hewani Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kebanyakan responden lebih menyukai telur sebagai makanan sumber protein dengan jumlah keseluruhan responden yang menyatakan hal tersebut adalah sebanyak 43,3% (Tabel 1). Susu hanya disukai oleh sebanyak 29,7% responden, namun angka ini sedikit lebih tinggi daripada yang menyukai daging (27,0%). Daging lebih banyak disukai oleh responden yang berada di Jakarta Selatan, namun kurang disukai oleh yang tinggal di Jakarta Barat dan Pusat. Sedangkan susu lebih disukai oleh responden yang tinggal di Jakarta Barat dan kurang disukai oleh responden di Jakarta Selatan. Selanjutnya telur dikonsumsi oleh hampir sama banyak responden yang berada di setiap wilayah, namun paling banyak dikonsumsi oleh yang tinggal di Jakarta Pusat. Rataan jumlah daging yang dikonsumsi oleh masing-masing keluarga responden adalah sebanyak 9,56 kg per bulan atau setara dengan 2,02 kg/orang/bulan atau 24,2 kg/orang/tahun. Tingkat konsumsi daging ini adalah dua kali lipat lebih banyak daripada yang direkomendasikan yaitu sebesar 10,3 kg/orang/ tahun (LIPI, 2004), angka tersebut bahkan juga lebih tinggi dari rataan tingkat konsumsi daging warga Jakarta yang dilaporkan hanya sebesar 19,3 kg/orang/tahun (DINAS PEKANLA, 2006). Rataan jumlah susu yang dikonsumsi responden adalah sebanyak 5,28 liter/keluarga/ bulan atau 1,19 liter/orang/bulan dan setara dengan 14,3 kg/orang/tahun. Tingkat konsumsi susu ini juga dua kali lebih banyak daripada yang direkomendasikan, yang hanya sebanyak 7,20 kg/orang/tahun. Namun angka ini lebih rendah daripada rataan tingkat konsumsi susu warga Jakarta yang dilaporkan sebanyak 24,0 kg/orang/tahun. Jumlah konsumsi telur rata-rata oleh responden dalam satu tahun adalah sebanyak 13,0 kg/orang/tahun, merupakan angka yang hampir sama dengan rataan konsumsi susu warga Jakarta yang dilaporkan oleh DINAS PEKANLa (2006). Tingkat konsumsi telur tersebut juga dua kali lebih besar daripada yang direkomendasikan dengan nilai hanya sebanyak 6,5 kg/orang/tahun. Tabel 1. Jumlah responden (orang) pada berbagai jenis protein hewani yang paling sering dikonsumsi di lima wilayah Kota DKI Jakarta Lokasi Sumber protein hewani Daging Susu Telur Jakarta Selatan Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Pusat Jumlah Lebih dari separuh responden (57,5%) hanya mengkonsumsi daging dengan jumlah kurang dari 10 kali per bulan, sehingga termasuk kategori rendah (Tabel 2). Hanya sedikit responden (5,30%) yang mengkonsumsi daging lebih dari 20 kali per bulan, sedangkan selebihnya (37,2%) mengkonsumsi daging dengan kategori sedang, yaitu sebanyak kali per bulan. Jumlah responden yang termasuk kategori ini paling banyak terdapat di wilayah Jakarta Pusat. Mayoritas responden mengkonsumsi susu dengan kategori rendah (62,2%) (< 10 kali/bulan). Namun jumlah responden yang termasuk kategori tinggi (> 20 kali/bulan) jauh lebih banyak daripada yang termasuk kategori sedang (10 20 kali/bulan). Responden tersebut lebih banyak bertempat tinggal di wilayah Jakarta Barat dan Pusat. 858

6 Tabel 2. Jumlah responden (orang) pada berbagai kategori tingkat konsumsi daging, susu, telur di lima wilayah Kotamadya DKI Jakarta Lokasi Daging Susu Telur Rendah 1 Sedang 2 Tinggi 3 Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Jakarta Selatan Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Pusat Jumlah < 10 kali/bulan; kali/bulan; 3 > 20 kali/bulan Jumlah responden yang mengkonsumsi telur dengan kategori sedang hampir mencapai separuh (46,7%) dari responden yang diwawancarai, dengan jumlah terbanyak (48 orang) berada di wilayah Jakarta Pusat. Sedangkan responden yang mengkonsumsi telur kurang dari 10 kali/bulan berjumlah lebih dari 37,0% dengan jumlah terbanyak (47 orang) bertempat tinggal di wilayah Jakarta Selatan. Hanya sebagian kecil (16,3%) responden yang mengkonsumsi telur sebanyak lebih dari 20 kali/bulan, dengan jumlah terbanyak berada di Jakarta Timur dan Jakarta Pusat, dan paling sedikit berada di Jakarta Utara. Sehubungan dengan pertanyaan mengenai tingkat alasan mengkonsumsi bahan makanan sumber protein hewani, diperoleh informasi bahwa lebih dari separuh responden mengatakan alasan utama mengkonsumsi makanan tersebut adalah karena kandungan gizi yang sangat baik untuk kesehatan. Setelah itu harga yang terjangkau, rasa enak, kemudahan untuk memperoleh, kecepatan dalam penyajian dan sebagai variasi dari lauk pauk. dalam hal ini. Selain itu kebanyakan pembelian makanan ini telah direncanakan sebelum berangkat ke pasar (59,2%), walaupun kadangkadang juga dapat dipengaruhi oleh situasi pada saat belanja di pasar (35,7%). Pada umumnya responden akan berusaha untuk mencari produk yang diinginkan di tempat lain jika tidak ditemukan di tempat yang biasa, namun sebagian (46,2%) ada juga yang membeli produk lain yang ada dan hanya sebagian kecil (3,10%) yang tidak jadi membelinya. Ternyata juga bahwa hampir semua responden (79,7%) mempunyai keinginan untuk selalu membeli produk ini walaupun harganya naik, walaupun sebagian (19,0%) ada yang beralih untuk mecari produk lain dan hanya sebagian kecil (1,30%) yang memutuskan untuk tidak jadi membeli produk tersebut. Hal ini makin memperkuat pendapat bahwa kebanyakan warga Jakarta sudah mempunyai pengetahuan yang cukup luas tentang manfaat dari makanan sumber protein hewani. Selain itu mungkin juga berhubungan dengan tingkat penghasilan yang cukup memadai untuk dapat atau mampu membeli jenis produk tersebut. Pembelian makanan sumber protein hewani Dalam penentuan untuk pembelian makanan sumber protein hewani diperoleh informasi dari responden bahwa yang memutuskan untuk membeli makanan tersebut adalah ibu atau isteri (73,7%). Namun seluruh anggota keluarga juga sering ikut serta dalam memutuskan pembelian makanan ini, akan tetapi peran Ayah dan anak sangat sedikit Analisis faktor yang mempengaruhi preferensi Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat dalam memberikan keputusan membeli dan mengkonsumsi produk peternakan ditandai dengan nilai koefisien korelasi (r) lebih besar dari 0,5. Apabila ada beberapa faktor yang mempunyai nilai koefisien korelasi di bawah 0,5, maka faktor-faktor tersebut tidak 859

7 mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan membeli atau mengkonsumsi produk peternakan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor perbedaan individu, meliputi pendapat responden, pengetahuan tentang produk, pengalaman membeli produk, gaya hidup, budaya/suku bangsa, teman/sahabat dan status sosial mengelompok menjadi satu faktor yang mempengaruhi pembelian dan konsumsi produk peternakan (Tabel 3). Dari faktor-faktor tersebut ternyata yang paling kuat dalam mempengaruhi adalah faktor pengalaman responden dalam membeli produk sebelummya dengan nilai r sebesar 0,808, sedangkan yang paling lemah adalah faktor pendapat responden, dengan nilai r sebesar 0,549. Tabel 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dalam membeli dan mengkonsumsi produk peternakan di wilayah DKI Jakarta Faktor-faktor yang mempengaruhi Perbedaan individu Koefisien korelasi (r) Pengalaman membeli produk 0,808 Teman/sahabat 0,700 Pengetahuan tentang produk 0,681 Budaya/Suku bangsa 0,626 Gaya hidup 0,573 Status sosial 0,570 Pendapat responden 0,549 Atribut produk Mutu/kualitas 0,807 Rasa 0,725 Kandungan gizi 0,686 Hiegenis (kebersihan produk) 0,588 Ekonomi Harga 0,817 Kemudahan memperoleh 0,804 Praktis/kecepatan penyajian 0,607 Pengelompokkan faktor kedua yang mempengaruhi dalam membeli dan mengkonsumsi produk tersebut adalah faktor atribut produk, meliputi: higienis/kebersihan produk, kandungan gizi, rasa dan mutu/kualitas produk. Dari kelompok faktor ini yang mempunyai pengaruh paling kuat adalah faktor mutu/kualitas produk itu sendiri, dimana mempunyai nilai sebesar 0,807, sedangkan yang paling lemah adalah faktor higienis atau kebersihan produk, dengan nilai r sebesar 0,588. Selanjutnya pengelompokkan faktor ketiga yang mempengaruhi adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan ekonomi, yaitu: harga, kemudahan diperoleh, dan kecepatan dalam penyajian. Dari faktor ini yang mempunyai pengaruh sangat kuat adalah harga, dengan nilai r sebesar 0,817. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi perubahan harga yang cukup nyata, maka akan mempengaruhi keputusan dalam pembelian dan mengkonsumsi produk tersebut. Sedangkan yang paling lemah adalah faktor kepraktisan atau kecepatan dalam penyajian, dengan nilai r sebesar 0,607. KESIMPULAN 1. Hampir semua warga DKI Jakarta mempunyai pengetahuan yang cukup luas tentang manfaat atau kegunaan dalam mengkonsumsi makanan sebagai sumber protein hewani. Ibu rumah tangga atau isteri mempunyai peran yang lebih tinggi dalam hal pembuatan keputusan untuk pembelian produk sumber protein hewani. 2. Tingkat konsumsi daging, susu dan telur oleh penduduk yang tinggal di Jakarta termasuk cukup tinggi dengan jumlah lebih dua kali lebih daripada angka yang direkomendasikan. Telur merupakan sumber protein hewani yang lebih banyak dikonsumsi oleh responden dibandingkan dengan daging dan susu. 3. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi dalam membeli dan mengkonsumsi produk peternakan adalah faktor pengalaman dalam membeli, mutu atau kualitas dan harga dari produk tersebut. DAFTAR PUSTAKA ADIYOGA, W., B. BAKRIE dan H. PURNOMO Prospek dan persepsi pengembangan pertanian perkotaan di wilayah DKI Jakarta. Pros. Seminar Regional: Pemanfaatan Teknologi dalam Upaya Memantapkan Pertanian Perkotaan. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. hlm

8 ANONIMUS Pendistribusian Daging ke Pasar DKI Jakarta. Laporan Tahunan. PD Dharmajaya, Jakarta. ARIANI, M., H.P. SALIEM, S.H. SUHARITINI, WAHIDA dan M.H. SAWIT Dampak Krisis Ekonomi terhadap Konsumsi Pangan Rumahtangga. Laporan Hasil Penelitian. Puslit Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. BPS Jakarta Dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Provinsi DKI Jakarta. DINAS PEKANLA Buku Saku Tahun Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Provinsi DKI Jakarta. DITJEN PETERNAKAN Statistik Peternakan Tahun Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian, Jakarta. FAUZI Metodologi Penelitian Sosial. Institut Pertanian Bogor. GOMEZ, K.A. dan A.A. GOMEZ Statistical Procedures for Agricultural Research. 2 nd Edition. Jhon Willey and Sons, New York. HARDINSYAH dan D. MARTIANTO Gizi Terapan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen.Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. IRAWAN, P.B. dan H. ROMDIATI Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Kemiskinan dan Beberapa Implikasinya untuk Strategi Pembangunan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII, 29 Februari 2 Maret. LIPI, Jakarta. LIPI Angka Kecukupan Gizi Bagi Orang Dewasa. Lokakakarya Nasional Widya Karya Pangan dan Gizi VIII. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. SANTOSO dan TJIPTONO Statistik Non- Parametrik. Media Elexindo, Jakarta. SETIABUDI, D., H. WIJAYANTI, E. BASUNO dan WINUGROHO Karakteristik Pasar dan Pola Konsumsi Ternak Potong di DKI Jakarta. Laporan Hasil Pengkajian. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Jakarta. SIMAMORA Statistika untuk Umum. Teknologi Informasi Statistik, Bandung. SINGARIMBUN dan EFFENDI Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. SOEDJANA, T.D Masalah dan kebijakan peningkatan produk peternakan untuk pemenuhan gizi masyarakat. Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia. Bogor, 21 Nopember SPSS Inc Statistical Package for Social Science. SPSS Inc. Headquarters, 233 S. Wacker Drive, 11th Floor Chicago, Illinois SUSENAS Survey Sosial Ekonomi Nasional. Badan Pusat Statistik, Jakarta. 861

PREFERENSI PEMILIHAN PRODUK TERNAK SEBAGAI LAUK HARIAN (Studi Kasus di Universitas Wijayakususma) Sulistyaningtyas 1)

PREFERENSI PEMILIHAN PRODUK TERNAK SEBAGAI LAUK HARIAN (Studi Kasus di Universitas Wijayakususma) Sulistyaningtyas 1) PREFERENSI PEMILIHAN PRODUK TERNAK SEBAGAI LAUK HARIAN (Studi Kasus di Universitas Wijayakususma) Sulistyaningtyas 1) ABSTRAK Penelitian mengenai preferensi konsumen di Universitas Wijayakusuma terhadap

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya Broiler Meat Consumption Pattern of Households in Bereng Kalingu I, Kereng

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991). 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi pangan yang bergizi tinggi sudah semakin baik. Kesadaran ini muncul dikarenakan

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal (The Relationship of Social

Lebih terperinci

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*)

MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*) MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT*) I. LATAR BELAKANG 1. Dalam waktu dekat akan terjadi perubahan struktur perdagangan komoditas pertanian (termasuk peternakan)

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta dengan ditandai oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang meningkat dan stabilitas ekonomi yang

Lebih terperinci

III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA

III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA III. PANGAN ASAL TERNAK DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA A. Pengertian Pangan Asal Ternak Bila ditinjau dari sumber asalnya, maka bahan pangan hayati terdiri dari bahan pangan nabati

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai potensi yang sangat baik untuk menopang pembangunan pertanian di Indonesia adalah subsektor peternakan. Di Indonesia kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING DAN TELUR DI KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING DAN TELUR DI KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING DAN TELUR DI KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Elvis. F Weol*, B. Rorimpandey**, G. D. Lenzun**, dan E. K. M. Endoh**

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING (SAPI, BABI DAN AYAM ) DI DESA SEA I KECAMATAN PINELENG

PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING (SAPI, BABI DAN AYAM ) DI DESA SEA I KECAMATAN PINELENG PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING (SAPI, BABI DAN AYAM ) DI DESA SEA I KECAMATAN PINELENG Richie A. F. Osak*,V.V.J. Paneleween**, J. Pandey**, I. D.R. Lumenta** Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO Hearty Salatnaya Program Studi Agroekoteknologi, Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan, Banau, Halmahera Barat. e-mail: hearty_salatnaya@yahoo.com

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK

Lebih terperinci

KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN DAGING SAPI DI KOTA MANOKWARI

KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN DAGING SAPI DI KOTA MANOKWARI KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN DAGING SAPI DI KOTA MANOKWARI Lukas Y. Sonbait Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Papua Jl. Gunung Salju, Amban, Manokwari Papua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pemilihan Daerah Sampel dan Waktu Penelitian Daerah penelitian tentang permintaan daging sapi yaitu di Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Preferensi Dan Persepsi Konsumsi Produk Nugget Sebagai Alternatif Konsumsi Daging Ayam Pada Masyarakat Di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang

Preferensi Dan Persepsi Konsumsi Produk Nugget Sebagai Alternatif Konsumsi Daging Ayam Pada Masyarakat Di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Preferensi Dan Persepsi Konsumsi Produk Nugget Sebagai Alternatif Konsumsi Daging Ayam Pada Masyarakat Di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang (Preference and Perception of Chicken Nugget As An Alternative

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Ahmad Ridha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Email : achmad.ridha@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia selain sebagai negara maritim juga sekaligus sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Artinya bahwa Indonesia merupakan negara yang paling

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI DAN POLA KONSUMSI DAGING KERBAU PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PANDEGLANG

ANALISIS PREFERENSI DAN POLA KONSUMSI DAGING KERBAU PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PANDEGLANG ANALISIS PREFERENSI DAN POLA KONSUMSI DAGING KERBAU PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PANDEGLANG Burhanuddin, S. Masithoh & J. Atmakusuma Junrsan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu 41 III. METODE PENILITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu rumahtangga sebagai pengambil keputusan untuk membeli daging sapi segar guna

Lebih terperinci

Analisis Faktor Harga, Umur dan Pendapatan Konsumen Terhadap Permintaan Daging Babi pada Pasar Tradisional Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas

Analisis Faktor Harga, Umur dan Pendapatan Konsumen Terhadap Permintaan Daging Babi pada Pasar Tradisional Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas Analisis Faktor Harga, Umur dan Pendapatan Konsumen Terhadap Permintaan Daging Babi pada Pasar Tradisional Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas Analysis of The Price Factor, Age and Income of Consumers Towards

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016 1 PERILAKU, PERSEPSI, DAN HAMBATAN MEMINUM SUSU PADA ORANG USIA DEWASA DI KAWASAN PEDURUNGAN TENGAH SEMARANG BEHAVIOR, PERCEPTION, AND BARRIERS TO DRINK MILK AMONG ADULTS PEOPLE IN PEDURUNGAN TENGAH AREA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu

PENDAHULUAN. tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola konsumsi pangan pokok di Indonesia masih berada pada pola konsumsi tunggal, yaitu beras. Tingginya ketergantungan pada beras tidak saja menyebabkan ketergantungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daging Sapi Daging berasal dari hewan ternak yang sudah disembelih. Daging tersusun dari jaringan ikat, epitelial, jaringan-jaringan syaraf, pembuluh darah dan lemak. Jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo. Penentuan lokasi ditentukan secara purposive sampling. berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

KONSUMSI DAN KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN RUMAHTANGGA PERDESAAN DI INDONESIA: Analisis Data SUSENAS 1999, 2002, dan 2005 oleh Ening Ariningsih

KONSUMSI DAN KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN RUMAHTANGGA PERDESAAN DI INDONESIA: Analisis Data SUSENAS 1999, 2002, dan 2005 oleh Ening Ariningsih Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Bogor, 19 Nopember 2008 KONSUMSI DAN KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN RUMAHTANGGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS"

POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS POLA PERDAGANGAN MASUKAN DAN KELUARAN USAHA TERNAK AYAM RAS" Oleh : Imas Nur ' Aini21 Abstrak Usaha peternakan ayam ras yang telah berkembang dengan pesat ternyata tidak disertai dengan perkembangan pemasaran

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA KRISIS EKONOMI DI PROPINSI JAWA BARAT

ANALISIS KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA KRISIS EKONOMI DI PROPINSI JAWA BARAT ANALISIS KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA KRISIS EKONOMI DI PROPINSI JAWA BARAT MEWA ARIANI DAN TRI BASTUTI PURWANTINI Peneliti Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian Jl. Ahmad Yani No. 70 Bogor ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan 1(1):56-62,2013 ISSN. 2355-0732 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) Wahyudir Kadir

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan agribisnis di Indonesia yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Komoditi peternakan mempunyai

Lebih terperinci

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Membeli Daging Ayam Boiler di Kabupaten Bangli

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Membeli Daging Ayam Boiler di Kabupaten Bangli Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Membeli Daging Ayam Boiler di Kabupaten Bangli I GUSTI NGURAH YURI PUTRA, MADE SUDARMA, DAN A.A.A WULANDIRA SDJ Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TINGKAT KONSUMSI DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN

TINGKAT KONSUMSI DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN TINGKAT KONSUMSI DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN Nora Elfrida Silalahi *), Dr.Ir.Salmiah,M.S **), Ir.M.Jufri,M.Si **) Alumni Program Studi Agribisnis *), dan Staf Pengajar **) Program Studi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Martha Tilaar Salon Day Spa Bogor tepatnya terletak di Jalan Pemuda No. 7 Bogor. Waktu penelitian adalah bulan April-Juni 2011

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN ANALISIS PERMINTAAN PRODUK PETERNAKAN DI DESA TAWAANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Reynol Loho*, B. Rorimpandey**, M. T. Massie**, N. Santa** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi asupan gizi tubuh. Susu

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi asupan gizi tubuh. Susu PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu hasil peternakan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi asupan gizi tubuh. Susu adalah hasil sekresi dari ambing ternak mamalia seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumberdaya perikanan Indonesia sangat besar dimana luas perairan Indonesia sebesar 2 per 3 luas daratan. Luas wilayah daratan Indonesia mencakup 1.910.931,32

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai pembangunan sesuai dengan yang telah digariskan dalam propenas. Pembangunan yang dilaksakan pada hakekatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

Nugraha Setiawan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Nugraha Setiawan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2006, VOL 6 NO. 1, 68 74 Perkembangan Konsumsi Protein Hewani di Indonesia: Analisis Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional 2002-2005 (The Trend of Animal Protein Consumption in

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Penelitian ini di desain melalui pendekatan cross-sectional study yaitu rancangan suatu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

Perkembangan Konsumsi Protein Hewani di Indonesia: Analisis Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional

Perkembangan Konsumsi Protein Hewani di Indonesia: Analisis Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Perkembangan Konsumsi Protein Hewani di Indonesia: Analisis Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional 2002-2005 Nugraha Setiawan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstark. Tulisan ini bertujuan mengkaji

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Terhadap Beras Merah Organik di Kota Denpasar

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Terhadap Beras Merah Organik di Kota Denpasar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Terhadap Beras Merah Organik di Kota Denpasar JESSY VENY OMBUN SIANTURI I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA WAYAN GINARSA PS Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 85 ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR Candra Adinata 1), Ismudiono 2), Dady Soegianto Nazar 3) 1)Mahasiswa, 2) Departemen Reproduksi Veteriner,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KABUPATEN JEMBER SKRIPSI ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN DAGING SAPI DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Dian Ayuningtias NIM. 071510201006 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 216 (66-74) Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Esa Khoirinnisa,

Lebih terperinci

WAHYUNING K. SEJATI ABSTRAK

WAHYUNING K. SEJATI ABSTRAK PERUBAHAN TINGKAT KONSUMSI DAN PARTISIPASI RUMAHTANGGA TERHADAP TELUR ITIK WAHYUNING K. SEJATI Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kehyakan Pertanian Jln. A. Yani 70, Bogor ABSTRAK Telur itik merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi perikanan laut Indonesia yang tersebar pada hampir semua bagian perairan laut Indonesia yang ada seperti pada perairan laut teritorial, perairan laut nusantara

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PAMULANG TANGERANG SKRIPSI YANNUAR INDARSYAH

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PAMULANG TANGERANG SKRIPSI YANNUAR INDARSYAH ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN PAMULANG TANGERANG SKRIPSI YANNUAR INDARSYAH PROGRAM STUD1 SOSIAL EKONORlI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR.

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MARTABAK TELUR KAKI LIMA DI KAWASAN JEMBATAN MERAH, KOTA BOGOR SKRIPSI TINA INDAH SUKMAWATI LESTARI GIRSANG

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MARTABAK TELUR KAKI LIMA DI KAWASAN JEMBATAN MERAH, KOTA BOGOR SKRIPSI TINA INDAH SUKMAWATI LESTARI GIRSANG ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MARTABAK TELUR KAKI LIMA DI KAWASAN JEMBATAN MERAH, KOTA BOGOR SKRIPSI TINA INDAH SUKMAWATI LESTARI GIRSANG PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Meningkatnya

I. PENDAHULUAN. dan peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Meningkatnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub-sektor peternakan memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, dan peningkatan rata-rata

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA PRODUKSI AGROINDUSTRI TAHU DI DESA PANDANSARI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS Wiji Santoso, Pujiati Utami, dan Dumasari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Zaman sekarang internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang. Di Indonesia jumlah pemakai internet mengalami peningkatan yang cukup besar setiap

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2014 Vol. 16 (3) ISSN 1907-1760 Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 Price Trend Analysis of Animal

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA

IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA 31 IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA 4.1. Pengeluaran dan Konsumsi Rumahtangga Kemiskinan tidak terlepas dari masalah tingkat pendapatan yang masih rendah dan hal ini umumnya terjadi di wilayah pedesaan Distribusi

Lebih terperinci

penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari Direktorat Biro Pusat Statistik dan literatur-literatur lainnya. Hasil studi pendahuluan diperoleh bahwa

penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari Direktorat Biro Pusat Statistik dan literatur-literatur lainnya. Hasil studi pendahuluan diperoleh bahwa Muhammad Fahrudin. F03495044. ldentifikasi Preferensi Konsumen Jamur dengan Metode Proses Hirarki Analitik (PHA) di Kotamadya Bogor. Dibawah Bimbingan Lien Herlina. Perekonomian lndonesia dalam tahun 1998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh manusia guna memenuhi asupan gizi dan sebagai faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin kompleksnya kebutuhan suatu negara, hampir tidak satupun negara mampu memenuhi sendiri kebutuhannya. Sehingga hal yang lazim disaksikan adalah adanya kerjasama

Lebih terperinci

Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011

Jurnal AGRIBISNIS Vol. X (3) September 2011 BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PERMINTAAN TELUR AYAM RAS OLEH KONSUMEN DI PASAR PA BAENG-BAENG, MAKASSAR. (Some Factors Affecting Broiler Eggs Number of Requests By Consumers On-Baeng Pa'baeng

Lebih terperinci

ANALYSIS OF CONSUMER SATISFACTION IN BUYING PRIMA AND GUN MEATBALLS AT MALANG

ANALYSIS OF CONSUMER SATISFACTION IN BUYING PRIMA AND GUN MEATBALLS AT MALANG ANALYSIS OF CONSUMER SATISFACTION IN BUYING PRIMA AND GUN MEATBALLS AT MALANG R.A Era Nuari Citra Ningrat 1), Budi Hartono 2) and Bambang Ali Nugroho 2) 1 Student at Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010

Lebih terperinci

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR Sosial Ekonomi DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR ST. Rohani 1 & Muhammad Erik Kurniawan 2 1 Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin 2 Jurusan

Lebih terperinci

E. Prasetyo, Mukson, T. Ekowati dan A. Setiadi Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

E. Prasetyo, Mukson, T. Ekowati dan A. Setiadi Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK PENGARUH FAKTOR PENAWARAN DAN PERMINTAAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN HEWANI ASAL TERNAK DI JAWA TENGAH (The Effect of Supply and Demand Factors to Livestock Food Security in Central Java) E. Prasetyo, Mukson,

Lebih terperinci

AGRIC Vol.22, No. 1, Juli 2010:67-74 PENDAHULUAN

AGRIC Vol.22, No. 1, Juli 2010:67-74 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Ketahanan pangan merupakan pilar bagi pembentukan sumberdaya manusia dan generasi yang berkualitas yang diperiukan untuk membangun daya saing bangsa dalam era globalisasi. Ketahanan pangan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri yang menggambarkan identitas responden yang membedakan antara satu responden dengan responden yang lain.. Karakteristik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN 2007

DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN 2007 MASALAH DAN KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUK PETERNAKAN UNTUK PEMENUHAN GIZI MASYARAKAT Disampaikan pada : Acara Seminar Nasional HPS Bogor, 21 Nopember 2007 DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING PADA RUMAH MAKAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING PADA RUMAH MAKAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG J. Agrisains 17 (1) : 8-15, April 2016 ISSN : 1412-3657 PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING PADA RUMAH MAKAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Afandi 1), Yudi Mujayin 1) Muhamad Azim 2) 1) Program

Lebih terperinci

Analisis Peran Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan Diversifikasi Pangan Pada Tingkat Rumah Tangga di Desa Kotabaru Kecamatan Martapura OKU Timur

Analisis Peran Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan Diversifikasi Pangan Pada Tingkat Rumah Tangga di Desa Kotabaru Kecamatan Martapura OKU Timur Analisis Peran Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan Diversifikasi Pangan Pada Tingkat Rumah Tangga di Desa Kotabaru Kecamatan Martapura OKU Timur Oleh: Fifian Permata Sari Abstract The purposed of this research

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto

PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto PRODUKTIVITAS DAN ANALISA KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI YOGYAKARTA (POSTER) Tri Joko Siswanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta e-mail : goested@yahoo.com Abstrak Kebutuhan daging

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 50 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi yang dipilih dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menemukan hubungan modal

Lebih terperinci

Bab 4 P E T E R N A K A N

Bab 4 P E T E R N A K A N Bab 4 P E T E R N A K A N Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perkembangan populasi ternak utama

Lebih terperinci

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA Oleh : I Wayan Rusast Abstrak Pertumbuhan ekonomi telah menggeser pola konsumsi dengan penyediaan produk pangan ternak yang lebih besar.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung) ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung) Evan Adiyoga, Sondi Kuswaryan, Linda Herlina (evagelion_el90@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat kearah protein hewani telah meningkatkan kebutuhan akan daging sapi. Program

Lebih terperinci

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi pangan hewani seperti daging, telur, susu dan ikan (Jafrinur, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi pangan hewani seperti daging, telur, susu dan ikan (Jafrinur, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kecukupan pangan dan gizi adalah suatu hal yang sangat penting sekali karena itu pembangunan peternakan diarahkan untuk memenuhi kecukupan pangan dan gizi masyarakat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Konsumsi Pangan Hewani, Almost Ideal Demand System (AIDS), Elastisitas, Konsumen Rumatangga.

Kata Kunci : Konsumsi Pangan Hewani, Almost Ideal Demand System (AIDS), Elastisitas, Konsumen Rumatangga. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI PANGAN HEWANI PADA KONSUMEN RUMAHTANGGA DI KOTA PADANG Noni Novarista, Rahmat Syahni, Jafrinur Abstract: The objectives of this research were to determine: (1)

Lebih terperinci