BAB II LANDASAN TEORI. Arens, Elder & Beasley (2003) mendefinisikan auditing sebagai berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Arens, Elder & Beasley (2003) mendefinisikan auditing sebagai berikut:"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Secara Umum Arens, Elder & Beasley (2003) mendefinisikan auditing sebagai berikut: Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. (p.15). Agoes, S. (2004) mendefinisikan, Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. (h.3). Arens & Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusup, A. H. (2001) membagi audit dalam 3 jenis, yaitu: 1. Audit Laporan Keuangan Bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriterianya adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Audit Operasional Merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Umumnya, pada saat 6

2 selesainya audit operasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan. 3. Audit Ketaatan Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. II.2 Audit Operasional Definisi audit operasional menurut Agoes, S. (2004) adalah sebagai berikut: Manajemen audit, disebut juga operational audit, functional audit, systems audit, adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. (h.175). Sedangkan menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2003): Auditing operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektifitas, efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan. (h.498). Audit operasional berkaitan dengan operasi non-finansial suatu entitas yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada manajemen dalam memperbaiki effectiveness, efficiency dan economy dari operasi perusahaan. 7

3 II.2.1 Jenis-Jenis Audit Operasional Jenis-jenis audit operasional menurut Arens et al (1999) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Audit Fungsional Adalah audit yang berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih dalam suatu organisasi sesuai dengan penggolongan kegiatan dalam perusahaan. 2. Audit Organisasional Adalah audit yang menyangkut seluruh unit organisasi. Penekanan dalam suatu audit organisasi adalah seberapa efisien dan efektifnya fungsi-fungsi saling berinteraksi 3. Audit Penugasan Khusus Audit ini timbul atas permintaan manajemen. Ada banyak variasi dalam audit ini. Contohnya: audit untuk menyelidiki kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu barang. II.2.2 Tujuan Audit Operasional Tujuan audit operasional menurut Tunggal, A. W. (2004) adalah : 1. Objek dari audit operasional adalah mengungkapkan kekurangan dan ketidakberesan dalam setiap unsur yang diuji oleh auditor serta menunjukkan perbaikan yang dimungkinkan untuk memperoleh hasil yang terbaik dari operasi yang bersangkutan. 2. Untuk membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling efisien. 8

4 3. Untuk mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan apabila manajemen organisasi kurang mengetahui tentang pengelolaan yang efisien. 4. Audit operasional bertujuan untuk mencapai efisiensi dari pengelolaan. 5. Untuk membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka. (h.12). II.2.3 Tahap-Tahap Melakukan Audit Operasional Arens et al (1999) mengelompokkan kegiatan audit operasional ke dalam 3 tahap, yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Auditor menentukan ruang lingkup penugasan dan menyampaikannya kepada unit organisasional, menentukan staf yang tepat dalam penugasan, mendapatkan informasi mengenai latar belakang unit organisasional, memahami struktur pengendalian intern, dan memutuskan bahan bukti yang tepat yang harus dikumpulkan. 2. Tahap Pengumpulan dan Evaluasi Bahan Bukti Pengendalian intern dan prosedur operasi merupakan bagian yang kritis dalam audit operasional, jadi bahan bukti yang secara ekstensif digunakan adalah dokumentasi, tanya jawab dengan klien dan pengamatan. Terdapat tujuh jenis bahan bukti yang berlaku untuk audit operasional, yaitu: bukti fisik, konfirmasi, dokumentasi, pengamatan, tanya jawab, perhitungan dan bukti prosedur analisis. 9

5 3. Tahap Pelaporan dan tindak lanjut Laporan audit biasanya hanya untuk pihak manajemen dan satu salinan ditujukan kepada unit yang diperiksa sehingga mengurangi kebutuhan akan pembakuan katakata. Keragaman audit operasional menyebabkan perlunya penyusunan laporan audit secara khusus agar ruang lingkup, temuan dan rekomendasi audit dapat disampaikan secara jelas. Tindak lanjut merupakan hal yang dilakukan setelah auditor memberikan rekomendasi kepada manajemen untuk memastikan apakah manajemen telah melakukan perubahan yang direkomendasikan atau tidak. II.2.4 Unsur-Unsur Temuan Audit Operasional Agoes, S. (2004) menyatakan atribut temuan audit operasional yang mencakup 5 unsur, yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kondisi, merupakan keadaan yang terjadi atas sesuatu yang diteliti, mencakup apa yang sebenarnya sedang dilakukan, bagaimana kinerja yang sedang berjalan, apa hasilnya. 2. Kriteria, merupakan standar, norma, aturan, dan kebijakan yang seharusnya dilakukan dan dipatuhi oleh setiap bagian dalam perusahaan. 3. Sebab, merupakan alasan mengapa penyimpangan terjadi. 4. Akibat, merupakan konsekwensi dari tindakan yang menyimpang dari standar yang berlaku dan berpengaruh terhadap perusahaan. 5. Rekomendasi, merupakan tindakan yang diusulkan secara detail, realistik, dan applicable kepada manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisi serta mengatasi masalah agar tidak terjadi lagi. 10

6 II.3 Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan, M. S. P. (2005) mendefinisikan, Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien serta dapat membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. (h.10). Tujuan perusahaan adalah mendapatkan rentabilitas laba yang lebih besar dari persentase tingkat bunga bank. Karyawan bertujuan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya sedangkan masyarakat bertujuan memperoleh barang dan jasa yang baik dengan harga yang wajar dan tersedia di pasar. II.3.1 Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen SDM (MSDM) merupakan bagian dari manajemen umum yang berfokus dalam mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam suatu perusahaan. MSDM secara khusus mengatur mengenai SDM perusahaan, yang terdiri dari perencanaan dan rekrutmen, pemilihan, penempatan, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, kompensasi sampai dengan pemutusan hubungan kerja. Jadi, MSDM penting bagi suatu perusahaan karena mengatur tenaga kerja manusia sedemikian rupa sehingga dapat mewujudkan tujuan perusahaan, kepuasan karyawan, dan masyarakat. II.3.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai berikut: Fungsi-fungsi MSDM menurut Hasibuan, M. S. P. (2005) dapat disimpulkan 11

7 1. Perencanaan Merupakan fungsi untuk merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga dapat membantu tercapainya tujuan perusahaan. 2. Pengorganisasian Merupakan fungsi untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian tugas, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasinya dalam bagan perusahaan. 3. Pengarahan Merupakan kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan. 4. Pengendalian Merupakan kegiatan mengendalikan karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai rencana. Pengendalian karyawan ini meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. 5. Pengadaan Merupakan fungsi MSDM yang meliputi proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karyawan merupakan pelaku aktif dari setiap aktivitas perusahaan yang mendukung terwujudnya tujuan perusahaan jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi. 12

8 Pengadaan karyawan harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa. Apa artinya perusahaan harus terlebih dahulu menetapkan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan job description. Siapa artinya perusahaan baru mencari orang-orang yang tepat untuk menduduki jabatan tersebut berdasarkan job specification. Pengadaan karyawan harus mendapat perhatian serius serta didasarkan pada job analysis. Job analysis adalah proses menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan mengapa pekerjaan itu harus dikerjakan. Mathis & Jackson (2003) mendefinisikan, Job analysis is a systematic way to gather and analyze information about the content, context and human requirement of jobs. (p.179). Job analysis memberikan informasi mengenai job description, job spesification, job requirement, dan job evaluation, bahkan perusahaan dapat memperkirakan job enrichment, job enlargement, dan work simplification. (1) Job description Adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Job description harus jelas dan mudah dipahami agar karyawan mengetahui tugas, tanggung jawab, dan standar prestasi yang harus dicapainya. (2) Job specification Adalah uraian persyaratan kualitas minimum dari orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan jabatan tersebut dengan baik dan kompeten. Pada umumnya, job specification memberikan informasi mengenai tingkat pendidikan, jenis 13

9 kelamin, keadaan fisik, pengetahuan dan kecakapan pekerja, batas usia, nikah atau belum, minat pekerja, emosi dan temperamen serta pengalaman pekerja. (3) Job requirement Adalah persyaratan tentang keterampilan yang dikehendaki. (4) Job evaluation Adalah menilai berat atau ringan, mudah atau sukar, besar atau kecil resiko suatu pekerjaan, memberikan nama, peringkat dan harga atau gaji suatu jabatan. (5) Job enrichment Adalah perluasan pekerjaan dan tanggung jawab secara vertikal yang akan dikerjakan seorang karyawan agar karyawan tersebut memperoleh kepuasan dan kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan pribadinya. (6) Job enlargement Adalah memperbanyak tugas seorang karyawan untuk meningkatkan variasi pekerjaan dan mengurangi sifat pekerjaan yang membosankan. (7) Work simplification Berarti penyederhanaan pekerjaan yang merupakan penggunaan logika untuk mencari penggunaan yang paling ekonomis, paling baik dan paling mudah dalam mengerjakan pekerjaan. Tugas suatu pekerjaan dapat dibagi menjadi dua sehingga suatu pekerjaan berisi tugas yang lebih sedikit. Karena adanya spesialisasi, pekerjaan menjadi semakin produktif sehingga keuntungan ekonomis dapat tercapai. 14

10 Untuk memperoleh karyawan yang potensial dan efektif sesuai kebutuhan perusahaan, maka Hasibuan, M. S. P. (2005) menguraikan proses pengadaan karyawan, yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Peramalan kebutuhan Tenaga Kerja Hal ini dimaksudkan agar jumlah tenaga kerja masa kini dan masa depan sesuai dengan beban pekerjaan, kekosongan jabatan dapat dihindarkan dan semua karyawan dapat dipekerjakan. Kebutuhan tenaga kerja harus didasarkan atas informasi faktor internal dan eksternal perusahaan, yaitu antara lain: (1) Jumlah produksi Semakin banyak produksi yang dihasilkan, maka semakin banyak pula karyawan yang dibutuhkan. (2) Ramalan usaha Meliputi prediksi situasi ekonomi, dan siklus usaha menyangkut ketidakpastian yang akan datang, baik jangka pendek, maupun jangka panjang. (3) Perluasan usaha Jika perusahaan dikembangkan, maka tenaga kerja yang ditarik akan semakin banyak. (4) Perkembangan teknologi Semakin canggih peralatan yang digunakan, maka jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan akan semakin sedikit. (5) Pasaran tenaga kerja Jika penawaran tenaga kerja lebih besar daripada permintaannya, maka tingkat upah cenderung lebih rendah. 15

11 (6) Perencanaan karir karyawan Kemungkinan promosi dikemudian hari, dapat mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja, maka diperlukan spesifikasi yang lebih banyak. 2) Rekrutmen Adalah usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar bersedia melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses rekrutmen antara lain: (1) Dasar perekrutan Berpedoman pada spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan untuk menduduki jabatan tersebut (2) Sumber perekrutan a. Sumber internal Yaitu dengan memutasikan karyawan yang memenuhi job spesification dari jabatan yang lowong tersebut. Sebaiknya pengisian jabatan didahulukan dari dalam perusahaan, khususnya untuk jabatan manajerial untuk memberikan kesempatan promosi bagi karyawan. a) Kebaikan sumber internal: (a) Meningkatkan moral kerja dan kedisiplinan karyawan, dengan adanya kesempatan promosi (b) Perilaku dan loyalitas karyawan semakin besar terhadap perusahaan (c) Biaya perekrutan relatif kecil karena tidak perlu memasang iklan (d) Waktu perekrutan relatif singkat (e) Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi 16

12 (f) Kestabilan karyawan semakin baik b) Kelemahan sumber internal: (a) Kewibawaan karyawan yang dipromosikan itu kurang (b) Kurang membuka kesempatan sistem kerja baru dalam perusahaan b. Sumber eksternal Karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong direkrut dari sumbersumber tenaga kerja di luar perusahaan, seperti: kantor penempatan tenaga kerja, lembaga pendidikan, referensi karyawan atau rekanan, serikat buruh, perusahaan lain, nepotisme, pasar tenaga kerja dan sumber lainnya. a) Kebaikan sumber eksternal: (a) Kewibawaan pejabat relatif baik (b) Kemungkinan membawa sistem kerja baru yang lebih baik b) Kelemahan sumber eksternal: (a) Prestasi karyawan lama cenderung menurun karena tidak adanya promosi (b) Biaya perekrutan besar karena iklan dan seleksi (c) Waktu perekrutan relatif lama (d) Orientasi dan induksi harus dilakukan (e) Turnover cenderung akan meningkat (f) Perilaku dan loyalitasnya belum diketahui (3) Metode perekrutan a) Metode tertutup 17

13 Perekrutan hanya diinformasikan kepada karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya lamaran yang masuk relatif sedikit sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang baik sulit. b) Metode terbuka Perekrutan diinformasikan secara luas dengan memasang iklan pada media cetak maupun elektronik sehingga diharapkan lamaran akan banyak yang masuk, sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified lebih besar. (4) Kendala perekrutan Kendala yang umumnya terjadi di perusahaan meliputi kebijakan organisasi, persyaratan jabatan, metode pelaksanaan penarikan, kondisi tenaga kerja, solidaritas perusahaan, dan lingkungan eksternal. 3) Seleksi Adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang akan diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan di perusahaan itu sehingga diperoleh karyawan yang qualified dan kompeten. (1) Dasar seleksi a. Kebijakan perburuhan pemerintah Undang-Undang mengenai Perburuhan melarang adanya diskriminasi kulit, agama, dan suku bangsa. 18

14 b. Job specification Dasar ini harus menjadi pedoman pelaksanaan seleksi agar terwujud prinsip penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat. c. Ekonomis Diharapkan biaya, waktu, dan pikiran yang akan dikeluarkan efektif sehingga dapat dipertanggung jawabkan dan mendapat karyawan yang terbaik bagi perusahaan. d. Etika sosial Seleksi harus dilakukan dengan memperhatikan norma hukum, kebudayaan, adat-istiadat serta hukum yang berlaku dinegara yang bersangkutan. (2) Tujuan seleksi Seleksi penerimaan karyawan baru bertujuan untuk mendapatkan karyawan yang qualified dan potensial, jujur, disiplin, cakap, terampil, memenuhi persyaratan UU Perburuhan, mampu bekerja sama baik vertikal maupun horizontal, dinamis dan kreatif, inovatif dan bertanggung jawab, loyal dan berdedikasi tinggi, mudah dikembangkan dimasa depan, mempunyai perilaku yang baik, serta dapat mengurangi tingkat absensi dan turnover karyawan. (3) Penetapan jumlah karyawan Ada 2 metode penetapan jumlah karyawan, yaitu: (1) Metode nonilmiah Adalah metode penetapan jumlah karyawan dengan menggunakan perkiraanperkiraan saja. 19

15 (2) Metode ilmiah Adalah metode penetapan jumlah karyawan dimana jumlah karyawan yang dipekerjakan benar-benar atas perhitungan serta analisis beban dan standar prestasi kerja. Analisis beban kerja = volume pekerjaan x 1 orang standar prestasi Tingkat rata-rata absen = jumlah hari kerja absen per bulan x 100% jumlah hari kerja per bulan Labor turn over = Σ (yang diterima yang keluar) x 100% ½ Σ (karyawan awal + karyawan akhir) Keterangan: Jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah jumlah perhitungan analisis beban kerja + tingkat rata-rata absen + labor turn over (3) Langkah-langkah seleksi a. Seleksi surat lamaran Mengelompokkan surat lamaran yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat. Lamaran yang tidak memenuhi syarat berarti gugur. Sedangkan yang memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti seleksi berikutnya. Dalam surat panggilan harus dicantumkan waktu, tempat, dan alat-alat yang akan diperlukan untuk mengikuti seleksi tersebut. b. Pengisian blanko lamaran Pelamar yang dipanggil diharuskan mengisi blanko (formulir) lamaran yang telah disediakan. Formulir ini memuat rincian data lengkap pelamar. 20

16 c. Pemeriksaan referensi Artinya meneliti siapa referensi pelamar dan apakah dapat dipercaya untuk memberikan informasi mengenai sifat, perilaku, pengalaman kerja, dan hal-hal lain yang dianggap penting mengenai pelamar. d. Wawancara pendahuluan Dilakukan oleh tim penyeleksi perusahaan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan lebih terinci dengan cara tanya jawab langsung dengan pelamar. e. Tes penerimaan Adalah serangkaian tes yang harus dilalui oleh pelamar untuk mencari data calon karyawan yang disesuaikan dengan spesifikasi pekerjaan yang akan dijabat. Bentuk tes penerimaan tersebut terdiri dari physical test, academic test, dan physichological test. f. Tes psikologi Adalah tes untuk menguji kemampuan mental pelamar, apakah mentalnya sesuai dengan yang diinginkan. Jenis tes ini antara lain: tes kecerdasan (intelligence test), tes kepribadian (personality test), tes bakat (aptitude test), tes minat (interest test), dan tes prestasi (achievement test). g. Tes kesehatan Adalah pemeriksaan kondisi fisik pelamar, apakah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk jabatan tersebut. h. Wawancara akhir oleh atasan langsung Dilakukan untuk memperoleh data yang lebih mendalam mengenai kemampuan pelamar dalam mengerjakan pekerjaan dan bekerja sama. 21

17 Wawancara akhir ini akan menentukan apakah pelamar akan diterima atau tidak menjadi karyawan di perusahaan tersebut. i. Memutuskan diterima atau ditolak. 4) Penempatan, Orientasi dan Induksi Karyawan (1) Penempatan karyawan Yaitu menempatkan calon karyawan yang telah lulus seleksi pada jabatan yang membutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan wewenang. Penempatan harus didasarkan pada job description dan job specification yang telah ditentukan, serta berpedoman pada prinsip penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat atau The right man in the right place and the right man behind the right job. Jadi penempatan karyawan yang tepat merupakan kunci untuk memperoleh prestasi kerja optimal dari setiap karyawan, juga dapat mengembangkan kreativitas dan moral kerjanya. (2) Orientasi karyawan Orientasi bagi setiap karyawan baru harus dilaksanakan untuk menyatakan bahwa mereka benar-benar diterima dengan tangan terbuka menjadi karyawan. Dengan orientasi dapat diatasi keragu-raguan, kecanggungan, dan menumbuhkan rasa percaya diri karyawan baru dalam melakukan pekerjaannya. (3) Induksi karyawan Adalah kegiatan untuk mengubah perilaku karyawan baru agar menyesuaikan diri dengan tata tertib perusahaan. Pada dasarnya, induksi merupakan tugas dari atasan langsung karyawan yang bersangkutan sehingga karyawan baru tersebut 22

18 menyadari bahwa dia harus mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan juga mengerjakan pekerjaannya dengan baik. 6. Pengembangan Pengembangan karyawan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Pengembangan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, mengatasi kesenjangan antara kecakapan dan kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan. Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah melakukan penilaian prestasi karyawan berdasarkan job description. Unsur-unsur yang dinilai biasanya mencakup unsur kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan serta tanggung jawab. Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan untuk memotivasi mereka dalam bekerja dan berguna bagi perusahaan untuk menetapkan tindakan kebijaksanaan selanjutnya, seperti promosi, demosi, atau balas jasanya dinaikkan. 7. Kompensasi Merupakan imbalan yang diterima oleh karyawan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan berupa uang atau barang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kompensasi langsung berupa gaji, upah, dan upah insentif. Kompensasi tidak langsung yaitu kesejahteraan karyawan. Tujuan pemberian kompensasi pada umumnya untuk memberikan kepuasan kepada semua pihak, seperti karyawan dapat memenuhi kebutuhannya, perusahaan 23

19 mendapat laba, peraturan pemerintah ditaati, dan konsumen mendapat barang yang baik dengan harga pantas. 8. Pengintegrasian Merupakan usaha untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dengan kebutuhan karyawan agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba dan karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. 9. Pemeliharaan Merupakan usaha memelihara dan meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar mereka tetap bekerja sampai pensiun, yang dilakukan melalui program kesejahteraan yang memperhatikan kebutuhan sebagian besar karyawan. 10. Kedisiplinan Merupakan kesadaran untuk mentaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku yang harus ditegakkan dalam suatu perusahaan, untuk memperoleh keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan. 11. Pemberhentian Merupakan putusnya hubungan kerja seseorang dengan suatu perusahaan. Alasan pemberhentian, antara lain: undang-undang, keinginan perusahaan, keinginan karyawan, pensiun, kontrak kerja berakhir, kesehatan karyawan, meninggal dunia, atau perusahaan dilikuidasi. II.4 Audit Manajemen Sumber Daya Manusia Susilo, W. (2002) mendefinisikan audit manajemen sumber daya manusia sebagai berikut: Audit SDM adalah pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, 24

20 obyektif dan terdokumentasi terhadap fungsi-fungsi organisasi yang terpengaruh oleh manajemen SDM, dengan tujuan memastikan dipenuhinya azas kesesuaian, efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk mendukung tercapainya sasaran-sasaran fungsional maupun tujuan organisasi secara keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. (h.63). II.4.1 Tujuan Audit Manajemen SDM Audit Manajemen SDM berfokus untuk mencari data dan informasi mengenai masalah-masalah organisasi dari perspektif SDM. Dengan demikian, tindakan koreksi dapat diambil sedini mungkin untuk mengatasi masalah-masalah yang secara langsung atau tidak langsung berakibat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan audit manajemen SDM menurut Susilo, W. (2002) dapat disimpulkan sebagai berikut: mengendalikan kegiatan perusahaan melalui fungsi pemeriksaan dan penilaian terhadap permasalahan mengenai ketaatan, efektivitas, dan efisiensi yang ditinjau dari dimensi SDM, sehingga dapat mewujudkan sasaran fungsional dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian, tujuan dari audit operasional atas manajemen sumber daya manusia adalah untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dengan maksud untuk: 1. Menilai efektivitas, 2. Mengenal aspek-aspek yang masih dapat diperbaiki, 3. Mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam, dan 4. Menunjukkan kemungkinan perbaikan dan membuat rekomendasi untuk melaksanakan perbaikan tersebut. 25

21 II.4.2 Manfaat Audit Manajemen SDM Manfaat dari dilakukannya audit operasional atas Manajemen SDM menurut Sherman & Bohlander yang dikutip dan diterjemahkan oleh Tunggal, A. W. (2003), antara lain untuk: 1. Menilai efektivitas fungsi sumber daya manusia 2. Memastikan ketaatan terhadap hukum kebijakan, peraturan dan prosedur 3. Menetapkan pedoman untuk menetapkan standar 4. Memperbaiki mutu dari staf sumber daya manusia 5. Meningkatkan citra dari fungsi sumber daya manusia 6. Meningkatkan perubahan dan kreativitas 7. Menilai kelebihan dan kekurangan dari berbagai fungsi sumber daya manusia 8. Memfokus staf sumber daya manusia pada masalah-masalah yang penting 9. Membawa sumber daya manusia lebih dekat kepada fungsi organisasi yang lain. (h.189). II.4.3 Prosedur Audit Manajemen SDM Prosedur audit yang harus dijalankan pada saat melakukan audit manajemen SDM menurut Susilo, W. (2002), yaitu: 1. Ketua tim audit SDM ditunjuk dan diberhentikan oleh direktur utama dan bertanggung jawab kepada direktur utama. 2. Anggota tim audit SDM dipilih oleh ketua tim dan disahkan oleh direktur utama. Anggota tim audit bertanggung jawab kepada ketua tim audit. 3. Audit SDM direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis dan obyektif serta sesuai kebijakan manajemen dan diarahkan untuk keperluan organisasi. 26

22 4. Program audit SDM dibuat minimal untuk jangka waktu 1 tahun dan setiap unit diaudit minimal sekali dalam 6 bulan. 5. Program audit diedarkan kepada setiap pimpinan unit dengan tembusan kepada direksi. 6. Unit kerja yang akan diaudit dipastikan menerima pemberitahuan secara tertulis minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan audit. 7. Auditor wajib mempersiapkan audit secara baik dan terdokumentasi sebelum pelaksanaan audit dengan penekanan pada aspek-aspek signifikan dan kritis. 8. Pelaksanaan audit dipastikan mengedepankan azas nilai dan manfaat dengan pendekatan konsultatif. Auditor sebagai mitra kerja. 9. Setiap temuan audit dikategorikan menjadi S-SS atau SSS untuk membedakan skala kekritisan setiap permasalahan. 10. Setiap temuan didiskusikan dan dikonfirmasi dengan kepala unit yang diperiksa sebelum dituangkan dalam laporan audit. 11. Rekomendasi tindak lanjut dari penentuan setiap bentuk penyelesaian permasalahan disampaikan oleh auditor dan pembahasan dengan auditee atau saat menyusun laporan audit. Kepala unit yang menerima laporan temuan audit menjamin agar tindakan koreksi/tindak lanjut dilaksanakan secara efektif dengan penuh tanggung jawab. 12. Temuan audit disampaikan kepada pimpinan unit yang diaudit dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh ketua tim audit dengan tembusan kepada direksi dan kepada pimpinan unit SDM. 27

23 13. Pimpinan unit penanggung jawab permasalahan melaporkan hasil tindak lanjut yang telah dievaluasi secepatnya setelah tindakan koreksi dilakukan. 14. Verifikasi dilakukan oleh auditor setelah menerima laporan dari unit kerja yang diperiksa. Apabila permasalahan tidak signifikan, verifikasi dapat dilakukan paling lambat pada saat audit berikutnya. 15. Bilamana temuan audit tetap tidak terselesaikan secara efektif, temuan mendapat perhatian yang cukup dari auditor dan permasalahan dilaporkan kepada direksi untuk mendapatkan keputusan. 16. Seluruh hasil audit SDM dari waktu ke waktu dicatat dalam log book (daftar akumulatif temuan audit), dan minimal sekali dalam setahun data audit diolah dan dilaporkan kepada direksi sebagai laporan pertanggungjawaban auditor atas tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan. (h.87-88) II.4.4 Lingkungan Pengendalian Audit Manajemen SDM Menurut Guy, Alderman dan Winters (2002), ada 7 lingkungan pengendalian audit manajemen SDM antara lain: 1. Integritas & nilai-nilai etis Integritas & nilai-nilai etis merupakan dasar penilaian, preferensi & gaya manajemen. Nilai-nilai tersebut membentuk seperangkat standar moral & perilaku yan g merupakan pegangan manajemen. Standar-standar itu mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi insentif serta godaan yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang tidak jujur, illegal atau tidak etis. 28

24 2. Komitmen terhadap kompetensi Kompetensi adalah pengetahuan & keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Komitmen terhadap kompetensi mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan tingkat kompetensi yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan tertentu & menggunakan karyawan dengan keahlian serta pengetahuan yang sesuai atas masing-masing pekerjaan. 3. Dewan direksi & komite audit Bertugas mengarahkan dan mengawasi suatu entitas 4. Filosofi Filosofi manajemen & gaya operasional merupakan pendekatan umum dalam menjalankan suatu entitas. Salah satu aspek dari faktor ini adalah metode manajemen untuk mengambil atau memantau resiko bisnis. 5. Struktur organisasi Struktur organisasi suatu entitas adalah bentuk & sifat dari sub unit-sub unit yang dimilikinya serta fungsi manajemen & hubungan pelaporan yang berkaitan dengan sub unit tersebut. 6. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab Struktur organisasi mempengaruhi pemberian kewenangan & tanggung jawab dalam suatu entitas. 7. Kebijakan & praktik SDM Kemampuan entitas untuk mempekerjakan personel yang mampu & kompeten guna mencapai tujuannya. Kebijakan & praktik seperti itu berkaitan dengan mempekerjakan, melatih, mengevaluasi, mempromosikan & mengkompensasikan 29

25 karyawan serta memberikan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. (h ). II.4.5 Aktivitas Pengendalian Audit Manajemen SDM Menurut Guy et al (2002), Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh manajemen untuk mengantisipasi resiko yang dapat menghalangi entitas mencapai tujuannya (h.232). Aktivitas pengendalian secara umum menurut Guy et al (2002) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penelaahan kinerja: Memiliki bentuk yang bervariasi, antara lain membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang telah dianggarkan pada periode sebelumnya. 2. Pemrosesan informasi: Digunakan dalam pengecekan otorisasi, akurasi dan kelengkapan transaksi. 3. Pengendalian fisik: Pengamanan aktiva secara fisik, termasuk perlindungan yang memadai atas akses ke aktiva dan catatannya. 4. Pemisahan tugas: Tugas dipisahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan atau penyimpangan oleh pihak-pihak yang terkait. Manajemen dapat melakukan pemisahan tugas dengan memberikan tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi, mencatat transaksi dan pengawasan aktiva kepada pihakpihak yang berbeda. 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rekrutmen Menurut Mardianto (2014:8) diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan calon karyawan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 8 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen Untuk melangkah pada pembahasan objek yang akan diteliti, penulis merasa perlu untuk menjelaskan secara singkat mengenai definisi manajemen terlebih dahulu,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Manusia sebagai makhluk sosial memiliki berbagai macam kebutuhan. Salah satunya adalah kebutuhan untuk saling berinteraksi dan bekerja sama satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha mengemukakan pengertian tentang Manajemen, walau definisi yang di kemukakan berbeda-beda namun pada dasarnya menunjukan maksud

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki barbagai macam kebutuhan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki barbagai macam kebutuhan. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Manusia sebagai makhluk sosial memiliki barbagai macam kebutuhan. Salah satunya adalah kebutuhan untuk saling barinteraksi dan bekerja sama satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia Persamaan MSDM dan Manajeen Personalia adalah keduanya merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen yang lebih memfokuskan pembahasanya mengenai peraturan peranan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerimaan Karyawan Merupakan kenyataan bahwa dalam suatu organisasi selalu terbuka kemungkinan untuk terjadinya berbagai lowongan dengan aneka ragam penyebabnya. Lowongan bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengelola faktor-faktor produksi. Proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsifungsi manajemen.

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to manage yang

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to manage yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to manage yang artinya adalah mengatur, pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen yang lebih mengfokuskan pembahasanya mengenai peraturan peranan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan aset penting dan berperan sebagai faktor penggerak utama dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) 9 II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu sumber daya yang tidak dapat diikuti oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia tidak terlepas dari pengertian Manajemen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan atau organisasi dibentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dan tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA ( MSDM) Oleh : Dra. Sumarsih Hand out Untuk pelatihan kewirausahaan mahasiswa UNY A. Pendahuluan: MSDM terdiri dari kata

MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA ( MSDM) Oleh : Dra. Sumarsih Hand out Untuk pelatihan kewirausahaan mahasiswa UNY A. Pendahuluan: MSDM terdiri dari kata MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA ( MSDM) Oleh : Dra. Sumarsih Hand out Untuk pelatihan kewirausahaan mahasiswa UNY A. Pendahuluan: MSDM terdiri dari kata manajemen dan sumberdaya manusia. Manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Secara Umum II.1.1 Pengertian Auditing Arens, Elder, dan Beasley (2003) mendefinisikan, Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Secara umum auditing merupakan suatu proses perbandingan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada, yang bertujuan untuk menilai apakah

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Nova Yanti Maleha, SE., M.M 04/10/2016 1

Pertemuan 3. Nova Yanti Maleha, SE., M.M 04/10/2016 1 Pertemuan 3 Nova Yanti Maleha, SE., M.M 04/10/2016 1 Pengertian Penarikan Tenaga Kerja (Rekrutmen) PROSES PENCARIAN & PEMIKATAN PARA CALON TENAGA KERJA YANG MAMPU BEKERJA DI DALAM ORGANISASI. USAHA MENCARI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit operasional pada PT Linda Gallery

BAB IV PEMBAHASAN. Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit operasional pada PT Linda Gallery BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit operasional pada P Linda Gallery Sejahtera yang akan dibahas disini hanya mencakup kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pemeriksaan Intern a. Pengertian Pemeriksaan Intern Pemeriksaan intern adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sudah dijalankan dan menilai kesesuaian antara pelaksanaan aktifitas tersebut dengan

BAB II LANDASAN TEORI. sudah dijalankan dan menilai kesesuaian antara pelaksanaan aktifitas tersebut dengan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Audit Secara Umum Umumnya audit merupakan suatu kegiatan pemeriksaan terhadap aktifitas yang sudah dijalankan dan menilai kesesuaian antara pelaksanaan aktifitas tersebut dengan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

Pengadaan karyawan harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa.

Pengadaan karyawan harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa. ANALISIS JABATAN 1 Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama MSDM. Pengadaan karyawan merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI PENGADAAN ANALISA JABATAN

BAB III FUNGSI PENGADAAN ANALISA JABATAN BAB III FUNGSI PENGADAAN ANALISA JABATAN A. Pentingnya Pengadaan Pengadaan ( procurement ) adalah merupakan fungsi operasional yang utama dari MSDM. Pengadaan tenaga-kerja ini merupakan masalah yang penting,

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia Penerapan fungsi manajemen ke dalam fungsi operatif dari pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan tenaga kerja, dengan maksud untuk mencapai tujuan individu, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. efisien untuk mencapai tujuan tertentu didalam suatu organisasi. Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan ketaatan manajemen terhadap kebijakan

Lebih terperinci

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit Internal Kepegawaian dan Penggajian a. Independensi Auditor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Sumber Daya Manusia a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan human

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

Oleh: Roswaty,SE.MSi

Oleh: Roswaty,SE.MSi Oleh: Roswaty,SE.MSi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen Pembahasan objek yang akan diteliti, perlu untuk dijelaskan secara singkat mengenai definisi manajemen terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut: Definisi Manajemen

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi Dan Bisnis Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Rachmawati (2010:3) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses pernecanaan, pengorganisasian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Pengertian manajemen menurut Robbins dalam bukunya yang berjudul Perilaku organisasi (2002, p7), mengatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen BAB II BAHAN RUJUKAN Sebelum melangkah pada pembahasan objek yang akan diteliti, penulis merasa perlu untuk menjelaskan secara singkat mengenai definisi manajemen terlebih dahulu.

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A

Perpustakaan Unika LAMPIRAN A LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C LAMPIRAN D LAMPIRAN E LAMPIRAN F Kuesioner Sistem Pengendalian Keuangan Perusahaan Pertanyaan Ya Tidak 1. Umum a. Apakah perusahaan berjalan dengan baik? b. Apakah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengendalian intern atas persediaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1 Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1 DESKRIPSI MATA KULIAH Dalam mata kuliah ini dibahas mengenai pemanfaatan SDM dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan. Pembahasan difokuskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia alangkah baiknya apabila diketahui terlebih dahulu pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji dan upah, maka dapat diambil simpulan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan audit operasional atas fungsi SDM pada PT Satata Neka Tama adalah

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan audit operasional atas fungsi SDM pada PT Satata Neka Tama adalah BAB IV PEMBAHASAN Tujuan audit operasional atas fungsi SDM pada PT Satata Neka Tama adalah untuk menilai tingkat ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas dari fungsi dan aktivitas tersebut. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. of evidence about information to determine and report on the degree of

BAB II LANDASAN TEORI. of evidence about information to determine and report on the degree of II. Kerangka Teori dan Literatur BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing. II.1.1 Pengertian Audit Mengacu pada Arens, Elder, dan Beasley (2008:4), auditing didefinisikan sebagai berikut, Auditing is the accumulation

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

Fungsi Rekrutmen Manajemen SDM

Fungsi Rekrutmen Manajemen SDM Fungsi Rekrutmen Manajemen SDM Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam manajemen Sumber Daya Manusia, adalah mendapatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi atau jabatan dalam organisasi. Kegiatan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas.

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Perekrutan Menurut Robert dan Jackson (2001) perekrutan merupakan proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekrutmen Menurut Samsudin (2006:81) Rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan berkembang. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Seleksi Penutupan Calon Nasabah atau Pemohon Asuransi Underwriting atau juga disebut proses seleksi risiko atau penseleksi risiko adalah proses untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mangkunegara (2002) menyatakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

SELEKSI TENAGA PENJUALAN

SELEKSI TENAGA PENJUALAN SALESMANSHIP Modul ke: 09Fakultas Ekonomi dan Bisnis PENGADAAN DAN SELEKSI TENAGA PENJUALAN Dosen : Fitria Nursanti, SE., MPd. Program Studi S1 Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi REKRUITMENT SELEKSI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern bagian penggajian dan pengupahan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sedarmayanti (2010 :13), pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau sumber

Lebih terperinci