UNIVERSITAS GADJAH MADA
|
|
- Indra Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UNIVERSITAS GADJAH MADA NASKAH AKADEMIK PEMBELAJARAN DI UGM Pusat Pengembangan Pendidikan (P3) JUNI 2008
2 Daftar Isi Daftar Isi... ii Kata Pengantar... iii I II. Latar Belakang... 4 III. Landasan... 5 IV. Proses Pembelajaran... 5 V. Unsur-unsur STAR... 6 VI. Pelaksanaan Kegiatan STAR... 7 Daftar Pustaka... 9 Daftar Isi ii
3 Kata Pengantar Pada tahun 2004 Student-Centered Learning (SCL) mulai disosialisasikan kepada para dosen Universitas Gadjah Mada (UGM). Sosialisasi ini kemudian ditindaklanjuti dengan pelatihan SCL, pelatihan Tutorial, dan pelatihan Student Assessment sebagai bagian integral dari SCL. Benih SCL yang ditebarkan di seluruh Fakultas di lingkungan UGM mulai tumbuh dan berkembang. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan SCL cukup bervariasi, ada yang subur dan ada pula yang kurang subur. Sementara itu, implementasi SCL ada yang bersifat individual (dosen), kelompok (teaching team), dan institusional (Jurusan, Fakultas). Evaluasi terhadap keberhasilan pergeseran paradigma ini telah dilakukan dengan cara monitoring dan lokakarya. Di dalam SCL peran dosen bergeser, dari sumber utama informasi menjadi fasilitator dan mitra pembelajaran. Peran ini masih perlu ditingkatkan, dengan cara lebih mendekatkan hubungan antara dosen dan mahasiswa. Peningkatan ini selaras dengan kandungan Patrap Triloka ( ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani ). SCL dan Patrap Triloka menginspirasi adanya SCL-Plus, yaitu peningkatan mitra pembelajaran timbal-balik antara dosen dan mahasiswa yang berkarakter serasi. Hal ini kemudian dikemas dalam satu program yang disebut sebagai Dengan demikian program STAR bukanlah program baru, melainkan suatu program SCL tahap lanjut, dengan perhatian khusus atau penekanan pada terjalinnya hubungan serasi antara dosen dan mahasiswa dalam rangka menuju kepribadian kesarjanaan. Sebenarnyalah bahwa hubungan serasi antarindividu maupun di dalam kelompok didasari oleh nilai kemanusiaan yang indah atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. Yogyakarta, Juni 2008 Ketua Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Prof. dr. Harsono, Sp. S(K) NIP Kata Pengantar iii
4 I. STAR - Hubungan Serasi Mahasiswa-Dosen UGM Menuju Kepribadian Kesarjanaan STAR (Student Teacher Aesthetic Role-sharing) adalah suatu kegiatan untuk membawa mahasiswa dan dosen dalam suatu hubungan/suasana akademik yang lebih erat dan serasi. Dengan STAR diharapkan mahasiswa lebih merasa nyaman dalam berkomunikasi dengan dosen dan sebaliknya dosen memperhatikan/membimbing mahasiswa dengan intensitas yang lebih tinggi. Dengan demikian terbangun atmosfer akademik yang kondusif dan menghasilkan mahasiswa yang mandiri, kreatif, dan inovatif serta dosen yang peduli terhadap pertumbuhan akademik mahasiswa. (mengikuti perkembangan mahasiswa satu per satu secara individual). Oleh karena itu STAR dapat diartikan sebagai STAR - Hubungan Serasi Mahasiswa-Dosen UGM Menuju Kepribadian Kesarjanaan II. Latar Belakang Dalam pelaksanaan SCL (Student Centered Learning), sebenarnya Universitas Gadjah Mada telah melaksanakan 3N yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara, yaitu Niteni (memperhatikan), Nirokake (menirukan), dan Nambahi (menambahi). Namun demikian, masih perlu diadakan penekanan pada N yang ketiga, yaitu Nambahi. UGM telah memperhatikan secara seksama (Niteni) terjadinya pergeseran paradigma bidang pendidikan dari teacher centered ke student centered. Hal tersebut kemudian menginspirasi UGM untuk Nirokake dengan mengubah paradigma pembelajarannya dari Teacher Centered Learning (TCL) ke Student Centered Learning (SCL). Renstra (rencana strategis) UGM Tahun menjadi dasar kegiatan SCL yang telah dimulai pada tahun 2004, mulai dari tahap sosialisasi, pelatihan, pelaksanaan, monitoring, serta evaluasi proses. Ke dua N tersebut di atas (Niteni, Nirokake) masih perlu dilengkapi dan dikembangkan (Nambahi) dengan proses dinamik berbasis budaya. Pada kegiatan 3N yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara dapat ditambahkan N yang keempat yaitu Nulari atau Nularake. Ilmu yang telah dipelajari oleh dosen dan mahasiswa harus disebarluaskan untuk memastikan keberlanjutan dari materi ilmu tersebut; agar ilmu tersebut dapat berkembang, dikembangkan dan disebarluaskan sehingga lebih bermanfaat. Dengan cara Nularake ini pula maka mahasiswa diajak dan diberi teladan untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Dengan demikian sejak menjadi mahasiswa sampai lulus dan hal. 4
5 berkarya selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan diri secara terus-menerus. Kearifan lokal (local wisdom) tersebut merupakan aspek yang perlu ditambahkan sehingga tercapai hubungan aestetik (STAR). Ki Hadjar Dewantara sendiri telah menciptakan model pendekatan pembelajaran berbasis kearifan lokal yang dikenal sebagai: ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani. Model pendekatan tersebut dapat dimaknai sebagai: di depan menjadi contoh, di tengah memotivasi, dan di belakang memberi dukungan agar peserta didik berkembang. Bila dosen UGM dalam menerapkan SCL dapat melengkapinya dengan kearifan lokal, yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri andayani maka tercapai suatu sistem pembelajaran yang lebih aestetik yang meningkatkan interaksi akademik dosen-mahasiswa sehingga pembelajaran menjadi lebih berhasilguna. Sistem pembelajaran ini merupakan inovasi pembelajaran khas UGM yang dinamai STAR. III. Landasan Ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan di UGM yang merupakan landasan kuat untuk kegiatan STAR. Kegiatan yang dimaksud adalah Student Centered Learning, Program Peningkatan Kepemimpinan Berkualitas dari Progam DUE-Like yaitu, Pelatihan RPKPS (Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester), Pelatihan Student Assessment, dan Pelatihan Tutorial, serta pelatihan lain yang diselenggarakan secara rutin. Pelatihan dalam bidang pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan suasana belajar dalam kelas dan luar kelas yang menghasilkan suasana akademik yang kondusif. STAR bukan kegiatan baru tetapi sebenarnya sudah inheren dan menyatu dalam kegiatan pembelajaran. Usaha untuk meningkatkan suasana harmonis mahasiswa-dosen, maka dosen senantiasa berusaha menjadi teladan (role model) bagi mahasiswa, demikian pula dosen berusaha memotivasi dan memberi dukungan agar mahasiswa menjadi pembelajar mandiri, menjadi pembelajar sepanjang hayat, percaya diri dan menjadi problem solver. IV. Proses Pembelajaran 1. Interaksi kelas akan efektif bila terjadi hubungan yang erat dan serasi antara mahasiswa-dosen. Di dalam kelas sering kali ada mahasiswa yang belum terbiasa atau enggan mengajukan pertanyaan. Pada keadaan ini tugas dosen untuk berusaha menyemangati dan menfasilitasi mahasiswa agar memiliki keberanian bertanya, sehingga interaksi kelas yang efektif dapat tercapai. Kiat yang dapat diterapkan agar mahasiswa suka bertanya dalam kelas yaitu: Ketika dosen memberi kuliah atau segera Landasan hal. 5
6 setelah dosen selesai memberi kuliah ada satu atau beberapa asisten yang berada di tengah mahasiswa. Asisten tersebut dimaksudkan dapat menunjuk salah seorang mahasiswa secara acak untuk berdiri dan mengajukan pertanyaan. Cara lain adalah, pada awal kuliah/presentasi dosen memberi informasi kepada mahasiswa bahwa selama kuliah berlangsung mahasiswa harus menuliskan sekurang-kurangnya tiga pertanyaan. Pada akhir kuliah setiap mahasiswa akan diminta untuk mengajukan pertanyaan tentang materi kuliah. Tentu saja masih banyak kiat-kiat lain untuk menghasilkan interaksi kelas yang produktif tergantung pada dosen dan mahasiswa. Kiat-kiat tersebut perlu dihimpun untuk disebarluaskan dan diterapkan. 2. Usaha untuk meningkatkan kontak mahasiswa dosen seyogyanya tidak hanya diusahakan di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Berdiskusi tentang ilmu dan social skills dapat dilaksanakan secara informal dalam pertemuan antara mahasiswa dan dosen diluar kelas. Hal ini dilakukan untuk membina kedekatan ilmiah antara mahasiswa dan dosen serta untuk memupuk kepercayaan antara kedua pihak. 3. Dosen sering menjadi panutan bagi mahasiswa. Sering kali ada pernyataan adanya dosen favorit, hal ini dapat menimbulkan beban bagi dosen tersebut, karena selain materi (yang memang harus dikuasainya) dosen juga harus menguasai communication skills. Dosen harus mengusahakan agar dapat menjadi teladan bagi mahasiswa. Karena dosen akan menjadi panutan atau role model dari mahasiswa maka dosen harus menyiapkan kuliah dengan baik, harus disiplin, dan tepat waktu. 4. Dalam perkuliahan selain ranah kognitif dan psikomotorik dari mahasiswa, juga harus diperhatikan ranah afektifnya. Untuk itu dosen perlu memberi motivasi kepada mahasiswa. Cara memberi motivasi dapat dipelajari, tetapi dalam penerapannya sangat tergantung pada selera dan karakter dosen dan mahasiswa. 5. Mahasiswa setelah lulus dan melaksanakan pekerjaannya sering berada dalam posisi memimpin. Untuk itu lulusan UGM perlu mengetahui leadership. Leadership dapat dipelajari dari contoh dalam kelas atau dari kegiatan dalam kelas terutama dalam pembelajaran berpusat mahasiswa (SCL). V. Unsur-unsur STAR Dari pembahasan di atas diperoleh unsur-unsur STAR sebagai berikut: 1. Kemandirian, kreativitas, keinovatifan, kepercayadirian, dan kepemimpinan mahasiswa. 2. Motivasi tinggi untuk belajar. 3. Patrap Triloka dosen a) Ing ngarsa sung tulada (keteladanan). b) Ing madya mangun karsa (pemberdayaan). Unsur-unsur STAR hal. 6
7 c) Tut wuri andayani (pengendalian). 4. Keharmonisan dalamkomunikasi akademik. 5. Sinergi bagi para pemangku kepentingan (stakeholders). VI. Pelaksanaan Kegiatan STAR Dasar pelaksanaan kegiatan STAR adalah kecintaan dosen pada mahasiswa dan profesinya. Cinta pada mahasiswa berarti keinginan yang tulus untuk membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran. Untuk dapat mencapai hal ini maka dosen secara internally driven memberikan kuliah dan proses pembelajaran dengan penuh semangat, cinta, aktualisasi, dan nurani yang tulus (SCAN). Dosen melakukan pekerjaan dengan peduli pada aktualisasi cita-cita edukasi (PACE). Dosen membuat program pembelajaran untuk mata kuliah yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat dicapai proses pembelajaran yang interaktif dengan mahasiswa. Tujuannya adalah agar mahasiswa menjadi berilmu dan terampil dalam pengetahuan bidang ilmu yang terkait dengan mata kuliah yang diasuh. Walaupun demikian yang penting dan utama adalah menjadikan mahasiswa bersikap baik dan mempunyai etika. Mahasiswa mendapat nilai-nilai atau values yang penting dan bermanfaat baginya dalam pekerjaannya dan kehidupannya di masa depan. Dosen berusaha agar mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan, nilai, ketrampilan, serta sikap dan etika (INKS). Seluruh usaha dosen dalam berinteraksi dengan mahasiswa untuk mata kuliah yang diasuhnya adalah untuk memberikan pada mahasiswa segala yang tersebut di atas. Kekhasan STAR adalah pada penerapan Patrap Triloka dalam perkuliahan. Dalam interaksi kelas untuk setiap mata kuliah dosen berusaha dan mempunyai cara-cara sendiri untuk menjadi Teladan (T = Tulada ), memberi motivasi (K = Karsa), dan mendukung atau mendorong (A = Andayani) mahasiswa agar berhasil. Dosen yang menjalankan STAR untuk mata kuliah yang diasuhnya harus mempunyai kiat-kiat untuk menerapkan tiga hal di atas dalam interaksi kelas. Setiap mata kuliah akan memberi bobot atau persentase yang berbeda pada Tulada, Karsa dan Andayani bergantung pada sifat mata kuliah. Pembagian persentase ini dapat diperlihatkan dalam segitiga T-K-A seperti pada Gambar 1 dan tiap luasan segitiga kecil menunjukkan porsi T-K-A dalam mata kuliah tersebut. Porsi ini akan berbeda untuk matakuliah yang berbeda. Dalam memfasilitasi mahasiswa untuk menguasai ilmu pengetahuan, nilainilai dan ketrampilan, sikap/etika dari suatu matakuliah (INKS) dapat dipakai cara pembobotan yang sama tetapi dalam suatu visualisasi segi- Pelaksanaan Kegiatan STAR hal. 7
8 empat (lihat Gambar 1). Dalam pelaksanaan pembelajaran STAR pada tahap awal akan dilakukan dengan pemberian hibah kompetisi pembuatan bahan ajar (Hibah STAR). Para calon penerima hibah mengajukan rencana perkuliahan seperti disajikan di atas ditambah dengan konsep operasionalisasi yang disertai dan indikator kinerja dan program penganggaran. T A metoda penyampaian I K S N K materi pembelajaran Gambar 1. Proses Pembelajaran STAR UGM Pelaksanaan Kegiatan STAR hal. 8
9 Daftar Pustaka Brookfield SD. Understanding and Facilitating Adult Learning: A Comprehensive Analysis of Principles and effective Practices. Jossey- Bass, San Farnsisco, Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan Nasional, dalam Karja Ki Hadjar Dewantara, Majleis Luhur Persatuan Taman Siswa, Jogjakarta 1962; Phifer SJ. Setting Up & Facilitating Student-Centered Classrooms. A Scarecrow Education Book, London Weimer M. Learner-Centered Teaching: Five Key Changes to Practice; Jossey-Bass, San Fransisco 2002 Daftar Pustaka hal. 9
UNIVERSITAS GADJAH MADA. PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR)
UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN Student Teacher Aesthetic Role-sharing (STAR) TAHUN ANGGARAN 2012 MEI 2012 Pusat Pengembangan Pendidikan (P3) Universitas
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010 TENTANG PANDUAN UMUM PENYUSUNAN KURIKULUM 2010 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mewujudkan semua potensi diri manusia dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciPenyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada
Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Lima Pilar Utama RPKPS: 1. Materi lebih didekatkan pada persoalan nyata 2. Integrasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM 2006 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,
172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual, variabel Motivasi Kerja, dan variabel Harapan Guru dengan Kinerja Guru SMP Negeri di
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. dari hasil wawancara dengan informan, observasi di lapangan maupun datadata
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data temuan penelitian adalah pengungkapan dan pemaparan data maupun temuan yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan baik dari
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR) TAHUN ANGGARAN 2013 JULI 2013 Daftar Isi Daftar Isi 2 Kata Pengantar 3 I. Latar Belakang 4 II. Tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang mencetak seseorang menjadi generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan antara
Lebih terperinciAziz Purwantoro Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada
Aziz Purwantoro Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada Belajar = menerima pengetahuan? SISWA PASIF RESEPTIF Teacher Centered Learning SERING DINAMAKAN PENGAJARAN Verbal receiving Visual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan keterampilan. masalah yang merupakan fokus dalam pembelajaran matematika.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARAKTER, E-LEARNING, DAN E-LIBRARY DI SMK YOGYAKARTA. Oleh:
PENGEMBANGAN KARAKTER, E-LEARNING, DAN E-LIBRARY DI SMK YOGYAKARTA Oleh: Rr. Indah Mustikawati, SE, M.Si., Ak. Muhammad Sabandi, S.E., M.Si. Y.Yohakim Marwanta, S.Kom., M.Cs. Universitas Negeri Yogyakarta;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciManual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Revisi : 1 Tanggal : 31 Maret 2015 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Unit Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Disetujui
Lebih terperinciPergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi. PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008
Pergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008 Learning is a treasure that will follow its owner everywhere.. (chinese proverb) Our Motto Pergeseran Paradigma Pendidikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA
BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA A. Pencetus Sistem Among Sistem among adalah hasil pemikiran dari Ki Hajar Dewantara, Ki hajar dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai
Lebih terperinciContoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental Etika Profesi
Majelis Pendidikan Tinggi Dewan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kopertis Wilayah V Yogyakarta, 4 April 2017 Contoh Pendidikan Karakter Dalam Mata Kuliah: Sikap Mental
Lebih terperinciIndonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Lebih terperinciManual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO
Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO Revisi : 1 Tanggal : 10 Desember 2010 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Gugus Jaminan Mutu FP Disetujui oleh : Dekan FP Kode DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sasaran pokok pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua orang berkepentingan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INOVASI PENDIDIKAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
PERKEMBANGAN INOVASI PENDIDIKAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM Potret perjalanan 64 tahun menuju Institusi Pendidikan Kedokteran berkelas dunia Harsono Bag. Pendidikan Kedokteran FKUGM / Pusat Pengembangan
Lebih terperinciTeacher Centered Learning Dan Student Centered Learning
Teacher Centered Learning Dan Student Centered Learning I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum usia sekolah, biasanya orang tua adalah satu-satunya orang yang dipercaya, paling dekat sekaligus tempat
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI. BIO 4007 (3 SKS) Semester III
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI BIO 4007 (3 SKS) Semester III PENGAMPU MATA KULIAH 1. Dr. Feskaharny Alamsjah 2. Dr. Zozy Aneloi Noli 3. Dr. Periadnadi 4. Dr. Nurainas PROGRAM
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. pustaka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknis analisis.
BAB V PEMBAHASAN Pada pembahasan ini peneliti akan menyajikan uraian sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian dan memadukan dengan kajian pustaka.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sumber daya manusia. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting yang seharusnya di lakukan oleh setiap individu. Diakui maupun tidak, pendidikan mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap setiap
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan global begitu cepat dan sangat dinamis. Pendidikan menjadi alat untuk mengatasi keadaan tersebut dan hal itu dapat dilakukan apabila anak didik
Lebih terperinciRenstra Prodi D4 PEK
Renstra Prodi D4 PEK 2017-2022 Tujuan 1: Mewujudkan pendidikan vokasi perencanaan dan pengembangan ekonomi kewilayahan yang memenuhi standar global. Sasaran:Terselenggaranya pendidikan vokasi yang memenuhi
Lebih terperinciPERAN UMKM DALAM PENGEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DI PERGURUAN TINGGI
PERAN UMKM DALAM PENGEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DI PERGURUAN TINGGI Susetyo Hario Putero 1 dan Rachmawan Budiarto Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Telp +62-274-580882, Abstrak
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciMANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Bimbingan Teknis Program Penguatan Pendidikan Karakter bagi Kepala Sekolah & Pengawas Sekolah MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia KOSEP PPK Program
Lebih terperinciNILAI KARAKTER KEPEMIMPINAN DALAM NOVEL PENAKLUK BADAIKARYA AGUK IRAWAN MN DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA
NILAI KARAKTER KEPEMIMPINAN DALAM NOVEL PENAKLUK BADAIKARYA AGUK IRAWAN MN DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Irma Hadzami Chusniati Progrram Studi Pendidikan BahasadanSastra Indonesia Universitas
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan bangsa dan Negara seperti yang tertuang dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pengamatan orang tentang sekolah sebagai lembaga pendidikan berkisar pada permasalahan yang nampak secara fisik terlihat mata, seperti gedung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan yang berorientasi pada wawasan kehidupan mendatang. Pendidikan merupakan wadah untuk mencetak
Lebih terperinciPEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER
PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER Pengertian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGARAAN PROGRAM MEMBANGUN SINERGI PENDIDIKAN BERBASIS HARMONIS DI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciKODE ETIK GURU INDONESIA
KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA PGSD TERHADAP KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
PERSEPSI MAHASISWA PGSD TERHADAP KONSEP PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA oleh Naniek Sulistya Wardani Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana wardani.naniek@gmail.com HP 0856 2698 547
Lebih terperinciMENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI PADA UPACARA HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2017 2 MEI 2017 ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH. SALAM SEJAHTERA DAN BAHAGIA
Lebih terperinciKEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciStandar Proses Pembelajaran. Standar Isi. Lulusan. Peserta didik. Lingkungan. Standar Pembiayaan. Standar Sar. & Pras.
SUPERVISI AKADEMIK DALAM KAITANNYA DENGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (Makalah disampaikan pada Workshop Penjaminan Mutu) Para Kepala Sekolah Se Kabupaten Karangasem 28 Oktober 2006 ---------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TATA LAKSANA PROGRAM PERKULIAHAN JURUSAN SISTEM INFORMASI ITS DENGAN METODE SCL
PENGEMBANGAN TATA LAKSANA PROGRAM PERKULIAHAN JURUSAN SISTEM INFORMASI ITS DENGAN METODE SCL Dewi Indira Sari Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informatika Institut
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak didik termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran utama dalam kerangka sistem dan aktifitas persekolahan di antaranya mempersatukan pendidikan dan kreatifitas peserta didik. Tujuannya untuk menumbuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu dasar yang menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan
Lebih terperinciKata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI
KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi
Lebih terperinciStrategi Pembinaan dan Kemitraan Kemahasiswaan di Universitas Islam Negeri Yogyakarta (Perpektif Psikologi)
Strategi Pembinaan dan Kemitraan Kemahasiswaan di Universitas Islam Negeri Yogyakarta (Perpektif Psikologi) Yogyakarta, 19 Maret 2005 Avin Fadilla Helmi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia saat ini umumnya disusun tidak mengikuti taksonomi dimensi pengetahuan yang akan dicapai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam suatu lembaga, maka diperlukan kerja yang sungguh-sungguh serta berdasarkan peraturan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kesimpulan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Bab IV, maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Hasil belajar Dasar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan merupakan pemaparan dari kondisi
162 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan diuraikan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan merupakan pemaparan dari kondisi dan proses pembelajaran serta
Lebih terperinciManual Mutu Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Manual Mutu Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya MM.GJM-FK-UB.01 Revisi : - Tanggal : 27 November 2007 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan Bidang Akademik Disetujui oleh : Dekan FK Unibraw
Lebih terperinciAgus Triyanto, M.Pd. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011
Agus Triyanto, M.Pd. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011 Teori Belajar Behavioristik Tokoh Teori Behavioristik a. Edward Lee Thorndike
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk
Lebih terperinciArah dan Kebijakan Umum Rektor Tahun 2013
Universitas Gadjah Mada 0 ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM REKTOR 2013 1. PENDAHULUAN Perbaikan berkelanjutan merupakan kata kunci dalam kesuksesan aktivitas di setiap organisasi. Universitas Gadjah Mada (UGM)
Lebih terperinciRPKPS PEMBELAJARAN DENGAN MENEMPATKAN MAHASISWA SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN (STUDENT LEARNING CENTER) PADA MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
RPKPS PEMBELAJARAN DENGAN MENEMPATKAN MAHASISWA SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN (STUDENT LEARNING CENTER) PADA MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN Disusun oleh: RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
Lebih terperinciSoftskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa. Bertalya Universitas Gunadarma
Softskill, Kurikulum, Dosen, dan Mahasiswa Bertalya Universitas Gunadarma TIM PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHKI) BATCH 3 Universitas Gunadarma (2010 2012) Ketua Pelaksana : Dr. Asep Djuarna..
Lebih terperinciKEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013. Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA
KEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013 Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KONGRES XXI PGRI, Menimbang Mengingat Memperhatikan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau
9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalisme Guru Profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian, pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik PAUD adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar
Lebih terperinciMANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Revisi : - Tanggal : 24 Mei 2011 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan Bidang Akademik Disetujui oleh : Dekan Fakultas Ekonomi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Di dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya adalah bertujuan untuk membentuk karakter. Orang-orang terdidik adalah orang yang berkarakter yaitu orang yang bertindak mulia. Tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,
Lebih terperinciPengalaman Praktis PROSES PENDAMPINGAN MAHASISWA MENUJU LULUSAN YANG BERDAYA SAING
Pengalaman Praktis PROSES PENDAMPINGAN MAHASISWA MENUJU LULUSAN YANG BERDAYA SAING Outbound Management Training bagi Wakil Dekan Magelang, 26 28 Februari 2005 Avin Fadilla Helmi Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperincipendidikan dan kebudayaan dengan memperkuat dan memperluas pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis media audio dan radio
KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja yang dituangkan dalam dokumen rencana kinerja merupakan penjabaran sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi
Lebih terperinciSiaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017
Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017 Mendikbud: Pembentukan Karakter Harus Menjadi Prioritas     Jakarta, Kemendikbud â Peringatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada peserta didik telah diterapkan pada perguruan tinggi di dunia termasuk di Indonesia. Berbagai model telah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan membawa suatu dampak positif yang menunjukkan bahwa melalui pendidikan segala sesuatu
Lebih terperinciForum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kulonprogo, Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo,
BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN DAN PELANTIKAN PEJABAT STRUKTURAL DAN KEPALA SEKOLAH PEMERINTAH KABUPATEN KULONPROGO Wates, 7 Januari 2013 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu masyarakat, kebudayaan atau peradaban untuk memelihara kelangsungan /hidupnya (survival) 1. Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab
Lebih terperinciPERANAN DIREKTUR UTAMA DALAM MEMOTIVASI PEGAWAI DI CV. KENCONO WUNGU SURABAYA SKRIPSI
PERANAN DIREKTUR UTAMA DALAM MEMOTIVASI PEGAWAI DI CV. KENCONO WUNGU SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Negara Pada FISIP UPN Veteran Jawa
Lebih terperinciKamis, 29 November 2012
BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Upacara PERINGATAN HUT KE-41 KORPRI & HUT KE- 67 PGRI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2012 Kamis, 29 November 2012 Asasalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciManual Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG. Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved
Manual Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved Manual Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG MMA.UPM-FE-UNISMA.01 Revisi
Lebih terperinciSTANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TIM PENYUSUN STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS UDAYANA Kampus Bukit Jimbaran, Gedung
Lebih terperincipolicy? pedoman? metoda? model belajar? ?...?...?
policy? pedoman? metoda? model belajar??...?...? POKOK MASALAHNYA ADALAH ADANYA PERUBAHAN : MENGUSIK KETENTRAMAN SAAT INI TERUSIK KARENA MUNGKIN : KURIKULUM YANG BERJALAN SAAT INI DIANGGAP SUDAH BAIK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pendidikan di Indonesia masih memerlukan perhatian ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan internal dalam tingkat sekolah. Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi utama guru adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang. Kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model atau strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan
Lebih terperinciTUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SEMESTER GENAP
TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SEMESTER GENAP STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Disusun oleh : NAMA :Danang Budiyantoro NIM : 10.11.4354 Jurusan Teknik Informatika KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS ANGKRINGAN MODERN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan. yang menyandang persyaratan tertentu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan langsung dengan tugas penyelenggaraan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciMonika Rianti, Yanita dan Arrival Rince Putri 2
SOSIALISASI OLIMPIADE MATEMATIKA DI SMP NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 Monika Rianti, Yanita dan Arrival Rince Putri 2 ABSTRACT Public servant is one of mission that it must run by a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan
Lebih terperinciKODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan
Lebih terperinci