PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi

1 Indonesian Company Formation and Registration Services PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk melaksanakan Pasal 12 ayat (4) dan Pasal 13 ayat (1) Undangundang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal; b. bahwa untuk lebih meningkatkan kegiatan penanaman modal di Indonesia dan dalam rangka pelaksanaan komitmen Indonesia dalam kaitannya dengan Association of Southeast Asian Nations/ASEAN Economic Community (AEC), dipandang perlu mengganti ketentuan mengenai daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal; c. bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal; Mengingat: 1. Pasal 4 ayat (1) UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 32 REGULATION OF THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 39 OF 2014 CONCERNING LISTS OF BUSINESS FIELDS THAT ARE CLOSED TO INVESTMENT AND BUSINESS FIELDS THAT ARE CONDITIONALLY OPEN FOR INVESTMENT WITH THE BLESSING OF GOD ALMIGHTY THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA, Considering: a. that to give effect to Article 12 section (4) and Article 13 section (1) of Law Number 25 of 2007 concerning Investment, there has been issued Regulation of the President Number 36 of 2010 concerning Lists of Business Fields That Are Closed to Investment and Business Fields That Are Conditionally Open for Investment; b. that to enhance the investment activities in Indonesia and to serve the Indonesian commitment to the Association of Southeast Asian Nations/ASEAN Economic Community (AEC), it is deemed necessary to replace the provisions for lists of business fields that are closed to investment and business fields that are conditionally open for investment; c. that in consideration of point (a) and point (b) aforesaid, it is necessary to issue Regulation of the President concerning Lists of Business Fields That Are Closed to Investment and Business Fields That Are Conditionally Open for Investment; Bearing in Mind: 1. Article 4 section (1) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia; 2. Law Number 32 of 2004 concerning Regional Governments (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 125 of 2004, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4437), as amended, most recently amended by Law Number 12 of 2008 concerning Second Amendments to Law Number 32 of 2004 Translated and annotated by Wishnu Basuki wbasuki@gmail.com 1

2 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 4. UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pereseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 5. Undangundang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 6. Undangundang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404); 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal; 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; Menetapkan: MEMUTUSKAN: PERATURAN PRESIDEN TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL. concerning Regional Governments (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 59 of 2008, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4844); 3. Law Number 25 of 2007 concerning Investment (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 67 of 2007, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4724); 4. Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 106 of 2007, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4756); 5. Law Number 20 of 2008 concerning Micro, Small and Medium Business (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 93 of 2008, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4866); 6. Law Number 17 of 2012 concerning Cooperatives (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 212 of 2012, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 5355); 7. Regulation of the Government of the Republic of Indonesia Number 44 of 1997 concerning Partnership (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 91 of 1997, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 3718); 8. Regulation of the President of the Republic of Indonesia Number 76 of 2007 concerning Criteria and Requirements for Preparation of Business Fields That Are Closed to Investment and Business Fields That Are Conditionally Open for Investment; 9. Regulation of the President of the Republic of Indonesia Number 27 of 2009 concerning Investment OneStop Services; To issue: HAS DECIDED: REGULATION OF THE PRESIDENT CONCERNING LISTS OF BUSINESS FIELDS THAT ARE CLOSED TO INVESTMENT AND BUSINESS FIELDS THAT ARE CONDITIONALLY OPEN FOR INVESTMENT. 2

3 Pasal 1 Article 1 (1) Bidang usaha yang tertutup merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal. (2) Daftar bidang usaha yang tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Presiden ini. 3 (1) Closed business fields shall be specified business fields that are banned from commercialization through investment activities. (2) A list of closed business fields as intended by section (1) is provided in Attachment I to this Regulation of the President. Pasal 2 Article 2 (1) Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah bidang usaha tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu, yaitu bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan kemitraan, bidang usaha yang dipersyaratkan kepemilikan modalnya, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan lokasi tertentu, dan bidang usaha yang dipersyaratkan dengan perizinan khusus. (2) Daftar bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Presiden ini. (1) Conditionallyopen business fields shall be specified business fields that are commercializable through investment activities under specified conditions, i.e., business fields that are reserved for Small, Micro, and Medium business and Cooperatives, business fields that require partnership, business fields that require capital ownership, business fields that require specified locations, and business fields that require a special license/permit. (2) A list of business fields that are conditionally open as intended by section (1) is provided in Attachment II to this Regulation of the President. Pasal 3 Article 3 Bidang usaha yang tidak tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dinyatakan terbuka tanpa persyaratan dalam rangka penanaman modal. Business fields that are absent from Attachment I and Attachment II as intended by Article 2 are declared to be unconditionally open for investment. Pasal 4 Article 4 (1) Penanaman modal pada bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang tata ruang dan lingkungan hidup. (2) Dalam hal izin penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah ditetapkan lokasi usahanya dan penanam modal bermaksud memperluas usaha dengan melakukan kegiatan usaha yang sama di luar lokasi yang sudah ditetapkan dalam izin penanaman modal tersebut, penanam modal harus memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Untuk memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penanam modal tidak diwajibkan untuk mendirikan badan usaha baru atau mendapatkan izin usaha baru, kecuali ditentukan lain oleh UndangUndang. (1) Investment in conditionallyopen business fields as intended by Article 2 must fulfill the location conditions as governed by the prevailing laws and regulations concerning spatial planning and the environment. (2) Where an investment license/permit as intended by section (1) specifies a business location and the investor wishes to expand his/her business through engaging in the same business activities outside the location that has been specified in that license/permit, the investor must fulfill the location conditions as intended by section (1). (3) To fulfill the location conditions as intended by section (2), an investor shall not be required to form a new business entity or to acquire a new business license/permit, unless otherwise provided by Law. Pasal 5 Article 5 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 tidak berlaku bagi penanaman modal tidak The provisions of Article 1 and Article 2 shall not apply to indirect or portfolio investment with

4 langsung atau portofolio yang transaksinya dilakukan melalui pasar modal dalam negeri. 4 transactions being made through domestic capital markets. Pasal 6 Article 6 Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan modal akibat penggabungan, pengambilalihan, atau peleburan dalam perusahaan penanaman modal yang bergerak di bidang usaha yang sama, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang menerima penggabungan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. b. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang mengambil alih adalah sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut. c. Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan baru hasil peleburan adalah sebagaimana ketentuan yang berlaku pada saat terbentuknya perusahaan baru hasil peleburan dimaksud. Where there is a change in the capital ownership arising out of a merger, acquisition or consolidation in an investment company that engages in the same business field, the following requirements shall apply: a. the limits on capital ownership of a foreign investor in the surviving investment company shall be those stated in the approval for the company. b. the limits on capital ownership of a foreign investor in the acquiring investment company shall be those stated in the approval for the company. c. the limits on capital ownership of a foreign investor in the new consolidated company shall be the provisions that prevail upon the new consolidated company being formed. Pasal 7 Article 7 (1) Dalam hal penanaman modal asing melakukan perluasan kegiatan usaha dalam bidang usaha yang sama dan perluasan kegiatan usaha tersebut membutuhkan penambahan modal melalui penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) dan penanam modal dalam negeri tidak dapat berpartisipasi dalam penambahan modal tersebut, maka berlaku ketentuan mengenai hak mendahului bagi penanam modal asing, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perseroan terbatas. (2) Dalam hal penambahan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan jumlah kepemilikan modal asing melebihi batasan maksimum yang tercantum dalam Surat Persetujuan, maka dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, kelebihan jumlah kepemilikan modal asing tersebut harus disesuaikan dengan batas maksimum yang tercantum dalam surat persetujuan, melalui cara: a. Penanam modal asing menjual kelebihan saham yang dimilikinya kepada penanam modal dalam negeri; b. Penanam modal asing menjual kelebihan sahamnya melalui penawaran umum yang dilakukan oleh perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh penanam modal asing tersebut pada pasar modal dalam negeri; atau c. Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b membeli kelebihan jumlah saham yang dimiliki penanam modal asing tersebut (1) Where foreign investment expands business activities in the same business field and such expansion of business activities needs increase in capital through rights issue and the domestic investors cannot participate in such increase in the capital, the provisions of the right of first refusal of a foreign investor shall apply under the laws and regulations concerning limited liability companies. (2) Where increase in capital as intended by section (1) has resulted in the amount of foreign capital ownership exceeding the maximum limit as stated in the Approval, within a period of 2 (two) years, the excess foreign capital ownership shall be adjusted to the maximum limit as stated in the approval, in the following manners: a. A foreign investor sells the excess shares he/she owns to a domestic investor; b. A foreign investor sells the excess shares through a public offer made by a company, whose shares are held by the foreign investor in domestic capital markets; or c. A company as intended by section (2) point (b) purchases the excess shares held by the foreign investor and treated as treasury stocks, subject

5 dan diperlakukan sebagai treasury stocks, dengan memperhatikan Pasal 37 Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. to Article 37 of Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies. Pasal 8 Article 8 Ketentuan Peraturan Presiden ini tidak mengurangi kewajiban penanam modal untuk mematuhi ketentuanketentuan dan syaratsyarat untuk melakukan kegiatan usaha yang dikeluarkan oleh: a. Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang secara teknis berwenang di bidang usaha penanaman modal; dan The Provisions of this Regulation of the President shall not derogate from the obligations of investors to comply with the provisions and requirements to perform business activities that are issued by: a. The Ministries/Nonministry Government Institutions that are technically competent in the business field of investment; and b. Pemerintah Daerah. b. The Regional Governments. Pasal 9 Article 9 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 Peraturan Presiden ini tidak berlaku bagi penanaman modal yang telah disetujui pada bidang usaha tertentu sebelum Peraturan Presiden ini ditetapkan, sebagaimana yang tercantum dalam Surat Persetujuan, kecuali ketentuan tersebut lebih menguntungkan bagi penanaman modal dimaksud. The provisions of Article 1 and Article 2 of this Regulation of the President shall not apply to investment in specified business fields that has been approved prior to this Regulation of the President being issued, as stated in the Approval, unless such provisions are of more benefit to the relevant investment. Pasal 10 Article 10 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, peraturan yang diterbitkan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diatur dengan yang baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. Upon this Regulation of the President coming into effect, any regulations issued to give effect to Regulation of the President Number 36 of 2010 concerning Lists of Business Fields That Are Closed to Investment and Business Fields That Are Conditionally Open for Investment are declared to remain valid to the extent that they are not against and yet replaced with the new ones under this Regulation of the President. Pasal 11 Article 11 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Upon this Regulation of the President coming into effect, Regulation of the President Number 36 of 2010 concerning Lists of Business Fields That Are Closed to Investment and Business Fields That Are Conditionally Open for Investment is revoked and declared to no longer be in effect. Pasal 12 Article 12 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. This Regulation of the President shall come into effect from the date it is promulgated. In order that every person may know of it, the promulgation of this Regulation of the President is ordered by placement in the State Gazette of the Republic of Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 April 2014 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Issued in Jakarta on April 23, 2014 PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA Sgd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO 5

6 Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 April 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. AMIR SYAMSUDIN Promulgated in Jakarta on April 24, 2014 MINISTER OF LAW AND HUMAN RIGHTS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA, Sgd. AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 93 STATE GAZETTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 93 OF

7 DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2014 LIST OF ATTACHMENTS TO REGULATION OF THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER 39 OF 2014 No. LAMPIRAN / ATTACHMENT JUDUL / TITLE HALAMAN / PAGE 1. I Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Untuk Penanaman Modal / List of Business Fields That Are Closed To Investment 2. II Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan / List of Business Fields That Are Conditionally Open for Investment Bidang Pertanian / Agriculture Bidang Kehutanan / Forestry Bidang Kelautan dan Perikanan / Marine Affairs and Fisheries Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral / Energy and Mineral Resources Bidang Perindustrian / Industry Bidang Pertahanan dan Keamanan / Defense and Security Bidang Pekerjaan Umum / Public Works Bidang Perdagangan / Trade Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Tourism and Creative Economy Bidang Perhubungan / Transportation Bidang Komunikasi dan Informatika / Communications and Informatics Bidang Keuangan / Finance Bidang Perbankan / Banking Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi / Manpower and Transmigration Bidang Pendidikan dan Kebudayaan / Education and Culture Bidang Kesehatan / Health

8 LAMPIRAN I PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39 TAHUN 2014 TANGGAL : 23 April 2014 ATTACHMENT I REGULATION OF THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER : 39 OF 2014 DATE : April 23, 2014 Lampiran I Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Untuk Penanaman Modal / Attachment I List of Business Fields That Are Closed to Investment BIDANG / FIELD KBLI/ 1. Pertanian / Agriculture Budidaya Ganja / Growing of Marijuana Kehutanan / Forestry 1. Penangkapan spesies ikan yang tercantum dalam Appendix 1 Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) / Fishing of species of fish listed in Appendix 1 of CITES 2. Pemanfaatan (pengambilan) koral/karang dari alam untuk bahan bangunan/kapur/kalsium dan souvenir/perhiasan, serta koral hidup atau koral mati (recent death coral) dari alam / Gathering (taking) of coral from nature for construction materials/lime/calcium and souvenirs/jewellery as well as living coral or dead coral (recently dead coral) from nature. 3. Perindustrian / Industry 1. Industri bahan kimia yang dapat merusak lingkungan: / Manufacture of chemicals that can damage the environment: Industri pembuat chlor alkali dengan proses merkuri / Manufacture of chloro alkali with mercury process. Industri bahan aktif pestisida: / Manufacture of active ingredients of pesticides: Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT), Aldrin, Endrin, Dieldrin, Chlordane, Heptachlor, Mirex, dan/and Toxaphene. Industri bahan kimia industri: / Manufacture of industrial chemicals: Polychlorinated Biphenyl (PCB), Hexachlorobenzene. Industri bahan perusak lapisan ozone (BPO): / Manufacture of Ozone Depleting Substances: Carbon Tetrachloride (CTC), Methyl Chloroform, Methyl Bromide, Trichloro Fluoro Methane (CFC11), Dichloro Trifluoro Ethane (CFC12), Trichloro Trifluoro Ethane (CFC113), Dichloro Tetra Fluoro Ethane (CFC114), Chloro Pentafluoro Ethane (CFC115), Chloro Trifluoro Methane (CFC13), Tetrachloro Difluoro Ethane (CFC112), Pentachloro Fluoro Ethane (CFC111), Chloro Heptafluoro Propane (CFC217), Dichloro Hexafluoro Propane (CFC216), Trichloro Pentafluoro Propane (CFC215), Tetrachloro Tetrafluoro Propane (CFC214), Pentachloro Trifluoro Propane (CFC213), Hexachloro Difluoro Propane (CFC 211), Bromo Chloro Difluoro Methane (Halon1211), Bromo Trifluoro Methane (Halon1301), Dibromo Tetrafluoro Ethane (Halon2402), R500, R Industri bahan kimia Daftar1 Konvensi Senjata Kimia sebagaimana tertuang dalam Lampiran I UndangUndang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan Bahan Kimia Sebagai Senjata Kimia / Manufacture of chemicals listed in Schedule 1 of the Chemical Weapons Convention as provided in Attachment I to Law Number 9 of 2008 concerning Use of Chemicals and Prohibition on Use of Chemicals as Chemical Weapons. 3. Industri minuman mengandung alkohol: / Manufacture of alcoholic beverages: Minuman keras / Hard liquor Anggur / Wine Minuman mengandung malt / Malt beverages Perhubungan / 1. Penyelenggaraan dan pengoperasian terminal penumpang angkutan darat / Transportation Provision and operation of terminals for passenger land transport 2. Penyelenggaraan dan pengoperasian penimbangan kendaraan bermotor / Provision and operation of weigh stations

9 Lampiran I Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Untuk Penanaman Modal / Attachment I List of Business Fields That Are Closed to Investment BIDANG / FIELD KBLI/ 5. Komunikasi dan Informatika / Communications and Informatics 6. Pendidikan dan Kebudayaan / Education and Culture 7. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Tourism and Creative Economy 3. Telekomunikasi/sarana bantu navigasi pelayaran dan vessel traffic information system (VTIS) / Telecommunications/aids to shipping navigation and vessel traffic information system (VTIS) 4. Penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan / Provision of air navigation services 5. Penyelenggaraan pengujian tipe kendaraan bermotor / Performance of testing of types of motor vehicles Manajemen dan penyelenggaraan stasiun monitoring spektrum frekuensi radio dan orbit satelit / Management and operation of radio frequency spectrum and satellite orbit monitoring stations Museum pemerintah / Governmental museums Peninggalan sejarah dan purbakala (candi, keraton, prasasti, petilasan, bangunan kuno, dsb) / Historical and archaeological remains (temples, Sultan s palaces, inscriptions, ruins, ancient buildings, etc.) Perjudian/kasino / Gambling/casinos Catatan: 1. Bidang usaha yang tertutup dapat dimanfaatkan untuk tujuantujuan nonkomersial seperti: penelitian dan pengembangan, dan mendapat persetujuan dari instansi yang bertanggungjawab atas pembinaan bidang usaha tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka ketentuan sebagaimana termaksud dalam Lampiran I hanya berlaku bagi bidang usaha yang tercantum dalam kolom bidang usaha tersebut. Note: 1. A closed business field may be used for noncommercial purposes, such as research and development, and is subject to approval from an agency in charge of the relevant business field. 2. Where the Indonesian Standard Industrial Classification (KBLI) includes more than one business field, the requirements as referred to in Attachment I shall only apply to business fields that are stated in the business field column. *** 9

10 Indonesian Company Formation and Registration Services LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39 TAHUN 2014 TANGGAL : 23 APRIL 2014 ATTACHMENT II REGULATION OF THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER : 39 OF 2014 DATE : APRIL 23, 2014 Lampiran II Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan / List of Business Fields That Are Conditionally Open Attachment II 1. Pertanian / Agriculture 1. Usaha perbenihan/pembibitan tanaman pangan pokok dengan luas lebih dari 25 Ha: / Growing of staple food crops (breeding/seeding) with an area of more than 25 Ha: Padi / Rice Jagung / Corn Kedelai / Soybeans Kacang Tanah / Groundnuts Kacang Hijau / Green beans Tanaman pangan lainnya (ubi kayu dan ubi jalar) / Other food crops (cassava and sweet potatos) Usaha budidaya tanaman pangan pokok dengan luas kurang dari 25 Ha: / Growing of food crops with an area of less than 25 Ha: Padi / Rice Jagung / Corn Kedelai / Soybeans Kacang Tanah / Groundnuts Kacang Hijau / Green beans Tanaman pangan lainnya (ubi kayu dan ubi jalar) / Other food crops (cassava and sweet potatos) Max. of 49% Subject to a recommendation from the Minister of Agriculture a. Dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi / Reserved for micro, small, medium business and cooperatives b. Kemitraan / Partnership c. Kepemilikan modal asing / Foreign capital ownership d. Lokasi tertentu / Specified location e. Perizinan khusus / Special licenses/permits f. Modal dalam negeri 100% / 100% domestic capital g. Kepemilikan modal asing serta lokasi / Foreign capital ownership and location h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing / Special licenses/permits and foreign capital ownership i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus / 100% domestic capital and special licenses/permits j. Persyaratan kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN / For ASEAN investors, foreign capital ownership and/or location [Note: See 2010 Protocol to Implement the Eighth Package 10

11 1. Pertanian / Agriculture 3. Usaha budidaya tanaman pangan pokok dengan luas lebih dari 25 Ha: / Growing of food crops with an area of more than 25 Ha: Padi / Rice Jagung / Corn Kedelai / Soybeans Kacang Tanah / Groundnuts Kacang Hijau / Green beans Tanaman pangan lainnya (ubi kayu dan ubi jalar) / Other food crops (cassava and sweet potatos) 4. Usaha perbenihan perkebunan dengan luas kurang dari 25 Ha: / Plantation breeding with an area of less than 25 Ha: Tanaman jarak pagar / Jatropha curcas Tanaman pemanis lainnya / Other sweetener crops Tanaman tebu / Sugar cane Tanaman tembakau / Tobacco Tanaman bahan baku tekstil dan tanaman kapas / Textile raw materials and cotton Tanaman lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain / Other crops not elsewhere classified Tanaman jambu mete / Cashews Tanaman kelapa / Coconut palms Tanaman kelapa sawit / Oil palms Tanaman untuk bahan minuman (teh, kopi dan kakao) / Beverage crops (tea, coffee and cocoa) Max. of 49% Subject to a recommendation from the Minister of Agriculture of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services, 28 October 2010] 11

12 1. Pertanian / Agriculture Tanaman lada / Peppercorns Tanaman cengkeh / Cloves Tanaman minyak atsiri / Essential oil crops Tanaman obat/bahan farmasi (di luar hortikultura) / Medicinal/pharmaceutical crops (other than horticulture) Tanaman rempah lainnya / Other spice crops Tanaman karet dan penghasil getah lainnya / Rubber and other trees for extraction of sap Usaha industri perbenihan perkebunan dengan luas 25 Ha atau lebih: / Plantation breeding with an area of 25 Ha or more: Tanaman jarak pagar / Jatropha curcas Tanaman pemanis lainnya / Other sweetener crops Tanaman tebu / Sugar cane Tanaman tembakau / Tobacco Tanaman bahan baku tekstil dan tanaman kapas / Textile raw materials and and cotton Tanaman jambu mete / Cashews Tanaman kelapa / Coconut palms Tanaman kelapa sawit / Oil palms Tanaman untuk bahan minuman (teh, kopi dan kakao) / Beverage crops (tea, coffee and cocoa) Tanaman lada / Peppercorns Tanaman cengkeh / Cloves Max. of 95% [e] [e] Subject to a recommendation from the Minister of Agriculture 12

13 1. Pertanian / Agriculture Tanaman minyak atsiri / Essential oil crops Tanaman obat/bahan farmasi (di luar hortikultura) / Medicinal/pharmaceutical crops Tanaman rempah lainnya / Other spice crops Tanaman karet dan penghasil getah lainnya / Rubber and other trees for extraction of sap Tanaman lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain / Other crops not elsewhere classified Usaha perkebunan dengan luas kurang dari 25 Ha: / Plantation with an area of less than 25 Ha: Perkebunan pemanis lainnya / Other sweetener crops Perkebunan tebu / Sugar cane Perkebunan tembakau / Tobacco Perkebunan bahan baku tekstil dan tanaman kapas / Textile raw materials and and cotton Perkebunan jambu mete / Cashews Perkebunan kelapa / Coconut palms Perkebunan kelapa sawit / Oil palms Perkebunan untuk bahan minuman (teh, kopi dan kakao) / Beverage crops (tea, coffee and cocoa) Perkebunan lada / Peppercorns Perkebunan cengkeh / Cloves Perkebunan minyak atsiri / Essential oil crops Perkebunan obat / bahan farmasi (di luar hortikultura) / Medicinal/pharmaceutical crops

14 1. Pertanian / Agriculture (other than horticulture) Perkebunan rempah lainnya / Other spice crops Perkebunan karet dan penghasil getah lainnya / Rubber and other trees for extraction of sap Perkebunan lainnya / Other plantation Usaha perkebunan dengan luas 25 Ha atau lebih sampai luasan tertentu tanpa unit pengolahan sesuai dengan peraturan perundangundangan: / Plantation with an area of 25 Ha or more up to a specified area size without processing units under the laws and regulations: Perkebunan jarak pagar / Jatropha curcas Perkebunan pemanis lainnya / Other sweetener crops Perkebunan tebu / Sugar cane Perkebunan tembakau / Tobacco Perkebunan bahan baku tekstil dan tanaman kapas / Textile raw materials and and cotton Perkebunan lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain / Other crops not elsewhere classified Perkebunan jambu mete / Cashews Perkebunan kelapa / Coconut palms Perkebunan kelapa sawit / Oil palms Perkebunan untuk bahan minuman (teh, kopi dan kakao) / Beverage crops (tea, coffee and cocoa) Perkebunan lada / Peppercorns Perkebunan cengkeh / Cloves Max. of 95% [e] [e] Subject to a recommendation from the Minister of Agriculture

15 1. Pertanian / Agriculture Perkebunan minyak atsiri / Essential oil crops Perkebunan obat / bahan farmasi / Medicinal/pharmaceutical crops Perkebunan rempah lainnya / Other spice crops Perkebunan karet dan penghasil getah lainnya / Rubber and other trees for extraction of sap 8. Usaha perkebunan dengan luas 25 Ha atau lebih yang terintegrasi dengan unit pengolahan dengan kapasitas sama atau melebihi kapasitas tertentu sesuai dengan peraturan perundangundangan: / Plantation in an area of 25 Ha or more, integrating with processing units with a capacity equivalent to or exceeding the specified capacity under the laws and regulations: Perkebunan jambu mete dan industri biji mete kering dan cashew nut shell liquid (CNSL) / Plantation of cashews and manufacture of dried cashew nuts and cashew nut shell liquid (CNSL) Perkebunan lada dan industri biji lada putih kering dan biji lada hitam kering / Plantation of peppercorns and manufacture of dried white peppercorns and dried black peppercorns Perkebunan jarak dan industri minyak jarak pagar / Plantation of jatropha and manufacture of jatropha oil Perkebunan tebu, industri gula pasir, pucuk tebu dan bagas / Plantation of sugar cane, manufacture of cane sugar, sugar cane top and sugar cane bagasse Perkebunan tembakau dan industri daun tembakau kering / Planation of tobacco and manufacture of dried tobacco leaves Max. of 95% [e] [e] Subject to a recommendation from the Minister of Agriculture 15

16 1. Pertanian / Agriculture Perkebunan kapas dan industri serat kapas / Plantation of cotton and manufacture of cotton fiber Perkebunan kelapa dan industri minyak kelapa / Plantation of coconut palms and manufacture of coconut oil Perkebunan kelapa dan industri kopra, serat (fiber), arang tempurung, debu (dust), nata de coco / Plantation of coconut palms and manufacture of copra, fiber, coconut shell charcoal, dust, nata de coco Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kelapa sawit (CPO) / Plantation of oil palms and manufacture of palm oil (CPO) Perkebunan kopi dan industri pengupasan, pembersihan dan sortasi kopi / Plantation of coffee and manufacture of coffee bean peeling, cleaning and sorting Perkebunan kakao dan industri pengupasan, pembersihan dan pengeringan kakao / Plantation of cocoa and manufacture of cocoa bean peeling, cleaning and drying Perkebunan teh dan industri teh hitam/teh hijau / Plantation of tea and manufacture of black tea/green tea Perkebunan cengkeh dan industri bunga cengkeh kering / Plantation of cloves and manufacture of dried clove buds Perkebunan tanaman minyak atsiri dan industri minyak atsiri / Plantation of essential oil crops and manufacture of essential oil

17 1. Pertanian / Agriculture Perkebunan karet dan industri sheet, lateks pekat / Plantation of rubber and manufacture of sheets, concentrated latex Perkebunan bijibijian selain kopi dan kakao dan industri pengupasan dan pembersihan bijibijian selain kopi dan kakao / Plantation of grains other than coffee beans and cocoa beans and manufacture of grain peeling and cleaning other than coffee beans and cocoa beans 9. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan di bawah kapasitas tertentu sesuai dengan peraturan perundangundangan: / Manufacture of plantation products below the specified capacity under the laws and regulations: Industri bunga cengkeh kering / Manufacture of dried clove buds Industri minyak mentah (minyak makan) dari nabati dan hewani / Manufacture of crude vegetable and animal oils (edible oils) Industri kopra, serat (fiber), arang tempurung, debu (dust), nata de coco / Manufacture of copra, fiber, coconut shell charcoal, dust, nata de coco Industri minyak kelapa / Manufacture of coconut oil Industri minyak kelapa sawit / Manufacture of palm oil Industri serat kapas / Manufacture of cotton fiber Industri biji kapas / Manufacture of cotton seeds Industri pengupasan, pembersihan dan sortasi kopi / Manufacture of coffee bean peeling, cleaning and sorting

18 1. Pertanian / Agriculture Industri pengupasan, pembersihan dan pengeringan kakao / Manufacture of cocoa bean peeling, cleaning and drying Industri pengupasan dan pembersihan bijibijian selain kopi dan kakao / Manufacture of grain peeling and cleaning, other than coffee beans and cocoa beans Industri jambu mete menjadi biji mete kering dan cashew nut shell liquid (CNSL) / Manufacture of cashews for dried cashew nut and cashew nut shell liquid (CNSL) Industri lada menjadi biji lada putih kering dan biji lada hitam kering / Manufacture of peppercorns for dried white peppercorns and dried black peppercorns Industri gula pasir, pucuk tebu dan bagas / Manufacture of cane sugar, sugar cane top and sugar cane bagasse Industri teh hitam / teh hijau / Manufacture of black tea/green tea Industri daun tembakau kering (krosok) / Manufacture of dried tobacco leaves Industri karet menjadi sheet, lateks pekat / Manufacture of rubber for sheets, concentrated latex Industri minyak jarak kasar / Manufacture of rude jatropha oil 10. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dengan kapasitas sama atau melebihi kapasitas tertentu sesuai dengan peraturan perundangundangan: / Manufacture of plantation products with a capacity equivalent to or exceeding the specified capacity Max. of 95% [e] [e] Subject to a recommendation from the Minister of Agriculture

19 1. Pertanian / Agriculture under the laws and regulations: Industri minyak mentah (minyak makan) dari nabati dan hewani / Manufacture of crude vegetable and animal oils (edible oils) Industri kopra, serat (fiber), arang tempurung, debu (dust), nata de coco / Manufacture of copra, fiber, coconut shell charcoal, dust, nata de coco Industri minyak kelapa / Manufacture of coconut oil Industri minyak kelapa sawit / Manufacture of palm oil Industri pengupasan, pembersihan dan sortasi kopi / Manufacture of coffee bean peeling, cleaning and sorting Industri pengupasan, pembersihan dan pengeringan kakao / Manufacture of cocoa bean peeling, cleaning and drying Industri pengupasan dan pembersihan bijibijian selain kopi dan kakao / Manufacture of grain peeling and cleaning, other than coffee beans and cocoa beans Industri gula pasir, pucuk tebu, dan bagas / Manufacture of cane sugar, sugar cane top and sugar cane bagasse Industri teh hitam/teh hijau / Manufacture of black tea/green tea Industri tembakau kering (krosok) / Manufacture of dried tobacco leaves Industri minyak jarak kasar / Manufacture of rude jatropha oil

20 1. Pertanian / Agriculture Industri serat kapas dan biji kapas / Manufacture of cotton fiber and cotton seeds Industri karet menjadi sheet, lateks pekat / Manufacture of rubber for sheets, concentrated latex Industri jambu mete menjadi biji mete kering dan cashew nut shell liquid (CNSL) / Manufacture of cashews for dried cashew nut and cashew nut shell liquid (CNSL) Industri lada menjadi biji lada putih kering dan biji lada hitam kering / Manufacture of peppercorns for dried white peppercorns and dried black peppercorns Industri bunga cengkeh kering / Manufacture of dried clove buds Perbenihan hortikultura: / Horticulture breeding: Max. of 30% Perbenihan Tanaman Buah Semusim / Annual fruit crops Perbenihan Anggur / Grapes Perbenihan Buah Tropis / Tropical fruits Perbenihan Jeruk / Citrus fruits Perbenihan Apel dan Buah Batu (Pome and Stone Fruit) / Apples, pome and stone fruits Perbenihan Buah Beri / Berries Perbenihan Tanaman Sayuran Semusim / Annual vegetables Perbenihan Tanaman Sayuran Tahunan / Perennial vegetables

21 1. Pertanian / Agriculture Perbenihan Tanaman Obat / Drug crops Perbenihan Jamur / Mushrooms Perbenihan Tanaman Florikultura / Floriculture crops 12. Budidaya hortikultura: / Growing of horticultural crops: Budidaya Buah Semusim / Growing of annual fruits Budidaya Anggur / Growing of grapes Budidaya Buah Tropis / Growing of tropical fruits Budidaya Jeruk / Growing of citrus fruits Budidaya Apel dan Buah Batu (Pome and Stone Fruit) / Growing of apples, pome and stone fruits Budidaya Buah Beri / Growing of berries Budidaya Sayuran Daun (antara lain: kubis, sawi, bawang daun, seledri) / Growing of leafy vegetables (inter alia, cabbages, mustard, scallion, celery) Budidaya Sayuran Umbi (antara lain: bawang merah, bawang putih, kentang, wortel) / Growing of root vegetables (inter alia, shallot, garlic, potatoes, carrots) Budidaya Sayuran Buah (antara lain: tomat, mentimun) / Growing of fruitbearing vegetables (inter alia, tomatoes, cucumbers) Budidaya Cabe, Paprika / Growing of chili peppers, paprika Max. of 30% 21

22 1. Pertanian / Agriculture Budidaya Jamur / Growing of mashrooms Budidaya Tanaman Hias / Growing of ornamental plants Budidaya Tanaman Hias Non Bunga / Growing of nonflower ornamental plants 13. Industri pengolahan hortikultura: / Processing/ manufacture of horticultural crops: Usaha pasca panen buah dan sayuran / Postharvest of fruits and vegetables 14. Usaha penelitian hortikultura dan usaha laboratorium uji mutu hortikultura / Horticultural research and quality test laboratories 15. Pengusahaan wisata agro hortikultura / Horticultural agrotourism 16. Usaha Jasa Hortikultura lainnya: / Other horticultural services: Usaha Jasa Pascapanen / Postharvest services Usaha perangkaian Bunga/Florist/dekorator / Flower arrangement/florists/decorators Konsultan pengembangan hortikultura / Horticultural development consultants Landscaping Jasa Kursus Hortikultura / Horticulture courses Max. of 30% Max. of 30% Max. of 30% Max. of 30% 17. Penelitian dan pengembangan Ilmu Teknologi dan Max. of 49% [e] [e] Subject to a recommendation

23 1. Pertanian / Agriculture Rekayasa: / Research and development on sciences and engineering: Sumber Daya Genetik Pertanian / Agricultural genetic resources Produk GMO (Rekayasa Genetika) / GMO (Genetically modified organisms) products (genetic engineering) 18. Pembibitan dan budidaya babi: / Breeding and raising of swine (pigs): Jumlah kurang atau sama dengan 125 ekor / Less than or equivalent to 125 in number Jumlah lebih dari 125 ekor / More than 125 in number 19. Pembibitan dan budidaya ayam buras serta persilangannya / Breeding and raising of native chickens, and crossbreeding from the Minister of Agriculture [d] [d] Not against the regional regulations Catatan: Note: 1. = Mengikuti persyaratan kolom tersebut. 1. = Please refer to the point in the remark column. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam Lampiran II hanya berlaku bagi bidang usaha yang tercantum dalam kolom bidang usaha tersebut. 3. Yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dalam Peraturan Presiden ini adalah orang perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta UndangUndang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian. 4. Dalam hal suatu bidang usaha yang tercakup dalam komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community tidak tercantum pada Lampiran II kolom j Peraturan Presiden ini, namun tercantum dalam kolomkolom yang lain, maka penanam modal yang berasal dari negaranegara ASEAN dapat melakukan penanaman modal berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam kolomkolom tersebut. 2. Where the Indonesian Standard Industrial Classification (KBLI) includes more than one business field, the requirements in Attachment II shall only apply to the business fields that are provided in the business field column. 3. Micro, Small and Medium Business and Cooperatives in this Regulation of the President mean an individual or entity that fulfills the criteria provided in Law Number 20 of 2008 concerning Micro, Small and Medium Business and Law Number 17 of 2012 concerning Cooperatives. 4. Where a business field contained in the Indonesian commitment to the ASEAN Economic Community is absent from Attachment II (column (j)) to this Regulation of the President, but present in another column, ASEAN investors may invest under the requirement(s) provided in that column. 23

24 2. Kehutanan / Forestry 1. Penangkapan dan peredaran tumbuhan dan satwa liar (TSL) dari habitat alam kecuali reptil (ular, biawak, kurakura, labilabi dan buaya) / Catching of and trade in plants and wildlife from natural habitats, except for reptiles (snakes, monitor lizards, tortoises, freshwater softshelled turtles and crocodiles) 2. Pengusahaan hutan tanaman lainnya (antara lain: aren, kemiri, biji asam, bahan baku arang, kayu manis) / Operation of other plantation forests (inter alia, sugar palms, candlenuts, tamarind seeds, charcoal raw materials, cinnamon) 3. Industri primer pengolahan hasil hutan bukan kayu lainnya: / Gathering (processing) of other nonwood forest products (Primary industry): Getah pinus / Oleo pine resin Bambu / Bamboo Pengusahaan sarang burung walet di alam / Production of swallow nests in nature 5. Industri kayu gergajian (kapasitas produksi sampai dengan 2000 M 3 /tahun) / Sawmiling and planing of wood (production capacity of up to 2000 M 3 /year) 6. Industri primer pengolahan rotan / Processing of rattan (Primary industry) a. Dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi / Reserved for micro, small, medium business and cooperatives b. Kemitraan / Partnership c. Kepemilikan modal asing / Foreign capital ownership d. Lokasi tertentu / Specified location e. Perizinan khusus / Special licenses/permits f. Modal dalam negeri 100% / 100% domestic capital g. Kepemilikan modal asing serta lokasi / Foreign capital ownership and location h. Perizinan khusus dan kepemilikan modal asing / Special licenses/permits and foreign capital ownership i. Modal dalam negeri 100% dan perizinan khusus / 100% domestic capital and special licenses/permits j. Persyaratan kepemilikan modal asing dan/atau lokasi bagi penanam modal dari negaranegara ASEAN / For ASEAN investors, foreign capital ownership and/or location [Note: See 2010 Protocol to Implement the Eighth Package of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services, 28 October 2010] 7. Pengusahaan rotan / Production of rattan Pengusahaan getah pinus / Production of oleo pine resin 9. Pengusahaan bambu / Production of bamboo Pengusahaan damar / Production of shorea javanica Pengusahaan gaharu / Production of agarwood

25 2. Kehutanan / Forestry 12. Pengusahaan shellak, tanaman pangan alternatif (sagu), getahgetahan, dan perlebahan / Production of shellac, alternative food crops (sago), gums, and honeybee farming 13. Pengusahaan kokon/kepompong ulat sutra (persutraan alam) / Production of silkworm cocoon (natural silk farming) 14. Pengusahaan perburuan di taman buru dan blok buru / Operation of hunting preserves in hunting parks and hunting blocks 15. Penangkaran satwa liar dan tumbuhan dan Penangkaran/budidaya koral di luar kawasan konservasi / Captive breeding of wildlife and plants/growing of coral outside the conservation area 16. Pengusahaan pariwisata alam berupa pengusahaan sarana, kegiatan dan jasa ekowisata di dalam kawasan hutan: / Operation of natural tourism through provision of ecotourism facilities, activities and services within the forestry areas: Wisata tirta / Water tours Wisata petualangan alam / Natural adventure tours Wisata gua / Spelunking tours Wisata minat usaha lainnya / Other business interest tours Penangkapan dan peredaran reptil (ular, biawak, kurakura, labilabi dan buaya) dari habitat alam / Hunting of and trade in reptiles (snakes, monitor Max. of 49% Max. of 49% Max. of 51% [e] [e] Subject to a recommendation from the Minister of Forestry

26 2. Kehutanan / Forestry lizard, tortoises, freshwater softshelled turtles and crocodiles) from natural habitats 18. Pengembangan teknologi pemanfaatan genetik tumbuhan dan satwa liar / Technological development of plant and wildlife genetic manipulation 19. Pemanfaatan (pengambilan) dan peredaran: / Gathering (taking) of and trade in (wholesale of): Koral/karang hias dari alam untuk akuarium*) / Ornamental coral from nature for aquariums*) Koral/karang untuk koral mati dari hasil transplantasi/propagasi / Recent death coral from transplantation/propagation [e] [e] A statement of cooperation with accredited institutions / Indonesia s laboratories, national institutions in the field of research and development designated by the Minister of Forestry [e] [e] Subject to a recommendation from the Minister of Forestry [e] [e] Subject to a recommendation from the Minister of Forestry 20. Industri kayu: / Manufacture of timber: [e] [e] Subject to a recommendation on supplies of sustainable raw materials Gergajian dengan kapasitas produksi di atas from the Minister of Forestry and 2000M 3 /tahun / Sawn timber with a production governed by Regulation of the capacity above 2000 M 3 /year Government Number 6 of 2007, as Veneer amended. Kayu lapis / Plywood Laminated veneer lumber (LVL) Industri serpih kayu / Wood chips Pelet kayu / Wood pellets Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam / Operation of timber forest products of natural forests 22. Pengadaan dan peredaran benih dan bibit tanaman hutan (ekspor dan impor benih dan bibit tanaman hutan) / Growing of and trade in breeds and 02139