II. TINJAUAN PUSTAKA Rumah Tanaman (Greenhouse)
|
|
- Farida Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Tanaman (Greenhouse) Menurut Nelson (1978) dalam Suhardiyanto (2009) mendefinisikan rumah tanaman sebagai suatu bangunan untuk budidaya tanaman yang memiliki struktur atap dan dinding yang bersifat tembus cahaya. Pada awalnya istilah rumah tanaman digunakan dalam proses produksi tanaman di daerah subtropis karena selama musim dingin tanaman dalam struktur tersebut selalu tampak hijau (green) sepanjang tahun sementara di luar rumah tanaman tanaman tidak dapat bertahan. Hal ini dapat terjadi karena suhu di dalam rumah tanaman lebih tinggi dari pada suhu di luarnya. Rumah tanaman merupakan bangunan yang meneruskan radiasi matahari dimana efisiensinya tergantung pada lokasi, struktur, dan perencanaan rumah tanaman (Muflihati 2006) Suhu udara di dalam rumah tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara di luar rumah tanaman karena radiasi gelombang panjang yang dipancarkan dari komponen-komponen dalam rumah tanaman, seperti lantai dan dinding. Radiasi matahari gelombang pendek memiliki energi yang besar sehingga sebagian cahaya diteruskan melalui atap ke dalam rumah tanaman, dan sebagian energi dipantulkan kembali. Radiasi matahari yang telah masuk ke dalam rumah tanaman akan terkena bagian permukaan benda-benda yang ada di dalam rumah tanaman kemudian dipantulkan dalam bentuk gelombang panjang. Radiasi matahari gelombang panjang memiliki energi yang kecil sehingga tidak dapat diteruskan keluar akan tetapi dipantulkan kembali di dalam rumah tanaman. Energi yang terus-menerus dipantulkan tersebut akan meningkatkan suhu di dalam rumah tanaman. Peristiwa tersebut disebut efek rumah tanaman (greenhouse effect). Nelson (1978) dalam Muflihati (2006) mendefinisikan rumah tanaman sebagai suatu bangunan yang bersifat tembus cahaya agar cahaya yang dibutuhkan tanaman dapat masuk ke dalam bangunan dan tanaman terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti curah huja yang deras, tiupan angin yang kencang atau keadaan suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Ada tiga bagian struktur utama konstruksi rumah tanaman, yaitu bagian atap, dinding, lantai dan pondasi. Atap adalah bagian teratas pada rumah tanaman yang terdiri dari kuda-kuda, rangka atap dan penutup. Berfungsi untuk melindungi bangunan dari iklim luar. Dinding berfungsi melindungi bagian dalam rumah tanaman dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti angin kencang, hujan, hama dan penyakit tanaman. Lantai berfungsi sebagai pijakan untuk meletakkan elemen tambahan dalam rumah tanaman seperti bedengan hidoponik dan tangki air. Dan pondasi berfungsi untuk menyangga bagian atas rumah tanaman. Tipe rumah tanaman didasarkan pada kebutuhan dan keadaan kondisi lingkungan serta iklim daerah tersebut. Misalnya saja rumah tanaman di daerah subtropis konstruksi rumah tanaman dikhususkan untuk membantu pertumbuhan tanaman, sedangkan di daerah tropis konstruksinya dikhususkan untuk melindungi tanaman dari hujan dan angin kencang serta menghindari tanaman dari hama dan penyakit tanaman. Beberapa bentuk penampang melintang rumah tanaman di daerah subtropis dapat dilihat pada Gambar 1. 3
2 Gambar 1. Bentuk Penampang Melintang Rumah Tanaman di Kawasan Beriklim Sub-Tropis (Suhardiyanto 2009) Rumah tanaman merupakan sarana yang tepat untuk melindungi tanaman yang diusahakan dengan sistem hidroponik (Widyastuti 1993). Dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman, lingkungan fisik tanaman berpengaruh terhadap metabolisme tanaman dan menentukan kelangsungan hidupnya Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran dan Distribusi Suhu Udara Suhu Udara Suhu udara merupakan salah satu faktor atau parameter lingkungan yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Suhu udara di sekitar tanaman dipengaruhi oleh energi radiasi dari matahari, pindah panas konveksi, laju evaporasi, intensitas radiasi matahari, kecepatan dan arah angin serta suhu udara lingkungan dilihat secara umum. Suhu udara secara tidak langsung berpengaruh terhadap proses fisik, mekanik dan kimiawi tanaman dan selanjutnya mengendalikan proses biologi dalam tanaman. Pada proses fisik tanaman, 4
3 suhu udara yang terlalu tinggi dan terlalu rendah akan berdampak buruk bagi tanaman. Pada proses kimiawi tanaman, suhu udara di sekitar tanaman dipertahankan pada kondisi yang optimum. Apabila suhu udara terlalu rendah, maka proses kimiawi seperti pengangkutan unsur-unsur yang terkandung dalam media tanaman tidak akan terangkut seluruhnya karena sebagian jaringan pada tanaman akan mati yang akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan. Energi matahari yang masuk ke dalam rumah tanaman secara radiasi dipantulkan dari semua permukaan. Energi ini diserap oleh tanaman, lantai, dan setiap permukaan yang terkena langsung. Energi tersebut kemudian diubah menjadi panas. Kelebihan energi digunakan sebagai panas laten dalam evapotranspirasi, memanaskan udara dalam rumah tanaman secara konduksi dan konveksi serta dipantulkan sebagai radiasi gelombang panjang (Businger 1963). Energi yang dipancarkan sebagai radiasi gelombang panjang ini terperangkap dalam rumah tanaman dan terjebak di dalam rumah tanaman sehingga suhu udara di dalam rumah tanaman akan meningkat. Besarnya rata-rata irradiasi matahari di Indonesia adalah 4,8 kwh/m 2 /day (Kube 1998 diacu Ropiudin dan Kamaruddin) dan besarnya radiasi yang masuk ke dalam rumah tanaman dipengaruhi oleh persamaan Stefan Boltzmann (Esmay dan Dixon 1986): dimana E b adalah total energi yang dipancarkan, suhu mutlak dan σ adalah konstanta Stefan Boltzmann 5,67 x 10-8 W/m 2.K Kelembaban Relatif Udara adalah emisisivitas bahan, T adalah besarnya Kelembaban Relatif udara (relative humidity, RH) adalah rasio antara tekanan uap air aktual pada suhu tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada suhu tersebut. RH dipengaruhi oleh suhu udara dalam rumah tanaman dan laju migrasi uap air dari tanaman atau tanah ke udara karena adanya perbedaan tekanan uap diantara tempat-tempat tersebut. Kelembaban yang terlalu rendah menyebabkan tingginya kehilangan air pada tanaman. Kelembaban yang terlalu tinggi menyebabkan tumbuhnya organisme-organisme yang tumbuh di tempat yang lembab seperti jamur dan lumut. Suhu dan kelembaban udara merupakan faktor lingkungan yang penting, karena berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada semua proses pertumbuhan Kecepatan Udara Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Udara bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke udara bertekanan rendah. Udara yang masuk ke dalam rumah tanaman memiliki laju kecepatan udara yang tergantung pada luas ventilasi. Laju kecepatan udara berpengaruh pada laju transpirasi, laju evaporasi, serta ketersediaan CO 2 dalam udara. Kecepatan udara dan pengaruhnya terhadap tanaman disajikan dalam Tabel 1: Tabel 1. Pengaruh Kecepatan Udara Terhadap Tanaman Kecepatan Udara (m/s) Pengaruh 0,1 0,25 Memudahkan pengambilan CO 2 0,5 Pengambilan CO 2 oleh tanaman menurun 1,0 Menghalangi pengambilan CO 2 atau pertumbuhan tanaman > 4,5 Kerusakan fisik tanaman (Krisek 1978 diacu Esmay dan Dixon 1986) 5
4 Radiasi Matahari Menurut Hanan et al. (1978) banyak penelitian mengenai orientasi rumah tanaman yang berkaitan dengan arah mata angin, seperti Lawrence (1963) menunjukkan bahwa rumah tanaman yang berorientasi arah Timur-Barat akan menerima lebih banyak radiasi matahari dibandingkan dengan orientasi arah Utara-Selatan. Harnett (1974) menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Lawrence menggunakan tipe rumah tanaman multispan arah Timur-Barat menerima lebih banyak radiasi matahari dibandingkan dengan rumah tanaman arah Utara-Selatan. Selain itu, radiasi juga berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. Radiasi yang paling penting bagi tanaman adalah cahaya tampak yang mempunyai panjang gelombang nm. Aspekaspek penting dari cahaya adalah intensitas, durasi dan distribusi spektral. Berikut ini adalah jenisjenis panjang gelombang dan pengaruhnya terhadap tanaman (Esmay dan Dixon 1986): Tabel 2. Pengaruh Panjang Gelombang Cahaya Terhadap Tanaman Panjang Gelombang Ultra Violet ( nm) Cahaya Tampak ( nm) Infra Merah ( nm) Pengaruh Tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Berpengaruh dalam proses fotosintesis. Berguna bagi perubahan dari fase vegetatif ke fase generatif tanaman. Intensitas cahaya merupakan besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Besarnya intensitas radiasi matahari yang diterima oleh tanaman tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Penerimaan intensitas matahari pada bunga anggrek cymbidium adalah candela, sedangkan pada bunga lili. Mawar dan geranium adalah candela (Esmay dan Dixon 1986). Durasi atau lamanya radiasi yang tersedia mempunyai kaitan dengan pertumbuhan tanaman. Pada pertumbuhan normal tanaman, lama penyinaran yang optimum untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam/hari dan untuk kelapa adalah jam/tahun dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang nm. Distribusi spektral merujuk pada distribusi spektrum cahaya yang diperoleh tanaman (Suhardiyanto 2009) Ventilasi Sistem ventilasi yang sering digunakan yaitu sistem ventilasi alamiah dan ventilasi mekanis (buatan). Tujuan ventilasi adalah memasukkan udara luar ke dalam rumah tanaman. Secara umum, fungsi atau tujuan dari sistem ventilasi pada bangunan adalah untuk mendinginkan ruangan, memurnikan kembali udara di dalam ruangan dan menghilangkan gas-gas beracun yang terakumulasi di dalam suatu ruangan (Suhardiyanto 2009). Ventilasi alamiah adalah pertukaran udara di dalam suatu bangunan dengan udara di luarnya tanpa menggunakan kipas atau peralatan mekanik lainnya (Lindley dan Whitaker 1996 diacu Suhardiyanto 2009). Pada sistem ventilasi alamiah akibat faktor termal, pergerakan aliran udara disebabkan akibat adanya efek buoyansi. Efek buoyansi terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar rumah tanaman yang menyebabkan perbedaan kerapatan udara. Tekanan udara di dalam lebih rendah dibandingkan tekanan udara di luar rumah tanaman, sehingga udara luar akan masuk ke dalam rumah tanaman melalui bukaan ventilasi dan mendorong udara di dalam ke luar. Sistem ventilasi akibat faktor angin terjadi karena adanya pergerakan angin yang menerpa rumah tanaman sehingga menyebabkan perbedaan kerapatan udara antara posisi di dalam dan di luar rumah 6
5 tanaman. Menurut Papadakis et al. (1996) dalam Suhardiyanto (2009) menyatakan bahwa pada saat kecepatan angin di atas 1,8 m/s efek termal terhadap laju ventilasi dapat diabaikan. Kinerja ventilasi alamiah pada rumah tanaman tergantung kepada rancangan bukaan ventilasi dan lokasi rumah tanaman (Suhardiyanto 2009). Kinerja ventilasi alamiah dinyatakan dalam laju (rate) aliran udara volumetrik yang melewati bukaan ventilasi dengan satuan m 3 /s per m 2 luas bukaan ventilasi (Takakura 1979 diacu Suhardiyanto 2009). Luas lubang bukaan masuk (inlet) sama dengan luas lubang bukaan keluar (outlet). Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan luas bukaan ventilasi pada ventilasi alamiah karena faktor angin (Esmay dan Dixon 1986). dimana A adalah luas lubang bukaan (m 2 ), Q adalah laju ventilasi (L/s), E adalah efektifitas bukaan (0,5 0,6 untuk arah angin tegak lurus dinding: 0,25 0,35 untuk arah diagonal), dan V adalah kecepatan linier dari angin (m/s). Jika suhu udara di dalam bangunan lebih panas dari suhu luar, maka tekanan udara di dalam rumah tanaman akan lebih rendah dari tekanan udara luar sehingga terjadi aliran udara ke dalam bangunan atau inflow apabila tekanan udara dalam lebih besar dari pada luar terjadi aliran udara keluar atau outflow. Ventilasi mekanis relatif dapat memberikan efek pengendalian suhu yang lebih baik karena dapat dikendalikan sesuai dengan keinginan. Namun, sistem ini memerlukan biaya investasi dan operasional yang harus dipertimbangkan secara ekonomis apabila akan diterapkan pada usaha komersial. Pada prinsipnya, aliran yang diperlukan untuk pertukaran udara di dalam bangunan digerakkan oleh tenaga mekanis dengan peralatan yang disebut kipas angin atau fan (suhardiyanto, 2009) CFD (Computational Fluid Dynamics) Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah sebuah ilmu terapan yang mempelajari dinamika aliran fluida dan transfer panas dengan pendekatan model matematika diferensial dan teknik numerik. Dengan menggunakan CFD prediksi aliran di berbagai sistem dapat dilakukan dengan biaya yang relatif murah dan dengan waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan menggunakan metode eksperimen (Anonim 2010). Program CFD dapat memprediksi aliran fluida pada kondisi tertentu menggunakan penyelesaian persamaan-persamaan yang mengatur aliran fluida. Persamaan aliran fluida merupakan persamaan diferensial parsial. Dalam simulasi pola aliran udara, udara digambarkan secara kuantitatif dalam besaran suhu dan kecepatan menggunakan persamaan diferensial. Berikut adalah contoh hasil simulasi CFD pada rumah tanaman (Campen et al. 2009). Gambar 2. Hasil simulasi komputer distribusi suhu udara pada rumah tanaman. 7
6 Penelitian menggunakan CFD sudah banyak dilakukan sebelumnya, misalnya simulasi pada bangunan pertanian seperti kandang sapi perah oleh Yani et al. (2007), kandang ayam pedaging beratap monitor oleh Muflihati (2006) dan rumah Tradisional Badui dan rumah modern oleh Andhini (2010), serta penggunaan kemasan karton yang dilakukan oleh Adhinata (2008). Penelitian menggunakan CFD lebih ditujukan untuk menganalisis dan mengetahui pola aliran serta distribusi suhu iklim mikro di dalam suatu bangunan atau material. Computational Fluid Dynamics atau CFD adalah suatu sistem dari konsep dasar aliran fluida dan pindah panas yang menggunakan simulasi berbasis computer (Wulandani et al. 2001). CFD dapat melakukan analisis aliran fluida pada suatu bangunan dengan terlebih dahulu menyelesaikan persamaan-persamaan fluida yang mengatur aliran fluida. Persamaan pengatur (governing equations) ini dibangun dari suatu model aliran fluida berdasarkan prinsip kekekalan massa dan prinsip kekekalan momentum atau persamaan Navier-Stokes (Anonim 2010). Komputer digital tidak akan dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan tersebut secara langsung. Dalam simulasi pola aliran udara, udara digambarkan secara kuantitatif dalam besaran suhu dan kecepatan dalam persamaan diferensial, koordinat kartesian dan dipecahkan menggunakan teknik CFD tiga dimensi yang didasarkan pada analisis numerik. CFD terdiri dari tiga elemen utama, yaitu: 1) Pre-Processor Elemen pre-processor terdiri dari input masalah aliran ke dalam program CFD dengan menggunakan interface yang memudahkan operator dan transformasi input berikutnya menjadi bentuk yang sesuai dengan pemecahan solver. Input yang diberikan ini berupa : a. Pendefinisian geometri dari daerah yang dianalisis. b. Penentuan jenis aliran (eksternal atau internal) c. Pemilihan fenomena fisik yang diperlukan seperti gravitasi, kecepatan angin, dan jenis material. d. Penentuan sifat-sifat fluida (konduktivitas, massa jenis, viskositas, panas jenis, dan sebagainya). e. Penentuan mesh. f. Penentuan domain. g. Penentuan kondisi batas yang sesuai. h. Penentuan goal atau keluaran yang ingin dicapai. Pemecahan masalah aliran (kecepatan, tekanan, suhu udara, dan lain-lain) didefinisikan pada titik (nodal) di dalam tiga sel. Ketepatan CFD dibentuk oleh sejumlah sel dalam grid. Secara umum semakin besar jumlah sel maka ketelitian hasil pemecahan akan semakin baik (Tuakia 2008). 2) Solver Solver adalah pemecahan model persamaan dasar aliran fluida (model persamaan konservasi massa atau kontinuitas, momentum dan energi) menggunakan analisa numerik. Persamaan dasar aliran fluida (persamaan diferensial parsial) ditransformasikan ke dalam persamaan aljabar yang sederhana yang disebut dengan metoda diskritisasi. Diskritisasi adalah proses transformasi persamaan diferensial parsial menjadi persamaan matematik yang lebih sederhana (Anonim 2010). Umumnya persamaan diskrit yang dihasilkan dari integrasi persamaan diferensial parsial pada volume kontrol adalah dalam bentuk persamaan implisit. Salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan implisit yang terdiri dari banyak persamaan individual dihasilkan adalah dengan metode iterasi (Anonim 2010). 8
7 Proses iterasi adalah membuat sebuah tebakan terhadap nilai variabel- variabel yang terdapat pada persamaan implisit. Proses iterasi terus dilakukan sampai selisih antara ruas kiri dan ruas kanan persamaan (residual error) mencapai nilai tertentu yang mendekati nol atau dapat dikatakan dengan konvergen (Anonim 2010). 3) Post-Processor Setelah persamaan tersebut kovergen, maka properti fluida dan aliran yang menjadi variabel pada persamaan dapat ditampilkan. Properti fluida dan aliran yang ditampilkan berupa model pindah panas yang dihasilkan dalam distribusi suhu udara, vektor dan distribusi kecepatan angin menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut: a. Tampilan geometri domain dan grid b. Plot vektor c. Plot permukaan 2D dan 3D d. Tracking partikel e. Manipulasi pandangan f. Output berwarna 2.5. SolidWorks Perkembangan teknologi CAD terus berkembang dengan pesat seiring tuntutan industri yang menginginkan kemudahan dalam pembuatan gambar yang diperuntukkan bagi proses produksi. Software CAD yang pada awalnya berupa teknologi 2D, kini telah beralih ke teknologi 3D. Penggunaan software SolidWorks juga telah digunakan pada penelitian sebelumnya untuk mempermudah penggambaran geometri rumah tanaman seperti yang dilakukan oleh Andhini (2010). Saat ini terdapat begitu banyak software CAD 3D yang beredar di pasaran. SolidWorks adalah salah satu software yang populer diantara sekian banyak software CAD 3D yang ada (Prabowo 2009). SolidWorks adalah software CAD 3D yang sangat mudah digunakan (easy to use). Software tersebut adalah software automasi desain yang berbasis parametrik yang memudahkan penggunanya dalam mengedit file-file gambar yang sudah dibuat. SolidWorks biasa digunakan untuk membuat gambar sederhana maupun gambar yang kompleks atau rumit (Prabowo 2009). 9
TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan bangunan. Sebuah bangunan seharusnya dapat mengurangi pengaruh iklim
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara di dalam rumah tanaman pada beberapa titik dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik suhu udara di dalam rumah tanaman menyerupai bentuk parabola
Lebih terperinciSKRIPSI RESTI NURIANINGSIH F
ANALISIS POLA ALIRAN DAN DISTRIBUSI SUHU UDARA PADA RUMAH TANAMAN STANDARD PEAK MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) SKRIPSI RESTI NURIANINGSIH F14063467 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Tanaman
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Tanaman Rumah tanaman merupakan suatu tempat tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan kondisi lingkungan mikro yang telah diatur agar mendekati kondisi yang optimum. Khusunya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nutrient Film Technique (NFT) Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA
BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA IV. KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA 4.1. Penelitian Sebelumna Computational Fluid Dnamics (CFD) merupakan program computer perangkat lunak untuk memprediksi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sumber : Esmay and Dixon (1986 )
TINJAUAN PUSTAKA Produksi Panas Hewan Dalam Kandang Ternak menghasilkan sejumlah panas metabolisme tergantung dari tipe ternak yaitu bobot badan, jumlah makanan yang dikonsumsi dan kondisi lingkungan mikro.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Simulasi Distribusi Suhu Kolektor Surya 1. Domain 3 Dimensi Kolektor Surya Bentuk geometri 3 dimensi kolektor surya diperoleh dari proses pembentukan ruang kolektor menggunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. RUMAH TANAMAN Rumah tanaman atau greenhouse di kawasan tropika basah berfungsi sebagai bangunan perlindungan tanaman baik pada budidaya tanaman dengan media tanam maupun dengan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan dan intensifikasi penggunaan air, masalah kualitas air menjadi faktor yang penting dalam pengembangan sumberdaya air di berbagai belahan bumi. Walaupun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
25 HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Iklim Mikro Rumah Tanaman Tipe Standard Peak Selama 24 jam Struktur rumah tanaman berinteraksi dengan parameter lingkungan di sekitarnya menghasilkan iklim mikro yang khas.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada musim kemarau yaitu bulan Mei sampai Juli 2007 berlokasi di Laboratorium Lapangan Bagian Ternak Perah, Departemen Ilmu
Lebih terperinciKAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2)
KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2) Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembenihan Ikan. 2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Ikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembenihan Ikan Pemeliharaan larva atau benih merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan suatu pembenihan ikan. Hal ini disebabkan sifat larva yang merupakan stadia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kolektor Surya Pelat Datar Duffie dan Beckman (2006) menjelaskan bahwa kolektor surya adalah jenis penukar panas yang mengubah energi radiasi matahari menjadi panas. Kolektor surya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERINGAN Pengeringan adalah proses pengurangan kelebihan air yang (kelembaban) sederhana untuk mencapai standar spesifikasi kandungan kelembaban dari suatu bahan. Pengeringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Rumah tanaman yang digunakan terletak di Laboratorium Lapangan Siswadhi Soepardjo Leuwikopo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,
Lebih terperinciIV. PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu dan Pola Aliran Udara Hasil Simulasi CFD
IV. PEMBAHASAN A. Distribusi Suhu dan Pola Aliran Udara Hasil Simulasi CFD Simulasi distribusi pola aliran udara dan suhu dilakukan pada saat ayam produksi sehingga dalam simulasi terdapat inisialisasi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Iklim pada Rumah Tanaman Kondisi iklim pada rumah tanaman direpresentasikan dengan data hasil pengukuran pada saat fase vegetatif (pertumbuhan tanaman) dan fase generatif
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Greenhouse Sebagai Lingkungan Tumbuh Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Greenhouse Sebagai Lingkungan Tumbuh Tanaman Faktor lingkungan berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan kualitas prima. Karakteristik gen tertentu suatu tanaman
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.2 Tahapan Analisis Persamaan Differensial untuk Transfer Energi
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Langkah awal dalam penelitian ini adalah mencari dan mengumpulkan sumbersumber seperti: buku, jurnal atau penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Suhu dan Kelembaban Udara pada Kandang Sapi Perah
HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Suhu dan Kelembaban Udara pada Kandang Sapi Perah Analisis distribusi suhu dan kelembaban udara dilakukan pada saat kandang tidak diisi sapi (kandang kosong). Karakteristik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORITIS. Gambar 2 Sudut datang radiasi matahari pada permukaan horizontal (Lunde, 1980)
PENDEKATAN TEORITIS Radiasi Matahari pada Bidang Horisontal Matahari merupakan sumber energi terbesar. Radiasi matahari yang sampai permukaan bumi ada yang diserap dan dipantulkan kembali. Dua komponen
Lebih terperinciBANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE
BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BY : TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY SNI 7604-2010
Lebih terperinciPEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu
BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini akan mempengaruhi pada jumlah konsumsi bahan bakar. Permintaan konsumsi bahan bakar ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini sangat mempengaruhi jumlah ketersediaan sumber-sumber energi yang tidak dapat diperbaharui yang ada di permukaan
Lebih terperinciPerbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH
BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BY : TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY SNI 7604-2010
Lebih terperinciSimulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halaman belakang untuk memenuhi berbagai kenyamanan bagi para. penghuninya, terutama kenyamanan thermal. Keberadaan space halaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya rumah tinggal mempunyai halaman depan dan halaman belakang untuk memenuhi berbagai kenyamanan bagi para penghuninya, terutama kenyamanan thermal. Keberadaan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeringan Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan sampai mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat aktivitas biologis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan penting sebagai bahan pangan pokok. Revitalisasi di bidang pertanian yang telah dicanangkan Presiden
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse atau yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Greenhouse adalah sebuah bangunan yang berkerangka atau dibentuk menggelembung, diselubungi bahan bening atau tembus cahaya yang dapat meneruskan cahaya secara optimum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah mesin yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi tekanan. Menurut beberapa literatur terdapat beberapa jenis pompa, namun yang akan dibahas dalam perancangan
Lebih terperinciPenggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi
Penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse dikembangkan pertama kali dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
26 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Simulasi Model Pengering dengan Gambit 5.1.1. Bentuk domain 3D model pengering Bentuk domain 3D ruang pengering diperoleh dari proses pembentukan geometri ruang pengering
Lebih terperinciAir dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.
KELEMBABAN UDARA 1 Menyatakan Kandungan uap air di udara. Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
13 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Rumah tanaman (P=18.75 m, L=8 m, T=7.37m) yang digunakan adalah rumah tanaman satu bentang dengan tipe standard peak (Gambar 4). Rumah tanaman terletak di University
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.3, No. 2, September 2015
ANALISIS VENTILASI ALAMIAH PADA GREENHOUSE TIPE STANDARD PEAK MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS Natural Ventilation Analysis of Standard Peak Greenhouse using Computational Fluid Dynamics Yayu Romdhonah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dalam rumah tanaman di Laboratorium Lapangan Leuwikopo dan Laboratorium Lingkungan Biosistem, Departemen Teknik Mesin
Lebih terperinciANALISIS KENYAMANAN TERMAL PENGGUNAAN MATERIAL MODERN PADA RUMAH BADUY DALAM DENGAN TEKNIK COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC SKRIPSI RENDY PRAYOGI F
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PENGGUNAAN MATERIAL MODERN PADA RUMAH BADUY DALAM DENGAN TEKNIK COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC SKRIPSI RENDY PRAYOGI F44080013 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB 9. PENGKONDISIAN UDARA
BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS DAN MASSA
DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Titik Fokus Letak Pemasakan Titik fokus pemasakan pada oven surya berdasarkan model yang dibuat merupakan suatu bidang. Pada posisi oven surya tegak lurus dengan sinar surya, lokasi
Lebih terperinciPREDIKSI POLA ALIRAN DAN DISTRIBUSI SUHU UDARA PADA RUMAH TANAMAN TIPE MODIFIED STANDARD PEAK DI KECAMATAN DRAMAGA, BOGOR WARTO
PREDIKSI POLA ALIRAN DAN DISTRIBUSI SUHU UDARA PADA RUMAH TANAMAN TIPE MODIFIED STANDARD PEAK DI KECAMATAN DRAMAGA, BOGOR WARTO DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperincibesarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
23 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu, Tempat, Bahan, dan Alat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Mei 2011. Pengukuran dilakukan di rumah tanaman Standar Peak Leuwikopo, Lab.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. metabolisme, dan tubuh tanaman itu sendiri. Menurut Foth (1998), untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman membutuhkan air dalam proses evapotranspirasi, fotosintesis, aktivitas metabolisme, dan tubuh tanaman itu sendiri. Menurut Foth (1998), untuk menghasilkan 1
Lebih terperinciSIMULASI DISTRIBUSI SUHU DAN KELEMBAPAN RELATIF PADA RUMAH TANAMAN (GREEN HOUSE) DENGAN SISTEM HUMIDIFIKASI
SIMULASI DISTRIBUSI SUHU DAN KELEMBAPAN RELATIF PADA RUMAH TANAMAN (GREEN HOUSE) DENGAN SISTEM HUMIDIFIKASI *Mahmudyan Nuriil Fahmi 1, Eflita Yohana 2, Sugiyanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan utama dalam pascapanen komoditi biji-bijian adalah susut panen dan turunnya kualitas, sehingga perlu diupayakan metode pengeringan dan penyimpanan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Termal Kayu Meranti (Shorea Leprosula Miq.) Karakteristik termal menunjukkan pengaruh perlakuan suhu pada bahan (Welty,1950). Dengan mengetahui karakteristik termal
Lebih terperinciPENYEBARAN ALIRAN PANAS PADA OVEN SURYA (3 DIMENSI) Arif Fatahillah 1
PNYRN LIRN PNS PD OVN SURY (3 DIMNSI) rif Fatahillah 1 bstract. ra industrialisasi yang berkembang sangat cepat membutuhkan sumber daya energi yang cukup besar, dimana sebagian besar sumber daya energi
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORITIS. Pre-processor
PENDEKAAN EORIIS eknik Simulasi Menggunakan Computational Fluid Dnamics (CFD) Pola distribusi suhu dan kelembaban udara relatif (RH) pada suatu ruangan tertentu dapat dianalisis menggunakan CFD. Dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Sudut Datang Radiasi Matahari pada Penutup Atap Greenhouse
HASIL DAN PEMBAHASAN Sudut Datang Radiasi Matahari pada Penutup Atap Greenhouse Data pengukuran yang digunakan dalam simulasi adalah: tanggal 29 Maret, 30 Maret 2007 dipilih mewakili data cuaca berawan
Lebih terperinciPemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas
Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k
Lebih terperinciBAB V. ALIRAN UDARA DALAM ALAT PENGERING ERK
BAB V. ALIRAN UDARA DALAM ALAT PENGERING ERK 5.1. PENDAHULUAN 5.1.1. Latar Belakang Kadar air merupakan salah satu parameter mutu yang perlu diperhatikan dalam mengeringkan produk. Masalah yang terjadi
Lebih terperinciPOLA ALIRAN TEMPERATUR PADA GEOMETRI BANGUNAN RUMAH KACA TIPE TEROWONGAN (Green House Tunnel Type ) 1
POLA ALIRAN TEMPERATUR PADA GEOMETRI BANGUNAN RUMAH KACA TIPE TEROWONGAN (Green House Tunnel Type ) 1 Sri Mudiastuti 2, Rizka Avianti Andhika Sari 3 ABSTRAK Penjabaran dengan Surfer 6 dari perhitungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar
BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =
Lebih terperinciGrafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONVERSI RANGKAIAN PENGUKUR SUHU Rangkaian pengukur suhu ini keluarannya adalah tegangan sehingga dibutuhkan pengambilan data konversi untuk mengetahui bentuk persamaan yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Lab. Surya Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriteria Rumah Tanaman Tropika Basah 2.2 Modifikasi Rumah Tanaman Tipe Standard Peak
5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriteria Rumah Tanaman Tropika Basah Konsep rumah tanaman dengan umbrella effect diusulkan Rault (1988) untuk daerah tropika basah seperti Indonesia. Oleh karena itu, rumah tanaman
Lebih terperinciGambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Ruang Pengering dan Sebarannya A.1. Suhu Lingkungan, Suhu Ruang, dan Suhu Outlet Udara pengering berasal dari udara lingkungan yang dihisap oleh kipas pembuang, kemudian
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN UMUM
177 BAB V KESIMPULAN UMUM Kesimpulan 1 Perilaku termal dalam bangunan percobaan menunjukan suhu pukul 07.00 WIB sebesar 24.1 o C,, pukul 13.00 WIB suhu mencapai 28.4 o C, pada pukul 18.00 WIB suhu mencapai
Lebih terperinciANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD
FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepagejurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD Imron
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan
Lebih terperinciV. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai
BAB V PERCOBAAN V. PERCOBAAN 5.1. Bahan dan alat Bahan dan peralatan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari model alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Radiasi Matahari IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jansen (1995) menyatakan bahwa posisi matahari diperlukan untuk menentukan radaisi surya yang diteruskan melalui kaca dan bahan transparan lain, dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciSimulasi Kondisi sirkulasi udara di dalam suatu ruangan ibadah
Simulasi Kondisi sirkulasi udara di dalam suatu ruangan ibadah Oleh : Ir. M. Syahril Gultom, MT. Staf pengajar Fak.teknik Departmen teknik mesin USU. Abstrak Simulasi dan modelling aliran fluida udara
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pembahasan perilaku termal dan pembangkitan energi mengkonfirmasi beberapa hasil riset terdahulu. Kebaruan dari riset ini adalah dihasilkannya optimalisasi kinerja
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cuaca dan iklim merupakan peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Alasan utama yang melandasi pentingnya mempelajari pengaruh cuaca pada
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).
3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Surya Pengering surya memanfaatkan energi matahari sebagai energi utama dalam proses pengeringan dengan bantuan kolektor surya. Ada tiga klasifikasi utama pengering surya
Lebih terperinciMAKALAH KOMPUTASI NUMERIK
MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA Lustyyah Ulfa, Ridho
Lebih terperinci2.1. Konsep dan Rancangan Rumah Tanaman
Rumah Tanaman untuk Di kawasan yang beriklim subtropika dengan empat musim, rumah tanaman memiliki peran penting sebagai fasilitas produksi sayuran daun, sayuran buah, dan bunga. Rumah tanaman memungkinkan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciGambar 17. Tampilan Web Field Server
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KALIBRASI SENSOR Dengan mengakses Field server (FS) menggunakan internet explorer dari komputer, maka nilai-nilai dari parameter lingkungan mikro yang diukur dapat terlihat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Aliran Darah Yang Terjadi Pada Pembuluh Darah Tanpa Penyempitan Arteri Dan Dengan Penyempitan Arteri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Darah merupakan komponen penting di dalam tubuh sebagai alat transportasi untuk metabolisme tubuh. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan
Lebih terperincidengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi perekonomian nasional, termasuk didalamnya agribisnis. Kesepakatankesepakatan GATT, WTO,
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)
Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada umumnya apartemen menggunakan sistem pengondisian udara untuk memberikan kenyamanan termal bagi penghuni dalam ruangan. Namun, keterbatasan luas ruangan dalam
Lebih terperinciANALISIS PERPINDAHAN KALOR YANG TERJADI PADA RECTANGULAR DUCT DENGAN ANSYS 11 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK
TUGAS AKHIR ANALISIS PERPINDAHAN KALOR YANG TERJADI PADA RECTANGULAR DUCT DENGAN ANSYS 11 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK Disusun: FATHAN ROSIDI NIM : D 200 030 126 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciRESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan
Lebih terperinciSTAF LAB. ILMU TANAMAN
STAF LAB. ILMU TANAMAN CAHAYA Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1980-an para peneliti meteorologi meyakini bahwa akan terjadi beberapa penyimpangan iklim global, baik secara spasial maupun temporal. Kenaikan temperatur
Lebih terperinciSIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF RUANGAN DARI SISTEM DEHUMIDIFIKASI MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUIDS DYNAMICS (CFD)
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF RUANGAN DARI SISTEM DEHUMIDIFIKASI MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUIDS DYNAMICS
Lebih terperinciFORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI
BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Lebih terperinciSIMULASI SEBARAN SUHU UDARA DAN PERMUKAAN LANTAI RUMAH TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)
SIMULASI SEBARAN SUHU UDARA DAN PERMUKAAN LANTAI RUMAH TANAMAN DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) SKRIPSI NURUL FUADAH F14080049 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran
Lebih terperinci