V ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V ANALISIS LINGKUNGAN USAHA"

Transkripsi

1 V ANALISIS LINGKUNGAN USAHA 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pada Tahun 1997 perusahaan CV Duta Teknik didirikan oleh Pak Marserius dengan bantuan pinjaman modal dari bank sebesar 50 juta rupiah. Dana yang diperoleh digunakan untuk membeli peralatan produksi, seperti alat besar, mesin tangan, menyewa tanah serta membangun pabrik. Pada awal pembangunan perusahaan ini sudah memiliki peralatan yang cukup lengkap pada masanya. Bentuk hukum perusahaan ini pada awal dibangun adalah UD, hal ini karena skala usaha yang masih kecil. Didalam menjalankan usahanya Pak Merserius banyak mengajak kerabat serta teman. Sebelum menjadi pengusaha mebel, Pak Marserius bekerja sebagai guru di STM (Sekolah Teknik Menengah) Mandomai. Setelah lulus dari STM Pak Marserius diangkat menjadi guru disekolah ini. Selama menjabat menjadi guru, Pak Marserius banyak mendapatkan teman serta kerabat yang juga masuk sekolah ini. Di STM inilah Pak Marserius menambah pengetahuan tentang mebel serta keterampilan di dalam membuat mebel. Selain kemampuan di dalam membuat mebel, juga menambah relasi dan kenalan dengan sesama teman yang juga memiliki pengetahuan tentang mebel. Pada Tahun 1996 Pak Marserius memiliki keinginan untuk berhenti menjadi guru dan membangun usaha sendiri. Akhirnya pada Tahun 1997 Pak Marserius berhenti menjadi guru dan pergi ke Sampit untuk membangun usaha mebel. Kota Sampit dipilih, karena di kota ini ada saudara yang bersedia membantu didalam pembangunan usaha mebel tersebut. Perusahaan ini berdiri dengan bantuan saudara serta teman yang dikenal oleh pemilik perusahaan. Hal ini karena rata-rata saudara dari Pak Marserius juga merupakan lulusan STM sehingga dapat diajak serta didalam menjalankan usaha tersebut. Perusahaan ini pada awalnya mulainya berdiri berlokasi pada jalan Cilik Riwut km 2,2, walaupun hanya menempati seperempat dari luas lahan yang digunakan sekarang. Pada tahun 2001 perusahaan ini sempat mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut terjadi kerusuhan antar etnis yang terjadi di Sampit. Kerusuhan ini membuat usaha mebel menjadi lesu, karena kondisi keamanan yang masih tidak stabil. Walaupun demikian keadaan ini tidak berlangsung lama, hanya sekitar 4-6 bulan. Sehingga perusahaan masih

2 dapat berjalan walaupun kondisi ekonomi dan keamanan Kota Sampit belum pulih secara menyeluruh. Pada Tahun 2002 perusahaan ini merubah bentuk hukum perusahaan dari UD menjadi CV, dan semenjak menjadi CV inilah perusahaan mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Tanah yang semula hanya disewa seperempat dari luas lahan yang tersedia, sekarang mampu dibeli secara keseluruhan. Sehingga perushaaan memiliki tempat yang cukup luas untuk kegiatan produksi serta untuk menyimpan bahan baku. Perusahaan ini juga masih dapat bertahan dari semakin langkanya bahan baku dan peningkatan harga bahan baku. Karena perusahaan ini berprinsip tidak akan berproduksi apabila menderita kerugian, sehingga pada saat harga bahan baku meningkat maka perusahaan juga akan meningkatkan harga jual. Apabila tidak dilakukan maka perusahaan akan menderita kerugian, demikian halnya apabila harga bahan baku turun maka harga jual pun dapat dinegosiasikan. Awalnya perusahaan ini hanya memiliki sekitar lima alat besar saja, dan sekarang perusahaan sudah memiliki sekitar 16 alat besar karena ada beberapa mesin yang sama berjumlah lebih dari satu buah. Perusahaan ini (CV Duta Teknik) lebih memfokuskan produksi pada barang yang terbuat dari kayu, seperti mebel dan juga kusen. Selama bahan baku barang tersebut terbuat dari kayu dan perusahaan sanggup untuk membuatnya, maka barang tersebut akan diproduksi oleh perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Semua perusahaan memiliki visi dan misi dalam menjalankan kegiatannya, termasuk halnya dengan CV Duta Teknik. Visi dan misi merupakan gambaran kekuatan perusahaan karena menunjukkan keinginan untuk membangun terkait dengan pencapaian keuangan, kepuasan pelanggan, pengembangan bisnis dan peningkatan kerja karyawan. Visi CV Duta Teknik adalah Menjadi perusahaan yang unggul dalam mutu, ketepatan waktu serta harga yang bersaing. Sementara itu Misi perusahaan ini adalah Menjadikan mebel kayu sebagai produk unggulan Kota Sampit. 50

3 5.3. Sarana dan Prasarana Total lahan yang dimiliki oleh perusahaan ini adalah sebesar 0,8 ha yang terletak di tepi Jl. Cilik Riwut km 2,2 Sampit-Palangkaraya. Lahan yang digunakan untuk operasional lebih kurang 0,4 ha, sementara sisanya dibiarkan kosong untuk persiapan apabila nanti diperlukan pembangunan di kemudian hari. Kantor serta pabrik tempat berproduksi dapat dilihat pada Lampiran 9. Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan ini sudah lebih banyak menggunakan mesin dibandingkan manual, karena memang untuk kegiatan produksi mebel lebih menggunakan mesin dan alat-alat bantu. Untuk kegiatan manual biasanya dilakukan pada kegiatan pengamplasan, pengecatan, sanding, perakitan ataupun plamir. Perusahaan ini memiliki beberapa alat besar seperti mesin pengencang (istilah lokal), mesin penebal, mesin sapper, mesin pembelah, mesin pembor, mesin pembuat lengkung, serta mesin kompresor. Selain dengan menggunakan mesin besar, didalam operasionalnya perusahaan juga dibantu dengan mesin tangan seperti speedshaw, mesin amplas setrika, mesin router, mesin bor dan penyemprot. Contoh alat-alat yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 11. Beberapa kegiatan yang tidak dapat dilakukan dengan mesin dilakukan secara manual dengan bantuan tangan. Misalnya untuk mengamplas bagian yang sulit dicapai oleh mesin, kegiatan plamir/sanding juga dilakukan secara manual ataupun kegiatan dempul juga dilakukan secara manual. Kegiatan tersebut dilakukan secara manual, selain karena sulit apabila menggunakan mesin juga diperlukan ketelitian di dalam pembuatannya Analisis Lingkungan Internal Setiap perusahaan memiliki kelemahan dan kekuatan, oleh sebab itu perusahaan harus mampu memanfaatkan kekuatannya untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan internal adalah suatu kondisi di dalam perusahaan yang dapat berpengaruh langsung terhadap kelangsungan perusahaan. Analisis lingkungan perusahaan yang berpengaruh terhadap perusahaan adalah keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran, produksi operasi dan manajemen. 51

4 Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia perusahaan merupakan aset yang menjadi faktor keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usaha. Banyaknya tenaga kerja membuka peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan keunggulan komparatif. CV Duta Teknik menggunakan tenaga kerja yang sebagian besar adalah kenalan ataupun kerabat pemilik perusahaan. Pada saat ini CV Duta Teknik memiliki 10 tenaga kerja yang tetap, yang terdiri dari satu orang wakil direktur, dua orang staf administrasi, dan tujuh orang tenaga kerja borongan. Apabila perusahaan mendapatkan proyek atau mendapat banyak orderan maka jumlah pekerjanya dapat bertambah sekitar 15 orang, sehingga jumlahnya mencapai 25 orang. Komposisi karyawan menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Karyawan CV Duta Teknik Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009 Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) SD 2 20 SMP 3 30 SMA 3 30 >SMA 1 10 Total Berdasarkan Tabel 12 rata-rata karyawan CV Duta Teknik merupakan lulusan SMA dan SMP. Untuk lulusan SMA kebanyakan merupakan lulusan SMK jurusan bangunan, karena kompetensi yang dimiliki oleh karyawan sesuai dengan lapangan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Tingkat pendidikan tidak begitu berpengaruh terhadap jalannya kegiatan usaha mebel ini, karena di dalam memilih karyawan perusahaan cenderung memilih karyawan yang telah memiliki kemampuan dan pengalaman di dalam membuat produk mebel. Untuk beberapa posisi di dalam perusahaan seperti staf administrasi dan wakil direktur, dipilih yang memiliki pendidikan yang cukup tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi. 52

5 Tabel 13. Sebaran Karyawan CV Duta Teknik Menurut Pengalaman Kerja Tahun 2009 Lama Kerja di CV Duta Teknik Jumlah (Orang) Persentase (%) < 4 Tahun Tahun 4 40 > 8 Tahun 5 50 Total Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa separuh dari karyawan Duta Teknik merupakan karyawan yang telah bekerja diatas delapan tahun untuk perusahaan ini. Hal ini tentunya merupakan keunggulan bagi perusahaan, karena dengan pengalaman kerja yang lama maka kemampuan di dalam membuat mebel juga lebih baik Struktur Organisasi Struktur organisasi yang terdapat pada CV Duta Teknik hanya terdiri dari direktur, wakil direktur dan staf administrasi. Selain sebagai pemilik usaha, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, pengusaha bertindak sebagai direktur yang secara langsung mengawasi kegiatan perusahaan dengan dibantu oleh wakil direktur. Kegiatan tersebut meliputi produksi, distribusi, administrasi dan pembelian bahan baku. Sedangkan karyawan bertanggung jawab langsung kepada pengusaha. Budaya perusahaan dan komitmen yang terdapat pada perusahaan adalah kentalnya suasana kekeluargaan dan sifat gotong royong mulai dari karyawan hingga pimpinan. Suasana kekeluargaan tercermin dari tingginya rasa ingin memajukan perusahaan diantara karyawan. Hal ini membuat para pengurus perusahaan menjadi lebih solid dan bersemangat memajukan perusahaan. Sifat gotong royong terlihat dari kekompakan karyawan dalam menjalankan kegiatan produksi. Rantai organisasi yang sederhana ini memungkinkan dan mempermudah pengusaha untuk melakukan kontrol serta pengawasan tarhadap usahanya. Selain itu, komunikasi yang terjadi antara pengusaha dan karyawan dapat lebih intensif. Struktur organisasi CV Duta Teknik dapat dilihat pada Gambar 8. 53

6 Direktur Wakil Direktur Staf Administrasi Staf Administrasi Karyawan Borongan Karyawan Harian Gambar 8. Struktur Organisasi CV Duta Teknik Sumber : CV Duta Teknik (2009) Kelemahan yang terlihat dari CV Duta Teknik yaitu pembagian kerja untuk wakil direktur dan staf administrasi yang kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari dua orang staf administrasi yang memiliki deskripsi kerja yang hampir sama, sehingga dapat menyebabkan kurang fokus dalam mengerjakan tugasnya. Seharusnya pekerjaan keduanya dapat dipisahkan atau dibuat lebih spesifik. Misalnya satu orang staf administrasi dikhususkan untuk menerima pesanan dari pelanggan serta untuk urusan/kegiatan di luar kantor, dan satu orang lagi fokus pada kegiatan pembukuan dan bendahara perusahaan. Sehingga setiap orang memiliki tanggung jawab yang jelas terhadap pekerjaannya. Demikian hal nya dengan wakil direktur, yang deskripsi kerjanya lebih kepada sebagai kepala produksi, karena salah satu karyawan yang bertugas sebagai pengawas mengundurkan diri. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan informasi antar bagian serta kurang bertanggung jawabnya karyawan pada pekerjaannya. Terlebih lagi pemilik perusahaan ini (direktur) hanya datang dua atau tiga kali dalam satu bulan untuk mengontrol kegiatan di dalam perusahaan, selebihnya hanya lewat telepon. Sehingga pemilik perusahaan menyerahkan keputusan dan pengelolaan perusahaan kepada wakil direktur. 54

7 Keuangan Keuangan dapat dijadikan sebagai salah satu kebutuhan primer di dalam kegiatan bisnis, karena keuangan yang tidak lancar maka kegiatan produksi dapat terganggu dan bukan tidak mungkin akan mengalami kemunduran dan berakibat pada kebangkrutan (Herudjito, 2000). Data keuangan untuk usaha mebel di CV Duta Teknik sudah menggunakan sistem akuntasi sederhana yang baik. Setiap transaksi keluar dan masuknya uang selain dicatat dalam buku keuangan, perusahaan juga menggunakan nota dari perusahaan, sehingga ada bukti untuk setiap keluar masuknya kas perusahaan. Dengan adanya pencatatan serta nota dari perusahaan, keluar dan masuknya keuangan dapat ditelusuri serta terorganisir secara rapi. Pencatatan keluar dan masuknya keuangan perusahaan dilakukan secara manual, selain itu digunakan juga komputer di dalam pelaksanaannya. Komputer hanya digunakan dalam membuat perincian pesanan pelanggan serta bukti penerimaan pesanan oleh perusahaan dari pelanggan, sementara untuk pencatan keuangan perusahaan secara menyeluruh masih menggunakan tulisan tangan. Selama ini CV Duta Teknik hanya mengandalkan modal usaha sendiri. Keadaan ini dapat menjadi kekuatan bagi perusahaan, karena modal usaha sendiri mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki hutang atau pinjaman modal dari pihak manapun. Hal ini disadari oleh pemiliki perusahaan, karena apabila meminjam modal dari pihak tertentu maka pengembaliannya akan selalu disertai dengan bunga pinjaman. Kondisi ini dapat memberatkan perusahaan, sehingga pada akhirnya dapat melemahkan posisi perusahaan tersebut. Menurut data Deperindag Kota Sampit (2006), investasi/peralatan CV Duta Teknik sebesar Rp ,- dan pada tahun 2009 menjadi Rp ,-. Berdasarkan data yang didapat dari CV Duta Teknik, total nilai investasi tersebut tanpa utang/pinjaman. Data investasi/peralatan perusahaan mebel di Kota Sampit dapat dilihat pada Tabel

8 Tabel 14. Daftar Pemilik dan Total Investasi Perusahaan Mebel di Kota Sampit Tahun 2006 Nama Perusahaan Nama dan Alamat Investasi/Peralatan Pemilik (Rp. 000,-) CV Kayu Wangi Paul Yohanes Jl. Jaya Wijaya No. 62 Sampit CV Pakat Pahari Jaya Pelita Hati Jl. Tidar Sampit CV Taheta Jaya Robby Rahmad Koldy Jl. Sudirman No. 25 A Sampit CV Banua Permai Djohan Effendy Jl. Suka Bumi No. 69 Sampit CV Duta Teknik Marserius Jl. Bukit Raya V Sampit CV Jasa Graha Kusnadi Jl. Gatot Subroto Sampit Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Sampit (2009) Berdasarkan data yang diperoleh, CV Duta Teknik memiliki nilai investasi yang paling besar diantara yang lainnya. Hal ini diperoleh karena perusahaan melakukan investasi pada alat besar serta tanah yang luas, sehingga nilai investasinya lebih besar diantara yang lainnya. Sumber daya keuangan merupakan aspek penting bagi perkembangan perusahaan. Karena tanpa sumber daya keuangan yang baik, tidak mungkin perusahaan tersebut dapa berkembang dengan baik. Kurangnya modal usaha bagi CV Duta Teknik dapat menjadi sumber kelemahan. Hal ini disebabkan karena kemampuan sektor usaha kecil dan menengah dalam menyediakan modal sangat terbatas. Selain itu, keterbatasan modal dapat berdampak pada keterbatasan kemampuan perusahaan untuk meingkatkan kapasitas produksi. Terlebih lagi, biasanya pemasok bahan baku kayu, begitu barang diterima oleh perusahaan maka pembayaran harus lunas saat itu juga, sehingga sangat penting untuk memiliki kondisi keuangan yang baik, agar pasokan bahan baku tetap terjaga. 56

9 Produksi dan Operasi Lahan yang dimiliki oleh perusahaan saat ini adalah seluas 0,8 hektar, dan saat ini perusahaan hanya memfokuskan pada lahan produksi seluas 0,4 hektar dengan potensi produksi sebesar buah kursi, buah meja, buah jendela, 600 buah lemari, 850 buah pintu, dan buah kusen (Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sampit, 2006). Salah satu kekuatan dari perusahaan ini adalah memiliki alat produksi yang lengkap baik itu mesin yang besar ataupun mesin tangan, serta memiliki banyak tenaga ahli yang memang lulusan dari jurusan pertukangan. Sehingga kualitas dan ketepatan waktu untuk menyelesaikan pesanan pelanggan sangat dijaga, komitmen seperti inilah yang membuat perusahaan ini memiliki citra yang baik dimata pelanggan. Kegiatan produksi CV Duta Teknik dapat dilihat pada Lampiran 10 dan produk yang dihasilkan pada Lampiran 12. Kegiatan CV Duta Teknik adalah memproduksi produk mebel dari kayu dan juga kusen, bahan baku yang digunakan adalah kayu ulin, banuas, nyatuh, dan meranti. Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan merupakan kayu dengan grade A dan grade B, sebelum dimasukan ke dalam gudang kayu terlebih dahulu dikeringkan untuk menghindari kerusakan pada kayu pada saat penyimpanan. Mebel yang dihasilkan sebagian besar adalah kursi, meja, lemari, pintu, jendela, kusen dan produk mebel lainnya yang terbuat dari kayu. Data kapasitas produksi perusahaan mebel di Kota Sampit dapat dilihat pada Tabel

10 Tabel 15. Kapasitas Produksi Perusahaan Mebel di Kota Sampit Tahun 2006 Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Kapasitas/Tahun CV Kayu Wangi Jl. Jaya Kusuma No. 62 Pintu = 700 buah Jendela = buah Kusen = CV Pakat Pahari Jaya Jl. Sudirman Km. 4,5 Pintu = 600 buah Jendela = 900 buah Kusen = buah Lainnya = 750 buah CV Taheta Jaya Jl. Sudirman No. 25 A Kursi =1.000 buah Meja = 800 buah Lemari = 300 buah Pintu = 300 buah Jendela = 350 buah Kusen = 300 buah CV Banua Permai Jl. Cilik Riwut Km. 2 Meja = 600 buah Kursi = 800 buah Lemari = 200 buah Pintu = 200 buah Jendela = 300 buah Kusen = 200 buah CV Duta Teknik Jl. Cilik Riwut Km. 2,2 Kursi = buah Meja = buah Jendela = buah Lemari = 600 buah Pintu = 800 buah Kusen = buah CV Jasa Graha Jl. Tidar No. 3 Meja kursi = 250 set Lemari = 80 buah Pintu = 170buah Jendela = 150 buah Kusen = 320 buah Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan Sampit (2009). Berdasarkan Tabel 15, dapat disimpulkan bahwa kapasitas produksi CV Duta Teknik yang paling besar diantara perusahaan mebel yang lainnya. Selain karena memiliki peralatan serta mesin yang lengkap, SDM yang berkualitas baik juga memungkinkan perusahaan untuk berproduksi lebih banyak lagi. Kegiatan produksi dimulai dari perencanaan serta menggambar model serta ukuran mebel yang akan dibuat. Selanjutnya menghitung bahan baku yang akan digunakan untuk pembuatan produk mebel. Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku setengah jadi yaitu kayu lapis. Proses perencanaan bahan baku bertujuan untuk menyediakan bahan baku bagi kegiatan produksi. Bahan baku produksi diperoleh dari pemasok sekitar daerah kabupaten Kotawaringin Timur. Pemesanan bahan 58

11 baku dilakukan secara langsung oleh perusahaan tanpa melalui perantara. Sedangkan bahan baku pendukung lainnya diperoleh dari toko yang telah menjadi mitra perusahaan. Kegiatan produksi dilanjutkan dengan memotong bahan baku seusai dengan kebutuhan produksi, bahan baku yang telah dipotong-potong tersebut selanjutnya di ketam untuk menghaluskan bahan baku yang akan digunakan. Pemotong bahan baku tersebut biasanya menggunakan speed shaw (mesin pemotong dengan tangan) atau dengan menggunakan mesin pemotong (cross cut). Bahan baku yang telah halus dan rapi tersebut selanjutnya masuk kemesin penebal (istilah lokal untuk nama mesin), hal ini dilakukan agar ketebalan kayu yang akan digunakan memiliki ketebalan yang sama. Kegiatan selanjutnya yaitu penggambaran model dan bentuk yang akan dibuat pada bahan baku yang telah dipersiapkan tersebut, untuk selanjutnya dibentuk sesuai dengan pesanan dari pelanggan. untuk membuat kayu tersebut sesuai dengan bentuk yang telah digambar dapat dengan menggunakan mesin sharpner atau mesin router (mesin tangan). Setelah semua bahan baku tersebut selesai dibentuk, kegiatan berikutnya adalah merakit bahan baku tersebut. Bahan baku yang telah dirakit tersebut selanjutnya diamplas untuk menghaluskan sebelum masuk ke bagian finishing. Pada bagian ini mebel tersebut akan dicat sesuai dengan warna yang diinginkan oleh pelanggan. pada bagian finishing ini kegiatan yang dilakukan antara lain penghalusan dan many(nama merek, istilah yang biasa digunakan oleh perusahaan). Kegiatan penghalusan dilakukan dengan menggunakan alat penghalus kayu yang dikerjakan secara manual ataupun dengan menggunakan mesin amplas setrika. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang masih terlihat, sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih halus. Sebelum dicat pada kayu dilakukan kegiatan sanding (istilah perusahaan) terlebih dahulu, hal ini bertujuan untuk mematikan serat kayu serta menutup pori-pori kayu. Setelah selesai selanjutnya kayu dicat dengan menggunakan pelitur (istilah perusahaan) kayu atau dengan menggunakan many. Many kayu dipilih sebagai pelapis mebel disebabkan dapat memberikan lapisan yang relatif lebih tahan lama dibandingkan dengan cat kayu biasa. Selain itu, penggunaan pelitur/many dapat memberikan kesan warna yang 59

12 alami dan lebih disukai. Pemberian pelitur/many dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan alat penyemprot dan secara manual dengan menggunakan kuas cat. Selain menggunakan many/pelitur, finishing juga dapat dengan menggunakan cat untuk menghasilkan warna yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Proses pengerjaannya, setelah mebel selesai diamplas mebel diberikan melamic sebagai dasar sebelum dicat. Setelah diberi melamic (istilah perusahaan), mebel kemudian dicat sesuai dengan warna yang diinginkan oleh konsumen. Produk yang telah selesai selanjutnya memasuki proses penanganan pasca produksi. Proses ini meliputi pemeriksaan ulang produk yang dihasilkan untuk melihat kesesuaian antara rencana produksi dengan produk yang dihasilkan. Apabila belum sesuai akan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan seperti tebal dan kehalusan pengecatan harus sama. Setelah semua selesai, mebel tersebut kemudian disimpan di gudang untuk selanjutnya diambil atau diantarkan kepada pelanggan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Perusahaan juga melayani pemasangan pintu ataupun jendela apabila pelanggan memintanya, tentunya dengan biaya tambahan Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan. Daerah pemasaran perusahaan lebih terkonsentrasi disekitar wilayah Kotawaringin Timur, sebab daya beli konsumen wilayah ini masih besar. Selain itu jarak transportasi yang relatif dekat menyebabkan biaya transportasi lebih murah sehingga penerimaan perusahaan lebih maksimal. Pemilihan pasar sasaran didasarkan adanya peluang potensi pasar yang cukup baik untuk produk-produk mebel. Dalam hal ini, pengusaha sendiri yang bertindak dan bertanggung jawab terhadap pemasaran produk-produk mebel tersebut. Pemasaran produk mebel ini dilakukan hanya dengan satu cara, yaitu dengan pemesanan secara langsung sementara promosi hanya dari mulut ke mulut konsumen yang telah membeli dari perusahaan ini. Hal ini menyebabkan terjadinya kendala di dalam mendapatkan produk-produk mebel CV Duta Teknik, karena produk-produk mebel tersebut hanya akan diproduksi apabila terdapat pesanan saja. Pemasaran keluar Kota Sampit agak sulit untuk dilakukan, karena pengawasan pihak berwajib sangat ketat untuk menghindari terjadinya illegal logging. 60

13 Aspek pemasaran lain yang menjadi pertimbangan adalah aspek harga produk. Penetapan harga yang relatif tinggi dapat menjadi kendala, akibatnya segmen pasar menjadi terbatas hanya segmen atas saja. Faktor utama yang menyebabkan tingginya harga jual produk adalah karena harga bahan baku kayu yang meningkat terus, sehingga mau tidak mau perusahaan harus meningkat harga jual produk agar tetap dapat bertahan. Selain harga bahan baku yang terus meningkat, model serta finishing yang baik menyebabkan perusahaan berani memberikan harga yang cukup tinggi. Harga produk perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 13. Salah satu kelemahan perusahaan dalam hal pemasaran adalah kurang agresif dalam mempromosikan produk yang mereka hasilkan kepada pelanggan yang mungkin membutuhkan produk mebel. Selain belum adanya staf yang ditunjuk khusus untuk bidang pemasaran, sehingga promosi produk hanya mengandalkan informasi dari pelanggan yang pernah memesan saja. Padahal pesaing perusahaan cukup gencar dalam mempromosikan produk yang mereka hasilkan, baik promosi melalui media cetak, ataupun media elektronik. Selain promosi melalui media cetak dan elektronik, promosi perusahaan tersebut juga dilakukan dengan memberikan diskon atau penawaran khusus kepada pelanggannya. Perusahaan yang gencar melakukan promosi adalah perusahaan yang menghasilkan produk subtitusi (seperti Olympic dan produk mebel non kayu), hal ini tentunya dapat menjadi ancaman serius apabila CV Duta Teknik tidak mengatasi kelemahan mereka untuk bidang pemasaran ini Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang berpengaruh langsung terhadap operasional perusahaan. Pelaksanaan analisis lingkungan eksternal sangat dibutuhkan karena merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung, maka keberadaannya memiliki pengaruh besar. Kemampuan untuk memperoleh laba suatu perusahaan bukan hanya ditentukan oleh sifat-sifat industri saja, akan tetapi juga kedudukan perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian hal-hal seperti ini harus juga dipertimbangkan dalam penentuan strategi perusahaan. Analisis lingkungan 61

14 eksternal berguna dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh CV Duta Teknik Kekuatan Sosialkultural Jumlah penduduk Kota Sampit pada Tahun 2004 diperkirakan sebesar jiwa dan meningkat menjadi jiwa pada Tahun 2008 (BPS, 2009). Jumlah penduduk yang cukup besar dapat dijadikan peluang pasar apabila diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat. Hal ini menunjukkan bawah jumlah penduduk mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan penduduk tentunya juga meningkatkan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, selain tempat tinggal kebutuhan akan meja kursi dan perangkat mebel lainnya tentunya juga akan bertambah. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi perusahaan didalam mengembangkan usaha. Faktor demografi memberikan indikasi bagi industri mebel untuk menentukan apakah terdapat kondisi yang lebih di tempat lain dalam memperluas pangsa pasar, dan dari data yang didapat menunjukkan bahwa Sampit masih memiliki pasar yang cukup potensial. Walaupun faktor ini harus didukung dengan kondisi sosial masyarakat, karena sikap, opini, kepercayaan, nilai dan gaya hidup masyarakat sangat mempengaruhi produk-produk yang dihasilkan perusahaan mebel Faktor Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat perusahaan beroperasi. Keadaan ekonomi suatu negara/daerah akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku selama Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2008 selalu mengalami kenaikan. Pada Tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 16,00 persen, yaitu dari 12,59 juta rupiah pada Tahun 2007 menjadi 14,61 juta rupiah pada Tahun (BPS, 2009). Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap tahun pendapatan per kapita Kota Sampit mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan per kapita paling tinggi yaitu terjadi pada tahun Dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita, maka diasumsikan bahwa daya beli 62

15 masyarakat juga meningkat. Nilai PDB Kota Sampit pada tahun dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Nilai PDB Kota Sampit Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha Industrial Origin 2006 (Rp. ) 2007 *) (Rp. ) 2008 **) (Rp. ) Pertanian / Agriculture , , ,07 Pertambangan / Mining , , ,42 Industri Pengolahan / , , ,48 Manufacturing Listrik, Gas dan Air Bersih , , ,20 / Electricity, Gas and water Bangunan / Construction , , ,56 Perdagangan Hotel dan Restoran , , ,22 / Trade, Hotel and Restaurant Pengangkutan & Komunikasi , , ,72 / Transportation and Communication Keuangan, Persewaan & Jasa , , ,87 Perusahaan / Financial, Dwelling and Bussiness Service Jasa Jasa / Services , , ,40 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Gross Regional Domestic Product Sumber : BPS (2009) , , ,95 Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa PDB Kota Sampit mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada Tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 12,27 persen dan pada Tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 16,00 persen. Berdasarkan lapangan usaha, industri pengolahan merupakan ketiga terbesar setelah pertanian dan jasa-jasa, hal ini menunjukkan bahwa peranan industri pengolahan penting bagi pertumbuhan ekonomi Kota Sampit. Kondisi ekonomi yang semakin membaik yang diiringi dengan peningkatan daya beli masyarakat memungkinkan adanya peningkatan pasar mebel. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan memicu tumbuhnya iklim investasi khususnya di dalam pembangunan perumahan karena bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini tentunya merupakan peluang bagi perusahaan dalam mengembangkan usaha mebelnya di masa yang akan datang. Berdasarkan data Bank Indonesia (2008), 63

16 Sampit merupakan Kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi untuk Provinsi Kalimantan Tengah Teknologi Salah satu kekuatan yang paling berpengaruh dalam membentuk kehidupan manusia adalah teknologi. Teknologi senantiasa berkembang, harus selalu diikuti oleh setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang. Adaptasi teknologi yang kreatif akan berdampak pada perencanaan perusahaan melalui perkembangan produk baru atau perbaikan produk lama dan peningkatan pemasaran. Teknologi merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. Teknologi turut berperan penting dalam menekan biaya produksi yang dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh perusahaan. CV Duta Teknik sudah menggunakan teknologi modern dalam memproduksi mebel, dan ada beberapa alat baru yang ditambahkan. Walaupun demikian mesin-mesin yang digunakan bukanlah mesin jenis terbaru, melainkan mesin standar yang digunakan dalam produksi mebel. Berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam produksi hampir semuanya sudah mekanis, hanya beberapa saja yang masih manual atau tanpa menggunakan mesin. Sampai saat ini perusahaan telah menggunakan sekitar 15 mesin besar dan sekitar 10 mesin tangan. Penggunaan mesin-mesin ini telah memberikan dampak bagi unit produksi karena dapat mempercepat proses produksi sehingga jangka waktu pemesanan hingga produksi menjadi lebih singkat. Teknologi komunikasi juga telah dimanfaatkan dengan sangat baik, seperti penggunaan telepon ataupun telepon genggam. Alat-alat komunikasi ini digunakan untuk mempermudah proses transaksi antara pengusaha dan pemasok ataupun antara pengusaha dan konsumen. Sehingga dapat menghemat waktu serta biaya yang dikeluarkan Kebijakan Pemerintah Kebijakan politik yang baik dan mendukung akan menciptakan keamanan dan kelancaran bisnis di suatu negara. Keputusan pemasaran dipengaruhi oleh perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organaisasi dan individu (Kotler, 2002). Orientasi kebijakan 64

17 pembangunan terutama yang menyangkut sektor usaha kecil dan menengah, diarahkan untuk memperkuat perekonomian nasional. Besarnya bahan baku lokal yang digunakan oleh usaha kecil dan menengah memberikan kekuatan utama disaat terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Politik dan hukum yang terdiri dari undang-undang, kebijakan pemerintah, lembaga pemerintahan dan kelompok berpengaruh pada keputusan penyusunan strategi. Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, lingkungan politik memiliki pengaruh riil terhadap keberhasilan dan kegagalan perusahaan melalui peluang dan ancaman bisnis yang ditimbulkan. Pengembangan sektor usaha kecil dan menengah dirumuskan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena terbukti mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat disekitarnya. Melalui dukungan permodalan, teknologi, sistem informasi, kemudahan melakukan perijinan, pajak yang wajar dan kemitraan yang mendukung berkembangnya usaha kecil dan menengah pemerintah mengharapkan agar perusahaan dapat berkembang dengan baik sehingga dapat menumbuhkan iklim investasi yang kondusif. Untuk pengembangan industri, biasanya dari pihak pemerintah akan memberikan informasi apabila ada lelang untuk proyek ataupun kegiatan yang memerlukan perusahaan mebel. Sehingga pengusaha mebel dapat ikut aktif dalam pembangunan daerah. Walaupun demikian, dukungan berupa dana ataupun teknologi masih kurang diberikan oleh pemerintah. Salah satu kebijakan pemerintah yang dapat berpengaruh bagi perkembangan usaha di Indonesia secara umum adalah kebijakan perdagangan bebas. Dampak dari kebijakan ini antara lain, semakin banyaknya produk dari luar yang masuk ke pasar Indonesia ataupun kedaerah-daerah. Hal ini akan menambah persaingan diantara produk yang telah ada dipasaran. Dan kebijakan yang mempengaruhi kegiatan usaha mebel secara khusus adalah semakin ketatnya pemerintah dalam memberantas illegal logging. Dengan adanya kebijakan ini, distribusi kayu menjadi terhambat karena ketatnya pemeriksaan yang dilakukan. Selain itu kayu dari luar daerah (kabupaten ataupun provinsi) sulit masuk ke Kota Sampit, akibatnya pengusaha mebel hanya dapat mengandalkan pasokan bahan baku hanya dari Kota Sampit. 65

18 Analisis Lingkungan Industri Inti dari perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya (Porter, 1997). Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas mencakup kekuatan-kekuatan sosial dan juga kekuatan-kekuatan ekonomi, aspek kunci dari lingkungan perusahaan adalah industri. Lima kekuatan persaingan pokok yaitu ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, masuknya pendatang baru, persaingan diantara industri yang telah ada serta kekuatan tawar menawar pemasok. Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas dalam industri dan kekuatan dan kelemahan yang sangat penting dalam merumuskan strategi. 1. Ancaman Produk Pengganti Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Pengertian produk subtitusi adalah produk yang memiliki karakteristik yang berbeda namun memberikan fungsi atau jasa yang sama. Produk subtitusi dari mebel kayu perusahaan ini adalah mebel yang terbuat dari produk-produk yang mebel yang terbuat dari plastik, bahan tambang dan juga jenis produk seperti yang dihasilkan oleh Olympic. Produk-produk tersebut merupakan produk mebel yang memberikan fungsi dan manfaat yang sama, perbedaannya hanya pada bahan baku yang digunakan di dalam pembuatannya. Produk subtitusi ini cukup mudah ditemui di Kota Sampit, bahkan untuk produk yang sudah memiliki nama seperti Olympic berani memberikan promosi baik itu melalui harga ataupun lewat media elektronik. Hal ini tentunya menjadi ancaman serius bagi perusahaan, karena produk subtitusi tersedia cukup banyak. Dari segi harga yang ditawarkan sangat bervariatif, dalam artian tergantung jenis dan model dari produk yang dihasilkan. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp ,- untuk tempat baju hingga ratusan ribu untuk meja ataupun kasur. Adanya kebijakan perdagangan bebas tentunya akan menambah aliran produk yang masuk kepasaran, dan dapat menyebabkan persaingan 66

19 harga semakin kompetitf. Ancaman inilah yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena dapat mempengaruhi perusahaan dari segi penjualan produk. 2. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pelanggan dapat diartikan sebagai pembeli potensial yang dapat memberikan satu keuntungan bagi perusahaan. Untuk itu pelayanan yang diberikan harus lebih baik agar pelanggan menjadi lebih nyaman dan loyal terhadap perusahaan. Di samping itu perusahaan juga harus menjaga hubungan dengan konsumen, agar komunikasi yang telah dibangun tidak terputus. Harga yang ditawarkan oleh perusahaan berbeda apabila diberikan kepada perorangan ataupun proyek. Biasanya harga yang diberikan kepada perorangan lebih karena kualitas yang diberikan biasanya lebih baik. Pelanggan yang memesan produk di perusahaan ini biasanya kembali lagi ke perusahaan ini. Pelanggan biasanya jarang menawar lagi harga yang diberikan oleh perusahaan, karena harga yang diberikan oleh perusahaan tergantung dari pesanan yang diajukan oleh pelanggan. Harga yang diberikan oleh perusahaan akan sangat tergantung terhadap jenis bahan baku, model serta finishing yang diinginkan oleh pelanggan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kualitas barang sangat dominan terhadap daya tawar menawar pembeli. 3. Ancaman Pendatang Baru Ancaman pendatang baru kedalam suatu industri sangat tergantung pada hambatan-hambatan yang mungkin ada untuk memasuki industri tersebut. Pendatang baru pada suatu industri ada kemungkinan memiliki kemampuan produksi yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang sudah ada. Hal ini tentunya merupakan ancaman bagi perusahaan yang telah ada, sebab pendatang baru tersebut tentunya memiliki keinginan untuk merebut pasar serta sering kali mempunyai sumberdaya yang lebih besar. Beberapa rintangan untuk memasuki lingkungan industri antara modal, diferensiasi produk, kebutuhan produk, akses ke saluran distribusi dan kebijakan pemerintah. Dari segi modal, sebenarnya modal yang 67

20 diperlukan untuk masuk ke industri mebel adalah keahlian. Karena ada beberapa karyawan dari perusahaan ini yang akhirnya keluar dan membuat usaha sendiri, setelah merasa memiliki pengalaman yang cukup walaupun masih dalam skala kecil. Walaupun demikian untuk membeli peralatan serta bahan baku perlu modal yang cukup besar, tanpa peralatan yang memadai tentunya mempengaruhi kecepatan pengerjaan serta kualitas produk yang dihasilkan. Mebel baru akan diproduksi bila ada yang memesan dan agak jarang langsung menjual mebel jadi. Dari segi diferensiasi produk dapat dikatakan tergantung selera dan model yang berkembang sekarang, sehingga apabila pengusaha pandai dalam melihat model apa yang sedang trend maka besar kemungkinan perusahaan tersebut menjadi ancaman yang serius. Biasanya model dan kualitas yang ditawarkan oleh industri yang ada relatif berbeda, karena tergantung pada kelengkapan alat serta keahlian karyawan yang direkrut. Apabila dilihat dari tingkat kebutuhan produk, maka mebel merupakan produk yang sangat diperlukan dalam pembangunan rumah. Karena ada beberapa bagian rumah yang mutlak diperlukan dan biasanya memang terbuat dari kayu contohnya seperti kusen, pintu dan jendela. Dari segi pemerintah, tidak ada kebijakan pemerintah yang membatasi atau bahkan menutup kemungkinan pesaing masuk ke dalam industri dengan peraturan-peraturan yang memberatkan. Hambatan masuk industri dari uraian di atas dapat dikatakan ringan, karena modal utama untuk masuk industri ini adalah keahlian. Walaupun demikian apabila tidak didukung dengan modal yang memadai, maka cukup sulit untuk bersaing secara ketat. Karena tanpa modal untuk membeli peralatan, maka usaha tersebut akan cukup sulit bersaing dalam hal kecepatan kerja serta kualitas. Sehingga pendatang baru yang dapat menjadi ancaman serius apabila pendatang tersebut memiliki modal serta tenaga ahli yang memadai. Di sekitar lokasi terutama sepanjang jalan Cilik Riwut juga terdapat perusahaan yang bergerak dibidang mebel. Perusahaan yang ada cukup bervariasi dari milik pribadi hingga yang memiliki bentuk hukum (UD atau CV). 68

21 4. Persaingan Antara Industri Yang Telah Ada Persaingan diantara industri yang bersaing biasanya paling berpengaruh di antara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Menurut Porter (1997), tingkat persaingan dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar, kapasitas produksi dan besarnya hambatan yang keluar berupa asset dan idealisme bisnis. Persaingan dapat diartikan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama dan memiliki hasil produksi yang sama, sehingga membuat suatu perusahaan merasa tersaingi dengan adanya perusahaan tersebut. Intensitas persaingan diantara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat kalau jumlah pesaing bertambah, karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan, karena permintaan produk industri menjadi menurun, dan arena potongan harga menjadi biasa. Menurut data Disperindag Kotim (2007) jumlah industri yang bergerak di bidang mebel berjumlah 14 perusahaan. Persaingan yang biasanya terjadi antara perusahaan yaitu pada harga, kualitas produk serta model mebel yang dihasilkan. Persaingan yang paling dominan yaitu pada model serta kualitas mebel. Apabila kualitas serta model yang ditawarkan bagus, maka pihak perusahaan berani memberikan harga tinggi pada produknya. 5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok memegang peranan penting dalam suatu kegiatan produksi, maka dari itu kehadiran pemasok sangat diperlukan dalam kegiatan mebel. Pemasok merupakan pihak yang menyediakan segala kebutuhan dalam kegiatan produksi, mulai dari bahan baku hingga finishing. Kekuatan tawar menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama kalau jumlah 69

22 pemasok banyak, sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau biaya pengganti bahan baku yang tinggi. Perusahaan CV Duta Teknik memiliki sekitar empat pihak yang menjadi pemasok tetap dari perusahaan ini. Setiap pemasok menghasilkan produk yang bervariasi baik dalam ukuran kayu yang ditawarkan dan juga jenisnya. Sehingga ada beberapa pemasok yang bahan bakunya memang dikhususkan untuk beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Misalnya ada pemasok yang bahan bakunya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan mebel, dan ada pemasok lain yang bahan bakunya dikhususkan sebagai bahan baku untuk pembuatan kusen ataupun bingkai pintu. Sementara untuk bahan baku pendukung perusahaan hanya memiliki satu toko yang menjadi langganan, dan hubungan dengan toko ini cukup baik. Kesulitan bahan baku sudah mulai dirasakan oleh pihak perusahaan, walaupun demikian pihak pemasok tidak berani menaikkan harga terlalu tinggi karena harga pasaran sudah diketahui oleh pihak perusahaan. Selain itu perusahaan CV Duta Teknik tidak terikat dengan ke-empat pemasok tersebut, karena apabila ada pihak lain yang menawarkan harga lebih murah tentunya perusahaan akan memilih yang lebih murah. Selain bahan baku yang mulai sulit, harga bahan baku yang terus meningkat menjadi ancaman yang cukup serius. Sehingga harga produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini juga ikut meningkat. Pemasok akan memiliki posisi yang kuat pada saat perusahaan mendapatkan banyak pesanan, dan pemasok akan berada pada posisi yang lemah pada saat perusahaan tidak mendapatkan pesanan. Selain itu posisi tawar pemasok akan menjadi kuat pada saat bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan cukup sulit untuk ditemui, sehingga harga yang ditawarkan biasanya lebih tinggi dari harga pasaran. Harga bahan baku yang ditetapkan oleh pemasok biasanya sulit untuk ditawar oleh perusahaan, alternatif untuk mengatasi ini hanya dengan mencari pemasok yang memiliki harga lebih murah. Kualitas bahan baku juga menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih pemasok, biasanya 70

23 pihak perusahaan yang akan menentukan kualitas dari bahan yang ditawarkan oleh pemasok Identifikasi Faktor-faktor Lingkungan Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal maka didapat peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Peluang dan ancaman tersebut berasal dari lingkungan ekonomi, sosial, teknologi, pemerintah, pelanggan, pemasok dan pesaing. Sedangkan berdasarkan analisis internal didapat kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan tersebut berasal dari fungsional perusahaan berupa produksi dan operasi, pemasaran, keuangan, sumberdaya manusia serta organisasi perusahaan Kekuatan CV Duta Teknik a. Memiliki Banyak Tenaga Ahli Kegiatan produksi mebel pada CV Duta Teknik langsung ditangani oleh karyawan yang memang memiliki latar belakang pendidikan STM Bangunan. Sehingga selain memiliki keahlian dalam membuat produk mebel, mereka juga memiliki pengetahuan tentang mebel. b. Modal Kuat Kondisi keuangan CV Duta Teknik dalam kondisi yang baik, dimana perusahaan ini tidak memiliki utang kepada pihak manapun. Tentunya hal ini menjadi kekuatan bagi perusahaan, dimana di dalam mengerjakan suatu proyek besar perlu modal yang besar. c. Peralatan dan Mesin Lengkap Peralatan dan mesin merupakan salah satu pendukung utama kegiatan perusahaan. Dengan adanya mesin dan peralatan yang lengkap, tentunya berpengaruh pada kecepatan dan kerapihan pekerjaan. Selain itu memberikan keleluasaan bagi pihak perusahaan dalam menerima jenis pesanan maupun model mebel-mebel yang akan dibuat. d. Lokasi Strategis Perusahaan CV Duta Teknik bertempat di Jl. Cilik Riwut km 2.2, jalan ini merupakan salah satu jalan utama di kota Sampit dan merupakan jalan antar kota antara Sampit Palangkaraya. Selain terletak pada 71

24 jalan yang sering dilalui, perusahaan ini juga bertempat di tepi jalan sehingga cukup mudah bagi pelanggan untuk menemukannya. Hal ini tentunya menjadi kekuatan bagi perusahaan, karena lokasi perusahaan yang mudah ditemukan dan sering dilewati oleh penduduk. e. Bahan Baku Lokal Bahan baku utama CV Duta Teknik adalah produk setengah jadi dari kayu, yaitu berupa kayu lapis atau balok kayu. Kayu-kayu yang digunakan oleh CV Duta Teknik kebanyakan adalah kayu lokal seperti meranti, ulin, banuas, nyatuh dan bengkirai. Kayu-kayu ini merupakan pohon lokal dari Kalimantan, sehingga perusahaan tidak perlu harus mencari bahan baku hingga ke luar daerah. Bahan baku lokal dalam artian produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dan bukan hubungan perusahaan dengan pemasok bahan baku. Karena konsumen di Kota Sampit lebih menyukai produk mebel yang berbahan baku lokal. f. Relasi Luas Relasi meupakan hal yang penting di dalam menjalankan suatu bisnis, karena dengan adanya relasi jaringan kita di dalam mendapat informasi juga menjadi luas. Selain itu, dengan relasi yang luas, dapat digunakan untuk mempromosikan perusahaan ini. Terlebih lagi untuk mendapatkan suatu proyek, relasi yang luas sangat diperlukan terutama untuk mendapatkan informasi serta jalur di dalam membantu kegiatan berusaha Kelemahan CV Duta Teknik a. Belum Memiliki Bagian Pemasaran Sampai saat ini perusahaan belum memiliki bagian ataupun bidang yang mengurusi bagian pemasaran. Hal ini tentunya menjadi kelemahan bagi perusahaan ini, karena perusahaan saingan terutama pesaing yang menghasilkan produk subtitusi melakukan promosi dengan cukup baik. Kegiatan pesaing tersebut tentunya dapat menyaingi nama perusahaan serta dapat merebut pangsa pasar perusahaan. 72

25 b. Manajemen Persediaan Kurang Baik Kegiatan produksi perusahaan yang hanya melalui pesanan saja kadang menyebabkan stok bahan baku perusahaan tidak menentu. Terkadang bahan baku yang akan digunakan tidak tersedia, sehingga perusahaan harus mencari bahan baku tersebut dahulu. Tentunya hal ini merupakan kelemahan bagi perusahaan, karena perusahaan akan rugi waktu dan tenaga. Selain itu belum adanya pihak yang dikhususkan untuk mengawasi atau mengurusi bahan baku menyebabkan keluar dan masuknya bahan tidak dicatat di dalam kegiatan pembukuan baik itu sisa ataupun bahan baku yang telah digunakan. c. Manajemen Kerja Perusahaan Belum Baik Manajemen kerja kaitannya dengan deskripsi kerja karyawan yang ada di dalam CV Duta Teknik, terutama untuk wakil direktur, dan staf administrasi. Misalnya untuk bagian admistrasi yang kedua stafnya memiliki deskripsi kerja yang hampir sama, padahal banyak kegiatan yang perlu diperhatikan di dalam perusahaan ini seperti bahan baku ataupun pemasaran. Selain itu absensi yang digunakan oleh pihak perusahaan juga menjadi masalah, terutama bagi mereka yang menerima gaji bulanan. Absensi tersebut hanya berfungsi sebagai daftar hadir saja, tetapi kurang menjadi kontrol bagi karyawan. Akibatnya pihak yang rajin datang ataupun jarang datang, mendapatkan gaji yang sama. Tentunya hal ini dapat menjadi kecemburuan sosial antara karyawan dan dapat menghambat kegiatan perusahaan. d. Harga Mahal/Biaya Operasional Tinggi Berdasarkan hasil wawancara harga yang ditawarkan oleh perusahaan relatif mahal dibandingkan dengan perusahaan lainnya, harga yang ditawarkan lebih mahal sekitar 50 ribu sampai dengan 100 ribu. Perusahaan yang lebih kecil lagi berani menawarkan harga yang lebih rendah lagi. Harga yang mahal disebabkan karena biaya operasional perusahaan perusahaan yang cukup besar, seperti membayar gaji 73

26 karyawan tetap, penjaga keamanan, petugas kebersihan perusahaan serta pajak perusahaan. Selain itu juga karena bahan yang dipakai juga berkualitas baik. Hal ini tentunya menjadi kelemahan bagi pihak perusahaan, karena segmen pasarnya tentunya lebih mengarah pada pihak menengah keatas dengan harga yang telah ditetapkannya Peluang CV Duta Teknik a. Kondisi Kemanan yang Membaik Kota Sampit yang pernah dilanda kerusuhan antar etnis pada beberapa Tahun yang lalu, telah berangsur-angsur pulih dan kelompok yang bertikai telah menyelesaikan masalahnya. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap kondisi keamanan Kota Sampit, kondisi yang aman tentunya memberikan efek positif terhadap perkembangan bisnis mebel. Dengan semakin kondusifnya Kota Sampit, menjadikan peluang usaha untuk usaha mebel semakin terbuka. b. Loyalitas Pelanggan Baik Loyalitas pelanggan yang baik, tentunya menjadi peluang bagi CV Duta Teknik. Hal ini dapat dilihat dari pelanggan yang kembali lagi untuk memesan pada perusahaan ini. Sebagai contoh, apabila pelanggan memesan kusen maka setelah kusen tersebut selesai pelanggan kembali lagi untuk memesan jendela. Hal ini mengindikasikan bahwa pelanggan merasa puas terhadap pelayan dan produk perusahaan tersebut, sehingga kembali lagi untuk memesan barang pada perusahaan ini. c. Mempunyai Banyak Pemasok CV Duta Teknik memiliki empat pemasok tetap untuk bahan baku utama, dan biasanya apabila mereka memiliki bahan baku mereka akan langsung menawarkan pada perusahaan ini. Dengan memiliki pemasok lebih dari satu, pihak perusahaan lebih fleksibel, artinya apabila disalah satu pemasok tidak ada bahan baku pihak perusahaan dapat mencarinya ke pemasok yang lainnya. Walaupun belum tentu bahan baku yang diperlukan ada dan sesuai dengan yang diperlukan, tetapi pihak perusahaan memiliki banyak alternatif didalam mencari 74

27 bahan baku kayu. Sementara untuk bahan pendukung, perusahaan hanya memiliki satu pemasok tetap. Hubungan antara keduanya cukup baik, hal ini dapat dilihat dari sistem pembayaran yang dilakukan 3 bulan sekali. Selama waktu itu perusahaan bebas mengambil barang kebutuhan produksi, dan harga dari bahan baku tersebut akan diakumulasi pada bulan ketiga untuk pembayaran. Sehingga perusahaan memiliki jeda apabila modal kurang karena dana belum turun dari pelanggan. d. Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi sangat penting artinya bagi perusahaan ini, salah satunya teknologi komunikasi. Hal ini dapat mempersingkat waktu transaksi jual-beli antara perusahaan dengan pelanggan ataupun dengan pemasok. Kemajuan teknologi juga dapat membantu perusahaan dalam kegiatan produksi perusahaan, sehingga dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Karena teknologi turut berperan penting dalam menekan biaya produksi yang dapat mempengaruhi keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. e. Semakin Bertambahnya Perumahan Hal ini sejalan dengan kondisi keamanan yang semakin membaik, sehingga pendatang baik Kalimantan ataupun dari luar banyak berdatangan. Bertambahnya jumlah penduduk tentunya juga akan berdampak pada peningkatan pembangunan perumahan. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi perusahaan ini, karena untuk membangun rumah diperlukan bahan bangunan yang terbuat dari mebel kayu. Bahan tersebut antara lain kusen, pintu dan jendela, demikian juga dengan perabotan rumah tangganya seperti meja, kursi ataupun lemari Ancaman CV Duta Teknik a. Harga Pesaing Lebih Murah Pesaing-pesaing yang muncul, baik itu kecil ataupun besar biasanya berani memberikan harga yang dibawah. Hal ini tentunya untuk menarik pelanggan bagi produk yang dihasilkannya. Usaha-usaha 75

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah hutan yang luas, yaitu sekitar 127 juta ha. Pulau Kalimantan dan Sumatera menempati urutan kedua dan ketiga wilayah hutan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

Kisi-kisi instrumen Perusahaan

Kisi-kisi instrumen Perusahaan Kisi-kisi instrumen Perusahaan Variabel Indikator Pernyataan Pengaruh pemerintah Apakah kondisi politik, pemerintahan dan keamanan mempengaruhi terhadap penjualan produk dari PT. Fajar Jaya Teknik? Hubungan

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 41 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia. Akibat dari krisis moneter ini, banyak perusahaan yang mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri merupakan proses yang sangat baik untuk membawa suatu bangsa menuju kemakmuran. Perkembangan industri dapat memperluas lapangan kerja, menambah devisa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 50 LAMPIRAN 51 LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informasi ataupun data yang diperoleh penulis didapat melalui pengamatan langsung dan wawancara terstruktur kepada informan. Wawancara dilakukan denggan pemilik

Lebih terperinci

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M BISNIS RUMAH MAKAN Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi 10.11.4479 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

I. PENDAHULUAN. Lapangan Usaha * 2011** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai penggerak dalam pembangunan ekonomi nasional (Hartati, 2006). Tabel 1 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri Fashion kini telah berkembang pesat di hampir seluruh Negara maju dan berkembang. Tidak hanya industry kecil menengah baju dan celana, namun sepatu

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan JOB DESCRIPTION 1. Direktur Orang yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan atas

Lebih terperinci

Uraian Tugas 1. Pemilik Pemilik UKM Ridho Jaya juga bertindak sebagai pimpinan perusahaan. Dimana tugas pimpinan pada UKM Ridho Jaya ini adalah sebagai berikut: a. Merencanakan produksi yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra 1. Sejarah Usaha Dagang Tiga Putra UD. Tiga Putra merupakan sebuah usaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring waktu berlalu, kondisi dunia bisnis yang kian kompetitif membuat banyak perusahaan harus mengatasi beratnya kondisi tersebut dengan membuat strategi

Lebih terperinci

Ada dua macam jenis data, antara lain:

Ada dua macam jenis data, antara lain: III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian objek yang digunakan oleh penulis adalah UD. Mebel Hakaem 11 yang terletak di Jl. Raya Jepara-Kudus ds. Troso RT 009/ 010 Pecangaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing agar mampu memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, pelanggan menghadapi lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, pelanggan menghadapi lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan teknologi, pelanggan menghadapi lebih banyak alternatif produk dan jasa dengan harga yang berbeda, dimana hal ini akan menimbulkan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POTENSI PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL Kasus Industri Kecil Mebel Kayu di Pekanbaru

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POTENSI PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL Kasus Industri Kecil Mebel Kayu di Pekanbaru ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POTENSI PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL Kasus Industri Kecil Mebel Kayu di Pekanbaru Ruzikna Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

matress. PT Anugrah Utama Indonesia memproduksi matress dari bahan-bahan dasar yang

matress. PT Anugrah Utama Indonesia memproduksi matress dari bahan-bahan dasar yang BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan P.T Anugrah Utama Indonesia didirikan pada bulan Maret 2003 sebagai perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian dalam Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data dan pembahasan terhadap 4 (empat) hal penting yang menjadi fokus dari penelitian ini, yaitu: (1) peranan sektor kehutanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 41 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PT RACKINDO SETARA PERKASA 3.1 Profile Perusahaan PT Rackindo Setara Perkasa merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL USAHA ROTI GORENG BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Nama Mahasiswa (Ketua) (NIM) Nama Mahasiswa (Wakil Ketua) (NIM) Nama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, produk mebel merupakan salah satu produk yang paling sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari dan sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Jawaban Pemiliki CUTE Butik No. Faktor Pertanyaan Jawaban 1 SWOT Indikator: Kekuatan Apa yang menjadi kekuatan yang dimiliki CUTE Butik dalam menjalankan usahanya? Harga produk

Lebih terperinci

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT UNTUK KEGIATAN : REHABILITASI PASAR KANDANGAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI &

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

BAB 3 Analisis dan perancangan

BAB 3 Analisis dan perancangan BAB 3 Analisis dan perancangan 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.D. Rimba Alam Jaya berdiri pada tahun 1983 yang terletak di Jalan Srengseng Jakarta Barat, merupakan sebuah industri perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar, perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan demografi dan perubahan sosial budaya telah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kartu kredit kini makin populer sebagai alat pengganti uang cash, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Kartu kredit kini makin populer sebagai alat pengganti uang cash, bahkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kartu kredit kini makin populer sebagai alat pengganti uang cash, bahkan telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern di Indonesia, seperti halnya

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK WANPRESTASI PEMESANAN BARANG DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BAK TRUK DI C.V SUMBER JATI BATANG DAN TIGA PUTRA WELERI

BAB III PRAKTEK WANPRESTASI PEMESANAN BARANG DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BAK TRUK DI C.V SUMBER JATI BATANG DAN TIGA PUTRA WELERI BAB III PRAKTEK WANPRESTASI PEMESANAN BARANG DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BAK TRUK DI C.V SUMBER JATI BATANG DAN TIGA PUTRA WELERI A. Sejarah dan Perkembangan C.V Sumber Jati Sumber Jati merupakan nama sebuah

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

Gross Domestic Regional Product

Gross Domestic Regional Product Gross Domestic Regional Product TABEL TABLE 9.1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PAKPAK BHARAT MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007-2010 (JUTA RUPIAH) GROSS REGIONAL DOMESTIC

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan CV. Srikandi Jaya Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang general supplier yang men-supply sayur-mayur. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil 6 II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil Industri kecil menurut Biro Pusat Statistik (BPS, 1997) adalah sebuah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, termasuk pekerja yang

Lebih terperinci

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BISNIS PLAN JILBAB SHOP BISNIS PLAN JILBAB SHOP Oleh : Citra Mulia 1110011211190 Dosen : Yuhelmi, S.E, M.M Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 I. LATAR BELAKANG Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berada di Sumatera Barat yang dikenal

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari. oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari. oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya seiring dengan bergesernya gaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh bidang kehidupan, terutama di bidang bisnis. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan, sebab apabila pimpinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN

DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 6885 DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN Karmini 1 1 Dosen Jurusan Agribisnis,

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 40 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan. PT. Millenium Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pengolahan biji plastik yang berdiri pada tanggal 29 Juni 1980 di daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Angkutan Umum Executive CV. Karya Inhil Seiring dengan perkembangan zaman, maka berkembang pula kebutuhan manusia. Pada saat ini kebutuhan manusia semakin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA PENELITIAN Karakteristik Konsumen yang Melakukan Kredit Jatuh Tempo di

BAB IV HASIL ANALISA PENELITIAN Karakteristik Konsumen yang Melakukan Kredit Jatuh Tempo di BAB IV HASIL ANALISA PENELITIAN 4.1.Analisa Karakteristik Konsumen 4.1.1. Karakteristik Konsumen yang Melakukan Kredit Jatuh Tempo di CV. Indah Offset Magelang CV. Indah Offset Magelang memiliki karakteristik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV HAN MAJU JAYA BLOCK merupakan salah satu usaha produksi batako dan memperdagangkannya untuk keperluan pembangunan rumah sederhana

Lebih terperinci

DAFTAR HASIL WAWANCARA. Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan

DAFTAR HASIL WAWANCARA. Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan DAFTAR HASIL WAWANCARA Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan informan utama. Informan kunci merupakan orang yang menjadi narasumber yang mengetahui seluruhnya mengenai objek

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara agraris, dimana penduduknya sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai peranan sangat besar dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 4. Tahun berapa UKM ini didirikan?

KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 4. Tahun berapa UKM ini didirikan? LAMPIRAN 1 KUESIONER/ DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA I. Daftar pertanyaan Profil UKM 1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan? 2. Siapa nama pendiri UKM ini? 3. Apa visi dan misi dari UKM ini? 4. Tahun berapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional dalam perusahaan leasing ILUFA

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional dalam perusahaan leasing ILUFA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal apabila semua perusahaan menginginkan kegiatan operasinya dapat dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dilakukan penghematan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh. masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk

I. PENDAHULUAN. Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh. masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk usaha tertentu saja, yaitu untuk produk yang terbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa sekarang ini semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan usaha dan perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pemerataan pembangunan ekonomi merupakan hasil yang diharapkan oleh seluruh masyarakat bagi sebuah negara. Hal ini mengingat bahwa tujuan dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] Rencana Bisnis [Nama Perusahaan] [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] [Alamat Lengkap Perusahaan] No. Telepon [Nomor Telepon] No. Fax [Nomor Fax]

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci