KO DISI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KO DISI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G"

Transkripsi

1 31 KO DISI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G Sejarah dan Letak Kampus Universitas Bandar Lampung (UBL) merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi di Provinsi Lampung yang didirikan oleh Yayasan Administrasi Lampung (YAL) yang memulai kegiatannya sejak 1972, dengan mendirikan Akademi Administrasi Niaga. Universitas Bandar Lampung beroperasi sejak tahun 1984 dengan tiga fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Ekonomi. Penambahan fakultas di UBL dilakukan secara bertahap, yaitu Fakultas Hukum pada tahun 1987, Program Pascasarjana pada tahun 1997, Fakultas Ilmu Komputer pada tahun 2000 dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada tahun Program studi yang diselenggarakan UBL hingga saat ini terdiri atas 15 program studi dengan rincian 12 program studi jenjang S1 dan tiga program studi jenjang S2 (Tabel 6). Tabel 6 Program studi yang diselenggarakan UBL Fakultas/Program Program Studi Jenjang Fakultas Ekonomi Manajemen S1 Akuntansi S1 Fakultas Teknik Sipil S1 Mesin S1 Arsitektur S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Administrasi Negara S1 Ilmu Administrasi Niaga S1 Ilmu Komunikasi S1 Fakultas Hukum Ilmu Hukum S1 Fakultas Ilmu Komputer Sistem Informasi S1 Teknik Informatika S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana Manajemen S2 Ilmu Hukum S2 Teknik Sipil S2 Sumber: Perencanaan dan Pengembangan UBL 2010 S1

2 32 Kampus tempat penyelenggaraan proses pembelajaran di Universitas Bandar Lampung terletak di dua lokasi, yaitu Kampus A dan Kampus B. Kampus A terletak di Jalan Z.A. Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung, sedangkan Kampus B terletak di Jalan Z.A. Pagar Alam No. 89 Labuhan Ratu Bandar Lampung. Fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses Pembelajaran Perkembangan ICT secara nyata telah mempengaruhi kegiatan proses pembelajaran di UBL. Perubahan nyata dari adanya perkembangan ICT dalam proses pembelajaran di UBL terlihat dari perubahan bentuk bahan ajar yang digunakan dosen dalam proses pembelajaran. Sebelum adanya ICT, bahan ajar dosen yang digunakan dalam proses pembelajaran berbentuk transparansi yang disampaikan dalam proses pembelajaran dengan bantuan alat Over Head Projector (OHP). Sejak UBL menerapkan kebijakan penggunaan LCD Projector sebagai pengganti OHP, maka secara otomatis bentuk bahan ajar transparansi mulai ditinggalkan dan berganti dalam bentuk softcopy dengan format power point. Perolehan dana hibah untuk pengembangan management information system (MIS) yang diperoleh UBL dari Technological and Proffessional Development Sector Project (TPSDP) telah mempercepat pengembangan infrastruktur (hardware) ICT di UBL guna mendukung proses pembelajaran. Perangkat lunak yang mulai dikembangkan oleh UBL adalah digital library (digilib). Teknologi internet yang berkembangan secara cepat dalam segala bidang kehidupan secara nyata telah dimanfaatkan UBL guna mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar. Fasilitas internet guna mendukung proses pembelajaran di UBL disediakan di berbagai lokasi kampus khususnya perpustakaan dan laboratorium. Namun demikian, akses internet juga dapat dilakukan melalui fasilitas hot spot yang disediakan oleh pihak universitas dengan bandwidth yang sangat memadai yaitu 1 Mbps. Fasilitas internet ini dalam proses pembelajaran banyak digunakan oleh sivitas akademika guna mencari informasi guna mendukung proses pembelajaran. Bagi dosen fasilitas internet ini banyak digunakan sebagai media untuk mencari data dan informasi guna penyusunan

3 33 bahan ajar, bahkan ada juga yang menggunakannya untuk pencarian bahan ajar sebagai bahan pertimbangan dosen dalam melakukan pembelajaran. Fasilitas ICT di UBL semakin lengkap dalam mendukung proses pembelajaran setelah UBL menjadi salah satu pemenang PHK TIK Komponen K3 pada tahun Perolehan hibah ini telah menjadikan UBL sebagai salah satu perguruan tinggi yang terhubung dengan inherent sehingga memiliki peluang yang besar guna memanfaatkan berbagai fasilitas yang tersedia di inherent guna mendukung peningkatan mutu proses pembelajaran. Berbagai fasilitas yang disediakan inherent dalam proses pembelajaran di antaranya adalah aplikasi pembelajaran jarak jauh dengan fasilitas video-conference, e-library, bahan ajar dan diseminasi hasil penelitian online. Karakteristik Dosen Proses pembelajaran di perguruan tinggi pada saat ini tidak dapat dilepaskan dari pemanfaatan ICT. Pemanfaatan teknologi internet (homepage) dan alat presentasi merupakan contoh pemanfaatan teknologi informasi yang sekarang ini sudah menjadi suatu hal yang sangat umum. Berkaitan dengan hal ini, banyak perguruan tinggi yang telah mengeluarkan investasi yang cukup besar guna memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi komputer dalam dunia pendidikan tidak akan berfungsi secara efektif apabila pengajar (dosen) sebagai peran kunci dalam pendidikan tinggi tidak dapat memanfaatkan ICT secara optimal (Marwan 2008) sehingga dapat dikatkan bahwa dosen merupakan salah satu faktor kunci yang sangat menentukan dalam proses adopsi inovasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan tinggi. Inherent sebagai inovasi teknologi pembelajaran berbasis ICT memiliki berbagai aplikasi yang diharapkan mampu meningkatkan mutu proses pembelajaran. Namun demikian, berbagai aplikasi inherent tersebut tidak memiliki nilai guna bagi perguruan tinggi apabila dosen dosen sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran tidak memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan mengenai ICT. Chitanana et al. (2008) mengatakan bahwa dalam pengembangan proses pembelajaran berbasis ICT (e-learning) diperlukan dosen yang memiliki keterampilan menggunakan komputer dasar dan internet.

4 34 Selain itu, juga dituntut kesiapan dosen untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT. Dua karakteristik dosen berkaitan dengan proses pembelajaran berbasis ICT seperti yang dikemukakan oleh Chitanana et al. (2008) diperkirakan sangat diperlukan dosen UBL guna memanfaatkan inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal ini, maka kondisi dua karakteristik dosen UBL tersebut perlu diketahui guna pemanfaatan inovasi inherent yang diperoleh UBL sejak tahun Selain itu, dengan mengetahui kondisi karakteristik dosen yang diperlukan dalam proses pembelajaran berbasis ICT, maka UBL diharapkan akan dapat mengembangkan karakteristik dosen yang diperlukan untuk pemanfaatan proses pembelajaran berbasis ICT khususnya pemanfaatan inovasi inherent. Pengukuran kondisi dua karakteristik dosen UBL dilakukan dengan melihat persepsi dosen terhadap pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan dua karakteristik tersebut, yaitu sebanyak 11 pernyataan untuk keterampilan komputer dasar dan enam pernyataan untuk kesiapan dosen melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT. Hasil penghitungan rataan skor dosen terhadap dua karakteristik dosen UBL secara detil disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Rataan skor karakteristik dosen UBL Karakteristik Dosen Rataan Skor* Keterampilan komputer dasar 3,17 Kesiapan melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT 1,95 Total rataan skor 2,56 Keterangan: * Rentang skor 1,00 1,75 = sangat rendah; 1,76 2,50 = rendah; 2,51 3,25 = tinggi; 3,26 4,00 = sangat tinggi Keterampilan Komputer Dasar Berdasarkan pendapat dosen UBL terhadap dua indikator utama yang mencerminkan keterampilan komputer dasar dosen (keterampilan menggunakan program MS Office dan internet) diketahui bahwa dosen UBL tidak ada yang memiliki keterampilan komputer dasar dengan kategori sangat rendah. Jumlah dosen UBL yang memiliki keterampilan komputer dasar dengan kategori rendah adalah sebanyak 21,15 persen, kategori tinggi sebanyak 26,92 persen dan kategori sangat tinggi sebanyak 51,92 persen. Hasil ini mengindikasikan bahwa dalam

5 35 pelaksanaan proses pembelajaran berbasis ICT, keterampilan komputer dasar dosen UBL perlu ditingkatkan lagi mengingat masih ada dosen yang tingkat keterampilan komputer dasarnya dalam kondisi rendah. Mengingat perkembangan teknologi komputer terjadi relatif cepat, maka kemampuan komputer dasar dosen UBL ini perlu selalu ditingkatkan sehingga kemampuan komputer dasar yang dimiliki dosen UBL selalu terkini dan sesuai dengan perkembangan teknologi komputer tersebut. Nilai rataan skor dosen UBL terkait dengan pernyataan mengenai keterampilan komputer dasar menunjukkan nilai sebesar 3,17 (Tabel 7) sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat keterampilan komputer dasar dosen UBL berdasarkan hasil penelitian ini adalah tergolong pada tingkat tinggi. Hasil ini mengindikasikan bahwa mayoritas dosen UBL menguasai keterampilan komputer dasar sebagai bekal untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT. Rataan keterampilan komputer dasar dosen UBL yang tergolong tinggi tersebut pada dasarnya terjadi karena adanya perubahan pemanfaatan alat bantu pengajaran yang digunakan dosen dari OHP menjadi LCD projector sehingga menuntut dosen dengan sendirinya dituntut untuk menguasai keterampilan komputer dasar khususnya program MS Office (MS Word, MS Excel dan MS Power Point). Selain itu, penyediaan fasilitas internet guna mendukung proses pembelajaran di UBL di berbagai lokasi kampus khususnya perpustakaan dan laboratorium, serta pemasangan fasilitas hot spot telah merangsang dosen untuk mempelajari kemampuan internet secara lebih mendalam. Peningkatan keterampilan komputer dasar dan internet dosen UBL secara kelembagaan dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat Komputer UBL sehingga dosen UBL memiliki kesempatan untuk belajar komputer dasar dan internet secara lebih mendalam sehingga diharapkan mampu mengusai keterampilan komputer dasar dan internet secara lebih baik. Selain itu, peningkatan keterampilan komputer dasar dan internet dosen UBL juga didukung dengan penyediaan fasilitas kredit pemilikan komputer (note book) oleh YAL sehingga diharapkan setiap dosen memiliki komputer sendiri dan pada akhirnya terbiasa dengan pemanfaatan ICT dalam proses pembelajaran.

6 36 Kesiapan Melaksanakan Proses Pembelajaran Berbasis ICT Hasil penelitian untuk melihat pendapat dosen mengenai kesiapan dosen UBL melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT menunjukkan bahwa sebanyak 23,08 persen dosen memiliki tingkat kesiapan melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT yang sangat rendah dan 76,92 persen dalam kategori rendah. Tabel 5 memperlihatkan bahwa rataan skor tingkat kesiapan dosen UBL dalam melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT sebesar 1,95 sehingga dapat dikatakan bahwa kesiapan dosen UBL melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT adalah rendah. Kondisi ini mengindikasikan bahwa dosen UBL tidak siap untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk menaikkan tingkat kesiapan dosen tersebut. Rendahnya tingkat kesiapan dosen UBL melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT pada dasarnya terjadi karena kemandirian dosen dalam memanfaatkan inovasi inherent dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini terlihat dari mayoritas pendapat dosen yang mengatakan masih memerlukan pendampingan tenaga teknik untuk dapat memanfaatkan fasilitas inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Selain itu, mayoritas dosen juga mengatakan bahwa masih perlu mengikuti pelatihan mengenai pemanfaatan inovasi inherent khususnya dalam proses pembelajaran. Pendampingan tenaga teknik yang masih diperlukan oleh mayoritas dosen UBL dalam memanfaatkan inovasi inherent pada dasarnya menunjukkan bahwa dosen belum memiliki kesiapan memanfaatkan inovasi inherent secara mandiri dalam proses pembelajaran. Hal ini berbeda apabila dibandingkan dengan pemanfaatan internet dimana mayoritas dosen UBL mampu memanfaatkan internet secara mandiri tanpa perlu pendampingan tenaga teknik. Berdasarkan hal ini, maka kemandirian dosen UBL dalam memanfaatkan inovasi inherent perlu ditingkatkan melalui berbagai pelatihan mengingat mayoritas dosen UBL mengatakan bahwa masih perlu pelatihan yang lebih mendalam mengenai pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan pelatihan pemanfaatan inovasi inherent yang terstruktur dalam hal ini sangat diperlukan guna meningkatkan pemahaman dosen UBL mengenai teknik dan cara memanfaatkan inovasi inherent sehingga tingkat kesiapan dosen melaksanakan

7 37 proses pembelajaran berbasis ICT khususnya inovasi inherent dapat ditingkatkan dan pada akhirnya inovasi inherent yang berhasil diperoleh UBL dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Kondisi yang terjadi pada tingkat kesiapan dosen UBL dalam melaksanakan proses pemanfaatan berbasis ICT khususnya inovasi inherent dapat dipahami mengingat inovasi inherent merupakan inovasi teknologi pembelajaran berbasis ICT yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan teknologi informasi yang telah digunakan UBL selama ini, yaitu internet. Internet merupakan teknologi ICT yang telah lama digunakan UBL dalam mendukung proses pembelajaran, sedangkan inherent merupakan teknologi pembelajaran berbasis ICT yang baru dikembangkan di UBL sejak diperolehnya hibah kompetisi teknologi informasi dan komunikasi yang diselenggarakan Ditjen Dikti pada tahun Namun demikian, infrastruktur inovasi inherent tersebut baru dapat digunakan dan dimanfaatkan pada tahun 2008 sehingga dapat dipahami apabila dosen UBL mayoritas belum siap melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT khususnya berbasis inovasi inherent. Kontradiksi kondisi karakteristik dosen UBL seperti yang terlihat pada Tabel 7 menunjukkan bahwa penguasaan keterampilan komputer dasar dan internet belum menjamin adanya kesiapan dosen untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT. Hal ini tampak dari tingkat keterampilan komputer dasar dan internet dosen UBL yang tinggi namun memiliki tingkat kesiapan melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT yang rendah. Hasil penelitian mengenai dua karakteristik dosen UBL terkait pemanfaatan ICT dalam proses pembelajaran ternyata memiliki kesesuaian dengan hasil penelitian yang dilakukan Chitanana et al. (2008) mengenai peluang dan tantangan pelaksanaan e-learning di Zimbabwe yang mengatakan bahwa meskipun mayoritas dosen (95%) memiliki keterampilan dasar komputer dan internet untuk pelaksanaan e-learning, namun hanya 30 persen dosen yang menyatakan sangat siap (very much prepared) untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT. Dosen yang menyatakan tidak siap (not prepared) untuk melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT sebanyak 38 persen dan sebanyak 32 persen menyatakan agak siap (somewhat prepared).

8 38 Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa pelatihan guna meningkatkan kemandirian dosen UBL dalam pemanfaatan inherent mutlak dilakukan sehingga tingkat kesiapan dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran berbasis ICT meningkat. Peningkatan kesiapan dosen UBL dalam melakukan proses pembelajaran berbasis ICT di UBL dalam hal ini inherent diharapkan dapat meningkatkan dan mengoptimalkan pemanfaatan inovasi inherent yang telah tersedia di UBL guna terwujudnya pendidikan tinggi yang berkualitas. Karakteristik Perguruan Tinggi Penelitian yang dilakukan Teo et al. (2007) mengenai adopsi dan difusi sistem informasi sumberdaya manusia di Singapura mengatakan bahwa karakteristik organisasi memiliki peranan yang relatif penting dalam keputusan adopsi inovasi dibandingkan dengan karakteristik inovasi dan karakteristik lingkungan eksternal organisasi. Hasil ini menunjukkan bahwa karakteristik organisasi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan organisasi dalam mengintroduksi inovasi dalam proses kegiatannya. Karaktersitik perguruan tinggi dalam penelitian ini merupakan faktor eksternal dosen sebagai adopter inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Karakteristik perguruan tinggi yang dilihat dalam penelitian ini dibatasi pada lima karakteristik, yaitu dukungan pimpinan perguruan tinggi, sosialisasi keberadaan inherent, penyediaan sarana dan prasarana, pengadaan pelatihan dan penyediaan tenaga teknik. Pengukuran kondisi karakteristik UBL terkait dengan pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran dilakukan dengan melihat pendapat dosen terhadap pernyataan mengenai lima karakteristik UBL tersebut. Dukungan pimpinan dan sosialisasi keberadaan masing-masing dilihat berdasarkan lima pernyataan. Penyediaan sarana dan prasarana, pengadaan pelatihan dan penyediaan tenaga teknik masing-masing diukur dengan menggunakan tiga pernyataan. Hasil pengukuran lima karakteristik UBL terkait pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran yang dinyatakan dalam rataan skor nilai jawaban atau pendapat dosen UBL disajikan pada Tabel 8.

9 39 Tabel 8 Rataan skor karakteristik perguruan tinggi UBL Karakteristik Perguruan Tinggi Rataan Skor* Dukungan pimpinan 1,93 Sosialisasi keberadaan inherent 2,67 Penyediaan sarana dan prasarana 3,17 Pengadaan pelatihan 1,46 Penyediaan tenaga teknik 3,21 Total rataan skor 2,49 Keterangan: * Rentang skor 1,00 1,75 = sangat rendah; 1,76 2,50 = rendah; 2,51 3,25 = tinggi; 3,26 4,00 = sangat tinggi Dukungan Pimpinan Berdasarkan pendapat dosen mengenai dukungan pimpinan UBL dalam pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran diketahui bahwa sebanyak 26,92 persen dosen menyatakan bahwa dukungan pimpinan UBL sangat rendah, 61,54 persen menyatakan rendah dan sebanyak 11,54 persen menyatakan tinggi. Rataan skor dukungan pimpinan UBL seperti disajikan pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai sebesar 1,93 sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat dukungan pimpinan UBL dalam proses adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL tergolong rendah. Rendahnya tingkat dukungan pimpinan UBL dalam proses adopsi inovasi inherent di UBL dapat dijelaskan oleh tiga indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat dukungan pimpinan tersebut, yaitu antusias pimpinan puncak dalam pemanfaatan inovasi (Premkumar & Roberts 1999 dalam Teo et al. 2007), kesadaran pimpinan puncak akan keuntungan dari inovasi (Teo et al. 2007) dan peraturan pemanfaatan inovasi yang dibuat oleh pimpinan puncak. Rendahnya tingkat dukungan pimpinan UBL dalam pemanfaatan inovasi inherent dalam hal ini terjadi karena pimpinan UBL terlihat kurang antusias dalam mendorong pemanfaatan inovasi inherent tersebut. Hal ini dibuktikan dengan belum adanya kebijakan atau peraturan yang mengatur pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Keberadaan inovasi inherent di UBL belum dimanfaatkan secara optimal oleh pimpinan UBL dalam mendukung berbagai proses pembelajaran melalui berbagai kebijakan terkait dengan proses pembelajaran.

10 40 Kondisi rendahnya tingkat dukungan pimpinan UBL dalam pemanfaatan inovasi inherent tersebut berpotensi menghambat pemanfaatan inovasi inherent tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Yap (1989) dalam Teo et al. (2007) bahwa pimpinan puncak organisasi yang memiliki perspektif lebih luas memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi peluang pemanfaatan ICT serta mendukung adopsi inovasi dengan visi yang strategis sehingga keberadaan pimpinan yang visioner sangat penting guna mendukung pemanfaatan inovasi khususnya ICT. Mengingat dukungan pimpinan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kecepatan adopsi inovasi dalam organisasi (Teo et al. 2007), maka pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL berpotensi untuk tidak berkembang dengan baik di masa mendatang apabila kondisi dukungan pimpinan tidak mengalami perubahan. Hal ini diperkuat oleh Godschalk dan Lacey (2001) mengatakan bahwa faktor kepemimpinan yang profesional dari sebuah lembaga merupakan suatu faktor yang sangat menentukan kecepatan adopsi teknologi pembelajaran dalam sebuah perguruan tinggi. Dampak akhir apabila dukungan pimpinan UBL dalam pemanfaatan inovasi inherent di UBL tidak berubah adalah inovasi inherent tidak akan mampu dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya dan kemungkinan akan menjadi suatu hal yang tidak berguna khususnya dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan tinggi. Berdasarkan hasi penelitian ini, maka di masa mendatang dukungan pimpinan UBL khususnya yang terkait dengan pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran harus ditingkatkan sehingga berbagai peralatan ICT inovasi inherent yang ada di UBL dapat dimanfaatkan secara optimal guna mendukung proses pembelajaran yang lebih bermutu di masa depan. Sosialisasi Keberadaan Inherent Rogers (2003) menggambarkan bahwa dalam lima tahapan proses keputusan inovasi, saluran-saluran komunikasi memiliki pengaruh terhadap lima tahapan proses keputusan inovasi mulai dari pencarian informasi awal dari sebuah inovasi, penentuan sikap terhadap inovasi, pembuatan keputusan untuk mengadopsi atau menolak, penerapan ide baru, dan pengkonfirmation keputusan. Sosialisasi keberadaan inovasi inherent di UBL merupakan saluran komunikasi

11 41 yang sangat penting dalam proses adopsi inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat dosen terhadap pernyataan-pernyataan terkait dengan sosialisasi keberadaan inherent di UBL diketahui bahwa 36,54 persen dosen menyatakan bahwa tingkat sosialisasi inherent di UBL tergolong rendah, 50 persen dosen menyatakan tinggi dan sebanyak 13,46 persen menyatakan sangat tinggi. Jika dilihat dari nilai rata-rata pendapat dosen (Tabel 8), terlihat bahwa rataan skor tingkat sosialisasi keberadaan inherent menunjukkan nilai sebesar 2,67 sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat sosialisasi keberadaan inherent di UBL adalah tergolong tinggi. Tingginya tingkat sosialisasi keberadaan inherent di UBL dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh pelaku sosialisasi yang dilakukan oleh elemen perguruan tinggi, yaitu pimpinan puncak (Teo et al. 2007), pengelola inherent di UBL (Pusat Komputer) dan dosen. Tingginya tingkat sosialisasi keberadaan inherent di UBL tersebut dapat terjadi karena sosialisasi keberadaan inherent di UBL tidak hanya dilakukan oleh satu pelaku saja. Pelaku yang menjadi aktor dalam sosialisasi inovasi inherent di UBL dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu pimpinan UBL, Pusat Komputer UBL dan dosen yang sudah mengetahui keberadaan inovasi inherent terlebih dahulu. Hal lain yang mendorong tingginya tingkat sosialisasi keberadaan inovasi inherent ini adalah adanya program sosialisasi inovasi inherent yang wajib dilakukan oleh UBL dalam hal ini Pusat Komputer sebagai UPT pelaksana hibah PHK TIK K3 yang diperoleh UBL sebagai bagian kegiatan hibah yang telah menjadi kesepakata antara UBL dan Ditjen Dikti sebagai pemberi dana hibah. Program sosialisasi yang menjadi kewajiban Pusat Komputer ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama untuk para pimpinan UBL dan tahap kedua untuk dosen dan karyawan. Saluran komunikasi yang digunakan dalam sosialisasi keberadaan inovasi inherent di UBL dilakukan secara lisan dan tertulis. Sosialisasi secara lisan dilakukan dalam berbagai kesempatan seperti dalam lokakarya sosialisasi inherent, rapat, diskusi dan berbagai kesempatan yang memungkinkan oleh tiga aktor tersebut. Sosialisasi secara tertulis dilakukan oleh Pusat Komputer UBL melalui surat pemberitahuan kepada pimpinan program studi khususnya

12 42 mengenai pelaksanaan kuliah umum atau seminar yang dilakukan pihak lain di luar UBL melalui fasilitas video-conference inovasi inherent. Sosialisasi keberadaan inherent di UBL yang tergolong tinggi mengindikasikan bahwa keberadaan inovasi inherent di UBL telah diketahui oleh dosen UBL yang merupakan faktor kunci pelaksanaan proses pembelajaran berbasis ICT. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa inovasi inherent telah tersosialisasi di kalangan dosen UBL dengan baik sehingga dimungkinkan dosen UBL untuk mengadopsi inovasi inherent guna mendukung peningkatan mutu proses pembelajaran. Penyediaan Sarana dan Prasarana Ketersediaan sarana dan prasarana inherent merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi untuk dapat memanfaatkan inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat dosen UBL mengenai ketersediaan sarana dan prasarana inherent di UBL diketahui bahwa sebanyak 1,92 persen dosen menyatakan bahwa tingkat penyediaan sarana dan prasarana inherent di UBL tergolong rendah, sebanyak 59,62 persen menyatakan tinggi dan 38,46 menyatakan sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor jawaban untuk masing-masing responden terkait dengan tingkat penyediaan sarana dan prasarana inovasi inherent di UBL adalah sebesar 3,17 sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat penyediaan penyediaan sarana dan prasarana inovasi inherent di UBL tergolong tinggi. Tingginya tingkat penyediaan sarana dan prasarana inovasi inherent seperti terlihat dari pendapat dosen UBL pada dasarnya merupakan hal yang wajar mengingat UBL merupakan salah satu salah satu perguruan tinggi swasta yang berhasil mendapatkan PHK Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk komponen K3 pada tahun 2007 (Ditjen Dikti 2007). Kondisi ini membawa konsekuensi tersedianya berbagai sarana dan prasarana inovasi inherent di UBL secara lengkap sesuai dengan apa yang diprogramkan Ditjen Dikti dalam pengembangan inovasi inherent di Indonesia.

13 43 Sarana dan prasarana inovasi inherent secara umum terdiri dari hardware dan software sebagaimana sarana dan prasarana ICT lainnya. Secara umum hardware inovasi inherent yang digunakan untuk pemanfaatan video-conference inherent terdiri atas video input (camera video atau webcam), video output (monitor komputer atau proyektor), audio input (microphones), audio output (speaker atau headphone) dan media transfer data (LAN). Salah satu software yang digunakan dalam video-conference adalah Access Grid dan yang terbaru dari software tersebut adalah Access Grid 3.2 beta 1. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana inovasi inherent baik hardware maupun software di UBL bukan merupakan suatu permasalahan mengingat tingkat penyediaan sarana dan prasarananya tergolong tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa UBL memiliki peluang yang sangat besar untuk memanfaatkan inovasi inherent guna mendukung peningkatan mutu proses pembelajaran. Pengadaan Pelatihan Berdasarkan hasil pendapat dosen UBL diketahui bahwa sebanyak 80,77 persen dosen menyatakan bahwa tingkat pengadaan pelatihan pemanfaatan inherent dalam proses pembelajaran di UBL sangat rendah, sedangkan sisanya (19,23 %) menyatakan rendah. Hasil ini mengindikasikan bahwa mayoritas dosen UBL mempersepsikan bahwa tidak pernah dilakukan pelatihan terkait dengan pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL. Hasil rataan skor jawaban dosen terkait pengadaan pelatihan pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL (Tabel 8) menunjukkan bahwa tingkat pengadaan pelatihan yang berkaitan dengan pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL sangat rendah. Hal ini dapat dikatakan mengingat nilai rata-rata skor jawaban responden adalah sebesar 1,46. Kondisi pengadaan pelatihan pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran yang sangat rendah di UBL akan mendorong tingkat pengetahuan dan keterampilan dosen UBL dalam memanfaatkan sarana dan prasarana inovasi inherent juga sangat rendah sehingga berpotensi untuk menghambat pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL. Kondisi ini terjadi mengingat pengembangan inovasi inherent di Indonesia masih tergolong dini,

14 44 yaitu dilakukan sejak tahun 2006 dimana pelatihan pemanfaatan inovasi inherent yang dilakukan Ditjen Dikti terhadap tenaga teknis di berbagai perguruan tinggi yang telah terhubung dengan inherent juga masih sangat terbatas pelaksanaannya sehingga berdampak pada sangat rendahnya tingkat pengadaan pelatihan pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL. Hasil penelitian Marwan (2008) mengungkapkan bahwa salah satu alasan kenapa dosen belum memanfaatkan ICT dalam proses pembelajaran adalah karena kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan ICT. Berdasarkan hasil penelitian dan apa yang dikatakan Marwan (2008), maka pengetahuan dan keterampilan dosen UBL dalam memanfaatkan inovasi inherent perlu ditingkatkan melalui pengadaan pelatihan yang komprehensif sehingga dosen UBL memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan yang memadai guna memanfaatkan inovasi inherent dalam mendukung peningkatan mutu proses pembelajaran. Pusat Komputer UBL sebagai pengelola inovasi inherent di UBL perlu secara teratur melakukan pelatihan bagi dosen UBL khususnya mengenai pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran. Penyediaan Tenaga Teknik Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 3,85 persen dosen UBL menyatakan bahwa tingkat penyediaan tenaga teknik dalam pemanfaatan inovasi inherent di UBL tergolong rendah, sebanyak 61,54 persen dosen menyatakan tinggi dan 34,61 persen dosen menyatakan sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 8, diketahui bahwa rata-rata nilai skor jawaban responden terkait dengan dukungan penyediaan tenaga teknik dalam proses pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran di UBL adalah sebesar 3,21 sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat dukungan penyediaan tenaga teknik dalam adopsi inovasi inherent di UBL tergolong tinggi. Tingginya tingkat penyediaan tenaga teknik di UBL dalam pemanfaatan inovasi inherent ini dapat terjadi karena mayoritas dosen UBL baru mengenal inovasi inherent sehingga perlu didampingi oleh tenaga teknik dalam setiap proses pembelajaran yang memanfaatkan inovasi inherent. Penyediaan tenaga teknik dalam pemanfaatan inovasi inherent di UBL dilakukan agar dosen UBL bersedia

15 45 memanfaatkan inovasi inherent guna mendukung proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Marwan (2008) bahwa kurangnya tenaga teknis ICT di perguruan tinggi merupakan salah satu penyebab dosen perguruan tinggi belum memanafaatkan ICT dalam proses pembelajaran. Dukungan penyediaan tenaga teknik yang tinggi ini dalam pemanfaatan inovasi inherent diharapkan mampu mendorong dosen UBL untuk mau memanfaatkan berbagai fasilitas inovasi inherent yang telah ada di UBL sehingga sarana dan prasarana yang telah ada tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi lima karakteristik UBL terkait dengan pemanfaatan inovasi inhrerent dalam proses pembelajaran sebagaimana disajikan pada Tabel 8 menunjukkan kondisi yang kontradiksi mengingat karakteristik tersebut berada dua kutub yang berbeda, yaitu kondisi rendah dan tinggi. Dua karakteristik yang berada pada kondisi yang rendah atau sangat sangat rendah adalah dukungan pimpinan dan pengadaan pelatihan, sedangkan tiga karakteristik yang berada pada kondisi yang tinggi adalah sosialisasi keberadaan inovasi inherent, penyediaan sarana dan prasarana dan penyediaan tenaga teknik. Kontradiksi kondisi karakteristik UBL terkait pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran pada dasarnya menunjukkan suatu kejanggalan mengingat lima karakteristik tersebut merupakan karakteristik internal UBL yang menjadi tanggung jawab pimpinan UBL. Namun demikian, kondisi tersebut apabila ditelusuri lebih jauh dapat menjadi hal yang wajar mengingat karakteristik UBL terkait dengan pemanfaatan inovasi inherent dalam proses pembelajaran tersebut terbentuk oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal UBL. Karakteristik UBL yang meningindikasikan kondisi yang rendah dalam hal ini terlihat hanya dipengaruhi oleh kondisi internal UBL, sedangkan karakteristik UBL yang mengindikasikan kondisi yang tinggi dipengaruhi oleh faktor ekternal UBL. Faktor eksternal UBL yang mempengaruhi kondisi karakteristik internal UBL adalah Ditjen Dikti melalui pelaksanaan program hibah kompetisi teknologi informasi dan komunikasi. Karakteristik internal UBL yang dipengaruhi oleh Ditjen Dikti dalam hal ini adalah sosialisasi keberadaan inovasi inherent, penyediaan sarana dan prasarana dan penyediaan tenaga teknik.

Pengembangan inovasi inherent yang dilakukan oleh Ditjen Dikti hingga tahun 2008 belum sepenuhnya menyentuh seluruh perguruan tinggi yang ada di

Pengembangan inovasi inherent yang dilakukan oleh Ditjen Dikti hingga tahun 2008 belum sepenuhnya menyentuh seluruh perguruan tinggi yang ada di 1 PE DAHULUA Latar Belakang Indonesian Higher Education etwork (Inherent) merupakan inovasi teknologi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology

Lebih terperinci

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS 21 KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Hasil penelitian Marwan (2008) dan Sooknanan et al. (2002) menunjukkan bahwa dosen perguruan tinggi merupakan aktor (pengambil keputusan) utama yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kenyataan-kenyataan dari data tersebut yang disesuaikan dengan perumusan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kenyataan-kenyataan dari data tersebut yang disesuaikan dengan perumusan masalah. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan dibuat berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis atas kenyataan-kenyataan dari data tersebut yang disesuaikan dengan perumusan masalah.

Lebih terperinci

Chapter 01. UNTAD Webinar

Chapter 01. UNTAD Webinar Chapter 01 UNTAD Webinar Webinar merupakan teknologi yang dewasa ini banyak digunakan oleh berbagai organisasi, baik itu organisasi pendidikan seperti kampus dan sekolah, maupun instansi pemerintah dan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGANDAN WAWANCARA DI PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) UNIVERSITAS HASANUDDIN KELOMPOK 3

LAPORAN KUNJUNGANDAN WAWANCARA DI PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) UNIVERSITAS HASANUDDIN KELOMPOK 3 LAPORAN KUNJUNGANDAN WAWANCARA DI PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) UNIVERSITAS HASANUDDIN KELOMPOK 3 - Rizky Maulidiana Haris - Muhammad Faisal - Hasmiati - Lisa Musfirah - Asrul Nur Iman

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BUDI LUHUR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BUDI LUHUR Kegiatan Orientasi Pendidikan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2017-2018 LOKASI & KONTAK Kantor : Unit 5 lantai 2 Website : http: //fe.budiluhur.ac.id Kontak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi

Lebih terperinci

Koneksi fisik ke inherent dapat dilakukan sesuai dengan lokasi perguruan tinggi yang akan bergabung, yaitu satu kota dengan simpul lokal dan

Koneksi fisik ke inherent dapat dilakukan sesuai dengan lokasi perguruan tinggi yang akan bergabung, yaitu satu kota dengan simpul lokal dan 7 TI JAUA PUSTAKA Jaringan Perguruan Tinggi Indonesia (Inherent) Sejalan dengan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi yang tertuang dalam dokumen Higher Education Long Term Strategy 2003-2010, pada

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor

Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor Yuyu Yulia dan B. Mustafa *) Pendahuluan Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Implementasi Open Source Software pada Badan Usaha Widoyo PT. INTI (persero), Jl. Moh. Toha 77 Bandung, 40253. e-mail: widoyo@inti.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitipeneliti sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa peneliti terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3)

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) ISSN : 1693 1173 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Dalam Rangka Menuju Profesionalitas Guru Hardi Santoso 3) Abstrak Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

ADOPSI I OVASI I HERE T DI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G BUDHI WASKITO

ADOPSI I OVASI I HERE T DI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G BUDHI WASKITO ADOPSI I OVASI I HERE T DI U IVERSITAS BA DAR LAMPU G BUDHI WASKITO SEKOLAH PASCASARJA A I STITUT PERTA IA BOGOR BOGOR 2010 PER YATAA ME GE AI TESIS DA SUMBER I FORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Bagian : NOC - BAPSI Dibuat oleh : Missa Lamsani PROSEDUR. Direvisi oleh : PEMINJAMAN BARANG NOC Tgl. Pembuatan: 19 Juli 2008 Disetujui oleh :

Bagian : NOC - BAPSI Dibuat oleh : Missa Lamsani PROSEDUR. Direvisi oleh : PEMINJAMAN BARANG NOC Tgl. Pembuatan: 19 Juli 2008 Disetujui oleh : Bagian : NOC - BAPSI Dibuat oleh : Missa Lamsani PROSEDUR Direvisi oleh : PEMINJAMAN BARANG NOC Tgl. Pembuatan: 19 Juli 2008 Disetujui oleh : Tgl. Revisi : Jumlah Halaman : 6 I. TUJUAN Prosedur Peminjaman

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENDIDIK DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya media pembelajaran dapat menghantarkan

Lebih terperinci

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN

STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 STANDAR MUTU PENELITIAN Penelitian yang merupakan dharma kedua dari Tri Dharma Perguruan Tinggi memegang

Lebih terperinci

Rencana Operasional FMIPA RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Rencana Operasional FMIPA RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2011-2014 UNIT JAMINAN MUTU FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Januari 2011 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Rencana Operasional

Lebih terperinci

4/11/2016 RIP ITENAS AGENDA. Pendahuluan. Masa depan Itenas. Itenas. masa kini. Sejarah. Itenas

4/11/2016 RIP ITENAS AGENDA. Pendahuluan. Masa depan Itenas. Itenas. masa kini. Sejarah. Itenas RIP ITENAS 2014-2030 RAPAT KERJA ITENAS 22 Desember 2014 H. Hilton - Bandung AGENDA PENDAHULUAN VISI ITENAS 2030 STRATEGI PENGEMBANGAN ITENAS 2014-2030 PROGRAM PENGEMBANGAN ITENAS 2014-2030 PROYEKSI POPULASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006

PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten untuk Jaringan Pendidikan Tinggi Indonesia (INHERENT) K-1 MEI 2006

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI

PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI STANDAR 6. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI 6.1 Pembiayaan 6.1.1 Tuliskan jumlah dana termasuk gaji yang diterima di unit pengelola program studi doktor selama tiga tahun terakhir

Lebih terperinci

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. KOMPETENSI INTI 14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Saat ini komputer

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian 52 BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini seperti digambarkan pada gambar 3.1, memiliki 3 tingkatan yaitu input, proses, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan digital. Kesenjangan digital atau digital divide adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan digital. Kesenjangan digital atau digital divide adalah sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang dengan sangat pesat hingga saat ini. Dalam perkembangan TIK yang sangat pesat terjadi kesenjangan digital. Kesenjangan

Lebih terperinci

Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor

Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor Belajar? Perubahan perilaku karena interaksi antara individu dengan sumber belajar. Meliputi kawasan kognitif, psikomotor maupun afektif. Bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dengan siapa/apa saja. Settingnya:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini semakin pesat dan semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu perkembangan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN ARSITEKTUR. sistem informasi dan teknologi informasi saat ini di STIE Dharma Iswara

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN ARSITEKTUR. sistem informasi dan teknologi informasi saat ini di STIE Dharma Iswara 24 BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN ARSITEKTUR Bab ini difokuskan pada analisis tinjauan konteks bisnis serta kondisi sistem informasi dan teknologi informasi saat ini di STIE Dharma Iswara Madiun. Diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik, setelah lulus,

Lebih terperinci

STANDAR 6. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI

STANDAR 6. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI STANDAR 6. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI 6.1 Pembiayaan 6.1.1 Tuliskan jumlah dana termasuk gaji dan upah yang diterima di Fakultas/Sekolah Tinggi selama tiga tahun terakhir dengan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2012 2013 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram 1 Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

B. Biro Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat

B. Biro Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat - 885 - B. Biro Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat 1. Standar Pelayanan Analisis dan Penyelesaian Rancangan Undang- Undang Inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat di Bidang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2 Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1 Mohamad Aries 2 Pendahuluan Universitas Indonesia (UI) memiliki rencana strategi dalam dua hal. Meningkatkan kualitas pendidikan/pengajaran

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH S-1 PGSD GURU KELAS SEMESTER GANJIL 2011

SILABUS MATA KULIAH S-1 PGSD GURU KELAS SEMESTER GANJIL 2011 SILABUS MATA KULIAH S-1 PGSD GURU KELAS SEMESTER GANJIL 2011 Mata Kuliah : Dasar Tekologi Informatika dan Teknologi Kode Mata Kuliah : GD200 Jumlah SKS : 3 SKS Semester : 5 Dosen : Asep Kurnia Jayadinata,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN ` PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI

BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 2012 DAFTAR ISI PENDAHULUAN... 3 KETENTUAN UMUM... 5 IMPLEMENTASI DANA BO-PTN... 9 Lampiran

Lebih terperinci

MSP FOR EDUCATION INDUSTRY

MSP FOR EDUCATION INDUSTRY MSP FOR EDUCATION INDUSTRY Case Study Universitas Semarang Whitepaper ini menjelaskan tentang bagaimana Universitas Semarang dapat meningkatkan produktivitas mahasiswa dan tenaga pengajar dengan menerapkan

Lebih terperinci

S a h i d Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

S a h i d Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Pemanfaatan ICT (Information Technology and Communication) dalam Pembelajaran Matematika S a h i d sahidyk@yahoo.com Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 18 Februari 2009 1 Growth Hypothetical Model

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Analisis dan Penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah di Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat

Standar Pelayanan Analisis dan Penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah di Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat - 921-4. Standar Pelayanan Analisis dan Penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah di Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat STANDAR PELAYANAN ANALISIS DAN PENYELESAIAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KOMPUTER DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN DUNIA KERJA

PEMANFAATAN KOMPUTER DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN DUNIA KERJA PEMANFAATAN KOMPUTER DALAM BIDANG PENDIDIKAN DAN DUNIA KERJA Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Komputer Masyarakat Dosen Pembina : A. Sidiq Purnomo S. Kom., M. Eng. Disusun oleh : Didit Jamianto

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Video Conference Video Conference adalah teknologi perangkat jaringan yang dapat menghubungkan secara langsung antara 2 user atau lebih yang terpisah, dengan menggunakan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN TEKNIS BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Rencana Strategis Organisasi di Politeknik Sawunggalih Aji Perencanaan strategis teknologi informasi di Politeknik Sawunggalih Aji ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi Agus Pribadi Study program of Informatics Engineering College of Informatics management

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI RENSTRA TAHUN KE-1 SAMPAI KE-4

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI RENSTRA TAHUN KE-1 SAMPAI KE-4 LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI RENSTRA 2013-2017 TAHUN KE-1 SAMPAI KE-4 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JAKARTA 2017 LEMBAR PENGESAHAN Laporan Monitoring dan Evaluasi Implementasi RENSTRA 2013-2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RESPONDEN

IDENTIFIKASI RESPONDEN Lampiran 1 IDENTIFIKASI RESPONDEN Nama Responden :... Nama Departement/ Bagian :... Umur :... Tahun Jabatan :... Lama Bekerja :... Bln/Thn (Berikan tanda cawang ( ) pada kotak yang tersedia) Pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran PS, serta pihak-pihak

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Lebih terperinci

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMK DALAM PROSES PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DAN SOFT SKILLS

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMK DALAM PROSES PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DAN SOFT SKILLS PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMK DALAM PROSES PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DAN SOFT SKILLS 1 Aang Kisnu Darmawan, 2 Ahmad Asir, 3 Arisandy Dwiharto 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA AUDIT BIDANG SARANA PRASARANA. Paraf :

PROGRAM KERJA AUDIT BIDANG SARANA PRASARANA. Paraf : UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA No: Un.0/LPJM/Au.0/0/2014 Jl. Ir. H. Juanda no. 95 Ciputat 15412 Indonesia PROGRAM KERJA AUDIT BIDANG SARANA PRASARANA Auditi : Disusun Komponen audit

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT

Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2007 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten INHERENT K-1 JUNI 2007 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara-TPSDP USU-Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara-TPSDP USU-Perpustakaan 1 Laporan Pelaksanaan Magang di Bidang Automasi Pelayanan (Sirkulasi) Pada Perpustakaan Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TERPADU

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TERPADU PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TERPADU (TEKNOLOGI BERBASIS JARINGAN) Outline 1 2 3 4 Pengertian Sejarah Karakteristik Aplikasi PENGERTIAN Pengertian Teknologi Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (Teknologi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 484 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan ini disusun merujuk kepada hasil dan pembahasan penelitian studi tentang Struktur, Pelaksanaan, Perangkat, dan Pengendalian Sistem Manajemen

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI LOGO LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELOMPOK IV Fitriani Ashar (P1400209003) Tenri Waru (P1400209005) Saripa. N (P1400209011) Muh. Syahban.S (P1400209014) Sanny

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LEMBAGA INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN Visi. Misi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LEMBAGA INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN Visi. Misi RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LEMBAGA INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN 2009-2013 Visi Menjadi lembaga handal yang mampu menjadikan Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum TIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum TIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum TIK DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 KAPITA SELEKTA 2009 Latar Belakang Pesatnya kemajuan teknologi komunikasi, media, dan informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung penguasaan materi peserta didik kelas VIIC dalam mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bandung penguasaan materi peserta didik kelas VIIC dalam mengidentifikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada Sekolah Menengah Pertama MTs. AL-Musyawarah Lembang Bandung penguasaan materi peserta didik kelas VIIC dalam mengidentifikasi fungsi menu dan ikon pada Perangkat

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PROGRAM STUDI PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PROGRAM STUDI PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PROGRAM STUDI PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN JAWABAN DARI HASIL TEMUAN YANG DIPEROLEH OLEH GUGUS KENDALI MUTU (GKM) DALAM AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

4. E-Commerce. 5. Bagaimana computer membantu

4. E-Commerce. 5. Bagaimana computer membantu Pengantar Administrasi Bisnis: Teknologi Informasi Dan E-Commerce Drs. M. judi Mukzam, M.Si dan Swasta Priambada, S.Sos, MAB Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Email : mjmukzam@yahoo.com

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Analisis dan Penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah di Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri

Standar Pelayanan Analisis dan Penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah di Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri - 847-3. Standar Pelayanan Analisis dan Penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah di Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri STANDAR PELAYANAN ANALISIS DAN PENYELESAIAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PERIODE

PROGRAM KERJA PERIODE PROGRAM KERJA PERIODE 2012-2016 PROGRAM KERJA PERIODE 2012-2016 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kode Dokumen : 00601 02000 Revisi : 3 Tanggal : 13 Desember 2012 Diajukan oleh

Lebih terperinci

PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG TATANIAGA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG REKAYASA

PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG TATANIAGA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG REKAYASA PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG TATANIAGA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG REKAYASA POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

2. DESKRIPSI MATA KULIAH

2. DESKRIPSI MATA KULIAH SILABUS Mata Kuliah : Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kode Mata Kuliah : TP-102 SKS : 2 Semester : Ganjil (1) Prodi : Tekpend Guru TIK Dosen : Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. Dr. Rusman, M.Pd.

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI AKUNTANSI TAHUN 2016

RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI AKUNTANSI TAHUN 2016 RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI AKUNTANSI TAHUN 2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI RAWAS LUBUKLINGGAU TAHUN 2016 i PENGANTAR Rencana Operasional (Renop) Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

SDM yang. disusun. Kapasitas. terhadap. kegiatan. sehingga. melaksanakan. penugasann. pemerintah. Government. Meningkatkan. kesadaran.

SDM yang. disusun. Kapasitas. terhadap. kegiatan. sehingga. melaksanakan. penugasann. pemerintah. Government. Meningkatkan. kesadaran. Kerangka Kerja Pengembangan Sumber Daya Manusia Kapasitas SDM yang sesuai dalam setiap pelaksanaan perlu disusun sehingga penugasann terhadap SDM yang melaksanakan kegiatan pengembangan E-Government dapat

Lebih terperinci

OBSERVASI DI ICT CENTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DAN WAWANCARA DENGAN ANGGOTA LEGISLATIF. OLEH: Kelompok II

OBSERVASI DI ICT CENTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DAN WAWANCARA DENGAN ANGGOTA LEGISLATIF. OLEH: Kelompok II OBSERVASI DI ICT CENTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS DAN WAWANCARA DENGAN ANGGOTA LEGISLATIF OLEH: Kelompok II Khaerul Bariyah (P1400209004) Kurniawan Sabar (P1400209006) Rakhmat (P1400209013) Suherman (P1400209015)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan diharapkan setiap individu mendapatkan pengetahuan yang dapat

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata Kuliah Aplikasi Komputer (AKT2123) Pedoman Perkuliahan Mahasiswa

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata Kuliah Aplikasi Komputer (AKT2123) Pedoman Perkuliahan Mahasiswa GENAP 2016/2017 2014/2015 KONTRAK PERKULIAHAN Pedoman Perkuliahan Mahasiswa Mata Kuliah Aplikasi Komputer (AKT2123) Pengajar : Ir. Darius Arkwright, S.T., M.T. Semester : GENAP (II) / T.A. 2016-2017 PROGRAM

Lebih terperinci

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar Komponen, Aspek, Indikator 1. Sumber Daya Manusia 1.1 Kompetensi pengoperasian komputer, jaringan dan internet 1.1.1 Lebih dari 90% tenaga pendidik mampu mengoperasikan

Lebih terperinci

UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL SELAMAT DATANG DI UPT PERPUSTAKAAN ITENAS GEDUNG 9 APA ITU UPT? UPT merupakan kependekan dari Unit Pelayanan Teknis, dimana di Itenas terdapat tiga UPT yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan tersebut metode

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP DI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (UMN) Dr. Ir. Winarno, M.Kom.

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP DI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (UMN) Dr. Ir. Winarno, M.Kom. PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP DI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (UMN) Dr. Ir. Winarno, M.Kom. Latar Belakang Visi UMN: Menjadi Universitas Unggulan di bidang information and communication technology (ICT),

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006

PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Kapasitas Institusi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi K-3 JULI 2006 DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Ms.Power Point. Mata Kuliah APLIKASI KOMPUTER ( ) / 3 sks ) Prionggo Hendradi, S.Kom., MMSI. Modul ke: Fakultas FASILKOM

Ms.Power Point. Mata Kuliah APLIKASI KOMPUTER ( ) / 3 sks ) Prionggo Hendradi, S.Kom., MMSI. Modul ke: Fakultas FASILKOM Modul ke: Ms.Power Point Mata Kuliah APLIKASI KOMPUTER ( 90001 ) / 3 sks ) Fakultas FASILKOM Prionggo Hendradi, S.Kom., MMSI. Program Studi Sistem Informasi Microsoft Power Point 2010 Pendahuluan Suatu

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Tugas : Individu Ujian Tengah Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN STATUS UPT PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENJADI BADAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

: 0. : Kepala Unit TIK

: 0. : Kepala Unit TIK PROGRAM KERJA UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE TAHUN 2010-2014 UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 PROGRAM KERJA UNIT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM

RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2013 2014 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT, atas

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI DOKTOR

AKREDITASI PROGRAM STUDI DOKTOR EDISI SOSIALISASI Oktober 2009 BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI DOKTOR BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2009 BAN-PT: Borang Unit Pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Darussalam, Banda Aceh

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Darussalam, Banda Aceh Kode : USK 004 08/02/2017 Nama Mata Kuliah : Aplikasi Komputer Kode Mata Kuliah : USK 004 Bobot SKS : 2 (dua) Semester : Ganjil Hari Pertemuan : 1 (pertama) Tempat Pertemuan : Ruang kuliah Koordinator

Lebih terperinci

KOMPONEN F PEMBIAYAAN, PRASARANA DAN SARANA SERTA SISTEM INFORMASI

KOMPONEN F PEMBIAYAAN, PRASARANA DAN SARANA SERTA SISTEM INFORMASI KOMPONEN F PEMBIAYAAN, PRASARANA DAN SARANA SERTA SISTEM INFORMASI 1. Sistem alokasi dana. Penyelenggaraan Program Magister Akuntansi (PMA) tidak bisa dilepaskan dari faktor pembiayaan. Penerimaan dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR RINGKASAN DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Dasar Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Dosen

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR RINGKASAN DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Dasar Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Dosen KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kahadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada tim penjaminan mutu dalam melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Nomor: 1/H.27/KL/2008 tentang PEDOMAN KERJASAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Nomor: 1/H.27/KL/2008 tentang PEDOMAN KERJASAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Nomor: 1/H.27/KL/2008 tentang PEDOMAN KERJASAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Menimbang: a. Bahwa dalam rangka mengembangkan dan

Lebih terperinci