BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilakuperilaku masyarakat pada skala rumah tangga yang dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kota sampai ke kelurahan. Masalah Sanitasi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat memberikan kontribusi negatif terhadap derajat kesehatan masyarakat di berbagai daerah. Salah satu upaya yang dilakukan saat ini adalah penyediaan lingkungan yang sehat dengan berbagai model pendekatan terhadap masyarakat. Dengan tersedianya lingkungan yang sehat maka derajat kesehatan masyarakat juga akan meningkat sehingga kesejahteraan masyarakat akan bisa dicapai. Perbaikan sanitasi menjadi tantangan dan kewajiban yang harus dihadapi pemerintah dan masyarakat. Masalah ini menjadi persoalan pembangunan Nasional dan Daerah, termasuk Kota Makassar. Dalam rangka mengejar ketertinggalan pembangunan sanitasi di daerah, khususnya di Kota Makassar diperlukan sebuah terobosan di dalam pembangunan sanitasi dan kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan yang akan menjawab tantangan pembangunan sanitasi dalam RPJMN tahun yaitu Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka pengamanan air minum Tujuan dan Manfaat Studi EHRA dipandang perlu untuk dilaksanakan, dikarenakan: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat; Pokja Sanitasi Kota Makassar 1

2 2. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda; 3. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan; 4. EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektorsektor pemerintahan secara eksklusif; 5. EHRA secara tidak langsung memberi amunisi bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders kelurahan. Adapun tujuan dari studi EHRA adalah: 1. Untuk mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan lingkungan. 2. Memberikan informasi yang valid dalam penilaian risiko kesehatan lingkungan 3. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi. Manfaat studi EHRA yaitu digunakan sebagai salah satu bahan utama penyusunan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota Makassar Waktu Pelaksanaan Studi EHRA Wilayah kajian Studi EHRA adalah semua kelurahan di Kota Makassar yaitu 143 Kelurahan. Kajian ini dilaksanakan selama 3 bulan dengan ruang lingkup kegiatan meliputi: 1. Pembentukan tim pelaksana studi EHRA. Tim pelaksana studi EHRA dibentuk berdasarkan kesepakatan kelompok kerja sanitasi. 2. Penentuan Jumlah Kelurahan Area Studi atau Jumlah Responden Studi EHRA. Penentuan jumlah kelurahan area studi digunakan metode dengan mengambil sejumlah sampel disemua kelurahan di Kota Makassar dengan jumlah responden minimal 40 tiap kelurahan. 3. Penentuan RT Target Area Studi dan Responden. Pokja Sanitasi Kota Makassar 2

3 Penentuan responden sebagai target area studi, pada dasarnya dilakukan dengan teknik random atau acak dimana semua rumah tangga mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan responden studi EHRA. 4. Pelatihan bagi Supervisor, Enumerator dan Petugas Entri Data. Pelatihan dilakukan agar enumerator, supervisor dan petugas entri data mengetahui tugas dan tanggung jawabnya serta memahami konsepsi dan metodologi studi EHRA. 5. Pelaksanaan Pengambilan Data EHRA Survey dilakukan oleh enumerator kepada responden dengan metode wawancara dan pengamatan menggunakan kuesioner yang telah disediakan. 6. Pelaksanaan Spot Check oleh Supervisor Supervisor melakukan Spot check sebagai quality control dengan mendatangi 5% rumah tangga yang telah di survei untuk melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang telah disediakan. Hasil spot check dapat digunakan untuk menyimpulkan apakah wawancara benar-benar sesuai standar yang ditentukan. 7. Pelaksanaan Cleaning Data (Checking Data di Kuesio-ner) oleh Supervisor Sebelum kuisioner dientri, terlebih dahulu supervisor melakukan pengecekan akan isi kuisioner baik dari segi kelengkapan maupun logika dan kaitan setiap jawaban dari responden. 8. Pelaksanaan Entri dan Analisis data SPSS Entri data dilakukan untuk memindahkan data dari responden dalam kuesioner ke dalam bentuk file. Teknik analisis yang diterapkan adalah teknik statistik deskriptif sederhana seperti persentase dan frekuensi. Analisis statistik yang diterapkan berdasarkan pada satuan rumah tangga. Hasil analisis data EHRA merupakan analisis diskriptif kondisi santasi yang disajikan dalam bentuk diagram dan narasi. 9. Penyusunan Laporan Studi EHRA Penyusunan dan penulisan laporan dilakukan setelah analisis data selesai dengan mengikuti petunjuk teknis pelaksanaan studi EHRA. 10. Pengiriman Laporan dan Data Studi EHRA Laporan dikirim dan diunggah di web nawasis Pokja Sanitasi Kota Makassar 3

4 BAB II METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA 2.1. Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kota Makassar Studi EHRA merupakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Studi EHRA memberikan informasi kualitatif tentang kondisi sarana sanitasi yang ada, serta masyarakat pengguna sanitasi tersebut. Sebagian unsur populasi yang dijadikan objek penelitian disebut sampel. Sampel atau contoh adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya akan diungkapkan dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi. Oleh karena itu, jika kita menggunakan sampel sebagai sumber data, maka data yang diperoleh adalah ciri-ciri sampel bukan ciri-ciri populasi, tetapi ciri-ciri sampel itu harus dapat digunakan untuk menaksir populasi. Pokja Sanitasi Kota Makassar dalam menentukan kebijakan sampelnya berpengaruh langsung pada penentuan jumlah kelurahan area studi maupun penentuan jumlah respondennya. Dalam menentukan kebijakan, Pokja Sanitasi Kota Makassar biasanya menggunakan pertimbangan-pertimbangan utama antara lain : 1. Kemampuan anggaran pokja sanitasi Kota Makassar 2. Ketersediaan sumber daya manusia pelaksana studi EHRA 3. Kelurahan prioritas sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Makassar Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut diatas, Pokja Sanitasi Kota Makassar menentukan Kebijakan Sampelnya berupa ketentuan Kelurahan Area Studi atau ketentuan Jumlah Responden dalam Studi EHRA. Kebijakan sampel yang yang Pokja Sanitasi Kota Makassar 4

5 digunakan dengan cara menentukan jumlah responden yang diambil sebagai sampel studi EHRA dengan tingkat kepercayaan 95%. Data yang diperoleh dari sampel harus dapat digunakan untuk menaksir populasi, maka dalam mengambil sampel dari populasi tertentu kita harus benar-benar bisa mengambil sampel yang dapat mewakili populasinya atau disebut sampel representatif. Sampel representatif adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif sama dengan ciri karakteristik populasinya. Tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil dari populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang digunakan, ukuran sampel yang diambil, dan cara pengambilannya. Cara atau prosedur yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling. Teknik sampling sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Probability Sampling (Random Sample) 2. Non Probability Sampling (Non Random Sample) Teknik Sampling yang digunakan dalam studi EHRA adalah Random Sample dengan menggabungkan antara teknik random multistage (bertingkat) dan random systematic. Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting jika jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat Penentuan Kelurahan Untuk mendapatkan target area survey EHRA, digunakan metode sampling sampel. Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Parapare dapat dilihat di tabel 2.1. Pokja Sanitasi Kota Makassar 5

6 Tabel 2.1. Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Makassar Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Mariso Bontomarannu ,047 1,512 Tamarunang ,024 1,506 Mattoangin ,213 1,053 Kampung Buyang , Mariso ,111 2,028 Lette ,143 2,286 Mario ,827 1,207 Panambungan ,586 2,897 Kunjungmae ,499 1,125 Mamajang Tamparang Keke ,089 1,272 Sambung Jawa ,461 2,615 Karang Anyar ,126 1,032 Baji Mappakasunggu ,408 1,102 Pa'battang ,752 1,188 Parang ,414 1,604 Bonto Lebang , Mamajang Dalam , Labuang Baji , Bontobiraeng , Mandala , Maricaya Selatan ,265 1,316 Mamajang Luar , Pokja Sanitasi Kota Makassar 6

7 Tamalate Barombong ,981 3,245 Tanjung Merdeka ,055 2,514 Maccini Sombala ,844 5,211 Balang Baru ,106 4,527 Jongaya ,532 3,883 Bongaya ,777 2,444 Pa'baeng Baeng ,717 4,929 Manuruki ,797 3,199 Parang Tambung ,728 9,432 Mangasa ,384 7,346 Rappocini Gunung Sari ,876 9,719 Karunrung ,223 3,306 Mappala ,344 2,586 Kassi-Kassi ,743 4,436 Bantomakio ,767 1,442 Tidung ,742 3,936 Banta-Bantaeng ,926 5,482 Buakana ,227 3,557 Rappocini ,719 2,430 Ballaparang ,932 3,233 Makassar Maricaya ,020 1,505 Maricaya Baru ,011 1,753 Maradekaya Selatan , Bara-Baraya Selatan ,914 1,729 Pokja Sanitasi Kota Makassar 7

8 Bara-Baraya ,556 1,639 Maradekaya ,327 1,082 Maradekaya Utara , Bara-Baraya Utara ,017 1,504 Bara-Baraya Timur ,657 1,664 Maccini Parang ,895 1,974 Maccini ,149 1,787 Maccini Gusung ,188 2,047 Barana ,092 1,773 Lariang Bangi ,563 1,141 Ujungpandang Lae-Lae , Losari , Mangkura , Pisang Selatan , Lajangiru ,521 1,380 Sawerigading , Maloku , Bulogading , Baru , Pisang Utara ,466 1,117 Wajo Pattunuang , Ende , Melayu Baru , Melayu ,547 1,387 Pokja Sanitasi Kota Makassar 8

9 Butung , Mampu , Malimongan ,501 1,125 Malimongan Tua ,966 1,242 Bontoala Gaddong ,437 1,109 Wajo Baru ,747 1,187 Tompo Balang , Malimongan Baru , Timungan Lompoa ,568 1,392 Baraya ,903 1,476 Bontoala , Bontoala Parang ,342 1,086 Bontoala Tua ,526 1,132 Bunga Ejaya ,206 1,302 Layang ,493 2,123 Parang Layang ,165 1,041 Ujung Tanah Kodingareng - 4,614 1,154 Barrang Caddi - 4,463 1,116 Barrang Lompo - 4,517 1,129 Ujung Tanah , Tamalabba , Tabaringan ,641 1,160 Totaka , Pattingaloang ,613 1,403 Gusung , Pokja Sanitasi Kota Makassar 9

10 Pattingaloang Baru , Cambaberua - 4,609 1,152 Cambaya ,544 1,636 Tallo Bungaejaberu ,348 2,337 Lembo ,447 2,862 Kalukuang ,963 1,241 La'latang ,766 1,192 Rappojawa ,813 1,703 Tammua ,716 2,429 Rappokaling ,687 3,672 Wala-Walaya ,021 2,005 Ujungpandang Baru ,060 1,015 Suwangga ,184 2,296 Panampu ,032 4,258 Kaluku Bodoa ,754 5,189 Buloa ,836 1,959 Tallo ,201 2,050 Lakkang , Panakukkang Paropo ,410 4,103 Karampuang ,902 2,726 Pandang ,139 2,785 Masale ,362 2,841 Tamamaung ,171 6,793 Karuwisi ,121 2,780 Pokja Sanitasi Kota Makassar 10

11 Sinrijala ,758 1,190 Karuwisi Utara ,505 2,126 Pampang ,155 4,289 Panaikang ,182 4,046 Tello Baru ,416 2,854 Manggala Borong ,321 4,830 Bangkala ,305 6,826 Tamangapa ,819 2,955 Manggala ,114 5,279 Antang ,853 6,963 Batua ,088 6,022 Biringkanaya Paccerakang ,049 12,762 Daya ,829 3,707 Pai ,952 5,738 Sudiang Raya ,024 11,756 Sudiang ,027 9,507 Bulurokeng ,814 3,204 Untia ,134 1,034 Tamalanrea Tamalanrea Indah ,791 4,448 Tamalanrea Jaya ,059 5,015 Tamalanrea ,154 8,789 Kapasa ,443 4,361 Parangloe 1, ,269 1,817 Bira ,755 2,939 Total ,429, ,311 Pokja Sanitasi Kota Makassar 11

12 Sumber Data:Potret Kota Makassar tahun Penentuan RT dan Responden di Lokasi Area Studi Jumlah Besar Responden ditentukan dengan menggunakan Rumus Slovin, N n = N.d² + 1 Dimana : - n adalah jumlah sampel (kk) - N adalah jumlah populasi (kk) - d adalah persentasi toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir Berdasarkan rumus tersebut, jumlah KK sampel adalah minimal 400 KK. Dengan mengambil jumlah sampel perkelurahan adalah minimal 40 responden, maka jumlah kelurahan yang akan menjadi target area survey minimal adalah 400/40 = 10 kelurahan. Jumlah kelurahan yang disepakati untuk disurvey adalah 143 kelurahan dengan jumlah responden sebanyak 5720 RT. Rumah tangga responden dipilih menggunakan cara acak (random sampling) berdasarkan RT. Hal ini bertujuan agar seluruh RT memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai RT Area Studi. Sedangkan pemilihan Rumah Tangga/Kepala Keluarga ditetapkan berdasarkan preferensi enumerator/supervisor berdasarkan hasil pengamatan keliling dan wawancara dengan penduduk Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya Enumerator studi EHRA berasal dari para Fasilitator Sanitasi Kota Makassar,AKSANSI serta kader kader sanitasi lainnya yang ada dikota Makassar sebanyak 39 orang yang telah memahami karakteristik dan situasi tempat mereka bertugas. Nama enumerator dan supervisor dapat dilihat dalam tabel 2.2. Tabel 2.2. Daftar Nama Enumerator dan Supervisor Pokja Sanitasi Kota Makassar 12

13 NO. NAMA NOMOR HP ALAMAT KELURAHAN KECAMATAN KETERANGAN 1. Murhaluki, SE Jl. Muhajirin Raya No. 15, Parangtambung Tamalate Mallengkeri 2. St. Amaliah Putri Jl. Sultan Alauddin Lr. 2 No. Pa baeng-baeng Tamalate Fitriadi BTN Tabaria Blok U 10 Mannuruki Tamalate - 4. Ismaik M. Nur, SE Jl. Bontoduri VI No. 16 Parangtambung Tamalate - RT.I/RW.XIII 5. Eka Ariaty B Jl. Sultan Aluddin Lr. 2 No. Pa baeng-baeng Tamalate Lela Qadriani BTN Tabaria Blok U 10 Mannuruki Tamalate - 7. Mega Merdekawaty Jl. Sultan Alauddin Lr. 2 No. 16 Pa baeng-baeng Tamalate - 8. Muhammad Natsir Jl. Mannuruki 13 No. 12 A Mannuruki Tamalate - 9. Hasanuddin L Jl. Sultan Abdullah Tallo Tallo - RW.I/RT.VI 10. Muh. Natsir Jl. Ade Irma Nasution VI No. Wala-walaya Tallo - Busrah Irwan Faisal - Jl. Abd. Dg. Sirua BTN CV. Pandang Panakkukang - Dewi Blok C1/ M. Faried Suriyadi Jl. Pampang Komp. Aswip II Pampang Panakkukang - Blok V No Ni matullah, SKM Jl. DR. Leimena Com IDI Blok F/7 Tello Baru Panakkukang Elvirah Jl. Tidung Mariolo 5 No. 14D Tidung Rappocini A. Muh. Harun Rustam Jl. Tamalate & STPK I No. 5 Kassi-kassi Rappocini - Pokja Sanitasi Kota Makassar 13

14 16. Dra. Hj. Yuariani Tamalate II 97 Perumnas Kassi-kassi Rappocini Sandra Wulan Jl. Nipah No.64 Kassi-kassi Rappocini Laila Fitriani Jl. Banta-bantaeng Lr. I No. 1 A 19. Irwan Asrianto BTN Minasa Upa Perumahan Bosowa Blok B4/8 Banta-bantaeng Rappocini - Gunung Sari Rappocini Anita Mutia BTN Minasa UPA Blok H6/3 Gunung Sari Rappocini Junita Payangan BTN Hartaco Indah Blok 3G No. 5 Daya Sudiang Raya Biringkanaya IR. Suprianto Jl. Perintis Kemerdekaan Paccerakang Biringkanaya Irene Para tiku Perumahan Griya Tanah Sudiang Raya Biringkanaya Zulkifli, ST Jl. Lanraki Perumahan Bumi Permata Hijau Residence Azalea I/12 Paccerakang Biringkanaya Andi Marenda, MT Jl. Baji Nyawa No. 3 Karang Anyar Mamajang Moh. Sulaiman Jl. Veteran Selatan Lr. 3 No. 249 A Bontolebang Mamajang - Pokja Sanitasi Kota Makassar 14

15 27. Zainuddin Hasan Jl. Harimau No. 113 Maricaya Selatan Mamajang Nurhikmah, S.Si Jl. Kom. Guru SMA 10 RT.II/RW.II 29. Besse Kuti, ST Jl. Manggala Raya Blok VII No. 200/156 Perumnas Antang Tamangapa Manggala - Manggala Manggala Chaeruddin T Jl. Rajawali I Lr. 13 B/94 F Pannambungan Mariso Nur Wahidah Abdullah, ST Jl. Angsa No. 32 Kompleks Patompo Pannambungan Mariso St. Rabiah Jl. Maccini Kidul I Maccini Makassar Andi Irmawati Jl. Perintis Kemerdekaan Tamalanrea Jaya Tamalanrea 34. Alimuddin / Jl. Gijaruddin Rani S. Minasa 35. Takbirawati BTN Restika Indah Blok B3/3 Palangga 36. Muliati A.R Jl. Tun Abdul Razak I BTN Padpao Permai F8 No. 9 Sungguminasa Pokja Sanitasi Kota Makassar 15

16 37. Fatmawati Jl. Tamalate 38. Ramadhani Kompleks Perumdos UNM Makassar 39. Irmayanti Kompleks Perumdos UNM Makassar Pokja Sanitasi Kota Makassar 16

17 3.1. Informasi Responden BAB III HASIL STUDI EHRA Berhubungan dengan informasi responden indikator yang dimaksud mencakup status responden, jumlah anggota rumah tangga, usia anak termuda, dan status rumah. Jumlah anggota rumah tangga berhubungan dengan kebutuhan kapasitas fasilitas sanitasi, semakin banyak jumlah anggota rumah tangga, maka semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan. Usia anak termuda menggambarkan besaran populasi yang memiliki risiko paling tinggi atau yang kerap dikenal dengan istilah population at risk. Secara umum diketahui bahwa balita merupakan segmen populasi yang paling rentan terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air (water borne diseases), kebersihan diri dan lingkungan. Dengan demikian, rumah tangga yang memiliki balita akan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah sanitasi dibandingkan rumah tangga yang tidak memiliki balita. Sementara, indikator yang terkait dengan status rumah, seperti kepemilikan dan juga ketersediaan kamar yang disewakan diperlukan untuk memperkirakan potensi partisipasi warga dalam pengembangan program sanitasi. Mereka yang menempati rumah atau lahan yang tidak dimilikinya diduga kuat memiliki rasa memiliki (sense of ownership) yang rendah. Mereka cenderung tidak peduli dengan lingkungan sekitar termasuk pemeliharaan fasilitas sanitasi ataupun kebersihan lingkungan. Sebaliknya, mereka yang menempati rumah atau lahan yang dimilikinya sendiri akan cenderung memiliki rasa memiliki yang lebih tinggi. Responden dalam studi EHRA adalah ibu atau perempuan yang telah menikah atau cerai atau janda yang berusia 18 sampai dengan 65 tahun.dilihat dari kelompok umur responden, 0,7% responden masih dibawah 20 tahun.4% responden berumur antara tahun.9,9% berumur antara tahun.13,9% responden berumur tahun.16,4% berumur tahun.16,6% responden berumur tahun.serta 38,6% responden yang berumur diatas 45 tahun Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah tamatan SMA dan SMK yaitu 43,1%, tamat SD sebesar 20,3%, tamat SMP sebesar 19,7% dan ada juga yang tidak sekolah formal sebesar 3,5%. selebihnya 13,4% adalah responden dengan jenjang Pokja Sanitasi Kota Makassar 17

18 pendidikan perguruan tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai informasi responden tercantum dalam tabel 3.1. Pokja Sanitasi Kota Makassar 18

19 TABEL 3.1. INFORMASI RESPONDEN Bonto mara nnu Tama runan g matto angin MARISO MAMAJANG TAMALATE Kamp ung Maris Buya o ng Pana Lette Mario mbun gan Kunju ngma e Tamp arang Keke Samb ung Jawa Karan g Anyar Baji Mapp akasu nggu Bonto Pa'ba Paran Leban ttang g g Mam ajang Dala m Labua ng Baji Bonto Mand birae ala ng Maric aya Selat an Mam ajang Luar Baro mbon g Tanju ng Merd eka Macci ni Somb ala Balan g Baru Jonga ya Bong aya Pa'ba eng Manu Paran g Mang Baen g ruki Tamb ung asa Kelompok Umur Responden <= 20 tahun tahun tahun tahun tahun tahun > 45 tahun B2. Apa status dari rumah yang anda temmilik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluar Sewa Kontrak Milik orang tua Lainnya B3. Apa pendidikan terakhir anda? Tidak sekolah formal SD SMP SMA SMK Universitas/Akademi B4. Apakah ibu mempunyai Surat KeteraYa Tidak B5. Apakah ibu mempunyai Kartu AsuraYa Tidak B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya Tidak Pokja Sanitasi Kota Makassar 19

20 Pattu nuan Ende g Mala yu Baru WAJO BONTOALA UJUNGTANAH Mali Tomp Mali Timu Bonto Paran Barra Mali Bonto Bung Kondi Barra Butun Mam mong Gadd Wajo o mong ngan Baray Bonto ala Layan g ng mong ala a garen ng g pu an ong Baru Balan an Lomp a ala Paran g Layan Lomp an Tua Ejaya g Caddi Tua g Baru oa g g o Mala yu Pattin Ujung Tamal Tabar Totak Gusu galon Tanah abba ingan a ng g Kelompok Umur Responden <= 20 tahun tahun tahun tahun tahun tahun > 45 tahun B2. Apa status dari rumah yang anda temmilik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluarga lain Sewa Kontrak Milik orang tua Lainnya B3. Apa pendidikan terakhir anda? Tidak sekolah formal SD SMP SMA SMK Universitas/Akademi B4. Apakah ibu mempunyai Surat KeteraYa Tidak B5. Apakah ibu mempunyai Kartu AsuraYa Tidak B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya Tidak Pattin galoa ng Baru Camb aberu a Camb aya Pokja Sanitasi Kota Makassar 20

21 Bung Lemb Kaluk La'lat Rapp Tam aejab o uang ang ojawa mua eru Rapp okali ng TALLO PANAKUKKANG MANGGALA Ujung Kaluk Walapand Suwa Pana u Wala Buloa Tallo Lakka Kara Tama Karu Parop Pand Masal Karu Sinrij Pamp Panai Tello Boron Bangk Tama Mang mpua maun wisi an ngga mpu Bodo ng o ang e wisi ala ang kang Baru g ala ngapa gala ya ng g Utara Baru a Kelompok Umur Responden <= 20 tahun tahun tahun tahun tahun tahun > 45 tahun B2. Apa status dari rumah yang anda temmilik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluarga lain Sewa Kontrak Milik orang tua Lainnya B3. Apa pendidikan terakhir anda? Tidak sekolah formal SD SMP SMA SMK Universitas/Akademi B4. Apakah ibu mempunyai Surat KeteraYa Tidak B5. Apakah ibu mempunyai Kartu AsuraYa Tidak B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya Tidak Antan Batua g Pokja Sanitasi Kota Makassar 21

22 BIRINGKANAYA TAMALANREA Pacce rakan Daya g Pai Sudia ng Raya Sudia ng Bulur oken Untia g Tamal anrea Indah Tamal Tamal Kapas Paran anrea anrea a gloe Jaya Bira Kelompok Umur Responden <= 20 tahun tahun tahun tahun tahun tahun > 45 tahun B2. Apa status dari rumah yang anda temmilik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluarga lain Sewa Kontrak Milik orang tua Lainnya B3. Apa pendidikan terakhir anda? Tidak sekolah formal SD SMP SMA SMK Universitas/Akademi B4. Apakah ibu mempunyai Surat KeteraYa Tidak B5. Apakah ibu mempunyai Kartu AsuraYa Tidak B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya Tidak Pokja Sanitasi Kota Makassar 22

23 Gunu ng Sari Karun rung Mapp Kassiala Kassi RAPPOCINI MAKASSAR UJUNGPANDANG Mara Bara- Mara Bara- Bara- Macci Macci Pisan Bonto Banta- Balla Maric dekay Baray Bara- Mara Larian Tidun Buaka Rapp Maric dekay Baray Baray ni Macci ni Baran Lae- Mang g Lajan maki Banta paran aya a a Baray dekay g Losari g na ocini aya a a a Paran ni Gusu a Lae kura Selat giru o eng g Baru Selat Selat a a Bangi Utara Utara Timur g ng an an an Sawe Malo Bulog rigadi ku ading Baru ng Kelompok Umur Responden <= 20 tahun tahun tahun tahun tahun tahun > 45 tahun B2. Apa status dari rumah yang anda temmilik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluarga lain Sewa Kontrak Milik orang tua Lainnya B3. Apa pendidikan terakhir anda? Tidak sekolah formal SD SMP SMA SMK Universitas/Akademi B4. Apakah ibu mempunyai Surat KeteraYa Tidak B5. Apakah ibu mempunyai Kartu AsuraYa Tidak B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya Tidak Pisan g Utara Pokja Sanitasi Kota Makassar 23

24 3.2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Manusia setiap harinya menghasilkan sampah, baik itu sampah organik maupun anorganik. Sampah merupakan bahan sisa baik bahan-bahan yang tidak berguna lagi (barang bekas) maupun barang yang sudah tidak diambil bagian utamanya lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada kelestarian lingkungan. Sampah selalu menjadi permasalahan yang serius di kota-kota besar di Indonesia, apalagi kalau tidak ditangani secara serius. Secara umum kondisi kebersihan diberbagai kota di Indonesia masih jauh dibawah rata-rata kebersihan di negara lain. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya pendidikan yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini serta tidak dilakukannya penerapan sanksi hukum (pidana) dari Perda yang ada secara efektif. Bahkan mungkin masyarakat belum sepenuhnya mengetahui adanya ketentuan dalam penanganan sampah termasuk adanya sanksi hukum yang berlaku. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan persampahan mencakup : Peningkatan kelembagaan yang memungkinkan dilaksanakannya pengelolaan sampah secara lebih profesional dengan dukungan SDM ahli yang memadai serta dimungkinkannya kerjasama antar kota untuk melaksanakan pola penanganan sampah regional merupakan tantangan dalam era otonomi daerah. Demikian juga dengan perlunya pemisahan peran operator dan regulator. Penggalian sumber dana untuk investasi dan biaya O/M terutama dari pihak swasta yang harus sinergi dengan penerapan pola pemulihan biaya (cost recovery) secara bertahap merupakan tantangan yang harus segera dicarikan solusinya secara win-win. Program 3 R dan bank Sampah yang selama ini sulit dilakukan merupakan tantangan yang memerlukan kesungguhan terutama dalam masalah pendidikan dan penyuluhan. Lemahnya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah merupakan tantangan aparat hukum bagaimana penerapan perda dapat Pokja Sanitasi Kota Makassar 24

25 dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Seiring dengan berkembangnya Kota Makassar maka perkembangan penduduk Kota Makassar pun akan semakin meningkat. Hal tersebut tentu saja meningkatkan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. Persoalan pengelolaan sampah semakin rumit, serumit dinamika sosial penduduknya Akar persoalannya menjadi sistemik, di antara perilaku warga, aparat birokrasi, manajemen dan kebijakan pengelolaan sampah. Penumpukan sampah mulai dari selokan, kanal, TPS sampai TPA. Permasalahan sampah di Kota Makassar menjadi salah satu target serius Pemerintah Kota Makassar, hal ini dapat dilihat dari berbagai Program yang diluncurkan Walikota Makassar dalam menangani permasalahan sampah antara lain: a. Bank Sampah Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil pemilahan sampah tersebut nantinya akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau pengepul sampah. Manajemen bank sampah juga menggunakan sistem perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Nasabahnya pun biasanya berasal dari sekitar lokasi bank dan mendapatkan buku tabungan seperti layaknya menabung di bank. Di Kota Makassar, Pemerintah Kota bekerja sama dengan PT. Unilever cabang Makassar melakukan pengembangan program Bank Sampah. Saat ini ada sekitar 316 bank sampah yang tersebar di seluruh kelurahan, tetapi yang aktif baru sekitar 150 bank sampah. Berdasarkan Surat Edaran Nomor 660.1/137/S.Edar/BLHD/IX/2015 tentang Pengurangan Sampah, Pemerintah Kota Makassar juga mewajibkan para Kepala SKPD dan Dirut Perusahaan Daerah mengkoordinir dan memerintahkan staf dan tenaga kontrak melakukan pengurangan sampah dengan cara membuka rekening bank sampah dan menyetorkan sampah yang dapat didaur ulang ke bank sampah yang ada di sekitar tempat tinggalnya minimal 2,5 kg setiap bulan. Kewajiban tersebut menjadi salah satu prasyaratan administratif urusan kepegawaian Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kota Makassar. Pokja Sanitasi Kota Makassar 25

26 b. Makassarta Tidak Rantasa (Our Clean Makassar) Program Makassarta Tidak Rantasa (MTR) merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Persampahan. Kata rantasa penggunaannya sangat popular di segala lapisan masyarakat, terutama kalangan menengah bawah. Meskipun sebenarnya merupakan bahasa daerah bagi etnis Makassar, tapi penggunaannya sudah seperti bahasa Indonesia. Istilah ini mungkin digunakan untuk menunjang keefektifan program ini. Untuk mengimplementasikan kebijakan program Makassarta Tidak Rantasa Pemerintah Kota Makassar mengeluarkan Program Kerja Bakti (TNI/Polri, Jumat Bersih, Mabello dan Lisa). 1) Kerja Bakti bersama TNI/Polri Kerja bakti adalah kerja gotong royong tanpa upah (untuk kepentingan bersama). Kerja bakti bersama TNI/Polri dilaksanakan sebulan sekali atau dalam kondisi tertentu dilakukan berkali-kali, misalnya saat HUT TNI/Polri atau dalam kondisi darurat. 2) Program Jumat Bersih Kegiatan jumat bersih adalah kegiatan membersihkan lingkungan yang dilakukan secara rutin setiap hari jumat. Sebagai coordinator umum dan penanggung jawab yaitu kepala kecamatan dan coordinator pelaksana adalah lurah di mana tempat diadakannya Jumat Bersih. 3) Program Makassar Bersih Lorong-lorong (Mabello) Kegiatan membersihkan lorong-lorong dilakukan secara bergotong royong oleh warga setempat, atau dilakukan oleh warga yang tinggal di lorong sekurang-kurangnya di depan rumahnya masing-masing, sebagai penanggung jawab adalah kepala kelurahan, koordinator pelaksana masing-masing ketua RW/RT. 4) Program Lihat Sampah Ambil (LISA) LISA merupakan program pemerintah Kota Makassar dengan tujuan menggugah atau mengajak bagaimana masyarakat apabila melihat sampah langsung dipungut dan dibuang di tempat sampah. Ini diharapkan menjadi slogan dan diharapkan menjadi budaya di tengah-tengah masyarakat. Pokja Sanitasi Kota Makassar 26

27 c. Truk Angkutan Sampah Kita (Tangkasaki ) Di Makassar pengangkutan sampah tak hanya mengunakan truk, tetapi mobil boks yang biasa di sebut Tangkasaki, yang merupakan kependekan dari Truk Angkutan Sampah Kita. Dalam bahasa Makassar, Tangkasaki berarti bersihkan. Desain mobil Tangkasaki cukup elegan dengan warna yang menyala. Mobil ini didesain dengan bak yang tertutup, maka tidak ada lagi sampah tumpah dan berserakan saat pengangkutan dengan daya muat lebih besar daripada sampah biasa. Kelengkapan mobil ini adalah dilengkapi dengan rotater dan Global Positioning System (GPS) sehingga mobil ini dapat dikontrol operasionalnya. Ini untuk mendukung kinerja dengan konsep smart city, selain memiliki bak yang lebih besar yang dapat mengangkut sekitar 6 m 3 juga dilengkapi dengan jet jump sehingga bisa langsung dibersihkan setelah digunakan. Keunggulan lain bak tertutup sehingga pengguna jalan tidak lagi terganggu dengan aroma tidak sedap. Bak sampahnya pun terbut dari aluminium sehingga tidak mudah keropos serta memiliki sirine dan alat pemutar music untuk mengedukasi Makassarta Tidak Rantasa (MTR). d. Sampah Tukar Beras masyarakat bersama bahu membahu wujudkan Pemerintah Kota Makassar memberlakukan program sampah ditukar dengan beras di UPTD bank sampah pusat. Program ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah di wilayah Kota Makassar yang terus meningkat setiap harinya termasuk mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan sesuai program MTR. e. Program pengembangan kapasitas dan partisipasi masyarakat melalui: Edukasi pengembangan produksi yang ramah lingkungan (daur ulang) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup Penyusunan profil bank sampah Koordinasi pengawasan pengelolaan sampah f. Program Pembangunan TPA Berbintang Lima Rencana Pembangunan TPA berbintang Lima akan dibangun di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala yang ditunjang oleh berbagai sarana dan prasarana misalnya mesin pengolahan limbah untuk industri kecil Pokja Sanitasi Kota Makassar 27

28 masyarakat, akses jalan utama jalur dua, juga terdapat bank sampah induk dan waste energy (pembangkit listrik dari gas sampah) dan sebagainya. Berikut table hasil Study EHRA untuk pengolahan persampahan di masing masing kecamatan di Kota Makassar: Pokja Sanitasi Kota Makassar 28

29 TABEL 3.2 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN MARISO VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR Bontomarannu Tamarunang Mattoangin Kampung Buyang KELURAHAN Mariso Lette Mario Panambungan Kunjungmae Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 29

30 TABEL 3.3 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN MAMAJANG VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR Tamparang Keke Sambung Jawa Karang Anyar Baji Mappakasunggu KELURAHAN Pa'battang Parang Bonto Lebang Mamajang Dalam Labuang Baji Bontobiraeng Mandala Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Maricaya Selatan Mamajang Luar VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR TABEL 3.4 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN TAMALATE Barombong Tanjung Merdeka Maccini Sombala Pokja Sanitasi Kota Makassar 30 KELURAHAN Balang Baru Jongaya Bongaya Pa'baeng Baeng Manuruki Parang Tambung Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Mangasa

31 TABEL 3.5 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN RAPPOCINI VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR KELURAHAN Gunung Sari Karunrung Mappala Kassi-Kassi Bontomakio Tidung Banta- Bantaeng Buakana Rappocini Ballaparang Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu TABEL 3.6 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN MAKASSAR VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR Maricaya Maricaya Baru Maradekaya Selatan Bara-Baraya Selatan Bara-Baraya Maradekaya KELURAHAN Maradekaya Utara Bara-Baraya Utara Bara-Baraya Timur Maccini Parang Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Maccini Maccini Gusung Barana Lariang Bangi Pokja Sanitasi Kota Makassar 31

32 TABEL 3.7 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN UJUNGPANDANG VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Lae-Lae Losari Mangkura Pisang Selatan Lajangiru Sawerigading Maloku Bulogading Baru Pisang Utara C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu TABEL 3.8 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN WAJO VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR Pokja Sanitasi Kota Makassar 32 KELURAHAN Pattunuang Ende Malayu Baru Malayu Butung Mampu Malimongan Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Malimongan Tua

33 TABEL 3.9 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN BONTOALA VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR Gaddong Wajo Baru Tompo Balang Malimongan Baru Timungan Lompoa KELURAHAN Baraya Bontoala Bontoala Parang Bontoala Tua Bunga Ejaya Layang Parang Layang Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu TABEL 3.10 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN UJUNGTANAH VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR Kondigareng Barrang Caddi Barrang Lompo KELURAHAN Ujung Tanah Tamalabba Tabaringan Totaka Pattingalong Gusung Pattingaloang Baru Cambaberua Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Cambaya Pokja Sanitasi Kota Makassar 33

34 TABEL 3.11 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN TALLO VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR KELURAHAN Bungaejaberu Lembo Kalukuang La'latang Rappojawa Tammua Rappokaling Wala-Walaya Ujungpandan Baru Suwangga Panampu Kaluku Bodoa Buloa Tallo Lakkang Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu TABEL 3.12 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN PANAKUKKANG VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 34

35 TABEL 3.13 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN MANGGALA VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Borong Bangkala Tamangapa Manggala Antang Batua C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu TABEL 3.14 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN BIRINGKANAYA VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Paccerakang Daya Pai Sudiang Raya Sudiang Bulurokeng Untia C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 35

36 TABEL 3.15 PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN TAMALANREA VARIABEL C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? INDIKATOR Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya KELURAHAN Tamalanrea Kapasa Parangloe Bira Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 36

37 GAMBAR 3.1 GRAFIK PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA MAKASSAR Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Berdasarkan hasil study EHRA,pengolahan sampah tingkat rumah tangga sudah terbilang baik yaitu sekitar 82% masyarakat kota Makassar mengumpulkan dan membuang sampahnya ke TPS.Hal ini disebabkan keseriusan dari pemerintah Kota Makassar sendiri yang rutin mengangkut sampah masyarakat setiap hari.namun ternyata masih ada saja masyarakat yang membuang sampah ke sungai/kanal maupun ke drainase lingkungan,sehingga apabila musim hujan tiba sering terjadi banjir diakibatkan saluran menjadi tersumbat. Pokja Sanitasi Kota Makassar 37

38 GAMBAR 3.2 GRAFIK CARA PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA MAKASSAR Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Untuk cara pengolahan sampah,berdasarkan hasil study EHRA 88% masyarakat kota Makassar mengumpulkan dalam keranjang sampah. Namun sebagian Rumah Tangga (RT) masih mengelola sampah rumah tangganya dengan dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk yakni sebesar 3%, dibuang ke sungai/kali/laut/danau sebesar 1%,langsung dibakar sebesar 2% dan dibiarkan saja sebesar 1%. Pokja Sanitasi Kota Makassar 38

39 GAMBAR 3.3 GRAFIK PERSENTASE PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA MAKASSAR Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Untuk Pemilahan sampah sendiri,masih sangat dibawah harapan yaitu hanya sekitar 11% masyarakat kota Makassar melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga.hal ini masih menjadi masalah yang serius yang harus segera diselesaikan,dikarenakan dengan tidak dilakukannya pemilahan sampah di tingkat rumah tangga umur TPA menjadi pendek akibat semua sampah rumah tangga masuk ke TPA. Pokja Sanitasi Kota Makassar 39

40 3.3. Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia dan lumpur tinja Pertumbuhan penduduk Indonesia yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan memberikan dampak yang sangat serius terhadap daya dukung lingkungan.dampak tersebut harus disikapi dengan tepat,khususnya dalam pengelolaan air limbah.oleh karena kenaikan jumlah penduduk akan meningkatkan konsumsi pemakaian air minum/bersih yang berdampak pada peningkatan jumlah air limbah. Pembuangan air limbah tanpa melalui proses pengolahan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan,khususnya terjadinya pencemaran pada sumber-sumber air baku baik air permukaan maupun air tanah.pengelolaan air limbah memerlukan sarana dan prasarana penyaluran dan pengolahan.pengolahan air limbah permukiman dapat ditangani melalui system setempat (on site) maupun system terpusat (off site). Sub bidang Air Limbah pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal waste water) yang terdiri atas limbah domestik (rumah tangga) yang berasal air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Profil pengelolaan limbah Kota Makassar pada dasarnya adalah untuk mengetahui sejuah mana proses yang telah dilakukan selama ini. Air limbah yang dihasilkan umumnya bersumber dari air limbah rumah tangga, industri dan beberapa fasilitas. Proses pengelolaannya dilakukan dengan menggunakan truk pengangkut/penghisap limbah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan Kota Makassar sedangkan air limbah yang dihasilkan oleh industri sejauh ini telah memiliki wadah (penampungan) yang dilakukan oleh masing-masing unit industri. Sistem pengolahan Air Limbah di Kota Makassar dengan sistem on site (penanganan setempat) yang terbagi atas : a. Pengelolaan oleh masyarakat/rumah tangga, dengan membuat jamban keluarga dan septicktank sendiri. b. Pengelolaan oleh pemerintah, tetapi terbatas pada prasarana untuk tempat umum dengan membuat MCK umum dan septick tank komunal. Pokja Sanitasi Kota Makassar 40

41 c. Kota Makassar saat ini telah memiliki sistem pembuangan air limbah terpusat, akan tetapi fungsinya belum optimal dari kapasitas yang ada saat ini berupa bangunan intalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) penanganan pembuangan air limbah sebagian besar dilakukan secara individual oleh masyarakat dengan membuat jamban keluarga dan septictank. Untuk mengetahui system pengelolaan air limbah di Kota Makassar,dapat di jelaskan pada table berikut ini: Pokja Sanitasi Kota Makassar 41

42 Tabel 3.16 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN MARISO VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR Bontomarannu Tamarunang Mattoangin Kampung Buyang KELURAHAN Mariso Lette Mario Panambungan Kunjungmae Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 42

43 Tabel 3.17 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN MAMAJANG VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR Tamparang Keke Sambung Jawa Karang Anyar Baji Mappakasunggu KELURAHAN Pa'battang Parang Bonto Lebang Mamajang Dalam Labuang Baji Bontobiraeng Mandala Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Maricaya Selatan Mamajang Luar Pokja Sanitasi Kota Makassar 43

44 Tabel 3.18 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN TAMALATE VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR Barombong Tanjung Merdeka Maccini Sombala KELURAHAN Balang Baru Jongaya Bongaya Pa'baeng Baeng Manuruki Parang Tambung Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Mangasa Pokja Sanitasi Kota Makassar 44

45 Tabel 3.19 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN RAPPOCINI VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR Maricaya Maricaya Baru Maradekaya Selatan Bara-Baraya Selatan Bara-Baraya Maradekaya KELURAHAN Maradekaya Utara Bara-Baraya Utara Bara-Baraya Timur Maccini Parang Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Maccini Maccini Gusung Barana Lariang Bangi Pokja Sanitasi Kota Makassar 45

46 Tabel 3.20 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN MAKASSAR VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR Maricaya Maricaya Baru Maradekaya Selatan Bara-Baraya Selatan Bara-Baraya Maradekaya KELURAHAN Maradekaya Utara Bara-Baraya Utara Bara-Baraya Timur Maccini Parang Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Maccini Maccini Gusung Barana Lariang Bangi Pokja Sanitasi Kota Makassar 46

47 Tabel 3.21 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN UJUNGPANDANG VARIABEL INDIKAT OR KELURAHAN Lae-Lae Losari Mangkura Pisang Selatan Lajangiru Sawerigading Maloku Bulogading Baru Pisang Utara A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 47

48 Tabel 3.22 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN WAJO VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR KELURAHAN Pattunuang Ende Malayu Baru Malayu Butung Mampu Malimongan Malimongan Tua Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 48

49 Tabel 3.23 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN BONTOALA VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR Gaddong Wajo Baru Tompo Balang Malimongan Baru Timungan Lompoa KELURAHAN Baraya Bontoala Bontoala Parang Bontoala Tua Bunga Ejaya Layang Parang Layang Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 49

50 Tabel 3.23 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN UJUNG TANAH VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR Kondigareng Barrang Caddi Barrang Lompo KELURAHAN Ujung Tanah Tamalabba Tabaringan Totaka Pattingalong Gusung Pattingaloang Baru Cambaberua Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Cambaya Pokja Sanitasi Kota Makassar 50

51 Tabel 3.24 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN TALLO VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR KELURAHAN Bungaejaberu Lembo Kalukuang La'latang Rappojawa Tammua Rappokaling Wala-Walaya Ujungpandan Baru Suwangga Panampu Kaluku Bodoa Buloa Tallo Lakkang Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 51

52 Tabel 3.25 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN PANAKUKKANG VARIABEL INDIKAT OR KELURAHAN Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 52

53 Tabel 3.26 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN MANGGALA VARIABEL INDIKAT OR KELURAHAN Borong Bangkala Tamangapa Manggala Antang Batua A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 53

54 Tabel 3.27 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN BIRINGKANAYA VARIABEL INDIKAT OR KELURAHAN Paccerakang Daya Pai Sudiang Raya Sudiang Bulurokeng Untia A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 54

55 Tabel 3.27 SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) DI KECAMATAN TAMALANREA VARIABEL A. Jamban pribadi B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter D. Ke sungai/pantai/laut E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got G. Ke lubang galian H. Lainnya I. Tidak tahu INDIKAT OR Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya KELURAHAN Tamalanrea Kapasa Parangloe Bira Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 55

56 GAMBAR 3.4 GRAFIK SARANA BUANG AIR BESAR (BAB) RUMAH TANGGA KOTA MAKASSAR Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Dari gambar 3.4 diatas dapat diketahui bahwa sekitar 94,2% masyarakat Kota Makassar telah menggunakan jamban pribadi.3,7% masih menggunakan MCK/WC umum.1,3% yang masih melakukan Buang air besar di sungai/pantai/laut. Pokja Sanitasi Kota Makassar 56

57 Tabel 3.28 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN MARISO VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR Bontomarannu Tamarunang Mattoangin Kampung Buyang KELURAHAN Mariso Lette Mario Panambungan Kunjungmae Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Tabel 3.29 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN MAMAJANG Tamparang Keke Sambung Jawa Karang Anyar Baji Mappakasunggu KELURAHAN Pa'battang Parang Bonto Lebang Mamajang Dalam Labuang Baji Bontobiraeng Mandala Maricaya Selatan Mamajang Luar Pokja Sanitasi Kota Makassar 57

58 Tabel 3.30 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN TAMALATE VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR Barombong Tanjung Merdeka Maccini Sombala KELURAHAN Balang Baru Jongaya Bongaya Pa'baeng Baeng Manuruki Parang Tambung Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Mangasa Tabel 3.31 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN RAPPOCINI VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR KELURAHAN Gunung Sari Karunrung Mappala Kassi-Kassi Bontomakio Tidung Banta- Bantaeng Buakana Rappocini Ballaparang Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 58

59 Tabel 3.33 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN MAKASSAR VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR Maricaya Maricaya Baru Maradekaya Selatan Bara-Baraya Selatan Bara-Baraya Maradekaya Maradekaya Utara KELURAHAN Bara-Baraya Utara Bara-Baraya Timur Maccini Parang Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Maccini Maccini Gusung Barana Lariang Bangi Tabel 3.34 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN UJUNGPANDANG VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Lae-Lae Losari Mangkura Pisang Selatan Lajangiru Sawerigading Maloku Bulogading Baru Pisang Utara D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 59

60 Tabel 3.35 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN WAJO VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR KELURAHAN Pattunuang Ende Malayu Baru Malayu Butung Mampu Malimongan Malimongan Tua Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Tabel 3.36 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN BONTOALA VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR Gaddong Wajo Baru Tompo Balang Malimongan Baru Timungan Lompoa KELURAHAN Baraya Bontoala Bontoala Parang Bontoala Tua Bunga Ejaya Layang Parang Layang Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 60

61 Tabel 3.37 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN UJUNGTANAH VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR Kondigareng Barrang Caddi Barrang Lompo KELURAHAN Ujung Tanah Tamalabba Tabaringan Totaka Pattingalong Gusung Pattingaloang Baru Cambaberua Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Cambaya Tabel 3.38 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN TALLO VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR KELURAHAN Bungaejaberu Lembo Kalukuang La'latang Rappojawa Tammua Rappokaling Wala-Walaya Ujungpandan Baru Suwangga Panampu Kaluku Bodoa Buloa Tallo Lakkang Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 61

62 Tabel 3.39 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN PANAKUKKANG VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Tabel 3.40 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN MANGGALA VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Borong Bangkala Tamangapa Manggala Antang Batua D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 62

63 Tabel 3.41 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN BIRINGKANAYA VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Paccerakang Daya Pai Sudiang Raya Sudiang Bulurokeng Untia D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Tabel 3.42 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA KECAMATAN TAMALANREA VARIABEL D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja? INDIKATOR Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya KELURAHAN Tamalanrea Kapasa Parangloe Bira Tangki septik Pipa sewer Cubluk/lobang tanah Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 63

64 GAMBAR 3.5 GRAFIK PENYALURAN AKHIR TINJA Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Dari gambar 3.5 diatas dapat diketahui bahwa 60,1% masyarakat kota Makassar telah menggunakan Tangki Septik.2,2 % yang telah menggunakan Pipa sewer (Ipal Komunal).dan masih sekitar 28,2% yang masih menggunakan cubluk/lobang tanah. GAMBAR 3.6 GRAFIK PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMPUNYAI SARANA PENGOLAHAN AIR LIMBAH SELAIN TINJA Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Pokja Sanitasi Kota Makassar 64

65 3.4. Drainase Lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir Hal-hal tersebut di atas membawa dampak rendahnya kemampuan drainase mengeringkan kawasan terbangun dan rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendalian banjir (sungai, polder-polder, pompa-pompa, pintu-pintu pengatur) untuk mengalirkan air ke laut. Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase yang berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma lama yang prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk lapangan, sumur-sumur resapan, penataan lansekap dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan memotong puncak banjir yang terjadi sehingga dimensi saluran lebih ekonomis, dapat juga membantu menambah sumber-sumber air baku. Penanganan drainase juga harus memakai pendekatan sistem, tidak secara parsial, parameter-parameter teknis ditentukan faktor alam setempat. Pertambahan penduduk yang semakin meningkat, terbatasnya kemampuan pemerintah, swasta dan masyarakat, serta tuntunan akan kawasan terbangun yang bersih dan sehat mengakibatkan kebutuhan dan pelayanan prasarana dan sarana drainase, harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Tantangan yang dihadapi antara lain : Mencegah terjadinya penurunan kualitas kawasan terbangun Melakukan optimalisasi fungsi pelayanan dan efisiensi terhapa prasarana dan sarana drainase yang sudah terbangun Melaksanakan peningkatan dan peningkatan dan pengembangan sistem yang ada serta pembangunan baru secara efektif dan efisien agar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah Pemerataan pembangunan bidang drainase dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional dan daerah setempat Menunjang terwujudnya lingkungan peumahan dan permukiman yang bersih dan sehat serta terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Beberapa hal yang perlu dierhatikan dalam pengembangan sistem penanganan darinase Kota Makassar antara lain : Pokja Sanitasi Kota Makassar 65

66 1. Peran Kota yang menjadi hinterland Kota Makassar dalam pengembangan wilayah yang terpadu (Metropolitan Mamminasata) 2. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kota Makassar, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi dan sebagainya 3. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan wawasan lingkungan 4. Logical Framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi penanganan drainase 5. Keterpaduan penanganan drainase dengan pengembangan sistem sektor lainnya dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurangkurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik 6. Memerhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia 7. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penanganan drainase bersangkutan 8. Sebagai suatu prasarana yang tidak saja penting bagi peningkatan kesehatan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem lingkungan. 9. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta 10. Kelembagaan yang menangani drainase 11. Investasi PS drainase dengan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan 12. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau pengelolaan sarana dan prasarana drainase, perlu dilakukan idenifikasi lebih lanjut. 13. Safeguard sosial dan lingkungan 14. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran. Dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan prasarana dan sarana perkotaan yang semakin berkembang dan meningkat di Kota Makassar, maka areal yang tadinya merupakan ruang terbuka dan secara tidak langsung menjadi daerah genangan terutama pada musim hujan, menyebabkan daya tampung drainase yang ada tidak lagi mempu menyalurkan air buangan berupa air hujan terutama jika kejadiannya bersamaan dengan naiknya air pasang maka akan menimbulkan banjir pada daerah kota. Berikut gambaran system drainase rumah tangga yang ada di kota Makassar: Pokja Sanitasi Kota Makassar 66

67 Tabel 3.43 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN MARISO VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? INDIKATOR Bontomarannu Tamarunang Mattoangin Kampung Buyang KELURAHAN Mariso Lette Mario Panambungan Kunjungmae Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 67

68 Tabel 3.44 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN MAMAJANG VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? INDIKATOR Tamparang Keke Sambung Jawa Karang Anyar Baji Mappakasungg u KELURAHAN Pa'battang Parang Bonto Lebang Mamajang Dalam Labuang Baji Bontobiraeng Mandala Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Maricaya Selatan Mamajang Luar Pokja Sanitasi Kota Makassar 68

69 Tabel 3.45 PERSENTAS RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN TAMALATE VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? INDIKATOR Barombong Tanjung Merdeka Maccini Sombala KELURAHAN Balang Baru Jongaya Bongaya Pa'baeng Baeng Manuruki Parang Tambung Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Mangasa Pokja Sanitasi Kota Makassar 69

70 Tabel 3.46 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN RAPPOCINI INDIKATOR KELURAHAN Gunung Sari Karunrung Mappala Kassi-Kassi Bontomakio Tidung Banta- Bantaeng Buakana Rappocini Ballaparang Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 70

71 Tabel 3.47 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN MAKASSAR VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? INDIKATOR Maricaya Maricaya Baru Maradekaya Selatan Bara-Baraya Selatan Bara-Baraya Maradekaya KELURAHAN Maradekaya Utara Bara-Baraya Utara Bara-Baraya Timur Maccini Parang Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Maccini Maccini Gusung Barana Lariang Bangi Pokja Sanitasi Kota Makassar 71

72 Tabel 3.48 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN UJUNGPANDANG VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Lae-Lae Losari Mangkura Pisang Selatan Lajangiru Sawerigading Maloku Bulogading Baru Pisang Utara Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 72

73 Tabel 3.49 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN WAJO VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? KELURAHAN INDIKATOR Malimongan Pattunuang Ende Malayu Baru Malayu Butung Mampu Malimongan Tua Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 73

74 Tabel 3.50 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN BONTOALA VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? INDIKATOR Gaddong Wajo Baru Tompo Balang Malimongan Baru Timungan Lompoa Baraya KELURAHAN Bontoala Bontoala Parang Bontoala Tua Bunga Ejaya Layang Parang Layang Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 74

75 Tabel 3.51 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN UJUNGTANAH VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? INDIKATOR Kondigareng Barrang Caddi Barrang Lompo KELURAHAN Ujung Tanah Tamalabba Tabaringan Totaka Pattingalong Gusung Pattingaloang Baru Cambaberua Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Cambaya Pokja Sanitasi Kota Makassar 75

76 VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? INDIKATOR Tabel 3.52 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN TALLO KELURAHAN Bungaejaberu Lembo Kalukuang La'latang Rappojawa Tammua Rappokaling Wala-Walaya Ujungpandan Baru Suwangga Panampu Kaluku Bodoa Buloa Tallo Lakkang Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 76

77 Tabel 3.53 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN PANAKUKKANG VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 77

78 Tabel 3.54 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN MANGGALA VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Borong Bangkala Tamangapa Manggala Antang Batua Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 78

79 Tabel 3.55 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN BIRINGKANAYA VARIABEL INDIKATOR KELURAHAN Paccerakang Daya Pai Sudiang Raya Sudiang Bulurokeng Untia Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 79

80 Tabel 3.56 PERSENTASE RUMAH TANGGA/LINGKUNGAN YANG PERNAH TERKENA BANJIR KECAMATAN TAMALANREA VARIABEL Apakah rumah yang ditempati saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Pada saat terakhir kali banjir, berapa tinggi air yang masuk ke dalam rumah Ibu? Pada saat terakhir kali banjir, berapa lama air banjir akan mengering? INDIKATOR Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya KELURAHAN Tamalanrea Kapasa Parangloe Bira Tidak pernah Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Setumit orang dewasa Setengah lutut orang dewasa Selutut orang dewasa Sepinggang orang dewasa Lebih tinggi dari orang dewasa Tidak tahu Kurang dari 1 jam Antara 1-3 jam Setengah hari Satu hari Lebih dari 1 hari Tidak tahu Pokja Sanitasi Kota Makassar 80

81 GAMBAR 3.7 GRAFIK PERSENTASE LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH YANG TERKENA BANJIR Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 GAMBAR 3.8 GRAFIK PERSENTASE TINGI MUKA AIR PADA SAAT BANJIR TERAKHIR Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Pokja Sanitasi Kota Makassar 81

82 GAMBAR 3.9 GRAFIK PERSENTASE LAMA AIR MENGERING PADA SAAT BANJIR TERAKHIR Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 GAMBAR 3.10 GRAFIK PERSENTASE GENANGAN AIR Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Pokja Sanitasi Kota Makassar 82

83 3.5. PENGELOLAAN AIR MINUM RUMAH TANGGA Peningkatan kebutuhan terhadap air minum rumah tangga sebagai akibat dari perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota makassar menuntut pihak pemerintah, masyarakat dan swasta untuk penyediaan kebutuhan air minum dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah pernduduk perkotaan. Keterbatasan manusia, produktifitas ekonomi, dan kualitas kota secara keseluruhan. Untuk Pengelolaan air minum rumah tangga akan menyajikan informasi mengenai pengelolaan air bersih dan minum bagi rumah tangga di Kota Makassar. Hal akan disurvey dalam pengambilan data ehra terdiri dari 2 (dua) hal utama, yakni : 1) sumber air 2) pengolahan, penyimpanan dan penanganan air yang baik dan aman. kedua aspek tersebut diatas ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkatan risiko kesehatan bagi anggota rumah tangga. Pengelolaan Air minum rumah tangga jenis sumber -sumber air bersih memiliki tingkat keamanan tersendiri, ada jenis-jenis sumber air minum yang secara gelobal dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng/pdam, sumur bor, sumur gali terlindung, mata air terlindungi dan air hujan ( yang ditangkap, dialirkan dan disimpang secara bersih dan terlindungi). Di lain pihak, terdapat sumber-sumber air yang memiliki risiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi patogen ke dalam tubuh manusia. Dia antaranya adalah, sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan, seperti air kolam, sungai, waduk ataupun danau. Suplai atau kuantitas air pun pemegang peranan para pakar higinitas global melihat suplai air yang memadai merupakan salah satu faktor yang mengurangi risiko terkena diare. Sejumlah studi menginformasikan bahwa mereka yang memiliki suplai air yang memadai cenderung memiliki risiko (tidak langsung) bagi terjadinya kesakitan kesakitan seperti diare. Pada suplai air, study ehra mempelajari kesulitan yang dialami rumah tangga dalam mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Kesulitan mendapatkan air diukur dari tidak tersediannya air dari sumber air minum utama. Data ini diperoleh dari pengakuan verbal responden dan hasilnya tertuang dalam table hasil ehra masing masing kecamatan dibawah ini:. Pokja Sanitasi Kota Makassar 83

84 TABEL 3.57 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN MARISO Variabel Indikator Bontomara nnu Tamarunang Mattoangin Kampung Buyang Kelurahan Mariso Lette Mario Panambun gan Kunjungmae Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Variabel Indikator TABEL 3.58 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI Tamparang Keke KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN MAMAJANG Sambung Jawa Karang Anyar Baji Mappakas unggu Pa'battang Parang Kelurahan Bonto Lebang Mamajang Dalam Labuang Baji Bontobiraen g Mandala Maricaya Selatan Mamajang Luar Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Pokja Sanitasi Kota Makassar 84

85 Variabel Indikator TABEL 3.59 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN TAMALATE Barombon g Tanjung Merdeka Maccini Sombala Balang Baru Jongaya Kelurahan Bongaya Pa'baeng Baeng Manuruki Parang Tambung Mangasa Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Variabel Indikator TABEL 3.60 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN RAPPOCINI Gunung Sari Kelurahan Karunrung Mappala Kassi-Kassi Bontomakio Tidung Banta- Bantaeng Buakana Rappocini Ballaparang Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Pokja Sanitasi Kota Makassar 85

86 TABEL 3.61 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN MAKASSAR Variabel Indikator Maricaya Maricaya Baru Maradeka ya Selatan Bara- Baraya Selatan Bara- Baraya Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Maradekaya Maradeka ya Utara Kelurahan Tidak pernah mengalami Bara- Baraya Utara Bara- Baraya Timur Maccini Parang Maccini Maccini Gusung Barana Lariang Bangi Variabel Indikator TABEL 3.62 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN UJUNGPANDANG Lae-Lae Losari Mangkura Pisang Selatan Kelurahan Lajangiru Sawerigading Maloku Bulogading Baru Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Pisang Utara Pokja Sanitasi Kota Makassar 86

87 Variabel Indikator TABEL 3.63 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN WAJO Pattunuang Ende Malayu Baru Kelurahan Malayu Butung Mampu Malimongan Malimongan Tua Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Variabel Indikator TABEL 3.64 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI Gaddong KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN BONTOALA Wajo Baru Tompo Balang Malimong an Baru Timungan Lompoa Baraya Kelurahan Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Bontoala Bontoala Parang Bontoala Tua Tidak pernah mengalami Bunga Ejaya Layang Parang Layang Pokja Sanitasi Kota Makassar 87

88 TABEL 3.65 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN UJUNG TANAH Variabel Indikator Kondigareng Barrang Caddi Barrang Lompo Ujung Tanah Kelurahan Tamalabba Tabaringan Totaka Pattingalong Gusung Pattingalo ang Baru Cambaberua Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Cambaya Tidak pernah mengalami TABEL 3.66 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN TALLO Variabel Indikator Bungaejaberu Lembo Kalukuang La'latang Rappojawa Tammua Rappokaling Kelurahan Wala- Ujungpand Walaya an Baru Suwangga Panampu Kaluku Bodoa Buloa Tallo Lakkang Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Pokja Sanitasi Kota Makassar 88

89 Variabel TABEL 3.67 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN PANAKUKKANG Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Variabel Indikator Kelurahan Tidak pernah mengalami Indikator TABEL 3.68 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN MANGGALA Kelurahan Borong Bangkala Tamangapa Manggala Antang Batua Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Pokja Sanitasi Kota Makassar 89

90 Variabel TABEL 3.69 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN BIRINGKANAYA Paccerakang Daya Pai Kelurahan Sudiang Raya Sudiang Bulurokeng Untia Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Variabel Indikator Tidak pernah mengalami Indikator TABEL 3.70 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM DI KECAMATAN TAMALANREA Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya Kelurahan Tamalanrea Kapasa Parangloe Bira Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami Pokja Sanitasi Kota Makassar 90

91 GAMBAR 3.11 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI KELANGKAAN AIR MINUM Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Gambar 3.11 diatas menunjukkan bahwa masih ada sekitar 14% masyarakat kota Makassar yang mengalami kelangkaan air minum.sedangkan yang tidak mengalami kelangkaan air sebanyak 86%.Hal ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah kota Makassar dalam mengatasi kelangkaan air yang dialami masyarakat,terutama pada saat musim kemarau. Pokja Sanitasi Kota Makassar 91

92 3.6. PRILAKU HIGIENE DAN SANITASI Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks,yang saling berkaiatan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri yang mempengaruhi derajat kesehatan baik kesehatan individu maupun derajat kesehatan masyarakat. Konsep hidup sehat menurut Hendrik.L Blum menjelaskan bahwa ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor genetik (keturunan), faktor lingkungan, faktor perilaku/gaya hidup (life style) dan faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) Diantara faktor tersebut, faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sulit ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Konsep H.L. Bloem Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Keturunan 4. Faktor Pelayanan Kesehatan 5. Status Kesehatan 6. \ Faktor Lingkungan - Fisik - Sosial Ekonomi - Budaya dsb Perilaku Ada pepatah yang mengatakan Men Sana In Corpore Sano, yang artinya dalam tubuh yang sehat, akan terdapat jiwa yang sehat. Akan tetapi masih banyak juga orang yang sakit dan biasanya karena pola hidup mereka sendiri yang kurang baik dan kebiasaan yang kurang baik. Dari aspek kesehatan masyarakat khususnya pola penyebaran penyakit menular seperti penyakit diare, typhus, flu burung, dsb. dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higiene sanitasi. Salah satu perilaku hygiene sanitasi Pokja Sanitasi Kota Makassar 92

93 adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Perilaku CTPS masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini disebabkasn perilaku tersebut masih sangat rendah, dimana baru 12% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, hanya 9% ibu-ibu yang mencuci tangan pakai sabun setelah membersihkan tinja bayi dan balita, sekitar 7% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan kepada bayi, 14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan. Hal tersebut sejalan dengan perilaku CTPS di Kota Makassar. Tabel di bawah ini merupakan persentase kebiasaan CTPS pada semua kecamatan dan kelurahan di Kota Makassar. Pokja Sanitasi Kota Makassar 93

94 TABEL 3.71 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN MARISO Variabel Indikator Bontomara nnu Tamarunang Mattoangin Kampung Buyang Kelurahan Mariso Lette Mario Panambun gan A. Sebelum ke toilet Tidak Kunjungmae Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 94

95 Variabel Indikator TABEL 3.72 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN MAMAJANG Tamparang Keke Sambung Jawa Karang Anyar Baji Mappakas unggu Pa'battang Parang Kelurahan Bonto Lebang Mamajang Dalam Labuang Baji Bontobiraen g Mandala Maricaya Selatan A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Mamajang Luar Pokja Sanitasi Kota Makassar 95

96 TABEL 3.73 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN TAMALATE Kelurahan Variabel Indikator Barombon g Tanjung Merdeka Maccini Sombala Balang Baru Jongaya Bongaya Pa'baeng Baeng Manuruki Parang Tambung Mangasa A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 96

97 Variabel Indikator TABEL 3.74 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN RAPPOCINI Kelurahan Gunung Sari Karunrung Mappala Kassi-Kassi Bontomakio Tidung Banta- Bantaeng Buakana Rappocini Ballaparang A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 97

98 TABEL 3.75 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN MAKASSAR Variabel Indikator Maricaya Maricaya Baru Maradeka ya Selatan Bara- Baraya Selatan Bara- Baraya Maradekaya Maradeka ya Utara A. Sebelum ke toilet Tidak Bara- Baraya Utara Bara- Baraya Timur Maccini Parang Maccini Maccini Gusung Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Kelurahan Ya Barana Lariang Bangi Pokja Sanitasi Kota Makassar 98

99 TABEL 3.76 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN UJUNGPANDANG Variabel Indikator Lae-Lae Losari Mangkura Pisang Selatan Kelurahan Lajangiru Sawerigading Maloku Bulogading Baru A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pisang Utara Pokja Sanitasi Kota Makassar 99

100 TABEL 3.76 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN WAJO Variabel Indikator Pattunuang Ende Malayu Baru Kelurahan Malayu Butung Mampu Malimongan A. Sebelum ke toilet Tidak Malimongan Tua Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 100

101 Variabel Indikator TABEL 3.77 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN BONTOALA Gaddong Wajo Baru Tompo Balang Malimong an Baru Timungan Lompoa Baraya Kelurahan Bontoala Bontoala Parang Bontoala Tua A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Bunga Ejaya Layang Parang Layang Pokja Sanitasi Kota Makassar 101

102 TABEL 3.78 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI UJUNGTANAH Variabel Indikator Kondigareng Barrang Caddi Barrang Lompo Ujung Tanah Kelurahan Tamalabba Tabaringan Totaka Pattingalong Gusung Pattingalo ang Baru Cambaberua A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Cambaya Pokja Sanitasi Kota Makassar 102

103 TABEL 3.79 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN TALLO Variabel Indikator Bungaejaberu Lembo Kalukuang La'latang Rappojawa Tammua Rappokaling Kelurahan Wala- Walaya Ujungpand an Baru Suwangga Panampu Kaluku Bodoa Buloa Tallo Lakkang A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 103

104 Variabel Indikator TABEL 3.80 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN PANAKUKKANG Kelurahan Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 104

105 TABEL 3.81 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN MANGGALA Variabel Indikator Kelurahan Borong Bangkala Tamangapa Manggala Antang Batua A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 105

106 Variabel TABEL 3.82 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN BIRINGKANAYA Indikator Paccerakang Daya Pai Kelurahan Sudiang Raya Sudiang Bulurokeng Untia A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 106

107 TABEL 3.83 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN TAMALANREA Variabel Indikator Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya Kelurahan Tamalanrea Kapasa Parangloe Bira A. Sebelum ke toilet Tidak Ya B. Setelah menceboki bayi/anak Tidak Ya C. Setelah dari buang air besar Tidak Ya D. Sebelum makan Tidak Ya E. Setelah makan Tidak Ya F. Sebelum memberi menyuapi anak Tidak Ya G. Sebelum menyiapkan masakan Tidak Ya H. Setelah memegang hewan Tidak Ya I. Sebelum sholat Tidak Ya J. Lainnya Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 107

108 GAMBAR 3.12 PERSENTASE CTPS DI BEBERAPA WAKTU PENTING Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Gambar 3.12 menunjukkan persentase tertinggi perilaku CTPS di beberapa waktu penting adalah pada saat sebelum makan sebesar 87,3% kemudian pada saat setelah BAB sebesar 85,9%. Sedangkan persentase terendah perilaku CTPS di beberapa waktu penting yaitu lainnya,kemudian pada sesat sebelum ke toilet sebesar 5,6%. Dengan perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakan air bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%. Dapat dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara lain karena mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunnya. CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling cost-effective jika dibanding dengan hasil yang diperolehnya. Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut: Pokja Sanitasi Kota Makassar 108

109 a. Sebelum makan b. Sebelum menyiapkan makanan c. Setelah buang air besar d. Setelah menceboki bayi/anak e. Setelah memegang unggas/hewan. Pokja Sanitasi Kota Makassar 109

110 6.1. KEJADIAN PENYAKIT DIARE Diare (bahasa Inggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang Diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya. Di Indonesia, Diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2007, diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai penyebab kematian semua umur dengan proporsi sebesar 3,5 persen. Sedangkan berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah Pneumonia dan TBC. Dari data tersebut, golongan usia yang paling banyak mengalami diare adalah balita dengan prevalensi sebesar 16,7 persen. Makassar merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia akan memungkinkan mobilitas penduduk dan urbanisasi meningkat, hal tersebut berdampak negatif pada kondisi lingkungan Kota Makassar dan perilaku masyarakatnya seperti dengan munculnya daerah kumuh atau pemukiman tidak sehat, keterbatasan sediaan air bersih di wilayah terentu pada musim hujan, pencemaran lingkungan yang cenderung meningkat, buruknya sanitasi kota sehingga berdampak pada rendahnya derajat kesehatan. Dari 10 Pola Penyakit penderita Rawat Jalan di puskesmas untuk semua golongan umur pada tahun 2014 dan tahun 2015, penyakit yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan adalah Penyakit pada Saluran Pernapasan Bagian Atas yang menduduki urutan pertama dan ke-dua, dan penyakit diare pada urutan ke-lima, dan urutan ke-empat. Beberapa faktor yang mempengaruhi Penyakit Diare di Kota Makassar adalah praktek pembuangan limbah rumah tangga, penggunaan air yang tidak memenuhi syarat, tidak laik hygiene dan sanitasi pada tempat pengelolaan makanan terutama pada pedagang kaki lima, pengelolaan pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat, serta perilaku masyarakat dalam mencuci tangan. Pokja Sanitasi Kota Makassar 110

111 Berbagai praktek perilaku masyarakat tidak pernah dipahami berakibat terhadap kesehatan mereka, antara lain membuang limbah disembarang tempat, membuang sampah ke sungai, pengendara mobil kadang membuang sampah ke jalanan, membiarkan sampah-sampah yang dapat menjadi sarung nyamuk dimana-mana, hal itu dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Sakit dirasakan setelah masuk rumah sakit, atau ketakutan terjadi kalau penyakit menjadi wabah. Pokja Sanitasi Kota Makassar 111

112 TABEL 3.84 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN MARISO Variabel Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare Indikator Bontomarannu Tamarunang Mattoangin Kampung Buyang Kelurahan Mariso Lette Mario Panambun gan Kunjungmae Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 112

113 TABEL 3.85 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN MAMAJANG Variabel Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare Indikator Tamparang Keke Sambung Jawa Karang Anyar Baji Mappakas unggu Pa'battang Parang Bonto Lebang Mamajang Dalam Labuang Baji Bontobiraen g Mandala Maricaya Selatan Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Kelurahan Mamajang Luar Pokja Sanitasi Kota Makassar 113

114 TABEL 3.86 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN TAMALATE Variabel Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare Indikator Barombong Tanjung Merdeka Maccini Sombala Balang Baru Jongaya Kelurahan Bongaya Pa'baeng Baeng Manuruki Parang Tambung Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Mangasa Pokja Sanitasi Kota Makassar 114

115 Variabel Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare Indikator TABEL 3.87 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN RAPPOCINI Gunung Sari Kelurahan Karunrung Mappala Kassi-Kassi Bontomakio Tidung Banta- Bantaeng Buakana Rappocini Ballaparang Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 115

116 TABEL 3.88 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN MAKASSAR Variabel Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare Indikator Maricaya Maricaya Baru Maradeka ya Selatan Bara- Baraya Selatan Bara- Baraya Maradekaya Maradeka ya Utara Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Kelurahan Bara- Baraya Utara Bara- Baraya Timur Maccini Parang Maccini Maccini Gusung Barana Lariang Bangi Pokja Sanitasi Kota Makassar 116

117 Variabel Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare Indikator TABEL 3.89 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN UJUNGPANDANG Lae-Lae Losari Mangkura Pisang Selatan Kelurahan Lajangiru Sawerigading Maloku Bulogading Baru Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pisang Utara Pokja Sanitasi Kota Makassar 117

118 TABEL 3.90 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN WAJO Variabel Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare Indikator Pattunuang Ende Malayu Baru Kelurahan Malayu Butung Mampu Malimongan Malimongan Tua Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 118

119 Variabel Waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare Indikator TABEL 3.91 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN BONTOALA Gaddong Wajo Baru Tompo Balang Malimong an Baru Timungan Lompoa Baraya Kelurahan Bontoala Bontoala Parang Bontoala Tua Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Bunga Ejaya Layang Parang Layang Pokja Sanitasi Kota Makassar 119

120 TABEL 3.92 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN UJUNGTANAH Variabel Indikator Kondigareng Barrang Caddi Barrang Lompo Ujung Tanah Kelurahan Tamalabba Tabaringan Totaka Pattingalong Gusung Pattingalo ang Baru Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Cambaberua Cambaya Pokja Sanitasi Kota Makassar 120

121 Variabel H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare Indikator TABEL 3.93 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN TALLO Bungaejaberu Lembo Kalukuang La'latang Rappojawa Tammua Rappokaling Kelurahan Wala- Walaya Ujungpand an Baru Suwangga Panampu Kaluku Bodoa Buloa Tallo Lakkang Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 121

122 Variabel H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare Indikator TABEL 3.94 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN PANAKUKKANG Kelurahan Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 122

123 Variabel H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare TABEL 3.95 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN MANGGALA Indikator Kelurahan Borong Bangkala Tamangapa Manggala Antang Batua Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 123

124 Variabel H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare TABEL 3.96 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN BIRINGKANAYA Indikator Paccerakang Daya Pai Kelurahan Sudiang Raya Sudiang Bulurokeng Untia Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 124

125 TABEL 3.97 PERSENTASE KEBIASAAN CTPS DI KECAMATAN TAMALANREA Variabel H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare Indikator Tamalanrea Indah Tamalanrea Jaya Kelurahan Tamalanrea Kapasa Parangloe Bira Hari ini Kemarin minggu terakhir bulan terakhir bulan terakhir bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah A. Anak-anak balita Tidak Ya B. Anak-anak non balita Tidak Ya C. Anak remaja laki-laki Tidak Ya D. Anak remaja perempuan Tidak Ya E. Orang dewasa laki-laki Tidak Ya F. Orang dewasa perempuan Tidak Ya Pokja Sanitasi Kota Makassar 125

126 GAMBAR 3.13 GRAFIK PERSENTASE WAKTU PALING DEKAT TERKENA DIARE Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 GAMBAR 3.14 GRAFIK PERSENTASE ANGGOTA KELUARGA YANG PERNAH TERKENA DIARE Sumber: Study Ehra kota Makassar 2016 Pokja Sanitasi Kota Makassar 126

127 6.2. INDEKS RESIKO SANITASI (IRS) TABEL 3.98 TABEL IRS KECAMATAN MARISO MARISO Variabel Bontomarannu Tamarunang mattoangin Kampung BuyanMariso Lette Mario Panambungan Kunjungmae 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TABEL 3.99 TABEL IRS KECAMATAN MAMAJANG MAMAJANG Variabel Tamparang Kek Sambung Jawa Karang Anyar Baji MappakasuPa'battang Parang Bonto Lebang Mamajang DalaLabuang Baji Bontobiraeng Mandala Maricaya Selatan Mamajang Luar 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT Pokja Sanitasi Kota Makassar 127

128 TABEL TABEL IRS KECAMATAN TAMALATE TAMALATE Variabel Barombong Tanjung MerdekMaccini SombalBalang Baru Jongaya Bongaya Pa'baeng BaengManuruki Parang TambunMangasa 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TABEL TABEL IRS KECAMATAN RAPPOCINI RAPPOCINI Variabel Gunung Sari Karunrung Mappala Kassi-Kassi Bontomakio Tidung Banta-BantaengBuakana Rappocini Ballaparang 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT Pokja Sanitasi Kota Makassar 128

129 TABEL TABEL IRS KECAMATAN MAKASSAR MAKASSAR Variabel Maricaya Maricaya Baru Maradekaya SelBara-Baraya SelBara-Baraya Maradekaya Maradekaya UtaBara-Baraya UtaBara-Baraya TimMaccini Parang Maccini Maccini Gusung Barana Lariang Bangi 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TABEL TABEL IRS KECAMATAN UJUNGPANDANG UJUNGPANDANG Variabel Lae-Lae Losari Mangkura Pisang Selatan Lajangiru Sawerigading Maloku Bulogading Baru Pisang Utara 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT Pokja Sanitasi Kota Makassar 129

130 TABEL TABEL IRS KECAMATAN WAJO WAJO Variabel Pattunuang Ende Malayu Baru Malayu Butung Mampu Malimongan Malimongan Tu 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TABEL TABEL IRS KECAMATAN BONTOALA BONTOALA Variabel Gaddong Wajo Baru Tompo Balang Malimongan BaTimungan LompBaraya Bontoala Bontoala ParangBontoala Tua Bunga Ejaya Layang Parang Layang 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT Pokja Sanitasi Kota Makassar 130

131 TABEL TABEL IRS KECAMATAN UJUNGTANAH UJUNGTANAH Variabel Kondigareng Barrang Caddi Barrang Lompo Ujung Tanah Tamalabba Tabaringan Totaka Pattingalong Gusung Pattingaloang BarCambaberua Cambaya 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TABEL TABEL IRS KECAMATAN TALLO TALLO Variabel Bungaejaberu Lembo Kalukuang La'latang Rappojawa Tammua Rappokaling Wala-Walaya Ujungpandan BaSuwangga Panampu Kaluku Bodoa Buloa Tallo Lakkang 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT Pokja Sanitasi Kota Makassar 131

132 TABEL TABEL IRS KECAMATAN PANAKUKKANG PANAKUKKANG Variabel Paropo Karampuang Pandang Masale Tamamaung Karuwisi Sinrijala Karuwisi Utara Pampang Panaikang Tello Baru 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TABEL TABEL IRS KECAMATAN MANGGALA MANGGALA Variabel Borong Bangkala Tamangapa Manggala Antang Batua 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT Pokja Sanitasi Kota Makassar 132

133 TABEL TABEL IRS KECAMATAN BIRINGKANAYA BIRINGKANAYA Variabel Paccerakang Daya Pai Sudiang Raya Sudiang Bulurokeng Untia 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TABEL TABEL IRS KECAMATAN TAMALANREA TAMALANREA Variabel Tamalanrea IndTamalanrea Jay Tamalanrea Kapasa Parangloe Bira 1. SUMBER AIR AIR LIMBAH DOMESTIK PERSAMPAHAN GENANGAN AIR PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT Pokja Sanitasi Kota Makassar 133

134 Berdasarkan Hasil EHRA yang dilaksanakan oleh Pokja AMPL kota Makassar pada tahun 2016 dapat diketahui bahwa: 1) Untuk sector air minum Indeks Resiko Sanitasi tertinggi berada di kelurahan Bara-Baraya Selatan yaitu sebesar 71. 2) Untuk sector air Limbah Domestik Indeks Resiko Sanitasi tertinggi berada di kelurahan Pabaeng- baeng yaitu sebesar 81%. 3) Untuk sector Persampahan Indeks Resiko Sanitasi tertinggi berada di kelurahan Lae-Lae yaitu sebesar 70. 4) Untuk sector Genangan Air Indeks Resiko Sanitasi tertinggi berada di kelurahan Tamamaung yaitu sebesar 93. 5) Untuk sector Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Indeks Resiko Sanitasi tertinggi berada di kelurahan Kassi-Kassi yaitu sebesar 60. Secara skala Kota Makassar Indeks Resiko Sanitasi (IRS) untuk kelima subsector berdasarkan hasil Study EHRA berada di kelurahan Barang Caddi yaitu sebesar 254.Untuk detailnya dapat dilihat pada gambar 3.15 Grafik IRS kota Makassar dibawah ini: Pokja Sanitasi Kota Makassar 134

135 gambar 3.15 Grafik IRS kota Makassar

BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MAKASSAR Jalan Jenderal Achmad Yani No. 2 Makassar

BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MAKASSAR Jalan Jenderal Achmad Yani No. 2 Makassar PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOM OR 2 TAHUN 2015 TE NTANG PE M BE NTUKAN KE L URAHAN M INASA UPA, KE L URAHAN BONTO DURI, KE L URAHAN BIRING ROM ANG, KE L URAHAN BITOW A, KE L URAHAN L AIKANG, KE L URAHAN

Lebih terperinci

BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MAKASSAR Jalan Jenderal Achmad Yani No. 2 Makassar

BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MAKASSAR Jalan Jenderal Achmad Yani No. 2 Makassar PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOM OR 3 TAHUN 2015 TE NTANG PE M BE NTUKAN KE CAM ATAN KE PUL AUAN SANGKAR R AN G ( L EMBARAN DAERAH K OTA MAK ASSAR NOMOR 3 TAHU N 20 15 ) BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR TAHUN 0 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA MAKASSAR

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA MAKASSAR PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 131 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN JEJARING KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

5.1. Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya

5.1. Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya 5. Indikasi Permasalahan Dan Opsi Pengembangan Sanitasi 5.1. Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utamanya 5.1.1. Study EHRA EHRA (Enveriommental Healt Risk Assessment) atau Penilaian Resiko Kesehatan

Lebih terperinci

Analisis Aksesibilitas Kendaraan Pribadi Menuju Kampus Universitas Negeri Makassar Gunungsari

Analisis Aksesibilitas Kendaraan Pribadi Menuju Kampus Universitas Negeri Makassar Gunungsari TUGAS AKHIR Analisis Aksesibilitas Kendaraan Pribadi Menuju Kampus Universitas Negeri Makassar Oleh : IRFAN D 111 07 088 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 ANALISIS AKSESIBILITAS

Lebih terperinci

Bab II Gambaran Umum Kota Makassar

Bab II Gambaran Umum Kota Makassar Bab II Gambaran Umum 2.1 Aspek Geografi dan Demografi merupakan salah satu pemerintahan kota dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

Umum Kec. Biringkanaya Kota Makassar

Umum Kec. Biringkanaya Kota Makassar LAMPIRAN III : KEPUTUSAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR : 821.24.607-2016 TANGGAL : 29 DESEMBER 2016 PANGKAT / ESE NO NAMA / NIP JABATAN LAMA JABATAN BARU KET GOL. RUANG LON 1 2 3 4 5 6 7 1 Drs. Muh. Amir A.Paelori

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN/KOTA SKPD VISI DAN MISI : MAKASSAR : KECAMATAN TAMALATE TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA DAN PROFESIONAL DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAH, PEMBANGUNAN, DAN KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 175.77 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 143 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 696,86

Lebih terperinci

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2012 TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN JUMLAH NO KECAMATAN WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH

Lebih terperinci

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1 Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geografis dan Demografis Kota Makassar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geografis dan Demografis Kota Makassar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Makassar 4.1.1 Geografis dan Demografis Kota Makassar Secara geografis Kota Makassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian selatan Sulawesi Selatan,

Lebih terperinci

PENCANANGAN KAMPUNG KB KECAMATAN RAPPOCINI

PENCANANGAN KAMPUNG KB KECAMATAN RAPPOCINI PENCANANGAN KAMPUNG KB 1. KECAMATAN RAPPOCINI Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Makassar kali ini melaksanakan kegiatan Pencanangan Kampung KB Tingkat Kota Makassar

Lebih terperinci

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN STUDI EHRA KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN

LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN LAPORAN STUDI EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN - 2014 D I S U S U N Kelompok Kerja

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH

LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH DISIAPKAN OLEH : POKJA SANITASI KABUPATEN

Lebih terperinci

V. ANALISIS BESARAN SISTEM PENTARIFAN

V. ANALISIS BESARAN SISTEM PENTARIFAN V. ANALISIS BESARAN SISTEM PENTARIFAN 6.1. Produksi Pergerakan Penduduk Produksi pergerakan penduduk dapat dianalisis berdasarkan besarnya biaya pokok dan biaya produksi dalam menghasilkan satu satuan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 ... PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2012 Dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa, Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar Bidang Jalan dan Jembatan mengumumkan rencana

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON

LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON LAPORAN PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KOTA CIREBON I. PENGANTAR EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015 LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015 POKJA SANITASI KABUPATEN TANAH DATAR 2015 Hasil Kajian Aspek Non Teknis dan Lembar Kerja Area Beresiko 1.1 Struktur Organisasi Daerah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 140/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 140/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 140/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pesatnya pembangunan perkotaan tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi berkembangnya kota tersebut tetapi juga menimbulkan dampak

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG KELOMPOK KERJA AIR MINUM & PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) Kota Bontang

Lebih terperinci

PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT AKIBAT ADANYA DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN 2010

PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT AKIBAT ADANYA DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN 2010 TAHUN 010 1 Pencemaran lingkungan oleh PT. Barawaja di. Kec. Panakkukang Kegiatan Reklamasi Buloa di Kec. Tello Pencemaran lingkungan oleh PT. Makassar Te ne di Kawasan Parangloe 4 Kasus penambangan Gol

Lebih terperinci

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR Ketentuan Lomba 1. Lomba terbuka bagi Rukun Tetangga dengan kriteria: a. Komplek perumahan b. Perumahan tidak teratur (Non- komplek perumahan) c. Permukiman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bantaeng, 7 Desember 2016 Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten Bantaeng Ketua, ABDUL WAHAB, SE, M.Si Sekretaris Daerah

KATA PENGANTAR. Bantaeng, 7 Desember 2016 Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten Bantaeng Ketua, ABDUL WAHAB, SE, M.Si Sekretaris Daerah KATA PENGANTAR Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health Risk Assessment (EHRA) adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko pada

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN SAMPANG Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Sampang Kabupaten Sampang 2013 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 13 22 Juli 2009 Lokasi : Makassar A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan Tabaringan berada di pinggiran utara Kota Makassar.

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014 LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA TERNATE TAHUN 2014 i KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya Buku Laporan Studi Environmental Health Risk Assessment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 42 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Makassar terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan pada koordinat 119 18 30.18 sampai 119 32 31.03 BT dan 5 00 30.18 sampai 5 14

Lebih terperinci

KATALOG BPS : 1101001.7371040 KECAMATAN MAKASSAR DALAM ANGKA Makassar In Figures 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR BPS-STATISTICS KOTA MAKASSAR KATA PENGANTAR Buku " KECAMATAN MAKASSAR DALAM ANGKA

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai akibat dari perkembangan penduduk, wilayah pemukiman, dan fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang berhubungan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG. Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA SABANG Kelompok Kerja Sanitasi Kota Sabang Kota Sabang November 2012 KATA PENGANTAR Bismillahiraahmanirrahim Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Pohuwato.

Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Pohuwato. BAB I PENDAHULUAN Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sampah masih merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemukiman, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT 1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : a) Usia Produktif

Lebih terperinci

I. Ringkasan. II. Analisis Masalah

I. Ringkasan. II. Analisis Masalah I. Ringkasan Home care merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien oleh tenaga medis pemerintah, sesuai dengan definisi Departemen Kesehatan (2002).Program ini dilakukan karena ada bagian

Lebih terperinci

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment)

LAPORAN. PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk Assessment) LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 LAPORAN PENILAIAN RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN/ EHRA (Environmental Health Risk KABUPATEN PASAMAN BARAT 2016 1 LAPORAN EHRA (Environmental Health Risk 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS KESEHATAN Jalan Jemursari No. 197 SURABAYA 60243 LAPORAN AKHIR (Bagian 1) STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA), KOTA SURABAYA TAHUN 2015 Dengan mengucapkan Puji

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, November 2011 TIM STUDI EHRA KOTA BONTANG. Laporan Studi EHRA Kota Bontang KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan perkenan-nya maka penyusunan laporan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kota Bontang ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

Lampiran Data Kota Makassar

Lampiran Data Kota Makassar Data Kota Makassar Lampiran 1. Panjang Jalan Arteri dan Kolektor Kawasan Aglomerasi Mamminasata (Km) No. Ruas Nama Ruas Ruas Arteri Kolektor 1 Kolektor 2 012 Pangkajene - Maros 15,84 15,84 012, 11k Jl.

Lebih terperinci

PENGAWAS SMA B I O D A T A 2 0 1 5 K O TA M A K A S S A R

PENGAWAS SMA B I O D A T A 2 0 1 5 K O TA M A K A S S A R PENGAWAS SMA B I O D A T A 2 0 1 5 K O TA M A K A S S A R DR. Heri Sugeng Waluyo, Drs., S.E., M.M. NIP: 19591104 198202 1 003 NUPTK: 1743 7376 3920 0052 TTL: Madiun, 04 November 1959 Rumpun Mata Pelajaran:

Lebih terperinci

RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Rapat POKJA Sanitasi

RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Rapat POKJA Sanitasi RISALAH RAPAT Menindaklanjuti Hasil Rapat POKJA Sanitasi Aula Lt. 3 BAPPEDA Kota Depok, Pimpinan Rapat : Ketua Panitia Rapat Tanggal : 4 Juli 2 Agenda : - Pembentukan Tim EHRA - Rencana Pelaksanaan Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh

Lebih terperinci

Zuhaelsi Zubir, ST.MT

Zuhaelsi Zubir, ST.MT Zuhaelsi Zubir, ST.MT Jakarta, 27 September 2016 KOTA MAKASSAR IPAL Losari IPLT Kota Makassar terletak antara 119º24'17'38 Bujur Timur dan 5º8'6'19 Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN 3.1. Enabling And Sustainability Aspect 3.1.1 Aspek Non Teknis 1) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Isu strategis aspek Kebijakan Daerah

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Bab ini merupakan milistone keempat penyusunan Buku Putih Sanitasi yang sangat penting bagi Kabupaten karena akan menetapkan prioritas wilayah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR KAJIAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : TAUFIK YOGA PANGARSO L2D 098 469 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2003 ABSTRAK Peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan RENCANA IMPLEMENTASI.1. Kondisi Kesiapan Pelaksanaan Bagian akhir dari Dokumen Memorandum Program sanitasi yakni pada Bab V yang membahas tentang rencana impelementasi kegiatatan Sarana fisik dan program

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemberdayaan dalam arti luas merupakan suatu tindakan untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional agar secara

Lebih terperinci

LAMPIRAN L.3 - B. PROPOSAL KERJASAMA CSR Program Makassar Bebas Sampah

LAMPIRAN L.3 - B. PROPOSAL KERJASAMA CSR Program Makassar Bebas Sampah LAMPIRAN L.3 - B PROPOSAL KERJASAMA CSR Program Makassar Bebas Sampah Latar Belakang M asalah persampahan di kota Makassar sudah menjadi masalah yang harus segera mendapatkan perhatian serius baik oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah. Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar

Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah. Profil Singkat Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Muatan Rencana Tata Ruang Wilayah 7 Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Tujuan Penataan Ruang Berdasarkan visi dan misi pembangunan Kota Makassar, maka tujuan penataan ruang wilayah kota Makassar adalah untuk

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

5.1. Area Beresiko Sanitasi

5.1. Area Beresiko Sanitasi 5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup

Lebih terperinci

Elsa Martini Jurusan PWK Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk Jakarta

Elsa Martini Jurusan PWK Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk Jakarta PENGARUH LOKASI TPS SAMPAH DI BAWAH JEMBATAN TERHADAP KEGIATAN MASYARAKAT DENGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UU RI & PERDA YANG TERKAIT DIDALAMNYA (STUDI KASUS KELURAHAN TANJUNG DUREN SELATAN) Elsa Martini

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

DINAS PEKERJAAN UMUM

DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KOTA MAKASSAR DINAS PEKERJAAN UMUM RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA Berdasarkan ketentuan dalam PERPRES 54 Tahun 2010, pasal 25 ayat (1), maka dengan ini Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya volume sampah di Surakarta telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaan sampah. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi

Lebih terperinci

1.2 Maksud. 1.3 Tujuan dan Manfaat. 1.4 Pelaksana Studi EHRA

1.2 Maksud. 1.3 Tujuan dan Manfaat. 1.4 Pelaksana Studi EHRA 1.1 Latar Belakang Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment / EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi sanitasi dan higinitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat diperbincangkan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat diperbincangkan baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat diperbincangkan baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia masalah sampah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik adalah material sintetis yang berupa senyawa polimer yang unsur utamanya adalah karbon dan hidrogen atau hidrokarbon. Sejak ditemukan material plastik maka

Lebih terperinci

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR INOVASI PELAYANAN LANGSUNG KUPAS TAS BERBASIS STAKEHOLDERS BAGI WARGA RENTAN DAN DISABILITAS 2017 INOVASI PELAYANAN LANGSUNG KUPAS TAS BERBASIS STAKEHOLDERS

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Mahasiswa: Monica Dewi Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono, Dipl.SE., MSc., PhD. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN (JTL)

Seminar Tugas Akhir. Mahasiswa: Monica Dewi Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono, Dipl.SE., MSc., PhD. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN (JTL) PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS KELURAHAN PUTAT, KECAMATAN TANGGULANGIN-SIDOARJO) Mahasiswa: Monica Dewi 3310 100 053 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea)

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea) Implementasi Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sempaja Utara Dan Kelurahan Sempaja Selatan Kota Samarinda Ghea Puspita Sari 1, Aji Ratna Kusuma 2, Rita Kalalinggi

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Percepatan Pembangunan Sanitasi 18 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari penyusunan Sanitasi Kabupaten Pinrang yang memaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA 5.1 Latar Belakang Program Setiap rumah tangga adalah produsen sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan TAHUN 2015 KABUPATEN NGAWI

LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan TAHUN 2015 KABUPATEN NGAWI PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. Teuku Umar No. 12 Ngawi Kode Pos 63211 Telp. (0351) 746709 Fax (0351) 745956 Email:Bappeda@ngawikab.go.id LAPORAN AKHIR STUDI EHRA (Environmental

Lebih terperinci

FORM 3 BAHAN PENYUSUNAN LKPJ WALIKOTA

FORM 3 BAHAN PENYUSUNAN LKPJ WALIKOTA FORM 3 BAHAN PENYUSUNAN LKPJ WALIKOTA 1. Bidang Keamanan dan Ketertiban PERMASALAHAN DAN SOLUSI DALAM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 URUSAN PERMASALAHAN SOLUSI 1. Kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan

Laporan Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan Laporan EHRA Kabupaten Pesisir Selatan Laporan Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan Kabupaten Pesisir Selatan Oktober 2011 Pokja Sanitasi Pesisir Selatan III - 21 DAFTAR ISI 1. PENGANTAR Hal 2 2. CATATAN

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci