BAB 2 LANDASAN TEORI. sudah umum untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, investasi dan menabung adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. sudah umum untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, investasi dan menabung adalah"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Proses investasi pada dasarnya hampir mirip dengan kegiatan menabung yang sudah umum untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, investasi dan menabung adalah suatu proses penundaan konsumsi masa sekarang untuk disimpan sebagai bekal di masa depan. Perbedaan mendasar yang membedakan investasi dengan menabung pada dasarnya terdapat di sistem dalam pelaksanaannya. Investasi menurut Jogiyanto (2007:1) Adalah Penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Hal ini jelas-jelas dikemukakan bahwa penundaan konsumsi digunakan untuk sebuah proses produksi yang efisien yang jelas berbeda dengan kegiatan menabung. Penundaan konsumsi sekarang lebih dialokasikan untuk diinvetasikan ke proses produksi yang efisien tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan secara signifikan imbal hasil atau nilai konsumsi yang sekarang pada masa mendatangnya. Investasi ke dalam produksi yang efisien antara lain dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan di antara Investor (pemodal). Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli secara langsung aktiva keuangan dengan melalui perantara atau tanpa perantara. Sementara investasi tidak 11

2 12 langsung dilakukan dengan membeli portofolio-portofolio saham yang dijual-belikan oleh perusahaan investasi. 2.2 Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Jika perusahaan hanya menggunakan satu kelas saham saja, saham ini dinamakan sebagai saham biasa. Ada kalanya perusahaan mengeluarkan kertas saham diluar kertas saham biasa, biasanya ini dilakukan untuk menarik para investor potensial. Saham jenis kedua ini dinamakan saham preferen. Saham ini mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa. 2.3 Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal di Indonesia telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

3 13 Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada tahun 2007 lahirlah Bursa Efek Indonesia yang merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). 2.4 LQ45 LQ45 adalah indeks pasar saham di Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ45 merupakan kumpulan saham-saham 45 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : Masuk ke dalam jajaran 60 perusahaan teratas dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 12 bulan terakhir. Masuk kedalam jajaran 60 perusahaan teratas dengan nilai transaksi pasar tertinggi dalam 12 bulan terakhir. Telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam 3 bulan terakhir. Mempunyai kondisi finansial perusahaan yang baik. 2.5 Return Return adalah hasil yang diperoleh dari suatu proses investasi. Return terbagi kedalam dua jenis utama yaitu return yang realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarakan data pada waktu-waktu sebelumnya atau disebut juga data

4 14 historisnya. Menurut Jogiyanto (2007:109) Return realisasi berguna untuk mengukur tingkat kinerja dari suatu perusahaan dan juga untuk menentukan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapakan akan diperoleh di masa yang mendatang. Return ekspektasi sifatnya belum terjadi. 2.6 Risiko Berbicara mengenai investasi, apabila kita berbicara mengenai return maka kita harus pula mengenal istilah risiko. Risiko dan return mempunyai korelasi yang positif, yang artinya semakin tinggi risiko dari sebuah investasi maka semakin besar pula return yang akan diterima. Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari hasil yang diterima dari yang diekspektasi. Van Horne dan Wachowics, Jr. (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. 2.7 Portofolio Saham Portofolio berarti sekumpulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumpulan investasi dalam bentuk saham. Proses pembentukan porfolio saham terdiri dari mengidentifikasi saham mana yang akan dipilih dan menentukan berapa proporsi/alokasi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Proses alokasi ini dianggap sebagai komponen terpenting dalam melakukan investasi karena melibatkan berbagai kemungkinan alokasi yang dapat dipilih. Semakin

5 15 banyak saham yang dipilih semakin banyak pula kemungkinan alokasi yang dapat dipilihnya. Menurut Husnan (1998), strategi pembentukan portofolio saham ada dua macam, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif merupakan tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Tujuan dari strategi pasif ini adalah memperoleh keuntungan portofolio sebesar keuntungan indeks pasar dengan menekankan seminimal mungkin risiko dan biaya investasi yang harus dikeluarkan. Investor yang mengggunakan strategi pasif ini biasanya memegang sahamnya dalam jangka waktu yang relatif lama. Mereka melakukan pembobotan untuk masingmasing sahamnya mengikuti bobot saham tersebut terhadap indeks. Indikator yang digunakan adalah indeks pasar, yaitu IHSG dan LQ45. Strategi pasif ini banyak dilakukan oleh manajer-manajer investasi, termasuk di Indonesia. Strategi pasif jugalah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam skirpsi ini. 2.8 Model Markowitz Portofolio, umumnya mengandung diversifikasi yaitu penggabungan berbagai wahana investasi yang non-komplementer dengan maksud untuk menurunkan risiko, sekaligus memenuhi tujuan penghasilan dari investor. Mengacu kepada Sentanoe (1995) dalam kasus investasi saham, berbagai wahana investasi yang dimaksud tentunya adalah berbagai macam produk saham yang terdapat di bursa. Setiap wahana investasi mengandung dua jenis risiko, yaitu :

6 16 i. Risiko yang dapat didiversifikasikan (diversifiable risk), yaitu risiko yang khas/unik pada setiap wahana investasi tertentu berupa risiko usaha dan risiko finansial. Risiko ini dapat dikurangi melalui diversifikasi portofolio. ii. Risiko yang tidak dapat didiversifikasikan (nondiversiable risk), yaitu risiko yang dihadapi oleh setiap wahana investasi sebagai dampak dari fluktuasi pasar pada umumnya. Investor hanya dapat menurunkan risiko diversifikasi melalui manajemen portofolio. Salah satu metode atau model yang dapai diandalkan untuk penurunan risiko dengan cara pen diversifikasian portofolio ini ialah model Markowitz Diversifikasi Berdasarkan Prinsip Markowitz Teori portofolio modern digagas oleh Henry Markowitz pada tahun Pada dasarnya Markowitz melakukan strategi baru dalam diversifikasi portofolio saham yang sebelumnya masih menggunakan pola yang lama. Menurut Fabozzi (1999) diversifikasi Markowitz berusaha menggabungkan aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang dari sempurna, dengan tujuan mengurangi risiko portofolio (varians) tanpa mengurangi pengembalian. Diversifikasi portofolio mempertimbangkan keuntungan rata-rata dan juga berdasarkan hubungan antar saham-saham (varians) yang membentuk portofolio. Oleh karena itu, model ini sering juga disebut model meanvariance. Dalam memilih portfolio, pendekatan yang dilakukan oleh Markowitz ialah bahwa investor harus mengevaluasi portofolio berdasarkan return yang diharapkan

7 17 dan risiko yang diukur dari standar deviasi. Dalam jurnalnya Wawan dan Anitha (2005) menjelaskan bahwa Markowitz lalu menurunkan sebuah konsep yang dinamakan Markowitz Efficient Portfolio, yaitu sebuah portofolio dikatakan efisien apabila sebuah portofolio mempunyai risiko terkecil untuk expected return yang sama atau expected return terbesar untuk tingkat risiko yang sama. Di dalam model Markowitz, jumlah tertimbang dari dalam nilai-nilai dalam matriks kovarians tingkat return merupakan representasi dari keseluruhan varian,, dari sebuah portofolio. Misalkan adalah jumlah saham di dalam portofolio, adalah proporsi uang/resource yang dialokasikan untuk saham i (negative untuk menunjukkan short positions), adalah tingkat return yang diharapkan dan adalah tingkat return dari tiap-tiap saham. Berdasarkan apa yang telah dirumuskan oleh Markowitz (1952) persamaan untuk Markowitz Efficient Portofolio adalah : Dengan konstrain/hambatan sebagai berikut :

8 18 Dengan menggunakan persamaan (1) diatas, dapat dihitung sebuah portofolio dengan varians (risiko) yang paling kecil, untuk setiap tingkat return yang dikehendaki investor. Dengan inilah maka akan terbentuk himpunan portofolio yang efisien. Solusi dari suatu model Markowitz pada bobot portofolio atau proporsi uang yang ditanamkan kepada masing-masing saham pada portofolio. Karena standar deviasi, expected return dan covariance adalah input dalam analisis model Markowitz, maka bobot alokasi saham di portfolio adalah satu-satunya variabel yang bisa dimanipulasi untuk memaksimalkan portofolio. Untuk mengetahui titik bobot yang optimal inilah, akan dimodifikasi rumusan Markowitz Efficient Portfolio dengan Linear Programming berkendala fuzzy. 2.9 Optimasi Menurut Nash and Sofer (1996) optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan yang lainnya, optimasi juga dapat berarti memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian, atau untuk tujuan yang lebih khusus lagi seperti tema dalam skripsi ini yaitu untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan dalam suatu proses investasi. Model optimasi telah digunakan dalam waktu yang sangat lama. Pada masa sekarang, fungsinya menjadi sangat esensial mulai dari urusan bisnis, produksi hingga efektifitas lalu lintas dan rute perjalanan. Para peneliti dan insinyur pun semakin giat untuk melakukan penelitian dan pengembangan akan hal ini. Hal ini mengakibatkan terus muncul dan lahirnya pengembangan-pengembangan aplikasi baru yang merupakan produk dari teori optimasi ini.

9 19 Pada beberapa tahun terakhir ini, telah banyak diciptakan sofware-software aplikasi untuk menyelesaikan berbagai bentuk permasalahan yang berkaitan dengan optimasi, maksimisasi, dan minimisasi. Seiring dengan berjalannya waktu, software untuk menganalisis dan menghitung permasalahan model optimasi dengan tingkat kerumitan tinggi dengan banyak variabel juga semakin banyak diciptakan. Dalam skripsi ini, akan dibahas aplikasi model optimasi untuk pemilihan portofolio saham yang berhubungan erat dengan konsep Linear Programming dan kendala fuzzy Linear Programming Linear Programming adalah salah satu model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang bergantung kepada sejumlah variabel input. Menurut Yuwono dan Istiani (2007) hal penting yang harus kita lakukan dalam penggunaan Linear Programming ialah mencari tahu apakah tujuan dan masalah yang terdapat dalam suatu kasus yang akan dimodelkan, lalu membentuknya kedalam beberapa fungsi. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam Linear Programming adalah : Fungsi Tujuan : Mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan masalah. Fungsi kendala : Untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan permintaan atas sumber daya tersebut.

10 20 Agar persoalan dapat diselesaikan dengan menggunakan Linear Programming maka persoalan harus dapat dirumuskan secara matematis, fungsi objektif dibuat optimum, fungsi objektif dan kendala harus dibuat secara linear, semua batasan harus dinyatakan dalam persamaan dan pertidaksamaan linear dan semua variabelnya harus tidak negatif. Dalam hal ini, Supranto (1983) memperjelas di dalam bukunya, Ia menyatakan suatu persoalan dapat dipecahkan melalui Linear Programming, apabila memenuhi syarat- syarat sebagai berikut ini : 1. Tujuan (objektif) yang terdapat di dalam suatu permasalahan harus dimodelkan dan dinyatakan dalam sebuah fungsi linier, yang dinamakan fungsi tujuan. 2. Harus ada alternatif pemecahan yang membuat nilai fungsi tujuan optimum (dalam kaitannya dengan skripsi ini misalnya tingkat risiko yang minimum) 3. Sumber-sumber tersedia dalam jumlah yang terbatas (bahan mentah, modal investasi, dan sebagainya). Kendala-kendala ini dinyatakan dalam pertidaksamaan linier. Berikut ini ialah contoh perumusan dari masalah Linear Programming sederhana untuk diketahui. Cari Sedemikian rupa sehingga atau minimum). = Optimum (maksimum

11 21 Dengan kendala :... Keterangan : Ada n macam barang atau item hasil produksi masing-masing sebesar = banyaknya produksi barang yang ke-, dimana = harga per-satuan barang ke- disebut price. Ada m macam bahan mentah masing-masing tersedia = banyaknya bahan mentah ke-, = banyaknya bahan mentah ke- yang dipergunakan untuk memproduksi 1 satuan barang ke-

12 22 unit memerlukan unit bahan mentah Asumsi Asumsi Linear Programming Model Linear Programming memiliki asumsi-asumsi implisit (mutlak) tertentu yang harus dipenuhi, sehingga dia memiliki keabsahan sebagai suatu masalah Linear Programming. Asumsi yang menuntut hubungan fungsional dalam suatu masalah tersebut adalah linear, additif, dapat dibagi dan deterministic. Berikut ini ialah penjelasan dari masing-masing asumsi tersebut. Linearity dan Additivity Bahwa semua fungsi tujuan dan kendala harus linier, ini berarti bahwa bila suatu kendala melibatkan dua variabel keputusan, maka dalam diagram dimensi dua ia akan berbentuk berupa garis lurus. Begitu juga, apabila suatu kendala melibatkan tiga variabel akan membentuk suatu bidang datar dan kendala yang melibatkan variabel akan membentuk suatu hyperplane (bentuk geometris yang rata) dalam ruang berdimensi. Linear Programming juga mengisyaratkan bahwa jumlah variabel kriteria dan jumlah total penggunaan sumber daya harus bersifat additif. Dalam artian bahwa apabila dijumlahkan, seluruh sumber daya yang dipakai untuk seluruh kegiatan harus sama jumlahnya dengan total dari seluruh sumber daya dari masing-masing kegiatan. Additif juga dapat diartikan sebagai tidak adanya penyesuaian pada perhitungan variabel kriteria karena terjadinya interaksi.

13 23 Divisibility Asumsi ini berarti solusi nilai yang diperoleh, tidak selalu bilangan bulat. Ini berarti bahwa dapat berupa nilai pecah. Karena itu variabel keputusan merupakan variabel kontinyu, sebagai lawan dari variabel diskrit atau bilangan bulat. Deterministic Semua parameter model ( ) diasumsikan diketahui konstan. Meskipun begitu, dalam kenyataannya parameter model jarang bersifat deterministik karena mereka mencerminkan kondisi masa depan maupun saat ini. Sebagaimana diketahui, kondisi masa depan tidak ada ataupun jarang yang bersifat pasti Himpunan Fuzzy Dalam beberapa permasalahan pemodelan matematika, tidak setiap hal dapat kita definisikan secara tegas. Banyak kriteria didalam kehidupan nyata yang tidak bisa didefinisikan secara tegas seperti cantik, kaya, miskin, tidak terlalu buruk, tidak terlalu baik dan sebagainya.untuk mengatasi permasalahan himpunan dengan batasan yang kurang tegas tersebut, maka dikaitkanlah himpunan tersebut terhadap suatu fungsi yang menyatakan derajat kesesuaian unsur-unsur di dalam semestanya dengan syarat konsep yang merupakan syarat himpunan tersebut. Fungsi ini disebut fungsi keanggotaan dan nilai fungsi itu disebut derajat keanggotaan suatu unsur dalam himpunan itu, yang selanjutnya disebut himpunan Fuzzy.

14 24 Derajat keanggotaan dinyatakan dalam suatu bilangan real dalam selang tertutup [0,1]. Misalkan diberikan himpunan semesta X, maka suatu himpunan kabur (fuzzy) didefinisikan sebagai : (2) Oleh karena itu disebut sebagai fungsi keanggotaan dari suatu himpunan kabur dan nilai fungsi menyatakan derajat keanggotaan unsur dalam himpunan kabur Bilangan Fuzzy Konsepsi bilangan fuzzy muncul dari banyaknya hal di kehidupan sehari-hari yang tidak dapat terjabarkan secara jelas dan tegas. Konsepsi ini muncul dan terdeklarasi sebagai adanya bilangan yang tidak tepat. Sebagai contoh, dapat diterima bahwa ungkapan kurang dari 6, lebih dari 6, kira-kira sekitar 6 dapat dinyatakan dalam suatu himpunan kabur pada semesta bilangan real, dimana bilangan 3 mempunyai derajat keanggotaan sama dengan 1 (satu), bilangan-bilangan disekitar 3 mempunyai derajat keanggotaan kurang dari 1, dan semakin jauh dari 3 derajat keanggotaannya mendekati 0 (nol). Bilangan fuzzy yang banyak dipakai dalam aplikasi ialah bilangan kabur (fuzzy) segitiga dengan fungsi keanggotaan sebagai berikut :

15 25 (3) Gambar 2.1 Bilangan Fuzzy Segitiga Secara umum, empat aturan dasar dalam operasi aritmatika yaitu juga digunakan dalam operasi antar dua buah bilangan fuzzy. Misalkan diberikan bilangan fuzzy A dan B dan * adalah operasi aritmatika yang diberikan kepada bilangan fuzzy A dan B, maka bilangan fuzzy A*B didefinisikan sebagai (Parmadi, 2010): (4) Dimana * Fuzzy Linear Programming Kumar dan Kaur (2012) menjelaskan, permasalahan Fuzzy Linear Programming dengan kendala dan tujuannya dapat dituliskan sebagai :

16 26 Maksimumkan (atau minimumkan) (5) Dengan kendala : Dimana,, adalah bilangan fuzzy trapesium yang simetris Solusi Fuzzy yang Optimal untuk Fuzzy Linear Programming Himpunan dari bilangan fuzzy trapesium yang simetris dikatakan sebagai sebuah solusi fuzzy optimal dari apabila syarat berikut terpenuhi : i. ii. iii. Jika terdapat himpunan bilangan fuzzy segitiga yang simetris sedemikian sehingga dan maka (bila kasusnya ialah maksimisasi) dan (bila kasusnya ialah minimisasi) Model Pemilihan Portofolio Pada Kasus Teratur

17 27 Misalkan seorang investor memilih proporsi yang diinvestasikan pada asset, dimana untuk jumlah asset (saham). Hambatannya antara lain dan Nilai return untuk asset ke adalah variabel acak, dengan return ekspektasi. Ambil dan Dalam hal ini, biaya transaksi untuk asset ke adalah yang dijabarkan sebagai berikut : Dimana adalah nilai asset diberikan dan adalah biaya transaksi untuk tiap unit asset ke. Jadi total biaya transaksi dideskripsikan sebagai : Return total dideskripsikan sebagai : Sehingga risiko total dapat diberikan sebagai berikut : Dimana Pada dasarnya, preferensi investor menginginkan portofolio yang tinggi secara return namun rendah secara risiko. Hal ini dapat diformulasikan secara

18 28 matematis sebagai model pemrograman dengan dua fungsi tujuan (Hong-Wei Liu, 2011) Model Pemilihan Portofolio Pada Kasus Fuzzy Di dalam proses investasi, pengetahuan dan pengalaman para ahli sangat penting dalam pengambilan keputusan seorang investor. Didasarkan pada kompleksitas dan tidak terprediksinya pasar keuangan, akan sangat menyulitkan untuk memberikan nilai yang tepat untuk prediksi atas risiko dan return, namun hal itu dapat diatasi dengan membentuknya menjadi fungsi tujuan fuzzy. Menurut Guohua Chen (2006) return dapat dibentuk menjadi nilai fuzzy dengan membuatnya dalam bentuk bilangan fuzzy trapesium dimana. Fungsi keanggotaan dari bilangan fuzzy dapat dinotasikan sebagai :

19 29 Bilangan fuzzy trapezium akan menjadi bilangan fuzzy segitiga apabila terjadi. Selain itu, yang menjadi pertimbangan dalam menentukan proporsi saham yang optimal pada portofolio ialah nilai VaR atau Value at Risk. Dimana nilai ini ialah nilai diberikan toleransi resiko yang dapat ditanggung oleh investor. Nilai VaR dirumuskan secara fuzzy dan disimbolkan melalui bilangan fuzzy trapezium Untuk menentukan proporsi saham optimal yang sesuai dengan tingkat return yang maksimal pada suatu tingkat. Guohoa Chen (2006) juga telah merumuskan pemrograman linear fuzzy untuk pemilihan portofolio saham optimal yang dapat dikemukakan sesuai dengan model dibawah ini : Keterangan :

20 PHP PHP adalah bahasa pemrograman server-side yang didesain secara spesifik untuk web. Menggunakan halaman HTML, kode PHP dapat disisipkan dan akan tereksekusi pada saat halaman web dilihat. PHP ditemukan pada tahun 1994 oleh seorang bernama Rasmus Ledorf. Pada Januari 2001, PHP telah digunakan lebih dari 5 juta domain di seluruh dunia dan terus bertambah seiring waktunya. PHP pada dasarnya merupakan singkatan daru Personal Home Page namun kini kepanjangannya berubah menjadi PHP Hypertext Preprocessor. Menurut Luke dan Thomson (2001) adapun beberapa kekuatan dari bahasa pemrograman PHP antara lain : Kemampuan yang tinggi Kompatibel untuk berbagai sistem database Mudah dipelajari dan dipergunakan Biaya yang murah dalam penggunaan Ketersediaan source code MySQL

21 31 MySQL adalah sebuah relational database management system (RDBMS) yang sangat cepat dan kuat. Database MySQL memungkinkan penggunanya untuk secara efisien menyimpan, mencari, mengurutkan dan menerima data. MySQL menggunakan SQL (Structured Query Language), sebuah query language database yang mendunia. Keunggulan dari MySQL sama dengan keunggulan yang dimiliki oleh PHP Waterfall Model Menurut Sommerville (2006) Waterfall Model ialah salah satu model dalam perancangan sebuah piranti lunak (software). Model ini adalah sebuah model klasik yang bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun sebuah piranti lunak. Berikut ini adalah gambar fase-fase dalam Waterfall Model : Gambar 2.2 Proses dan fase pada Waterfall Model

22 32 Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fase-fase yang terjadi didalam Waterfall Model : i. Requirements Analysis and Definition : Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap untuk kemudian dianalisis kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam proses pembangunan proyek piranti lunak. ii. System and Software Design : Melakukan desain dan rencana sistem piranti lunak setelah semua kebutuhan telah terpenuhi. iii. Implementation and Unit Testing : Desain program diimplementasikan kedalam bentuk nyata melalui proses penerjemahan kedalam kode-kode menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan (dalam hal ini PHP). Program langsung diuji coba. iv. Integration and System Testing : Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing). v. Operation and Maintenance : Mengoperasikan program di dalam lingkungannya, serta melakukan perbaikan-perbaikan dan adaptasi apabila diperlukan UML (Unified Modelling Language) Menurut Fowler (2003:1) UML adalah sekompulan notasi grafis yang digunakan untuk membantu dalam perancangan sebuah perangkat lunak, khususnya perangkat lunak yang dirancang dengan berbasis objek. UML terdiri dari beberapa tipe diagram, antara lain : Use Case Diagram

23 33 Use-Case Diagram adalah diagram yang membantu untuk menentukan fungsionalitas dan fitur-fitur perangkat lunak dari perspektif pengguna. Menurut Pressman (2013:993) Use case menggambarkan bagaimana seorang pengguna berinteraksi dengan suatu sistem dengan cara menentukan langkah langkah yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Diagram use case memberikan suatu gambaran besar mengenai fungsionalitas sistem. Gambar 3.3 Contoh Use-Case Diagram Activity Diagram Menurut Pressman (2013) Activity Diagram membantu Use Case Diagram dengan memberikan representasi grafis dari jalannya interaksi pada keadaan tertentu. Activity Diagram menunjukkan aktivitas yang terlibat pada suatu proses atau proses data. Mirip seperti flowchart, Activity Diagram menggunakan bentuk bentuk seperti berikut :

24 34 Gambar 4.4 Contoh Activity Diagram Tabel 2.1 Penjelasan Simbol dalam Activity Diagram No. Simbol Deskripsi 1. Task Rounded Rectangle sebagai bentuk untuk fungsi sistem yang spesifik. 2. Arrows/Tanda panah berfungsi untuk menunjukkan aliran kerja pada sistem. 3. Decision Diamonds sebagai bentuk kerja yang memiliki cabang, bisa memiliki lebih dari 1 bentuk kerja selanjutnya. 4. Horizontal Lines untuk menjelaskan aktivitas paralel yang sedang terjadi. 5. Start node berfungsi untuk menunjukkan awal dari proses yang akan berjalan. 6. End node berfungsi untuk menunjukkan akhir

25 dari suatu proses yang berjalan. 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, Compromise Programming,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang digunakan untuk membahas aplikasi PLFTG untuk investasi portofolio saham. A. Pemrograman Linear Pemrograman matematis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Minat investasi semakin hari semakin meningkat. Hal in disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Minat investasi semakin hari semakin meningkat. Hal in disebabkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat investasi semakin hari semakin meningkat. Hal in disebabkan oleh kesadaran akan investasi yang semakin timbul di masyarakat awam, dan juga teknologi komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan menabung. Pada era modern, tindakan menabung telah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan menabung. Pada era modern, tindakan menabung telah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya setiap manusia pasti memiliki kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan cara bekerja keras. Hasil dari kerja

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI OPTIMASI PEMILIHAN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN FUZZY LINEAR PROGRAMMING

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI OPTIMASI PEMILIHAN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN FUZZY LINEAR PROGRAMMING PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI OPTIMASI PEMILIHAN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN FUZZY LINEAR PROGRAMMING Aga Rasyidi Sukandar Bina Nusantara University, Jalan KH. Syahdan No. 9 Palmerah,085691115052,aga.sukandar@gmail.com

Lebih terperinci

COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : Dosen Pembimbing : Drs.

COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : Dosen Pembimbing : Drs. COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN PORTOFOLIO Nama Mahasiswa : Putri Ciptaningrum NRP : 1206 100 018 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Abstrak merupakan gabungan atas sekumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tersebut. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Investasi Menurut Kamaruddin (2004), investasi adalah menempatkan dana atau uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif, karena tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memainkan peran yang strategis dan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, pasar modal yang berkembang sangat baik akan memberikan

Lebih terperinci

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM. OVERVIEW Tujuan dari bab ini adalah untuk mempelajari konsep return dan risiko portofolio dalam investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, masyarakat Indonesia lebih memilih menabung di bank dengan adanya jaminan rasa aman. Namun secara perlahan tapi pasti, iklim investasi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

Analisis Portofolio dalam Investasi Saham Pada Pasar Modal

Analisis Portofolio dalam Investasi Saham Pada Pasar Modal Analisis Portofolio dalam Investasi Saham Pada Pasar Modal 1 Amir Tjolleng, 2 Tohap Manurung 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Sam Ratulangi, kris_ton79@yahoo.com Abstract Investors who

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO 1.1 PENDAHULUAN RANGKUMAN MATERI KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI BAB 9: RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO Mengukur return dan resiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi bagi manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab

BAB II KAJIAN TEORI. masalah fuzzy linear programming untuk optimasi hasil produksi pada bab BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai program linear, konsep himpunan fuzzy, program linear fuzzy dan metode Mehar untuk membahas penyelesaian masalah fuzzy linear programming untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Husnan (1996) menyatakan bahwa manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah kata yang tidak asing untuk masyarakat saat ini. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah kata yang tidak asing untuk masyarakat saat ini. Investasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Investasi adalah kata yang tidak asing untuk masyarakat saat ini. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian investasi secara umum adalah kegiatan penanaman sejumlah tertentu dana pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar atau keuntungan di masa yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi membuat masyarakat mengubah sudut pandang mereka terutama dalam berinvestasi. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan untuk mengubah satu unit konsumsi dimasa sekarang yang akan menghasilkan lebih dari satu unit konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otorisasi perbankan untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut disalurkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi berkomitmen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal abad ke-21 ini, kegunaan internet sudah cukup memengaruhi kehidupan masyarakat. Pada tahun 2012, pengguna internet di dunia tercatat sudah mencapai 2,4 miliar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangat cepat seiring dengan kebutuhan akan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia. Saat ini telah banyak aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, keduanya sama-sama memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Investasi merupakan kegiatan yang membawa konsekuensi untung dan rugi. Hal yang mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN KANDIDAT PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DEBGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEK TUNGGAL DI BEI PERIODE

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN KANDIDAT PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DEBGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEK TUNGGAL DI BEI PERIODE ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN KANDIDAT PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DEBGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEK TUNGGAL DI BEI PERIODE 2002-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL 3.1 Capital Asset Pricing Model Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner dan Mossin pada tahun 1964 hingga 1966. Capital assets pricing model merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode Pengali Lagrange adalah sebuah konsep populer dalam menangani permasalahan optimasi untuk program-program nonlinier. Sesuai namanya, konsep ini dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Pemilik dana pada

Lebih terperinci

Daftar lsi BAB 2 MEMPERSIAPKAN DATA... 15

Daftar lsi BAB 2 MEMPERSIAPKAN DATA... 15 Daftar lsi Tentang Penulis... Kata Pengantar... Daftar lsi... iii vii xv BAB 1 PENDAHUlUAN... 1 1. 1. Pendahuluan...... 1 1.2. Keuangan Modern... 2 1.3. Teori Portofolio Modern... 3 1.4. Teori Portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau bond)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas Belanda lainnya (Tandelilin, 2001). Kemudian pada September

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas Belanda lainnya (Tandelilin, 2001). Kemudian pada September BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sudah dimulai sejak zaman pemerintah kolonil Belanda. Perdagangan sekuritas dimulai dengan pendirian bursa di Batavia pada tanggal 14

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.4 Latar Belakang. Dalam kondisi administrasi Dinas Komunikasi dan Informatika sekarang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.4 Latar Belakang. Dalam kondisi administrasi Dinas Komunikasi dan Informatika sekarang sangat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Dalam kondisi administrasi Dinas Komunikasi dan Informatika sekarang sangat kurang maksimal dalam pencarian data seorang pegawai. Sulitnya mencari data pegawai dikarenakan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi oleh para investor saham adalah sulitnya mengalokasikan sejumlah modal yang dimiliki ke beberapa pilihan saham agar menghasilkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang atau long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal seperti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Abdul

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Abdul BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Abdul Halim,2005:4). Menurut Tandelilin (2007:5)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi efisien selama periode waktu tertentu (Hartono,2010:5). Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tiga konsep dasar yang perlu diketahui untuk memahami pembentukan portofolio optimal, yaitu: portofolio efisien dan portofolio optimal fungsi

Lebih terperinci

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN

FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN Zulfikar Sembiring 1* 1 Fakultas Teknik, Universitas Medan Area * Email : zoelsembiring@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fahmi dan Hadi (2009) investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aktiva finansial yang paling populer saat ini adalah saham. Saham adalah salah satu jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal. Jika investor membeli

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas) Investor dalam membentuk portofolio diperlukan perhitungan return ekspektasi dari masing-masing aktiva untuk dimasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi berkaitan dengan penempatan dana ke dalam bentuk aset yang lain selama periode tertentu dengan harapan tertentu. Aset yang menjadi objek investasi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata dapat ditransformasikan ke dalam model matematika. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata dapat ditransformasikan ke dalam model matematika. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model matematika suatu fenomena adalah suatu ekspresi matematika yang diturunkan dari fenomena tersebut. Ekspresi dapat berupa persamaan, sistem persamaaan atau ekspresi-ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya mengiginkan keuntungan yang besar dari investasi yang mereka lakukan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya mengiginkan keuntungan yang besar dari investasi yang mereka lakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pemain saham atau para penanam modal baik individu atau kolektif tentunya mengiginkan keuntungan yang besar dari investasi yang mereka lakukan serta

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Teori Himpunan Fuzzy Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam himpunan A, yang sering ditulis dengan memiliki dua kemungkinan, yaitu: 1 Nol (0), yang berarti

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram DAFTAR ISTILAH Activity Diagram Actor Admin Adobe Dreamweaver AIX Analysis Apache Aplikasi ASP diagram yang digunakan untuk memodelkan aktivitas bisnis pada suatu sesuatu untuk mewakili peran yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Integer programming (pemrograman integer) adalah sebuah model optimasi matematis atau program kelayakan di mana beberapa atau semua variabel dibatasi untuk bilangan bulat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep risiko portofolio dari Harry M. Markowitz pada tahun 1950-an

BAB I PENDAHULUAN. Konsep risiko portofolio dari Harry M. Markowitz pada tahun 1950-an BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep risiko portofolio dari Harry M. Markowitz pada tahun 1950-an menunjukkan bahwa secara umum risiko sekuritas dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham Menurut Anoraga dan Parkanti [1], saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga yang dikeluarkan perusahaan atau perseroan terbatas ke masyarakat agar sesesorang dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen atau aset investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Selain itu, kombinasi berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi INTI merupakan koperasi yang berawal dari Ikatan Kesejahteraan Karyawan (IKK) oleh karyawan PT INTI. Koperasi yang ada di PT INTI diawali dengan adanya kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan bentuk penanaman modal atau suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan keuntungan kelak. Investasi pada saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders (pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan fasilitas untuk memindahkan dana dari lenders (pihak-pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya keberadaan pasar modal sangatlah bermanfaat bagi investor dan dunia usaha. Pasar modal yaitu tempat bertemunya antara pembeli dan penjual dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia kian hari kian meningkat sehingga menuntut manusia untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Meningkatnya kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya

Lebih terperinci

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL 1 Pertemuan 9 RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL A. Pengertian Return & Resiko Suatu Investasi Seorang investor maupun perusahaan yang melakukan kegiatan investasi selalu dihadapkan pada resiko dan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Bina Sejahtera Paguyuban Keluarga Bogem terletak di Kelurahan Kebonjayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung yang beralamat di Jl. Kebonjayanti No. 39 Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda dalam mencapai setiap misi dan tujuannya. Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Selain itu dapat juga dilakukan investasi dalam bentuk saham dengan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Selain itu dapat juga dilakukan investasi dalam bentuk saham dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada umumnya dilakukan untuk menyimpan dana atau uang yang diperoleh dari hasil kerja mereka ke dalam bentuk barang maupun tabungan di bank. Selain itu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko tersendiri. Pemodal atau investor tidak mengetahui secara pasti hasil yang akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu yang tertentu, sedangkan menurut Sunariyah (2011) investasi adalah. mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. waktu yang tertentu, sedangkan menurut Sunariyah (2011) investasi adalah. mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia tidak hanya dipenuhi untuk saat ini saja melainkan untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Salah satu cara untuk mengelola kebutuhan di masa

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN PENDEKATAN OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PENGUKURAN VALUE AT RISK SKRIPSI Oleh : FIKI FARKHATI NIM. 24010210120050 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web Aplikasi berbasis web adalah aplikasi yang dijalankan melalui browser dan diakses melalui jaringan komputer. Aplikasi berbasis web

Lebih terperinci