ABSTRAK. Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar"

Transkripsi

1 ABSTRAK Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar Latar Belakang : Pasien dengan trauma kepala memerlukan penegakan diagnosis sedini mungkin dan deteksi dini terhadap faktor-faktor yang dapat memperburuk, agar terapi yang tepat dapat segera dilakukan untuk menghasilakan prognosis yang baik. Prognosis merupakan bahan pertimbangan yang penting dalam membuat keputusan klinis, sebagai dasar pemberian inform consent yang realistis, dan sebagai bahan pertimbangan alokasi sumber daya kesehatan. Proporsi tertinggi kematian pada cedera kepala berat terjadi pada 14 hari pertama setelah trauma. Kematian ini dipengaruhi oleh derajat keparahan cedera kepala, trauma lain yang menyertai, serta komplikasi yang terjadi selama perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem skoring yang tervalidasi mengenai faktor-faktor risiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat. Metode : Penelitian ini merupakan kohort prospektif yang melibatkan 105 pasien cedera kepala berat, yang dipilih secara konsekutif pada periode Maret Oktober Sampel mendapatkan penanganan yang sesuai dengan protokol terapi yang berlaku. Faktor resiko yang diidentifikasi yaitu: usia, jenis kelamin, GCS awal, hipotensi, hipoksia, refleks pupil, waktu operasi, skor ISS, pneumonia, hipertermia sentral dan gambaran CT scan kepala. Pasien dilakukan follow up selama 14 hari untuk mengetahui apakah terjadi kematian dalam rentang waktu tersebut atau tidak. Hubungan antara faktor-faktor risiko tersebut dianalisa menggunakan analisa bivariat dan multivariate dengan CI 95%. Selanjutnya dikembangkan skoring prognostik yang divalidasi kemampuannya dalam memprediksi kematian dalam 14 hari pasien CKB. Hasil : Pada analisa bivariat ditemukan sepuluh faktor risiko yang bermakna, yaitu: umur, hipotensi, hipoksia, GCS, midriasis bilateral, skor ISS, penyempitan sisterna basal, tsah, SDH, dan ICH. Setelah dilakukan analisa multivariate didapatkan 5 faktor risiko yang signifikan secara statistik terhadap terjadinya kematian dalam 14 hari, yaitu: umur > 60 tahun (RR: 15,6, 95%CI: 1,88-129,95), hipoksia (RR: 17,78, 95%CI: 2,05-154,11), GCS 3-5 (RR: 34,71, 95%CI: 6,85-175,98), penyempitan sisterna basal (RR: 12,71, 95%CI: 2,61-61,95), dan traumatic SAH (RR:7,57, 95%CI: 1,19-48,36). Skor prognosis dibuat dengan memberi bobot berbeda pada masing-masing variabel berdasarkan ods ratio, dimana skor memiliki rentang 0 sampai 11 dengan titik potong terbaik adalah 3. Skor memiliki kemampuan prediktif yang baik yang dibuktikan dengan analisa ROC dengan AUC 0,954, dengan sensitifitas 89,2% dan spesifisitas 90,3%. Kesimpulan : Umur lebih dari 60 tahun, kondisi hipoksia, GCS rendah (3-5), traumatic SAH, dan penyempitan sisterna basal merupakan faktor risiko independen terhadap terjadinya kematian dalam 14 hari pasien CKB. Skor prognostik yang dibuat telah menunjukkan kemampuan prediktif yang baik. Kata Kunci : Cidera kepala berat, faktor risiko kematian cidera kepala berat, skor prognostik, validasi, kematian dalam 14 hari.

2 ABSTRACT Validity of Risk Factors Affecting Mortality within 14 days in Severe Traumatic Head Injury in Sanglah General Hospital Background: patients with traumatic head injury need early diagnosis and early detection of deteriorating factors, so the early appropriate therapy can be given to create a better prognosis. Prognosis is a part of consideration in clinical decision making process, information base in realistic inform consent to family, and as a consideration in allocating health care resources. The high mortality proportion in severe head injury occurs in the first 14 days after trauma. This mortality is affected by degree of severity of head injury, accompanying trauma in other body parts, and complication that occur during admission. The aims of the study is to develop a valid scoring system about risk factors affecting mortality within 14 days in severe traumatic brain injury. Method: We conducted a prospective cohort study with subjects of severe head injury patients (n=105) from 1 st March to 31 st October Samples treated with standard neurosurgery protocols and evaluate the outcome within 14 days. Variables included age, sex, Glasgow Coma Scale (GCS) score, hypotension, hypoxia, pupil reflex, preoperative time, Injury Severity Score (ISS), pneumonia, central hyperthermia, and Head CT Scan Profile. The relationship of risk factors and outcome were analyzed with bivariate and multivariate analysis with 95% confident interval. Furthermore, the prognostic score are developed and validated their ability in predicting mortality within 14 days in severe head injury patients. Results: In bivariate analysis we found ten significant variables, including: age, hypotension, hypoxia, GCS, bilateral mydriasis, ISS score, obliterated basal cistern, traumatic SAH, ICH, and SDH. In multivariate analysis we found five variable that significantly affecting mortality within 14 days, including: age > 60 years old (RR: 15.6, 95%CI: ), hypoxia (RR: 17.78, 95%CI: ), GCS 3-5 (RR: 34.71, 95%CI: ), obliteration of basal cistern (RR: 12.71, 95%CI: ), and traumatic SAH (RR:7,57, 95%CI: 1,19-48,36). The prognostic score models are created by giving a different value according ods ratio, with the best cut-off point was 3. Low risk patient with sum score 0-3 (4.3% predicted mortality), and high risk patients with sum score 4-11 (95.7% predicted mortality). The prognostic score had a good predictive ability that proved by ROC analysis with AUC 0.954, 89.2% sensitivity and 90.3% specificity. Conclusion: Age more than 60 years old, hypoxia, GCS 3-5, obliteration of basal cistern, and traumatic SAH are independent risk factors affecting mortality within 14 days in severe head injury patients. The prognostic score model shows a good predictive ability. Keywords: Severe head injury, prognostic score, mortality risk factor in severe head injury, mortality within 14 days

3 DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN. LEMBAR PENGESAHAN.. LEMBAR BUKTI UJI TESIS. UCAPAN TERIMA KASIH. ABSTRAK.. ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN Hal i iii v vi ix x xi xv xvi xvii xix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan khusus Manfaat Penelitian Manfaat ilmiah Manfaat praktis BAB II TINJAUAN PUSTAKA Cedera Kepala Definisi Cedera Kepala Epidemiologi Morfologi Cedera Kepala Cedera fokal Cedera difus

4 2.1.4 Patofisiologi Cedera Kepala Cedera Kepala Primer Cedera Kepala Sekunder Mortalitas Pada Cedera Kepala Faktor yang Mempengaruhi Kematian pada Cedera Kepala Berat Jenis Kelamin Usia Waktu Operasi Hipotensi Kondisi Hipoksia Trauma Multipel Hipertermia sentral Pneumonia Refleks pupil Glasgow Coma Scale Gambaran CT Scan Kepala Midline Shift Status cistern basal Traumatic Subarachnoic Hemorrhage Lesi Intrakranial (EDH, SDH, ICH) Validitas. 40 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesa Penelitian

5 BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan sampel Penelitian Kriteria subyek penelitian Kriteria inklusi Kriteria eksklusi Besar sampel Variabel Penelitian Variabel bebas Variabel tergantung Definisi Operasional Variabel Alur Penelitian Rencana Analisis Statistik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Pasien Sebaran Karakteristik Variabel Bebas Subjek Penelitian Sebaran Karakteristik Variabel Tergantung Subjek Penelitian Analisa Hubungan Faktor Risiko Terhadap Outcome Analisa Hubungan Faktor Terhadap Outcome Penyusunan Skor Prognostik Pembahasan.. 68 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 77 DAFTAR PUSTAKA. 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 89

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Patofisiologi cedera kepala Gambar 2.2 Anatomi cisterna basal Gambar 2.3 Kurva ROC untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas.. 41 Gambar 3.1 Konsep penelitian Gambar 4.1 Skema rancangan penelitian Gambar 4.2 Skema alur penelitian Gambar 5.1 Kurve ROC skor prognostik terhadap outcome... 68

7 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabulasi silang 2 x Tabel 4.2 Tabulasi silang penilaian sensitifitas dan spesifisita Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Variabel Bebas Subjek Penelitian Berdasarkan Pemeriksaan Klinis Tabel 5.2 Gambaran Karakteristik Variabel Bebas Subjek Penelitian Berdasarkan Pemeriksaan CT Scan Kepala Tabel 5.3 Gambaran Karakteristik Variabel Bebas Subjek Penelitian Tabel 5.4 Hasil Analisa Bi-Variabel Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Outcome pada Pasien CKB Tabel 5.5 Hasil Analisa Multivariabel Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Outcome pada Pasien CKB Tabel 5.6 Ods Ratio dan Skor Prognosis Faktor Risiko Independen yang Mempengaruhi Outcome Tabel 5.7 Skor Prognostik Pasien Cidera Kepala Berat Tabel 5.8 Sensitifitas dan Spesifisitas Skor Prognostik CKB... 68

8 DAFTAR SINGKATAN GOS : Glascow Outcome Scale TBI : Traumatic Brain Injury CKR : Cidera Kepala Ringan CKS : Cidera Kepala Sedang CKB : Cidera Kepala Berat CT scan : Computerized Tomography Scan EDH : Epidural Hematome SDH : Subdural Hematome SAH : Subarachnoid Hematome ICH : Intraserebral Hematome ISS : Injury severity score AIS : Abbreviated Injury Scale IVH : Intraventrikel Hemorrhagic CI : Confident Interval RR : Relative Risk OR : Odds Ratio ROC : Receiver Operating Characteristic AUC : Area under Curve

9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1. Surat Kelaikan Etik LAMPIRAN 2. Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 3. Lembar Pengumpulan Data LAMPIRAN 4. Persetujuan Ikut Serta dalam Penelitian LAMPIRAN 5. Tabel Induk LAMPIRAN 6. Analisa Statistik SPSS

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cidera kepala sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sosioekonomi di seluruh dunia. Gangguan yang ditimbulkan berupa gangguan fisik dan mental kompleks yang bersifat sementara maupun menetap. Cidera kepala telah menjadi penyebab kematian dan kecacatan pada usia muda di berbagai negara. Kejadiannya meningkat secara tajam yang diakibatkan oleh meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor pada negara miskin dan berkembang. Penyebab cidera kepala terbanyak adalah akibat kecelakaan lalu lintas (45%), 30% akibat terjatuh, 10% kecelakaan dalam pekerjaan, 10% kecelakaan saat rekreasi dan 5% akibat diserang (Dawodu, 2007). Di Indonesia kecelakaan kendaraan bermotor mencapai kejadian, yang mengakibatkan kematian jiwa, luka berat jiwa serta luka ringan jiwa dari semua kasus kecelakaan kendaraan bermotor, 50% adalah berupa cidera kepala (DepkesRI, 2005). Cidera kepala diperkirakan akan melampaui penyakit-penyakit lain sebagai penyebab kematian dan kecacatan utama pada tahun Jumlah kasus cidera kepala di Amerika Serikat mencapai 1,7 juta kasus setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, orang meninggal, dimana 10% meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Dari total pasien cidera kepala yang sampai di rumah sakit, 80% dikelompokkan sebagai cidera kepala ringan (CKR), 10% cidera kepala sedang (CKS), dan 10% cidera kepala berat (CKB) (Faul et al, 2010). Di Indonesia data cidera kepala belum tercatat secara baik, tetapi data yang didapat dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dari total pasien rawat inap, terdapat 60%-70% dengan CKR, 15%-20% CKS, dan sekitar 10% dengan CKB (PERDOSI, 2009). Di RSUP Sanglah Denpasar, insiden cidera kepala

11 pertahun rata-rata diatas 2000 kasus, dimana 30% merupakan pasien cidera kepala sedang dan berat (Register IRD Sanglah, 2011). Prognosis merupakan bahan pertimbangan yang penting dalam membuat keputusan klinis dan sebagai dasar pemberian inform consent yang realistis bagi keluarga pasien. Dari sudut pandang sosioekonomi, model prognostik dengan melihat data awal saat masuk rumah sakit merupakan faktor penting dalam mendukung keputusan klinis yang cost effective. Pasien dengan cidera kepala memerlukan penegakan diagnosis sedini mungkin (deteksi dini) dari faktor-faktor yang memperburuk, agar tindakan dan terapi yang tepat, akurat dan sistematis dapat segera dilakukan supaya menghasilakan prognosis yang baik (Arifin, 2002; Golden et al, 2013; Teuntje et al, 2011). Prognosis cidera kepala bervariasi dari ringan berupa cidera ringan sampai berat berupa defisit neurologis permanen sampai terjadinya kematian. Cidera kepala merupakan penyebab kematian utama dari semua kasus trauma dan menjadi penyebab kematian penting pada usia 1 sampai 44 tahun. Setiap tahun terjadi kematian akibat cidera kepala di Amerika Serikat dan sampai pasien mengalami gangguan neurologis permanen. Angka mortalitas cidera kepala bervariasi yang berkisar antara 35%-50% pada pasien CKB, 5%-10% pada pasien CKS, sedangkan untuk CKR tidak ada yang meninggal (PERDOSI, 2009). Data lain menyebutkan angka kematian pada semua tingkat keparahan cidera kepala berkisar antara 6,17% hingga 11,22%, dengan kematian pada CKB berkisar antara 25,23% hingga 37,14% (Tim Neurotrauma RSU Dr.Soetomo, 2007). Tatalaksana pasien-pasien dengan cidera kepala berat memerlukan sumber daya perawatan yang mahal dan waktu yang relatif panjang. Walaupun dengan tatalaksana yang memadai angka kematian dan morbiditas jangka panjang yang ditimbulkan masih tinggi. Keputusan tatalaksana pasien cidera kepala berat lebih lanjut harus melibatkan keluarga pasien,

12 sehingga inform consent tentang outcome pasien memerlukan data yang memadai. Upaya untuk memprediksi outcome pasien cidera kepala berat dengan lebih akurat menjadi penting untuk alokasi pembiayaan, pembuatan keputusan klinis yang tepat serta memberikan inform consent yang realistis kepada keluarga pasien. Proporsi tertinggi kematian cidera kepala terjadi pada 1-2 minggu setelah trauma, dimana 85% kematian pada cidera kepala berat terjadi pada 14 hari pertama setelah trauma (CRASH Trial Collaborators, 2005). Kematian dalam 14 hari setelah trauma ini dipengaruhi oleh derajat keparahan cidera kepala, trauma lain yang menyertai, serta komplikasi yang terjadi selama perawatan. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kematian 14 hari pada pasien-pasien CKB diantaranya adalah faktor demografi (Usia, jenis kelamin), faktor klinis (GCS awal, reflex pupil, faktor ekstrakranial seperti hipotensi, hipoksia, waktu operasi), serta faktor lain yang berdasarkan karakteristik Computerized Tomography Scan (hematom epidural, hematom subdural, pendarahan subarachnoid traumatik, brain swelling, kompresi basal cistern, deviasi mid line shift) (Tjahjadi et al, 2013). Mekanisme trauma yang hebat membuat pasein cidera kepala berat sering kali datang dengan trauma multiple, yang berkontribusi pada kematian pasien cidera kepala. Faktor lain yang berhubungan dengan mortalitas pasien cidera kepala berat adalah terjadinya komplikasi selama perawatan. Trauma langsung pada kepala, penurunan derajat kesadaran dengan airway yang tidak bebas, gangguan pertahanan alamiah, dan berkurangnya mobilitas membuat pasien cidera kepala berat rentan untuk mengalami komplikasi paru. Pneumonia merupakan komplikasi umum pada pasien cidera kepala berat yang mencapai 60% dari semua penderita cidera kepala berat (Woratyla et al, 1995). Berdasarkan latar belakang tersebut diatas kami tertarik untuk mengembangkan sistem skoring yang tervalidasi mengenai faktor-faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada

13 pasien cidera kepala berat berdasarkan karakteristik klinis, komplikasi selama perawatan dan gambaran radiologis. Model prognostik ini diharapkan bisa membantu dalam mengalokasikan sumber daya, pembuatan keputusan klinis segera dan memberikan inform consent yang realistis tentang outcome kepada keluarga pasien. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah usia lebih dari 60 tahun adalah faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat? 2. Apakah jenis kelamin laki-laki adalah faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat? 3. Apakah tindakan operasi yang dilakukan > 4 jam setelah kejadian merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 4. Apakah hipotensi merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 5. Apakah kondisi hipoksia merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 6. Apakah GCS awal 3-5 merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 7. Apakah pupil midriasis bilateral merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 8. Apakah pupil anisokor merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat?

14 9. Apakah skor ISS 30 merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 10. Apakah terjadinya pneumonia selama perawatan merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 11. Apakah hyperthermia sentral merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 12. Apakah gambaran CT scan berupa midline shift > 5 mm merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 13. Apakah gambaran CT scan berupa kompresi cisterna basal merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 14. Apakah gambaran CT scan berupa traumatic SAH merupakan faktor resiko kematian dalam 14 haripada pasien cidera kepala berat? 15. Apakah gambaran CT scan dengan lesi intrakranial merupakan faktor resiko kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum Untuk mengetahui faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat dan membuat suatu prognostik skoring mortalitas dalam 14 hari penderita cidera kepala berat Tujuan khusus 1. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan usia

15 2. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan jenis kelamin 3. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan keberadaan pupil midriasis bilateral pada saat awal masuk 4. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan keberadaan pupil anisokor pada saat awal masuk 5. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan waktu dilakukan tindakan operasi 6. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan GCS awal masuk 7. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan tekanan darah saat masuk ruang gawat darurat 8. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan saturasi oksigen saat masuk ruang gawat darurat 9. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan skor ISS saat masuk ruang gawat darurat 10. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan terjadinya pneumonia selama perawatan 11. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan terjadinya hiperthermia sentral 12. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan adanya midline shift pada gambaran CT scan kepala saat masuk ruang gawat darurat

16 13. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan adanya kompresi sisterna basal pada gambaran CT scan kepala saat masuk ruang gawat darurat 14. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan adanya traumatic SAH pada gambaran CT scan kepala saat masuk ruang gawat darurat 15. Mengetahui faktor resiko kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat berdasarkan adanya lesi intrakranial (EDH,SDH, ICH, kontusion serebri) pada gambaran CT scan kepala saat masuk ruang gawat darurat 1.4 Manfaat Manfaat Ilmiah Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor resiko terjadinya kematian dalam 14 hari pada cidera kepala berat yang tervalidasi, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen prognostik dari cidera kepala berat Manfaat Praktis Penelitian ini diharapakan dapat menghasilkan suatu sistem skoring prognostik yang dapat memprediksi terjadinya kematian dalam 14 hari pada pasien cidera kepala berat. Sistem prognostik ini diharapkan dapat membantu dalam membuat keputusan klinis rasional, alokasi sumber daya yang tepat dan sebagai dasar inform consent yang lebih realistis kepada keluarga pasien.

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi terutama dalam bidang transportasi mengakibatkan meningkatnya jumlah dan jenis kendaraan bermotor dan hal ini berdampak pada meningkatnya kasus

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR HING THEDDY NIM : 1114028204 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cedera kepala adalah trauma yang mengenai calvaria dan atau basis crania serta organ didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di kalangan anak muda di seluruh dunia, prediksi hasil saat masuk RS sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian yang cukup tinggi dalam bidang neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena penderitanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Diperkirakan insidensinya lebih dari 500 per 100.000 populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma merupakan penyebab kematian utama pada kelompok umur dibawah 45 tahun di negara maju dan di negara berkembang. Kepala juga merupakan bagian yang paling sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Cedera kepala merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab paling

Lebih terperinci

NYOMAN DWI AUSSIE HARY MASTIKA

NYOMAN DWI AUSSIE HARY MASTIKA TESIS FOKAL LESI TRAUMATIK PADA CT SCAN KEPALA MENENTUKAN TINDAKAN OPERASI DAN OUTCOME (GOSE) PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI RSUP SANGLAH DENPASAR BALI NYOMAN DWI AUSSIE HARY MASTIKA PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang cukup banyak dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan dengan begitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat 46 BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan study prognostik dengan desain kohort. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat yang dirawat

Lebih terperinci

CUT OFF POINT GAP SCORE

CUT OFF POINT GAP SCORE TESIS CUT OFF POINT GAP SCORE SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN MULTIPLE ORGAN DYSFUNCTION SYNDROME BERDASARKAN KADAR SITOKIN INTERLEUKIN-6 PADA PASIEN CEDERA MUSKULOSKELETAL MAYOR DENGAN MULTIPLE TRAUMA NYOMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap tahunnya dan orang membutuhkan rawat inap untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap tahunnya dan orang membutuhkan rawat inap untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala mengenai hampir 1,5 juta orang di Amerika Serikat setiap tahunnya dan 240.000 orang membutuhkan rawat inap untuk pengobatan trauma mereka (Frey et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). Stroke merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Cedera Kepala Akibat Trauma Cedera kepala umumnya diklasifikasikan atas satu dari tiga sistem utama, yaitu: keparahan klinis, tipe patoanatomi dan mekanisme fisik.

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007 50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker, demikian juga diberbagai negara di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembunuh kedua dari daftar penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung iskemik adalah stroke. Stroke telah bertanggung jawab atas kematian 6.7 juta manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab terbanyak cedera

Lebih terperinci

Hasil Akhir Penderita dengan Diffuse Brain Injury yang Dirawat di Neurosurgical Critical Care Unit RS Hasan Sadikin, Bandung

Hasil Akhir Penderita dengan Diffuse Brain Injury yang Dirawat di Neurosurgical Critical Care Unit RS Hasan Sadikin, Bandung Hasil Akhir Penderita dengan Diffuse Brain Injury yang Dirawat di Neurosurgical Critical Care Unit RS Hasan Sadikin, Bandung Suzy Indharty Bagian/SMF Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN TEKANAN INTRA KRANIAL DAN PENGARUH PENINGKATAN TEKANAN INTRA KRANIAL TERHADAP HASIL AKHIR PADA PASIEN CEDERA KEPALA BERAT DI RSUP SANGLAH DENPASAR LIDYA

Lebih terperinci

GAMBARAN CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE

GAMBARAN CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE GAMBARAN CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 2012 2013 1 Miranda Esther Irene Manarisip 2 Maximillian Ch. Oley 2 Hilman Limpeleh 1 Kandidat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam BAB III METODE PENELITIAN III.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU / RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 13 Februari 2015 sampai dengan 01 April 2016. III.2. SUBJEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling serius dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling sering dijumpai setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas. Di Inggris misalnya, setiap tahun sekitar 100.000 kunjungan pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke masih menjadi pusat perhatian dalam bidang kesehatan dan kedokteran oleh karena kejadian stroke yang semakin meningkat dengan berbagai penyebab yang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

I KETUT WISUDANA YUANA NIM

I KETUT WISUDANA YUANA NIM TESIS HUBUNGAN MULTIPLE FRAKTUR MAKSILOFASIAL, SKOR GCS AWAL KURANG DARI 14 TERHADAP TERJADINYA LESI INTRAKRANIAL AKUT PADA PASIEN TRAUMA MAKSILOFASIAL DI RSUP SANGLAH DENPASAR I KETUT WISUDANA YUANA NIM

Lebih terperinci

Jon Hadi 1, Syaiful Saanin 2, Erkadius 3 Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RS M.Djamil Padang

Jon Hadi 1, Syaiful Saanin 2, Erkadius 3 Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RS M.Djamil Padang PENGARUH KOAGULOPATI TERHADAP GLASGOW OUTCOME SCALE PENDERITA CEDERA KEPALA BERAT YANG TIDAK MEMPUNYAI INDIKASI OPERASI Jon Hadi 1, Syaiful Saanin 2, Erkadius 3 Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS

Lebih terperinci

DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6

DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6 TESIS VALIDITAS DIAGNOSTIK C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA PASIEN DENGAN APENDISITIS AKUT SKOR ALVARADO 5-6 JIMMY NIM 0914028203 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala traumatik merupakan masalah utama kesehatan dan sosial ekonomi di seluruh dunia (Ghajar, 2000; Cole, 2004). Secara global cedera kepala traumatik merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba disebabkan oleh adanya gangguan perfusi ke otak. Manifestasi klinis dari stroke merupakan konsekuensi

Lebih terperinci

I KOMANG AGUS SETIAWAN

I KOMANG AGUS SETIAWAN TESIS USIA LEBIH DARI 45 TAHUN, JUMLAH LEKOSIT, RIWAYAT KONSUMSI ALKOHOL DAN KONSUMSI OBAT NSAID SEBAGAI FAKTOR RISIKO PADA ULKUS PEPTIKUM PERFORASI DI BAGIAN BEDAH RSUP SANGLAH I KOMANG AGUS SETIAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan penyebab utama kematian dan disabilitas permanen pada usia dewasa

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN HELM TERHADAP DERAJAT CEDERA KEPALA PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG MENGALAMI KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DIRAWAT DI RSUP H

PENGARUH PEMAKAIAN HELM TERHADAP DERAJAT CEDERA KEPALA PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG MENGALAMI KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DIRAWAT DI RSUP H PENGARUH PEMAKAIAN HELM TERHADAP DERAJAT CEDERA KEPALA PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG MENGALAMI KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DIRAWAT DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012 Oleh : ANDRE AGASTIA HUTASOIT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Medan, 2013 Yang membuat pernyataan persetujuan. penjelasan. dr... Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Medan, 2013 Yang membuat pernyataan persetujuan. penjelasan. dr... Universitas Sumatera Utara Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :.. Umur : tahun L / P Alamat :.... Hubungan dengan pasien : Bapak/Ibu/anak/hubungan kerabat lainnya Dengan ini menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal akibat trauma. Di antara trauma - trauma yang terjadi, trauma maksilofasial

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal akibat trauma. Di antara trauma - trauma yang terjadi, trauma maksilofasial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala aspek yang berkaitan dengan trauma mempunyai kepentingan yang tinggi di dunia karena merupakan penyebab utama kematian. Menurut Krug (2000),setiap hari sekitar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma kepala (cedera kepala) adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi neurologis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang dengan tiga penyebab utama kematian secara global. Tiga hal tersebut adalah kecelakaan lalu lintas, pembunuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut pedoman penyelanggaran pelayanan Intensive Care Unit (ICU) di rumah sakit yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor1778/MENKES/SK/XII/2010,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain uji diagnostik untuk membandingkan sensitivitas dan spesifisitas antara serum NGAL dan serum cystatin C dalam mendiagnosa

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 2011 2013 Kasus kusta di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan Negara lain. Angka kejadian

Lebih terperinci

VALIDITAS NEW INJURY SEVERITY SCORE (NISS) DALAM MENDETEKSI TERJADINYA KOAGULOPATI PADA PASIEN MULTIPLE TRAUMA

VALIDITAS NEW INJURY SEVERITY SCORE (NISS) DALAM MENDETEKSI TERJADINYA KOAGULOPATI PADA PASIEN MULTIPLE TRAUMA ORIGINAL ARTICLE VALIDITAS NEW INJURY SEVERITY SCORE (NISS) DALAM MENDETEKSI TERJADINYA KOAGULOPATI PADA PASIEN MULTIPLE TRAUMA I Komang Yose Antara 1, I Ketut Wiargitha 2, Tjokorda G.B. Mahadewa 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah defisit neurologis yang disebabkan oleh cedera akut dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark serebral, perdarahan intraserebral

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi. viii. x x xi xii xiii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan tindakan pembedahan. Keterlambatan dalam penanganan kasus apendisitis akut sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi DAFTAR ISI Halaman COVER... i LEMBAR PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.3.1

Lebih terperinci

Pemberian Terapi Mannitol terhadap Peningkatan. Glascow Coma Scale (GCS) pada Pasien. Cedera Otak Sedang. Penelitian untuk Karya Akhir

Pemberian Terapi Mannitol terhadap Peningkatan. Glascow Coma Scale (GCS) pada Pasien. Cedera Otak Sedang. Penelitian untuk Karya Akhir Pemberian Terapi Mannitol terhadap Peningkatan Glascow Coma Scale (GCS) pada Pasien Cedera Otak Sedang Penelitian untuk Karya Akhir Dalam Bidang Ilmu Bedah Oleh: Satrio Teguh Krisyuantoro NIM S5608004

Lebih terperinci

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan peralatan keselamatan sabuk pengaman, airbag, penggunaan helm batas kadar alkohol dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh: ADE SOFIYAN J500050044 Kepada : FAKULTAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010 Ezra Endria Gunadi, 2011 Pembimbing I : Freddy Tumewu Andries, dr., MS Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit serebrovaskuler atau yang lebih dikenal dengan stroke merupakan penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

Lebih terperinci

VALIDITAS RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT PADA APENDISITIS KOMPLIKATA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

VALIDITAS RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT PADA APENDISITIS KOMPLIKATA DI RSUP SANGLAH DENPASAR ORIGINAL ARTICLE VALIDITAS RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT PADA APENDISITIS KOMPLIKATA DI RSUP SANGLAH DENPASAR Dewi Prima Christian 1, I Gede Suwedagatha 2, Nyoman Golden 3, I Ketut Wiargitha 2 1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan bermotor di masyarakat, tingkat kecelakaan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan bermotor di masyarakat, tingkat kecelakaan di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini dengan kemajuan teknologi automotif dan meningkatnya pengguna kendaraan bermotor di masyarakat, tingkat kecelakaan di dunia semakin hari semakin meningkat.

Lebih terperinci

ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010

ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010 ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS 2009-31 JANUARI 2010 Yuvens, 2010. Pembimbing I : Vera, dr.,sp.pd. Pembimbing II : dra. Endang Evacuasiany,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D

Lebih terperinci

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014 ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014 Hemoptisis atau batuk darah merupakan darah atau dahak yang bercampur darah dan di batukkan dari saluran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang terjadi minimal 24 jam melibatkan sistem saraf pusat dan disebabkan oleh gangguan aliran darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat menjadi penyebab kematian peringkat ketiga dan penyebab utama kecacatan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA BIAYA PERAWATAN DAN HASIL PERAWATAN PASIEN MEDIKAL DI RUANG RAWAT INTENSIF ICU

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA BIAYA PERAWATAN DAN HASIL PERAWATAN PASIEN MEDIKAL DI RUANG RAWAT INTENSIF ICU ANALISIS HUBUNGANN ANTARA BIAYAA PERAWATAN DAN HASIL PERAWATAN PASIEN MEDIKAL DI RUANG RAWAT INTENSIF ICU (Studi Analitik di Ruang Rawat Intensif ICU RSUP dr Kariadi Semarang) RELATION ANALYSIS BETWEEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang cukup besar di dunia. Stroke adalah gangguan fungsi otak fokal maupun secara menyeluruh yang terjadi

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah satu penyakit THT, Sinusitis adalah peradangan pada membran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit. yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit. yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting dalam morbiditas dan mortalitas (Krcmery, 2007 cited in Michiori

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik

Lebih terperinci

Predictor's Factors of Mortality of Patients Suffering from Severe Head Injury in Emergency Department at General Hospital Tugurejo Semarang

Predictor's Factors of Mortality of Patients Suffering from Severe Head Injury in Emergency Department at General Hospital Tugurejo Semarang Predictor's Factors of Mortality of Patients Suffering from Severe Head Injury in Emergency Department at General Hospital Tugurejo Semarang Prediktor Mortalitas Penderita Cedera Kepala Berat Di Instalasi

Lebih terperinci

ABSTRAK KORELASI ANTARA SATURASI OKSIGEN BULBUS JUGULARIS DENGAN FOUR SCORE PADA KASUS CEDERA KEPALA BERAT DI RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK KORELASI ANTARA SATURASI OKSIGEN BULBUS JUGULARIS DENGAN FOUR SCORE PADA KASUS CEDERA KEPALA BERAT DI RSUP SANGLAH DENPASAR ABSTRAK KORELASI ANTARA SATURASI OKSIGEN BULBUS JUGULARIS DENGAN FOUR SCORE PADA KASUS CEDERA KEPALA BERAT DI RSUP SANGLAH DENPASAR Made Wiryana, Ketut Sinardja, Tjokorda Gde Agung Senopati, Ketut Wibawa

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian...

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... ix KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 - DESEMBER 2014 Fitriana Andiani, 2015 : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Lebih terperinci

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM 080100410 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ABSTRACT Introduction.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer, 2002) orang (39,9%), tahun 2004 terdapat orang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer, 2002) orang (39,9%), tahun 2004 terdapat orang dengan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kepala berat merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer,

Lebih terperinci

Author : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR

Author : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR Author : Olva Irwana, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr 0 CEDERA KEPALA 1. Definisi Cedera kepala adalah trauma mekanik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.1.2 Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PROFIL KADAR GULA DARAH SEWAKTU DAN HEMATOKRIT DAN HASIL AKHIR KLINIS PENDERITA KONTUSIO SEREBRI PADA TAHUN 2012 DI IGD RSUP. H.

PROFIL KADAR GULA DARAH SEWAKTU DAN HEMATOKRIT DAN HASIL AKHIR KLINIS PENDERITA KONTUSIO SEREBRI PADA TAHUN 2012 DI IGD RSUP. H. PROFIL KADAR GULA DARAH SEWAKTU DAN HEMATOKRIT DAN HASIL AKHIR KLINIS PENDERITA KONTUSIO SEREBRI PADA TAHUN 2012 DI IGD RSUP. H. ADAM MALIK, MEDAN Oleh: KOMANA 100100296 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR GDS PADA PASIEN LANJUT USIA PASKA STROKE SKRIPSI

PENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR GDS PADA PASIEN LANJUT USIA PASKA STROKE SKRIPSI PENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP SKOR GDS PADA PASIEN LANJUT USIA PASKA STROKE SKRIPSI OLEH Karina Nathania Gunawan NRP: 1523014027 2017 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Sepsis merupakan suatu sindrom klinis infeksi yang berat dan ditandai dengan tanda kardinal inflamasi seperti vasodilatasi, akumulasi leukosit, dan peningkatan

Lebih terperinci

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014 Vanesha Sefannya Gunawan 1, Johan Arifin 2, Akhmad Ismail 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui. di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui. di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah satu penyebab kematian utama dikisaran usia produktif. (Japardi,

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 Fajri Lirauka, 2015. Pembimbing : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH : GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI 2013 - DESEMBER 2013 OLEH : LUSIA A TARIGAN 110100243 NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Karakteristik subyek penelitian Subyek penelitian adalah 48 neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis kelamin subyek terdiri atas 26 bayi (54,2%) laki-laki dan 22 bayi (45,8%)

Lebih terperinci

Gambaran Penderita Trauma Kepala di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode Januari Desember 2014

Gambaran Penderita Trauma Kepala di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode Januari Desember 2014 Ibnu Nafis, Juni 217, hlm 15-23 Vol. 6, No. 1 ISSN 2252-687 Gambaran Penderita Trauma Kepala di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode Januari Desember 21 Khoirunnisa Siregar,*Tri Makmur *Dosen Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, infeksi susunan saraf pusat menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit (Saharso dan Hidayati, 2000). Inflamasi yang terjadi pada sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan hidup semakin meningkat dan sebagai konsekuensinya maka masalah kesehatan berupa penyakit

Lebih terperinci

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke. Background: Dysphagia is a commonly morbidity after stroke, the presence of dysphagia has been associated with increased risk for pulmonary complication and even mortality.there is is emerging evidence

Lebih terperinci

Skor Pediatric Risk of Mortality III (Prism III) Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien di Ruang Rawat Intensif Anak RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Skor Pediatric Risk of Mortality III (Prism III) Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien di Ruang Rawat Intensif Anak RSUD Dr. Moewardi Surakarta Skor Pediatric Risk of Mortality III (Prism III) Sebagai Prediktor Mortalitas Pasien di Ruang Rawat Intensif Anak RSUD Dr. Moewardi Surakarta Pediatric Risk of mortality (PRISM III) Score as a Predictor

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah ABSTRAK Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah Dini Nur Muharromah Yuniati Diabetes melitus (DM) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka BAB I PENDAHULUAN Pneumonia 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang penting di dunia karena tingginya angka kesakitan dan angka kematiannya, terutama pada anak berumur kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis yang merupakan suatu respon tubuh dengan adanya invasi mikroorganisme, bakteremia atau pelepasan sitokin akibat pelepasan

Lebih terperinci