EVALUASI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN DAERAH (STUDI KASUS SAMSAT KOTA MANADO PERIODE )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN DAERAH (STUDI KASUS SAMSAT KOTA MANADO PERIODE )"

Transkripsi

1 EVALUASI PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN DAERAH (STUDI KASUS SAMSAT KOTA MANADO PERIODE ) Rilovingri Lenri, Hanggoro Pamungkas Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) , ABSTRAK Tujuan penelian, ialah untuk mengetahui penerimaan pajak kendaraan bermotor dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan mengevaluasi penerimaan, tata cara pemungutan pajak kendaraan bermotor, hambatan-hambatan yang dihadapi dalam peningkatan pajak kendaraan bermotor serta upaya yang dilakukan untuk pada periode Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara dengan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara serta Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kota Manado. Hasil yang dicapai yaitu realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor tahun di Sulawesi Utara dan Kota Manado tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini kurangnya pelayanan yang berkualitas, ketidakpatuhan wajib pajak serta pengawasan yang ada belum dilakukan secara maksimal sehingga membuat tidak tercapainya target yang ditetapkan. (RL) Kata Kunci : Pajak Kendaraan Bermotor, Rencana dan Realisasi, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. PENDAHULUAN Berdasarkan kewenangannya, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

2 orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan serta langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009). Seperti yang dikutip juga oleh Duste (2011:5) Tax is very vital for the economic development of any society, the problem associated with tax administration should serve as way policy makers to put strategy that would effectively eradicate the aforementioned problem yang artinya perpajakan sangat penting bagi pembangunan ekonomi masyarakat, semua masalah yang berhubungan dengan administrasi perpajakan harus memiliki kebijakannya agar dapat diselesaikan. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling besar. Hal tersebut terjadi karena salah satu fungsi pajak yaitu fungsi budgetair diperuntukkan untuk pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Landasan ini salah satunya dapat dilihat dari APBN (Anggaran Perencanaan Belanja Negara) Tahun Pendapatan negara Tahun 2015 dianggarkan Rp.1.793,6 triliun meningkat dari 9,7% dari APBN Pendapatan negara yang dianggarkan bersumber dari pajak sebesar Rp.1.201,7 triliun, kepabeanan dan cukai sebesar Rp.178,3 triliun, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) sebesar Rp.410,3 triliun serta penerimaan hibah sebesar Rp.3,3 triliun. Secara umum, pajak yang berlaku di Indonesia dapat dibedakan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini sebagian dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak-Departemen Keuangan Negara (contoh: PPh, PPN, PPnBM, PBB, BPHTB dan Bea Meterai) sedangkan Pajak daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. (contoh: Pajak Daerah Tingkat I dan Tingkat II). Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang pajak kendaraan bermotornya dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan produksi dan jumlah kendaraan bermotor. Di Sulawesi Utara, hampir setiap keluarga memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor sehingga mengakibatkan terjadinya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan studi ini ditunjukkan untuk menganalisis seberapa besar tingkat penerimaan pajak kendaraan bermotor khususnya di Kota Manado dalam kurun waktu Berdasarkan hal itu, maka akan dibuat karya tulis dengan judul Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Daerah (Studi Kasus SAMSAT Kota Manado Periode ) untuk diteliti lebih lanjut. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian yaitu dengan melakukan pengumpulan data dan metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis risetnya adalah eksploratoria 2. Dimensi waktunya yaitu menggunakan banyak waktu 3. Kedalaman riset ini yaitu studi kasus 4. Metode Pengumpulan data dilakukan dengan: a) Observasi b) Wawancara c) Kepustakaan d) Dokumentasi 5. Unit analisanya yaitu instansi HASIL DAN BAHASAN Setiap daerah yang ada di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Utara memiliki sumber penerimaannya masing-masing. Dengan adanya sumber penerimaan tersebut maka Pendapatan Daerah akan semakin meningkat. Pajak daerah merupakan salah satu komponen dari Pendapatan Daerah yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan di dalamnya terdapat Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang memiliki peran cukup besar bagi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibadingkan dengan komponen lain seperti Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Air Permukaan (P3AP) Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan, lainlain Pendapatan Daerah yang sah yaitu penerimaan jasa giro, tuntutan ganti rugi maupun pendapatan dan pengembalian.

3 Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara dari tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, pendapatan Provinsi Sulawesi Utara sebesar Rp , tahun 2013 sebesar Rp dan tahun 2014 semakin mengalami kenaikan sebesar Rp dan penerimaan terbesar berasal dari sektor pajak daerah dalam hal ini Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Hal tersebut ditunjukkan dari total penduduk Sulawesi Utara hingga tahun 2014 dari 15 kabupaten/kota sebanyak jiwa dan kendaraan bermotor yang ada di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak sehingga ada sekitar 24,17% penduduk Sulawesi Utara yang memiliki kendaraan bermotor. Dengan begitu, penerimaan dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Sulawesi Utara sangat memberikan pengaruh yang signifikan bagi pendapatan daerah Sulawesi Utara. Penerimaan PKB pada tahun 2012 sebesar Rp dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp sampai akhirnya realisasi PKB pada tahun 2014 sebesar Rp Realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Utara tahun anggaran sebesar 99,64% dari rencana Rp yang telah ditetapkan sedangkan realisasinya Rp Untuk tahun realisasi penerimaan sebesar Rp mengalami penurunan dari rencana yang telah ditetapkan yaitu sebesar 97,17% dengan nilai Rp Kemudian tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2014 realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor juga memiliki perbedaan lebih kecil Rp dibanding rencana yang dianggarkan Rp yaitu sebesar 98,03%. Sehingga berdasarkan perhitungan yang ada, rata-rata yang diperoleh sebesar 98,28%. Peranan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terhadap Pendapatan Daerah dari tahun 2012 sampai tahun 2014 sangat memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Pada tahun 2012, mencapai 25,00% dengan realisasi PATDA Rp sedangkan realisasi PKB sebesar Rp kemudian pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 22,60% dengan realisasi PKB Rp dan realisasi PATDA Rp dan pada tahun 2014 semakin mengalami penurunan sebesar 17,29% dengan realisasi PKB Rp sedangkan realisasi PATDA Rp Dengan demikian, dapat dilihat realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Sulawesi Utara memberikan pengaruh yang cukup besar bagi Pendapatan Daerah yaitu dengan rata-rata 21,63%. Mekanisme pendaftaran, pembayaran PKB dan BBN-KB kendaraan baru di unit pelayanan SAMSAT POLDA yaitu: 1. Wajib pajak melengkapi persyaratan lengkap yang telah ditetapkan. 2. Loket pendaftaran merupakan Loket pendaftaran merupakan loket penelitian berkas persyaratan awal oleh POLRI. 3. Proses selanjutnya adalah pengisian data di komputer, pencetakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) oleh POLRI 4. Penelitian dilakukan untuk meneliti identitas pemilik dan kendaraan oleh POLRI yaitu melalui verifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan regident ranmor. 5. Dilakukan penetapan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) oleh Jasa Raharja. SWDKLLJ merupakan sumbangan tahunan yang wajib dibayar oleh pemilik ranmor sebagai dana untuk pertanggungan wajib kecelakaan lalu lintas jalan. 6. SKUM/KOHIR dalam proses ini petugas memberikan nomor KOHIR (Komponen Himpunan Register) untuk setiap wajib pajak yang sudah mendaftar dan memberikan SKUM (Surat Keterangan Untuk Membayar) khusus untuk kendaraan baru/mutasi/balik nama dan berganti nomor polisi. 7. Dilakukan penetapan apakah PKB/BBN-KB sesuai dengan NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor) oleh DIPENDA 8. Korektor merupakan proses pengecekan PKB pada SSPD oleh DIPENDA. Petugas melakukan koreksi terhadap besaran PKB/BBN-KB yang ditetapkan oleh petugas penetapan dan apabila terjadi kesalahan maka korektor mengembalikan berkas kepada petugas penetapan untuk disesuaikan 9. Kasir merupakan proses dimana dilakukannya pembayaran pajak sesuai besaran yang tertera pada slip hasil penetapan 10. Setelah proses pembayaran maka dilanjutkan dengan proses pencetakan STNK oleh POLRI 11. Dilakukan paraf oleh kepala sie STNK untuk STNK dan paraf oleh kepala sie SKPD untuk SKPD

4 12. Proses penyerahan STNK dan SKPD kepada wajib pajak Peranan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Kota Manado terhadap Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sulawesi Utara dari tahun 2012 sampai tahun 2014 sangat memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Pada tahun 2012, mencapai 51,97% dengan realisasi PKB Manado Rp dan realisasi Sulawesi Utara Rp kemudian pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 51,44% dengan realisasi Manado Rp dan realisasi PKB Sulawesi Utara Rp dan pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 48,79% dengan realisasi Manado Rp sedangkan realisasi Sulawesi Utara Rp Dengan demikian, dapat dilihat realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Kota Manado memberikan pengaruh yang sangat besar bagi realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Provinsi Sulawesi Utara yaitu dengan rata-rata 50,73% dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Dalam meningkatkan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tentunya dalam pelaksanaannya banyak hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kota Manado untuk mencapai target yang diharapkan. Hambatan dalam pelaksanaan strategi dapat terjadi karena faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal) serta faktor langsung maupun tidak langsung. 1. Hambatan faktor internal berupa : a. Terjadi penurunan kinerja aparatur pelaksana pengelola pajak Salah satunya dipicu oleh keadaan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara khususnya Kota Manado yang pada tahun 2014 mengalami bencana alam yaitu banjir bandang. Wajib pajak berkurang oleh karena banyak harta yang rusak/hilang sehingga membuat petugas juga malas untuk datang ke kantor akibatnya terjadilah penurunan kinerja. Selain itu, usia dari petugas juga berpengaruh. Dalam hal ini beberapa petugas berusia >40 tahun dan hanya mengandalkan pengalaman saja dibanding keterampilan dalam hal ini dari segi teknis sehingga cukup menghambat pelayanan yang maksimal untuk wajib pajak. b. Rendahnya dukungan/kerjasama instansi dalam pelayanan satu atap Kurangnya komunikasi dan kerjasama yang baik antara instansi dalam SAMSAT sendiri. Salah satu contoh, dalam mekanisme pengesahan pembayaran PKB dan BBN- KB di loket pengisian formulir hingga ke proses penelitian oleh polisi untuk memutuskan apakah dokumen wajib pajak dapat diterima, terkadang membutuhkan proses yang cukup lama dan sehingga menghambat proses di loket Jasa Raharja dan DIPENDA sendiri. Terkadang salah satu instansi lebih memprioritaskan untuk memberikan pelayanan kepada wajib pajak yang dikenal oleh petugas yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi wajib pajak untuk datang membayar pajak ke kantor. c. Produk hukum yang berubah-ubah Regulasi pemerintah yang berubah-ubah cukup menimbulkan kesulitan bagi pelaksana tugas dalam hal ini SAMSAT Kota Manado. Regulasi yang dimaksud misalnya seperti tidak ada aturan baku yang dapat dijadikan pegangan secara konsisten. Sebagai contoh, di tahun 2014 pemerintah dalam hal ini pemerintah Provinsi mengeluarkan kebijakan bahwa kendaraan yang dibuat dibawah tahun 2008 dan sudah lama tidak melakukan pembayaran pajak akibat banyaknya denda yang harus ditanggung dapat diberikan keringanan seperti dapat kembali melaksanakan pembayaran pajak tanpa membayar denda yang terutang. Namun kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut hanya sementara. Kebijakan yang berubah-ubah membuat kepercayaan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya kepada pemerintah menurun. d. Peraturan mengenai tarif pajak progresif yang belum ada Untuk Provinsi Sulawesi Utara termasuk di Kota Manado, saat ini belum diberlakukan peraturan untuk meminimalisasi wajib pajak yang menghindari pajak progresif. Sehingga wajib pajak yang memiliki kendaraan bermotor lebih dari satu yang seharusnya dikenakan tarif pajak progresif sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku tidak dapat terlaksana sesuai dengan peraturan yang ada karena belum ada kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah.

5 e. Peraturan mutasi keluar-masuk kendaraan bermotor yang belum tegas Sebagian besar wajib pajak kendaraan bermotor yang akan melakukan mutasi kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Utara, kurang mengetahui prosedurnya sehingga banyak wajib pajak yang terlambat melaporkan kepada pemerintah bahwa akan melakukan mutasi dan menyebabkan wajib pajak dikenakan denda administrasi. Hal ini tentunya menghambat penerimaan dari pajak kendaraan bermotor. 2. Hambatan faktor eksternal berupa : a. Pengaruh globalisasi ekonomi Globalisasi ekonomi yang terjadi mempengaruhi banyak faktor termasuk faktor perekonomian. Dengan adanya globalisasi ekonomi maka sektor perdagangan juga ikut menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Salah satu dampak globalisasi ekonomi di sektor perekonomian yaitu ketika terjadi globalisasi para investor akan memindahkan investasi ke negara dengan pajak yang rendah sehingga penerimaan pajak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. b. Wajib pajak belum memenuhi kewajiban perpajakannya Berdasarkan data yang ada, jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Utara sampai dengan tahun 2014 ada sebanyak Untuk Kota Manado sendiri sebanyak Namun, diperoleh dari data Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) Sulawesi Utara pada tahun 2014, wajib pajak Kota Manado yang melakukan kewajibannya sebanyak baik roda 2 maupun roda 4. Untuk Kota Manado sendiri, ada kendaraan. Hal itu menunjukkan ada selisih sebanyak yang tidak diketahui status kewajiban perpajakannya. Hal tersebut tentunya sangat menghambat penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Kota Manado dan,memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pajak daerah. c. Evoria politik yang menjadikan situasi tidak kondusif Situasi politik yang tidak stabil membuat kepercayaan wajib pajak kepada pemerintah menurun sehingga kewajiban perpajakan juga ikut terhambat disebabkan karena masyarakat kurang memiliki kepercayaan akan fungsi dana yang diberikan kepada pemerintah. Hal tersebut membuat masyarakat khususnya sebagian wajib pajak memilih untuk tidak melakukan kewajiban perpajakannya dikarenakan tidak yakin dengan kebijakan pemerintah yang berlaku. 3. Hambatan faktor langsung yaitu terjadi penurunan potensi pajak dimana terdapat nilai jual kendaraan baru yang menurun harganya dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saat ini banyak kendaraan baru yang diproduksi lebih murah dibandingkan dengan kendaraan tahun sebelumnya. Sehingga membuat penerimaan pajak juga menurun akibat dari harga kendaraan baru yang lebih murah. 4. Hambatan faktor tidak langsung seperti terjadinya bencana alam dasyat di Kota Manado pada tahun Hal ini membuat banyak kendaraan bermotor yang rusak serta banyak kendaraan yang sulit dilakukan pendataannya oleh pemerintah sehingga terjadi banyak kasus penghindaran pajak kendaraan bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan salah satu jenis pajak yangmemberikan pengaruh besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Sulawesi Utara khususnya Kota Manado. Selain merupakan salah satu sumber yang memberikan potensi besar, peranan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) juga sangat bergantung pada sistem kerja yang diperankan oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Setiap program yang dimiliki SAMSAT maupun mutu pelayanan bahkan efektifitas pelaksanaan sistem pemungutan juga memberikan pengaruh besar dalam rangka menunjang pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Provinsi Sulawesi Utara khususnya Kota Manado. Dalam mewujudkan sistem pelayanan yang maksimal tentunya harus dilakukan berbagai upaya agar pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dapat berjalan sesuai dengan harapan. Untuk itu, upayaupaya yang dilakukan oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) dalam mengatasi setiap hambatan yang ada yaitu:

6 1. Upaya untuk mengatasi hambatan faktor internal yaitu : a. Untuk mengatasi terjadinya penurunan kinerja aparatur pelaksana pengelola pajak maka Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di bagian pelaksana penagihan pajak. Dengan adanya peningkatan SDM ini maka ada tenaga-tenaga baru seperti fresh graduate yang dilantik dan diharapkan dapat memberikan kinerja yang baik dalam menunjang pelaksanaan pemungutan pajak di Kota Manado. b. Untuk mengatasi hambatan kedua yaitu rendahnya dukungan serta kerja sama instansi dalam pelayanan satu atap maka Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) melakukan acara-acara seperti olahraga bersama di luar hari kerja sehingga dapat meingkatkan keakbaraban antara petugas dalam pelayanan satu atap baik Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA), Jasa Raharja maupun Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Ketika ada keakbraban maka dapat terjalin kerja sama yang baik dalam menjalankan fungsi masingmasing. c. Produk hukum yang berubah-ubah merupakan salah satu hambatan yang dihadapi. Untuk itu, yang dapat dilakukan oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) adalah menghimbau pemimpin-pemimpin daerah yang mengeluarkan regulasi agar memiliki ketetapan yang pasti. Upaya ini dilakukan secara nyata apabila diadakan pertemuan dengan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) khususnya ketika membahas mengenai pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sehingga dapat diteruskan ke pembuat regulasi. 2. Upaya untuk mengatasi hambatan faktor eksternal yaitu : a. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) melakukan banyak sosialisasi mengenai tata cara pelaksanaan pembayaran pajak. Sosialisasi yang dimaksud dilakukan melalui berbagai media massa maupun media cetak. b. Meningkatkan pendataan dan pemeriksaan kendaraan bermotor khususnya di Kota Manado. Pendataan kendaraan bermotor baru dilakukan setiap hari dengan menyesuaikan data yang ada di kepolisian daerah. c. Meningkatkan pengawasan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di lapangan melalui pelaksanaan koordinasi yang lebih intensif dalam beberapa operasi razia dengan pihak kepolisian. d. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan cara mendekatkan pelayanan kepada wajib pajak yang akan melakukan pendaftaran kendaraan baru maupun pembayaran pajak. Upaya ini dilakukan melalui disediakannya unit-unit pelayanan pembantu Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) di beberapa lokasi di Kota Manado. Unit pelayanan pembantu yang dimaksud antara lain ; SAMSAT Corner yang berlokasi di kawasan Mega Mall Kota Manado, SAMSAT Oulet yang berlokasi di kecamatan Tuminting Kota Manado serta SAMSAT Keliling atau sering disebut SAMSAT Mobile yang berlokasi di kawasan perbelanjaan Manado Town Square serta Pasar Segar Paal Dua Kota Manado. e. Melakukan penandatanganan fakta integritas antara bupati/walikota bersama dengan gubernur dan mencanangkan program 2014 Sulawesi Utara (SULUT) Provinsi sadar pajak dan ditindaklanjuti dengan instruksi gubernur terhadap bupati/walikota se-provinsi Sulawesi Utara untuk melakukan pendataan kendaraan bermotor setiap wilayah kabupaten/kota masing-masing dan mensosialisasikan program yang dimaksud hingga ke pemerintah desa dan kelurahan. Secara umum, upaya-upaya yang telah disebutkan merupakan upaya-upaya yang lebih menigkatkan kinerja, pengawasan serta pendekatan untuk mengajak masyarakat terkhususnya wajib pajak supaya semakin aktif berpartisipasi dalam melaksanakan kewajibannya yaitu melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehingga dari semua upaya yang telah disebutkan tidak semuanya dapat diketahui realisasi penerimaannya. Adapun realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor (PKB) yang dapat diketahui penerimaannya yaitu dari penerimaan unit-unit pelayanan pembantu seperti SAMSAT Corner, SAMSAT Oulet serta SAMSAT Keliling atau SAMSAT Mobile.

7 SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan komponen dari pajak daerah yang menjadi bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga memberikan pengaruh yang sangat besar bagi Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun 2013 sebesar Rp dengan presentase 18,84%, tahun 2014 sebesar Rp dengan presentase 14,25%. 2. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Provinsi Sulawesi Utara pada 3 (tiga) tahun terakhir yaitu memiliki pengaruh rata-rata sebesar 31,20% terhadap pajak daerah, 28,70% terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan 21,63% terhadap Pendapatan Daerah. Angka tersebut menunjukkan bahwa penerimaan pajak provinsi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Provinsi Sulawesi Utara memberikan pengaruh besar apabila dibandingkan dengan jenis pajak daerah lainnya. 3. Mekanisme pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di SAMSAT Kota Manado diawali dari dilakukannya pendaftaran, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan BBN-KB kendaraan baru kemudian dilanjutkan dengan pengesahan dan pembayaran. Mekanisme pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) juga berlaku bagi mutasi keluarmasuk kendaraan. Salah satu yang menghambat mekanisme pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di SAMSAT yaitu kurangnya kerja sama satu atap yaitu antara instansi dalam SAMSAT sendiri sehingga membuat wajib pajak tidak nyaman dengan pelayanan yang diberikan. 4. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Kota Manado juga memberikan pengaruh paling besar bagi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Provinsi Sulawesi Utara yaitu dengan rata-rata pertumbuhan 8,66% selama 3 (tiga) tahun terakhir yaitu tahun karena Kota Manado merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Utara dibandingkan kabupaten/kota lainnya dengan jumlah kendaraan sampai tahun 2014 yaitu kendaraan. 5. Dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Kota Manado, ada banyak hambatan yang memberikan pengaruh bagi proses pemungutannya diantaranya yaitu masih banyak wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor karena merasa kurang paham dan kurang puas akan pelayanan yang diberikan serta banyak masyarakat yang punya persepsi bahwa pajak yang dibayarkan tidak diolah untuk kepetingan masyarakat. Hal ini juga tentu berpengaruh bagi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Provinsi Sulawesi Utara. 6. Untuk mengatasi setiap hambatan yang ada, pemerintah Kota Manado yaitu Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) serta Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) melakukan banyak upaya diantaranya mengadakan Unit Pelayanan Pembantu (UPP) seperti SAMSAT Corner, SAMSAT Oulet serta SAMSAT Keliling atau SAMSAT Mobile. Unit Pelayanan Pembantu ini diadakan di beberapa tempat yang dianggap dapat memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat sehingga masyarakat dalam hal ini wajib pajak dapat dengan mudah melakukan kewajiban perpajakannya. 7. Unit Pelayanan Pembantu yang diadakan oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) juga memberikan pengaruh yang sangat signifikan bagi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Kota Manado. Pada bulan Oktober sampai Desember 2014, dengan diadakannya Unit Pelayanan Pembantu maka memberikan pengaruh dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 67,05% bagi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Kota Manado.

8 SARAN Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka masukan yang diberikan untuk pemerintah Provinsi Sulawesi Utara khususnya pemerintah Kota Manado demi meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu: 1. Peningkatan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sangat dipengaruhi oleh regulasi pemerintah yang berubah-ubah dalam hal ini kebijakan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara. Untuk itu, sebaiknya pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sebaiknya menetapkan kebijakan yang jelas dan pasti khususnya dalam hal membayar pajak sehingga wajib pajak juga mengerti akan setiap kebijakan dan dapat kembali melaksanakan kewajiban membayar pajaknya dengan kepercayaan penuh kepada petugas pajak khususnya dalam membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). 2. Meningkatkan sumber daya manusia seperti kinerja dari aparatur pajak yaitu memaksimalkan pelayanan yang ada dengan meningkatkan kerjasama instansi/ pelayanan dalam satu atap yaitu di kantor SAMSAT Kota Manado seperti untuk pelaporan dari penyetoran penerimaan Unit Pelayanan Pembantu (UPP) SAMSAT memiliki laporan setiap harinya sehingga mempermudah untuk dilakukan analisa dari penerimaan pajak serta pemerintah diharapkan menerima sumber daya yang memiliki keahlian dalam bidang perpajakan dan bukan hanya mengandalkan pengalaman kerja saja agar tidak menghambat proses pelayanan kepada wajib pajak yang akan melaksanakan kewajiban perpajakannya. 3. Melakukan sosialisasi yang lebih sederhana kepada wajib pajak yang ada sehingga membuat wajib pajak dengan mudah dapat mengerti mengenai kewajiban membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan dengan mudah melaksanakan kewajibannya sebagai wajib pajak. Sebagai contoh, melakukan sosialisasi mengenai tujuan dari diadakannya Unit Pelayanan Pembantu (UPP) oleh SAMSAT Kota Manado sehingga wajib pajak juga memanfaatkan fasilitas Unit Pelayanan Pembantu (UPP) yang ada dalam melaksanakan kewajibannya. 4. Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) Provinsi Sulawesi Utara bersama dengan SAMSAT melakukan pendataan yang akurat dan valid terhadap kendaraan bermotor yang ada di Provinsi Sulawesi Utara secara rutin setiap tahunnya dengan mengevaluasi seberapa banyak mutasi kendaraan yang masuk dan keluar di Provinsi Sulawesi Utara khususnya di Kota Manado. 5. Menetapkan peraturan yang jelas dan tegas mengenai penetapan pajak progresif sehingga tidak ada wajib pajak yang dapat menghindari pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). 6. Memaksimalkan upaya dari SAMSAT Kota Manado seperti pemberian stiker lunas pajak bagi wajib pajak kendaraan bermotor yang sudah melunaskan kewajiban perpajakannya sehingga mempermudah petugas untuk memberikan sanksi kepada wajib pajak yang belum melunasi kewajiban perpajakannya. 7. Membuat website resmi dengan tujuan untuk menjadi sumber informasi bagi wajib pajak sehingga wajib pajak dapat dengan transparan mengetahui penerimaan pajak kendaraan bermotor setiap tahunnya. REFERENSI Bruvoll, A. (2013). The Misinterpretation of Pigouvian Taxes. Journal of Environmental Protection, Vol.4, No.8, diakses tanggal 5 Maret 2015 dari Budiartha, K. (2013). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntabilitas Pelayanan Publik pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayan, Vol.4, No.2, diakses tanggal 22 Februari 2015 dari

9 Dutse,G. (2011). Tax Administration in Kano State: Problems and Prospects. International Journal of Arts and Commerce, Vol.1, No. 3, diakses 31 Januari 2015 dari IAI (2012), Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu, Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Mardiasmo (2011), Perpajakan Edisi Revisi 2011, Yogyakarta : ANDI Yogyakarta. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi. atas Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 atas Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Republik Indonesia Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Tentang Pajak Daerah atas Perubahan Ketiga Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun 1998 Resmi (2014), Perpajakan Teori dan Kasus 2014, Yogyakarta : SALEMBA EMPAT Saputra, M. (2012). Analisis Koordinasi Pelayanan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Pada Kantor Bersama SAMSAT Wilayah I Makassar. Diakses tanggal 1 Februari 2015 dari Siahaan (2010), Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Edisi Revisi 2010, Singh, M. (2014). Revenue From Road Transport In India. Journal of Business Management & Social Sciences Research, Vol.3, No.4 diakses 12 Februari 2015 dari Waluyo (2011), Perpajakan Indonesia. (edisi 10), Jakarta: Salemba Empat Wokas, H. (2013). Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Maluku Utara. Jurnal Emba, Vol.1, No.1, diakses tanggal 27 Maret 2015 dari RIWAYAT PENULIS Laloan Rilovingri Lenri lahir di kota Tomohon pada tanggal 21 Januari Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2015.

10

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. daerah, baik dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah maupun tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) memegang peranan penting dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerah, baik dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor BAB IV PEMBAHASAN IV.I. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Samsat Jakarta Barat. Bab ini akan dimulai dengan mekanisme pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor yang

Lebih terperinci

Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat)

Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat) Evaluasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus SAMSAT Jakarta Pusat) Viory Sabila Shifa, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pajak Kendaraan Bermotor di Propinsi DKI Jakarta Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu pajak daerah yang memiliki potensi yang besar dalam menaikan pendapatan asli

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Latar Belakang Objek Penelitian III.1.1 Dinas Pendapatan Daerah Prop. DKI Jakarta 1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi yang tergambar dalam pelaksanaan APBD merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan dalam rangka melaksanakan Trilogi pembangunan, diperlukan ketersediaan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH, SURAT KETETAPAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Defenisi Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan sumbersumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama hal nya dengan pajak yang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi

BAB I PENDAHULUAN. sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan suatu sistem administrasi pelayanan publik yang diselenggarakan oleh 3 instansi pemerintah dalam satu gedung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya yaitu melalui sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. satunya yaitu melalui sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber pendapatan Negara Indonesia berasal dari beberapa sektor, salah satunya yaitu melalui sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Menurut UU No. 20 Tahun 1997

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2015 61 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF PAJAK BBN KB TERHADAP JUMLAH WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR YANG TERDAFTAR DI SURABAYA BARAT

PENGARUH INSENTIF PAJAK BBN KB TERHADAP JUMLAH WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR YANG TERDAFTAR DI SURABAYA BARAT PENGARUH INSENTIF PAJAK BBN KB TERHADAP JUMLAH WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR YANG TERDAFTAR DI SURABAYA BARAT Nofanti Dwi Apsari Mahasiswa, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya novanti_dwiapsari@yahoo.com

Lebih terperinci

Nani C. Mokoginta. Analisis Efektivitas Prosedur

Nani C. Mokoginta. Analisis Efektivitas Prosedur ANALISIS EFEKTIVITAS PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PENINGKATAN PAD PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh: Nani Chairani Mokoginta¹ 1,2 Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN BIAYA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH KEPADA INSTANSI PEMUNGUT DAN INSTANSI/PENUNJANG LAINNYA DENGAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor

BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK. A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor 26 BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK A. Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan barang dan jasa yang kita konsumsi sehari-haripun dikenai pajak. Hal tersebut dikarenakan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari penerimaan dalam negeri maupun pinjaman dari luar negeri, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari penerimaan dalam negeri maupun pinjaman dari luar negeri, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional di negara Indonesia merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DI BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) DI KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat

BAB IV PEMBAHASAN. Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat Pada bab ini akan dimulai dengan pembahasan pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan publik kepada masyarakat merupakan salah satu tugas atau fungsi penting Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahannya. Pelayanan publik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang berhasil adalah pemerintahan yang harus mampu memberikan pelayanan yang berfokus pada masyarakat. Pelayanan yang berfokus pada pelanggan ini akan berhasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan yang terjadi. Dampak perubahan dan perkembangan ini sangat berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan yang terjadi. Dampak perubahan dan perkembangan ini sangat berpengaruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini menuntut masyarakat untuk siap menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi. Dampak perubahan dan perkembangan ini sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan untuk membiayai pengeluaran atau kebutuhan negara dalam meningkatkan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor, baik itu berupa sepeda motor ataupun mobil. Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor, baik itu berupa sepeda motor ataupun mobil. Masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini hampir semua keluarga yang ada di Indonesia memiliki kendaraan bermotor, baik itu berupa sepeda motor ataupun mobil. Masyarakat Indonesia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor terpenting dalam setiap kegiatan organisasi. Organisasi boleh saja memiliki peralatan dan mesin serta sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Pajak Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Apabila kita berbicara mengenai Otonomi Daerah, maka kita akan teringat dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Republik Indonesia adalah Negara hukum yang berdaulat dimana wilayahnya terbagi dalam Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dewasa ini perbincangan tentang otonomi yang diterapkan

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR PERATURAN BERSAMA GUBERNUR KEPALA KEPOLISIAN DAERAH DAN KEPALA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG NOMOR : 66 TAHUN 2008 NOMOR POL : NOMOR : TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR BERSAMA SISTIM ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang dominan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Teori Asuransi Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahtraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa dengan adil dan makmur. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini sebagai negara berkembang Indonesia tengah gencargencarnya melaksanakan pembangunan disegala bidang baik ekonomi, sosial, politik, hukum, maupun bidang

Lebih terperinci

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1 Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi yang tergambar dalam pelaksanaan APBD merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi. Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi. Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang) 9 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Kantor SAMSAT Sidikalang) Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak. hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak. hanya mengejar kemajuan daerah saja, akan tetapi mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di suatu daerah dimaksudkan untuk membangun masyarakat seutuhnya, untuk itu diharapkan pembangunan tersebut tidak hanya mengejar kemajuan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber-sumber pendapatan daerah sangat dibutuhkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu daerah. Pendapatan daerah yang optimal perlu

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SAMSAT DRIVE THRU

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SAMSAT DRIVE THRU SOP-BID REGIDENT-4 Dibuatoleh BAUR STNK IB NYOMAN HENDRAWAN BRIPTU NRP 88050896 Diperiksaoleh KASAT LANTAS PUTU GDE CAKA PRATYAKSA R. S.IK IPTU NRP 91030235 Disahkanoleh KEPALA KEPOLISIAN 1. Tujuan GATUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus dalam pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL DIBAWAH SATU ATAP KOTA DEPOK 3.1 Sistem Administrasi Manunggal Dibawah Satu Atap Kota Depok 3.1.1 Profil SAMSAT Kota Depok Kantor Bersama SAMSAT (Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pajak Kendaraan Bermotor Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemda tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Orde Baru yang menghendaki tegaknya supremasi hukum, demokratisasi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Orde baru yang berlangsung lebih dari tiga dasawarsa telah berlalu, dan kini berada pada suatu era yang disebut era reformasi, yaitu suatu era pengganti era Orde

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri merupakan induk dari semua BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kedudukan Samsat Bandar Lampung Secara umum Samsat di Indonesia lahir pada tahun 1976 melalui Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan, Keamanan/Panglima

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI)

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI) ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI) Natalia Ester Rompis, Ventje Ilat, Anneke Wangkar Fakultas Ekonmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Sejarah Kantor Bersama SAMSAT Kota Bogor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT), atau dalam Bahasa Inggris One Roof System, adalah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGENAAN TARIF PROGRESIF TERHADAP KENDARAAN BERMOTOR DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang nomor 34 tahun 2004 tentang Pajak Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional, di antaranya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. infrastruktur negara yang lebih baik, membuat kelestarian lingkungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. infrastruktur negara yang lebih baik, membuat kelestarian lingkungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk membangun suatu bangsa dan negara pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk kelangsungan pembangunan negara tersebut agar warga negara atau

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3.1.PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 1. UMUM Bertitik tolak pada arti dan ruang lingkup keuangan Daerah, maka dikemukakan bahwa keuangan Daerah adalah semua

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat

Lebih terperinci

Indinisya I. Pangalila, V. Ilat, T. Runtu, Analisis Pelaksanaan Sistem ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA MANADO

Indinisya I. Pangalila, V. Ilat, T. Runtu, Analisis Pelaksanaan Sistem ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA MANADO ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA MANADO Oleh: Indinisya Indah Pangalila 1 Ventje Ilat 2 Treesje Runtu 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB III SETTING PENELITIAN BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan. Samsat adalah Sistem Administrasi manunggal satu atap. Kantor Bersama Samsat merupakan salah satu tempat pelayanan publik,

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI Zulistiani Universitas Nusantara PGRI Kediri zulis.tiani.zt@gmail.com Abstrak Kota Kediri mempunyai wilayah yang cukup strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 28 Tahun 2009 mulai 1 Januari 2010 Pajak Bumi dan Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 28 Tahun 2009 mulai 1 Januari 2010 Pajak Bumi dan Bangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berjalannya otonomi daerah maka dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah, pemerintah menetapkan berbagai kebijakan perpajakan daerah, diantaranya

Lebih terperinci

S U M B E R P E N E R I M A A N N E G A R A

S U M B E R P E N E R I M A A N N E G A R A S U M B E R P E N E R I M A A N N E G A R A RU RRY A NDRYA NDA S T I A B A N T E N 2 0 1 6 1 APARATUR NEGARA Negara memerlukan dana yang cukup untuk membiayai pengeluarannya, baik yang sifatnya rutin maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pajak berikut : Menurut Rochmat Sumitro (2005:1) pengertian pajak sebagai berikut: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE 2012-2016 Arum Kusumaningdyah Adiati, Diessela Paravitasari, Trisninik Ratih Wulandari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Surakarta Email : adiati_rk@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, negara yang memiliki administrasi pemerintahan modern termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai tulang punggung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan analisis kontribusi PKB dan BBNKB periode 2009-2013 yang di lakukan di

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat)

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 74 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah

BAB III OBYEK PENELITIAN. Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan daerah Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat menangani

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN STNK DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) WILAYAH XX/SAMSAT BANDUNG BARAT

ANALISIS SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN STNK DI UNIT PELAYANAN PENDAPATAN DAERAH (UPPD) WILAYAH XX/SAMSAT BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Kantor Bersama SAMSAT (Sistem Administrasi Satu Atap), merupakan gabungan dari beberapa Instansi terkait dalam mengkoordinasikan pendapatan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Provinsi, salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (Mardiasmo, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah terbagi atas dua kelompok, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak daerah juga merupakan salah satu penerimaan yang penting di Pemerintahan

Lebih terperinci

Analisis Akuntabilitas Pendapatan Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kota Palopo

Analisis Akuntabilitas Pendapatan Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kota Palopo Analisis Akuntabilitas Pendapatan Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kota Palopo Andika Rusli 1 Saharuddin 2 Surianti 3 No. HP 085242438738¹, 081342512379² ¹Alamat Korespondensi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara. Selain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 34 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Boyolali. Ekstensifikasi Pajak merupakan kegiatan yang

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT

EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT EFEKTIFITAS PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH PROVINSI DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI SUMATERA BARAT Rindy Citra Dewi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang rindy_citradewi@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar dan sangat berpengaruh di Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran dalam rangka

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENYETORAN PAJAK DAERAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia telah menerapkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dimana penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan banyak masalah yang dihadapi. Salah satunya, kurangnya kesadaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu negara membutuhkan pendapatan yang besar untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya. Maka pemerintah perlu mendapatkan dana tersebut dengan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I : Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab I : Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam Bab I : Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada dasarnya membutuhkan pelayanan bahkan dapat dikatakan pelayanan tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan bernegara, setiap masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER Jurnal STIE SEMARANG VOL 9 No. 1 Edisi Februari 2017 ( ISSN : 2085-5656) ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah dan dilandasi Peraturan Undang-Undang sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum UP3AD/SAMSAT Karanganyar 1. Sejarah UP3AD Karanganyar Sebelum dinamakan sebagai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa Tengah, tahun 1957

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara yang sangat berpengaruh dan memiliki peranan yang terpenting bagi Negara Indonesia adalah pajak. Baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di perlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasiaonal. Tanggung

BAB I PENDAHULUAN. di perlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasiaonal. Tanggung BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peranan serta wajib pajak untuk secara langsung dan sama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang di perlukan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Objek Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan populasi wajib pajak (WP) kendaraan bermotor sebanyak 100 orang yang berada dalam lingkup Kantor Bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat dan pembangunan (Siahaan, 2010:9). Sedangkan pajak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat dan pembangunan (Siahaan, 2010:9). Sedangkan pajak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam struktur pendapatan negara, Indonesia menjadikan pajak sebagai salah satu sumber pendapatan terbesar yang mencakup pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pembangunan daerah. Disadari atau tidak pada hakekatnya pajak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pembangunan daerah. Disadari atau tidak pada hakekatnya pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak daerah merupakan salah satu sektor utama dalam penerimaan daerah, oleh karena itu pajak daerah memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI PAJAK NEGARA DI INDONESIA

ANALISIS POTENSI PAJAK NEGARA DI INDONESIA ANALISIS POTENSI PAJAK NEGARA DI INDONESIA AMRIL ARIFIN STIE-YPUP MAKASSAR ABSTRAK Pajak merupakan sumber pemasukan utama yang potensinya dipertimbangkan dalam setiap penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Lebih terperinci