ADOPSI I OVASI I HERE T DI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G BUDHI WASKITO
|
|
- Suparman Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ADOPSI I OVASI I HERE T DI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G BUDHI WASKITO SEKOLAH PASCASARJA A I STITUT PERTA IA BOGOR BOGOR 2010
2 PER YATAA ME GE AI TESIS DA SUMBER I FORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Adopsi Inovasi Inherent di Universitas Bandar Lampung adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Agustus 2010 Budhi Waskito NIM I
3 ABSTRACT BUDHI WASKITO. The Innovation Adoption of Inherent in Bandar Lampung University. Under direction of AIDA VITAYALA S HUBEIS and AMIRUDDIN SALEH. Indonesian Higher Education Network (inherent) was the innovation of learning technology based on information and communication technology that developed by the General Directorate of Higher Education since The objectives of this research were to analyze the innovation adoption level of inherent in Bandar Lampung University (UBL), to analyze the correlation between lecture characteristics and the innovation adoption level of inherent in UBL, to analyze the correlation between inherent innovation characteristics and the innovation adoption level of inherent in UBL and to analysis the correlation between the university characteristics and inherent innovation characteristics and the innovation adoption level of inherent in UBL. Data was analyzed by descriptive and inferential statistic with rank Spearman test for inferential statistic. The result of this research showed the innovation adoption level of inherent in UBL was very low for online learning material utilization and low for video-conference utilization. The correlation between independent variables (lecture, innovation and university characteristics) and dependent variables (online learning material and video-conference utilization) were positive, but on innovation complexity for video-conference utilization was negative. Increasing the innovation adoption level of inherent on learning process in UBL could not be done by the general policy because the independent variable that had significant correlation with the innovation adoption level of inherent in UBL were different between online learning material utilization and video-conference utilization. Key words: inherent, innovation adoption, learning process
4 RI GKASA BUDHI WASKITO. Adopsi Inovasi Inherent di Universitas Bandar Lampung. Di bawah bimbingan: AIDA VITAYALA S HUBEIS dan AMIRUDDIN SALEH. Indonesian Higher Education etwork (Inherent) merupakan inovasi teknologi pembelajaran berbasis information and communication technology (ICT) yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun Inovasi ini diharapkan mampu mentransformasi teknologi pembelajaran manual ke arah yang berbasis ICT. Aplikasi inherent yang menunjukkan bentuk transformasi proses pendidikan adalah aplikasi pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan fasilitas video-conference, e-library, bahan ajar dan diseminasi hasil penelitian online. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis tingkat adopsi inovasi inherent di Universitas Bandar Lampung, (2) menganalisis hubungan antara karakteristik dosen dan tingkat adopsi inovasi inherent di Universitas Bandar Lampung, (3) menganalisis hubungan antara karakteristik inovasi inherent dan tingkat adopsi inovasi inherent di Universitas Bandar Lampung dan (4) menganalisis hubungan antara karakteristik perguruan tinggi dan tingkat adopsi inovasi inherent di Universitas Bandar Lampung. Adopsi inovasi inherent dalam penelitian ini dibatasi pada dua fasilitas inovasi inherent, yaitu bahan ajar online dan fasilitas video-conference. Penelitian dilaksanakan di Universitas Bandar Lampung. Pengambilan dan analisis data dilaksanakan selama dua bulan, yaitu Mei hingga Juni Populasi penelitian ini dibatasi pada dosen tetap Universitas Bandar Lampung yang mengajar pada jenjang pendidikan strata satu. Penarikan sampel dilakukan secara acak sederhana dan ditentukan sebesar 50 persen dari populasi. Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan dibuat dalam instrumen penelitian yang berbentuk kuesioner. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi langsung di lapangan, wawancara dan pengisian kuesioner. Data sekunder dikumpulkan dengan pengambilan basis data khususnya di UBL dan instansi lain yang relevan. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Alat uji statistik inferensial yang digunakan adalah korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat adopsi inovasi inherent di UBL tergolong sangat rendah untuk pemanfaatan bahan ajar online dan tergolong rendah untuk pemanfaatan fasilitas video-conference inovasi inherent, (2) Karakteristik dosen memiliki hubungan positif dengan adopsi inovasi inherent di UBL. Hubungan nyata positif antara karakteristik dosen dan tingkat adopsi inovasi inherent di UBL terjadi dalam pemanfaatan bahan ajar online inovasi inherent, (3) Karakteristik inovasi inherent memiliki hubungan positif dengan adopsi inovasi inherent, kecuali karakteristik kerumitan dalam pemanfaatan fasilitas video-conference inovasi inherent. Karakteristik inovasi inherent yang memiliki hubungan nyata positif dengan pemanfaatan bahan ajar online adalah keuntungan relatif, kerumitan inovasi, kemudahan inovasi untuk dicoba dan kemudahan inovasi untuk dilihat. Karakteristik inovasi inherent yang memiliki
5 hubungan nyata positif dengan pemanfaatan fasilitas video-conference inovasi inherent adalah kesesuaian dan (4) Karakteristik perguruan tinggi UBL memiliki hubungan positif dengan adopsi inovasi inherent. Karakteristik perguruan tinggi UBL yang memiliki hubungan nyata positif dengan pemanfaatan bahan ajar online adalah penyediaan sarana dan prasarana, sedangkan untuk pemanfaatan fasilitas video-conference inovasi inherent adalah dukungan pimpinan. Saran yang dapat dirumuskan dari kesimpulan penelitian ini adalah (1) Tingkat pemanfaatan bahan ajar online dan fasilitas video-conference inovasi inherent di UBL perlu ditingkatkan, (2) Karakteristik dosen (keterampilan komputer dan kesiapan dosen melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT) perlu ditingkatkan guna mendorong peningkatan pemanfaatan bahan ajar online inovasi inherent di UBL, namun untuk peningkatan pemanfaatan fasilitas videoconference inovasi inherent kurang sehingga karakteristik internal dosen perlu dieksplorasi secara lebih mendalam khususnya yang memiliki hubungan nyata dengan pemanfaatan fasilitas video-conference inovasi inherent di UBL, (3) Tingkat pemanfaatan fasilitas bahan ajar online inovasi inherent di UBL perlu ditingkatkan melalui peningkatan kualitas keterampilan komputer dosen, kesiapan dosen melaksanakan pembelajaran berbasis ICT, keuntungan relatif inovasi inherent, kemudahan inovasi inherent untuk dicoba, kemudahan inovasi inherent untuk dilihat, serta penyediaan sarana dan prasarana dan (4) Tingkat pemanfaatan fasilitas video-conference inovasi inherent di UBL perlu ditingkatkan melalui peningkatan dukungan pimpinan UBL khususnya dalam pembuatan kebijakan dan peraturan yang mendorong pemanfaatan fasilitas video-conference inovasi inherent secara terintegrasi dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di UBL.
6 Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB
7 ADOPSI I OVASI I HERE T DI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G BUDHI WASKITO Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJA A I STITUT PERTA IA BOGOR BOGOR 2010
8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA
9 Judul Tesis Nama NIM Program Studi : Adopsi Inovasi Inherent di Universitas Bandar Lampung : Budhi Waskito : I : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Disetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis Ketua Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS Anggota Diketahui Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS Tanggal Ujian: 16 Agustus 2010 Tanggal Lulus: 19 Agustus 2010
10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Adopsi Inovasi Inherent di Universitas Bandar Lampung ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis sebagai ketua komisi pembimbing, Bapak Dr. Ir. Amirudddin Saleh, MS sebagai anggota komisi pembimbing atas kesabaran, penyediaan waktu dan keikhlasan selama proses pembimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA sebagai dosen penguji luar komisi yang telah memberikan banyak masukan dan saran. Begitu pula, kepada Bapak Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS dan Ibu Dr. Ir. Sarwititi Sarwoprasodjo, MS sebagai dosen pengasuh mata kuliah Kolokium yang telah memberikan bimbingan kepada penulis pada saat penyusunan usulan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada istri tercinta, Koriyati dan kedua anakku tersayang, Zidan Muktafa Kamal dan Zaida Nafilia atas kesabaran, keikhlasan dan dorongannnya yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis. Begitupula untuk kedua orang tuaku serta keluarga besar yang telah memberi dukungan dan do anya. Tak lupa, penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Yusuf S. Barusman, MBA yang telah memberikan peluang dan ijin kepada penulis untuk melanjutkan studi, serta kepada Bapak Dr. Agus Wahyudi, MS dan Drs. Harpain, MAT yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis untuk melanjutkan S2 di IPB. Demikian pula, kepada rekan-rekan KMP 2008 dan tempat kerja yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima kasih atas perhatian, pengertian dan bantuannya. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi Universitas Bandar Lampung guna meningkatkan mutu proses pembelajaran dan bagi siapa saja yang membaca dan memerlukannya. Bogor, Agustus 2010 Budhi Waskito
11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ponorogo pada tanggal 28 April 1975 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Sudarmanto dan Umiyatin. Penulis menikah pada tahun 2002 dengan Koriyati dan dikaruniai dua orang anak yang diberi nama Zidan Muktafa Kamal yang lahir pada tahun 2003 dan Zaida Nafilia yang lahir pada tahun Pada tahun 1994 penulis lulus dari SMA 1 Ponorogo dan pada tahun yang sama diterima di Program Studi Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis lulus dari Program Studi Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor pada tahun Pada tahun 2003 penulis mulai bekerja sebagai tenaga pengajar di Universitas Bandar Lampung. Melalui beasiswa BPPS, pada tahun 2008 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang magister pada Program Pascasarjana, Program Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
12 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 4 Tujuan Penelitian... 5 Manfaat Penelitian... 5 TINJAUAN PUSTAKA... 7 Jaringan Perguruan Tinggi Indonesia (Inherent)... 7 Teori Adopsi Inovasi... 9 Inherent dan Inovasi Pendidikan Tinggi Hasil Penelitian yang Relevan dan State of the Art KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi Definisi Operasional Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Pengumpulan Data Analisis Data KONDISI UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG Sejarah dan Letak Kampus Fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran Karakteristik Dosen Karakteristik Perguruan Tinggi ADOPSI INOVASI INHERENT DI UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG Karakteristik Inovasi Inherent Adopsi Inovasi Inherent Hubungan antara Karakteristik Dosen, Karakteristik Inovasi Inherent, Karakteristik Perguruan Tinggi dan Adopsi Inovasi Inherent xii xiii xiv
13 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 82
14 DAFTAR TABEL Halaman 1 Jenis keputusan adopsi inovasi Klasifikasi pembelajaran jarak jauh Pengambil keputusan adopsi inovasi inherent Definisi operasional dan indikator pengukuran variabel penelitian Koefisien Cronbach alpha hasil uji coba kuesioner Program studi yang diselenggarakan UBL Rataan skor karakteristik dosen UBL Rataan skor karakteristik perguruan tinggi UBL Rataan skor karakteristik inovasi inherent Rataan skor tingkat adopsi inovasi inherent di UBL Hubungan antara karakteristik dosen, karakteristik perguruan tinggi, karakteristik inovasi dan adopsi inovasi inherent di UBL.. 63
15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Tahapan proses keputusan inovasi Pembelajaran jarak jauh tradisional Pembelajaran jarak jauh berbasis internet Kerangka pemikiran penelitian... 22
16 DAFTAR LAMPIRA Halaman 1 Kuesioner penelitian Hasil uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian Hasil analisis korelasi rank Spearman
17 1 PE DAHULUA Latar Belakang Indonesian Higher Education etwork (Inherent) merupakan inovasi teknologi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology (ICT) yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) tahun Inovasi ini diharapkan mampu mentransformasi teknologi pembelajaran manual ke arah yang berbasis ICT. Inovasi ini dikembangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi melalui peningkatan komunikasi antar perguruan tinggi sehingga ketimpangan antar perguruan tinggi tidak begitu jauh. Berbagai hal yang diijinkan untuk didistribusikan atau dikomunikasikan oleh perguruan tinggi melalui inherent adalah pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, manajemen institusi perguruan tinggi dan news (Ditjen Dikti 2006). Pengembangan inovasi inherent secara umum mencoba berbagai transformasi pelaksanaan kegiatan pendidikan tinggi yang berbasis pada ICT. Berbagai transformasi ini dapat dilihat pada berbagai kegunaan dari fasilitas inherent tersebut. Fasilitas jaringan inherent dapat dimanfaatkan oleh perguruan tinggi untuk keperluan pembelajaran jarak jauh (distance learning), khususnya berbasis ICT dengan memanfaatkan fasilitas video conference atau video streaming (Ditjen Dikti 2008b). Selain itu, pemanfaatan inherent akan menghemat waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk berkomunikasi antarperguruan tinggi. Pengembangan fasilitas inherent pada dasarnya merupakan rencana perubahan berencana terhadap proses pendidikan tinggi di Indonesia dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia sehingga dapat sejajar dengan mutu pendidikan tinggi di dunia internasional. Proses pendidikan tinggi yang direncanakan mengalami perubahan akibat pengembangan inherent di antaranya adalah perkuliahan, penelusuran pustaka, pencarian bahan ajar online dan diseminasi hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat sivitas akademika. Aplikasi inherent yang dapat menunjukkan bentuk perubahan proses pendidikan tersebut adalah aplikasi pembelajaran jarak jauh, e-library, bahan ajar dan diseminasi hasil penelitian online.
18 2 Pengembangan inovasi inherent yang dilakukan oleh Ditjen Dikti hingga tahun 2008 belum sepenuhnya menyentuh seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Mengingat sangat banyaknya jumlah perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan ketersediaan dana yang terbatas, Ditjen Dikti melakukan suatu program hibah kompetisi (PHK) untuk menentukan perguruan tinggi mana yang berhak lebih dahulu untuk mengembangkan inovasi inherent. Program Hibah Kompetisi yang diselenggarakan tersebut adalah PHK Teknologi Informasi dan Komunikasi (Ditjen Dikti 2007). Program Hibah Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti terkait dengan pengembangan inovasi inherent diselenggarakan sejak tahun Selama tiga tahun pelaksanaan program ( ), jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang telah terhubung dengan inherent adalah sebanyak 175 perguruan tinggi (Ditjen Dikti 2006, 2007, 2008a). Universitas Bandar Lampung (UBL) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berhasil mendapatkan PHK Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk komponen K3 pada tahun 2007 (Ditjen Dikti 2007) sehingga UBL memasuki era baru dalam proses pembelajaran mengingat telah tersedia berbagai peralatan ICT untuk melaksanakan berbagai aplikasi inherent. Mengingat inherent merupakan suatu terobosan baru dalam dunia pendidikan, maka inherent bagi UBL dapat dianggap sebagai suatu inovasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Rogers (2003) bahwa inovasi adalah sebuah ide, hal yang praktis atau obyek yang dipersepsikan sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau unit adopsi lainnya. Keberadaan inovasi inherent di UBL merupakan hal baru bagi kalangan sivitas akademika khususnya dalam pemanfaatan jaringan komputer. Inovasi inherent memberikan alternatif teknologi pembelajaran berbasis ICT bagi sivitas akademika untuk melakukan komunikasi elektronik khususnya dengan berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan, yaitu dengan menggunakan teknologi internet atau teknologi inherent. Ditjen Dikti (2008a) menyatakan komunikasi elektronik bagi perguruan tinggi yang telah terhubung dengan inherent dapat dilakukan dengan basis IP (IP based application) sehingga tidak melalui internet. Keberadaan inherent memberikan peluang yang lebih besar
19 3 kepada UBL untuk mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT yang dapat meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Peluang pengembangan proses pembelajaran berbasis ICT yang dimiliki UBL dengan memanfaatkan infrastruktur inovasi inherent pada prinsipnya dapat meningkatkan mutu pendidikan tinggi di UBL apabila inovasi inherent tersebut dimanfaatkan UBL sesuai dengan peruntukannya. Hasil penelitian mengenai proses pembelajaran berbasis ICT (pembelajaran jarak jauh) sebagai dampak teknologi terhadap perencanaan pendidikan yang dilakukan Godschalk dan Lacey (2001) menyimpulkan pembelajaran jarak jauh akan menjadi suatu hal yang sangat penting di masa depan walaupun dalam pengembangannya terdapat berbagai hambatan. Berdasarkan hal ini, maka sangat menarik untuk diteliti sejauh mana tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL mengingat berbagai sumberdaya atau fasilitas inovasi inherent telah tersedia di UBL. Informasi mengenai tingkat adopsi inovasi inherent di UBL merupakan suatu hal yang sangat penting guna melihat seberapa jauh pemanfaatan inovasi inherent di UBL sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengembangan proses pembelajaran berbasis ICT di UBL secara lebih terstruktur khususnya dalam pemanfaatan fasilitas inovasi inherent guna mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi di UBL secara berkelanjutan. Sooknanan et al. (2002) mengatakan faktor kunci yang dapat dilakukan untuk mempercepat implementasi atau proses adopsi teknologi komputer dalam kegiatan pendidikan adalah dengan mengikutsertakan guru (dosen) yang berkompeten dalam proses perencanaan pendidikan. Berdasarkan hal ini, maka dapat dikatakan bahwa tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL sangat ditentukan keputusan dosen. Keputusan dosen untuk mengadopsi inovasi inherent guna mendukung proses pembelajaran merupakan indikator penting yang dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi di UBL. Faktor-faktor penting yang menentukan keputusan dosen dalam mengadopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran perlu diketahui secara baik sehingga dapat dijadikan informasi guna memanfaatkan inovasi inherent secara lebih baik sesuai dengan peruntukannya.
20 4 Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan pemanfaatan ICT diketahui bahwa keputusan adopsi inovasi oleh individu (dosen) terhadap suatu inovasi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal (Marwan 2008, Chitanana et al. 2008) dan eksternal (Teo et al. 2007, Marwan 2008, Godschalk & Lacey 2001). Faktor internal yang dimaksud di sini adalah karakteristik adopter dalam hal ini adalah dosen, sedangkan yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah karakteristik inovasi dan karakteristik perguruan tinggi. Sesuai dengan tahapan keputusan inovasi yang dikemukakan oleh Rogers (2003), faktor internal dan eksternal pengambil keputusan memiliki hubungan terhadap keputusan inovasi adopter. Tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL memiliki hubungan dengan faktor internal dan eksternal dosen sebagai unit yang mengadopsi. Berkaitan dengan hal tersebut sangat menarik untuk diteliti sejauh mana tingkat hubungan yang terjadi antara faktor internal dan eksternal dosen dengan tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Hal ini akan bermanfaat bagi UBL untuk menentukan langkah-langkah strategis guna mengembangkan pemanfaatan inovasi inherent khususnya dalam proses pembelajaran di masa depan. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan berkaitan dengan adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL, yaitu: 1. Sejauh mana tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL? 2. Sejauh mana hubungan antara karakteristik dosen dan tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL? 3. Sejauh mana hubungan antara karakteristik inovasi inherent dan tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL? 4. Sejauh mana hubungan antara karakteristik perguruan tinggi dan tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL?
21 5 Tujuan Penelitian Permasalahan yang dihadapi UBL terkait dengan adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran secara ilmiah dapat diatasi melalui kegiatan penelitian sehingga penelitian mengenai adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL perlu untuk dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL. 2. Menganalisis hubungan antara karakteristik dosen dan tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL. 3. Menganalisis hubungan antara karakteristik inovasi inherent dan tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL. 4. Menganalisis hubungan antara karakteristik perguruan tinggi dan tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL dapat dilihat dari dua hal, yaitu manfaat secara teori dan manfaat secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara teori mampu memberikan tambahan informasi mengenai adopsi inovasi, khususnya adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi kegiatan penelitian lanjutan yang lebih luas dan lebih mendalam mengenai adopsi inovasi inherent di Indonesia. 2. Secara praktis mampu memberikan masukan kepada pimpinan UBL mengenai tingkat adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran berikut faktorfaktor yang mempengaruhinya sehingga dapat dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan bagi peningkatan mutu proses pembelajaran.
22 6
23 7 TI JAUA PUSTAKA Jaringan Perguruan Tinggi Indonesia (Inherent) Sejalan dengan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi yang tertuang dalam dokumen Higher Education Long Term Strategy , pada tahun 2006 Ditjen Dikti meluncurkan program pengembangan sistem dan jaringan informasi pendidikan tinggi yang direncanakan secara bertahap akan menghubungkan seluruh perguruan tinggi di Indonesia, yaitu dengan pengembangan inherent (Ditjen Dikti 2006). Inherent dirancang untuk menghubungkan seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia pada masa yang akan datang. Pada awalnya, jaringan ini dimulai dengan menghubungkan tiga puluh dua perguruan tinggi yang berlokasi di setiap provinsi di Indonesia dan Ditjen Dikti Jakarta. Tiga puluh tiga simpul tersebut berfungsi sebagai simpul lokal pada tingkat provinsi. Simpul-simpul lokal tersebut diharapkan dapat memfasilitasi sambungan untuk universitas-universitas di sekitar lokasi dalam daerahnya masing-masing (Ditjen Dikti 2006). Simpul lokal sebagai tahap pengembangan inherent yang dilakukan Ditjen Dikti terbagi menjadi tiga kategori, yaitu advanced networks, medium networks dan basic networks. Advanced etwork mengelola IP address sebesar 384 Kelas C dan 128 kelas C untuk cadangan. Advanced network terdiri atas delapan simpul, yaitu Ditjen Dikti, UI, ITB, UNDIP, UGM, UNIBRAW, ITS dan UT. Medium etwork mengelola IP Address sebesar dua puluh empat Kelas C. Medium etwork ini terdiri atas dua puluh satu simpul, yaitu Universitas Syiahkuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Jambi, Universitas Bengkulu, Universitas Sriwijaya, Universitas Riau, Universitas Lampung, Untirta, Untan, Unmul, Unpar, Unlam, Unhas, Univ Taduloko, Univ Haluoleo, Unsrat, Univ Negeri Gorontalo, Unud, Unram dan Undana. Basic etwork mengelola IP address sebesar delapan kelas C. Basic network ini terdiri atas empat simpul, yaitu Uncen, Unpatti, UnKhair dan Unipa. Koneksi ke inherent dapat dilakukan dengan menghubungkan perguruan tinggi asal (kota/provinsi) ke simpul lokal terdekat, yaitu dekat secara geografis. Koneksi ke inherent dilakukan melalui tiga tahapan yaitu koneksi fisik (layer satu dan layer dua), koneksi logik (layer tiga dan empat) dan layer lima (aplikasi).
24 8 Koneksi fisik ke inherent dapat dilakukan sesuai dengan lokasi perguruan tinggi yang akan bergabung, yaitu satu kota dengan simpul lokal dan antarkota dengan simpul lokal. Koneksi ke inherent bagi perguruan tinggi yang terletak satu kota dengan simpul lokal dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu wireless, multi protocol layer switch (MPLS), leased line atau fiber optics. Koneksi bagi perguruan tinggi yang terletak di luar kota dengan simpul lokal dapat dilakukan dengan cara wireless, MPLS, leased line, fiber optic atau satelit (Dirjen Dikti 2008b). Setelah terhubungkan secara fisik dengan jaringan inherent, maka dibuat penyesuaian untuk interkoneksi antara jaringan perguruan tinggi yang akan menyambung ke inherent dengan jaringan di dalam inherent yang akan mengalokasikan IP address dan membuat kebijakan routing (routing policy). Alokasi masing masing perguruan tinggi yang terhubung ke inherent sangat bergantung dengan kondisi jaringan setempat. Inherent dibuat untuk dapat mengakomodasi keperluan dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Transaksi elektronik seperti , web dan aplikasi lainnya yang berbasis IP (IP based application) bagi perguruan tinggi yang telah terhubung dengan inherent dapat dan harus dilakukan melalui inherent (tidak melalui internet). Ditjen Dikti (2006) menyatakan bahwa dalam pengembangan inherent tidak hanya perguruan tinggi saja yang dapat bergabung dan memanfaatkan jaringan inherent. Pihak yang dapat bergabung dengan inherent tersebut terbagi menjadi dua, yaitu pihak internal (Perguruan Tinggi dan Ditjen Dikti/Depdiknas) dan pihak eksternal (pemkab/pemkot/pemprov, internet atau lembaga pemerintah lainnya). Ditjen Dikti/Depdiknas dan Perguruan Tinggi baik PTN maupun PTS sebagai pihak internal dapat memanfaatkan jaringan inherent ini untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Simpul lokal ataupun simpul lain yang terhubung melalui simpul lokal dilarang menjual koneksi inherent kepada institusi yang bukan lembaga pendidikan. Pihak eksternal yang terdiri dari pemkab/pemkot/pemprov, internet atau lembaga pemerintah lainnya di luar perguruan tinggi dapat memanfaatkan bandwidth inherent untuk tujuan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
25 9 Selain kedua pihak tersebut, lembaga penelitian khususnya yang berada di dalam Kementerian Riset dan Teknologi atau lembaga penelitian yang berada pada sekretariat negara dapat juga tergabung dan memanfaatkan inherent. Lembaga penelitian yang dimaksud, misalnya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional), LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa), Lembaga Eikman dan lembaga-lembaga penelitian lainnya yang sejenis. Ditjen Dikti menerapkan empat kebijakan routing IP (IP Routing Policy) dalam inherent, yaitu routing antar inherent, routing antar inherent dengan NREN (National Research and Education Network) di luar negeri, routing antara inherent dengan internet, dan routing antara inherent dengan ISP Indonesia (Ditjen Dikti 2006). Routing antar anggota inherent terbuka tidak ada filter, kecuali ada satu network yang membebani jalur, misalnya karena ada virus atau worm. Routing antar inherent dengan NREN di luar negeri dimungkinkan apabila ada salah satu anggota inherent mempunyai kerjasama dengan NREN di luar negeri, misalnya Internet2 (jaringan antar universitas di Amerika), GEANT (jaringan antar universitas di Eropa), Singaren (jaringan antar universitas di Singapore) dan AARnet (jaringan antar universitas di Australia). Routing inherent dengan internet tidak diperkenankan secara langsung, akan tetapi perguruan tinggi dapat menggunakan jalur internetnya sendiri atau sharing dengan yang lain melalui sharing bandwidth via proxy server. Routing antara inherent dengan ISP Indonesia dapat dilakukan melalui IIX (Indonesia Internet exchange). Teori Adopsi Inovasi Inovasi adalah sebuah ide, hal yang praktis, atau obyek yang dipersepsikan sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau unit adopsi lainnya. Persepsi mengenai kebaharuan dari ide tersebut ditentukan oleh reaksi individu atau unit adopsi lainnya terhadap ide tersebut. Sebuah ide yang terlihat baru bagi seseorang, maka ide tersebut merupakan sebuah inovasi (Rogers 2003). Tingkat kebaharuan dari sebuah inovasi (innovativeness) tersebut diekspresikan dalam beberapa hal, yaitu pengetahuan (knowledge), persuasi (persuation) dan keputusan untuk mengadopsi (a decision to adopt).
26 10 Perbedaan kecepatan adopsi seseorang terhadap sebuah inovasi dapat dipengaruhi oleh persepsi seseorang terhadap karakteristik dari inovasi tersebut. Rogers (2003) menyatakan bahwa terdapat lima karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi kecepatan adopsi seseorang terhadap suatu inovasi. Lima karakteristik tersebut adalah keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemudahan untuk dicoba, dan kemudahan dilihat hasilnya. Sebuah inovasi yang dipersepsikan seseorang memiliki kelebihan dalam hal relative advantage, compatibility, trialability, observability serta lebih sederhana (less complexity) akan diadopsi lebih cepat dibandingkan dengan inovasi lainnya. Definisi lima karakteristik inovasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keuntungan relatif (Relative Advantage) adalah derajat dimana inovasi dirasakan lebih baik dari pada ide lain yang menggantikannya. Derajat keuntungan tersebut dapat diukur secara ekonomis, tetapi faktor prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan juga merupakan faktor penting. Semakin besar keuntungan relatif inovasi yang dapat dirasakan, tingkat adopsi inovasi juga akan menjadi lebih cepat. 2. Kesesuaian (Compatibility) adalah derajat dimana inovasi dirasakan sebagai sesuatu yang konsisten dengan nilai nilai yang berlaku, pengalamanpengalaman terakhir dan kebutuhan adopter. Ide yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sistem sosial tidak akan diadopsi secara cepat sebagaimana inovasi yang sesuai. 3. Kerumitan (Complexity) adalah derajat kerumitan inovasi untuk dipahami dan digunakan. Ide-ide baru yang lebih sederhana untuk dipahami akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi yang mengharuskan adopter mengembangkan keahlian dan pemahaman baru. 4. Kemudahan untuk dicoba (Trialability) adalah derajat kemudahan inovasi untuk dicoba pada keadaan sumberdaya yang terbatas. Ide-ide baru yang dapat dicoba pada sebagian tahapan penanaman secara umum akan lebih mudah dan cepat diadopsi daripada inovasi yang tidak dapat diujicobakan dalam skala yang lebih kecil.
27 11 5. Kemudahan untuk dilihat (Observability) adalah derajat kemudahan inovasi untuk dilihat dan disaksikan hasilnya oleh orang lain. Kemudahan dalam melihat hasil inovasi oleh seseorang akan memudahkannya dalam mengadopsi inovasi. Sistem sosial belum memiliki pengaruh penting lainnya dalam difusi ideide baru. Inovasi dapat diadopsi (adopted) atau ditolak (rejected) oleh seseorang sebagai anggota dari sebuah sistem atau keseluruhan sistem sosial, dimana keputusan adopsi ditentukan oleh keputusan bersama atau oleh kekuasaan. Dari dua hal tersebut, Rogers (2003) membagi keputusan inovasi menjadi tiga jenis, yaitu optional innovation-decisions, collective innovation-decisions dan authority innovation-decisions (Tabel 1). Tabel 1 Jenis keputusan adopsi inovasi Keputusan Adopsi Inovasi Optional innovationdecisions Collective innovationdecisions Authority innovationdecisions Sumber: Rogers (2003) Keterangan Pilihan untuk mengadopsi atau menolak sebuah inovasi yang dilakukan oleh seseorang secara bebas terhadap keputusan anggota lainnya dalam sebuah sistem sosial. Keputusan individu kemungkinan dipengaruhi oleh norma dan jaringan komunikasi antar individu. Pilihan untuk mengadopsi atau menolak sebuah inovasi yang dilakukan oleh konsensus antara anggota sebuah sistem sosial. Seluruh unit dalam sistem sosial biasanya harus mengkonfirmasi terhadap keputusan yang dibuat oleh sistem sosial tersebut. Pilihan untuk mengadopsi atau menolak sebuah inovasi yang dilakukan oleh beberapa orang yang relatif sedikit dari sebuah sistem yang memiliki kekuasaan, status atau keahlian teknik. Proses keputusan inovasi adalah proses yang dilakukan oleh seseorang atau unit pengambil keputusan lainnya mulai dari pencarian informasi awal dari sebuah inovasi, penentuan sikap terhadap inovasi, pembuatan keputusan untuk mengadopsi atau menolak, penerapan ide baru, dan pengkonfirmation keputusan. Rogers (2003) menggambarkan bahwa proses keputusan inovasi terjadi dalam lima tahapan (Gambar 1).
28 12 Kondisi Awal: 1. Kegiatan sebelumnya 2. Kebutuhan yang dirasakan/masalah 3. Kebaharuan ide (innovativeness) 4. Norma sistem sosial I. KNOW- LEDGE Karakteristik Pengambil Keputusan: 1. Karakteristik sosial ekonomi 2. Variabel individu 3. Perilaku komunikasi II. PERSUA- TION Saluran-Saluran Komunikasi Persepsi mengenai karakteristik inovasi: 1. Relative advantage 2. Complexity 3. Compatibility 4. Trialability 5. Observability III. DECISION 1. Mengadopsi 2. Menolak IV. IMPLEMEN- TATION V. CONFIR- MATION Melanjutkan adopsi Mengadopsi kemudian Tidak melanjutkan Melanjutkan menolak Gambar 1 Tahapan proses keputusan inovasi Kelima tahapan proses keputusan inovasi seperti tersaji pada Gambar 1 memiliki ciri yang khusus. Tahap pertama, Pengetahuan-Knowledge terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan lainnya diterpa informasi mengenai keberadaan sebuah inovasi dan memperoleh pemahaman mengenai bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Tahap kedua, Bujukan-Persuation terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan lainnya merasakan kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap inovasi. Tahap ketiga, Keputusan-Decisions terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan lainnya melakukan kegiatan yang mengarah pada sebuah pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi. Tahap keempat, Penggunaan-Implementation terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan lainnya menentukan untuk menggunakan ide baru tersebut. Tahap yang kelima, Konfirmasi-Confirmation terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan mencari penegasan kembali terhadap keputusan inovasi yang telah dibuat yang kemungkinannya dapat mengubah keputusan yang telah dibuat jika diterpa informasi yang berlawanan terhadap inovasi.
29 13 Hasil review teori difusi inovasi yang dilakukan Straub (2009) mengatakan bahwa dalam proses introduksi teknologi, teori difusi inovasi secara khusus dapat mempengaruhinya dalam tiga proses. Pertama, mengingat adopsi merupakan hal yang kompleks, maka proses pembangunan sosial merupakan hal yang pertama harus dilakukan. Kedua, setiap individu memiliki persepsi yang berbeda-beda berkaitan dengan teknologi yang dapat mempengaruhi proses adopsi. Ketiga/terakhir, keberhasilan pelaksanaan adopsi teknologi harus memperhatikan dengan serius berbagai hal yang berkaitan dengan aspek kognitif, emosi dan konteks. Inherent dan Inovasi Pendidikan Tinggi Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan jarak jauh sebagai pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lain. Pembelajaran jarak jauh adalah proses pendidikan formal dimana mayoritas proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa terjadi pada tempat yang berbeda. Proses pembelajaran dalam hal ini dapat terjadi secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous). Pertukaran informasi dan proses komunikasi melalui berbagai media (Proctor 2005). Pembelajaran jarah jauh adalah proses pembelajaran yang dihasilkan dari penggunaan teknologi dimana pengajar dan yang diajar tidak perlu pergi ke suatu tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran. Pengertian ini meliputi proses pembelajaran tidak bersamaan antara pengajar dan yang diajar baik tempat maupun waktu (asynchronous learning) dan pembelajaran yang terjadi pada waktu yang bersamaan namun pada tempat yang berbeda (synchronous learning) (Negash et al. 2008). Perkembangan teknologi internet telah mengakibatkan perubahan yang sangat besar dalam metode pembelajaran khususnya dalam penyampaian materi dengan memanfaatkan teknologi internet. Pemanfaatan teknologi internet dalam proses pembelajaran telah memunculkan model baru proses pembelajaran yang berbentuk pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan teknologi yang digunakan dalam
30 14 pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, Singh (2008) mengklasifikasi dua model pembelajaran jarah jauh yang dilakukan di India, yakni pembelajaran jarah jauh tradisional (Gambar 2) dan pembelajaran jarak jauh berbasis internet (Gambar 3). Pelajaran (Materi pembelajaran dicetak terlebih dahulu) Akses utama melalui Pos Kebebasan dari konvensional Interaksi terbatas pada pusat studi atau pusat pembelajaran jarak jauh Pelajar pasif mempelajari materi yang diterima Gambar 2 Pembelajaran jarak jauh tradisional Pelajaran (Materi pembelajaran yang dihasilkan dihubungkan melalui hyper links) Gambar 3 Akses utama melalui Internet Fleksibilitas waktu, tempat, dan frekwensi dalam belajar Interaksi tidak terbatas pada isi, pengajar, maupun kelompok pelajar Pembelajaran jarak jauh berbasis internet Pembelajaran oleh pelajar aktif Wilcox (2008) mengklasifikasikan model pembelajaran jarak jauh berdasarkan dua faktor, yaitu kehadiran (presence) dan proses komunikasi elektronik (e-communication) yang terjadi antara pendidik dan peserta didik. Kehadiran menerangkan bahwa antara dosen dan mahasiswa hadir secara fisik maupun maya (virtual) dalam suatu proses pembelajaran dalam waktu yang bersamaan. Komunikasi elektronik merupakan proses komunikasi antara dosen dan mahasiswa dalam suatu proses pembelajaran yang menggunakan media komunikasi elektronik atau tidak. Berdasarkan dua faktor tersebut, Negash dan Wilcox (2008) mengklasifikasikan pembelajaran jarak jauh menjadi enam tipe (Tabel 2).
31 15 Tabel 2 Klasifikasi pembelajaran jarak jauh Tipe Kehadiran Komunikasi Elektronik Nama I Ya Tidak Tatap muka (Face to face) II Tidak Tidak Belajar sendiri (Self- Learning) III Tidak Ya Pembelajaran dalam waktu yang tidak sama (Asynchronous) IV Ya Ya Pembelajaran dalam waktu yang sama (Synchronous) V Kadangkadang Ya Campuran/Turunan dari Tipe III (Blended/Hybridasynchronous) VI Ya Ya Campuran/Turunan dari Tipe IV (Blended/Hybridsynchronous) Sumber: Negash dan Wilcox (2008) Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 31 ayat 3) menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan. Bentuk pendidikan jarak jauh yang dimaksud mencakup program pendidikan tertulis (korespondensi), radio, audio/video, TV dan/atau berbasis jaringan komputer. Perkembangan pemanfaatan ICT dalam pendidikan tinggi di Indonesia telah menimbulkan berbagai tantangan dan persoalan dalam pendidikan tinggi di Indonesia. Pemecahan berbagai tantangan dan persoalan pendidikan tinggi memerlukan pemikiran yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. Gagasan baru sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi ketentuan inilah yang dinamakan dengan inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan baru, dan secara kualitatif berbeda dari hal yang ada sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan (Sa ud 2008).
32 16 Merujuk pemikiran Rogers (2003) dan Sa ud (2008), meskipun teknologi pembelajaran berbasis ICT sejenis inherent telah lama dikembangkan di negara lain, namun bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia inherent dapat dianggap suatu inovasi karena merupakan suatu hal yang baru dikembangkan, khususnya dalam kegiatan pendidikan tinggi. Inherent merupakan suatu inovasi pendidikan tinggi berbasis ICT yang sengaja diciptakan untuk mengatasi berbagai persoalan guna meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Inovasi inherent di UBL yang menjadi kajian penelitian ini apabila dilihat dari keputusan adopsi inovasi (Rogers 2003) merupakan inovasi yang diputuskan atau diadopsi tidak secara langsung oleh individu dosen UBL (optional innovation-decisions), namun keputusan adopsi inovasi inherent ini pertama kali dibuat berdasarkan otoritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (authority innovation-decisions) yang berlanjut pada keputusan adopsi inovasi oleh pimpinan UBL (collective innovation-decisions) (Tabel 3). Tabel 3 Pengambil keputusan adopsi inovasi inherent Keputusan Adopsi Inovasi Authority innovation-decisions Collective innovation-decisions Optional innovation-decisions Pengambil Keputusan Adopsi Inovasi Inherent Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pimpinan Universitas Bandar Lampung Dosen Universitas Bandar Lampung Hasil Penelitian yang Relevan dan State of the Art Berkaitan dengan pemanfaatan ICT dalam pendidikan tinggi, secara umum dosen dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu dosen yang memanfaatkan ICT dan dosen yang belum memanfaatkan ICT dalam proses pendidikan tinggi. Marwan (2008) mengungkapkan bahwa kasus dosen di Politeknik Negeri Pontianak yang memanfaatkan ICT dalam proses pembelajaran karena berbagai alasan, di antaranya adalah ketersediaan fasilitas ICT, dapat mengakses bahan ajar online secara lebih mudah, dapat meningkatkan kualitas komunikasi dengan mahasiswa dan dapat mengembangkan jejaring dengan rekan sejawat. Dosen yang belum memanfaatkan ICT memiliki berbagai alasan, yaitu kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan ICT, kurangnya tenaga
33 17 teknis ICT di perguruan tinggi, kurangnya insentif yang diberikan oleh perguruan tinggi apabila memanfaatkan ICT dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa belum semua dosen (100%) dapat mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi untuk keperluan proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dosen yang mengadopsi teknologi informasi secara umum melakukan hal tersebut karena dorongan pribadi (faktor internal dosen), sedangkan dosen yang tidak mengadopsi disebabkan karena kebijakan lembaga pendidikan tinggi yang tidak mendukung (faktor eksternal dosen). Universitas Terbuka di Hongkong telah mengembangkan proses pembelajaran online (Online Learning Environment OLE) untuk menyampaikan berbagai mata kuliah kepada mahasiswa secara online dengan sistem asynchrounously. Sistem pembelajaran online ini memuat lima bidang utama yang disampaikan dalam berbagai mata kuliah, yaitu berita, jadwal, alat interaksi, bahan ajar dan tugas. Hasil penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap keberadaan pembelajaran online (OLE) di Universitas Terbuka di Hongkong (Yang & Lau 2006) menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menerima secara positif dan dapat menggunakan secara nyaman sistem pembelajaran online (OLE) yang dilakukan oleh Universitas Terbuka di Hongkong. Pembelajaran jarak jauh merupakan salah satu alternatif proses pembelajaran yang sangat menarik dan dapat menggantikan proses pembelajaran yang ada saat ini (traditional face-to-face instruction). Hasil penelitian terkait transformasi model pembelajaran yang dilakukan Holbein (2008) mengungkapkan bahwa pelaksanaan pembelajaran jarak jauh kemungkinan tidak diperlukan oleh semua mahasiswa. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang efektif memerlukan tahapan pemikiran antara dosen dan mahasiswa. Bagi mahasiswa yang masih memerlukan pertemuan tatap muka, struktur dan model pembelajaran yang disertai dengan interaksi baik verbal maupun nonverbal kemungkinan tidak nyaman dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran jarak jauh belum sepenuhnya (100%) dapat menggantikan model pembelajaran yang ada saat ini (traditional face-to-face instruction). Kompromi antara dosen dan mahasiswa
34 18 merupakan hal yang sangat penting untuk dapat diterapkannya proses pembelajaran jarak jauh di suatu perguruan tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sooknanan et al. (2002) mengenai difusi inovasi dalam bidang pendidikan yang dilakukan di Trinidad dan Tobago menjelaskan bahwa pendidik (guru) yang memiliki kompetensi secara teknologi dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya dalam pembuatan keputusan pemerintah. Faktor kunci yang dapat dilakukan untuk mempercepat implementasi atau proses adopsi teknologi komputer dalam kegiatan pendidikan adalah dengan mengikutsertakan guru yang berkompeten dalam proses perencanaan pendidikan. Hodge et al. (2006) mengatakan bahwa faktor yang berperan penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran jarak jauh adalah mahasiswa dan lingkungan sosial. Berkaitan dengan hal ini maka terdapat komponen penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, yaitu konsep kepercayaan, pengembangan kelompok masyarakat, kemahasiswaan dan sosialisasi. Hasil penelitian mengenai adopsi dan difusi sistem informasi sumberdaya manusia di Singapura yang dilakukan Teo et al. (2007) mengatakan bahwa karakteristik organisasi memiliki peranan yang relatif penting dalam keputusan adopsi dibandingkan dengan dua variabel lainnya. Salah satu karakteristik organisasi yang paling dominan adalah dukungan pimpinan puncak (top management). Dua variabel selain karakteristik organisasi adalah karakteristik inovasi dan karakteristik lingkungan. Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut maka secara garis besar inisiatif organisasi merupakan hal yang sangat diperlukan untuk mempercepat proses adopsi teknologi baru. Berkaitan dengan adopsi pembelajaran jarak jauh dalam kegiatan pendidikan tinggi, Godschalk dan Lacey (2001) mengatakan bahwa mayoritas responden yakin bahwa pembelajaran jarak jauh akan menjadi suatu hal yang penting, namun hanya sedikit mata kuliah yang dapat dijalankannya. Hambatan penting yang terjadi dalam adopsi pembelajaran jarak jauh adalah kebutuhan fakultas yang sangat tinggi, kurangnya kompensasi untuk pengembangan mata kuliah, rendahnya daya tarik fakultas, ketidaksesuaian dengan isi mata kuliah dan kurang memadainya dukungan teknik yang diberikan. Peningkatan tingkat adopsi
35 19 pembelajaran jarak jauh perlu memperhatikan empat faktor, yaitu perubahan kepemimpinan (generational change), program survival, penyesuaian kelembagaan (institutional conformity) dan tuntutan kepraktisan (practice demand). Berkaitan dengan hasil penelitian ini, Godschalk dan Lacey (2001) mengatakan bahwa penerapan teknologi untuk memperbaiki pendidikan harus dimulai dan direncanakan oleh profesional yang berorietasi pada masa depan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor kepemimpinan yang profesional dari sebuah lembaga merupakan suatu faktor yang sangat menentukan kecepatan adopsi teknologi pembelajaran dalam sebuah perguruan tinggi. Berdasarkan analisis berbagai hasil penelitian yang terkait dengan adopsi inovasi dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh, dapat disimpulkan bahwa dalam membuat keputusan mengenai adopsi suatu inovasi (mengadopsi atau tidak) banyak faktor yang menjadi pertimbangan oleh pengambil keputusan. Berdasarkan hasil telaah berbagai hasil penelitian diketahui bahwa secara umum keputusan adopsi inovasi oleh individu ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal (Marwan 2008, Chitanana et al. 2008) dan eksternal (Teo et al. 2007, Marwan 2008, Godschalk & Lacey 2001). Faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam adopsi inovasi pada umumnya diteliti sendiri-sendiri baik faktor internal maupun eksternal sehingga sangat sulit untuk menentukan faktor manakah sebenarnya yang menjadi kunci utama yang dapat mempengaruhi adopsi inovasi. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini menganalisis secara simultan faktor internal dan eksternal dosen sebagai pengambil keputusan adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Hubungan berbagai faktor dan dominasi setiap faktor dalam mempengaruhi keputusan adopsi inovasi diharapkan dapat ditemukan dalam penelitian ini sehingga memudahkan dalam perumusan kebijakan guna meningkatkan dan mempercepat adopsi inovasi, khususnya adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran.
Koneksi fisik ke inherent dapat dilakukan sesuai dengan lokasi perguruan tinggi yang akan bergabung, yaitu satu kota dengan simpul lokal dan
7 TI JAUA PUSTAKA Jaringan Perguruan Tinggi Indonesia (Inherent) Sejalan dengan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi yang tertuang dalam dokumen Higher Education Long Term Strategy 2003-2010, pada
Lebih terperinciPengembangan inovasi inherent yang dilakukan oleh Ditjen Dikti hingga tahun 2008 belum sepenuhnya menyentuh seluruh perguruan tinggi yang ada di
1 PE DAHULUA Latar Belakang Indonesian Higher Education etwork (Inherent) merupakan inovasi teknologi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology
Lebih terperinciKO DISI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G
31 KO DISI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G Sejarah dan Letak Kampus Universitas Bandar Lampung (UBL) merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi di Provinsi Lampung yang didirikan oleh Yayasan Administrasi
Lebih terperinciKERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS
21 KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Hasil penelitian Marwan (2008) dan Sooknanan et al. (2002) menunjukkan bahwa dosen perguruan tinggi merupakan aktor (pengambil keputusan) utama yang
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciPENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA
PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA
PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN
Lebih terperinciPASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi
Lebih terperinciKEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR
KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH
HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciPEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA
PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT
Lebih terperinciMOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR
MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciHUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE
HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan
Lebih terperinciA ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU
A ALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA O AKTIF U IVERSITAS TERBUKA DE GA PE DEKATA CLUSTER E SEMBLE DYAH PAMI TA RAHAYU SEKOLAH PASCASARJA A I STITUT PERTA IA BOGOR BOGOR 2009 PER YATAA ME GE AI TESIS DA SUMBER
Lebih terperinciHUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE
HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL
EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL (Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian) SITI MARYAM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI TERHADAP SIKAP AWAK PESAWAT DALAM ADOPSI PESAWAT LATIH GROB G 120 TP-A DI LANUD ADISUTJIPTO YOGYAKARTA T E S I S
PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI TERHADAP SIKAP AWAK PESAWAT DALAM ADOPSI PESAWAT LATIH GROB G 120 TP-A DI LANUD ADISUTJIPTO YOGYAKARTA T E S I S ERFAN BUDI KUSTANTO, S.E. NPM. 241110038 PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA
Lebih terperinciPERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH
PERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR PUSAT PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK.
ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR PUSAT PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. Oleh: Gusri Ayu Farsa PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH
Lebih terperinciPERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING
PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan
Lebih terperinciPERANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BINAAN TERHADAP KINERJA USAHA KECIL DI SUMATERA BARAT ZEDNITA AZRIANI
PERANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BINAAN TERHADAP KINERJA USAHA KECIL DI SUMATERA BARAT BANK NAGARI ZEDNITA AZRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan
Lebih terperinciEVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA
EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan
Lebih terperinciPERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ
PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERNYATAAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA
IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT
Lebih terperinciPENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA
1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN ETIKA BISNIS di PT ASTRA INTERNASIONAL TBK. Oleh : Ita Lestari
ANALISIS PENERAPAN ETIKA BISNIS di PT ASTRA INTERNASIONAL TBK Oleh : Ita Lestari PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Hak cipta milik IPB, tahun 2008 Hak
Lebih terperinciANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA
ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN Oleh : Dewi Maditya Wiyanti PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH
Lebih terperinciEFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN
EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) MUHAMMAD
Lebih terperinciSEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SITU BABAKAN JAKARTA SELATAN USMIZA ASTUTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciPROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI
PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA. Oleh: Laura Juita Pinem P
FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA Oleh: Laura Juita Pinem P056070971.38 PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Hak cipta
Lebih terperinciMODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH
MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA M A R D I N PROGRAM STUDI ILMU PENYULUHAN PEMBANGUNAN SEKOLAH
Lebih terperinciEFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN
EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) MUHAMMAD
Lebih terperinciPERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA
PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciPERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)
PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor) SKRIPSI DISTI LASTRIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT
ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT FIRMANTO NOVIAR SUWANDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK (Kasus di Kota Yogyakarta) YUNI RETNOWATI
POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TUNGGAL DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK (Kasus di Kota Yogyakarta) YUNI RETNOWATI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciJARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (Kasus Adopsi Inovasi Traktor Tangan di Desa Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) PARLAUNGAN ADIL
Lebih terperinciTRIANDI CHANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PENERAPAN ISO 9001 DI PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DAN KONTRIBUSINYA PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) SERTA PENYERAPAN TENAGA KERJA KASUS DI KABUPATEN KAMPAR TRIANDI CHANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT
Lebih terperinciMODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG
MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini
Lebih terperinciEVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI
EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI Oleh : Ongki Wiratno PROGRAM STUDI MAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 @ Hak cipta
Lebih terperinciPROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006
PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Kapasitas Institusi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi K-3 JULI 2006 DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH
PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan
Lebih terperinciANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI
ANALISIS POLA AKTIVITAS, TINGKAT KELELAHAN DAN STATUS ANEMIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA WIWIK WIDAYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciSTRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH (Kasus Program Community Development Perusahaan Star Energy di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas) AKMARUZZAMAN
Lebih terperinciPERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi: Kasus Desa Bedoyo,
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER (Kasus Mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Tahun Masuk 2006, Fakultas Ekologi Manusia) ALWIN TAHER I34051845 DEPARTEMEN SAINS
Lebih terperinciMODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAPABILITAS DINAMIK ORGANISASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAPABILITAS DINAMIK ORGANISASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Kasus pada Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah II) MUHAMMAD YUSUF SULFARANO BARUSMAN SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciKETERKAITAN NILAI TUKAR RUPIAH DENGAN INDEKS SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh : Venny Syahmer
KETERKAITAN NILAI TUKAR RUPIAH DENGAN INDEKS SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Venny Syahmer PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 SURAT PERNYATAAN Saya
Lebih terperinciHUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI
HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciKARAKTERISTIK Fe, NITROGEN, FOSFOR, DAN FITOPLANKTON PADA BEBERAPA TIPE PERAIRAN KOLONG BEKAS GALIAN TIMAH ROBANI JUHAR
KARAKTERISTIK Fe, NITROGEN, FOSFOR, DAN FITOPLANKTON PADA BEBERAPA TIPE PERAIRAN KOLONG BEKAS GALIAN TIMAH ROBANI JUHAR PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciANALISIS KETERKAITAN POLA PENGANGGARAN, SEKTOR UNGGULAN, DAN SUMBERDAYA DASAR UNTUK OPTIMALISASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
ANALISIS KETERKAITAN POLA PENGANGGARAN, SEKTOR UNGGULAN, DAN SUMBERDAYA DASAR UNTUK OPTIMALISASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH (Studi Kasus Kota Batu Provinsi Jawa Timur) FATCHURRAHMAN ASSIDIQQI SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIK PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ACEH TIMUR. Oleh: Salman Darajat
RENCANA STRATEGIK PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ACEH TIMUR Oleh: Salman Darajat PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN JARINGAN KOMUNIKASI AGRIBISNIS PETANI IKAN HIAS (KASUS DI KABUPATEN BOGOR)
KEEFEKTIFAN JARINGAN KOMUNIKASI AGRIBISNIS PETANI IKAN HIAS (KASUS DI KABUPATEN BOGOR) OLEH : KURNIA SUCI INDRANINGSIH PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 ABSTRAK KURNIA SUCI INDRANINGSIH.
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI
ANALISIS KEPUASAN PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI Oleh : TETET SUTADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Hak Cipta
Lebih terperinciSEKOLAH PASCASARJANA
ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: Sri Martini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ANALISIS DAMPAK
Lebih terperinciPROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI
PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DAN KEPUASAN RUMAH TANGGA PENERIMA MANFAAT DI DKI JAKARTA
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DAN KEPUASAN RUMAH TANGGA PENERIMA MANFAAT DI DKI JAKARTA Oleh : Rini Andrida PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ANALISIS
Lebih terperinciSEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN DAN POLA TANAM DI LAHAN HUTAN NEGARA DAN LAHAN MILIK INDRA GUMAY FEBRYANO
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN DAN POLA TANAM DI LAHAN HUTAN NEGARA DAN LAHAN MILIK Studi Kasus di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung INDRA GUMAY
Lebih terperinciANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO
ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan
Lebih terperinciPERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA
PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT
FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT FARMA YUNIANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPROFIL FOTO BERITA DALAM SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI TAHUN 2004
1 PROFIL FOTO BERITA DALAM SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI TAHUN 2004 RR. BRAMAYANTI KRISMASAKTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan
Lebih terperinciPENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL
PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI
Lebih terperinciMARIA BINUR FRANSISKA MANALU
KOMPETENSI PEMILIK RUMAH MAKAN TRADISIONAL KELAS C DALAM PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN MAKANAN DI DAERAH TUJUAN WISATA JAKARTA TIMUR MARIA BINUR FRANSISKA MANALU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA
PERSEPSI PETERNAK SAPI POTONG KEREMAN TERHADAP INOVASI TEKNOLOGI MESIN SILASE ONGGOK TAPIOKA (Kasus Inovasi pada Kelompok Peternak Sapi Potong Kereman Margo Lestari di Desa Sidomukti Kecamatan Margoyoso
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini
ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI Oleh: Darsini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Hak cipta milik
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG) TERHADAP APLIKASI e-learning STUDI KASUS UNIVERSITAS TERBUKA (UT) RUSTAM EFFENDY
IMPLEMENTASI SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG) TERHADAP APLIKASI e-learning STUDI KASUS UNIVERSITAS TERBUKA (UT) RUSTAM EFFENDY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS
PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BAKUL PASAR TRADISIONAL DESA BANTUL MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PERMODALAN YOHANES ARIYANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR
Lebih terperinciPASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi
Lebih terperinciIndonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) IBRD Loan No IND (USD 50 juta) IDA Loan No IND (USD 30 juta)
I-MHESRE Directorate General of Higher Education Ministry of National Education Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Workshop Sosialisasi Program B.1. Tanggal 15 Agustus
Lebih terperinciPERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG
PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG (Studi Kasus Pada Unit Bisnis Jasa Angkutan Divisi Regional Sulawesi Selatan) Oleh : Retnaning Adisiwi PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah.
Lebih terperinciANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN WULANING DIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciMARTIN MAULANA MARPAUNG /IM
ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISIPLIN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh MARTIN MAULANA MARPAUNG 097019024/IM
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI
ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP FIRDAUS ALIM DAMOPOLII SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA DAN PELUANG KEMISKINAN NELAYAN TRADISIONAL
ANALISIS PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA DAN PELUANG KEMISKINAN NELAYAN TRADISIONAL (Studi Kasus: Rumahtangga Nelayan Tradisional Di Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten) RANTHY PANCASASTI SEKOLAH
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI
PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO (Studi Kasus di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah)
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI
ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PAKAN TERNAK AYAM DI PROPINSI LAMPUNG DAN JAWA BARAT ANNA FITRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan
Lebih terperinciANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN
ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ii ABSTRACT MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN. Analysis of Northern
Lebih terperinciKINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK : MEMBANDINGKAN KINERJA RASIO KEUANGAN DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Oleh : Ahmad Susanto
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK 2007-2008: MEMBANDINGKAN KINERJA RASIO KEUANGAN DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Oleh : Ahmad Susanto PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCA SARJANA
Lebih terperinciKOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT
KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT M A L T A SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEKTIVITAS MEDIA CETAK (FOLDER DAN POSTER-KALENDER) DAN PENYAJIAN TANAMAN ZODIA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MEDIA CETAK (FOLDER DAN POSTER-KALENDER) DAN PENYAJIAN TANAMAN ZODIA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT LINA MARLINA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciPembimbing Utama : Ir. Richard WE Lumintang MSEA Pembimbing Anggota : Ir. Sudjana Natasamita
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETERNAK TERHADAP EFEKTIVITAS PENYULUHAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG (Kasus di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat) SKRIPSI Rahma Delni PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciPENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN
136 PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN (KASUS DI RW 04 DUSUN DAWUKAN DESA SENDANGTIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA) DJULI SUGIARTO
Lebih terperinciMETODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN
METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciKAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI
KAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
Lebih terperinci