BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gambaran Umum Komoditas Jeruk Keprok Jeruk (Citrus sp) merupakan salah satu genus dari family Rutaceae yang mempunyai nilai ekonomi paling tinggi. Keragaman genetik jeruk sangat tinggi yang ditunjukkan oleh tingginya jumlah unit taksonomi (spesies dan hibrida).poliembrioni, mutasi, dan keragaman fenotip menyebabkan identifikasi dan klasifikasi jeruk sulit dilakukan (Karsinah, dkk, 2002:8). Banyak terdapat koleksi plasma nuftah jeruk yang berasal dari varietas lokal dengan nama sesuai dengan daerah asalnya, atau kultivar yang sama dengan nama yang berbeda (Karsinah, dkk, 2002:8). Tanaman jeruk hampir menyebar diseluruh wilayah Indonesia. Jeruk merupakan buah yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar dan merupakan salah satu komoditas yang bernilai tinggi mengingat kontribusinya yang besar pada perekonomian nasional. Berdasarkan fungsinya jeruk dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu jeruk yang dikonsumsi segar, jeruk obat dan jeruk olahan (Simatupang, S, 2009:71). Jeruk yang dikonsumsi segar dan merupakan varietas unggul adalah jeruk siam madu dan jeruk keprok. Jeruk dapat tumbuh di dataran rendah (lahan basah) dan dataran tinggi pada ketinggian meter dpl dengan ph tanah yang sesuai antara 5-7,5 dengan ph maksimum 6. Jeruk juga dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis, 35 0 LS dan 35 0 LU. Curah hujan yang baik antara mm sampai mm per tahun.selama musim kering selama tiga bulan curah hujan diharapkan tetap ada sekitar 100 mm dengan kelembaban udara berkisar antara 70-80%. Agar tanaman jeruk dapat menghasilkan buah dengan kualitas yang baik maka perlu adanya sistem budidaya yang baik. Sistem budidaya yang baik terdiri dari pemilihan bibit bermutu, cara penanaman, pemeliharaan dari hama penyakit, pemupukan, pemangkasan dan penjarangan buah. Pemangkasan pucuk untuk mendapatkan buah yang bagus dapat dilakukan pada akhir musim hujan dengan harapan pada musim kemarau pohon akan berbunga. Pohon yang berbunga pada musim kemarau akan menghasilkan buah lebih banyak karena perpindahan serbuk sari tidak mengalami gangguan. Dan sebaliknya, apabila pucuk dipangkas pada musim kemarau maka pohon akan berbunga pada musim hujan. Karena berbunga pada musim hujan maka bunga akan gugur sehingga mengakibatkan kualitas buah kurang baik.

2 Jeruk keprok/jeruk siam cenderung berbuah lebat. Kondisi tersebut tidak selalu baik karena buah yang terlalu lebat akan mempengaruhi hasil produksi akhir, di samping itu buah yang terlalu lebat akan mempengaruhi kondisi buah pada musim berikutnya. Bahkan pohon jeruk yang berumur di bawah 4 tahun, bila berbuah terlalu lebat akan mempengaruhi kesehatan dan produktivitas pohon jeruk pada masa selanjutnya. Oleh karena itu perlu adanya penjarangan buah. Jeruk siam atau jeruk keprok dapat dipanen pada umur 6 8 bulan setelah bunga mekar. Saat panen, ciri-ciri fisiknya adalah kulit buahnya kekuning-kuningan (orange), buahnya tidak terlalu keras jika dipegang, bagian bawah buahnya agak empuk dan jika dijentik dengan jari bunyinya tidak nyaring lagi. Sortasi dan grading adalah tindakan yang dilakukan pada saat panen. Buah jeruk yang baru saja dipanen dibersihkan dari kotoran dan dipisahkan antara buah yang jelek dengan buah yang berkualitas baik. Selanjutnya jeruk dikelompokkan atas kelas-kelas tertentu (grading). Grading untuk buah jeruk siam dikelompokkan atas empat kelompok yaitu kelas A, B, C dan D. Kelas A adalah kelas buah jeruk siam/keprok yang mempunyai diameter ratarata 7,6 cm, atau sekitar 6 buah per kilogram. Kelas B adalah kelas buah jeruk yang mempunyai diameter 6,7 cm atau berisi sekitar 8 buah per kilogram. Kelas C adalah kelas buah jeruk dengan diameter 5,9 cm atau berisi sekitar 10 buah per kilogram. Sedangkan kelas D adalah kelas buah jeruk yang berdiameter 5,8 cm atau berisi sekitar buah per kilogram. 2. PREFERENSI KONSUMEN Preferensi konsumen adalah bagian dari perilaku konsumen yang menunjukkan tentang pilihan atau sikap konsumen suka atau tidak suka terhadap suatu produk, objek atau atribut ( Kotler, 1997 dalam Muzdalifah, 2012). Menurut Mankiw, dkk ( 2012: 463) preferensi konsumen adalah melihat cara konsumen membuat pilihan dengan menunjukkan kombinasi produk apa yang dapat dibeli konsumen dengan melihat pendapatan serta harga produk. Pilihan konsumen, bagaimanapun, tergantung tidak hanya pada batasan anggaran, tetapi juga pada preferensi konsumen atas kedua produk. Preferensi konsumen membuat konsumen memilih diantara berbagai bundel dua produk. Jika pemasar memawarkan dua bundel yang berbeda kepada konsumen, konsumen memilih bundel yang paling sesuai dengan seleranya. Jika kedua bundel sama-sama sesuai dengan

3 seleranya, ini artinya konsumen acuh tak acuh (indifferent) di antara kedua bundel/kombinasi tersebut. Kurva indiferen (indifference curve) menunjukkan bundel konsumsi yang membuat konsumen senang. Seperti yang digambarkan pada gambar 1 yang menunjukkan kurva indiferen dengan kombinasi dua produk yang membuat konsumen sama puasnya. Produk A Produk B kurva indiferen ( I 1) Gambar 1. Preferensi konsumen dipresentasikan dengan kurva indiferen Sumber : Mankiw, dkk ( 2012: 464) Pada gambar 1, preferensi konsumen dipresentasikan dengan kurva indiferen yang menunjukkan kombinasi dua barang yaitu barang A dan barang B yang memberikan kepuasan yang sama pada konsumen. Karena konsumen memilih lebih banyak jumlah satu produk, titik pada kurva indiferen yang lebih tinggi ( I 2 ) lebih dipilih daripada titik di kurva indiferen yang lebih rendah ( I 1 ). Tingkat substitusi marginal menunjukkan tingkat dimana konsumen bersedia untuk menukarkan produk A dengan produk B. Sekumpulan kurva indiferen konsumen memberikan peringkat lengkap atas preferensi konsumen. Konsumen merasakan kepuasan yang sama di titik manapun pada kurva indiferen manapun, tetapi konsumen lebih memilih beberapa kurva indiferen daripada yang lainnya. Karena konsumen menginginkan konsumsi yang banyak, kurva indiferen yang lebih tinggi lebih dipilih daripada kurva indiferen yang lebih rendah. Menurut Mankiw, dkk ( 2012: 465) preferensi konsumen yang ditunjukkan oleh kurva indiferen mempunyai empat karakteristik, yaitu : 1. Ciri 1 : kurva kurva indiferen yang lebih tinggi lebih dipilih daripada kurva yang lebih rendah. Konsumen biasanya lebih memilih lebih banyak jumlah suatu

4 barang. Preferensi untuk jumlah yang lebih banyak direfleksikan dalam kurva indiferen. Seperti yang ditunjukkan gambar 1, kurva indiferen yang lebih tinggi mempresentasikan lebih banyak barang daripada kurva indiferen yang lebih rendah. Dengan demikian, konsumen lebih memilih pada kurva indiferen yang lebih tinggi. 2. Ciri 2 : kurva-kurva indiferen miring ke bawah. Kemiringan kurva indiferen menunjukkan tingkat dimana konsumen bersedia untuk mengganti satu barang dengan barang lain. Pada banyak kasus, konsumen menyukai dua barang. Oleh karena itu, jika jumlah satu barang dikurangi, jumlah barang yang lain harus meningkat agar konsumen senang. 3. Ciri 3 : kurva-kurva indiferen tidak saling berpotongan. 4. Ciri 4: kurva indiferen melengkung ke dalam. Kemiringan kurva indiferen adalah tingkat substitusi marginalnya yaitu tingkat dimana konsumen bersedia untuk menukarkan satu barang dengan barang lainnya. 3. SIKAP KONSUMEN Konsep sikap konsumen merupakan salah satu konsep paling penting dalam studi perilaku konsumen. Para manajer harus membelanjakan uangnya untuk meneliti sikap konsumen terhadap produk serta merek, dan juga mengeluarkan uang yang besar dalam upaya mempengaruhi sikap-sikap konsumen melalui periklanan, promosi penjualan, dan jenis rayuan lainnya. Menurut Peter dan Olson (2014 : 130), sikap telah menjadi konsep kunci dalam psikologi selama lebih dari satu abad, dan paling tidak ada 100 definisi serta 500 cara pengukuran sikap yang telah diajukan. Formasi sikap konsumen dan perubahannya dapat dilihat pada diagram berikut : Objek sikap, sikap mempelajari predisposisi sikap, sikap mempunyai konsistensi dengan situasi

5 Apakah sikap itu Perub.&formasi sikap konsumen Struktur model sikap Tiga komponen model sikap model sikap multiatribut Komp. Cognitive Komp. Affective Komp.conative Formasi sikap Bgm. Sikap dipelajari, sumber formasi sikap, faktor personal Strategi perub.sikap Perub. Fungsi motivasi Fungsi utilitarian, fungsi pengetahuan Asosiasi produk dg special grup Perilaku konsumen Komp. Model multiatribut Perub kepercayaan thd merk pesaing Model elaborasi Afeksi Gambar dan kognisi 2 : Formasi konsumen sikap dan mengacu perubahannya pada (Agustina kedua jenis Shinta, respon 2011:1) mental yang ditunjukkan konsumen terhadap stimulus dan kejadian di sekitar mereka.. Afeksi (affect)mengacu pada tanggapan perasaan mengenai stimulus dan kejadian,misalnya menyukai atau tidak menyukai suatu produk (Peter dan Olson, 2014 : 21). Kognisi mengacu kepada hal yang mereka pikirkan seperti kepercayaan terhadap suatu produk. Kognisi lebih pada tanggapan mental atau pemikiran. Lebih jelasnya afeksi adalah keberadaan seseorang atau sesuatu yang dirasakan seseorang ( senang, marah, bosan). Orang dapat mengalami empat jenis tanggapan afektif : emosi, perasaan tertentu, suasana hati dan evaluasi.

6 Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan (Kotler, 2009 :166). Menurut Mangkunegara (2012 : 4), perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Ada dua kekuatan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu kekutan soisal budaya dan kekuatan psikologis. Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri (Mangkunegara, 2012 : 39). Pemasar harus dapat memahami teori dan realitas perilaku konsumen agar produk yang dipasarkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran.para pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilaku berbelanja serta perilaku pembelian pelanggan sasaran mereka.perilaku konsumen adalah tindakan perorangan dalam memperoleh, menggunakan serta membuang barang dan jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan sebelum menetapkan tindakan (Ginting, 2011:33). Secara analisis perilaku konsumen dapat dibedakan atas hal-hal yang mempengaruhi perilaku dan proses pengambilan keputusan. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli antara datangnya stimuli luar dan keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2009:176) model perilaku konsumen adalah model respon ransanganseperti yang ditunjukkan gambar 2. Psikologi konsumen Motivasi Rangsangan pemasaran Produk dan jasa Distribusi komunikasi Ransangan lain Ekonomi Teknologi Politik Persepsi Pembelajaran Memori Proses keputusan pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan Keputusan pembelian Pilihan merek Pilihan produk Pilihan penyalur Jumlah pembelian Waktu

7 Karakteristik konsumen Budaya, sosial, pribadi Gambar 3. Model perilaku konsumen Sumber : Kotler dan Keller (2009 : 178 ). Gambar 2 (dua)menggambarkan rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertenutu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian. Rangsangan pemasaran yang digambarkan pada gambar 2 terdiri dari produk dan jasa, harga, distribusi dan komunikasi. Rangsangan pemasaran dan rangsangan lain yang terdiri dari ekonomi, politik, teknologi dan budaya mempengaruhi psikologi konsumen dan karakteristik konsumen. Psikologi konsumen terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran dan motivasi. Sedangkan karakteristik konsumen dipengaruhi oleh budaya, sosial dan pribadi. Psikologi konsumen dan karakteristik konsumen akan mempengaruhi proses keputusan pembelian dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis kunci- motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori mempengaruhi respon konsumen secara fundamental ( Kotler dan Keller, 2009:177). Stimuli pemasaran lainnya Kotak hitam pembeli Tanggapan pembeli Produk ekonomi proses pilihan produk Harga teknologi Ciri Pembeli keputusan pilihan merek Tempat politik pembeli saat membeli Promosi budaya banyak belanja Gambar 4. Model perilaku konsumen Sumber : disalin dan disesuaikan dari Kotler dan Armstrong (1996)dalam Ginting (2011:34).

8 Pada gambar 3 (tiga) memperlihatkan stimuli (rangsangan) pemasaran dan stimuli lainnya masuk ke kotak hitam pembeli dan menghasilkan tanggapan-tanggapan tertentu. Pemasar harus mempertimbangkan apa yang ada dalam kotak hitam pembeli ini. Stimuli pemasaran terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi. Adapun stimuli lain yang tergolong kekuatan adalah lingkungan konsumen : ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua masukan ini masuk ke kotak hitam pembeli, dimana semua berubah menjadi tanggapan pembeli yang terlihat : pilihan produk, pilihan merek, saat pembelian dan banyaknya pembelian.pemasar ingin mengerti bagaimana stimuli diubah menjadi tanggapan di dalam kotak hitam pembeli, yang terdiri dari dua bagian.pertama, ciri pembeli yang memyebabkan pembeli menerapkan, menerima dan bereaksi terhadap stimuli.kedua, proses keputusan itu sendiri yang mempengaruhi pembeli. Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, personal dan psikologi seperti yang terlihat pada gambar 4.Jelas bahwa pemasar tidak dapat mempengaruhi sebagian besar faktor tersebut, tetapi mereka harus memperhitungkannya. Budaya Sosial Personal Psikologi Subbudaya Kelas sosial Grup rujukan Keluarga dan status Umur dan daur hidup,kedudukan,keadaan ekonomi,gaya hidup, kepribadian,kons ep diri Motivasi,per- sepsi,belajar, kepercayaan dan sikap pembeli Gambar5 : Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Sumber : Kotler dan Armstrong (1997) dalamginting (2011:34) Kebudayaan memiliki pengaruh paling luas dan dalam kepada perilaku konsumen.kebudayaan adalah pembentuk yang paling dasar dari keinginan dan perilaku orang.setiap budaya memiliki subbudaya yang lebih kecil atau kelompok orang yang merasa menjadi bagian suatu sistem nilai atas dasar kesamaan pengalaman dan keadaan hidup bersama.subbudaya mencakup kelompok nasionalitas, keagamaan, kesukuan dan kewilayahan. Menurut Abdullah dan Tantri ( 2013: 114) kelas sosial adalah divisi atau

9 kelompok yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarkis dan anggota-anggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang mirip. Faktor sosial dalam perilaku konsumen dibedakan menjadi kelompok rujukan, keluarga, peran dan status. Faktor personal dalam perilaku konsumen dipengaruhi oleh sifat personal seperti umur dan tingkat daur hidup, kedudukan, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri. Faktor psikologi dalam perilaku konsumen dipengaruhi oleh motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap. Pada prinsip-prinsip pemasaran, sikap merupakan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang secara konsisten menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau gagasan.sikap menempatkan orang pada kerangka berpikir tentang menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauh dari hal itu. Maka kreatifitas dan ekspresi diri adalah diantara hal-hal terpenting di dunia. Sikap sulit berubah. Sikap seseorang membentuk sebuah pola, dan mengubahnya membutuhkan banyak penyesuaian yang sulit dalam sikap-sikap lainnya. Jadi, perusahaan sebaiknya mencoba mencocokkan produknya kedalam sikap yang nyata tanpa mengubahnya. Sikap (attitude) adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan respon secara konsisten terhadap suatu objek yang diberikan, seperti halnya suatu merk. Sikap tergantung pada sistem nilai dari seorang individu yang mewakili standar pribadi tentang baik dan buruk, benar dan salah, dan seterusnya, oleh karena itu sikap cenderung lebih tahan lama dan kompleks dibandingkan dengan kepercayaan ( Agustina Shinta, 2011:3). Sikap (attitude) sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi merupakan tanggapan pengaruh pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem afektif maupun kognitif. Sikap (Attitude) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (beliefe) dan perilaku (behavior). Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya.

10 Pengetahuan konsumen sangat terkait dengan pembahasan sikap karena pengetahuan konsumen. Kepercayaan konsumen atau pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut dan berbagai manfaat dari atribut tersebut. Para pemasar harus mengetahui atribut-atribut yang diketahui konsumen dan atribut-atribut yang digunakan sebagai evaluasi produk tersebut. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu produk kepada konsumen. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen, karena itu kepercayaan suatu produk berbeda diantara konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2009:179) persepsi adalah proses memilih, mengatur dan menterjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita. Dalam pemasaran, persepsi penting karena mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Karakteristik sikap (Agustina Shinta, 2011:3) 1. Sikap Memiliki Obyek Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan obyek, obyek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya. 2. Konsistensi Sikap Sikap gambaran perasaan dari seseorang konsumen dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap mempunyai konsistensi dengan perilaku. Perilaku seseorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya. 3. Sikap Positif, Negatif, dan Netral Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif) atau tidak menyukai minuman alkohol (sikap negatif) atau bahkan ia tidak memiliki sikap- sikap netral. Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari sikap. 4. Intensitas Sikap Sikap seseorang konsumen terhadap suatu merek akan bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang sangat begitu menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat

11 kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extremity dari sikap. 5. Resistensi Sikap (resistance) Resistensi adalah seberapa besar sikap konsumen bisa berubah. Pemasar penting mengetahui sikap konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran ofensif bisa diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat resisten terhadap suatu produk. 6. Persistensi Sikap (Persistance) Persistensi adalah analisis sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah dengan berlalunya waktu. Misalnya seseorang tidak menyukai produk buah tertentu (sikap negative), seiring dengan berjalannya waktu mungkin dia akan berubah sikap menyukai produk buah tersebut. 7. Keyakinan Sikap (confidence) Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya. Misalnya sikap konsumen terhadap produk yang sudah lama digunakan akan lebih tinggi dibandingkan sikap konsumen terhadap produk baru yang masih asing. 8. Sikap dan Situasi Sikap seorang terhadap suatu obyek seringkali muncul dalam konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Pembentukan Dan Perubahan Sikap Pembentukan sikap memerlukan pemahaman proses pembelajaran, melalui classical conditioning, instrumental conditioning, cognitive learning theory dan observational learning. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain : a) Pengalaman Pribadi b) Pengaruh Keluarga Dan Teman-Teman c) Direct Marketing d) Media Masa e) Karakteristik individu Perubahan sikap mempunyai esensi yang sama dengan pembentukan sikap. Namun, karena sudah ada sikap sebelumnya, maka proses transisi kepada sikap baru, lebih baik digunakan istilah perubahan sikap. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap sama dengan pembentukan sikap. Sikap konsumen dapat berubah akibat dari strategi produsen

12 untuk memenangkan pasar persaingan. Strategi mengubah sikap konsumen, antara lain dengan cara : 1. Mengubah evaluasi relatif terhadap atribut, diantaranya dengan cara menawarkan produk dengan atribut berbeda dan penting. 2. Mengubah keyakinan merk, salah satu caranya adalah mengklaim merk perusahaan mempunyai kelebihan. 3. Menambah atribut. 4. Mengubah sikap secara keseluruhan, antara lain dengan cara mengubah langsung pada merk. 5. Mengubah keyakinan mengenai merk pesaing, yaitu produsen memunculkan comparative advertising produknya, dengan membandingkannya dengan produk pesaing. Untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk / jasa / merek dapat menggunakan pendekatan fungsi sikap antara lain : 1. Fungsi utilarian. Mengungkapkan manfaat dari produk atau menghindari resiko dari produk. Keputusan konsumen dalam membeli atau menggunakan suatu produk dipengaruhi oleh seberapa besar manfaat produk itu bagi konsumen. Selain itu, aspek resiko suatu produk juga menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih suatu produk. 2. Fungsi mempertahankan ego. Melindungi seseorang dari keraguan yang muncul dalam dirinya sendiri atau dari faktor yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya. 3. Fungsi ekspresi nilai. Menyatakan nilai-nilai, saya hidup dan identitas sosial dari seseorang. Menggambarkan minat, hoby, kegiatan, opini dari seorang konsumen. 4. Fungsi pengetahuan. Konsumen diberi tambahan pengetahuan agar menyukai suatu produk.dalam hal ini aspek bauran pemasaran khususnya promosi mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan tentang kebaikan suatu produk jika dikonsumsi oleh konsumen. B. STRATEGI PEMASARAN Pemasar harus dapat menerapkan strategi yang tepat terhadap produk yang dipasarkan agar mendapatkan tempat di hati pelanggan.strategi pemasaran yang dapat diterapkan lebih dikenal dengan bauran pemasaran yaitu strategi produk, harga, tempat dan promosi.

13 MenurutAbdullah, T (2013:153) mendefinisikan produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Pengembangan suatu produk melibatkan perumusan manfaat yang ditawarkan produk itu.manfaat ini dikomunikasikan dan diserahkan oleh atribut produk seperti mutu, tampilan dan ukuran.mutu produk berarti kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya yang mencakup atribut yang bernilai bagi suatu produk.atribut yang melekatpada suatu produk misalnya mutu produk dan kemasan.banyak produk yang ditawarkan ke pasar harus dikemas.mengemas termasuk aktivitas merancang dan membuat wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Secara tradisional, keputusan pengemasan terutama berdasarkan pada faktor biaya dan produksi; fungsi primer dari kemasan adalah memberi tempat dan melindungi produk. Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk produk yang dibelinya dan merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen.harga adalah salah satu alat pemasaran karena itu penentuan harga sangat tergantung pada penggunaan bersama unsurlain : desain, distribusi dan promosi (Ginting, 2011:142). Perilaku konsumen bergantung kepada persepsi konsumen atas harga dan bagaimana persepsi ini mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.penentuan harga seperti unsur bauran pemasaran lainnya seyogyanya berorientasi pada pembeli. Bila konsumen membeli produk, konsumen akan menukar sesuatu nilai (harga) untuk mendapat suatu nilai ( manfaat menggunakan atau memiliki produk). Manfaat ini bisa aktual bisa pula menurut persepsi. Yang aktual mudah diukur, sebaliknya memberi nilai kepada kepuasan seperti selera, lingkungan, percakapan dan status sangatlah sulit. Nilai ini bervariasi untuk setiap konsumen dan setiap situasi. Promosi juga diperlukan dalam strategi pemasaran suatu produk. Promosi yang dilakukan oleh produk pertanian khususnya produk hortikultura salah satunya adalah dari pelaku pemasarannya. Perilaku pedagang dan karyawan buah juga mempengaruhi perilaku konsumen buah jeruk keprok. Strategi pemasaran yang digunakan untuk memganalisis produk buah jeruk keprok adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.

14 Aplikasi SWOT adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. C. KERANGKA BERPIKIR Preferensi konsumen berkaitan dengan keputusan pilihan konsumen dalam memilih atau membeli suatu produk. Preferensi konsumen juga berkaitan dengan kepuasan dalam membeli suatu produk.preferensi konsumen dalam mengambil keputusan membeli buah lokal khususnya buah jeruk keprok dipengaruhi oleh atribut buah dan faktor-faktor konsumen dalam memilih suatu produk. Atribut buah jeruk keprok yang dianalisis dalam penelitian ini adalah : (1) harga, (2) rasa, (3) warna, (4) kesegaran, (5) ukuran, dan (6) aroma. Pada dasarnya buah yang bermutu selalu dilihat dari tampilan fisik dan ukuran buah jeruk keprok. Buah jeruk keprok yang bermutu dilihat dari warnanya yang cerah, segar tanpa adanya penyakit dan ukuran yang ideal. Kebersihan buah dinilai dari kebersihannya dari debu atau tanah yang menyertainya dan bebas dari hama dan penyakit. Kesegaran buah dilihat dari keadaan fisik buah itu. Buah yang segar dilihat dari warnanya yang cerah dan tidak keriput. Sedangkan faktor-faktor konsumen dalam memilih produk buah khususnya buah jeruk keprok dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam membeli buah jeruk keprok akan dianalisis dengan menggunakan ukuran tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin dan jumlah anggota keluarga. Berdasarkan atribut-atribut yang melekat pada buah jeruk keprok dapat diketahui atribut yang mempengaruhi konsumen dalam membeli buah jeruk keprok.berdasarkan atribut yang mempengaruhi konsumen dalam membeli buah jeruk keprok dapat ditentukan strategi pemasaran yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah jeruk keprok. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan kerangka pemikiran penelitian adalah sebagai berikut :

15 Preferensi konsumen buah jeruk keprok Faktor preferensi konsumen Umur Jenis kelamin Tingkat pendapatan Pekerjaan Pendidikan Jumlah anggota keluarga Atribut buah jeruk keprok Harga Warna Rasa Ukuran aroma analisis chi square analisis sikap multiatribut Fishbein Faktor yang membedakan preferensi konsumen Atribut yang paling dominan Strategi pemasaran buah jeruk keprok Analisis SWOT Gambar 5. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

16 D. Hipotesis : 1. Diduga faktor umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan dan jumlah anggota keluarga tidak ada keselerasan (tidak berbeda) dengan perilaku konsumen dalam preferensi konsumen buah jeruk keprok 2. Didugaatribut yang paling dominan buah jeruk keprok adalah rasa dan kesegaran buah jeruk keprok. E. Penelitian Yang Relevan Menurut penelitian Widodo (2008 : 7), mengenai Sikap Konsumen Terhadap Buah Jeruk dan Pisang di Daerah Istimewa Yogyakarta, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap konsumen di daerah Yogyakarta terhadap buah jeruk. Hasil penelitian secara umum konsumen percaya bahwa buah jeruk lokal yang dijumpai di pasaran sudah cukup bagus. Cita rasa jeruk yang ditunjukkan dari atribut rasa (skor bi = 4,17) dan kesegaran buah (skor bi = 4,46) merupakan atribut jeruk yang terbagus bagi konsumen. Penampilan yang ditunjukkan oleh warna kulit (skor bi = 3,07) dan kebersihan kulit (skor bi = 3,65) belum mendapat kepercayaan yang bagus bagi konsumen. Dilihat dari nilai evaluasi tingkat kepentingan atribut buah jeruk, konsumen memilih atribut rasa, kesegaran dan harga merupakan atribut yang penting dalam pilihan konsumen memilih buah jeruk yang dikonsumsi. Ini terlihat dari nilai tingkat kepentingan (ei) untuk atribut rasa dengan skor 4,73, atribut kesegaran dengan skor 4,57 dan atribut harga dengan skor 4,10. Dilihat dari sikap konsumen terhadap atribut buah jeruk, konsumen lebih memilih buah jeruk dengan rasa yang manis dan segar. Menurut penelitian Muzdalifah (2012 : 304) mengenaikajian Preferensi Konsumen Terhadap Buah- Buahan Lokal di Kota Banjarbaru. Penelitian yang menggunakan model sikap multiatribut fishbein menunjukkan bahwa responden secara keseluruhan menyukai buah jeruk yang manis dengan sikap kepercayaan sebesar 1,89. Untuk kesegaran buah konsumen menganggap faktor tersebut sangat penting bagi buah jeruk dengan siakp kepercayaan sebesar 1,72 dan atribut kandungan vitamin yang banyak juga dipercaya konsumen ada pada buah jeruk lokal dengan nilai sikap kepercayaan 1,36. Sedangkan atribut aroma (1,03), harga (0,95), dan ukuran (0,82) dianggap konsumen penting. Sementara atribut warna jeruk (0,52) tidak terlalu dianggap penting bagi konsumen.

17 F. Definisi Operasional 1. Buah jeruk lokal yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis buah jeruk keprok. Buah jeruk keprok mempunyai beberapa nama di berbagai daerah tergantung dari daerah mana buah jeruk keprok itu berasal. 2. Perilaku konsumen diukur dengan preferensi konsumen yaitu pilihan konsumen dalam membeli buah jeruk keprok yang diukur dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan diukur dengan atribut-atribut yang melekat pada produk buah jeruk keprok yaitu warna, rasa, kesegaran, ukuran, harga dan aroma. 3. Analisis chi square digunakan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen terhadap preferensi konsumen. 4. Analisis Fishbein adalah suatu analisis sikap multiatribut yang digunakan untuk mengukur belief (kepercayaan) dan evaluasi konsumen terhadap suatu produk. 5. Tingkat evaluasi dan kepercayaan suatu produk diukur melalui kepercayaan dan eavaluasi konsumen terhadap atribut-atribut yang melekat pada buah jeruk keprok yaitu atribut harga, warna, rasa, kesegaran, ukuran.dan aroma. 6. Harga diukur dengan banyaknya uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk membeli buah jeruk keprok yang dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram. (Rp/kg) 7. Ukuran diukur dengan kuantitas atau jumlah buah jeruk keprok dalam satu kilogram. Ukuran kecil berjumlah buah per kilogram. Ukuran sedang berjumlah buah per kilogram. Sedangkan ukuran besar berjumlah 8 9 buah per kilogram. 8. Rasa buah jeruk keprok diukur dengan tingkatan rasa buah jeruk keprok mulai dari rasa manis, seger dan masam. 9. Kesegaran buah jeruk keprok diukur dengan kebersihan buah jeruk keprok, bebas dari hama penyakit. 10. Warna buah diukur dari keadaan warna kulit buah jeruk keprok yang bersih, bebas dari hama penyakit dan berwarna hijau kekuningan. 11. Aroma buah jeruk keprok diukur dengan aroma buah jeruk yang segar dan mencerminkan ciri khas buah jeruk keprok. 12. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli buah jeruk keprok diukur dengan menggunakan ukuran tingkat pendapatan, jumlah keluarga, jenis pekerjaan, umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.

18 13. Analisis SWOT merupakan suatu analisis situasi yang mencakup kondisi internal dan eksternal buah jeruk keprok yang dibudidayakan oleh petani dan preferensi konsumen yang diharapkan terhadap buah jeruk keprok. 14. Kekuatan dari faktor internal adalah faktor-faktor yang dilakukan oleh petani untuk menghasilkan buah jeruk keprok yang bermutu. 15. Kelemahan dari faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari petani yaitu keterbatasan dalam pelaksanaan teknis budidaya buah jeruk keprok. 16. Peluang dari faktor eksternal adalah faktor-faktor yang bersifat menguntungkan bagi pemasaran buah jeruk keprok. 17. Ancaman dari faktor eksternal adalah faktor-faktoryang bersifat mengganggu terhadap preferensi dan pemasaran buah jeruk keprok. 18. Matriks SWOT (Matriks kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) adalah matriks yang digunakan untuk menyusun berbagai alternatif strategi pemasaran buah jeruk keprok melalui strategi SO, WO, ST dan WT.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Preferensi Konsumen Penduduk Bojonegoro sangat beragam dilihat dari kondisi sosial ekonominya antara lain tingkat pendidikan, umur, tingkat pendapatan dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara sengaja atau purposive di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Batu Malang pada bulan Maret sampai September 2015.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Aksi Agraris Kanisius (AAK), tanaman jeruk sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Tanaman jeruk berasal

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sejak tahun Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sejak tahun Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di Indonesia sejak tahun 1880. Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang banyak disukai konsumen

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

Bab 3. Model Perilaku Konsumen Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Menurut Kotler (1999:4), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti Pentingnya Pemasaran Pemasaran memiliki fungsi untuk menghubungkan antara kebutuhan masyarakat sebagai konsumen akan suatu produk atau jasa dengan organisasi ataupun industri

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Tesis Muslichah (2005) yang berjudul Pengaruh Faktor Lingkungan, Faktor Individu, dan Faktor Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli Obat Farmasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teori 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan konsumen, adalah proses pengintergasian yang mengkombinasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:213) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup perilaku konsumen pada bab sebelumnya yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam

Lebih terperinci

Ir.Agustina Shinta,MP Lab. Manajemen Agribisnis/ Fakultas Pertanian- Universitas Brawijaya 3. MODEL SIKAP KONSUMEN

Ir.Agustina Shinta,MP Lab. Manajemen Agribisnis/ Fakultas Pertanian- Universitas Brawijaya 3. MODEL SIKAP KONSUMEN Perilaku Konsumen: AFEKSI KONSUMEN Ir.Agustina Shinta,MP Lab. Manajemen Agribisnis/ Fakultas Pertanian- Universitas Brawijaya 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN MATERI Sikap Konsumen 1. PENDAHULUAN 3. MODEL SIKAP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Jeruk Buah adalah bahan makanan yang kaya akan vitamin, mineral, lemak, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas serta warna dan bentuk yang mengandung nilai-nilai estesis.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PEMILIHAN MINUMAN BERENERGI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PEMILIHAN MINUMAN BERENERGI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM PEMILIHAN MINUMAN BERENERGI PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE 7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat kecenderungan atribut yang dianggap paling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran. Pemasaran yang diberikan sering berbeda antara ahliyang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Jeruk merupakan salah satu buah utama di Indonesia. Tanaman jeruk merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Jeruk merupakan salah satu buah utama di Indonesia. Tanaman jeruk merupakan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Botani Tanaman Jeruk Jeruk merupakan salah satu buah utama di Indonesia. Tanaman jeruk merupakan jenis tanaman buah-buahan yang tidak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan meyalurkan barang-barang dan jasa. Dalam masyarakat industri yang sudah maju, seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sikap Terhadap Merek Sikap (attitude) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

SIKAP, MOTIVASI DAN KEBUTUHAN KONSUMEN

SIKAP, MOTIVASI DAN KEBUTUHAN KONSUMEN SIKAP, MOTIVASI DAN KEBUTUHAN KONSUMEN SIKAP KONSUMEN Apa itu Sikap Konsumen? Karakteristik Sikap Konsumen Fungsi Sikap Konsumen Model Struktural dari Sikap Konsumen Pembentukan Sikap Konsumen Apa itu

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup sehat manusia membutuhkan air bersih. Pada era modern ini sangat sulit mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen Dalam rangka memasarkan produknya, sangatlah penting bagi pemasar untuk mempelajari perilaku konsumen. Dengan mempelajari perilaku konsumen,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Gaya Hidup 1. Pengertian Gaya Hidup Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210) mengatakan: Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Persaingan yang ketat, dimana semakin banyak Swalayan yang

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Persaingan yang ketat, dimana semakin banyak Swalayan yang 56 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kepuasan Konsumen 2.1.1 Pengertian Kepuasan Konsumen Persaingan yang ketat, dimana semakin banyak Swalayan yang memberikan pelayanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dan memiliki penduduk cukup besar serta bersifat konsumtif. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada Konsumen Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses utamanya, akan mengetahui adanya cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teotitis Penelitian ini dilakukan untuk melihat sikap, positioning dan rentang harga konsumen beras organik SAE khususnya berada di kota Bogor. Sikap, positioning

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Citra merek dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan

BAB II TELAAH PUSTAKA. mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu ilmu yang mencoba mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan untuk membeli produk tertentu. Suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peluang Pasar Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Pengertian Menurut Prasetijo (2005:15) perilaku konsumen dimaknai sebagai proses yang dialalui oleh seseorang dalam mencari,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengetahuan Lingkungan Lee (2011) menjelaskan bahwa pengetahuan lingkungan adalah pengetahuan dasar seseorang tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsumen Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, Kotler menklasifikasikan konsumen menjadi dua kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang. Dapat dilihat dari semakin banyaknya usaha-usaha kecil menengah,

BAB I PENDAHULUAN. barang. Dapat dilihat dari semakin banyaknya usaha-usaha kecil menengah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan bisnis cukup ketat, baik di bidang jasa maupun barang. Dapat dilihat dari semakin banyaknya usaha-usaha kecil menengah, dan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Meet -3 BY.Hariyatno.SE.Mmsi PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Perusahaan-perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. banyak, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Perusahaan-perusahaan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan majunya zaman, maka perdagangan bertambah maju dan pesat. Barang-barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen semakin banyak, baik dalam jumlah maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Kotler(2007) dapat didefinisikan bahwa seluruh individu dan rumah tangga yang dapat membeli atau dapat memperoleh

Lebih terperinci

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kepuasan Menurut Kotler ( 1995, p46 ), kepuasan adalah tingkat kepuasan perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja ( hasil ) yang dia rasakan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng. yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa Ciwareng, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng merupakan salah satu pasar hewan yang menjual ternak besar yang berlokasi di Jalan Kopi, Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan baik perusahaan industri maupun non industri sangat tinggi. Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara

BAB II KERANGKA TEORITIS. Para pemasar mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Perilaku Konsumen Setiap manusia mempunyai karakter dan kepribadian yang berbeda dengan orang lain, sehingga menghasilkan perilaku yang berbeda pula dalam membelanjakan uangnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Uraian teoritis 2.1.1 Teori Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku dari konsumen akhir, individu dan rumah tangga, yang membeli

Lebih terperinci

Permintaan konsumen terhadap buah jeruk ini tidak dapat dipenuhi oleh produksi jeruk dalam negeri sehingga dipenuhi oleh jeruk impor.

Permintaan konsumen terhadap buah jeruk ini tidak dapat dipenuhi oleh produksi jeruk dalam negeri sehingga dipenuhi oleh jeruk impor. PENDAHULUAN Pemberlakuan pasar bebas dapat menjadi peluang sekaligus juga ancaman bagi perdagangan komoditas kita, termasuk komoditas pertanian. Selain itu, saat ini muncul fenomena global yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PONSEL NOKIA DI KOTA JAMBI

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PONSEL NOKIA DI KOTA JAMBI ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PONSEL NOKIA DI KOTA JAMBI (THE ANALYIS OF CONSUMER ATTITUDE ON CELLULER PHONE IN JAMBI CITY) 2) Oleh: Tri Rahayu Aguswindi 2) Lulus dari Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan pola hidup masyarakat serta perubahan ekonomi mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat yang semakin meningkat. Segi kepraktisan merupakan hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang. mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang. mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang baik di dataran rendah maupun

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Sikap. SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING

PERILAKU KONSUMEN. Sikap. SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING Modul ke: PERILAKU KONSUMEN Sikap Fakultas ILMU KOMUNIKASI www.mercubuana.ac.id SUGI HANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING PENGERTIAN SIKAP Allport (1956) dan dikutip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada situasi persaingan yang demikian, manajemen perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pada situasi persaingan yang demikian, manajemen perusahaan dituntut untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut manajemen sebuah perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bersaingnya, agar dapat memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bukan lagi sebatas kegiatan menjual suatu produk kepada para konsumen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bukan lagi sebatas kegiatan menjual suatu produk kepada para konsumen. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Pemasaran Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan pasar, pemasaran bukan lagi sebatas kegiatan menjual suatu produk kepada para konsumen. Seorang pemasar seharusnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian I. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen 1) Pengertian Perilaku Konsumen Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda) ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan

Lebih terperinci