PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 PERATURAN PRESIDEN NOMOR 111 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal yang merupakan pelaksanaan dari Pasal 12 ayat (4) dan Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, maka pengaturan bidang-bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan dalam Peraturan Presiden tersebut perlu diperjelas untuk menghindarkan kekeliruan penafsiran; b. bahwa sehubungan dengan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang

2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3718); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3743); 8. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal; 9. Peraturan

3 Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal; M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal, diubah sebagai berikut: 1. Di antara Pasal 2 dan Pasal 3 disisipkan 1 (satu) Pasal baru, yakni Pasal 2A, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 2A (1) Penanaman modal pada bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang tata ruang dan lingkungan hidup. (2) Dalam

4 - 4 - (2) Dalam hal izin penanaman modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah ditetapkan lokasi usahanya dan penanam modal bermaksud memperluas usaha dengan melakukan kegiatan usaha yang sama di luar lokasi yang sudah ditetapkan dalam izin penanaman modal tersebut, penanam modal harus memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Untuk memenuhi persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penanam modal tidak diwajibkan untuk mendirikan badan usaha baru atau mendapatkan izin usaha baru. 2. Ketentuan Pasal 5 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 5 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 Peraturan Presiden ini tidak berlaku bagi penanaman modal yang telah disetujui pada bidang usaha tertentu sebelum Peraturan Presiden ini ditetapkan, sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan, dan perubahannya apabila ada. 3. Lampiran I mengenai Daftar Bidang Usaha yang Tertutup untuk penanaman modal diubah, sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Presiden ini. 4. Lampiran II Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan diubah, sehingga seluruh Lampiran II tersebut berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Presiden ini. Pasal II

5 - 5 - Pasal II Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2007 PRESIDEN, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, ttd Dr. M. Iman Santoso

6 LAMPIRAN I PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 111 TAHUN 2007 TANGGAL : 27 DESEMBER 2007 Daftar Bidang Usaha yang Tertutup untuk Penanaman Modal NO. BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 1 Perjudian/Kasino Kebudayaan dan Pariwisata 2 Peninggalan Sejarah dan Purbakala (candi, keraton, prasasti, pertilasan, bangunan kuno, dsb) Kebudayaan dan Pariwisata 3 Museum Pemerintah Kebudayaan dan Pariwisata 4 Pemukiman/Lingkungan Adat Kebudayaan dan Pariwisata 5 Monumen Kebudayaan dan Pariwisata 6 Objek Ziarah (tempat, peribadatan, pertilasan, makam, dsb) 7 Pemanfaatan (pengambilan) Koral Alam Kebudayaan dan Pariwisata Kehutanan

7 - 2 - NO. BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 8 Penangkapan Spesies Ikan yang tercantum dalam Appendix I CITES 9 Manajemen dan Penyelenggaraan Stasiun Monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit 10 Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio dan Televisi Kelautan dan Perikanan Komunikasi dan Informatika Komunikasi dan Informatika 11 Penyediaan NO. BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 11 Penyediaan dan Perhubungan Penyelenggaraan Terminal Darat 12 Penyelenggaraan dan Perhubungan Pengoperasian Jembatan Timbang 13 Penyelenggaraan Pengujian Tipe Perhubungan Kendaraan Bermotor 14 Penyelenggaraan Pengujian Perhubungan Berkala Kendaraan Bermotor 15 Telekomunikasi/Sarana Bantu Perhubungan Navigasi Pelayaran 16 Vessel Traffic Information Perhubungan System (VTIS) 17 Pemanduan Lalu Lintas Udara Perhubungan

8 - 3 - NO. BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 18 Industri Bahan Kimia yang dapat Perindustrian Merusak Lingkungan, seperti : Penta Chlorophenol, Dichloro Diphenyl Trichloro Elhane (DDT), Dieldrin, Chlordane, Carbon Tetra Chloride, Chloro Fluoro Carbon (CFC), Methyl Bromide, Methyl Chloroform, Halon, dan lainnya 19 Industri Bahan Kimia Skedul-I Perindustrian Konvensi Senjata Kimia (Sarin, Soman, Tabun Mustard, Levisite, Ricine, Saxitoxin, VX, dll) 20 Industri Minuman Mengandung Perindustrian Alkohol (Minuman Keras, Anggur, dan minuman mengandung Malt) 21 Industri Pembuat Chlor Alkali Perindustrian dengan bahan mengandung Merkuri 22 Industri Siklamat dan Sakarin Perindustrian 23 Budidaya Ganja Pertanian Catatan: Catatan: 1. Bidang Usaha yang tertutup dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan non komersial seperti: penelitian dan pengembangan, dan mendapat

9 - 4 - persetujuan dari sektor yang bertanggungjawab atas pembinaan bidang usaha tersebut. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam lampiran di atas hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. PRESIDEN, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Salinan sesuai dengan aslinya Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum, Dr. M. Iman Santoso

10 LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 111 TAHUN 2007 TANGGAL : 27 DESEMBER 2007 Daftar Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan a. Dicadangkan untuk UMKMK N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 1 Pembangkit Tenaga Listrik Skala Kecil (s/d 10 MW) Energi dan Sumber Daya Mineral 2 Agen Perjalanan Wisata Kebudayaan dan Pariwisata 3 Sanggar Seni Kebudayaan dan Pariwisata 4 Usaha Jasa Pramuwisata Kebudayaan dan Pariwisata 5 Pengusahaan Hutan Tanaman Kehutanan lainnya (Aren, Kemiri, Biji Asam, Bahan Baku Arang, Kayu Manis, dll) 6 Pengusahaan Sarang Burung Walet Kehutanan di Alam 7 Industri Kayu Gergajian (Kapasitas Kehutanan Produksi sampai dengan 2000M 3 /Tahun) 8 Industri Primer Pengolahan Rotan Kehutanan 9 Industri Barang Setengah Jadi dari Kayu Bakau: Kehutanan

11 - 2 - N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Industri Kerajinan Ukir-ukiran kecuali Mebeller Industri Alat-alat Dapur Industri Barang yang tidak diklasifikasikan di tempat lain 10 Industri 10 Industri Primer Pengolahan Hasil Hutan bukan Kayu lainnya (Getah Pinus, Bambu, Minyak Atsiri) 11 Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) dari Habitat Alam 12 Perikanan Tangkap dengan menggunakan Kapal Penangkap Ikan berukuran sampai dengan 30 GT, di wilayah perairan sampai dengan 12 mil atau kurang. 13 Penangkapan Ikan di Perairan Umum 14 Usaha Pengolahan Hasil Perikanan (UPI) Peragian, Fermentasi, Pereduksian/Pengekstaksian, Pengolahan Surimi dan Jelly Ikan 15 Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) Radio dan Televisi 16 Perusahaan Jasa Kurir/Jasa Titipan (Golongan Kecil): Kirim Mengirim Barang Cetakan Kehutanan Kehutanan Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan Komunikasi dan Informatika Komunikasi dan Informatika

12 - 3 - N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Surat Kabar Bungkusan Kecil Paket Pengiriman Uang Jasa Telekomunikasi meliputi: Warung Telekomunikasi Warung Internet Instalasi Kabel ke Rumah dan Gedung Jasa Konstruksi (Jasa Pelaksana Konstruksi) Golongan Kecil: Pekerjaan Galian, Pemindahan dan Timbunan Tanah Komunikasi dan Informatika Pekerjaan Umum Pekerjaan Persiapan Lapangan untuk Lahan Pertambangan Pekerjaan Perancah dan Bekisting Pekerjaan Pembongkaran Pekerjaan Konstruksi untuk bangunan Gedung Bertingkat lebih dari dua lantai Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Gudang atau Industri Pabrik Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Komersial Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Hiburan Umum Pekerjaan

13 - 4 - N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Hotel, Restoran dan sejenisnya Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Pendidikan Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Kesehatan Pekerjaan Konstruksi untuk Jalan Raya (kecuali Jalan Layang), Jalan Kereta Api, dan Landasan Pacu Pesawat Terbang Pekerjaan Konstruksi untuk Jembatan, Jalan Layang, Terowongan, dan Jalan Bawah Tanah Pekerjaan Konstruksi untuk Saluran Air, Pelabuhan, Bendungan dan Bangunan Air lainnya Pekerjaan Konstruksi untuk jalur pipa air transmisi, Jaringan Telekomunikasi dan Jaringan Listrik (Kabel) / / Pekerjaan Konstruksi untuk jaringan pipa dan kabel distribusi, dan jaringan pelayanan Pekerjaan Konstruksi untuk sarana Olah Raga dan Rekreasi Pekerjaan Konstruksi untuk Stadion dan Lapangan Olah Raga Pekerjaan

14 - 5 - N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Pekerjaan Konstruksi untuk Prasarana Olah Raga dan Rekreasi lainnya (seperti kolam renang, lapangan tenis, lapangan golf) Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan rekayasa lainnya Perakitan dan Pemasangan Bangunan Pracetak Pekerjaan Pondasi termasuk Pemancangan Tiang Pancang Pekerjaan Pembesian Pekerjaan Konstruksi per-pipa-an Gas Pekerjaan Konstruksi Alarm Kebakaran Pekerjaan Konstruksi Sistim Alarm Pencurian Pekerjaan Konstruksi Lift dan Eskalator Jasa Penyewaan Peralatan untuk Pekerjaan Konstruksi atau Pembongkaran dengan Operator Pekerjaan Pengukuran dan Pengujian Lapangan Pekerjaan Pembersihan dan Penyiapan Lapangan untuk satu atau dua lantai Bangunan Bertingkat Pembuatan Sumur Air Pekerjaan Atap dan Pencegah Kebocoran: Pekerjaan Beton Pekerjaan Pasangan Batu Kali 00000

15 - 6 - N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Pekerjaan Konstruksi Khusus lainnya: Pekerjaan Pemasangan Peralatan Pemanas, Ventilasi, dan Pengatur Suhu Udara Pekerjaan Plumbing ( Pekerjaan Drain, termasuk menyiapkan pembuangan air kotor) Pekerjaan Pemasangan Kabel dan Fitting Listrik Pekerjaan Konstruksi Antena Perumahan Pekerjaan Konstruksi Listrik lainnya Pekerjaan Isolasi (Kabel Listrik, Air, Pemanas, Suara) Pekerjaan Konstruksi Pagar Pekerjaan Instalasi lainnya Pekerjaan Instalasi lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Pemasangan Keramik/ Marmer Dinding dan Lantai Pekerjaan Pelapisan Dinding dan Lantai lainnya Pekerjaan Kayu dan Rangka Logam Pekerjaan Dekorasi Interior Pekerjaan Pekerjaan Umum

16 - 7 - N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 19 Pekerjaan Ornamen Pekerjaan Akhir dan Perapihan lainnya Jasa Bisnis/Jasa Konsultasi Konstruksi Golongan Kecil: Jasa Pra Desain dan Konsultasi Arsitektur Jasa Desain Arsitektur Pekerjaan umum Jasa Administrasi Kontrak Jasa Desain Arsitektur dan Administrasi Kontrak Jasa Arsitektur lainnya Jasa Rekayasa Desain Konstruksi untuk Pondasi dan Struktur Bangunan Jasa Rekayasa Desain Konstruksi untuk Pekerjaan Teknik Sipil Jasa Rekayasa selama Konstruksi dan Pemasangan Instalasi lainnya Jasa Rekayasa lainnya Jasa Rekayasa Terpadu dan Manajemen Proyek Pekerjaan Air dan Sanitasi dengan Sistem Terima Jadi Jasa Rekayasa Terpadu untuk Konstruksi Proyek Pabrikasi dengan Sistem Terima Jadi Pekerjaan Umum Jasa

17 - 8 - N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 20 Jasa Rekayasa Terpadu untuk Proyek Pabrikasi dengan Sistem Terima Jadi lainnya Jasa Perencanaan Kota Jasa Arsitektur Pertamanan Komposisi dan Kemurnian Jasa Pengujian dan Analisa Jasa Pengujian dan Analisa atas Sistem Mekanik Terpadu Sistem Inspeksi Teknis Jasa Pengujian dan Analisa atas Sistem Mekanik Terpadu lainnya Jasa Arsitektur Pertamanan Angkutan Orang a. Dalam Trayek Angkutan Bis/ Pedesaan Perhubungan b. tindak b. Tidak Dalam Trayek Angkutan Taksi 21 Pelayaran Rakyat Perhubungan 22 Industri penggaraman/pengeringan ikan dan biota perairan lainnya dan industri pemindangan ikan dan biota perairan lainnya Perindustrian

18 - 9 - N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 23 Industri pewarnaan benang dari Perindustrian serat alam maupun serat buatan menjadi benang bermotif/celup, ikat, dengan alat yang digerakkan tangan 24 Industri Batik Tulis Perindustrian 25 Industri Pengasapan Karet Perindustrian 26 Industri Perkakas Tangan yang di proses secara manual atau semi mekanik untuk pertukangan dan pemotongan Perindustrian 27 Industri Barang dari Tanah Liat Perindustrian untuk keperluan rumah tangga khusus gerabah. 28 Industri Jasa Pemeliharaan dan Perindustrian Perbaikan Sepeda Motor kecuali yang terintegrasi dengan bidang usaha penjualan sepeda motor (agen/distributor) dan Industri Reparasi Barang-barang Keperluan Pribadi dan Rumah tangga Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khas khasanah budaya daerah, nilai seni yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi: Industri Bordir/Sulaman Industri Anyam-anyaman dari rotan dan bambu Industri Anyam-anyaman dari tanaman selain rotan dan bambu 20292

19 N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Industri Industri Kerajinan Ukir-ukiran dari kayu kecuali Mebeller Industri Alat-alat dapur dari kayu, rotan dan bambu Industri dari kayu, rotan, gabus yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Industri Alat-alat Musik Tradisional Industri Perkakas Tangan untuk Perindustrian pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen, dan pengolahan kecuali cangkul dan sekop. 31 Gula Merah Perindustrian 32 Industri Makanan Olahan dari bijibijian Perindustrian dan umbi-umbian, sagu, melinjo dan kopra Industri Pengupasan dan Pembersihan Umbi-umbian. 34 Industri Pengeringan dan Pengolahan Tembakau. 35 Budidaya Padi (dengan luas kurang atau sama dengan 25 Ha) 37 Budidaya Jagung ( dengan luas kurang atau sama dengan 25 Ha) Perindustrian Perindustrian Pertanian Pertanian

20 N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 38 Budidaya Tanaman Pangan lainnya selain ubi kayu dan jagung dengan luas kurang atau sama dengan 25 Ha 39 Pembibitan dan Budidaya Babi dengan jumlah kurang atau sama dengan 125 ekor 40 Pembibitan dan Budidaya Ayam Buras serta persilangannya 41 Usaha perkebunan dengan luas kurang dari 25Ha: Pertanian Pertanian Pertanian Pertanian Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis lainnya Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet dan Penghasil Getah lainnya Perkebunan Tanaman Bahan Baku Tekstil Perkebunan Tanaman Obat/Bahan Farmasi Perkebunan Tanaman Minyak Atsiri Perkebunan Tanaman lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Perkebunan Kelapa Perkebunan Kepala Sawit Perkebunan Tanaman untuk Bahan Minuman Perkebunan Jambu Mete Perkebunan Lada Perkebunan

21 N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Perkebunan Cengkeh Perkebunan Tanaman Rempah lainnya 42 Usaha industri pengolahan hasil perkebunan di bawah kapasitas tertentu sesuai Permentan No. 26/2007 dan/atau perubahannya: Industri Minyak Mentah (minyak makan) dari Nabati dan Hewani Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Sawit Industri Minyak Atsiri Industri Pengupasan, Pembersihan dan Sortasi Kopi Industri Pengupasan, Pembersihan dan Pengeringan Kakao Pertanian 43 Industri Pengupasan dan Pembersihan Biji-bijian selain Kopi dan Kakao Industri Kopra Usaha perbenihan perkebunan Pertanian dengan luas kurang dari 25 Ha: Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis lainnya Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet dan Penghasil Pertanian Getah lainnya Industri

22 N0 BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Catatan: Perkebunan Tanaman Bahan Baku Tekstil Perkebunan Tanaman Obat/Bahan Farmasi Perkebunan Tanaman Minyak Atsiri Perkebunan Tanaman lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Perkebunan Kelapa Perkebunan Kelapa Sawit Perkebunan Tanaman untuk Bahan Minuman Perkebunan Jambu Mete Perkebunan Lada Perkebunan Cengkeh Perkebunan Tanaman Rempah lainnya 1. Persyaratan beroperasi/berproduksi komersial dapat diperoleh pada sektor yang terkait dengan Bidang Usaha yang bersangkutan. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam lampiran di atas hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. b. Kemitraan...

23 b. Kemitraan NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 1 Pengusahaan Kokon/Kepompong Kehutanan Ulat Sutera (Persuteraan Alam) 2 Pengusahaan Perlebahan Kehutanan 3 Pengusahaan Rotan Kehutanan 4 Pengusahaan Bambu Kehutanan 5 Pengusahaan Gaharu Kehutanan 6 Pengusahaan Seedlak Kehutanan 7 Pengusahaan Tanaman Pangan Kehutanan Alternatif (Sagu) 8 Pengusahaan Getah Pinus Kehutanan 9 Pengusahaan Damar Kehutanan 10 Pengusahaan Getah-getahan Kehutanan 11 Pengusahaan Minyak Atsiri Kehutanan 12 Pembesaran Ikan Laut Kelautan dan Perikanan 13 Pembenihan Ikan Laut Kelautan dan Perikanan 14 Pembesaran Ikan Air Tawar Kelautan dan Perikanan 15 Pembesaran Ikan Air Payau Kelautan dan Perikanan 16 Pembenihan Ikan Air Payau Kelautan dan Perikanan 17 Pembenihan Ikan Air Tawar Kelautan dan Perikanan 18 Usaha pengolahan hasil perikanan (UPI) Kelautan dan Perikanan

24 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Industri Penggaraman/Pengeringan Ikan dan Biota Perairan lainnya Industri Pengasapan Ikan dan Biota Perairan lainnya 19 Usaha pemasaran, distribusi hasil perikanan Kelautan dan Perikanan 20 Perdagangan Besar Hasil Perikanan Perdagangan Ekspor Hasil Perikanan Penyelenggaraan jasa nilai tambah telepon: Pusat layanan informasi (call centre) Layanan content (ring tone, sms premium, dsb) Jasa Nilai Tambah Teleponi lainnya Perdagangan Komunikasi dan Informatika 21 Penyelenggaraan Jasa Multimedia: Komunikasi dan Akses internet (ISP) Informatika 22 Industri Rokok: Perindustrian Industri Rokok Kretek Industri Rokok Putih Industri Rokok lainnya Industri pemanisan-pengasinan Perindustrian buah-buahan dan sayur-sayuran 24 Industri Makanan Olahan dari Bijibijian Perindustrian dan umbi-umbian, sagu, melinjo dan kopra: Industri Kopra 15318

25 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Industri Kecap Industri Makanan dari kedele dan kacang-kacangan selain kecap, tempe dan tahu Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan sejenisnya 25 Industri Batik Cap Perindustrian 26 Industri Pengolahan Rotan Perindustrian Industri Pengawetan Rotan, Bambu dan sejenisnya Industri Barang Jadi Kayu Bakau: Perindustrian Industri Moulding dan Komponen Bahan Bangunan Industri Industri Kerajinan Ukir-ukiran dari Kayu kecuali Mebeller Industri Alat-alat Dapur Industri Minyak Atsiri Perindustrian 29 Industri barang dari tanah liat untuk Perindustrian bahan bangunan, industri barang dari kapur dan industri barangbarang dari semen: Industri Batu Bata dan Tanah Liat/Keramik Industri Barang lainnya dari Tanah Liat/Keramik Industri Kapur Industri Barang-barang dari Semen Industri Barang-barang dari Kapur 26422

26 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR Industri Barang-barang dari Semen dan Kapur lainnya 30 Industri Perhiasan dari Perak: Perindustrian Industri Barang Perhiasan Berharga untuk Keperluan Pribadi dari Logam Mulia Industri Barang Perhiasan Berharga bukan untuk Keperluan Pribadi dari Logam Mulia 31 Industri kapal kayu untuk wisata Perindustrian bahari dan untuk penangkapan ikan termasuk peralatan dan perlengkapannya Industri alat mesin pertanian yang Perindustrian menggunakan teknologi madya seperti perontok padi, pemipil jagung dan traktor tangan 33 Industri Kerajinan lainnya: Perindustrian Industri Barang Perhiasan bukan untuk Keperluan Pribadi dari bukan Logam Mulia Industri Permata Industri Kerajinan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Industri Pengolahan lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Daur Ulang Barang-barang bukan Logam Perindustrian Industri

27 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 34 Industri paku mur dan baut, industri komponen dan suku cadang motor penggerak mula, industri pompa dan kompresor, industri komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor roda dua dan tiga, industri perlengkapan sepeda dan becak Perindustrian 35 Industri pengolahan susu bubuk dan susu kental manis Perindustrian 36 Kegiatan usaha pertanian, 013 perkebunan dan perikanan di 014 kawasan transmigrasi 050 Tenaga Kerja dan Transmigrasi Catatan: 1. Persyaratan beroperasi/berproduksi komersial dapat diperoleh pada sektor yang terkait dengan Bidang Usaha yang bersangkutan. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam lampiran di atas hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut.

28 c. Kepemilikan... c. Kepemilikan Modal NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 1 Jasa Pengeboran Minyak dan Gas Bumi di Lepas Pantai di Luar Kawasan Indonesia Bagian Timur 2 Jasa Pengeboran Minyak dan Gas Bumi di Darat 3 Jasa Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Migas (operating dan maintenance service) 4 Jasa Engineering Procurement Construction (EPC) 5 Pembangkit Tenaga Listrik 6 Transmisi Tenaga Listrik Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya

29 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING Mineral SEKTOR 7 Konsultasi Ketenagalistrikan 8 Pembangunan dan Pemasangan Peralatan Ketenagalistrikan 9 Pemeliharan dan Operasi Peralatan Ketenagalistrikan 10 Pengembangan Teknologi Peralatan Penyediaan Tenaga Listrik 11 Distribusi Tenaga Listrik 4010 Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral 4010 Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral 4010 Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral 12 Pembangkit 12 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Maksimal 95% Energi dan Sumber Daya Mineral 13 Galeri Seni Maksimal 50% Kebudayaan dan Pariwisata 14 Gedung Pertunjukan Seni Maksimal 50% Kebudayaan dan Pariwisata

30 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 15 Pengusahaan pariwisata alam berupa pengusahaan sarana, kegiatan dan jasa ekowisata di dalam kawasan hutan: Maksimal 25% Kehutanan Wisata Tirta Wisata Petualangan Alam Wisata Gua Wisata Minat Usaha lainnya 16 Pengusahaan Maksimal 49% Kehutanan Perburuan di Taman Buru dan Blok Buru Penangkaran Maksimal 49% Kehutanan Tumbuhan dan Satwa Liar Penangkaran/Budidaya Maksimal 49% Kehutanan Koral 19 Usaha Industri Farmasi: Maksimal 75% Kesehatan Industri Obat Jadi Industri Bahan Baku Obat Clinic Specialised Medical Sevices ( Klinik Kedokteran Spesialis ) Maksimal 65% Kesehatan

31 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 21 Clinic Specialised Dental Services (Klinik Kedokteran Gigi Spesialis) 22 Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan (Laboratorium Klinik) 23 Jasa Rumah Sakit lainnya (Klinik Rehabilitasi Mental) 24 Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan (Klinik Medical Checkup) 25 Jasa pengetesan pengujian kalibrasi pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan 26 Jasa Konsultasi Bisnis dan Manajemen (Jasa Manajemen Rumah Sakit) 21 Clinic Maksimal 65% Kesehatan Maksimal 65% Kesehatan Maksimal 65% Kesehatan Maksimal 65% Kesehatan Maksimal 49% Kesehatan Maksimal 65% Kesehatan

32 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 27 Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan (Jasa asistensi dalam evakuasi pertolongan kesehatan dan evakuasi pasien dalam keadaan darurat) 28 Jasa Pelayanan Akupunktur 29 Sewa Guna Usaha (Leasing) Maksimal 65% Kesehatan Maksimal 49% Kesehatan Maksimal 85% Keuangan 30 Pembiayaan Non- Leasing: Pembiayaan Anjak Piutang Pembiayaan Konsumen Pembiayaan Kartu Kredit Pembiayaan Non Leasing lainnya Maksimal 85% 30. Pembiayaan Keuangan Keuangan 31 Modal Ventura Maksimal 85% Keuangan 32 Perusahaan Asuransi Maksimal 80% Keuangan Kerugian 33 Perusahaan Asuransi Jiwa Maksimal 80% Keuangan

33 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 34 Perusahaan Reasuransi Maksimal 80% Keuangan 35 Perusahaan Pialang Maksimal 80% Keuangan Asuransi 36 Perusahan Pialang Maksimal 80% Keuangan Reasuransi 37 Perusahaan Penilai Maksimal 80% Keuangan Kerugian Asuransi 38 Perusahaan Konsultan Maksimal 80% Keuangan Aktuaria 39 Perusahaan Agen Maksimal 80% Keuangan Asuransi 40 Bank Devisa Maksimal 99% Bank Indonesia 41 Bank Non Devisa Maksimal 99% Bank Indonesia 42 Bank Syariah Maksimal 99% Bank Indonesia 43 Perusahaan Pialang Pasar Uang Maksimal 99% Bank Indonesia Penyelenggaraan 44 Penyelengaraan Jaringan Telekomunikasi: Komunikasi dan Informatika

34 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR a. Penyelengaraan Jaringan Tetap: - Lokal berbasis kabel, dengan teknologi circuit switched atau packet switched - Berbasis radio, dengan teknologi circuit switched atau packet switched b. Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup Maksimal 49% Maksimal 49% Maksimal 65% 45 c. Penyelenggaraan Jaringan Bergerak - Seluler Maksimal 65% - Satelit Maksimal 65% Penyelengaraan Jasa Multimedia: Jasa sistem komunikasi Maksimal 95% data Jasa interkoneksi Maksimal 65% internet (NAP) Jasa internet teleponi Maksimal 49% untuk keperluan publik Komunikasi dan Informatika

35 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Jasa multimedia lainnya Maksimal 49% 46 Pembentukan 46 Pembentukan Lembaga Pengujian Perangkat Telekomunikasi(tes laboratorium) 47 Jasa Konstruksi ( jasa pelaksana konstruksi) Golongan Non Kecil: Pekerjaan Galian, Pemindahan dan Timbunan Tanah Pekerjaan Persiapan Lapangan untuk lahan Pertambangan Pekerjaan Perancah dan Bekisting Pekerjaan Pembongkaran untuk bangunan gedung bertingkat lebih dari dua lantai Maksimal 95% Komunikasi dan Informatika / Maksimal 55% Pekerjaan Umum

36 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Pekerjaan Konstruksi untuk bangunan Gudang atau Industri Pabrik Pekerjaan Konstruksi untuk bangunan Komersial Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan sarana Hiburan Umum Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Hotel, Restoran dan sejenisnya Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Pendidikan Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan Sarana Kesehatan Pekerjaan Konstruksi untuk Bangunan lainnya Pekerjaan Maksimal 55% Pekerjaan Umum 45219

37 NO BIDANG USAHA KBLI Pekerjaan Konstruksi untuk Jalan Raya (kecuali Jalan Layang), Jalan Kereta Api, dan Landasan Pacu Pesawat Terbang Pekerjaan Konstruksi untuk Jembatan, Jalan Layang, Terowongan, dan Jalan Bawah Tanah Pekerjaan Konstruksi untuk jalur pipa air transmisi, Jaringan Telekomunikasi dan Jaringan Listrik (Kabel) 48 Jasa Konstruksi (Jasa pelaksana konstruksi) Golongan Non Kecil: Pekerjaan Pengukuran dan Pengujian Lapangan 45221/ / Pekerjaan Pembesian Pekerjaan Konstruksi per-pipa-an Gas Pekerjaan Konstruksi Alarm Kebakaran Pekerjaan Konstruksi Sistem Alarm Pencurian BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING Maksimal 55% SEKTOR Pekerjaan Umum

38 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Pekerjaan Konstruksi Lift dan Eskalator Jasa Penyewaan Peralatan untuk Pekerjaan Konstruksi atau Pembongkaran dengan operator Pekerjaan Pengukuran dan Pengujian Lapangan Pekerjaan Pembersihan dan Penyiapan Lapangan Pekerjaan Konstruksi untuk satu atau dua lantai bangunan bertingkat Pembuatan Sumur Air Pekerjaan Atap dan Pencegah Kebocoran Pekerjaan Beton Pekerjaan Pasangan Batu Kali Pekerjaan Konstruksi Khusus lainnya: Maksimal 55% Pekerjaan Pekerjaan Umum

39 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Pekerjaan Pemasangan Peralatan Pemanas, Ventilasi, dan Pengatur Suhu Udara Pekerjaan Plumbing (Pekerjaan Drain, termasuk menyiapkan pembuangan air kotor Pekerjaan Pemasangan Kabel dan Fitting listrik Pekerjaan Konstruksi Antena Perumahan Pekerjaan Konstruksi listrik lainnya Pekerjaan Isolasi (Kabel listrik, Air, Pemanas, Suara) Pekerjaan Konstruksi Pagar Pekerjaan Instalasi lainnya Pekerjaan Instalasi lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela Pekerjaan

40 NO BIDANG USAHA KBLI Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Pemasangan Keramik/ Marmer Dinding dan Lantai Pekerjaan Pelapisan Dinding dan Lantai lainnya Pekerjaan Kayu dan Rangka Logam Pekerjaan Dekorasi Interior Pekerjaan Ornamen BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING Maksimal 55% SEKTOR Pekerjaan Umum Pekerjaan Akhir dan Perapihan lainnya Jasa Bisnis /Jasa Konsultasi Konstruksi Golongan Non Kecil: Jasa Pra Desain dan Konsultasi Arsitektur Jasa Desain Arsitektur Jasa Administrasi Kontrak Maksimal 55% 49 Jasa Pekerjaan Umum

41 NO BIDANG USAHA KBLI Jasa Desain Arsitektur dan Administrasi Kontrak Jasa Arsitektur lainnya Jasa Rekayasa Desain Konstruksi untuk Pondasi dan Struktur Bangunan Jasa Rekayasa Desain Konstruksi untuk Pekerjaan Teknik Sipil Jasa Rekayasa selama Konstruksi dan Pemasangan Instalasi lainnya Jasa Rekayasa selama Konstruksi dan Pemasangan lainnya Jasa Rekayasa Terpadu untuk Prasarana Transportasi Jasa Rekayasa Terpadu dan dan Manajemen Proyek Pekerjaan Air dan Sanitasi dengan Sistem Terima Jadi BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR

42 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Jasa 50 Jasa Rekayasa Terpadu Maksimal 55% untuk Konstruksi Proyek Pabrikasi dengan Sistem Terima Jadi Jasa Rekayasa Terpadu untuk Proyek Pabrikasi dengan Sistem Terima Jadi lainnya Jasa Perencanaan Kota Jasa Arsitektur Pertamanan Jasa Pengujian dan Analisa komposisi dan kemurnian barangbarang fisik Jasa Pengujian dan Analisa atas Sistem Mekanik Terpadu Sistem Inspeksi Teknis Jasa Pengujian dan Analisa lainnya Jasa Bisnis/Jasa Maksimal 55% Konsultasi Konstruksi Golongan Non Kecil: Jasa Arsitektur Pertamanan Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum

43 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 51 Pengusahaan Jalan Tol Maksimal 95% Pekerjaan Umum 52 Pengusahaan Air Maksimal 95% Pekerjaan Umum Minum 53 Pendidikan Dasar dan Menengah: Maksimal 49% Pendidikan Nasional Jasa Pendidikan Pra Sekolah Swasta Jasa Pendidikan Sekolah Dasar Swasta Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Swasta Jasa Pendidikan Sekolah Menengah Umum Swasta Jasa Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta 54 Pendidikan Tinggi: Maksimal 49% Jasa Pendidikan Tinggi Program Gelar Swasta Jasa Pendidikan Tinggi Non Gelar Swasta Pendidikan Nasional Maksimal 49% Pendidikan Nasional Sekolah 55 Pendidikan Non Formal: Maksimal 49% Pendidikan Nasional

44 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Jasa Pendidikan Komputer Swasta Jasa Pendidikan Bahasa Swasta Jasa Pendidikan Kecantikan dan Kepribadian Swasta Jasa Pendidikan Ketrampilan Swasta lainnya 56 Penjualan langsung melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan mitra usaha(direct Selling) 57 Angkutan Penyeberangan: Angkutan Penyeberangan Antar Negara Maksimal 49% Pendidikan Nasional Maksimal 60% Perdagangan Maksimal 49% Perhubungan Angkutan Penyeberangan Umum Antar Propinsi Angkutan Penyeberangan Perintis Antar Propinsi Angkutan

45 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Angkutan Penyeberangan Umum Antar Kabupaten/Kota Angkutan Penyeberangan Perintis Antar Kabupaten/Kota Angkutan Penyeberangan Umum Dalam Kabupaten/Kota 58 Angkutan Sungai dan danau Kapal < 30 GT: Angkutan sungai dan danau untuk penumpang dengan trayek tetap dan teratur Angkutan sungai dan danau untuk penumpang dengan trayek tidak tetap dan tidak teratur Angkutan sungai dan danau dengan trayek tidak tetap dan tidak teratur untuk wisata Angkutan sungai dan danau untuk barang umum dan atau hewan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan

46 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Angkutan sungai dan danau untuk barang khusus Angkutan sungai dan danau untuk barang berbahaya 59 Sarana ASDP: Jasa Pelayanan Kepelabuhan Sungai dan danau Pelayanan Kepelabuhan Penyeberangan 60 Angkutan Barang Umum 61 Angkutan Barang Berbahaya 62 Angkutan Barang Khusus 63 Angkutan Barang Peti Kemas 64 Angkutan Barang Alat Berat 65 Usaha penunjang pada terminal Angkutan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan

47 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 66 Angkutan Berjadwal Domestik Umum 67 Angkutan Udara Berjadwal Domestik Perintis 68 Angkutan Berjadwal Internasional 69 Angkutan Udara tidak Berjadwal Domestik Umum Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan 70 Angkutan Udara tidak Berjadwal Domestik Perintis 71 Angkutan Udara Khusus Kegiatan Keudaraan Penyemprotan dan Penyerbukan 72 Angkutan Udara Khusus Kegiatan Keudaraan, Pemotretan, Survei dan Pemetaan 73 Angkutan Udara Khusus Olahraga 70 Angkutan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perhubungan

48 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 74 Angkutan Udara Maksimal 49% Perhubungan Khusus Orang Sakit (Medical Evacuation) 75 Angkutan Udara Maksimal 49% Perhubungan Khusus Pendidikan Awak Pesawat 76 Jasa Kebandar-udaraan Maksimal 49% Perhubungan 77 Jasa Pengurusan Maksimal 49% Perhubungan Transportasi 78 Jasa Ekspedisi Muatan Maksimal 49% Perhubungan Pesawat Udara 79 Agen Penjualan Umum Maksimal 49% Perhubungan (GSA) Perusahaan Angkutan Udara Asing 80 Jasa Penunjang Maksimal 49% Perhubungan Langsung Kegiatan Penerbangan 81 Angkutan Laut: Maksimal 49% Perhubungan Domestik: Angkutan laut domestik umum liner untuk penumpang Angkutan laut domestik umum tramper untuk penumpang Angkutan

49 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Angkutan laut domestik umum liner untuk barang Angkutan laut domestik umum tramper untuk barang Angkutan laut domestik khusus untuk wisata Angkutan laut domestik khusus untuk barang Angkutan laut domestik perintis Angkutan laut domestik pelayaran rakyat Internasional: Angkutan laut internasional umum liner untuk penumpang Angkutan laut internasional umum tramper untuk penumpang Angkutan laut internasional umum liner untuk barang Maksimal 49% Perhubungan

50 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR Angkutan laut internasional umum tramper untuk barang Angkutan laut internasional khusus untuk wisata Angkutan Angkutan laut internasional khusus untuk barang Angkutan laut internasional pelayaran rakyat 82 Bongkar Muat/BM Maksimal 49% Perhubungan 83 Penyediaan fasilitas Maksimal 49% Perhubungan pelabuhan ( dermaga, gedung, penundaan kapal terminal peti kemas, terminal curah cair, terminal curah kering dan terminal RO-RO) Penyediaan fasilitas pelabuhan berupa penampungan limbah (reception facilities) Maksimal 49% Perhubungan

51 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 85 Jasa salvage dan/atau pekerjaan bawah Air (PBA) 86 Pemeliharaan dan reparasi mobil 87 Budidaya padi (dengan luas lebih dari 25 Ha) 88 Budidaya jagung (dengan luas lebih dari 25 Ha) 89 Budidaya ubi kayu (dengan luas lebih dari 25Ha) Maksimal 49% Perhubungan Maksimal 49% Perindustrian Maksimal 95% Pertanian Maksimal 95% Pertanian Maksimal 95% Pertanian 90 Budidaya tanaman pangan lainnya selain ubi kayu dan jagung (dengan luas lebih dari 25Ha) 91 Usaha perbenihan/pembibitan padi dan palawija 90 Budidaya Maksimal 95% Pertanian Maksimal 95% Pertanian 01112

52 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 92 Usaha perkebunan dengan luas 25Ha atau lebih, sampai luasan tertentu sesuai Permentan No. 26 Th 2007 dan/atau perubahannya, tanpa unit pengolahan: Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis lainnya Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet dan Penghasil Getah lainnya Perkebunan Tanaman Bahan Baku Tekstil Perkebunan Tanaman Obat/Bahan Farmasi Perkebunan Tanaman Minyak Atsiri Perkebunam Tanaman lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Perkebunan Kelapa Perkebunan Kelapa Sawit Maksimal 95% Pertanian

53 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 93 Perkebunan Tanaman untuk Bahan Minuman Perkebunan Jambu Mete Perkebunan Lada Perkebunan Cengkeh Perkebunan Tanaman Rempah lainnya Usaha industri pengolahan hasil perkebunan (dengan kapasitas sama atau melebihi kapasitas tertentu, sesuai Permentan No. 26 Th 2007 dan/atau perubahannya): Industri Minyak Mentah (minyak makan) dari Nabati dan Hewani Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Maksimal 95% Maksimal 95% Perkebunan Pertanian Pertanian

54 NO BIDANG USAHA KBLI Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Sawit Industri Minyak Atsiri Industri Pengupasan, Pembersihan dan Sortasi Kopi Industri Pengupasan, Pembersihan dan Pengeringan Kakao Industri Pengupasan dan Pembersihan Bijibijian selain Kopi dan Kakao Industri Kopra Usaha perkebunan dengan luas 25Ha atau lebih yang terintegrasi dengan unit pengolahan dengan kapasitas sama atau melebihi kapasitas tertentu sesuai Permentan No. 26 Th 2007 dan/atau perubahannya: BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING Maksimal 95% SEKTOR 94 Usaha Pertanian

55 NO BIDANG USAHA KBLI Industri Minyak Mentah (minyak makan) dari Nabati dan Hewani Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Industri Minyak Goreng dari Minyak Kelapa Sawit Industri Minyak Atsiri Industri Pengupasan, Pembersihan dan Sortasi Kopi Industri Pengupasan, Pembersihan dan Pengeringan Kakao Industri Pengupasan dan Pembersihan Bijibijian selain Kopi dan Kakao Industri Kopra Usaha industri perbenihan perkebunan dengan luas 25Ha atau lebih: BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING Maksimal 95% Maksimal 95% SEKTOR Pertanian Pertanian Perkebunan

56 NO BIDANG USAHA KBLI Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis lainnya Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet dan Penghasil Getah lainnya Perkebunan Tanaman Bahan Baku Tekstil Perkebunan Tanaman Obat/Bahan Farmasi Perkebunan Tanaman Minyak Asiri Perkebunam Tanaman lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain Perkebunan Kelapa Perkebunan Kepala Sawit Perkebunan Tanaman untuk Bahan Minuman Perkebunan Jambu Mete Perkebunan Lada Perkebunan Cengkeh Perkebunan Tanaman Rempah lainnya BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR

57 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 96 Jasa penempatan tenaga kerja Indonesia di dalam negeri (seperti pendaftaran, perekrutan, pengurusan dokumen, penampungan orientasi pra pemberangkatan, pemberangkatan, penempatan dan pemulangan tenaga kerja) Maksimal 49% Tenaga Kerja dan Transmigrasi 97 Pelatihan

58 NO BIDANG USAHA KBLI BATASAN KEPEMILIKAN MODAL ASING SEKTOR 97 Pelatihan Kerja (untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja yang antara lain meliputi bidang kejuruan teknik dan engineering, tata niaga, bahasa, pariwisata, managemen, teknologi informasi, seni dan pertanian yang diarahkan untuk membekali angkatan kerja memasuki dunia kerja) Maksimal 49% Tenaga Kerja dan Transmigrasi Catatan: 1. Persyaratan beroperasi/berproduksi komersial dapat diperoleh pada sektor yang terkait dengan Bidang Usaha yang bersangkutan. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam lampiran di atas hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut.

59 d. Lokasi...

60 d. Lokasi Tertentu NO BIDANG USAHA KBLI LOKASI SEKTOR 1 Pembibitan dan Budidaya Babi (jumlah lebih dari 125 ekor) tidak bertentangan dengan dengan PERDA Pertanian Catatan: 1. Persyaratan beroperasi/berproduksi komersial dapat diperoleh pada sektor yang terkait dengan Bidang Usaha yang bersangkutan. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam lampiran di atas hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. e. Perizinan Khusus NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR KETERANGAN 1 Pertambangan Mineral Radio Aktif 2 Industri kayu gergajian dengan kapasitas produksi di atas 2000M 3 /Th BATAN Mendapat rekomendasi dari BATAN dan bekerjasama dengan BATAN Kehutanan Jaminan pasokan bahan baku berkelanjutan dan diatur sesuai dengan PP No. 6/2007

61 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR KETERANGAN dan/atau perubahannya 3 Industri Veneer Kehutanan Jaminan pasokan bahan baku berkelanjutan dan diatur sesuai dengan PP No. 6/2007 dan/atau perubahannya 4 Industri Kayu Lapis 5 Industri Laminated Veneer Lumber (LVL) 6 Industri Serpih Kayu (wood chip) 4 Industri Kehutanan Jaminan pasokan bahan baku berkelanjutan dan diatur sesuai dengan PP No. 6/2007 dan/atau perubahannya Kehutanan Jaminan pasokan bahan baku berkelanjutan dan diatur sesuai dengan PP No. 6/2007 dan/atau perubahannya Kehutanan Jaminan pasokan bahan baku berkelanjutan dan diatur sesuai dengan

62 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR KETERANGAN 7 Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Genetik Tumbuhan dan Satwa Liar 8 Usaha Perikanan Tangkap dengan menggunakan kapal penangkap ikan berukuran 100 GT dan/atau lebih besar di wilayah penangkapan ZEEI. 9 Unit Pelayanan Pos: - Surat - Warkat Pos - Kartu Pos PP No. 6/2007 dan/atau perubahannya Kehutanan Pernyataan kerjasama dengan lembaga yang terakreditasi/lembaga nasional bidang litbang yang ditunjuk oleh Menteri Kehutanan Kelautan dan Perikanan Komunikasi dan Informatika Persyaratan dan ketentuan telah diatur sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.17/MEN/2006 dan/atau perubahannya Hanya monopoli untuk BUMN yang lingkup usahanya di bidang pos yaitu PT. POS Indonesia 10 Produsen Narkotika (Industri farmasi) 10 Produsen Kesehatan Izin Khusus dari Menteri Kesehatan

63 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR KETERANGAN 11 Pedagang Besar farmasi Narkotika 12 Penyediaan dan pengusahaan pelabuhan penyeberangan 13 Penyediaan dan pengusahaan pelabuhan penyeberangan 14 Industri Percetakan Khusus/Dokumen Sekuriti seperti, perangko, materai, surat berharga, paspor, dokumen kependudukan dan hologram 15 Industri Percetakan Uang 16 Industri Kertas Berharga Kesehatan Izin Khusus dari Menteri Kesehatan Perhubungan Harus bekerjasama dengan perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah Perhubungan Harus bekerjasama dengan perusahaan yang ditunjuk oleh Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (BOTASUPAL)/ Badan Intelejen Negara (BIN) pemerintah 1) Wajib mendapat izin operasional dari BOTASUPAL/BIN 2) Wajib mendapat rekomendasi dari Departemen Perindustrian BOTASUPAL/BIN 1) Wajib mendapat izin operasional dari BOTASUPAL/BIN (Percetakan uang RI (rupiah) hanya oleh Perum Peruri) 2) Wajib mendapat rekomendasi dari Bank Indonesia BOTASUPAL/BIN 1)Wajib mendapat izin operasional dari

64 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR KETERANGAN BOTASUPAL/BIN 17 Industri Tinta Khusus 2)Wajib mendapat rekomendasi dari Departemen Perindustrian BOTASUPAL/BIN 1)Wajib mendapat izin operasional dari BOTASUPAL/BIN 18 Industri Bubur Kertas Pulp) dari kayu) 2) Wajib 2)Wajib mendapat rekomendasi dari Departemen Perindustrian Perindustrian Bahan baku berasal dari chip impor atau jaminan bahan baku dari Hutan Tanaman Industri (HTI) 19 Industri Rokok: Perindustrian 1) Rekomendasi dari Departemen Perindustrian bahwa badan usaha tersebut merupakan pengembangan dari industri yang telah ada, atau merupakan industri rokok skala kecil yang telah dibina, atau Industri Rokok Kretek ) Wajib Bermitra dengan industri rokok

65 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR KETERANGAN Industri Rokok Putih Industri Rokok lainnya 20 Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Pertanian 21 Industri Peleburan Timah Hitam 22 Pengangkatan Benda Berharga asal Muatan Kapal yang Tenggelam skala kecil/menengah dan koperasi Pertanian Rekomendasi dari Menteri Pertanian berdasarkan penelitian komisi nasional Perindustrian Rekomendasi dari KLH mengenai proses produksi dan pengolahan limbah Kelautan dan Perikanan Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2007 tentang Panitia Nasional Pengangkutan dan Pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam Catatan: 1. Persyaratan beroperasi/berproduksi komersial dapat diperoleh pada sektor yang terkait dengan Bidang Usaha yang bersangkutan. 2. Dalam hal Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) meliputi lebih dari satu bidang usaha, maka persyaratan sebagaimana termaksud dalam lampiran di atas hanya berlaku bagi Bidang Usaha yang tercantum dalam kolom Bidang Usaha tersebut. f. Modal Dalam Negeri 100% f. Modal...

66 NO BIDANG USAHA KBLI SEKTOR 1 Pembuatan Film Kebudayaan dan Pariwisata 2 Pembuatan sarana promosi film (iklan, poster, still, photo, slide, klise, banner, pamflet, baliho, folder, dll) Kebudayaan dan Pariwisata 3 Jasa Teknik film: - Studio pengambilan gambar - Sarana pembuatan film - Sarana penyuntingan, pengisian suara, pemberian teks, penggandaan film, dsb. 4 Distribusi Film (ekspor,impor dan pengedaran) 5 Penayangan: bioskop/gedung teater film 6 Studio Rekaman (Cassette, VCD, DVD, dll) 7 Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam (IUPHHK- HA) 8 Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air di Kawasan Hutan 9 Pengadaan dan Peredaran Benih dan Bibit Tanaman Hutan (ekspor dan impor benih dan bibit tanaman hutan) 10 Usaha perikanan tangkap dengan menggunakan kapal penangkap ikan berukuran 100 GT dan/atau lebih besar di wilayah penangkapan Kebudayaan dan Pariwisata Kebudayaan dan Pariwisata Kebudayaan dan Pariwisata Kebudayaan dan Pariwisata Kehutanan Kehutanan Kehutanan Kelautan dan Perikanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 111 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

6. Pengusahaan sarang Burung walet di Alam Kehutanan 7. Industri Kayu gergajian (kapasitas produksi sampai dengan 2000 m 3 /th)

6. Pengusahaan sarang Burung walet di Alam Kehutanan 7. Industri Kayu gergajian (kapasitas produksi sampai dengan 2000 m 3 /th) LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN TERTENTU BAGI PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka untuk menghadapi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN

Lebih terperinci

PMA MENJADI 67% SEMULA (%) Kehutanan 51 NO JENIS/BIDANG USAHA SEKTOR KETERANGAN

PMA MENJADI 67% SEMULA (%) Kehutanan 51 NO JENIS/BIDANG USAHA SEKTOR KETERANGAN PMA MENJADI 67% 1 Pengusahaan pariwisata alam berupa pengusahaan sarana, kegiatan dan jasa ekowisata di dalam kawasan hutan (wisata tirta, petualangan alam, wisata goa, wisata minat usaha lainnya) Kehutanan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127 TAHUN 2001 TENTANG BIDANG/JENIS USAHA YANG DICADANGKAN UNTUK USAHA KECIL DAN BIDANG/JENIS USAHA YANG TERBUKA UNTUK USAHA MENENGAH ATAU BESAR DENGAN SYARAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TAHUN PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN

NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI Page 1 of 5 www.sertifikasi.biz DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI L ampiran Peraturan LPJK Nomor 2 Tahun 2014 A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM Sub-bidang, bagian Sub-bidang

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2. MATRIKS PERKEMBANGAN DAFTAR NEGATIF INVESTASI

LAMPIRAN 2. MATRIKS PERKEMBANGAN DAFTAR NEGATIF INVESTASI LAMPIRAN 2. MATRIKS PERKEMBANGAN DAFTAR NEGATIF INVESTASI KEPPRES NO. 96/1998 TENTANG BIDANG USAHA TERTUTUP BAGI PENANAMAN MODAL (BERLAKU SEJAK 2 JULI 1998) Bidang Usaha Tertutup Mutlak untuk Penenaman

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 152, 2001 TENTANG BIDANG/JENIS USAHA YANG DICADANGKAN UNTUK USAHA KECIL DAN BIDANG/JENIS USAHA YANG TERBUKA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG YANG TERBUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG YANG TERBUKA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN TERTENTU BAGI PENANAMAN MODAL PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka menghadapi perkembangan

Lebih terperinci

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement No.440, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Restrukturisasi Mesin. Peralatan Industri Kecil Indis PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2010 LAMPIRAN JUDUL HALAMAN 1. LAMPIRAN I Daftar Yang Tertutup Untuk Penanaman Modal 1 2. LAMPIRAN II Daftar Yang Terbuka Dengan 4 1. Bidang Pertanian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

Landasan Hukum UU nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik UU nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Landasan Hukum UU nomor 16 tahun 1997 tentang Statistik UU nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal TRANSPARAN Pokok Bahasan 1. Pengertian & Landasan hukum 2. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 3. Ketentuan pokok, kriteria & persyaratan penyusunan bidang usaha 4. Penetapan bidang usaha

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI LAMPIRAN 2a DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 02 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 1998 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP BAGI PENANAM MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 1998 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP BAGI PENANAM MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 1998 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP BAGI PENANAM MODAL Menimbang: bahwa dalam rangka untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi global dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. 7. Bidang Pekerjaan Umum. No. Bidang Usaha KBLI. Keterangan. a b c d e f g h i j c d e

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. 7. Bidang Pekerjaan Umum. No. Bidang Usaha KBLI. Keterangan. a b c d e f g h i j c d e 46 7. Bidang Pekerjaan Umum 1. Jasa Konstruksi (Jasa Pelaksana Konstruksi) yang Menggunakan Teknologi Sederhana dan/atau Risiko Rendah dan/atau Nilai Pekerjaan s/d Rp. 1.000.000.000,: Pekerjaan Pembersihan

Lebih terperinci

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*)

NO NAMA INDUSTRI JENIS INDUSTRI*) Tabel : SP-1C (T). JUMLAH INDUSTRI/KEGIATAN USAHA KECIL Provinsi : DKI JAKARTA Tahun : 2015 TERPASANG SENYATANYA 1 Industri Makanan Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas 100.00 55.71 Industri

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, telah diatur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 70 TAHUN 1996 (70/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/107; TLN PRESIDEN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

DIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016 KECAMATAN DENPASAR TIMUR

DIREKTORI PERUSAHAAN INDUSTRI DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016 KECAMATAN DENPASAR TIMUR KECAMATAN DENPASAR TIMUR 1 Industri Air Minum Dalam Kemasan 4 2 Industri Alas Kaki Lainnya 5 3 Industri Alat Pertanian dari Logam 3 4 Industri Alat-alat Dapur Dari Logam 4 5 Industri Alat-alat Dapur dari

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TATACARA REGISTRASI

Lebih terperinci

KEPALA DINAS BIDANG PENDIDIKAN DASAR SEKSI PENGEMBANGAN DATA PENDIDIKAN SEKSI TAMAN KANAK-KANAK SEKSI SEKOLAH MENENGAH ATAS SEKSI SEKOLAH DASAR

KEPALA DINAS BIDANG PENDIDIKAN DASAR SEKSI PENGEMBANGAN DATA PENDIDIKAN SEKSI TAMAN KANAK-KANAK SEKSI SEKOLAH MENENGAH ATAS SEKSI SEKOLAH DASAR LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH UMUM, PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PENDIDIKAN DASAR PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam

Lebih terperinci

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara BAB II URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan pada bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara penghitungan nilai tambah bruto atas

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36 TAHUN 2010 TANGGAL : 25 Mei 2010

LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36 TAHUN 2010 TANGGAL : 25 Mei 2010 LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 36 TAHUN 2010 TANGGAL : 25 Mei 2010 DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN 1. Bidang Pertanian No. Bidang Usaha KBLI 1. Budidaya tanaman

Lebih terperinci

PERPRES NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN

PERPRES NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN PERPRES NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERTUTUP DAN BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN 2013 by Indonesian Investment Coordina6ng Board. All rights reserved Outline Peraturan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN DAFTAR NAMA (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 NO. I. TEKNOLOGI DAN REKAYASA 1 Teknik Survei dan Pemetaan 1014 2 Teknik Gambar Bangunan 1023 3 Teknik Konstruksi Bangunan 1032 4

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM SEKTORAL KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL : STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PENDIDIKAN TK DAN SD PENDIDIKAN SMP DAN SM TENAGA PENDIDIKAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH PENGAJARAN TK DAN SD PENGAJARAN SMP DAN SM TENAGA

Lebih terperinci

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU 1 : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU PAUD dan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Non

Lebih terperinci

- 4 - LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39 TAHUN 2014 TANGGAL : 23 APRIL 2014

- 4 - LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39 TAHUN 2014 TANGGAL : 23 APRIL 2014 - 4 - DAFTAR BIDANG USAHA YANG TERBUKA DENGAN PERSYARATAN LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39 TAHUN 2014 TANGGAL : 23 APRIL 2014 1. Bidang Pertanian 1. Usaha perbenihan/pembibitan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2008 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 5TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK LAMPIRAN IIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 TANGGAL 7 JULI 1997 TENTANG JENIS DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (1) JENIS- YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN LUAR NEGERI

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU DINAS PENDIDIKAN PROGRAM UMUM PENDIDIKAN DASAR PENDIDIKAN MENENGAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN FORMAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN 2013 2012 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG BUPATI KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU DALAM PENYELENGGARAAN PERIZINAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI Usulan AD WIKA (Matriks) (12-06-2015) 1 PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA -MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA- ------- ---------------------- Pasal 3 ----------------------------------- 1. Maksud

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO 1 PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja Industry *) Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut,

Lebih terperinci

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA, BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS

Lebih terperinci

KEPALA DINAS BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN BIDANG TANAMAN PANGAN BIDANG TANAMAN HORTIKULTURA BIDANG PETERNAKAN

KEPALA DINAS BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN BIDANG TANAMAN PANGAN BIDANG TANAMAN HORTIKULTURA BIDANG PETERNAKAN DINAS PERTANIAN KEPEG DAN KEU TANAMAN PANGAN TANAMAN HORTIKULTURA PETERNAKAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN SARANA PRASARANA TANAMAN PANGAN SARANA PRASARANA TANAMAN HORTIKULTURA SARANA PRASARANA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13

Lebih terperinci

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005

Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha KBLI 2009 KBLI 2005 Katalog BPS:1302018 Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II BADAN PUSAT STATISTIK Tabel Kesesuaian Lapangan Usaha CETAKAN II TABEL KESESUAIAN LAPANGAN USAHA CETAKAN II ISBN : 978-979-064-365-9 No. Publikasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

2 NO. BIDANG BIDANG USAHA KBLI 2. Industri Bahan Kimia Daftar1 Konvensi Senjata Kimia Sebagaimana Tertuang Dalam Lampiran I UndangUndang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Penggunaan Bahan Kimia sebagai Senjata

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIDANG PELAYANAN PERIZIANAN TERPADU NO 1 DIUMUMKAN SECARA BERKALA DIUMUMKAN SECARA SERTA MERTA DOKUMENTASI DAN

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 8 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 8 TAHUN 2011 SALINAN PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 6 - No. Bidang Usaha KBLI a b c d e f g h i j c d e. 100% dan perizinan khusus - Kedelai j. Persyaratan - Kacang Tanah 01114

- 6 - No. Bidang Usaha KBLI a b c d e f g h i j c d e. 100% dan perizinan khusus - Kedelai j. Persyaratan - Kacang Tanah 01114 6 Padi 01120 i. Modal dalam negeri Jagung 01111 100% dan perizinan khusus Kedelai 01113 j. Kacang Tanah 01114 kepemilikan modal asing dan/atau lokasi Kacang Hijau 01115 bagi penanam modal Tanaman pangan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN )

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN ) SPEKTRUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN (HASIL PENATAAN 19022016) NO. 1. Teknologi dan Rekayasa PAKET 1.1 Teknologi 1.1.1 Teknik Gambar Konstruksi dan Konstruksi Arsitektur 1. Properti 1.1.2 Teknik Konstruksi

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

GUBERNUR SULAWESI SELATAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 2076/X/TAHUN 2016 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KEPADA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

KEPALA DINAS. Subbag Penyusunan Program dan Pelaporan. Bidang Perlindungan Tanaman dan Pembinaan Usaha. Seksi Identifikasi dan Pengendalian OPT

KEPALA DINAS. Subbag Penyusunan Program dan Pelaporan. Bidang Perlindungan Tanaman dan Pembinaan Usaha. Seksi Identifikasi dan Pengendalian OPT SUSUNAN ORGANISASI DANTATA KERJA DINAS PERKEBUNAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH Bidang Prasarana dan Sarana Bidang Produksi Bidang Perlindungan Tanaman dan Pembinaan Usaha Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP ; PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG - 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p16) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014 TENTANG KEWENANGAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00

Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Lapangan usaha/pekerjaan tambahan utama (b4p14) File: sakernas00 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 11-950 Observasi Valid: 0 Tidak Valid: 0 DEFINISI Lapangan usaha/pekerjaan

Lebih terperinci

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM

UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM Upah Bulanan Terendah : UPAH POKOK TERMASUK TUNJANGAN TETAP MASA KERJA KURANG DARI 1 (SATU) TAHUN (PASAL 8 PERMENAKER NO.

Lebih terperinci

RINCIAN KEWENANGAN PEMERINTAH YANG DILIMPAHKAN KEPADA DEWAN KAWASAN SABANG

RINCIAN KEWENANGAN PEMERINTAH YANG DILIMPAHKAN KEPADA DEWAN KAWASAN SABANG RINCIAN KEWENANGAN PEMERINTAH YANG DILIMPAHKAN KEPADA DEWAN KAWASAN SABANG LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 TAHUN 2010 TANGGAL : 20 Desember 2010 1. Perdagangan 1) Penerbitan

Lebih terperinci

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov

Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Lapangan usaha/pekerjaan sebelum berhenti bekerja/pindah pekerjaan terakhir (b4p26) File: sakernas05nov Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0 Tidak

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH P PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan kepastian

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 570-8 - 2013 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN PERIZINAN DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02

Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari tempat bekerja selama seminggu yang lalu (b4cr7) File: sakernas02 Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Width: 8 Desimal: 0 Range: 0-990 Observasi Valid: 0

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data PEKERJAAN UMUM A. Panjang Jalan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 70/11/Th. XIII, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR NAIK 0,17 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan

Lebih terperinci

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018 METODOLOGI STATISTICAL REPORT iii BAB I PERTUMBUHAN INDUSTRI 1 BAB II PERTUMBUHAN INVESTASI 37 BAB III PERTUMBUHAN EKSPOR - IMPOR HASIL PERTANIAN 58 BAB

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-28/PJ/2012 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam

Lebih terperinci