EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG JADI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI OPERASI PADA PT. COMPOTEC INTERNATIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG JADI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI OPERASI PADA PT. COMPOTEC INTERNATIONAL"

Transkripsi

1 JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 6 No. 2, Oktober 2006 : EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BARANG JADI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI OPERASI PADA PT. COMPOTEC INTERNATIONAL Oleh Hastoni*, Sapto Damandari* dan Sanovi Rachmawati *Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan ABSTRACT There are several things emerge in management cycle of finished product stock. They require attention to deal with existing problems by forming company s good internal control system. So that conducive climate on one of company s assets can be created. Evaluation on internal control system will not merely comprise the process and procedure of management of finished product stock. It s also covers data completeness in the form of documents or form linked with stock that must be brought to account in the form of report and reliable accounting data. Keywords: Internal Control, Finished Product Supply. PENDAHULUAN Persediaan barang jadi merupakan salah satu asset perusahaan yang melibatkan modal kerja besar. Peranan pengendalian intern dalam hal ini sangatlah penting dalam meningkatkan keamanan persediaan barang jadi sebagai harta perusahaan. Dalam persediaan barang jadi merupakan yang paling rawan terjadinya tindak penyelewengan, oleh karena itu perlunya dirancang suatu sistem pengendalian yang memadai sehingga bisa sekecil mungkin terjadinya tindak penyelewengan oleh pihakpihak yang menangani persediaan barang jadi tersebut. Sistem pengendalian intern yang memadai dalam pengelolaan persediaan barang jadi, yaitu harus adanya pemisahan fungsi baik yang melakukan perencanaan, penerimaan, pengeluaran, dan pencatatan dengan adanya persetujuan dari pejabat yang berwenang. Demikian pula setiap transaksi persediaan barang jadi harus disertai bukti-bukti atau dokumen yang dapat diandalkan derajat kepercayaannya. Peranan manajemen tertinggi sebagai pengambil keputusan memerlukan keahlian dan kecermatan dalam mengambil tindakan yang tepat berdasarkan suatu informasi yang objektif, tepat waktu dan relevan dari masingmasing bidang yang ada di perusahaan, Ia harus dapat melihat sumber-sumber yang ada yang dapat digunakan secara optimal dengan cara paling optimal secara efektif, efisiensi dan ekonomis, sehingga akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan demikian, maka manajemen dituntut untuk suatu perencanaan dan pengendalian dalam menjalankan kegiatan operasinya.

2 HASTONI, DAMANDARI dan RACHMAWATI, Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan 82 METODE PENELITIAN Dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini, penulis memenuhi beberapa cara yaitu dengan membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan pembahasan, melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, dan observasi langsung ke lapangan untuk memperoleh informasi yang jelas tentang sitem pengendalian intern yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dalam rangka untuk menjamin keamanan serta mutu dari persediaan barang itu sendiri. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sistem Perhitungan Persediaan Barang Jadi di Gudang 1.1 Proses Perhitungan Barang Jadi Sistem perhitungan barang-barang di gudang PT. Compotec International dilakukan pada akhir periode. Sebelum melakukan perhitungan fisik, maka bagian gudang diharuskan untuk melakukan persiapan-persiapan agar supaya dalam pelaksanaan kegiatan perhitungan tidak terjadi masalah atau hambatan. - Penyusunan barang-barang harus sesuai, jenis dan type dan harus dipisahkan agar memudahkan perhitungan. - Barang-barang diatur serapih mungkin dan disimpan di tempat yang sudah ditentukan. - Barang-barang yang sudah disusun di rak maupun di tempat tertentu lainnya yang telah diatur rapih dihitung kembali dan dicatat ulang pada kartu barang yang baru untuk menghindari adanya kesalahan pencatatan. - Pada saat kegiatan perhitungan fisik, koordinator perhitungan diwajibkan membuat peraturan yang harus dilaksanakan agar perhitungan fisik dapat berlangsung dengan baik. - Pelaksanaan perhitungan fisik dilakukan pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan. - Pelaksanaan perhitungan fisik berlangsung diharuskan agar tidak melakukan mutasi barang (penerimaan/pengeluaran barang) - Langkah-langkah yang dilakukan pada saat perhitungan fisik berlangsung adalah : a) Koordinator perhitungan menyediakan form untuk mencatat hasil dari perhitungan fisik. b) Personil gudang wajib menghitung fisik barang dengan benar dengan didampingi oleh petugas pencatat (personel accounting). c) Pada saat perhitungan dan pencatatan berlangsung, petugas pencatat berhak memperingatkan petugas penghitung untuk mengecek fisik barang. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa barang yang tidak tercatat pada kartu barang petugas pencatat wajib menambahkan/mencatat barang tersebut pada kartu barang dan form hasil perhitungan fisik. Apabila terdapat barang yang rusak 100% maka harus dicatat keadaan barang tersebut pada kartu barang dan juga pada form hasil perhitungan fisik barang. d) Setelah kegiatan perhitungan fisik selesai dilakukan maka masingmasing pencatat membubuhkan tanda tangan pada form hasil perhitungan fisik barang dan menyerahkan pada coordinator penghubung. e) Perhitungan ke dua dilakukan oleh petugas pengecek dan hanya mencatat kuantitas barangnya saja tanpa memperhatikan ukuran dan jenisnya. f) Hasil dari perhitungan ke dua diserahkan ke koordinator perhitungan oleh petugas pengecek sebagai perhitungan kedua. Apabila dari kedua laporan itu terdapat perbedaan maka perlu diadakan perhitungan ulang pada saat itu juga.

3 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 6 No. 2, Oktober 2006 g) Setelah semuanya sudah dilakukan maka koordinator penghitungan membuat laporan hasil perhitungan fisik barang. Hasil perhitungan fisik ini dibandingkan dengan saldo rekening buku besar dalam buku pembantu daftar persediaan barang jadi. Bilamana ditemukan selisih kuantitas maupun selisih rupiah maka koordinator perhitungan harus membuat laporan hasil perbandingan fisik dan membuat suatu rekap dalam surat berita acara. Surat berita acara merupakan bukti yang sah apabila ada tanda tangan dari departemen yang bersangkutan dan persetujuan dari pimpinan perusahaan. 1.2 Dokumen-dokumen yang Dipergunakan Kartu gudang berfungsi untuk mencatat mutasi persediaan yang menunjukan kuantitas barang tanpa harganya. Dalam kartu gudang dicatat nama barang, qty, warna barang dan No. BPB. Pada saat terjadinya perpindahan atau mutasi barang maka kartu gudang harus di Up date per transaksi Mutasi masuk adalah transaksi penerimaan barang dari bagian produksi Mutasi keluar yaitu transaksi pengeluaran barang Kartu barang berfungsi sebagai identitas barang yang disimpan untuk memudahkan pengecekan dan sekaligus mencatat mutasi kuantitas barang. Apa yang dicatat pada kartu gudang harus pula dicatat pada kartu barang. 1.3 Fungsi-fungsi yang terkait Dalam Perhitungan Barang Jadi Fungsi gudang adalah petugas penghitung dalam kegiatan perhitungan barang jadi. Fungsi akuntansi adalah petugas pencatat Internal audit/auditor adalah petugas penyelenggara perhitungan barang jadi yang bertanggung jawab penuh dalam kegiatan perhitungan barang jadi. 2. Analisa atas Proses Mutasi Barang Jadi 2.1 Proses Penerimaan Barang Selesai Diproduksi Barang-barang yang diproduksi seyogjanya haruslah merupakan barangbarang yang sesuai dengan permintaan konsumen, baik desain maupun spesifikasi setiap barang yang akan dihasilkan. Barang-barang yang telah selesai diproduksi oleh PT. Compotec International berada dalam pengawasan quality control. Oleh sebab itu prosedur yang diterapkan oleh PT. Compotec International terhadap mutasi barang selesai diproduksi ke bagian penyimpanan barang-barang tersebut, terlebih dahulu mereka melakukan pengecekan dan pemeriksaan terhadap barang-barang, apakah sesuai dengan bukti penyerahan barang. Apabila kondisi barang baik, maka bagian gudang akan menyimpan barang ke gudang dan sebaliknya jika barang dalam kondisi rusak maka bagian gudang akan menolak dan mengembalikan barangbarang tersebut ke bagian quality control untuk perbaikan kembali atau harus dihancurkan. Dengan demikian bagian gudang hanya dapat menerima dan menyimpan barang ke gudang apabila kondisi barang sesuai dengan dokumen, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwasanya prosedur telah berjalan dengan sebenarnya. Adapun proses penerimaan barang dari Departemen Produksi dan Quality Control PT. Compotec International adalah sebagai berikut : 1. Produk yang telah lulus inpeksi (pass-on) akan dikirim ke Gudang barang Jadi dengan disertai Bukti Penyerahan Barang yang diisi oleh Kepala QC. 2. Gudang jadi akan menerima 83

4 HASTONI, DAMANDARI dan RACHMAWATI, Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan produk selesai (Finish Good), produk belum selesai (Produk Belum Finish), dan produk gagal (Produk No Good) dari Departement Produksi. 3. Dari penerimaan produk pada hari yang bersangkutan akan didata dalam Laporan Penerimaan. Laporan ini diberikan pada PPIC 4. Produk selesai akan ditempatkan di area storage/palet yang telah disiapkan. 5. Produk-produk retur akan dikirm kembali ke QC oleh Gudang Barang Jadi. Kiriman disertai dengan Bukti Penyerahan Barang. 6. Produk reject dikirimkan ke Gudang material disertai dengan Bukti Penyerahan barangnya 7. Produk yang akan di-rework akan dikirimkan kembali ke Produksi untuk dikerjakan lebih lanjut. 8. Data kegiatan Quality Control pada hari bersangkutan dicantumkan dalam Laporan Harian QC. Laporan ini dipegang Kepala QC dan juga didistribusikan ke Gudang Barang Jadi dan Gudang material. 2.2 Proses Penyimpanan Barang Pada perusahaan manukfaktur selain mempunyai gudang persediaan bahan baku dan bahan pembantu, tentunya juga harus mempunyai gudang untuk barang jadi (finished goods), begitu pula di PT. Compotec International terdapat gudang penyimpanan produk selesai dihasilkan. Barang-barang yang disimpan di gudang jadi pada dasarnya merupakan barang-barang dalam kondisi baik., sebab hal itu sudah merupakan keharusan dalam prosedur penerimaan barang dari quality control. Pola penempatan barang di gudang disesuaikan dengan jenis, ukuran, dan berat barang. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerusakan pada barang tersebut dan untuk memudahkan perawatan barang-barang di gudang. Petugas penyimpanan barang jadi akan melakukan pengecekan kebenaran terhadap kartu barang yang diterimanya yang didalamnya tercantum nama barang, qty, warna barang, dan No BPB, untuk memudahkan pengecekan. Dengan adanya aturan penempatan, perawatan yang baik terhadap barang, penggunaan kartu barang dan kartu stock barang jadi, maka keselamatan barangbarang di gudang dapat terjamin keamanannya. Pemeriksaan dan pengecekan terhadap gudang barang jadi dilakuakn setiap seminggu sekali. Dalam pengawasan terhadap barang jadi ini dilakukan oleh bagian gudang itu sendiri juga oleh bagain akunting. Dengan demikian tanggung jawab kepala bagian gudang sangatlah berat untuk mengawasi semua kegiatan orangorang yang di pimpinnya. Maka dalam hal ini peran pengawasan intern yang sudah ditetapkan oleh perusahaan diharapkan dapat membantu kepala gudang dengan lebih memfokuskan pada pengawasan barang jadi, baik dalam penyimpanan, maupun dalam kegiatan pengeapakan barang yang akan dikirim. Adapun proses menyimpanan barang di gudang PT. Compotec International adalah sebagai berikut : 1. Kepala Produksi menerima Injection Mould Shedule dan Order Produksi yang diberikan PPIC. 2. Kepala Produksi mengisi Persiapan Pengaturan Produksi (P3). P3 adalah daftar peralatan yang harus dipersiapkan setiap kali memulai kegiatan produksi yang diberikan oleh PPIC sebagai umpan balik (feed back) dan bagian dari kontrol. 3. Produksi akan mengambil material dan bahan pembantu yang dibutuhkan dari Gudang material dan Gudang Bahan Pembantu. 4. Produk yang dikirimkan ke bagian Quality Control, akan disertai Bukti Penyerahan Barang, yang diisi oleh Kepala Produksi. 84

5 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 6 No. 2, Oktober Produk reject dan runner akan dikirimkan ke Gudang Material dengan disertai Bukti Penyerahan Barang yang diisi Kepala Produksi. Produk reject dan runner ini bila dapat akan diolah kembali menjadi bahan baku. 6. Data kegiatan produksi dalam hari bersangkutan akan didata dalam Laporan Harian Produksi oleh Kepala Produksi. Laporan ini selain dipegang Kepala Produksi, juga akan didistribusikan kepada PPIC, Quality Control, Gudang Material, dan Gudang Bahan Pembantu. 7. Kepala Produksi mengisi Laporan Harian Stop Time yang juga diserahkan pada PPIC. Laporan diberikan untuk tiaptiap mesin dan berisikan data stop time nya. 2.3 Proses Pengeluaran Barang Jadi dari Gudang Proses pelaksanaan pengeluaran barang jadi dari perusahaan ke pada pembeli hanya dapat dilakukan apabila ada permintaan dari PPB yang sudah disetujui oleh PPIC Dengan adanya perintah penyerahan barang dari PPB maka bagian gudang melakukan penegcekan stock barang di gudang dan menyiapkan barang serta menerbitkan packing list sesuai dengan permintaan yang tertera dalam dokumen perintah penyerahan barang. Dan sebaliknya apabila permintaan tersebut belum siap, maka bagian gudang harus melakukan konfirmasi kepada Kepala Bagian Gudang. Barang-barang yang di keluarkan bersama packing list sudah dalam kondisi siap kirim yang kemudian diserahkan ke bagian pengiriman. Dengan adanya penerapan prosedur seperti di jelaskan diatas, maka setiap mutasi barang dari gudang dapat dikendalikan dan dipertanggung jawabkan oleh bagian yang bersangkutan dengan baik karena adanya prosedur yang baik, penggunaan dokumen dan sistem otorisasi atas dokumn tersebut. Adapun proses pengeluaran barang PT. Compotec International adalah sebagai berikut : 1. Kepala Gudang Jadi menerima Bukti Penyerahan Barang dari bagian Quality Control dan memeriksa kebenaran datadatanya. 2. Kepala Gudang Barang Jadi akan menerima dokumen Injection Moulding Schedule, Order Produksi, dan Delivery Order yang telah direncanakan oleh PPIC. 3. Produk-produk yang dikirimkan pada hari tertentu, sesuai dengan data-data pengiriman dalam Delivery Order, akan dilaporkan dalam Laporan pengeluaran yang diberikan pada PPIC. 4. Pengiriman barang pada pelanggan dilakukan dalam beberapa tahap, sesuai dengan perjanjian dengan pelanggan 5. Gudang jadi akan menerima SPK dari Accounting. Data berupa no. PO, nama barang dan jumlah barang. 6. Output berupa Surat Jalan yang akan diberikan kepada Pelanggan sebagai bukti Penerimaan Barang. 2.4 Proses Penerimaan Barang Retur dari Pelanggan Dalam suatu kegiatan produksi di suatu perusahaan pabrik, mungkin saja terjadi penyimpangan dari apa yang diharapkan atau yang direncanakan. Kejadian-kejadian yang terjadi diluar dugaan harus segera diketahui oleh manager, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan. Pada saat melakukan proses produksi perusahaan banyak dihadapkan pada hambatan-hambatan untuk mencapai kualitas produk yang baik. Hambatanhambatan tersebut dapat bersumber dari banyak faktor, misalnya : faktor manusia, 85

6 HASTONI, DAMANDARI dan RACHMAWATI, Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan faktor Mesin, faktor metode atau faktor lingkungan. Dengan menggunakan standar produksi yang tepat dan jelas yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan dengan didukung oleh penggunaan sampling sesuai dengan selera pelanggan diharapkan faktor-faktor yang dapat menghambat proses produksi sekidikitnya dapat diatasi. Salah satu penyimpangan dalam produksi adalah adanya pengembalian barang dari Pelanggan pada perusahaan. Retur Pelanggan yang sering terjadi pada PT Compotec International seperti : Barang tidak sesuai spesifikasi (warna barang, type barang) Barang rusak atau cacat (rapuh, tergores, patah ) Kuantitas barang tidak sesuia pemesanan Apapun proses penerimaan barang retur dari pelanggan adalah sebagai berikut Bagian Expedisi akan menerima Surat Jalan Retur dari Pelanggan. Surat Jalan Retur tersebut di kirimkan kepada Gudang Produk retur dapat diterima dalam batas waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 7 (tujuh) hari setelah tanggal pengiriman. Barang retur tersebut akan dikirimkan ke bagian Quality Control untuk di cek ulang sesuai Standar ICQ. Apabila kondisi barang tersebut masih dapat untuk diperbaiki, maka perusahaan akan menyelesaikan produk tersebut. Namun apabila produk tersebut sudah tidak sesuai dengan standar produk (spesifikasi) yang telah ditetapkan, maka perusahaan akan segera menggantinya dengan produk baru. Produk retur tersebut dianggap reject dan akan di kirim ke GBB untuk dihancurkan. 2.5 Proses Pengendalian Peralatan Untuk Mutasi Barang Jadi Di dalam kegiatan mutasi barang jadi, peranan peralatan sangat menentukan keselamatan barang. Perusahaan membuat work instruction kepada bagian yang menyelenggarakan mutasi barang jadi yang menjadi pedoman dalam kerja. Sebelum menggunakan peralatan, terlebih dahulu di lakukan pemeriksaan baik pada kelengkapan dan kebersihannya untuk menghindari timbulnya kerusakan barang. Peralatan hanya dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kemampuan peralatan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peralatan tidak digunakan melebihi fungsinya sehingga dapat dipakai untuk waktu yang panjang. Dengan demikian penulis dapat simpulkan bahwa proses pengendalian perusahaan mulai dari proses produksi barang sampai pada pengiriman barang jadi kepada pelanggan serta penggunaan peralatan cukup memenuhi persyaratan. 3. Analisa Atas Pengendalian Intern Perusahaan Prinsip dalam penyusunan struktur organisasi, selain fleksible adalah efektivitas mekanisme pengawasan, rentang kendali atau span of control. Hal ini menyangkut pengawasan dari atasan terhadap pelaksanaan di bawahnya. Jika dilihat dari adanya pemisahan fungsi, sistem wewenang, praktek yang sehat, serta kecakapan pegawai melakukan tugasnya dalam pengendalian barang jadi diterapkan di perusahaan PT. Compotec International maka pengendalian intern yang diterapkan perusahaan di dalam pengendalian barang jadi adalah sebagai berikut : a) Adanya pemisahan fungsi operasional dan fungsi pencatatan yang jelas dengan menetapkan batas wewenang, dimana bagian pengawasan/pengendalian persediaan terpisah dari bagian pencatatan. Tujuan pengendalian ini dilakukan agar bagian akuntansi benar-benar mencatat jumlah persediaan berdasarkan mutasi barang yang terjadi, dan data akuntansi tersebut dilaporkan kepada pihak yang berhak 86

7 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 6 No. 2, Oktober 2006 menggunakannya secara tepat waktu, dapat dipercaya kebenaran dan keandalannya, sehingga diharapkan dapat menjamin keamanan kekayaan perusahaan. b) Dalam melaksanakan fungsi masingmasing, setiap pelaksanaan harus bertindak independent sesuai dengan prosedur dan tingkat kewenangannya. Tidak ada satu pekerjaan yang dilakukan dari awal oleh satu bagian hingga akhir. Dengan demikian, dapat adanya perangkapan fungsi agar tidak terjadi kecurangan yang dapat merugikan perusahaan. c) Pengiriman barang kepada pembeli baru dapat dilaksanakan jika ada bukti pendukung yang sah sebagai bukti pengiriman barang tersebut. d) Digunakannya dokumen atau formulir dalam kegiatan pengendalian barang jadi yang merupakan media untuk merekam suatu transaksi keuangan yang terjadi baik itu penjualan barang maupun mutasi barang jadi, yang akan berfungsi sebagai bukti adanya suatu transaksi e) Setiap pemesanan barang yang dilakukan oleh pembeli harus mendapat persetujuan dari manager penjualan. Dengan demikian transaksi ini dianggap sah untuk dibukukan apabila dokumen atau formulir tersebut telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang.hal ini telah mencerminkan adanya sistem otorisasi yang cukup baik dalam pemesanan dan pengiriman barang. KESIMPULAN 1. PT. Compotec International telah menerapkan sistem pengendalian/pengawasan intern persediaan barang jadi dengan cukup baik, karena terdapat struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik, praktek yang sehat dalam melakukan tugas dan fungsi-fungsi dalam organisasi, serta adanya suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawabnya. 2. Aktivitas pengelolaan persediaan barang jadi pada PT. Compotec International masih memerlukan perhatian yang lebih baik terutama dalam pengendalian terhadap produk retur. 3. Sistem dan prosedur yang diterapkan oleh PT. Compotec International belum menciptakan efektivitas dan efisiensi operasi, walalupun dalam pelaksanaannya sistem dan prosedur tersebut melibatkan beberapa bagian dengan menggunakan dokumen-dokumen dan formulir-formulir pendukung guna terlaksananya sistem dan prosedur tersebut DAFTAR PUSTAKA Alvin. A. Arens and James K. Loebbecke, Auditing Terpadu I, Edisi Indonesia, Cetakan ke-2, Amir Abadi Yusup, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit:Salemba Empat, Jakarta, Amir Widjaya Tunggal, Drs., Ak., MBA., COSO-Based Auditing, Harvarindo, Bambang Hartadi, Drs., M.M., Akt, Sistem Pengendalian Intern dalam hubungannya dengan manajemen audit, Edisi ke tiga, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Chairul Marom, Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang, Penerbit PT Grasindo, Jakarta, 2002 Fauzi, Drs., Kamus Akuntansi Praktis, Penerbit Indah Jaya, Surabaya, 1995 Ikatan Akuntansi Keuangan, Standar Profesional Akuntan Publik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep BAB II Dasar Teori 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep 1. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. (Mulyadi, 2001:5) 2.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fungsi Untuk mengetahui bahwa fungsi suatu sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu definisi dari fungsi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

pengertian sistem pengendalian intern ada

pengertian sistem pengendalian intern ada 24 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sebelum membahas pengertian sistem pengendalian intern ada baiknya terlebih dahulu diberikan pengertian sistem, pengendalian intern

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah derasnya arus globalisasi, pengaruh perubahan di lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah derasnya arus globalisasi, pengaruh perubahan di lingkungan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah derasnya arus globalisasi, pengaruh perubahan di lingkungan bisnis semakin kompleks. Berbagai perusahaan sejenis bermunculan dengan membawa inovasi terbaru.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi merupakan sistem pengelolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa sebuah infomasi akuntansi seperti informasi keuangan yang bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Evi Rohmawati, Mahsina, H.Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Evi Rohmawati, Mahsina, H.Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ATAS PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA UD. RAMA TEKNIK Evi Rohmawati, Mahsina, H.Ali Rasyidi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Menurut Mulyadi (2008:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Permintaan Barang Urgent 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Resmi 1 transaksi Lampiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya yang salah satunya adalah untuk memperoleh laba terutama melalui penjualan baik

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIRTAMAS LESTARI PASURUAN

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIRTAMAS LESTARI PASURUAN PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIRTAMAS LESTARI PASURUAN Frizka Andriani, Tri Lestari, Juliani Pudjowati Progam Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun pihak perusahaan, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perusahaan manufaktur, secara umum perusahaan perusahaan tersebut memiliki beberapa area

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, 5 BAB II LANDASAN TEORI Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, di butuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Di bawah ini pengertian umum mengenai sistem dapat dirinci sebagai berikut : Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ektern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional Audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan dan kebijakan operasional suatu perusahaan yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU Fadrul dan Mery Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Indonesia Jalan Jend. A. Yani No. 78-88 Pekanbaru 28127

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik (SAK ETAP) No.11 tahun 2013, pengertian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiadji (2002;4) suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Norita Multiplastindo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan NO PERTANYAAN YA TIDAK JIKA TIDAK, MOHON BERI ALASAN 01 Apakah setiap penerimaan pesanan dicatat dengan baik dan benar? 02 Apakah pencatatan penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian inter adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PIUTANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN (Studi Kasus pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN 856 PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN PORKAS SOJUANGON LUBIS *) *) Dosen Fakultas Ekonomi UNIVA Medan NIDN : 0101067903 Email : lubis.rahman@yahoo.com ABSTRAK Pembelian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

Struktur Organisasi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

Struktur Organisasi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk General Shareholders Meeting Board of Commissioners President Director R & D Operation Director Finance Director Controller Plant Marketing Administration General Affair Plant Advisor Marketing R & D E

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Pengertian tentang sistem dapat diperoleh dari beberapa ahli sebagai berikut : Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI DAN SISTEM BIAYA (STUDI KASUS PT. XYZ)

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI DAN SISTEM BIAYA (STUDI KASUS PT. XYZ) PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM PENGAWASAN PRODUKSI DAN SISTEM BIAYA (STUDI KASUS PT. XYZ) Julisar Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No 9,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah menganalisis dan mengevaluasi sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang pada PT. Makmur Jaya Usaha, maka ditemukan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka kebutuhan akan adanya suatu pengendalian intern dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan perusahaan pada zaman ini maka setiap perusahaan harus memiliki sistem-sistem yang dapat di gunakan untuk merencanakan, menyusun,

Lebih terperinci

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Penanggung Requestor membuat purchase request untuk material yang diperlukan, kemudian diserahkan

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN)

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN) JURNAL HUMANIORA TEKNOLOGI Vol. II No.I; Oktober 2016 PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN) YULI FITRIYANI Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Ol

PENDAHULUAN Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Ol ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA DATAREKA DIGITAL PRINTING DALAM USAHA MENINGKATKAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ULFA FAUZIAH Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma fauziah_upe@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi L1 Form Order L2 Stock List L3 Inter Store Transfer (Surat Jalan) L4 Inter Store Transfer (Surat Jalan-lanjutan) L5 Daily Sales Report L6 Rekapitulasi Penjualan Konsinyor

Lebih terperinci

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Pertanyaan Responden Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 Ya Tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

Volume II No. 1, Februari 2017 ISSN

Volume II No. 1, Februari 2017 ISSN ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM RANGKA EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Populer Sarana Medika, Surabaya) Yenni Vera Fibriyanti Universitas Wijaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut tim KKS (2007), pada kondisi tertentu kendaraan bermotor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut tim KKS (2007), pada kondisi tertentu kendaraan bermotor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bengkel Menurut tim KKS (2007), pada kondisi tertentu kendaraan bermotor memerlukan perawatan dan perbaikan. Perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor harus dilakukan agar

Lebih terperinci

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penulis telah melakukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas pengelolaan persediaan pada Twin Tulipware, terutama pada aktivitas pencatatan persediaan dan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan

Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan kebutuhan barang dagangan. Perusahan sering menghadapi ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah PT. Dunlopillo Indonesia PT. Dunlopillo Indonesia merupakan perusahaan manufaktur. Perusahaan ini bergerak di bidang industri pembuatan kasur Latex. Bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber 4.1.1 Prosedur Pemesanan Fiber 1. Bagian PPIC menerima Laporan Stock Fiber (LSF) dari Bag. Inventory (Bag.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana kita ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam operasi perusahaan. Keuntungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam kegiatan operasional, baik untuk perusahaan dagang maupun untuk perusahaan manufaktur. Tanpa

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN PADA PT. ANINDOJAYA SWAKARSA DIMAS RADITO SURYO Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email : radito.dimas@gmail.com Dosen

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran sistem informasi akuntansi pada siklus produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci