GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
|
|
- Hadian Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 149 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN GEREJA EMMANUEL DI KOTA KEDIRI SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, dan sesuai rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur, perlu menetapkan Gereja Emmanuel di Kota Kediri Sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi dalam Keputusan Gubernur Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5168); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679); 4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 2, Seri D); 5. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 83 Tahun 2013 tentang Uraian Tugas, Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : Gereja Emmanuel di Kota Kediri Sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi, dengan identitas, diskripsi dan gambar sebagaimana tersebut dalam Lampiran. KEDUA
2 - 2 - KEDUA : Sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, terhadap Bangunan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, setiap orang dilarang untuk : a. melakukan pelestarian tanpa didasarkan pada hasil studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, akademis dan administratif; b. mengalihkan kepemilikan Cagar Budaya tanpa izin; c. dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan upaya Pelestarian Cagar Budaya; d. merusak, mencuri baik sebagaian maupun seluruh Cagar Budaya; e. memindahkan dan/atau memisahkan Cagar Budaya tanpa seizin; f. mengubah fungsi Cagar Budaya; g. mendokumentasikan Cagar Budaya baik seluruh maupun bagianbagiannya untuk kepentingan komerial tanpa seizin pemilik dan/atau yang menguasainya; h. memanfaatkan Cagar Budaya baik seluruh maupun bagianbagiannya, dengan cara perbanyakan, kecuali dengan seizin Menteri. KETIGA : Perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan terhadap Bangunan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 29 Pebruari 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR ttd Dr. H. SOEKARWO LAMPIRAN
3 LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 188/ 149 /KPTS/013/2016 TANGGAL : 29 PEBRUARI 2016 PENETAPAN GEREJA EMMANUEL DI KOTA KEDIRI SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI I. IDENTITAS Nama Bangunan : Gereja Emmanuel Letak Jalan : KDP Slamet nomor 43 Kelurahan : Bandar Lor RT. I/RW. I Kecamatan : Mojoroto Kota : Kediri Provinsi : Jawa Timur Luas Lahan : 1354 m2 Ukuran Bangunan : 36,2 x 10,6 meter, tinggi = 20,2 meter Status Pemilikan Lahan : Hak milik GPIB dengan sertfikat No Pengelola : Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Kota Kediri. II. DISKRIPSI Keadaan bangunan gereja saat ini belum mengalami banyak perubahan baik bentuk maupun fungsinya. Perubahan yang pernah dilakukan oleh pihak gereja hanya terjadi pada penggantian plafon, genteng, pemasangan kipas angin serta pembuatan altar untuk tempat mimbar. Bangunan gereja : Gereja Emmanuel ini bergaya Gothik yang berkesan ramping dan tinggi terdiri atas bangunan utama, beranda, menara dan konsistori. Denah bangunan berbentuk persegi dengan ukuran 36,2 x 10,6 meter dan tinggi 20,2 meter, menghadap ke timur. Dinding luar bangunan berwarna merah hati. Bagian depan dilengkapi dengan pelipit-pelipit dan tonjolan yang berbentuk lingkaran, tumpal serta pilar yang terdapat di setiap sudut bangunan. Pilar ini bagian bawah dan tengahnya berbentuk segi empat, bagian atas segi delapan, sedangkan puncaknya berbentuk limas segi delapan. Lahan gereja : Gereja Emmanuel dibatasi oleh dinding pagar keliling. Pagar depan (timur) terbuat dari pasangan bata diplester dilengkapi dengan pintu besi, sedangkan dinding pagar lainnya terbuat dari pasangan bata diplester. Secara arsitektural : Bangunan Gereja Emmanuel terbagi atas beberapa komponen bangunan, yakni : bangunan utama, beranda, menara, dan konsistori. Bangunan
4 - 2 - Bangunan Utama : Bangunan Utama berdenah persegi berukuran 20,30 x 9,0 meter dengan arah hadap ke timur. Atap berbentuk pelana membujur searah panjang bangunan yang bagian ujungnya ditopang gwelf, sedangkan bagian tengahnya ditopang kuda-kuda. Dinding bangunan merupakan pasangan bata berspesi campuran pasir, kapur dan serbuk bata. Dinding sisi utara dan selatan masing-masing dilengkapi dengan bentuk pilar. Di antara setiap pilar dinding sisi selatan terdapat jendela panil kaca berbentuk segi empat yang bagian atasnya berbentuk lengkung. Adapun kusen jendela dihias motif salib yang distilir, dicat warna coklat kehitaman. Bagian bawahnya terdapat kaca kembang berwarna hijau daun, bagian tengah terdapat kaca kembang berwarna hijau gelap dan di atasnya terdapat kaca mozaik berwarna dasar putih dengan kombinasi warna biru, coklat dan hitam. Sebagaimana dinding selatan, pada dinding utara juga terdapat beberapa jendela yang dipasang di antara setiap pilar. Bentuk dan ukurannya sama dengan jendela pada dinding selatan, perbedaanya terdapat pada modelnya. Separuh bagian bawah jendela-jendela dinding utara ini hanya bisa dibuka arah ke luar dengan engsel pada bagian atasnya. Dinding sebelah timur merupakan bagian depan bangunan, dilengkapi dengan pintu berbentuk persegi berukuran lebar 1,80 meter dan tinggi 2,50 meter dengan lubang angin berjeruji berbentuk setengah lingkaran. Daun pintu model kupu-kupu rangkap dua, terbuat dari kayu jati dengan hiasan sama, yakni seluruh permukaannya dihias panil-panil berbentuk segi empat, bujur sangkar dan bentuk salib. Seluruh permukaan daun pintu sebelah dalam dicat warna coklat kehitaman. Adapun panil daun pintu bagian luar dipelitur warna coklat kehitaman dikombinasi warna putih, sedangkan hiasan salib dicat warna putih dan merah. Pada saat ditutup pada bagian tengah pintu ini menggambarkan bentuk sebuah salib. Dinding sisi barat dilengkapi sebuah jendela dan dua buah pintu. Jendela terletak di belakang mimbar berbentuk persegi berukuran 1,8 x 0,9 meter dari kayu jati dipelitur coklat kehitaman. Di kanan dan kiri jendela terdapat pintu berukuran 2,20 x 1,50 meter yang menghubungkan bangunan utama (Ruang Utama) dengan konsistori. Bagian atas pintu ini berbentuk setengah lingkaran. Pada dinding bagian atas sisi barat ini terdapat hiasan berupa pelipit berbentu lingkaran ganda. Di sisi timur bangunan utama ini terdapat balkon sepanjang bentangan ruangan sisi timur, dilengkapi tangga di sudut tenggara. Pada awalnya balkon ini berfungsi untuk cadangan bila ruang utama penuh. Denah balkon berukuran persegi 9 x 3,94 meter menghadap ke barat. Pada sisi barat dan bagian lantai balkon di dekat tangga terdapat pagar pengaman berpola hias krawangan dan motif geometris. Beranda
5 - 3 - Beranda : Di depan (sebelah timur) bangunan utama terdapat beranda berukuran tinggi 4,30, panjang 4 meter dan lebar 2,50 meter. Atap disusun mendatar dari papan kayu jati yang mana susunan papan ini juga berfungsi sebagai lantai tingkat satu bangunan menara. Dinding sisi barat beranda sekaligus merupakan dinding sisi timur bangunan utama. Dinding sisi timur terdapat pintu persegi yang atasnya berbentuk lengkung tanpa kusen dan daun pintu. Pada kanan dan kiri pintu beranda terdapat profil pilar bergaya Romawi dengan pelipit. Dinding beranda secara keseluruhan dibuat dari pasangan bata berspesi, dinding dalam dicat warna putih, dinding luar dicat warna merah. Di ruang ini terdapat prasasti terbuat dari marmer ditempelkan di sebelah utara pintu masuk ruang utama. Menara : Menara terletak di atas beranda tersusun atas dua tingkat. Menara tingkat I berdenah persegi berukuran 4,00 x 2,00 meter. Dindingnya merupakan satu bidang dengan dinding beranda, terbuat dari pasangan bata berspesi dengan ukuran tinggi 10,5 meter. Dinding menara ini bagian luar tanpa diplester, sedang bagian dalam diplester. Menara tingkat I sisi timur dilengkapi dengan jendela kaca berukuran lebar 2, 10 meter dan tinggi 1,95 meter. Atap menara tingkat I setinggi 14,80 meter diukur dari lantai beranda dan berfungsi sebagai tumpuan menara tingkat II. Di dalam menara tingkat I terdapat tangga yang menghubungkan antara ruang menara tingkat I dengan tingkat II. Ruang menara tingkat II berdenah bujur sangkar berukuran 1,80 x 1,80 meter dan tinggi 3,70 meter tersusun atas pasangan bata berspesi. Lantai ruang terbuat dari susunan kayu. Pada setiap sisi dinding ruang terdapat sebuah lubang berpola dasar persegi dengan bentuk lengkung bagian atasnya. Atap menara berbentuk segi delapan dengan penutup dari papan kayu yang bagian atasnya dilapisi seng. Konsistori: Ruang konsistori terdapat di sebelah barat ruang utama. Ruangan ini memiliki denah dengan bentuk dasar segi empat yang dimodifikasi menjadi segi enam dengan menambahkan bentuk trapezium di sebelah barat. Panjang ruangan 6 x 6 meter dengan atap model tajuk berjurai penutup genting. Dinding terbuat dari pasangan bata dengan spesi dan plester. Pada sisi selatan dan utara terdapat pintu. Pada dinding barat, barat daya dan barat laut masing-masing terdapat jendela berbentuk persegi berukuran lebar 0,85 meter tinggi 2,40 meter dengan lengkung diatasnya setinggi 0,92 meter. Daun jendela rangkap dua, bagian dalam model kupu-kupu bukaan ke dalam dengan panil kaca kembang, sedangkan bagian luar model kupu-kupu bukaan ke luar dengan kisi-kisi mendatar. Dinding dalam dan plafon dicat warna putih, dinding luar dicat warna merah, sedangkan pintu dan jendela diplitur warna hitam. Lantai ruangan dari keramik putih. III. SEJARAH
6 - 4 - III. SEJARAH Para ahli dari Barat mengatakan bahwa kajian mengenai arsitektur gereja di Indonesia berada dalam periode Arsitektur masa penjajahan Barat. Hal itu disebabkan karena penyebaran agama Kristen terutama Katolik Roma dan Protestan di Indonesia waktu itu seringkali dijadikan sebagai alat atau siasat politik kaum penjajah Barat (Djauhari Sumintardja, 1981). Secara umum Novida Abbas mengatakan bahwa masa ini sering disebut masa kolonial oleh karena itu peninggalannya sering disebut sebagai peninggalan kolonial atau dikenal pula dengan sebutan peninggalan Indis (Novida Abbas, 1997). Sedangkan Djoko Soekiman lebih khusus mengatakan bahwa penyebutan Indis itu merujuk pada cirri-ciri khusus bangunan pada suatu kurun waktu. Penggunaan istilah ini memang berhubungan dengan ranah historis. Pengaruh asing pada berbagai rumah tinggal (termasuk Rumah ibadah) di daerah yang berlainan pasti tidak akan sama karena adanya perbedaan kebutuhan, status sosial penghuni, macam dan luas ruang yang diperlukan, serta daerah dan lingkungan. Semua itu dipengaruhi oleh masa Kolonial atau Barat (Djoko Soekiman,2011). Perkembangan sejarah gereja diawali ketika pedagang-pedagang Portugis (yang pada tahun 1509 sudah bermukim di Malaka), bertemu dengan pedagangpedagang Arab dan India yang beragama Islam dan berhasil membangun Kesultanan Malaka. Hal ini nampaknya oleh Portugis dianggap sebagai sebuah ancaman dalam perluasan dan pengembangan agama mereka. Pada waktu itu pedagang-pedagang Portugis mengemban tugas dari Raja Emmanuel dengan misi agar perluasan daerah perdagangan di Asia termasuk Indonesia dijadikan pula operasi perluasan ajaran Katholik. Tetapi belum sempat melaksanakan misinya secara total, mereka telah disaingi oleh Belanda dan Inggris (1596). Ke dua Negara ini memang sedang kurang baik hubungannya dengan Portugis dan Spanyol dalam hal persaingan politik maupun agama. Saling bersaingan antara mereka tersebut mempengaruhi siasat mereka dalam menghadapi penguasapenguasa pribumi di Indonesia. Pusat perebutan pengaruh adalah Maluku, di mana Portugis sudah membangun benteng di pulau Banda, Solor, Flores, dan Timor. Pada tahun 1566 di benteng Lawayong (Solor) sudah ada gereja dan biara. Bangunan-bangunan gereja pada waktu itu masih sederhana dan merupakan gereja terbatas untuk jemaat lingkungan benteng. Setelah berkembang ke luar benteng, bangunan gereja disesuaikan dengan keadaan setempat, yaitu dibangun dengan bahan bangunan yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat (kayu, bambu, atap alang-alang, dan lainnya). Setelah kekuasaan kolonial semakin kuat dan gereja menjadi lambang keagamaan para penguasa maka unsure arsitektur Barat mulai diterapkan. Mulamula gereja Protestan, belasan tahun kemudian baru gereja-gereja Katholik. Berbagai gaya yang pada waktu itu berlaku di Eropa menjadi inspirasi gerejagereja di berbagai daerah di Indonesia. Adapun untuk melacak sejarah pembangunan gereja Emmanuel Kediri dapat beranjak dari salah satu sumber sejarah sebagai bukti arkeologi yakni adanya prasasti yang terdapat di sebelah kiri pintu masuk ke ruang utama. Prasasti tersebut berbunyi : DE EERSTE STEEN GELEGD
7 - 5 - DE EERSTE STEEN GELEGD DOOR DS. J. A. BROERS 21 DEC 1904 J.V.D. DUNGEN GRONOVIUS FECIT Terjemahan dari prasasti tersebut di atas ialah : Peletakan Batu Pertama oleh Ds. J. A. Broers Pada 21 Desember 1904 dan persemian Oleh J.V.D. Dungen Gronovius. IV. GAMBAR GEREJA EMMANUEL Tampak luar Bagian dalam gereja GUBERNUR JAWA TIMUR ttd Dr. H. SOEKARWO SALINAN
8 - 6 - SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: Yth. : 1. Sdr. Menteri Dalam Negeri di Jakarta. 2. Sdr. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. 3. Sdr. Ketua DPRD Provinsi Jawa TImur di Surabaya. 4. Sdr. Inspektur Provinsi Jawa Timur di Sidoarjo. 5. Sdr. Walikota Kediri di Kediri. 6. Sdr. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto di Mojokerto. 7. Sdr. Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur di Surabaya.
GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 147 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN CANDI GUNUNG GANGSIR DI KABUPATEN PASURUAN SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 148 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN MASJID BESAR AL-MUBAROK DI KABUPATEN NGANJUK SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 013/M/2014 TENTANG BANGUNAN UTAMA HOTEL TOEGOE SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 145 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN HIASAN GARUDEYA DI KABUPATEN SIDOARJO SEBAGAI BENDA CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009
BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam
Lebih terperinciBAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 022/M/2014 TENTANG TUGU PAHLAWAN SEBAGAI STRUKTUR CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 022/M/2014 TENTANG TUGU PAHLAWAN SEBAGAI STRUKTUR CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 33 /KPTS/013/2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 33 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM PENILAI PENGELOLAAN PASAR DESA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 31 /KPTS/013/2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 31 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM PENILAI PERSYARATAN DASAR PENGGOLONGAN KELAS HOTEL PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperincisesudah adanya perjanjian Wina dan terutama dibukanya terusan Suez. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masuknya bangsa Eropa ke Indonesia pertama kali ditandai dengan kedatangan bangsa Portugis pada abad 16 M kemudian diteruskan dengan kedatangan bangsa Belanda yang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 82 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 82 /KPTS/013/2013 TENTANG TIM FASILITASI PENGELOLAAN TANAH DESA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009
BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 79 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 79 /KPTS/013/2013 TENTANG TIM PEMBINA JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 132 /KPTS/013/2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 132 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM PEMBINA JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/156/KPTS/013/2015 TENTANG TIM TEKNIS PROGRAM KINERJA UNITED STATED AGENCY FOR INTERNATIONAL DEVELOPMENT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 122 /KPTS/013/2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 122 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM FASILITASI PENYERAHAN PERSONEL, PENDANAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA DOKUMEN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 90 /KPTS/013/2011 TENTANG TIM ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH (TAPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2011 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 70 /KPTS/013/2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 70 /KPTS/013/2014 TENTANG UNIT REAKSI CEPAT PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciMasjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Cipari, Masjid Tertua dan Unik di Garut Annisa Maharani mhrnannisa1997@gmail.com Mahasiswa Sarjana Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang
Lebih terperinciElemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo
Elemen Arsitektural pada Fasad Rumah Dinas Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo Miryanti Putri Budiandari 1, Antariksa 2, Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 83 /KPTS/013/2017
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 83 /KPTS/013/2017 TENTANG TIM KOORDINASI PELANTIKAN KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana
Lebih terperinciMENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG
MENGENAL GEREJA BLENDUK SEBAGAI SALAH SATU LAND MARK KOTA SEMARANG Moedjiono 1, Indriastjario 2 1,2 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/249/KPTS/013/2016 TENTANG TIM PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/863/KPTS/013/2013 TENTANG TIM ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 55 /KPTS/013/2011 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 55 /KPTS/013/2011 TENTANG TIM PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP TERPADU PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk
Lebih terperinciA. GAMBAR ARSITEKTUR.
A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB
Lebih terperincipada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad
Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji
Lebih terperinciBab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi
Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka diperlukan adanya saran atau rekomendasi yang dibuat sebagai masukan dalam menyusun pedoman penataan fasade bangunan-bangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Benda Cagar Budaya tahun 1992 nomor 5, secara eksplisit dikemukakan bahwa syarat sebuah Benda Cagar Budaya adalah baik secara keseluruhan maupun
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 153 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 153 /KPTS/013/2013 TENTANG TIM INTENSIFIKASI RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN KAYU HASIL HUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 68 /KPTS/013/2014 TENTANG TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN PENYERAPAN ANGGARAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciDOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB
AR 3232 ARSITEKTUR INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB LAPORAN Oleh: Teresa Zefanya 15213035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 27 /KPTS/013/2016
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 27 /KPTS/013/2016 TENTANG DEWAN PENASEHAT FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/146/KPTS/013/2013 TENTANG TIM FASILITASI PENYELENGGARAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 18 /KPTS/013/2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 18 /KPTS/013/2015 TENTANG PENETAPAN SATUAN RUANG GEOGRAFIS KAWASAN PENANGGUNGAN SEBAGAI KAWASAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciTabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun
Lampiran 1 Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun No Bentuk Ornamen Keterangan bentuk Tanda-tanda Semiotika Ikon Indeks Simbol 1 Ornamen Geometris ini terdapat
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL DAN BAGAN... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah...
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 414 /KPTS/013/2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK TAHUN ANGGARAN 2016
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 414 /KPTS/013/2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK TAHUN ANGGARAN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa sesuai ketentuan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 204 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PENYELENGGARAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 33 /KPTS/013/2014 TENTANG TIM FASILITASI PENYELENGGARAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinci(Lembaran Negara. Nomor. Pemerintahan. Pemerintah. Negara Nomor 4593);
KEPUTUSAN NOMOR 188/ 81 /KPTS/013/2012 TENTANG TIM PEMBINA PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI JAWAA TIMUR TAHUN ANGGARAN 20122, Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan kelancaran
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/539/KPTS/013/2012 TENTANG KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN PERUMAHAN SERTA KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012 GUBERNUR
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 239 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 239 /KPTS/013/2013 TENTANG TIM TEKNIS PENYUSUNAN DATA PENDUDUK POTENSIAL PEMILIH PEMILU PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TIMUR TAHUN
Lebih terperinciCiri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal
Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciKarakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang
Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang Gevi Vembrista Nirwana Permai Permadi dan Antariksa Sudikno Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 376 /KPTS/013/2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 376 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM PEMBINA LAYANAN TERPADU SATU ATAP PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 36 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 36 /KPTS/013/2013 TENTANG TIM PENILAI PENGGOLONGANN KELAS HOTEL PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : Mengingat :
Lebih terperinciMasjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja
SEMINAR HERITAGE IPLBI 207 KASUS STUDI Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja Franciska Tjandra tjandra.fransiska@gmail.com A rsitektur Islam, Jurusan A rsitektur, F akultas Sekolah A rsitektur
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK (GPIB IMMANUEL) SEMARANG Cyndhy Aisya T 1, Antariksa 2 dan Noviani Suryasari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 93 /KPTS/013/2016 TENTANG TIM KOORDINASI DAERAH PENYELENGGARAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 15 /KPTS/013/2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 15 /KPTS/013/2016 TENTANG TIM PERSIAPAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/26/KPTS/013/2015 TENTANG TIM VERIFIKASI DAN EVALUASI DOKUMEN IZIN PERTAMBANGAN YANG DISERAHKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA KEPADA PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB 2 GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI ) SUMUT MEDAN
10 BAB 2 GEREJA KRISTEN INDONESIA (GKI ) SUMUT MEDAN 2.1. Lokasi Gereja Kristen Indonesia di Kota Medan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Medan, Sumatra Utara, yang dulu bernama Gereja Gereformeerd Medan
Lebih terperinciGaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciTATANAN ELEMEN VISUAL GEDUNG BALAI KIRTI YANG KONTEKSTUAL DI KOMPLEK CAGAR BUDAYA ISTANA BOGOR JURNAL ILMIAH
TATANAN ELEMEN VISUAL GEDUNG BALAI KIRTI YANG KONTEKSTUAL DI KOMPLEK CAGAR BUDAYA ISTANA BOGOR JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : YUNI DIZI
Lebih terperinciMENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI
MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH LANTAI A. PEKERJAAN LANTAI I. PEKERJAAN AWAL. Pembersihan Lokasi Sebelum memulai pekerjaan lokasi perlu dibersihkan, biasanya di table RAB pembersihan lokasi dihitung
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 145 /KPTS/013/2015 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 145 /KPTS/013/2015 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 82 /KPTS/013/2008 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 82 /KPTS/013/2008 TENTANG TIM PENILAI PERUSAHAAN PESERTA TERBAIK PROGRAM JAMSOSTEK PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA VIII.1 Umum Rencana anggaran biaya merupakan perkiraan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun sistem penyaluran dan pengolahan air buangan mulai dari perencanaan
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 246 /KPTS/013/2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 246 /KPTS/013/2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. b. Mengingat : 1.
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/322/KPTS/013/2014 TENTANG TIM VERIFIKASI DATA PENDUKUNG PELAPORAN RENCANA AKSI KABUPATEN/KOTA DALAM PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 2 TAHUN
Lebih terperinciTabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.
Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 429 /KPTS/013/2016 TENTANG
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 429 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN PERLUASAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR KABUPATEN SIDOARJO DI DESA KUPANG KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO PROVINSI
Lebih terperinciCara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal
Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA
BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 649 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 649 /KPTS/013/2013 TENTANG KELOMPOK KERJA PENYIAPAN CALON PESERTA SERTIFIKASI HAK ATAS TANAH PEMBUDIDAYA IKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciTeknis Menggambar Desain Interior
TEKNIK MEMBUAT GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR Pentingnya gambar teknik bagi orang yang bekerja di bidang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi pengarang. Gambar teknik merupakan suatu media
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 123 /KPTS/013/2014 TENTANG TIM TEKNIS OTONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 123 /KPTS/013/2014 TENTANG TIM TEKNIS OTONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka optimalisasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan
129 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa ciri-ciri elemenelemen arsitektural bangunan rumah lama di Kota Baru sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Perumusan Masalah 1. Latar belakang dan pertanyaan penelitian Berkembangnya arsitektur jaman kolonial Belanda seiring dengan dibangunnya pemukiman bagi orang-orang eropa yang tinggal
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/341/KPTS/013/2013 TENTANG TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ARSIPARIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 135 /KPTS/013/2016 TENTANG TIM PENELITI DAN PENGKAJI GELAR DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 135 /KPTS/013/2016 TENTANG TIM PENELITI DAN PENGKAJI GELAR DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa penghargaan atas
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG
Lebih terperinciARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM
ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN (MEDIAFAL) ARSITEKTUR BIZANTIUM Sejarah Singkat Byzantium Pada mulanya, daerah Eropa Timur yang disebut Byzantium adalah koloni bangsa Yunani sejak tahun 660 sebelum masehi,
Lebih terperinciTIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi
ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 75 /KPTS/013/2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 75 /KPTS/013/2017 TENTANG KELOMPOK KERJA SANITASI DAN AIR MINUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG
1 WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN KRITERIA RUMAH USULAN REHAB RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH) KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciDATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT
DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT 1. Nama : Rumah Adat Citalang : Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta : Pemukiman di Desa Citalang menunjukkan pola menyebar dan mengelompok. Jarak antara
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 118 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 118 /KPTS/013/2013 TENTANG TIM KOORDINASI PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperincipersonal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.
Area komunal (living room, dapur dan balkon) justru terletak di lantai 2 dengan bukaan yang besar menghadap ke vegetasi yang asri. Contemporarily Hidden tersembunyi di halaman yang asri. mungkin itu kalimat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :
PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu
Lebih terperinciDINDING DINDING BATU BUATAN
DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5 wilayah kota administratif
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 181 /KPTS/013/2013 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 181 /KPTS/013/2013 TENTANG TIM PENILAI/EVALUASI LOMBA PASAR DESA DAN UNIT PENGELOLA KEUANGAN DAN USAHA BERHASIL PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinci