KETENTUAN ARTI WARNA KETENTUAN JUMLAH LAMBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KETENTUAN ARTI WARNA KETENTUAN JUMLAH LAMBANG"

Transkripsi

1

2

3

4 KETENTUAN ARTI WARNA : 1. Dasar Hijau : Kemakmuran 2. Dasar Hitam : Keabadian/keteguhan 3. Dasar Putih : Kesucian 4. Dasar Kuning : Keluhuran 5. Dasar Merah : Keberanian 6. Dasar Biru : Kejujuran KETENTUAN ARTI LAMBANG : 1. Daun Lambang berbentuk prisai segi lima melambangkan dasar dan filsafat Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila dimana daerah Kabupaten Jembrana merupakan bagiannya. 2. Pita berisi tulisan TRI ANANTA BHAKTI mengandung arti : Tiga Pengabdian yang kekal, mengabdi kepada Tuhan, mengabdi kepada tanah air dan mengabdi kepada hidup. 3. Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 4. Candi dengan gambar Naga melambangkan kebudayaan. 5. Padi dan Kapas melambangkan kemakmuran. 6. Gelombang laut melambangkan gerak dan Dinamis. KETENTUAN JUMLAH LAMBANG : 1. Kapas berjumlah = Gelomban laut berjumlah = 8 3. Ujung candi tertinggi berstupa = 1 4. Ujung stupa lainnya berjumlah = 9 5. Butiran Padi berjumlah =45 6. Pita berisi tulisan JEMBRANA Menunjukan bahwa lambang Daerah kabupaten Jembrana KESIMPULAN LAMBANG : Lambang Daerah Kabupaten Jembrana melukiskan kesimpulan sebagai berikut : Dengan berdasarkan Pancasila sebagai landasan Negara Republik Indonesia Rakyat Kabupaten Jembrana dengan dinamikanya terus berjuang untuk mengabdi kepada Tuhan, mengabdi kepada tanah air dan mengabdi kepada hidup demi tercapainya masyarakat adil dan makmur

5 P uji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan rahmat-nya buku Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2014 dapat disusun. Penyusunan buku Profil Daerah Tahun 2014 merupakan gambaran perwujudan suatu daerah, baik kondisi wilayah, potensi sumberdaya, maupun hasil-hasil pembangunan suatu daerah. Penyusunan Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2014 merupakan masukan dalam rangka perencanaan dan evaluasi pembangunan di Kabupaten Jembrana secara terpadu dalam melaksanakan program pembangunan. Buku profil ini tidak hanya sebagai media yang menyajikan data dan keadaan umum Kabupaten Jembrana, tetapi diharapkan dapat mendukung perumusan kebijakan pembangunan dan dapat memberikan informasi keberhasilan pembangunan serta pencapaian program pembangunan sesuai dengan Visi dan Misi Kabupaten Jembrana. Tanpa menyebutkan satu persatu dan dengan rasa hormat yang sedalamdalamnya diucapkan terima kasih kepada seluruh SKPD di Kabupaten Jembrana, Instansi Pemerintah, Swasta dan seluruh pihak yang telah membantu menyusun pelaksanaan Buku Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Kami menyadari buku profil ini jauh dari sempurna, untuk itu kami memohon masukan, koreksi dan saran untuk kesempurnaan buku ini dan keberlanjutan penyusunan di tahun berikutnya. Kami berharap apa yang terangkum dalam Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2014 ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Demikian kami sampaikan, terima kasih. Negara, November 2014 KEPALA BAPPEDA DAN PM KABUPATEN JEMBRANA Ir. I KETUT SWIJANA, MT. Pembina Tingkat I NIP

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Manfaat Ruang Lingkup Landasan Hukum Output Pekerjaan... 7 BAB II POTENSI FISIK DAN LINGKUNGAN KABUPATEN JEMBRANA Kondisi Geografi Topografi Ketinggian Lokasi Geologi / Jenis Tanah Klimatologi Hidrogeologi Kawasan Lindung BAB III GAMBARAN UMUM STRUKTUR PEMERINTAHAN KABUPATEN JEMBRANA Kondisi Pemerintahan Umum Administrasi Pemerintahan Organisasi Daerah Aparatur Daerah/PNS ii

7 3.5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Jembrana BAB IV KONDISI SOSIAL BUDAYA Kependudukan Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Ber KTP Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Jumlah Keseluruhan Penduduk Pasangan Nikah (Berakte dan Tidak) Jumlah Kepemilikan Akta Kelahiran Peribadatan Ketenagakerjaan Angkatan Kerja Penduduk Bekerja Pengangguran Linmas KDRT dan Kriminalitas Kesenian, Olahraga dan Kepemudaan Kesenian Olahraga LPM, PKK dan LSM LPM PKK LSM BAB V KONDISI SUMBER DAYA ALAM Pertanian Komoditas Tanaman Pangan Program dan Kegiatan Bidang Pertanian Perkebunan iii

8 Luas Areal dan Produksi Komoditas Perkebunan Peternakan Potensi Budidaya Peternakan Komoditas Peternakan Perkembangan Ternak 5 (lima) tahun terakhir Produksi Daging dan Telur 5 (lima) tahun terakhir Kehutanan Luas Hutan dan Fungsinya Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Lahan Kritis Perikanan 135 BAB VI KONDISI PELAYANAN PUBLIK Pendidikan Kondisi Pendidikan Fasilitas Pendidikan dan Tenaga Pengajar Tingkat Pendidikan Indikator Pencapaian Pendidikan Perpustakaan Kesehatan Angka Harapan Hidup Angka Kematian Sumber Daya Kesehatan Fasilitas Kesehatan Sanitasi Lingkungan dan Rumah Sehat Pasangan Usia Subur dan Akseptor KB Penduduk Miskin Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pariwisata Sertifikat Tanah iv

9 6.9. Perijinan dan Retribusi Daerah BAB VII KONDISI INFRASTRUKTUR Listrik Air Bersih Persampahan Pos dan Telekomunikasi Karakteristik Transportasi Transportasi Darat Transportasi Laut BAB VIII KONDISI EKONOMI Keuangan Daerah APBD Produk Domestik Regional Bruto Analisa LQ Sektor Kabupaten Jembrana terhadap Sektor Propinsi Bali Tahun Analisis Growth Analisis Share Klasifikasi Sektor Berdasarkan Tingkat Pertumbuhan Kontribusi Sektor Berdasarkan Distribusi PDRB Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi Indeks Gini NTP ( Farmers Term Of Trade) Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bank dan LPD BAB IX KONDISI INVESTASI Realisasi Investasi dari PMDN dan PMA v

10 9.2. Daya Saing Daerah Potensi Pengembangan Wilayah Perkembangan Investasi di Kabupaten Jembrana Potensi Unggulan Daerah yang Memiliki Peluang Berkembang Potensi Investasi yang direncanakan menjadi Primadona vi

11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kab. Jembrana Tahun Ketinggian Lokasi Wilayah Kab. Jembrana (Dari Terendah Sampai Tertinggi) Tabel 3.1 Jumlah Desa Pekraman di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 3.2 PNS Pemerintah Kabupaten Jembrana Menurut Jenis Kelamin Tahun Tabel 3.3 PNS Pemerintah Kabupaten Jembrana Menurut Golongan Tahun Tabel 3.4 PNS Pemerintah Kabupaten Jembrana Berdasar Tingkat Pendidikan tahun Tabel 3.5. PNS Pemerintah Kabupaten Jembrana menurut Eselon tahun Tabel 3.6 Aparat dan Srana Keamanan di Kabupaten Jembrana tahun Tabel 3.7 Peraturan Daerah (Perda) yang dihasilkan oleh DPRD Kabupaten Jembrana Periode Tabel 4.1 Jumlah Rumah Tangga & Penduduk di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 4.2 Sex Ratio di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana Berdasar Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, tahun Tabel 4.4 Penduduk Wajib KTP SIAK & Status Kepemilikan KTP SIAK Tahun Tabel 4.5 Penduduk Menurut Kelompok Usia di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 4.6 Jumlah Pasangan Nikah Berakta dan Tidak Tahun vii

12 Tabel 4.7 Jumlah Kepemilikan Akta Lahir Penduduk Jembrana Tahun Tabel 4,8 Jumlah Penduduk Berdasar Pendidikan Akhir di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 4.9 Penduduk Jembrana Berdasarkan Agama Tahun Tabel 4.10 Tempat Peribadatan di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 4.11 Tabel Lembaga Keagamaan di Kabupaten Jembrana, Tabel 4.12 Perkembangan Penduduk Usia Angkatan Kerja di Kabupaten Jembrana Tabel 4.13 Penduduk berdasar Jenis Pekerjaan di Kabupaten Jembrana, Tabel 4.14 Pengangguran di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 s/d Tabel 4.15 Satuan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Jembrana Tabel 4.16 Jumlah Tindak Pidana di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 s/d Tabel 4.17 Perkara Hukum yang Tercatat di Kejaksaan Negeri Tabel 4.18 Data Jenis dan Pusat Kesenian di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 4.19 Data Jenis Kesenian di Kabupaten Jembrana Tabel 4.20 Data Jenis Tari-tarian di Kabupaten Jembrana Tabel 4.21 Obyek Daya Tarik Wisata Khusus di Kabupaten Jembrana Tabel 4.22 Daftar Obyek Wisata di Kabupaten Jembrana Tabel 4.23 Data Kunjungan Wisatawan Tabel 4.24 Kontingen Kabupaten Jembrana yang Mengikuti Pekan Pelajar di Tingkat Propinsi Bali, Tabel 4.25 Hasil Perolehan Medali di Pekan Pelajar di Tingkat Propinsi Bali, Tabel 4.26 LPM Aktif dan Kelompok Binaan di Kabupaten Jembrana s/d Tahun Tabel 4.27 Jumlah PKK dan Kelompok Binaan di Kabupaten Jembrana s/d Tahun viii

13 Tabel 5.1 Data Komoditas Tanaman Pangan di Kab. Jembrana Tabel 5.2 Komoditas Padi di Kabupaten Jembrana Tabel 5.3 Komoditas Jagung di Kabupaten Jembrana Tabel 5.4 Komoditas Palawija Selain Jagung di Kabupaten Jembrana, Tabel 5.5 Data Komoditas Tanaman Hortikultura di Kabupaten Jembrana Tabel 5.6 Komoditas Semangka di Kabupaten Jembrana Tabel 5.7 Data Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana Tabel 5.9 Luas areal Komoditas Perkebunan di Kabupaten Jembrana Tabel 5.10 Luas Areal Perkebunan Swasta Besar di Kabupaten Jembrana Tabel 5.11 Luas Areal Tanaman dan Produksi Kakao di Kabupaten Jembrana sampai dengan Desember Tabel 5.12 Luas Komoditas Andalan dan Produksinya di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 5.13 Luas Areal Komoditas Binaan dan Produksinya di Kabupaten Jembrana, Tabel 5.14 Populasi Ternak 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana Tabel 5.15 Produksi Daging di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 5.16 Produksi Telor Di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 5.17 Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Tabel 5.18 Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Menurut Fungsinya per-kecamatan Tahun Tabel 5.19 Luas Sub DAS Klatakan Lubang dan Sub DAS Biluk Poh Gumbrih Tahun Tabel 5.20 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tabel 5.21 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 5.22 Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan di Kabupaten di Kabupaten Jembrana Tabel 5.23 Nilai Produksi Ikan Tabel 5.24 Produksi sub-sektor Perikanan Perikanan Darat di Kabupaten Jembrana ix

14 Tabel 5.25 Nilai Produksi sub-sektor Perikanan Perikanan Darat di Kabupaten Jembrana Tabel 5.26 Produksi Ikan Tambak dan Kolom Tabel 5.27 Jumlah Perahu dan Kapal Penangkap Ikan Tabel 5.28 Kontribusi Sektor Pertamanan Terhadap PDRB Tabel 6.1 Murid Berdasarkan Usia di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.2 Jumlah Murid Tiap jenjang Pendidikan di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.3 Jumlah Sekolah dan Tenaga Pengajar Tahun Tabel 6.4 Rasio Guru Terhadap Murid di Kab. Jembrana Tahun Tabel 6.5 Penduduk Jembrana Berdasarkan Pendidikan Akhir (Tingkat Pendidikan) Tahun Tabel 6.6 APK (%) Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.7 APM (%) Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.8 Perkembangan Rata rata Lama Sekolah di Kabupaten Jembrana Tabel 6.9 Angka Melek Huruf di Kab. Jembrana 5 (lima) Tahun Terakhir Tabel 6.10 Angka Harapan Hidup Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.11 AKB Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.12 AKABA Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.13 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.14 Pola Penyakit Penyebab Kematian Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.15 Persebaran Tenaga Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun x

15 Tabel 6.16 Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.17 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.18 Cakupan KK yang Memiliki Rumah di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.19 Prosentase Pemanfaatan Jamban Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.20 Cakupan Tempat Pembuangan Limbah Cair Kabupaten Jembrana,Tahun Tabel 6.21 Jumlah Peserta KB di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.22 Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kabupaten Jembrana Tabel 6.23 Penduduk Miskin di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.24 Indeks Pembangunan Manusia di Kab. Jembrana Tahun 2008 s/d Tabel 6.25 Rekapitulasi Data Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Jembrana Tabel 6.26 Jumlah Akomodasi & Restoran di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 6.27 Lahan yang Sudah Terdaftar di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 7.1 Data Jumlah Sambungan Air Minum dan Data Pemakaian Air Minum (M³) di PDAM Tirta Amertha Kab. Jembrana Tahun Tabel 7.2 Rasio Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Kab. Jembrana Tahun 2009 s/d Tabel 7.3 Volume total sampah Sehari di Kab. Jembrana Tahun Tabel 7.4 Jumlah Media Surat Kabar di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 7.5 Jumlah Radio/TV di Kab. Jembrana Tahun xi

16 Tabel 7.6 Panjang Jalan Menurut Statusnya di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 7.7 Kondisi Ruas Jalan Kabupaten Jembrana Berdasar Tingkat Kerusakan di Kab. Jembrana Tahun Tabel 7.8 Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Kabupaten Jembrana Tabel 7.9 Rute Angkutan Umum di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 7.10 Jumlah Sarana Transportasi Angkutan Umum di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 7.11 Terminal Angkutan Barang di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 7.12 Produktivis Angkutan Penyeberangan Lintas Gilimanuk Ketapang Tahun Tabel 8.1 Rekapitulasi APBD Kabupaten Jembrana Tabel 8.2 Realisasi Belanja Daerah Kab. Jembrana Tahun Tabel 8.3 Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran Tabel 8.4 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Tabel 8.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 8.6 Perhitungan LQ Lapangan Usaha di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 8.7 Perhitungan Pertumbuhan Lapangan Usaha Tabel 8.8 Perhitungan Share Lapangan Usaha di Kab. JembranaTahun Tabel 8.9 Klasifikasi Lapangan Usaha di Kab. Jembrana Berdasarkan Diagram Growth Share Tahun Tabel 8.10 Data Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Formal) Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 8.11 Data Koperasi di Kabupaten Jembrana xii

17 Tabel 8.12 Perkembangan Laju Inflasi Kota Denpasar Tahun Tabel 8.13 Indeks Gini Kabupaten Jembrana Tahun Tabel 8.14 Nilai Tukar Petani Tabel 8.15 Data Upah Minimum Kabupaten Jembrana Tabel 8.16 Gambaran Perkembangan Kondisi Simpanan, Kredit Di Kabupaten Jembrana Tabel 9.1 Rencana Penanaman Modal Berdasarkan Surat Persetujuan Investasi Dirinci Per Kabupaten/Kota, Tabel 9.2 Kemampuan Ekonomi Daerah Kab. Jembrana Th Tabel 9.3 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Kab. Jembrana Th Tabel 9.4 Fokus Iklim Berinvestasi Kab. Jembrana Th Tabel 9.5. Fokus sumberdaya Manusia Kab. Jembrana Th Tabel 9.6. Perkembangan Nilai Investasi xiii

18 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana Gambar 2.2 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Jembrana Gambar 2.3 Peta Ketinggian Lokasi Kabupaten Jembrana Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Jembrana Gambar 2.6 Peta Curah Hujan Kabupaten Jembrana Gambar 2.7 Peta Hidrogeologi Kabupaten Jembrana Gambar 3.1 Diagram Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Jembrana Gambar 3.2 Prosentase Jumlah PNS Menurut Jenis Kelamin Gambar 3.3 Prosentase Jumlah PNS Menurut Golongan Gambar 3.4 Prosentase Jumlah PNS Menurut Eselon Gambar 4.1 Prosentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan Gambar 4.2 Jumlah Penduduk di Kabupaten Jembrana Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Gambar 4.3 Sex Ratio di Kabupaten Jembrana Tahun Gambar 4.4 Prosentase Penduduk Jembrana Berdasar Status Perkawinan Gambar 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Gambar 4.6 Jumlah Pasangan Nikah Berakta dan Tidak Gambar 4.7 Perbandingan Kepemilikan Akta Lahir Penduduk Jembrana Tahun Gambar 4.8. Penduduk Berdasar Pendidikan Akhir Gambar 4.8 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Gambar 4.10 Angkatan Kerja di Kabupaten Jembrana Tahun 2003 s/d Gambar 4.11 Sebaran Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Propinsi Bali Gambar 4.12 Angka Kriminalitas di Provinsi Bali xiv

19 Tahun Gambar 5.1 Produksi Komoditas Padi Tahun Gambar 5.2 Produksi Komoditas Semangka Tahun Gambar 5.3 Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana Tahun Gambar 5.4 Produksi Daging Dalam 5 (lima) Tahun Terakhir Gambar 5.5 Produksi Telur dalam 5 (lima) Tahun Terakhir Gambar 5.6 Lahan Hutan Berdasarkan Fungsinya Tahun Gambar 5.7 Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Tahun Gambar 6.1 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Akhir Gambar 6.2 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Jembrana Gambar 6.3 Perkembangan Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Jembrana Gambar 6.4 Perkembangan Angka Melek Huruf di Kab. Jembrana Gambar 6.5 Koleksi Buku Perpustakaan Umum Kabupaten Jembrana, Gambar 6.6 Angka Harapan Hidup Kabupaten Jembrana Tahun 2009 s/d Gambar 6.7 Angka Kematian Bayi Kabupaten Jembrana Tahun Gambar 6.8 Angka Kematian Balita Kabupaten Jembrana Tahun Gambar 6.9 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Jembrana Tahun Gambar Penyakit Terbanyak di Kabupaten Jembrana Gambar 6.11 Bagan Alir Prosedur Layanan Perijinan Gambar 7.1 Distribusi Penyaluran Listrik Provinsi Bali Gambar 7.2 Sumber Air Yang Berada di Kabupaten Jembrana Gambar 7.3 Kondisi Jalan di Kabupaten Jembrana Gambar 7.4 Panjang Jalan di Kabupaten Jembrana xv

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29 1 1.1 Latar Belakang Kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai tindak lanjut diberlakukannya Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, memberikan implikasi pada daerah untuk mampu mengemban tanggung jawab dan wewenang, baik dalam urusan pemerintahan maupun dalam pengelolaan pembangunan termasuk di dalamnya upaya menggali sumber-sumber pembiayaan pembangunan sendiri (self finance development). Hal tersebut memerlukan sebuah langkah komprehensif untuk merestrukturisasi pemerintahan dan pola pembangunan, yang antara lain memerlukan pemerintahan daerah yang kreatif dan inovatif, untuk mensejahterakan masyarakatnya. Selama ini belum ada mekanisme dan sistem yang secara terstruktur dan kontinyu untuk memonitor, mengevaluasi dan mempublikasikan penyelenggaraan pembangunan daerah. Kemampuan daerah dalam mengembangkan potensi wilayah agar memberikan hasil yang optimal, diperlukan suatu gambaran yang komprehensif mengenai wilayahnya sendiri. Melalui gambaran wilayah yang tersusun dengan baik, pemerintah daerah dapat menentukan arah perkembangan dan inventarisasi sumber daya yang tersedia pada wilayahnya. Untuk lebih mempermudah informasi gambaran wilayah kabupaten Jembrana secara umum, maka diperlukan suatu sajian data dan informasi yang dapat memberikan kemudahan dalam membaca maupun untuk mengaksesnya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan adanya gambaran data yang akurat mengenai pelaksanaan pembangunan daerah dan sebagai pengembangan manajemen pengelolaan 1

30 data dan informasi di daerah, diharapkan adanya data series setiap tahunnya yaitu berupa Profil Daerah. Profil daerah merupakan gambaran perwujudan suatu daerah, baik kondisi wilayah, potensi sumber daya, maupun hasil-hasil pembangunan suatu daerah. Penyusunan Profil Daerah Kabupaten Jembrana merupakan masukan penting dalam rangka perencanaan dan evaluasi pembangunan di Kabupaten Jembrana secara terpadu yakni menjadi sarana teknis dalam melaksanakan program pembangunan, antara lain untuk menilai gambaran fisik dan sifat-sifatnya serta untuk menilai tingkat pemanfaatan lahan, sumber daya alam, dan masalah lingkungan. Selain itu juga dapat digunakan untuk menilai gambaran potensi alam, manusia, dan hasil kegiatannya, menilai keberhasilan pembangunan dan masalah yang dihadapi serta untuk menilai potensi daerah dan kemungkinan kegiatan yang akan dilaksanakan atau dengan kata lain sebagai sarana publikasi hasil-hasil penyelenggaraan pembangunan dan potensi yang masih dapat dikembangkan di Kabupaten Jembrana. 1.2 Visi dan Misi Perumusan Visi Kabupaten Jembrana mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus strategi yang jelas sehingga mampu menjadi perekat seluruh komponen Pemerintah Kabupaten dalam melaksanakan pembangunan daerah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera dan mampu menjamin kesinambungan Kepemimpinan Daerah. Untuk tujuan tersebut maka visi Kabupaten Jembrana sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jembrana Tahun adalah: Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Jembrana Melalui Peningkatan Perekonomian dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia yang Dilandasi Semangat Kebersamaan, Kewirausahaan dan Pemberdayaan Masyarakat. Selanjutnya untuk mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten Jembrana tersebut maka ditetapkan Misi Pembangunan Daerah , yaitu: 2

31 1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, melalui penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipatif dan transparan; 2. Meningkatkan perekonomian daerah, melalui optimalisasi potensi basis, dan pemberdayaan masyarakat; 3. Meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan, pendidikan dan sosial dasar lainnya; 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; 5. Meningkatkan ketenteraman dan ketertiban umum dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. 1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan penyusunan Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2014 adalah untuk menyajikan informasi mengenai keberadaan Kabupaten Jembrana dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah, serta tersedianya data dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan yang dipresentasikan dalam bentuk media informasi yang efektif, proporsional dan akuntabel sebagai dasar penyusunan program pembangunan di Kabupaten Jembrana. Media informasi berupa profil daerah ini diharapkan dapat mendukung perumusan kebijakan pembangunan Kabupaten Jembrana. 1.4 Manfaat Manfaat dilaksanakannya penyusunan Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2013 ini adalah: 1. Sebagai media untuk mengetahui potensi yang dapat dijadikan sumber informasi dalam membuat perencanaan dan prospek pengembangan Kabupaten Jembrana kedepan. 2. Tersedianya data-data yang valid yang dapat diakses oleh semua pihak. 3. Memudahkan dalam menetapkan kebijakan strategis yang bermanfaat bagi masyarakat. 3

32 Sejarah Kabupaten Jembrana Berdasarkan bukti-bukti arkeologis dapat di interprestasikan bahwa munculnya komunitas di Jembrana sejak 6000 tahun yang lalu. Dari perspektif semiotik, asal-usul nama tempat atau kawasan mengacu nama-nama fauna dan flora. Munculnya nama Jembrana berasal dari kawasan hutan belantara (Jimbar-Wana) yang dihuni raja ular (Naga-Raja). Sifat-sifat mitologis dari penyebutan nama-nama tempat telah mentradisi melalui cerita turun-temurun di kalangan penduduk. Berdasarkan cerita rakyat dan tradisi lisan (folklore) yang muncul telah memberi inspirasi di kalangan pembangun lembaga kekuasaan tradisional (raja dan kerajaan) Raja dan pengikutnya yaitu rakyat yang berasal dari etnik Bali Hindu maupun dari etnik non Bali yang beragama Islam telah membangun kraton sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama Puri Gede Jembrana pada awal abad XVII oleh I Gusti Made Yasa (penguasa Brangbang). Raja I yang memerintah di kraton (Puri) Gede Agung Jembrana adalah I Gusti Ngurah Jembrana. Selain kraton, diberikan pula rakyat pengikut (wadwa),busana kerajaan yang dilengkapi barang-barang pusaka berupa tombak dan tulup. Demikian pula keris pusaka yang diberi nama "Ki Tatas" untuk memperbesar kewibawaan kerajaan. Tercatat bahwa ada tiga orang raja yang berkuasa di pusat pemerintahan yaitu di Kraton (Puri) Agung Jembrana. Sejak kekuasaan kerajaan dipegang oleh Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka, Kraton (Puri) baru sebagai pusat pemerintahan dibangun. Kraton (Puri) yang dibangun itu diberi nama Puri Agung Negeri pada awal abad XIX. Kemudian lebih dikenal dengan nama Puri Agung Negara. Patut diketahui bahwa raja-raja yang memerintah di Kerajaan Jembrana berikutnya pun memusatkan birokrasi pemerintahannya di Kraton (Puri) Agung Negara. Patut dicatat pula bahwa ada dua periode birokrasi pemerintahan yang berpusat di Kraton (Puri) Agung Negara. Periode pertama ditandai oleh birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional yang berlangsung sampai tahun Telah tercatat pada lembaran dokumen arsip pemerintahan Gubernemen bahwa kerajaan Jembrana yang otonom diduduki oleh Raja Jembrana V (Sri Padoeka Ratoe) I Goesti Poetoe Ngoerah Djembrana ( ). Ketika berlangsung pemerintahannya lah telah ditanda tangani piagam perjanjian persahabatan bilateral anatara pihak pemerintah kerajaan dengan pihak pemerintah Kolonial Hindia Belanda (Gubernemen) pada tanggal 30 Juni Periode kedua selanjutnya digantikan oleh birokrasi modern, melalui tata pemerintahan daerah (Regentschap) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Keresidenan Banyuwangi. Pemerintahan daerah Regentschap yang dikepalai oleh seorang kepala pribumi (Regent) sebagai pejabat yang dimasukkan dalam struktur birokrasi Kolonial Modern Gubernemen yang berpusat di Batavia. Status pemerintahan daerah (Regentschap) berlangsung selama 26 tahun ( ). Pada masa Kerajaan Jembrana VI I Gusti Ngurah Made Pasekan ( ) mengalami dua peralihan status yaitu sebagai Raja Jembrana dan sebagai status Regent (Bupati) kedudukan kerajaan berada di Puri Pacekan Jembrana. Ketika reorganisasi pemerintahan di daerah diberlakukan berdasarkan Staatblad Nomor 123 tahun 1882, maka untuk wilayah administratif Bali dan Lombok diberi status wilayah administratif Keresidenan tersendiri. Wilayah Keresidenan Bali dan Lombok dibagi lagi menjadi dua daerah (Afdelingen) yaitu Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana berdasarkan Staatblad Nomor 124 tahun 1882 dengan satu ibukota yaitu Singaraja. Selanjutnya daerah Afdeling Jembrana terbagi atas distrik-distrik yang pada waktu itu terdiri dari tiga distrik yaitu Distrik Negara, Distrik Jembrana, dan Distrik Mendoyo. Masing-masing distrik dikepalai oleh seorang Punggawa. Selain distrik juga diberlakukan jabatan Perbekel, khusus yang mengepalai komunitas Islam dan komunitas Timur Asing sebagai kondisi daerah yang unik dari sudut interaksi dan integrasi antar etnik dan antar umat beragama. 4

33 Sejarah Kabupaten Jembrana Sejak reorganisasi tahun 1882 telah ditetapkan dan disyahkan nama satu ibukota untuk Keresidenan Bali dan Lombok yaitu Singaraja, yang akan membawahi daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Akan tetapi, pada proses waktu selanjutnya memperhatikan munculnya aspirasi masyarakat di dua daerah afdeling (Buleleng dan Jembrana), maka pihak Gubernemen menanggapi positif. Respon positif pihak Gubernemen di Batavia dapat dibuktikan dengan diterbitkannya sebuah Lembaran Negara (Staatsblad) tersendiri untuk melakukan pembenahan (Reorganisasi) tata pemerintahan daerah di daerah-daerah (Afdeling) Buleleng dan Jembrana. Pihak Gubernemen dan segenap jajaran bawahan di Departemen Dalam Negeri (Binnenlandsch Bestuur) sangat memperhatikan dan mendukung sepenuhnya aspirasi masyarakat untuk menetapkan nama-nama ibukota Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Pihak Gubernemen dalam pertimbangannya ingin mengakhiri kebiasaan yang menyebut nama Ibukota Afdeling Buleleng dan Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok dengan nama lebih dari satu. Semula (Tahun ) hanya diberlakukan satu nama Ibukota yaitu Singaraja untuk wilayah Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Sejak disetujui dan untuk kemudian, ditetapkanlah nama-nama Ibukota daerah tersendiri terhadap Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana di Keresidenan Bali dan Lombok. Berdasarkan Staatsblad Van Nederlandsch - Indie Nomor 175 Tahun 1895, sampai seterusnya ditetapkanlah Singaraja dan Negara sebagai ibukota dari masing-masing Afdeling. Dengan demikian, sejak 15 Agustus 1895 berakhirlah nama satu ibu kota: Singaraja sebagai ibukota Keresidenan Bali dan Lombok yang membawahi Daerah-daerah Afdeling Buleleng dan Afdeling Jembrana. Sejak itu pula dimulailah nama-nama Ibukota: Singaraja untuk Keresidenan Bali dan Lombok dan Daerah bagiannya di Afdeling Buleleng, serta Negara untuk Daerah Bagian Afdeling Jembrana. Munculnya nama-nama Jembrana dan Negara hingga sekarang, memiliki arti tersendiri dari perspektif historis. Rupanya nama-nama yang diwarisi itu telah dipahatkan pada lembaran sejarah di Daerah Jembrana sejak digunakan sebagai nama Kraton (Puri) yaitu Puri Gede / Agung Jembrana dan Puri Agung Negeri Negara. Oleh Karena Kraton atau Puri adalah pusat birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional, maka dapat dikatakan bahwa Jembrana dan Negara merupakan Kraton-kraton (Puri) yang dibangun pada permulaan abad XVIII dan permulaan abad XIX adalah tipe kota-kota kerajaan yang bercorak Hinduistik. Jembrana sebagai sebuah kerajaan yang ikut mengisi lembaran sejarah delapan kerajaan (asta negara) di Bali. Sejak 1 Juli 1938, Daerah (Afdeling, regentschap) Jembrana dan juga daerah-daerah afdeling (Onderafdeling, regentschap) lainnya di Bali ditetapkan sebagai daerah-daerah swapraja (Zelfbestuurlandschapen) yang masing-masing dikepalai oleh Zelfbestuurder (Raja). Raja di Swapraja Jembrana (Anak Agoeng Bagoes Negara) dan Raja-raja di swapraja lainnya di seluruh Bali terlebih dahulu telah menyatakan kesetiaannya terhadap pemerintah Gubernemen. (sumber : Ruang Lingkup Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2014 ini, disamping menggambarkan kondisi eksisting Kabupaten Jembrana saat ini, juga merupakan penyempurnaan dari profil daerah Kabupaten Jembrana sebelumnya. Adapun aspek yang perlu dimuat dalam profil daerah dapat menggambarkan dari segi fisik dan lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. 1. Aspek fisik dan lingkungan, antara lain: 5

34 Geografi, topografi, geologi, hidrologi, klimatologi, bencana alam, dll. Sumber daya alam (pola ruang) yaitu kawasan lindung dan budidaya (pertanian dalam arti luas, kehutanan, pertambangan/ sumber daya mineral, industri, pariwisata, pemukiman, konservasi, dll). 2. Aspek ekonomi, antara lain: Potensi sumber daya lokasi, sumber daya alam dan sumber daya buatan/ infrastruktur wilayah. Kondisi perekonomian umum (struktur perekonomian/ pelaku ekonomi, sektor perekonomian, PDRB, investasi, APBD, pendapatan & pengeluaran daerah/ masyarakat, iklim usaha, lembaga keuangan, dll). 3. Aspek sosial budaya, antara lain: Pemerintahan umum (administrasi, aparatur, organisasi, program kebijakan, pelayanan umum, dll). Kependudukan. Pendidikan. Ketenagakerjaan. Kesehatan. Perumahan dan lingkungan. Sosial politik, keamanan, hukum dan sosial ekonomi. Kelembagaan masyarakat, adat istiadat, warisan budaya, pranata sosial, kondisi gender, dll. Sosial budaya lainnya. Perwujudan penjabaran aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah, dijabarkan ke dalam elemen data, meliputi : 1. Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2. Data Ekonomi, Investasi dan Tenaga kerja 3. Data Pendidikan dan Kesehatan, 6

35 4. Data Pemerintahan Umum, Sosial, Seni Budaya dan Olahraga 5. Data Wilayah, Pemerintahan Umum dan Lingkungan 6. Data infrastruktur Penunjang 1.6 Landasan Hukum Landasan hukum yang mendasari Penyusunan Profil Daerah Kabupaten Jembrana antara lain adalah sebagai berikut : Peraturan Bupati Jembrana Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan atas lampiran Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jembrana Tahun Perencanaan Strategis (Renstra) Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Jembrana Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 10 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Nomor 41). DPA SKPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran Output Pekerjaan Output pekerjaan yang dihasilkan adalah tersusunnya Buku Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun

36 B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A Kondisi Geografi S ecara geografis Kabupaten Jembrana merupakan pintu masuk maupun keluar pulau Bali, melalui pelabuhan Gilimanuk. Angkutan barang, wisata, penumpang umum dan jasa dari Pulau Jawa akan melewati Kabupaten Jembrana menuju ke Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Karangasem di sebelah Utara, dan angkutan menuju Kabupaten Tabanan, Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung di bagian selatan dan selanjutnya menuju penyeberangan Padang Bai dengan tujuan Propinsi NTB. Dengan demikian Jembrana merupakan jalur penghubung utama segala aktivitas antar kota-kota di pulau Jawa dengan pulau Bali, NTB dan NTT melalui jalur darat. Kabupaten Jembrana sebagai salah satu dari 9 (sembilan) kabupaten/kota di provinsi Bali terletak membentang dari arah barat ke timur pada LS dan BT. Batas-batas administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari : Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng 8

37 Sebelah Timur : Kabupaten Tabanan Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Selat Bali Luas wilayah Kabupaten Jembrana Ha atau 14,93 % dari luas wilayah Pulau Bali, yang terbagi kedalam lima kecamatan dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2.1 Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kab. Jembrana No. Nama Kecamatan Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Ha) 1. Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan Jumlah Sumber: LKPJ Bupati Jembrana Tahun

38 Gambar 2. 1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana 10

39 B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A 2.2. Topografi Kondisi topografi wilayah Kabupaten Jembrana meliputi daerah pegunungan di bagian utara dan pendataran (pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada bagian tengah merupakan daerah perkotaan. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat dikelompokkan kedalam 4 kelompok : 1. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 2% (datar), tersebar diseluruh kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara. 2. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 15% (landai), tersebar hampir diseluruhkecamatan di Kabupaten Jembrana. 3. Wilayah dengan kemiringan lereng 0 2% (datar), tersebar diseluruh kecamatan Kabupaten Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara. 4. Wilayah dengan kemiringan lereng 2 15% (landai), tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana. 5. Wilayah dengan kemiringan lereng 15 40% (bergelombang/berbukit), tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana. 6. Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam), merupakan bagian terluas dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jembrana. 11

40 B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A Gambar 2.2 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Jembrana 12

41 2.3. Ketinggian Lokasi Di bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai morfologi dan fisiografi pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan Penginuman, Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian tempat bervariasi antara m dpl.sedangkan di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya relatif datar hingga bergelombang, ketinggian tempat ini berkisar antara m dpl. Tabel 2.2 Ketinggian Lokasi Wilayah Kab. Jembrana (Dari Terendah Sampai Tertinggi) No. Kecamatan Titik Terendah (m dpl) Lokasi Titik Tertinggi (m dpl) Lokasi 1. Melaya 3 Gilimanuk, Melaya, Nusa Sari, Ekasari 2. Negara 1 Cupel, Pengambengan, Loloan Barat, Lelateng, Baluk, Berangbang 3. Jembrana 1 Perancak, Air Kuning, Yeh Kuning, Loloan Timur 4. Mendoyo 1 Tegal Cangkring, Penyaringan, Yeh Embang Kauh, Yeh Embang, Yeh Embang Kangin, Yeh Sumbul 5. Pekutatan 3 Medewi, Pengeragoan, Manggissari Sumber : Jembrana Dalam Angka, Desa Melaya 585 Desa Baler Bale Agung 483 Dangin Tukadaya 700 Yeh Embang Kauh, Yeh Embang, Yeh Embang Kangin 699 Pulukan 13

42 Gambar 2. 3 Peta Ketinggian Lokasi Kabupaten Jembrana 14

43 2.4. Geologi / Jenis Tanah Geologi Kabupaten Jembrana terdiri dari batuan gunung api yang terdiri dari lava, breksi, tufa, yang diperkirakan berumur kwarter kawah dan daerah pedataran yang sebagian daerah persawahan terbentuk dari batuan yang tergabung dan disebut dengan Formasi Palasari yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan batu gamping terumbu dan diperkirakan berumur kwarter, sedangkan untuk daerah pesisir pantai pada umumnya endapan aluvium yang terdiri dari pasir, lanau, lempung dan kerikil, yang dijumpai di sekitar daerah pantai di Pengambengan, Tegalbadeng, Perancak, Yeh Kuning, Mendoyo dan di pantai Gilimanuk. Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari lima jenis batuan yaitu : Formasi Gamping Agung Batuan Gunung Api Jembrana Formasi Palasari Formasi Alluvium Alluvium Formasi Sorga Gunung yang terdapat di Kabupaten Jembrana berjumlah 17 buah termasuk gunung yang tidak aktif.dari jumlah tersebut Kecamatan Melaya mempunyai gunung paling banyak sehingga topografi di Kecamatan Melaya termasuk berbukit-bukit. Dari 17 gunung yang dijumpai di Kabupaten Jembrana ternyata Gunung Merbuk yang tertinggi (1.386 m dpl) terletak di Kecamatan Jembrana disusul dengan Gunung Mesehe (1.300 mdpl) di Kecamatan Mendoyo, Gunung Bangul (1.253 m dpl) di Kecamatan Negara dan Gunung Lesung (1.047 m dpl) di Kecamatan Mendoyo. Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari beberapa jenis tanah yaitu : Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol) Jenis tanah ini tersebar di lima wilayah Kabupaten Jembrana, yang paling luas terdapat di Kecamatan Mendoyo ( ha), di Kecamatan Melaya ( ha) Kecamatan Negara dan Jembrana ( ha) dan Kecamatan Pekutatan ( ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk abu vulkanik intermediet dengan 15

44 kandungan bahan organik yang rendah sampai sedang dan PH berkisar antara 4,5-5,5. Tanah Alluvial Coklat Kelabu Tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih Ha sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana (5.725 ha). Tanah Alluvial Coklat Kelabu Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk batuan gamping dengan bentuk morfologi bergelombang sampai berbukit bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan Melaya (1.878 ha). Tanah Regosol Cokelat Kelabu Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana seluas 772 ha dan di wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik intermedier dengan bentuk wilayah landai sampai berombak. Tanah Alluvial Hidromorf Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana khususnya di sepanjang wilayah pantai selatan dan di sekitar Desa Pengambengan dan Desa Cupel. Luas jenis tanah ini kurang lebih 1420 Ha. Tanah ini merupakan sedimen darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasir dan pecahan karang. Masing masing jenis tanah tersebut diatas mempunyai tekstur yang berbeda-beda umumnya tekstur wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tektur halus (kandungan liat sangat tinggi).sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempung berpasir) merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang pantai dari wilayah Kabupaten Jembrana.Peta jenis tanah pada Gambar 2.4 dan Gambar Klimatologi Kabupaten Jembrana memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada Bulan Desember sampai Maret sedangkan musim kemarau terjadi pada Bulan April sampai Mei. Curah hujan rata-rata selama tahun 2012 yaitu mm yang tercatat pada sepuluh stasiun pencatat yang tersebar di seluruh kecamatan. 16

45 Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Desember tahun 2012 tercatat sebesar 360,60 mm dan 297,60 mm. Banyaknya hari hujan sepanjang tahun di kabupaten Jembrana 122 hari/tahun, sejak bulan Januari sampai dengan bulan Mei serta Nopember dan Desember banyaknya hari hujan cukup tinggi yakni diatas 10 hari. Temperatur udara berkisar antara 20 C s/d 39 C dengan temperatur optimal 29 C - 32 C, kelembapan udara antara 74 s/d 87%, termasuk tipe iklim C sampai D ( Scmitdt dan Ferguson). 17

46 Gambar 2.4 Peta Geologi Kabupaten Jembrana 18

47 Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Jembrana 19

48 2.6. Hidrogeologi Berdasarkan data Identifikasi, Inventarisasi/Pendataan Penamaan Unsur Rupabumi (Sungai) di Wilayah Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Tahun 2011 yang dilakukan oleh Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Jembrana, sumber air permukaan di wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari air sungai, pangkung, tukad dan telabah. Di daerah ini terdapat 44 sungai, 75 pangkung, 4 tukad dan 2 telabah yang mempunyai arahan aliran dari Utara (pegunungan) ke muara sungai di bagian Selatan yaitu Samudera Indonesia. Masing-masing sungai, pangkung, tukad dan telabah mempunyai daerah tangkapan hujan (catchment area) yang berbeda-beda. Sungai yang alirannya paling panjang adalah Sungai Yeh Sumbul sepanjang 70,90 km, dan terpendek adalah Sungai Perahu Mati yang hanya 1,00 km. Sumber air yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana meliputi : Air permukaan : air sungai, pangkung, tukad dan telabah, bendung Palasari Air tanah : air yang bersumber dari bawah tanah Mata air : terdapat 37 mata air dengan kapasitas 110 l/det. Berdasarkan karakteristik alirannya, sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sungai-sungai yang terletak di Bagian Darat dari wilayah Kabupaten Jembrana (sebelah Barat Tukad Melaya), sungai- 20

49 sungai hanya mengalir pada musim hujan. Hal ini erat kaitannya dengan curah hujan yang sangat rendah di wilayah itu serta kondisi tanah yang berbentuk dari batuan gamping. Sedangkan kelompok sungai yang mengalir sepanjang tahun adalah sungai-sungai yang terletak diantara Tukad Klatakan disebelah Barat dan Tukad Pulukan disebelah Timur umumnya sungai-sungai tersebut tetap mengalir pada musim kemarau walau debit airnya sangat kecil. Berdasarkan peta hidrogeologi daerah Kabupaten Jembrana dari Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Sub. Direktorat Pendayagunaan Air Tanah (Tahun 1986) kondisi air tanah dan struktur geologi Kabupaten Jembrana dapat diuraikan sebagai berikut: Terdapatnya air tanah dan produksivitas akuifer (occurrence of groundwater and productivity of aquifers) yaitu : a. Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir (aquifers in which flowe is intergranular) Akuifer produktif dengan penyebaran luas, berarti: Akuifer dengan keterusan sedang; muka air tanah atau tinggi pisometri air tanah dekat atau bawah muka tanah; debit sumur umumnya 5 sampai 10 ltr/dtk ; Akuifer dengan produktivitas sedang, dan penyebaran luas berarti: akuifer dengan keterusan sedang sampai rendah; muka air tanah beragam dari atas atau dekat muka tanah sampai lebih dalam dari 10 m dibawah tanah, debit sumur umumnya kurang dari 5 ltr/dtk ; Setempat akuifer dengan produktivitas sedang berarti: akuifer tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah, debit sumur umumnya kurang dari 5 ltr/dtk. a. Akuifer (bercelah atau sarang) dengan produktivitas rendah dan daerah air tanah langka (aquifers [fissured or produc]) of poor productivity and regions without exploitables groundwater). Akuifer dengan produktivitas rendah setempat berarti: umumnya keterusan sangat rendah, setempat air tanah dangkal dalam jumlah terbatas dapat diperoleh dilembah-lembah atau pada zona pelapukan ; Daerah air tanah langka ; 21

50 Gambar 2. 6Peta Hidrogeologi Kabupaten Jembrana a. Rencana Pola Ruang Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi 22

51 budidaya.dalam pengaturan pola ruang tersebut mengatur rencana distribusi peruntukan ruang wilayah kabupaten sampai akhir masa berlakunya RTRW kabupaten yang memberikan gambaran pemanfaatan ruang wilayah kabupaten 20 (dua puluh) tahun mendatang. Berikut ini adalah pola ruang Kabupaten Jembrana berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun KAWASAN LINDUNG Kawasan lindung Kabupaten adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak pada satu wilayah kabupaten, kawasan lindung yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten, dan kawasan kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan perundang undangan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten. Berikut ini adalah Kawasan Lindung yang terdapat di Kabupaten Jembrana : 1) Kawasan Hutan Lindung Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir, erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan hutan lindung tersebut memiliki luas kurang lebih ,7 Hektar atau 39,17% (tiga puluh sembilan koma tujuh belaspersen) dari luas wilayah kabupaten yang meliputi : a. Hutan Lindung Taman Bali Barat seluas kurang lebih ,97(tiga puluh ribu tiga ratus delapan puluh tujuh koma sembilan puluh) hektar; Kecamatan Melaya seluas kurang lebih 7.945,5hektar(tujuh ribu sembilan ratus empat puluh lima koma lima) hektar; Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana seluas kurang lebih (dua ribu tujuh ratus tujuh puluh delapan) hektar, Kecamatan Mendoyo seluas kurang lebih ,47 (enam belas ribu delapan ratus lima puluh satu koma empat tujuh) hektar; Kecamatan Pekutatan seluas kurang lebih (dua ribu delapan ratus tiga belas) hektar. 23

52 b. Hutan Lindung Yeh Leh-Yeh Lebah seluas kurang lebih (dua ribu lima ratus delapan puluh tujuh) hektar yang tersebar di Kecamatan Pekutatan. 2) Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan di Bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya yang meliputi kawasan resapan air.kawasan resapan air tersebut berupa kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air (akuifer), yang tersebar pada bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana. 3) Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan Perlindungan setempat berdasarkan Perda No. 11 tentang RTRWK Jembrana , meliputi : Kawasan suci ; Kawasan tempat suci ; Kawasan sempadan pantai ; Kawasan sempadan sungai ; Kawasan sekitar bendungan ; Kawasan sempadan jurang. 4) Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi : a. Kawasan Pantai Berhutan Bakau Sebaran lokasi kawasan pantai berhutan bakau sebagaimana mencakup kawasan seluas kurang lebih 604 (enam ratus empat) hektar yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Melaya, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan. b. Kawasan Taman Nasional Sebaran lokasi kawasan taman nasional merupakan bagian dari Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas kurang lebih ,89 (sembilan belas ribu dua koma delapan sernbilan) hektar yang berlokasi sebagian wilayah Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng, seluas kurang lebih (lima ribu seratus dua belas) hektar di Kabupaten Jembrana tersebar di Desa Penginuman, Kecamatan Melaya. c. Kawasan Taman Wisata Alam 24

53 Taman wisata alam merupakan usulan pengembangan baru mencakup kawasan hutan bakau seluas kurang lebih 897 (delapan ratus sembilan tujuh) hektar tersebar di : 1. Kawasan pantai Desa Sangkar Agung, Desa Budeng, Desa Loloan Timur, Desa Cupel, Desa Pengambengan, Desa Lelateng, Kecamatan Negara seluas kurang lebih 822 (delapan ratus dua puluh dua) hektar; 2. Kawasan pantai Desa Perancak, Desa Air Kuning dan Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana seluas kurang lebih 75 (tujuh puluh lima) hektar. Arahan pengelolaan taman wisata alam : a. Perlindungan dan pengamanan, inventarisasi potensi kawasan, penelitian dan pengembangan yang menunjang pelestarian potensi; dan pembinaan habitat dan populasi flora dan fauna; b. Pengembangan jenis-jenis usaha sarana pariwisata alam sesuai ketentuan perundang-undangan 5) KawasanKonservasi dan Pulau Pulau Kecil, sebarannya meliputi : Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil ditetapkan dengan kriteria: 1. Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam hayati, formasi geologi, dan/atau gejala alam yang dapat dikembangkan untuk kepentingan pemanfaatan pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi sumberdaya alam hayati, wisata bahari dan rekreasi; 2. Mempunyai luas wilayah pesisir yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik serta pengelolaan pesisir yang berkelanjutan; dan 3. Kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan wisata bahari dan rekreasi. 4. Mempunyai aturan lokal/kesepakatan adat masyarakat yang diberlakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan; 5. Tempat tenggelamnya kapal yang mempunyai nilai arkeologi-historis khusus; dan 6. Tempat ritual keagamaan atau adat. Kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, sebarannya mencakup : 1. Kawasan konservasi kawasan suci di sekitar Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi; 25

54 2. Kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem pesisir meliputi kawasan pesisir Perancak, Candikusuma, dan Gilimanuk; 3. Kawasan konservasi maritim di kawasan permukiman nelayan Desa Perancak; 4. Kawasan konservasi maritim berupa kawasan pulau-pulau kecil meliputi Pulau Kalong, Pulau Burung dan Pulau Gadung di sekitar Teluk Gilimanuk; dan 5. Kawasan konservasi pada kawasan pesisir yang dimanfaatkan untuk kegiatan sosial budaya dan agama di seluruh pantai tempat melasti dan kawasan laut sekitarnya. Arahan pengelolaan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi : 1. Perlindungan terhadap tempat ritual keagamaan atau adat; 2. Pelarangan penangkapan ikan destruktif, pengendalian sumber-sumber pencemaran oleh kegiatan rekreasi pantai dan pariwisata bahari; dan 3. Pelarangan pengambilan pasir laut. 6) Kawasan Rawan Bencana Alam, meliputi : Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Kawasan rawan bencana alam terdiri dari : A. Kawasan rawan banjir; B. Kawasan rawan bencana tanah longsor; dan C. Kawasan rawan gelombang pasang. A. Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan bencana banjir ditetapkan dengan kriteria : 1. Terjadi kurang dari 3 (tiga) tahun sekali; 2. Lama genangan 2 (dua) sampai 3 (tiga) minggu; 3. Tinggi genangan lebih dari 1 (satu) meter; 4. Berdampak sedang; dan 5. Kawasan yang tergenang luas. Kawasan rawan bencana banjir seluas kurang lebih 200 hektar, meliputi : 1. Kawasan desa Pangyangan dan Lingkungan Koprahan di kecamatan Pekutatan karena meluapnya sungai Tukad Yeh Lebah; dan 26

55 2. Kawasan di Kelurahan Baler Bale Agung, Kelurahan Lelateng, Kelurahan Loloan Barat dan Desa Pengambengan karena buruknya sistem drainase kota. Arahan mitigasi dan adaptasi pada kawasan rawan banjir, mencakup : 1. Pengelolaan daerah pengaliran sungai yang dapat mengurangi limpasan pada daerah pengaliran sungai tersebut ke sungai; 2. Pengelolaan kawasan rawan banjir melalui penerapan peraturan zonasi peruntukan dan peraturan bentuk, struktur dan jenis bahan bangunan; 3. Prakiraan bahaya banjir yang disertai dengan sistem peringatan dini; 4. Mencegah terjadinya luapan air sungai pada debit banjir dengan periode ulang tertentu dengan membangun tanggul penahan banjir; 5. Menurunkan elevasi muka air banjir dengan memperbaiki alur sungai, normalisasi saluran, sodetan, banjir kanal dan interkoneksi sungai; 6. Memperkecil debit banjir atau mengurangi puncak banjir dengan rekayasa teknis antara lain membangun kolam retensi banjir, banjir kanal, interkoneksi sungai; dan 7. Perbaikan sistem drainase. B. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor 1) Kawasan rawan bencana tanah longsor ditetapkan dengan kriteria: 1. kawasan berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material 2. pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran; dan 3. terdapat kerugian ekonomis dan kerugian jiwa. 2) Kawasan rawan bencana tanah longsor tersebar terutama di Kawasan Hutan Lindung wilayah Desa Berangbang Kecamatan Jembrana, Desa Manggissari Kecamatan Pekutatan, dan Desa Yeh Sumbul Kecamatan Mendoyo. 3) Arahan mitigasi dan adaptasi pada kawasan yang berpotensi rawan bencana tanah longsor, mencakup : 1. Mengurangi tingkat keterjalan lereng, dengan membuat teras bangku; 2. Meningkatkan dan memperbaiki sistem drainase baik air permukaan maupun air tanah; 27

56 3. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam untuk menahan laju gerakan tanah tersebut; 4. Menyarankan relokasi bangunan pada kawasan rawan longsor potensi tinggi 5. Pengembangan bangunan penahan gerakan tanah; dan 6. Pengaturan kegiatan budidaya yang sesuai dengan kondisi fisik kawasan. C. Kawasan Rawan Gelombang Pasang 1) Kawasan rawan gelombang pasang ditetapkan dengan kriteria : 1. Terjadi saat angin kencang atau gravitasi bulan atau matahari; 2. Kecepatan gelombang antara 10 sampai dengan 100 kilometer per jam 3. Berdampak sedang 2) Kawasan rawan gelombang pasang, tersebar pada sepanjang kawasan pesisir pantai Kabupaten Jembrana terdiri dari : 1. Kawasan pantai Desa Gilimanuk, Desa Melaya, Desa Candikusuma, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya; 2. Kawasan pantai Desa Banyubiru, Desa Baluk, Desa Cupel, Desa Tegal Badeng Barat, dan Desa Pengambengan Kecamatan Negara; 3. Kawasan pantai Desa Perancak, Desa Air Kuning, Desa Yeh Kuning, Kecamatan Jembrana; 4. Kawasan pantai Desa Delod Berawah, Desa Penyaringan, Desa Yeh Embang Kauh, Desa Yeh Embang, Desa Yeh Embang Kangin dan Desa Yeh Sumbul Kecamatan Mendoyo; 5. Kawasan pantai Desa Medewi, Desa Pulukan, Desa Pekutatan, Desa Pangyangan, Desa Gumbrih dan Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan. Arahan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan gelombang pasang mencakup : 1. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk menahan gelombang; 2. Penanaman pohon-pohon pelindung sepanjang pesisir yang dapat meredusir hantaman gelombang pasang; dan 3. Mengembangkan titik-titik dan jalur evakuasi di pantai untuk mengakomodasi pelaku kegiatan dan wisatawan di pantai bila terjadi gelombang pasang. 28

57 7) Kawasan Lindung Geologi, meliputi kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah dan tersebar hampir di seluruh Kabupaten Jembrana, meliputi : Kawasan lindung geologi yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan tersebut diatas adalah berfungsi sebagai perlindungan kelestarian yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta juga perlindungan terhadap keselamatan manusia dan mahluk hidup lainnya dari kerawanan fisik lingkungan yang diakibatkan oleh adanya proses geologi. Kawasan Lindung Geologi terdiri dari : a. kawasan rawan bencana alam geologi; dan b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah A. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi 1) Kawasan rawan bencana alam geologi, mencakup : 1. kawasan rawan gempa bumi; 2. kawasan rawan gerakan tanah; 3. kawasan rawan tsunami;dan 4. Kawasan rawan abrasi pantai. 1. Kawasan Rawan Gempa Bumi Kawasan rawan gempa bumi ditetapkan dengan kriteria : Kawasan yang mempunyai sejarah kegempaan yang merusak ; Kawasan yang dilalui oleh patahan aktif ; Kawasan yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan (magnitudo) lebih besar dari 6 (enam) skala richter; dan Kawasan yang mempunyai potensi terjadi pembuburan tanah (Liquifaction). Kawasan rawan gempa bumi meliputi kawasan rawan gempa bumi dengan potensi sedang seluas kurang lebih hektar yang tersebar di Kecamatan Mendoyo seluas kurang lebih hektar, Kecamatan Pekutatan seluas kurang lebih 834 hektar, Kecamatan Negara seluas kurang lebih hektar, dan Kecamatan Melaya seluas kurang lebih hektar. Arahan mitigasi dan adaptasi kawasan rawan gempa bumi, meliputi : 29

58 a. Kawasan rawan gempa bumi yang mempunyai fungsi lindung mutlak dilindungi dan dipertahankan sebagai kawasan lindung; b. Kawasan rawan gempa bumi yang tidak mempunyai fungsi lindung dapat dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat; dan b. Pengembangan teknologi bangunan yang adaptif terhadap bencana gempa bumi. 2. Kawasan Rawan Gerakan Tanah Kawasan rawan gerakan tanah ditetapkan dengan kriteria memiliki kerentanan gerakan tanah tinggi. Kawasan rawan gerakan tanah meliputi kawasan yang sering terjadi gerakan tanah yang sebarannya terutama pada kawasan perbukitan terjal di wilayah Kecamatan Melaya, Mendoyo dan Pekutatan. Arahan mitigasi dan adaptasi kawasan gerakan tanah tinggi, meliputi : a. Melakukan rehabilitasi dan konservasi lahan melalui perbaikan pola tanam dan konservasi lahan untuk menahan laju gerakan tanah; b. Membatasi dan pengaturan kegiatan budidaya yang sesuai dengan kondisi fisik kawasan; c. Memasang sistem peringatan dini kawasan rawan gerakan tanah; dan d. Pengembangan bangunan penahan gerakan tanah. 3. Kawasan Rawan Tsunami Kawasan rawan tsunami ditetapkan dengan kriteria zona kerawanan tinggi yang merupakan daerah pantai dengan elevasi rendah atau dengan kontur ketinggian kurang dari 10,0 (sepuluh) meter dengan jarak dari garis pantai kurang dari 50,0 (lima puluh) meter. Kawasan rawan tsunami terdapat di seluruh pantai wilayah Kabupaten Jembrana dengan potensi sedang. Arahan pengelolaan kawasan rawan tsunami, meliputi: a. Pembangunan sistem peringatan dini tsunami di sepanjang pantai wilayah kabupaten; b. Pengembangan zona-zona evakuasi pada lokasi yang lebih tinggi yang sekaligus bisa dimanfaatkan untuk taman dan fasilitas umum lainnya; c. Pengembangan dan penentuan jalur-jalur jalan evakuasi ke kawasan yang lebih tinggi; 30

59 d. Penanaman pohon-pohon pelindung sepanjang pesisir yang dapat meredusir hantaman tsunami; dan e. Pemanfaatan bangunan bertingkat disekitar pantai untuk tempat evakuasi masyarakat dan wisatawan bila terjadi tsunami. 4. Kawasan Rawan Abrasi Pantai Kawasan rawan abrasi pantai, sebarannya berada pada kawasan pesisir pantai Kabupaten Jembrana. Arahan pengelolaan kawasan rawan abrasi adalah: a. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi; b. Pemeliharaan berkala pantai dan bangunan pengamanan pantai yang telah terbangun; dan c. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai, pengamanan pesisir, kegiatan nelayan dan kegiatan pelabuhan; B. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Air Tanah 1. Kawasan imbuhan air tanah sebarannya meliputi kawasan lereng pegunungan yang terdapat di Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan. 2. Kawasan sekitar mata air sebarannya meliputi terdiri atas 37 (tiga puluh tujuh) mata air di seluruh wilayah kabupaten meliputi: a) Kecamatan Melaya 6 (enam) mata air; b) Kecamatan Negara 1 (satu) mata air; c) Kecamatan Jembrana 9 (Sembilan) mata air; d) Kecamatan Mendoyo 14 (empat belas) mata air; dan e) Kecamatan Pekutatan 7 (tujuh) mata air. 8) Kawasan Lindung Lainnya Kawasan lindung meliputi : a. Kawasan RTHK dan RTH Lainnya b. Kawasan perlindungan plasma nutfah, dan c. Terumbu karang A. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota dan RTH Lainnya Ruang terbuka hijau ditetapkan dengan kriteria: 31

60 1. Ruang-ruang terbuka di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang difungsikan sebagai ruang tanpa bangunan meliputi: taman kota, hutan kota, lapangan olahraga, pemakaman umum dan setra, kawasan jalur hijau pertanian, jalur-jalur perlindungan lingkungan, taman perumahan, sabuk hijau berupa lahan pertanian dan hutan, kawasan lindung berupa hutan lindung, Tahura, Taman Wisata Alam dan sejenisnya; 2. Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan 3. Didominasi komunitas tumbuhan. Kawasan ruang terbuka hijau dikembangkan dengan tujuan : 1. Menjaga keserasian dan keseimbangan antara lahan terbangun dan ruang terbuka yang berfungsi sebagai resapan air; 2. Mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; dan 3. Meningkatkan kualitas dan estetika lingkungan. Kawasan RTH dan RTH Lainnya meliputi: a) RTH publik terdiri atas: 1. Kawasan jalur hijau; 2. Sabuk hijau berupa kawasan pertanian, persawahan, perkebunan; 3. Taman kota yang tersebar di kawasan perkotaan pada berbagai skala; 4. Taman pada obyek wisata 5. Hutan kota; 6. Setra yang tersebardiseluruh desa adat/pekraman; 7. Kuburan umum; 8. Taman makam pahlawan; 9. Lapangan olah raga; 10. Lapangan upacara; 11. Parkir terbuka; 12. Sabuk hijau berupa lahan pertanian; 13. Jalur di bawah tegangan tinggi (sutt dan sutet); 14. Sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan bendungan; 32

61 15. Jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian; 16. Bentang alam seperti pegunungan, bukit, lereng dan lembah di seluruh wilayah. Kawasan RTHK meliputi RTHK publik dan RTHK Private: Sebaran kawasan jalur hijau, ditetapkan berdasarkan peraturan daerah kabupaten sebanyak 9 (sembilan) blok lokasi, meliputi : a. Jalur hijau di Kecamatan Pekutatan terdapat di jalur sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Pangyangan; b. Jalur hijau di Kecamatan Mendoyo terdiri atas : 1. Jalur pada sebelah utara jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Yeh Sumbul; 2. Jalur pada sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Yeh Embang Kangin dan Desa Yeh Embang; 3. Jalur pada sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Penyaringan; 4. Jalur pada sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Mendoyo Dauh Tukad; 5. Jalur pada sebelah barat dan timur jalan Tegalcangkring Delod Berawah di Desa Tegal Cangkring; c. Jalur hijau di Kecamatan Jembrana terdiri atas: 1. Jalur pada sebelah utara jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Dangin Tukadaya; 2. Jalur pada sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Kelurahan Dauh Waru; d. Jalur pada Kecamatan Negara terdapat di dua Jalur pada sebelah utara jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Kaliakah. B. Kawasan perlindungan plasma nutfah, meliputi perlindungan burung jalak putih di kawasan Taman Nasional Bali Barat. C. Sebaran Terumbu Karang yang terdapat di Kabupaten Jembrana, terdapat di Kawasan Teluk Gilimanuk dan Kawasan Pesisir Candikusuma-Gilimanuk. 33

62 7. Kawasan Budidaya Kawasan Budidaya kabupaten adalah kawasan budidaya yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas potensi dan kondisi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Berikut adalah Kawasan Budidaya di Kabupaten Jembrana : 1) Kawasan peruntukan hutan produksi Kawasan peruntukan hutan produksi seluas kurang lebih 2.999,3 ha meliputi : a. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas b. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, meliputi seluas kurang lebih 2.610,20 Ha, tersebar di hulu Desa Blimbingsari, Desa Melaya, dan Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap meliputi seluas kurang lebih 383,10 Ha tersebar di hulu Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya. Arahan pengelolaan Kawasan Hutan Produksi: a. Integrasi hasil produksi tanaman kayu dengan industri kreatif; b. Pengembangan fungsi penyangga pada kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan hutan lindung; c. Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengelolaan hutan produksi; d. Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada kawasan lahan kritis dan bekas terbakar. e. Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pengamanan kawasan dan pemanfaatan hasil hutan. 2) Kawasan hutan rakyat Kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan dengan kriteria: a. Kawasan hutan yang dibebani hak milik dan hak lainnya dengan luas minimum 0,25 Ha; dan b. Penutupan tajuk tanaman kayu dan tanaman lainnya lebih dari 50% (lima puluh persen). Kawasan peruntukan hutan rakyat merupakan hutan produksi yang memiliki hak yang diarahkan pada kawasan-kawasan yang memiliki potensi kesesuaian lahan untuk 34

63 pengembangan hutan rakyat secara optimal dengan tetap memperhatikan asas kelestarian sumberdaya lahan. Pengembangan kawasan peruntukan hutan rakyat diarahkan untuk memberi dukungan pada upaya pelestarian alam, menjaga keseimbangan ekosistem kawasan hutan minimal 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah, serta penyediaan bahan baku bangunan, industri kerajinan dan industri kreatif lainnya. Kawasan hutan rakyat diarahkan seluas kurang lebih 536 hektar atau sekitar 0,64 persen dari luas wilayah kabupaten sebarannya meliputi: a. Kawasan penyangga hutan di kawasan perbatasan dengan hutan lindung dan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) seluas kurang lebih 442 hektar, meliputi : 1. Desa Medewi, Desa Pulukan, Desa Asah Duren, Desa Manggissari, Desa Gumbrih dan Desa Pengeragoan di Kecamatan Pekutatan; 2. Desa Yeh Sumbul, Desa Yeh Embang Kangin, Desa Yeh Embang Kauh, Desa Penyaringan, Desa Tegal Cangkring, Desa Poh Santen, Desa Mendoyo Dauh Tukad Kecamatan Mendoyo; 3. Desa Batuagung, Desa Dauh Waru, Desa Pendem, Desa Baler Bale Agung, Desa Brangbang Kecamatan Negara; 4. Desa Manistutu, Desa Belimbingsari, Desa Melaya, Desa Ekasari Kecamatan Melaya. b. Lahan di sekitar sempadan sungai dengan skala kecil tersebar di seluruh wilayah kabupaten; c. Lahan di sekitar sempadan jurang tersebar di seluruh wilayah kabupaten; Kawasan hutan rakyat lainnya tersebar terutama pada kawasan-kawasan dengan kemiringan di atas 40 persen, pada radius kawasan tempat suci, serta kawasan sekitar peruntukan pertanian dengan luasan kecil tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan hutan rakyat, mencakup: a. Mengembangkan kawasan peruntukkan hutan rakyat pada lahan dengan kemiringan di atas 40%, yang berupa hak milik masyarakat yang beralih fungsi menjadi kegiatan budidaya lainnya; b. Mendukung pencapaian tutupan vegetasi hutan minimal 30% dari luas wilayah kabupaten; c. Integrasi hasil produksi tanaman kayu dengan kegiatan industri kecil dan industri kreatif; 35

64 d. Pengembangan fungsi penyangga pada kawasan peruntukan hutan rakyat yang berbatasan dengan hutan lindung; dan e. Reboisasi dan rehabilitasi lahan pada kawasan lahan kritis. 3) Kawasan peruntukan pertanian, meliputi : Kawasan peruntukan pertanian ditetapkan dengan kriteria: a. Menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras, hasil peternakan dan perikanan; b. Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya; c. Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat; d. Pola tanam: monokultur, tumpangsari, campuran tumpang gilir. Kawasan peruntukan pertanian mencakup: a. Kawasan pertanian tanaman pangan; b. Kawasan pertanian hortikultura; c. Kawasan peruntukan peternakan dan d. Kawasan perkebunan. Kawasan peruntukan pertanian seluas kurang lebih28.254,3 hektar atau kurang lebih 33,56 persen dari luas wilayah kabupaten. Luas kawasan peruntukan pertanian selanjutnya ditetapkan sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan di wilayah kabupaten. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan pertanian, mencakup : a. Penyusunan rancang bangun peruntukan pertanian berdasarkan hasil identifikasi terhadap potensi dan kondisi wilayah serta sosial budaya masyarakat setempat; b. Penguatan kelembagaan dan manajemen subak; c. Pengembangan penelitian pengembangan komoditas unggulan, diversifikasi produk dan sistem pola tanam yang mampu mengadaptasi kondisi perubahan iklim; d. Optimalisasi fungsi dan pelayanan jaringan irigasi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas lahan; e. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian beririgasi ke non pertanian agar ketersediaan lahan pertanian berkelanjutan; 36

65 f. Pengembangan secara bertahap sistem pertanian organik di seluruh wilayah kabupaten; g. Penetapan pencapaian target luas lahan pertanian pangan berkelanjutan sekurang-kurangnya 90% (sembilan puluh persen) dari luas lahan yang ada; h. Pengembangan sentra-sentra produksi pertanian berdasarkan kesesuaian lahan dan persyaratan agroklimat melalui sistem agribisnis dan agroindustri terpadu; i. Pengembangan kebijakan untuk mendorong integrasi pertanian dengan pariwisata melalui pengembangan agrowisata, desa wisata dan ekowisata; j. Pengembangan kawasan pertanian sekaligus berfungsi sebagai kawasan RTH dan resapan air; k. Revitalisasi pertanian melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan; dan l. Pengembangan teknologi tepat guna serta sarana dan prasarana produksi dalam rangka peningkatan nilai tambah hasil produksi/pasca panen. A. Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan diarahkan dalam rangka menjaga ketahanan pangan wilayah, mempertahankan jati diri budaya Bali dan memantapkan status Jembrana sebagai lumbung berasnya Bali diarahkan seluas kurang lebih hektar atau kurang lebih 7,84 persen dari luas wilayah kabupaten yang dikelola 84 subak, sebarannya terdiri atas : 1. Kecamatan Melaya seluas kurang lebih hektar, yang dikelola 20 subak; 2. Kecamatan Negara seluas kurang lebih hektar, yang dikelola 22 subak; 3. Kecamatan Jembrana seluas kurang lebih hektar, yang dikelola 16 subak; 4. Kecamatan Mendoyo seluas kurang lebih hektar, yang dikelola 15 subak; 5. Kecamatan Pekutatan seluas kurang lebih 554 hektar, yang dikelola 11 subak. Kawasan peruntukan tanaman pangan ditetapkan menjadi kawasan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 90 persen dari luas yang ada atau kuranglebih seluas 5.940,9 hektar yang tersebar diseluruh kecamatan. B. Kawasan Budidaya Hortikultura Kawasan budidaya hortikultura ditetapkan dengan kriteria: 37

66 1. Pengembangan luas areal pada lahan-lahan yang memiliki potensi/kesesuaian lahan sebagai lahan peruntukan budidaya hortikultura secara optimal; 2. Pemanfaatan lahan basah yang belum beririgasi pada bulan-bulan kering; dan 3. Pemilihan jenis komoditi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dengan masa tanam singkat. Kawasan pertanian hortikultura diperuntukkan bagi tanaman buah-buahan dan sayur mayur yang sebaran lokasinya diarahkan seluas kurang lebih 6.991,3 ha, terdiri atas: a. Komoditas tanaman buah-buahan tersebar dalam skala kecil bercampur dengan tanaman perkebunan rakyat, terutama di Kecamatan Mendoyo, Kecamatan Pekutatan. b. Pemilihan jenis komoditi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dengan masa tanaman singkat; c. Pengembangan kemitraan dengan sektor industri dan pariwisata; dan d. Pengembangan luasan kawasan budidaya hortikultura organik secara bertahap pada tiap subak dan desa sesuai potensinya. Arahan pengelolaan kawasan budidaya hortikultura, mencakup : 1. Pengembangan tanaman hortikultura pada lahan-lahan yang memiliki potensi/kesesuaian lahan termasuk pertanian perkotaan (urban farming), 2. Pemanfaatan lahan basah yang belum beririgasi pada bulan-bulan kering; 3. Pemilihan jenis komoditi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dengan masa tanam singkat; 4. Pembatasan perluasan lahan budidaya hortikultura sayur mayur dari kawasan budidaya perkebunan dan peruntukan hutan rakyat; 5. Pengendalian kegiatan budidaya hortikultura sayur mayur pada kawasan yang memiliki kemiringan di atas 40% (empat puluh persen); 6. Pemantapan Kawasan Agropolitan berbasis pertanian hortikultura sebagai penggerak perekonomian kawasan perdesaan; 7. Pengembangan kemitraan dengan sektor industri dan pariwisata; dan 8. Pengembangan luasan kawasan budidaya hortikultura organik secara bertahap pada tiap subak dan desa sesuai potensinya. C. Kawasan Budidaya Peternakan Kawasan budidaya peternakan ditetapkan dengan kriteria: 38

67 1. Pemanfaatan area pertanian untuk menghasilkan produk usaha peternakan yang bernilai ekonomi tinggi; 2. Pengembangan pada area pertanian lahan kering atau kritis yang produktivitasnya rendah; 3. Keterpaduan kegiatan peternakan dengan kawasan pertanian tanaman tahunan/perkebunan; 4. Kemampuan mendayagunakan bahan pakan rerumputan, semak dan pepohonan serta hasil pertanian dan limbah pertanian secara optimal untuk pakan ternak; 5. Kemampuan mengoptimalkan sumber daya lahan dan lingkungan secara optimal; dan 6. Kemampuan mempertahankan pelestarian plasma nutfah dan konservasi lahan secara berkelanjutan. Kawasan peruntukan peternakan diperuntukkan bagi kegiatan peternakan hewan besar, hewan kecil dan unggas, tidak dikembangkan dalam bentuk padang penggembalaan ternak sehingga batasan lokasinya tidak dapat dipetakan secara tegas yang diarahkan secara terpadu dan terintegrasi bercampur dengan kawasan peruntukan pertanian. Sebaran kawasan peruntukan kegiatan peternakan, meliputi : 1. Pengembangan ternak besar dikembangkan secara berkelompok maupun individu tergabung dalam permukiman perdesaan dan peruntukan pertanian dalam arti luas, meliputi : penggemukan sapi tersebar di seluruh wilayah terutama di Kecamatan Melaya; pembibitan sapi tersebar di seluruh wilayah, terutama di Kecamatan Melaya; pengembangan ternak kambing terutama di Kecamatan Negara; dan pengembangan ternak babi tersebar di seluruh wilayah, terutama di kecamatan Mendoyo. 2. Pengembangan ternak kecil dalam bentuk usaha peternakan ayam, diarahkan untuk tidak berdampingan langsung dengan kawasan permukiman, sebarannya meliputi : ternak unggas ayam ras petelur tersebar di seluruh wilayah, terutama di Kecamatan Negara dan Melaya; 39

68 ternak ayam buras/ayam kampung tersebar di seluruh wilayah, terutama di Kecamatan Melaya; 3. Pemanfaatan lahan pertanian yang dapat mensuplai bahan makanan ternak secara terpadu dan terintegrasi; dan 4. Pemanfaatan lahan pekarangan permukiman perdesaan, untuk kegiatan peternakan skala rumah tangga. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan kegiatan peternakan, mencakup : 1. Pengembangan ternak besar seperti ternak sapi, kambing dan lainnya dikembangkan secara berkelompok maupun individu tergabung dalam permukiman perdesaan dan peruntukan pertanian dalam arti luas; 2. Pengembangan ternak kecil dalam bentuk usaha peternakan seperti peternakan ayam, diarahkan untuk tidak berdampingan langsung dengan kawasan permukiman; 3. Arahan pengembangan ternak sapi dominan terdapat di Kecamatan Melaya, Mendoyo dan Pekutatan; 4. Arahan pengembangan ternak unggas ayam ras dominan terdapat di Kecamatan Melaya; 5. Pengelolaan limbah ternak untuk diintegrasikan dengan sistem pertanian; 6. Pemanfaatan lahan pertanian yang dapat mensuplai bahan makanan ternak secara terpadu dan terintegrasi; dan 7. Pemanfaatan lahan pekarangan permukiman perdesaan, untuk kegiatan peternakan skala rumah tangga. D. Kawasan Budidaya Perkebunan Kawasan budidaya perkebunan ditetapkan dengan kriteria: a. Pengembangan luas areal pada lahan-lahan yang memiliki potensi/kesesuaian lahan untuk tanaman perkebunan secara optimal dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya lahan; dan b. Pengembangan tanaman perkebunan diprioritaskan pada tanaman yang memiliki produktivitas tinggi dan daya saing tinggi serta mampu mendukung kelestarian lingkungan. Kawasanperuntukan perkebunan, diperuntukkan bagi tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan baku industri kecil dan menengah dalam negeri maupun untuk 40

69 memenuhi kebutuhan ekspor, seluas kurang lebih hektar atau kurang lebih17,42 persen dari luas wilayah kabupaten, terdiri atas: a. Pemantapan kawasan peruntukan perkebunan milik pemerintah daerah di Kecamatan Pekutatandan Kecamatan Melaya b. Pengembangan perkebunan milik mayarakat di seluruh wilayah terutama dominan di Kecamatan Mendoyo, Kecamatan Pekutatan, dan Melaya yang tergabung dalam 145 subak abian. c. Pengembangan perkebunan rakyat dengan komoditas unggulan berdaya saing global pada kawasan-kawasan yang memiliki potensi/kesesuaian lahan terdiri atas : 1. Komoditas kopi di kawasan Kecamatan Pekutatan; 2. Komoditas kakao tersebar di lima Kecamatan; 3. Komoditas cengkeh di kawasan Kecamatan Pekutatan 4. Komoditas kelapa tersebar di lima Kecamatan d. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pendukung sistem agribisnis dan agroindustri. e. Penguatan sistem kelembagaan kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang terintegrasi dengan subak abian; f. Pengembangan kemitraan dengan sektor industri dan pariwisata; dan g. Pengembangan perkebunan yang terintegrasi dengan kegiatan pertanian lainnya dengan konsep simantri; h. Pengembangan luasan kawasan perkebunan organik secara bertahap berbasis subak abian dan kawasan sesuai potensi; i. Wilayah yang menghasilkan produk perkebunan yang bersifat spesifik lokasi dilindungi kelestariannya dengan sertifikat indikasi geografis; j. Pengembangan agrowisata berbasis tanaman perkebunan di seluruh wilayah; dan k. Pemantapan kawasan agropolitan melaya dan pengembangan kawasan agropolitan promosi pekutatan berbasis tanaman perkebunan sebagai penggerak perekonomian kawasan perdesaan. Arahan pengelolaan kawasan budidaya perkebunan, mencakup : 41

70 1. Pengembangan perkebunan rakyat dengan komoditas unggulan berdaya saing global pada kawasan-kawasan yang memiliki potensi/kesesuaian lahan 2. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pendukung sistem agribisnis dan agroindustri. 3. Penguatan sistem kelembagaan kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang terintegrasi dengan subak abian; 4. Pengembangan kemitraan dengan sektor industri dan pariwisata; dan 5. Pengembangan perkebunan yang terintegrasi dengan kegiatan pertanian lainnya dengan konsep Simantri; 6. Pengembangan luasan kawasan perkebunan organik secara bertahap berbasis Subak Abian dan kawasan sesuai potensi. 7. Wilayah yang menghasilkan produk perkebunan yang bersifat spesifik lokasi dilindungi kelestariannya dengan sertifikat indikasi geografis; 8. Wilayah yang sudah ditetapkan untuk dilindungi kelestariannya dengan indikasi geografis dilarang dialihfungsikan; 9. Pengembangan agrowisata dan pemantapan kawasan agropolitan berbasis tanaman perkebunan sebagai penggerak perekonomian kawasan perdesaan; E. Kawasan Peruntukan Perikanan Kawasan peruntukan perikanan, mencakup: a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap; b. Kawasan budi daya perikanan; dan c. Kawasan pengolahan hasil perikanan. a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap, mencakup: 1. Perikanan tangkap di perairan umum, selanjutnya disebut perikanan perairan umum; meliputi kegiatan perikanan tangkap di perairan Bendungan Palasari dan Bendungan Benel dan sungai; 2. Perikanan tangkap di perairan laut selanjutnya disebut perikanan laut, meliputi jalur penangkapan ikan dengan batas 0 (nol) sampai 4 (empat) mil untuk perahu nelayan; 3. Sebaran pengembangan kegiatan perikanan tangkap di perairan laut, sebagaimana dimaksud pada huruf b, meliputi: 42

71 a) Pengembangan dan pemberdayaan perikanan laut skala kecil meliputi desa-desa yang memiliki kelompok nelayan tradisional di desa-desa pesisir dan desa-desa lainnya yang memiliki kelompok nelayan;dan b) Pengembangan perikanan laut skala menengah dan besar meliputi : Kawasan Pengambengan, Desa Pengambengan Kecamatan Negara dan Kawasan Perancak, Desa Perancak, Kecamatan Jembrana 4. Pemantapan prasarana pendukung kegiatan perikanan laut, sebagaimana dimaksud pada huruf b, meliputi: a) Pangkalan perahu/jukung nelayan tradisional, tersebar pantai-pantai di seluruh desa nelayan; b) Pelabuhan Khusus Perikanan meliputi Pelabuhan Nusantara Pengambengan di desa Pengambengan kecamatan Negara; c) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pengambengan d) Pangkalan perahu/jukung nelayan tradisional, tersebar pantai-pantai di seluruh desa nelayan b. Kawasan budi daya perikanan mencakup budi daya perikanan air tawar,air payau (tambak) dan air laut : 1. Perikanan budi daya di Bendungan Palasari dan Bendungan Benel berupa Keramba Jaring Apung (KJA), 2. Perikanan budi daya sawah bersama ikan (minapadi); 3. Kawasan perikanan budi daya perairan umum; 4. Kawasan perikanan budi daya kolam air tenang; 5. Kawasan perikanan budi daya saluran irigasi; 6. Kawasan perikanan budi daya air laut tersebar di perairan pantai dari Desa Cupel sampai dengan Gilimanuk 7. Kawasan perikanan budidaya air payau (tambak) diarahkan seluas (seribu seratus dua puluh sembilan) Hektar yang tersebar di wilayah potensi pada 5 kecamatan. 8. Pemantapan prasarana pendukung penyediaan benih kegiatan budi daya perikanan, berupa lokasi Balai Benih Ikan (BBI) dan Unit Pembibitan Rakyat (UPR), meliputi : a) BBI Dinas di Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo 43

72 b) Hatchery, Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Mendoyo c) UPR yang tersebar di seluruh kecamatan. c. Kawasan pengolahan ikan meliputi kegiatan industri perikanan dan kelautan terdiri atas: 1. Sentra-sentra industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang mengolah hasil-hasil perikanan tangkap dan perikanan budidaya tersebar di desa pesisir. 2. Kawasan industri berbasis perikanan di kawasan pengambengan, kecamatan negara; dan 3. Sentra industri kemaritiman di desa perancak, kecamatan jembrana Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perikanan, mencakup : 1. Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kawasan Pengambengan dan sekitarnya untuk memantapkan daya saing kegiatan perikanan wilayah yang ditetapkan melalui Peraturan Bupati 2. Pengaturan zona peruntukan perikanan di kawasan pesisir dan pulau pulau kecil akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tersendiri mengenai Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil (WP3K) Kabupaten Jembrana. 3. Memberikan dukungan pengembangan perikanan melalui perekayasaan teknologi perikanan serta melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan pemberantasan penyakit ikan dan eradiksi penyakit ikan di darat, 4. Melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut, pelayanan izin usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan pada perairan di wilayah laut, dan 5. Pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah laut. 4) Kawasan Peruntukkan Pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria: a. Memiliki keindahan panorama alam dan/atau bangunan peninggalan budaya yang mempunyai nilai sejarah; b. Memiliki karakteristik masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan; c. Memiliki potensi sarana dan prasarana pendukung kawasan; dan d. Memiliki cadangan lahan yang mencukupi untuk kawasan efektif pariwisata. Kawasan peruntukan pariwisata mencakup : 44

73 A. Kawasan Pariwisata; B. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK); dan C. Daya Tarik Wisata (DTW). A. Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata, merupakan kawasan strategis provinsi meliputi: 1. Kawasan Pariwisata Candikusuma seluas kurang lebih hektar, meliputi Desa Baluk dan Desa Banyubiru di Kecamatan Negara, Desa Tukadaya dan Desa Tuwed di Kecamatan Melaya; 2. Kawasan Pariwisata Perancak seluas kurang lebih hektar, meliputi: a) Desa Perancak, desa Yeh Kuning, Desa Air Kuning dan Desa Penyaringan di Kecamatan Jembrana; b) Desa Penyaringan, Desa Delod Berawah, Desa Yeh Embang Kangin dan Desa Yeh Sumbul di Kecamatan Mendoyo; dan c) Desa Medewi dan Desa Pulukan di Kecamatan Pekutatan B. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) KDTWK meliputi: 1. KDTWK Palasari seluas kurang lebih hektar, meliputi Desa Belimbingsari dan Desa Ekasari, Kecamatan Melaya. 2. KDTWK Gilimanuk seluas kurang lebih hektar, meliputi Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya C. Kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Kawasan Daya Tarik Wisata (KDTW), merupakan pusat-pusat kegiatan yang memiliki potensi sebagai daya tarik wisata, terdiri atas : 1. DTW pantai meliputi : Pantai Pengeragoan, Pantai Gumbrih, Pantai Pekutatan, Pantai Medewi, Pantai Delodberawah, Pantai Perancak, Pantai Baluk Rening, Teluk Gilimanuk. 2. DTW alam meliputi : Bunut Bolong, TNBB, kawasan hutan bakau Perancak dan sekitarnya, kawasan air terjun Yeh Mesehe, Lembah Sawe; 3. DTW budaya dan peninggalan sejarah : Museum Manusia Purba Gilimanuk, Monumen Lintas Laut Gilimanuk; 45

74 4. DTW seni dan budaya : Desa Sangkaragung, Kesenian Jegog, Mekepung, Desa Ekasari, Desa Blimbingsari; 5. DTW agro : Perkebunan Pulukan, Perkebunan Sanghyang Melaya ; 6. DTW Tirta : Teluk Gilimanuk (snorkling, diving), Pantai Medewi (surfing), Bendungan Palasari, Bendungan Benel; 7. DTW Taman Rekreasi : Taman Pecangakan, Areal Gedung Kesenian Bung Karno, Taman Tirta Samudra Delodberawah 8. DTW Spiritual: Kawasan Pura Rambut Siwi, Pura Gde Perancak, Gereja Katolik Desa Ekasari, Gereja Protestan Desa Blimbingsari 9. DTW Kuliner : Gilimanuk, Pantai Pebuahan 10. DTW olah raga, petualangan, dan pendidikan : Stadion Pecangakan, GOR Kresna Jvara, TNBB (treeking, bird watcing, camping), Kawasan Bendungan Palasari (off Road), Pusat Penelitian Kelautan Perancak. 11. DTW Desa Wisata dikembangkan tersebar sesuai potensinya Arahan pengelolaan Kawasan Peruntukan Pariwisata mencakup : a. Pada Kawasan Pariwisata dan KDTWK, dikembangkan dengan ketentuan, meliputi : seluruh kawasan tidak seluruhnya dapat dikembangkan sebagai kawasan yang boleh dibangun fasilitas akomodasi dan fasilitas penunjang pariwisata, namun juga mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya lainnya di luar kawasan peruntukan pariwisata yang pengaturannya dilaksanakan dengan menetapkan Kawasan Efektif Pariwisata (KEP), pada beberapa bagian blok kawasan; KEP dikembangkan sebagai peruntukan akomodasi wisata beserta fasilitas pendukung lainnya sesuai potensi, daya dukung dan daya tampung kawasan yang dapat dikelola sebagai blok KEP tertutup, terbuka, maupun kombinasi keduanya; PenetapanKEP beserta peruntukan lainnya baik peruntukan kawasan lindung maupun kawasan budidaya lainnya, lebih lanjut diatur dalam rencana rinci tata ruang yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. b. Pengembangan KDTW didasarkan atas pengembangan pariwisata kerakyatan berbasis kearifan lokal dan masyarakat setempat, yang ditunjang pengembangan 46

75 fasilitas penunjang pariwisata seperti jasa pelayanan makan dan minum, akomodasi wisata kerakyatan, agrowisata, ekowisata, desa wisata, wisata spiritual, wisata bahari dan lainnya; c. Pengembangan KEP pada KDTW yang berupa kawasan fungsional atau keseluruhan satu desa, dapat dikembangkan secara tersebar dan terbatas, diluar kawasan lindung dan kawasan lahan pertanian berkelanjutan sesuai ketentuan peraturan zonasi KDTW; d. Pengembangan prasarana dan sarana transportasi untuk mempermudah akses keseluruhan KEP pada Kawasan Pariwisata dan KDTWK serta DTW e. Penataan ruang Kawasan Efektif Pariwisata di Kawasan Pariwisata, KDTW dan DTW didasarkan atas Peraturan Daerah tentang RDTR Kawasan yang lebih luas, selanjutnya dilengkapi dengan Peraturan Zonasi. 5) Kawasan peruntukan pertambangan, meliputi : Kawasan peruntukan kegiatan pertambangan ditetapkan dengan kriteria: a. Memiliki potensi pertambangan, diutamakan terutama pada cadangan akibat letusan gunung berapi yang terdiri dari pasir dan batu; b. Berada dalam zonasi pertambangan yang telah ditetapkan; c. Kegiatan eksploitasi dibatasi sampai dengan upaya untuk mengembalikan rona awal lahan di tempat galian c tersebut; d. Tidak menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan; dan e. Eksplorasi bahan tambang di luar dapat dikembangkan secara terbatas sesuai dengan potensi yang ada, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Kawasan peruntukan pertambangan meliputi: a. Lokasi kegiatan pertambangan pengambilan air bawah tanah tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan pemanfaatan secara terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. Lokasi kegiatan pertambangan skala kecil terbatas berupa pertambangan batuan, pada kawasan yang potensial dengan memperhatikan kelestarian lingkungan berlokasi di kecamatan melaya. Pengelolaan peruntukan kawasan pertambangan adalah : 47

76 a. Pengendalian kegiatan pertambangan rakyat berupa pengambilan batu padas, tanah liat dan pasir, pada kawasan yang potensial dengan memperhatikan kelestarian lingkungan; dan b. Pelarangan kegiatan pengambilan batu padas, pasir dan batu pada kawasan-kawasan tebing sungai. 6) Kawasan Peruntukkan Industri Kawasan peruntukan industri, meliputi: a. Kawasan Industri; dan b. Pengembangan sentra-sentra industri kecil. Kawasan Industri diarahkan berupa Kawasan Industri khusus menengah berbasis sumber daya perikanan dan kegiatan industri lainnya di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara berupa Kawasan Industri Pengambengan yang sekaligus merupakan Kawasan Strategis Provinsi Bali yang dialokasikan seluas kurang lebih 625 hektar. Pengembangan sentra-sentra industri usaha mikro, kecil dan menengah non polutif yang potensi dan sebarannya, meliputi : a. Industri kecil dan menengah kemaritiman pembuatan perahu dan kapal nelayan di Desa Perancak b. Indutri kecil kerajinan Rakyat ; 1. Tenun Cagcag:Desa Baluk, Loloan Timur, Kaliakah, Sangkar Agung, Budeng, Dauhwaru, Batu Agung, Dangin Tukadaya, Yeh Embang, Poh Santen, Mendoyo Dauh Tukad, Mendoyo Dangin Tukad dan Penyaringan. 2. Rajut Tas:Desa Melaya Pantai, Manistutu, Gilimanuk, Baluk, Cupel, Loloan Timur, Pulukan, Medewi, Melaya, Yeh Sumbul. 3. Kerajinan Semat:Mendoyo Dauh Tukad c. Indutri pengolahan makanan dan bahan makanan; 1. Sentra Industri Pindang Ikan : Desa Perancak 2. Sentra Industri Gula Merah : Desa Pangkung Tanah, Tuwed Pekutatan, Candi Kusuma, Nusa Sari Pebuahan dan Tegal Cangkring 3. Sentra Industri makanan khas : Gilimanuk, Negara d. Indutri kecil bahan bangunan ; 1. Sentra Industri Meubeler : Desa Melaya 48

77 2. Sentra Industri Bata Merah : Desa Tegal Badeng Timur, Baluk, Cupel, Tegal Badeng Barat, Lelateng, Mendoyo Dangin Tukas dan Air Anakan. 7) Kawasan Peruntukkan Permukiman Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria: a. Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial; b. Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga. Rencana pola ruang kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan permukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian yang diarahkan seluas kurang lebih kurang lebih hektar atau kurang lebih 7 persen dari total luas wilayah, mencakup: a. Kawasan permukiman perkotaan; dan b. Kawasan permukiman perdesaan A. Kawasan Permukiman Perkotaan Kawasan permukiman perkotaan adalah bagian dari kawasan perkotaan yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan, beserta penyediaan pusat-pusat pelayanan sesuai fungsi kawasan perkotaan, yang sebarannya meliputi : 1. Kawasan permukiman di kawasan perkotaan Negara 2. Kawasan permukiman di kawasan perkotaan Glimanuk dan 3. Kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi Melaya, Pengambengan, Yeh Embang, Mendoyo dan Pekutatan B. Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan peruntukan permukiman perdesaan adalah bagian dari kawasan perdesaan yang diperuntukkan untuk tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi peri kehidupan dan penghidupan beserta pusat-pusat pelayanan kawasan perdesaan sesuai fungsi kawasan baik yang berfungsi PPL maupun kawasan perdesaan murni, yang sebarannya meliputi seluruh pemusatan permukiman pada desa-desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya 49

78 Arahan pengelolaan kawasan peruntukan permukiman : 1. Kawasan peruntukan permukiman mencakup fungsi-fungsi kawasan untuk lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan, terdiri atas; kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa, fasilitas pemerintahan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas rekreasi dan olah raga, ruang terbuka hijau dan fungsi 2. Pemanfaatanruanglainnyasesuaikarakter tiap kawasan permukiman 3. Kawasan permukiman memiliki aksesibilitas yang dihubungkan oleh sistem transportasi dan dilengkapi prasarana pengelolaan lingkung permukiman seperti jaringan air minum, jaringan air limbah, pengelolaan persampahan, sistem jaringan drainase dan lainnya 4. Pengaturan kepadatan penduduk dalam kepadatan bangunan pada kawasan permukiman ditetapkan sesuai dengan proporsi antara jumlah penduduk dengan luas kawasan permukiman; 5. Pemanfaatan ruang kawasan permukiman memiliki orientasi ruang yang mengacu pada konsep catus patha, tri mandala serta menerapkan ciri khas arsitektur Bali. 6. Terintegrasi dengan konsep tata palemahan desa pekraman yang tekait; 8) Kawasan Peruntukan Fasilitas PenunjangPermukiman Kawasan peruntukan faslitas penunjang permukiman, adalah bagian dari kawasan permukiman baik permukiman perkotaan maupun permukiman perdesaan mencakup : a. Fasilitas perdagangan dan jasa b. Fasilitas perkantoran pemerintahan c. Fasilitas pendidikan d. Fasilitas kesehatan e. Fasilitas peribadatan f. Fasilitas rekreasi dan olah raga A. Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas perdagangan dan jasa, mencakup : 50

79 1. Fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan wilayah seperti pasar wilayah, pusat pertokoan, atau perdagangan modern diarahkan tersebar di Kawasan Perkotaan Negara dan Kawasan Perkotaan Gilimanuk, maupun pusat kawasan efektif pariwisata; 2. Faslitas perdagangan dan jasa skala pelayanan kecamatan seperti pasar kecamatan, kelompok pertokoan, maupun perdagangan modern skala kecamatan tersebar di kawasan perkotaan berfungsi PPK atau kawasan perdesaan berfungsi PPL; dan 3. Fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan lokal seperti pasar desa, kelompok pertokoan tersebar di tiap desa atau tiap lingkungan permukiman. Arahan pengelolaan fasilitas perdagangan dan jasa mencakup : 1. Pemantapan pasar-pasar umum tradisional skala wilayah, skala WP atau kecamatan, atau Pasar Desa, Pasar Desa Adat yang telah ada; 2. Pengembangan dan pemantapan pusat-pusat perbelanjaan di kawasan perkotaan; 3. Sinergi fasilitas perbelanjaan modern dengan fasilitas perdagangan tradisional; dan 4. Kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani kebutuhan sehari-hari skala lokal mencakup pasar desa, kelompok pertokoan local, minimarket, perbengkelan dan lainnya; 5. Pengelolaan pasar-pasar temporer dan kaki lima diatur penempatan dan waktu operasinya agar tidak mengganggu aktivitas kota dan arus lalu lintas. B. Fasilitas Perkantoran Pemerintahan Fasilitas perkantoran pemerintahan mencakup : 1. Fasilitas perkantoran pemerintahan skala wilayah Kabupaten yang tersebar di Kawasan Perkotaan Negara; 2. Fasilitas perkantoran pemerintahan skala kecamatan yang tersebar di Kawasan Perkotaan Ibukota Kecamatan; dan 3. Fasilitas perkantoran pemerintahan skala desa/kelurahan yang tersebar di tiap pusat-pusat desa/kelurahan. 51

80 Arahan pengelolaan fasilitas perkantoran pemerintahan mencakup : A. Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan mencakup : 1. Fasilitas pendidikan tinggi tersebar di Kawasan Perkotaan Negara; 2. Fasilitas pendidikan menengah meliputi SMP, SMA dan sejenisnya mempertahankan faslitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung; dan 3. Fasilitas pendidikan dasar mempertahankan fasilitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung Arahan pengelolaan kawasan pendidikan mencakup : 1. Pengembangan fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD), tetap mempertahankan yang telah ada dan menambah kebutuhan baru sesuai jumlah penduduk pendukung di setiap unit lingkungan/desa yang dilayani; 2. Fasilitas pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), diarahkan tersebar minimal pada kawasan perkotaan PPK atau Kawasan Perdesaan fungsi PPL dan disesuaikan dengan jumlah penduduk pendukung dan memperhatikan aksesibilitas untuk mencapainya; 3. Fasilitas pendidikan tinggi yang telah ada, tetap mempertahankan lokasi yang telah ada. B. Fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan mencakup : 1. Fasilitas kesehatan pelayanan wilayah tersebar di Kawasan Perkotaan Negara dan sekitar Kawasan Efektif Pariwisata; dan 2. Fasilitas kesehatan skala pelayanan kecamatan mempertahankan fasilitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung C. Fasilitas Peribadatan Fasilitas Peribadatan dikembangkan dengan mempertahankan fasilitas peribadatan yang telah ada yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten dan 52

81 pengembangan fasilitas peribadatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Arahan pengelolaan fasilitas peribadatan mencakup : 1. Menjaga kualitas ruang dan radius kesucian Pura Kahyangan Tiga, Pura Swagina, Pura Dadia, Pura Dang Kahyangan dan dijaga radius kesuciannya; dan 2. Pembangunan peribadatan baru, harus mendapat persetujuan masyarakat dan desa pakraman setempat serta izin tertulis dari Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari tim pembangunan tempat-tempat ibadah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. D. Fasilitas Rekreasi Dan Olah Raga Fasilitas rekreasi dan olah raga mencakup : 1. Taman-taman kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau kota terdiri atas taman lingkungan perumahan, taman skala banjar, taman skala desa, taman skala kecamatan dan taman skala kota; 2. Lapangan umum atau lapangan olah raga skala banjar, skala desa, skala kecamatan dan skala kabupaten atau skala kota; dan 3. Lapangan olah raga skala kecil seperti lapangan volley, basket, bulu tangkis, futsal, tenis dan lainnya tersebar di dalam kawasan pemukiman. 4. Fasilitas olah raga terpadu di kawasan stadion pecangakan. Arahan pengelolaan fasilitas rekreasi dan olah raga mencakup : 1. Menjaga kualitas pelayanan daya tarik wisata 2. Mempertahankan fasilitas taman yang telah ada dan menambah jumlah sesuai kebutuhan skala pelayanan; 3. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas lapangan umum atau lapangan olah raga terbuka yang telah ada, dan menambah jumlah lapangan baru pada berbagai skala pelayanan yang belum terpenuhi; dan 4. Sebaran lapangan olah raga skala kecil dikembangkan sesuai kebutuhan. 9) Kawasan Peruntukkan Penunjang Prasarana Wilayah Kawasan peruntukan penunjang prasarana wilayah, meliputi : a. Peruntukan kawasan terminal type B Negara dan Gilimanuk dan terminal type C; 53

82 b. Peruntukan kawasan pelabuhan meliputi Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan; c. Peruntukan kawasan pembangkit tenaga listrik PLTG Gilimanuk; d. Peruntukan kawasan Bendungan Palasari, Bendungan Benel dan rencana pengembangan Bendungan Poh Santen; e. Peruntukan kawasan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah di Peh Kecamatan Negara dan Yeh Embang Kecamatan Mendoyo 10) Kawasan Peruntukkan Pertahanan dan Keamanan Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan, berupa pengembangan dan pengelolaan ruang wilayah untuk kepentingan pertahanan keamanan yang berskala wilayah yaitu fasilitas, sarana dan prasarana pertahanan keamanan disesuaikan dan diserasikan dengan program-program pembangunan bidang lainnya. Sebaran fasilitas sarana dan prasarana militer dan kemananan meliputi: a. Komando Distrik Militer (KODIM) 1617/ Jembrana yang berlokasi di Kecamatan Jembrana; b. Kepolisian Resort (Polres) yang berlokasi di Kecamatan Jembrana; c. Kipan C, Yonif-900/Raider di Kecamatan Jembrana; d. Pos TNI AL Tipe C Gilimanuk yang berlokasi di Kecamatan Melaya; e. Komando Rayon Militer (KORAMIL) yang tersebar di setiap ibukota Kecamatan; f. Kepolisian Sektor (Polsek) yang tersebar di setiap ibukota kecamatan dan KP3 Gilimanuk. Instalasi, fasilitas, sarana dan prasarana pertahanan dan keamanan yang telah ada tetap dibina dan pengembangannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan pertahanan dan keamanan negara. a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota dan RTH Lainnya Ruang terbuka hijau ditetapkan dengan kriteria: 1. Ruang-ruang terbuka di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan yang difungsikan sebagai ruang tanpa bangunan meliputi: taman kota, hutan kota, lapangan olahraga, pemakaman umum dan setra, kawasan jalur hijau pertanian, jalur-jalur perlindungan lingkungan, taman perumahan, sabuk hijau 54

83 berupa lahan pertanian dan hutan, kawasan lindung berupa hutan lindung, Tahura, Taman Wisata Alam dan sejenisnya; 2. Berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur; dan 3. Didominasi komunitas tumbuhan. Kawasan Ruang Terbuka Hijau dikembangkan dengan tujuan : 1. Menjaga keserasian dan keseimbangan antara lahan terbangun dan ruang terbuka yang berfungsi sebagai resapan air; 2. Mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; dan 3. Meningkatkan kualitas dan estetika lingkungan. A. Kawasan RTH dan RTH Lainnya meliputi: RTH publik terdiri atas: 1. Kawasan jalur hijau; 2. Sabuk hijau berupa kawasan pertanian, persawahan, perkebunan; 3. Taman kota yang tersebar di kawasan perkotaan pada berbagai skala; 4. Taman pada obyek wisata 5. Hutan kota; 6. Setra yang tersebardiseluruh desa adat/pekraman; 7. Kuburan umum; 8. Taman Makam Pahlawan 9. Lapangan olah raga; 10. Lapangan upacara; 11. Parkir terbuka; 12. Sabuk hijau berupa lahan pertanian; 13. Jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET); 14. Sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan bendungan; 15. Jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian; 16. Bentang alam seperti pegunungan, bukit, lereng dan lembah di seluruh wilayah. B. Kawasan RTHK meliputi RTHK publik dan RTHK Private: Sebaran kawasan jalur hijau, ditetapkan berdasarkan peraturan daerah kabupaten sebanyak 9 (sembilan) blok lokasi, meliputi : 55

84 a) Jalur hijau di Kecamatan Pekutatan terdapat di jalur sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Pangyangan; b) Jalur hijau di Kecamatan Mendoyo terdiri atas : 1. Jalur pada sebelah utara jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Yeh Sumbul 2. Jalur pada sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Yeh Embang Kangin dan Desa Yeh Embang 3. Jalur pada sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Penyaringan, 4. Jalur pada sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Mendoyo Dauh Tukad 5. Jalur pada sebelah barat dan timur jalan Tegalcangkring Delod Berawah di Desa Tegal Cangkring; c) Jalur hijau di Kecamatan Jembrana terdiri atas : 1. Jalur pada sebelah utara jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Dangin Tukadaya 2. Jalur pada sebelah utara dan selatan jalan Denpasar Gilimanuk di Kelurahan dauh Waru d) Jalur pada di Kecamatan Negara terdapat di dua Jalur pada sebelah utara jalan Denpasar Gilimanuk di Desa Kaliakah. 56

85 BAB III GAMBARAN UMUM STRUKTUR PEMERINTAHAN KABUPATEN JEMBRANA Kondisi Pemerintahan Umum S truktur organisasi Pemerintah Kabupaten dilakukan melalui pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun Struktur Organisasi Perangkat Daerah tersebut dibuat seramping mungkin yang terdiri : 1 (satu) Sekretariat Daerah, 1 (satu) Sekretariat DPRD, Inspektorat, BadanPerencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal, 10 (sepuluh) Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Staf Ahli. Penyusunan struktur organisasi tersebut dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003, bahwa untuk dapat melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta pelaksanaan bidang bidang tertentu dapat berjalan lancar dan berhasil guna, perlu didukung dengan perangkat daerah yang efektif dan efisien sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Administrasi Pemerintahan Dengan masih dijunjung tingginya adat dan tradisi leluhur, di Kabupaten Jembrana dikenal dua istilah pemerintahan desa. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1979 tentang 57

86 pemerintahan desa, di Provinsi Bali terdapat dua pengertian mengenai desa. Desa dalam pengertian pertama berdasarkan hukum nasional melaksanakan berbagai kegiatan administrasi pemerintahan atau kedinasan sehingga dikenal dengan istilah Desa Dinas atau Desa Administratif. Desa dalam pengertian yang kedua, yaitu Desa Adat atau Desa Pakraman, mengacu kepada kelompok tradisonal dengan dasar ikatan adat istiadat dan terikat oleh adanya tiga pura utama (Kahyangan Tiga). Pengertian Desa Pakraman itu sesungguhnya suatu kesatuan masyarakat hukum adat yang mempunyai harta kekayaan sendiri dan mampu mengatur rumah tangganya sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam Perda Nomor 3 Tahun Perda tersebut kemudian disempurnakan menjadi Perda Nomor 03 Tahun Jumlah Desa/ Kelurahan, Banjar Dinas dan Desa Pakraman di Kabupaten Jembrana seperti pada Tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Jumlah Desa Pekraman di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 No. Kecamatan Desa/ Kelurahan Banjar Dinas/ Dusun Desa Pekraman 1 Negara Mendoyo Pekutatan Melaya Jembrana Jumlah Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun Organisasi Daerah Untuk dapat melaksanakan pemerintahan agar dapat berjalan lancar maka diperlukan sistem Tata Kerja Perangkat Daerah yang efektif dan efisien sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah sesuai diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun Berdasarkan Peraturan 58

87 Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana organisasi dan tata kerja perangkat daerah terbagi, meliputi : a. Sekretariat Daerah ; Sekretariat Daerah merupakan unsur staf dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati yang mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajiban menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan kebijakan pemerintah daerah; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah; 3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah; 4. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah; dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. SekretariatDPRD; Setwan merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara struktural bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat DPRD mempunyai fungsi : 1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD; 2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD; 3. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan 4. Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD. c. Inspektorat ; Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah dipimpin Inspektur, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab 59

88 langsung kepada Bupati, secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekda. Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa, dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Inspektorat dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: 1. Perencanaan program pengawasan; 2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan 3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan. d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal yang selanjutnya disebut Bappeda dan PM, merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah dipimpin Kepala Badan, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekda. Bappeda dan PM mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal. Bappeda dan PM dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan dan penanaman modal; 2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan dan penanaman modal; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan dan penanaman modal; dan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. e. Dinas Daerah ; Dinas merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan kabupaten berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; 60

89 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pada dinas dapat dibentuk UPT dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan. Berikut adalah Dinas Daerah yang terdapat di Kabupaten Jembrana : 1. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. 2. Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan. 3. Dinas Pekerjaan Umum. 4. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. 5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. 7. Dinas Kesehatan. 8. Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 9. Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan. 10. Dinas Pendapatan Daerah. f. Lembaga Teknis Daerah ; Lembaga Teknis Daerah adalah unsur pendukung tugas Bupati yang berbentuk badan, kantor, Sat. Pol. PP dan rumah sakit. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang terdiri dari : a) Badan Kepegawaian Daerah; dan b) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, yang terdiri dari : a) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; b) Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan; c) Kantor Perpustakaan dan Arsip; d) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; dan 61

90 e) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Sat.Pol.PP mempunyai tugas penegakan Peraturan Daerah, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat,dipimpin oleh Kepala Satuan yang selanjutnya disebut Kasat, dimana dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi : a) Penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b) Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; c) Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat derah; d) Pelaksanaan perlindungan masyarakat; e) Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau aparatur lainnya; f) Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan menaati Perda dan Peraturan Bupati; dan g) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya. Rumah Sakit dipimpin oleh direktur. Kepala badan, kepala kantor, Kasat dan direktur sebagaimana dimaksud di atas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk badan, kantor dan rumah sakit mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik. g. Kecamatan; Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat, berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Mempunyai tugas melaksanakan kewenangan 62

91 pemerintahan yang dilimpahkan Bupati termasuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. h. Kelurahan; Kelurahan merupakan perangkat daerah Kabupaten yang berkedudukan dalam wilayah Kecamatan yang dipimpin oleh Lurah yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Camat. Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, selain itu Lurah juga melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati. i. Staf Ahli. Staf Ahli merupakan pembantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintahan yang paling banyak terdiri dari 5 (lima) staf ahli dimana pengangkatan dan pemberhentian staf ahli sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Tugas dan fungsi Staf Ahli adalah diluar tugas dan fungsi perangkat daerah. 63

92 BUPATI WAKIL BUPATI DPRD STAF AHLI SEKRETARIS DAERAH INSPEKTORAT (Unsur Pengawas) BAPPEDA& PM (Unsur Perencana) LEMBAGA LAIN (Pelaks.Per.UU) DINAS DAERAH (Unsur Pelaksana) LTD (Badan.Kantor,RSUD, Pamong praja) (Unsur Penunjang) SETWAN DPRD (Unsur Pelayanan) KECAMATAN KELURAHAN Sumber: Perda Kab. Jembrana No.15 Tahun 2011 Gambar 3.1 Diagram Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Jembrana 3.4. Aparatur Daerah/PNS Berikut adalah disajikan tabel dan gambar jumlah Aparatur Daerah/PNS menurut jenis kelamin tahun dan menurut golongan tahun

93 Tabel 3.2 PNS Pemerintah Kabupaten Jembrana Menurut Jenis KelaminTahun NO TAHUN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN PEREMPUAN Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 JUMLAH Berikut disajikan diagram prosentase jumlah PNS di Kabupaten Jembrana menurut jenis kelamin. Gambar 3.2 Prosentase Jumlah PNS Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Jembrana Tahun

94 Tabel 3.3 PNS Pemerintah Kabupaten Jembrana Menurut GolonganTahun 2013 NO GOLONGAN JUMLAH 1 Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV JUMLAH Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jembrana, Tahun 2014 Berikut disajikan diagram prosentase jumlah PNS di Kabupaten Jembrana menurut golongan. golongan IV 41 % golongan I 3 % golongan II 19 % golongan III 37 % Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Gambar 3.3 Prosentase Jumlah PNS Menurut Golongan di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 berikut: Sedangkan jumlah PNS berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam tabel

95 Tabel 3.4 PNS Pemerintah Kabupaten Jembrana Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun No Pendidikan Tahun SD SMP SLTA dan Sederajat Diploma (DI/DII, DIII, DIV) S S2 dan di atas nya JUMLAH Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Jembrana berdasarkan eselon terbanyak adalah PNS Eselon IV sebanyak 346 orang. Sedangkan PNS dengan jumlah paling sedikit adalah PNS Eselon II sebanyak 19 orang. Sebagian Eselon berjumlah kosong yaitu Eselon I. Jumlah pejabat fungsional di Kabupaten Jembrana sebanyak orang. Berikut adalah disajikan tabel jumlah PNS menurut eselon tahun Tabel 3.5 PNS Pemerintah Kabupaten Jembrana Menurut Golongan Tahun 2013 JUMLAH NO. ESELON Laki-Laki Perempuan Total 1 Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV JUMLAH Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jembrana, Tahun 2014 Eselon. Berikut disajikan diagram prosentase jumlah PNS di Kabupaten Jembrana menurut 67

96 Eselon I 0% Eselon II 4% Eselon III 20% Eselon IV 76% Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Gambar 3.3 Prosentase Jumlah PNS Menurut Eselondi Kabupaten Jembrana Tahun 2014 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. Berikut adalah disajikan tabel aparat dan sarana keamanan tahun NO. Tabel 3.7 Aparat dan Sarana Keamanan di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 URAIAN AH JUML 1. Aparat Kepolisian Resort Jembrana 432 orang 2. Aparat Kepolisian Sektor 449 orang 3. Aparat TNI Angkatan Darat 308 orang 4. Aparat TNI Angkatan Laut 11 orang 5. Aparat Pamong Praja 131 orang 6. Aparat Linmas orang 7. Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran 3 unit 8. Jumlah Pos Pemadam Kebakaran 1 unit 9. Pos Siskamling 510 unit 10. Patroli Petugas Satpol PP Pemantauan dan Penyelesaian Pelanggaran K3 dalam 24 Jam 15 orang 11. Petugas Perlindungan Masyarakat 24 orang 12. Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketenteraman, Keindahan) 46 kasus 13. Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketenteraman, Keindahan) 46 kasus 14. Jumlah Kejadian Kebakaran 24 kasus 15. Jumlah Ketepatan Waktu Tindak Pemadam Kebakaran 24 kasus Sumber : Kodim 1617 Jembrana, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jembrana, BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2014, Bali Membangun

97 3.5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 antara lain menyatakan bahwa pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Dalam penjelasan pasal tersebut, antara lain dikemukakan bahwa oleh karena Negara Indonesia itu suatu eenheidsstaat, maka Indonesia tidak akan mempunyai daerah dalam lingkungannya yang bersifat staat juga. Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah Provinsi dan Daerah Provinsi akan dibagi dalam daerah yang lebih kecil. Di daerah-daerah yang bersifat otonom atau bersifat administrasi belaka, semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan Undang-Undang. Di daerah yang bersifat otonom tersebut akan diadakan Badan Perwakilan Daerah. Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa dengan telah dibentuknya daerahdaerah yang bersifat otonom maka mutlak pula diadakan Badan Perwakilan Daerah, karena Pemerintahan di daerah juga harus bersendikan atas dasar permusyawaratan. Dengan demikian, maka dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai 69

98 Badan Legislatif Daerah dalam kerangka Pemerintahan Daerah. Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah sebagai wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan badan perwakilan yang anggotanya terdiri atas wakil-wakil rakyat yang diajukan oleh organisasi politik dalam Pemilihan Umum. Sejak memasuki era reformasi dan hasil perubahan UUD 1945, peran dan tugas dewan semakin penting dan strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai unsur penyelenggara pemerintahan menjadi mitra kerja Kepala Daerah. Kedepan, DPRD diharapkan mampu menciptakan kondisi kehidupan yang lebih demokratis, menjamin keterwakilan rakyat dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya serta mampu mengembangkan mekanisme check and balance antara lembaga legislatif dan eksekutif demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan lembaga yang sangat dihormati karena posisinya yang sangat strategis di daerah, disegani karena perjuangan yang gigih membela kepentingan masyarakat dan mengawasi jalannya roda pemerintahan daerah agar berjalan pada jalurnya yang tepat dan dimuliakan karena pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan negara yang penuh dedikasi. Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan landasan yang kuat akan kedudukan dan fungsi DPRD. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah, memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Dalam perjalanan selama kurun waktu lima tahun usia Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jembrana Perode ini, dalam melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai wakil rakyat daerah Jembrana dan juga sebagai Badan Legislatif Daerah yang merupakan salah satu unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah banyak melakukan berbagai kegiatan terkait dengan pelaksanaan fungsi dan tugas DPRD, pelaksanaan hak-hak DPRD dan pelaksanaan kewajiban DPRD. Segala hal tentang apa yang telah dikerjakan dan dihasilkan serta yang belum sempat dikerjakan ataupun belum terselesaikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jembrana Periode perlu dicatat sebagai suatu dokumen historis 70

99 yang mampu memberikan informasi dan pengetahuan tentang fungsi dan peranan DPRD, pembangunan Daerah Jembrana serta kegiatan DPRD Kabupaten Jembrana Periode Penyelenggaraan Pemilu Legislatif Tahun 2009 yang terdiri dari 4 Daerah Pemilihan menghasilkan 30 Anggota DPRD Kabupaten Jembrana. Diantara 34 Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2009 terdapat 10 Partai Politik berhasil mengantarkan wakilnya duduk di lembaga legislatif sebagai Anggota DPRD yang terhormat dan memiliki tanggung jawab mengemban amanat rakyat. Kesepuluh Partai politik itu diantaranya : PDI Perjuangan : 9 orang Partai Demokrat : 7 orang Partai Golkar : 4 orang PNBKI : 3 orang Partai Gerindra : 2 orang PKS : 1 orang PPP : 1 orang PKPB : 1 orang PKB : 1 orang, dan PIB : 1 orang 3.6. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Jembrana. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Pasal 343 dan Peraturan Pemerintan Nomor 16 Tahun 2010 Pasal 2 menyebutkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. Fungsi legislasi diwujudkan dalam membentuk peraturan daerah bersama kepala daerah. Fungsi anggaran diwujudkan dalam membahas dan menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama kepala daerah. Fungsi pengawasan diwujudkan dalam mengawasi pelaksanaan peraturan daerah dan APBD. Ketiga fungsi tersebut dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di daerah. 71

100 Dalam melaksanakan fungsi legislasi yaitu membentuk peraturan daerah bersama Bupati, DPRD Kabupaten Jembrana sejak tahun 2009 sampai akan berakhirnya masa bakti tahun 2014 telah membahas 60 (enam puluh) Rancangan Peraturan Daerah dimana 58 (lima puluh delapan) diantaranya sudah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Rancangan Peraturan Daerah yang dibahas bersama Bupati tidak saja merupakan usulan dari Bupati tetapi juga merupakan inisiatif DPRD berjumlah 7 (tujuh) Perda. DPRD Kabupaten Jembrana Masa Bhakti sudah bekerja cukup keras guna melaksanakan fungsi legislasi dan menggali inisiatif yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Ranperda yang menjadi inisiatif DPRD dan sudah ditetapkan menjadi Perda antara lain : Perda tentang Penataan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern; Perda tentang Lambang Daerah; Perda tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah; Perda tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; Perda tentang Penanggulangan Bencana; Perda tentang Pedoman Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; dan Perda tentang Perubahan Atas Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Sedangkan 1 (satu) Ranperda inisiatif yang masih tertunda penetapannya dengan pertimbangan masih perlunya menunggu rujukan dari Pemerintah Provinsi Bali mengenai penetapan luas lahan pertanian pangan masing-masing Kabupaten/Kota se Bali, yaitu Ranperda tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan 1 (satu) Ranperda usul Sdr. Bupati yang tertunda penetapannya karena masih memerlukan pembahasan lebih lanjut yaitu Ranperda tentang Perubahan Perda Nomor 13 Tahun

101 tentang Retribusi Jasa Umum. Selain itu inisiatif DPRD yang masih dalam persiapan berupa penyusunan Naskah Akademis berupa Ranperda tentang Ijin Usaha Jasa Konstruksi. Adapun Rancangan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Jembrana sejak tahun 2009 sampai akan berakhirnya masa bakti tahun 2014 yaitu : Tabel 3.8Peraturan Daerah (Perda) Yang Dihasilkan oleh DPRD Kabupaten Jembrana Periode No. Nomor, Tahun Keputusan DPRD Tanggal Penetapan Ranperda yang ditetapkan menjadi Perda 1. Nomor 13 Tahun Oktober Perda tentang Retribusi Pelayanan Ijin Usaha Perikanan. 2. Perda tentang Perubahan Atas Perda Kab. Jembrana No. 24 Th tentang Retribusi Pasar Grosir Pelelangan Ikan. 3. Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Nomor 14 Tahun Oktober Perda tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Nomor 15 Tahun Desember Perda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Nomor 6 Tahun April Perda tentang Perubahan Atas Perda Kab. Jembrana No. 27 Th tentang Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, dan Pemberhentian Perbekel. 7. Perda tentang Pajak Restoran. 8. Perda tentang Pajak Penerangan Jalan. 5. Nomor 13 Tahun Agustus Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran Nomor 14 Tahun September Perda tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran Nomor 16 Tahun Oktober Perda tentang Pajak Parkir. 12. Perda tentang Pajak Reklame. 13. Perda tentang Pajak Hotel. 14. Perda tentang Pajak Hiburan. 15. Perda tentang Pajak Air Tanah. 73

102 No. Nomor, Tahun Keputusan DPRD Tanggal Penetapan Ranperda yang ditetapkan menjadi Perda 8. Nomor 19 Tahun Desember Perda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran Nomor 20 Tahun Desember Perda tentang Pengembangan Pertanian Organik di Kabupaten Jembrana. 18. Perda tentang Pencabutan Perda Kabupaten Jembrana Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pembentukan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Daerah Kabupaten Jembrana. 19. Perda tentang Pajak Sarang Burung Walet. 20. Perda tentang Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. 21. Perda tentang Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. 22. Perda tentang Penataan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. 9. Nomor 11 Tahun Mei Perda tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana. 24. Perda tentang Retribusi Jasa Umum. 25. Perda tentang Retribusi Jasa Usaha. 26. Perda tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. 10. Nomor 12 Tahun Juli Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran Perda tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran Nomor 13 Tahun September Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jembrana Tahun Nomor 18 Tahun Desember Perda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran Nomor 1 Tahun Januari Perda tentang Lambang Daerah Kabupaten Jembrana. 32 Perda tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. 33 Perda tentang Penyertaan Modal Daerah. 34 Perda tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. 35 Perda tentang Perindustrian. 36 Peda tentang Izin Usaha dan Peredaran Obat Hewan di Kabupaten Jembrana. 37 Perda tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten Jembrana Nomor 21 Tahun 2001 tentang Kadas Mengkadas 74

103 No. Nomor, Tahun Keputusan DPRD Tanggal Penetapan Ranperda yang ditetapkan menjadi Perda Ternak. 38 Perda tentang Perubahan Atas Perda Kabupaten Jembrana Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. 14. Nomor 8 Tahun Mei Perda tentang Retribusi Perijinan Tertentu. 40 Perda tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Amertha Jati. 41 Perda tentang RTRW Kabupaten Jembrana Tahun Nomor 11 Tahun Juli Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaaan APBD Kabupaten Jembrana TA Perda tentang Perubahan APBD Kabupaten Jembrana TA Nomor 15 Tahun Nopember Perda tentang RPJPD Kabupaten Jembrana Tahun Perda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran Nomor 1 Tahun Januari Perda tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 47 Perda tentang Penanggulangan Bencana. 48 Perda tentang Penyelenggaraan Menara. 18. Nomor 7 Tahun Juni Perda tentang Pedoman Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 50 Perda tentang Pencegahan dan Penanganan Korban Perdagangan Orang. 19. Nomor 10 Tahun Juli Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran Perda tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran Nomor 11 Tahun Nopember Perda tentang Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah. 54 Perda tentang Pengelolaan Sampah. 21 Nomor 14 Tahun Desember Perda tentang APBD Tahun Anggaran Nomor 5 Tahun Juni Perda tentang Perubahan Atas Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. 23 Nomor 8 Tahun Juli Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA Perda tentang Perubahan APBD TA Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Jembrana

104 A. Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana No. 11 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana Tahun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jembrana yang selanjutnya disebut RTRWK adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah Kabupaten Jembrana, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur tata ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang kabupaten, penetapan wilayah strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. RTRWK tersebut berkedudukan sebagai : 1. Penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali dan menjadi matra ruang dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ; 2. Acuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya ; 3. Acuan penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan strategis kabupaten ; 4. Acuan sukerta tata palemahan desa adat/pakraman, yang selanjutnya menjadi bagian dari awig-awig desa adat/pakraman di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana. Penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah sebagai pusat pengembangan wilayah Bali Barat sekaligus penyangga pelestarian lingkungan Pulau Bali yang hijau, lestari, aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, berbasis keterpaduan kegiatan pertanian, perindustrian, sumber daya pesisir dan kelautan yang terintegrasi dengan pariwisata menuju pemerataan pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat berlandaskan Tri Hita Karana. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dikembangkan untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah, meliputi: 1. Pemantapan fungsi wilayah sebagai pusat pengembangan Bali Bagian Barat; 2. Peningkatan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana wilayah untuk mendukung peningkatan produktivitas dan pemerataan pelayanan kepada masyarakat ; 3. Pemantapan wilayah yang hijau dan lestari sebagai penyangga pelestarian lingkungan Pulau Bali ; 76

105 4. Pemantapan wilayah sebagai pusat kegiatan pertanian, industri dan pendayagunaan sumber daya pesisir dan kelautan dengan konsep agropolitan dan minapolitan ; 5. Pengembangan kepariwisataan berwawasan lingkungan yang terintegrasi dengan pertanian dan potensi sumber daya pesisir dan kelautan ; 6. Peningkatan fungsi kawasan untuk menunjang pertahanan dan keamanan Negara. Rencana sistem pusat perkotaan/kegiatan di Kabupaten Jembrana mengatur susunan pusat-pusat kegiatan permukiman yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Sistem pusat-pusat perkotaan/pusat kegiatan di Kabupaten Jembrana terdiri dari: a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) merupakan pusat kegiatan pemukiman perkotaan dengan hirarki pelayanan skala regional/kabupaten (hirarki I) terletak di Kota Negara yang merupakan Ibukota Kabupaten Jembrana dengan arahan pengembangan kegiatan utama, yaitu sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan publik, perekonomian jasa dan regional, pusat distribusi dan koleksi barang dan jasa, pusat jasa pendukung kegiatan perekonomian (pengolahan dan pemasaran) sedangkan untuk kegiatan penunjang utama yaitu sebagai pusat kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan, kegiatan peribadatan, kegiatan perdagangan, kegiatan industri dan kegiatan permukiman. 1) Wilayah Kelurahan Lelateng, Kelurahan Loloan Barat, Kelurahan Banjar Tengah, dan Kelurahan Baler Bale Agung di Kecamatan Negara; dan 2) Wilayah Kelurahan Loloan Timur, Kelurahan Sangkar Agung, Desa Budeng, Kelurahan Dauhwaru, Kelurahan Pendem, Desa Batu Agung, dan Desa Dangin Tukadaya di Kecamatan Jembrana. b. Pusat Kegiatan Lokal (PKLp) Pusat Kegiatan Lokal Pelabuhan (PKLp) merupakan pusat pemukiman perkotaan dengan skala pelayanan kelurahan (hirarki II) terletak di ujung paling barat Pulau Bali yang digunakan sebagai pintu gerbang masuk melalui Pelabuhan Gilimanuk. Pusat Kegiatan Lokal Pelabuhan (PKLp) adalah meliputi Kawasan Perkotaan Gilimanuk mencakup Kelurahan Gilimanuk di Kecamatan Melaya. c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) 77

106 PusatPelayanan Kawasanmerupakan pusat pemukiman/kegiatan dengan skala Kecamatan atau beberapa desa/kelurahan (hirarki II) dengan arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang dimilikinya. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kawasan Perkotaan Melaya mencakup kawasan perkotaan Desa Melaya, di Kecamatan Melaya; 2. Kawasan Perkotaan Pengambengan mencakup wilayah Desa Pengambengan di Kecamatan Negara ; 3. Kawasan Perkotaan Mendoyo mencakup Kelurahan Tegalcangkring dan kawasan perkotaan Desa Pergung, di Kecamatan Mendoyo; 4. Kawasan Perkotaan Yeh Embang mencakup Kawasan Perkotaan Desa Yeh Embang Kauh, Kawasan Perkotaan Desa Yeh Embang dan Kawasan Perkotaan Desa Yeh Embang Kangin, di Kecamatan Mendoyo; 5. Kawasan Perkotaan Pekutatan mencakup kawasan perkotaan Desa Pekutatan dan Kawasan Perkotaan Desa Pulukan, di Kecamatan Pekutatan; d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat pemukiman/kegiatan dengan skala desa/kelurahan atau beberapa kampung/banjar (hirarki III) dengan arahan pengembangan dan pelayanan sesuai dengan fungsi dan potensi yang dimilikinya pusat pengembangan kegiatan terletak di seluruh pusat desa dinas di Kabupaten Jembrana. B. Keputusan Bupati Jembrana Nomor : 665 / PKL /2011 Tentang Penetapan Lokasi Minapolitan di Kabupaten Jembrana Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan revitalisasi perikanan, maka perlu dikembangkan kegiatan terpadu dalam pembangunan perikanan berbasis kawasan dengan konsepsi minapolitan.dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka perlu ditetapkan wilayah kecamatan sebagai kawasan minapolitan. Penetapan lokasi Kawasan Minapolitan sebagaimana tersebut diatas, terletak di Kecamatan Negara dengan Kawasan Inti di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. Lokasi Minapolitan tersebut mempunyai 2 (dua) Zona pendukung, yaitu : 1. Kec. Jembrana dan Kec. Melaya sebagai Zona Sentra Produksi ; 2. Kec. Mendoyo dan Kec. Pekutatan sebagai Zona Penyangga. 78

107 BAB IV SOSIAL BUDAYA Kependudukan Informasi data kependudukan merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan sebuah perencanaan dalam sebuah masyarakat.dari data kependudukan tersebut dapat dibuat sebuah proyeksi beberapa tahun kedepan, sehingga perencanaan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sesaat saja namun dapatdiimplementasikan dalam jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk tersebut bukan merupakan ramalan, tetapi perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi asumsi tertentu berdasarkan komponen komponen laju pertumbuhan penduduk Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana per 31 Desember 2013 adalah sebanyak jiwa yang terbagi kedalam 5 kecamatan. Jumlah penduduk terbesar adalah pada Kecamatan Negara dengan jumlah jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah pada Kecamatan Pekutatan dengan jumlah jiwa. Berikut adalah Tabel 4.1yang menyajikan jumlah penduduk tiap kecamatan tahun 2013 serta perkembangan jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk dari tahun Dari table dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan jumlah yang paling tinggi adalah pada tahun 2013 (table 4.1). 79

108 Tabel 4.1. Jumlah Rumah Tangga Dan Penduduk di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 No. Kecamatan Rumah Tangga Penduduk 1. Negara Mendoyo Pekutatan Melaya Jembrana Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun 2014 Prosentase jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Melaya 19% Jembrana 20% Pekutatan 10% Negara 29% Mendoyo 22% Gambar Prosentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Jembrana Tahun Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana berdasarkan jenis kelamin per 31 Desember 2013 terdiri dari jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk 80

109 perempuan. Berdasarkan perbandingan jumlah penduduk tersebut diketahui sex ratiokabupaten Jembrana adalah 49,95 % yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih kecil daripada jumlah penduduk perempuan. Berikut adalah disajkan Tabel 4.2 yang menyajikan data sex ratio jumlah penduduk laki laki terhadap perempuan serta perkembangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dan sex ratio tahun Tabel 4.2. Sex Ratio di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH n (Jiwa) % n (Jiwa) % n (Jiwa) % NEGARA , , ,99 MENDOYO , , ,12 PERKUATAN , , ,72 MELAYA , , ,62 JEMBRANA , , , , , , , , , , , ,00 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun 2014 Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini : Laki-Laki Perempuan Gambar Jumlah Penduduk di Kabupaten Jembrana Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun

110 Sex Ratio di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini : Rasio Jenis Kelamin Tahun 2013 MELAYA, JEMBRANA, PERKUATAN, NEGARA, MENDOYO, NEGARA MENDOYO PERKUATAN MELAYA JEMBRANA Gambar Sex Ratio di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 A. Jumlah Penduduk Jembrana Berdasarkan Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Distribusi terbanyak penduduk yang telah menikah adalah di Kecamatan Negara dengan jumlah jiwa dan jumlah paling sedikit adalah di Kecamatan Pekutatan dengan jumlah jiwa, dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini. KECAMATAN Tabel 4.3. Penduduk Jembrana Berdasarkan Status Perkawinan dan Jenis Kelamin, tahun 2013 Belum kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati Jumlah Penduduk Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr NEGARA 21,989 18,447 23,767 24, ,785 46,285 MENDOYO 15,276 13,097 19,061 19, ,301 35,722 PERKUATAN 6,813 5,916 8,351 8, ,497 15,720 MELAYA 14,671 12,136 16,221 16, ,588 31,320 JEMBRANA 13,852 12,077 16,599 16, ,166 31, ,601 61,673 83,999 85,011 1,260 2,549 2,477 11, , , ,993 61,116 82,839 84,192 1,113 2,329 2,453 11, , , ,580 59,923 81,710 83,070 1,053 2,200 2,292 10, , ,938 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun

111 Penduduk Jembrana Berdasarkan Status Perkawinan dan Jenis Kelamin NEGARA MENDOYO PERKUATAN MELAYA JEMBRANA Belum Kawin Lk Belum kawin Pr Kawin Lk Kawin Pr Cerai Hidup Lk Cerai Hidup Pr Cerai Mati Lk Cerai Mati Pr Gambar Penduduk Jembrana Berdasar Status Perkawinan dan Jenis Kelamin Tahun Jumlah Penduduk Ber KTP Kepemilikan KTP adalah mutlak diperlukan untuk penduduk yang telah berusia 17 tahun ke atas.dengan memiliki KTP maka seseorang telah dapat melakukan hak dan kewajiban sebagai warga Negara sepenuhnya seperti membayar pajak, memiliki SIM, dan lain-lain.untuk mempermudah pencatatan penduduk di Kabupaten Jembrana telah mulai dirintis pembuatan E-KTP. Dengan menggunakan E-KTP identitas sesorang akan direkam secara digital pada chip, sehingga kegiatan yang berhubungan dengan penduduk seperti pemilihan pilkada akan dapat diketahui hasilnya secara lebih cepat. Selain itu penggunaan kertas secara otomatis akan lebih bisa dihemat, karena mencontreng dengan menggunakan E-Voting hanya menggunakan media digital. Jumlah penduduk wajib KTP SIAK dan status kepemilikan KTP SIAK dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 83

112 Tabel 4.4. Penduduk Wajib KTP SIAK & Status Kepemilikan KTP SIAK Tahun 2013 KECAMATAN Wajib KTP Belum Wajib KTP Sudah Cetak KTP Belum Cetak KTP Jumlah Penduduk Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr L P NEGARA 32,877 33,312 13,908 12,937 28,726 28,508 4,151 4,804 46,785 46,285 MENDOYO 25,617 26,883 9,684 8,839 21,693 22,478 3,924 4,405 35,301 35,722 PERKUATAN 11,350 11,644 4,147 4,076 10,064 10,221 1,286 1,423 15,497 15,720 MELAYA 22,394 22,843 9,194 8,477 19,050 19,451 3,344 3,392 31,588 31,320 JEMBRANA 22,643 23,504 8,532 8,120 16,741 17,560 5,902 5,944 31,166 31,624 TOTAL 114, ,186 45,465 42,449 96,274 98,218 18,607 19, , , , ,210 45,459 42,509 93,962 95,726 18,977 20, , ,719 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Menurut data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, maka kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur usia antara tahun dengan jumlah jiwa. Berikut Tabel 4.5 yang menyajikan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usiadi Kabupaten Jembrana tahun Tabel 4.5. Penduduk Menurut Kelompok Usia di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Total n (Jiwa) % n (Jiwa) % n (Jiwa) %

113 PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun 2013 Perbandingan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Gambar 4.5 di bawah ini Laki-Laki n (Jiwa) 6000 Perempuan n (Jiwa) Gambar Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umurdi Kabupaten Jembrana Tahun Jumlah Keseluruhan Penduduk Pasangan Nikah (Berakte dan Tidak) Jumlah penduduk status kawin di Kabupaten Jembrana adalah berjumlah jiwa yang terbagi memiliki akta perkawinan dan tidak.sebagian besar adalah tidak memiliki akta perkawinan yaitu sebesar jiwa dan hanya jiwa yang memiliki aktaperkawinan. Penduduk yang tidak memiliki akta perkawinan pada umumnya adalah penduduk yang melangsungkan pernikahannya dengan menggunakan adat dan tradisi setempat, sedangkan yang memiliki akta perkawinan adalah penduduk agama Islam yang pada umumnya telah terdaftar di KUA. Jumlah pasangan nikah berakta dan tidak berakta dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 85

114 Tabel 4.6. Jumlah Pasangan Nikah Berakta dan Tidak Tahun 2013 KECAMATAN ADA AKTA KAWIN BELUM PUNYA AKTA KAWIN PENDUDUK STATUS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN KAWIN n (Jiwa) % n (Jiwa) % n (Jiwa) % n (Jiwa) % Lk Pr NEGARA MENDOYO PERKUATAN MELAYA JEMBRANA TOTAL Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun 2013 Jumlah pasangan yang memiliki akta dan tidak memiliki akta perkawinan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Berakte Nikah Tidak Berakte Nikah 22% 78% Gambar Jumlah Pasangan Nikah Berakta dan Tidak di Kabupaten Jembrana Tahun Jumlah Kepemilikan Akta Kelahiran Jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana per 31 Desember 2013 adalah sebanyak jiwa dan hanya sebagian yang telah memiliki akta kelahiran yaitu sebesar jiwa (laki-laki) dan jiwa (perempuan), sedangkan penduduk yang tidak memiliki akta kelahiran sebesar jiwa (laki-laki) dan jiwa (perempuan) Jumlah 86

115 kepemilikan akta kelahiran penduduk Jembrana Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.7. Jumlah Kepemilikan Akta Lahir Penduduk Jembrana Tahun 2013 KECAMATAN ADA AKTA KELAHIRAN BELUM PUNYA AKTA KELAHIRAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN n (Jiwa) % n (Jiwa) % n (Jiwa) % n (Jiwa) % Lk Pr NEGARA MENDOYO PERKUATAN MELAYA JEMBRANA TOTAL Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun 2013 Perbandingan prosentase Jumlah kepemilikan Akta Kelahiran penduduk Jembrana Tahun 2013dapat dilihat pada gambar di bawah ini Kepemilikan Akta Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kecamatan NEGARA MENDOYO PERKUATAN MELAYA JEMBRANA Lk Ada Akta Lhr. Pr Ada Akta Lhr Lk Blm Ada Akta Lhr. Pr Blm Ada Akta Lhr. Gambar Perbandingan Kepemilikan Akta Lahir Penduduk Jembrana Tahun

116 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir Jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana per 31 Desember 2013 bila dilihat dari ijasah terakhir yang dimiliki, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Akhir yang Ditamatkan Di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 KECAMATA N TDK/BL M SEKOLAH BLM TAMA T SD TAMA T SD TAMA T SMP TAMA T SMU TAMA T D1/D2 TAMA T D3 TAMA T S1 TAMA T S2 TAMA T S3 JUMLA H NEGARA MENDOYO PERKUATAN MELAYA JEMBRANA TOTAL Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun BLM TAMAT SD TAMAT SD TAMAT SMP TAMAT SMU TAMAT D1/D2 TAMAT D TAMAT S TAMAT S2 TAMAT S3 Gambar Penduduk Berdasarkan Pendidikan Akhir yang Ditamatkan di Kabupaten Jembrana Tahun

117 4.2. Peribadatan Prasarana peribadatan di Kabupaten Jembrana terdiri dari pura, masjid, gereja KECAMAT AN NEGARA dan klenteng/vihara. Sebagai Agama Mayoritas penduduk Kabupaten Jembrana, maka pura merupakan fasilitas sarana peribadatan terbesar dibandingkan dengan sarana peribadatan lainnya. Secara keseluruhan di kawasan Kabupaten Jembrana tersedia 360 unit pura yang tersebar di seluruh kawasan Kabupaten Jembrana. Sebagai agama mayoritas kedua, penduduk beragama Islam telah terlayani oleh 129 unit masjid/mushola yang tersebar di permukiman-permukiman penduduk muslim. Tabel 4.9. Penduduk Jembrana Berdasarkan Agama Tahun 2013 Agama Islam Kristen Katholik Hindu Budha Konghuchu Aliran Jumlah Kepercayaan Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr 20,758 20, ,806 24, ,785 46,285 MENDOYO PERKUATAN MELAYA JEMBRANA 2,518 2, ,655 33, ,301 35,722 2,628 2, ,696 12, ,497 15,720 8,601 8,547 1,095 1, ,165 20, ,588 31,320 6,446 6, ,067 24, ,166 31,624 TOTAL 40,951 40,378 2,053 2,037 1,403 1, , , , ,67 1 2,012 40,108 39,536 1,996 1,987 1,370 1, , , , ,719 2,011 39,044 38,538 1,966 1,967 1,353 1, , , , ,938 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun

118 Budha 0% Islam 26% Konghuchu 0% Aliran Kepercayaan 0% Kristen Katolik 1% 1% Hindu 72% Gambar Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Tabel Tempat Peribadatan di Kabupaten JembranaTahun 2013 No. Nama Tempat Ibadah Jumlah Satuan 1. Pura 207 buah 2 Masjid 98 buah 3 Langgar / Mushola 98 buah 4 Gereja Kristen 35 buah 5 Gereja Katolik 7 buah 6 Vihara/Cetya/Klenteng 6 buah Sumber : Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana, Tahun

119 Tabel Data Lembaga Keagamaan di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 No. Uraian Jumlah 1 Keberangkatan Jemaah Haji 38 orang 2 KUA 4 buah 3 Penyuluh Agama 115 orang 4 Taman Pendidikan Al-Qur an 95 buah (TPA) 5 Pondok Pesantren 44 buah 6 Santri orang 7 Guru Santri 140 orang 8 Sekolah Minggu 6 Sumber : Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana, Tahun Ketenagakerjaan Jumlah penduduk yang besar, bagi pemerintah Kabupaten Jembrana dalam hal penyediaan lapangan kerja adalah memiliki dua sisi yang berlainan. Di satu sisi, dengan banyaknya jumlah penduduk adalah merupakan sebuah potensi yang dapat digunakan dalam upaya pembangunan daerah. Namun disisi lain, banyaknya jumlah penduduk, merupakan tantangan bagi pemerintah Kabupaten Jembrana untuk dapat menyediakan lapangan pekerjaan sehingga jumlah pengangguran dapat ditekan. Selain membuka lapangan pekerjaan di dalam negeri, selama ini juga telah dilakukan kerjasama dengan luar negeri terkait perekrutan tenaga kerja, seperti misalnya ke Jepang Angkatan Kerja Angkatan kerja adalah penduduk produktif yang berusia Tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Berdasarkan data Tabel diketahui jumlah penduduk usia angkatan kerja di Kabupaten Jembrana mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut merupakan 91

120 potensi sekaligus tantangan bagi pemerintah Kabupaten Jembrana dalam menyediakan lapangan pekerjaan sehingga tercapai kesejahteraan seluruh masyarakat Kabupaten Jembrana. Berikut Tabel 4.12 yang menyajikanjumlah penduduk usia angkatan kerja di Kabupaten Jembrana tahun 2003 s/d Tabel Perkembangan Penduduk Usia Angkatan Kerja di Kabupaten Jembrana Tahun No. Tahun Jumlah Angkatan Kerja Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun 2013 Berikut disajikan grafik pertumbuhan jumlah penduduk angkatan kerja di Kabupaten Jembrana Tahun 2003 s/d Jumlah Angkatan Kerja Jumlah Angkatan Kerja Gambar Angkatan Kerja di Kabupaten Jembrana Tahun 2003 s/d

121 Penduduk Bekerja Beradasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jembrana per 31 Desember 2012, jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat dalam tabel 4.13 berikut ini: Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Kecamatan No. Jenis Pekerjaan Total Negara Mendoyo Pekutatan Melaya Jembrana 1. Belum/Tidak Bekerja 2. Mengurus Rumah Tangga 3. Pelajar/Mahasiswa Pensiunan PNS TNI Polri Perdagangan Petani/Pekebun Peternak Nelayan Perikanan Industri Konstruksi Transportasi Karyawan Swasta Karyawan BUMN Karyawan BUMD Karyawan Honorer Buruh Harian Lepas 20. Buruh Tani/Perkebunan 21. Buruh Nelayan Perikanan 22. Buruh Peternakan Pembantu Rumah Tangga 24. Tukang Cukur Tukang Listrik Tukang Batu

122 No. Jenis Pekerjaan Kecamatan Negara Mendoyo Pekutatan Melaya Jembrana Total 27. Tukang Kayu Tukang Sol Sepatu Tukang Las/Pandai Besi 30. Tukang Jahit Tukang Gigi Penata Rias Penata Busana Penata Rambut Mekanik Seniman Tabib Paraji Perancang Busana Penterjemah Imam Masjid Pendeta Pastor Wartawan Ustad/Mubaligh Juru Masak Promotor Acara Anggota DPR Anggota DPD Anggota BPK Presiden Wakil Presiden Anggota MK Anggota Kabinet Duta Besar Gubernur Wakil Gubernur Bupati Wakil Bupati Walikota Wakil Walikota Anggota DPRD Provinsi

123 Kecamatan No. Jenis Pekerjaan Total Negara Mendoyo Pekutatan Melaya Jembrana 63. Anggota DPRD Kabupaten/Kota 64. Dosen Guru Pilot Pengacara Notaris Arsitek Akuntan Konsultan Dokter Bidan Perawat Apoteker Psikiater/Psikolog Penyiar Televisi Penyiar Radio Pelaut Peneliti Sopir Pialang Paranormal Pedagang Perangkat Desa Kepala Desa Biarawati Wiraswasta Lainnya Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun Pengangguran Pengangguran adalah penduduk usia kerja tetapi belum mempunyai pekerjaan. Berdasarkan data yang didapat dari BPS Kabupaten Jembran diketahui jumlah pengangguran di Kabupaten Jembrana mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.hal tersebut merupakan indikasi tidak berimbangnya perkembangan jumlah lapangan 95

124 pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja di Kabupaten Jembrana.Berikut disajikan tabel jumlah pengangguran di Kabupaten Jembrana tahun 2003 s/d Tabel Pengangguran di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 s/d 2013 Tahun Jumlah Pengangguran Keterangan ,822 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2013 Berikut adalah Gambar 4.11 yang menyajikan sebaran pengangguran terbuka di Provinsi Bali Tahun Gambar Sebaran Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Bali

125 4.4. Linmas Dari aspek kelembagaan, Satuan Perlindungan Masyarakat baik di Provinsi maupun Kabupaten/ kota lahir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Yang diharapkan dapat menjadi sarana dalam pengembangan kelembagaan dan peningkatan kemampuan SDM.Sehingga Satuan Perlindungan Masyarakat nantinya diharapkan dapat lebih meningkatkan peran dan kinerjanya serta dapat dirasakan keberadaannya oleh masyarakat.berikut adalah disajikan tabel Daftar Satuan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Jembrana sampai dengan Tahun Tabel Satuan Perlindungan Masyarakat di Kabupaten Jembrana Data Jumlah Linmas TAHUN Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Jembrana, Tahun KDRT dan Kriminalitas Angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kabupaten Jembrana mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah KDRT paling tinggi adalah pada tahun 2012 dengan jumlah sebanyak 20 kasus, jumlah tindakan kriminal paling tinggi adalah pada tahun 2010 sebanyak 352 kasus, sedangkan anak-anak di bawah umur yang melakukan tindakan kriminal paling tinggi adalah pada tahun 2013 sebanyak 34 kasus. Data tindak pidana di Kabupaten Jembrana tahun 2007 s/d 2013 dapat dilihat pada tabel Sedangkan data perkara hukum yang tercatat pada Kejaksaaan Negeri Negara tahun 2013 dapat dilihat pada tabel Tabel Jumlah Tindak Pidana di Kabupaten Jembrana Tahun 2007 s/d 2013 Jenis Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) TAHUN Penganiayaan

126 Pelecehan Seksual 3 22 Tindakan Kriminal *) Anak-anak di Bawah Umur yang Melakukan Tindakan Kriminal Sumber : Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali Resor Jembrana, 2014 *) Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bali (Bali Membangun 2013) Berikut disajikan gambar sebaran angka kriminalitas di Provinsi Bali Tahun Gambar Angka Kriminalitas di Provinsi Bali 2013 Tabel Perkara Hukum yang Tercatat pada Kejaksaan Negeri Negara Tahun 2013 I. Perkara Hukum 1. Jumlah Perkara Dilaporkan : a. Pidana b. Perdata c. Politik dan HAM Uraian Nilai Satuan Perkara Perkara Perkara 98

127 d. Lalu Lintas e. Perlindungan perempuan dan anak f. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 2. Jumlah Perkara Terselesaikan : a. Pidana b. Perdata c. Politik dan HAM d. Lalu Lintas e. Perlindungan Perempuan dan Anak g. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 3. Jumlah Perkara Tidak Terselesaikan : a. Pidana b. Perdata c. Politik dan HAM d. Lalu Lintas e. Perlindungan Perempuan dan Anak h. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara Perkara II. Jumlah Kasus Tanah Yang Diselesaikan 0 Kasus III. Jumlah Kasus yang Terdaftar 239 Kasus IV. Kelembagaan 1. Jumlah Pengadilan Agama 2. Jumlah Pengadilan Negeri 3. Jumlah Pengadilan Tata Usaha Negara 4. Lembaga Pemasyarakatan 5. Kejaksaan Negeri V. Jumlah Tindak Kriminal 1. Jumlah Kasus Narkoba 2. Jumlah Kasus Pembunuhan 3. Jumlah Kasus Seksual 4. Jumlah Kasus Penganiayaan 5. Jumlah Kasus Pencurian 6. Jumlah Kasus Penipuan 7. Jumlah Kasus Pemalsuan Uang Buah Buah Buah Buah Buah Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus VI. Jumlah Tindak Kriminal Yang Tertangani 223 Buah VII. Pencurian dan Penyelundupan Kayu 1. Volume Kayu yang Dicuri 2. Jumlah Kasus 3. Jumlah Lokasi Pencurian dan Penyelundupan Sumber: Kejaksaan Negeri Negara 4, M3 Kasus Lokasi 99

128 4.6. Kesenian, Olahraga dan Kepemudaan Kesenian Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda Olah Raga, Pariwisata dan Kebudayaandi Kabupaten Jembrana Tahun 2013 terdapat beberapa jenis kesenian khas Kabupaten Jembrana. Berikut ditampilkan data jenis dan pusat kesenian di Kabupaten Jembrana. Selain itu terdapat pula objek daya tarik wisata khusus dan tempat-tempat yang menjadi objek wisata di Kabupaten Jembrana. Tabel Data Jenis dan Pusat Kesenian di Kabupaten Jembrana 2013 Jenis Kesenian Pusat Kesenian Gong Kebyar Desa Tegal Cangkring Kec. Mendoyo Jegog Joged Bungbung Desa Sangkaragung Kec. Negara Desa Pendem Kec. Negara Tingklik Jegog Kendang Mebarung Desa Mendoyo Dauhtukad Kec. Mendoyo Desa Dangin Tukadaya Kec. Negara Sumber :Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Tahun

129 Tabel Data Jenis Kesenian di Kabupaten Jembrana 2013 Seni Bebali Seni Balih-Balihan Seni Lain-lain Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah Angklung 55 Gong Kebyar 82 Samroh 6 Gender Batel 5 Gong Suling 1 Jaranan 3 Baleganjur 86 Kendang 9 Hadrah 6 Mebarung Pesantian 63 Geguntangan 1 Qasidah 4 Kemb. Kirang 16 Preret 4 Sanggar Seni 13 Grant. Pelog 1 Orkes Melayu 1 Rindik 27 Band 4 Gong Digdog 5 Gambus 5 Jegog 66 Burdah 4 Tingklik Jegog 68 Leko 1 Berko 1 Sumber :Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Tahun 2013 Tabel Data Jenis Tari-Tarian di Kabupaten Jembrana 2013 Tari Wali Tari Bebali Tari Balih-Balihan Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah Sanghyang 5 Wayang 2 Drama 6 Wong Gong Baris 3 Wayang 12 Jogeg 39 Upacara Kulit Bumbung Legong 1 Barong 10 Janger 1 Dedari Rejang 44 Topeng 10 Legong 1 Arja Sewagati 1 Calon Arang Bumbung Gebyog 1 2 Sumber :Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Tahun

130 Tabel Objek Daya Tarik Wisata Khusus di Kabupaten Jembrana 2013 No. Nama ODTWK Desa/Kelurahan Kecamatan 1 ODTWK Palasari Blimbingsari Melaya 2 ODTWK Gilimanuk Gilimanuk Melaya Sumber :Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Tahun 2013 Tabel Daftar Objek Wisata di Kabupaten Jembrana 2013 No. Nama Objek Wisata Desa/Kelurahan Kecamatan 1 Bunut Bolong Manggissari Pekutatan 2 Pantai Medewi Medewi Pekutatan 3 Delodbrawah Delodbrawah Mendoyo 4 Rambut Siwi Yeh Embang Kangin Mendoyo 5 Pantai Baluk Rening Baluk Jembrana 6 Perancak Perancak Negara 7 Pantai Candikusuma Candikusuma Melaya 8 Bendungan Palasari Ekasari Melaya 9 Teluk Gilimanuk Gilimanuk Melaya 10 Museum Manusia Purba Gilimanuk Melaya 11 Pantai Pekutatan Pekutatan Pekutatan 12 Pantai Pengeragoan Pengeragoan Pekutatan 13 Pantai Gumbrih Gumbrih Pekutatan 14 Sangkaragung Sangkaragung Jembrana 15 Rest Area Rambut Siwi Yeh Embang Kangin Mendoyo Sumber :Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Tahun 2013 Perkembangan kunjungan wisatawan di Kaabupaten Jembrana mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berikut data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Jembrana dari Tahun sesuai tabel Tabel Data Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Jembrana 2013 No. Tahun Wisman (orang) Wisnu (orang) Jumlah Naik/Turun % , ,07 102

131 No. Tahun Wisman (orang) Wisnu (orang) Jumlah Naik/Turun % , , ,64 Sumber :Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Jembrana, Tahun 2013 Dari sekian banyak sekaa/sanggar yang berkembang di Kabupaten Jembrana tersebut, terdapat jenis kesenian yang merupakan ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yaitu : 1. Kesenian Jegog Memanfaatkan bambu yang dirangkai sebagai alat instrumennya yang menghasilkan instrumen/irama yang sangat merdu untuk dinikmati. Jegog pertama kali berkembang di Banjar Sebual Desa Dangin Tukadaya yang diciptakan oleh Kiang Gelinduh. Kesenian Jegog disertai tarian yang biasanya dibawakan oleh beberapa orang remaja putri/putra. 2. Kesenian Joged Bungbung Kesenian ini juga memakai bambu sebagai alat instrumennya yang disebut Gamelan. Dari segi ukuran Gamelan Joged Bungbung ini lebih kecil dibandingkan dengan Gamelan Jegog. Kesenian Joged Bungbung ini selalu disertai tarian yang dibawakan oleh remaja putri dengan mengenakan pakaian khas Jembrana, sehingga menghasilkan tontonan yang sangat menarik. 3. Kesenian Kendang Mebarung Kesenian ini memanfaatkan Kendang yang sangat besar ukurannya, yang biasanya dimainkan oleh 2 orang untuk masing masing kendang tersebut. 103

132 4. Kesenian Bungbung Gebyog Menggambarkan ibu-ibu rumah tangga yang sedang menumbuk padi. Bungbung Gebyog ini biasanya dibawakan oleh beberapa orang wanita yang sudah berkeluarga. Masing-masing penari membawa sebuah bambu yang menggambarkan sebagai alu untuk menumbuk padi, dari ketukan bambu tersebut dihasilkan irama yang merdu untuk dinikmati Olahraga Salah satu upaya pemerintah Kabupaten Jembrana dalam menjaga kesehatan masyarakatnya adalah dengan kegiatan olahraga. Dengan olahraga maka akan terbentuk tubuh yang sehat dan kuat sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas keseharian dengan hasil maksimal. Salah satu upaya pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan membangun fasilitas olahraga yang dapat digunakan penduduk untuk berolahraga. Saat ini Kabupaten Jembrana telah mempunyai beberapa fasilitas lapangan olahraga meliputi lapangan sepak bola, lapangan voley, lapangan tenis meja, dan lapangan bulu tangkis.kabupaten Jembrana memiliki 7 Gedung Olahraga yang berada pada masingmasing kecamatan. Jumlah kegiatan olahraga dalam satu tahun yang sering dilaksanakan di Kabupaten Jembrana adalah kegiatan PORSENI, KOMPETISI, serta lomba-lomba olahraga lainnya yang hampir mencakup 16 cabang olahraga, yang diikuti oleh hampir 16 organisasi olahraga dan 21 organisasi pemuda. Berikut adalah beberapa fasilitas olahraga yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Jembrana : 104

133 1. GOR Krsna Jvara Gedung Olah Raga (GOR) Kresna Jvara terletak di Desa Batuagung Dusun Sawe Rangsasa lebih kurang 2 Km kearah utara dari Kantor Bupati Jembrana. GOR dengan kapasitas penonton tersebut dibangun pada akhir tahun 2005 dalam rangka mensukseskan Porda Bali VII yang diselengggarakan di Jembrana. GOR Kresna Jvara dapat digunakan oleh umum dalam rangka menyelenggarakan even Olah Raga atau Pertemuan. 2. Lapangan Sepakbola Lapangan sepakbola yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana ada tiga, yaitu : Stadion Pecangakan terletak di areal Civic Center Jalan Surapati Kecamatan Negara. Stadion ini dilengkapi dengan 2 buah tribun untuk kenyamanan menyaksikan pertandingan. Di Stadion Pecangakan juga terdapat lintasan pacuan kuda yang disewakan untuk umum Lapangan Dauhwaru, Lapangan Dauhwaru terletak di Kelurahan Dauhwaru Kecamatan Negara. Lapangan ini difungsikan sebagai lapangan sepak bola. Selain lapangan Sepak Bola di Tanah lapang Dauhwaru ini juga terdapat Lapangan Basket yang pemanfaatannya sebagaian besar oleh Siswa SMA yang ada di kota Negara. Lapangan Dauhwaru juga disewakan untuk umum Lapangan Umum Negara, Terletak di Jalan Gatot Subroto Kelurahan Banjar Tengah Kecamatan Negara. Di Lapangan Umum Negara juga terdapat fasilitas Olah Raga Panjat Tebing 3. Lapangan Tenis Lapangan Tenis yang terletak dibelakang Kantor Bupati Jembrana ini terdiri dari 4 buah lapangan. Lapangan ini direhab/diperbaharui pada akhir tahun 2005 dalam rangka mensukseskan Porda Bali VII yang diselenggarakan di Jembrana. Meskipun letaknya dilingkungan kantor Bupati, lapangan Tenis ini juga boleh dipergunakan untuk umum. Selama tahun 2012, Kabupaten Jembrana telah mengirimkan kontingen untuk mengikuti Pekan Pelajar di tingkat Provinsi. Berikut data kontingan dan prestasi kontingen Kabupaten jembrana. 105

134 Tabel Kontingen Kabupaten Jembrana Yang Mengikuti Pekan Pelajar Di Tingkat Provinsi Tahun 2013 Atlet Pelatih/Official No. Cabang Olah Raga Putra Putri Putra Putri Jumlah 1 Atletik Pencak Silat Bola Basket Bola Voly Sepak Bola Sepak Takraw Tenis Meja Tenis Lapangan Bulu Tangkis Catur Senam Renang Voli Pasir Judo Panjat Tebing Karate Official Jumlah Sumber : LKPJ Bupati Jembrana, Tahun 2013 Tabel Hasil Perolehan Medali Pekan Pelajar di Tingkat Provinsi Tahun 2013 No. Cabang Olah Raga Medali Jumlah SD SMP SMA Ems Prk Prg Ems Prk Prg Ems Prk Prg Ems Prk Prg 1 Atletik Pencak Silat Bola Basket

135 No. Cabang Olah Raga Medali Jumlah SD SMP SMA Ems Prk Prg Ems Prk Prg Ems Prk Prg Ems Prk Prg 4 Bola Voly Sepak Bola Sepak Takraw 7 Tenis Meja Tenis Lapangan 9 Bulu Tangkis 10 Catur Senam Renang Voli Pasir Judo Panjat Tebing 16 Karate Jumlah Sumber : LKPJ Bupati Jembrana, Tahun LPM, PKK dan LSM LPM Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra kerja Pemerintah Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang Pembangunan.LPM pada hakekatnya adalah Lembaga Kemasyarakatan yang bersifat lokal, berkedudukan di Kelurahan, merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan keberadaannya secara organisasi berdiri sendiri.berikut adalah jumlah kelompok binaan LPM di Kabupaten Jembrana. 107

136 Tabel LPM Aktif dan Kelompok Binaan di Kabupaten Jembrana s/d Tahun 2013 Indikator Tahun Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Jembrana, Tahun PKK Kondisi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai arti yang besar dalam proses pembangunan, karena kondisi keluarga dapat menjadi barometer bagi kesejahteraan bagi masyarakat pada umumnya. Berikut disajikan data jumlah PKK Aktif dan Kelompok Binaan di Kabupaten Jembrana Tahun Tabel Jumlah PKK dan Kelompok Binaan di Kabupaten Jembrana s/d Tahun 2013 Data Tahun Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Jembrana, Tahun LSM DAN ORMAS Lembaga swadaya masyarakat (disingkat LSM) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.organisasi massa atau disingkat ormas adalah suatu istilah yang digunakan di Indonesia untuk bentuk organisasi berbasis massa yang tidak bertujuan politis. Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah partai politik. Ormas dapat dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan atau tujuan, misalnya: agama, pendidikan, sosial.organisasi tersebut bukan merupakan bagian pemerintah, birokrasi ataupun Negara yang kegiatannya adalah murni kegiatan sosial untuk membantu masyarakat umum. Sampai tahun 2013 terdapat 23 LSM dan 73 ORMAS di Kabupaten Jembrana. 108

137 BAB V KONDISI SUMBER DAYA ALAM Pertanian T emperatur udara yang berkisar antara C, kelembaban udara berkisar antara % serta rata-rata curah hujan per tahun dan ketinggian tempat antara m dpl, Kabupaten Jembrana sangat cocok untuk mengembangkan berbagai komoditas Pertanian Komoditas Tanaman Pangan Persediaan pangan sebagai sumber gizi bagi kehidupan, merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari. Kebutuhan pangan bagi masyarakat merupakan salah satu komoditas strategis, karena erat kaitannya dengan upaya stabilitas Ketahanan Nasional. Pengadaan pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, serta sesuai persyaratan gizi, selalu menjadi perhatian Pemerintah dan masyarakat sesuai UU Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan dan PP Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan. Ketersediaan tanaman pangan khususnya beras di Kabupaten Jembrana mencapai ,70 ton, sedangkan kebutuhan beras di Kabupaten Jembrana sesuai standar Pola Pangan Harapan (Nasional) ,10 ton, sehingga masih ada kelebihan pangan sejumlah 1.225,60 ton. Komoditas tanaman pangan yang merupakan kebutuhan utama, yang sering disebut Bama (Bahan Makanan Utama), terdiri dari : padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu. 109

138 Adapun data komoditas tanaman pangan di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.1. Data Komoditas Tanaman Pangan di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Jenis Komoditas Luas Panen Rata-rata Produksi Produksi (Ton) Keterangan (Ha) (Kw/Ha) Padi , Gabah Kering Giling (GKG) Jagung 72 38, Pipilan Kering Kedelai , Biji Kering Kacang Tanah , Biji Kering Kacang Hijau , Biji Kering Ubi Kayu , Ubi Basah Ubi Jalar , Ubi Basah Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana, Tahun 2014 Berdasarkan data komoditas tanaman pangan di Kabupaten Jembrana tahun 2013, tanaman pangan yang paling banyak dihasilkan adalah jenis komoditas padi dengan produksi gabah sebesar ton, jagung dengan produksi sebesar 277 ton dan kedelai sebesar ton. Adapun data komoditas tanaman pangan tersebut lima tahun terakhir di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut: 110

139 A. Komoditas Padi Secara umum produksi padi dihasilkan di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana. Produksi padi paling banyak adalah pada tahun 2009 dengan jumlah produksi ,08 Ton dengan luas tanam sebesar Ha. Sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 produksi padi terus mengalami penurunan yaitu pada tahun 2010 produksi sebanyak ,78 Ton dengan luas tanam Ha sedangkan pada tahun 2011 produksi sebanyak ,45 Ton dengan luas tanam Ha. Sedangkan pada jumlah produksi ,20 ton dengan luas tanam Ha. Kecamatan tahun 2012 produksi padi kembali mengalami peningkatan yaitu dengan Tabel 5.2. Komoditas Padi di Kabupaten Jembrana Luas Tanam (Ha) Tahun Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan Melaya ,05 Gabah Kering Negara ,53 Giling (GKG) Jembrana ,85 Mendoyo ,60 Pekutatan , , , , , , , ,08 Sumber : Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Jembrana, Tahun

140 Gambar Produksi Komoditas Padi Tahun Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) B. Komoditas Jagung Produksi jagung di Kabupaten Jembrana terutama dihasilkan di tiga kecamatan di Kabupaten Jembrana, yaitu : Melaya, Jembrana dan Mendoyo. Produksi jagung tahun 2013paling sedikit dalam rentang waktu tahun yaitu dengan total produksi 341,57 tondengan luas panen 110 Ha dan rata-rata produksi 47,44 Kw/Ha. Produksi jagung paling tinggi adalah pada tahun 2010 yaitu 1.621,46 ton dengan luas panen 380 Ha dan rata-rata produksi 42,67 Kw/Ha. Perkembangan produksi jagung, luas panen dan rata-rata produksi dari tahun dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut: 112

141 Tabel 5.3. Komoditas Jagung di Kabupaten JembranaTahun Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan Melaya ,44 123,34 Pipilan Kering Negara ,44 37,95 Jembrana ,44 137,58 Mendoyo ,44 37,95 Pekutatan ,44 4, ,44 341, ,44 71, ,48 523, , , , Sumber : Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Jembrana, Tahun 2014 C. Komoditas Kedelai dan Palawija Produksi kedelai tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Jembrana. Luas areal tanam kedelai pada tahun 2013 sebesar Ha dengan areal panen Ha dengan hasil produksi 2.804,75 ton dengan tingkat produktivitas 16,25Kw/Ha. Sedangkan luas areal panen, produksi dan rata-rata produksi palawija selain jagung dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut: Tabel 5.4. Komoditas Palawija Selain Jagung di Kabupaten Jembrana Tahun Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan Melaya ,25 887,25 Biji Kering Negara , ,88 Jembrana ,25 320,12 Mendoyo ,25 430,63 Pekutatan ,25 69, , , , , , , , Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan dan Pekebunan, Tahun

142 Komoditas Hortikultura Tanaman yang termasuk dalam Komoditas Hortikultura terdiri dari komoditas sayuran dan buahbuahan semusim, komoditas buah-buahan dan sayuran tahunan, Tanaman biofarmaka (tanaman obat) dan tanaman hias. Komoditas buah-buahan yang ada di Jembrana disajikan dalam profil ini antara lain : Jenis tanaman buah-buahan tahunan seperti : mangga, durian, pepaya, pisang dan rambutan. Sedangkan yang digolongkan dalam sayuran : kacang panjang, cabe dan ketimun. Perkembangan produksi beberapa tanaman hortikultura di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.5. Data Komoditas Tanaman Hortikultura di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 No. Jenis Komoditas Total Rata-rata Produksi Jumlah Produksi (Ton) Pohon (Kg/Pohon) Keterangan 1. Mangga , ,30 2. Jeruk (Jeruk Besar + jeruk ,37 730,20 Keprok) 3. Pepaya ,90 781,35 4. Pisang ,64 5. Nenas ,51 74,94 6. Melon , Luas areal 7. Durian ,67 304,31 8. Manggis ,90 129,71 9. Alpukat , Belimbing , Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana 114

143 Pada Sub Sektor Hortikultura yang menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Jembrana yaitu tanaman semangka dimana setiap tahun terus dikembangkan dan telah mampu memenuhi kebutuhan lokal, regional dan nasional. Berikut adalah data komoditas semangka di Kabupaten Jembrana lima tahun terakhir. Tabel 5.6. Komoditas Semangka di Kabupaten Jembrana Tahun Kecamatan Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Rata-rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) Keterangan Melaya Buah Segar Negara ,35 144,49 Jembrana ,45 130,56 Mendoyo ,75 698,18 Pekutatan ,95 77, , , , , , , , , Sumber : Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana, Tahun 2014 Berikut disajikan grafik produksi komoditas semangka di Kabupaten Jembrana tahun

144 Gambar Produksi Komoditas Semangka Tahun , ,95 Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) , Mutasi Lahan Sawah Luas lahan sawah di Kabupaten Jembrana tahun 2012 tidak mengalami peningkatan, dimana luas lahan sawah pada tahun 2013 yaitu Ha. Peningkatan luas lahan sawah disebabkan karena alih fungsi lahan dari lahan kebun menjadi lahan sawah karena persediaan air irigasi sudah mencukupi. Disamping itu juga karena harga gabah yang cederung stabil jika dibandingkan dengan hasil kebun menyebabkan petani mengalihkan lahannya menjadi lahan sawah. Data Luas Lahan Sawah dirinci menurut kecamatan selama 5 (lima ) tahun dapat dilihat pada Grafik berikut ini. 116

145 Gambar Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana Tahun Luas Lahan Sawah (Ha) Luas Pekarangan (Ha) Luas Tegal/Kebun (Ha) MELAYA NEGARA JEMBRANA MENDOYO PEKUTATAN No Tabel 5.7. Data Penggunaan Lahandi Kabupaten Jembrana Tahun 2013 KECAMATAN Irigasi 1/2 teknis LUAS LAHAN SAWAH (HA) Irigasi Sederhana Irigasi Non PU Tadah Hujan Jumlah Luas Pekarangan (Ha) Luas Tegal/ Kebun (Ha) Jumlah (Ha) 1 MELAYA NEGARA JEMBRANA MENDOYO PEKUTATAN Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, Tahun Program dan Kegiatan Bidang Pertanian Berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan yang terkait urusan pertanian pada tahun 2013 meliputi 6 program dengan 8 kegiatan yang dibiayai oleh APBD yang terdiri dari : 1. Progran Peningkatan Kesejahteraan Petani : - Kegiatan Pekan Nasional KTNA Provinsi Bali 117

146 2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan : - Kegiatan Demonstrasi Pengembangan Tanaman Tembakau 3. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan : - Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian Perkebunan - Kegiatan Gerakan Serentak Pengendalian Hama PBK Kakao (Gertak Dal PBK Kakao) 4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak : - Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak. 5. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan : - Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak kepada Masyarakat - Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan. 6. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan - Kegiatan Penyuluhan Penerapan teknologi Peternakan Tepat Guna 5.2. Perkebunan Luas Areal dan Produksi Melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jembrana, komoditas yang dibina dalam Bidang Perkebunan terdapat beberapa jenis tanaman yang dibina antara lain Kakao, Cengkeh, Panili,Kopi Robusta,Kelapa Dalam, Kelapa Genjah, Kelapa Deres, Kelapa Hybridadan kapok.dari komoditas tersebut diatas yang menjadi komoditi Unggulan dalam bidang Perkebunan di Kabupaten Jembrana adalah Komoditi Kakao. Kabupaten Jembrana memiliki areal komoditas Perkebunan seluas Ha dari luas total Kabupaten Jembrana. Luas Perkebunan Rakyat sampai dengan Desember 2013 di masing-masing Kecamatan sebagai berikut: 118

147 Tabel Luas Areal Komoditas Perkebunan di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 No. Kecamatan Luas Areal (Ha) 1. Melaya 5.792,52 2. Negara 4.575,71 3. Jembrana 3.353,98 4. Mendoyo ,31 5. Pekutatan 2.892,62 Jumlah ,14 Sumber:Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Sedangkan Luas Perkebunan Swasta Besar yang berada di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Luas Areal Perkebunan Swasta Besar di Kabupaten Jembrana No. Kecamatan Luas Areal (Ha) 1. Pulukan Sanghyang 110 Sumber:Dinas Pertanian,Perkebunan dan Peternakan Kab. Jembrana Komoditas Perkebunan Jumlah 1210 Luas areal komoditas perkebunan yang ada di Kabupaten Jembrana sampai dengan Desember 2013 sekitar ,14 Ha meliputi komoditas Kelapa Dalam ,75 Ha;Kelapa Hybrida 139,80 Haelapa Genjah 363,71 Ha; Kelapa Deres 103,68 Ha; Kakao Ha, Cengkeh Ha, Kopi Robusta 1.216,75 Ha dan komoditias lainnya seperti 119

148 Panili 228,42 Ha dan Kapok 5 Ha. Dalam pola pengembangannya komoditas perkebunan dibedakan menjadi 3 komoditas yaitu: A. Komoditas Unggulan Komoditas yang paling menguntungkan bagi petani untuk dikembangkan, mempunyai prospek pasar, serta sifat-sifat unggul lainnya seperti luas areal dan animo petani. Tergolong dalam komoditas unggulan adalah Kakao dengan luas areal tanaman kakao sampai dengan Desember 2013seluas 6.256,96Ha dengan areal produktif 4.649,43Ha. Produksi kakao sekitar 2.928,83 ton yang melibatkan KK Petani pekebun. Tanaman kakao kini sedang berkembang pesat di Kabupaten Jembrana. Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah memiliki bangunan sebagai pabrik pengolahan biji kakao. Luas areal tanaman dan produksi Kakao di Kabupaten Jembrana pada tahun 2013 dan perkembangannya dari tahun dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut: Tabel Luas Areal Tanaman dan Produksi Kakao di Kabupaten Jembrana sampai dengan Desember 2013 No. Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) KK.Petani 1. Melaya 2. Negara 3. Jembrana 4. Mendoyo 5. Pekutatan 1.935,82 989, ,68 167, ,01 173, , , ,44 578, , , , , , ,

149 No. Kecamatan Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) KK.Petani , , , , Sumber:Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 B. Komoditas Andalan Kriteria yang digunakan adalah Komoditas tersebut menjadi penghasilan utama petani dan disesuaikan dengan Agroekosistem (AES). Tergolong komoditas tersebut adalah "Kelapa Dalam" adalah salah satu komoditi andalan Kabupaten Jembrana. Kabupaten Jembrana memiliki perkebunan kelapa yang paling luas di Bali dan masih berpeluang untuk dikembangkan lagi. Tergolong komoditas ini adalah: Cengkeh, Kelapa Dalam, Vanili dan Kopi Robusta. 121

150 Tabel Luas Areal Komoditas Andalan dan Produksinya di Kabupaten Jembrana Tahun No. Komoditas Luas Areal (Ha) Tahun 2013 Tahun 2012 Tahun 2011 Tahun 2010 Tahun 2009 Produksi (Ton) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) 1. Cengkeh 3.446,85 772, , , ,85 75, ,85 686, ,25 648,38 2. Kelapa dalam , , , , , , , , , ,62 3. Vanili 137,42 2,26 228,42 43,76 228,42 40,20 228,42 41,57 265,11 48,97 4. Kopi robusta 1.216,75 263, ,75 294, ,75 267, ,75 290, ,90 278,61 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun

151 C. Komoditas Binaan Kriterianya adalah Komoditas tersebut dapat dipadukan pengusahaannya dengan komoditas pokok (Unggulan/andalan) yang dikembangkan disuatu lokasi dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya (lahan, tenaga kerja, sarana/prasarana) dan peningkatan pendapatan petani melalui peningkatan produksi maupun keterpaduan pengusahaannya. Tergolong komoditas ini diantaranya adalah : Kelapa Genjah, Kelapa Deres dan Kelapa Hybrida. No. Kecamatan Tabel Luas Areal Komoditas Binaan dan Produksinya di Kabupaten Jembrana Tahun Kelapa Genjah Kelapa Deres Kelapa Hybrida Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) 1. Melaya 48,00 19,03 49,00 278,10 12,10 11,88 2. Negara 70,60 50,86 40,25 220,92 61,40 44,04 3. Jembrana 43,20 26,48 10,75 98,72 16,00 13,73 4. Mendoyo 105,35 83, ,30 27,50 5. Pekutatan 96,56 75,38 3,68 33,53 13,00 9, ,11 255,20 99,68 631,23 139,80 106, ,71 229,39 103,68 707,59 139,80 178, ,71 229,39 103,68 798,93 139,80 100, ,51 76, ,80 95,30 Sumber:Jembrana Dalam Angka, Tahun

152 5.3. Peternakan Potensi Budidaya Peternakan Daerah potensial sebagai kawasan peternakan di Kabupaten Jembrana berkisar km2 atau sekitar 44,94 % dari luas Wilayah Kabupaten Jembrana, yang terdiri dari daerah persawahan, perkebunan, tegalan dan lain sebagainya. Berbagai pepohonan seperti waru, bunut, nangka, rumput gajah, rumput raja, rumput setaria dan rumput lapangan dapat tumbuh subur sebagai pakan ternak. Dengan kondisi yang demikian berbagai potensi ternak dapat berkembang di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari ternak besar, kecil dan unggas Komoditas Peternakan Untuk memudahkan dalam pendataan dan penerapan skala prioritas dalam perencanaan, komoditas yang dikelola di Bidang Peternakan Kabupaten Jembrana di kelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu : 1. Komoditas Strategis adalah komoditas yang memegang kendali motivasi manusia yang paling mendasar, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pakan hewani dari daging dan telur. Termasuk dalam komoditas strategis adalah Ayam Buras dan Ayam Ras Petelur 2. Komoditas Andalan adalah komoditas yang dikembangkan di Kabupaten Jembrana sesuai dengan Agro Ekosistem (AES) dan menjadi komoditas sebagai 124

153 penghasilan utama peternak. Termasuk dalam komoditas andalan adalah sapi, babi dan Ayam Broiler. 3. Komoditas Unggulan adalah salah satu dari komoditas andalan yang paling menguntungkan untuk dikembangkan, mempunyai prospek pasar, SDA yang cukup dan sifat-sifat unggul karakteristik. Seperti ternak sapi bali. 4. Komoditas Binaan adalah komoditas yang terinventarisasi di Bidang Peternakan Kabupaten Jembrana. Termasuk didalamnya adalah ternak kerbau, kambing, kuda, itik dan aneka ternak Perkembangan Ternak 5 (lima) tahun terakhir Berdasarkan hasil pendataan Registrasi Ternak di Kabupaten Jembrana tahun 2013, populasi ternak sapi ekor, kerbau ekor, kuda 100 ekor, kambing ekor, babi ekor, ayam pedaging ekor, ayam petelur ekor, ayam buras ekor, itik ekor, aneka ternak ekor. Sementara itu, potensi areal untuk penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) adalah seluas ha (20%) dari luas wilayah Kabupaten Jembrana, dengan rincian : Lahan Sawah Ha (25,0%) dan Lahan Kering seluas Ha (75,0%). Tabel Populasi Ternak 6 tahun terakhirdi Kabupaten Jembrana No. Jenis Ternak Populasi Ternak (Ekor) Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Babi Ayam Pedaging

154 No. Jenis Ternak Populasi Ternak (Ekor) Ayam Petelur Ayam Buras Itik Aneka Ternak Sumber:: Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan, Tahun Produksi Daging dan Telur 5 (lima) tahun terakhir Produksi daging terutama dihasilkan dari jenis ternak sapi yaitu dengan produksi sebesar 6.429,27 Ton pada tahun Dibandingkan dengan tahun sebelumnya produksi daging sapi tersebut mengalami penurunan sebesar 4,34 % dari produksi tahun 2012 yaitu sebesar 6.721,08 Ton. Berikut adalah produksi daging dalam 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. Tabel Produksi Daging di Kabupaten Jembrana Tahun Produksi Daging (Ton) No. Jenis Ternak Sapi 4.528, , , , ,27 2. Kerbau 401,22 345,35 151,27 152,25 124,25 3. Babi 999,26 955,61 962,04 966,95 922,75 4. Kambing 28,92 23,04 20,40 19,99 16,81 5. Ayam 1.159, ,46 561, , Itik 26,70 23,97 21,66 24,51 22,92 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun

155 8.000, , , , , , ,00 Sapi Kerbau Babi Kambing Ayam Itik 1.000,00 0, Gambar Produksi Daging Dalam 5 (lima) Tahun Terakhir Produksi telur terutama dihasilkan dari jenis ternak Ayam Buras dengan jumlah produksi telur sebanyak 462,26 Ton pada tahun Selain menghasilkan telur Ayam Buras, juga dihasilkan telur Ayam Petelur sebanyak 138,43 Ton dan telur Itik sebanyak 297, 47 Ton. Melihat perkembangan selama lima tahun terakhir, produksi telur di Kabupaten Jembrana secara umum adalah mengalami penurunan tapi kembali mengalami kenaikan pada tahun Produksi telur dalam lima tahun terakhir di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Produksi Telur di Kabupaten Jembrana Tahun Produksi Telur (Ton) No. Jenis Ternak Ayam Buras 428,34 457,29 427,62 443,05 462,26 2. Ayam Petelur 118,65 118,65 130,52 130,51 138,43 3. Itik 346,00 311,03 280,89 318,03 297,47 Sumber Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan, Tahun

156 Berikut adalah disajikan grafik perkembangan produksi telur dalam 5 (lima) tahun terakhir di Kabupaten Jembrana. Berdasarkan grafik di bawah ini diketahui perkembangan produksi telur kurang mengalami perkembangan. Produksi telur itik dan ayam petelur selama kurun tahun terus mengalami penurunan, dan kenaikan pada tahun pun kurang signifikan Ayam Buras Ayam Ras Itik Tahun ,95 138,43 297,27 Tahun ,05 130,51 318,03 Tahun ,62 130,52 280,89 Tahun ,29 118,65 311,03 Tahun ,34 118,65 648,38 Gambar Produksi Telur dalam 5 (lima) Tahun Terakhir 128

157 5.4. Kehutanan Luas Hutan dan Fungsinya Pembangunan kehutanan harus dilaksanakan atas dasar etika pembangunan yang menjamin sistem dan fungsi sumber daya hutan yang berkelanjutan dan melibatkan masyarakat khususnya masyarakat di sekitar hutan. Kebijakan Kementreian Kehutanan dalam pengelolaan Hutan yang mengamanatkan terbentuknya Kesatuan Pengelolaan Hutan ditiap daerah, diharapkan mampu menjawab berbagai macam permasalahan Pengelolaan Hutan Lestari. Harapan besar Pemerintah Daerah diberikan kepada Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan ini, guna mengembalikan dan mempertahankan Hutan Lestari serta mengangkat perekonomian masyarakat utamanya masyarakat penyanding Hutan hingga akhirnya bisa menciptakan peningkatan pembangunan daerah. Oleh karena itu, sinergi masyarakat Kehutanan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten mutlak diperlukan guna mendukung Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) demi terwujudnya Pengelolaan Hutan Lestari. Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana adalah ,27 Ha atau 7,34 % dari Luas Pulau Bali; atau 31,83 % dari luas Kawasan Hutan Pulau Bali; atau 49,07 % dari luas daratan Kab. Jembrana. Kawasan Hutan Jembrana hampir 80,47 % berupa Kawasan fungsi Lindung. Pengelolaan Hutan Lindung Kabupaten Jembrana dititikberatkan pada fungsi Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan Daerah Bawahan, namun pada kenyataannya sebagian areal Hutan sekitar 27 % tidak berfungsi optimal karena terjadinya perubahan secara fisik dan mengakibatkan terjadinya perubahan fungsi Hutan menjadi Kawasan Budidaya akibat dari perilaku illegal logging, perambahan/pengawenan, pengembalaan ternak, dll. Berdasarkan kondisi Bali merupakan Ekosistem Pulau maka dalam manajemen Pengelolaan Ekosistem harus berpikir Orientasi Satu kesatuan Manajemen (Komando). Skala prioritas Pengeloaan harus mengarah pada Prinsip Ekologi, kemudian prioritas masalah Sosial selanjutnya orientasi Ekonomi. Dalam Pembangunan sektor ekonomi, Bidang Pertanian sebagai tulang punggung pembangunan bidang ekonomi sangat tergantung pada kondisi tata lingkungan dan tata air serta Ekosistem wilayah Hulu sebagai sarana pendukung Produksi. Oleh sebab itu kondisi Lingkungan di Wilayah Hulu Jembrana mutlak dipertahankan. 129

158 Tabel Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Tahun No. Jenis Fungsi Hutan Luas (Ha) Persentase (%) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) 1. Hutan Fungsi Lindung ,27 2. Hutan Produksi Terbatas 2.610,20 3. Hutan Produksi Tetap 383,10 4. Hutan Konservasi/TNBB 5.073,70 80,47 6,32 0,93 12, , , , , , , , ,20 383,10 383,10 383,10 383, , , , ,70 Jumlah , % , , , ,27 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Hutan produksi tetap; 0,93% Hutan Produksi terbatas; 6,32% Hutan Konservasi/TN BB; 12,28% Hutan Lindung; 80,47% Gambar Lahan Hutan Berdasarkan Fungsinya Tahun

159 Tabel Luas Hutan di Kabupaten Jembrana Menurut Fungsinya per-kecamatan Tahun 2013 No. Kecamatan Kelompok Hutan No. RTK Hutan Lindung FUNGSI HUTAN (HA) Hutan Produksi TN Hutan Tetap Terbatas Mangrove Wisata Tahura Jumlah 1. Melaya Bali Barat ,72 383, , , ,72 2. Negara Bali Barat , ,00 3. Mendoyo Bali Barat , ,08 4. Pekutatan Bali Barat , ,88 5. Jembrana Yeh Leh-Yeh , ,59 Lebah Jumlah ,27 383, ,20 0, ,70 0,00 0, ,27 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun

160 Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana kawasan tersebut disepakati dipertahankan sebagai Sistem Penyangga Kehidupan wilayah hilir. Berdasarkan kondisi Bali merupakan Ekosistem Pulau maka didalam manajemen Pengelolaan Ekosistem harus berpikir Orientasi Satu Kesatuan Manajemen Pengelolaan. Skala prioritas Pengelolaan harus mengarah pada Prinsip Ekologi, kemudian prioritas masalah Sosial selanjutnya orientasi Ekonomi. Dalam Pembangunan sektor ekonomi, Bidang Pertanian sebagai tulang punggung pembangunan bidang ekonomi sangat tergantung pada kondisi tata lingkungan dan tata air serta Ekosistem wilayah Hulu sebagai sarana pendukung Produksi. Oleh sebab itu kondisi Lingkungan di Wilayah Hulu Jembrana mutlak dipertahankan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten Jembrana terbagi dalam 2 Satuan Wilayah Pengelolaan (SWP) DAS yaitu : 1. SWP DAS Klatakan Lubang seluas Ha yang meliputi : - Kec. Melaya : Ha - Kec. Negara : Ha - Kec. Mendoyo : Ha 2. SWP DAS Biluk Poh Gumbrih seluas Ha - Kec. Mendoyo : Ha - Kec. Pekutatan : Ha Tabel Luas Sub DAS Klatakan Lubang dan Biluk Poh Gumbrih Cakupan Luas Jumlah No. Sub DAS Luas Dalam (Ha) Kawasan Hutan (Ha) Kawasan Hutan (Ha) 1. Biluk Poh Gumbrih , , Klatakan Lubang , , Jumlah , , Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan Kab. Jembrana 132

161 Lahan Kritis Luas lahan kritis dan sangat kritis di wilayah BP DAS Unda Anyar (Provinsi Bali) adalah seluas ,29 Ha, yang terdiri dari kondisi sangat kritis seluas Ha dan kondisi kritis seluas Ha. Sedangkan luas lahan yang tergolong agak kritis seluas Ha dan potensial kritis adalah Ha.Sedangkan luas lahan kritis di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Kawasan Sangat Kritis Tingkat Kekritisan Lahan (Ha) Kritis Agak Kritis Potensial Kritis Jumlah Dalam Kawasan Luar Kawasan Jumlah Prosentase 2,24 % 12,62 % 41,42 % 100 % Sumber SK Gubernur Bali Nomor 539/03-N/HK/2006 dan Data Base BPDAS Unda Anyar, 2007 Gambar Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana Sangat Kritis 0% Kritis 4% Agak Kritis 22% Potensial Kritis 74% 133

162 Adapun luas lahan kritis di masing-masing wilayah di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel Luas Lahan Kritis di Kabupaten Jembrana No. Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha) Keterangan 1. Melaya Blimbing Sari Ekasari Gilimanuk Manistutu Melaya 587 Tukadaya Warna Sari Mendoyo Mendoyo Dangin Tukad 412 Penyaringan Pergung Pohsanten Tegalcangkring Yeh Embang Yeh Embang Kangin Yeh Sumbul Negara Baler Bale Agung Batu Agung Berangbang Dauhwaru 817 Pendem Pekutatan Asahduren Gumbrih Manggi Sari Medewi Pangyangan 393 Pekutatan

163 No. Kecamatan Desa/Kelurahan Luas (Ha) Keterangan Pengeragoan Pulukan Total Sumber : Data Base BPDAS Unda Anyar, 2007 Berdasarkan Citra Landset Satelit Penutupan Lahan Kawasan Hutan Jembrana Tahun 2007, diketahui bahwa Kawasan Hijau Jembrana yang sebagian besar adalah Kawasan Hutan terus mengalami penurunan kondisi kualitas. Walaupun dari segi kwantitas, perkembangan Kawasan Hijau Jembrana masih merupakan bagian terluas dari peruntukan kawasan lainnya sebagaimana yang ditunjukkan dengan dimasukkannya Kabupaten Jembrana dalam 10 besar kabupaten di Indonesia yang memiliki Persentase Kawasan Hijau terluas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam Lomba Menuju Indonesia Hijau Tahun 2007 dan Perikanan Pembangunan Perikanan budidaya di Kabupaten Jembrana meliputi budidaya ikan air tawar, budidaya laut, budidaya air payau (tambak) termasuk pembenihan ikan dan udang. Pemilihan jenis usaha budidaya yang diterapkan di masing-masing wilayah disesuaikan dengan potensi yang ada. Budidaya air tawar dilaksanakan di kecamatan Mendoyo, Pekutatan dan Melaya. Budidaya laut dilaksanakan di kecamatan Melaya dan Negara dengan usaha budidaya kerang mutiara dan budidaya rumput laut. Sedangkan untuk budidaya air payau (tambak) dilaksanakan di Kecamatan Pekutatan, Mendoyo, Jembrana, Negara dan Melaya dengan komoditi udang dan bandeng. Kabupaten Jembrana memiliki luas wilayah Laut kurang lebih 604,24 Km2 merupakan penghasil ikan laut terbesar di Provinsi Bali, pantai yang terbentang di bagian 135

164 selatan Kabupaten Jembrana mulai dari Desa Pengeragoan sampai ke wilayah paling barat Kabupaten Jembrana yaitu Gilimanuk. Penduduk yang menetap disepanjang pantai ini mengandalkan mata pencaharian sebagai Nelayan, baik tradisional atau semi modern. A. Potensi Lestari Jembrana memiliki perairan laut seluas ± 604,24Km2 Potensi lestari Sumber Daya Perikanan Laut di perairan Bali Barat ton per tahun o Jenis pelagis ton per tahun o Jenis demersal ton per tahun Komoditas hasil tangkapan: Lemuru, Tongkol, Layang Lobster, Cumi, Kerapu, Layur, Manyung, Kembung, Bawal Hitam, Bawal Putih, Kuwe, Teri, Peperek, Kurisi, Belanak, Banyar, Srengseng, Tenggiri, Beronang, Kerong-kerong dan jenis ikan lainnya. Sedangkan jenis ikan demersial meliputi ikan Cucut, Kerapu, Kakap dan Pari. Komoditas lainnya yaitu Cumi dan Lobster. Alat tangkap dominan: Purse Seine, dan Gillnet o Purse Seine 74 Unit o Gillnet Unit Produksi ikan tahun 2012 o Ikan Laut: ton o Budidaya Tambak: ton o Perairan Umum: 6 ton o Kolam: 315 ton Produksi ikan di kabupaten Jembrana tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 5.22 sampai tabel 5.26 di bawah ini. 136

165 Tabel Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan di Kabupaten Jembrana Tahun Sub Sektor Perikanan Tahun Perikanan Laut Penangkapan Budidaya (Kg) (Kg) Perikanan Darat Penangkapan Tambak (Kg) (Kg) , , ,50 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Tabel Nilai Produksi Ikan Menurut Sub Sektor Perikanan di Kabupaten Jembrana Tahun Tahun Perikanan Laut Penangkapan (Ribu Rp) Sub Sektor Perikanan Budidaya (Ribu Rp) Perikanan Darat Penangkapan (Ribu Rp) Tambak (Ribu Rp) Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun

166 Tabel Produksi Sub Sektor Perikanan Darat di Kabupaten Jembrana Tahun Tahun Air Tenang (Kg) Perikanan Darat Air Deras Irigasi (Kg) (Kg) Sawah (Kg) Jumlah Total Produksi Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Tabel Nilai Produksi Sub Sektor Perikanan Darat di Kabupaten Jembrana Tahun Tahun Air Tenang (Ribu Rp) Perikanan Darat Air Deras (Ribu Rp) Irigasi (Ribu Rp) Sawah (Ribu Rp) Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun

167 Tabel Produksi Ikan Tambak dan Ikan Kolam di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 (dalam Kg) Tahun Ikan Tambak Ikan Kolam , , , , , , n.a n.a , ,00 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Armada Penangkapan o Perahu Motor: 9 Unit o Jukung Motor Tempel: Unit o Jukung Tanpa Motor: 32 Unit Jumlah armada penangkapan ikan secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Perahu dan Kapal Penangkap Ikan di Kabupaten Jembrana Tahun Tahun Motor Tempel Kapal Motor Perahu Tanpa Motor (Jukung)

168 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 B. Daerah Penghasil Ikan Tangkapan di Jembrana: 1. Kecamatan Negara: Desa Pengambengan Desa Banyu Biru Desa Tegal Badeng Desa Yeh Kuning Desa Cupel 2. Kecamatan Jembrana: Desa Air Kuning Desa Perancak 3. Kecamatan Pekutatan: Desa Medewi Desa Pulukan Desa Pekutatan 4. Kecamatan Mendoyo: Desa Yeh Sumbul 5. Kecamatan Melaya: Desa Candikusuma Kelurahan Gilimanuk C. Unit Pembenihan PT. Suri Tani Pemuka (Penyaringan) 140

169 CV. Windu Jaya (Yeh Kuning) CV. Sari Laut (Yeh Kuning) CV. Sari Laut II (Yeh Kuning) CV. Laut Mas (Yeh Kuning) PT. Urang Ayu (Perancak) BBI Dinas Tegak Gede (Air Tawar) UPR 7 unit (Air Tawar) D. Komoditas Benih Air Laut/Air Payau Kerapu UdangWindu Udang Putih Udang Panemi Bandeng E. Komoditas Benih Air Tawar Kamper Gurami Lele Nila Ikan Hias Air Tawar (Koi) Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB yang ukurannya terdiri dari PDRB atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. PDRB dipakai untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan produksi yang terjadi di suatu daerah. Selain itu dapat juga digunakan untuk melihat kontribusi masing-masing sektor lapangan usaha. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut: 141

170 Tabel Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Jembrana di Kabupaten Jembrana Tahun Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan , , , , , , , , , ,71 Sumber : LKPJ Bupati Jembrana, Tahun

171 BAB VI KONDISI PELAYANAN PUBLIK Pendidikan P ada pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah diamanatkan bahwa salah satu tujuan negara yang merupakan prioritas utama adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengemas sedemikian rupa sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati pendidikan. Karena hanya dengan pendidikan yang merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mengadaptasi situasi dan kondisi yang selalu mengalami perubahan secara dinamis. Berbagai permasalahan yang muncul terkait pendidikan nasional, mulai fasilitas pendidikan yang memprihatinkan sampai masalah mutu pendidikan yang masih rendah. Ditambah lagi akses pendidikan yang saat ini kurang dapat dinikmati oleh masyarakat karena masalah ekonomi sehingga akan semakin membuka jurang pemisah dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses pendidikan karena lemahnya faktor ekonomi menyebabkan kebodohan dan keterbelakangan sehingga tentunya akan mengganggu laju pembangunan nasional. Berdasarkan atas permasalahan tersebut sehingga memberikan inisiatif kepada Pemerintahan Kabupaten Jembrana untuk mengadakan pendidikan gratis kepada masyarakat. Program yang diusung oleh Kabupaten Jembrana adalah pendidikan bersubsidi di kalangan siswa siswinya baik dari tingkat SD maupun SMP. Berdasarkan program pendidikan gratis tersebut beberapa indikator pendidikan di Kabupaten Jembrana menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. 143

172 Kondisi Pendidikan Jumlah penduduk yang bersekolah berdasarkan usia di Kabupaten Jembrana terbagi menjadi tiga kelompok usia, yaitu : 7-12 tahun (SD/MI) ; tahun (SLTP/ MTs) dan (SMU/SMK/MA). Distribusi penduduk terbanyak pada tahun 2013adalah pada kelompok usia 7 12 tahun (SD/ MI) sebanyak penduduk sedangkan paling sedikit adalah pada kelompok usia tahun (SMU/SMK/MA) dengan jumlah sebanyak penduduk. Berikut adalah disajikan tabel jumlah penduduk yang bersekolah berdasarkan usia di Kabupaten Jembrana. Tabel Murid Berdasarkan Usia di Kabupaten Jembrana Tahun No. TAHUN Murid SD usia 7-12 tahun Murid SLTP usia tahun Murid SLTA usia tahun Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana Jenjang pendidikan di Kabupaten Jembrana adalah terbagi menjadi : SD/Sederajat, SLTP/Sederajat dan SMA/Sederajat. Jumlah murid paling banyak pada tahun 2013 adalah jenjang pendidikan SD/Sederajat dengan jumlah sebanyak siswa sedangkan paling sedikit adalah jenjang SMA/ Sederajat dengan jumlah sebanyak siswa. 144

173 Tabel Jumlah Murid Tiap jenjang Pendidikan di Kabupaten Jembrana Tahun No. TAHUN Jumlah Murid SD Jumlah Murid SLTP Jumlah Murid SLTA J u m l a h Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana Fasilitas Pendidikan dan Tenaga Pengajar Fasilitas pendidikan berupa sekolah merupakan persyaratan utama agar kegiatan belajar dan mengajar dapat berjalan. Dengan adanya fasilitas tersebut, guru yang merupakan tenaga pendidik utama dapat melaksanakan tugasnya sehingga kegiatan belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik. Berikut disajikan jumlah sekolah dan jumlah guru tiap jenjang pendidikan di Kabupaten Jembrana. Tabel Jumlah Sekolah dan Tenaga Pengajar Tahun 2013 JENIS JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH RATA-RATA NO. SEKOLAH SEKOLAH GURU GURU PER KELAS MURID KELAS MURID PER KELAS 1 SD ,5 2 SLTP ,4 3 SLTA/SMU ,0 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun

174 Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar per jumlah murid pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Berikut adalah rasio guru terhadap murid di Kabupaten Jembrana pada tahun Tabel Rasio Guru Terhadap Murid di Kab. Jembrana Tahun 2013 No. Jenis Jumlah Jumlah Rasio Sekolah Murid Guru 1 SD ,64 2 SLTP , Tingkat Pendidikan 3 SLTA/SMU ,37 4 SMK ,27 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Tingkat pendikan yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Jembrana berjenjang mulai belum pernah menginjak bangku sekolah hingga sarjana. Jumlah tertinggi adalah penduduk dengan tingkat pendidikan Tamat SD sebesar 29%, kemudian posisi kedua diikuti dengan belum pernah sekolah sebesar 23% dan hanya sebagian kecil saja prosentase jumlah penduduk yang tamat akademi/universitas yaitu sebesar 2 %. Tabel Penduduk Jembrana Berdasarkan Pendidikan Akhir (Tingkat Pendidikan) Tahun 2013 No. Pendidikan Akhir Yang Ditamatkan Jenis kelamin Negara Mendoyo Pekutatan Melaya Jembrana Total 1. Tidak/Belum Sekolah 2. Belum Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU Tamat D1/D

175 No. Pendidikan Akhir Yang Ditamatkan Jenis kelamin Negara Mendoyo Pekutatan Melaya Jembrana Total 7. Tamat D Tamat S Tamat S Tamat S Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKab. Jembrana, Tahun Gambar 6.1 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Akhir di Kabupaten Jembrana Tahun Indikator Pencapaian Pendidikan A. Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100 % 147

176 karena terdapat murid yang berusia di luar usia resmi sekolah, terletak di daerah kota, atau terletak pada daerah perbatasan. Angka Partisipasi Kasar selama lima tahun terakhir pada semua jenjang pendidikan mengalami fluktuasi dalam pencapaiannya. Pada tahun 2013 rata-rata pencapaian Angka Partisipasi Kasar tingkat Sekolah Dasar mencapai 114,03 %. Sedangkan pada tingkat SLTP mencapai 118,04 % dan pada tingkat SLTA mencapai 98,71 %. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat pada tingkat SLTA masih perlu ditingkatkan. Tabel APK (%) Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun No. Angka Partisipasi Kasar 1. SD/ MI 110,27 110,63 115,55 115,55 113,95 114,03 2. SLTP/ Mtsn 105,38 106,46 110,50 110,50 117,01 118,04 3. SMA/ SMK/ MA 82,90 81,35 95,00 95,00 98,21 98,71 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana, Tahun

177 SD/MI SLTP/Mtsn SMA/SMK/MA Gambar 6.2 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Jembrana Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu.angka Partisipasi Murni dalam lima tahun terkahir di Kabupaten Jembrana mengalami fluktuasi dalam pencapaiannya. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada tahun 2012 APM pada masing masing jenjang pendidikan, hanya APM pada tingkat SLTA/SMA/MA mengalami kenaikan. Berikut adalah APM di Kabupaten Jembrana selama lima tahun terakhir. Tabel APM (%) Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun No. Angka Partisipasi Murni SD/ MI 96,01 96,45 98,50 98,50 93,97 98,94 2. SLTP/ MTSn 80,13 85,89 90,00 90,00 86,03 94,02 3. SLTA/ SMA/ MA 64,37 69,78 75,60 75,60 100,00 89,10 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana, Tahun

178 SD/MI SLTP/Mtsn SMA/SMK/MA Gambar 6.3 Perkembangan Angka Partisipasi Murni di Kabupaten Jembrana B. Rata Rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang dicapai oleh masyarakat di suatu daerah. Semakin tinggi rata-rata lama sekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang dijalani. Rata-rata lama sekolah yaitu rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti. Untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah, pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun atau pendidikan dasar hingga tingkat SLTP. Tabel Perkembangan Rata rata Lama Sekolah di Kabupaten Jembrana Tahun Keterangan Rata-rata Lama Sekolah 6,50 7,00 7,80 7,80 7,80 7,87 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana, Tahun

179 C. Angka Melek Huruf Salah satu indikator terlaksananya dengan baik pendidikan untuk masyarakat dapat diketahui dengan meningkatnya angka melek huruf atau kemampuan baca tulis dalam masyarakat tersebut. Indikator ini juga dapat menggambarkan mutu dari SDM yang ada di suatu wilayah yang diukur dalam aspek pendidikan, karena semakin tinggi angka kecakapan baca tulis maka semakin tinggi pula mutu dan kualitas SDM. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana, Angka Melek Huruf di Kabupaten Jembrana setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Angka Melek Huruf paling tinggi adalah pada tahun 2013 dengan angka 92,65 %. Berikut adalah Angka Melek Huruf di Kab. Jembrana selama 5 (lima) tahun terakhir. Tabel Angka Melek Huruf di Kab. Jembrana Tahun Tahun Angka Melek Huruf ( % ) , , , , , ,65 Sumber : Jembrana Dalam Angka, Tahun

180 93 92, ,96 89,60 89,82 90,69 91,36 Angka Melek Huruf (%) Gambar 6.4 Perkembangan Angka Melek Huruf di Kabupaten Jembrana 6.2. Perpustakaan Perpustakaan umum yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana adalah berjumlah satu buah dan berada di Komplek Civic Centre. Perpustakaan tersebut dalam kondisi baik dengan ditunjang koleksi bahan pustaka yang terdiri dari buku, majalah dan surat kabar.perpustakaan ditunjang pula dengan layanan internet dengan fasilitas 8 (delapan) unit komputer dan 1 (satu) mobil layanan perpustakaan keliling. Dengan adanya perpustakaan tersebut maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui bertambahnya wawasan yang dimiliki dari aktivitas membaca. Berdasarkan data yang didapat dari Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi, koleksi bahan yang dimiliki setiap tahun terus bertambah. 152

181 Gambar Koleksi Buku Perpustakaan Umum Kabupaten Jembrana Tahun Jumlah Koleksi Judul Jumlah koleksi buku tersedia Sumber : Kantor Perpustakaandan Arsip Kab. Jembrana Dengan keberadaan perpustakaan maka akan dapat memberikan implikasi positif bagi pembangunan khususnya peningkatan kualitas SDM-nya sebagai motor penggerak utama. Pada tahun 2013, jumlah pengunjung perpustakaan umum Kabupaten Jembrana adalah rang, serta Jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani orang. Pengunjung yang datang, selain membaca buku di Perpustakaan Umum sebagian juga melakukan peminjaman untuk dibawa pulang. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan perpustakaan merupakan sesuatu yang cukup dibutuhkan oleh sebagian masyarakat Kesehatan Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan 153

182 kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam lima tahun terakhir masyarakat Kabupaten Jembrana telah memiliki program jaminan kesehatan dari pemerintah yang disebut dengan JKJ. Program JKJ tersebut menjamin biaya pengobatan masyarakat Kabupaten Jembrana mulai dari Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Praktik hingga Bidan Swasta Angka Harapan Hidup Derajat kesehatan masyarakat selain ditentukan oleh menurunnya Angka Kesakitan dan Angka Kematian juga ditentukan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup. Tinggi rendahnya Angka Umur Harapan Hidup menggambarkan tinggi rendahnya taraf hidup suatu daerah. Dengan melihat Angka Kematian Bayi dan Angka Umur Harapan Hidup dapat ditentukan indeks mutu hidup atau Indeks Pembangunan Manusia suatu daerah secara lengkap. Estimasi hasil penelitian BPS menunjukkan bahwa Umur Harapan Hidup Kabupaten Jembrana mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun ,73 tahun, dan pada tahun 2010 diperkirakan di atas 71,75 tahun dan tahun 2011 masih 71,75 tahun, tahun 2012 dan 2013 kisaran 71,80 tahun. Hal ini terlihat dalam tabel berikut : Tabel Angka Harapan Hidup Kabupaten Jembrana Tahun Angka Harapan Tahun Hidup Jembrana 71,65 71,73 71,75 71,80 71,80 71,80 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, Tahun 2014 Berikut disajikan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Jembrana tahun 2009 s/d

183 UHH PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA 71,82 71,8 71,78 71,76 71,74 71,72 71,7 71,68 71,8 71,75 71,75 71,75 71, Tahun UHH Gambar 6.6 Angka Harapan Hidup Kabupaten Jembrana Tahun 2009 s/d Angka Kematian Angka Kematian secara umum berkaitan erat dengan tingkat Angka Kesakitan dan Status Gizi. Indikator untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan dapat dilihat dari perkembangan Angka Kematian. Besarnya tingkat Angka Kematian dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain a. Angka Kematian Bayi ( AKB ). Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate adalah kematian bayi di bawah usia 1 tahun tiap kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator terhadap persediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan prenatal. Capaian kinerja Angka Kematian Bayi di Kabupaten Jembrana selama tahun 2009 yaitu 10,62/1.000 kelahitan hidup, tahun ,13/1.000 kelahiran hidup samapi tahun ,63/1.000 kelhiran hidup, tahun ,93/1.000 kelahiran hidup, ini menunjukan penurunan yang sangat berarti dari tahun sebelumnya, ini dapat dilihat dan disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel AKB Kabupaten JembranaTahun AKB Kab. Jembrana Tahun ,62 9,13 9,16 10,63 6,93 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, Tahun

184 AKB per KH PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA ,08 10,62 9,13 10,63 6, Tahun AKB Gambar 6.7 Angka Kematian Bayi Kabupaten Jembrana Tahun Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Jembrana selama tahun berfluktuatif atau jika dirata-ratakan mencapai 10,27 per kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target MDGs Tahun 2015 sebesar 19 per maka AKB Kabupaten Jembrana sudah mencapai target MDGs. b. Angka Kematian Balita ( AKABA ). Angka Kematian Balita adalah jumlah anak (termasuk bayi) yang meninggal sebelum mencapai umur 5 tahun / Kelahiran Hidup. Angka Kematian Balita Kabupaten Jembrana tahun 2009 yaitu 11,75 / KH pada tahun 2010 yaitu 10,06 /1.000 KH Pada tahun 2011 sebesar 14,52 /1.000 KH, tahun 2012 sebesar 11,47 / kelahiran hidup dan tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 7,62/ KH dibandingkan dengan tahun sebelumnya. dengan target MDGs tahun 2015 sebesar 32 / KH, maka AKABA di Kabupaten Jembrana sudah mencapai target. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini Tabel AKABA Kabupaten JembranaTahun AKABA Kab. Jembrana T a h u n ,75 10,6 14,52 11,47 7,62 Sumber : Dinas KesehatanKabupaten Jembrana, Tahun

185 AKABA per KH PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA ,52 11,47 10,06 11,75 7, Tahun AKABA Gambar 6.8 Angka Kematian Balita Kabupaten JembranaTahun c. Angka Kematian Ibu ( AKI ). Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortility Rate ( MMR ) menunjukkan jumlah kematian ibu pada setiap kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu ini dipergunakan untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, keadaan sosial ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan serta fasilitas dan tingkat pelayanan prenatal. Angka Kematian Ibu Kabupaten Jembrana tahun 2009 yaitu 90,42/ KH, pada tahun 2010 yaitu 93,61/ KH dan tahun 2011 sebesar 110,01/ KH, pada tahun 2012 yaitu 125,10/ kelahiran hidup dan tahun 2013 menjadi 69,09 / KH, hal ini menunjukkan bahwa angka kematian ibu di kabupaten Jembrana mengalamai penurunan dari tahun sebelumnya. Tabel Angka Kematian Ibu Kabupaten Jembrana Tahun A K I Kab. Jembrana Tahun ,42 93,61 93,60 125,10 69,09 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, Tahun

186 AKI per KH PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA ,1 93,61 110,01 90,42 69, Tahun AKI Gambar 6.9 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Jembrana Tahun d. Angka Kematian Kasar ( AKK ) Angka Kematian Kasar ( AKK ) atau Crude Death Rate ( CDR ) menunjukkan jumlah kematian yang terjadi per penduduk pada pertengahan tahun yang terjadi di suatu daerah. Tingginya Angka Kematian Kasar menunjukkan keadaan status kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan biologik masyarakat di wilayah tersebut masih rendah. Berdasar data Indikator Program Kesehatan Tahun 2013 dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa dari target populasi jumlah penduduk tercapai realisasi 644 orang, atau 2,33%. 10 Penyakit terbanyak pada tahun 2013 di Kabupaten Jembrana seperti dalam tabel berikut : Tabel Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Sumber : Jembrana Dalam Angka

187 Sumber Daya Kesehatan Tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Jembrana telah menunjukkan jumlah yang mencukupi. Masing-masing Puskesmas telah diisi dengan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dasar untuk dapat melaksanakan tugastugas pelayanan meskipun masih terdapat Puskesmas yang belum terisi. Tenaga kesehatan yang ada telah tersebar pada sarana pelayanan kesehatan di 5 (lima) Kecamatan seperti tertera di dalam tabel berikut. Tabel Persebaran Tenaga Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Kecamatan No. Jenis Tenaga Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan 1. Medis Perawat dan Bidan Farmasi Gizi Teknisi Medis Sanitasi Kesehatan Masyarakat Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Jembrana, Tahun 2014 Dalam rangka meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan maka upaya dititikberatkan pada pelayanan kesehatan dasar sebagai upaya terpadu yang diselenggarakan melalui Puskesmas. Gambaran mengenai Keadaan Tenaga Kesehatan yang bekerja di Kabupaten Jembrana termasuk yang bekerja di RSUD Negara, pada tahun 2013 dengan jumlah penduduk jiwa, maka berdasarkan rasio penduduk, menunjukkan nilai rasio sebagai berikut : Tabel Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten JembranaTahun No. Jenis Tenaga Juml Ra Juml Ra Juml Ra Juml Ra Juml Ra ah sio ah sio ah sio ah sio ah sio 1. Dokter Spesialis 20 6, , , , ,8 2. Dokter Umum 41 13, , , , ,7 159

188 No. Jenis Tenaga Juml Ra Juml Ra Juml Ra Juml Ra Juml Ra ah sio ah sio ah sio ah sio ah sio 3. Dokter Gigi 15 4, , , , ,8 4. Perawat , , , , ,6 5. Perawat Gigi 22 7, , , , ,2 6. Bidan , , , , ,3 7. Farmasi 14 4, , , , ,0 8. Apoteker 6 1,97 6 1,95 6 1,97 6 1,95 8 6,0 9. Gizi 10 3, , , , ,0 10. Sanitarian 20 6, , ,3 12 7,0 12 7,0 11. Terapi Fisik 1 0,33 1 0,32 1 0,6 1 0,2 1 0,2 12. Teknis Medik 19 6, , , , ,4 13. Kesehatan Masyarakat 33 10, , ,3 36 7,0 36 7,0 Sumber : Dinas Kesehatan Jembrana, Tahun Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Jembrana terdapat fasilitas kesehatan berupa empat buah rumah sakit yang terdiri dari 1 buah RSU Daerah, RS Khusus Bersalin Kertayasa dan RS Khusus Ibu dan Anak Bunda. Jumlah tempat tidur yang tersedia di RSU Daerah sebanyak 100 buah, RS Khusus Bersalin Kertayasa 20 buah dan RS Khusus Ibu dan Anak Bunda 25 buah. Tabel Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun Sarana Kesehatan Posyandu Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling

189 Sarana Kesehatan Rumah sakit umum daerah Rumah sakit umum swasta Rumah sakit khusus Klinik/praktek dokter Klinik Keluarga Berencana Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, Tahun Sanitasi Lingkungan dan Rumah Sehat Salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap sanitasi dasar. Perilaku masyarakat yang mendukung pola hidup bersih dan sehat merupakan salah satu faktor untuk mendukung peningkatan status kesehatan. Untuk meningkatkan kualitas lingkungan sehingga menjadi kondusif bagi terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ditunjukkan melalui pemanfaatan Sarana Jamban, Sarana Pembuangan Air Limbah dan Rumah Sehat. Tabel Cakupan KK yang memiliki rumah tahun 2013 Sumber : Dinas KesehatanKabupaten Jembrana, Tahun

190 Tabel Prosentase Pemanfaatan Jamban Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, Tahun 2014 Tabel Cakupan Tempat Pembuangan Air Limbah, Tahun 2013 Puskesmas Jumlah KK Yg Memiliki Yg Diperiksa Yg Memenuhi Syarat II Melaya 2,332 4,757 1, I Melaya 13,373 3,181 8,483 1,552 I Negara 13,123 11,685 11,775 11,685 II Negara 11,529 9, I Jembrana 16,621 13,926 12,037 5,742 I Mendoyo 12,440 16,631 3, II Mendoyo 7,292 1,777 1, I Pekutatan 4,954 2,526 2,908 2,224 II Pekutatan 2,525 2,444 2,470 2,444 Jumlah 84,189 66,019 44,746 26,657 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, Tahun Pasangan Usia Subur dan Akseptor KB Pasangan Usia Subur (PUS)adalah pasangan suami istri yang masih berpotensi untuk mempunyai keturunan atau biasanya ditandai dengan belum datangnya waktu menopouse (terhenti menstruasi bagi istri). Dengan banyaknya jumlah PUS pada suatu 162

191 daerah maka pertambahan penduduk akan tidak terkendali apabila pemerintah tidak menjalankan program KB secara lebih intensif. Berikut adalah data Peserta KBdi Kabupaten Jembrana pada tahun Tabel Jumlah Peserta KB di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 NO Keterangan Total 1 Peserta Program KB Aktif 2 Akseptor KB Jumlah Pasangan Usia Subur 4 Jumlah Pasangan Usia Subur ber -KB Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, Tahun 2014 Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, sampai dengan Desember Tahun 2013 jumlah peserta KB Aktif dan KB Baru dari tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan data peserta KB aktif tersebut karena adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya menekan angka kelahiran, sehingga dari tahun terus terjadi penambahan jumlah peserta KB. Data jumlah peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 No. Kecamatan Puskesmas Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Jumlah % Jumlah % 1 Melaya I Melaya Negara I Negara Jembrana I Jembrana Mendoyo I Mendoyo Pekutatan I Pekutatan Sumber : Kantor PPKB Kabupaten Jembaran, Tahun

192 6.5. Penduduk Miskin Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,pakaian,tempatberlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Dengan masih adanya penduduk miskin maka menunjukkan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah masih belum dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Berikut adalah data jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jembrana, memperlihatkan persentase penduduk miskin di Kabupaten Jembrana, untuk tahun 2009, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Jembrana mencapai KK dan jiwa atau hanya 4,75 persen dan 3,8 persen dari total penduduk Jembrana, untuk tahun 2010 jumlah penduduk miskin mencapai KK dan jiwa atau hanya 6,7 persen dan 5,7 persen dari total penduduk Jembrana, untuk tahun 2011, jumlah penduduk miskin mencapai KK dan jiwa atau hanya 6,7 persen dan 5,7 persen dari total penduduk Jembrana, untuk tahun 2012, jumlah penduduk miskin mencapai KK dan jiwa atau hanya 7,0 persen dan 6,1 persen dari total penduduk Jembrana, dan untuk tahun 2013, jumlah penduduk miskin mencapai KK dan jiwa atau hanya 4,69 persen dan 4,64 persen dari total penduduk Jembrana. Tabel Penduduk Miskin di Kabupaten JembranaTahun JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK TAHUN MISKIN PROSENTASE KK JIWA KK JIWA KK JIWA ,7% 3,8% ,7% 5,7% ,0% 6,1% ,1% 5,3% ,69 4,64 Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Jembrana 164

193 6.6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Jembrana, perkembangan IPM di Kabupaten Jembrana selama 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembangunan yang selama ini dilakukan telah berdampak pada peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Jembrana. Tabel Indeks Pembangunan Manusia di Kab. Jembrana 2008 s/d 2013 Tahun IPM Kab. 72,45 72,69 73,18 73,62 74,29 72,31 Jembrana Sumber Data: Jembrana Dalam Angka, Tahun Pariwisata Perkembangan pariwisata dan hotel saat ini sangat menjanjikan keuntungan bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Hal ini juga dialami oleh Kabupaten di Bali. Perkembangan sektor pariwisata dan hotel yang ada di Kabupaten 165

194 Jembrana masih relatif kecil, bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Pulau Bali. Hal ini terlihat dari jumlah tamu domestik dan mancanegara yang ada di Jembrana. Tabel Rekapitulasi Data Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Jembrana Tahun Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana Sebagian besar hotel yang terdapat di Kabupaten Jembrana adalah terletak di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana. Hal tersebut dikarenakan pusat pelayanan di Kabupaten Jembrana adalah terletak di dua kecamatan tersebut. Selain hotel, juga terdapat pondok wisata yang persebarannya sebagian besar adalah di Kecamatan Pekutatan.Pondok wisata tersebut pada umumnya menawarkan daya tarik wisata pantai yang banyak terdapat pada kecamatan tersebut. Data jumlah hotel dan pondok wisata dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Jumlah Akomodasi & Restoran di Kabupaten Jembrana Tahun Uraian Jumlah Akomodasi (Hotel, Penginapan, Vila,dll) Jumlah Restoran, Rumah Makan, Café Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan, Tahun 2014 Beberapa obyek wisata yang cukup menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut : 166

195 1. Pantai Medewi Terletak di Kecamatan Pekutatan dan berjarak kurang lebih 100 m dari jalan utama Denpasar Gilimanuk, Pantai Medewi menawarkan keindahan alam laut yang begitu indah. Selain memiliki panorama pantai yang begitu indah, pantai ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tempat olahraga ekstremselancar, karena memiliki ombak yang panjang dan tidak terlalu besar. 2. Pura Rambutsiwi Selain daya tarik wisata pantai, di Pulau Bali juga sering dijumpai daya tarik wisata lain berupa pura. Salah satu yang terkenal di Kabupaten Jembrana adalah Pura Rambutsiwi yang terletak di pinggir pantai selatan bagian barat yang termasuk wilayahdesa Yehembang Kangin Kecamatan Mendoyo. Lokasi pura ini begitu menawan karena dikelilingi oleh persawahan yang membentang luas dan berundak-undak khas Bali, dimana di sebelah selatannya terdapat gundukan tebing dan batu karang yang lumayan curam. Jika pengunjung bersedia menaiki tebing maka akan terlihat hamparan warna biru Samudera Indonesia yang dihiasi dengan deburan ombak. 167

196 3. Bunut Bolong Bunut Bolong berlokasi di daerah pegunungan yang termasuk wilayah Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan. Bunut sendiri merupakan sebuah ranting yang dalam pertumbuhannya bisa menjadi sebuah pohon yang berukuran besar dan tinggi. Pohon Bunut ini sangat unik dan berbeda dari pohonpohon yang lainnya karena memiliki lubang di tengahnya yang cukup besar. Lebarnya pun bisa beberapa meter sehingga bisa dilalui jalan aspal dan bis-bis yang berukuran besar pun bisa memasukinya. 4. Pantai Candikusuma Pantai Candikusuma terletak di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Candikusuma bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dari kota Negara sejauh 12 km. Di pantai tersebut pengunjung dapat menikmati keindahan alam pantai yang eksotik dengan hamparan pasirnya yang begitu luas. Tidak hanya menikmati pemandangan pantai, pengunjung pun dapat bermain air bahkan berenang karena deburan ombaknya yang tidak terlalu besar. Selain itu, daya tarik lain adalah berupa kegiatan memancing karena di pantai ini terdapat dermaga penangkaran perahu bot yang dimiliki perusahaan penangkaran kerang mutiara. 168

197 6.8. Sertifikat Tanah Hak atas tanah ialah hak yang memberi wewenang kepada pemiliknya untuk mempergunakan atau mengambil manfaat dari tanah yang dihakinya. Ciri khasnya ialah si empunya hak berwenang untuk mempergunakan atau mengambil manfaat dari tanah yang dimiliki. Pengelompokan hak-hak atas tanah ialah sebagai berikut : 1. Hak Milik/ HM Merupakan hak turun-temurun terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Hak ini dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain, dan jangka waktu Hak Milik tidak terbatas. 2. Hak Guna Usaha/ HGU Adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara selama jangka waktu tertentu, dan tujuan penggunaan tanahnya terbatas. Hak Guna Usaha juga tidak dapat dibebankan pada tanah Hak Milik dan hanya dapat diberikan oleh Negara. 3. Hak Guna Bangunan/ HGB Merupakan hak untuk mengusahakan (mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah) tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, untuk jangka waktu tertentu. 4. Hak Pakai/ HP Adalah hak untuk menggunakan dan / atau memungut hasil dari tanah yang langsung dikuasai oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan undang-undang 5. Hak Pengelolaan/ HPL Menurut Pasal 1 ayat (3) Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya. Sedangkan berdasarkan Penjelasan Pasal 2 ayat (3) huruf f Undang- 169

198 Undang Nomor 21 Tahun 1997 Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya, antara lain berupa perencanaan dan peruntukan tanah, penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerjasama dengan pihak ketiga. Bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan tersebut dapat diberikan kepada pihak lain dengan Hak Milik, Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai. 6. Wakaf Undang Undang No. 41 Tahun 2004 dalam pasal 16 menerangkan harta benda yang dapat diwakafkan. Pasal ini menyebutkan bahwa benda bergerak dan tidak bergerak dapat menjadi obyek wakaf Ayat 2 dari pasal 16 menyebutkan benda tidak dapat bergerak yang dapat diwakafkan adalah meliputi hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1997 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan tanah wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Agama Islam. Tabel Berikut ini adalah data luas lahan yang terdaftar sampai dengan tahun 2013 HM HGB HGU HP HW Total Bidang Luas (m 2 ) Bidang Luas (m 2 ) Bidang Luas (m 2 ) Bidang Luas (m2) Bidang Luas (m 2 ) Bidang Luas (m 2 ) , , , ,500 Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Jembrana 170

199 6.9. Perijinan dan Retribusi Daerah Pelaksanaan sistem Pelayanan Perijinan Terpadu di Kabupaten Jembrana berpedoman pada Perda No. 3 Tahun Program ini juga dilaksanakan dan dikembangkan sesuai dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan terbangunnya pemerintahan yang transparan dan akuntabel.sistem Pelayanan Perijinan Terpadu tersebut di Kabupaten Jembrana dilaksanakan sejak tahun 2003 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana No. 10 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta tetap menjadi Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana N0. 15 Tahun Sistem Pelayanan Publik yang dibangun Kabupaten Jembrana tersebut memiliki berbagai macam kelebihan. Sistem ini menerapkan para pencari izin maupun pengurusan administrasi yang hanya dilayani oleh petugas di Front Office, sehingga memutus rantai calo yang yang biasanya meminta upah dalam bentuk pungulan liar (pungli). Selain itu, dengan model tersebut waktu yang dibutuhkan untuk mengurus sebuah izin maupun kepengurusan administrasi menjadi lebih cepat. Ruang lingkup kegiatan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu ( KPPT ) di Kabupaten Jembrana berupa penyelenggaraan pelayanan perijinan terpadu dengan jumlah layanan sebanyak 67 jenis, terdiri dari : 54 jenis layanan Perijinan dengan tinjauan lapangan (cek lokasi) 8 jenis perijinan non tinjauan lapangan 5 jenis layanan Akta Catatan Sipil 1 jenis layanan Kartu Tanda Pencari Kerja ( Kartu Kuning ) A. Standar Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan menggunakan mekanisme Ban Berjalan, artinya setiap proses akan melalui tahapannya, dimulai dari verifikasi (penelitian dan pemeriksaan berkas ) sampai pada tahapan akhir yaitu penetapan/ penandatanganan surat ijin. Mekanisme ban berjalan menggunakan 6(enam) meja,setiap meja membidangi tugas dan fungsinya masing-masing sebagaimana bagan alir dibawah ini 171

200 : Gambar Bagan Alir Prosedur Layanan Perijinan B. Standar Waktu Pelayanan 1. Perijinandengan cheklapangan. Standar waktu penyelesaian perijinan yang melalui proses chek lapangan maksimal 10 ( sepuluh ) hari kerja terhitung sejak permohonan masuk Loket, dengan perhitungan sebagai berikut : Pelaksanaancheklapanganselambatlambatnya5(lima)harikerjasejakberkaspermohonan masukloket. Pelaksanaanpengkajianlapanganselambat-lambatnya2(dua)harikerjasejak chek lapangan. penerbitan ijinselambat-lambatnya3(tiga) harikerjasejakpembayaran ijin. 172

201 Jenis Perijinan Dengan Chek Lapangan dan Ketentuannya 1. Persetujuan Prinsip (PERDA NO. 6 TAHUN 2003). 2. Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB )(PERDA NO. 3 TAHUN 2004). 3. Ijin Undang-Undang Gangguan ( HO )(PERDA NO. 4 TAHUN 1991). 4. Surat Ijin Pertambangan Daerah ( SIPD )(PERDA NO. 4 TAHUN 2003). 5. Ijin Lokasi ( Kep. Meneg. Agraria/ Kepala (BPN NO. 22 TAHUN 1993) 6. Ijin Usaha Perusahaan Penggilingan Padi/Huller dan Penyosohan Beras ( RMU ) (PERDA NO. 5 TAHUN 2003). 7. Tanda Daftar Usaha (TDU) Perusahaan Penggilingan Padi/Huller dan Penyosohan Beras ( RMU) (PERDA NO. 5 TAHUN 2003). 8. Ijin Pemasangan Reklame (PERDA NO. 4 TAHUN 2008, PERBUB. NO.6/2007, PERBUP NO. 21/2007). 9. Ijin Usaha Hotel (PERDA NO. 11 TAHUN 2002). 10. Ijin Usaha Pondok Wisata (PERDA NO. 11 TAHUN 2002). 11. Ijin Usaha Restoran / Rumah Makan / Warung Wisata (PERDA NO. 11 TAHUN 2002) 12. Ijin Usaha Peternakan (PERDA NO. 27 TAHUN 2001DAN SK. BUPATI NO. 176 TAHUN 2002). 13. Tanda Pendaftaran Peternakan Rakyat (PERDA NO. 27 TAHUN 2001 DAN SK. BUPATI NO. 176 TAHUN 2002). 14. Ijin Pemotongan Ternak, Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya (PERDA NO. 22 TAHUN 2001). 15. Ijin Usaha Perikanan (PERDA NO. 9 TAHUN 2003). 16. Surat Ijin Penangkapan Ikan ( SIPI ) (PERDA NO. 9 TAHUN 2003). 17. Tanda Daftar Ijin Usaha Perikanan (PERDA NO. 9 TAHUN 2003). 18. Ijin Menebang Kayu Kebun(PERDA NO. 9 TAHUN 2002). 19. Surat Keterangan Asal Usul Kayu ( SKAU ) (PERDA NO. 9 TAHUN 2002). 20. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( SIUJK ) (SK BUPATI NO. 166 TAHUN 2003). 21. Tanda Pendaftaran Usaha (TPU) VCD Rental(KEP. MENPEN RI NO. 21 A/KEP/MENPEN/1998) 22. Ijin Menyelenggarakan Kursus(SK. DIRJEN DIKLUSEPORA NO. 110/E/MS/1999). 23. Surat Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP)(PERMENDAG NO. 36/M. DAG/PER/9/2007 DAN PERBUP NO.9 TAHUN 2008). 24. Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol ( SIUP-MB )(PERDA NO. 6 TAHUN 2007). 25. Tanda Daftar Perusahaan ( TDP )(PERMENDAG. NO. 37/M- DAG/PER/9/2007 DAN PERBUP. NO. 9 TAHUN 2008) 173

202 26. Ijin Usaha Industri ( IUI ) (PERDA NO. 34 TAHUN 2008). 27. Tanda Daftar Industri ( TDI )(PERDA NO. 34 TAHUN 2008). 28. Tanda Daftar Gudang ( TDG ) (PERMENDAG NO. 16/M- DAG/PER/3/2006 DAN PERBUP NO.9 TAHUN 2008) 29. Ijin Apotek (KEP.MENKES NO.1332/MENKES/SK/X/2002 DAN SK BUPATI NO.146 TH 2002) 30. Ijin Optical (SK BUPATI NO.146 TH 2002) 31. Ijin Praktik Berkelompok Dokter Umum (SK BUPATI NO.146 TH.2002) 32. Ijin Praktik Berkelompok Dokter Gigi( SK BUPATINO.146TH.2002) 33. Ijin Balai Pengobatan ( BP ) / Rumah Bersalin ( RB ) dan BKIA (SK BUPATI NO.146 TH.2002) 34. Ijin Balai Pengobatan Gigi ( SK BUPATI NO.146 TH.2002) 35. Ijin Unit Transfusi Darah ( SK BUPATI NO.146 TH.2002) 36. Ijin Tukang Gigi ( SK BUPATI NO.146 TH 2002) 37. Ijin Praktik Fisioterapi ( SK BUPATI NO. 146 TH ) 38. Ijin Praktik Perorangan Dokter / Dokter Gigi ( PERMENKES RI NO. 512 / MENKES / PER / IV / 2007 ) 39. Surat Ijin Praktik Bidan ( SIPB ) (SK. MENKES RI NO.900/MENKES/SK/VII/2002) 40. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga ( SPP-IRT )( KEP. KEPALA BPOM RI NO. HK ) 41. Ijin Toko Obat( SK BUPATI NO. 146 TH 2002 ) 42. Ijin Salon Kecantikan ( SK BUPATI NO. 146 TH ) 43. Surat Ijin Praktik Perawat ( SIPP )( KEP. MENKES RI NO. 1239/MENKES/SK./XI/2001) 44. Ijin Laboratorium Kesehatan Swasta(PERMENKES RI NO.514/MENKES/PER/VI/1994) 45. Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT )( KEP. MENKES RI NO. 1076/MENKES/SK/VIII/2003 ) 46. Surat Ijin Pengobat Tradisional ( SIPT ) (KEP. MENKES RI NO. 1076/MENKES/SK/VIII/2003 ) 47. Ijin Pengelolaan Tower / Menara Antena (PERATURAN BUPATI NO. 33 TAHUN 2007) 48. Ijin Penimbunan/Penyimpanan BBM ( SK BUPATI NO. 48 TAHUN 2004 ) Ijin Usaha Angkutan Kendaraan Umum (Perda No. 4 Tahun 1991) Ijin Trayek Angkutan Pedesaan (KEP. MENHUB NO. 35 TAHUN 2003 ) 50. Surat Tanda Uji Kendaraan Bermotor Perda No. 8 Tahun

203 2. Perijinan Non-Chek Lapangan Jenis Perijinan Non-Chek Lapangan 1. Rekomendasi Ijin Pemakaian Gedung Mendapa Kesari( PERATURAN BUPATI NO. 14 TAHUN 2005). 2. Rekomendasi Ijin PemakaianTanah Lapang (PERATURAN BUPATI NO. 14 TAHUN 2005). 3. Rekomendasi Ijin Penggunaan/Penutupan Jalan. 4. Pengesahan Nomor Kode Tenaga Teknik (NKTT) ( KEP.MENEG.PU.R.I.NO : BK MN / 1700 ). 5. Surat Ijin Kerja(SIK) Perawat dan Refraksionis Optisien( RO) KEP. MENKES NO. 544/MENKES/SK/VI/ Kartu Tanda Pemilikan Ijin Usaha Angkutan Kendaraan Bermotor Umum. 7. Kartu Pengawasan Ijin Angkutan Penumpang Umum Pedesaan ( SK Bupati No. 5 Tahun 1999 ). 8. Ijin Insidentil( Perda No. 5 Tahun 1995 ). 3. Layanan Akta Catatan Sipil Standar waktu penyelesaian untuk semua jenis Akta Catatan Sipil maksimal 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan masuk loket, dengan ketentuan sudah membayar biaya administrasi layanan akta. 4. Layanan Kartu Tanda Pencari Kerja ( Kartu Kuning ) Standar waktu maksimal 10 ( sepuluh ) menit sejak permohonan masuk loket. C. Evaluasi Pencapaian Target Pelayanan Berdasarkan data Evaluasi Perkembangan Pencapaian Target Pelayanan Terkait INPRES No. 5 Tahun 2004 di Kabupaten Jembrana Tahun 2010, Dinas Perijinan Kabupaten Jembrana telah menetapkan target pada tahun 2010 dengan uraian atas beberapa indikator, yaitu : 1. Standar Persyaratan 2. Standar Biaya 175

204 3. Standar Waktu 4. Jumlah Secara umum pencapaian target pada tahun 2010 adalah telah sesuai dengan target yang telah dipatok sebelumnya. Berdasarkan indikator standar persyaratan, biaya dan waktu secara keseluruhan telah dapat dipenuhi, namun untuk pencapaian jumlah realisasi beberapa belum sesuai dengan target yang direncanakan. 176

205 BAB VII KONDISI INFRASTRUKTUR Listrik S ecara umum pelayanan dan keterjangkauan listrik di Kabupaten Jembrana sudah sampai masuk ke desa-desa terpencil. Penyebaran dan pendistribusian aliran listrik sudah dapat dirasakan oleh semua golongan masyarakat. Penyaluran listrik diupayakan kedepan akan terus ditingkatkan melalui rancangan dan rencana pemerintah untuk membuat dan menambah gardu listrik di setiap kecamatan. Setiap tahun jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Jembrana mengalami peningkatan, demikian pula dengan jumlah daya tersambung. Jumlah pelanggan listrik dan daya tersambung tahun 2012 di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut : Daya Listrik Terpasang a. Listrik Regular Total pelanggan regular pelanggan Total daya tersambung VA b. Listrik Prabayar Total pelanggan pelanggan Total daya tersambung VA c. Total Pelanggan per Kecamatan 1) Kecamatan Negara: Total pelanggan regular pelanggan Total daya tersambung VA 2) Kecamatan Mendoyo: 177

206 Total pelanggan regular pelanggan Total daya tersambung VA 3) Kecamatan Pekutatan: Total pelanggan regular 3.966pelanggan Total daya tersambung VA Jaringan Listrik di Kabupaten Jembrana sebagai berikut : PLTG Pesanggaran = 150 MVA. PLTG Gilimanuk = 130 MVA. PLTGU Pemaron = 80 MVA. Interkoneksi Jawa Bali = 200 MVA. 80 MVA. Gardu Induk = 2 Buah. Gardu Distribusi = 372 Buah. Gambar 7. 1 Distribusi Penyaluran Listrik Di Provinsi Bali 178

207 7.2. Air Bersih Ketersediaan air disamping untuk kepentingan pertanian, juga sangat diperlukan dan menjadi kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan air di Kabupaten Jembrana sampai saat ini cukup berlimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jembrana. Namun pemerintah tetap terus berupaya untuk mencari alternatif lain dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih di masa yang akan datang. Seiring dengan perkembangan dan jumlah penduduk yang terus bertambah dan berkembang, pemerintah Kabupaten Jembrana membuat terobosan dengan pengolahan air laut menjadi air minum. Terobosan ini adalah antisipasi jangka panjang pemerintah dalam menghadapi kemungkinan terjadinya krisis air di masa yang akan datang. Berbagai sumber air minum yang saat ini telah diusahakan oleh pemerintah dan masyarakat Jembrana antara lain dengan memanfaatkan air permukaan, Sumur bor dan mata air. Data dari pelanggan PDAM Kabupaten Jembrana Tahun 2012, jumlah pelanggan sebanyak rumah, pemakaian air yang terjual m 3, dengan beberapa sumber air minum yang telah diusahakan adalah sebagai berikut: air sungai sebanyak 5; sumur bor sebanyak 13 dan mata air sebanyak 3 untuk melayani pelanggan.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7.1. Data Jumlah Sambungan Air Minum dan Data Pemakaian Air Minum (M 3 ) di PDAM Tirta Amertha Kab. Jembrana Tahun 2013 Tahun Jumlah Pelanggan Air Terjual Sumber: PDAM Kabupaten Jembrana, Tahun

208 Air Sungai Sumur Bor Mata Air Gambar 7. 2 Sumber Air Yang Berada di Kabupaten Jembrana berikut: Rasio rumah tangga pengguna air bersih dari tahun adalah sebagai Tabel 7.2. Rasio Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Di Kabupaten Jembrana Tahun Tahun Rumah Tangga Pengguna Air Bersih 94,41 % 94,50 % 94,51 % 96,61 % % Sumber: Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana, Tahun Persampahan Sumber utama timbunan sampah di kawasan perencanaan yaitu sampah domestik (rumah tangga) dan sampah non domestik meliputi sampah intitusional (sekolah, kantor, dll), sampah komersial (pasar, toko, dll), sampah aktivitas perkotaan (penyapuan jalan, lapangan, dll), sampah klinik, sampah industri, sampah konstruksi, dan lain sebagainya.sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Negara dikelola langsung oleh masyarakat secara perorangan atau berkelompok. Secara perorangan sampahnya dikelola dengan cara membakar, menanam, ataupun mengupah seseorang dengan 180

209 peralatan angkutnya untuk membuang sampah ke tempat penimbunan sampah yang telah disediakan. Tabel 7.3. Volume Penanganan Sampah di Kab. Jembrana Tahun No. Tahun Volume Sampah (M3) Volume Sampah Yang Ditangani Volume Sampah Yang Belum Ditangani M3 % M3 % , , ,33 67,991 22, ,33 67,991 22,67 Sumber : LKPJ Bupati Jembrana, Tahun 2013 Untuk kebutuhan pengelolaan sampah, Kantor Lingkungan Hidup Kebersihan Pertamanan Kab. Jembrana memiliki alat berat berupa buldoser sebanyak 1 (satu) unit, Trek Loader sebanyak 1 (satu) serta armada truk yang terdiri dari Truk Arm Rool sebanyak 6 (enam) unit, Truk Dump sebanyak 6 (enam) unit dan gerobak sebanyak 16 (enam belas) buah.jumlah sampah yang ditangani dalam sehari yaitu sampah organik sejumlah m³ dan sampah anorganik m³. Volume total produksi sampah sehari di TPA berkisar antara 6-7 ton Pos dan Telekomunikasi Dalam upaya untuk mengembangkan infrastruktur Pos dan Telekomunikasi, pemerintah telah berupaya untuk membangun kerjasama yang sangat baik dengan investor yang ingin menanamkan modalnya untuk pembangunan Jembrana. Salah satu upaya serius pemerintah Kabupaten Jembrana adalah dengan mempermudah serta mempercepat proses pengurusan ijin bagi kepentingan dunia usaha. Disamping itu juga ada beberapa rancangan yang telah dipersiapkan dan bahkan dilakukan oleh pemerintah antara lain: 181

210 Penyediaan kantor pos dan kantor telepon pada setiap kecamatan. Pengembangan rumah pos dan telepon umum. Pengembangan BTS untuk penguatan sinyal telepon seluler. Pengembangan infrastruktur Jimbarwana Network untuk peningkatan Aplikasi E- Government. Pengembangan jaringan Backbone dan jaringan distribusi untuk desa-desa dan Sekolah Dasar yang belum terjangkau secara langsung. Jumlah kantor pos sampai dengan tahun 2013 tercatat 5 buah dengan 5 buah agen pos desa yang terdapat di kecamatan Negara sebanyak 3 buah dan di kecamatan Jembrana 2 buah. Dalam sebuah masyarakat, kebutuhan akan media informasi adalah mutlak diperlukan. Dengan adanya media informasi tersebut, maka berita/informasi dalam berbagai aspek kehidupan dalam sebuah masyarakat akan dapat tersampaikan dengan cepat.berikut adalah jumlah media surat kabar di Kabupaten Jembrana pada tahun Tabel 7.4. Jumlah Media Surat Kabar di Kabupaten Jembrana Tahun Tahun Jumlah Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Jembrana Selain media Surat Kabar, di Kabupaten Jembrana juga terdapat media informasi eloktronik berupa radio.selain digunakan sebagai media informasi berupa berita, radio juga digunakan sebagai media hiburan, seperti misalnya pemutaran musik, talk show cerita bersambung, dll.sebagai media informasi dan hiburan yang paling digemari masyarakat, televisi di Kabupaten Jembrana telah dapat menerima siaran seluruh TV Nasional dan beberapa TV lokal di Provinsi Bali. Namun berdasarkan survey primer yang 182

211 telah dilakukan, belum terdapat siaran TV lokal khusus untuk Kabupaten Jembrana.Berikut adalah data jumlah siaran radio/tv yang bisa ditangkap di Kabupaten Jembrana pada tahun Tabel 7.5. Jumlah Radio/TV di Kab. Jembrana Tahun Tahun Jumlah Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Jembrana, Tahun Karakteristik Transportasi Sistem transportasi Kabupaten Jembrana melayani dua pola pergerakan yaitu pergerakan regional dan pergerakan antar wilayah di dalam Kabupaten Jembrana sendiri. Pola pergerakan regional terjadi karena posisi Kabupaten Jembrana berada di pintu masuk ke Pulau Bali dari Pulau Jawa yaitu melalui Pelabuhan Gilimanuk. Sedangkan pola pergerakan antar wilayah di dalam Kabupaten merupakan pergerakan antar desa, antara desa dan antar kota kecamatan, antar wilayah kecamatan dan antara kecamatan dengan ibukota kabupaten. Sistem transportasi yang berada di Kabupaten Jembrana tersebut meliputi transportasi jalan raya dan transportasi laut Transportasi Darat A. Jaringan Jalan Prasarana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Jembrana kondisinya cukup baik terutama dalam menunjang pola pergerakan barang dan orang, sehingga mampu menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah.prasarana jalan di Kabupaten Jembrana dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : 183

212 Tabel 7.6. Panjang Jalan Menurut Statusnya di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Status Jalan Panjang Jalan Tahun Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten (Km) (Km) (Km) (Km) ,92 28,87 941, , ,92 28,87 941, , ,92 28,87 941, , ,93 30,87 941, , ,93 30,87 924, ,78 Sumber: Dinas PU Bina Marga Kab. Jembrana, Tahun 2014 Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Untuk jalan kabupaten dari total panjang jalan 941,02 Km dibedakan menurut perkerasan jalannya dengan panjang jalan yaitu; jalan aspal sepanjang 265,485 Km, jalan lapen 575,789 Km dan jalan krokol 99,749 Km. Tabel 7.7. No Status Jalan Kondisi Ruas Jalan Kabupaten Jembrana Berdasar Tingkat Kerusakan di Kab. Jembrana Tahun Baik Tingkat Kerusakan <11% Sedang Tingkat Kerusakan 11% - 16% Kondisi Jalan Rusak Ringan Tingkat Kerusakan 16% - 23% Rusak Berat Tingkat Kerusakan >23% Total Panjang Jalan (Km) 1. Jalan 71, ,92 Nasional 2. Jalan 28, ,87 Provinsi 3. Jalan 344,41 128,45 273,37 194,79 941,02 Kabupaten Jumlah 445,20 128,45 273,37 194, ,81 Tahun ,73 122,70 347,60 169, , ,73 122,70 347,60 169, , ,41 115,70 343,90 243, , , ,00 104,06 243, ,78 Sumber : Dinas PU Kab. Jembrana, Tahun 2014 Jembrana Dalam Angka, tahun

213 Gambar 7.3.Panjang Jalan di Kabupaten Jembrana menurut kondisinya Kondisi jalan yang terdapat di Kabupaten Jembrana secara umum dapat di kategorikan baik, rusak ringan, sedang dan rusak berat.dari data Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga, kondisi jalan baik sepanjang 240,691 Km (26%) dan kondisi rusak berat sepanjang 242,918 Km (26%).Pemerintah Kabupaten Jembrana setiap tahunnya terus melakukan perawatan dan peningkatan kondisi perkerasan jalan guna menunjang pola pergerakan barang dan orang, sehingga mampu menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah. Gambar 7.4Kondisi Jalan di Kabupaten Jembrana Sistem jaringan transportasi menjadi bagian utama dalam pembentukan 185

214 struktur ruang. Sistem jaringan transportasi memberikan kerangka terhadap struktur ruang kawasan Kabupaten Jembrana.Sistem transportasi regional yang terdapat di Kabupaten Jembrana lebih banyak ditunjang oleh sistem transportasi darat. Secara keseluruhan sistem transportasi di Kabupaten Jembrana masih didominasi oleh angkutan jalan raya, prasarana dan sarana transportasi yang ada pada prinsipnya telah menjangkau daerah-daerah penting di Kabupaten Jembrana termasuk wilayah perdesaan. B. Jumlah dan Perkembangan Kendaraan/Moda Jumlah kendaraan bermotor/ moda yang terdaftar di Kabupaten Jembrana setiap tahun mengalami peningkatan jumlahnya.jumlah kendaraan bermotor didominasi oleh Jumlah sepeda motor, dimana kepemilikannya setiap tahun terus No. bertambah.kendaraan Mobil Pribadi jumlahnya dari tahun 2007 sampai 2013 mengalami peningkatan jumlah.sedangkan kendaraan Angkutan Penumpang justru mengalami penurunan. Data selengkapnya mengenai peningkatan jumlah kendaraan bermotor ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 7.8. Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Kabupaten Jembrana Tahun 2007 (Unit) Tahun 2008 (Unit) Tahun 2009 (Unit) Tahun 2010 (Unit) Tahun 2011 (Unit) Tahun 2012 (Unit) Tahun 2013 (Unit) 1. Sepeda Motor Mobil Pribadi Angkutan Penumpang 4. Angkutan Barang Jumlah Sumber : UPT Dispenda di Kabupaten Jembrana, Tahun 2014 Dinas Perhubungan Provinjsi Bali 2014 C. Angkutan Umum Terdapat sekitar 27 trayek angkutan umum dan 66 jumlah ijin trayek. Dari jumlah armada yang beroperasi dapat dilihat bahwa rute padat antara lain trayek Negara-Yeh Embang-Pekutatan, Negara-Tegal Cangkring-Pertigaan Penyaringan, Negara-Dangin Tukadaya, dan trayek Negara-Melaya-Palasari. Disamping kendaraan 186

215 bermotor kendaraan tidak bermotor yaitu dokar juga beroperasi di dalam kota dengan jumlah 180 armada. Jenis angkutan lainnya yang beroperasi adalah ojek. Tabel 7.9. Rute Angkutan Umum di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Jumlah Armada (Unit) No. No./Kode Trayek Nama Trayek Panjang Trayek BK MPU I R O I R O 1 TG T. Negara RSU-Jl. Satria-Jl. Hayam Wuruk-Jl. Ngurah Rai- Loloan- Jl. Udayana-T. Negara 2 T.1 T. Negara-Tgl. Cangkring-Pertigaan Penyaringan 3 T.2 T. Negara-Yeh Embang-Pekutatan 4 T.3 T. Negara-Pekutatan- Manggis Sari- Pengeragoan 5 T.4 T. Negara-Poh Santen- Pangkung Jangu 6 T.5 T. Negara-Tgl. Cangkring- Penyaringan-Tibu Beleng 7 T.6 T. Negara-Tgl. Cangkring- Penyaringan-Tibu Tanggang 8 T.7 T. Negara-Yeh Sumbul- Munduk Anggrek 9 T.8 T. Negara-Yeh Sumbul- Banjar Bangli 10 T.9 T. Negara-Tgl. Cangkring-Pangkung Apit 11 B.1 T. Negara-Banyu Biru- Baluk-Tuwed 12 B.2 T. Negara-Manistutu- Benel 13 B.3 T. Negara-Moding- Sombang 14 B.4 T. Negara-Melaya- Palasari , , , B.5 Melaya-Palasari 9, B.6 T. Negara-Melaya- Blimbingsari

216 Jumlah Armada (Unit) No. No./Kode Trayek Nama Trayek Panjang Trayek BK MPU I R O I R O 17 B.7 T. Negara-Warna Sari- Sombang 18 B.8 T. Negara- Berawantangi- Sarikuning 19 B.9 T. Negara-Melaya- Gilimanuk 20 S.1 T. Negara- Pengambengan S.2 T. Negara-Perancak U.1 T. Negara-Berambang U.2 T. Negara-Dewasana U.3 T. Negara-Batu Agung- Palungan Batu 25 U.4 T. Negara-Tegal Asih- Sawe Rangsasa 26 U.5 T. Negara-Penatahan- Panca Rening 27 U.6 T. Negara-Budeng- Samblong-Sangkar Agung Jumlah Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Jembrana Jumlah sarana transportasi angkutan umum menurut jenisnya dari tahun dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Jumlah Sarana Transportasi Angkutan Umum Menurut Jenisnya di Kabupaten Jembrana Tahun Tahun Jenis Angkutan Umum Truk Bus Minibus Pick Up Sumber : Dinas Pendapatan Provinsi Bali (Data diolah) D. Terminal Terminal adalah tempat putus arus atau peralihan/perpindahan penumpang 188

217 orang dan barang dari sistem transportasi yang satu ke sistem transportasi yang lainnya sebagai tuntutan wajar untuk efisiensi dalam sistem transportasi. Terminal selain sebagai bagian integral dari suatu sistem lalu lintas dan angkutan jalan raya juga berupa bagian dari tata ruang kota yang membantu efisiensi pemanfaatan jalan. Terminal penumpang di Kabupaten Jembrana terdiri dari dua buah terminal yaitu Terminal Penumpang Gilimanuk dan Terminal Penumpang Negara. Terminal Barang di Kabupaten Jembrana hanya terdapat satu buah terminal barang yang terdapat di Kecamatan Jembrana.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. No Tabel Terminal Angkutan Barang dan Kapasitas Kendaraan di Kabupaten Jembrana Tahun Kecamatan Jumlah Terminal Kapasitas (Kendaraan) 1. Melaya Negara Jembrana Mendoyo Pekutatan Sumber :Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Jembrana, Tahun 2014 Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014 Terdapat sekitar 18 jurusan/trayek yang melewati Terminal Bus Negara yang terbagi kedalam beberapa jenis angkutan umum. Dari keseluruhan jurusan/trayek tersebut terdapat beberapa rute padat, yaitu : Negara D. Tukadaya Loloan, Negara Pertigaan Penyaringan, Negara - Pekutatan, Negara Gilimanuk dan Negara Denpasar. Rute dengan jumlah kendaraan terbanyak, keluar masuk terminal adalah jurusan/ trayek Negara Pekutatan sebanyak kendaraaan dengan penumpang berangkat penumpang dan penumpang tiba penumpang. Sedangkan 189

218 rute dengan jumlah penumpang terbanyak adalah jurusan/ trayek Negara Denpasar dengan jumlah penumpang berangkat penumpang dan penumpang tiba penumpang Transportasi Laut Di dalam sistem transportasi nasional, pelabuhan Gilimanuk merupakan pelabuhan yang melayani lalu-lintas pelayaran antar pulau, terutama angkutan penumpang dan kebutuhan pokok serta distribusi barang dan jasa. Jaringan transportasi laut memiliki potensi yang besar dalam pengembangan wilayah. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang mendukung Pusat Kegiatan Nasional, Kabupaten Jembrana dilengkapi oleh pelabuhan penyeberangan Gilimanuk, yang melayani penyeberangan orang dan barang antar pulau, dan distribusi ekspor dan impor, serta pelabuhan perikanan di Pengambengan. A. Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk Pelabuhan penyeberangan Gilimanuk dilengkapi dengan fasilitas seperti dermaga 2 buah, dengan kapasitas sandar masing-masing 1 buah kapal.tempat parkir m². Jumlah kapal beroperasi sebanyak 25 unit. Waktu tempuh Gilimanuk- Ketapang ±30 menit dan waktu sandar 30 menit. Perhatian dalam pengembangan jaringan transportasi laut di Kabupaten Jembrana terfokus pada pelabuhan Gilimanuk, sebagai simpul jaringan transportasi Jawa-Bali, dalam pelayanannya yang mendukung kegiatan perekonomian terutama di sektor pariwisata di Pulau Bali. 190

219 Tabel PRODUKTIFITAS ANGKUTAN PENYEBRANGAN LINTAS GILIMANUK- KETAPANG TAHUN 2013 No. BULAN JUMLAH KAPAL GT BONGKAR MUAT 1 JANUARI 37 24,482 PENUMPANG (ORANG) KENDARAAN (UNIT) BARANG (TON) TRIP PENUMPANG (ORANG) KENDARAAN (UNIT) BARANG (TON) 2 FEBRUARI 37 24, MARET 37 24, , , ,297 6, , , ,168 4 APRIL 37 24, , , ,158 6, ,719 95, ,100 5 MEI 37 24, , , ,104 6, , , ,914 6 JUNI 37 24, , , ,264 6, , , ,809 7 JULI 37 24, , , ,299 6, ,111 99, ,438 8 AGUSTUS 37 24, , , ,318 6, , , ,698 9 SEPTEMBER 42 27, , , ,263 8, , , , OKTOBER 42 27, , , ,280 6, , , , NOVEMBER 42 27, , , ,399 7, , , , DESEMBER 42 27, , , ,581 7, , , ,249 JUMLAH ,956 4,788,540 1,652,587 5,505,980 85,030 4,667,342 4,667,342 3,492,517 Sumber : Dinas Perhubungan, Informasi Dan Komunikasi Prov. Bali B. Pelabuhan Perikanan Sumberdaya perikanan yang terdapat di sepanjang pantai selatan Kabupaten Jembrana terkolektif pada satu pelabuhan perikanan di Pengambengan Kecamatan Negara.Pengembangan pelabuhan perikanan tersebut memberikan kontribusi yang cukup baik dalam perekonomian Kabupaten Jembrana. Hasil penangkapan ikan laut rata-rata sebanyak ton/thn, menggunakan perahu kapal motor sebanyak unit dan 312 perahu tanpa motor. Diperlukan jaringan transportasi laut maupun darat yang baik untuk distribusi sumberdaya perikanan di Kabupaten Jembrana. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan 191

220 Nomor: PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dikenal juga sebagai pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang terutama untuk melayani kapal perikanan berukuran GT dengan kapasitas 75 kapal atau GT sekaligus. Dengan panjang dermaga 150 m, kedalaman kolam 2 m dan fasilitas tambat-labuh untuk kapal berukuran 30 GT, pelabuhan tersebut juga melayani kapal ikan yang beroperasi di perairan ZEEI dan perairan nasional. 192

221 192

222 BAB VIII KONDISI EKONOMI 8 S alah satu implikasi adanya otonomi daerah adalah daerah memiliki wewenang yang jauh lebih besar dalam mengelola daerahnya baik itu dari sisi pelaksanaan pembangunan maupun dari sisi pembiayaan pembangunan.salah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Perkembangan kondisi umum perekonomian merupakan gambaran kinerja makro dari penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Gambaran perkembangan kondisi ekonomi makro ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi semua pihak yang memiliki tanggung jawab dan komitmen dalam pengeloaaan ekonomi secara efisien dan efektif. Gambaran perkembangan ekonomi makro secara tidak langsung adalah merupakan gambaran prestasi pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan pada pembangunan individu, kelompok maupun golongan, akan tetapi pembangunan ekonomi makro sebagaimana di Kabupaten Jembrana didasarkan pada beberapa penekanan seperti pencapaian terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pertumbuhan investasi. Sebagai komponen ekonomi makro, maka keberadaan PDRB, APBD, PAD dan investasi seringkali menjadi komoditas politik. Kendatipun hal tersebut di Kabupaten Jembrana masih berkembang dalam batas-batas normatif. 193

223 8.1. Keuangan Daerah APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.selanjutnya Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.apbd disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Kemudian Penerimaan daerah terdiri dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah.pendapatan Daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Sedangkan Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Dalam penyusunan APBD seluruh pendapatan daerah dan pembiayaan daerah dianggarkan secara bruto. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pendanaan Pengelolaan Keuangan Daerah ditetapkan bahwa struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah meliputi : a) Pendapatan Daerah b) Belanja Daerah c) Pembiayaan Daerah. 1. Pendapatan Daerah. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, menambah akuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah yang dimaksud dikelompokkan atas : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. 2. Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus 194

224 3. Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang terdiri dari Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi Kepada Kabupaten/Kota, Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau Dari Pemerintah Daerah Lainnya. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak dan Retribusi Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Daerah Sumber Pendapatan Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Kabupaten Jembrana telah mentetapkan beberapa Peraturan Daerah sebagai dasar hukum Pendapatan Asli Daerah yaitu: 1. Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pajak Penerangan Jalan 2. Perda Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pajak Restoran 3. Perda 1 Tahun 2011 tentang Pajak Air tanah 4. Perda 2 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan 5. Perda 3 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel 6. Perda 4 Tahun 2011 tentang Pajak Parkir 7. Perda 5 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame 8. Perda 6 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 9. Perda 7 Tahun 2011 tentang Pajak Sarang Burung Walet 10. Perda 8 Tahun 2011 tentang Pajak mineral Bukan Logam dan Batuan 11. Perda 12 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 12. Perda 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum 13. Perda 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha 14. Perda 13 Tahun 2012 tentang Retribusi Perijinan Tertentu Adapun jenis-jenis sumber Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut: a. Pajak Daerah terdiri dari: 195

225 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Air Tanah 4. Pajak Hiburan 5. Pajak Reklame 6. Pajak BPHTB 7. Pajak Penerangan Jalan 8. Pajak Parkir 9. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan/Pasir Batu Kali 10. Pajak Sarang Burung Walet 11. Pajak PBB-P2 b. Retribusi Daerah terdiri dari: 1. Retribusi Jasa Umum terdiri dari 9 jenis meliputi: Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Pelayanan Persampahan/kebersihan Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Retribusi Penyediaan dan atau Penyedotan Kakus Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi 2. Retribusi Jasa Usaha terdiri dari 6 jenis meliputi: Retribusi pemakaian kekayaan daerah Retribusi tempat pelelangan Retribusi terminal Retribusi rumah potong hewan Retribusi tempat rekreasi dan olah raga Retribusi penjualan produksi usaha daerah 3. Retribusi Perijinan Tertentu terdiri dari 5 jenis meliputi: 196

226 Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan Retribusi Ijin Gangguan Keamanan Retribusi Ijin Trayek Retribusi Ijin usaha Perikanan Retribusi Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan yaitu bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD (PT. Bank Pembangunan Daerah Bali). d. Lain-lain PAD yang Sah terdiri dari: 1. Penerimaan Jasa Giro 2. Bunga Deposito 3. Lain-lain PAD 197

227 Tabel 8. 1 Rekapitulasi APBD Kabupaten Jembrana NO URAIAN TAHUN A PENDAPATAN ( a.1 + a.2 + a.3 ) , , , ,00 a.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) , , , ,00 a.1.1 Pajak Daerah , , , ,00 a.1.2 Retribusi Daerah , , , ,00 a.1.3 Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yg dipisahkan , , , ,00 a.1.4 Lain2 Pendapatan Daerah Yang Sah , , , ,00 a.2 DANA PERIMBANGAN ( TRANSFER ) , , , ,00 a.2.1 Dana Bagi Hasil , , , ,00 a.2.2 Dana Alokasi Umum , , , ,00 a.2.3 Dana Alokasi Khusus , , , ,00 a.2.4 Dana Penyesuaian , ,00 0,00 0,00 a.3 LAIN2 PENDAPATAN YG SAH , , , ,00 a.3.1 Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 a.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 a.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov dan Pemerintah Daerah , , , ,72 lainnya a.3.4 Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus 0, , , ,00 a.3.5 Bantuan Keuangan dari Prov atau Pemerintah Daerah Lainnya , , , ,00 198

228 NO URAIAN TAHUN B BELANJA ( b.1 + b.2 ) , , , ,00 b.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG , , , ,00 b.1.1 Belanja Pegawai , , , ,00 b.1.2 Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 b.1.3 Subsidi ,00 0,00 0,00 0,00 b.1.4 Hibah , , , ,00 b.1.5 Bantuan Sosial , , , ,00 b.1.6 Belanja Bagi Hasil , , , ,00 b.1.7 Bantuan Keuangan , , , ,00 b.1.8 Belanja Tidak Terduga , , , ,00 b.2 BELANJA LANGSUNG , , , ,00 b.1.1 Belanja Pegawai , , , ,00 b.1.2 Belanja Barang dan Jasa , , , ,00 b.1.3 Belanja Modal , , , ,00 C PEMBIAYAAN , , , SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN , , , ,00 Sumber : Bagian Keuangan Setda Kab. Jembrana 199

229 2. Belanja Daerah Belanja Daerah sebagaimana tertuang dalan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan atau urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dilaksanakan bersama antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perudang undangan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 beserta revisinya dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Struktur Belanja Kabupaten Jembrana untuk tahun anggaran dikelompokkan menjadi : 1. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga. 2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang dianggarkan pada belanja SKPD yang bersangkutan seperti : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal. Tabel 8. 2 Realisasi Belanja Daerah Kab. Jembrana Tahun No. Uraian Belanja Tidak Langsung , , , , ,00 2 Belanja Langsung , , , , ,00 Total , , , , ,00 Sumber : Bagian Keuangan Setda Kab. Jembrana 3. Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah terdiri dari : 200

230 1. Penerimaan Pembiayaan yang mencakup : sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. 2. Pengeluaran Pembiayaan yang mencakup : pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah serta antara Anggaran Pendapatan Daerah mengakibatkan surplus atau defisit anggaran. Berikut adalah tabel realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran sebagai berikut : No Uraian Tabel 8. 3 Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran Tahun 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp.) 2012 (Rp.) 2013 (Rp.) 1 Pendapatan Daerah 477,515,493, , , , ,00 2 Belanja Daerah 479,134, , , , ,00 3 Pembiayaan Daerah 4,500,000, , , , ,381,99 4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) 65,906,206, , , , ,78 Sumber : Bagian Keuangan Setda Kab. Jembrana Produk Domestik Regional Bruto Sebagai cerminan total nilai tambah yang tercipta akibat proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, adalah PDRB yang memegang peran penting dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jembrana ditandai adanya perubahan atau pergeseran dalam kontribusi sektor ekonomi terhadap produk daerah sebagai akibat terjadinya pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian (primer) ke sektor industri (sekunder), kemudian kearah sektor jasa-jasa (tersier). Hal ini sesuatu yang sangat wajar dan biasa terjadi di 201

231 daerah yang sedang membangun dan berkembang seperti Kabupaten Jembrana. Berdasarkan PDRB sementara tahun 2012, ekonomi Kabupaten Jembrana tumbuh sebesar 5.90 persen. Angka ini cenderung meningkat dibanding tiga tahun sebelumnya yang cenderung melambat yakni sebesar 5,61 persen pada tahun 2011; 4,57 persen pada tahun 2010; 4,82 persen pada tahun Berdasarkan PDRB tahun 2013, ekonomi Jembrana tumbuh di atas 5%, yaitu 5,38% dari tahun sebelumnya. Namun demikian pertumbuhan di tahun 2013 ini sedikit melambat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 5,90%. Beberapa sektor yang membuat pertumbuhan ini melambat dibanding tahun sebelumnya diantaranya adalah sektor pertanian yang masih rendah pertumbuhannya yaitu sebesar 3,47% saja. Seiring perkembangan perekonomian khususnya perubahan pola konsumsi masyarakat membuat struktur ekonomi sedikit demi sedikit bergeser dari primer kearah tersier. Hal ini tampak jelas dari kontribusi masing-masing sektor dalam membentuk PDRB Jembrana. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang mempunyai keterkaitan dengan pola konsumsi masyarakat dan imbas dari sektor pariwisata Bali, mempunyai konstribusi yang lambat laun mulai melampaui sektor pertanian. Pada tahun 2013 sektor pertanian menyumbang 13% terhadap PDRB Jembrana dan sektor perdagangan jauh melapaui yaitu sebesar 14%. Tabel 8. 4 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Lapangan usaha 1. Pertanian 2. Penggalian 3. Industri 4. Listrik dan Air Minum 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel, Restauran 7. Pengangkutan, Komunikasi 8. Perbankan/Keuangan 9. Jasa-jasa Tahun (Jutaan) % *) 2012**) 2013***) kenaikan , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2014 * Angka Sementara **) Masih sangat sangat sementara 202

232 Berdasarkan tabel di atas, bahwa kontribusi dibidang perdagangan, hotel dan restauran dominan disusul bidang pertanian serta bidang pengangkutan dan komunikasi, terlihat bahwa kontribusi masing-masing lapangan usaha terhadap PDRB di Kabupaten Jembrana setiap tahun mengalami peningkatan, peningkatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah peningkatan jumlah produksi (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh lapangan usaha serta peningkatan tersebut dipengaruhi oleh perubahan harga yang terjadi setiap tahun. Untuk lebih jelasnya, PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Gambar 8. 1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Selanjutnya perkembangan PDRB di Kabupaten Jembrana atas dasar harga konstan dapat dilihat seperti tabel di bawah ini. Tabel 8.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jembrana Tahun Tahun *) 2012**) 2013 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (dalam jutaan Rp) , , , , ,92 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (dalam jutaan Rp) , , , , ,43 Sumber : BPS Kabupaten Jembrana Tahun 2014 * Angka Sementara **) Masih sangat sangat sementara 203

233 Bila dilihat perkembangan masing-masing lapangan usaha dari tahun di Kabupaten Jembrana, juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan jumlah produk yang dihasilkan setiap tahun oleh masyarakat di Kabupaten Jembrana dikalikan dengan harga tahun dasar. Bila dilihat dari perkembangan pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Jembrana setiap tahun selalu meningkat. Hal ini mencerminkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi bersamaan dengan peningkatan pendapatan perkapita, pemerintah memberikan berbagai subsidi kepada masyarakat sehingga turut serta mendongkrak kesejahteraan Analisis LQ Sektor Kabupaten Jembrana Terhadap Sektor Provinsi Bali Pengertian sector unggulan pada dasarnya dikaitkan dengan bentuk perbandingan berskala internasional, nasional maupun regional. Metode Location Quitionet digunakan untuk mengindentifikasi sektor unggulan potensi perekonomian Kabupaten Jembrana. Analisis LQ menunjukkan potensi dari tempat terkait dengan kondisi kekayaan yang ada di wilayah tersebut. LQ berguna untuk melihat spesialisasi kegiatan produksi suatu wilayah. Pada dasarnya, teknik ini menyajikan perbandingan relative antara kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. Apabila hasil perhitungan rasio lebih besardari 1 (LQ > 1) menunjukkan sektor tersebut sektor unggulan atau basis dan jika LQ = 1 menunjukkan keswasembadaan, dalam artian memiliki potensial yang sama dengan sektor sejenis di daerah tertentu, sehingga hanya cukup untuk melayani kebutuhan daerah sendiri. Dan bila LQ < 1 menunjukkan tergolong bukan sektor unggulan dalam artian bahwa wilayah tersebut tidak mampu untuk mencukupi kebutuhannya sendiri dan cenderung untuk import. LQ = Keterangan: Si N S N 1 S N i 1 S N Si S N1 = Jumlah produksi komoditas x di Kabupaten Jembrana = Jumlah seluruh produksi komoditas di Provinsi Bali = Jumlah produksi komoditas x di Kabupaten Jembrana 204

234 N = Jumlah seluruh produksi komoditas x di Provinsi Bali Tabel 8.6 Perhitungan LQ Lapangan Usaha di Kabupaten Jembrana Tahun 2013 Nilai PDRB No. Lapangan Usaha LQ Jembrana *Bali 1 Pertanian , ,43 2 PertambangandanPenggalian , ,65 3 IndustriPengolahan , ,84 4 Listrik, Gas & Air Bersih , ,92 5 Bangunan , ,32 6 Perdag., Hotel &Restoran , ,87 7 Pengangkutan&Komunikasi , ,10 8 Keuangan , ,70 9 Jasa - Jasa , ,84 Total , ,00 Sumber :Data BPS Kab. Jembrana & BPS Provinsi Bali diolah, Tahun 2014 *AngkaSementara Penilaian menggunakan LQ akan memberi gambaran apakah suatu komoditas bersifat ekspor atau habis diwilayah sendiri. Batasan ekspor dapat diartikan keluar dari kecamatan, kabupaten, provinsi, sampai nasional, kesemuanya berdasar ketersediaan data dan pembanding yang dimiliki. Berdasarkan hasil perhitungan LQ Kabupaten Jembrana terhadap Provinsi Bali, bahwa sektor unggulan adalah sektor pertanian (subsektor Tanaman Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan) dan sektor bangunan. Dimana memiliki LQ>1 yang merupakan syarat utama menjadi sektor unggulan. Adapun sektor selain pertanian (subsektor Tanaman Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan) merupakan sektor belum potensial/non basis dengan sektor sejenis di daerah tertentu, sehingga bukan merupakan sektor unggulan Analisis Growth Melalui perhitungan LQ, akan diperoleh sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk dilakukan ekspor (distribusi keluar daerah lain). Selanjutnya dilakukan analisis analisis Growth yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dari sektor ekonomi tersebut setiap tahunnya (minimal dalam kurun waktu 3 tahun terakhir). 205

235 Tn ( Tn 1) Rumus Tn 1 X 100% Dimana : Tn : Σ Produksi tahun ke-n Tn-1 : Σ Produksi tahun ke n-1 Tabel 8.7 Perhitungan Pertumbuhan Lapangan Usaha No. Lapangan usaha Nilai PDRB 2011*) 2012**) 2013 Nilai Growth (%) Nilai Growth (%) 1 Pertanian , , ,40 3,35 3,45 2 Penggalian 7.675, , ,07 8,01 6,07 3 Industri , , ,99 5,76 5,04 4 Listrik & Air Minum , , ,38 10,34 9,15 5 Bangunan , , ,43 7,24 6,82 6 Perdag., Hotel & Restoran , , ,36 7,61 5,53 7 Pengangkutan & Komunikasi , , ,11 6,41 3,81 8 Perbankan & Lembaga , , ,40 6,18 7,44 Keuangan lainnya 9 Jasa Jasa , , ,77 6,18 8,05 Sumber :Data BPS Kab. Jembrana diolah, Tahun 2014 *) Angka sementara *)) Angka sangat sementara Berdasarkan perhitungan analisis growth diatas diketahui secara keseluruhan 3sektor lapangan usaha pada tahun 2012 memiliki nilai pertumbuhan atau growth (+), dari tahun 2011 hingga tahun 2013 memiliki nilai pertumbuhan (+) pada semua sector lapanganusaha namun nilai pada lapangan usaha perdagangan hotel dan restauran, nilai growth dibandingkan antara tahun dengan tahun nilainya mengalami penurunan dari 7,61 menjadi 5,53, berbeda dengan lapangan usaha jasa mengalami peningkatan dari 6,18 menjadi 8, Analisis Share Analisis share digunakan untuk melihat karakteristik struktur ekonomi di suatu wilayah. Share dengan nilai >1 diberi poin 3, nilai = 1 diberi poin 2 dan nilai <1 diberi poin 1. Share positif yaitu sektor yang mempunyai poin sama atau lebih dari 2 menunjukkan sektor tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Penetapan tanda positif hanya diperuntukkan untuk sektor yang mempunyai poin sama atau lebih dari 2 dengan 206

236 pertimbangan bahwa sektor tersebut mempunyai kontribusi dalam perekonomian regional. Keterangan: NP Share = 1 100% NP 2 NP1 NP2 = Nilai produksi komoditas x di Kabupaten Jembrana = Nilai produksi komoditas x di Provinsi Bali Tabel 8.8 Perhitungan Share Lapangan Usaha di Kab. JembranaTahun 2013 No. Lapangan Usaha Kab. Jembrana Propinsi Bali* Share 1 Pertanian , ,07 2 Pertambangan dan Penggalian 8.795, ,34 3 Industri Pengolahan , ,04 4 Listrik, Gas & Air Bersih , ,35 5 Bangunan , ,07 6 Perdag., Hotel &Restoran , ,05 7 Pengangkutan & Komunikasi , ,08 8 Keu. Persewaan & Jasa , ,04 Perusahaan 9 Jasa Jasa , ,06 Sumber :Data BPS Kab. Jembrana Diolah, Tahun 2014 Untuk menyatakan kontribusi yang diberikan itu besar atau tidak adalah dengan melihat ketentuan berikut: bila share bernilai x>2 diberi tanda (+) dan dinyatakan kontribusi yang diberikan besar dan bila share bernilai 1<x<2 diberi tanda (-) dan dinyatakan kontribusi yang diberikan kecil (rendah) Klasifikasi Sektor Berdasarkan Tingkat Pertumbuhan Berdasarkan pertimbangan klasifikasi sektor ditinjau dari tingkat pertumbuhan pada tahun 2012 Kabupaten Jembrana, maka ditetapkan komoditas-komoditas unggulan menjadi beberapa klasifikasi sektor, yaitu : 207

237 Tabel 8.9 Klasifikasi Lapangan Usaha di Kab.Jembrana Berdasarkan Diagram Growth Share Tahun 2013 No. Lapangan Usaha Growth Share KlasifikasiSektor 1 Pertanian ( + ) ( - ) Sektor Dominan 2 Pertambangan dan Penggalian ( + ) ( - ) Sektor Dominan 3 Industri Pengolahan ( + ) ( - ) Sektor Dominan 4 Listrik, Gas & Air Bersih ( + ) ( - ) Sektor Dominan 5 Bangunan ( + ) ( - ) Sektor Dominan 6 Perdag., Hotel & Restoran ( + ) ( - ) Sektor Dominan 7 Pengangkutan & Komunikasi ( + ) ( - ) Sektor Dominan 8 Keu. Persewaan & Jasa ( + ) ( - ) Sektor Dominan Perusahaan 9 Jasa - Jasa ( + ) ( - ) Sektor Dominan Sumber :Data BPS Kab. Jembrana diolah, Tahun 2014 (-) Share (+) Growth(-) Gambar 8.3Diagram Growth Share 1) Sektor Unggulan Komoditas yang masuk dalam klasifikasi sektor unggulan menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi (+) dan kontribusi yang diberikan cukup besar (+). Sektor unggulan nantinya akan menjadi sektor basis suatu wilayah.tidak ada komoditas yang masuk dalam sektor unggulan. 2) Sektor Potensial Komoditas yang masuk dalam sektor potensial menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah (-) tetapi kontribusi yang diberikan cukup besar (+).Sektor potensial ini nantinya mampu dijadikan sebagai sektor basis dalam jangka panjang. Hal ini berarti bahwa sektor tersebut dapat 208

238 dikembangkan menjadi basis ekonomi Kabupaten Jembrana dengan perlakuanperlakuan khusus. Tidak ada komoditas yang masuk dalam sektor unggulan. 3) Sektor dominan Komoditas yang masuk dalam sektor dominan menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi (+) akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil (-). Sektor dominan dapat dikembangkan menjadi sektor basis dengan adanya perlakuan-perlakuan khusus.berdasarkan analisis diatas, sebagian besar sektor lapangan usaha termasuk dalam klasifikasi sektor dominan. 4) Sektor statis Komoditas yang masuk dalam sektor statis menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah (-) dan memiliki kontribusi yang kecil (-). Berdasarkan analisis diatas, tidak ada komoditas yang termasuk sektor statis Kontribusi Sektor Berdasarkan Distribusi PDRB Meningkatkan perekonomian Kabupaten Jembrana perlu terlebih dahulu identifikasi potensi basis dan non basis berdasarkan sektor-sektor yang ada dalam Produk Domestik Regioanl Bruto. Selain itu, untuk mengetahui keadaan PDRB Kabupaten Jembrana dan sembilan sektor penyusun PDRB dimasa yang akan datang serta untuk mengetahui terjadi atau tidaknya fluktuasi maka dibutuhkan penjelasan PDRB Kabupaten Jembrana. Struktur ekonomi tahun tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya dari kontribusi sektor terbesar sampai terkecil dan asumsi sektor ini dibagi dalam 3 kelompok : Kelompok sektor primer Kelompok sektor sekunder Kelompok sektor tersier Kelompok sektor primer terdiri dari sektor pertanian serta sektor perdagangan dan pertambangan. Kelompok sektor sekunder terdiri dari 3 sektor, masing-masing sektor industri pengolahan, kemudian sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor 209

239 bangunan. Selanjutnya kelompok sektor tersier terdiri dari empat sektor yaitu: sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. 8.3 Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi Sektor perdagangan memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang perekonomian di Kabupaten Jembrana. Apabila dikelola dengan baik, hasil kekayaan alam yang melimpah tersebut, yang terdiri dari potensi laut dan darat akan dapat dijadikan komoditas ekspor ke luar daerah sehingga dapat memajukan perekonomian daerah. Beberapa komoditas yang banyak dikenal dan dihasilkan di Kabupaten Jembrana tersebut seperti produksi kakao dan ikan laut. Untuk menunjang sektor perdagangan sehingga memiliki daya saing yang tinggi, diperlukan dukungan dari sektor industri dan kerajinan. Dengan adanya sektor tersebut, maka nilai ekonomi suatu barang akan semakin meningkat sehingga akan semakin menambah daya jual. Potensi sumber daya alam yang melimpah di Kabupaten Jembrana, yang dapat dijadikan sebagai bahan mentah, menjadikan sektor industri dan kerajinan memiliki prospek untuk dikembangkan Berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk lebih memberdayakan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (K- UMKM) sehingga mampu memotivasi dan memfasilitasi tumbuhnya kegiatan ekonomi produktif di masyarakat, menciptakan kemandirian masyarakat dalam berusaha, menciptakan lapangan kerja yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (formal )Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8.10 Data Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Formal) Kabupaten Jembrana Tahun 2013 No. Kecamatan Perdagangan Industri Pertanian Sektor UMKM Non Pertanian Aneka Usaha Jumlah UMKM 1 Melaya Negara

240 No. Kecamatan Perdagangan Industri Pertanian Sektor UMKM Non Pertanian Aneka Usaha Jumlah UMKM 3 Jembrana Mendoyo Pekutatan Jumlah Sumber : LPKJ Bupati Jembrana 2014 Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomirakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam hal ini, apabila dilihat perkembangan jumlah koperasi dan anggota setiap tahunnya di Kabupaten Jembrana selalu mengalami peningkatan.hal tersebut merupakan indikasi bahwa jenis usaha koperasi di Kabupaten Jembrana masih diminati oleh masyarakat. No Uraian Satuan Tabel 8.11 Data Koperasi di Kabupaten Jembrana Tahun Jumlah Koperasi Unit Jumlah Anggota (KUD) Anggota Jumlah Anggota (Non KUD) Anggota Koperasi Aktif Unit Koperasi Tidak Aktif Unit Sumber Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Jembrana 8.4 Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi Perhitungan laju inflasi hanya dilakukan di BPS Provinsi Bali, sehingga untuk mengetahui angka inflasi di Kabupaten Jembrana menggunakan acuan perhitungan angka inflasi di kota terdekat, yaitu Kota Denpasar. Selain dilakukan di Kota Denpasar, 211

241 perhitungan angka inflasi tersebut dilaksanakan di 66 kota di Indonesia yang secara periodik diumumkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Data perkembangan inflasi tahun sebagai berikut : Tabel 8.12 Perkembangan Laju Inflasi Kota Denpasar Tahun 2009 s/d 2013 Inflasi Juli ,64 7,38 Sumber : BPS Provinsi Bali Perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2013 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 66 kota, selama periode Januari-Desember 2013, inflasi di Kota Denpasar, Bali, mencapai 7,35 persen. Melonjak signifikan dibanding tahun sebelumnya, yang tercatat 5,64 persen maupun pada 2011 hanya 3,41 persen. Desember 2013 inflasi tercatat 0.49 persen. Sebagian besar akibat pengaruh momentum Natal dan tahun baru Meningkatnya kebutuhan masyarakat terkait momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2014 serta minimnya produksi pertanian terkait musim hujan, membuat naiknya harga bahan kebutuhan. Khususnya pada kelompok bahan makanan. Sekaligus juga menjadi pendongkrak dominan angka inflasi Desember 2013, kenaikan indeks pada Desember lalu terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,46 persen. Penyumbang inflasi lainnya adalah naiknya indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,92 persen. Selain itu juga kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06 persen. Sementara kelompok lainnya mengalami penurunan indeks, di antaranya, kelompok kesehatan sebesar 0,22 persen dan kelompok sandang 0,12 persen. Komoditi yang mengalami lonjakan harga pada bahan makanan adalah bawang merah, sawi hijau, kacang panjang, bawang putih, telur ayam ras, cabai rawit dan tomat buah Indeks Gini Gini rasio merupakan salah satu indikator yang dapat melihat ketimpangan pendapatan antar golongan penduduk, untuk melihat karakteristik ketimpangan lainnya 212

242 dapat menggunakan data PDRB perkapita sebagai proxy pendapatan perkapita. Indikator yang memberikan gambaran proporsi tingkat pendapatan yang dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan daerah secara umum serta sebagai bahan evaluasi pembangunan daerah. Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 bahwa tentang gini ratio dikelompokkan kedalam ketimpangan rendah apabila gini ratio tinggi lebih kecil dari 0,3, di kategorikan ketimpangan sedang apabila gini rationya lebih besar dari 0,3 dan lebih kecil dari 0,5, selanjutnya di kategorikan ketimpangan tinggi apabila gini rationya lebih besar dari 0,5.B erikut dapat disajikan perkembangan gini ratio abupaten Jembrana untuk kurun waktu pada tabel berikut : Tabel 8.13 Indeks Gini Kabupaten Jembrana Tahun 2009 s/d 2013 No. Tahun Indeks Gini , , , , ,3654 Sumber : BPS Provinsi 2014 Bila diperhatikan tabel tersebut diatas dalam kurun waktu Kabupaten Jembrana Gini Rationya terkategorikan ketimpangan rendah. Sedangkan pada tahun 2011 gini ratio berkategorikan sedang. Kondisi tersebut mencerminkan tingkat pendapatan masyarakat di Kabupaten Jembrana cenderung tidak merata atau gap antara rumah tangga kaya dan rumah tangga miskin cenderung ketimpangan sedang.oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi diharapkan merata di masing-masing sektor (9 sektor) sehingga ketimpangan tidak cenderung naik. Melihat kondisi di Provinsi Bali pendapatan golongan (20%) tertinggi di kab./kota seluruhnya berada pendapatan rendah dan sedang. Di Kabupaten Jembrana kontribusi pendapatan penduduk dengan pendapatan tertinggi di atas 40 % nomer setelah Kota Denpasar yang merupakan satu-satunya kabupaten/kota di Brovinsi Bali dengan kontribusi diatas 50%.. Hanya Kabupaten Karangasem kontribusi pendapatan penduduk 213

243 dengan pendapatan tertinggi di bawah 40%. Kontribusi yang tinggi terhadap golongan pendapatan penduduk tertinggi memberikan efek yang kurang baik terhadap pemerataan hasil-hasil pembangunan. Gambar 8.5 Perbandingan kontribusi pendapatan penduduk di Provinsi Bali (Sumber BPS Provinsi Bali) Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kontribusi Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jembranaterhadap ekonomi Provinsi Bali tahun 2013 mencapai 5,38% lebih kecil jika dibandingkan tahun 2013yang mencapai 6,05 %. Gambaran Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dapat dilihat pada grafik berikut. 214

244 Gambar 8.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Jembrana (Sumber : BPS Kabupaten Jembrana) Kontribusi (%) Gambar 8.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Provinsi Bali (Sumber : BPS Provinsi Bali) 215

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA,

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA, KATA PENGANTAR P uji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan rahmat-nya buku Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2011 dapat disusun. Penyusunan

Lebih terperinci

B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang

B A P P E D A D A N P E N A N A M A N M O D A L P E M E R I N T A H K A B U P A T E N J E M B R A N A. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang U ntuk menindak lanjuti diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 maka dalam pelaksanaan otonomi daerah yang harus nyata dan bertanggung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

2.1. Kondisi Geografi

2.1. Kondisi Geografi 2.1. Kondisi Geografi K abupaten Jembrana terletak di sebelah barat Pulau Bali, membentang dari arah barat ke timur pada 8 09 30 8 28 02 LS dan 114 25 53-114 56 38 BT. Batas-batas administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

Standar waktu maksimal adalah 1 (satu) hari kerja terhitung permohonan diterima di pelayanan umum dengan persyaratan lengkap.

Standar waktu maksimal adalah 1 (satu) hari kerja terhitung permohonan diterima di pelayanan umum dengan persyaratan lengkap. Standar waktu maksimal adalah 1 (satu) hari kerja terhitung permohonan diterima di pelayanan umum dengan persyaratan lengkap. Diagram 2.2 Alur Layanan Perijinan Di Pelayanan Umum Satu Loket Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

2.1. Kondisi Geografi

2.1. Kondisi Geografi 2.1. Kondisi Geografi S ecara geografis Kabupaten Jembrana merupakan pintu masuk maupun keluar pulau Bali, melalui pelabuhan Gilimanuk. Angkutan barang, wisata, penumpang umum dan jasa dari Pulau Jawa

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN KAKAO KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Halaman

DAFTAR TABEL. Halaman v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota se-provinsi Bali... 6 1.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana tahun 2011...... 7 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana...

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, DAN TABANAN

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Halaman

DAFTAR TABEL. Halaman v DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten/Kota se-provinsi Bali... 6 1.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana tahun 2011...... 7 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb S egala puji bagi Alloh SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga seluruh rangkaian proses penyusunan Laporan Keterangan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN JEMBRANA 2013

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN JEMBRANA 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN JEMBRANA PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR TAHUN TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, DAN TABANAN

Lebih terperinci

Lampiran 4 : Realisasi RPJMD Kabupaten Bima Tahun

Lampiran 4 : Realisasi RPJMD Kabupaten Bima Tahun Lampiran 4 : Realisasi RPJMD Kabupaten Bima Tahun 2011-2015 1 Menurunnya jumlah 1 Prosentase penurunan % 18.49 17.66 16,23 15.13 15.42* penduduk miskin jumlah penduduk miskin 2 Meningkatnya paritas 2 Paritas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.121, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERBAGITA. Kawasan Perkotaan. Tata Ruang. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten Jembrana

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO 1 PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun DAFTAR TABEL Tabel. 2.1. Perbandingan Penduduk Kabupaten Pati dan Prov Jateng Tahun 2007- II 8 Tabel. 2.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan & Atas Dasar Harga II 8 Berlaku Kabupaten Pati Tahun 2007- Tabel.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH B A B I X 1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13). 28 IV. KONDISI UMUM 4.1 Wilayah Kota Kota merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota memiliki luas wilayah sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan.

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii xxi Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen I-6 1.4 Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci