BAB III KAJIAN PUSTAKA Low Cost Carrier (LCC) dan ERP Route Profitability

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KAJIAN PUSTAKA Low Cost Carrier (LCC) dan ERP Route Profitability"

Transkripsi

1 22 BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1. Low Cost Carrier (LCC) dan ERP Route Profitability Sejarah dan Pengertian LCC Sejarah LCC Herb Keller penemu Low Cost Carrier (LCC) pada tahun 1967 bersama dua rekannya Rollin King dan Lamar Muse, pertama sekali menggunakan strategi ini untuk maskapai Southwest Airlines. Pada saat itu Southwest Airlines hanya bisa menerbangi rute di dalam negara bagian Texas saja. Strategi harga yang sederhana dan murah ini akhirnya dapat tumbuh menjadi salah satu maskapai penerbangan paling sukses di Amerika. Kesuksesan maskapai LCC ini kemudian diikuti oleh berbagai pertumbuhan maskapai LCC di Amerika seperti Air Trans, Frontier dan Jet Blue yang selanjutnya berkembang sampai ke Eropa mengikuti era liberalisasi penerbangan di Eropa pada waktu itu, yaitu negara Inggris dengan maskapai Ryanair dan Easyjet. Sebagaimana yang disampaikan di atas, walaupun banyak LCC yang sukses namun beberapa LCC juga mengalami kegagalan dalam pengoperasian nya. Sebagian dari kegagalannya adalah tidak murni melaksanakan LCC sesuai konsep awalnya, yaitu salah satunya mereka membangun LCC melalui struktur

2 23 keuangan yang sudah ada. Belum lagi, masalah persaingan dengan LCC yang lain Pengertian LCC Sesuai sejarahnya LCC merupakan penerbangan dengan mengupayakan harga seefisien mungkin dibandingkan harga pada penerbangan regular melalui pengurangan berbagai fasilitas seperti yang didapatkan pada penerbangan full service. LCC biasanya didefinisikan sesuai karakteristik penerbangan ini, seperti ada yang mengatakan bahwa LCC merupakan penerbangan point to point, atau No-Frills Service. Istilah No-Frills Service lebih banyak digunakan di negara Eropa, sehingga LCC di Eropa disebut sebagai No-Frills Airlines. Sampai saat ini tidak ada pengertian yang baku mengenai LCC, namun menurut The European Travel Network dalam buku Stephen Holloway, LCC is one which sell at least 75 per cent of seats at its lowest published fare. Dalam buku ini pengertian LCC lebih menekankan pada harga dari pada biaya, disebabkan penumpang biasanya lebih mengutamakan untuk melihat harga. Istilah Penerbangan low cost atau sering disebut Low Cost Carrier (LCC), sering juga disebut sebagai Budget Airlines atau No Frills Flight atau juga Discounter Carrier. LCC merupakan model penerbangan yang unik dengan strategi penurunan operating cost. Dengan melakukan efisiensi cost di semua lini, maskapai melakukan hal-hal diluar kebiasaan maskapai pada umumnya, Kalau

3 24 airlines pada umumnya melakukan penambahan layanan yang memiliki value added dengan penambahan katering, penyediaan newspaper atau magazine, in flight entertainment, in flight shop, lounge, free taxy after landing, exclusive frequent flier services, dan lain sebagainya. Berlawanan dengan hal itu, low cost carrier melakukan eleminasi layanan maskapai tradisional yaitu dengan pengurangan katering, minimize reservasi dengan bantuan teknologi IT sehingga layanan nampak sederhana dan bisa cepat. Pelayanan yang minimize ini berakibat dalam hal penurunan cost, namun factor safety tetap dijaga untuk menjamin keselamatan penumpang sampai ke tujuan. LCC adalah redefinisi bisnis penerbangan yang menyediakan harga tiket yang terjangkau serta layanan terbang yang minimalis. Intinya produk yang ditawarkan senantiasa berprinsip low cost untuk menekan dan mereduksi operasional cost sehingga bisa menjaring segmen pasar bawah yang lebih luas. Adapun ciri-ciri umum dari maskapai tersebut menerapkan LCC antara lain ; 1. Semua penumpangnya adalah kelas ekonomi, tidak ada penerbangan kelas premium atau bisnis. 2. Kapasitas penumpangnya lebih banyak daripada kapasitas pesawat dengan layanan tradisional sehingga terlihat penumpang berdesak-desakkan. Hal ini untuk menaikkan revenue pesawat mengingat tarif yang sangat murah.

4 25 3. Maskapai tersebut memiliki satu tipe pesawat untuk memudahkan training dan minimize biaya maintenance dan penyediaan spare part cadangan. Biasanya pesawatnya baru atau umurnya masih muda sehingga hemat dalam konsumsi fuel (bahan bakar) pesawat yang disebut avtur. 4. Maskapai menerapkan pola tarif yang sangat sederhana pada satu tarif atau tarif sub classis dengan harga mulai dari tarif diskon hingga mencapai 90%. 5. Tidak memberikan layanan katering, di pesawat umumnya hanya disuguhkan air mineral. 6. Kursi yang disediakan tidak melalui pemesanan, siapa penumpang yang masuk lebih dahulu dalam pesawat, dia yang pertama memilih kursi yang dia tempati. 7. Penerbangan dilakukan di pagi buta atau malam hari untuk menghindari biaya yang mahal pada layanan bandara pada saat jam-jam sibuk. 8. Rute yang diterbangi sangat sederhana biasanya point ke point untuk menghindari miss connection di tempat transit dan dampak delay akibat delay flight sebelumnya. 9. Memberlakukan penanganan gound handling yang cepat dan pesawatnya mempunyai utilisasi jam terbang yang tinggi. 10. Maskapai melakukan penjualan langsung (direct sales), biasanya melalui call center dan internet untuk minimize cost channel distribusi. LCC tidak dijual melalui travel agent, dan tidak menggunakan saluran distribusi global, Global Distribution System (GDS), seperti Abacus, Galileo, dll.

5 Penjualan tidak menggunakan tiket konvensional, cukup secarik kertas berupa kupon untuk mereduksi ongkos cetak tiket. 12. Seringkali maskapai melakukan ekspansi promosi besar-besar untuk memperkuat positioning dan komunikasi karena menerapkan strategi direct sales. 13. Karyawannya melakukan multy role dalam pekerjaannya, seringkali pilot dan pramugari juga sebagai cleaning services saat ground handling. Disamping itu LCC menerapkan outsourcing dan karyawan kontrak terhadap SDM non vital, termasuk pekerjaan ground handling pesawat di bandara. Di Indonesia belum ada yang menerapkan pola bisnis LCC yang sejati, karena biaya operasional maskapai yang dianggap LCC di Indonesia seperti Lion Air dan Wings Air masih di atas rata-rata maskapai LCC pada umumnya. Banyak analis keuangan masih menyatakan bahwa cost per available seat mil masih berada di atas ambang standard operating cost dari suatu LCC yang sejati, namun price structure-nya sendiri sudah sesuai dengan konsep LCC sehingga akan lebih tepat disebut dengan Low Fare Carrier (LFC) karena hanya menawarkan harga murah tetapi belum sepenuhnya mendukung prinsip-prinsip LCC dimana struktur biaya dan produktifitas maskapai masih tergolong mahal. Adanya konsep LFC tentu sangat menguntungkan bagi calon konsumen, karena konsumen dihadapkan pada pilihan menggunakan transportasi udara yang berbiaya murah dan cepat. Seringkali harganya jauh lebih murah dari perjalanan

6 27 darat dengan bus atau kereta api yang membutuhkan waktu lebih lama. Contoh saja perjalanan Bus dari Jakarta ke Denpasar selama 24 jam membutuhkan biaya sebesar Rp sedangkan dengan pesawat, harga tiketnya ada yang menawarkan harga mulai dari Rp dengan waktu tempuh 1,5 jam. Bahkan pada saat-saat tertentu Air Asia menawarkan kursi gratis ke Bali dengan membayar administrasi saja yang nilainya hanya Rp Fenomena ini membuat Make People Can Fly sesuai slogan dari Lion Air yang menyadarkan kita bahwa sekarang ini semua orang bisa terbang dengan harga yang terjangkau dan tidak lagi seperti jaman dahulu di mana penggunaan transportasi udara hanya monopoli orang-orang dari kalangan menengah keatas Karakteristik LCC Bisnis penerbangan merupakan bisnis yang unik, sebab memerlukan biaya yang tinggi untuk operasionalnya. Hal ini berbeda dengan LCC, karena penerbangan ini berupaya menekan biaya operasional sehingga mampu menjual tiket yang bersaing untuk penumpangnya. Karakteristik operasional Low Cost Carrier, menurut Doring (2009 : 25-40), yang dapat mempertahankan perusahaan LCC agar tetap bertumbuh, yaitu: Lower Labor Costs per Hour of Productivity, Biaya personil karyawan merupakan salah satu biaya terbesar untuk suatu perusahaan penerbangan. Sementara LCC menetapkan pembayaran upah industri yang lebih rendah.

7 28 Southwest telah membuktikan bahwa LCC dapat membayar upah bersaing, dengan mendapatkan produktifitas karyawan yang tinggi maka dapat dibayar upah yang tinggi misalnya untuk pilotnya, sisanya berdasarkan hitungan per jam. Sementara penerbangan lain dengan upah karyawan yang tinggi tidak disesuaikan dengan produktifitas yang tinggi mengakibatkan perusahaan dapat kolaps secara cepat. Dengan kata lain, apabila LCC yang baru tidak bersaing dalam biaya karyawan serta tidak terlihat adanya peningkatan produktifitas, maka tidak heran akan cepat menghilang. Lower Ticket Distribution Costs, Distribusi tiket merupakan biaya besar yang lain yang dihadapi oleh perusahaan penerbangan. Langkah awal untuk mengurangi biaya distribusi tiket adalah dengan memotong komisi travel agent (agen perjalanan). Sehingga tiket dapat dilakukan melalui elektronik tiket dan mendorong penjualan tiket melalui penjualan tiket on line. Southwest mendapatkan keuntungan 60% dari pemesanan tiket on line dan Jet Blue mendapatkan 75% dari jetblue.com. No Frills Service, Salah satu pelayanan yang paling spektakuler pada penerbangan LCC yaitu tidak adanya pelayanan makanan di pesawat maksudnya segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan harus dibeli. Juga tidak terdapat pelayanan lain yang mendukung penumpang seperti child care dan wheelchair dilarang

8 29 dilakukan dalam penerbangan ini. Penumpang tidak mempunyai pilihan kelas yang merupakan salah satu karakteristik penting dalam no frills service ini. Selain itu tidak terjadi keterlambatan pesawat karena keterlambatan bagian katering, hal ini menjadikan efisiensi pada waktu. Pengurangan elemen ini dikarenakan pelayanan tersebut biasanya memerlukan biaya yang cukup tinggi, misalnya dengan penambahan crew untuk pelayanan makanan serta keperluan penumpang. Common Fleet, Pada penerbangan regular biasanya menggunakan pesawat dengan tipe yang bermacam macam yang disesuaikan dengan teknologi terkini. Hal ini tentu menjadi sangat kompleks dan menimbulkan biaya yang tinggi. LCC biasanya menggunakan pesawat terbang sejenis misalnya Boeing 737 yang paling sering adalah B atau B Penggunaan satu tipe pesawat dapat mengurangi biaya sebagai berikut: Crew dapat dirotasi dengan mudah dengan perencanaan rotasi crew yang cepat dan mudah. Pelatihan crew dan pilot tidak mahal Pilot dapat mengoperasikan semua pesawa Biaya pemeliharaan pesawat relatif lebih murah

9 30 Origin and Destination Route Structure LCC menggunakan struktur point-to-point with direct connections between cities. Waktu yang padat dihindari dalam menjadualkan LCC karena tidak efisien. Melalui struktur point-to-point ini, biasanya tidak memberikan pelayanan connecting flight sehingga dapat mengurangi pengelolaan waktu yang kompleks seperti mengurangi waktu parkir pesawat. Menghindari waktu penerbangan pada jam padat, dapat memberikan penerbangan LCC menggunakan fasilitas airport dan lebih dapat memaksimalkan penggunaan pelayanan karyawan di airport. Gambar 3.3.: Point-to-point Network Sumber: Doring, 2009, pg 42 Dalam gambar point to point di atas, poin keberangkatan dan poin tujuan terhubung dengan penerbangan langsung. Misalnya, penumpang ingin berangkat dari poin 1 ke poin 5 maka harus membeli 2 tiket, yaitu tiket dari poin 1

10 31 ke poin 3 dan tiket dari poin 3 ke poin 5, karena penerbangan tidak menawarkan connecting flight. Penumpang sendirilah yang harus merencanakan waktu penerbangan antara jadual penerbangan pada poin 1 ke jadual penerbangan poin 3. Bila suatu waktu penerbangan pada poin 1 delay sehingga penumpang ketinggalan penerbangan poin 3, tidak menjadi tanggung jawab pihak LCC. Sehingga setiap network tidak terlihat seperti satu profit center, melainkan setiap rute harus berupaya meningkatkan keuntungannya masing masing sehingga perusahaan dapat terus beroperasi. Sistem ini menjamin tidak ada tiket yang hangus dengan struktur rute seperti ini. Use of Secondary Airport Karakteristik LCC sebelumnya dan pada saat ini adalah dengan menggunakan airport ke dua, hal ini disebabkan pelabuhan udara utama biasanya memerlukan waktu mendarat yang lebih panjang serta biaya penanganan yang mahal. Ryanair merupakan salah satu LCC yang menggunakan airport ke dua sebagai tempat pendaratannya, seperti Frankfurt Hahn, Charleroi di Brasil, Weeze di Dusseldorf, atau Beauvais di Paris. Keseluruhan airport ini jauh dari kota, bagi LCC hal ini menjadikan biaya yang lebih efisien. Increased Aircraft Utilization Salah satu kesuksesan utama LCC adalah peningkatan penggunaan pesawat. Apabila pesawat tidak dapat menyumbang uang alias hanya parkir saja,

11 32 berarti tidak dapat mengangkut penumpang dan tidak menghasilkan uang. Ada dua cara untuk meningkatkan penggunaan pesawat yaitu mengembalikan pesawat ke base atau melakukan penerbangan dengan rute yang lebih panjang Struktur biaya LCC Pada dunia penerbangan yang penuh persaingan saat ini, perusahaan penerbangan yang sukses tentu saja yang mempunyai struktur biaya rendah. Contoh: Southwest Airlines yang mempunyai catatan panjang dalam menerapkan struktur biaya rendah. Di bawah ini gambar income statement yang umum membandingkan antara LCC dan penerbangan regular mulai tahun

12 33 Tabel 3.1.: Income Statement Perbandingan LCC dan Penerbangan Reguler Sumber: Introduction to Air Transport Economics,2008, pg, SWOT Analisis LCC Analisis LCC diperlukan agar perusahaan ini dapat bertahan dari para pesaing terlebih perusahaan penerbangan regular. Beberapa faktor analisis SWOT yang dikemukakan oleh Doring dalam bukunya The No-Frills Strategy of LCC, pg 42-43, mengemukakan 4 faktor SWOT analisis untuk LCC yaitu: 1. Strength Menggunakan pesawat sejenis, misalnya Ryanair menggunakan pesawat sejenis. Ada juga yang menggunakan dua tipe pesawat seperti Easyjet menggunakan

13 34 pesawat Boeing dan Airbus. Namun, hampir semua LCC menggunakan pesawat Boeing 737 dan Airbus 320. Biaya pemeliharaan pesawat rendah karena tipe pesawat sejenis. Biaya operasi rendah karena LCC menggunakan konsep no frills, internet booking, no paper for ticket. Target pasar yang besar dengan menarik penumpang yang menggunakan transportasi alternatif terlebih pada hari libur pendek. Menggunakan airport kedua sehingga mengurangi biaya operasional seperti waktu pendaratan yang pendek, lebih cepat kembali ke poin, waktu parkir yang lebih pendek, biaya airport yang rendah, dan lain lain. Point-to-point mengurangi masalah pengelolaan yang kompleks di airport, serta pemesanan one way tiket dapat mengurangi biaya. Harga yang murah dapat menarik penumpang yang belum pernah menggunakan pesawat LCC. Pesawat dapat menangani penumpang lebih banyak. Sehingga tempat duduk dihitung per km. Biaya per tempat duduk menjadi lebih rendah, sehingga pendapatan lebih tinggi (CASK/RASK). 2. Weakness Kenaikan harga bahan bakar berdampak besar pada beberapa LCC. Beberapa tahun ini banyak LCC bangkrut sebab kenaikan harga avtur dunia.

14 35 No Frills berhasil pada penerbangan di bawah 2,5 jam, namun di atas 2,5 jam penerbangan biasanya kurang sukses. Penerbangan regular mulai melakukan beberapa strategi yang dilakukan LCC, contoh: Lufthansa sudah menggunakan early booking dengan penyediaan frills. LCC rentan terpengaruh pada suatu kejadian. 3. OPPORTUNITIES LCC fokus pada segmen penumpang kereta api dan bus yang belum terhubung dengan suatu daerah tertentu, hal ini yang membuat LCC berhasil sebelumnya. Durasi penerbangan regional 2.5 jam. Penawaran yang bagus dari industri pesawat merupakan kesempatan besar dalam mengurangi biaya. Pesawat yang baru biasanya lebih efisien. 4. THREATS Pesaing dari penerbangan regular merupakan ancaman saat ini. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah di kemudian hari. Ketidakstabilan bahan bakar dapat mempengaruhi keuntungan serta operasi penerbangan LCC Enterprise Resource Planning (ERP) Pengertian ERP Salah satu sistem teknologi yang saat ini marak digunakan perusahaan yaitu teknologi Enterprise Resource Planning (ERP). ERP merupakan

15 36 penghubung teknologi internet di dalam suatu perusahaan. Teknologi web ERP menyambungkan setiap infrastruktur informasi internal perusahaan ke lingkungan eksternal perusahaan. ERP memfokuskan pada proses internal perusahaan yang efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan organisasi sebelumnya. Enterpreneur Resource Planning (ERP) sering disebut merupakan software. Namun, menurut Wallace & Kremzar ERP bukanlah software. ERP is not software. Wallace & Kremzar mengumpamakan ERP sebagai berikut: Software untuk ERP seperti satu set peralatan golf. Anda bisa mempunyai satu set peralatan golf termahal, namun apabila tidak mampu menggunakannya dengan baik, tidak mungkin bermain seperti Tiger Woods. ERP merupakan suatu sistem yang dapat merekatkan perusahaan dengan konsumen, distributor dan supplier dengan berlandaskan koordinasi dan kerja sama. ERP mampu memprediksi serta mengimbangkan antara supply dan demand. ERP merupakan satu set alat perusahaan untuk meramalkan, merencanakan dan menjadwalkan. Sekalipun belum ada persetujuan akan pengertian ERP, namun mempunyai makna yang sama yaitu merupakan sistem yang terintegrasi dan digunakan untuk mendukung fungsi kunci di perusahaan. Watson dan Schneider dalam buku The Enterprise Resource Planning Decade menyatakan bahwa ERP merupakan solusi bisnis strategis yang

16 37 menyatukan seluruh fungsi perusahaan, termasuk manufaktur, keuangan dan distribusi Gambar 3.4.: ERP Integrated System Sumber: Enterprise Resource Planning, Ray, pg 7 Disamping definisi yang telah disebutkan diatas masih banyak lagi definisi mengenai ERP menurut literatur yang ada diantaranya adalah : Enterprise Resource Planning (ERP) System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.

17 38 Enterprise Resource Planning (ERP) atau Perencanaan sumber daya Perusahaan adalah suatu sistem perusahaan yang bersifat lintas fungsional dan bertindak mengintegrasikan dan mengotomatiskan berbagai proses bisnis yang harus terpenuhi di dalam suatu perusahaan seperti kegiatan pabrikasi, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan, dan fungsi sumber daya manusia. ERP adalah sebuah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomatisasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi pada sebuah perusahaan. ERP merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning (MRP) yang secara moledular dapat menangani proses manufaktur, logistic, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akuntansi perusahaan. Sehingga sistem ini dapat mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualiatas dan sumber daya manusia. ERP juga sering disebut dengan Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan public secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap. Sistem ERP didasarkan pada database pada umumnya dan rancangan perangkat lunak modular. ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan

18 39 fungsi suatu perusahaan ke dalam satu system komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan. Syarat terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi. Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat diakses dan mudah disebarluaskan. Rancangan perangkat lunak modular harus berarti bahwa sebuah bisnis dapat memilih modul-modul yang diperlukan, dikombinasikan dan disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat menambahkan modul baru untuk meningkatkan unjuk kerja bisnis. Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving part, dan lain-lain), biaya kerugian akibat machine fault dan lain-lain. Di negara-negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory.

19 40 Tips memilih ERP Berikut adalah beberapa tips bagaimana cara memilih ERP yang sesuai bagi perusahaan: 1. Knowledge & Experience Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancer. Experience adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan. Knowledge tanpa experience menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan. Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup. 2. Selection Methodology Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP. Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple. Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga penandatanganan order pembelian ERP. Berikut ini adalah akivitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software ERP: analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa infrastruktur dan analisa software.

20 41 3. Business Strategy Analize Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers? Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai? Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai? Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan? Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki? Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut? Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan? 4. People Analize Bagaimana komitment top management thd usaha untuk implementasi ERP? Siapa yg akan mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya? Bagaimana komitmen dari tim implementasi? Apa yg diharapkan para calon user thd ERP? Adakah ERP champion yg menghubungkan top management dgn tim? Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?

21 42 5. Infrastucture Analize Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, permanent office systems, communication system dan auxiliary system)? Seberapa besar budget untuk infrastruktur? Apa infrastruktur yang harus disiapkan? 6. Software Analize Apakah software tsb cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan? Apakah ada dukungan service dari supplier, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari? Seberapa banyak waktu untuk implementasi yg tersedia? Apakah software memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan? Tujuan Penggunaan ERP antara lain: 1. Menghubungkan konsumen dan supplier ke dalam supply chain yang sempurna, 2. Menjadi alat untuk memproses keputusan dalam perusahaan, 3. Mengkoordinasikan penjualan, pemasaran, pengoperasian, logistic, pembelian, keuangan, pengembangan produksi, dan sumber daya manusia. 4. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis

22 43 5. Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise, 6. Menghasilkan informasi yang real-time, 7. Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan. Keuntungan penggunaan ERP System Menurut Ray banyak keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan ERP yaitu: 1. Memberi pelatihan terbaik, sistem ERP akan dipelajari dulu sebelum di 2. Integrasi, sistem ini menyatukan seluruh proses data dan informasi dalam perusahaan. 3. ERP membantu komunikasi di dalam dan di luar organisasi, 4. ERP memberikan informasi secara on line, 5. ERP membantu pelaksanaan bisnis proses, 6. ERP menjadikan transaksi secara otomatis sehingga lebih efisien. 7. ERP membantu pengelolaan data sehingga mengurangi data yang tidak perlu. 8. ERP mengurangi waktu yang panjang untuk memenuhi permintaan pihak eksternal 9. ERP lebih memuaskan konsumen 10. ERP membantu perencanaan, penganalisaan dan pengambilan keputusan Implementasi ERP Banyak perusahaan mempunyai problem atau kendala ketika mencoba mengimplementasikan sistem ERP pada perusahaannya. Padahal, implementasi

23 44 sistem ini tidak bisa dikatakan murah. Biasanya terjadi karena adanya anggaran yang tersembunyi, faktor lain karena kegagalan dalam meredesain proses bisnis akibat kurangnya komitment manajemen, kurangnya pelatihan kepada user akhir selama masa implementasi, ketidakmampuan merekrut dan melatih staf yang akan menjalankan sistem ERP dengan baik, standarisasi data yang kurang, kurangnya integrasi seluruh fungsi dalam perusahaan, dan gagal dalam memperoleh ahli yang mengetahui sistem ini dengan sempurna. Wallace dan Kremzar memberikan beberapa langkah dalam mengimplementasikan ERP pada perusahaan yang disebut ERP Proven Path seperti gambar di bawah ini: Gambar 3.5.: ERP Proven Path Wallace & Kremzar Sumber: Wallace & Kremzar, 2001, pg 36

24 45 Proven Path terdiri dari beberapa langkah yang terdiri dari: 1. Audit/Assesssement I Analisa terhadap situasi, masalah, kesempatan, strategi perusahaan saat ini. 2. First cut Education Manajer operasi harus mau belajar mengenai cara kerja ERP, bagaimana cara menggunakannya, dan apa yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan sistem ini. 3. Cost/Benefit Analysis Keuntungan mengenai keuangan harus di tulis secara jelas dalam mengoperasikan sistem ERP ini. 4. Go/No-Go Decision Apabila dari sisi keuangan menguntungan sebaiknya menggunakan ERP, bila tidak lebih baik memilih sistem lain. Manajemen merupakan pemimpin yang merekomendasikan sistem ini. 5. Vision Statement Manajemen sebaiknya menentukan apa yang akan dicapai dengan implementasi ERP ini. 6. Performance Goals Menentukan kategori kinerja perusahaan yang diharapkan untuk dicapai.

25 46 7. Project Organization Memilih pemimpin dan orang yang akan mengerjakan proyek ini secara penuh waktu. 8. Initial Education and Training Idealnya adalah 100 persen atau minimum 80 persen dari anggota perusahaan mengikuti proses implementasi ERP agar sukses. 9. Implementing Sales & Operations Planning Manajemen puncak merupakan bagian penting dari terlaksananya sistem ERP ini karena sistem ini tidak akan berjalan tanpa campur tangan manajemen. 10. Demand Management, Planning and Scheduling Processes Departemen Perencanaan, dan pengadaan terlibat dalam membangun dan menentukan spesifik produk, konsumen, serta perencanaan dan penjadualan pelaksanaan sistem ini. 11. Data Integrity ERP akan berjalan sukses dengan mengintegraiskan data data yang akan dicapai oleh perusahaan, agar mendapatkan data yang akurat, lengkap dan terstruktur. 12. Finance and Accounting Processes-Process Definition and Implementation Akuntansi dan keuangan harus mengimplementasikan sesuai permintaan dan proses yang telah direncanakan.

26 Software Selection, and Software Configuration Installation Perusahaan yang telah mengimplementasikan sistem ini harus di kelola secara hati hati untuk menghindari kerusakan pada sistem computer. 14. Audit/Assessment II Setelah implementasi perlu dilakukan evaluasi situasi, masalah, kesempatan dan strategi. 15. Ongoing Education Perlu dilakukan pendidikan sistem ini pada pegawai yang baru dan penyegaran pelatihan bagi pegawai yang pernah diberikan latihan sebelumnya. Implementasi sistem ERP pada perusahaan berdampak besar terhadap perubahan proses dan sumber daya yang ada di perusahaan, sebagaimana yang disampaikan oleh gambar di bawah ini,

27 48 Gambar 3.6.: ERP/E Business Organizational Issues Domain dan Level Matrix Sumber: Norris,et.al,2000,pg,64 Implementasi sistem informasi berbasis ERP adalah suatu arsitektur software yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi aliran informasi diantara seluruh fungsi-fungsi bisnis didalam batas organisasi atau perusahaan dengan pihak stakeholder diluarperusahaan. ERP dibangun atas dasar sistem database yang terpusat dan biasanya menggunakan platform komputansi yang umum. Sistem informasi berbasis ERP dapat mengkonsolidasikan seluruh operasi bisnis menjadi seragam dan sistem lingkungan perusahaan yang lebih luas. Dalam prakteknya penerapan sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap best practice yaitu proses bisnis umum yang paling layak ditiru. Misal bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok digudang dan sebagainya. Untuk mendapatkan

28 49 manfaat yang sebesar-besarnya dari sistem ERP, maka industri yang akan mengimplementasikan ERP harus mengikuti best practice process yang berlaku. Akan tetapi, permasalahan mulai timbul bagi industri di Indonesia, contoh permasalahan bagaimana merubah proses kerja yang dikehendaki oleh sistem ERP agar sesuai dengan proses kerja perusahaan hal ini terutama dilakukan untuk modul sumber daya manusia, karena banyak perusahaan di Indonesia memiliki peraturan dan kebijakan yang berbeda dibandingkan dengan proses bisnis pada modul SDM yang terdapat pada sistem ERP pada umumnya seperti SAP. Proses penyesuaian ini dikenal sebagai implementasi dan salah satu faktor yang mementukan keberhasilan implementasi sistem ERP di perusahaan adalah proses bisnis yang telah terintegrasi didalam paket ERP merupakan paket bisnis best practice yang telah teruji reabilitasnya. Banyak perusahaan telah sukses mengimplementasikan ERP untuk melakukan pencatatan barang, pemesanan, desain produk, kontrak, penjualan langsung atau melalui distributor, berhubungan dengan peraturan pemerintah, proses manufaktur, alur pekerjaan pada perusahaan, dan rata rata perusahaan tersebut mampu meningkatkan tingkat responsitivitas konsumen, tingkat produktivitas karyawan, penjualan dan distribusi yang tepat waktu.

29 50 Keuntungan ketika menerapkan implementasi ERP antara lain : 1. Integrasi data keuangan untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik. 2. Standarisasi Proses Operasi untuk menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk. 3. Standarisasi Data dan Informasi untuk menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yang berbeda-beda. Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain : 1. Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya. 2. Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran. 3. Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru. 4. Persiapan implementasi tidak dilakukan dengan baik. 5. Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP.

30 51 Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal, tujuan dari implementasi ERP adalah untuk menjalankan bisnis dengan lebih baik. Oleh Karena itu, implementasi harus dilakukan oleh orang yang menjalankan bisnis itu sendiri. Bagaimana implementasi ERP dapat dilakukan dengan baik tentunya membutuhkan beberapa prasyarat dan kondisi sebagai berikut : 1. Implementasi ERP merupakan proyek besar yang mencakup proses pengambilan keputusan dan melibatkan banyak orang di perusahaan, termasuk manajemen. 2. Implementasi ERP harus dikerjakan oleh orang-orang yang terlibat dalam proses bisnis sehingga tanggung jawabnya tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada vendor. Konsultan atau vendor memang dapat membantu dalam transfer pengetahuan, namun pelaku bisnis adalah pihak yang paling mengerti serta memiliki kewenangan dan otoritas untuk mengubah cara dalam mengerjakan sesuatu. 3. Implementasi ERP dapat berjalan apabila melibatkan pihak / orang yang kelak akan mengoperasikan sistem tersebut. Oleh karenanya tidak dapat dipisahkan antara implementator dengan user. Mereka harus menjadi bagian yang menyatu dalam sebuah tim. 4. Implementasi ERP membutuhkan pengorbanan waktu dari serangkaian pekerjaan rutin yang dilakukan oleh orang yang terlibat dalam bisnis dan operasional sehari-hari. Proses implementasi memang tidak dapat dijadikan

31 52 prioritas utama, tetapi tidak boleh dijadikan prioritas kedua dibawah prioritas rutin dalam menjalankan bisnis dan operasional. Dalam hal ini dibutuhkan kerelaan untuk meluangkan waktu. 5. ERP adalah bukan sekedar suatu sistem komputer. ERP merupakan people system yang dijalankan dengan dukungan software dan hardware. Sehingga membutuhkan dukungan dan partisipasi dan manajemen. Dukungan dan keterlibatan manajemen inilah yang sangat menentukan keberhasilan. 6. ERP memerlukan serangkaian nilai baru dalam menjalankan bisnis. Jika perusahaan yang menerapkan ERP tidak mampu mengubah proses kerja, maka implementasi ERP akan berakibat buruk. Karena aliran data antar fungsi akan terjadi dengan sangat cepat. Implementasi ERP pada perusahaan di Indonesia yang mempunyai harapan untuk mempercepat proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan meraup pendapatan yang lebih besar. Namun, pada saat implementasi banyak faktor yang dapat menggagalkan implementasi dan merupakan masalah yang dihadapi antara lain : 1. Manajemen tidak menyediakan proyek tim yang terbaik pada proyek implementasi menyangkut kompetensi anggota tim, kredibilitas dan kreativitas tim proyek, kepemimpinan tim yang efektif, komitmen tim, tanggung jawab tim, jumlah tim yang memadai, tanggungjawab yang tumpang tindih pada tim,

32 53 pendekatan kerja yang kurang jelas, tujuan yang tidak dipahami oleh tim proyek. 2. Manajemen tidak mampu membedakan bahwa e-business bukanlah sekedar investasi teknologi informasi melainkan perbaikan proses bisnis atau peningkatan bisnis dengan didukung teknologi informasi. Akibatnya nilai investasi e-business yang ditanamkan tak bisa kembali, karena banyak pimpinan perusahaan yang memiliki pengertian bahwa e-business adalah sekedar investasi teknologi informasi, bukan investasi bisnis yang didukung teknologi informasi. Penyebab Gagalnya ERP a. Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran b. Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik c. Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru d. Meremehkan kerumitan perencanaan, pengembangan,dan pelatihan Tidak melibatkan para karyawan yg terkena dampak perencanaan Melakukan terlalu banyak hal dengan cara yang cepat pada proses konversi Pelatihan yang tidak memadai dalam berbagai tugas baru yg dibutuhkan oleh sistem ERP

33 54 e. Kegagalan melakukan konversi data f. Terlalu mempercayai berbagai pernyataan yang diberikan para penjual software ERP ERP Route Profitability (ERP RP) Pengertian ERP RP Pada era globalisasi penerbangan saat ini kemampuan seorang manajer profesional operator penerbangan dalam mengukur profitabilitas secara akurat dan tepat waktu suatu penerbangan secara signifikan merupakan suatu tuntutan, sebab hasil dari kemampuan ini merupakan kinerja atas keuntungan maskapai penerbangan. Route Profitability merupakan alat untuk mengukur informasi profitabilitas yang dapat dianalisa dan difokuskan pada transportasi angkutan udara (on board pesawat) bagi operator penerbangan dalam menentukan buka atau tutup atau dan lain lain suatu rute dengan tujuan akhir (objektif) menentukan keuntungan setiap operasi penerbangan pada periode pelaporan. Tujuan ERP RP 1. Mengukur profitability rute 2. Mengukur indikator kinerja rute 3. Membantu rute dalam pengembangan network, serta pengambilan keputusan terkait dengan kinerja rute. 4. Membantu penentuan harga.

34 Metode Perhitungan ERP RP Prinsip dasar perhitungan RP adalah untuk mengalokasikan semua transaksi biaya maupun pendapatan yang tercatat pada periode akuntansi yang berlaku pada rute komersial yang diterbangkan, apabila ada transaksi yang tidak berdampak langsung terhadap rute penerbangan harus dialokasikan tersendiri secara spesifik ke dalam kebijakan rute komersial yang digunakan (point-topoint), sehingga laporan laba rugi usaha yang dicatatkan tercermin pada hasil perhitungan Route Profitability yang dikenal sebagai Route Result. Perhitungan RP ini menggunakan standar mata uang USD. Data perhitungan kinerja kuantitatif yang dioperasikan menjadi dasar alat ukur seperti Block Hours, Flight Hours, Available Seat Kilometres (ASK), Revenue Passanger Kilometers (RPK), jarak tempuh dan lain lain. Perhitungan Revenue Route Profitability Perhitungan pendapatan atas semua penumpang yang diangkut yaitu termasuk kelebihan bagasi, sales on board (SOB), surcharges dan juga pendapatan dari pengoperasian cargo dan surat. Perhitungan pendapatan penumpang yang diangkut berdasarkan flight coupon yang tercatatkan sesuai periode berlaku tiket (tidak termasuk penumpang tidak bayar, awak pesawat, kedinasan, fasilitas airline staff).

35 56 Dalam perkembangan dunia penerbangan saat ini yaitu kerja sama antar operator penerbangan, memberlakukan pengangkutan penumpang antar operator. Menggunakan perhitungan revenue yang dialokasikan berdasarkan harga setiap jarak tempuh yang diterbangkan (prorate revenue). Perhitungan Biaya RP Struktur komponen biaya operasi yang digunakan dalam RP (Total Operating Cost) terdiri atas: biaya langsung dan biaya tidak langsung, merupakan kelompok utama yang menjadi biaya operasi, dengan bentuk standar sebagai berikut: 1. Direct Variable Cost, Kategori direct variable cost (biaya langsung) terdiri dari biaya penumpang lagsung dan operasi penerbangan. Kelompok biaya ini yaitu catering, asuransi, biaya penanganan penumpang lainnya. Kategori flight variable cost terdiri dari unsur biaya yang menjadi beban suatu penerbangan operasi pesawat atau tidak berhubungan dengan penumpang yang diterbangkan. Contoh: biaya landing, handling, parking, fuel, variable crew cost dan variable maintenance. 2. Direct Fixed Cost, Kategori direct fixed cost (biaya tetap langsung) atas kapasitas profisi, seperti biaya pendidikan awak pesawat, sewa pesawat, asuransi pesawat juga biaya perawatan tetap pesawat.

36 57 3. Indirect Fixed Cost, Katerogri indirect fixed cost (biaya tidak tetap) merupakan biaya lainnya yang tidak termasuk dalam kedua kategori di atas antara lain biaya tetap kestasiunan, biaya penjualan, pemasaran, dan adminstrasi umum lainnya. Seluruh kategori biaya itu dialokasikan terhadap masing masing rute penerbangan (flight number) untuk penumpang dan untuk pesawat berdasarkan tipe pesawat Kajian Penelitian Terdahulu Implementasi ERP Riset terdahulu mengenai Enterprise Resource Planning (ERP) mengenai Assesing ERP Implementation Critical Factor yang disiapkan oleh Houman Kalbasi, 2007, dari Lulea University of Technology. Tesis ini menyampaikan mengenai faktor faktor apa yang menjadikan sistem ERP itu sukses. Tesis ini merupakan studi kasus yang membandingkan implementasi ERP yang sukses dan yang tidak sukses. Tesis ini menjelaskan mengenai kesuksesan suatu implementasi ERP karena adanya beberapa factor yaitu: pekerjaan dilakukan secara fungsional, disediakannya konsultan, dibuatkan suatu proyek dan didukung oleh manajemen, kesiapan karyawan internal, dapat beradaptasi dengan perbedaan yang ada di perusahaan, ada perencanaan, ada pengembangan dan anggaran yang cukup,

37 58 terakhir adanya sistem pengujian terhadap sistem. Studi kasus dilaksanakan di Esfahan Steel Company serta RTC Corporation Ltd. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif melalui explanatory data. Pada akhirnya ditemukan beberapa kegagalan pada penerapan ERP adalah tidak mampu mengoperasikan sistem tersebut, serta pentingnya implementasi ERP diimplementasikan oleh perusahaan itu sendiri, dukungan pimpinan tertinggi mengenai sistem ERP dalam rangka tujuan perusahaan, SDM yang kualified sangat dibutuhkan dalam implementasi ERP LCC Tesis ini berjudul Low Cost Carriers and Low Fares: Competition and Concentration in the US Airline Industry oleh Charles Nadja, Tesis ini menganalisa struktur pasar airline agar dapat menentukan kekuatan pasar pada Yield, untuk pesawat jarak dekat dan jarak jauh, serta akibatnya pada pesawat LCC dalam menetapkan harga. Metodologinya menggunakan 3 model econometric yang memperkirakan keuntungan marginal antara low cost melalui penghitungan harga pasar. Tesis ini membandingkan harga pasar untuk pesawat jarak jauh yaitu American Airlines, United Airlines, dengan pesawat jarak dekat, Southwest Airlines dan Jetblue Airlines.

38 59 Hasilnya, bahwa dampak pendistribusian harga pada penerbangan jarak dekat mampu mempengaruhi hampir semua segmen. LCC mempunyai korelasi yang sangat tinggi terhadap kompetisi, frekuensi, airport, dan kapasitas dalam memprediksi harga pasar. Pembangunan infrasruktur pelabuhan udara, mampu menjadikan LCC bukan lagi sebagai target pasar kedua bagi penumpang Rerangka Berpikir Dalam rangka menganalisis kedua permasalahan ini, peneliti mulai dengan melakukan pengukuran terhadap masing masing masalah yaitu LCC dan ERP RP. Pengukurannya menggunakan 7 karakter LCC, SWOT analisis dan matriks Yield, Cost/ASK, dan SLF. Pengukuran LCC menghasilkan konsep operasional LCC sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengkajian membuka rute yang baru. Sedangkan hasil sistem ERP RP dengan menggunakan metode Hurwichz menghasilkan nilai maksimum dan minimum dalam menambah dan mengurangi rute. Apabila masih belum ditemukan keputusan maka dilakukan evaluasi kembali terhadap konsep tersebut.

39 Gambar 3.7. Rerangka Berpikir 60

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** Pertemuan 4 Enterprise Resource Planning (ERP) PEMAHAMAN ERP Perencanaan sumber daya perusahaan atau yang sering dikenal ERP adalah : Sistem informasi yang diperuntukkan

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih- validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.komputer-teknologi.net/syarwani/downloads/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC)

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan salah satu yang unik yang disebut Airline Low Cost Carrier (LCC) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha penerbangan saat ini telah berkembang pesat dengan berbagai perubahan strategi bagi operator dalam menggunakan berbagai model penerbangan salah satu

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSINESS ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Nama : Ryan Yuli NIM : 09.11.2638 Kelas : 09-S1T1-02 Program Studi : E-Bisnis Jurusan : Teknik Informatika Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof.

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 13Feb Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Sejarah ERP ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning

Lebih terperinci

Oleh: Hana Pertiwi ST

Oleh: Hana Pertiwi ST Oleh: Hana Pertiwi ST Target Pembelajaran: Enterprise Resource Planning (ERP) 1. Pemahaman ERP 2. Karakter Sistem - Modul ERP : Modul Operasi, Modul finansial dan akunting, modul sumber daya manusia. -

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation Class: Executive B 30 C Disususn Oleh : Group 10 Pranandang Adi Laksana Ryan Cipta Kusuma Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS 73 BAB V HASIL DAN ANALISIS 1.1. Hasil 1.1.1. Konsep LCC Berdasarkan data primer hasil interview bahwa konsep penerapan LCC pada Citilink Garuda Indonesia sebagai berikut: LCC Citilink Garuda Indonesia

Lebih terperinci

10/30/2013. N. Tri Suswanto Saptadi

10/30/2013. N. Tri Suswanto Saptadi N. Tri Suswanto Saptadi 1 ERP stands for: Enterprise Resource Planning systems This is what it does: attempts to integrate all data and processes of an organization into a unified system. A typical ERP

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin pesat perkembangan industri penerbangan membuat kompetisi antar perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus meningkat

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BISNIS Enterprise Resources Planning (ERP) Sebagai Proses Otomatisasi Pengolaaan Informasi Pada Perusahaan Oleh : DASRI (09.11.3367) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Enterprise Resources Planning

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai BAB I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai maskapai Low Cost Carrier (LCC) dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya.

Lebih terperinci

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan Disusun oleh : Ika Risti Purwasih 09.11.2837 09.S1TI.04 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Posted On 25/04/ :08:00 by Rieska_Novianty_Jorez

ERP (Enterprise Resource Planning) Posted On 25/04/ :08:00 by Rieska_Novianty_Jorez ERP (Enterprise Resource Planning) Posted On 25/04/2009 13:08:00 by Rieska_Novianty_Jorez PENGERTIAN ERP ERP merupakan informasi manajemen yang mengintegrasikan dan mengoptimasikan semua atau jumlah proses

Lebih terperinci

ERP ( Enterprise Resource Planning )

ERP ( Enterprise Resource Planning ) ERP ( Enterprise Resource Planning ) Agus Suryanto - 1313080014 Sistem Informasi Intensif AFBII Perbanas Jakarta 2014 agus.antz@gmail.com ABSTRAK Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan salah satu

Lebih terperinci

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan pasca peristiwa reformasi pada tahun 1998 ikut memicu perkembangan industri jasa transportasi udara nasional yang sempat terpuruk diterpa

Lebih terperinci

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh : Nama : NURUL FARIDA NIM : 09.11.3242 Kelas : S1 TI 10 Jurusan : S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian signifikan merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi industri transportasi dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak perusahaan yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini seakan menuntut

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United Nation World Tourism Organization (UNWTO) telah mengakui bahwa pariwisata merupakan

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 7 KSI LANJUT ERP (Bagian 2) Arsitektur Pengembangan ERP. Penggunaan Agen pada ERP. Arsitektur Pengembangan ERP Arsitektur ERP [1] Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi informasi yang terintegrasi telah banyak memberikan kontribusi kepada perkembangan bisnis saat ini. Semua proses bisnis dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

III ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN

III ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN ASPEK ORGANISASI, ISSUE-ISSUE DAN PERMASALAHAN DALAM INDUSTRI PENERBANGAN ASPEK ORGANISASI DALAM INDUSTRI PENERBANGAN 1. Organisasi Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut dengan istilah Official schedule adalah schedule. penerbangan yang dihasilkan oleh operations center system dan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan yang bergerak di industri airlines, produk utama yang dijual kepada konsumen adalah: tempat, waktu dan tujuan perjalanan yang disebut dengan istilah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN. Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN. Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom SEKILAS TENTANG ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ERP (Enterprise Resource Planning) menyediakan informasi tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang peranan penting dalam perekonomian terutama kebutuhan mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Review Question BAB 1 No.1-17 1. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan perencanaan sumber daya perusahaan yaitu sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Modul ke: Enterprise Resource Planning Fakultas FASILKOM PENTINGNYA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DAN TEKNOLOGI TERKAIT Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, M.Kom Latar

Lebih terperinci

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT

Mode Distribusi & Transportasi. Tita Talitha, MT Mode Distribusi & Transportasi Tita Talitha, MT Pikirkan bagaimana produk-produk berikut sampai ke tangan pelanggan: Gula pasir Sabun cuci Roti kaleng Minyak goreng Air mineral Coca cola Pelanggan Pelanggan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Low Cost Carrier Citilink Garuda Indonesia periode Bulan Januari sampai dengan

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Low Cost Carrier Citilink Garuda Indonesia periode Bulan Januari sampai dengan 61 BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Riset 4.1.1. Objek Riset Objek riset yang akan dievaluasi pada karya akhir ini adalah analisis implementasi Enterprise Resources Planning Route Profitability

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

PENENTUAN SUBCLASSES BERDASARKAN TIPE PESAWAT

PENENTUAN SUBCLASSES BERDASARKAN TIPE PESAWAT PENENTUAN SUBCLASSES BERDASARKAN TIPE PESAWAT Charles, AN STMT Trisakti stmt@indosat.net.id Nadya Sartika nadya.sartika@gmail.com ABSTRACT Based on Break Event Point (BEP) in this article, the most effective

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan solusi bisnis yang dapat diandalkan sehingga mampu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan solusi bisnis yang dapat diandalkan sehingga mampu menghasilkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sistem informasi ( SI ) untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi suatu tuntutan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi OBJEK PEMBELAJARAN Definisi ERP Manfaat Penerapan ERP Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Modul standart yg terintegrasi dengan ERP Definisi Sistem Informasi Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif

Lebih terperinci

MODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia Bisnis penerbangan di Indonesia semakin terlihat menjanjikan. Pengguna jasa penerbangan di negara kita

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Jasa penerbangan Indonesia saat ini diwarnai dengan munculnya pemain-pemain baru di dalam industri penerbangan domestik. Hal tersebut didukung oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sangat cepat. Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya dalam mengumpulkan, melakukan proses, dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan zaman telah mendorong manusia untuk terus berkembang, tidak terkecuali dengan dunia penerbangan. Pertumbuhan penduduk yang tergolong cepat dan diringi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat luas. Hal itu dapat dilhat dari ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di industri penerbangan Indonesia semakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin banyak pemain maskapai penerbangan yang masuk ke pasar Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Indonesia yang memiliki populasi 237 juta jiwa (www.bps.go.id) menjadikannya sebagai negara terbesar ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan mendapatkan informasi, teknologi informasi juga dapat. memberikan data yang akurat dan tepat kepada top level management

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan mendapatkan informasi, teknologi informasi juga dapat. memberikan data yang akurat dan tepat kepada top level management BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan bisnis yang semakin pesat dan juga penuh dengan persaingan merupakan hal yang sering nyata terlihat. Semua perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 1 Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 5. MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI STRATEGI TINGKAT FUNGSIONAL 1. Strategi Functional Level adalah: Upaya untuk meningkalkan efektivitas

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, perusahaan-perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, perusahaan-perusahaan mencoba untuk meningkatkan jumlah konsumennya dengan melakukan pelayanan yang cepat dan

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

NARA SUMBER : aan/

NARA SUMBER :  aan/ NARA SUMBER : http://jodie.ngeblogs.com/2010/04/13/peranan-it-dalam-organisasi-perusah aan/ Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam

Lebih terperinci

DEFINISI DAN PERKEMBANGAN ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Definisi ERP Daniel O Leary : ERP system are computer based system designed to process an organization s transactions

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Terutama

Lebih terperinci

RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR. Products of Airlines A. Main Product:

RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR. Products of Airlines A. Main Product: RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR Products of Airlines A. Main Product: Aircraft Destination Scheduling Ground Handling, yaitu penanganan passenger needs yang dapat merupakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang terdapat dari

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang terdapat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, dunia bisnis dari waktu ke waktu semakin mengalami peningkatan, perusahaan yang berada di negara Indonesia dituntut agar

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) E-BUSSINES Enterprise Resource Planning (ERP) Disusun oleh : Mohammad Nidhom 08.11.2180 S1 TI 6E SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan komersial berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur transportasi

Lebih terperinci

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa transportasi udara sejak awal berkembang dalam menanggapi peningkatan potensi pergerakan manusia yang tersebar dalam berbagai segmentasi masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap perusahaan untuk menghasilkan data dan informasi dalam jumlah banyak setiap harinya, oleh karena itu

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) ERP (Enterprise Resource Planningi) atau sering juga disebut Perencanaan Sumber Daya Perusahaan : Merupakan, sebuah

Lebih terperinci

TRANSACTION PROCESSING

TRANSACTION PROCESSING TRANSACTION PROCESSING Enterprise System : ENTERPRISE SYSTEM Pusat sistem suatu perusahaan yang menjamin informasi dapat disebarkan keseluruh fungsi bisnis dan semua level manajemen untuk mendukung berjalannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian 84 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang terdapat dalam bab IV, terdapat beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi

Lebih terperinci

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok :

Informasi harus memeiliki karakteristik seperti di bawah ini agar berguna dalam mengambil keputusan pada rantai pasok : 16.1 PERAN IT DALAM RANTAI PASOK Teknologi informasi adalah poros dan kunci sukses dalam supply chain karena teknologi informasi dapat menciptakan integrasi dan koordinasi pada ranrai pasok. Informasi

Lebih terperinci

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI E-BISNIS

SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BUSINESS Tanpa dukungan Sistem Informasi yang tangguh, model E-Business sulit diwujudkan. Sistem Informasi akan membantu mengintegrasikan data, mempercepat

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini industri jasa di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin meningkatnya

Lebih terperinci

Perencanaan Sumber Daya

Perencanaan Sumber Daya MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Sumber Daya E-Business Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Magister Teknik Resource Pascasarjana Industri Planning 11 Abstract - Electronic enterprise,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana perhubungan yang dapat menunjang dan memperlancar kegiatan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih-validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.army.mil/armybtkc/focus/sa/erp_intro.htm

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menyebar luas di berbagai aspek kehidupan manusia. akurat, sehingga membuat organisasi memiliki keunggulan kompetitif.

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menyebar luas di berbagai aspek kehidupan manusia. akurat, sehingga membuat organisasi memiliki keunggulan kompetitif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi yang terus berubah secara signifikan dan kemampuan organisasi untuk merespon tantangan-tantangan dan peluangpeluang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan khususnya perusahaan industri, persediaan dalam proses produksi memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI MANAJEMEN TRANPRTASI DAN DISTRIBUSI PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk

Lebih terperinci

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu: SIKLUS PRODUKSI Siklus produksi adalah serangkaian kegiatan usaha yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait berhubungan dengan pembuatan produk. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM BISNIS DENGAN ELEKTRONIK SISTEM E-BUSINESS E-Business (Electronic Business) adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan mamanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan internet.

Lebih terperinci

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN PERANAN IT DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan Teknologi Informasi

Lebih terperinci