BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metode yang digunakan dalam perancangan promosi kota Solo melalui

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metode yang digunakan dalam perancangan promosi kota Solo melalui"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Metode yang digunakan dalam perancangan promosi kota Solo melalui batik sebagai warisan budaya adalah sebagai berikut: 3.1 Metodologi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan karena dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam melengkapi perancangan tugas akhir ini. Beberapa hal yang telah dilakukan dalam metode ini antara lain, kepustakaan, studi eksisting, wawancara, dan observasi. Menurut Nazir (1983:58) ada dua data yang dianalisis yaitu 1. Data Primer Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian. Maka informan yang dipilih adalah yang memiliki informasi secara mendalam tentang batik asli Solo dan tentang promosi promosi pariwisata yang ada di Solo. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data sekunder ini dapat berupa data kepustakaan dan dokumen-dokumen penting yang dapat memperjelas tentang batik Solo dan pariwisata yang ada di Solo. Selain itu data sekunder 1

2 2 juga didukung melalui metode observasi atau pengamatan di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui media promosi yang dilakukan untuk mengetahui media promosi yang potensial untuk digunakan. 3.2 Teknik Pengumpulan Data 1. Kepustakaan Kepustakaan adalah salah satu cara yang digunakan dalam metode kualitatif dengan cara mengumpulkan referensi serta literatur yang dapat membantu penelitian ini yang berasal dari buku, artikel dan referensi referensi yang berasal dari web yang tentunya mempunyai sumber sumber terpercaya dan terbukti kebenarannya. Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting sekali dalam metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang. Sampai ke mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang pernah dibuat. 2. Eksisting Untuk memperdalam ide dan konsep diwujudkan dalam bentuk karya di Tugas Akhir ini, perlu melakukan kajian terhadap beberapa kompetitor dan akan menjadi acuan untuk perancangan tugas akhir ini. Merupakan sebuah penelitian awal yang dilakukan guna mendapatkan data yang dibutuhkan dalam mendukung perancangan tugas akhir ini.

3 3 3. Wawancara Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan jalan bertanya baik sepihak maupun dua belah pihak yang dikerjakan dengan sistematik dan belandaskan kepada tujuan penelitian (Marzuki, 2000: 62). Wawancara memungkinkan untuk mendapatkan data secara lebih tajam dibanding lainnya, karena langsung menuju kepada pelaku atau orang yang berpengalaman dan memang melakukan hal yang berhubungan dengan perancangan tugas akhir ini. Beberapa tokoh dan seniman yang ada di Solo, yang menjadi target wawancara. Karena hasil wawancara dari mereka, dapat digunakan untuk referensi untuk menguatkan bahwa batik asli Solo, mempunyai ciri khas dan sejarah yang membuat mengapa batik Solo pantas digunakan untuk promosi Solo sendiri. Selain tokoh dan seniman, ada juga beberapa orang yang menekuni bidang batik di Kampung batik Laweyan dan Kampung batik Kauman. Dinas Kebudayaan Pemkot Solo juga menjadi salah satu nara sumber dalam wawancara mendalam ini. 4. Observasi Observasi merupakan kegiatan mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang menjadi segmennya (Marzuki, 2000: 70). Sehingga dapat diperoleh data data yang dibutuhkan.hal ini merupakan suatu kegiatan yang sangat baik, karena kekuatan data yang diperoleh sangat jelas dan terbukti. Observasi membutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam melakukannya.guna

4 4 memproleh hasil yang maksimal, dibutuhkan domukmentasi agar lebih terpercaya dan konkret. 3.3 Teknik Analisis data Miles dan Huberman (Emzir, 1984: 21-23) ada 3 macam teknik menanalisis data kualitatif yaitu: 1. Reduksi data Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memokuskan, membuang dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diferivikasikan.reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Pilihan pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi kode, untuk ditarik keluar dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan pilihan analitis. 2. Model data Model data sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang memperbolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Model dalam kehidupan sehari hari berbeda beda dari pengukur surat kabar, sampai layar komputer. Melihat sebuah tayangan membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu analisis lanjutan atau tindakan didasarkan pada pemahaman tersebut.

5 5 3. Penarikan/verifikasi kesimpulan Dari permulaan pengumpulan data, hingga memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola pola, penjelasan dapat dipakai sebagai data pendukung. 3.4 Analisis Data Hasil Wawancara Metode wawancara ini dilakukan langsung untuk mendapatkan informasiinformasi lebih dalam mengenai batik Solo dan promosi pariwisata kota Solo. Berikut ini beberapa kesimpulan dari hasil wawancara: 1. Promosi pariwisata kota Solo yang selama ini dilakukan oleh pemerintahan kota Solo meliputi media cetak, web, dan event event yang diadakan setiap tahunnya. 2. Promosi pariwisata kota Solo selama ini, mengangkat batik sebagai warisan budaya kota Solo. 3. Sejauh ini promosi kota Solo yang dilakukan melalui media cetak dan event kurang maksimal dilihat dari tema pemerintah Solo yang mengangkat batik sebagai warisan budaya. Maka dari itu perlu dilakaukan alternatif media lain untuk promosi Studi Eksisting Analisa studi eksisting dalam perancangan Tugas Akhir ini mengacu pada observasi yang telah dilakukan terhadap objek yang diteliti dan kompetitornya.

6 6 1. Analisis Internal Analisis internal mengacu pada objek yang diteliti dalam hal ini adalah Promosi kota Solo. a. Segmentasi dan Targeting Dalam promosi kota Solo ini, khalayak sasaran atau target audience yang dituju adalah: 1) Demografis a) Usia: Semua kalangan umur b) Siklus hidup keluarga: Belum menikah, menikah belum mempunyai anak, menikah punya anak. c) Jenis kelamin: Pria dan wanita d) Profesi: Pegawai negeri/swasta, wiraswasta, professional, manajer, 2) Geografis pelajar, dan mahasiswa. a) Wilayah: Nasional dan Internasional b) Ukuran kota: Kota besar c) Iklim: Tropis 3) Psikografis a) Gaya hidup: Aktifitas padat dan sibuk, suka travelling, cinta akan tradisi budaya. b) Kepribadian: Membutuhkan refreshing, suka akan hal hal yang berbau kuno.

7 7 4) Behavioral a) Berjejaring luas b) Pencinta batik dan tradisi budaya c) Berjiwa traveller b. Positioning Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merk atau perusahaan di dalam otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu (Kotler,1995: 23). Kota Solo menempatkan dirinya sebagai kota yang mempromosikan pariwisata melalui batik sogan, lereng, dan parang khas Solo sebagai warisan budaya. c. SWOT yang dimiliki kota Solo. 1) Kekuatan Kota Solo merupakan kota bermacam macam budaya khususnya budaya Jawa. Kota Solo memiliki beberapa tempat yang sudah melegenda dari jaman dahulu. Ada dua kraton besar yang ada di kota Solo yaitu Kasunanan da Mangkunegaran. Selain itu, kota Solo mempunyai warisan budaya yang sangat berharga yaitu batik Solo. Event event yang diadakan di Solo selalu bertemakan budaya budaya yang ada di kota Solo. Contohnya Solo Batik Carnival yang sudah berskala internasional, hal ini menjadi nilai tambah bagi kota Solo untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

8 8 2) Kelemahan Kota Solo belum memaksimalkan promosinya sebagai kota yang memiliki warisan budaya yang sudah ada sejak jaman dahulu pada masa kerajaan. Event event yang ada di kota Solo, kurang terinformasikan dengan baik, sehingga turis yang ingin mengetahui event yang ada di Solo, harus melihat langsung ke Kantor Dinas Pariwisata. 3) Peluang yang dimiliki Kota Solo Peluang yang dimiliki kota Solo sangatlah besar, karena kota Solo memiliki berbagai macam budaya yang merupakan warisan budaya Jawa Tengah. Dan tempat-tempat wisata yang sudah menjadi legenda di masa kerajaan, serta pusat perdagangan batik yang sudah terkenal di berbagai pelosok Indonesia. 4) Ancaman Kurangnya konsistensi dalam melakukan program promosi akan mempengaruhi pariwisata dari kota Solo. Karena pada saat ini, tiap kota di Indonesia berlomba lomba dalam mengembangkan promosi pariwisata masing masing, guna meningkatkan pariwisata dan menambah pendapatan kota. Jika tidak ada konsistensi dan inovasi dalam promosi, lambat laun kota Solo tidak akan bisa bertahan dalam dunia pariwisata Indonesia ataupun internasional. d. Asumsi data observasi, wawancara dan studi eksisting Dari data hasil observasi, wawancara dam studi eksisiting maka dapat ditarik kesimpulan atau asumsi antara lain:

9 9 1) Data pemasaran a) Wisatawan mengetahui pariwisata Kota Solo hanya melalui informasi dari teman atau saudara (mouth to mouth) dan saat mengunjungi kota Solo itu sendiri. b) Media promosi yang diandalkan saat ini hanyalah brosur, banner, dan event-event. c) Konsep desain pada media promosi yang ala kadarnya tanpa memiliki sebuah konsep yang matang. d) Kompetitor kota Solo dari hasil observasi adalah D.I. Yogjakarta dan Bandung 2) Data Target Market a) Target market adalah semua kalangan umur baik wanita ataupun pria yang memiliki rutinitas yang tinggi. Target market berasal dari semua golongan. Umumnya mereka ingin menikmati waktu senggang dan refreshing dengan menikmati kekayaan budaya yang beragam dan warisan budaya dengan suasana nyaman. 2. Analisis Kompetitor Analisis kompetitor mengacu pada pesaing pariwisata kota Solo yaitu: Pariwisata Yogjakarta dan pariwisata Bandung. a) Segmentasi dan Targeting Dalam promosi Yogjakarta dan Bandung khalayak sasaran atau target audience yang dituju adalah:

10 10 1) Demografis a) Usia: b) Siklus hidup keluarga: belum menikah, menikah belum mempunyai anak, menikah punya anak. c) Jenis kelamin: Pria dan wanita d) Profesi: Pegawai negeri/swasta, wiraswasta, professional, manajer, 2) Geografis pelajar, dan mahasiswa. a) Wilayah: Nasional b) Ukuran kota: Kota besar c) Iklim: Tropis 3) Psikografis a) Gaya hidup: Aktifitas padat dan sibuk, mengikuti tren, menyukai keramaian, senang menghabiskan waktu senggang dengan kegiatan ber-belanja, hang out, nonton ataupun traveling. b) Kepribadian: Membutuhkan tempat untuk bersantai menikmati 4) Behavioral waktu senggang dan refreshing. a) Berjejaring luas b) Traveller c) Suka tradisi budaya

11 11 b) Positioning 1) Yogjakarta menempatkan diri sebagai kota yang kaya akan tradisi budaya dengan kehidupan sosial masih mengikuti perintah Sultan nya. 2) Bandung memposisikan kotanya sebagai tempat pariwisata dengan alam dan suasana yang sejuk, serta pusat fashion Indonesia dengan sebutan c) SWOT Paris Van Java. Sesuai hasil observasi yang telah dilakukan maka disimpulkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh kompetitor D.I. Yogjakarta. 1) Kekuatan Yogjakarta merupakan kota yang menjadi daerah istimewa setelah Aceh. Keistimewaan Yogjakarta terlihat dari kreatifitas dan budaya yang kental yang ada di Yogjakarta. Berbagai macam seniman dari berbagai aliran seni ada di Yogjakarta.Tata kehidupan masyarakat Yogjakarta yang masih taat pada Sultannya walaupun pemerintahan resmi sudah ada.kemudian adanya kraton sebagai pusat pemerintahan serta beberapa tempat wisata yang ditawarkan dalam pariwisatanya. Sedangkan Bandung, merupakan pusat fashion Indonesia, dengan sebutan Paris Van Java. 2) Kelemahan Berdasarkan data observasi yang didapatkan bahwa Yogjakarta dan Bandung adalah kurangnya promosi dari pemerintah dalam bidang

12 12 pariwisatanya, dan lalu lintas Bandung sendiri terbilang buruk dalam penataannya. 3) Peluang Beberapa peluang yang dimiliki Yogjakarta adalah Yogjakarta sudah mempunyai nama di mata Indonesia ataupun di mata Internasional, dengan berbagai kreatifitas dari para seniman yang ada di Yogjakarta. Sedangkan Bandung memiliki banyak bisnis konveksi atau clothingyang dimana bisnis tersebut sangat digemari oleh kawula muda, dan Bandung sendiri menjadi pusat fashion diseluruh Indonesia. 4) Ancaman Dari observasi yang dilakukan diperoleh data bahwa Yogjakarta dan Bandung sama-sama mengandalkan media website dan jejaring sosial dalam media promosinya, sehingga nantinya kedua kota tersebut akan kalah dibanding dengan kota-kota yang lain yang meluncurkan promosi di berbagai media. d) Hasil Analisis Studi Eksisting Kompetitor Dari data hasil survey dan studi eksisting maka dapat di tarik kesimpulan atau asumsi antara lain: 1) Media promosi yang diandalkan saat ini oleh Yogjakarta adalah media sosial dan website sedangkan Bandung dari media sosial yang berisikan clothing. 2) Konsep dari masing-masing kota tampak pada media promosinya juga telah memiliki ketetapan untuk masing-masing media promosi.

13 13 3) Pelaksanaan media promosi yang tidak secara berkala akan membuat pariwisata kota bisa menurun. 3.5 Konsep/ Keyword Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di kota Solo dan juga dari narasumber, ditemukan ide konsep yaitu Batik Inside. Konsep ide ini ditemukan juga didukung oleh keyword yang telah dihasilkan. Konsep ini diciptakan karena melihat antusias masyarakat Solo terhadapa batik, dan rasa cinta masyarakat Solo terhadap batik. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung di Solo juga mencari batik sebagai oleh oleh dari Solo, walaupun kuliner juga sangat bermacam macam di Solo. Dari situ, tercetus konsep ide tersebut. Walaupun jaman sudah modern, namun jiwa dan hati masyarakat Solo tetap mencintai budaya asli dan warisan budaya dalam hal ini batik. Gambar 3.1 Bagan Keyword

14 14 Keyword keyword di atas tercipta dari hasil wawancara beberapa nara sumber yang mempunyai kekuatan untuk dijadikan referensi dan pengolahan data, sehingga tercipta keyword ini. Menurut hasil wawancara dari beberapa tokoh seniman di Solo, yang pertama Ketua batik Kauman mengatakan bahwa, batik asli Solo adalah batik kraton, dan orang Solo sendiri mempunyai ciri khas sederhana namun tetap menjunjung tinggi budaya lama. Batik Solo sendiri cenderung berwarna gelap. Kepala dinas pariwisata kota Solo mengatakan bahwa batik Solo mempunyai kekuatan yang bisa digunakan untuk media promosi, namun sayangnya hal itu belum terlaksana. Solo mempunyai aura yang kental akan budaya lama, namun modernisasi juga berkembang seiring berjalannya waktu. Banyak tempat wisata yang harus dikunjungi di sini, agar orang-orang bisa tahu sejarah dan kebudayaan masa lalu. Hal itu ditopang dengan adanya dua kraton besar di Solo yang kental akan tradisi Jawa. Saat ini dinas pariwisata telah mengupayakan pemugaran beberapa tempat bersejarah, dengan tujuan wisata dan masyarakat.

15 Metode Perancangan Karya Bagan Perancangan Karya Konsep Kreatif Gambar 3.2 Bagan Perancangan Ada beberapa poin yang mendasari konsep perancangan agar pesan yang terkandung yang terkandung dalam sebuah program promosi dapat dimengerti dan di pahami oleh masyarakat, antara lain : 1. Tema pokok perancangan/big idea Tema pokok dari perancangan adalah tetap pada kesan klasik namun kesan dandy modern tetap ada sesuai dengan keyword. Yang dimaksud dari tema ini adalah kota Solo menawarkan pariwisata yang klasik sesuai dengan aslinyadengan batik sebagai warisan budaya namun tetap memperlihatkan

16 16 kesan modern sesuai dengan perkembangan jaman yaitu dandy. Dan tema itu adalah Batik Inside. 2. Pendukung tema perancangan Untuk mendukung tema digunakan gaya desain klasik dan dandy. Konsep desain ini mengacu pada gambar batik yang diaplikasikan pada media.warna batik asli Solo yang menggunakan warna gelap merupakan kesan klasik yang ditibulkan. Disamping itu juga menggunakan warna coklat muda untuk mewakili dandy dan modern.warna cokelat yang lebih muda juga diberikan pada beberapa aksen demi menyesuaikan warna batik. Dari luar tampak modern, namun didalam sisi modern tersebut, masih tersimpan batik sebagai jiwa dari Solo sendiri. 3. Pemilihan bentuk pesan visual Pesan visual merupakan salah satu daya tarik dari sebuah iklan atau promosi dan juga menampilkan ciri khas dari objek yang dipromosikan. Untuk perancangan promosi kota Solo, bentuk visual yang dipakai adalah : a. Bentuk pesan visual yang ditampilkan berupa foto dari batik itu sendiriyang akan diaplikasikan pada beberapa media promosi berupa angkutan wisata dan bangunan serta beberapa fasilitas umum. b. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, warna coklat, merupakan golongan warna hangat yang mewakili klasik, warna cokelat muda atau cream merupakan salah satu warna yang ada pada dandy yaitu warna terang, cokelat muda dipilih karena sesuai dengan konsep dan implementasi batik. Warna terpilih yang digunakan adalah warna coklat

17 17 dengan komposisi C 35, M 49, Y 74, K13. Warna hitam dengan komposisi C 100, M 100, Y 100, K 100. Warna cokelat muda dengan komposisi C 6, M 10, Y 27 K 0. Gambar 3.3 Warna Terpilih c. Visualisasi yang menggunakan fotografi. Foto yang digunakan adalah foto dari motif batik yang digunakan, serta instrument yang digunakan untuk mendukung implementasi tersebut, yaitu tangan. Visual yang digambarkan yaitu dari media promosi yang dipilih, ditarik oleh tangan yang terkesan mengkelupas dan di dalam lapisan itu adalah batik. d. Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan motif batik yaitu motif parang baris. Motif ini dianggap sudah dianggap mewakili dengan ciri khas dari batik asli Solo yaitu arah parang dengan motif dari kiri atas menuju kanan bawah. Dengan warna cokelat tua serta putih yang menjadi cokelat muda dan gelap karena tercampur dengan pewarnaan batik itu sendiri yaitu biru. Kesan klasik juga tampak jelas pada motif

18 18 batik ini, yang nantinya dipadukan dengan warna yang telah terpilih pada observasi dan wawancara Strategi Media 1. Bus Tingkat Werkudara Gambar 3.4 Batik Terpilih Bus tingkat ini pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 April 2011, bus yang dibuat oleh karoseri PT Tri Sakti Magelang ini merupakan satu satunya bus tingkat di Indonesia. Diberi nama werkudara karena badannya yang besar dan tinggi. Mempunyai tinggi 4,5 meter dan berat 12 ton. Bus ini diharapkan bisa mengikuti watak Werkudara yang ada dalam tokoh pandawa yaitu tetep maksudnya melaksanakan semua kewajiban dengan ikhlas, mantepartinya membela yang benar tanpa ragu, madep artinya teguh pada keyakinannya, sregep artinya rajin menjalankan tugasnya dengan sengguh-sungguh, dan jejeg itu berarti bertindak adil dan jujur (Kitab Pusakaraja Purwa).

19 19 Gambar 3.5 Bis Werkudara Sumber : Foto Pribadi Gambar 3.6 Desain Sketsa Bis Werkudara Gambar 3.7 Desain Sketsa Alternatif Bis Werkudara

20 20 2. Sepur Kluthuk Jaladara Sepur Kluthuk Jaladara merupakan salah satu alat transportasi yang digunakan di Solo pada tempo doeloe. Kereta ini menggunakan loko seri c 1218 buatan Jerman tahun Dioperasikan sejak 27 September Sepur atau kereta api ini menapaki rel yang dibangun persis di tepi jalan Slamet Riyadi yang dulunya bernama purwosari weg. Memang hanya ada di Solo, jalur kereta api yang berada di Tengah kota masih bisa dipertahankan serta difungsikan. Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) sebuah perusahaan swasta mas pemerintahan Kolonial Belanda yang membangun jalan kereta tersebut. Yang sekarang telah diperbaharui dan lebih modern agar lebih aman digunakan. Gambar 3.8 Sepur Kluthuk Jaladara Sumber : Foto Pribadi dan Pemerintah Kota Solo

21 21 Gambar 3.9 Desain Sketsa Sepur Kluthuk Jaladara Gambar 3.10 Desain Sketsa Alternatif Sepur Kluthuk Jaldara

22 22 3. Halte Laweyan Halte Bis di Laweyan dibangun sejak tahun Digunakan untuk menunggu transportasi bis trans Solo yang melwati kampong batik Laweyan. Selain digunakan untuk menunggu bis, halte ini juga sering digunakan untuk duduk dan istirahat para wisatawan, dikala Kampung batik Laweyan ramai para wisatawan domestik atau mancanegara yang sedang berbelanja batik. Gambar 3.11 Halte Laweyan Sumber : Foto Pribadi Gambar 3.12 Desain Sketsa Halte Laweya

23 23 4. Gapura Pasar Klewer Gambar 3.13 Desain Sketsa Alternatif Halte Laweyan Gapura Pasar Klewer merupakan pintu utama atau bisa juga menjadi gerbang menuju pasar Klewer yang berada di lingkungan kraton Kasunanan Solo. Gapura pasar Klewer dibangun oleh Pakubuwono X, yang sengaja dibangun agar masyarakat Solo mengetahui bahwa pasar Klewer itu merupakan wilayah dari Kratonan Kasunanan Solo. Pasar Klewewr sendiri adalah salah satu tujuan wisata di Solo.

24 24 Gambar 3.14 Gapura Pasar Klewer Sumber : Foto Pribadi Gambar 3.15 Desain Sketsa Gapura Pasar Klewer

25 25 Gambar 3.16 Desain Sketsa Alternatif Gapura Pasar Klewer 5. Gapura Sri Wedari Gapura Sri Wedari awalnya dibangun oleh Pakubuwono X yang merupakan adik ipar KRMT Wirdjodinigrat. Sriwedari sendiri merupakan gedung serbaguna yang ada di Solo. Sri Wedari juga sering digunakan untuk berbagai macam event nasional maupun internasional. Sampai sekarang, masih digunakan untuk acara kesenian seperti wayang orang tiap harinya pada jam-jam tertentu. Sri Wedari sendiri merupakan salah satu tujuan wisata yang ada di Solo.

26 26 Gambar 3.17 Gapura Sriwedari Sumber : Foto Pribadi Gambar 3.18 Desain Sketsa Gapura Sriwedari

27 27 Gambar 3.19 Desain Sketsa Alternatif Gapura Sri wedari 6. Gapura Kampung Batik Laweyan Kampung batik Laweyan merupakan sebuah Kampung di Solo yang dari dulu penduduknya bekerja sebagai pembuat batik. Mulai dari jaman Kratonan hingga saat ini, Kampung batik Laweyan masih menjual dan memproduksi berbagai macam batik. Mulai dari batik Kratonan sampai yang kontemporer. Dari dulu, penduduk Laweyan juga terkenal dengan perdagangan batiknya. Kampung batik Laweyan merupakan salah satu tujuan utama di Solo.

28 28 Gambar 3.20 Gapura Laweyan Sumber : Foto Pribadi Gambar 3.21 Desain Sketsa Gapura Laweyan

29 29 Gambar 3.22 Desain Sketsa Alternatif Gapura Kampung Batik Laweyan 3.7 Perancangan Publikasi Setelah melakukan perancangan karya, hal selanjutnya yang dilakukan adalah publikasi. Media yang digunakan adalah poster dan dvd. 1. Konsep Konsep dari poster dan dvd disesuaikan dengan konsep perancangan program promosi, kemudian akan diimplementasikan dalam bentuk cetak digital printing. Poster didesain dengan latar belakang tekstur kain lama, ilustrasi kain yang terkelupas dengan bermotif batik dengan ukuran 297mm x 420mm. Penempatan logo stikom pada kanan atas. Pada poster dicantumkan Judul

30 30 Tugas Akhir, nama penulis, NIM, dan abstrak dari Tugas Akhir. Desain DVD dan Cakram DVD disesuaikan dengan poster. 2. Sketsa Gambar 3.23 Desain Sketsa Cover DVD Gambar 3.24 Desain Sketsa Poster Publikasi Gambar 3.25 Desain Sketsa Cover Cakram

31 31

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. masing media diimplementasikan sebagai berikut: Bus ini juga sering digunakan oleh turis mancanegara.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. masing media diimplementasikan sebagai berikut: Bus ini juga sering digunakan oleh turis mancanegara. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Implementasi Desain Dari sketsa media promosi yang telah dikemukakan sebelumnya, masing masing media diimplementasikan sebagai berikut: 1. Bus Werkudara Bus Werkudara merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODE DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metodologi BAB III METODE DAN PERANCANGAN KARYA Pada bagian ini menerangkan serangkaian proses atau langkah-langkah dari perancangan ini. Metode pengumpulan data perancangan yang digunakan yaitu secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Perancangan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi yang semakin pesat membuat pariwisata tidak hanya dapat diketahui melalui surat kabar, brosur ataupun majalah, namun dapat diketahui melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Di dalam desain komunikasi visual mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Di dalam desain komunikasi visual mempunyai cakupan yang sangat luas, oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, agar

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Konsep Komunikasi 3.1.1. Target market Target market adalah para wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang sedang mencari informasi mengenai alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan

Lebih terperinci

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Sejarah berdirinya perusahaan batik Putra Laweyan Solo ini berawal dari didirikannya perusahaan batik Bintang Mulya pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga

Lebih terperinci

promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh :

promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh : 1 Perancangan desain komunikasi visual sebagai media promosi batik genes bagi remaja di Surakarta Oleh : Amelia Pitra Rizki Khoirunnisa NIM. C.0702002 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan suatu sektor yang sangat penting bagi suatu Negara. Karena sektor pariwisata merupakan sektor yang menguntungkan banyak pihak. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN 3.1 Strategi Promosi Pada perancangan promosi wisata edukasi Saung Angklung Udjo ini menggunakan strategi pendekatan pada konsumen yaitu dengan suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Pada BAB ini dijelaskan tentang Metodologi Penelitian, Study Existing, dan

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Pada BAB ini dijelaskan tentang Metodologi Penelitian, Study Existing, dan BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada BAB ini dijelaskan tentang Metodologi Penelitian, Study Existing, dan Publikasi yang menjadi dasar perancangan karya yang akan dibuat, atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Purwakarta juga merupakan daerah jalur perlintasan utama antara

Lebih terperinci

PAMERAN. A. Desain Final

PAMERAN. A. Desain Final V PAMERAN A. Desain Final 1. Media Utama (Company Profile) Gambar 1.7. Halaman depan buku company profile Deskripsi : Pada layout buku halaman depan menggunakan latar belakang warna cream sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki segudang kesenian dan kebudayaan yang sangat menarik untuk kita gali. Banyak sekali kebudayaan serta kesenian Indonesia yang sudah mulai punah karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu kota yang mempunyai peluang dan potensi besar untuk dikembangkan. Pengembangan potensi ini didasari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Pada laporan tugas akhir BAB III ini, menjelaskan tentang metodologi dan

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Pada laporan tugas akhir BAB III ini, menjelaskan tentang metodologi dan BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada laporan tugas akhir BAB III ini, menjelaskan tentang metodologi dan perancangan karya dalam proses pembuatan CD pembelajaran interaktif ini. Pada bab ini terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak mengenal fashion di dunia ini. Sejak lahir fashion atau mode sudah ada dalam diri setiap insan. Mode berbusana atau fashion pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kain tradisi yang sangat beragam. Terdapat kain tradisi disetiap daerah dan memiliki perbedaan atau keunikan masing-masing disetiap daerahnya. Dewasa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perancangan Program Promosi Wisata Air Kota Palembang melalui Pulau Kemaro dan Perahu Bidar

ABSTRAK. Perancangan Program Promosi Wisata Air Kota Palembang melalui Pulau Kemaro dan Perahu Bidar ABSTRAK Perancangan Program Promosi Wisata Air Kota Palembang melalui Pulau Kemaro dan Perahu Bidar Gisela Angelina, 2012, Pembimbing I : Sandy Rismantojo, S.Sn., M.Sc. Pembimbing II : Berti Alia Bahaduri

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kreasi Baru Sumber: Makanan Hidangan Istimewa Kampung Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan hidangan istimewa

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Literatur: artikel dari media elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bandung, ibukota Jawa Barat yang terletak sekitar 180 km ke arah timur dari Jakarta. Terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, Bandung memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa 21 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Brand Menurut Alina Wheeler, dalam buku Designing Brand Identity disebutkan bahwa brand identity adalah ekspresi secara visual dan verbal dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Di era globalisasi ini persaingan antar kota menjadi semakin nyata, terlihat dari bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta memaksimalkan potensi-potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan baik domestik, maupun internasional. Banyaknya tempat wisata dan hiburan yang ditawarkan kota

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. pembuatan buku sebagai media sosialisasi, promosi serta publikasi, sebagai salah

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN. pembuatan buku sebagai media sosialisasi, promosi serta publikasi, sebagai salah BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN 3.1. Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa mudah di sampaikan tentunya secara efektif dan menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis fashion merupakan salah satu industri kreatif yang tengah berkembang saat ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai mewarnai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Saat ini wanita selalu ingin terlihat cantik, glamour, modis dan modern. Tak dapat dipungkiri setiap wanita selalu mendambakan kecantikan fisik tersebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik di Indonesia memang sudah sangat beragam macamnya. Hampir dari setiap daerah di Indonesia memiliki batik tersendiri, begitu juga dengan kota Sukabumi. Batik yang

Lebih terperinci

BAB 4 Konsep Desain. Gambaran Umum

BAB 4 Konsep Desain. Gambaran Umum BAB 4 Konsep Desain Gambaran Umum Kabupaten Kediri memiliki potensi yang sangat luas untuk dikembangkan lebih jauh lagi, selain itu Kabupaten Kediri juga adalah Kabupaten yang memiliki ambisi yang sangat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN KARYA Pada laporan penelitian tugas akhir Bab III ini, menjelaskan tentang metodologi dan perancangan karya. Dengan melakukan pengamatan, mengumpulkan data,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Perancangan, Promosi, Batik, Ambient Media. Pada era informasi dan. khususnya Solo. Hal ini. komunikasi saat ini,

ABSTRAK. Kata Kunci : Perancangan, Promosi, Batik, Ambient Media. Pada era informasi dan. khususnya Solo. Hal ini. komunikasi saat ini, ABSTRAK Perancangan Promosi Kota Solo Melalui Batik sebagai Warisan Budaya dengan Menggunakan Ambient Media Ananggadipa Candrika Adi (2008) Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, STIKOM Tujuan perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surakarta, atau yang akrab kita kenal dengan nama kota Solo atau Sala, merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Secara geografis dan administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (www.kbbi.web.id, diakses pada tanggal 12 Maret 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan warisan turun menurun dari nenek moyang Indonesia. Batik menghasilkan kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo merupakan salah satu kota yang tengah berkembang di bidang kepariwisataan Indonesia, ini terbukti dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota yang terkenal

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap tahunnya. Beberapa sektor pariwisata sudah dapat dikatakan berhasil dan dikenal oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam etika Jawa dikenal satu ungkapan yang berbunyi sabda pandhita ratu, tan kena wola-wali. Secara harfiah, artinya adalah ucapan pendeta (dan) raja, tidak boleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian dari masyarakat Indonesia sudah menyadari akan pentingnya berolahraga. Masyarakat sudah sadar bahwa dengan berolahraga dapat menyehatkan dan dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan sebuah warisan budaya Indonesia yang telah terdaftar dan ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini pembangunan sedang berkembang. Terbukti dengan banyaknya pembangunan yang makin banyak dalam hal pembangunan Mall, Hotel, dan Pemukiman. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu dimensi baru, yaitu Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu dimensi baru, yaitu Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.2 Latar belakang Pada masa sekarang, seluruh predikat Yogyakarta itu luluh dan berkembang menjadi satu dimensi baru, yaitu Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata. Peranannya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan di Indonesia tersebar di hampir semua aspek kehidupan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik tersendiri karena penduduknya yang beragam budaya dan agama. Untuk memasuki kota Semarang dapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1. STRATEGI KREATIF Membuat publikasi musik Krontjong Toegoe dalam bentuk sampul album dan buku profil yang modern dan unik. Materi yang disampaikan informatif dan ringan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia dengan konsep modern hotel pada tahun 1962 di kota Jakarta. Bisnis perhotelan ini mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari puluhan ribu pulau, salah satunya adalah Pulau Belitung. Belitung merupakan pulau kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori. Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada. desain saya adalah:

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori. Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada. desain saya adalah: 17 BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori Landasan teori yang saya ambil untuk mengembangkan penyelesaian masalah pada desain saya adalah: 4.1.1 Teori Fotografi Fotografi memiliki banyak teori mengenai bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, negara maritim sekaligus negara agraris dengan segala macam keanekaragaman di dalamnya. Mulai dari pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI & KONSEPTUAL. paradise in tidung island adalah menciptakan panduan lengkap, informatif dan

BAB III STRATEGI & KONSEPTUAL. paradise in tidung island adalah menciptakan panduan lengkap, informatif dan 53 BAB III STRATEGI & KONSEPTUAL 3.1 Strategi Perancangan Bentuk rancangan yang akan dibuat dalam buku panduan wisata little paradise in tidung island adalah menciptakan panduan lengkap, informatif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer

BAB I PENDAHULUAN. Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer pada suatu budaya dan terus berkembang. Dulunya fashion digunakan sebagai penanda sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas, terdiri dari sekitar 500 kota atau kabupaten yang tersebar di seluruh pulau pulau yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia perkembangan brand fashion cukup pesat, walaupun sempat beberapa tahun yang lalu fashion Indonesia dikuasai dengan kemunculan brand luar negeri. Masyarakat

Lebih terperinci

II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Karya kampanye anti narkoba sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Beberapa karya kampanye anti narkoba bisa dilihat melalui situs website

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet pada tahun 1998 sebesar 512.000 pengguna meningkat tajam menjadi 16.000.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi termasuk minuman yang digemari oleh pria dan wanita. Minuman yang konon bisa menambah energi ini sangat umum di masyarakat Indonesia. Selain itu, kopi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belakangan ini fenomena tren travelling semakin meningkat di kalangan masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula meningkatnya keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyedap makanan sangatlah di gemari oleh kalangan ibu-ibu yang gemar memasak dan menjadikan penyedap sebagai tambahan untuk memberikan cita rasa dan aroma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali komunitas sepeda motor di kota Bandung, mulai dari komunitas sepeda motor tua sampai komunitas sepeda motor merk tertentu. Komunitas itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lokasi wisata di kota Bandung semakin lama semakin pesat dan meluas. Bandung memiliki banyak jenis wisata unik dan menarik yang ditawarkan, mulai dari

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Palembang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan ibu kota dari Sumatra Selatan. Salah satu tempat wisata yang terkenal di kota Palembang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap wilayah mempunyai pengaruh terhadap timbulnya berbagai macam karya seni budaya Indonesia sendiri

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai media informasi motif batik Merak Ngibing

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Data Obyek Perancangan DAOP 6 Yogyakarta berlokasi di Jl. Lempuyangan No 1 Yogyakarta dengan kontak : ( 0274 ) 513284 Daerah Operasi VI Yogyakarta atau disingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture> BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jakarta Utara merupakan salah satu wilayah bagian dari DKI Jakarta yang merupakan Ibukota Negara Indonesia. Sebagaimana diketahui, Jakarta Utara yang terletak

Lebih terperinci

MEMPERKENALKAN OBJEK WISATA KAMPOENG BATIK PESINDON PEKALONGAN MELALUI MEDIA PROMOSI

MEMPERKENALKAN OBJEK WISATA KAMPOENG BATIK PESINDON PEKALONGAN MELALUI MEDIA PROMOSI MEMPERKENALKAN OBJEK WISATA KAMPOENG BATIK PESINDON PEKALONGAN MELALUI MEDIA PROMOSI Muchamad Said, Godham Eko Saputro, Khamadi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DATA

BAB III IDENTIFIKASI DATA BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Red Batik Solo Awal berdirinya Red Batik Solo adalah tanggal 12 Februari 2012 pertama kali dicetuskan oleh seorang seniman dan budayawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Dua aspek inilah yang sekarang menjadi konsentrasi pembangunan yang diinisiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan warisan budaya yang luhur Indonesia dan telah diakui keberadaannya secara internasional. Sebagaimana dikabarkan dalam situs antaranews.com (2009),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanpa terasa Bandung sudah memasuki usianya yang lebih dari 200 tahun. Sebuah perjalanan yang sangat panjang dari wilayah yang sebelumnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan manusia di dunia. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL. nantinya disampaikan melalui media poster. Perancangan yang lebih

BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL. nantinya disampaikan melalui media poster. Perancangan yang lebih BAB III STRATEGI & KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan akan dibuat penulis melalui beberapa tahapan yang nantinya disampaikan melalui media poster. Perancangan yang lebih mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk mencapai tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPUNG WISATA BATIK KAUMAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPUNG WISATA BATIK KAUMAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPUNG WISATA BATIK KAUMAN DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN Karya Ilmiah Diajukan Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Imu Komunikasi Disusun

Lebih terperinci

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN 1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cirebon adalah sebuah kota yang berada di pesisir utara pulau Jawa, berbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Karena letak geografisnya yang strategis membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia tentunya bukanlah hal yang baru lagi bagi masyarakat di negara ini. Melimpahnya kekayaan alam yang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1. Letak Administrasi Kota Surakarta Kota Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah dan dibatasi oleh empat Kabupaten di sekitarnya, yaitu Sukoharjo, Karanganyar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modernisasi seperti ini, wisata budaya kurang diminati oleh masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih memilih tempat wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bisnis bakery dan cake shop. Bila dilihat trend saat ini, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bisnis bakery dan cake shop. Bila dilihat trend saat ini, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya permintaan tentu berdampak pada peningkatan produksi usaha. terutama pada bisnis bakery dan cake shop. Bila dilihat trend saat ini, bisnis bakery dan café

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan Video Profil Museum Surabaya berbasis Online sebagai Upaya mengenalkan kepada Masyarakat

Lebih terperinci