BAB IV HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Demak 1. Kondisi Geografis Demak sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada koordinat 6º º09 43 Lintang Selatan dan 110º º48 47 Bujur Timur. Jarak terjauh dari arah barat ke timur adalah sepanjang 49 km dan jarak dari arah utara ke selatan sepanjang 41 km. Wilayah Demak berbatasan dengan beberapa daerah antara lain, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang serta sebelah barat berbatasan dengan kota Semarang. Demak merupakan kota di pesisir utara Jawa Tengah yang terletak pada pertengahan jalur jalan raya antara Semarang dan Kudus yang berjarak sekitar 26 km dari arah Semarang dan 25 km dari arah Kudus. Dilihat dari ketinggian permukaan tanahnya, wilayah Demak termasuk pada dataran rendah. Ketinggian tanah di wilayah Demak jika diukur dari permukaan laut terletak mulai 0 meter sampai dengan 100 meter dari permukaan laut yang dibatasi atas tiga region yaitu: a. Region A merupakan daerah yang ketinggian permukaan tanahnya mulai 0 meter sampai dengan 3 meter dari permukaan laut. Wilayah yang termasuk pada region ini meliputi sebagian kecamatan Bonang, kecamatan Demak, kecamatan Karangtengah, kecamatan Mijen, kecamatan Sayung dan kecamatan Wedung. b. Region B terbagi menjadi tiga yaitu: 1) Daerah yang ketinggian permukaan tanahnya mulai 3 meter sampai dengan 10 meter dari permukaan laut, meliputi sebagian besar dari tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Demak. 2) Daerah yang ketinggian permukaan tanahnya mulai 10 meter sampai dengan 25 meter dari permukaan laut, meliputi sebagian dari kecamatan Dempet, kecamatan Karangawen dan commit kecamatan to user Mranggen. 58

2 digilib.uns.ac.id 59 3) Daerah yang ketinggian permukaan tanahnya mulai 25 meter sampai dengan 100 meter dari permukaan laut, meliputi sebagian kecil dari kecamatan Mranggen dan kecamatan Karangawen. c. Region C merupakan daerah yang ketinggian tanahnya melebihi 100 meter dari permukaan laut. Wilayah yang termasuk pada region ini meliputi sebagian kecil dari kecamatan Karangawen dan kecamatan Mranggen. Wilayah Demak memiliki tekstur tanah yang terdiri dari dua jenis, yaitu tekstur tanah halus atau tanah liat seluas hektar yang meliputi hampir seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Demak kecuali kecamatan Karangtengah dan tekstur tanah sedang atau tanah lempung seluas hektar yang meliputi hampir seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Demak kecuali kecamatan Dempet dan kecamatan Gajah. Wilayah Demak pada jaman dahulu terkenal dengan daerah genangan air atau daerah banjir karena terletak pada dataran rendah. Selain terkenal dengan julukan itu, Demak juga terkenal sebagai kerajaan besar pada masa awal perkembangan Islam yang wilayah kekuasaannya meliputi daerah Jepara, Kediri, Tabun, Madiun, Surabaya, Pasuruan dan Malang. Demak yang pada awalnya terkenal dengan daerah banjir, pada masa sekarang Demak merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang secara administratif memiliki luas wilayah sekitar hektar dan memiliki batas alam yang berupa sungai Serang yang menjadi batasan antara Kabupaten Demak dengan Kabupaten Jepara dan Kabupaten Kudus. Kabupaten Demak terdiri atas 14 kecamatan, yaitu kecamatan Demak, kecamatan Wonosalam, kecamatan Karangtengah, kecamatan Bonang, kecamatan Wedung, kecamatan Mijen, kecamatan Karanganyar, kecamatan Gajah, kecamatan Dempet, kecamatan Guntur, kecamatan Sayung, kecamatan Mranggen, kecamatan Karangawen dan kecamatan Kebonagung. Dari 14 kecamatan tersebut dibagi lagi menjadi 243 desa dan 6 kelurahan dengan pusat pemerintahan berada di kecamatan Demak. Dari masing-masing kecamatan tersebut memiliki luas lahan atau luas daerah yang berbeda-beda seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini. Tabel Luas Daerah Kabupaten Demak Dirinci per Kecamatan Pada Tahun 2012 commit to user

3 digilib.uns.ac.id 60 No Kecamatan Luas Daerah (Ha) Presentase (%) 1 Mranggen ,05 2 Karangawen ,46 3 Guntur ,41 4 Sayung ,77 5 Karangtengah ,74 6 Bonang ,28 7 Demak ,81 8 Wonosalam ,45 9 Dempet ,87 10 Gajah ,33 11 Karanganyar ,55 12 Mijen ,60 13 Wedung ,00 14 Kebonagung ,68 Jumlah ,00 (Sumber: Monografi Kabupaten Demak, 2012) 2. Kondisi Alam Demak Kabupaten Demak terletak di pesisir pantai utara Jawa Tengah, sehingga jenis tanah di kabupaten ini merupakan tanah aluvial. Secara umum benteng alamnya berupa dataran rendah tanah pesisir yang merupakan tanah hasil endapan sungai yang banyak berkumpul di muara sungai. Wilayah Demak dialiri oleh beberapa sungai antara lain sungai Jajar, sungai Serang, sungai Tuntang dan sungai Tunggul Angin. Aliran air dari sungai Jajar oleh pemerintah kota Demak dimanfaatkan untuk sistem irigasi, pembuatan bendungan dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sedangkan tanah pesisir yang berkumpul di muara sungai oleh masyarakat Demak banyak digunakan untuk tambak ikan dan tempat pembuatan garam. Selain berupa tanah pesisir, di Kabupaten Demak juga terdapat tanah pertanian dan tanah pedesaan serta ada sebagian kecil wilayah di Kabupaten Demak yang berupa hutan terutama di kecamatan Mranggen dan kecamatan Karangawen. Kabupaten Demak merupakan daerah agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian, oleh sebab itu sebagian besar wilayah Demak tanahnya terdiri atas lahan sawah yang mencapai hektar dan selebihnya adalah berupa lahan kering. Yang termasuk pada bagian lahan kering ialah pekarangan atau bangunan, commit to user tegal atau kebun, tebat atau empang atau rawa, tambak, hutan negara, perkebunan

4 digilib.uns.ac.id 61 negara atau perkebunan swasta dan hutan rakyat. Sedangkan yang termasuk pada lahan tanah sawah yaitu irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana pasang surut, irigasi sederhana non pasang surut dan irigasi tadah hujan atau sawah rendengan. Masing-masing lahan tersebut memiliki luas yang berbeda-beda seperti dijelaskan pada tabel di bawah ini. Tabel Presentase Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Demak Tahun 2012 No Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Presentase (%) 1. Lahan Sawah a. Teknis ,17 b. Setengah Teknis ,43 c. Sederhana PU ,57 d. Sederhana Non PU ,24 e. Tadah Hujan ,33 f. Sementara Tidak diusahakan - - g. Lainnya Lahan Kering a. Bangunan/ Pekarangan ,98 b. Tegal/ Kebun ,90 c. Tebat/ Empang/ Rawa 112 0,13 d. Tambak ,76 e. Hutan Negara ,75 f. Perkebunan Negara/ Swasta 354 0,39 g. Hutan Rakyat 272 0,30 h. Lainnya ,04 Jumlah ,00 (Sumber: Monografi Kabupaten Demak, 2012) Kabupaten Demak mengalami musim yang sama seperti daerah pesisir di Pulau Jawa lainnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan bulan September arus angin berasal dari Australia dan tidak mengandung uap air sehingga mengakibatkan terjadi musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim penghujan. Pada saat terjadi musim kemarau sebagian masyarakat di Kabupaten Demak mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, karena daerahnya terletak pada dataran rendah commit to user sehingga untuk memperoleh air bersih harus dilakukan pengeboran kurang lebih 90

5 digilib.uns.ac.id 62 meter dari permukaan tanah. Pada musim kemarau banyak penduduk yang memanfaatkan air sungai untuk dikonsumsi dan digunakan untuk kebutuhan seharihari lainnya. 3. Kondisi Demografi Demak a. Struktur Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil registrasi penduduk di Kabupaten Demak pada tahun 2012 tercatat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Demak sebanyak orang dengan perincian jumlah penduduk laki-laki sebanyak orang (49,69%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak orang (50,31%). Jumlah penduduk pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebanyak orang atau sekitar 1,18% dibandingkan pada tahun Penduduk Kabupaten Demak dilihat dari kelompok umurnya sebagian besar termasuk dalam usia produktif yaitu antara umur 15 tahun sampai dengan 64 tahun yang berjumlah orang (68,19%) dan selebihnya dari itu sekitar orang (26,02%) berusia di bawah 15 tahun serta yang berusia 65 tahun ke atas sebanyak orang (5,78%). Perincian jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut: Tabel Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Demak Pada Tahun 2012 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0 4 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun commit to user

6 digilib.uns.ac.id 63 Jumlah (Sumber: Monografi Kabupaten Demak, 2012) b. Struktur Masyarakat Berdasarkan Mata Pencaharian Masyarakat Demak dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari selalu berusaha sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya. Masyarakat di Kabupaten Demak terkenal dengan penduduk yang cenderung bersifat heterogen, sehingga dalam memilih mata pencaharian tidak hanya mengandalkan pada satu bidang usaha saja. Kota Demak jika dilihat secara umum mempunyai potensi yang cukup mudah untuk mencari pekerjaan, karena kota Demak mempunyai beberapa tempat yang dijadikan sebagai aset wisata sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk mencari rejeki di sekitar tempat wisata itu. Pekerjaan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Demak di tempat wisata yaitu bekerja sebagai pedagang cindera mata, pedagang makanan dan jasa tukang ojek ataupun tukang becak. Penduduk masyarakat Demak yang berhak mendapatkan pekerjaan yaitu penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja tersebut dibedakan menjadi beberapa angkatan kerja yang terdiri dari kelompok pekerja, kelompok pencari pekerjaan serta kelompok bukan angkatan kerja. Yang tergolong pada kelompok bukan angkatan kerja yaitu masyarakat yang bersekolah dan masyarakat yang mengurus rumah tangga. Penduduk di Kabupaten Demak usia 15 tahun ke atas yang sudah bekerja pada tahun 2012 tercatat sebanyak orang, yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan yang dirinci menurut lapangan usahanya. Sedangkan untuk penduduk yang mencari kerja dan mendaftar pada tahun 2012 sebanyak orang laki-laki (44,31%) dan orang perempuan (55,69%). Sebagian besar dari pencari kerja tersebut berpendidikan setingkat SMA yang berjumlah 65,15%, sebanyak 20,06% berpendidikan setingkat SMP, sebanyak 13,59% berpendidikan commit Diploma to user atau Perguruan Tinggian dan 1,20%

7 digilib.uns.ac.id 64 berpendidikan SD. Mengenai perincian jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sudah bekerja menurut lapangan usahanya dijelaskan pada tabel di bawah ini. Tabel Jumlah Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Demak Tahun 2012 Lapangan Usaha Jumlah Penduduk Yang Bekerja Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah (Sumber: Monografi Kabupaten Demak Tahun 2012) Keterangan : 1) Lapangan usaha nomor 1 yaitu bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan. 2) Lapangan usaha nomor 2 yaitu bidang industri pengolahan. 3) Lapangan usaha nomor 3 yaitu bidang perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel. 4) Lapangan usaha nomor 4 yaitu bidang jasa kemasyarakatan. 5) Lapangan usaha nomor 5 yaitu lapangan usaha di bidang pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air, bangunan, angkutan, pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan. c. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap penduduk, karena pendidikan merupakan hak dari tiap-tiap penduduk khususnya penduduk usia sekolah yaitu sekitar usia 7 commit to user tahun sampai 24 tahun. Jumlah penduduk di Kabupaten Demak yang berusia 7

8 digilib.uns.ac.id 65 sampai 24 tahun pada tahun 2012 yang masih bersekolah yaitu untuk tingkat SD sebanyak orang, untuk tingkat SMP sebanyak orang dan untuk tingkat SMA sebanyak orang. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidik atau guru yang memadai. Di Kabupaten Demak pada tahun 2012 diketahui terdapat 534 Sekolah Dasar (SD), 71 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 95 Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan jumlah guru untuk Sekolah Dasar (SD) sebanyak orang, untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak orang dan untuk Sekolah Menengah Atas sebanyak orang. Perincian banyaknya jumlah sekolah, murid dan guru per kecamatan di Kabupaten Demak dijelaskan pada tabel di bawah ini. Tabel Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Demak Pada Tahun 2012 Kecamatan Jumlah Rata-Rata Tiap Sekolah Sekolah Murid Guru Murid Guru Mranggen Karangawen Guntur Sayung Karangtengah Bonang Demak Wonosalam Dempet Gajah Karanganyar Mijen Wedung Kebonagung Jumlah (Sumber: Monografi Kabupaten Demak commit Tahun to user 2012)

9 digilib.uns.ac.id 66 Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan sebagian masyarakat Demak menyadari tentang hal tersebut, sehingga masyarakat Demak mewajibkan semua keluarganya supaya bersekolah meskipun harus sekolah di luar kota seperti Semarang dan Kudus. Hal itu dilakukan karena di Kabupaten Demak jumlah sarana pendidikan yang tersedia masih kurang sehingga banyak masyarakat Demak yang sekolah ke luar kota. Jumlah sarana pendidikan, murid dan guru menurut tingkat dan statusnya yang ada di Kabupaten Demak dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Menurut Tingkat dan Status di Kabupaten Demak Tahun 2012 Rincian Sekolah Murid Guru Tingkatan Status Sekolah Negeri Swasta SD SMP SMA Jumlah SD SMP SMA Jumlah SD SMP SMA Jumlah (Sumber: Monografi Kabupaten Demak Tahun 2012) d. Kondisi Sosial Budaya 1) Stratifikasi Masyarakat Stratifikasi sosial atau sistem lapisan masyarakat dalam suatu daerah dapat terjadi dengan sendirinya seiring dengan proses pertumbuhan masyarakat dalam suatu daerah tersebut. Terjadinya stratifikasi sosial atau sistem lapisan masyarakat dalam suatu daerah biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kepandaian seseorang, tingkat umur yang lebih tua, sifat keaslian seorang anggota kepala commit to user

10 digilib.uns.ac.id 67 masyarakat dan harta. Menurut Rahardjo dan Ramelan (1994) stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyakat pada umumnya terbagi menjadi tiga lapisan yaitu: a) Lapisan Atas Lapisan atas dalam stratifikasi sosial merupakan kelompok masyarakat yang paling terpandang karena status sosial atau tingkat kehidupan ekonominya yang lebih tinggi daripada lapisan yang lain. Yang tergolong dalam lapisan ini yaitu raja dan keluarganya, pejabat tinggi kerajaan dan para ulama besar atau syeh. Seorang raja tergolong dalam lapisan ini karena raja dianggap sebagai tokoh puncak atau tokoh tertinggi dalam piramida penduduk dan merupakan tokoh yang menjadi panutan utama, baik di dalam kalangan sendiri maupun bagi golongan-golongan masyarakat yang berada di luarnya. Para pejabat tinggi kerajaan juga termasuk dalam lapisan ini khususnya para patih. Hal ini karena seorang raja yang pada saat sebelum memimpin sebuah kerajaan pada awalnya memiliki gelar patih yang mengurusi hal-hal keduniawian pada kerajaan. Selain seseorang yang mengurusi hal-hal yang bersifat keduniawian, dalam lapisan ini juga terdapat seseorang yang mengurusi masalahmasalah keagamaan dan hukum Islam yaitu para ulama besar atau imam besar kerajaan dan syeh. b) Lapisan Menengah Kelompok masyarakat yang tergolong dalam lapisan ini yaitu para imam yang biasanya dikenal sebagai penghulu (dalam bahasa Melayu berarti kepala atau santri), para prajurit atau tentara, para pedagang menengah yaitu pedagang yang berhasil di kota-kota pelabuhan pesisir utara Jawa, para penjaga masjid dan makam suci serta para penulis kronik. c) Lapisan Bawah, kelompok masyarakat yang tergolong dalam lapisan ini antara lain para petani dan nelayan, para tukang dan perajin, para pedangan kecil serta para seniman. Stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat Demak pada dasarnya sama dengan stratifikasi sosial yang ada pada masyarakat di daerah lain, yaitu menganut adat ketimuran dan adat Jawa. Stratifikasi sosial di Demak terjadi karena adanya tingkat kehidupan sosial masyarakat yang beragam sehingga menimbulkan cara hidup dan commit to user

11 digilib.uns.ac.id 68 pola pikir yang berbeda. Hal itu dapat teratasi dengan adanya sifat keterbukaan yang dimiliki oleh masyarakat Demak, sehingga stratifikasi yang ada tidak begitu nampak. 2) Sistem Kepercayaan dan Agama Agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Demak yaitu agama Islam. Hal ini karena Kabupaten Demak terkenal dengan sebutan Kota Santri atau Kota Wali, sehingga masyarakat Demak merupakan penganut agama Islam yang taat. Adanya Masjid Agung Demak menjadi simbol kebesaran Islam yang berkembang di kota Demak. Meskipun Demak terkenal dengan sebutan Kota Wali atau Kota Santri, namun ada juga masyarakat yang beragama non Islam. Hal ini membuktikan bahwa di daerah Demak terdapat keragaman agama. Keragaman agama disuatu daerah tidak menyebabkan adanya perpecahan antar umat beragama, namun setiap umat beragama justru saling menciptakan suasana kerukunan kehidupan beragama supaya antara umat agama yang satu dengan umat agama yang lainnya tetap menjalin hubungan yang baik. Penduduk Demak yang beragama Islam pada tahun 2012 mencapai 99,31% dari total keseluruhan penduduk. Selebihnya dari itu merupakan penduduk yang memeluk agama Kristen dan Katholik sebesar 0,65% serta yang memeluk agama Hindu dan Budha sebesar 0,04%. Sedangkan tempat peribadatan yang tersedia di Kabupaten Demak pada tahun 2012 mencapai buah, yang terdiri atas masjid dan musholla yang berjumlah sekitar 99,43% serta gereja Katholik, gereja protestan dan vihara yang berjumlah 0,57%. Perincian jumlah pemeluk agama dan jumlah sarana peribadatan yang terdapat di Kabupaten Demak pada tahun 2012 dijelaskan pada tabel di bawah ini. commit to user

12 digilib.uns.ac.id 69 Tabel Banyaknya Pemeluk Agama di Kabupaten Demak Tahun 2012 Kecamatan Islam Kristen Katholik Kristen Protestan Hindu Budha Jumlah Mranggen Karangawen Guntur Sayung Karangtengah Bonang Demak Wonosalam Dempet Gajah Karanganyar Mijen Wedung Kebonagung Jumlah (Sumber: Monografi Kabupaten Demak Tahun 2012) Berkembangnya jumlah pemeluk agama di Kabupaten Demak menyebabkan dibutuhkan tempat untuk beribadah. Mengenai perincian tempat ibadah yang tersedia di Kabupaten Demak dijelaskan pada tabel di bawah ini. commit to user

13 digilib.uns.ac.id 70 Tabel Banyaknya Sarana Tempat Peribadatan di Kabupaten Demak Tahun 2012 Kecamatan Gereja Pura Mas Mushola Katho Protes Bud Hin jid lik tan ha du Wihara Mranggen Karangawen Guntur Sayung Karangtengah Bonang Demak Wonosalam Dempet Gajah Karanganyar Mijen Wedung Kebonagung Jumlah (Sumber: Monografi Kabupaten Demak Tahun 2012) B. Latar Belakang Berdirinya Masjid Agung Demak 1. Sejarah Demak Wilayah Demak pada jaman dahulu berupa hutan yang terkenal dengan sebutan hutan Glagahwangi. Setelah hutan Glagahwangi ditebangi, kemudian hutan tersebut dijadikan pemukiman yang terkenal dengan sebutan pemukiman Bintoro yang berasal dari kata bethoro yang memiliki arti bukit suci bagi penganut agama Hindu. Nama Bintoro diambil dari nama pohon bintoro yang pada jaman dahulu banyak tumbuh di sekitar hutan Glagahwangi, yang kemudian nama itu diberikan untuk kasultanan yang dipimpin oleh Raden Patah karena di daerah tersebut pada jaman dahulu masih banyak masyarakat yang menganut agama Hindu dan Budha (Haryadi, 2003). Menurut Amar (1996), nama Demak commit berasal to dari user beberapa kata antara lain:

14 digilib.uns.ac.id 71 a. Terkenalnya kata Demak berawal dari peristiwa Nyai Lembah yang berasal dari Rawa Pening sedang menyusuri suatu daerah menggunakan perahu, tetapi di tengah perjalanannya perahu yang dinaikinya terdampar di muara sungai Tuntang. Untuk mencari penyebab terdamparnya perahu tersebut, Nyai Lembah ndemak-ndemek atau meraba-raba dasar sungai. Dari kata ndemakndemek itulah akhirnya masyarakat sekitar menamakan daerah tempat terdamparnya perahu milik Nyai Lembah dengan sebutan Demak. b. Menurut Prof. Dr. Hamka, kata Demak berasal dari Bahasa Arab Dama yang berarti mata air. Diartikan sebagai mata air karena pada saat penyebaran agama Islam di daerah tersebut, para wali sering mengalami hambatan karena terjadi banjir kiriman dari sungai Tuntang. c. Menurut Sholichin Salam, kata Demak berasal dari Bahasa Arab yang diambil dari kata Dimak yang berarti air mata yang menggambarkan kesulitan dalam menegakkan agama Islam pada waktu itu. d. Menurut Prof. Slamet Mulyono, Demak diartikan sebagai anugrah yaitu anugrah dari Prabu Kertabumi atau Raja Brawijaya V yang diberikan kepada Raden Patah berupa bumi bekas hutan Glagahwangi. Dasar etimologis penyebutan kata Demak ini adalah Kitab Kekawin Ramayana yang berbunyi wineh Demak kapwo yotho karamanyo. e. Menurut Prof. Purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak yang berarti tanah yang mengandung air atau rawa. f. Menurut Prof. R. M. Sutjipto Wiryosuparto bahwa Demak berasal dari Bahasa Kawi yang artinya pegangan atau pemberian. Berdasarkan beberapa pendapat tentang asal kata Demak, maka dapat disimpulkan bahwa ada kecenderungan tentang kata Demak yang berasal dari Bahasa Arab Dimak yang artinya air mata yang metes. Hal ini didasarkan pada sulitnya menyebarkan dan menegakkan agama Islam di daerah Demak, karena pada saat itu masyarakat sekitar Demak sudah lama mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang kuat terhadap ajaran-ajaran Hindu yang diperoleh dari nenek moyang terdahulu. commit to user

15 digilib.uns.ac.id Lokasi Masjid Agung Demak Masjid Agung Demak merupakan masjid tertua di Pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Masjid Wali. Terkenalnya Masjid Agung Demak sebagai Masjid Wali karena masjid ini didirikan secara bersama-sama oleh Wali Songo atau Wali Sembilan dalam waktu yang sangat singkat yaitu hanya satu malam saja (Amar, 1996). Lokasi Masjid Agung Demak berada di pusat keramaian kota Demak, tepatnya di Jalan Sultan Fatah, Demak, Jawa Tengah. Masjid Agung Demak berjarak sekitar 26 km dari kota Semarang, kurang lebih 25 km dari Kabupaten Kudus dan sekitar 35 km dari Kabupaten Jepara. Masjid Agung Demak berada tepat di sebelah barat alun-alun kota Demak, seperti halnya bentuk tipologi kota di Jawa yaitu tanah lapang yang luas atau alun-alun sebagai porosnya dan sebelah barat terdapat bangunan yang berbentuk masjid sedangkan di sebelah timurnya terdapat Lembaga Permasyarakatan (LP) serta di sebelah utara terdapat kantor bupati Demak. Masjid Agung Demak yang terletak di pusat kota Demak menyebabkan masjid ini mudah dijangkau oleh para pengunjung yang ingin berziarah atau sekedar berkunjung ke masjid tersebut untuk melihat keunikan Masjid Agung Demak. Selain tata letaknya yang berada di pusat kota Demak, faktor penting untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke Masjid Agung Demak juga didukung adanya sarana transportasi dan jalan yang mendukung supaya Masjid Agung Demak lebih sering dikunjungi oleh para wisatawan. Masjid Agung Demak terletak berdekatan dengan perkantoran, sekolah maupun perkampungan yang cukup padat, sehingga kondisi tersebut dapat menambah manfaat dan arti pentingnya sebuah masjid di tengah aktivitas masyarakat yang memerlukan sarana peribadatan (wawancara dengan bapak Suwagiyo, tanggal 3 November 2013). Masjid Agung Demak pernah menjadi tempat berkumpulnya para wali. Di tempat ini pada jaman dahulu para wali melaksanakan ibadah, berdiskusi dan mengajarkan pokok-pokok kehidupan Islam serta menyebarkan agama Islam sampai ke luar Pulau Jawa. Masjid wali yang kemudian dikenal dengan nama Masjid Agung Demak merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak yang dipimpin oleh Raden Patah (Sulistiono, commit 2000). to user

16 digilib.uns.ac.id 73 Nama Masjid Demak pada awalnya merupakan jenis Masjid Jami, yang kemudian nama tersebut berubah menjadi jenis Masjid Agung atau Masjid Raya. Terjadinya perubahan nama tersebut karena adanya perubahan struktur pemerintahan kota Demak menjadi daerah kasultanan. Kemiripan penyebutan Masjid Demak menjadi Masjid Agung juga terlihat pada Masjid Agung di Kerajaan Mataram Islam keraton Surakarta dan keraton Yogyakarta (Santoso, Sudaryanto & Nugroho, 2008) 3. Sejarah Berdirinya Masjid Agung Demak Sejarah berdirinya Masjid Agung Demak sangat berkaitan erat dengan sejarah berdirinya pemerintahan Kasultanan Bintoro sebagai Kerajaan Islam pertama di Demak. Salah satu tokoh yang mempelopori berkembangnya Islam di wilayah Jawa yaitu Raden Patah. Raden Patah merupakan putra dari Raja Majapahit yang terakhir pada jaman sebelum Islam yang bernama Raja Brawijaya V atau Prabu Kertabumi yang menikah dengan Putri Campa bernama Sie Tan Nio atau Sitanyon atau Dewi Dwarawati Murdaningrum. Masa muda Raden Patah lebih sering berada di Pesantren Ampel Denta yaitu pesantren yang dikelola oleh Sunan Ampel, untuk belajar dan berguru dengan Sunan Ampel. Setelah berada di pesantren cukup lama, kemudian Raden Patah menikah dengan Nyi Ageng Malaka yang merupakan putri dari Sunan Ampel (wawancara dengan bapak Suwagiyo, tanggal 3 November 2013). Raden Patah setelah menikahi Nyi Ageng Malaka, kemudian mendapat perintah dari Sunan Ampel supaya menyebarkan agama Islam di daerah Glagahwangi, Demak, Jawa Tengah. Di daerah itu Raden Patah beserta istrinya memimpin suatu masyarakat kecil kaum muslimin yang sudah terbentuk sebelum Raden Patah menempati daerah tersebut. Selain itu, Raden Patah juga mengajarkan agama Islam dan membuka Pesantren Glagahwangi. Setelah Raden Patah membuka Pesantren Glagahwangi, kemudian tidak lama setelah itu Raden Patah juga membuka madrasah di desa tersebut sehingga lama kelamaan desa tersebut banyak dikunjungi orang. Dengan berdirinya pesantren dan madrasah di daerah Glagahwangi maka agama Islam semakin berkembang di daerah tersebut. Berkembangnya agama Islam di daerah Glagahwangi tidak hanya menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan commit to user

17 digilib.uns.ac.id 74 agama saja, tetapi dapat menjadi pusat perdagangan bahkan menjadi pusat Kerajaan Islam di Jawa (Amar, 1996). Kerajaan Islam di daerah Glagahwangi pada saat awal pembentukan membutuhkan seseorang untuk dijadikan pemimpin dan pada saat itulah Sunan Ampel mengusulkan Raden Patah supaya diangkat menjadi adipati di Glagahwangi oleh Raja Majapahit dengan gelar Adipati Bintoro. Kemudian tidak lama setelah itu, Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan karena diserang oleh Gilindrawardana dari Kediri pada tahun 1478 Masehi. Dengan adanya keruntuhan terhadap Majapahit menyebabkan Kadipaten Bintoro dapat membuka peluang untuk melepaskan diri dari Majapahit dan menyatakan berdiri sendiri sebagai Kesultanan Demak yang sementara dipimpin oleh Sunan Giri dengan gelar Prabu Satmoto. Selanjutnya pada tahun 1481 Masehi, Raden Patah dinobatkan oleh para wali sebagai sultan atau raja Islam pertama di Demak. Pada saat Raden Patah menjadi raja Islam pertama di Kerajaan Demak, beliau mendapatkan gelar Sultan Syah Alam Akbar Al-Fattah. Setelah Raden Patah wafat maka digantikan oleh Raden Pati Unus yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor pada tahun 1518 Masehi sampai 1521 Masehi. Raden Pati Unus merupakan seorang senopati yang berhasil melawan bangsa Portugis di Selat Malaka. Kemudian pada saat Raden Pati Unus meninggal, tahta Kerajaan Islam dialihkan kepada adiknya yang bernama Sultan Raden Trenggono yang memiliki julukan Sultan Syah Ngalam Akbar III. Sultan Raden Trenggono berhasil memimpin Kerajaan Demak selama 25 tahun yaitu dari tahun 1521 Masehi sampai 1546 Masehi. Setelah tahta kerajaan dialihkan kepada Sultan Raden Trenggono, maka terjadi jeda kekuasaan kesultanaan kira-kira selama 14 tahun. Hal ini karena pada saat itu terjadi pertikaian antar keluarga (wawancara dengan bapak Abdul Fatah, tanggal 24 November 2013). Keadaan Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya berada di daerah Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria. Namun, sekarang Laut Muria sudah merupakan dataran rendah yang dialiri sungai Lusi. Bintoro sebagai pusat Kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya commit Kerajaan to user Mataram atau pada masa Wangsa

18 digilib.uns.ac.id 75 Syailendra, sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi Kerajaan Demak. Kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama Islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan Kerajaan Demak, bahkan para wali menjadi penasehat bagi Raja Demak. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja atau bangsawan dengan para wali atau ulama, para raja atau bangsawan dengan rakyat serta para wali atau ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut tercipta melalui pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di masjid maupun pondok pesantren. Dengan demikian terciptalah kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan diantara orang-orang Islam (wawancara dengan bapak Suwagiyo, tanggal 3 November 2013). Pada bidang budaya banyak hal yang menarik dari peninggalan Kerajaan Demak, salah satunya adalah Masjid Agung Demak. Tahun berdirinya Masjid Agung Demak sampai sekarang masih belum diketahui secara pasti. Secara umum, penafisran para ahli terhadap keberadaan Masjid Agung Demak didasarkan pada candrasengkala memet dan prasasti atau petunjuk-petunjuk dari kitab-kitab Babad. Pembangunan Masjid Agung Demak yang dibangun oleh Wali Songo mengalami beberapa tahap dan dari masing-masing tahap didasarkan atas candrasengkala yang membuktikan tentang tahun berdirinya Masjid Agung Demak (wawancara dengan bapak Eko, tanggal 9 November 2013). Pembangunan Masjid Agung Demak terbagi menjadi tiga tahap yaitu: a. Pembangunan Tahap I Pembangunan Masjid Agung Demak pada tahap I didirikan oleh Ki Ageng Selo dalam waktu hanya satu malam, sehingga pembangunan pada tahap ini diibaratkan seperti halilintar atau petir atau bledeg yang kemudian dilukiskan dengan binatang berupa mahkota kepala naga dengan mulut bergigi yang terbuka dan dihiasi dengan lukisan berupa bunga-bunga serta tumbuhan yang disamarkan. Bentuk lukisan mahkota kepala naga terukir pada daun commit pintu to yang user terbuat dari kayu jati yang disebut

19 digilib.uns.ac.id 76 dengan lawang bledeg atau pintu bledeg. Pada bagian pintu bledeg atau pintu utama Masjid Agung Demak bertuliskan candrasengkala nogo mulat saliro wani yang berarti bahwa berdirinya Masjid Agung Demak pada tahun 1388 Saka atau pada tahun 1466 Masehi. Pintu tersebut menggambarkan unsur-unsur dari dua kebudayaan yaitu kebudayaan Majapahit yang berupa gambar stupa di bagian atas dan kebudayaan Cina yang berupa gambar naga di bagian bawah. Pembangunan masjid pada tahap I memiliki fungsi sebagai masjid pesantren Glagahwangi. b. Pembangunan Tahap II Pembangunan tahap II dilaksanakan pada saat Raden Patah menjabat sebagai adipati Majapahit di Glagahwangi dengan gelar Adipati Notoprojo pada tahun 1475 Masehi. Pada tahap ini pembangunan masjid dikerjakan oleh Wali Songo bersama kaum santri dengan dibantu oleh tukang-tukang yang didatangkan dari Tiongkok. Dengan adanya pembangunan masjid yang tanggung jawabnya dipegang oleh Adipati Notoprojo, maka pembangunan masjid pada tahap ini disebut sebagai masjid kadipaten Glagahwangi. Pada saat pembangunan tahap II ditandai dengan candrasengkala atau prasasti yang berbunyi kori trus gunaning janmi yang memiliki arti bahwa pembangunan Masjid Agung Demak dilaksanakan pada tahun 1399 Saka atau pada tahun 1477 Masehi dan diresmikan oleh Raden Patah setelah dua tahun beliau memangku jabatan sebagai Adipati Notoprojo di Glagahwangi. c. Pembangunan Tahap III Pembangunan masjid pada tahap III dilaksanakan setelah Majapahit mengalami keruntuhan, sehingga Kasultanan Bintoro dapat menduduki kekuasaannya sebagai Kerajaan Islam pertama tepatnya pada tahun 1478 Masehi. Pada saat itu Raden Patah dengan dibantu oleh Wali Songo berhasil naik tahta dengan gelar Kanjeng Sultan Abdul Fattah Al Akbar Sayidin Panotogomo yang berkedudukan di Bintoro. Setelah Raden Patah berhasil naik tahta kemudian masjid tersebut dipugar menjadi masjid keraton atau Kasultanan Bintoro yang megah, anggun dan berwibawa. Pembangunan pada tahap ini dibantu oleh para wali terutama Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Ampel serta Sunan Gunung Jati dan yang menjadi pemimpin dalam pembangunan ini adalah Syaikh Maulana Maghiribi atau Syaikh Maulana Muhammad Al Muhdlor yang berasal commit dari Maroko. to user

20 digilib.uns.ac.id 77 Berdirinya Masjid Agung Demak pada tahap ini berdasarkan atas gambar bulus yang terdapat pada bagian mihrab. Gambar bulus tersebut dapat ditafsirkan bahwa bulus terdiri dari kepala yang berarti angka 1 (satu), kaki yang berjumlah empat berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol) dan ekor bulus berarti angka 1 (satu). Jadi dapat disimpulkan bahwa Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka atau pada tahun 1479 Masehi. Gambar bulus yang ada pada bagian mihrab Masjid Agung Demak juga didasarkan pada candrasengkala yang berbunyi Saliro Sunyi Kiblating Gusti yang berarti angka tahun 1401 Saka. Candrasengkala yang menjelaskan tentang berdirinya Masjid Agung Demak selain yang sudah dijelaskan pada tahap pembangunan masjid, juga terdapat candrasengkala lain yang membuktikan tahun berdirinya Masjid Agung Demak (wawancara dengan bapak Widodo, tanggal 5 Desember 2013). Candrasengkala tersebut antara lain: a. Berdirinya Masjid Agung Demak ditulis pada Babad Demak karangan Atmodarminto yang menyatakan bahwa Masjid Agung Demak didirikan pada tahun 1399 Saka atau tahun 1477 Masehi yang didasarkan pada candrasengkala yang berbunyi lawang terus guna ning janmi. b. Masjid Agung Demak dianggap berdiri pada hari Kamis Kliwon malam Jumat Legi yang bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijah 1428 tahun Jawa atau pada tahun 1501 Masehi. Hal ini didasarkan dengan adanya sebuah tulisan dalam bahasa Jawa yang terletak di atas pintu utama masjid dengan bunyi sebagai berikut hadeging masjid yasanipun para wali, nalika dinten Kamis Kliwon malem Jumah Legi tanggal 1 Dulkaidah tahun 1428 Saka. Tulisan Jawa tersebut jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka berarti berdirinya masjid ini adalah atas jasa para wali pada hari Kamis Kliwon malam Jumat Legi tanggal 1 Dulkaidah tahun 1428 Saka. Proses pembangunan Masjid Agung Demak berpedoman pada kaidah-kaidah atau nilai-nilai yang sudah ada di masyarakat dan memikirkan kaidah-kaidah baru yang akan diterapkan. Kaidah-kaidah tersebut harus dipadukan dengan baik dalam karya arsitektur Islam sehingga tidak terjadi benturan budaya. Pada saat awal pembangunan Masjid Agung Demak, commit hal tersebut to user dilakukan oleh Sunan Kalijaga

21 digilib.uns.ac.id 78 dengan cara berdiri di tengah-tengah lahan di mana masjid akan didirikan sambil merentangkan tangan kemudian tangan kirinya menuju ke arah bumi dan tangan kanannya menuju ke arah kiblat. Kaidah-kaidah tersebut perlu diperhatikan karena dalam memadukan unsur-unsur budaya lama dengan budaya baru dalam arsitektur Islam telah menunjukkan adanya akulturasi dalam proses perwujudan arsitektur Islam, khususnya di Jawa (wawancara dengan bapak Suwagiyo, tanggal 3 November 2013). Masjid Agung Demak pada saat awal pembangunan bentuknya tidak semegah pada saat sekarang, namun hanya berbentuk bangunan kecil yang terbuat dari kayu. Penggunaan kayu pada bangunan Masjid Agung Demak pada jaman dahulu dikarenakan di daerah Demak pada waktu itu masih merupakan hutan belantara serta berawa-rawa. Selain itu, pada saat awal pembangunan Masjid Agung Demak masih jarang dijumpai bangunan yang terbuat dari batu sungai. Bangunan pada saat itu apabila memakai batu, yang dipakai juga bukan batu sungai melainkan batu bata. Hal ini diasumsikan bahwa bangunan dari kayu mudah rusak dan supaya sering dipugar untuk diperbaiki. Masjid Agung Demak setelah awal pembangunan hingga pada masa sekarang mengalami beberapa penyempurnaan atau perbaikan (wawancara dengan bapak Eko, tanggal 9 November 2013) yaitu pada saat: a. Tahun 1924 sampai dengan tahun 1928 dilakukan penggantian serambi, sirap, penambahan konstruksi kuda-kuda bagian atap masjid dan menara besi. Perbaikan pada tahun ini dilakukan pada jaman pemerintahan Bupati Demak Raden Tumenggung Haryo Sastro Hadiwijaya dengan ditandai adanya prasasti yang berbunyi asri katon gapuraning kamulyan. b. Tahun 1966 sampai dengan tahun 1969 dilakukan penggantian instalasi listrik dan pagar depan, pembongkaran bagian depan masjid, pembuatan pagar keliling masjid serta pembongkaran dan pembangunan kembali bagian serambi. Perbaikan pada tahun ini ditandai dengan prasasti yang berbunyi lawang panoto gono suci atau broto ngatopo sidik waskito. c. Tahun 1973 sampai dengan tahun 1974 dilakukan pembetonan masjid, penggantian sirap dan rehabilitasi commit makam to user Sultan Tenggono.

22 digilib.uns.ac.id 79 d. Tahun 1982 sampai dengan tahun 1987 dilakukan pemugaran secara menyeluruh oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Perbaikan pada tahun ini ditandai dengan prasasti yang berbunyi dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa purna pamugaran Masjid Agung Demak serta diresmikan dan ditandatangani langsung oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Soeharto pada tanggal 21 Maret C. Struktur Bangunan Masjid Agung Demak Masjid Agung Demak sebagai sebuah bangunan masjid arsitektur abad XV merupakan karya besar peninggalan Wali Songo. Hampir semua bagian struktur bangunannya nampak megah, anggun dan mengandung nilai filosofi sehingga menjadi pedoman pembuatan arsitektur nasional. Masjid Agung Demak menjadi benda cagar budaya yang dilindungi berdasarkan UU RI No. 5 tahun 1992 dengan PP RI No. 10 tahun 1993 tentang pelaksanaan UU No. 5 tahun 1992 yang merupakan pengganti UU Pemerintah Hindia Belanda yang mengatur dengan Monumenten Ordonantie No. 19 tahun 1931 (Staatsblad No. 238 tahun 1931) dan yang telah diubah dengan Monumenten Ordonantie No. 21 tahun 1934 (Staatsblad No. 515 tahun 1934). Kompleks Masjid Agung Demak secara keseluruhan berada dalam satu kompleks dengan makam yang memiliki luas sekitar m². Untuk luas bangunan Masjid Agung Demak sendiri sekitar 1,5 hektar dengan dibatasi tembok keliling. Sisi tembok sebelah timur terdapat pintu gerbang utama tanpa dilengkapi gapura, sedangkan pintu gerbang di sisi tembok sebelah utara dan sebelah selatan kedua pintu gerbangnya dilengkapi dengan gapura yang berbentuk gapura paduraksa. Masjid Agung Demak sebagai masjid ciptaan Wali Songo memiliki keunikan karena bangunan induk Masjid Agung Demak memiliki dinding yang berbentuk segi empat dan memiliki empat sudut serta bangunan atapnya memiliki tiga tingkatan dengan disangga atau didukung oleh empat soko guru yang merupakan wakaf dari Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati. Panjang soko guru tersebut yaitu sekitar 16,30 meter dengan garis tengah 65 cm sampai 95 cm. Hampir commit to user

23 digilib.uns.ac.id 80 seluruh bangunan Masjid Agung Demak mulai dari atap, kerangka konstruksi, balok loteng, geladag dan soko guru terbuat dari kayu jati yang berukuran besar. Kompleks bangunan Masjid Agung Demak terbagi menjadi tiga bagian (wawancara dengan bapak Eko, tanggal 9 November 2013) yaitu: 1. Bangunan Utama Masjid Bangunan utama Masjid Agung Demak memiliki atap yang berbentuk tumpang tingkat tiga atau disebut dengan atap sirap. Puncak atap ditutup dengan mustaka dari tembaga yang berukuran panjang 140 cm, lebar 140 cm dan tinggi 240 cm. Bagian bawah mustaka berbentuk trapesium dengan hiasan pada keempat sudutnya berupa kelopak bunga padma atau bunga teratai, sedangkan puncak mustaka berbentuk silinder berujung cembung. Bangunan utama Masjid Agung Demak terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Bentuk Luar Masjid Bentuk luar sebuah bangunan ditentukan oleh pembagian ruang dalam, ukuran serta fungsi didirikannya bangunan tersebut. Untuk bangunan Masjid Agung Demak berdiri di atas sebuah pondasi yang berbentuk persegi. Pembuatan pondasi dilakukan dengan cara menggali tanah sekitar 40 cm sampai 50 cm yang kemudian diberi tembok yang terbuat dari batu sungai dengan ketinggian sekitar 2,80 meter di atas tanah. Setelah terbentuk pondasi keliling kemudian ditimbun tanah secara penuh, supaya pada saat bangunan masjid didirikan dapat terlihat lebih tinggi di atas permukaan tanah. Bentuk Masjid Agung Demak terlihat dari luar mempunyai atap yang berbentuk limas piramida bersusun tiga atau disebut beratap tumpang. Di bagian puncak atap Masjid Agung Demak terdapat mahkota yang terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna merah kecoklat-coklatan dan dihiasi dengan tulisan Arab yang berbunyi Allah. Bagian atap tersebut terbuat dari papan kayu jati yang dikenal dengan sebutan sirap. Sirap pada bangunan Masjid Agung Demak mempunyai ukuran 3 cm x 25 cm x 68 cm. Pada bagian ujung bawah sirap berbentuk segitiga dan di balik papan sirap pada bagian atas sebelah kiri dan kanan terdapat tonjolan batang kayu kecil. Batang kayu tersebut berfungsi sebagai pengkait pada saat pemasangan reng. Untuk sirap yang terdapat pada commit bangunan to user Masjid Agung Demak mengalami

24 digilib.uns.ac.id 81 perbaikan sebanyak dua kali yaitu pada saat pemugaran masjid tahun Masehi dan pada saat pemugaran masjid tahun Masehi. b. Bagian Dalam Masjid atau Ruang Utama Masjid Ruang utama Masjid Agung Demak berdenah bujur sangkar dengan ukuran 24 x 24 m² dan berdinding tembok dengan ketebalan mencapai 80 cm yang terbuat dari batu bata yang diplester. Dinding pada bagian ruang utama Masjid Agung Demak dihiasi dengan tegel porselen warna coklat muda berukuran 15 cm x 15 cm dan tegel porselen bergambar berukuran 15 cm x 7,5 cm. Tegel porselen juga ditempatkan pada pilar dan dinding masjid di sisi timur bagian luar setinggi 160 cm dari lantai. Tembok dan kolom yang tidak ditempel ubin porselen dicat dengan warna putih. Sedangkan untuk bagian lantai ruang utama Masjid Agung Demak terbuat dari tegel marmer warna putih susu dengan ukuran rata-rata 74 cm x 74 cm. Untuk masuk ke dalam ruang utama masjid terdapat lima buah pintu masuk yang terdiri dari satu pintu utama serta dua pintu pengapit yang terletak di sisi timur, satu buah pintu di sisi utara dan satu buah pintu lagi terletak di sisi selatan ruang utama masjid. Daun pintu utama yang ada di Masjid Agung Demak terbuat dari kayu berukir yang mempunyai ukuran 285 cm dan tinggi 370 cm, sedangkan empat pintu lainnya tidak berukir dan mempunyai ukuran yang hampir sama yaitu sekitar 275 cm dan tinggi 350 cm. Pintu tengah atau pintu utama Masjid Agung Demak disebut lawang bledeg atau pintu petir. Lawang bledeg yang berada di Masjid Agung Demak memiliki dua daun pintu berukir. Motif ukiran yang terdapat di pintu tersebut yaitu berupa tumbuhtumbuhan, sejenis mahkota dan kepala naga dengan mulut bergigi yang terbuka. Kepala binatang yang terdapat di ukiran lawang bledeg menggambarkan petir yang pernah ditangkap oleh Ki Ageng Selo dan di bawa ke alun-alun Demak. Masjid Agung Demak pada saat pemugaran mendapatkan penambahan pintu utama yang berukuran lebar 185 cm dan tinggi 230 cm. Di atas pintu tersebut terdapat lubang ventilasi yang berukuran 185 cm x 74 cm dan memiliki ketebalan sekitar 5 cm serta di tengah lubang ventilasi terdapat prasasti dalam bingkai yang berhuruf dan berbahasa Jawa. Prasasti itu berbunyi sebagai berikut wit pambukakipun Masjid Demak ing dinten Ahad Kliwon jam commit 9 enjing to user tanggal ping 25 Jumadilawal tahun

25 digilib.uns.ac.id 82 Jimakirwarsa Selain terdapat pintu masuk yang digunakan untuk menuju ruang utama, Masjid Agung Demak juga dilengkapi adanya jendela yang berjumlah enam buah yaitu dua buah terletak di bagian timur, dua buah terletak di bagian selatan dan dua buah lagi terletak di bagian utara. Namun, pada saat setelah dipugar mengalami penambahan dua buah jendela yang terletak di bagian barat. Bangunan utama Masjid Agung Demak pada dasarnya berdiri pada empat tiang pokok atau disebut dengan soko guru. Soko guru terbuat dari balok kayu jati berbentuk silinder dengan panjang 16,30 meter dan memiliki garis tengah antara 65 cm sampai 95 cm. Fungsi tiang-tiang ini adalah sebagai penyangga bangunan dari tanah sampai ke puncak masjid. Keempat soko guru itu merupakan buatan para wali yaitu Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga. Soko guru sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang dan sebelah timur laut buatan Sunan Kalijaga. Diantara keempat tiang itu ada satu tiang yang sangat unik dan dikenal sebagai soko tatal, tiang itu merupakan buatan Sunan Kalijaga. Tiang unik itu disebut tatal atau serutan-serutan kayu karena dibuat dari potongan-potongan kayu yang panjangnya tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya, lalu ditata rapi dan diikat sehingga membentuk tiang yang panjangnya mencapai 19 meter. Pada saat sekarang keempat soko guru tersebut tidak sepenuhnya menyangga bangunan sampai ke puncak masjid, tetapi beban penyangga atap masjid dibuat saling menopang dan berhubungan dengan soko rowo. Penyaluran beban atap masjid ke soko rowo dilakukan dengan cara memasang konstruksi kuda-kuda. Masing-masing ujung keempat soko guru dihubungkan dengan balok kayu sehingga membuat suatu ruang kosong atau wuwungan dan kemudian ruang kosong diantara balok-balok tersebut diberi lembaran papan. Soko rowo yang terdapat di ruang utama Masjid Agung Demak berjumlah dua belas buah. Soko rowo terbuat dari batu bata bersemen yang dibalut dengan keramik dan berbentuk silinder serta berukuran keliling sekitar 75 cm. Soko rowo yang ada di Masjid Agung Demak berdiri di atas umpak berbentuk setengah bola dengan permukaan diberi warna kekuningan. Tiang-tiang penyangga yang ada di Masjid Agung Demak termasuk soko guru memiliki commit to ukiran user yang masih menampakkan corak

26 digilib.uns.ac.id 83 ukiran budaya Hindu yang bentuknya sangat indah. Selain ukiran pada tiang, juga terdapat ukiran-ukiran kayu yang ditempel pada dinding masjid yang berfungsi sebagai hiasan. Ruang utama Masjid Agung Demak dihiasi dengan lampu robyong atau lampu gantung yang terletak di depan mihrab. Lampu robyong memiliki bentuk bertingkat yang terdiri dari beberapa tempat bolam dari besi cor berlapis kristal. Ukuran lampu robyong itu yaitu 150 cm x 170 cm. Lampu robyong tersebut juga terdapat di tengah ruang utama Masjid Agung Demak yang diapit oleh keempat soko guru. Jika dilihat dari prototipenya, maka lampu tersebut merupakan lampu bergaya Eropa yang diperkirakan peninggalan pada masa penjajahan Belanda. Di dalam bangunan ruang utama Masjid Agung Demak terdapat beberapa ruang yaitu: 1) Mihrab Mihrab atau disebut juga dengan pangimaman merupakan ruangan yang digunakan untuk tempat shalat bagi imam. Mihrab pada bangunan Masjid Agung Demak terletak di sebelah barat dan tepat membagi dua bagian ruang utama masjid. Mihrab di masjid ini berbentuk seperti ceruk yang berukuran 146 cm x 268 cm dan ketebalan tembok mencapai 80 cm. Pada dinding mihrab bagian barat terdapat hiasan relief cekung berbentuk kura-kura yang ditafsirkan sebagai candrasengkala dan pada dinding yang terletak di atas pintu mihrab terdapat hiasan tempel berupa kayu berukir motif sulur-suluran, kaligrafi Arab serta terdapat hiasan keramik Annam warna biru dan putih dengan motif tumbuh-tumbuhan, binatang dan pola geometris. Sedangkan untuk bagian atap ruang mihrab terbuat dari tembok berplester semen dan diberi warna putih serta berbentuk melengkung. 2) Maksurah atau Kholwat Maksurah atau kholwat merupakan bangunan kecil yang terletak di sebelah kiri pangimaman atau mihrab dan memiliki fungsi sebagai tempat shalat bagi raja atau penguasa, namun bisa juga digunakan sebagai tempat berkhalwat atau menyepi untuk memohon petunjuk dari Allah SWT. Maksurah yang terletak di Masjid Agung Demak terbuat dari kayu jati berukuran 280 cm x 182 cm x 319 cm. Maksurah ini ditempatkan di atas landasan pasangan commit batu bata to user setinggi 30 cm. Pada bagian dinding

Penyusunan Data Master Referensi Kebudayaan Kab. Demak, Provinsi Jawa Tengah

Penyusunan Data Master Referensi Kebudayaan Kab. Demak, Provinsi Jawa Tengah Penyusunan Data Master Referensi Kab. Demak, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data Statistik Daftar Isi A. Pendahuluan B. Hasil Verifikasi Validasi Data Master Referensi Data Cagar Budaya di Kabupaten Demak

Lebih terperinci

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. Ibukotanya adalah Demak. Tanggal 28 Maret 1503 ditetapkan sebagai hari jadi

BAB II GAMBARAN UMUM. Ibukotanya adalah Demak. Tanggal 28 Maret 1503 ditetapkan sebagai hari jadi BAB II GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Demak Kabupaten Demak adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Demak. Tanggal 28 Maret 1503 ditetapkan sebagai hari jadi kabupaten

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 148 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN MASJID BESAR AL-MUBAROK DI KABUPATEN NGANJUK SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan catatan dan

Lebih terperinci

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Wilayah dan Topografi Kabupaten Demak berada di bagian utara Propinsi Jawa Tengah yang terletak antara 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DESA TANJUNG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Singkat Desa Tanjung Berulak Desa Tanjung berulak adalah desa yang tertua didaerah Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

Cagar Budaya Candi Cangkuang

Cagar Budaya Candi Cangkuang Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain

Lebih terperinci

BAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK

BAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK BAB III KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK A. Sejarah Desa Kadilangu Tanah Kadilangu merupakan tanah hadiah yang diberikan dari Sultan Demak Raden Patah kepada

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong Selain peninggalan situs kuno berupa lingga yoni, ternyata di wilayah banyak ditemukan situs Arca Megalit. Untuk batu berbentuk arca ini ditemukan di Dusun Kaum, Desa Pangayan, Kecamatan Doro. Situs tersebut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo, BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat 4.1.1 Keadaan Geografis Kecamatan Semarang Barat adalah pusat pemerintahan yang mempunyai ketinggian dataran 3 meter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian yang ada di Jawa. Sebelum daerah ini menjadi salah satu kerajaan yang berbasis Islam, di daerah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 40 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Bedono merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang terletak pada posisi 6 0 54 38,6-6 0 55 54,4

Lebih terperinci

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta Firdha Ruqmana firdha.ruqmana30@gmail.com Mahasisw a Sarjana Program Studi A rsitektur,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Bulungan Kalimantan Utara

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Bulungan Kalimantan Utara Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Bulungan Kalimantan Utara Pusat Data dan Statistik Daftar Isi A. Pendahuluan B. Hasil Verifikasi dan Validasi Data Master Referensi Cagar Budaya Kabupaten

Lebih terperinci

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

APLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN. Absatrak

APLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN. Absatrak APLIKASI PETA TEMATIK UNTUK PARIWISATA (KASUS APLIKASI PETA LOKASI DAN WAKTU TEMPUH BAGI PELAKU JASA WISATA DI KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO KABUPATEN SEMARANG) Rahma Hayati Jurusan Geografi FIS UNNES Absatrak

Lebih terperinci

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pemerintah Kabupaten Demak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pemerintah Kabupaten Demak BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten Demak A. LATAR BELAKANG Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Kota waringin Barat Kalimantan Tengah

Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Kota waringin Barat Kalimantan Tengah Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Kota waringin Barat Kalimantan Tengah Pusat Data dan Statistik Daftar Isi A. Pendahuluan B. Hasil Verifikasi dan Validasi Data Master Referensi Cagar Budaya

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin Sunan Ampel pada masa kecilnya menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, bernama Raden Rahmat, lahir pada tahun 1401 di Champa. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama

Lebih terperinci

Pengaruh Kepemimpinan Keraton pada Arsitektur Masjid Agung Surakarta

Pengaruh Kepemimpinan Keraton pada Arsitektur Masjid Agung Surakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Pengaruh Kepemimpinan Keraton pada Arsitektur Masjid Agung Surakarta Lilis Yuniati y liliss30@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur Perencanaan

Lebih terperinci

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun Lampiran 1 Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun No Bentuk Ornamen Keterangan bentuk Tanda-tanda Semiotika Ikon Indeks Simbol 1 Ornamen Geometris ini terdapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu bentuk arsitektur yang umum dikenal bagi masyarakat Islam adalah bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari segala

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI A. Sejarah Singkat Kecamatan. Kecamatan Bandar Khalifah sebelum merdeka adalah merupakan bagian dari Kerajaan Padang. Pada masa kekuasaan Raja

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA

MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA Oleh : Theresiana Ani Larasati Objek wisata budaya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan ketika datang di Yogyakarta adalah Museum Affandi. Museum ini mengingatkan kita pada kegigihan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro Uswatun Chasanah usw ahsnh.10@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi Geografi Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Batas wilayah di Desa Naga Beralih Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Sumber: Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten 1. Batas Administrasi Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas sebesar 9.160,70

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Kab. Demak Nomor Tanggal : 12 TAHUN 2016 : 23 DESEMBER 2016 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

BAB III ARAH KIBLAT MASJID AGUNG DEMAK

BAB III ARAH KIBLAT MASJID AGUNG DEMAK 64 BAB III ARAH KIBLAT MASJID AGUNG DEMAK A. Masjid Agung Demak 1. Sejarah Masjid Agung Demak Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya Raden Patah. Disamping sebagai pusat pemerintahan,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Parit Hidayat memilikii kondisi geografis dengan tipologi daerah datar dan didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah 517.25 Km,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut

Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 149 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN GEREJA EMMANUEL DI KOTA KEDIRI SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan

Lebih terperinci

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN SEJARAH PENEMUAN SITUS Keberadaan temuan arkeologis di kawasan Cindai Alus pertama diketahui dari informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT 1. Nama : Rumah Adat Citalang : Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta : Pemukiman di Desa Citalang menunjukkan pola menyebar dan mengelompok. Jarak antara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 LAMPIRAN II : PERATURAN NOMOR : 5 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 DESEMBER 2014 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 Halaman 1 Tidak Langsung

Lebih terperinci

disamping didasarkan pada aspek kebudayaan juga dipertimbangkan dari sifat bahan dan

disamping didasarkan pada aspek kebudayaan juga dipertimbangkan dari sifat bahan dan Gambar 40. Perletakan tiang, dinding, dan lantai Masjid Agung kasepuhan. (sumber, data survey lapangan). Perletakkan, pemilihan bahan, dan penerapan konstruksi untuk komponen bangunan masjid, disamping

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

UKDW PENDAHULUAN. GEDUNG GEREJA GKST BUKIT MORIA di KOTA PALU SULAWESI TENGAH CHRISMANTO LAULA PULAU SULAWESI KOTA PALU

UKDW PENDAHULUAN. GEDUNG GEREJA GKST BUKIT MORIA di KOTA PALU SULAWESI TENGAH CHRISMANTO LAULA PULAU SULAWESI KOTA PALU PENDAHULUAN PROFIL Kota palu secara geografis berada di wilayah kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Terletak di sebelah garis khatulistiwa pada astronomis 0,36º LU- 0,56º LU dan 199,45º BT- 120,01º

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci