Strategi Mengelola RELAWAN PKBI DIY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Strategi Mengelola RELAWAN PKBI DIY"

Transkripsi

1 Strategi Mengelola RELAWAN PKBI DIY 1 VISI-MISI DAN SEJARAH LEMBAGA PKBI lahir dalam semangat advokasi, walaupun dalam perjalanan sejarahnya semangat ini timbul tenggelam Dorongan advokasi mulai menggelora mulai tahun 2003 dengan adanya JAK2R dan terus meningkat secara massif sampai tahun ini Pada tahun , perbincangan mengenai perjuangan identitas komunitas LGBT mulai muncul Perjuangan identitas adalah perjuangan yang menuntut hak untuk memiliki identitas seksual dan gender tertentu untuk diakui dan dijamin oleh masyarakat Pada proses perjuangan pelembagaan kebebasan beridentitas ini, PKBI akan memperjuangkan peraturan yang membolehkan pernikahan sesama jenis kelamin Pada aplikasi di tingkat yang paling dasar, semangat perjuangan baru ini sudah mulai dijadikan landasan untuk mencoba melakukan screening dalam rekrutmen relawan 2 STRUKTUR ORGANISASI DAN MANJEMEN Organisasi PKBI secara garis besar memiliki 2 bidang garapan, yakni layanan klinis dan non-kilinis Isu LGBT masuk dalam manajemen bidang non-klinis Pada sejarah awalnya, manajemen untuk memperjuangkan hak LGBT terbagi-bagi dalam program yang berbeda-beda Gay pernah masuk program Lentera Sahaja yang sebenarnya berorientasi pada penjangkauan komunitas remaja Penjangkauan komunitas Waria pernah dilakukan oleh Griya Lentera yang sekaligus sebagai program pemberi layanan klinis IMS Pemilahan ini mulai dipikirkan ulang seiring dengan nalar perjuangan hak komunitas yang dimarjinalkan mulai tahun 2006 (sejalan dengan masuknya program HIVOS) dan akhirnya komunitas LGBT dimasukkan bersama remaja jalanan dan Pekerja Seks dalam 1 program yang bernama Pengorganisasian Komunitas Risiko Tinggi (PKRT) PKRT berada di bawah manajemen Youth Center, sebuah program dengan pendekatan non-klinis yang sebenarnya mendorong pemberdayaan remaja secara umum, baik mainstream maupun yang dimarjinalkan Istilah risiko tinggi muncul dari paradigma epidemiologis HIV-AIDS yang sebenarnya menempatkan komunitas LGBT hanya sebagai variabel pesakitan yang perlu diintervensi Akan tetapi, semangat pengorganisasian dan advokasi hak dan perjuangan identitas tetap mendominasi sehingga semangat untuk merubah nama ini semakin besar sampai saat ini 3 PENAJAMAN KONSEP RELAWAN PKBI DIY semakin banyak membuka kesempatan bagi pengembangan skill relawan Misalnya, menjadi fasilitator di pertemuan rutin dengan MS, menjadi fasilitator dalam diskusi rutin kemisan, menjadi fasilitator pelatihan komunitas, mengembangkan bakat tentang multimedia, mengembangkan bakat ke EO dan, dan pengiriman ke event-event penting baik local/nasional/internasional Relawan di PKBI diposisikan bukan hanya sebagai pekerja pembantu untuk tugas-tugas yang telah ditentukan, akan tetapi relawan adalah orang yang potensial untuk dikembangkan lewat mekanisme keorganisasian, dan bahkan

2 sebisa mungkin akan kembali ke komunitas untuk membangun organisasi berbasis komunitas PKBI menggunakan konsep relawan strategis, artinya relawan adalah bagian integral dan masuk sebagai salah satu unsur terpenting dari perjuangan / gerakan Oleh karenanya, relawan adalah agen penyemai gagasan dan ideologi gerakan organisasi bahkan setelah dia tidak lagi secara formal menjadi relawan dari organisasi Relawan direkrut bukan untuk kerja-kerja taktis dan atau proyek yang sifatnya sporadis dan berjangka pendek 4 POLA REKRUTMEN RELAWAN PKBI mulai disusun sebuah sistem pengetahuan yang standar untuk melakukan skrining relawan khususnya ketika melakukan rekruitmen Sistem pengetahuan ini terus didiskusikan baik lewat diskusi informal maupun formal baik dalam konteks koordinasi antar staff atau pertemuan kultural yang terjadi secara tidak sengaja Yang menjadi tolok ukur dalam skrining adalah perspektif atas posisi gerakan atas isu isu LGBT dengan paradigma perjuangan identitas Ada 3 pertimbangan yang dipakai, yakni (1) Perspektif (ontologis, epistemologis, dan aksiologis), (2) Skill dan (3) Komitmen waktu / kerja

3 Nalar manajemen relawan PKBI bisa disebut memakai pola pengembangan berjenjang Artinya : (1) manajemen relawan ditujukan untuk pengembangan relawan, bukan untuk semata-mata membuat kesempatan kerja yang bisa ditugaskan kepada relawan (2) pengembangan relawan ini dilakukan secara berjenjang dengan membuat staff terlebh dahulu berkembang atau minimal memahami gagasan pengembangan organisasi terlebih dahulu (3) Staff dijadikan agen transformasi perubahan dan pengembangan relawan yang terus dipantau oleh manajer Kesimpulan ini didasarkan pada pembacaan sejarah transisi PKBI saat ini yang secara manajerial dimulai dari proses perombakan staff yang didahului oleh mekanisme pengambangan status staff yang kemudian di-uji ulang lewat mekanisme wawancara Lewat staff yang diuji ulang ini, gagasan perubahan sedikit demi sedikit bergulir dan terus ditransformasikan, dan akhirnya membantuk system manajemen yang lebih tertata Lewat staff ini, proses transformasi tentang perubahan system manajemen dan aras gerakan kepada relawan mulai bergulir Proses berjenjang ini juga dibarengi dengan arus informasi yang cair dan terbuka, khususnya pada gagasan tentang aras gerakan baru Komunikasi cultural antara direktur dengan relawan, karyawan dan siapapaun seringkali terjadi yang bersifat langsung Tempat terjadinya komunkasi informal-kultural ini bisa di mana saja, yang lebih sering dalam pembacaan saya adalah (1) deretan kursi depan ruang direktur, (2) tempat parkiran, (3) aula lantai II, dan (4) ruang pertemuan lantai III Ruang komunikasi cultural ini mampu mencairkan jenjang structural yang kaku, sehingga kesan direktur sebagai inspector (yang dulu sempat ada dan cukup ditakuti) secara perlahan hilang Akan tetapi, bukan berarti tidak ada system monitoring untuk kerja relawan dan staff, hanya saja peran monitoring ini lebih sistemik dan berjalan lebih tertata Peneguran tidak pernah dilakukan di tempat kejadian pelanggaran, akan tetapi selalu ada mekanisme yang sengaja dibuat untuk mengevaluasi dan akhirnya menegur 5 SISTEM DAN MEKANISME IMBALAN NON-MATERI UNTUK RELAWAN Informasi kesempatan pengembangan diri yang diinformasikan secara terbuka ke relawan Seperti kasus pelatihan INFID lewat milis yang dikuatkan dengan statemen direktur untuk memberikan rekomendasi kepada siapapun yang ingin mendaftar Menciptakan kantor sebagai rumah yang nyaman bagi relawan Indikatornya yang dipakai selama ini di PKBI adalah ada tidak ada tugas, relawan tetap mau datang ke kantor untuk hanya sekedar ngobrol atau mencari informasi Identifikasi sebab atas hal ini adalah : 1 Komunikasi personal yang ramah dan sampai membangun persahabatanpersonal 2 Adanya tantangan-tantangan baru yang terus diciptakan dan dalam taraf tertentu dijanjikan bagi pengembangan relawan 3 Ada fasilitas yang bisa dipakai relawan (internet, buku, computer, dan ruang santai)

4 Kemauan lembaga memfasilitasi dan menghargai karya relawan dengan bentuk produk yang konkret dan bisa ditampilkan di public Misalnya penerbitan buku relawan dan buku komunitas Berjalannya mekanisme koordinasi di setiap level, yakni dari divisi, program sampai level manajemen dan level organisasi Mekanisme koordinasi ini dilakukan dengan pertemua rutin Dengan perteuan rutin ini, proses manajemen bisa berjalan dengan cukup baik, dari proses perencanaan, pengorganisasian kerja, pelaksanaan sampai pada tahap monitoring dan evaluasi serta refleksi Dengan adanya mekanisme koordinasi ini, perkembangan relawan cukup terpantau baik yang potensial maupun yang bermasalah Di PKBI relawan diberikan hak asuransi kesehatan dan layanan kesehatan lewat klinik PKBI, seperti konsultasi gratis, papsmear gratis, dan obat-obatan garatis 6 MEKANISME TRANSFER PENGETAHUAN DAN UMPAN BALIK UNTUK RELAWAN Ada mekanisme fasilitasi kelembagaan untuk membangun sistem sharing dan pemeliharaan pengetahuan lewat penggunaan internet (milis dan web site PKBI) Mekanisme ini juga mencakup sistem capacity building dengan pelatihan pelatihan bagi relawan seperti : pelatihan menulis dan pelatihan website Adanya mekanisme feedback dari staff ke relawan dan demikian sebaliknya Saat ini akan coba dikembangkan mekanisme feed-back yang tidak hanya berkutat pada performance kerja akan tetapi penggalian potensi dan pemetaan perkembangan skill sumber daya yang dimiliki relawan Nalar manajemen relawan PKBI bisa disebut memakai pola pengembangan berjenjang Artinya : (1) manajemen relawan ditujukan untuk pengembangan relawan, bukan untuk semata-mata membuat kesempatan kerja yang bisa ditugaskan kepada relawan (2) pengembangan relawan ini dilakukan secara berjenjang dengan membuat staff terlebh dahulu berkembang atau minimal memahami gagasan pengembangan organisasi terlebih dahulu (3) Staff dijadikan agen transformasi perubahan dan pengembangan relawan yang terus dipantau oleh manajer Lewat staff ini, proses transformasi tentang perubahan system manajemen dan aras gerakan kepada relawan mulai bergulir Yang menarik, proses berjenjang ini juga dibarengi dengan arus informasi yang cair dan terbuka, khususnya pada gagasan tentang aras gerakan baru Komunikasi cultural antara direktur dengan relawan, karyawan dan siapapaun seringkali terjadi yang bersifat langsung Tempat terjadinya komunkasi informal-kultural ini bisa di mana saja, yang lebih sering adalah (1) deretan kursi depan ruang direktur, (2) tempat parkiran, (3) aula lantai II, dan (4) ruang pertemuan lantai III Ruang komunikasi kultural ini mampu mencairkan jenjang structural yang kaku, sehingga kesan direktur sebagai inspector (yang dulu sempat ada dan cukup ditakuti) secara perlahan hilang

5 7 KEPEMIMPINAN Contoh : Kasus Peralihan Ideologi Gerakan di PKBI DIY Peralihan ideology dari KIE OR ke pengorganisasian dan advokasi hak dan perjuangan identitas Ide ini dimulai dengan merombak struktur dan poisisi staff untuk mencari staff yang siap untuk menjalankan gerak perubahan tersebut Kemudian perubahan sistem kerja mulai dibangun Rapat koordinasi semakin dipersering dan proses komunikasi dari direktur ke staff dan relawan berjalan dengan sangat cair dan terbuka Penguatan staff dan dorongan staff untuk menularkan gagasan perubahan ke tingkat relawan dibangun lewat forum-forum dialog informal dan lewat diskusi rutin Peran direktur sangat jelas dalam proses tranformasi gagasan perubahan ini 8 MANAJEMEN KONFLIK Di PKBI, ada jenjang hukuman terhadap SDM yang melakukan pelanggaran Misalnya kasus perilaku relawan yang mengganggu situasi lapangan Pertama ada teguran dan kesempatan perbaikan dengan kejelasan indikator yang disepakati bersama Kedua, pelibatan satu unit kerja (divisi) dalam keputusan penghukuman relawan berbasis indikator perbaikan Di PKBI, ada mekanisme berjenjang dalam menangani konflik yang melibatkan relawan (1) dalam intern divisi, (2) dalam intern program, (3) masuk intervensi manajer, dan (4) melibatkan kebijakan direktur, (5) melibatkan kebijakan PHD 9 DUKUNGAN PSIKOLOGIS DARI ORGANISASI UNTUK RELAWAN Mekanisme menyelamatkan psikologis relawan ketika menghadapi konflik dengan lembaga lain lewat pengalihan konflik ke level yang lebih atas Ex: Kasus relawan waria yang berkonflik dengan lembaga lain di lapangan yang ditarik menjadi konflik / hubungan antar pimpipnan lembaga Komitmen atasan PKBI bahwa apapun statemen relawan akan menjadi tanggungjawab pimpinan lembaga Misalnya statemen penolakan salah seorang relawan terhadap penggunaan 1 tabung dalam kegiatan surveillans akhirnya menjadi tanggungjawab direktur untuk menjelaskan kepada pihak luar yang terkait dengan kegiatan surveilans 10 ASUMSI KARIER RELAWAN Komitmen PKBI yang kuat dan tegas tentang tidak ada biaya yang dikeluarkan dari kantong relawan sendiri untuk menjalankan program / kegiatan lembaga Kasus penyebaran undangan di tempat yang jauh yang dilakukan relawan, dan dijamin akan mendapatkan uang transport walaupun tidak diatur dalam dokumen anggaran (PKA) Kejelasan kebijakan dan sosialisasi kebijakan yang terbuka untuk tidak memanjakan relawan dengan penambahan UT walaupun lembaga donor dan

6 dana kegiatan bertambah Yang dibangun adalah kebijakan kerja relawan berbasis indikator sesuai dengan target program, bukan karena bertambahnya anggaran dana dari funding Misalnya kasus adanya dukungan dana dari UNFPA untuk remaja risiko tinggi yang menjadi tambahan dana bagi pengoirganisasian komunitas risiko tinggi secara keseluruhan Akan tetapi, pimpinan membuat kebijakan yang jelas dan terbuka bahwa UT relawan tetap seperti semula, akan tetapi capaian dan indikator turun lapangan yang diperbanyak yang jelas akan memperbanyak UT bagi relawan Konsep pengorganisasian diandaikan oleh PKBI akan berujung pada terbentuknya organisasi berbasis komunitas (CBO) Dalam kerangka ini, sebisa mungkin anggota komunitas tetap berada dalam lingkungan komunitas, bukan masuk menjadi bagian dari organisasi Akan tetapi, realita mengatakan banyak anggota komunitas yang sudah menjadi pendidik sebaya (PE) lantas ingin masuk menjadi relawan lembaga Ketika mereka menjadi relawan, ada beberapa keterbatasan yang muncul ketika dia ingin tetap menjadi bagian inhern bagi komunitasnya Terkesan ada hirarki struktural status yang dimulai dari komunitas PE relawan Kordinator Divisi Koordinator Program dan seterusnya Persoalannya adalah menjadi relawan lembaga adalah hak bagi setiap orang, tak terkecuali bagi anggota komunitas Akan tetapi, dengan masuknya anggota komunitas menjadi relawan, organisasi komunitas akan susah dibangun

Catatan Awal Riset Aksi 2007 Bersama Komunitas Mitra Strategis PKBI DIY 2007

Catatan Awal Riset Aksi 2007 Bersama Komunitas Mitra Strategis PKBI DIY 2007 Catatan Awal Riset Aksi Bersama Komunitas Mitra Strategis PKBI DIY Pusat Studi Seksulitas PKBI DIY PENDAHULUAN Riset aksi secara teoritis dapat diartikan sebagai sebuah program pemberdayaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Youth Center PKBI DIY 1. Sejarah Singkat Youth Center PKBI DIY PKBI atau yang biasa dikenal dengan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan. 2. Pastikan anda sudah mempelajari CSO/CBO

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ini. pemberdayaan digunakan sebagai alternatif pembangunan yang bersifat

BAB V PENUTUP. ini. pemberdayaan digunakan sebagai alternatif pembangunan yang bersifat BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Pemberdayaan komunitas menjadi alterlatif dalam proses pembangunan saat ini. pemberdayaan digunakan sebagai alternatif pembangunan yang bersifat sentralistik, top-down dan berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan maupun kelompok dan sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas kelancaran jalannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono

MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas. Gama Triono MELINDUNGI SECARA UTUH : Layanan Sinergitas Gama Triono www.pkbi-diy.info Fakta 2015 Prevalensi HIV & AIDS 2015 Melalui hubungan Seksual : Perempuan Rumah Tangga > dr Pekerja Seks Perempuan positif : akseptor

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini yang merupakan bagian penutup dari laporan penelitian memuat kesimpulan berupa hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan demi keberhasilan proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai

Lebih terperinci

Judul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia

Judul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia Judul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia Pengantar Penelitian ini berjudul "Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia",

Lebih terperinci

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM Latar Belakang Respon penanggulangan HIV dan AIDS yang ada saat ini belum cukup membantu pencapaian target untuk penanggulangan HIV dan AIDS

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan bahwa LOD DIY cukup efektif dalam merespon dan menindaklanjuti keluhan masyarakat. Efektivitas LOD DIY tersebut

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan, sosial dan ekonomi di banyak negara serta merupakan salah satu pintu masuk HIV. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP KLINIK PKBI-ASA

BAB II RUANG LINGKUP KLINIK PKBI-ASA BAB II RUANG LINGKUP KLINIK PKBI-ASA 2.1.Gambaran Umum Klinik PKBI-ASA 2.1.1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Klinik PKBI-ASA PKBI didirikan pada 23 desember 1957 oleh sekelompok indivdu dari kalangan

Lebih terperinci

Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik

Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik Kerangka Kompetensi Kepemimpinan Klinik The Medical Leadership Competency Framework (MLCF) Dibuat atas dasar konsep kepemimpinan bersama di mana kepemimpinan tidak terbatas hanya pada pemimpin saja, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada masyarakat belum memiliki indikator kinerja memadai, sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN Pada bagian awal penelitian ini peneliti sudah menjelaskan bahwa melalui penelitian ini peneliti ingin mencari tahu bagaimana komunikasi resolusi konflik yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

Tinjauan Respon Sektor Komunitas dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia

Tinjauan Respon Sektor Komunitas dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia Tinjauan Respon Sektor Komunitas dalam Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia Kerjasama antara PKMK FK UGM dan KPAN Padang, 24 Agustus 2015 Latar Belakang Penelitian Jumlah kasus HIV dan AIDS masih terus

Lebih terperinci

ASK Laporan Analisis Kebijakan

ASK Laporan Analisis Kebijakan A. Informasi Wawancara Laporan Analisis Kebijakan Provinsi Kota/Kabupaten Jenis Kelamin Informan Nama Informan Nama Lembaga Nama Pewawancara 1. DKI Jakarta 2. DI Yogyakarta 3. Jawa Timur Surabaya 1. Laki-laki

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini berjudul Proses Pendampingan Wanita Pekerja Seks Sebagai Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Tanjung Elmo Sentani Oleh Perkumpulan Keluarga

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan

CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan CMS CAREER MAPPING SYSTEM Pendahuluan Pemerintah menyadari bahwa sistem perencanaan tenaga kerja dan strategi pengembangan karir bagi manajer perkotaan yang ada saat ini sudah tidak memadai. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000) hampir 1 diantara 6 manusia di bumi ini adalah remaja. Dimana 85% antaranya hidup di negara berkembang.

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

MEKANISME KELUHAN PEKERJA

MEKANISME KELUHAN PEKERJA PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan

Lebih terperinci

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL Oleh GWL-INA FORUM NASIONAL IV JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN Kupang, 6 September 2013 Apa itu GWL dan GWL-INA GWL adalah gay,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

Penguatan Sektor Komunitas

Penguatan Sektor Komunitas Penguatan Sektor Komunitas Kursus Kebijakan Penanggulangan AIDS III, PKMK UGM 2016 Sistematika Pengertian Sektor Komunitas (CS) Siapa Sektor Komunitas? Beda SK, Civil Society, LSM Mengapa CS dibutuhkan/penting?

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum J.O. Ciputra Karya Utama 4.1.1 Lokasi Perusahaan Dalam mendirikan suatu perusahaan, maka perlu diperhatikan terlebih dahulu semua yang mempunyai peran

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia.

Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia. Kerangka Acuan Desiminasi Hasil Analisa Pendokumentasian Data Kasus Kekerasan terhadap perempuan dengan HIV dan AIDS di 8 provinsi di Indonesia. Latar Belakang Perkembangan HIV-AIDS di Indonesia Triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dan informasi yang membawa perubahan begitu cepat di

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dan informasi yang membawa perubahan begitu cepat di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan informasi yang membawa perubahan begitu cepat di bidang sosial, budaya, dan ekonomi mengakibatkan meningkatnya konflik dan kecemasan dalam

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM Peran kepemimpinan dalam membangun Total Quality Manajemen adalah unsur terpenting, sebab setiap organisasi harus memiliki seorang pemimpin dan pemimpin harus memiliki visi

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pedoman ini diterbitkan oleh Sekretariat KNAPPP Alamat:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunitas wanita dibandingkan pria, termasuk dalam bisnis online. Hal inilah. untuk mengelola portal website khusus untuk wanita.

BAB I PENDAHULUAN. komunitas wanita dibandingkan pria, termasuk dalam bisnis online. Hal inilah. untuk mengelola portal website khusus untuk wanita. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Besarnya populasi wanita di Indonesia menjadikan banyak produsen dan perusahaan, memiliki yang minat besar untuk menggarap bisnisnya di komunitas wanita dibandingkan

Lebih terperinci

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA MUKADIMAH Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi masyarakat dalam segala proses perubahan membutuhkan pendekatan dan pentahapan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Jaringan Media Komunitas

Lebih terperinci

SEKOLAH BERWAWASAN GENDER

SEKOLAH BERWAWASAN GENDER SEKOLAH BERWAWASAN GENDER Wagiran Pokja Gender Bidang Pendidikan DIY Disampaikan dalam Acara Sosialisasi Sekolah Berwawasan Gender bagi Kepala Sekolah di Wisma LPP Tanggal 15Oktober 2010 Suatu sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS ITEM INSTRUMEN 1 Apakah ada SK Jenis jenis Pelayanan sesuai dengan prioritas

BAB I PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS ITEM INSTRUMEN 1 Apakah ada SK Jenis jenis Pelayanan sesuai dengan prioritas INSTRUMEN KAJI BANDING BAB I PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUSKESMAS NO ITEM INSTRUMEN 1 Apakah ada SK Jenis jenis Pelayanan sesuai dengan prioritas 2 Apakah tersedia informasi tentang jenis pelayanan 3 Apakah

Lebih terperinci

Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Pengembangan

Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Mata Kuliah Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Jika anda menginginkan satu tahun kemakmuran, tanamlah benih. Jika anda menginginkan sepuluh tahun kemakmuran, tumbuhkanlah pohon. Tapi jika anda menginginkan

Lebih terperinci

Artikel : Lahirnya Kedisiplinan Tanpa Hukuman 0

Artikel : Lahirnya Kedisiplinan Tanpa Hukuman 0 Artikel : Lahirnya Kedisiplinan Tanpa Hukuman 0 Permasalahan kedisiplinan berawal dari sistem disiplin. Sistem disiplin tradisional cenderung membetulkan kinerja yang buruk daripada meningkatkan kinerja.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Analisis Implementasi Tugas Komisi Penanggulangan AIDS Kota Padang dalam Menanggulangi HIV/ AIDS Tahun

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pelayanan konseling oleh konselor sebaya 1.1. Konseling oleh konselor sebaya dilakukan bukan di ruangan khusus konseling melainkan di tempat lain

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LABORATORIUM PEMBELAJARAN PKOPO Oleh : dr. T. Rabitta Cherysse, MPH

PENGEMBANGAN LABORATORIUM PEMBELAJARAN PKOPO Oleh : dr. T. Rabitta Cherysse, MPH PENGEMBANGAN LABORATORIUM PEMBELAJARAN PKOPO Oleh : dr. T. Rabitta Cherysse, MPH Pendahuluan Organisasi harus mampu mengumpulkan praktik-praktik terbaik apabila ingin tetap bertahan, salah satunya adalah

Lebih terperinci

MENGENAL KPMM SUMATERA BARAT

MENGENAL KPMM SUMATERA BARAT MENGENAL KPMM SUMATERA BARAT Oleh Lusi Herlina Sumber: BUKU KRITIK & OTOKRITIK LSM: Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia(Hamid Abidin & Mimin Rukmini) Halaman: 194-201

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Pemberdayaan Pasien. Dr. Budi Wahyuni, MM,MA PKBI-DIY

Pemberdayaan Pasien. Dr. Budi Wahyuni, MM,MA PKBI-DIY Pemberdayaan Pasien Dr. Budi Wahyuni, MM,MA PKBI-DIY Pasien Pemberdayaan Promosi Sehat Komunitas Sekelompok pelaku dalam suatu teritorial terbatas merupakan dasar bagi mereka untuk bekerja bersama dalam

Lebih terperinci

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur PEMERINTAH ADALAH PELAYAN MASYARAKAT SETUJUKAH ANDA?? Kantor Pemerintah Kantor Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 183 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisisa data pada Bab IV adalah sebagai berikut : 1. Secara umum terdapat hubungan yang sangat kuat

Lebih terperinci

Assalamualaikum.. Kelompok 4 Cahyati Tresna D Desi Wijayanti Feida Noor Laila Finsa M. Pratama Iklima Alhauda 07

Assalamualaikum.. Kelompok 4 Cahyati Tresna D Desi Wijayanti Feida Noor Laila Finsa M. Pratama Iklima Alhauda 07 Assalamualaikum.. Kelompok 4 Cahyati Tresna D 0704033 Desy Sri Lestari 0703 Desi Wijayanti 0700914 Feida Noor Laila 0705184 Finsa M. Pratama 0700915 Iklima Alhauda 07 Kerja Sama Sekolah dan program Klinik

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Walikota Ridwan Kamil serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, telah menunjukkan pentingnya inovasi dalam dalam program

Lebih terperinci

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev www.aidsindonesia.or.id MARET 2014 L ayanan komprehensif Berkesinambungan (LKB) merupakan strategi penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 21 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

Partisipasi kelompok marginal dan perempuan

Partisipasi kelompok marginal dan perempuan Memastikan tersedianya kesempatan yang sama di antara berbagai kelompok masyarakat, termasuk antara laki-laki dan perempuan, adalah instrumen penting untuk mencapai tujuan pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan.

Lebih terperinci

komisi penanggulangan aids nasional

komisi penanggulangan aids nasional 1 komisi penanggulangan aids nasional Pendahuluan: Isi strategi dan rencana aksi nasional penanggulangan HIV dan AIDS ini telah mengacu ke arah kebijakan yang terdapat dalam RPJMN 2010-2014. Strategi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya sebuah organisasi selalu berupaya untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang dimiliki untuk menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup

Lebih terperinci

1 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m S t a k e h o l d e r N a s i o n a l

1 P a n d u a n W a w a n c a r a M e n d a l a m S t a k e h o l d e r N a s i o n a l Wawancara Mendalam dengan Pemerintah/Mitra Pembangunan Internasional/Jaringan Nasional I. Panduan untuk Peneliti Persiapan: 1. Pastikan anda sudah mengkonfirmasi jadwal dan tempat diskusi dengan informan.

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1170, 2015 BNPP. Garda Batas RI. Pembinaan. Pedoman. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis.

Lebih terperinci

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi

TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas

Lebih terperinci

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL POLICY BRIEF 03 PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL Layanan HIV dan AIDS yang Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB)

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN 3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. yang digunakan RSUD Arifin Achmad diantaranya sebagai berikut : 1. Komunikasi Atasan dengan Bawahan

BAB III PENYAJIAN DATA. yang digunakan RSUD Arifin Achmad diantaranya sebagai berikut : 1. Komunikasi Atasan dengan Bawahan 40 BAB III PENYAJIAN DATA Secara umum konsep strategi komunikasi organisasi dijalankan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad. Pimpinan menjalankan komunkasi organisasi dengan bawahan, begitu juga

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa: BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa: 6.1.1 Peran dan Fungsi Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator) Kepala sekolah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA 9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA Yayasan Aliansi Remaja Independen (ARI), sebuah lembaga non-profit yang dibentuk dan dijalankan oleh orang muda di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 400 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik kepemimpinan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Faktor yang mempengaruhi keberhasilan inisiasi pelembagaan partisipasi perempuan dalam perencanaan dan penganggaran daerah adalah pertama munculnya kesadaran

Lebih terperinci

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur Kasih Plus... Merupakan sebuah Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS yang menjadi Penggagas untuk Kelompok Dukungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian

BAB V PENUTUP. Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian Bandung Berkebun di usia pergerakannya yang masih relatif singkat tidak terlepas dari kemampuannya dalam

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BAB V REKOMENDASI. Proses transformasi nilai sedang digaungkan di seluruh elemen Pertamina. Untuk

BAB V REKOMENDASI. Proses transformasi nilai sedang digaungkan di seluruh elemen Pertamina. Untuk BAB V REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Proses transformasi nilai sedang digaungkan di seluruh elemen Pertamina. Untuk dapat diterima dan diterapkan oleh seluruh karyawan Pertamina di setiap cabang maka diperlukan

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : ) EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT EMPAT DISIPLIN MENJADI ORGANISASI YANG SEHAT Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Abstraksi Terdapat dua kualitas yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan yang sukses,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah yang mulai diberlakukan sejak tahun 2001 telah memberikan kewenangan bagi Pemerintah Daerah untuk mengurus keuangannya sendiri dan sejalan dengan kewenangan

Lebih terperinci

PENGANTAR DEAN COURSE MODUL I

PENGANTAR DEAN COURSE MODUL I PENGANTAR DEAN COURSE MODUL I Mewujudkan Kepemimpinan Struktural yang Suportif Waktu: 2 Juni 30 Juni 2014 Diskripsi Dekan atau Ketua Jurusan adalah pemimpin struktural menjadi pemimpin lembaga pendidikan.

Lebih terperinci

Penilaian Kapasitas Organisasi

Penilaian Kapasitas Organisasi Penilaian Kapasitas Organisasi Lembar Penilaian Nama Organisasi: Alamat: Visi dan Misi: Aktivitas Utama: Tanggal Penilaian: Penilai: Skala Pemeringkatan 0 Tidak dapat diterapkan atau tidak tersedia cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. Penggunaan teknologi yang tidak hanya terbatas pada bidang bisnis dan perdagangan tetapi lebih

Lebih terperinci

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

BAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN BAB I PENDAHULUAN Rumah Sakit Islam `Aisyiyah Nganjuk adalah unit pelayanan kesehatan dan rujukan yang memberi pelayanan kesehatan paripurna. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci