PT Astra Sedaya Finance

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT Astra Sedaya Finance"

Transkripsi

1 24 April 2006 PT INDONESIA Astra Sedaya Finance Fixed Income Research Penawaran Obligasi PT Astra Sedaya Finance Terbesar di Pembiayaan Otomotif Perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia Dengan Rp 12,8 triliun piutang pembiayaan kotor atau Rp 5,0 triliun piutang pembiayaan bersih (tanpa porsi pembiayaan bersama) yang dikelola di tahun 2005, ASF merupakan perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia. Jumlah ini meningkat dari tahun 2004 yang mencapai Rp 11,8 triliun untuk piutang pembiayaan kotor dan Rp 5,3 triliun untuk piutang pembiayaan bersih. Jaringan pemasaran yang luas 24 April 2006 Corporate/Bond rating: idaa-/stable Outlook (Pefindo) Posisi pasar ASF yang kuat sangat didukung oleh jaringan pemasaran yang luas. Sampai akhir tahun 2005, jaringan pemasaran ASF mencapai 28 jaringan operasional dan 7 point of sales yang terjalin dengan lebih dari dealer otomotif yang tersebar di seluruh Indonesia. Strategi pemasaran yang tepat dan jaringan operasi yang luas mampu memperkuat basis pelanggan ASF yang hingga kini mencapai lebih dari pelanggan. Selain itu, jaringan pemasaran yang luas memungkinkan ASF menangkap potensi pasar pembiayaan di daerah-daerah guna mengimbangi tingginya persaingan pembiayaan di Jakarta. Manajemen resiko yang handal dan konservatif ASF memiliki manajemen resiko yang handal. Hal ini dibuktikan dengan respon manajemen yang cepat dalam mengidentifikasi penyebab kenaikan delinquency rate di tahun 2005 dan langkah cepat penanggulangan seperti merevisi kriteria persetujuan kredit dan mengintensifkan kapasitas penagihan untuk menyelesaikan piutang macet. Hasilnya, balance overdue yang sempat meningkat di pertengahan tahun 2005, berangsur turun menjelang akhir tahun. Selain itu, ASF secara konservatif telah menaikkan rasio penyisihan untuk piutang pembiayaan dan persediaan aktiva yang diambil alih. Rasio kecukupan modal yang memadai Kondisi permodalan ASF sampai dengan tahun 2005 cukup memadai dengan rasio ekuitas terhadap aktiva mencapai 19,2%. Rasio ini lebih baik dari tahun 2004 yang mencapai 18,8% dan industri yang mencapai 12,6%. Sementara tingkat leverage ASF masih stabil pada level 4,0 kali. Meski relatif tinggi dibanding industri namun rasio ini cukup aman mengingat masih di bawah ketentuan peraturan yang berlaku yaitu 15 kali. Terlebih lagi ASF memiliki nilai ekuitas sebesar Rp 1,1 triliun dan kemampuan yang baik dalam menjaga kualitas aktiva dan manajemen aktiva dan kewajiban, sehingga kewajiban kepada pemegang obligasi maupun perbankan masih dapat dipenuhi dengan baik. Profitabilitas operasional yang masih solid Selama tahun 2005, kinerja keuangan ASF terutama pada sisi operasional cukup solid. Pendapatan bunga dan pendapatan bunga bersih tumbuh masing-masing sebesar 21,6% dan 13,7%, didukung oleh pertumbuhan NSA. Sementara itu, profitabilitas ASF masih tetap tinggi dengan marjin bunga bersih berkisar 19,1% (vs 21,1% di tahun 2004) di tengah tren kenaikan suku bunga. Sementara laba operasi sebelum beban penyisihan tumbuh 15,7%, didukung oleh membaiknya efisiensi dalam kegiatan operasional. IKHTISAR KEUANGAN (dalam Rp miliar, kecuali dinyatakan lain) Total aktiva 1.635, , , , ,9 Total hutang 876,0 981, , , ,7 Total ekuitas 590,9 713,8 874, , ,7 Pendapatan bunga bersih 311,3 399,1 519,8 895, ,4 Laba sebelum beban provisi 269,2 320,8 456,1 740,3 856,3 Laba sebelum pajak 235,7 292,7 341,9 427,0 236,6 Laba bersih 168,3 207,1 245,8 302,2 166,6 Balance overdue > 60 hari (%) 0,1 0,3 0,4 0,5 1,1 Imbal hasil atas rata-rata aktiva (%) 11,8 11,7 9,5 6,7 2,9 Imbal hasil atas rata-rata ekuitas (%) 32,7 31,8 30,9 30,9 15,2 Beban operasional / pendapatan bersih (%) 31,4 34,6 29,7 31,5 28,8 Net interest margin (%) 24,9 25,1 21,5 21,1 19,1 Hutang / ekuitas (x) 1,5 1,4 2,6 4,0 4,0 Ekuitas / aktiva (%) 36,1 37,7 26,5 18,8 19,2 Sumber: Perusahaan, diolah AAA Sekuritas PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Jimmy Randiatmoko jimmy@aaasecurities.com (62-21) Jakarta - INDONESIA

2 PT Astra Sedaya Finance 24 April 2006 Profil Bisnis Perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia PT Astra Sedaya Finance (ASF) merupakan perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan 132 perusahaan pembiayaan konsumen tahun 2004 yang dilaporkan ke Departemen Keuangan, ASF menempati peringkat teratas dengan nilai piutang pembiayaan bersih terbesar yaitu sebesar Rp 5,3 triliun (Rp 11,8 triliun termasuk porsi pembiayaan bersama). Di tahun 2005, ASF diyakini masih yang terbesar khususnya di segmen pembiayaan mobil dengan nilai piutang bersih yang dikelola mencapai Rp 5,0 triliun atau Rp 12,8 triliun dengan memperhitungkan porsi pembiayaan bersama. Tabel Besar Perusahaan Pembiayaan Konsumen di Indonesia Perusahaan Piutang Pembiayaan* Rp triliun Pangsa Pasar Astra Sedaya Finance 5,31 11,89% GE Finance Indonesia 4,49 10,06% Federal International Finance 2,81 6,28% Dipo Star Finance 2,52 5,64% Orix Indonesia Finance 2,35 5,26% Oto Multiartha 2,23 4,99% Bussan Auto Finance 1,74 3,90% Tunas Financindo Sarana 1,32 2,95% Summit Oto Finance 1,27 2,85% Tiga Berlian Auto Finance 1,23 2,75% Total 25,30 56,57% 122 perusahaan pembiayaan konsumen lainnya 19,40 43,43% Total 132 perusahaan pembiayaan konsumen 44,70 100,00% Sumber: Majalah InfoBank edisi September 2005 * per 31/12/04 Fokus pada pembiayaan otomotif multi merek ASF dimiliki oleh PT Astra International Tbk. (AI) sebesar 53% (langsung dan tidak langsung) dan GE Service sebesar 47%. Meski sebagian besar saham dimiliki oleh AI, kegiatan pembiayaan ASF tidak terbatas pada merek-merek yang dikelola Astra tapi juga merek non Astra, baik dalam kondisi baru maupun bekas pakai. Kegiatan usaha pembiayaan ASF semakin luas setelah Perusahaan pada tahun 2003 memasuki segmen pembiayaan sepeda motor khususnya merek non Honda menyusul tingginya permintaan terhadap kendaraan roda dua dan relatif tingginya keuntungan yang ditawarkan. Gambar 1. Distribusi Pembiayaan Baru ASF Selama Tahun 2005* Mobil Bekas 25,0% Lain-lain 10,9% BMW 0,4% Daihatsu 11,3% Non Astra 14,7% Isuzu 7,6% Nissan Diesel 2,1% Toyota 27,8% Peugeot 0,1% Sumber: Perusahaan * Berdasarkan nilai pembiayaan baru sebesar Rp 8,5 triliun Faktor-faktor pendukung untuk memimpin pasar Kemampuan ASF untuk menjadi perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia sangat didukung oleh beberapa faktor di bawah ini, yaitu: Pengalaman lebih dari 20 tahun dalam industri pembiayaan otomotif Sinergi yang kuat dengan para pemegang sahamnya Jaringan distribusi yang kuat Akses yang luas ke sumber pendanaan Tingginya permintaan terhadap kendaraan bermotor dan pembiayaannya 2 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

3 24 April 2006 PT Astra Sedaya Finance Pengalaman lebih dari 20 tahun ASF didirikan pada tahun Dengan pengalaman selama 24 tahun di industri pembiayaan otomotif, ASF sudah sangat mengenal pasar pembiayaan di Indonesia. Bahkan pengalaman yang panjang tersebut telah memberikan ASF brand image yang kuat sebagai perusahaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dan perusahaan yang mampu menciptakan paket pembiayaan yang menarik, cepat dan fleksibel. Sinergi dengan para pemegang saham Kesempatan untuk mengadopsi filosofi kerja perusahaan yang memiliki peringkat AAA dari S&P Keberadaan AI dan General Electric (GE) sebagai pemegang saham utama telah memberikan dampak positif bagi kinerja keuangan maupun operasional ASF. Masuknya GE melalui anak perusahaannya di Indonesia yaitu General Electric Services sebagai pemegang 47% saham ASF telah mampu menciptakan sinergi bagi kedua belah pihak. ASF sebagai market leader di industri pembiayaan otomotif dinilai memiliki profil yang sesuai bagi GE untuk mendukung strateginya meningkatkan kegiatan pembiayaan konsumen di Indonesia termasuk pembiayaan otomotif dan menikmati keuntungan dari tingginya penjualan otomotif di Indonesia. Sedangkan ASF sendiri dapat mengadopsi praktek-praktek manajemen yang handal dari GE terutama berkaitan dengan kebijakan keuangan, prosedur dan sistem dalam proses underwriting kredit, manajemen resiko serta filosofi kerja perusahaan yang memiliki peringkat AAA dari S&P ini (lihat analisa Kualitas Aktiva). Dukungan dana untuk ekspansi pembiayaan Selain itu GE melalui anak perusahaannya yaitu GE Finance Indonesia, juga mendukung permodalan ASF dengan menganggarkan dana sebesar Rp 6 triliun per Desember 2005 dalam bentuk skema pembiayaan bersama (joint financing) dan anjak piutang (factoring). Jumlah ini meningkat dari Rp 2,5 triliun di tahun Hal ini menunjukkan keyakinan GE bahwa ASF merupakan bisnis yang menguntungkan. Dukungan jaringan pemasaran dari AI Sementara itu bentuk sinergi antara AI dengan ASF adalah ASF sebagai perusahaan pembiayaan otomotif diharapkan mampu mendukung penjualan otomotif AI dan menjadi anak perusahaan yang profitable sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan AI. Sedangkan AI sebagai produsen dan distributor otomotif terbesar di Indonesia akan memprioritaskan ASF untuk membiayai penjualan mobilnya serta menyediakan kesempatan untuk menggunakan jaringannya yang tersebar luas di Indonesia sebagai basis penjualan produk ASF. Gambar 2. Struktur Pemegang Saham ASF per 31 Desember ,99% PT General Electric Service PT Astra International Tbk. PT Sedaya Multi Investama 47,00% 44,28% 8,72% PT Astra Sedaya Finance Sumber: Perusahaan Jaringan pemasaran yang luas Selain dukungan para pemegang saham, posisi ASF yang kuat di industri juga didukung oleh jaringan pemasaran yang luas. Sampai akhir tahun 2005, jaringan pemasaran ASF telah mencapai 28 jaringan operasional dan 7 point of sales yang terjalin dengan lebih dari dealer otomotif yang tersebar di seluruh Indonesia. Dealer-dealer tersebut memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kegiatan pembiayaan ASF. Untuk itu, ASF terus berusaha memperkuat hubungan kerja samanya dengan memberikan kemudahan-kemudahan pemrosesan aplikasi pembiayaan, produk-produk pembiayaan yang inovatif serta program reward yang menarik bagi para dealer. Kemampuan ASF dalam menetapkan strategi pemasaran dan menjalin hubungan yang sangat baik dengan para dealer telah mendorong pertumbuhan pembiayaan ASF lebih cepat dan pangsa pasar yang terus meningkat. Strategi pemasaran yang tepat dan jaringan operasi yang luas ini mampu memperkuat basis pelanggan ASF hingga mencapai lebih dari pelanggan. Selain itu, jaringan pemasaran yang luas memungkinkan ASF menangkap potensi pasar pembiayaan khususnya di luar Jakarta yang tingkat persaingannya sudah sangat tinggi. Efektifitas jaringan yang luas ini bisa dilihat pada berkembangnya porsi pembiayaan di beberapa wilayah operasi seperti Jawa Barat dan Indonesia bagian timur. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 3

4 PT Astra Sedaya Finance 24 April 2006 Gambar 3. Diversifikasi Pembiayaan Berdasarkan Geografi* Sumatera 13% Indonesia bag. Timur 9% Fleet 13% Sumatera 11% Indonesia bag. Timur 11% Jawa Timur 17% Jawa Timur 14% Fleet 16% Jawa Tengah 5% Jawa Tengah 5% Jawa Barat 12% DKI Jakarta 31% Jawa Barat 13% DKI Jakarta 30% Sumber: Perusahaan * Berdasarkan nilai pembiayaan baru 2004 sebesar Rp 9,2 triliun dan 2005 Rp 8,5 triliun Akses yang luas ke sumber pendanaan Dukungan sumber dana yang kuat juga menjadi keunggulan ASF sebagai lembaga pembiayaan terkemuka dan prudent di Indonesia. Akses yang luas ke dana perbankan, lembaga keuangan dan pasar modal mendukung ASF untuk terus meningkatkan kegiatan pembiayaannya dan mampu mengelola sumber pendanaannya guna memperoleh cost of fund yang efisien. Sumber pendanaan yang kuat sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha ASF, mengingat sebagai lembaga keuangan non bank, ASF tidak diperkenankan menghimpun dana masyarakat secara langsung dalam bentuk simpanan. Dukungan dana yang kuat tersebut tidak hanya datang dari bank-bank lokal, tapi juga bank-bank luar negeri yang cenderung selektif dalam menempatkan investasinya. Fasilitas yang diberikan bisa dalam bentuk pembiayaan bersama maupun pinjaman modal kerja dan jumlahnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 2. Sumber Pendanaan Off- dan On- Balance Sheet Per 31 Desember 2005 Bank & Lembaga Keuangan Off-Balance Sheet Bank & Lembaga Keuangan On-Balance Sheet (Rp miliar) (Rp miliar) PT GE Finance Indonesia BCA 300 PT Bank Mega Tbk HSBC 300 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk DBS Indonesia 200 PT Bank Permata Tbk BII 200 BNP Paribas Indonesia 100 JP Morgan Chase Bank 140 Bank NISP 100 Citibank 170 Bank Mizuho Indonesia 30 BCA (cerukan) 75 Obligasi Total Total Sumber: Perusahaan Tingginya permintaan terhadap kendaraan bermotor Selain karena faktor-faktor di atas, kemampuan ASF untuk terus meningkatkan pembiayaannya juga tidak terlepas dari perkembangan industri otomotif itu sendiri dimana permintaan terhadap kendaraan bermotor terus menunjukkan peningkatan. Selama periode tahun , penjualan mobil dan sepeda motor nasional telah tumbuh dengan CAGR masing-masing sebesar 12,3% dan 42,5%. Pertumbuhan yang cukup tinggi ini telah menempatkan industri otomotif sebagai salah satu industri dengan kemampuan pemulihan yang paling cepat di Indonesia pasca krisis dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan penjualan mobil tertinggi kedua setelah Thailand di tahun 2005 (estimasi Gaikindo). Beberapa faktor pendukung pertumbuhan diantaranya adalah tingkat penertrasi kendaraan bermotor yang masih rendah di Indonesia dan dukungan dana pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor. Gambar 4. Penjualan Mobil Nasional 483,3 533,9 299,6 317,8 354,3 36,4% 11,5% 10,5% 6,1% 0,3% Sumber: GAIKINDO Penjualan mobil Pertumbuhan (YoY) 4 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

5 24 April 2006 PT Astra Sedaya Finance Tabel 3. Pasar Otomotif Domestik Negara-Negara Asean Volume * Thailand Malaysia Indonesia Singapura Filipina Vietnam Total Sumber: Bisnis Indonesia, 22 Desember 2005 * estimasi GAIKINDO Tingkat penetrasi kendaraan bermotor yang masih rendah Dengan jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 220 juta orang, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar bagi industri otomotif. Namun jika dibandingkan negara-negara lain di regional, tingkat penetrasi kendaraan bermotor di Indonesia termasuk yang terendah. Diperkirakan tingkat penetrasi mobil di Indonesia mencapai 1 : 13. Tabel 4. Populasi kendaraan bermotor nasional Tipe Volume * Mobil penumpang 6,74 juta 8,26 juta Truk 4,26 juta 5,41 juta Bus 2,01 juta 2,72 juta Sepeda Motor 28,96 juta 35,05 juta Sumber: Direktorat Samapta Subdit Lalu Lintas Polri * estimasi, dengan asumsi rata-rata pertumbuhan 22% Tersedianya dana dari lembaga pembiayaan konsumen Tersedianya dana dari sektor perbankan dan lembaga keuangan merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan penjualan otomotif nasional beberapa tahun terakhir ini. Keinginan perbankan untuk terus meningkatkan Loan to Depodit Ratio-nya yang masih rendah saat ini merupakan keuntungan bagi bisnis pembiayaan otomotif dimana bank merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan pembiayaan. Selain karena memberikan tingkat keuntungan yang cukup tinggi, pembiayaan konsumen dinilai sebagai sektor yang relatif aman dibandingkan dengan jenis pembiayaan lainnya seperti kartu kredit sehingga dukungan dari lembaga perbankan diperkirakan akan terus berlanjut di masa yang akan datang. Sementara itu dari sisi permintaan, dengan tingkat pendapatan per kapita yang masih rendah, sulit bagi masyarakat Indonesia untuk membeli kendaraan secara tunai, sehingga pembelian secara kredit lebih banyak dilakukan. Gambar 5. Perbandingan Kualitas Aktiva (NPL) Lembaga Keuangan 70,0% 60,0% 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% * 10,0% 0,0% Perbankan Sewa guna usaha Anjak piutang Kartu kredit Pembiayaan Sumber: Bank Indonesia * posisi September 2005 untuk lembaga keuangan non bank konsumen PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 5

6 PT Astra Sedaya Finance 24 April 2006 Gambar 6. Komposisi Pembiayaan Konsumen Nasional Berdasarkan Jenis Barang 100% 98% 96% 94% 92% 90% 88% 86% 90,8% 89,6% 91,1% 92,1% 95,3% Lainnya Barang elektronik Kepemilikan rumah Kendaraan bermotor 84% * Sumber: Bank Indonesia * Semester I Profil Keuangan KUALITAS AKTIVA Aset pembiayaan yang tetap meningkat meski dengan pertumbuhan yang melambat Di tengah kondisi ekonomi yang relatif kurang baik dibandingkan dengan tahun 2004, net service assets (NSA) ASF masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,0% dari Rp 9,4 triliun menjadi Rp 10,4 triliun, meski pertumbuhannya mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 64,7%. Total nilai pembiayaan baru yang disalurkan ASF selama tahun 2005 mencapai Rp 8,5 triliun, turun dari Rp 9,2 triliun di tahun Melambatnya pertumbuhan NSA ini disebabkan oleh turunnya daya beli masyarakat akibat meningkatnya inflasi dan suku bunga menjelang akhir tahun Selain itu, melambatnya pertumbuhan pembiayaan ini juga merupakan bagian dari strategi ASF yang lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaannya guna mengantisipasi resiko penurunan kualitas aktiva. Gambar 7. Pertumbuhan Pembiayaan Baru ,0 (dalam Rp triliun) 8,0 6,0 4,0 2, Sumber: Perusahaan, AAA Sekuritas Kenaikan delinquency rate yang berhasil dikendalikan Seperti yang terjadi pada industri pembiayaan pada umumnya selama tahun 2005, tingkat keterlambatan pembayaran piutang (delinquency rate) para pelanggan ASF mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya inflasi dan menurunnya daya beli masyarakat. Balance overdue (jumlah tertunggak termasuk sisa saldo piutang yang belum jatuh tampo) lebih dari 60 hari meningkat dari 0,5% di akhir Desember 2004 hingga mencapai puncaknya pada level 1,3% di bulan Oktober Menurut ASF, meningkatnya overdue ini disebabkan oleh naiknya delinquency pada segmen mobil komersial seperti truk dan pick-up. Menurunnya kualitas aktiva segmen ini salah satunya disebabkan oleh semakin tingginya biaya operasional menyusul kenaikan harga BBM karena umumnya kendaraan jenis ini digunakan untuk kepentingan usaha. Untuk mengatasi menurunnya kualitas aktiva, ASF segera mengambil langkah-langkah penyelesaian seperti merevisi kriteria persetujuan kredit untuk segmen ini dan mengintensifkan kapasitas penagihan untuk menyelesaikan piutang macet yang ada saat ini. Selain itu untuk memperoleh pelanggan yang 6 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

7 24 April 2006 PT Astra Sedaya Finance berkualitas baik, ASF juga telah meningkatnya rata-rata uang muka yang harus dibayarkan oleh pelanggan dari 21,8% di tahun 2004 menjadi 23,4%. Ditingkatkannya uang muka ini juga bertujuan untuk mengurangi dampak kerugian dari menurunnya nilai kolateral akibat turunnya harga kendaraan. Sebagai akibatnya, kualitas aktiva ASF kembali membaik dimana delinquency rate-nya turun menjadi 1,1% di akhir tahun. Saldo penyisihan hingga 200% terhadap balance overdue lebih dari 60 hari Untuk mengantisipasi kerugian akibat tak tertagihnya piutang macet, ASF sudah melakukan pencadangan secara konservatif pada tahun 2005 dengan rasio saldo penyisihan piutang terhadap balance overdue > 60 hari mencapai 200%. Sementara itu untuk meningkatkan kualitas aktiva, ASF telah melakukan restrukturisasi organisasi dengan menambah beberapa direktur dimana salah satunya khusus bertanggung jawab menangani manajemen resiko. Tabel 5. Rasio Kualitas Aktiva Balance overdue > 60 hari (%) 0,1 0,3 0,4 0,5 1,1 Sumber: Perusahaan, estimasi AAA Sekuritas PROFITABILITAS Profitabilitas operasional yang masih solid Selama tahun 2005, kinerja keuangan ASF terutama pada sisi operasional dinilai masih cukup solid. Pendapatan bunga dan pendapatan bunga bersih tumbuh masing-masing sebesar 21,6% dan 13,7% yang didukung oleh pertumbuhan NSA. Sementara dari sisi yield, profitabilitas ASF masih tetap tinggi dimana marjin bunga bersih berkisar pada level 19,1% (vs 21,1% di tahun 2004) di tengah tren kenaikan suku bunga pinjaman. Sementara itu, laba operasi sebelum beban penyisihan mengalami pertumbuhan sebesar 15,7%. Kenaikan laba ini juga didukung oleh membaiknya efisiensi dalam kegiatan operasional Perusahaan yang ditunjukkan oleh rasio beban operasional terhadap pendapatan operasi yang turun dari 31,5% di tahun 2004 menjadi 28,8% di tahun Laba bersih turun akibat meningkatnya beban penyisihan Namun pada sisi bottom line, laba ASF mengalami penurunan akibat meningkatnya beban provisi dan kerugian penjualan aktiva yang diambil alih akibat penurunan harga kendaraan. Meningkatnya beban provisi di tahun 2005 ini disebabkan oleh kebijakan provisi Perusahaan yang semakin konservatif dalam mengantisipasi kerugian akibat piutang macet dimana rasio provisi terhadap piutang pembiayaan ditingkatkan dari 3% di tahun 2004 menjadi 3,25% sejak bulan Agustus Selain itu, kenaikan beban provisi juga disebabkan oleh meningkatkan rasio provisi untuk persediaan aktiva yang diambil alih dari 25% untuk mobil dan 35% untuk sepeda motor di tahun 2004 menjadi 35% untuk mobil dan 50% untuk sepeda motor. Ditingkatkannya rasio provisi persediaan aktiva yang diambil alih ini bertujuan untuk mengantisipasi kerugian akibat menurunan nilai kendaraan yang diambil alih di masa yang akan datang. Tabel 6. Ikhtisar Laba Rugi (dalam Rp miliar) Pendapatan bunga 490,5 578,4 762, , ,5 Beban bunga (179,2) (179,3) (242,7) (397,4) (553,1) Pendapatan bunga bersih 311,3 399,1 519,8 895, ,4 Pendapatan non bunga 80,9 91,7 129,0 184,8 184,9 Pendapatan operasi 392,1 490,8 648, , ,3 Beban operasi (122,9) (170,0) (192,8) (339,9) (347,1) Laba sebelum beban provisi 269,2 320,8 456,1 740,3 856,3 Beban provisi (33,4) (28,2) (114,2) (313,4) (619,7) Laba sebelum pajak 235,7 292,7 341,9 427,0 236,6 Beban pajak (67,4) (85,5) (96,0) (124,7) (70,0) Laba bersih 168,3 207,1 245,8 302,2 166,6 Rasio-rasio Imbal hasil atas rata-rata aktiva (%) 11,8 11,7 9,5 6,7 2,9 Imbal hasil atas rata-rata ekuitas (%) 32,7 31,8 30,9 30,9 15,2 Beban operasional/pendapatan bersih (%) 31,4 34,6 29,7 31,5 28,8 Laba sebelum beban provisi/beban provisi(%) 8,0 11,4 4,0 2,4 1,4 Net interest margin (%) 24,9 25,1 21,5 21,1 19,1 Sumber: Perusahaan, diolah AAA Sekuritas PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 7

8 PT Astra Sedaya Finance 24 April 2006 KECUKUPAN MODAL Kondisi permodalan yang memadai dengan tingkat leverage yang terkendali Pada akhir tahun 2005, rasio perbandingan antara ekuitas dengan aktiva ASF mencapai 19,2%. Rasio ini membaik jika dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya yang sebesar 18,8%, berkat menguatnya basis permodalan. Bahkan rasio ini relatif lebih baik jika dibandingkan dengan industri yang mencapai 12,6%. Sementara tingkat leverage ASF masih cukup stabil pada level 4,0 kali. Jika dibandingkan dengan industri (1,0 kali), rasio leverage ASF relatif tinggi seiring dengan strategi pendanaan ASF dalam mengoptimalkan peluang yang ada di pasar modal maupun sektor perbankan dalam mendukung ekspansi pembiayaannya. Namun rasio ini dinilai cukup aman mengingkat leverage ASF masih dibawah Ketentuan Departemen Keuangan yang membatasi maksimal 15 kali. Terlebih lagi ASF memiliki kemampuan dalam menjaga kualitas aktiva dan manajemen aktiva dan kewajiban yang baik, sehingga kemampuan memenuhi kewajiban kepada pemegang obligasi maupun perbankan masih baik. Tabel 7. Ikhtisar Neraca (dalam Rp miliar) Kas 69,9 80,5 76,9 86,4 248,0 Piutang pembiayaan bersih 1.375, , , , ,7 Investasi 43,3 43,0 58,5 61,9 56,6 Aktiva tetap bersih 9,0 10,5 16,1 22,4 41,4 Aktiva lain-lain 137,1 99,4 129,2 255,7 470,3 Total aktiva 1.635, , , , ,9 Total hutang 876,0 981, , , ,7 Kewajiban lain-lain 168,2 197,9 143,5 340,9 244,5 Total ekuitas 590,9 713,8 874, , ,7 Rasio-rasio Ekuitas/aktiva (%) 36,1 37,7 26,5 18,8 19,2 Hutang/ekuitas (%) 1,5 1,4 2,6 4,0 4,0 Sumber: Perusahaan, diolah AAA Sekuritas MANAJEMEN AKTIVA-KEWAJIBAN Minimal gap Dalam menjalankan kegiatan pembiayaannya, ASF menerapkan manajemen aktiva dan kewajiban yang konservatif dengan berusaha menjaga ketidakselarasan umur jatuh tempo (maturity mismatch) antara aktiva dan kewajiban seminimal mungkin. Analisa jatuh tempo antara aktiva dan kewajiban menurut kelompok umur yang tersisa pada tahun 2005 menunjukkan bahwa maturity gap ASF cukup stabil dengan selisih hanya sekitar 2,6% terhadap aktiva. Kecilnya maturity mismatch ini tidak terlepas dari kemampuan Perusahaan mengkombinasikan pendanaan yang diperoleh dari bank yang umumnya berumur tidak lebih dari 1 tahun (meski dapat diperpanjang) dengan obligasi yang berumur lebih dari 1 tahun. Oleh karena itu, akses yang luas ke dana perbankan dan struktur obligasi yang sesuai dengan umur jatuh tempo piutang sangat penting untuk menjaga maturity mismatch tetap rendah. Gambar 8. Profil Umur Jatuh Tempo Aktiva dan Kewajiban Rp miliar tahun 1-2 tahun 2-3 tahun > 3 tahun Aktiva Kewajiban+ekuitas Sumber: Perusahaan, AAA Sekuritas 8 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

9 24 April 2006 PT Astra Sedaya Finance Prospek Usaha Stabilitas makroekonomi terus menunjukkan perbaikan Perkembangan stabilitas makroekonomi hingga kuartal I 2006 terus menunjukkan perbaikan, sebagaimana ditunjukkan oleh menguatnya nilai tukar Rupiah, membaiknya cadangan devisa, tren penurunan inflasi secara bulanan (mom), meningkatnya IHSG dan terus masuknya investasi asing, serta ekspektasi penurunan suku bunga yang diikuti oleh terus membaiknya kepercayaan pelaku pasar. Membaiknya indikator stabilitas makroekonomi di atas diharapkan segera berdampak terhadap perbaikan kondisi perekonomian secara keseluruhan. Meski konsumsi masyarakat diperkirakan akan mengalami penurunan terkait belum pulihnya daya beli masyarakat, namun demikian pertumbuhan ekonomi masih diharapkan dari peningkatan pengeluaran konsumsi pemerintah (government spending) serta meningkatnya Investasi. Seiring membaiknya stabilitas makroekonomi saat ini, pemerintah terus berupaya memperbaiki iklim investasi diantaranya dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Ekonomi Pendorong Investasi, baik dibidang perpajakan, perburuhan, kebijakan usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM) serta perbaikan infrastruktur nasional melalui program infrastructure summit. Dengan masuknya investasi ini, diharapkan dapat menggerakkan industri dalam negeri dan meningkatkan ekspor nasional. Seiring dengan menurunnya tingkat suku bunga ke depan, masih tumbuhnya perekonomian Indonesia diharapkan dapat mengimbangi penurunan daya beli konsumen dalam menggerakkan konsumsi masyarakat ke depan. Gambar 9. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah dan Posisi Cadangan Devisa Sep-01 2-Nov Dec Feb Apr-02 7-Jun Jul Sep Nov-02 3-Jan Feb Apr Jun-03 1-Aug Sep Nov Jan Mar-04 7-May Jun Aug Oct-04 3-Dec Jan Mar May-05 1-Jul Aug Oct-05 2-Dec Jan Mar-06 Cadangan Devisa - Juta USD (sumbu kiri) Rupiah/USD (sumbu kanan) Sumber: Bloomberg, diolah AAA Sekuritas Gambar 10. Perkembangan Inflasi dan Suku Bunga 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 Jan-02 Mar-02 May-02 Jul-02 Sep-02 Nov-02 Jan-03 Mar-03 May-03 Jul-03 Sep-03 Nov-03 Jan-04 Mar-04 May-04 Jul-04 Sep-04 Nov-04 Jan-05 Mar-05 May-05 Jul-05 Sep-05 Nov-05 Jan-06 Mar-06 Sumber: Bloomberg, diolah AAA Sekuritas SBI 1 bulan SBI 3 bulan Inflasi Ekspektasi tingkat suku bunga terlihat menurun... kredit kendaraan bermotor berpotensi kembali meningkat Ekspektasi penurunan suku bunga terlihat dari kembali turunnya tingkat imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah setelah sempat mengalami kenaikan pada akhir kuratal III 2005 yang lalu. Sebagaimana terlihat dalam grafik di bawah, seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian dan meningkatnya kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek ekonomi ke depan, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah terlihat terus mengalami penurunan. Disamping posisi kurva imbal hasil (yield curve) yang terus terlihat turun, bentuk kurva yang semakin terlihat mendatar mengindikasikan suku PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 9

10 PT Astra Sedaya Finance 24 April 2006 bunga jangka pendek berpotensi untuk segera turun untuk menyesuaikan struktur suku bunga secara lebih normal. Dengan memahami posisi kurva imbal hasil di atas, dapat disimpulkan ekspektasi pelaku pasar terhadap suku bunga ke depan diproyeksikan akan segera turun. Kondisi ini sejalan dengan pernyataan Bank Indonesia yang tidak menutup kemungkinan untuk segera menurunkan tingkat suku bunga BI Rate dari level 12,75% saat ini. Sejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate, suku bunga kredit diharapkan juga akan segera turun dan kredit konsumsi, termasuk kredit kendaraan bermotor dapat kembali meningkat. Gambar 11. Perkembangan Tingkat Imbal Hasil (Yield) Obligasi Pemerintah 16,5 15,0 13,5 12,0 10,5 9,0 Sep 2005 Jan 2006 Apr 2006 Jun ,5 6,0 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 8Y 9Y 10Y 15Y Sumber: Estimasi AAA Sekuritas 10 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

11 24 April 2006 PT Astra Sedaya Finance PT ASTRA SEDAYA FINANCE PROYEKSI LABA RUGI (dalam Rp miliar) 2005A 2006P 2007P 2008P 2009P 2010P Pendapatan bunga 1.571, , , , , ,1 Beban bunga (553,1) (550,8) (647,8) (761,4) (805,5) (844,6) Pendapatan bunga bersih 1.018,4 873,0 804,7 851,2 923, ,5 Pendapatan non bunga 184,9 121,4 166,8 198,6 179,4 195,1 Pendapatan bersih 1.203,3 994,4 971, , , ,5 Beban operasional (347,1) (303,8) (359,5) (398,9) (419,1) (458,9) Laba sebelum beban provisi 856,3 690,6 612,1 650,8 683,9 748,7 Beban provisi (619,7) (429,5) (343,3) (333,7) (320,9) (360,8) Laba sebelum pajak 236,6 261,1 268,7 317,1 362,9 387,9 Beban pajak (70,0) (77,5) (80,4) (94,8) (108,6) (116,1) Laba bersih 166,6 183,6 188,4 222,2 254,3 271,8 Sumber: AAA Sekuritas PT ASTRA SEDAYA FINANCE PROYEKSI NERACA (dalam Rp miliar) 2005A 2006P 2007P 2008P 2009P 2010P Kas dan setara kas 248,0 75,6 80,0 87,0 88,4 93,9 Piutang pembiayaan - bersih 5.025, , , , , ,9 Aktiva tetap - bersih 41,4 46,1 48,7 50,1 50,5 49,8 Investasi 56,6 54,2 53,8 54,6 55,6 56,9 Aktiva lainnya 470,3 435,2 428,0 406,2 426,7 462,8 Total aktiva 5.841, , , , , ,3 Total hutang 4.477, , , , , ,4 Kewajiban lainnya 244,5 384,3 248,7 208,8 212,4 229,9 Total kewajiban 4.722, , , , , ,3 Ekuitas 1.119, , , , , ,0 Total kewajiban dan ekuitas 5.841, , , , , ,3 Sumber: AAA Sekuritas PT ASTRA SEDAYA FINANCE RASIO - RASIO PROYEKSI KEUANGAN A 2006P 2007P 2008P 2009P 2010P Imbal hasil atas rata-rata aktiva (%) 2,9 3,2 3,4 3,7 4,0 3,9 Imbal hasil atas rata-rata ekuitas (%) 15,2 15,2 13,5 13,9 13,8 12,9 Net interest margin (%) 19,1 17,1 15,9 15,5 15,6 16,0 Beban operasi/pendapatan bersih (%) 28,8 30,6 37,0 38,0 38,0 38,0 Hutang / ekuitas (x) 4,0 2,9 2,7 2,5 2,2 2,1 Ekuitas / aktiva (%) 19,2 23,8 26,0 27,3 29,8 31,3 Sumber: AAA Sekuritas PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 11

12 PT Astra Sedaya Finance 24 April 2006 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (Member of Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange) General : Fixed Income Dealing : Investment Banking : /F Artha Graha Building Jalan Jenderal Sudirman Kav Jakarta 12190, Indonesia Facsimile: all_research@aaasecurities.com website : Disclaimer : The information contained herein has been compiled from sources that we believe to be reliable.no warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information.all opinions and estimates included in this report constitute our judgement as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice.this document has been prepared for general information only, without regards to the specific objectives, financial situation and needs of any particular person who may receive it. No responsibility or liability whatsoever or howsoever arising is accepted in relation to the contents hereof by any company mentioned herein, or any their respective directors, officers or employees.this document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities.this firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. Available only to person having professional experience in matters relating to investments. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Printed by Xpress Print Pte Ltd (65)

ASTRA SEDAYA FINANCE. Penawaran Obligasi. Fixed Income Research. 17 Januari 2005 INDUSTRI PEMBIAYAAN IKHTISAR KEUANGAN

ASTRA SEDAYA FINANCE. Penawaran Obligasi. Fixed Income Research. 17 Januari 2005 INDUSTRI PEMBIAYAAN IKHTISAR KEUANGAN 17 Januari 2005 Astra INDONESIA Sedaya Finance Fixed Income Research Penawaran Obligasi 17 Januari 2005 ASTRA SEDAYA FINANCE INDUSTRI PEMBIAYAAN Struktur Penawaran Jenis instrumen Jumlah Jangka Waktu Pembayaran

Lebih terperinci

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Highlights PDB Indonesia Triwulan I 2010 Tumbuh +5,7% YoY Laju Inflasi April 2010 Meningkat Pertumbuhan Impor Lebih Cepat Dari Ekspor Maret 2010 BI Rate Tetap Pada Level 6,5% Ratna Lim Ratna@megaci.com

Lebih terperinci

PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 17 Mei 2013

PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 17 Mei 2013 PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan Jakarta, 17 Mei 2013 1 Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tahun 2013 Hasil RUPST dan RUPS LB Tanya Jawab 2 Ikhtisar Kinerja

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010 TINJAUAN EKONOMI Januari 2 Cadangan Devisa Sumber : Bank Indonesia dan Data Olahan Erdikha Awal Tahun 2, BI rate inline dengan konsensusnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT. Phillip Securities Indonesia Sales PT. Phillip Securities Indonesia Nasabah PT. Phillip Securities Indonesia di- Tempat ================================================================================

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan, 7 Mei PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk

Paparan Publik Tahunan, 7 Mei PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan 7 Mei 2012 Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun 2011 Kinerja Keuangan Triwulan I - 2012 Informasi Terkini Tanya Jawab 1 Ikhtisar Keuangan Tahun 2011

Lebih terperinci

Agenda. Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tanya Jawab

Agenda. Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tanya Jawab Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun 2013 Kinerja Keuangan Triwulan I-2014 Hasil RUPST dan RUPSLB Tanya Jawab 1 Ikhtisar Kinerja Tahun 2013 Penjualan sepeda motor baru domestik tumbuh 9% menjadi 7,8 juta unit.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Desember 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Paparan Publik

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Paparan Publik PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Paparan Publik Jakarta, 20 April 2018 Agenda 1. Ikhtisar Keuangan Tahun 2017 2. Hasil RUPST 3. Tanya Jawab 1 Ikhtisar Kinerja Tahun 2017 Penjualan sepeda motor baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri otomotif terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya, dalam enam tahun

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi Desember 2009

Tinjauan Ekonomi Desember 2009 Tinjauan Ekonomi Desember 2009 Akhir Tahun 2009, BI rate tetap 6,50% Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akhirnya menetapkan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,50%, menurut Dewan Gubernur Bank Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Astra Sedaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndustri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif dalam enam tahun terakhir (2011-2016),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha di Indonesia, hal ini terlihat dari besarnya

Lebih terperinci

Market Update OUTLOOK INVESTASI SUN 2014: LOW RISK, HIGH RETURN. Kinerja Reksa Dana. AAA Amanah Syariah NAV/Unit : 2,132 YTD Yield :(0.

Market Update OUTLOOK INVESTASI SUN 2014: LOW RISK, HIGH RETURN. Kinerja Reksa Dana. AAA Amanah Syariah NAV/Unit : 2,132 YTD Yield :(0. Market Update 27 Desember 2013 Kinerja Reksa Dana AAA Amanah Syariah NAV/Unit : 2,132 YTD Yield :(0.4%) AAA Enhanced Strategy NAV/Unit : 90 YTD Yield :(3.9%)** AAA Balanced Fund NAV/Unit : 3,0 YTD Yield

Lebih terperinci

PT Adaro Energi Tbk. On track to build a bigger and better ADRO. Company Profile. ADRO Key Takeaway Investor Day 2010

PT Adaro Energi Tbk. On track to build a bigger and better ADRO. Company Profile. ADRO Key Takeaway Investor Day 2010 On track to build a bigger and better ADRO Company Profile Perseroan lewat anak perusahaannya Adaro Indonesia merupakan perusahaan produsen batubara tunggal terbesar di Indonesia dengan cadangan (reserve)

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Astra Sedaya

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

Mempertahankan Soliditas

Mempertahankan Soliditas Hasil Kinerja Semester I 2017 Mempertahankan Soliditas Public Expose 2017 PT Bank Central Asia Tbk Jakarta, 9 Agustus 2017 Daftar Isi Tinjauan Makro Ekonomi halaman Kondisi makro ekonomi 4 Ikhtisar kinerja

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Juli 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2000 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa

Lebih terperinci

100% 800,000 50% 600, , % 200, %

100% 800,000 50% 600, , % 200, % 7 Juni 2018 Yea... Lebaran sebentar lagi. Pasti banyak diantara kita yang akan melakukan mudik. Ya, mudik sudah menjadi salah satu ritual dan menjadi tradisi khusus tahunan bagi masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk

PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL Company Visit Note Company Profile PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) didirikan pada tahun 1995. IPOL merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi flexible

Lebih terperinci

Thursday, June 30th 2016 Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan Semen Indonesia Tbk Sejarah Singkat Perusahaan. Bisnis & Operasi SMGR.

Thursday, June 30th 2016 Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan Semen Indonesia Tbk Sejarah Singkat Perusahaan. Bisnis & Operasi SMGR. Stock Recommenda-on Thursday, June 30th 2016 Semen Indonesia Tbk Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan Sejarah Singkat Perusahaan. PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR.JK) merupakan produsen semen terbesar

Lebih terperinci

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat SMF Highlight November 2016 Highlight 5/2016 PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN: STAGNAN Kondisi pasar perumahan belum menunjukkan perbaikan signifikan. Pertumbuhan ekonomi yang masih lemah ditambah dengan tingkat

Lebih terperinci

PRUlink Newsletter Kuartal II 2009

PRUlink Newsletter Kuartal II 2009 PRUlink Newsletter Kuartal II 2009 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

Diskusi dan Analisis Manajemen

Diskusi dan Analisis Manajemen Diskusi dan Analisis Manajemen Data Keuangan Konsolidasi Hasil Usaha Pendapatan Bunga Bersih 4.603 5.645 7.136 26% Pendapatan Imbal Jasa 1.080 1.358 1.741 28% Pendapatan Operasional 5.683 7.003 8.877 27%

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Time to Take Profit Technical Report Feb 23, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks pergerakan indeks cukup volatile, namun sentiment penurunan BI rate berhasil mendorong indeks

Lebih terperinci

Investment Outlook Desember 2016

Investment Outlook Desember 2016 Unit Link Investment Outlook Desember 2016 Berdasarkan data November 2016 Investment Division Agenda 1 Investment Issues 2 Allianz Fund Performance & Forecast 1 1 Investment Issues 2 Allianz Fund Performance

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Investment Outlook September 2016

Investment Outlook September 2016 Unit Link Investment Outlook September 2016 Berdasarkan data Agustus 2016 Investment Division Agenda 1 Investment Issues 2 Allianz Performance & Forecast 1 1 Investment Issues 2 Allianz Performance & Forecast

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Januari 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA INDIKATOR EKONOMI Indikator 2001 2002 2003 2004 2005

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian LAPORAN POSISI KEUANGAN BCA membukukan posisi keuangan yang solid, didukung oleh posisi permodalan dan likuiditas

Lebih terperinci

Kinerja Keuangan Konsolidasian 9 Bulan Yang Berakhir 30 September. Pendapatan bersih (4) Laba bersih*

Kinerja Keuangan Konsolidasian 9 Bulan Yang Berakhir 30 September. Pendapatan bersih (4) Laba bersih* 31 Oktober 2016 PT Astra International Tbk (Grup Astra atau Perseroan) Laporan Keuangan Kuartal III Tahun 2016 PRESS RELEASE Ikhtisar Laba bersih per saham menurun 6% menjadi 279 Penjualan mobil naik 10%

Lebih terperinci

PRUlink Newsletter Kuartal I 2010

PRUlink Newsletter Kuartal I 2010 PRUlink Newsletter Kuartal I 2010 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100.00% Deposito

Lebih terperinci

Banking Highlights Kamis, 22 Oktober 2015

Banking Highlights Kamis, 22 Oktober 2015 Banking Highlights Kamis, 22 Oktober 2015 www.paramitra.com Laba Perbankan Hingga Agustus Masih Menunjukkan Tren Melemah Dari 10 bank terkemuka di Indonesia yang kami kumpulkan data kinerja hingga bulan

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View More to downside than the upside Technical Report Feb 16, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks bergerak mixed dengan kecenderungan naik, yang ditutup dilevel penutupan tertinggi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Adira IIA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi September 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

Informasi Pembiayaan Perumahan

Informasi Pembiayaan Perumahan Informasi Pembiayaan Perumahan Juni 2016 LATEST UPDATE Sampai dengan triwulan pertama 2016, pertumbuhan harga properti masih terus melambat menjadi 4,2% yoy. Angka ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

Indo Premier Investment Management Market Update. Jakarta, 14 Maret 2013

Indo Premier Investment Management Market Update. Jakarta, 14 Maret 2013 Indo Premier Investment Management Market Update Jakarta, 14 Maret 2013 Agenda 1. Kondisi Ekonomi 2. Pasar Obligasi 3. Pasar Saham Page 2 Kondisi Ekonomi Ekonomi Global Mulai Pulih, Walaupun Masih Melambat

Lebih terperinci

Agenda. 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

Agenda. 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember Agenda 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013: a. Persetujuan laporan tahunan Perseroan; b. Pengesahan laporan keuangan Perseroan; dan c. Pengesahan laporan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014 INFLASI BULAN MEI TERCATAT 0,1% Pada bulan Mei 2014, laju inflasi tercatat sebesar 0,1%. Faktor pendukung inflasi karena harga makanan jadi dan minuman yang meningkat. Inflasi tahun kalender sebesar 1,56%,

Lebih terperinci

27 Januari 2011 TAHUN Bond Market Update

27 Januari 2011 TAHUN Bond Market Update 27 Januari 2011 TAHUN 2011 Bond Market Update a a Bond Market Update Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 10 Jan 25 Jan Perkembangan Pasar Obligasi Indeks Harga SUN 2006 25 Januari

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

PRUlink Newsletter Kuartal I 2009

PRUlink Newsletter Kuartal I 2009 PRUlink Newsletter Kuartal I 2009 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan

Lebih terperinci

BERITA PERS. MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013

BERITA PERS. MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013 BERITA PERS Dapat Diterbitkan Segera MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013 Targetkan Kenaikan Pendapatan 20% 25% di 2014 JAKARTA, 16 Maret 2014 PT Mitra Pinasthika Mustika

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

Indo Premier Investment Management Market Update

Indo Premier Investment Management Market Update Indo Premier Investment Management Market Update Jakarta, 17 Mei 2013 Page 2 Pergerakan PDB dan IHSG (2005 2013) Pertumbuhan PDB dan IHSG Sumber: Bloomberg, diolah Grafik di atas memperlihatkan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1998 yakni pada awal masa orde baru perekonomian Indonesia mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Desember 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Shoji MAEDA Erna Zetha Rusman Indikator Ekonomi Indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, dan Indonesia masih tetap menduduki urutan ke empat terbanyak di dunia setelah Cina,

Lebih terperinci

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Laporan Ekonomi Bulanan. Mei 2006

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Laporan Ekonomi Bulanan. Mei 2006 KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Laporan Ekonomi Bulanan Mei 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO Yojiro OGAWA Shoji MAEDA Erna Zetha Tulus Tambunan

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Consolidation Time Technical Report Jan 19, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks mengalami koreksi sebesar 1.3% dan ditutup dilevel 5148.379, koreksi yang terjadi masih dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak mengenal bank dan tidak berhubungan dengan bank. Perbankan sendiri memegang peranan penting

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Consolidation Time Technical Report Jan 12, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks mengalami koreksi sebesar 0.5% dan ditutup dilevel 5216,66, koreksi ini merupakan koreksi yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Tinjauan Keuangan Laporan Ta T hunan 2005

Tinjauan Keuangan Laporan Ta T hunan 2005 Tinjauan Keuangan 76 Bank Danamon Laporan Tahunan 2005 Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kinerja bank yang sudah dinormalkan, kami memasukkan rujukan dalam menormalkan Laba Bersih

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View The Gap must be filled Technical Report Jan 26, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks mengalami kenaikan 3,4% dan ditutup di level 5323.885 yang merupakan rekor penutupan tertinggi.

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil sebagai jenis kendaraan yang mendukung aktivitas masyarakat semakin hari keberadaannya semakin dibutuhkan baik sebagai sarana transportasi umum, pribadi, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun yang lalu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis pembiayaan di dalam negeri ini cukup pesat. Hal ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun 2006-2008 yang lalu. Menurut Asosiasi Perusahaan

Lebih terperinci

PRUlink Newsletter Kuartal II 2010

PRUlink Newsletter Kuartal II 2010 PRUlink Newsletter Kuartal II 2010 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan

Lebih terperinci

PRUlink Newsletter. Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia. Kuartal II Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal II 2008

PRUlink Newsletter. Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia. Kuartal II Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal II 2008 PRUlink Newsletter Kuartal II 2008 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal

Lebih terperinci

Profil Perusahaan NEWS HIGHLIGHTS

Profil Perusahaan NEWS HIGHLIGHTS Page1 Profil Perusahaan berdiri sejak 1 Januari 1961. Perusahaan yang membidangi usaha Jasa Konstruksi, Industri, Realty, dan Perdagangan. Kepemilikan saham oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 67,33%

Lebih terperinci

SMF Highlight AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT. Maret 2017 Highlight 3/2017

SMF Highlight AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT. Maret 2017 Highlight 3/2017 SMF Highlight Maret 2017 Highlight 3/2017 AWAL TAHUN 2017, PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN MELAMBAT Awal tahun 2017, kondisi pasar pembiayaan perumahan masih flat dengan kecenderungan melambat. Harga properti

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Maret 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2002 2003 2004 2005 2006 1. Nilai

Lebih terperinci

Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia

Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Kuartal I 2008 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal perusahaan Beberapa Catatan Ekonomi Penting selama Kuartal Pertama 2008 10,500

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN May 2015KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN May 2015KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007 KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief

Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief NH Korindo Research NH 해외주식 NH Korindo 인도네시아 Research February 12, 2018 Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief 1 Ringkasan Pekan Lalu IHSG : 6.505,5 (-1,86%) Investor Asing : net sell sebesar Rp5,39

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100.0% Deposito

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017

GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017 GLOBAL OUTLOOK 2 OKTOBER 2017 Pasar Menembus Level Tertinggi Sepanjang Sejarah Konfirmasi Bullish Terbatas Jenuh Beli PENURUNAN BI RATE MENJADI KATALIS IHSG Ekonomi Amerika Serikat (AS) pada periode Q2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu organisasi jasa yang mempunyai peranan penting dalam upaya pembangunan ekonomi nasional. Bank berperan sebagai lembaga intermediasi penyalur dana

Lebih terperinci

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang 29-Jan-16 NAV: 1,145.077 4 3 2 1 37.15% Total Dana Kelolaan 42,795,065,335.11 - Pasar Uang 0-20% - Pasar Uang - Efek Ekuitas 80-100% - Ekuitas 19.04% 80.96% -1-2 -7.29% -16.92% Sejak pe- Deskripsi Jan-16

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010 Indonesia cukup beruntung, karena menjadi negara yang masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif tahun 2009 sebesar 4,4 % di tengah krisis keuangan global

Lebih terperinci