BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Bab ini terdiri dari beberapa bagian yang akan menjelaskan lebih lanjut mengenai analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis penelitian. Bagian pertama menjelaskan gambaran umum objek penelitian, bagian kedua menjelaskan analisis variabel, bagian ketiga menjelaskan analisis model dan pengujian asumsi klasik, bagian keempat menjelaskan pengujian hipotesis, dan bagian kelima menjelaskan analisis hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam rentang waktu tahun 2010 sampai dengan tahun Pada penelitian ini yang dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur. BEI mengelompokkan perusahaan manufaktur ke dalam tiga sub sektor, yaitu industri dasar dan kimia, aneka industri, dan barang konsumsi. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mencapai 137 perusahaan yang diklasifikasikan sesuai jenis barang yang diproduksinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari website BEI, yaitu Pemilihan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling, di mana diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Adapun perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di industri consumer goods, perusahaan yang rutin menerbitkan laporan keuangan tahunannya selama tiga tahun berturut-turut, dan laporan keuangan yang dilaporkan dalam mata uang rupiah. 4.2 Analisis Variabel Variabel Dependen Price Earning Ratio Berikut ini merupakan data price earning ratio (PER) yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan price earning ratio menggunakan rumus yang telah dijelaskan dalam bab 2 menghasilkan data pada tabel 4.1 sebagai berikut. 47

2 48 NO Tabel 4.1 Daftar PER pada Perusahaan Sampel NAMA PERUSAHAAN PER 2010 PER 2011 PER 2012 Ratarata 1 Akasha Wira International Tbk 30 22,95 13,62 22,19 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 17,33 6,67 14,96 12,99 3 Cahaya Kalbar Tbk 11,07 2,93 6,63 6,88 4 Delta Djakarta Tbk 13,77 12,31 19,62 15,23 5 Darya-Varia Laboratoria Tbk 11,82 10,65 12,71 11,72 6 Gudang Garam Tbk 18,56 24,39 26,99 23,31 7 HM Sampoerna Tbk 19,22 21,2 26,4 22,27 8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 13,59 15,34 20,86 16,59 9 Indofood Sukses Makmur Tbk 14,51 13,14 15,77 14,47 10 Kimia Farma (Persero) Tbk 6,37 10,99 20,04 12,47 11 Kedawung Setia Industrial Tbk 5,63 4,2 5,44 5,09 12 Kedaung Indah Can Tbk 7,83 69,5 16,49 31,27 13 Kalbe Farma Tbk 23,72 21,52 28,65 24,63 14 Langgeng Makmur Industri Tbk 97,47 38,1 109,91 81,83 15 Merck Tbk 18,2 12,84 31,58 20,87 16 Multi Bintang Indonesia Tbk 13,08 14,91 34,39 20,8 17 Mustika Ratu Tbk 11,4 7,69 6,81 8,63 18 Mayora Indah Tbk 17,04 23,21 21,01 20,42 19 Pyridam Farma Tbk 16,18 18,03 17,84 17,35 20 Bentoel International Investama Tbk 26,49 18,69-12,99 10,73 21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 24,91 29,03 46,83 33,59 22 Sekar Laut Tbk 20 16,18 15,61 17,27 23 Siantar Top Tbk 11,83 21,18 18,43 17,15 24 Mandom Indonesia Tbk 11,01 11,06 14,71 12,26 25 Tempo Scan Pacific Tbk 15,69 20,24 26,61 20,84 26 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 32,7 30,86 10,9 24,82 27 Unilever Indonesia Tbk 37,16 34,43 32,89 34,83 Rata-rata 20,24 19,71 22,32 20,76 Sumber: Data diolah dengan Ms.Excel Tabel tersebut merupakan tabel price earning ratio yang dimiliki oleh perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Menurut data pada tabel di atas, price earning ratio terkecil tahun 2010 terdapat pada perusahaan Kedawung Setia Industrial Tbk sebesar 5,63. Pada tahun 2011 price earning ratio terkecil terdapat pada perusahaan Cahaya Kalbar Tbk, yaitu sebesar 2,93, sedangkan tahun 2012 price earning ratio terkecil terdapat pada perusahaan Bentoel International

3 49 Investama Tbk yaitu sebesar -12,99. Secara rata-rata dari tahun , price earning ratio terkecil terdapat pada perusahaan Kedawung Setia Industrial Tbk sebesar 5,09. Nilai price earning ratio terbesar tahun 2010 menurut tabel di atas terdapat pada perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk, yaitu sebesar 97,47. Pada tahun 2011 nilai price earning ratio terbesar pada perusahaan Kedaung Indah Can Tbk sebesar 69,50, dan tahun 2012 terdapat pada perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk sebesar 109,91. Secara rata-rata dari tahun , price earning ratio terbesar terdapat pada perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk sebesar 81,83. Semakin besar price earning ratio mengidentifikasikan bahwa semakin mahal harga suatu saham perusahaan. PER yang memiliki nilai rendah akan menjadi daya tarik investor Variabel Independen Current Ratio Current ratio merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel 4.2, current ratio terkecil terdapat pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,85 pada tahun 2010, 0,69 pada tahun 2011, dan 0,58 pada perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk di tahun Secara rata-rata dari tahun , current ratio terendah terdapat pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,74. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa pihak perusahaan belum cukup mampu untuk menutupi atau membayar kewajiban dan utangnya dengan aset yang dimiliki perusahaan dari hasil kegiatan operasinya. Nilai current ratio terbesar terdapat pada perusahaan Mandom Indonesia Tbk. Pada tahun 2010 nilai current ratio perusahaan Mandom Indonesia Tbk sebesar 10,68, tahun 2011 sebesar 11,74, dan pada tahun 2012 current ratio perusahaan tersebut menurun hingga 7,73 dengan nilai rata-rata current ratio sebesar 10,05. Hasil perhitungan current ratio menggunakan rumus yang telah dijelaskan dalam bab 2 menghasilkan data pada tabel 4.2 sebagai berikut.

4 50 NO Tabel 4.2 Daftar CR pada Perusahaan Sampel NAMA PERUSAHAAN CR 2010 CR 2011 CR 2012 Ratarata 1 Akasha Wira International Tbk 1,52 1,72 1,93 1,72 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,29 1,89 1,27 1,48 3 Cahaya Kalbar Tbk 1,67 1,69 1,03 1,46 4 Delta Djakarta Tbk 6,33 6,01 5,26 5,87 5 Darya-Varia Laboratoria Tbk 3,72 4,83 4,31 4,29 6 Gudang Garam Tbk 2,70 2,24 2,17 2,37 7 HM Sampoerna Tbk 1,61 1,75 1,78 1,71 8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 2,60 2,87 2,76 2,74 9 Indofood Sukses Makmur Tbk 2,04 1,91 2,00 1,98 10 Kimia Farma (Persero) Tbk 1,12 2,75 2,80 2,22 11 Kedawung Setia Industrial Tbk 1,27 1,36 1,59 1,41 12 Kedaung Indah Can Tbk 7,34 7,26 4,80 6,47 13 Kalbe Farma Tbk 4,39 3,65 3,41 3,82 14 Langgeng Makmur Industri Tbk 1,76 1,48 1,24 1,49 15 Merck Tbk 6,23 7,52 3,87 5,87 16 Multi Bintang Indonesia Tbk 0,94 0,99 0,58 0,84 17 Mustika Ratu Tbk 7,61 6,27 6,02 6,63 18 Mayora Indah Tbk 2,58 2,22 2,76 2,52 19 Pyridam Farma Tbk 3,01 2,54 2,41 2,65 20 Bentoel International Investama Tbk 2,50 1,12 1,64 1,75 21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 2,30 1,28 1,12 1,57 22 Sekar Laut Tbk 1,93 1,70 1,41 1,68 23 Siantar Top Tbk 1,71 1,03 1,76 1,50 24 Mandom Indonesia Tbk 10,68 11,74 7,73 10,05 25 Tempo Scan Pacific Tbk 3,37 3,08 3,09 3,18 26 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 2,00 1,52 2,02 1,85 27 Unilever Indonesia Tbk 0,85 0,69 0,67 0,74 Rata-rata 3,15 3,08 2,65 2,96 Sumber: Data diolah dengan Ms.Excel Adanya current ratio yang besar dalam suatu perusahaan mengindikasikan bahwa pihak perusahaan mampu untuk menutupi atau membayar kewajiban dan utangnya dengan aset yang dimiliki perusahaan dari hasil kegiatan operasinya.

5 Debt to Ratio Debt to ratio merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Nilai dari debt to ratio menunjukkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai debt to ratio, maka semakin besar resiko keuangannya. Semakin rendah rasio ini, maka akan semakin rendah pula resiko keuangannya (Sawir, 2001: 13). Menurut data pada tabel 4.3, debt to ratio terendah pada tahun 2010 sampai dengan 2012 terdapat pada perusahaan Mandom Indonesia Tbk sebesar 0,09 untuk tahun 2010 sampai 2011, dan untuk tahun 2012 sebesar 0,13 sehingga rata-rata nilai debt to ratio yang dimiliki perusahaan Mandom Indonesia Tbk sebesar 0,10. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang lebih kecil daripada aset perusahaan sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu membayar kewajibannya menggunakan aset perusahaan yang dimilikinya. Nilai debt to ratio tertinggi menurut tabel, terdapat pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk. Pada tahun 2010 nilai debt to ratio perusahaan Unilever Indonesia Tbk sebesar 1,17, tahun 2011 sebesar 1,46, dan sebesar 1,73 pada perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk di tahun Secara keseluruhan dari tahun , debt to ratio tertinggi terdapat pada perusahaan Unilever Indonesia Tbk sebesar 1,38. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kewajiban yang besar pada perusahaan Unilever jika dibandingkan dengan aset yang dimilikinya. Semakin besar nilai debt to ratio mengidentifikasikan bahwa kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan lebih besar dari pada aset yang dimilikinya. Berikut ini merupakan data debt to ratio yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan debt to ratio menggunakan rumus yang telah dijelaskan dalam bab 2 menghasilkan data pada tabel 4.3 sebagai berikut.

6 52 NO Tabel 4.3 Daftar DR pada Perusahaan Sampel NAMA PERUSAHAAN DR 2010 DR 2011 DR 2012 Ratarata 1 Akasha Wira International Tbk 0,66 0,58 0,52 0,59 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,78 0,53 0,79 0,70 3 Cahaya Kalbar Tbk 0,60 0,59 0,97 0,72 4 Delta Djakarta Tbk 0,16 0,17 0,19 0,17 5 Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,27 0,21 0,23 0,24 6 Gudang Garam Tbk 0,37 0,45 0,46 0,43 7 HM Sampoerna Tbk 0,62 0,57 0,56 0,58 8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,38 0,35 0,36 0,37 9 Indofood Sukses Makmur Tbk 0,49 0,52 0,50 0,50 10 Kimia Farma (Persero) Tbk 0,90 0,36 0,36 0,54 11 Kedawung Setia Industrial Tbk 0,79 0,74 0,63 0,72 12 Kedaung Indah Can Tbk 0,14 0,14 0,21 0,16 13 Kalbe Farma Tbk 0,23 0,27 0,29 0,27 14 Langgeng Makmur Industri Tbk 0,57 0,68 0,81 0,68 15 Merck Tbk 0,16 0,13 0,26 0,18 16 Multi Bintang Indonesia Tbk 1,06 1,01 1,73 1,26 17 Mustika Ratu Tbk 0,13 0,16 0,17 0,15 18 Mayora Indah Tbk 0,39 0,45 0,36 0,40 19 Pyridam Farma Tbk 0,33 0,39 0,41 0,38 20 Bentoel International Investama Tbk 0,40 0,89 0,61 0,63 21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,43 0,78 0,89 0,70 22 Sekar Laut Tbk 0,52 0,59 0,71 0,61 23 Siantar Top Tbk 0,59 0,97 0,57 0,71 24 Mandom Indonesia Tbk 0,09 0,09 0,13 0,10 25 Tempo Scan Pacific Tbk 0,30 0,32 0,32 0,31 26 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 0,50 0,66 0,50 0,55 27 Unilever Indonesia Tbk 1,17 1,46 1,50 1,38 Rata-rata 0,48 0,52 0,56 0,52 Sumber: Data diolah dengan Ms.Excel Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa untuk dapat melunasi kewajiban perusahaan, perusahaan tidak dapat melunasinya menggunakan aset yang dimilikinya saja.

7 Inventory Turn Over Inventory turn over merupakan salah satu variabel independen dalam penelitian ini. Hasil perhitungan inventory turn over menggunakan rumus yang telah dijelaskan dalam bab 2 menghasilkan data pada tabel 4.4 sebagai berikut. Tabel 4.4 Daftar INTO pada Perusahaan Sampel NO NAMA PERUSAHAAN INTO INTO INTO Ratarata Akasha Wira International Tbk 18,4 7,87 3,63 9,97 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,58 3,52 4,58 3,23 3 Cahaya Kalbar Tbk 2,23 2,46 2,72 2,47 4 Delta Djakarta Tbk 2,51 2,04 2,13 2,23 5 Darya-Varia Laboratoria Tbk 3,16 3,24 3,47 3,29 6 Gudang Garam Tbk 1,56 1,32 1,46 1,44 7 HM Sampoerna Tbk 3,18 4,02 3,91 3,71 8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 9,51 9,39 9,18 9,36 9 Indofood Sukses Makmur Tbk 4,82 5,38 5,10 5,10 10 Kimia Farma (Persero) Tbk 5,53 5,80 5,19 5,51 11 Kedawung Setia Industrial Tbk 6,85 6,08 6,94 6,62 12 Kedaung Indah Can Tbk 2,17 1,97 1,99 2,04 13 Kalbe Farma Tbk 3,25 3,29 3,72 3,42 14 Langgeng Makmur Industri Tbk 2,42 3,12 2,73 2,75 15 Merck Tbk 3,45 3,51 2,80 3,25 16 Multi Bintang Indonesia Tbk 7,22 7,48 5,28 6,66 17 Mustika Ratu Tbk 2,81 3,23 3,19 3,07 18 Mayora Indah Tbk 11,53 8,50 5,76 8,60 19 Pyridam Farma Tbk 2,25 1,95 2,24 2,14 20 Bentoel International Investama Tbk 2,76 2,57 2,26 2,53 21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 34,61 33,50 32,61 33,57 22 Sekar Laut Tbk 5,31 5,61 5,75 5,56 23 Siantar Top Tbk 4,88 5,52 5,13 5,18 24 Mandom Indonesia Tbk 4,63 4,47 4,34 4,48 25 Tempo Scan Pacific Tbk 5,49 5,42 5,56 5,49 26 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 3,48 4,07 5,43 4,32 27 Unilever Indonesia Tbk 6,51 6,77 6,92 6,73 Rata-rata 6,00 5,63 5,33 5,66 Sumber: Data diolah dengan Ms.Excel

8 54 Tabel 4.4 merupakan daftar tabel yang berisi perhitungan inventory turn over yang dimiliki oleh perusahaan sampel dari tahun 2010 sampai dengan tahun Inventory turn over adalah proporsi untuk menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan yang ada di perusahaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena kegiatan penjualan di perusahaan dianggap berjalan dengan cepat. Berdasarkan tabel tersebut, inventory turn over terkecil terdapat pada perusahaan Gudang Garam Tbk sebesar 1,56 pada tahun 2010, tahun 2011 sebesar 1,32, dan 1,46 pada tahun 2012 sehingga rata-rata nilai inventory turn over yang dimiliki oleh perusahaan Gudang Garam Tbk sebesar 1,44. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa pihak manajemen perusahaan tersebut kurang dapat mengelola persediaan dengan baik dalam kegiatan penjualan. Inventory turn over terbesar dimiliki oleh perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk sebesar 34,61 pada tahun 2010, sebesar 33,50 pada tahun 2011, dan 32,61 pada tahun 2012 sehingga perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk memiliki nilai rata-rata sebesar 33,57. Hal tersebut dapat diindikasikan bahwa dalam perusahaan tersebut kegiatan penjualan berjalan dengan baik dan cepat atau pihak manajemen perusahaan dapat mengelola persediaan dengan baik dalam kegiatan penjualan Return On Asset Return on asset merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini. Menurut (Susilo, 2009: 70), return on asset menggambarkan kemampuan aset/kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari aset/kekayaan perusahaan. Semakin besar nilainya maka semakin bagus. Berikut ini merupakan data return on asset yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan return on asset menggunakan rumus yang telah dijelaskan dalam bab 2 menghasilkan data pada tabel 4.5 sebagai berikut.

9 55 NO Tabel 4.5 Daftar ROA pada Perusahaan Sampel NAMA PERUSAHAAN ROA 2010 ROA 2011 ROA 2012 Ratarata 1 Akasha Wira International Tbk 0,10 0,08 0,21 0,13 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,04 0,04 0,07 0,05 3 Cahaya Kalbar Tbk 0,03 0,12 0,06 0,07 4 Delta Djakarta Tbk 0,21 0,22 0,29 0,24 5 Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,13 0,13 0,14 0,13 6 Gudang Garam Tbk 0,14 0,13 0,10 0,12 7 HM Sampoerna Tbk 0,31 0,42 0,38 0,37 8 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 0,14 0,14 0,13 0,14 9 Indofood Sukses Makmur Tbk 0,08 0,09 0,08 0,08 10 Kimia Farma (Persero) Tbk 0,08 0,10 0,10 0,09 11 Kedawung Setia Industrial Tbk 0,03 0,04 0,06 0,04 12 Kedaung Indah Can Tbk 0,04 0,004 0,02 0,02 13 Kalbe Farma Tbk 0,19 0,18 0,19 0,19 14 Langgeng Makmur Industri Tbk 0,005 0,008 0,003 0, Merck Tbk 0,27 0,40 0,19 0,29 16 Multi Bintang Indonesia Tbk 0,39 0,42 0,39 0,40 17 Mustika Ratu Tbk 0,06 0,07 2,89 1,01 18 Mayora Indah Tbk 0,11 0,07 0,09 0,09 19 Pyridam Farma Tbk 0,04 0,04 0,04 0,04 20 Bentoel International Investama Tbk 0,04 0,05-0,05 0,01 21 Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,18 0,15 0,12 0,15 22 Sekar Laut Tbk 0,02 0,03 0,03 0,03 23 Siantar Top Tbk 0,06 0,05 0,06 0,06 24 Mandom Indonesia Tbk 0,13 0,12 0,12 0,12 25 Tempo Scan Pacific Tbk 0,14 0,14 0,14 0,14 26 Ultra Jaya Milk Industry Tbk 0,05 0,05 0,15 0,08 27 Unilever Indonesia Tbk 0,39 0,40 0,40 0,40 Rata-rata 0,13 0,14 0,24 0,17 Sumber: Data diolah dengan Ms.Excel Menurut data pada tabel 4.5, return on asset terendah pada tahun 2010 sampai dengan 2012 terdapat pada perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk dengan nilai 0,005 atau 0,5% pada tahun 2010 kemudian 0,008 atau 0,8% pada tahun 2011 dan 0,003 atau 0,3% pada tahun Secara keseluruhan nilai return on asset terendah terdapat pada perushaan Langgeng Makmur Industri Tbk sebesar 0,005 atau

10 56 0,5%. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa perusahaan hanya memiliki laba bersih pertahun sebesar 0,5% dari aset/kekayaan perusahaan. Perusahaan tersebut dianggap kurang sehat karena memiliki ROA yang rendah. Hal ini akan dihindari oleh investor karena dianggap akan terlalu beresiko. Nilai return on asset tertinggi menurut tabel 4.5 pada tahun 2010 terdapat di perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 0,39 atau 39%, tahun 2011 nilai return on asset tertinggi ada pada perusahaan HM Sampoerna Tbk sebesar 0,42 atau 42% dan tahun 2012 sebesar 2,89 atau 289% pada perusahaan Mustika Ratu Tbk. Secara rata-rata nilai return on asset tertinggi terdapat pada perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk dan Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,40 atau 40%. Semakin tinggi nilai persentase return on asset mengidentifikasikan bahwa perusahaan memiliki laba bersih yang baik dari aset/kekayaan yang dimilikinya. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin besar laba bersih akan semakin meningkat nilai ROA yang akan menjadi daya tarik investor. 4.3 Analisis Model Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dari data-data yang digunakan. Tabel 4.6 dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas variabel-variabel yang ada pada pemodelan data panel dalam penelitian skripsi ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif CR DR INTO ROA PER Mean 2, , , , ,75963 Median 2, , , , ,33000 Maximum 11, , , , ,9100 Minimum 0, , , , ,99000 Std. Dev. 2, , , , ,22868 Jarque-Bera 72, , , , ,0357 Probability Observations Sumber: Hasil output Eviews 7.1

11 57 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah data yang menjadi sampel adalah 81 data yang diambil dari 27 perusahaan dengan rentang waktu selama 3 tahun yang tertera pada tabel 4.5. Variabel price earning ratio merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba per lembar saham. Dari hasil statistik menunjukkkan bahwa nilai minimum price earning ratio dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar -12, Perusahaan yang memiliki nilai minimum adalah perusahaan Bentoel International Investama Tbk pada tahun 2012 sedangkan perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk memiliki nilai PER maksimum pada tahun Nilai rata-rata PER semua perusahaan dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar 20,75963 dengan standar deviasi sebesar 17, Variabel current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Nilai minimum current ratio dari tahun 2010 sampai tahun 2012 adalah sebesar 0, Perusahaan yang memiliki nilai minimum adalah perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun Sedangkan perusahaan Mandom Indonesia Tbk memiliki nilai current ratio maksimum pada tahun 2011 yaitu sebesar 11,74. Nilai rata-rata current ratio semua perusahaan dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar 2, dengan standar deviasi sebesar 2, Variabel debt to ratio merupakan perbandingan antara total kewajiban lancar dengan total aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Dari hasil statistik menunjukkkan bahwa nilai minimum debt to ratio dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar 0, Perusahaan yang memiliki nilai minimum adalah perusahaan Mandom Indonesia Tbk pada tahun 2010 dan Sedangkan perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk memiliki nilai debt to ratio maksimum pada tahun 2012 yaitu sebesar 1,73. Nilai rata-rata debt to ratio semua perusahaan dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar 0, dengan standar deviasi sebesar 0, Variabel inventory turnover merupakan perbandingan antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan yang dimilki perusahaan. Dari hasil statistik menunjukkkan bahwa inventory turnover minimum dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar 1, Perusahaan yang memiliki nilai minimum adalah perusahaan Gudang Garam Tbk tahun Sedangkan perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk memiliki nilai maksimum sebesar 34,61 tahun Nilai rata-rata inventory

12 58 turnover semua perusahaan dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar 5, dengan standar deviasi sebesar 6, Variabel return on asset merupakan perbandingan antara jumlah laba bersih setelah pajak dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Dari hasil statistik menunjukkkan bahwa return on asset minimum dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar -0, Perusahaan yang memiliki nilai minimum adalah perusahaan Bentoel International Investama Tbk tahun Sedangkan perusahaan Mustika Ratu Tbk tahun 2012 memiliki nilai maksimum sebesar 2,89 atau 289%. Nilai rata-rata return on asset semua perusahaan dari tahun 2010 sampai 2012 sebesar 0,17679 dengan standar deviasi sebesar 0, Pemilihan Pengujian Data Panel Seperti dijelaskan sebelumnya pada bab 3, dalam analisis model data panel terdapat tiga macam pendekatan yang dapat digunakan, yaitu pendekatan kuadrat terkecil (ordinary / panel least square), pendekatan efek tetap (fixed effect), dan pendekatan efek acak (random effect). Pengujian statistik untuk memilih model pertama kali adalah dengan melakukan uji Chow untuk menentukan apakah metode panel least square atau fixed effect yang sebaiknya digunakan dalam membuat regresi data panel. Pemilihan metode pengujian data panel dilakukan pada seluruh data sampel yaitu 81 data yang terdiri dari 27 perusahaan. Uji Chow dilakukan untuk memilih metode pengujian data panel antara metode panel least square atau fixed effect. Jika nilai probability F statistik pada uji Chow signifikan, maka uji Hausman akan dilakukan untuk memilih antara metode fixed effect atau random effect. Hasil uji Hausman dengan nilai probability yang kurang dari α = 0,05 adalah signifikan, artinya metode fixed effect yang dipilih untuk mengolah data panel. Pemilihan metode pengujian dilakukan dengan menggunakan pilihan fixed dan random effect serta mengkombinasikan, baik cross-section maupun period Uji Chow (Panel Least Square Vs Fixed Effect) Uji Chow di dalam penelitian ini menggunakan program Eviews version 7.1. Uji Chow dilakukan untuk menentukan penggunaan metode panel least square atau fixed effect. Berikut tahap pengujian terhadap model penelitian.

13 59 a. Desain hipotesis H0 : Panel Least Square H1 : Fixed Effect b. Kriteria penolakan H0 ditolak jika nilai probability F statistik < nilai α, dimana nilai α sebesar 0,05 c. Statistika pengujian Nilai probability F: 0, Tabel 4.7 Hasil Uji Model Panel Least Square Sumber: Hasil output Eviews 7.1 Dengan nilai α sebesar 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian model penelitian ini menggunakan metode pengolahan fixed effect Uji Hausman (Fixed Effect Vs Random Effect) Hasil output dari regresi data panel dengan metode fixed effect dapat dilihat pada gambar 4.8 pada penelitian ini.

14 60 Tabel 4.8 Hasil Uji Model Fixed Effect Sumber: Hasil output Eviews 7.1 Dari tabel 4.8 tersebut dapat ditemukan bahwa nilai adjusted R² sebesar 0, memberikan nilai tinggi yang cukup memuaskan. Nilai probability F senilai 0, memberikan artian bahwa model tersebut highly significant dengan nilai Durbin-Watson sebesar 2, yang berada di range angka 2. Melalui pengujian statistik, pemilihan diantara kedua model ini dapat terselesaikan dengan pengujian F statistik. Berikut perhitungan dari pengujian F statistik didapatkan hasil sebagai berikut: N = 27 T = 3 K = 5 df1 = K-1 = 5-1 = 4 df2 = N K = 27-5 = 22 Sehingga nilai F hitung = 14,17029 Dengan F tabel (0,05) = 2,82 Maka F hitung > F tabel 14,17029 > 2,82 Dari hasil tersebut, maka tolak H0 dengan hipotesis: H0: metode panel least square

15 61 H1: metode fixed effect Berdasarkan pengujian tersebut, maka metode yang dipilih yaitu metode fixed effect. Namun, hal tersebut belum merupakan hasil akhir atas metode pengolahan data karena belum teruji secara statistik. Maka perlu dilihat hasil yang ada dari metode lain yaitu metode random effect dan pengujiannya secara statistik. Sesuai yang dikatakan oleh (Gujarati, 2006) pada bukunya yang menyarankan apabila jumlah data cross section (N) lebih besar dari jumlah data time series (T) maka digunakan metode random effect dalam pengolahannya. Untuk itu, maka akan dilihat pada uji formal statistik dan pemilihan berdasarkan model manakah yang paling baik nilai statistiknya. Hasil output dari regresi data panel dengan menggunakan random effect dapat dilihat di tabel 4.9 dari penelitin ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Model Random Effect Sumber: Hasil output Eviews 7.1 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai adjusted R² memperlihatkan angka yang rendah yaitu sebesar -0, dan nilai Durbin-Watson sebesar 2, memberikan angka yang berada kisaran range angka 2. Hal ini juga belum dapat memberikan kepastian metode mana sebaiknya yang digunakan. Maka langkah selanjutnya ialah pengujian Hausman Test.

16 62 Hausman test bertujuan untuk membandingkan antara metode fixed effect dan metode random effect. Hasil dari pengujian dengan menggunakan tes ini ialah mengetahui metode mana yang sebaiknya dipilih. Berikut merupakan output dari uji menggunakan Hausman Test. Tabel 4.10 Hasil Uji Model Menggunakan Hausman Test Sumber: Hasil output Eviews 7.1 Pada perhitungan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai probability pada test cross section random effect memperlihatkan angka 0,9934 yang berarti tidak signifikan dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%). Sehingga keputusan yang diambil pada pengujian Hausman test ini yaitu terima H0 (p-value > 0,05) dengan hipotesis: H0: metode random effect H1: metode fixed effect Berdasarkan hasil pengujian Hausman test, maka metode pilihan yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode random effect Uji Asumsi Klasik Dalam ekonometrika dikenal istilah BLUE (Best Liner Unbias Estimator), bila model regresi yang diestimasi bersifat BLUE maka koefisien estimasi dari suatu model regresi yang diperoleh sangat baik dan tidak bias. Hasil asumsi yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar uji asumsi klasik. Pengujian ini menggunakan model regresi linier berganda, maka permasalahan yang mungkin terjadi pada model ini tidak terlepas dari 3 jenis pelanggaran asumsi yaitu heterokedastisitas (heteroscedasticity), autokorelasi (autocorrelation) dan multikolinearitas (multicolinearity).

17 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain. Untuk permasalahan heterokedastisitas menurut (Ariefianto, 2012: 43) permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode GLS (Generalized Least Square). Metode GLS telah diberikan perlakuan white heteroscedasticity-consistent covariance untuk mengantisipasi data yang tidak bersifat homokedastis. Maka hasil ouput regresi menjadi: Tabel 4.11 Hasil Regresi Metode Random Effect dengan White-Test Sumber: Hasil output Eviews 7.1 Dari output tabel 4.11 terlihat bahwa dengan nilai adjusted R² sebesar - 0, yang berarti variasi dari model terikat pada model price earning ratio dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas CR (Current Ratio), DR (Debt to Ratio), INTO (Inventory Turn Over), ROA (Return On Asset) sebesar -1,12% mengindikasikan bahwa variabel bebas yang diuji ini kurang baik dalam menjelaskan variabel terikatnya. Selanjutnya, dilakukan estimasi model penelitian metode fixed effect dengan menggunakan white heteroscedasticity cross section standard error & covariance yang terdapat pada tabel 4.12.

18 64 Tabel 4.12 Hasil Regresi Metode Fixed Effect dengan White-Test Sumber: Hasil output Eviews 7.1 Dari ouput tabel 4.12 terlihat dengan tingginya nilai adjusted R² sebesar 0, yang berarti variasi dari model terikat pada model price earning ratio dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas CR (Current Ratio), DR (Debt to Ratio), INTO (Inventory Turn Over), ROA (Return On Asset) sebesar 83,16% mengindikasikan bahwa variabel bebas yang diuji ini cukup baik dalam menjelaskan variabel terikatnya. Sisanya 16,84% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar pemodelan Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menganalisis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai Durbin-Watson. Hasil output regresi dengan metode random effect Pada output terlihat bahwa nilai Durbin-Watson bernilai 2, yang tidak berada pada kisaran angka 2 (1,4 < DW-Stat < 2,4). Hal ini mengindikasikan bahwa

19 65 pada model tersebut mempunyai masalah autokorelasi. Namun, sesuai yang dikatakan oleh (Ariefianto, 2012: 43) didalam bukunya, bila menggunakan model GLS (Generalized Least Square) dalam penelitian maka hasil ouput tidak memiliki masalah dalam autokorelasi. Pada penelitian ini, model regresi yang digunakan adalah menggunakan metode GLS (Generalized Least Square), sehingga dapat disimpulkan bahwa permasalah autokorelasi sudah dapat teratasi. Hasil output regresi dengan metode fixed effect Pada output terlihat bahwa nilai Durbin-Watson bernilai 2, yang tidak berada pada kisaran angka 2 (1,4 < DW-Stat < 2,4). Hal ini mengindikasikan bahwa pada model tersebut mempunyai masalah autokorelasi. Namun, sesuai yang dikatakan oleh (Ariefianto, 2012: 43) didalam bukunya, bila menggunakan model GLS (Generalized Least Square) dalam penelitian maka hasil ouput tidak memiliki masalah dalam autokorelasi. Pada penelitian ini, model regresi yang digunakan adalah menggunakan metode GLS (Generalized Least Square), sehingga dapat disimpulkan bahwa permasalah autokorelasi sudah dapat teratasi Uji Multikolinearitas Permasalahan multikolinearitas telah dapat terselesaikan ketika menggunakan data panel atau dengan kata lain data panel menjadi solusi jika mengalami multikolinearitas (Gujarati, 2006). Namun untuk memperkuat pernyataan tersebut, telah dilakukan uji multikolinearitas dengan menggunakan correlation matrix berikut. Tabel 4.13 Tabel Correlation Matrix Antar Variabel Independen Current Ratio Debt to Ratio Inventory Turn Over Return On Asset Current Ratio 1-0, , Debt to Ratio -0, Inventory Turn Over -0, ,00530 Return On Asset , Sumber: Hasil output Eviews 7.1 dan olahan Ms. Excel

20 66 Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan nilai lebih dari 0,7. Data dikatakan teridentifikasi multikolinearitas apabila koefisien korelasi antar variabel independen lebih dari satu atau sama dengan 0,7 (Ariefianto, 2012: 55). Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terdapat pelanggaran asumsi berupa multikolinearitas. Dengan demikian data panel dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah heterokedastisitas (heteroscedasticity), autokorelasi (autocorrelation) dan multikolinearitas (multicolinearity) Analisis Pemilihan Model Akhir Pada pemilihan model akhir yang digunakan dalam penelitian ini ialah antara model random effect dan fixed effect. Seperti telah dikatakan diatas (Gujarati, 2006) menyarankan apabila jumlah data cross section (N) lebih besar dari jumlah data time series (T) maka digunakan random effect dalam pengolahannya. Namun disebutkan pula oleh (Nachrowi, 2006) saran dalam pemilihan metode fixed effect ataupun metode random effect secara teoritis dan berdasarkan sampel data bukanlah sesuatu yang mutlak. Untuk itu, maka akan dilakukan perbandingan antara nilai statistik pada masing-masing metode. Berikut ini merupakan perbandingan antara kedua output: Tabel 4.14 Perbandingan Koefisien Determinasi Model Random Effect dengan Model Fixed Effect Model Random Effect Fixed Effect R-squared 0, , Adjusted R-squared -0, , Prob (F-statistic) 0, , Sumber: Hasil output Eviews 7.1 dan olahan Ms. Excel Dalam pengujian yang dilakukan sebelumnya, estimasi parameter dalam data panel menurut uji Hausman akan lebih tepat jika menggunakan random effect, namun karena tidak memberikan interpretasi yang lebih baik dibandingkan dengan output fixed effect, maka digunakan model fixed effect.

21 67 Secara umum persamaan pertama dari penelitian ini adalah: PER = CR DR INTO ROA + µ Dari hasil perhitungan regresi didapatkan hasil intersep/konstanta sebesar , hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel CR (X1), DR (X2), INTO (X3), dan ROA (X4) dianggap konstan maka besarnya variabel dependen price earning ratio (Y) akan sebesar Variabel current ratio (X1) mempunyai nilai koefisien dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai current ratio mengalami naik sebesar 1 poin sementara variabel independen lain bersifat tetap maka dapat mengurangi nilai price earning ratio sebesar poin. Variabel debt to ratio (X2) mempunyai nilai koefisien dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai debt to ratio mengalami kenaikan sebesar 1 poin sementara variabel independen lain bersifat tetap maka price earning ratio akan mengalami peningkatan sebesar poin, begitu juga sebaliknya. Variabel inventory turn over (X3) mempunyai nilai koefisien dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai inventory turn over mengalami kenaikan sebesar 1 poin sementara variabel independen lain bersifat tetap maka price earning ratio akan mengalami penurunan sebesar poin, begitu juga sebaliknya. Variabel return on asset (X4) mempunyai nilai koefisien dengan arah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila nilai return on asset mengalami kenaikan sebesar 1 poin sementara variabel independen lain bersifat tetap maka price earning ratio akan mengalami penurunan sebesar poin, begitu juga sebaliknya. 4.4 Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Secara Parsial/Individu (Uji t) Uji t digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap varibel terikat PER yang dilakukan secara one tail (satu arah) dengan level of significant α = 5%. Kriteria pengambilan keputusannnya adalah :

22 68 a. H0 diterima dan H1 ditolak apabila t hitung > t tabel, yang artinya variabel penjelas secara individual tidak mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan. b. H0 ditolak dan H1 diterima apabila t hitung < t tabel, yang artinya variabel penjelas secara individual mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan. Hasil analisis terhadap uji t, disajikan sebagai berikut : 1. Variabel Current Ratio (CR) Uji signifikansi yang dilakukan pada variabel bebas dapat dilihat dari nilai p- value t-stat. Dari hasil regresi didapatkan bahwa dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) variabel current ratio memiliki p-value t-stat 0,0671. Karena nilai tersebut > 0,05 maka variabel ini berada pada daerah terima H0. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel current ratio merupakan variabel yang tidak mempengaruhi price earning ratio dari perusahaan-perusahaan di industri consumer goods yang terdaftar di BEI. 2. Variabel Debt to Ratio (DR) Uji signifikansi yang dilakukan pada variabel bebas dapat dilihat dari nilai p- value t-stat. Dari hasil regresi didapatkan bahwa dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) variabel debt to ratio memiliki p-value t-stat 0,0304. Karena nilai tersebut < 0,05 maka variabel ini berada pada daerah tolak H0. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel debt to ratio merupakan variabel yang mempengaruhi price earning ratio dari perusahaan-perusahaan di industri consumer goods yang terdaftar di BEI. 3. Variabel Inventory Turn Over (INTO) Uji signifikansi yang dilakukan pada variabel bebas dapat dilihat dari nilai p- value t-stat. Dari hasil regresi didapatkan bahwa dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) variabel inventory turn over memiliki p-value t-stat 0,7963. Karena nilai tersebut > 0,05 maka variabel ini berada pada daerah terima H0. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel inventory turn over merupakan variabel yang tidak mempengaruhi price earning ratio dari perusahaan-perusahaan di industri consumer goods yang terdaftar di BEI.

23 69 4. Variabel Return On Asset (ROA) Uji signifikansi yang dilakukan pada variabel bebas dapat dilihat dari nilai p- value t-stat. Dari hasil regresi didapatkan bahwa dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) variabel return on asset memiliki p-value t-stat 0,000. Karena nilai tersebut < 0,05 maka variabel ini berada pada daerah tolak H0. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel return on asset merupakan variabel yang mempengaruhi price earning ratio dari perusahaan-perusahaan di industri consumer goods yang terdaftar di BEI Uji Hipotesis Secara Bersama-sama (Uji F) Uji F digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh dari variabel bebas yaitu Current Ratio, Debt to Ratio, Inventory Turn Over, dan Return On Equity secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat Price Earning Ratio dengan level of significant α = 5%. Kriteria pengambilan keputusannya adalah : a. H0 ditolak dan H1 diterima apabila F hitung > F tabel, yang artinya variabel penjelas secara serentak dan bersama-sama mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan. b. H0 diterima dan H1 ditolak apabila F hitung < F tabel, yang artinya variabel penjelas secara serentak atau bersama-sama tidak mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan. Dari hasil pengujian F statistik didapatkan hasil sebagai berikut: N = 27 T = 3 K = 5 df1 = K-1 = 5-1 = 4 df2 = N K = 27-5 = 22 Sehingga nilai F hitung = 14,17029 Dengan F tabel (0,05) = 2,82 Maka F hitung > F tabel 14,17029 > 2,82

24 70 Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel (14,17029 > 2,82). Dengan demikian H1 diterima, artinya secara bersama-sama variabel current ratio, debt to ratio, inventory turn over, dan return on asset berpengaruh nyata terhadap nilai price earning ratio dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sunaryo (2011) yang secara simultan ada pengaruh antara current ratio, debt to ratio dan dividend payout ratio terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Analisis Pembahasan Analisis regresi yang telah dilakukan bertujuan untuk menginvestigasi hubungan yang dapat diukur dari variabel current ratio, debt to ratio, inventory turn over, dan return on asset pada price earning ratio. Tabel 4.12 menunjukkan hasil akhir dari regresi data panel menggunakan metode fixed effect yang mengkonstankan variance menggunakan white heterocedasticity. Pada output dapat dilihat nilai adjusted R² ialah sebesar 0, yang berarti pada model regresi ini, variabel bebas dapat menjelaskan variabel price earning ratio sebagai variabel terikat perusahaan-perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI sebesar 83,16%. Nilai adjusted R² semakin mendekati 1, maka model ini cukup baik. F statistik pada output regresi menunjukkan validitas atas model yang diestimasi, karena nilai p- value dari F-stat bernilai 0, yang mengindikasikan signifikansi dengan tingkat keyakinan 95% (α = 5%). Dibawah ini merupakan tabel 4.15 yang merangkum hubungan yang terjadi pada variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Tabel 4.15 Tabel Hubungan Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat Variabel Hubungan yang Ditemukan Signifikansi Coefficient Positif (+) Signifikan Current Ratio (CR) Negatif (-) Tidak Signifikan Debt to Ratio (DR) Positif (+) Signifikan Inventory Turn Over (INTO) Negatif (-) Tidak Signifikan Return On Asset (ROA) Negatif (-) Signifikan Sumber: Hasil output Eviews 7.1 dan olahan Ms. Excel

25 Variabel Current Ratio (CR) Current ratio merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo dan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Gitman, 2008: 58). Hasil pengujian untuk variabel current ratio terhadap price earning ratio memberikan hasil t hitung sebesar -0, dengan signifikansi sebesar 0,0671. Nilai signifikansi sebesar 0,0671 tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5%, current ratio mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap price earning ratio. Hal ini berarti hipotesis ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio yang rendah akan berakibat terjadi penurunan harga pasar dari saham perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan menurunkan price earning ratio. Pada tahun tercatat bahwa rata-rata current ratio perusahaan consumer goods sebesar 315,04% pada tahun 2010, kemudian turun menjadi 308,84% pada tahun 2009, dan kembali turun menjadi 265,62% pada tahun Current ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan price earning ratio, hal ini dapat dilihat pada hasil statistik bahwa perusahaan yang memiliki nilai current ratio yang rendah belum tentu memiliki nilai price earning ratio yang rendah juga seperti contohnya pada perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI) yaitu 1,76 dengan nilai price earning ratio yang cukup tinggi yaitu 97,47 pada tahun 2010 berbeda dengan perusahaan Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI) yang memiliki nilai current ratio 1,27 dengan nilai price earning ratio hanya 5,63 pada tahun 2010 ataupun pada perusahaan Mandom Indonesia Tbk (TCID) dengan nilai current ratio yang tinggi sebesar 11,74 namun nilai PER nya sebesar 11,06 pada tahun Artinya bahwa perusahaan yang memiliki nilai current ratio yang rendah belum tentu berakibat pada turunnya harga pasar dari saham yang bersangkutan yang nantinya akan mempengaruhi nilai price earning ratio. Hal ini juga mungkin terjadi karena rasio ini dianggap sebagai ukuran kasar karena tidak mempertimbangkan likuiditas komponen individual aktiva lancar (Kelik, 2006). Seperti komponen piutang yang memungkinan terjadinya piutang yang tak tertagih. Jika dikaitkan dengan risk dan return yang akan dihadapi oleh investor, menurut (Julduha dan Kusumawardhani, 2013: 147) perusahaan dengan current ratio yang tinggi mempunyai kemampuan bertahan pada saat kondisi perekonomian

26 72 sedang lemah sehingga risiko jika berinvestasi pada perusahaan yang memiliki current ratio tinggi adalah rendah. Current ratio yang relatif besar, artinya perusahaan cukup aman untuk melangsungkan usahanya, namun demikian dengan current ratio yang besar bila tidak digunakan seoptimal mungkin, perusahaan tidak akan mampu memperoleh hasil yang maksimal, khususnya laba perusahaan sehingga mengakibatkan investor akan memperoleh return yang lebih rendah. Hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Sunaryo (2012) yang menyatakan bahwa current ratio berpengaruh terhadap price earning ratio pada perusahaan consumer goods. Namun hal ini mendukung pada penelitian Irene dan Meygawan (2012) yang menyatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio Variabel Debt to Ratio (DR) Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to ratio (DR) secara statistik mempunyai pengaruh signifikan terhadap price earning ratio. Hal itu dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel debt to ratio yang berada di bawah 0,05 yaitu nilai signifikansi sebesar 0,0304. Sehingga menunjukkan bahwa debt to ratio mempunyai peranan nyata dalam menentukan nilai price earning ratio. Tanda positif pada persamaan regresi dapat diartikan bahwa debt to ratio dapat mempengaruhi perubahan nilai price earning perusahaan. Menurut (Kuswadi, 2008: 184) investor percaya semakin besar debt to ratio mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Apabila perusahaan tersebut masih membutuhkan modal pinjaman, dapat dipastikan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan akan difokuskan untuk mengembalikan pinjaman modal, sehingga para investor akan cenderung menghindari saham-saham yang memiliki debt to ratio yang tinggi. Tetapi debt to ratio yang tinggi bukan sesuatu hal yang jelek jika dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya dan dimanfaatkan dengan efektif serta laba yang didapat cukup untuk membayar biaya bunga secara periodik. Debt to ratio yang tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek keuntungan bagi perusahaan. Dengan debt to ratio yang tinggi perusahaan menanggung risiko kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. Sehingga investor akan

27 73 lebih tertarik pada perusahaan dengan nilai debt to ratio yang tinggi akibatnya harga saham menjadi tinggi dan nilai price earning ratio juga akan naik. Seperti pada hasil statistik, perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) pada tahun 2012 memiliki nilai debt to ratio sebesar 1,73 akan tetapi juga memiliki nilai price earning ratio yang tinggi yaitu 34,39 dibandingkan dengan perusahaan lain yaitu Mandom Indonesia Tbk (TCID) tahun 2010 debt to ratio sebesar 0,09 sedangkan nilai PER nya adalah 11,01. Jika dikaitkan dengan risk dan return yang akan dihadapi oleh investor, menurut (Fidiana, 2006: 44) debt to ratio digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham tetapi dengan risiko akan meningkatkan kerugian, semakin besar debt to ratio yang digunakan oleh suatu perusahaan makin besar pula ketidaktetapan atau naik-turunnya hasil pengembalian. Tingkat suku bunga merupakan hal penting dan salah satu faktor yang mempengaruhi risiko investasi. Jika tingkat suku bunga rendah, maka akan mengakibatkan harga saham naik dan risiko investasi menjadi meningkat. Penggunaan hutang yang makin banyak, yang dicerminkan oleh debt to ratio (rasio antara hutang dengan total aktiva) yang makin besar, pada perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang sama akan menghasilkan laba per saham yang lebih besar. Jika laba per saham meningkat, maka akan berdampak pada meningkatkannya harga saham atau return saham, sehingga secara teoritis DR akan berpengaruh pada return saham. (Susilowati, 2011: 9) Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Melati (2011) bahwa debt to ratio berpengaruh terhadap price earning ratio Variabel Inventory Turn Over (INTO) Hasil penelitian menunjukkan bahwa inventory turn over secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap price earning ratio (PER). Hal itu dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel inventory turn over yang berada di atas 0,05 yaitu nilai signifikansi sebesar 0,7963. Sehingga dapat dikatakan bahwa inventory turn over kurang berpengaruh terhadap nilai price earning ratio perusahaan. Berdasarkan hasil statistik diketahui bahwa inventory turn over tidak memiliki pengaruh terhadap nilai PER. Perusahaan yang memiliki nilai inventory turn over yang besar menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan dapat mengelola modal yang ada pada persediaan perusahaan dengan baik. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan

28 74 pelanggannya, dan dapat meningkatkan pertumbuhan laba. Hal ini akan memicu meningkatnya harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan PER perusahaan. Akan tetapi pada penelitian ini beberapa perusahaan yang memiliki inventory turn over yang lebih kecil dari perusahaan lain justru memiliki nilai PER yang besar. Contohnya pada perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk (LMPI) dengan inventory turn over sebesar 2,73 pada tahun 2012 memiliki PER sebesar 109,91, sedangkan perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang justru memiliki inventory turn over lebih besar yaitu 34,61 namun memiliki nilai PER yang lebih kecil dari LMPI yaitu sebesar 24,91. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki inventory turn over yang besar belum tentu menarik perhatian investor sehingga tidak akan berpengaruh terhadap harga suatu saham yang akhirnya tidak akan berimbas pada perubahan nilai PER perusahaan. Jika dikaitkan dengan risk dan return yang akan dihadapi oleh investor, inventory turn over yang tinggi merupakan suatu investasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Hal ini kemungkinan dikarenakan pengelolaan persediaan yang terlalu kuat. Menurut (Damayanti dan Giantari, 2009: 67) pengelolaan persediaan memang sulit dilaksanakan, kesalahan dalam menetapkan tingkat atau jumlah persediaan dapat berakibat fatal. Persediaan yang terlalu besar akan menyebabkan tingginya penjualan dan perolehan laba akan meningkat. Namun dalam hal ini investor tidak ikut mempertimbangkan aktivitas atau efisiensi perusahaan dalam mengelola perputaran persediaan menjadi kas. Karena perusahaan industri consumer goods merupakan jenis perusahaan yang memproduksi dan menjual produk yang bersifat tahan lama atau produk yang mempunyai jangka kadaluarsa relatif jangka panjang, sehingga perusahaan tidak terlalu khawatir dengan perputaran persediaan barangnya yang mempunyai masa kadaluarsa relatif panjang, sehingga para investor tidak terlalu melihat pengaruh return saham dari tinjauan rasio inventory tun over. Menurut investor, ada faktor lain yang lebih harus diperhatikan dalam menanamkan modal di pasar saham. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Farida (2010) dimana inventory turn over ternyata tidak berpengaruh terhadap harga saham sehingga tidak berpengaruh juga terhadap perubahan nilai price earning ratio.

29 Variabel Return On Asset (ROA) Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on asset secara statistik memiliki pengaruh signifikan terhadap price earning ratio (PER). Hal itu dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel return on asset yang berada di bawah 0,05 yaitu nilai signifikansi sebesar 0,0000. Sehingga dapat dikatakan bahwa return on asset berpengaruh terhadap perubahan nilai price earning ratio perusahaan. Return on asset berpengaruh terhadap perubahan PER dapat dilihat pada hasil statistik, hasil tersebut menunjukkan bahwa berapapun besarnya nilai return on asset akan berdampak pada perubahan nilai PER perusahaan. Hal ini menunjukkan seberapa besar kekayaan perusahaan mampu menghasilkan keuntungan, sehingga dapat dijadikan untuk memprediksi keputusan investasi saham. Perusahaan yang memiliki nilai return on asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan mampu menciptakan keefisienan dalam mengelola asetnya. Return on asset yang besar menggambarkan harga saham dipasaran relatif stabil sehingga perusahaan tersebut mampu membayar dividen dalam jumlah yang besar. Hal ini akan memicu meningkatnya harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan PER perusahaan. Seperti pada hasil statistik, perusahaan Mustika Ratu Tbk (MRAT) pada tahun 2012 memiliki nilai return on asset sebesar 2,89 akan tetapi juga memiliki nilai price earning ratio yang tinggi yaitu 6,81 dibandingkan dengan perusahaan lain yaitu Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI) tahun 2011 return on asset sebesar 0,04 sedangkan nilai PER nya adalah 4,20. Jika dikaitkan dengan risk dan return yang akan dihadapi oleh investor, Semakin besar nilai return on asset menunjukkan kinerja perusahaan yang baik karena mencerminkan tingkat keuntungan (return) yang tinggi, sehingga menyebabkan tingkat risiko menjadi tinggi. Keuntungan yang tinggi mencerminkan semakin efisien perputaran aset atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan (Said dan Chandra, 2005: 42). Dengan demikian semakin tinggi ROA menyebabkan harga saham cenderung tinggi karena perusahaan mampu memperoleh keuntungan yang tinggi. Apabila ROA meningkat, maka dividen meningkat dan ekspektasi meningkat pula. Hal tersebut menyebabkan tingkat risiko menjadi tinggi. Tingkat profitabilitas yang tinggi mencerminkan kinerja perusahaan yang baik, sehingga nilai perusahaan tinggi. Oleh karena itu para investor lebih tertarik untuk berinvestasi dan menyebabkan harga saham cenderung tinggi.

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September April 2014 di Pojok Bursa Efek Universitas Mercu Buana, yang berlokasi di gedung A, Ruang A- 204,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 20 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 1.2. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan kelompok manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Sampel

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Sampel LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel NO NAMA PERUSAHAAN KRITERIA 1 2 3 SAMPEL 1 Akasha Wira International Tbk. x - 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. x - 3 Cahaya Kalbar Tbk. x - 4 Davomas Abadi

Lebih terperinci

Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :

Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama : LAMPIRAN 1 Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama 2010-2012: No. Nama Perusahaan Kode Tanggal 2010 2011 2012 IPO 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sampai dengan Waktu penelitian dimulai bulan April sampai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sampai dengan Waktu penelitian dimulai bulan April sampai dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang ada di Indonesia dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1. Teknik Pengumpulan Sampel Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data panel. Penelitian ini menggunakan data berupa laporan keuangan kuartal emiten serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian dilakukan pada pada bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Juli 2013. 2. Perolehan Data Penelitian Dalam

Lebih terperinci

Daftar Populasi Penelitian

Daftar Populasi Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi Penelitian No. Nama Emiten Kode Kriteria 1 2 3 1. PT Akasha Wira Internasional Tbk ADES X - 2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA X - 3. PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri yang

Lebih terperinci

Grey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada

Grey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : 5.1.1 Perkembangan Tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai moderasi. Oleh

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi No Emiten Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 6 Maret 1985 13 Juni 1994 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 yang seluruh data keuangannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2004) dan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sam 1 2 3 pel 1 Akasha Wira International Tbk ADES 1 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA - - 3 Tri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lengkap mengenai perusahaan yang sudah go public. Selain itu penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lengkap mengenai perusahaan yang sudah go public. Selain itu penelitian ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebangkrutan Metode Altman Z-Score Tabel 4.1 Analisis Kebangkrutan Model Altman Z-Score No Perusahaan KODE Tahun Keterangan 1 Akasha Wira International

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v -

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v - LAMPIRAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian NO KODE NAMA EMITEN Kriteria 1 2 3 1 ADES PT Ades Waters Indonesia v v - Lampiran i Sampel 2 AQUA PT Aqua Golden Missisipi, v v v 1 3 CEKA PT Cahaya Kalbar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Industri manufaktur yang dijadikan sampel penelitian merupakan industri yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena begitu banyaknya industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia atau BEI (dulu BEJ=Bursa Efek Jakarta) diklasifikasikan kedalam 9 sektor yang didasarkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditunjukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditunjukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ditunjukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat. Menurut Sugiyono (2012:13), objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian, unit analisis, horizon waktu, skala pengukuran dan metode pengujian data

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keuangan selama periode penelitian yang dilakukan. yang dijadikan bahan kajian penelitian lebih akurat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keuangan selama periode penelitian yang dilakukan. yang dijadikan bahan kajian penelitian lebih akurat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini mengenai Analisis Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari laporan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari laporan 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari laporan keuangan perusahaan sektor industri barang konsumsi yang go public dari internet. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar 54 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar dibursa efek Indonesia sejak tahun 2008 sampai 2012, dan ruang lingkup penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2013. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang di peroleh dari Bursa Efek Indonesia atau mengunduh data laporan keuangan melalui website

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun

Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun 2012-2015 NO Nama Perusahaan Kode Kriteria 1 2 3 Sampel 1 Akasha Wira International Tbk ADES 1 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian 38 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis dan Sumber Data 1.1.1.Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat asosiatif karena bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kedalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2015. Jakarta Islamic Index melakukan penyaringan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Gedung Bursa Efek Indonesia Lantai 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat dan 3 variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat dan 3 variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat dan 3 variabel bebas. Variabel bebas tersebut adalah: Ukuran Perusahaan (Firm Size),

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi NO KODE EMITEN NAMA PERUSAHAAN SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN 1 ADES Akasa Wira International Tbk 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil data-data

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil data-data BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel. Populasi

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel. Populasi LAMPIRAN Lampiran i Populasi dan Sampel Populasi NO KODE NAMA EMITEN Kriteria 1 2 3 Sampel 1 ADES PT Ades Waters Indonesia v v - 2 AQUA PT Aqua Golden Missisipi, Tbk v v v 1 3 CEKA PT Cahaya Kalbar v v

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan di dukung oleh data) jawaban. Menurut Zulkarnain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cash Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Return On Asset.

BAB III METODE PENELITIAN. Cash Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Return On Asset. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis ada atau tidaknya pengaruh Cash Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Return

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder atau data tidak langsung. Data sekunder digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011. Perusahaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Nama : Elin Septiana NPM : 20208431 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajiaan dan Analisa Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat keeratan hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas yang dibagikan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id. Dengan periode waktu penelitian Oktober s/d Desember 2013. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komponen corporate governance yaitu, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, dan komite

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan dilakukan penulis adalah penelitian asosiatif. Menurut Fatma (2012:20)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : 1. Data Primer Merupakan data penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap dividend payout ratio pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis, dalam penelitian ini adalah Pojok BEI dan Gallery VAS Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan mengunduh data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Unit analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2004:12). Variabel dalam penelitian ini adalah leverage (DAR), profitabilitas

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2004:12). Variabel dalam penelitian ini adalah leverage (DAR), profitabilitas BAB IV HASIL PENELITIAN A. STATISTIK DESKRIPTIF Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengindikasikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian adalah data normal dan homogen (Syamsul Hadi, 2004:12).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel independen maupun variabel dependen yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia telah mengakui bahwa pasar modal merupakan sarana yang handal untuk mobilisasi dana. Apabila dikelola secara profesional, suatu negara yang hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi di pasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi di pasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang investor menaruh harapan akan memperoleh manfaat dari setiap transaksi penanaman modal. Investor perlu memilih sejumlah informasi sebelum melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu dengan objek penelitian yang difokuskan pada Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu  dengan objek penelitian yang difokuskan pada Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian untuk mendapatkan data dilakukan terhitung dari bulan Maret - Desember 2016. Tempat penelitian ini adalah di pojok bursa efek yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perusahaan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perusahaan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang 3.1. Lokasi dan waktu penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini, penulis memilih tempat penelitian pada salah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu : perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia selama periode Oktober Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia selama periode Oktober Januari 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Jadwal penelitian di mulai dari periode Oktober 2014 hingga Mei 2015. Penelitian inidilakukan pada perusahaan Barang Komsumsi yang terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Hasil Penelitian 5.1.1. Analisis Statistik Deskriptif Sebelum menganalisis lebih lanjut estimasi maka perlu diuraikan terlebih dahulu deskripsi data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan sumber data

BAB III METODE PENELITIAN. berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan sumber data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis perusahaan. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dengan mempertimbangkan manfaat dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan tipe penelitian yang membahas dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan oleh : HENDYAWAN ACHMAD TAUFANI / FEB / EM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

SKRIPSI. Diajukan oleh : HENDYAWAN ACHMAD TAUFANI / FEB / EM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2012 SKRIPSI Diajukan oleh : HENDYAWAN ACHMAD TAUFANI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan electronic research melalui situs IDX dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan electronic research melalui situs IDX dan 46 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan dengan electronic research melalui situs IDX dan melalui Pojok Bursa UIN SUSKA dan Pusat Informasi Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah di Pojok Bursa Universitas Mercu Buana. Lokasi penelitian dipilih karena diangggap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia pada periode Perusahaan yang menjadi objek juga

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia pada periode Perusahaan yang menjadi objek juga BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian yang menjadi objek penulis adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAKSI... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik secara individual maupun secara bersama-sama terhadap likuiditas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Analisis Deskriptif Berikut di bawah ini merupakan hasil analisis deskriptif dari keenam variabel yang dijadikan sampel dalam penelitian : Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / subyek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. B. Populasi dan sampel

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari 54 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil dari estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Adapun variabel

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2009

Lebih terperinci

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN 2010-2014 Nama : Satrio Bagus Wicaksono NPM : 26212876 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengaruh variabel CSR, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Asset, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum dan Deskriptif Data Objek Penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan perusahaanperusahaan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum dan Deskriptif Data Objek Penelitian. Pada penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan perusahaanperusahaan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum dan Deskriptif Data Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur periode

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 akan membahas lebih dalam mengenai proses pengolahan data, dimulai dari penjelasan mengenai statistik deskriptif sampai dengan penjelasan mengenai hasil dari analisis

Lebih terperinci

Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods. Periode Nama Emiten

Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods. Periode Nama Emiten LAMPIRAN 1 Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods Periode 2011-2014 No Kode Saham Nama Emiten PBV 2011 2012 2013 2014 1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT 0,79 1,55 1,77 1,86

Lebih terperinci

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang dapat meliputi gaji atau upah, tunjangan, dan pemotongan. 2. Informasi mengenai nilai tambah, dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dijabarkan sebagai suatu usaha bisnis yang sistemtis dan terorganisasi untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dijabarkan sebagai suatu usaha bisnis yang sistemtis dan terorganisasi untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dijabarkan sebagai suatu usaha bisnis yang sistemtis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah dengan tujuan mencari jawaban atau solusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi dan mengunduh data laporan keuangan melalui website Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id.

Lebih terperinci