PENGEMBANGAN LABORATORIUM PEMBELAJARAN PKOPO Oleh : dr. T. Rabitta Cherysse, MPH

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN LABORATORIUM PEMBELAJARAN PKOPO Oleh : dr. T. Rabitta Cherysse, MPH Pendahuluan Organisasi harus mampu mengumpulkan praktik-praktik terbaik apabila ingin tetap bertahan, salah satunya adalah menyediakan model model perilaku yang cepat melakukan perbaikan terus menerus. Lembaga diklat harus melihat hal ini sebagai loncatan bagi perkembangan di masa depan untuk mengembangkan model-model diklat yang efektif dengan menyediakan lahan praktek yang memadai. Suatu pelatihan memiliki arti dan berhasil memacu motivasi peserta latih, jika berbagai hal dipersiapkan dengan baik seperti pengembangan metodologi diklat, disamping kesiapan intelektual, kesiapan motivasi, kesiapan emosional, dan kesiapan fisik diperhatikan Gagne dan Briggs, 1988, memandang bahwa pengajaran itu sendiri pada dasarnya menciptakan lingkungan yang dapat memberikan kemungkinan terjadinya proses belajar. Walaupun penyelenggaraan diklat sudah terakreditasi ataupun tersertifikasi, namun sering muncul isu-isu didalam pelatihan. Hal ini perlu diteliti penyebabnya misalnya, isu berkaitan dengan minat peserta, lamanya retensi terhadap konsep dan isu, konsep kurang praktis untuk dunia pekerjaan, pelatihan kurang memberikan fleksibilitas untuk berbagai level ketrampilan dan tujuan, kurang menjamin interaksi maksimum antar peserta, belajar kurang alamiah, kurang memberi kemudahan dan kurang menyenangkan. Untuk memperoleh umpan balik tentang ketepatan metodologi diklat, institusi pelatihan perlu mengujikan instrumen pelatihan atau metode pelatihan. Hal ini biasanya dilakukan disuatu laboratorium pelatihan. Isu-isu penting dibidang diklat Banyak metode pelatihan yang baru dipergunakan tanpa diuji-cobakan terlebih dulu, disamping itu tidak jarang pula metode pelatihan yang dipergunakan berulang kali tanpa diadakan pengkajian ulang. Berdasarkan evaluasi rendahnya kualitas diklat disebabkan metodologi diklat : Terlalu rumit untuk dipergunakan Terlalu banyak membutuhkan peralatan yang sehari-hari jarang digunakan Tidak mudah diaplikasikan didalam proyek pelatihan yang sedang berjalan.

2 Isu lainnya yang penting tentang pelatihan adalah apakah peserta latih mampu mempraktekkan apa yang sudah diberikan didalam pelatihan ditempat kerja mereka masing masing. Pembelajaran yang ideal terjadi apabila terjadi transisi dari lingkungan pelatihan kepada lingkungan nyata ditempat kerja dimana ketrampilan bisa ditampilkan. Karena tempat pelatihan mengalami kesulitan untuk menata lingkungan serealistis mungkin, maka hal yang bisa diupayakan untuk meyakinkan peserta tentang situasi nyata adalah dengan menyediakan laboratorium lapangan sebagai tempat berlatih. Belajar untuk perubahan perilaku membutuhkan persiapan khusus, karena sulit untuk meyakinkan peserta latih bahwa pelatihan merupakan jaminan bagi seseorang untuk memperoleh pengembangan ketrampilan dan pengetahuan dalam rangka membentuk kepribadian seutuhnya. Karenanya peserta perlu melihat langsung isuisu budaya yang terdapat di suatu organisasi, serta belajar bagaimana mengantisipasi dan mengatasinya. Keberadaan laboratorium PKOPO sangat membantu sebagai upaya untuk mengadakan perbaikan dan menggali inovasiinovasi, untuk memperdalam aspek perilaku yang diuji cobakan di laboratorium diklat. Oleh karenanya diklat PKOPO perlu menyiapkan lahan untuk praktek peserta diklat. Laboratorium PKOPO sebagai sarana umpan balik penyelenggaraan diklat Keberadaan laboratorium PKOPO dapat memberikan umpan balik dalam rangka meningkatkan kinerja Widyaiswara agar menjadi profesional. Dengan demikian seorang Widyaiswara sebagai seorang praktisi, tertarik untuk berupaya mengadakan perbaikan diri. Watkins and Marsick (1993:11) memberikan konsep yang berorientasi praktek, yakni pembelajaran organisasi yang difokuskan pada manusia. Dalam pandangan mereka, pembelajaran organisasi didefinisikan oleh dan tergantung pada struktur dan proses yang: 1. Menciptakan secara berkesinambungan kesempatan untuk belajar 2. Mengembangkan penyelidikan dan dialog 3. Mendorong kerjasama dan kelompok belajar 4. Membangun berbagai sistem untuk mendapatkan dan berbagi pembelajaran 5. Memberdayakan anggota organisasi menuju visi bersama, dan

3 6. Menghubungkan organisasi dengan lingkungannya 23 Pengertian Laboratorium : Pengertian laboratorium : - adalah suatu tempat yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan ujicoba (eksperimen) suatu studi ilmu pengetahuan atau untuk keperluan menguji dan menganalisis ilmu pengetahuan. - suatu periode didalam pendidikan akademi yang disisihkan untuk melakukan kerja laboratorium. Laboratorium pengembangan perilaku : Laboratorium pengembangan perilaku PKOPO adalah tempat mengujicobakan intervensi pelatihan yang pada dasarnya berhubungan dengan perbaikan kepribadian manusia yang panjang, yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan ujicoba (eksperimen) perilaku atau untuk keperluan menguji dan menganalisis ilmu perilaku. Tujuan Umum : Merupakan sarana untuk menguji serta memperoleh umpan balik seberapa efektif instrumen diklat yang diterapkan seperti diantaranya disain kurikulum dan metodologi diklat dengan cara menguji perilaku peserta : 1. melihat perubahan perilaku dengan cara mendeteksi dan menginterpretasikan perilaku yang berulang-ulang yang tersembunyi (tidak kelihatan) menganalisis faktor-faktor ( variabel independen) yang berpengaruh dalam interaksi manusia. 2. menganalisis faktor-faktor ( variabel independen) yang berpengaruh dalam interaksi manusia. 3. Menghasilkan rekomendasi bagi perbaikan disain kurikulum dan metodologi diklat, Tujuan Khusus: memperoleh umpan balik berbagai persyaratan untuk mengembangkan disain kurikulum dan metodologi diklat yang tepat dengan cara: 1. Mengenali pola perilaku perorangan secara mendalam. 2. Mengenali berbagai aspek yang mempengaruhi interaksi interpersonal

4 3. Meningkatkan kemampuan belajar dengan cara menggali pengalaman praktis melakukan perubahan-perubahan organisasi didalam pekerjaan, misalnya kemampuan membangun komitmen belajar dalam tim, dan menangani konflik dalam tim. 4. Menghasilkan rencana perbaikan (action plan) untuk perbaikan kurikulum dan metodologi diklat. Manfaat yang diperoleh : - Pembelajaran yang diperoleh, bukan hanya berguna untuk diri sendiri, namun khususnya akan dipraktekkan didalam pekerjaan. Memfokuskan potensi belajar melalui pengalaman kelompok, secara langsung, memiliki pengertian mendalam (insightful), dan belajar tentang pribadi peserta latih. - Pembelajaran bermanfaat untuk membangun komitmen, kepercayaan, partisipasi untuk memperbaiki kemampuan kerja tim, kualitas kerja dan produktifitas organisasi. - Pembelajaran yang diperoleh akan membiasakan peserta latih menghadapi dan memecahkan masalah secara trampil dan kreatif di tempat kerjanya. Laboratorium perilaku harus dilengkapi dengan berbagai tools perilaku. Yaitu pedoman/ acuan : berupa instrumen observasi perilaku untuk mengukur perilaku peserta latih yang tidak terlihat dengan kasat mata (tersembunyi). Pengembangan diklat harus bisa menemukan, metodologi yang baik, yang sesuai untuk dipergunakan sehari-hari didalam pelatihan. Lembaga diklat harus memperhatikan beberapa hal berkaitan dengan aktifitas pengembangan metodologi diklat sebagai berikut: 1. Metodologi tersebut enak dipergunakan didalam berbagai pelatihan yang biasa dilaksanakan. 2. Berhasil menemukani ide-ide baru untuk memperkaya metodologi berdasarkan hasil evaluasi. 3. Berhasil membuat paket materi penunjang yang dibutuhkan 4. Memberikan pemahaman tentang instruksi sehingga mudah diikuti dan bisa dimodifikasi dari kasus per kasus.

5 Gambaran umum proses penggunaan laboratorium Pengembangan PKOPO Kegiatan-kegiatan utama secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Pengorganisasian dan pengelolaan proses 2. Pelaksanaan Teknis langkah demi langkah, yaitu empat langkah pokok: a. Advokasi b. Pengkajian untuk penetapan disain model laboratorium c. Seminar Model laboratorium d. Pemantauan dan Evaluasi. Ide ide untuk mendukung pelaksanaan pengembangan laboratorium Melaksanakan workshop dengan stake holder untuk mereevaluasi isu dan hambatan sesuai rekomendasi yang didisain. Mendisain rencana implementasi yang visible untuk dilaksanakan dan dicapai sesuai batas waktu Melakukan reformasi prosedur dan tehnologi agar mampu mendiseminasikan tepat waktu Menetapkan target kinerja secara tepat Mendisain rekomendasi untuk memperbaiki wilayah struktural, instituasional, proses, infrastruktur dan tehnologi, orang yang berhubungan perubahan. Disain capacity building bagi tim penyelenggara diklat dan pelaksana dilapangan. Suatu laboratorium lapangan haruslah merupakan organisasi yang memiliki budaya pembelajaran sehingga memiliki kekuatan sumber daya manusianya untuk mampu mengembangkan hal-hal positif dimana seluruh anggota organisasi memiliki kebiasaan mengembangkan diri serta mendorong anggota lain untuk melakukan hal yang sama; Agar laboratorium lapangan memiliki kapasitas yang memadai seharusnya memenuhi beberapa persyaratan Persyaratan puskesmas sebagai laboratorium PKOPO adalah: 1. Pimpinan puskesmas dan staf memiliki komitmen tinggi didalam melaksanakan visi dan misi puskesmas, serta berkomitmen untuk melakukan inovasi-inovasi dengan cara menerapkan pendekatan Pembelajaran Organisasi (PKOPO).

6 2. Puskesmas menampilkan Role Model dalam perubahan perilaku, dengan cara memberikan kesempatan pada anggota organisasi untuk berkontribusi dalam menerapkan 5 disiplin LO dalam bentuk ide dan pemikiran yang inovatif. 3. Puskesmas menyediakan tenaga pembimbing yang memahami tentang ilmu perilaku serta siap membimbing peserta yang ingin belajar. 4. Membantu anggota organisasi lain untuk bersinergi dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh anggota organisasi tersebut; 5. Membangun suatu sistem yang sistematis untuk menghubungkan seluruh anggota organisasi dan tim sehingga setiap anggota dan tim dapat memberikan kontribusinya 6. Menjalankan program pembelajaran. Peran-peran berbagai pihak dalam pengembangan Laboratorium Pihak-pihak yang paling menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan Pengembangan Laboratorium PKOPO adalah: 1. Pimpinan lembaga pelaksana Pelatihan 2. Penghubung jika pelaksanaan kerjasama dengan pihak lain untuk memfasilitasi proses kerjasama dengan pihak lain. 3. Tim Pelaksana di organisasi pelaksana laboratorium yang ditetapkan. 4. Tim Pengembangan laboratorium lembaga penyelenggara pelatihan 5. Tim fasilitator dari kedua belah pihak. Kesuksesan pemanfaatan laboratorium perilaku dengan pendekatan PKOPO dinilai dari capaian yang diraih peserta yang belajar. Fasilitator harus dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan memberikan perlindungan terhadap anggota organisasi untuk melahirkan ide-ide baru. Dengan demikian, peran fasilitator sangat penting dalam meraih kesuksesan, hal tersebut sangat tergantung pada kualitas kerja mereka. Oleh karena itu fasilitator harus mendalami beberapa hal yaitu: Mempelajari cara-cara melakukan perubahan perilaku Memiliki pengalaman mengajar bidang ilmu perilaku Mempelajari disain dan cara menggunakan bahan bahan belajar Berlatih menggunakan instrumen/tools perilaku

7 Menilai keefektifan pendekatan/model yang diterapkan Mengembangkan eksperimen baru Berkat kepercayaan yang sudah terbina dengan para pelanggan/stakeholder, BBPK Jakarta sudah berhasil membina hubungan baik dengan konsumennya. Pada tahun program PKOPO sudah dikembangkan di beberapa provinsi diantaranya Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Timur. Peningkatan kapasitas Puskesmas melalui PKOPO dan Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan di kabupaten Bojonegoro, Jawa timur meliputi 12 puskesmas bekerja sama dengan LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) didanai oleh Mobil Cepu Ltd. Beberapa puskesmas PKOPO sudah dijadikan laboratorium lapangan yaitu Puskesmas Merak didaerah Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten. Disamping itu beberapa puskesmas yang menonjol karena berkat kreatifitasnya berhasil memperoleh penghargaan daerah dan nasional seperti Puskesmas Kayutangi, layak untuk dijadikan lahan praktek sehingga memberikan pengalaman Best practice Kesimpulan : Pada tahun BBPK Jakarta telah mengembangkan PKOPO pada 4 provinsi di Wilayah Kemitraan yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Keputusan penting perlu dipertimbangkan tentang pengembangan laboratorium Perilaku PKOPO dalam bentuk Keputusan kerjasama yang dinyatakan secara formal tertulis, misalnya dalam dokumen Perjanjian Kerjasama atau Nota Kesepakatan diberbagai wilayah Kemitraan. Hal-hal penting yang perlu disepakati adalah sebagai berikut: 1. Penentuan unit kerja yang memenuhi syarat akan ditetapkan sebagai laboratorium lapangan. 2. Penunjukan dan penugasan para pelaksana (Tim Fasilitator Peningkatan kinerja organisasi) 3. Penyediaan anggaran.

8 PUSTAKA Ali, H.Mohammad. STRATEGI PENELITIAN PENDIDIKAN. Penerbit angkasa bandung, Bandung Orion Technical Training, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APATUR NEGARA NOMOR : 13 TAHUN Jakarta Laporan PKOPO

9