BAB IV RANCANGAN MODEL KENYAMANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV RANCANGAN MODEL KENYAMANAN"

Transkripsi

1 132 BAB IV RANCANGAN MODEL KENYAMANAN Pendahuluan Universitas Surakarta telah mensurvei bahwa karakteristik perumahan di golongan pendapatan menengah ke bawah berpengaruh terhadap faktor-faktor sosial dan ekonomi. Kasus khusus pada orang-orang dari Kerajaan Surakarta yang sangat signifikan menunjukkan bahwa orang-orang yang rendah pendapatan ekonomi, yang tidak berpendidikan, dan belum bersosialisasi, anggota dalam keluarga yang besar akan meningkatkan pembangunan non real, tapi tidak termasuk usia orang (Prasetyo 2009). Thailand adalah negara tropis yang dipengaruhi suhu dan humidity menjadi 5 zona, sedangkan Indonesia termasuk Zona B dan Zona C yang merupakan daerah panas dan lembab, yang wilayahnya dengan kecepatan angin dan kelembaban yang tinggi sehingga akan membutuhkan dehumidifier. Suatu pengendalian lingkungan yang dinamis diperlukan untuk mendapatkan energi yang efektif dan efisien dari sumber daya alam dan air untuk eko-rumah iklim mikro. Hal Ini akan menjadi tantangan dalam mengendalikan pemanfaatan energi fosil dan air untuk perencanaan siklus-hidup sehingga energi menjadi lebih ekonomis. Pengamatan selama bulan panas di Bangkok AIT di 4 o Lintang Utara dan o Bujur Timur menghasilkan kondisi langit dan awan cerah (Soonthorn dan UNEP 2003). Menurut aspek ekologi kebutuhan mata pencaharian diperlukan keseimbangan antara perumahan dan lingkungan iklim mikro. Ide dasar dalam upaya untuk melaksanakan konservasi lingkungan adalah reaksi terhadap pengelolaan lingkungan hidup dalam simulasi perumahan nyaman. Aliran udara di sekitar bangunan, ventilasi alami dan kenyamanan termal merupakan topik yang terkait erat. Indoor kenyamanan termal pada bangunan berventilasi alami dalam konteks hangat sebagian tergantung pada efisiensi ventilasi alami yang meningkatkan gerak udara di atas kulit dan menghasilkan sensasi dingin. Selain itu, ventilasi alami tergantung pada distribusi tekanan di sekitar gedung yang dihasilkan oleh interaksi angin dengan bangunan itu sendiri dan hambatan bangunan tetangga. Oleh karena itu, geometri bangunan merupakan elemen penting yang

2 133 mempengaruhi banyak aspek bangunan iklim seperti aliran udara di sekitar gedung yang berpotensi untuk ventilasi alami dan kenyamanan interior. Tujuan penelitian adalah mempelajari teknik pendinginan dalam bangunan agar mencapai kenyamanan tinggal dalam bangunan. Kenyamanan Tinjauan Pustaka Variabel yang mempengaruhi kenyamanan adalah suhu udara, suhu radiant permukaan di sekeliling bangunan, kecepatan aliran udara, dan kelembaban relatif. John Spears dalam Marc Boem (2006), menyajikan Tabel 17 kenyamanan pada suhu dalam batasan sekitar o C, dikaitkan dengan kelembaban (Rh) dan kecepatan aliran udara. Tabel 32 Hubungan temperatur, kelembaban, dan kecepatan aliran untuk kenyamanan PMV (Harimi 2001) Temperature ( C) RH (%) Kecepatan Aliran (m s -1 ) Prasyarat pendinginan alami dapat dilihat suhu lebih tinggi mungkin diterima bila RH rendah dan kecepatan udara lebih tinggi. Ada variasi dari anggapan manusia dalam selubung kenyamanan menurut ASHRAE, terbatas pada m s - 1. Givoni (1994) menyatakan bahwa 2.0 m s- 1 sebagai maksimum batas orang Eropa dengan RH 70%, bila bangunan dikendalikan dari ASHRAE maksimum titik embun pada 16.5 C yang dirangkaikan dengan kandungan uap air udara atau 16.5 C dengan kelembaban 70% pada suhu 22.2 C dan kelembaban di bawah 70% untuk mencegah pertumbuhan jamur. Penukaran suhu radiant di antara manusia dan sekelilingnya sangat mempengaruhi kenyamanan. Sekeliling orang dengan permukaan lebih dingin daripada suhu udara akan menambah nyaman. Hal ini dapat

3 134 dicapai dengan mendinginkan panel radiant yaitu dengan dinding/lantai/langitlangit pejal yang sejuk dengan beberapa kondisi di bawah suhu lingkungan pemukim. Bangunan didinginkan terutama untuk kenyamanan manusia. Batasan orang sebenarnya untuk mengartikan sebagai enak berdasarkan pada kebudayaan dan pakaian, sesuai percobaan ilmiah dengan kondisi manusia. Pendinginan bertugas untuk pernyataan penolakan panas di permukaan kulit tubuh, penolakan panas tubuh dengan penguapan (keringat), konveksi (dari pindahnya udara), dan radiasi kependinginan permukaan untuk membedakan cara pendinginan lingkungan dan pendinginan pemukim dalam bangunan yang secara langsung. Kipas di plafon sebagai contoh, bangunan tidak memperoleh pendinginan dengan cara mengoperasikan kipas tapi sebenarnya suhu jadi naik karena panas motor, tetapi efek dari pergerakan udara menyatakan suatu pendinginan atau tolakan panas dari manusia. Bangunan didinginkan terutama untuk meningkatkan kenyamanan manusia. Ada beberapa orang yang mendefinisikan sebagai nyaman, berdasarkan ekspektasi budaya dan pakaian, serta beberapa pengujian ilmiah yang ketat dari subyek manusia. Dalam kasus pendinginan, tugas ini adalah untuk mempromosikan penolakan panas pada permukaan kulit. Tubuh menolak panas oleh penguapan (keringat), konveksi (dari udara yang bergerak), dan radiasi permukaan lebih dingin. Ini berguna untuk membedakan antara strategi yang mendinginkan bangunan dan strategi yang mendinginkan seseorang secara langsung. Sebuah kipas langit-langit yang beroperasi adalah contoh yang terakhir bangunan tidak bisa dingin (pada kenyataannya suhu meningkat karena panas limbah motor), tetapi efek dari udara yang bergerak adalah untuk mempromosikan penolakan panas manusia. Variabel-variabel yang mempengaruhi kenyamanan adalah suhu udara, suhu radiasi dari permukaan sekitarnya, kecepatan udara, dan kelembaban relatif. Persyaratan ventilasi untuk bangunan lokal yang diprakarsai oleh Departemen Bangunan (BD), Pemerintah Hong Kong Daerah Administratif Khusus (Hong Kong SAR). Disarankan bahwa aliran udara dalam ruangan harus dipelajari hati-hati untuk mengembangkan kode berkaitan dengan persyaratan ventilasi untuk bangunan. Kecepatan udara lokal dan turbulensi berpengaruh terhadap kenyamanan

4 135 termal merupakan faktor kunci dalam menentukan kriteria untuk memberikan ventilasi yang lebih baik. Korelasi hubungan antara parameter disain tombol makroskopik dan indeks kenyamanan termal dimana berasal. Selain itu, mempertimbangkan penerapan Komputasi Dinamika Fluida (CFD) karena ini teknologi lebih layak dan relatif lebih murah daripada metode lain untuk menduga kenyamanan dimana penggunaan CFD untuk mempelajari alam ventilasi di sebuah flat kecil (Peng Chen 2001). Psikrometri Definisi hubungan antara suhu bola lampu kering (Tdb) dan suhu bola lampu basah (Twb) di mana suhu mencapai pada tabung cairan tertutup oleh sumbu dan dipindahkan oleh pergerakan aliran udara dengan penguapan pada sumbu yang mengambil energi, sehingga menjadi lembab terjadi keseimbangan, kecuali RH = 100%. Penguapan terjadi pada suhu bola basah (Twb), Titik embun ditentukan oleh udara basah bila mencapai RH 100% dan mengembun. Pendinginan udara sederhana lebih jauh adalah hasil dari uap air terpadatkan keluar sebagai cairan atau dehumidifikasi. Udara 25 C (Tdb) dan RH 50% mempunyai titik embun yang sama dengan udara 35 C dan RH 30%, keduanya mempunyai kondisi uap air yang sama atau nisbah kelengasan (H), yang dipertimbangkan dengan butiran uap air perkilogram udara kering (7000 butir = 0.45 kg). Rasio kelembaban relatif (RH) di ditentukan pada udara yang mempunyai kandungan uap air maksimum dan udara itu jenuh didefinisikan sebagai RH 100%. Udara kering mampu menambah uap air bila suhu itu naik, maka pemanasan pada kelembaban yang rendah dan pendinginan ini akan menaikkan RH. Bila udara ini didinginkan menjadi RH 100%, maka suhu udara ini akan menuju titik embun dari suhu awal atau kondisi kelembaban. Persyaratan Ventilasi Umumnya, orang membutuhkan jumlah minimum oksigen untuk kelangsungan hidup. Namun, karbon dioksida dihasilkan akan menyebabkan sensasi stuffness 'Udara buruk'. Oleh karena itu baik deplesi oksigen dan akumulasi karbon dioksida harus dipertimbangkan. Selanjutnya, dokter akan lebih suka udara lebih segar untuk meminimalkan penyebaran penyakit, terutama di kondisi ramai. Efek termal, baik suhu dan kelembaban akan mempengaruhi sensasi manusia di

5 136 ruang ventilasi. Setelah review terbaru Janssen [20], tingkat ventilasi minimum adalah bekerja keluar berdasarkan kebutuhan fisiologis dan faktor kenyamanan. Nilai berkisar dari minimal 4 cfm (2 l s -1 ) per orang untuk pertama kalinya estimasi yang dibuat dalam sejarah oleh Tredgold tahun 1836, maksimum 30 cfm (14 l s -1 ) per orang, maka 15 cfm (7.5 l s -1 ) di ASHRAE standar [21]. Setelah merilis Standar ASHRAE , banyak argumen muncul pada tingkat ventilasi, khususnya di daerah merokok. Standar ini ditarik untuk beberapa waktu untuk review lebih lanjut. Sebuah revisi yang diusulkan pada tahun 1996 di Standar 62R. Sebuah addendum dengan tingkat ventilasi lebih rendah untuk sebagian ruang adalah usulan yang akan melalui tinjauan umum. Banyak usaha (misalnya yang dikaji oleh Sherman [23]) mempelajari persyaratan ventilasi dalam bangunan komersial luar negeri. Telah ada konflik antara kebutuhan udara segar dan terkait penggunaan energi pada panas atau pendingin dari udara luar yang segar. Ventilasi pada bangunan perumahan tidak begitu banyak dipelajari sebagai pada bangunan komersial. Sebuah alasan utama adalah karena membuka jendela dipercaya untuk memberikan ventilasi yang memadai. Namun, dengan gaya hidup yang baru dalam menggunakan ventilasi lebih banyak udara segar yang diperlukan untuk menipiskan polutan dalam ruangan seperti volatile senyawa organik. Jadi, yang ada persyaratan ventilasi untuk bangunan perumahan harus ditinjau (Wang 2000). Ada dua parameter kunci ditentukan dalam sebagian besar standar dan panduan disain untuk membangun ventilasi bahwa perubahan jumlah udara meningkat sesuai dengan tingkat ventilasi. Baik parameter berasal dari total ventilasi laju aliran udara melalui lubang Q (m 3 s -1 ). Jumlah laju perubahan udara N ACH (dalam jumlah perubahan udara per jam) ditentukan dari Q dan volume ruang V (dalam m 3 ) pada sebuah kamar...(79) LajuVentilasi Tingkat ventilasi VR (di m 3 s -1 m -2 ) dinyatakan dalam Q dan luas lantai ruang A room (m 2 ) pada sebuah kamar.. (80) VR dapat dinyatakan dalam m 3 / jam. m -2 sebagai: (3)

6 137. (81) VR ditetapkan dalam standar biasanya ditentukan dari kepadatan hunian nominal dan emisi karbon dioksida dari manusia Manfaat Ventilasi untuk Kesehatan dan Kenyamanan Pergerakkan udara untuk pendinginan badan atau pemanasan udara dalam struktur bangunan akibat pergerakkan aliran udara yang dapat menghilangkan panas pada ruang lokasi tempat duduk, menunjukkan tekanan lebih tinggi dari tekanan luar atau atmosfer. Percobaan Leeward tekanan dipermukaan dinding lebih kecil bila dibandingkan dengan tekanan udara di titik dari lubang pemasukan angin itu. Pada permukaan dinding sisi luar menunjukkan tekanan negatif pada lubang pemasukan angin dan tekanan yang positif pada sisi yang arah asal angin dibandingkan tekanan positif pada ujung sisi dinding yang lain pada arah asal angin paksa. Ventilasi menyilang terjadi ketika suatu tegangan berbeda antara permukaan bagian luar tempat bangunan dan di dalam permukaan dinding yang berbeda atau yang sama. Perbedaan tegangan ini menyebabkan udara mengalir dari inlet ke outlet bangunan yang ditempati mempunyai tekanan yang lebih rendah. Bahkan ketika pengukuran beda tegangan antara kedua lobang titik pengukuran mendekati nol, tetap aliran udara dalam lingkungan masih terjadi sebagai hasil gaya dalam sepanjang gerakan angin ketika memasuki jendela karena tingginya setiap jendela (Ernest 1998). Aliran udara alami di dalam bangunan adalah suatu kombinasi akibat efek kedua-duanya karena pindah panas dan kekuatan angin. Aliran udara ini dideferensiasikan untuk pindah panas dan tekanan udara yang keduanya tidak melebihi 40% dari hasil aliran udara paksa angin di jendela (Gambar 92).

7 138 Gambar 92 Contoh percobaan untuk menentukan geometri dalam bangunan (Wang 2002) Sistim pendinginan konvensional, udara melewati daerah penempatan pemukiman melalui suatu coil pendinginan. Temperatur udara turun untuk mencapai titik embun. Sebagian dari uap air di udara mulai mengembun di coil dan menetes sebagai embun. Udara melanjutkan penyegaran dingin sepanjang kurva pengembunan jenuh, berarti dekat RH 100% dan ini khas di sekitar 15 C Tdb. Kedua panas yaitu panas sensible pendinginan terukur dari suhu, dan panas laten pendinginan (pemindahan uap air) telah terjadi dan menjadi udara campuran dalam udara ruangan dan dipanaskan menjadi 25 C, dan jadi RH 45%. Udara ruangan digantikan oleh pendinginan dari pengeringan udara sehingga ruangan keduanya dingin dan dehumidifikasi. Pendinginan dinyatakan dalam ton refrigrant (3.52 kwh). Satu ton pendingin menghantarkan laju aliran udara kira-kira meter kubik per menit mendinginkan udara pada 16.5 C Tdb daripada 12.8 C Tdb. Hal ini akan mengambil secara ganda laju aliran udara yang menghantarkan satu ton pendinginan. Sistem semua versi mekanis pendinginan menggunakan kompresi uap air. Kondisi udara ruangan konvensional termasuk kompresor, penghembus, coil pendinginan dan coil untuk menolak panas jadi satu. Unit ini digabungkan pada satu nilai kualitas termasuk kebisingan dan efisiensi untuk keuntungan dengan harga rendah. Lorong pendinginan dari mini-split udara punya satuan terminal berisi coil pendinginan dan kipas udara menjadikan udara permukaan dingin, dan unit luar yang memisahkan dan menolak panas dari kompresor. Hal ini lebih efisien daripada AC ruangan dan unit terminal dapat dilokasikan di dinding bagian dalam

8 139 atau langit-langit. Sistem pendinginan split meletakkan coil dan penghembus bersamaan secara sentral dari udara yang disediakan dan udara permukaan kembali lagi menjadi dingin. Kompresor, coil pendinginan dan kipas diletakkan di luar rumah. Sistem ini merupakan yang umum digunakan di daerah perumahan kota. Sistem ini dapat quieter dan lebih efisien daripada sistem di atas. Teknologi yang mempersatukan variabel kecepatan kipas dan multi kecepatan dari kompresor jadi lebih baik pada bermacam-macam muatan dan efisiensi akan bertambah. Sistem bubungan atap memberikan dukungan utama di dunia komersil, khususnya di bangunan harga rendah. Satu unit bubungan atap mempersatukan kompresor, kipas dan coil pendinginan, kipas dan coil penolakan panas dilokasikan di bubungan atap dengan lorong mengarah ke udara luar yang berasal dari satuan bagian bawah. Chiller digunakan bangunan besar dan gabungan permintaan pendinginan dengan area yang luas, berkisar 6.5 C, beredar mengelilingi sekitar bangunan dengan jenis pendinginan yang berbeda. Air dari chiller dipompa melalui coil-air di satuan ini, yang melakukan pendinginan udara ruangan dan menuju semua arah ruangan. Chiller khas menyejukkan udara yang lebih besar dan mendinginkan udara dari menara air. Sistem konvensional mencatat semua penyesuaian diri dari bangunan yang memerlukan penetapan daerah pendinginan. Daerah perumahan kota khas membuat sistem hanya satu daerah, tetapi kemampuan penetapan daerah pendinginan pasif secara teknis dan keindahan dibuat merupakan kesatuan. Pendekatan konversional memungkinkan dipersatukan penetapan daerah pasif dan teknik energi. Malaysia mempunyai laju evaporasi rendah sepanjang hari penyinaran, kelembaban tinggi dan keawanan yang tebal dan dipergunakan ventilasi alami untuk memperoleh kenyamanan termal pada bangunan rumah murah tradisional, rumah berteras, dan ruangan kelas, tapi tidak digunakan pada bangunan tinggi. Letaknya dekat katulistiwa, rimbun dengan cahaya matahari dan jarang ditemui sehari penuh dengan langit yang cerah. Penyinaran rata-rata 6 jam dengan suhu terendah mencapai 24.8 o C pada malam hari dan siang hari mencapai 38.8 o C, kelembaban antara 42-94%, Laju evaporasi berkisar 4-5 mm per hari tergantung awan dan suhu udara yang rendah (Malaysian Meteorological Department 2007).

9 140 Sebab itu memiliki udara yang panas dan kelembaban yang tinggi pada saat cuaca dingin karena terjadi laju evaporasi, kelembaban pada saat udara cerah dan basah tetapi hangat menjadi kondisi yang terbalik dengan daerah subtropis. Parameter yang Mempengaruhi Kenyamanan Tubuh Orang Panas sensible internal dari sumber panas sensible rata-rata per orang dalam 24 jam dihasilkan W s -1 per orang dalam keadaan melakukan aktifitas gerakan (Alabama 2001). Ada empat parameter lingkungan suhu udara (Ta), suhu radiant tengah (Trad), kecepatan udara(v), tekanan uap air di udara (Pa) dan tiga parameter pribadi metabolisme (M), kerja (W) serta penyekat termal. Penyimpanan panas (S) terjadi tetapi tidak termasuk parameter pribadi maka perlu terjadi kesetimbangan panas tubuh dan lingkungan. Persamaan kesetimbangan panas tubuh diperoleh dari menyeimbangkan laju panas produksi di tubuh karena metabolisme dan daya panas eksternal ke luar dari tubuh ke lingkungan, proses penguapan, pernafasan, radiasi, pemanasan konveksi dan konduksi di permukaan pakaian.. (82). (83) S = penyimpanan panas di tubuh dimana = waktu), W = daya kerja M = laju metabolisme W= mekanis bekerja R = penukaran panas karena radiasi C = penukaran panas konveksi K = penukaran panas dengan konduksi E = kehilangan panas evaporasi Res = kehilangan panas karena pernafasan Nilai positif S menunjukkan kenaikan suhu tubuh Tb dan negatif menunjukkan turunnya suhu Tb, dan bila S = 0 tubuh berada pada keseimbangan termal. dimana m = masa tubuh, kg dan..(84)

10 141 h = tinggi tubuh (m) untuk pria rata-rata masa 70 kg dan tinggi 1.73 m, M = metabolisme satuannya met sesuai aktifitas Maka bila Tn = T angin diluar diperoleh Tcl Pendekatan Lingkungan Fungsi dari lingkungan adalah. (85). (86) Pendekatan metabolism tubuh pada lingkungan :. (87). (88) Pernukaran panas radiasi (R) terjadi di antara permukaan kulit tubuh dan pakaian dan di permukaan sekeliling seperti permukaan ruangan internal dan sumber panas meresap. Ini menggunakan bilangan stefan-boltzmann persamaan: Penggantian nilai feff, fcl, ε, dan σ, feff punya nilai untuk posisi orang duduk dan untuk berdiri; rata-rata Gabungan emisivitas kulit dan pakaian ε = 0.97 pada radiasi gelombang panjang, dan tidak tergantung kulit/warna pakaian. Suhu pakaian (Tcl), bergantung pada laju metabolisme, tahanan panas pakaian dan suhu udara. Suhu lingkungan dalam ruangan biasanya kecil (khas o C) dan dalam persamaan dapat digantikan persamaan linier:. (89) Diketahui Icl dari pustaka (Awbi 2003) 0,0045:. (90). (91). (92). (93)

11 142. (94). (95) Maka diperoleh To = keseragaman suhu sebagai radiasi dari pada orang dalam selubung hitam terjadi pertukaran panas radiasi dan konveksi yang sama dengan pemanasan sebenarnya ketika lingkungan non-uniform.. (96) To = suhu yang berlaku dan dapat menggambarkan suhu rata-rata suhu radian dan suhu udara disebabkan oleh perpindahan. (97). (98). (99)...(100)...(101)...(102) Nilai Ed diwakilkan oleh panas yang hilang minimum karena penguapan....(103)..(104) maka nilai Ts dicocokan dan menunjukkan besaran M tertentu....(105) Kehilangan panas maksimum dari keringat terjadi bila permukaan kulit tubuh semua basah dan menjadi:...(106) fpcl = faktor penyerapan uapa air dari pakaian berrongga kecil (107) koefisien konveksi hc melalui persamaan Lewis (108) Efisiensiberkeringat: (109) koefisien pindah panas konveksi sebenarnya panas dipindahkan oleh berkeringat:

12 143 (110) (111) S res = laju aliran udara ke paru-paru yang gilirannya sebanding kepada laju metabolisme (112), pindah panas laten tubuh ke lingkungan menjadi.(113) (114)...(115)...(116). (117). (118) Metodologi Rancangan bangunan ecohouse ini dilakukan dalam pengamatan 5 hari untuk menentukan perbedaan yang ada. Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini disamakan pada Bab 1 akan dinilai kenyamanannya. Pada beberapa titik yang dapat dibandingkan dengan simulasi CFD. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1 Bahan-bahan material kayu Acasia mangiensis dari FAHUTAN-IPB. Serta pengujian spesimen kayu mengikuti standard SNI, Japan Instrument Standard (JIS) dan American Standard Agricultural Engineering (ASHRAE) diterapkan

13 144 untuk menghitung konduktivitas kayu, panas jenis, serta berat jenis kayu Acasia 2 Perpindahan panas, aliran udara, dilakukan perhitungan Program Computational Fluid Dynamics (CFD), dengan Lap Top DELL n series, RAM 2 GB, HDD 80 GB, Processor Pentium Core 2 Duo. 3 Aplikasi konstruksi sama dengan Bab 1 di bangunan prepabrikasi FAHUTAN- IPB dan Balai Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor Penggunaan Data Penggunaan Data sesuai Pengukuran pada Bab 1.Operasional pengambilan data dari BMG dalam Lampiran 4. 1 Pergerakan aliran udara di luar dan dalam bangunan pada titik tertentu tertera pada Bab 1. Pengukuran parameter di lokasi bangunan yang mempengaruhi yaitu suhu luar dan dalam bangunan, kelembaban, aliran udara, intensitas cahaya matahari, kapasistansi pergerakan aliran udara, panas latent, dan lainnya. Karakteristik dari komponen bangunan yang tidak dapat diukur diambil dari data sekunder. 2 Langkah kerja menggunakan analisis CFD ini adalah batasan awal yang riil yang terjadi pada lingkungan bangunan dengan perhitungan dari data pengukuran yang mengacu pada model matematik dalam analisa perilaku gerakan fluida udara, pindah panas dan fenomena yang terjadi dan pengukuran dilakukan 5 kali ulangan. Keputusan diambil dari pengaruh kesalahan menghitung dan ketepatan luasan segmen yang disebut mesh. 3 Aliran udara sekeliling bangunan(wind), diassembli, dalam bentuk flow in dan flow out dengan batasan tidak terkendali, angin luar berkisar m s - 1. Pada t = 0, batasan mesh untuk aliran udara alami pada sumbu x dan y sesuai dengan uji coba dengan hembusan aliran udara dari arah belakang bangunan. Bangunan menghadap utara (arah z) sekitar 0.5 m s -1 hingga 2 m s -1. Angin datang bisa dalam bentuk laminar dan turbulen. Batasan analisis ini yaitu memberikan aliran udara dalam bangunan semestinya berbentuk aliran laminer, pada keadaan steady state dan transien tergantung pada bilangan Reynold dengan batasan lebih dari 2100 atau aliran turbulen. Batasan-batasan pada proses perambatan panas ini agar terjadi perumusan

14 145 dari analisis pergerakan aliran udara didalam bangunan dan aliran uap air atau kelembaban yang dijabarkan dalam analisis perubahan suhu udara lingkungan disekitar eco-house. Cara Pengukuran Perubahan udara suhu lingkungan ambient luar (Ta), suhu bagian ruang dalam (tr), suhu atap (Tp, suhu dinding (Tw), suhu lantai (Tf), suhu air jenuh (Tcw), pergerakan aliran udara menyebabkan terjadinya perubahan energi dalam bangunan secara alami. Demikian pula temperatur. Hal ini menyebabkan perbedaan tekanan, perubahan massa uap air, karakteristik konduktivitas, panas laten, panas sensibel, dan lain-lain seperti dibahas dalam Bab 1. Langkah Kerja Proses Pembuatan Geometri : Pengukuran dilakukan di siang hari saat terjadi proses pemanasan. Simulasi pengaruh lingkungan dimodifikasi sebagai suatu bentuk bangunan sederhana. Proses perubahan dan kelembaban serta kecepatan aliran udara akan diperoleh di dalam bangunan tersebut yang disebut dengan mikro-klimat. Suhu ambient berkisar antara 21 C, titik awal 28 C, T referensi yang digunakan 30 C mengikuti perlakuan pengukuran. Asumsi arah aliran udara region hanya terjadi dalam satu arah yaitu dari z di mana kondisi ini sesuai dengan aliran udara bulan April di Bogor. Radiasi waktu solar yang dilakukan 12 jam. Bangunan ini tanpa plafon yang disesuaikan dengan struktur lebar kayu. Semua properties yang digunakan dalam perhitungan menggunakan data pustaka yang ada dalam program Flovent. Asumsi ada satu orang dalam bangunan dan propertiesnya mengikuti pustaka dalam program CFD sekitar 50 W m -2. Karakteristik dan rancangan struktur serta material bangunan terlihat pada gambar sebelumnya. Langkah kerja dalam penelitian ini mengikuti perumusan dan analisis aliran udara dengan batasan-batasan proses perambatan panas atau pindah panas, perubahan aliran udara, dan pergerakan aliran uap air. Program CFD dijalankan dengan menghasilkan nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan struktur geometri bangunan. Bangunan ini diasumsikan sesuai dengan peraturan standar tata cara perancangan sistem ventilasi di Indonesia. Hasil analisis perhitungan dilakukan ulangan untuk mengambil keputusan dari pengaruh kesalahan menghitung.

15 146 Faktor-Faktor Kenyamanan Sensasi kebutuhan kenyamanan berkaitan dengan rasa, pengecapan, pendengaran, pencahayaan, perabaan, dan penglihatan dalam keserasian pada aliran udara yang terkendali dalam kondisi lingkungan dalam ruang. Bangunan rumah adalah benda terselubung oleh udara sekitarnya dan dijabarkan dalam Gambar 93 dan 94. Gambar 93 Diagram Psikometrik Hubungan Suhu Kenyamanan (T c ) dan Suhu Rerata Uji (T m ) (Cheung 2001) Gambar 94 Interaksi temperature dan aliran udara untuk kenyamanan (Cheung 2001) Menurut Peng Chen (2003), data kenyamanan di lingkungan menjadi salah satu mekanisme utama dalam menunjukkan nilai pencapaian pengukuran panas lingkungan di dalam ruang bangunan rumah, guna mendukung kesehatan seseorang, kesejahteraan hidup dan produktivitas. Suatu rancangan dari

16 147 perencanaan keadaan lingkungan pemukiman perlu suatu ilustrasi penampilan dari pengaruh pengendalian di permukaan ruang agar sistem kenyamanan mencapai hasil kenyamanan tertinggi, yang dapat menanggulangi kegelisahan (Gambar 95). Gambar 95 Zona Kenyamanan Mengikuti Hukum Fanger (Peng Chen 2002) Keterangan : Zone AA Zona A Zona B Zona C Zona D Zona E sangat panas, pemecahan dengan pendinginan evaporasi panas, pemecahan dengan pendinginan evaporasi dan kecepatan angin panas dan lembab, pemecahan dengan kecepatan angin kelembaban yang tinggi, pemecahan dengan penurunan kelembaban sangat kering dan lembab sangat dingin, radiasi matahari Gambar 96 Pembagian Zona Ruangan dalam Bangunan (UNEP 2001)

17 148 Szokolay (1980) menunjukkan tingkat pergerakkan udara yang mempunyai arti penting berhubungan dengan sensasi kesegaran dan kenyamanan. Hubungan antara temperatur udara yang rendah, kecepatan aliran udara dalam rumah untuk kenyamanan (Gambar 96). Parker dan West (1973) mengemukakan bahwa temperatur rendah dan tingkat pergerakan udara di dalam rumah mungkin dirasakan seperti hembusan campuran udara dingin yang mungkin dapat menanggulangi kegelisahan sampai taraf tertentu dengan peningkatan temperatur udara suhu 25 C optimal untuk kamar mandi, 24 C membuat kantuk orang merasa hangat (lethargic), o C optimal untuk orang tak berpakaian dan optimal yang dicapai untuk merasakan kenyamanan dan dengan tekanan emosi tanpa bergerak secara fisik diperlukan 18 ºC. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 97. Gambar 97 Pengaruh Lingkungan dan Faktor Psikologi untuk Kenyamanan (Boonyatikarn & Buranakarn 2006) Manusia dewasa membutuhkan penyegaran m 3 per orang dan dalam satu hari berkisar m 3. Perbandingan suhu pada ketinggian m (batas kepala) berkisar C dan kecepatan aliran udara m s -1 menyatakan juga kebutuhan kecepatan aliran udara m 3 per menit dan perbandingan temperatur pada ketinggian 1.51 meter diperlukan suhu berkisar 22.7-

18 C dengan kecepatan 0.08 m s -1. Dalam pergerakkan udara terjadi pemindahan uap air dan panas di sekeliling tubuh manusia yang mulai dirasakan dengan kecepatan dan bila kurang 0.1 per detik akan membuat rasa kaku di tubuhnya. Pada temperatur udara lebih tinggi meningkatkan kecepatan udara dan membantu penguapan keringat untuk mendorong ke suatu efek pendinginan sehingga mencapai kenyamanan. (Alamdari et al dan Alamdari 1994). Bryn (1999) menyatakan pada ruang hole di mana pergerakkan udara siap terjadi maka orang yang bekerja dengan duduk terus-menerus memperoleh perbedaan temperatur yang kecil sedangkan waktu terbatas dan sangat dipengaruhi oleh aliran udara luar berkaitan dengan kekuatan perubahan panas yang besar. Pada orang yang berpakaian dan berbadan besar di satu titik ruang dan temperatur lingkungan yang seragam ditempatkan pada posisi yang gelap agar pancaran kalor dari orang itu dihilangkan sehingga mengalami kasus yang sama dan nyata. Orientasi penempatan orang di dalam ruang itu memerlukan perhitungan yang tepat karena perhitungan rata-rata temperatur ditinjau dari faktor sudut format geometrik antara badan dan permukaan selubung bangunan, ukuran jarak, dan permukaan suhu yang berbeda. Hal ini dapat dinyatakan dengan program komputer dalam rincian mikro-klimat menjadi suatu model Computational Dinamic Fluide (CFD. Dalam banyak kasus kenyamanan, cara kerja perubahan panas dinyatakan sebagai hasil cara kerja suatu post-processor pada suatu area. Cara menghitung rata-rata temperatur permukaan ( C) untuk titik i pada luas permukaan area A (m 2 ) yang dibatasi oleh berkas panas lokal, dipengaruhi oleh parameter-parameter perbedaan temperatur vertikal, lantai dingin atau hangat, dan berkas radiasi yang tidak simetris. Asumsi di negara sub tropis pada selubung permukaan bangunan, aktivitas biologi kritis pada kelembaban 70%. Secara umum perlu dijaga tingkat kelembaban relatif untuk kenyamanan (HVAC) seperti yang

19 150 diizinkan bervariasi antara 25-60%. Pada perbedaan iklim seperti tropis, bagian dalam bangunan harus dipelihara agar menghindari kelembaban permukaan kritis atau tidak terjadi kondensasi. Persepsi penghuni terhadap temperatur bagian dalam ruang, kelembaban relatif harus dipelihara sesuai dengan parameter yang ditetapkan dalam Standar ASHRAE No Kelembaban relatif perlu diatur sekitar 50-60%. Analisis kenyamanan ini menggunakan persamaan Fanger (2001) dan Cheung untuk bangunan eco-house. Gambar 98 Laju pindah panas berbagai suhu dari penghuni pada lingkungan (Peng Chen 2001) Pada Gambar 98 dapat didekati untuk laju pindah panas yang terjadi seperti pada Tabel 33.

20 151 Tabel 33 Hasil Laju Pindah Panas yang Terjadi Tr Laju Item Persamaan (oc) (W.m -2 ) simpanan (Wm -2 ) Y= *x^ *x^ *x Radiasi Y= *x^ *x^ *x Konveksi Y =0.0002*x^ *x^ *x Evaporasi Y = *x^ *x^ *x meta cloth Y=0.0003*x^ *x^ *x Kenyamanan Termis Menurut Karyono (2002), Standar Nasional Indonesia (SNI) mengikuti persyaratan ASHRAE No dalam penyelenggaraan pembangunan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Variabel kenyamanan dalam persamaan Fanger juga digunakan, yaitu a Temperatur udara lingkungan yang nyaman C (sekitar 78.1 F) Temperatur radian yang tidak simetris karena jendela, dinding, dan langitlangit dingin (< 10 C). b c Kecepatan aliran udara serta kelembaban mempengaruhi aktivitas orang yang berkenaan dengan panas metabolisme demikian juga energi bebas serta hambatan karena busana atau tanpa berbusana (nude). Perbedaan temperatur udara vertikal (< 3 C dari kaki sampai kepala) dan temperatur lantai antara 19 C dan 29 C. Kehangatan dinding normal dan pemanasan di langitlangit <5 C. Kegelisahan terjadi berkenaan dengan kondisi panas lingkungan yang tak nyaman dan tidak sama dengan panas sensasi. Nilai panas sensasi tergantung pada panas temperatur kulit (dingin-panas), kenyamanan pada status keinginan fisiologis (gelisah-nyaman). Panas lingkungan ini dibatasi oleh respon manusia untuk pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan. Pendugaan nilai rata-rata PMV (Predicted Mean Vote), diperoleh dari jumlah persentase orang dalam kelompok yang hadir dalam ruangan itu untuk menyatakan gelisah karena panas. Pada kondisi panas lingkungan dalam ruangan ini, upaya menduga rasa gelisah, nyaman, serta puas tanpa

21 152 merasa gelisah dari hadirin yang ada di tempat tersebut mencapai 80-90% (PPD). d Posisi 0.6 m di atas lantai dan percepatan tarikan udara (draft) < 0.25 m s -1. Standar ISO 7730 (1988) ASHRAE , ASHRAE , menyatakan bahwa : a Standar untuk mengevaluasi kenyamanan mengikuti Indeks PMV (suhu udara, kecepatan aliran udara, kelembaban) dan PPD (aktivitas dan pemakaian busana). b Kepuasan 80 persen sampai dengan 90 persen. c Skala PMV, Skala batasan pemilihan ASHRAE yaitu Panas =+3; Hangat =+2; Sedikit hangat =+1; Netral=0; Sedikit dingin=-1, Dingin=-2; sangat Dingin=-3. d Nilai pernyataan kenyamanan dalam PPD. e Skala pernyataan kenyamanan (Icl) pengaruh hambatan berbusana dinyatakan dalam satuan Clo (1 Clo = m 2 C/Watt), setara dengan 0.15 x berat pakaian dalam pound. Rongga busana seseorang mempengaruhi penyerapan pemindahan uap air melalui sekatan pori-pori pakaian atau konstanta penyekatan. Skala nilai Clo antara 0 sampai 4 atau tanpa busana sampai pakaian orang Eskimo. Diasumsikan berpakaian di tropis Clo. f g Nilai skala kegiatan pada pria duduk dan bekerja, dengan suhu 21 C, RH 50%, kecepatan aliran udara 0.01 m s -1, dan berbusana dengan sekatan Clo dinyatakan dalam 1.1 met. Sesuai dengan aliran udara dan pancaran radian diperoleh tingkat kegiatan dan pemakaian busana yang dinyatakan sebagai SET (Standard Effective Temperature). Effective Temperature (ET) keseimbangan kondisi gabungan parameter-parameter di atas dengan pembasahan kulit. Contoh SET untuk aktivitas orang duduk adalah 1.1 met dengan pakaian ringan dan kecepatan aliran udara yang rendah.

22 153 h i Perhitungan ASHRAE No ini menggunakan diagram psikometrik yang terdiri dari suhu bola basah, suhu bola kering, kelembaban relatif, suhu udara luar, suhu radian. Suhu pengoperasian (Top) adalah kombinasi suhu udara sekitar dengan suhu bola kering Perbedaan diagram adalah untuk perbedaan aliran udara dan teknik berpakaian. Pendekatan ASHRAE :menyatakan suhu pengoperasian (Top) atau kombinasi udara sekitar menjadi satu nilai suhu untuk efek pancaran panas radiant dari suhu bola kering (Top) berada seimbang dengan suhu dan pergerakan udara sepadan dengan perasaan hangat atau dingin. Suhu efektif adalah kondisi suhu tanpa pergerakan udara jenuh yang dinyatakan dalam satuan nilai gabungan efek suhu bola kering, kelembaban dan pergerakan udara, rasa sensasi suhu baik hangat atau dingin, pengaruh kegiatan tubuh bekerja atau tidak, serta kondisi berbusana atau tanpa berbusana dalam ruangan Melikov 1988, bahwa kenyamanan sebagai fungsi frekwensi dari kecepatan aliran udara dan fluktuasi nilai tidak nyaman adalah 0.31 m s -1. Menurut Christensen N.K.(1989), kecepatan 0.3 m s -1 dengan deviasi 0.33 m s -1, pada PMV =0, (netral), nilai PPD terkecil 5%, dan PMV= -1, pada PPD = 28%. Menurut Fanger (1970) dalam Neagrao ( 2002), keseimbangan panas dari badan manusia telah diidentifikasikan parameter yang berpengaruh pada kenyamanan termal, kecepatan aliran udara, kadar air, suhu udara, suhu radian ratarata, aktivitas fisik, dan pemakaian baju dan dinyatakan dalam indeks PMV. Tabel 34 Suhu nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan *) Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung Temperetur Efektif (TE) Sejuk Nyaman Ambang atas Nyaman Optimal Ambang atas Nyaman. Ambang atas *)Sumber Basaria Talarosha C 24 C C 28 C C 31 C Kelembaban (RH) 50 % 80% 70% 60%

23 154 Suhu nyaman thermal untuk orang Indonesia berada pada rentang suhu C dengan kelembaban 70%. Basaria Talasosha (2005) menunjukkan kondisi ideal yang harus dibuat untuk menciptakan bangunan nyaman secara termal adalah sebagai berikut: a Teritis atap/overhang cukup lebar b Selubung bangunan (atap dan dinding) berwarna muda (memantulkan cahaya) c Terjadi Ventilasi Silang d Bidang bidang atap dan dinding mendapat bayangan cukup baik e Penyinaran langsung dari matahari dihalangi (menggunakan solar shading devices) untuk menghalangi panas dan silau. Menurut Hendarto (2010), Standar Pertukaran udara minimal di derah tropis untuk kamar keluarga dan kamar tidur adalah 20 kali isi ruang/jam. Kecepatan angin bergerak mempengaruhi kenyamanan yang paling nyaman adalah m s -1 dengan efek penyegaran pada suhu 30 o C, adalah 0.5 sampai 0.7 o C dan masih nyaman pada m s -1 dengan efek penyegaran m s -1. Menurut Abdul Manan (2007), Orang Indonesia pribumi memakai pakaian biasa batas atas nyaman optimal adalah 28 o C dan kelembaban relatif 70 % atau 25.8 o C temperature efektif (TE), batas bawah adalah 24 o C dan kelembaban relative 80 % atau 22.8 o C TE,batas atas sampai 31 o C kelembaban relative 60% atau 27.1 o C TE. Kondisi termal sejuk nyaman adalah o C ( TE) dan panas nyaman, antara o C (TE). Dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan analisis SPSS terkait pengolahan data-data lapangan yang diperoleh dari hasil pengukuran bangunan Tradisional di Bali dan NTT, Balai PTPT Denpasar mencoba membuat formulasi konsep terkait standar kenyamanan termal bangunan tradisional di Indonesia. Dari hasil kajian menunjukkan bahwa temperatur operatif maksimum pada kondisi netral yang diterima pada musim hujan adalah o C sedangkan di musim kemarau C. Berdasarkan kajian pada daerah tropis basah yang dilakukan oleh para peneliti Koengsberger, Ingersoll, Maghew, dan Szokolag, pada bukunya yang berjudul Manual of Tropical Housing and Building, Part 1. Climatic Design, Orient

24 155 Longman, Madres, 1975, disusunlah sebuah Nomogram Temperatur Efektif, dimana ketiga faktor kenyamanan diatas dimasukkan kedalam kurva kenyamanan. Kondisi daerah nyaman untuk orang dengan pakaian kerja normal adalah: a Temperatur efektif antara o C. b Kecepatan gerak angin maksimum m s -1. Board. Hasil Perhitungan dan Pembahasan Hasil Simulasi termal dari Rumah Transmigrasi 2 kamar dari hasil Drawing Tabel 35 Hasil energi yang terjadi dalam pemanasan tubuh, rasa nyaman dan nilai kepuasan untuk tinggal dalam ruang itu agar mencapai kenyamanan Item Data nilai Item data nilai V o data (km/hr) σ = 5.67E- 08 Ad= luas tbh org (m -2 ) 1.62 ε = 0.15 Vo=alud rumus (m s -1 ) 0.60 hr= 4.57 mb= berat data (kg) Tcl( o C) hb=tng data (m) 1.65 hr 0.70 Az = Ad luas muka tbh /htg (m +2 ) 1.62 hc= 4.81 Av /AD ==> htg 0.73 h= 9.38 Av= luas tubuh (m+2) 1.47 Ia = 0.11 Az = Ad luas muka tbh (m +2 ) 0.23 Kecepatan di 0 (ms -1 )= 0.20 RQ =asumsi 0.90 Ia = 0.11 M=rumus metabolism Icli = 0.01 L= panjang bangunan (m) Icle=0,524*Icli+0,056 = 0.06 RH (%) 0.80 hcl 0.92 Clo (1 met) hcle = Met ( W/kg.m) Fcle= 0.64 M= met 2.80 Fcle=I/(I +h*0,155*icle) 1.40 Tcl awal ( o C) Fcle = Ia/(Ia+Icle) 0.64 To awal( o C) Fcle=hcle/(hcle+h) 0.64 Tsk ( o C) Energi (I) (Watt.s -1 )= 0.16 Tr ( o C) W = Ta( o C) PMV ( non dimensi) Fcle=I/(I+h*0.155*Icle 1.40 PPD (%) In = 1.08 Kecepatan di n (ms -1 )= Nilai PMV yang dihitung mencapai atau terasa panas, berarti penghuni rumah tersebut sudah mulai berkeringat.

25 156 Ilustrasi dilantai bangunan arah isometri, denah dan tampak muka bangunan dilihat dari penampakan dari sisi cartesian X,Y,Z, seperti terlihat pada gambar. Pengukuran radiasi surya, kecepatan angin, arah angin, tekanan udara tertera pada lampiran Analisis Rumah Petani di Pedesaan. Hasil Analisis CFD pada Domain 1.73 M Dari tingkat lapisan udara yang sangat mempengaruhi rasa kenyamanan adalah pada kulit, sehingga yang terpenting dalam analisa ini kulit merasakan suhu sesuai dengan gambar diatas, ternyata semua merasa kepanasan, dengan suhu diatas 28 o C, mencapai diatas nilai satu, jadi nilai PMV dengan persamaan Fanger masih berlaku untuk manusia Indonesia. Validasi dari lapang, hasil wawancara denganorang yang tinggal dalam bangunan itu mulai jam sebelas WIB sudah berkeringat, terjadi metabolisme dan orang tersebut sudah merasakan lingkungan dengan nilai diatas satu atau panas. Gambar 99 Hasil simulasi perubahan dan hubungan suhu tekanan dan kecepatan aliran udara Tekanan pada bidang lapisan z (arah dinding sisi kiri ) juga 1,7 m, juga menunjukkan ada hembusan udara dari luar tetapi pada area attik ternyata ada sedotan keluar bangunan.

26 157 Gambar 100 Hasil simulasi perubahan dan hubungan suhu tekanan dan kecepatan aliran udara pada berbagai ketinggian Tabel 36 Hasil analisis dengan CFD pada rumah kayu ketinggian Y= 1.73 m.

27 158 Tabel 37 Hubungan antara massa udara dan debit aliran udara Dari tingkat lapisan udara yang sangat mempengaruhi rasa kenyamanan adalah pada kulit, sehingga yang terpenting dalam analisa ini kulit merasakan suhu sesuai dengan gambar diatas, ternyata semua merasa kepanasan, dengan suhu diatas 28 o C, mencapai diatas nilai satu, jadi nilai PMV dengan persamaan Fanger masih berlaku untuk manusia Indonesia. Validasi dari lapang, hasil wawancara denganorang yang tinggal dalam bangunan itu mulai jam sebelas WIB sudah berkeringat, terjadi metabolisme dan orang tersebut sudah merasakan lingkungan dengan nilai diatas satu atau panas. Perbedaan suhu ruang tanpa dan bernaungan pohon, ternyata suhu yang dicapai tidak begitu besar, diduga hanya panas terik matahari yang sampai langsung yang memberikan panas (Gambar 101). Gambar 101 Perbedaan suhu yang tanpa naungan dan bernaungan. Tekanan pada bidang lapisan z (arah dinding sisi kiri ) juga 1,7 m, juga menunjukkan ada hembusan udara dari luar tetapi pada area titik ternyata ada sedotan keluar bangunan. Hasil simulasi yang menunjukkan perubahan suhu dengan ketinggian dibandingkan dengan pustaka. Perbedaan suhu oleh Sangkertadi (2001) yang dilakukan di daerah lain juga berkisar 30 o C hingga -32 o C, maka nilai kenyamanan berdasarkan suhu ini juga dapat diterapkan ditempat lain.

28 159 Suhu udara yang lewat terhadap tubuh manusia Indonesia sesuai dengan sumbu cartesian X,Y dan Z menghasilkan kurva pengaruh pada bangunan itu terdiri dari : a) kecepatan aliran udara 2m s -1 dari udara yang lewat, b) suhu udara berkisar T udara 28 o C, c) pada tinggi y = m sesuai saraf perasa pada tubuh d).suhu radian rata-rata udara berkisar T udara 28 o C; pada tingkat m, maka hasil yang diperoleh adalah seperti pada gambar berikut: Gambar 102 Hasil simulasi perubahan tekanan pada ketinggian y=1 pada pemukim tinggal di kamar tidur Aliran udara menunjukkan kecepatan yang cukup tinggi diatas batas yang diinginkan lebih besar dari m s -1.

29 160 Gambar 103 Hasil simulasi perubahan aliran udara pada ketinggian y=1 pada pemukim yang tinggal di kamar tidur Gambar 104 Hasil simulasi perubahan suhu nyaman ruang pada ketinggian y=1 pada pemukim yang tinggal di kamar tidur

30 161 Gambar 105 Hasil simulasi perubahan suhu ruang pada ketinggian y=1 pada pemukim tinggal di kamar tidur Gambar 106 Hasil simulasi perubahan tekanan di ruangan pada ketinggian y=1 pada pemukim yang tinggal di kamar tidur

31 162 Ketika analisa dengan semua jendela terbuka semua, ternyata aliran udara menghadang sinar matahari masuk dengan dinding jadi aliran udara pada tepi jendela sebelah kamar kerja. Gambar 107 Hasil simulasi perubahan suhu di ruangan pada ketinggian y=1 m pada pemukim yang tinggal di kamar tidur terhadap kecepatan aliran udara Gambar 108 Hasil simulasi perubahan suhu di ruangan pada ketinggian y=0.1 m pada pemukim tinggal di kamar tidur terhadap kecepatan aliran udara

32 163 Gambar 109 Hasil simulasi perubahan kecepatan aliran udara pada ketinggian y=0.1 m pada pemukim yang tinggal di kamar tidur terhadap suhu Gambar 110 Hasil simulasi perubahan suhu pada ketinggian y=1.73 pada pemukim tinggal di kamar tidur terhadap kecepatan aliran udara Analisis dalam kondisi terbuka semua jendela dan pintu, maka udara sama dengan diluar, dimana aliran udara dimana hanya terjadipergerakan udara sekitar m s -1 berarti kelembaban, density, viskositas udara akan mempengaruhi porses yang terjadi dengan delta P.

33 164 Gambar 111 Hasil simulasi perubahan suhu di ruangan pada ketinggian y=3.5 m pada pemukim tinggal di kamar tidur terhadap aliran udara Gambar 112 Hasil simulasi perubahan tekanan di ruangan pada ketinggian y=3.5 pada pemukim tinggal di kamar tidur terhadap aliran udara Gambar 113 Hasil simulasi perubahan tekanan di ruangan pada ketinggian y=1.73 pada pemukim tinggal di kamar tidur terhadap aliran udara

34 165 Gambar 114 Hasil simulasi perubahan tekanan di ruangan pada ketinggian y=0.1 pada pemukim tinggal di kamar tidur terhadap aliran udara Kenyamanan yang dirasakan dalam bangunan kayu. Gambar 115 Hasil analisa CFD untuk rasa kenyamanan pada y= 3 m terhadap MHF

35 166 Kenyamanan pada daerah dengan ketinggian 3 m atau di plafon tidak diperoleh dengan nilai PMV normal dan semua diatas 0, berarti palfon tak baik digunakan tempat tinggal untuk ruang dibawah bangunan karena PMV diatas 0 atau panas sedang. Dalam bangunan di Indonesia banyak dilakukan bangunan tanpa Plafon yang digunakan agar terjadi sirkulasi lebih banyak tapi ternyata pada kasus bangunan ini walaupun kayu belum memenuhi untuk digunakan sebagai tempat tinggal. Namun belum ada keluhan yang dilakukan oleh orang atas nilai kenyamanan di Indonesia terutama untuk daerah tinggal seperti Perdesaan. maka perlu dikaji untuk pemukim yang tinggal di daerah urban apakah mampu menahan panas sekitar 28 lebih pada siang hari. Pada daerah tengah terdapat daerah dengan nilai mendekati nol atau nyaman walaupun hanya sangat kecil. Dilihat dari tampak atas maka di plafon sangat tidak nyaman mungkin masih dapat tinggal tapi sudah mendekati kategori panas. Gambar 116 Hasil analisa CFD untuk rasa kenyamanan pada y= 3 m terhadap aliran udara Maksimum untuk inetensitas radiasi yang terjadi Mg heat fluks masih cukup tinggi dan orang sudah tidak merasa nyaman lagi., dengan nilai diatas 0 sebagai standard penempatan nya. Posisi minimum untuk y= 3m dilokasi

36 ;3;4.08 nilai PMV yang diperoleh adalah dan posisi maksimum dilokasi 3.26;3;3.63 dengan nilai 1.27 berarti sudah sangat panas. Perbandingan ini berdasarkan intensitas radiasi matahari yang diberikan pada 300 watt, jika musim kemarau dengan intensitas mencapai Watt, maka akan terasa sangat terik Gambar 117 Hasil analisa CFD untuk rasa kenyamanan pada y= 3 m terhadap MHF Gambar 118 Hasil analisa CFD untuk rasa kenyamanan pada y=1.5m terhadap MHF Pada rasa kenyamanan orang dan sekelilingnya pada ketinggian y = 1.5 m, pada posisi dimana rerata ibu-ibu Indonesia, terjadi aliran warna merah dan

37 168 biru tercampur. ternyata PMV diperoleh yang masih mendekati nil atau masih dapat di nayatkan panas sedang dan rasa kenyamanan ini masih dapat ditolerir oleh penghuni bangunan Putaran scalar suhu panas berbaur didekat posisi orang dan pada ketinggian rasa sudah panas walau masih PMV = Posisi dengan nilai PMV mendekati 0 berada diposisi x,y,z = (0.51;1.5;2.94) = dan nilai maksimum PMV yang dapat di cari adalah(3;1.5;3.28 ) dengan nilai 1.28 dan akan terasa panas. Kategori ini dapat berubah berdasarkan habituasi orang untuk tinggal didalam bangunan tersebut. Gambar 119 Hasil analisa CFD untuk rasa kenyamanan pada y =1 m MHF

38 169 Gambar 120 Hasil analisa CFD untuk suhu pada y = 2 m terhadap MHF Dari semua hasil kenyamanan rumah kayu dapat dibahas bahwa rumah kayu masih nyaman ditinggali dengan batasan banyak penambahan pembuatan jalusi yang sudah ditambahkan dalam perencanaan dengan nilai sebagai berikut : Gambar 121 Perbandingan hasil analisa CFD untuk rasa kenyamanan pada berbagai ketinggian Kenyamanan rumah kayu semua pada y =0.03 m, menghasikan hubungan kenyamanan dan lokasi pengukuran adalah fungsi logaritma Y = ln(x) dengan R 2 yang sangat rendah = walaupun masih dapat dirasakan kenyamanan dengan nilai antara 0 hingga 1. Pada ketinggian y= 1.41 atau tinggi

39 170 tubuh manusia Indonesia diperoleh hubungan aliran udara dengan kenyamanan sebesar Y = -0.14ln(x) Pada ketinggian y= 2.69 atau setinggi jalusi, untuk ventilasi ruangan ternyata kenyamanan antara 0 sampai 0.3 dan untuk 3.08 dibagian atik bangunan diperoleh kenyamanan diatas 1 hingga 0.5 jadi sangat panas. Ilustrasi dilantai bangunan arah isometri, denah dan tampak muka bangunan dilihat dari penampakan dari sisi Cartesian X, Y, Z, seperti terlihat pada gambar ini. Pengukuran radiasi surya, kecepatan angin, arah angin, tekanan udara tertera pada lampiran Analisis Rumah Petani di Pedesaan. Tabel 38 Kenyamanan rumah kayu atap rangkap PM atap rangkap Jarak memanjang y=0.51 Z PMV y=1.698 Z PMV y=0.52 Gambar 122 Hasil CFD untuk rasa kenyamanan a. y = 0.52 m; y= 2 m terhadap jarak

40 171 Hasil simulasi yang diperoleh pada y = 0.52 m dan y = 1.69 yang terletak dibawah plafon masih nyaman dengan nilai dibawah nilai satu mengenai bagian atas tubuh pemukim. Tabel 39 Kenyamanan rumah kayu pada ventilasi terbuka terbuka y = 1.69 m PMV Y= PMV Y= Gambar 123 Hasil CFD untuk rasa kenyamanan y = 0.52 m ; y= 1.69 m pada rumah kayu berjendela terbuka semua

41 172 Gambar 124 Hasil CFD untuk rasa kenyamanan rumah kayu terhadap ketinggian y Gambar 125 Hasil CFD untuk rasa kenyamanan pada rumah kayu 3 kamar Hasil yang diperoleh dari rumah kayu percobaan dengan selubungnya untuk keseluruhan bangunan ternyata belum memenuhi nilai kenyamanan baik dibandingkan dengan pustaka, baik dari Karyono dan Muhamad.A. Hal ini terjadi karena masih mempunyai nilai di atas 27 o C hingga 30 o C. Maka dilakukan modifikasi dengan memberikan elemen dinding dengan ventilasi silang yang arah masuknya udara, memberikan ventilasi dengan posisi sejajar dengan arah pintu

42 173 masuk dan jendela di mana arah angin tegak lurus dinding muka dan dinding belakang elemen terbuka, maka diperoleh nilai yang memadai sekitar 27 o C. Modifikasi yang terbaik diperoleh dengan memberikan atap rangkap dan ternyata pada bagian bawah dan tengah bangunan sudah memperoleh suhu dibawah 27 o C dan hal ini memenuhi persyaratan kenyamanan. Hal ini ditunjang oleh aliran udara pada saat yang sama dengan nilai dari 0.1 m s -1 hingga m s -1 berarti memenuhi syarat perhitungan Peng Chen berkisar m s -1. Radiasi matahari yang mengenai selubung bangunan berkisar 900 W m -2 berarti pada kondisi terpanas yang terjadi pada kondisi penelitian ini berlangsung. Tekanan udara masih dalam batas yang memadai karena perbedaan tekanan dengan luar mencapai 1 sampai 3 Pa jadi kondisi pergerakan aliran udara bukan hanya karena buoyancy, tapi juga karena perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan dekat struktur diasumsikan terjadi tarikan atau hembusan sesuai perlakuan dalam teori, meskipun terjadi tekanan negatif dibelakang bangunan, namun hal ini diasumsikan masih diperbolehkan. Kesimpulan Kesimpulan dan Saran 1 Perasaaan sensasi manusia terhadap termal dinyatakan oleh Fanger dengan angka -3 hingga +3, atau sangat dingin, dingin, sejuk, normal, hangat, panas dan sangat panas dan nilai normal yang terjadi antara -0.5 sampai +0.5, yang terjadi pada pemukim rumah kayu sekitar di atas satu terasa hangat, berarti rumus Fanger berlaku untuk bangunan kayu ini. 2 Di Bogor pada waktu penelitian mempunyai suhu awal 25 C dengan suhu operasi 27.5 C. Penggunaan rumus Fanger berdasarkan nilai suhu juga dapat diterapkan ditempat lain pada batas suhu yang sama yaitu 25 o C hingga 32 o C. 3 Hasil analisis Peng Chen (2002), mengenai metabolisme tubuh manusia, yang dapat dihitung pada suhu ruang 30 o C pada pagi hari antara jam 7 hingga jam 10, dapat dinyatakan bahwa laju penyimpanan panas dalam ruang adalah 6.1 W m -2. Laju panas radiasi yang bergerak ke dalam ruang

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB V KESIMPULAN UMUM 177 BAB V KESIMPULAN UMUM Kesimpulan 1 Perilaku termal dalam bangunan percobaan menunjukan suhu pukul 07.00 WIB sebesar 24.1 o C,, pukul 13.00 WIB suhu mencapai 28.4 o C, pada pukul 18.00 WIB suhu mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang

Lebih terperinci

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam PATHOLOGI BANGUNAN DAN KENYAMANAN TERMAL Tri Harso Karyono Majalah Konstruksi, April 1997 Dalam ilmu bahasa, pathologi berarti ilmu tentang penyakit, dengan pengertian ini, ilmu tersebut dianggap tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memaparkan pendahuluan dari penelitian yang dilakukan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematis

Lebih terperinci

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal Bab 14 Kenyamanan Termal Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 172 Kenyaman termal Kenyaman termal adalah suatu kondisi yang dinikmati oleh manusia. Faktor-faktor kenyamanan termal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perubahan Rasio Hutan Sebelum membahas hasil simulasi model REMO, dilakukan analisis perubahan rasio hutan pada masing-masing simulasi yang dibuat. Dalam model

Lebih terperinci

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA Lustyyah Ulfa, Ridho

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kenyamanan Termal 2.1.1 Definisi Kenyamanan Termal Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi dari pikiran manusia yang menunjukkan kepuasan dengan lingkungan termal (Nugroho,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara di dalam rumah tanaman pada beberapa titik dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik suhu udara di dalam rumah tanaman menyerupai bentuk parabola

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Radiasi Matahari IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jansen (1995) menyatakan bahwa posisi matahari diperlukan untuk menentukan radaisi surya yang diteruskan melalui kaca dan bahan transparan lain, dimana

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Iklim Mikro Rumah Tanaman Tipe Standard Peak Selama 24 jam Struktur rumah tanaman berinteraksi dengan parameter lingkungan di sekitarnya menghasilkan iklim mikro yang khas.

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING 3.1 Perngertian dan Standar Pengkondisian Udara Bangunan Pengkondisian udara adalah suatu usaha ang dilakukan untuk mengolah udara dengan cara mendinginkan,

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERINGAN Pengeringan adalah proses pengurangan kelebihan air yang (kelembaban) sederhana untuk mencapai standar spesifikasi kandungan kelembaban dari suatu bahan. Pengeringan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada musim kemarau yaitu bulan Mei sampai Juli 2007 berlokasi di Laboratorium Lapangan Bagian Ternak Perah, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Simulasi Distribusi Suhu Kolektor Surya 1. Domain 3 Dimensi Kolektor Surya Bentuk geometri 3 dimensi kolektor surya diperoleh dari proses pembentukan ruang kolektor menggunakan

Lebih terperinci

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006). 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Surya Pengering surya memanfaatkan energi matahari sebagai energi utama dalam proses pengeringan dengan bantuan kolektor surya. Ada tiga klasifikasi utama pengering surya

Lebih terperinci

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONVERSI RANGKAIAN PENGUKUR SUHU Rangkaian pengukur suhu ini keluarannya adalah tegangan sehingga dibutuhkan pengambilan data konversi untuk mengetahui bentuk persamaan yang

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu dan Pola Aliran Udara Hasil Simulasi CFD

IV. PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu dan Pola Aliran Udara Hasil Simulasi CFD IV. PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu dan Pola Aliran Udara Hasil Simulasi CFD Simulasi distribusi pola aliran udara dan suhu dilakukan pada saat ayam produksi sehingga dalam simulasi terdapat inisialisasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA UNIT 9 SUMBER-SUMBER PANAS Delapan unit sebelumnya telah dibahas dasar-dasar tata udara dan pengaruhnya terhadap kenyamanan manusia. Juga

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada umumnya apartemen menggunakan sistem pengondisian udara untuk memberikan kenyamanan termal bagi penghuni dalam ruangan. Namun, keterbatasan luas ruangan dalam

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC Dalam perancangan pemasangan AC pada Ruang Dosen dan Teknisi, data-data yang dibutuhkan diambil dari berbagai buku acuan. Data-data

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

Horizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal

Horizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal Temperatur Air Laut Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu temperatur insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur saja) dan temperatur potensial. Temperatur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Suhu dan Kelembaban Udara pada Kandang Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Suhu dan Kelembaban Udara pada Kandang Sapi Perah HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Suhu dan Kelembaban Udara pada Kandang Sapi Perah Analisis distribusi suhu dan kelembaban udara dilakukan pada saat kandang tidak diisi sapi (kandang kosong). Karakteristik

Lebih terperinci

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Ruang Pengering dan Sebarannya A.1. Suhu Lingkungan, Suhu Ruang, dan Suhu Outlet Udara pengering berasal dari udara lingkungan yang dihisap oleh kipas pembuang, kemudian

Lebih terperinci

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Damalia Enesty Purnama 1, Agung Murti Nugroho 2, Ir. Bambang

Lebih terperinci

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA Novan H. Toisi 1 dan Kussoy Wailan John 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

Perbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH

Perbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BY : TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY SNI 7604-2010

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Termal Kayu Meranti (Shorea Leprosula Miq.) Karakteristik termal menunjukkan pengaruh perlakuan suhu pada bahan (Welty,1950). Dengan mengetahui karakteristik termal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kenyamanan Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamanan tidak dapat diwakili oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Alat Pendingin Central Alat pendingin central merupakan alat yang digunakan untuk mengkondisikan udara ruangan, dimana udara dingin dari alat tersebut dialirkan

Lebih terperinci

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR Gerakan Bumi Rotasi, perputaran bumi pada porosnya Menghasilkan perubahan waktu, siang dan malam Revolusi, gerakan bumi mengelilingi matahari Kecepatan 18,5 mil/dt Waktu:

Lebih terperinci

BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE

BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BY : TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY SNI 7604-2010

Lebih terperinci

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL Frans Soehartono 1, Anik Juniwati 2, Agus Dwi Hariyanto 3 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat III. MEODE PENELIIAN A. Waktu dan empat Penelitian dilakukan di Laboratorium Energi Surya Leuwikopo, serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen eknik Pertanian, Fakultas eknologi

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis

Lebih terperinci

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal Studi Kasus: Campus Center Barat ITB Rizki Fitria Madina (1), Annisa Nurrizka (2), Dea Ratna

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan bangunan. Sebuah bangunan seharusnya dapat mengurangi pengaruh iklim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, ketersediaan tempat tinggal menjadi perhatian utama bagi semua pihak bagi pemerintah maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan penting sebagai bahan pangan pokok. Revitalisasi di bidang pertanian yang telah dicanangkan Presiden

Lebih terperinci

BAB III PERMASALAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. menurunkan nilai koefisien kecepatan udara (blocking effect) dalam ruang

BAB III PERMASALAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. menurunkan nilai koefisien kecepatan udara (blocking effect) dalam ruang BAB III PERMASALAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Permasalahan Kindangen (2005: 172) menulis penghalang di depan bangunan menurunkan nilai koefisien kecepatan udara (blocking effect) dalam ruang dibanding

Lebih terperinci

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan MEKANISME By : Dewi Maya Maharani Pengeringan Prinsip Dasar Pengeringan Proses pemakaian panas dan pemindahan air dari bahan yang dikeringkan yang berlangsung secara serentak bersamaan Konduksi media Steam

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Lapang Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan, kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi produktivitas

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju

Lebih terperinci

KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2)

KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2) KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2) Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I

Hidrometeorologi. Pertemuan ke I Hidrometeorologi Pertemuan ke I Pengertian Pengertian HIDROMETEOROLOGI Adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur unsur meteorologi dengan siklus hidrologi, tekanannya pada hubungan timbal balik

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B1, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI

ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B1, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan energi surya dalam berbagai bidang telah lama dikembangkan di dunia. Berbagai teknologi terkait pemanfaatan energi surya mulai diterapkan pada berbagai

Lebih terperinci

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti 1. PENDAHULUAN Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti itu, maka kehidupan sosialnya pun berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pembahasan perilaku termal dan pembangkitan energi mengkonfirmasi beberapa hasil riset terdahulu. Kebaruan dari riset ini adalah dihasilkannya optimalisasi kinerja

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,

Lebih terperinci

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi Pengeringan Shinta Rosalia Dewi SILABUS Evaporasi Pengeringan Pendinginan Kristalisasi Presentasi (Tugas Kelompok) UAS Aplikasi Pengeringan merupakan proses pemindahan uap air karena transfer panas dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan 134 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan Prinsip dasar proses pengeringan adalah terjadinya pengurangan kadar air atau penguapan kadar air oleh

Lebih terperinci

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyamanan thermal adalah salah satu hal sangat dibutuhkan tubuh agar manusia dapat beraktifitas dengan baik selain faktor kenyamanan lainnya yaitu kenyamanan visual,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA Sidra Ahmed Muntaha (0906605340) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

ANTISIPASI ARSITEK DALAM MEMODIFIKASI IKLIM MELALUI KARYA ARSITEKTUR

ANTISIPASI ARSITEK DALAM MEMODIFIKASI IKLIM MELALUI KARYA ARSITEKTUR ANTISIPASI ARSITEK DALAM MEMODIFIKASI IKLIM MELALUI KARYA ARSITEKTUR Tri Harso Karyono Jurnal Sains dan Teknologi EMAS Elektro Mesin Arsitektur Sipil, Vol. 16, No 3, Agustus, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pengeringan (drying) adalah pemisahan sejumlah air dari suatu benda atau objek yang didalamnya terdapat kandungan air, sehingga benda atau objek tersebut kandungan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-30 Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca Indriyati Fanani Putri, Ridho Hantoro,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan

Lebih terperinci

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k

Lebih terperinci

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami Teguh Prasetyo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Split Air Conditioner (AC) split merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondikan udara didalam ruangan sesuai dengan yang diinginkan oleh penghuni.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Fasad selubung ganda merupakan fasad yang terbentuk dengan adanya penambahan kaca eksternal dari fasad kaca internal yang terintegrasi pada dinding tirai. Fasad

Lebih terperinci