BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara purposif yakni pada komunitas petani padi sawah di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa komunitas tersebut secara bertahap sudah mulai menerapkan sistem pertanian organik dalam menanam padi sejak tahun Seiring dengan itu, proses ini terus berjalan hingga pada tahun 2004 Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Yayasan Dompet Dhuafa Republika mendukung pengembangan pertanian organik khususnya produksi padi sehat melalui Program Pemberdayaan Pertanian Sehat 1 dan memberi jaminan pasar beras sehat tersebut. Kerjasama yang dibangun antara kelompok tani, koperasi, dan LPS ini mampu menciptakan sebuah produk unggulan. Produk unggulan komunitas petani setempat adalah beras SAE (Sehat, Aman, Enak). Program tersebut berkembang hingga saat ini beras sehat dari Kampung Ciburuy ini sudah memiliki jaringan distribusi yang relatif tetap. Keberhasilan program tersebut juga tidak terlepas dari adanya peran Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari. Secara konsisten, komunitas ini terus secara bertahap mengembangkan praktek budidaya padi dengan mengacu pada standar organik 2. Pada tahun 2006, Desa Ciburuy ini menjadi salah satu lokasi penerapan program pengembangan pertanian organik untuk komoditi padi yang pertama kali disosialisasikan di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, lokasi ini seringkali menjadi salah satu rujukan utama tempat penelitian dan pelatihan pertanian organik di Kabupaten Bogor ini. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2008 sampai dengan Februari Penelitian yang dimaksud mencakup studi penjajagan dan kajian intensif di lapangan. Pilihan waktu tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan waktu 1 Program LPS dengan memberikan bantuan biaya sewa lahan kepada kelompok tani yang anggotanya tergolong mustahik (penerima zakat). Anggota kelompok ini juga menjadi anggota koperasi kelompok tani Lisung Kiwari. Adapun kewajiban setiap anggota kelompok adalah pada setiap kali panen dari lahan yang sudah disewa tersebut, dari 1 kuintal beras harus ditabungkan ke koperasi sebanyak 4 kg untuk biaya panen tahun berikutnya. 2 bebas residu pestisida 42

2 yang diperlukan untuk mempersiapkan perencanaan penelitian, sehingga penulis pada saat penelitian di lapang dapat bekerja secara optimal. 3.2 Unit Analisis Pemilihan unit analisis didasarkan pada persoalan yang hendak diteliti. Untuk mengkaji kelembagaan, maka subyek penelitian yang dipilih adalah individu petani sebagai bagian dari komunitas petani padi sawah di Kampung Ciburuy, serta para individu sebagai pihak-pihak yang terlibat dalam berbagai kelembagaan yang terbentuk dalam sistem pertanian organik tersebut. Pihak-pihak tersebut meliputi lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, serta konsumen beras SAE itu sendiri. Petani yang dimaksud adalah petani penggarap sehingga memiliki akses dan kontrol untuk mengambil keputusan di lahan pertaniannya khususnya untuk menerapkan sistem pertanian organik dan membangun jaringan dengan pihak-pihak lain dalam sistem tersebut. Terdapat sejumlah petimbangan mengapa individu dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian ini. Pertama, sebagai konsekuensi atas pilihan paradigma yang telah diletakkan dalam penelitian ini, yang melihat realitas sosial atau gejala sosial itu ada pada individu atau internalized dalam individu, sehingga satuan analisisnya adalah tingkah laku individu dan kolektivitas hanya sebagai hasil teratur dari perbuatan-perbuatan individu (Veerger dalam Zusmelia, 2007). Dalam terminologi sosiologi dikenal dengan group behaviour (behavioral pattern). Kedua, realitas sosial yang dikonstruksikan oleh individu yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan saling berbagi makna, dan keberadaan realitas sosial tersebut tidak dapat dipisahkan dari individu. Individu-individu merupakan realitas konkrit dan obyektif dan masyarakat hanya merupakan nama yang merujuk pada asosiasi diantara mereka. Jadi tindakan individu merupakan sumber informasi utama dalam rangka memahami fenomena sosial (Nugroho dalam Zusmelia, 2007). Ketiga, para aktor seperti petani, buruh, tokoh masyarakat, pengelola koperasi, penyuluh, dan distributor beras SAE yang terlibat dalam sistem pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy adalah merupakan individu-individu yang berada dalam suatu jaringan sosial personal tertentu, regulasi tertentu, kode etik tertentu dan dalam bentuk pertukaran tertentu. 43

3 Artinya dalam penelitian ini, individu dilihat sebagai anggota kelompok (group) sehingga penelitian ini dapat mengungkap dan mengkonstruksi group behaviour (behavioral pattern). 3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, dimana melalui penelitian ini peneliti berupaya untuk memahami dan membentuk kembali konstruksi tentang suatu realitas sosial, dengan tujuan untuk mengarahkan konsensus namun tetap terbuka terhadap interprestasi baru sebagai informasi dan peningkatan kesempurnaan. Pilihan atas paradigma konstruktivis dilatarbelakangi oleh pertimbangan ontologi dan epistemologi yang dianut paradigma ini. Secara ontologi, paradigma konstruktivis adalah bersifat relativis, artinya realitas yang dipahami bersifat plural (multiple realitas). Realitas didasarkan atas pengalaman yang bersifat sosial-budaya, lokal dan spesifik. Sedangkan secara epistemologi, paradigma konstruktivis bersifat transaksional dan subyektivis. Dimana antara peneliti dengan subyek penelitian saling terkait dan interaktif. Secara metodologis, aliran ini menerapkan metode hermeneutika dan dialektika dalam mencapai proses kebenaran. Metode hermeneutika dilakukan melalui identifikasi kebenaran atau konstruksi pendapat dari orang perorangan, sedang metode dialektika mencoba untuk membandingkan dan menyilangkan pendapat dari orang-perorangan untuk memperoleh suatu konsensus kebenaran yang disepakati bersama. Dengan demikian hasil akhir dari suatu kebenaran merupakan perpaduan pendapat yang bersifat relatif, subyektif dan spesifik mengenai hal-hal tertentu (Salim, 2001). Salah satu faktor yang mempermudah dijalankannya metode tersebut adalah kesamaan bahasa yang digunakan oleh tineliti dan peneliti yaitu bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Dengan kesamaan bahasa tersebut lebih mempermudah terbentuknya pemahaman saat wawancara dilakukan. Proses kebenaran pun dapat diupayakan dengan melakukan triangulasi data yaitu proses cek dan re-check data yakni dengan mempertanyakan topik yang sama pada kedua tineliti dari lapisan yang berbeda seperti antara petani penggarap dengan buruhnya, antara majikan dengan buruhnya, antara petani laki-laki dan petani perempuan, antara tokoh masyarakat dengan petani dari lapisan bawah, antara 44

4 penyuluh setempat dengan petani binaannya, antara petani padi sehat dengan petani padi non-organik, dan antara petani sesepuh dengan taruna taninya. Kebenaran data diperoleh ketika data bersifat jenuh (redundant) yaitu pada saat sebagian besar tineliti mengungkapkan jawaban yang sama untuk pertanyaan yang sama diberikan. Data tersebut kemudian ditampilkan sebagai sintesis dan analisis data hasil temuan lapang yang diuraikan secara deskriptif. Adapun kutipan langsung yang dituliskan dalam pelaporan ditujukan untuk memperkuat argumentasi dari sintesis dan analisis yang dilakukan oleh peneliti. Perkembangan sistem pertanian organik pada dasarnya dilatarbelakangi oleh berubahnya kebutuhan masyarakat dalam memproduksi, mendistribusikan, dan mengkonsumsi pangan yang lebih sehat. Perubahan kebutuhan tersebut pada gilirannya turut merubah mekanisme pengaturan melalui fungsi dan peran kelembagaan dalam sistem pertanian organik. Para pelaku pertanian organik lah yang dapat menginterpretasikan kebutuhan mereka terkait dengan sistem pertanian yang mereka geluti saat ini sesuai dengan peran-peran yang melekat pada diri mereka. Di samping itu, melalui pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman mereka pula yang dapat menjamin keberlanjutan kelembagaan sistem pertanian organik. Oleh karena itu, merujuk pada paradigma konstruktivis ini, suatu realitas sosial dipandang ada dalam bentuk bermacam-macam konstruksi bentuk berdasarkan pengalaman sosial, bersifat lokal dan spesifik dan tergantung pada orang yang melakukannya. Realitas yang diamati oleh seseorang itu tidak bisa digeneralisasikan kepada semua orang. Karena dasar filosofi ini, maka hubungan epistemologi antara pengamatan dan objek memiliki sifat kesatuan, subjektif, dan merupakan hasil perpaduan interaksi diantara keduanya. Berkaitan dengan pilihan paradigma di atas, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Strategi penelitian menguraikan bagaimana mencapai tujuan penelitian secara keseluruhan dan mempertanyakan bagaimana pendekatannya, sedangkan metode penelitian menguraikan bagaimana mencapai strategi penelitian. Strategi penelitian berarti mencakup penguasaan metode dan teknik. Studi kasus paling tidak harus melakukan 3 hal yaitu wawancara, pengamatan, 45

5 dan analisis dokumen. Studi kasus merupakan strategi yang lebih sesuai untuk pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why. Agar memadai sebagai suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif, maka beberapa kriteria yang diperhatikan adalah derajat validitas, realibilitas, dan objektivitas hasil penelitian 3. Dalam pendekatan kualitatif, derajat validitas adalah tingkat kredibilitas dan tingkat transferabilitas. Tingkat kredibilitas adalah dapat dipercayanya hasil penelitian yang diperoleh dari perspektif tineliti. Dari perspektif ini, tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena kepentingan dari sudut pandang tineliti tersebut. Oleh karena itu, tineliti menjadi satu-satunya yang dapat melegimasi kredibilitas dari hasil penelitian yang diperoleh. Untuk mencapai tingkat kredibilitas ini, maka peneliti melakukan konfirmasi dan diskusi kembali dengan para tineliti dari draft-draft laporan penelitian yang sudah disusun. Tingkat transferabilitas adalah melihat sejauh mana hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada konteks yang berbeda. Namun, proses tersebut harus mempertimbangkan asumsiasumsi yang dibangun dan sejauh mana kemungkinan suatu hasil penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan dan diterapkan dalam konteks yang berbeda. Terkait dengan hal itu, hasil penelitian belum diketahui kemungkinan untuk digeneralisasikan oleh karena belum dilakukannya penelitian yang serupa dalam konteks yang berbeda. Derajat reabilitas pada pendekatan kualitatif adalah derajat depentabilitas yaitu didasarkan pada asumsi replikasi atau pengulangan. Akan tetapi, cukup sulit mengukur hal yang sama pada konteks cuaca yang berbeda. Untuk memperkirakan derajat dependabilitas, peneliti harus mengkonstruksi beragam hipotesis pengarah untuk mencakup fakta-fakta yang ditemukan. Selain itu, peneliti juga perlu untuk merubah konteks dimana penelitian terjadi dan mempertimbangkan sejauh mana perubahan konteks tersebut berdampak pada cara penelitian mendekati studi yang dilakukan. Derajat objektivitas pada pendekatan kualitatif adalah derajat konfirmabilitas yaitu sejauh mana hasil penelitian yang diperoleh dapat dikonfimasi kembali oleh peneliti lain. Beberapa hal yang dilakukan untuk 3 Guba and Lincoln. Qualitative Validity. diakses pada hari Rabu, 11 April

6 mencapai derajat konformabilitas adalah peneliti mendokumentasikan prosedur penelitian yang dijalankan untuk mengecek dan me-re-check data. Peneliti juga memberi tanggapan terhadap hasil penelitian, dan proses tersebut dapat didokumentasikan. Selain itu, peneliti juga mencari secara aktif menggambarkan berbagai kontradiksi dari pengamatan yang dilakukan. Dalam konteks penelitian ini, untuk menjamin objektivitas data dan kemungkinan pengulangan dilakukan, peneliti melengkapi hasil penelitian dengan membuat berbagai dokumentasi seperti membuat catatan lapang, membuat dokumentasi lapang, merekam kondisi lapang dengan alat audio-visual, merekam proses wawancara dengan alat audio, melakukan proses triangulasi data, mengkonstruksi serta merekonstruksi data yang diperoleh. Segala bentuk hasil temuan lapang merupakan hasil temuan dalam konteks dan kurun waktu saat penelitian ini dilakukan. Demikian pula sintesis dan analisis yang diuraikan dalam laporan penelitian ini. Mengingat berbagai dinamika dan proses perubahan yang cepat terjadi dalam komunitas petani di lokasi penelitian, maka fakta-fakta sosial yang ditemukan dalam kurun waktu yang berbeda, sangat memungkinkan untuk mengalami perubahan pula. Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dengan panduan pertanyaan, pengamatan berperanserta, dan kajian literatur sebagaimana diuraikan dalam Tabel 5. Wawancara mendalam dilakukan dengan responden dan informan yang diketahui melalui teknik bola salju. Pada awalnya pilihan terhadap informan dilakukan dengan cara sengaja (purposive), yaitu dengan mendatangi aparatur pemerintah maupun tokoh masyarakat dimana penelitian dilakukan, yang selanjutnya akan menggiring pada informan lain dan juga subyek penelitian. Subyek penelitian merupakan pihak yang akan memberi keterangan mengenai dirinya terkait dengan status, peran, hak, kewajiban, dan pola-pola hubungan yang dibangunnya dalam sistem pertanian organik di Kampung Ciburuy. Informan merupakan pihak yang akan memberi keterangan tentang pihak lain dan lingkungannya. Informan ini kemudian akan membantu penulis dalam memilih subyek penelitian yang valid atau memberi keterangan tambahan tentang topik kajian. 47

7 Dalam proses penelitian penulis juga melakukan pengamatan berperanserta, pengamatan ini dilakukan agar penulis dapat melihat, merasakan, dan memaknai dunia beserta ragam peristiwa dan gejala sosial di dalamnya sebagaimana subyek penelitian melihat, merasakan, dan memaknainya sehingga memungkinkan pembentukan pengetahuan secara bersama. Pengamatan berperanserta yang dilakukan penulis terbatas pada berpartisipasinya penulis dalam beberapa kegiatan yang dilakukan oleh responden agar terbina raport yang optimal. Untuk membantu penulis dalam mengumpulkan data dilapangan, maka penulis menyusun panduan pertanyaan yang akan ditujukan pada responden dan informan. Hasil dari wawancara mendalam dan pengamatan ini akan penulis tuangkan dalam bentuk catatan harian yang menjadi data primer dalam penelitian ini. Selain menggunakan triangulasi metode dalam pengumpulan data kualitatif seperti yang telah disebutkan, penelitian ini juga menggunakan metode diskusi kelompok untuk mendapatkan data-data mengenai bagaimana kelompok tersebut mendefinisikan pertanian organik, cara-cara produksi mereka, dan hubungan-hubungan kerja mereka yang merujuk pada keberlanjutan kelembagaan yang terbangun pada masyarakat setempat. Kajian literatur yang penulis lakukan berasal dari monografi desa untuk mengetahui gambaran umum di daerah penelitian, seperti keadaan lokasi (topografi) dan karakteristik masyarakatnya. Penulis juga melakukan penelaahan pada literatur lain seperti buku teks yang berisi rujukan teori dan hasil penelitian yang berhubungan dengan pertanian organik, pembangunan pertanian yang berkelanjutan, dan kelembagaan, surat kabar, dan juga internet. Kajian literatur ini kemudian menjadi data sekunder dalam penelitian ini. 3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus sehingga dalam waktu yang bersamaan dengan proses pengumpulan data di lapangan, penulis juga menganalisis data tersebut. Penelitian bergerak diantara empat sumbu yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian 48

8 data, dan penarikan atau verifikasi kesimpulan (Miles dan Haberman sebagaimana dikutip oleh Sitorus, 1998). Tabel 5. Teknik Pengumpulan Data Kebutuhan data / No. informasi 1 Penentuan lokasi sesuai topik penelitian 2 Profil desa dan profil kampung Modernisasi pertanian di Kampung Ciburuy Perkembangan Sistem Pertanian Organik di Kampung Ciburuy 3 Aktivitas dan Pelaku 4 Bentuk-Bentuk kelembagaan 5 Keberlanjutan kelembagaan 6 Pertanian berkelanjutan Sumber Data / Informasi Dinas Pertanian Kabupaten Bogor Data monografi Desa Ciburuy Profil Kampung Ciburuy Petani padi organik dan petani padi non-organik, tokoh masyarakat, penyuluh setempat Petani padi organik Tokoh masyarakat Penyuluh setempat Kepala Desa Ciburuy Petani padi sehat, buruh tani tetap buruh tani lepas, pekerja tetap, tokoh masyarakat, penyuluh setempat, pengelola koperasi Lisung Kiwari (ketua dan pekerja) petani padi dari luar Kampung Ciburuy, Lembaga Pertanian Sehat distributor beras SAE Petani padi sehat, buruh tani tetap buruh tani lepas, pekerja tetap tokoh masyarakat, penyuluh setempat, pengelola Koperasi Lisung Kiwari (ketua dan pekerja), petani padi dari luar Kampung Ciburuy, Lembaga Pertanian Sehat, distributor beras SAE Petani padi sehat, buruh tani tetap buruh tani lepas, pekerja tetap tokoh masyarakat, penyuluh setempat, pengelola Koperasi Lisung Kiwari (ketua dan pekerja), petani padi dari luar Kampung Ciburuy Lembaga Pertanian Sehat Petani padi sehat, tokoh masyarakat penyuluh setempat, pengelola Koperasi Lisung Kiwari (ketua dan pekerja), petani padi dari luar Kampung Ciburuy, Lembaga Pertanian Sehat Teknik Pengumpulan Data Wawancara dan studi literatur Studi literatur Wawancara dan pengamatan Wawancara mendalam dan pengamatan Wawancara mendalam dan pengamatan Wawancara mendalam, pengamatan berperan serta, diskusi kelompok Wawancara mendalam, pengamatan berperan serta, diskusi kelompok Wawancara mendalam, pengamatan berperan serta Wawancara mendalam 49

9 Reduksi data bertujuan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan akhir dapat diperoleh. Reduksi dalam proses pengumpulan data meliputi kegiatan meringkas data, menelusur tema, dan membuat pengelompokkan data. Kegiatan ini berlangsung sejak pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporan. Data-data yang diperoleh dari wawancara mendalam, pengamatan berperan serta, diskusi kelompok terarah, dan analisis dokumen kemudian direduksi melalui proses pemilihan dan pengkategorian data-data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data tersebut kemudian digolongkan berdasarkan aspek-aspek tertentu dan disajikan dalam bentuk bab-bab dan teks naratif yang berisi kutipan-kutipan langsung maupun tidak langsung. Penyajian bab-bab dan teks naratif disesuaikan dengan tujuan penelitian. 3.5 Acuan Kerja Penelitian Merujuk pada Zusmelia (2007), acuan kerja penelitian meliputi dua unsur utama yakni hipotesa-hipotesa pengarah dan batasan analisis. Hipotesa pengarah dimaksudkan sebagai sebuah upaya untuk menuntun peneliti dalam berkerja di lapangan nantinya, dan mulai dari tahap awal kerja lapangan sampai tahap penulisan laporan. Rumusan yang dikemukakan bisa berubah sesuai dengan perkembangan dan kondisi studi di lapangan, sehingga bentuk akhir dari rumusanrumusan tersebut baru dapat ditemukan pada tahap analisis data dan penulisan laporan. Sehubungan dengan itu, penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menekankan dan verifikasi suatu teori atau hipotesis. Penelitian ini bersifat penelitian ekplanatif yang luwes dan terbuka untuk berkembang lebih lanjut, sehingga pada dasarnya batasan analisis yang diberikan hanyalah semacam kerangka kerja yang memberi fokus untuk kerja analisis selama di lapangan maupun sesudah di lapangan. 3.6 Hipotesis Pengarah Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa 50

10 pertanian berkelanjutan diinterpretasikan dari keberlanjutan kelembagaan dalam sistem pertanian organik melalui adanya kelembagaan-kelembagaan yang berkembang dalam sistem pertanian organik tersebut. 3.7 Batasan Analisis Terkait dengan masalah dan fokus penelitian ini, maka disusun beberapa terminologi penelitian sebagai batasan analisis sebagai berikut : Sistem Pertanian Non Organik Meliputi cara produksi, aturan dan nilai yang melandasi, hubungan-hubungan sosial yang terbentuk dengan diterapkannya sistem pertanian konvensional. Cara produksi didasarkan pada penggunaan input eksternal dan penggunaan zat-zat kimia sintetis, penggunaan benih dan bibit hasil rekayasa genetika, dan lebih mengutamakan pengetahuan serta teknologi modern. Aturan dan nilai yang melandasi adalah pencapaian produktivitas maksimal dan perolehan keuntungan ekonomi yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan keseimbangan ekologi, nilai-nilai sosial budaya masyarakat, kualitas produk yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen. Hubungan-hubungan sosial yang terbentuk pun cenderung lebih didasari oleh nilai kapitalistik dengan semakin menguatnya ekonomi uang. Sistem Pertanian Organik Meliputi cara produksi, aturan dan nilai yang melandasi, hubungan-hubungan sosial yang terbentuk dengan diterapkannya sistem pertanian organik ini sebagai upaya pengelolaan sumber daya lahan pertanian yang menjamin keberlanjutan lingkungan. Cara produksi meliputi pengolahan tanah, penggunaan benih, penanaman, pemupukan, pengendalian hama penyakit, pemeliharaan tanaman (pengairan dan penyiangan), panen dan pascapanen. Cara produksi ini didasarkan pada prasyarat yakni meminimalisasi penggunaan input eksternal atau zat-zat kimia sintetis, menghindari penggunaan benih atau bibit rekayasa genetik, menggunakan input yang dapat didaur ulang, dan memanfaatkan pengetahuan lokal setempat. Namun, sistem pertanian organik ini tidak menutupi penggunaan 51

11 teknologi pertanian seperti penggunaan bibit unggul sebagai inovasi di tingkat lokal, penggunaan alat dan mesin pertanian, teknologi panen serta pascapanen. Aturan dan nilai yang melandasari merujuk pada prinsip-prinsip pertanian organik yang meliputi prinsip kesehatan, prinsip pemeliharaan, prinsip keadilan, dan prinsip ekologis. Adapun hubungan-hubungan sosial yang terbentuk dalam sistem pertanian organik mencakup para pelaku dan aktivitas yang secara terpola dilakukan. Kelembagaan Kelembagaan adalah seperangkat ketentuan yang mengatur masyarakat, yang telah mendefinisikan kesempatan-kesempatan yang tersedia, mendefinisikan bentuk-bentuk aktivitas yang dapat dilakukan oleh pihak tertentu terhadap pihak lainnya, hak-hak istimewa yang telah diberikan serta tanggung jawab yang harus mereka lakukan. Hak-hak tersebut mengatur hubungan antar individu dan atau kelompok yang terlibat dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya alam tertentu. Kelembagaan memiliki komponen berupa para pelaku yang terlibat, tata aturan, nilai, norma, dan terdapat tata kelakuan terpola yang muncul sebagai aktivitas para pelaku. Pilar regulatif, normatif, dan kultural-kognitif menjadi elemen dasar dalam kelembagaan yang terbentuk. Adapun terbentuknya kelembagaan didasarkan atas fungsi untuk memenuhi kebutuhan para pihak yang terlibat didalamnya. Pilar Penopang Kelembagaan Pilar regulatif mengatur perilaku anggotanya dengan menitikberatkan adanya kepatuhan terhadap proses-proses regulatif yang eksplisit yakni seting peraturan (rule-setting), pemantauan (monitoring), dan aktivitas pemberian sanksi (sanctioning activities). Pilar normatif menitikberatkan pada adanya rumusan atau resep, evaluasi, dan kewajiban sosial dalam kehidupan sosial. Pilar culturalcognitif atau pengetahuan budaya yang menitikberatkan untuk berbagi konsepsi yang mengkonstitusi keaslian dari realitas sosial dan kerangkanya, melalui pembentukan makna. 52

12 Proses Pelembagaan Terdapat 3 alternatif mekanisme yang menggarisbawahi proses dari pelembagaan sistem sosial yakni pelembagaan berbasis pada pengembalian yang semakin meningkat (institutionalization based on increasing return), pelembagaan berbasis pada peningkatan komitmen (institutionalization based on increasing commitments), dan pelembagaan berbasis pada peningkatan objektifikasi ((institutionalization based on increasing objectification). Keberlanjutan Kelembagaan Keberlanjutan kelembagaan yang dimaksud diindikasikan dengan adanya ketahanan sistem sosial masyarakat setempat. Terdapat dua elemen yang menjadi alat untuk mencapai kondisi tersebut yaitu adanya pengorganisasian sosial dan teknik sosial yang ditentukan oleh adanya faktor internal dan faktor eksternal. Pertanian Berkelanjutan Melihat kapasitas sistem pertanian untuk menyediakan permintaan yang semakin beragam dan meningkat terhadap komoditi pertanian, dan menjamin kepastian harga dalam jangka waktu yang relatif lama. Merujuk pada suatu sistem pertanian dimana mengurangi polusi dan fakor-faktor yang merusak keseimbangan ekologi dari sistem yang tidak berkelanjutan. Di samping itu, juga menempatkan keberlanjutan sumber daya fisik dan sejumlah set nilai-nilai komunitas, mengupayakan penguatan atau merevitalisasi budaya komunitas, dan menciptakan integrasi antara dimensi fisik dengan dimensi kultural dari produksi dan konsumsi. Lebih lanjut, pertanian berkelanjutan ditujukan untuk memberi keuntungan secara sosial (social justice), keuntungan ekonomis (economically valuabe), dan keuntungan ekologis (ecologically sound). Batasan analisis tersebut yang diuraikan, secara sosiologis dilihat dalam konteks struktur sosial tertentu, yakni struktur sosial komunitas petani padi sawah di Kampung Ciburuy, Kabupaten Bogor. Struktur sosial yang dimaksud adalah mengacu kepada hubungan-hubungan sosial antara individu-individu, individidukelompok, kelompok dengan kelompok pada saat tertentu dan menunjuk pada 53

13 perilaku (tindakan) yang diulang-ulang dengan bentuk dan cara yang sama sehingga merupakan hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial tertentu dan antara peranan-peranan sosial tertentu. Adapun berbicara mengenai petani di Kampung Ciburuy secara sosiologis, menempatkan petani dalam aras bentukan hubungan-hubungan sosial petani antara petani dalam kelompok tani, antara kelompok tani dalam satu gapoktan, antara kelompok tani dalam gapoktan yang berbeda, antara petani dengan masyarakat desa setempat, antara petani dengan pemerintah (baik yang diwakili oleh dinas pertanian dalam hal ini diwakili oleh petugas penyuluh lapangan-, pemerintah desa, maupun pemerintah kecamatan), petani dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat, petani dengan perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang agribisnis baik dalam sistem produksi padi sehat maupun sistem distribusi beras SAE. 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian. 68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas mengacu kepada pengertian yang menyangkut proses, prinsip dan prosedur yang dipergunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya.

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena berdasarkan tinjauan awal peneliti, ternyata masalah yang sedang dihadapi lebih sesuai untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research) yang dalam pelaksanaannya, dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Lebih terperinci

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran, 114 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam sesuai dengan kondisi lingkungan.

Lebih terperinci

BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI

BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI 49 BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI 7.1. Kebutuhan yang Dirasakan dalam Penerapan Sistem Pertanian Padi Sehat Beralihnya komunitas petani padi sehat Desa Ciburuy

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilaksanakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya kebijakan pembangunan masa lalu, yang menyebabkan perubahan sosial

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Batasan Analisis Batasan analisis dalam penelitian ini adalah: Pertama, Pokok persoalan yang diangkat adalah persoalan keterbatasan lahan, tingkat kerentanan produk tembakau

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah) 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian selama ini memberikan sumbangan yang cukup besar untuk pembangunan nasional, seperti dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam memperoleh data, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar paradigma naturalistik. Sugiyono (2007) menegaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB VII KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN DALAM SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN. 7.1 Keberlanjutan Kelembagaan dalam Konteks Lokal

BAB VII KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN DALAM SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN. 7.1 Keberlanjutan Kelembagaan dalam Konteks Lokal BAB VII KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN DALAM SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN 7.1 Keberlanjutan Kelembagaan dalam Konteks Lokal Keberlanjutan menurut penuturan petani setempat adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Selo Ngisor dan Dusun Kaliduren yang terletak di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Desain Penelitian

METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Desain Penelitian METODE PENELITIAN Paradigma Penelitian Paradigma secara umum dapat diartikan sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak di kehidupan sehari-hari (Salim,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT

BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT 38 BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT 5.1. Sejarah Masuknya Sistem Pertanian Padi Sehat di Kampung Ciburuy Kampung Ciburuy merupakan areal penanaman padi sawah yang cukup potensial. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah dalam memacu proses industrialisasi pertanian adalah dengan introduksi sistem pertanian yang mampu mendorong produksi dan produktivitas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai pihak, karena sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 43 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm

Lebih terperinci

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI OKTIARACHMI BUDININGRUM H34070027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Partisipasi merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan koperasi. Dengan kata lain partisipasi menjadi alat bagi anggota koperasi untuk bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme 123 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme Generasi Muda dalam Era Otonomi Khusus Papua ini adalah metode kualitatif. Digunakannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya. 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya. 2. Untuk mendeskripsikan Faktor yang mendukung dan menghambat kinerja guru dan usaha yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di beberapa SPBU di Daerah Kabupaten Sleman tepatnya di SPBU Jl.Seturan, SPBU Kalasan, SPBU Jl. Magelang km 5, SPBU Jl. Monjali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab tiga ini membahas hal-hal yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian, yang berupa: persiapan pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data yang dikumpulkan menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif, yaitu suatu penelitian yang didekati dari segi konsep dan teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai pengalaman psikologis pada remaja yang mengalami perceraian orangtua. Untuk mengetahui hasil dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akuntabilitas dan transparansi laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Menurut Moleong (2012), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Konstruksi Sosial Masyarakat terhadap Sungai ( Studi Fenomenologi mengenai Konstruksi Sosial Masyarakat

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan didukung data kualitatif. Seluruh data yang dikumpulkan dari penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Dalam Moleong (2004:3), metode kualitatif yang didefinisikan oleh Bodgandan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 24 BAB 3 METODE PENELITIAN Secara umum bab ini menjelaskan metode yang digunakan peneliti dalam keseluruhan proses penelitian. Di sini akan diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian mulai dari jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (survey). Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek, Subjek, dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah kegiatan tambang emas yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode untuk penyusunan perencanaan partisipatif berbasis kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, yaitu suatu metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara

III. METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif menurut Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

Lebih terperinci

hasil pengolahan data kualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini berangkat

hasil pengolahan data kualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini berangkat BAB HI METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yang didukung oleh hasil pengolahan data kualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini berangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini berupaya menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi pembelajaran dan pemahaman konsep Materi dan Sifatnya pada guru IPA SMP peserta program BERMUTU di MGMP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif 37 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Ditinjau dari sudut cara dan pembahasan masalah serta hasil yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena keberadaan industri tenun tradisional merupakan suatu penomena atau fakta sosial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Untuk menemukan hubungan antara kemampuan berpikir matematis dengan perbedaan gender, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam keluarga muslim serta implementasi nilai-nilai Islam dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dalam keluarga muslim serta implementasi nilai-nilai Islam dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini mengkaji mengenai tingkah laku perempuan karir di dalam keluarga muslim serta implementasi nilai-nilai Islam dalam kehidupannya. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan untuk menelusuri lebih jauh alur sejarah desa, pola pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena data yang dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 92 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan lokasi di Panti asuhan ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai tipe-tipe interaksi sosial di Panti asuhan ini, peneliti mengambil lokasi di Panti asuhan Santa Maria, Ganjuran, Bantul,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif. Sugiyono (2008:9) mengemukakan bahwa: metode kualitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan metode-metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan berdasarkan subjek penelitan, data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan, Pelaksanaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan, Pelaksanaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metoda Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 ranah afektif ini sebagai pondasi bagi siswa dalam menghadapi setiap kejadian ataupun permasalahan ia alami dalam kehidupan sehari-hari. Ranah afektif dapat mengarahkan seseorang untuk dapat berbuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling

BAB III METODE PENELITIAN. sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yakni menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.

Lebih terperinci

keselumham karakteristik MI Asih Putera Cimahi yang berkaitan dengan upaya

keselumham karakteristik MI Asih Putera Cimahi yang berkaitan dengan upaya PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Rumusan masalah dan fokus penelitian sebagaimana dijelaskan pada Bab I menuntut penelitian yang bersifat deskriptif-analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Jakarta dan di Cilacap. Hal ini disebabkan lokasi PT Rekayasa Industri berada di Kalibata Timur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami kejadian tentang sesuatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami kejadian tentang sesuatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami kejadian tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dengan mengacu kepada judul yang diajukan maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor yang dikutip oleh Nurul Zuriah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 146 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 11 dan SMPN 36 Kota Bandung. PemilPihan ini didasarkan atas keberhasilan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara kerja atau prosedur untuk memperoleh data yang dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada bab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kondisi aktual tentang pelaksanaan Al-Quran dengan metode isyarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji yaitu tentang implementasi strategi Dishubkominfo Kota Surakarta dalam mengatasi kemacetan lalu lintas, maka jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga

Lebih terperinci

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian yang Digunakan 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan gambaran hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 3.1. Pendekatan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung dengan data kuantitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang yang terletak di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang yang terletak di Jalan Letjen Sutoyo No. 77 B Malang. Alasan lokasi penelitian ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk memetakan dan menganalisis kontruksi kemiskinan di Kampung Padajaya dan

Lebih terperinci

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 84 popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 84 popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. akan dicapai berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan

III. METODE PENELITIAN. akan dicapai berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena ditinjau dari sudut cara dan taraf pembahasan masalahnya serta hasil yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Fokus penelitian adalah manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Metode penelitian menggambarkan tentang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, karena penelitian ini mengelola dan menggambarkan data serta informasi berdasarkan fakta-fakta yang tampak untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Wimmer dan Dominick menyebut pendekatan sebagai paradigma, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti

Lebih terperinci

BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN. Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode

BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN. Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode dalam fokus, yang melibatkan pendekatan, interpretif naturalistik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2013 : 6), adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. 1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya. B. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut 35 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif (menggambarkan) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2005: 55), penelitian deskriptif yakni tipe

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk merupakan daerah asal dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah kualitatif (field research), yaitu suatu penelitian dimana peneliti mencari data langsung ke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk memaparkan bagaimana supervisi kunjungan kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk memaparkan bagaimana supervisi kunjungan kelas yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berangkat dari fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bagaimana supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh Kepala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian lapangan (field research). Field research adalah jenis penelitian dengan melakukan penelitian

Lebih terperinci