PENENTUAN STANDAR KRITERIA EVALUASI TEKNIS PEMILIHAN KONTRAKTOR JASA KEAMANAN DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN STANDAR KRITERIA EVALUASI TEKNIS PEMILIHAN KONTRAKTOR JASA KEAMANAN DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS"

Transkripsi

1 PENENTUAN STANDAR KRITERIA EVALUASI TEKNIS PEMILIHAN KONTRAKTOR JASA KEAMANAN DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Griesch Alles Berutu 1, Teuku Yuri M. Zagloel 2 1,2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, griesch_alles@yahoo.com 1 ; yuri@ie.ui.ac.id 2 Abstrak Penelitian ini membahas tentang penentuan standar kriteria evaluasi teknis pemilihan kontraktor jasa keamanan, di salah satu perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia.Terdapat 4 kriteria yang digunakan di dalam evaluasi, yaitu: personil kunci, rencana pelaksanaan jasa, kinerja pengamanan dan program HES (Health, Environment & Safety). Metode yang digunakan adalah Analytic Network Process (ANP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pengamanan mendapatkan bobot tertinggi, diikuti dengan personil kunci, rencana pelaksanaan jasa dan program HES dan subkriteria yang paling berpengaruh adalah konsultansi security. Kata kunci: Pengadaan, evaluasi teknis, pemilihan kontraktor, Analytic Network Process DETERMINATION OF TECHNICAL EVALUATION STANDARD OF CRITERIA OF SECURITY CONTRACTOR SELECTION USING ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) METHOD Abstract This thesis discusses about the determination of technical evaluation standard of criteria of security contractor selection in oil and gas company in Indonesia. There are 4 criteria proposed which are: key personnel, work planning, performance of work and HES (Health, Environment & Safety) program. The method used is Analytic Network Process (ANP). The result of this study shows that performance of work got the highest weight, followed consecutively by key personnel, work planning and HES program; while the most influential sub criteria is security consultation. Key words: Procurement, technical evaluation, contractor selection, Analytic Network Process

2 Pendahuluan Supplier memegang peranan yang penting dalam hal pengadaan barang/jasa sehingga berpengaruh bagi perusahaan di dalam mencapai tujuan supply chain. Menurut Gencer dan Gurnipar (2007) 60% harga pokok penjualan berasal dari harga pokok pembelian, selain itu 50% cacat pada kualitas dapat ditelusuri dari barang yang dibeli. Oleh karena itu, pemilihan dan evaluasi performa supplier merupakan salah satu aktivitas kritikal di dalam proses pengadaan karena pemilihan supplier yang tepat akan berdampak signifikan pada pengurangan biaya produksi dan peningkatan kualitas barang/jasa. Pada industri hulu seperti minyak dan gas bumi aktivitas evaluasi dan pemilihan supplier juga mendapat perhatian serius karena melibatkan pekerjaan dengan nilai dan resiko yang tinggi. Pengadaan barang/jasa dengan kualitas terbaik sangat diperlukan untuk menunjang operational excellence yang ingin dicapai perusahaan. Selain itu, pada industri hulu terdapat ketidakseimbangan supply dan demand dimana demand lebih besar daripada supply. Kondisi ini mengharuskan setiap perusahaan minyak dan gas bumi untuk terus berusaha demi meningkatkan produksi minyak demi meraih keuntungan maksimal. Hal ini mengakibatkan urgensi memilih supplier terbaik semakin meningkat demi kelancaran eksplorasi dan proses produksi. Chevron merupakan salah satu perusahaan pengolah minyak dan gas bumi yang beroperasi di Indonesia. Produksi minyak mentah yang dihasilkan merupakan yang terbesar sehingga menjadikan Chevron sebagai perusahaan energi terdepan di Indonesia. Agar tetap kompetitif di era persaingan bisnis global, setiap unit operasi di dalam organisasi Chevron dituntut untuk menjalankan perannya dengan baik dan menunjukkan kinerja yang optimal. Dalam proses ini, dibutuhkan peran bagian pengadaan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan dalam bidang pemenuhan kebutuhan berupa barang dan jasa dengan kualitas, jumlah, waktu, sumber, tempat dan harga yang tepat. Untuk mempermudah proses pengadaan, CCM telah mensegmentasi aktivitasaktivitas dengan lini bisnis yang sama ke dalam satu kategori. Professional & Support Services (P&SS) merupakan kategori yang bertanggung jawab mengelola kontrak terkait penyediaan jasa tenaga kerja pihak ketiga untuk kategori pendukung kegiatan operasional di Chevron. Salah satu subkategori yang berada di bawah naungan P&SS adalah security yaitu penanganan terhadap kontrak-kontrak untuk pengadaan jasa keamanan. Jasa keamanan yang 2

3 diberikan berupa penyediaan jasa tenaga kerja keamanan, sistem operasi keamanan, pelatihan keamanan sampai penyediaan alat-alat bantu pengamanan. Proses evaluasi dan pemilihan kontraktor penyedia jasa keamanan di Chevron IBU dilakukan melalui tiga tahap yaitu: evaluasi administratif, evaluasi teknis, dan evaluasi komersial. Proses pengadaan mulai dari perencanaan hingga penetapan kontraktor pemenang sudah diatur sesuai dengan Peraturan BPMIGAS 007-Revisi II/PTK/I/2011 tentang rantai pasok. Pada evaluasi administratif dan komersial, perusahaan sudah menetapkan standar kriteria dan subkriteria yang digunakan untuk proses evaluasi. Akan tetapi pada evaluasi teknis ternyata tidak ada kriteria dan subkriteria standar yang sudah ditetapkan. Dampak yang dihasilkan dari ketidakstandaran kriteria dan subkriteria yang digunakan terlihat pada lamanya proses pengadaan. Buyer menunggu user terlalu lama untuk menentukan kriteria evaluasi, sementara kontrak ini akan terus berulang. Lamanya proses pengadaan akan berpengaruh pada ketepatan waktu dimulainya kontrak. Proses pengadaan yang belum selesai sampai pada tanggal dimulainya kontrak merupakan suatu pelanggaran karena pengadaan dilakukan tanpa ada kontrak kedua belah pihak terlebih dahulu. Oleh karena itu, dibutuhkan standar kriteria evaluasi teknis pemilihan kontraktor yang baku, sistematis dan sesuai dengan PTK SKK Migas sehingga dapat mempercepat proses pengadaan kontraktor penyedia jasa keamanan. Tinjauan Teoritis Pengadaan merupakan salah satu aktivitas yang terdapat di dalam rantai suplai. Menurut Kalakota dan Robinson (2004), pengadaan mengacu kepada semua aktivitas yang melibatkan mendapatkan barang-barang dari pemasok, hal in meliputi pembelian dan juga kegiatan logistik ke dalam seperti transportasi, barang masuk, dan penyimpanan di gudang sebelum barang tersebut digunakan. Dewasa ini, konsep supply chain management tradisional telah bergeser dan beralih pada hubungan jangka panjang dan kerjasama kolaboratif dengan supplier. Karena itu, pihak yang bertindak sebagai penyedia barang/jasa pertama atau yang disebut dengan supplier 3

4 memiliki peranan yang penting di dalam rantai pasok. Evaluasi dan pemilihan supplier merupakan proses yang sangat kritikal di dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan demi terciptanya supply chain management yang efisien. Evaluasi terhadap supplier dilakukan secara berurutan dimulai dengan evaluasi persyaratan (administratif), evaluasi penawaran teknis dan evaluasi penawaran harga (komersial). Pada evaluasi administratif, penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila supplier memenuhi syarat-syarat administrasi yang telah ditentukan dalam Dokumen Pengadaan harus diserahkan. Sedangkan pada evaluasi harga, yang dinilai adalah harga penawaran dan komitmen Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN) masing-masing calon supplier. Pada dasarnya evaluasi harga menggunakan sistem evaluasi harga terendah. Pada evaluasi teknis akan dinilai faktor-faktor terkait dengan teknis pengadaan sesuai, seperti: Jenis dan uraian pekerjaan Jenis, kualitas dan jumlah bahan, peralatan dan tenaga kerja yang digunakan Spesifikasi teknis dan gambar-gambar teknis Pemenuhan syarat-syarat khusus dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Karena sangat berkaitan dengan kinerja supplier ke depannya, evaluasi ini sangat kritikal dan penilaian harus dilakukan secara ketat. Calon supplier yang lulus evaluasi teknis harus memiliki nilai yang sama atau melampaui nilai ambang batas minimal. Pada perusahaan minyak dan gas bumi, pengadaan terhadap jasa keamanan dilakukan oleh suatu Badan Usaha Jasa Keamanan (BUJP). Menurut Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No.Pol 17 tahun 2006, BUJP adalah bidang kegiatan usaha yang terkait dengan pengadaan layanan jasa dan sistem operasi keamanan baik berupa penyediaan tenaga kerja keamanan, sistem operasi keamanan, pelatihan keamanan serta penyediaan alatalat bantu terkait dengan keamanan. Menurut Vince (1994), untuk mendapatkan kontraktor penyedia jasa keamanan yang berkualitas, perusahaan perlu menetapkan standar yang jelas sebagai acuan evaluasi terhadap layanan jasa yang diberikan. Kriteria-kriteria yang diajukan Vince dalam proses seleksi kontraktor jasa keamanan adalah: jam kerja, rincian pelaksanaan jasa, atribut keamanan, reputasi kontraktor, seragam khusus, asuransi, perjanjian kontrak, rekam jejak kontraktor, 4

5 pengawasan, latar belakang dan pengalaman kerja tenaga keamanan, pelatihan tenaga keamanan, kompensasi/bonus, audit finansial dan seleksi vendor. Nieto-Morote & Ruz-Villa (2012) menyatakan bahwa evaluasi kontraktor merupakan masalah multi kriteria, mengandung penilaian yang bersifat subjektif dari pembuat keputusan dan mengandung aspek kualitatif dan kuantitatif. Oleh karena itu, penentuan standar kriteria evaluasi teknis kontraktor termasuk ke dalam multi criteria decision making (MCDM) karena decision maker harus mempertimbangkan berbagai kriteria dengan tujuan mendapatkan kontraktor yang baik dari segi teknis. Diperlukan metode yang sesuai untuk membantu manajemen di dalam pengambilan keputusan. Terdapat banyak sekali metode yang digunakan di dalam menyelesaikan permasalan multi criteria decision making yang melibatkan baik perhitungan matematis maupun analisis kualitatif atau kombinasi keduanya. Analytic network process merupakan teknik untuk memecahkan persoalan MCDM dimana kriteria-kriteria di dalam model saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan mempunyai korelasi nonlinear (Sadeghi et al., 2012). Banyak persoalan pengambilan keputusan yang tidak dapat dijabarkan secara struktural/hierarki karena melibatkan interaksi antar elemen-elemennya. Dalam hal ini, tidak hanya kriteria saja yang dapat mempengaruhi alternatif, akan tetapi alternatif juga dapat mempengaruhi kriteria (Saaty, 1996a). Untuk memecahkan masalah ini, ANP dapat digunakan. ANP pertama kali dikemukakan oleh Saaty pada tahun 1996 dan merupakan metode matematis pertama yang memungkinkan decision maker untuk menyelesaikan persoalan dengan adanya ketergantungan atau feedback baik antar elemen di dalam satu kluster kriteria (inner dependence) maupun antar kluster kriteria (outer dependence) (Ozturk, 2006). ANP dapat digunakan untuk mengambil keputusan strategis seperti pemilihan supplier dengan tujuan membangun hubungan jangka panjang dengan supplier atau menyediakan pengadaan barang/jasa yang kritikal bagi perusahaan. Berikut merupakan langkah-langkah pengerjaan ANP: 1) Membuat konstruksi model Konstruksi model akan menggambarkan masalah sehingga penting untuk mendeskripsikan masalah secara jelas sebelum membentuk modelnya. Karena metode ini merupakan metode yang berdasarkan pendapat ahli, maka penentuan elemen, kluster, alternatif dan hubungan antar kriteria dilakukan 5

6 dengan menanyakan pendapat dengan ahli. Penentuan hubungan antar kriteria dapat dilakukan dengan membuat tabel dan selanjutnya meminta ahli untuk memberikan checklist kepada kriteria-kriteria yang berhubungan. Selanjutnya hasil pendapat ahli digabung dan dihitung hubungannya dengan menggunakan rumus berikut ini: dengan, Q = N 2 (1) N = jumlah responden Q = nilai tengah dari jumlah responden Vij = jumlah responden yang memilih adanya hubungan saling ketergantungan antar kriteria pada sel yang menghubungkan baris i Jika Vij Q, maka ada hubungan saling ketergantungan antar kriteria; Vij < Q, maka tidak ada hubungan saling ketergantungan antar kriteria 2) Membuat matriks perbandingan berpasangan Untuk membuat pilihan diantara banyak tujuan dan kriteria, pendapat yang biasanya disampaikan dalam bentuk kualitatif akan diubah ke dalam bentuk numerik. Skala yang digunakan untuk menilai adalah skala Likert 1-9. Vektor prioritas adalah eigenvector utama di dalam matriks. Vektor ini memberikan prioritas relatif terhadap kriteria yang diukur di dalam skala rasio. Perhitungan terhadap vektor prioritas w dapat dirumuskan sebagai berikut:!.! = λmax. w (2) 3) Menghitung rasio konsistensi Setelah melakukan perbandingan berpasangan maka dilakukan pengecekan konsistensi terhadap pendapat ahli. Indeks konsistensi dari sebuah matriks dapat dihitung dengan persamaan: CI = λmax n! 1 (3) CI λ = rasio penyimpangan konsistensi = nilai eigen terbesar dari matriks berordo n 6

7 n = ordo matriks Rasio konsistensi (C.R.) didapatkan dengan membandingkan rasio CI (indeks konsistensi) dengan nilai yang tepat sesuai dengan tabel Random Index (RI), dimana setiap angka adalah nilai rata-rata indeks konsistensi yang diambil secara random dengan n 10 untuk setiap sampel yang sangat besar. CR = (CI) (!") (4) CI RI = rasio penyimpangan konsistensi = indeks random 4) Membentuk supermatriks Supermatriks merepresentasikan pengaruh dari elemen yang ada di sebelah kiri dengan elemen yang ada diatas matriks pada masing-masing kriteria kontrol. Vektor prioritas (eigenvector) yang didapatkan dari perbandingan berpasangan dimasukkan sebagai kolom di dalam supermatriks. Dalam penyelesaian model ANP, ada tiga tahap supermatriks yang harus diselesaikan, yaitu: - Unweighted supermatrix Supermatriks ini berisi vektor prioritas yang dihasilkan dari keseluruhan matriks perbandingan berpasangan dalam jaringan. - Weighted supermatrix Pada unweighted supermatrix, nilai pada tiap blok akan dikalikan dengan bobot pengaruh pada masing-masing kriteria. Bobot masingmasing kriteria di satu kolom akan berjumlah sama dengan satu atau sudah mencapai matriks stokastik. - Limit supermatrix Nilai vektor prioritas pada weighted supermatrix akan dipangkatkan dengan bilangan yang nilainya besar sekali (K). Tujuannya adalah untuk mencari kemungkinan pengaruh dari sebuah subkriteria terhadap subkriteria lainnya. Pada limit supermatriks nilai dari setiap baris akan sama menunjukkan bobot subkriteria terhadap seluruh elemen, kecuali pada kolom yang bernilai 0 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan interdependensi pada subkriteria tersebut. 7

8 Metode Penelitian Penelitian dilakukan Chevron IndoAsia Business Unit kategori Professional Support & Services subkategori security. Berikut merupakan metode penelitian yang dilakukan: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, penyebaran kuesioner dan studi literatur. Responden yang dipilih adalah 2 orang pakar/ahli yang menguasai bidang pemilihan kontraktor untuk kategori security yaitu Business Analyst dan Category Specialist yang sudah bekerja masing-masing 3 dan 6,5 tahun. Sebelum disebarkan kepada responden, kuesioner telah terlebih dahulu dikonsultasikan kepada pihak perusahaan terkait isi kuesioner dan jumlah responden. Terdapat 2 buah kuesioner yang dibuat di dalam penelitian ini, yaitu: a. Kuesioner I, untuk mendapatkan data hubungan ketergantungan antar kriteria dan subkriteria. Pada kuesioner ini digunakan justifikasi ya/tidak untuk menentukan apakah suatu subkriteria mempengaruhi subkriteria lain. b. Kuesioner II, untuk mendapatkan data perbandingan berpasangan antar kelompok/kriteria. Responden diminta untuk memberikan penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-9. Hasil dari kuesioner kemudian dicari rata-ratanya dengan menggunakan rata-rata geometrik. Hasil pengecekan konsistensi didapatkan beberapa jawaban yang tidak konsisten, kemudian dilakukan verifikasi kembali atas jawaban yang tidak konsisten. 2. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan mengikuti tahapan metode Analytic Network Process. Metode ini digunakan untuk mengakomodasi adanya hubungan interdependensi antar kriteria dan subkriteria yang digunakan dimana yang tidak dapat dilakukan dengan metode pembobotan lain seperti AHP. Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan software Super Decisions dalam penentuan bobot untuk masing-masing kriteria. Berdasarkan hasil studi literatur dan rekomendasi dari pihak perusahaan, maka terdapat 4 kriteria dan 26 subkriteria yang berhasil diidentifikasi sebagai penilaian yang relevan pada saat evaluasi teknis berlangsung. Kriteria-kriteria tersebut antara lain: 8

9 Tabel 1. Kriteria dan Subkriteria Evaluasi Teknis Pemilihan Kontraktor Jasa Keamanan KRITERIA SUBKRITERIA KETERANGAN PERSONIL KUNCI Latar Belakang Pendidikan Pengetahuan dan Keahlian K3LL Pengalaman Kerja Komunikasi Compliance Visi & Misi Pemahaman Lingkup Kerja Pengelolaan Resiko Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi jabatan (S1/D3) atau pangkat TNI/POLRI yang setara Ahli dalam bidang K3LL yang dibuktikan dengan pengalaman atau sertifikasi Memiliki pengalaman bekerja di bidangnya minimum sesuai dengan yang ditetapkan PM : 3 tahun HES & OM : 2 tahun Koordinator Intelijen : 6 bulan Memiliki kemampuan komunikasi yang baik seperti keterampilan berbahasa Indonesia dan bahasa asing Memiliki moral yang baik, tidak terlibat kasus kriminal (ada bukti Surat Keterangan Catatan Kepolisian) Penjajaran tujuan strategis pihak kontraktor terhadap harapan-harapan perusahaan Pemahaman dengan sempurna terhadap rincian dan komplikasi ruang lingkup jasa Program Manajemen Resiko (gambaran lengkap dari resiko dan rencana mitigasinya) RENCANA PELAKSANAAN JASA Kemampuan Organisasi Kemampuan teknis organisasi yang berhubungan dengan jasa keamanan seperti: Pengadaan sumber daya untuk supervisi dan pengawasan operasi Distribusi dan kuantitas serta kemampuan personil untuk operasi lapangan (patroli, penjagaan, akses kontrol, intelijen dan investigasi, pengaturan lalu lintas dan lain-lain) Penyediaan, distribusi rinci dan kuantitas untuk kendaraan, alat komunikasi, personal protective equipment, pakaian seragam dan peralatan lainnya Mobilisasi Rencana Pra Operasi Rencana Operasi Rencana dan waktu rinci mobilisasi personil, kendaraan, alat komunikasi, PPE, pakaian dan peralatan lainnya Kesiapan operasi dan skenario yang handal untuk mulai pelaksanaan operasi dengan selamat dan aman Penilaian terhadap matriks atau acuan kinerja selama pelaksanaan kontrak, usaha-usaha dan inisiatif-inisiatif untuk mencapai target kinerja, serta rencana persiapan dan mitigasi entitas-entitas selama pelaksanaan operasi 9

10 Tabel 1. (sambungan) KRITERIA SUBKRITERIA KETERANGAN KINERJA PENGAMANAN PROGRAM HES Dukungan Setempat Penguasaan teknologi security Peningkatan kualitas sumber daya Intelijen & Investigasi Atribut Keamanan Konsultansi Responsivitas Kesadaran keselamatan Komitmen Manajemen Rincian Program Reward & Punishment Pelatihan HES Kemampuan, pengalaman, rencana dan program untuk menyediakan kantor dan fasilitas pendukung setempat, serta kemitraan untuk mendukung operasi ini (rencana untuk pendekatan dengan TNI/Polri dan tokoh-tokoh setempat) Menguasai teknologi dan sistem security standar seperti: Pencegahan tindakan kriminal (pendekatan ke masyarakat sekitar, patroli, penjagaan, kontrol akses (pemeriksaan masuk dan keluar), unit reaksi cepat, pusat komando operasi atau C3HQ, dan pengawalan) Alarm Radio Komunikasi CCTV Computer Database Program untuk memelihara dan meningkatkan disiplin dan motivasi personil dalam pelaksanaan operasi Program intelijen & investigasi serta pengungkapan kasus Program pengelolaan, penegakan aturan, dan keselamatan lalu lintas jalan raya (TSLE); program penerbitan kartu pengemudi, kartu pengunjung, dan registrasi pegawai Program konsultansi security Respon terhadap keadaan mendesak/darurat seperti: Pencegahan serangan teroris Respon terhadap isu-isu sosial Penanganan demonstrasi Pengamanan VVIP Pengamanan bahan peledak Kesadaran kontraktor akan budaya mengedepankan keselamatan di dalam pelaksanaan kontrak Teladan dan komitmen yang kuat dari manajemen untuk implementasi program HES Rencana kebijakan dan strategi yang jelas, penyusunan tujuan kinerja serta program dan prosedur yang rinci untuk mencapai tujuan program HES dan kinerja HES. Program penghargaan terhadap personil yang disiplin dalam pelaksanaan serta hukuman terhadap yang lalai di dalam mempraktikkan program HES Program pelatihan HES 10

11 KRITERIA SUBKRITERIA KETERANGAN Metode HES Catatan Kinerja HES Tabel 1. (sambungan) Metoda HES untuk evaluasi bahaya dan resiko; program rinci untuk melaksanakan audit, inspeksi, peninjauan, dan proses tindak lanjut Catatan Kinerja/Performa HES Sumber: Perusahaan, telah diolah kembali Hasil Penelitian Berikut merupakan hasil rekapitulasi data yang didapatkan dari kuesioner I, untuk mendapatkan hubungan ketergantungan antar kriteria. Tabel 2. Rekapitulasi Kuesioner I - Hubungan Ketergantungan Antar Kriteria Berdasarkan hubungan antar kriteria diatas, maka model evaluasi teknis pemilihan kontraktor security di dalam software Super Decisions dapat dilihat pada gambar 3.2. di bawah ini. 11

12 Gambar 1. Pembuatan Model Evaluasi Teknis Pemilihan Kontraktor Security dengan Super Decisions Dari kuesioner II, melalui perbandingan berpasangan didapatkan data tingkat kepentingan masing-masing kriteria menurut pendapat ahli. Gambar 2. Perbandingan Berpasangan Antar Subkriteria Evaluasi Teknis Pemilihan Kontraktor Security dengan Menggunakan software Super Decisions Gambar diatas merupakan salah satu hasil perbandingan berpasangan dengan kriteria kontrol Pemahaman Lingkup Kerja. Dapat dilihat bahwa Pengetahuan dan Keahlian K3LL Personil Kunci lebih penting 5 kali daripada latar belakang pendidikan; pengalaman kerja lebih penting 6,25 kali dari latar belakang pendidikan, 12

13 dan seterusnya. Selanjutnya urutan faktor yang paling berpengaruh terhadap suatu kriteria kontrol dapat ditentukan dengan berdasarkan nilai vektor prioritas (eigen vector). Hasil akhirnya faktor yang paling mempengaruhi pemahaman lingkup kerja Personil Kunci adalah Pengalaman Kerja (61,9%), Pengetahuan dan Keahlian K3LL (17,9%), Komunikasi (14,37%) dan Latar Belakang Pendidikan (5,7%). Data hasil perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh ahli harus dicek konsistensi jawabannya. Penilaian akan disebut konsisten apabila nilai Consistency Index (CI) < 0,1. Dari contoh pada gambar 2 dapat dilihat bahwa jawaban ahli sudah konsisten karena nilai CI adalah sebesar <0,1. Gambar 3. Nilai Indeks Konsistensi Perbandingan Berpasangan Setelah mendapatkan data hasil perbandingan berpasangan untuk masingmasing kriteria, maka yang harus dicari adalah seberapa besar pengaruh atas suatu kriteria terhadap kriteria lainnya. Untuk mencari limit dari pengaruh suatu kriteria tersebut, maka seluruh data ditabulasikan di dalam supermatriks hingga didapatkan prioritas global untuk keseluruhan kriteria. Terdapat 3 macam supermatriks yaitu:unweighted supermatrix, weighted supermatrix dan limit supermatrix. Ketiga supermatriks terlihat pada tabel 3, 4 dan 5. 13

14 Tabel 3. Unweighted Supermatrix Tabel 4. Weighted Supermatrix 14

15 Tabel 5. Limit Matrix Berikut merupakan nilai prioritas untuk masing-masing kriteria dan subkriteria. Tabel 6. Bobot Kriteria dan Subkriteria Kriteria PERSONIL KUNCI KINERJA PENGAMANAN PROGRAM HES Bobot Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria Prioritas Lokal Prioritas Global Urutan Latar Belakang Pendidikan Pengetahuan dan Keahlian K3LL Pengalaman Kerja Komunikasi Compliance Penguasaan Teknologi Security Peningkatan Kualitas Sumber Daya Intelijen & Investigasi Atribut Keamanan Konsultansi Responsivitas Kesadaran Keselamatan Komitmen Manajemen Rincian Program Reward & Punishment Pelatihan HES Metode HES Catatan Kinerja HES

16 Kriteria RENCANA PELAKSANAAN JASA Bobot Kriteria Tabel 6. (sambungan) Subkriteria Bobot Subkriteria Prioritas Lokal Prioritas Global Urutan Visi & Misi Pemahaman Lingkup Kerja Pengelolaan Resiko Kemampuan Organisasi Mobilisasi Rencana Pra Operasi Rencana Operasi Dukungan Setempat Pembahasan Secara keseluruhan tidak ada kriteria yang jauh lebih menonjol dibandingkan kriteria lainnya. Kriteria yang paling penting dalam evaluasi teknis kontraktor adalah kinerja pengamanan (31,75%) berturut-turut diikuti dengan personil kunci (26,18%), rencana pelaksanaan jasa (22,41%) dan program HES (19.66%). Hasil ini menunjukkan bahwa evaluasi teknis yang selama ini digunakan dengan mengutamakan personil kunci harus ditinjau kembali karena kinerja pengamanan ternyata memiliki bobot yang lebih tinggi. Sementara untuk subkriteria, peringkat masing-masing terlihat pada tabel 6. Bobot Kriteria PERSONIL KUNCI 22.41% 19.66% 26.18% 31.75% KINERJA PENGAMANAN PROGRAM HES RENCANA PELAKSANAAN JASA Gambar 4. Perbandingan bobot kriteria Dari hasil pengolahan data konsultansi keamanan mendapatkan bobot yang paling tinggi. Setelah diverifikasi kembali ke pihak perusahaan pekerjaan konsultansi meliputi halhal berikut: 16

17 Membantu perusahaan dalam melakukan analisis keamanan, survey dan audit, menyediakan konsultansi dan dukungan operasional yang berkaitan dengan rencana kontingensi untuk isu politik, gangguan sosial, ketidaktenteraman pegawai dan operasi keamanan yang berhubungan langsung dengan kontrak dan kebutuhan perusahaan. Sesuai permintaan perusahaan, melakukan analisis terhadap kontrol perimeter keamanan yang ada, akses masuk dan keluar perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk manajemen akses yang lebih efektif. Bekerjasama dengan perusahaan, kontraktor harus mensosialisasikan bentuk peningkatan di bidang keamanan kepada pegawai perusahaan, masyarakat, otoritas lokal dan komunitas di sekitar perusahaan. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan melakukan mobilisasi untuk meminimalkan gangguan operasional yang dapat terjadi dimana konsultansi awal dan koordinasi dengan perwakilan perusahaan, pemerintah, pemerintah, penegak hukum dan pemimpin komunitas harus dilakukan sebelumnya. Peringkat kedua adalah pengalaman kerja dan pengelolaan resiko. Ketiga subkriteria diatas berasal dari tiga kriteria yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bobot yang terlalu jauh diantara empat kriteria yang ada. Kesimpulan Penelitian dilakukan dengan tujuan menentukan standar kriteria evaluasi teknis pemilihan kontraktor penyedia jasa keamanan pada perusahaan objek penelitian. Penentuan standar dan bobot kriteria dilakukan dengan metode Analytic Network Process. Dari hasil penelitian telah didapatkan 4 kriteria yang dapat dijadikan acuan penilaian evaluasi teknis dimana kriteria yang paling penting dalam evaluasi teknis kontraktor adalah kinerja pengamanan berturut-turut diikuti dengan personil kunci, rencana pelaksanaan jasa dan program HES. Sedangkan untuk subkriteria, terdapat 26 subkriteria dengan 5 besar subkriteria berturut-turut yaitu konsultansi security, pengalaman kerja personil kunci, pengelolaan resiko kontraktor, intelijen & investigasi serta latar belakang pendidikan personil kunci. 17

18 Saran Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian ini adalah: a. Dapat dilakukan perbandingan dengan standar evaluasi teknis pemilihan sumber daya jasa keamanan pada instansi terkait seperti Departemen Pertahanan untuk mendapatkan standar evaluasi yang lebih ketat dan hasil penelitian yang lebih sempurna. b. Penelitian ini menggunakan 26 subkriteria sehingga terdapat ratusan perbandingan berpasangan. Untuk itu perlu dilakukan pengelompokan subkriteria menjadi lebih sederhana sehingga memudahkan responden dalam melakukan perbandingan berpasangan tersebut. c. Perlu dilakukan perbandingan dengan metode MCDM lainnya untuk mendapatkan perspektif yang lain. Daftar Referensi Bussieck, M.R., & Pruessner, A. (2003). Mixed-Integer Nonlinear Programming. Washington, DC: GAMS Development Corporation. Chen, Y. (2011). Structured methodology for supplier selection and evaluation in a supply chain. Information Sciences, 181, Chen, Y., Okudan, G., & Riley, D. (2010). Decision support for construction method selection in concrete buildings: Prefabrication adoption and optimization. Automation in Construction, 19 (6), Chopra, S., & Meindl, P. (2001). Supply Chain Management: Strategy Planning, and Operation. New York: Prentice Hall. De Boer, L., Labro, E., & Morlacchi, P. (2001). A review of methods supporting supplier selection. European Journal of Purchasing &Supply Management.7, Dursun, M., & Ertugrul E. (2012). A QFD-based fuzzy MCDM approach for supplier selection. Applied Mathematical Modelling, 37, Gencer, C., & Gurnipar, D. (2007). Analytic network process in supplier selection: a case study in an electronic firm. Applied Mathematical Model, 31,

19 Kasirian, M.D., & Yusuff, R. (2009). Determining Interdependecies Among Supplier Selection Criteria. European Journal of Scientific Research, 35, Konidari, P., & Mavrakis, D. (2007). A multi-criteria evaluation method for climate change mitigation policy instruments. Energy Policy, 35, Najafi, A., & Afrazeh, A. (2010). Using Analytical Network Process for Ranking Educational Factors Influencing on Knowledge Worker Productivity. World Applied Sciences Journal, 9, Nieto-Morote, A. & Ruz-Vila, F. (2012). A fuzzy multi-criteria decision-making model for construction contractor prequalification. Automation in Construction, 25, Papi, V. (1994). Hiring a security firm. Journal of Property Management, 59, Peraturan BPMIGAS 007-Revisi II/PTK/I/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kerja Sama Qin, X., Huang G., Chakma, A., Nie, X., & Lin, Q. (2008). A MCDM-based expert system for climate change impact assesement and adaptation planning A case study for Georgia Basin, Canada. Expert Systems with Applications, 34 (3), R.H. Evans. (1981). Product involvement and industrial buying, Journal of Purchasing Material and Management, 18, Saaty, T.L., & Vergas, L.G. (2006). Decision Making with Analytic Network Process. New York: Springer. Sarkis, J., & Talluri, S. (2002). A Model for Strategic Supplier Selection. The Journal of Supply Chain Management: A Global Review of Purchasing and Supply, Sefak, M., Sharifi, S., & Alimohhammadian, A. (2012). Supplier Selction and Order Allocation Models in Supply Chain Management. World Applied Sciences Journal, 18, Velasquez, M., & Hester, P. (2013). An analysis of Multi-Criteria Decision Making Methods. International Journal of Operations Research, 10 (2), W. Ho, Xu, X., & Dey, P.K. ( 2010). Multi criteria decision making approaches for supplier evaluation and selection: A literature review. European Journal of Operational Research, 202,

BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 63 BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada Bab 3 ini dijelaskan mengenai data-data apa saja yang dibutuhkan dalam penelitian ini, bagaimana cara memperoleh datanya, pembuatan model pemilihan mitra kerja

Lebih terperinci

Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process

Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process Y.M. Kinley Aritonang, Irene Novita Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a) Pada permasalahan pemilihan order

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung terhadap studi kasus yang akan dilakukan seperti: Strategic Planning Decision Support System (DSS) Evaluasi Supplier 2.1 Strategic

Lebih terperinci

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS Guntur Gantara dan Udisubakt Ciptomulyono Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi

Lebih terperinci

Penentuan Kriteria Evaluasi Vendor pada Perusahaan Hulu Minyak dan Gas Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

Penentuan Kriteria Evaluasi Vendor pada Perusahaan Hulu Minyak dan Gas Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Petunjuk Sitasi: Hakim, I. M., & Saphira, Z. (2017). Penentuan Kriteria Evaluasi Vendor pada Perusahaan Hulu Minyak dan Gas Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS 3.1 Penggunaan Konsep Fuzzy Apabila skala penilaian menggunakan variabel linguistik maka harus dilakukan proses pengubahan variabel linguistik ke dalam bilangan fuzzy.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming. PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Sayuran adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki potensi pengembangan pasar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pemilihan Supplier dan Kriteria Dalam industri manufaktur, pemilihan supplier akan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja dari perusahaan (Herbon dkk,

Lebih terperinci

PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO

PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO Moh Ramdhan Arif Kaluku 1, Nikmasari Pakaya 2 1 aliaskaluku@gmail.com, 2 nikmasaripakaya@gmail.com

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))

PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO)) PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO)) Triwulandari S. Dewayana 1, Ahmad Budi W. 2 Jurusan Teknik Industri, FTI - Universitas Trisakti

Lebih terperinci

Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS

Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS Moh Ramdhan Arif Kaluku 1, Nikmasari Pakaya 2 Jurusan Teknik Informastika Universitas Negeri Gorontalo Gorontalo, Indonesia 1

Lebih terperinci

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang Petunjuk Sitasi: Tantrika, C. F., Azlia, W., & Arfiansyah, A. (2017). Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan

Lebih terperinci

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK Siti Komsiyah Mathematics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT Saung Mirwan melihat bahwa sayuran Edamame merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek yang cerah. Peluang pasar luar dan dalam negeri

Lebih terperinci

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN Indriyati Program Studi Teknik Informatika Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Abstrak Dalam era globalisasi dunia pendidikan memegang peranan

Lebih terperinci

MancalaAHP: Game Tradisional Mancala Berbasis Analytic Hierarchy Process

MancalaAHP: Game Tradisional Mancala Berbasis Analytic Hierarchy Process MancalaAHP: Game Tradisional Mancala Berbasis Analytic Hierarchy Process Chandra Kusuma Dewa Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 14 Yogyakarta

Lebih terperinci

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi Citec Journal, Vol. 2, No. 1, November 2014 Januari 2015 ISSN: 2354-5771 Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi 65 Safrizal Instansi Jurusan Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY

PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY M. Adhitya Verdian 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi Program

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY) Yani Iriani 1, Topan Herawan 2 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP

DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP DECISION SUPPORT DALAM PEMILIHAN STAF TERBAIK DENGAN METODE ANP Edy Victor Haryanto Universitas Potensi Utama Jl. KL. Yos Sudarso, Km. 6,5 No. 3A Tanjung Mulia Medan Abstrak Staf atau Pegawai adalah salah

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Suhartanto 1, Putiri Bhuana Katili 2, Hadi Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan dalam home industri apparel berbahan baku kulit sangat ketat. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya pelaku dalam industri tersebut

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG) Hendang Setyo Rukmi Hari Adianto Dhevi Avianti Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi Program Studi Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia Jalan Dipatiukur 112-116 Bandung Email: gabeinct@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di UD. Karya Jaya ini, beberapa hal yang bisa disimpulkan adalah: a. Berdasarkan analisis AHP maka urutan prioritas

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 EVALUASI KINERJA PEMASOK BERDASARKAN ADAPTASI DARI DICKSON S VENDOR SELECTION CRITERIA DENGAN PENDEKATAN TERINTEGRASI DEMATEL DAN ANP (STUDI KASUS: Online Shop X) Rizky Amelia 1) dan Suparno 2) 1) Program

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Fratika Aprilia Purisabara, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015 MODEL PENILAIAN KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) STUDI KASUS : PROYEK PERUMAHAN DEVELOPER XYZ Silvia Fransiska 1) dan Indung Sudarso 1) 1) Program

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi) Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi) Raw Material Supplier Performance Evaluation Using Fuzzy Analytic Hierarchy

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelaku-pelaku dalam pengadaan paprika, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini antara lain adalah sistem pengelolaan pengadaan paprika, yaitu pelakupelaku dalam pengadaan paprika,

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ) Rista Dwi Novianto 1) dan Suparno 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang keahlian Manajemen

Lebih terperinci

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016 1 Kuliah 11 Metode Analytical Hierarchy Process Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi METODE AHP 2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analytical Network Process (ANP) dapat digunakan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Yanuar Angga Prayoga 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X 1 Andre Wardhana, 2 Dewi Shofi, 3 Asep Nana 1,2,3 Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl.

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DALAM PENETAPAN KRITERIA PEMILIHAN FABRICATOR UNTUK PENGERJAAN KONSTRUKSI DAN PEMIPAAN (PIPING) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dari rantai pasok (Pujawan, 2005). Rantai Pasok adalah suatu kegiatan menghubungkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BIJI PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD PADA PT ARISAMANDIRI PRATAMA Diana Puspita Sari 1 *, Agil Saputro 2, Susatyo Nugroho 3 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR. ABSTRAKSI PT. Sari Husada adalah perusahaan yang memproduksi berbagai makanan dan minuman bergizi khusus bayi, balita dan ibu hamil. Bahan baku utamanya adalah susu segar. Sebagai salah satu industri pengolahan

Lebih terperinci

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang

Lebih terperinci

EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS

EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Teknik NIKEN HANDAYANI 0706174215

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak

Lebih terperinci

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS Juliyanti 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di industri jasa penerbangan membuat bisnis layanan semakin berat untuk dihadapi. Upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB III ANP DAN TOPSIS

BAB III ANP DAN TOPSIS BAB III ANP DAN TOPSIS 3.1 Analytic Network Process (ANP) Analytic Network Process atau ANP adalah teori matematis yang memungkinkan seorang pengambil keputusan menghadapi faktor-faktor yang saling berhubungan

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI

PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI PEMILIHAN PEMASOK DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP): STUDI KASUS DI PT. AI Yogi Yusuf Wibisono dan Kristi D. A. Gondo Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jalan Ciumbuleuit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Proses pemilihan supplier merupakan salah satu aktifitas penting dalam suatu organisasi. Kesalahan dalam pemilihan supplier dapat berdampak pada terganggunya kelangsungan proses

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan berbagai tahapan yang harus dilaksanakan secara cermat dan sistematis. Tahapan yang akan dilaksanakan pada bab ini membahas mengenai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace - IAe) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri pesawat terbang, yang dimana memiliki material yang beragam dan aturan-aturan

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER METALLIC BOX MENGGUNAKAN FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus: PT XYZ Malang) SUPPLIER SELECTION ANALYSIS OF METALLIC BOX USING FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Lebih terperinci

ANALISA DAN APLIKASI METODE ZERO ONE DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PERANCANGAN BECAK

ANALISA DAN APLIKASI METODE ZERO ONE DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PERANCANGAN BECAK ANALISA DAN APLIKASI METODE ZERO ONE DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PERANCANGAN BECAK Yanti Pasmawati 1, Ch. Desi Kusmindari 2 Dosen Universitas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.12 Palembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan banyak perusahaan harus menghadapi kompetisi yang ketat di dalam industri. Dalam menghadapi kompetisi tersebut, perusahaan harus senantiasa

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT ati Putra 1) Septi Arianto 2) STMIK IBBI l. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail:

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Ahmad Abdul Chamid 1*, Alif Catur Murti 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL KLASIFIKASI INVENTORY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN COMPONENT COMMONALITY

PENGEMBANGAN MODEL KLASIFIKASI INVENTORY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN COMPONENT COMMONALITY PENGEMBANGAN MODEL KLASIFIKASI INVENTORY DENGAN MEMPERTIMBANGKAN COMPONENT COMMONALITY Indra Dwi F ), Imam Baihaqi ), dan Erwin Widodo 3) ) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company) Zakaria 1, Addy Suyatno 2, Heliza Rahmania Hatta 3 1 Lab Software Engineering, Program Studi

Lebih terperinci

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG Fitriyani STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Jend. Sudirman Selindung Pangkalpinang bilalzakwan12@yahoo.com

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP

Pemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP Pemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP Heri Guntar 1,Hadi Setiawan 2,Nurul Ummi 3 1,2, 3 JurusanTeknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hery_guntar@yahoo.com

Lebih terperinci

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pertemuan 5 Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP). Pengembangan Pendekatan SPK (II) Pengembangan Pendekatan SPK (II) Pengembangan SPK membutuhkan pendekatan

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan dalam pengambilan keputusan yang melibatkan banyak kriteria, dimana ada saling keterkaitan dan ketergantungan antar kriteria dapat dimodelkan dengan ANP (Analytic Network

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE ANP DAN FUZZY TOPSIS (Studi Kasus: PT X Mojokerto)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE ANP DAN FUZZY TOPSIS (Studi Kasus: PT X Mojokerto) PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE ANP DAN FUZZY TOPSIS (Studi Kasus: PT X Mojokerto) MARKETING STRATEGY DECISION MAKING METHOD USING ANP AND FUZZY TOPSIS (Case Study : PT X Mojokerto)

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERAPAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERAPAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Prind Triajeng Pungkasanti 1 Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang e-mail : 1 prind@usm.ac.id Titis Handayani

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENERAPAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERAPAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Prind Triajeng Pungkasanti 1 Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang e-mail : 1 prind@usm.ac.id Titis Handayani

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Dinamika Informatika Volume 5, Nomor, November 05 ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama, Ernawati,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX Daniar Dwi Pratiwi 1, Erwin Budi Setiawan 2, Fhira Nhita 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputasi

Lebih terperinci

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Lebih terperinci

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent) Agus Syamsudin 1*, Ellysa Nursanti 2, Emmalia Adriantantri 3 1 Mahasiswa Progam Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Robbins dan Coultier (2012) menyatakan bahwa manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 2 Analytical Network Process (ANP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 2 Analytical Network Process (ANP) Praktikum 2 Analytical Network Process (ANP) Definisi Analyitical Network Process (ANP) Analytical Network Process (ANP) adalah teori matematis yang memungkinkan seorang pegambil keputusan menghadapi faktor-faktor

Lebih terperinci

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS KRITERIA DAN SUBKRITERIA DALAM PEMILIHAN PEMASOK BANGUNAN BERTINGKAT. Robby Cahyadi 1 dan Jane Sekarsari 2

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS KRITERIA DAN SUBKRITERIA DALAM PEMILIHAN PEMASOK BANGUNAN BERTINGKAT. Robby Cahyadi 1 dan Jane Sekarsari 2 PENENTUAN URUTAN PRIORITAS KRITERIA DAN SUBKRITERIA DALAM PEMILIHAN PEMASOK BANGUNAN BERTINGKAT Robby Cahyadi 1 dan Jane Sekarsari 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jakarta Email:

Lebih terperinci