TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA PENGUNJUNG APOTEK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA PENGUNJUNG APOTEK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA PENGUNJUNG APOTEK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: YUSUF SHOLIHAN K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2015

2

3 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA PENGUNJUNG APOTEK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA PHARMACY VISITORS LEVEL OF KNOWLEDGE ON ANTIBIOTIC IN DISTRICT OF JEBRES SURAKARTA Yusuf Sholihan* dan Zakky Cholisoh*# *Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A Yani Tromol Pos I, Pabelan Kartasura Surakarta # yusufsholihan@gmail.com ABSTRAK Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang benar serta pengetahuan tentang antibiotik yang tidak tepat menjadi faktor yang dapat memicu resistensi bakteri terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian observasional. Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Data pribadi dan pengetahuan pengunjung dianalisis secara deskriptif kemudian disajikan dalam bentuk tabel berisi jumlah dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan dari sebanyak 276 responden didapatkan hasil bahwa asal informasi terbanyak yang didapatkan pasien yaitu melalui konsultasi dengan dokter sebanyak 175 orang (63,41%), dari konsultasi apoteker sebanyak 57 orang (20,65%). Pengunjung yang pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter sebanyak 179 orang (64,86%), dan yang tidak pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter sebanyak 97 orang (35,14%). Pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta yang memiliki tingkat pengetahuan tentang antibiotik rendah, yaitu 102 orang (36,96%), sedang sebanyak 120 orang (43,48%), dan tinggi sebanyak 54 orang (19,57%). Rata-rata pengunjung memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang penggunaan antibiotik (49,44%), tingkat pengetahuan sedang tentang pengetahuan umum antibiotik (60,51%), dan tingkat pengetahuan sedang tentang pengelolaan obat antibiotik (60,14%). Pengunjung berpengetahuan tinggi yang berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 32 orang (11,59%), SMA sebanyak 19 orang (6,88%), SMP sebanyak 2 orang (0,72%), SD 1 orang (0,72%). Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, pengetahuannya tentang antibiotik semakin tinggi, ditunjukkan dengan uji Chi Square mendapatkan nilai Pearson = 0,00 (Pearson < 0,05). Kata kunci: Antibiotik, Tingkat Pengetahuan, Kecamatan Jebres Kota Surakarta. ABSTRACT The lack of public knowledge about the correct and incorrect use of antibiotics become factors that can trigger bacterial resistance to antibiotics. This research aims to determine the level of knowledge toward the pharmacies s visitors of Jebres district of Surakarta. This is an observational study. Data were obtained from questionnaires filled out by pharmacy s visitors. Personal data and visitors s knowledge were analyzed descriptively then presented in tables that contains number and percentage. The results showed of 276 respondents showed the number of patients who received information through consultation with the doctor is 175 patients (63.41%), consultation from pharmacists is 57 patients (20.65%). The number of visitors who have bought antibiotics without prescription is 179 patients (64.86%) and who have not is 97 patients (3.14%).There are three categories of visitor s knowledge. The number of pharmacy s visitors who have low level of knowledge about antibiotic is 102 patients (36.96%), the moderate level of knowledge is 120 patients (43.48%), and the high level of knowledge is 54 patients (19.57%). The average visitor to have a low level of knowledge about the use of antibiotics (49.44%), moderate level of knowledge about the general knowledge of antibiotics (60.51%), and a moderate level of knowledge about the management of antibiotics (60.14%). The visitors who have a high level of knowledge are 32 patient (11.59%) from college, 19 people (6.88%) from Senior High School, 2 patients (0.72%) from Junior High School, and SD 1 patients (0.72%) from Elementary School. The higher level of education, the better person s knowledge about antibiotics. This shown by the score Pearson=0.00 (Pearson<0.05) on Chi Square test. Keywords: Antibiotics, Knowledge Level, Jebres District of Surakarta 1

4 PENDAHULUAN Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang mempunyai efek mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya pada manusia relatif kecil (Tjay dan Raharja, 2002). Suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindari dari penggunaan antibiotik adalah timbulnya mikroorganisme yang resisten. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat dapat menyebabkan peningkatan munculnya bakteri patogen yang resisten terhadap berbagai obat antibiotik (Katzung, 2004). Kemunculan resistensi antibiotik menjadi masalah global kesehatan masyarakat dalam beberapa dekade terakhir. Studi di Eropa menunjukkan bahwa resistensi terhadap antibiotik meningkat karena peningkatan konsumsinya, yang didorong oleh pendidikan tentang antibiotik yang tidak memadai sertapenggunaan antibiotik yang tidak rasional (Lim dan Teh, 2012). Data mengenai rasionalitas penggunaan obat di Indonesia masih terbatas. Penelitian tim AMRIN (Antimicrobial Resistance in Indonesia Prevalence and Prevention) di dua rumah sakit pendidikan di Indonesia mendapatkan hanya 21% peresepan antibiotika yang tergolong rasional (Duerink, et al., 2008). Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai pencegahan terhadap resistensi, tetapi sering kali terjadi kecerobohan para dokter maupun petugas kesehatan lain dalam memberikan antibiotik kepada pasien. Mereka memberikan antibotik berdasarkan pengalaman sebelumnya, yang terkadang tidak cocok dengan jenis bakterinya, sehingga menyebabkan munculnya resistensi terhadap antibiotik pada pasien (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang benar serta pengetahuan tentang antibiotik yang tidak tepat menjadi faktor yang dapat memicu resistensi bakteri terhadap antibiotik. Resistensi terhadap antibiotik merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perhatian saat ini (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penggunaan antibiotik secara rasional dapat memperburuk kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik. Mereka seringkali tidak menghabiskan obat dengan waktu yang telah ditentukan oleh dokter dengan alasan sudah sembuh (Candra,2011). Hasil survey kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa 27,8% rumah tangga menyimpan antibiotik. Penjualan antibiotik di Apotik sebagian diperjual belikan tanpa resep dokter. Masyarakat sering membeli sendiri antibiotik tanpa anjuran dari dokter dan 2

5 apotik meluluskan permintaan pembeli tanpa resep dokter (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Penelitian di Yogyakarta menunjukkan pembelian antibiotik tanpa resep dokter adalah (7%). Amoksisilin merupakan antibiotik paling banyak dibeli secara swamedikasi atau sebesar (77%) selain ampisilin, tetrasiklin, fradiomisin-gramisidin, dan ciprofloksasin. Antibiotika tersebut rata-rata dibeli untuk mengobati gejala flu, demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan gejala sakit ringan lainnya dengan lama penggunaan sebagian besar kurang dari lima hari (Widayati et al, 2011). Penelitian oleh Mananpada tahun 2012 tentang tingkat pengetahuan penggunaan antibiotik dan resistensi antibiotik yang dilakukan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat, diperoleh datadari 78 orang responden bahwa, 31 orang (39,75 %) memiliki pengetahuan baik, 35 orang (44,87%) memiliki pengetahuan cukup, dan 12 orang (15,38%) memiliki pengetahuan kurang, dan sebanyak 52 orang (66,67%) tidak memperoleh informasi tentang penggunaan antibiotik (Manan, 2012). Kecamatan Jebres merupakan salah satu Kecamatan di Kota Surakarta yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk tertinggi setelah Kecamatan Banjarsari, yaitu berjumlah sekitar jiwa pada tahun 2011 dengan 24 apotek. Tingkat pendidikan penduduk Kota Surakarta terbanyak adalah SMA, SMP, SD (Badan Pusat Statistik Surakarta, 2011). METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini tergolong pada jenis penelitian non eksperimental (observasional), dengan rancangan penelitian metode survei menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengunjung apotek tentang penggunaan antibiotik di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. B. Variabel Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan pengunjung apotek tentang penggunaan antibiotik dan tingkat pendidikan masyarakat. C. Definisi Operasional 1. Tingkat Pengetahuan Pengunjung Apotek Tingkat pengetahuan pengunjung apotek adalah kemampuan pengunjung apotek dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner tentang pengertian antibiotik, pengertian 3

6 resistensi, cara pemakaian antibiotik, menyebutkan contoh antibiotik, pembuangan obat kadaluarsa, interaksi obat antibiotik. 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pendidikan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu seperti: a. Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi SD/sederajat, SLTP/sederajat. b. Pendidikan menengah minimal 3 tahun meliputi SMA atau sederajat c. Pendidikan tinggi meliputi diploma, sarjana, magister, doktor dan sepesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. D. Alat Penelitian 1. Kuesioner Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik, sudah matang, responden dan interviewer tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005). a. Struktur kuesioner 1) Pertanyaan yang tidak dinilai ( jumlah pertanyaan total = 7 ) Bagian Pertanyaan Nomor pertanyaan Jumlah pertanyaan Bagian I Identitas responden A 1, A 2, A 5 a. Umur 3, A 4, A 5 b. Jenis kelamin c. Pendidikan terakhir d. Pekerjaan e. Alamat Bagian II Asal informasi tentang antibiotik A 6 1 Bagian III Pernah atau tidak pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter A 7 1 2) Pertanyaan yang dinilai ( jumlah pertanyaan total = 16 ) Bagian Pertanyaan Nomor pertanyaan Jumlah pertanyaan Bagian I Bagian II Bagian III Pengetahuan umum tentang antibiotik a. Definisi b. Contoh obat antibiotik c. Sumber informasi tentang antibiotik d. Pembelian antibiotik tanpa resep dokter e. Tempat pembelian antibiotik Penggunaan antibiotik a. Aturan pemakaian antibiotik b. Contoh antibiotik yang bisa diminum bersama susu c. Tindakan jika terjadi efek samping antibiotik d. Tindakan jika lupa meminum antibiotik Pengelolaan obat antibiotik a. Tindakan jika masih ada obat yang tersisa b. Pembuangan antibiotik kadaluarsa B 1, B 5, B 6, B 11, B 12 B 2, B 3, B 4, B 7, B 8, B 13, B 14abc 5 9 B 9, B

7 b. Ujivaliditas (kesahihan) Uji validitas merupakan suatu uji yang menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan benar-benar valid. Untuk menguji validitas kuesioner, digunakan rumus product moment : R = Keterangan: R = koefisienproduct moment N = jumlahsampel X = skortiapbutirpertanyaan Y = skor total tiappertanyaan (Notoatmodjo 2005) Sebelum kuesioner diedarkan kepada responden, peneliti menguji validitas pertanyaan di kuesioner kepada responden yang merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden yang diteliti. Dari uji validitas pertama beberapa pertanyaan tidak valid karena nilai R kurang dari 0,352, lalu pertanyaan tersebut diubah susunan kata-katanya, pertanyaan tersebut adalah: a. Apakah semua penyakit membutuhkan antibiotik? (R=0,263) b. Jika anda mendapatkan resep dari dokter, kemudian saudara anda menderita penyakit yang sama, apakah boleh saudara anda meminta obat anda dengan takaran yang sama? (R=0,310) c. Apakah menurut anda, membeli obat antibiotik tanpa resep dokter itu diperbolehkan? (R=0,107) d. Menurut anda, bolehkan tetrasiklin digunakan ibu hamil? (R=0,285) e. Jika anda mendapatkan resep antibiotik ciprofloksasin 2 x sehari, lalu anda lupa meminum obat diwaktu yang ditentukan, apakah yang anda lakukan? (R=0,279) f. Apakah yang anda lakukan jika sudah merasa sehat sebelum antibiotik yang diresepkan habis? (R=0,097) g. Menurut anda pembuangan obat yang telah kadaluarsa yang benar adalah? (R=0,311) Pertanyaan tersebut diubah susunan kata-katanya dan diuji validitas yang kedua menjadi: a. Apakah semua penyakit harus diobati dengan antibiotik? (R=0,549) b. Jika anda mendapatkan resep dari dokter, kemudian saudara anda menderita penyakit yang sama dengan anda, apakah boleh saudara anda meminta obat antibiotik anda? (R=0,204) 5

8 c. Menurut anda, apakah membeli obat antibiotik tanpa resep dokter itu diperbolehkan? (R=0,436) d. Menurut anda, bolehkah antibiotik tetrasiklin diminum oleh ibu hamil? (R=0,725) e. Jika anda mendapatkan resep antibiotik kloramfenikol 3 x sehari 1 tablet, namun waktunya hampir habis dari yang ditentukan, apakah yang anda lakukan ketika mengingatnya? (R=0,143) f. Apakah yang anda lakukan jika anda sudah merasa sehat sebelum antibiotik yang diresepkan habis? (R=0,014) g. Menurut anda pembuangan obat antibiotik yang telah kadaluarsa yang benar adalah? (R=0,549) Pertanyaan yang tidak valid kemudian diubah susunan kata-katanya dan diuji lagi validitas yang ketiga menjadi: a. Apakah antibiotik yang diresepkan oleh dokter untuk anda boleh anda berikan untuk orang lain? (R=0,014) b. Jika anda lupa meminum obat, namun waktunya hampir habis, apakah yang anda lakukan ketika mengingatnya? (R=0,216) c. Apa yang anda lakukan jika obat antibiotik yang diresepkan untuk anda tidak habis digunakan? (R=0,127) Setelah uji validitas yang ketiga, pertanyaan tersebut tetap tidak valid. Akhirnya peneliti memutuskan untuk menghilangkan pertanyaan yang tidak valid tersebut. c. Uji Reliabilitas (Keterandalan) Uji reliabilitas merupakan suatu uji untuk menunjukkan alat ukur tersebut dapat dipercaya. Rumus untuk menguji reliabilitas menggunakan Cronbach s alpha, yaitu : r ii = [ ][1- ] Keterangan: r ii = Reliabilitasinstrumen K = Banyakbutir = Jumlah varian butir = Varian total (Arikunto 2006) Uji reliabilitas yang dilakukan sebelum kuesioner diedarkan kepada respoden didapatkan hasil Cronbach s alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,636, yang artinya pertanyaan dalam kuesioner semuanya reliabel. 6

9 E. Jalannya Penelitian 1. Populasi dan Sampel a. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung apotek di wilayah Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Pemilihan pengunjung apotek sebagai responden karena pengunjung apotek akan membeli obat atau alat kesehatan yang ada kemungkinan untuk membeli obat antibiotik. Responden yang dipilih adalah pengunjung apotek yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: 1) Dewasa. (17-65 tahun) 2) Bisamembacadanmenulis. 3) Bersediamenjadiresponden. Sedengkan kriteria ekslusi adalah sebagai berikut : 1) Mempunyai gangguan kejiwaan (gila) b. Rumus besar sampel yang digunakan: Jumlah sampel yang diambil dihitung berdasarkan rumus Notoatmodjo (2005) yaitu: n = Keterangan : N n d = Banyaknya Populasi = Banyaknya Sampel = Tingkat Kepercayaan/ Ketepatan yang diinginkan Perhitungan: n = n =,, n = 23 sampel Peneliti memilih 23 pengunjung di setiap apotek. Jadi total pengunjung apotek yang diteliti adalah 12 x 23 = 276 sampel pengunjung apotek 2. Teknik Sampling Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara tidak mendaftar semua anggota yang ada di dalam populasi tetapi mendaftar banyaknya kelompok atau gugus yang ada di dalam populasi itu. (Notoadmodjo, 2010). 3. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Penelitian dibagi menjadi 4 wilayahdaerah di Kecamatan Jebres Kota Surakarta, yaituwilayah Utara 3 7

10 apotek, wilayah Selatan 3 apotek, wilayah Barat 3 apotek dan wilayah Timur 3 apotek dengan jumlah apotek yang diteliti adalah 12 apotek dari 24 apotek yang ada di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 4. Analisis Data Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, dengan penilaian/skoring sebagai berikut: a. Pertanyaan pilihan ganda (Pertanyaan nomor B 1-13) 1) Jawaban benar diberi skor nilai 1 2) Jawaban salah, tidak tahu, atau kosong diberi skor nilai 0 b. Pertanyaan dengan pilihan jawaban benar lebih dari 1 (Pertanyaan nomor B 14) 1) Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar Jika semua item pertanyaan dijawab dengan benar, maka nilai total dalam kuesioner adalah 16 % pertanyaan dijawab benar = x 100% Data dikumpulkan dan dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Kategori pengetahuan terdiri dari : a. Pengetahuan dikatakan baik jika responden memperoleh skor nilai >75%(skor 12-16) b. Pengetahuan dikatakan sedang jika responden memperoleh skor nilai 50-75%(skor 8-12) c. Pengetahuan dikatakan kurang jika responden memperoleh skor <50% skor (0-8) (Notoadmojo, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Jebres mempunyai jumlah penduduk terbanyak kedua setelah Kecamatan Banjarsari di Kota Surakarta. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah jiwa. Tingkat pendidikan di Kota Surakarta pada tahun 2012 terbanyak adalah SMA diikuti SMP dan SD. Penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner di 12 Apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta selama kurang lebih 12 hari. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangi setiap pengunjung apotek yang datang, kemudian meminta izin kepada pengunjung apotek untuk bersedia mengisi kuesioner. Setelah kuesioner diisi, data diolah menggunakan program MS Excel. 8

11 A. Demografi Pengunjung Apotek Sebanyak 276 kuesioner disebarkan di 12 apotek dan ditujukan kepada pengunjung apotek. Kuesioner yang harus diisi tersebut terdiri dari data diri, asal informasi antibiotik, pengetahuan tentang antibiotik. Data yang diambil dari pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta meliputi jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, dan tingkat pengetahuan tentang antibiotik. Tabel 1. Demografi Pengunjung Apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta Karakteristik responden Jumlah responden Jenis kelamin a. Laki-laki 118 b. Perempuan 158 Tingkat a. SD 14 Pendidikan b. SMP 41 Terakhir c. SMA 100 d. PT Pekerjaan a. Pelajar b. Mahasiswa c. Swasta d. Ibu rumah tangga e. PNS Umur a. Remajaakhir17-25 tahun b. Dewasaawal26-35 tahun c. Dewasa akhir tahun d. Lansia awal tahun e. Lansia akhir tahun Persentase % (N=276) 42,75% 57,25% 5,07% 14,86% 36,23% 43,84% 5,80% 22,46% 44,57% 15,22% 11,96% 36,96% 27,17% 15,94% 12,32% 7,61% Berdasarkan tabel 1, dari jumlah sampel sebanyak 276 responden, responden perempuan (57,25%) lebih banyak daripada responden laki-laki (42,75%). Responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi adalah responden terbanyak, dan responden berpendidikan terakhir SD adalah responden yang paling sedikit. Responden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 121 orang (43,84%), dan SD berjumlah 14 orang (5,07%). Kebanyakan responden bekerja di sektor swasta, lalu mahasiswa, ibu rumah tangga, PNS dan terakhir adalah pelajar. Pengunjung yang bekerja swasta berjumlah 123 orang, dan pelajar berjumlah 16 orang (5,80%). Responden yang bekerja di sektor swasta adalah responden terbanyak karena meliputi banyak kategori seperti karyawan, buruh pabrik, pedagang, pembantu rumah tangga, tukang parkir, pengamen, dan lain-lain. Responden mahasiswa adalah responden kedua terbanyak, hal ini dikarenakan lokasi apotek yang berdekatan dengan Universitas, sehingga banyak pengunjung dari kalangan mahasiswa. Responden pelajar adalah responden yang paling sedikit, hal ini dikarenakan pelajar belum banyak yang tahu tentang obat. 9

12 Responden terbanyak adalah remaja akhir tahun yaitu berjumlah 102 orang atau 36,96%, tahun berjumlah 75 orang (27,17%), tahun berjumlah 44 orang (15,94%), tahun berjumlah 34 orang (12,32%), tahun berjumlah 21 orang (7,61%). B. Karakteristik Lain Tabel 2.Distribusi Responden Berdasar Asal Informasi tentang Antibiotik Asal informasi tentang antibiotik Jumlah responden a. Dokter 175 b. Buku, majalah, koran, TV 72 c. Keluarga, teman 64 d. Apoteker 57 e. Internet 49 f. Lainnya (pelajaran, perawat, pekerjaan) 18 Persentase % (N=276) 63,41% 26,09% 23,19% 20,65% 17,75% 6,52% Berdasarkan tabel 2, dari jumlah sampel sebanyak 276 responden, responden yang mendapat informasi dari dokter berjumlah 175 orang (63,41%), dan dari selain pilihan kuesioner yaitu berjumlah 18 orang (6,52%). Informasi yang didapat pengunjung terbanyak berasal dari dokter, hal ini dikarenakan setiap pasien yang memeriksakan kesehatan ke dokter dan mendapat resep antibiotik akan mendapatkan informasi tentang cara penggunaan antibiotik dari dokter. Asal informasi yang paling sedikit adalah selain dari pilihan pada kuesioner, seperti dari pelajaran, perawat, materi kuliah, pekerjaan. C. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Antibiotik Tabel 3.Tingkat pengetahuan tentang Antibiotik secara umum Kategori Pembelian antibiotik tanpa a. Pernah resep dokter b. Tidak pernah Tingkat pengetahuan a. Pengetahuan rendah b. Pengetahuan sedang c. Pengetahuan tinggi Jumlah responden Persentase % (N=276) 64,86% 35,14% 36,96% 43,48% 19,57% Berdasarkan tabel 3, dari jumlah sampel sebanyak 276 responden, pengunjung yang pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter berjumlah 179 orang (64,86%), pengunjung yang tidak pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter berjumlah 97 orang (35,14%). Hal ini mencerminkan masih banyaknya masyarakat yang membeli antibiotik tanpa resep dokter. Ketidakpatuhan ini bisa dikarenakan dari beberapa apotek yang menjual dengan bebas obat antibiotik tanpa resep dokter (Sulistiyani, 2013). Berdasarkan tabel 3, juga didapatkan hasil dari jumlah sampel sebanyak 276 responden, responden yang berpengetahuan rendah berjumlah 102 orang (36,96%), berpengetahuan sedang berjumlah 120 orang (43,48%), berpengetahuan tinggi berjumlah 54 orang (19,57%). Sebagian besar pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota 10

13 Surakarta masih memiliki pengetahuan yang sedang terhadap antibiotik, kurangnya informasi dan sedikitnya penyuluhan tentang antibiotik kepada masyarakat menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang antibiotik (Candra, 2011). Tabel 4.Tingkat pengetahuan tentang Antibiotik Bagian Pertanyaan Jumlah pertanyaan Bagian I Bagian II Bagian III Pengetahuan umum tentang antibiotik a. Definisi b. Contoh obat antibiotik c. Sumber informasi tentang antibiotik d. Pembelian antibiotik tanpa resep dokter e. Tempat pembelian antibiotik Penggunaan antibiotik a. Aturan pemakaian antibiotik b. Contoh antibiotik yang bisa diminum bersama susu c. Tindakan jika terjadi efek samping antibiotik d. Tindakan jika lupa meminum antibiotik Pengelolaan obat antibiotik a. Tindakan jika masih ada obat yang tersisa b. Pembuangan antibiotik kadaluarsa Persentase rata-rata nilai benar pada seluruh responden % (N=16) Kategori penilaian 5 60,51% Sedang 9 49,44% Kurang 2 60,14% Sedang Antibiotik merupakan zat-zat kimia yang diproduksi oleh fungi dan bakteri, yang berkhasiat untuk menghambat atau membunuh kuman dengan toksisitas yang relatif kecil. Antibiotik harus digunakan sesuai dengan jenis dan dosisnya untuk menentukan aktivitasnya sebagai bakterisid atau bakteriostatik didalam tubuh (Depkes, 2011). Berdasarkan tabel 4 tingkat pengetahuan responden tentang pengetahuan umum antibiotik didapatkan persentase rata-rata jawaban yang benar sebesar 60,51%. Sehingga dapat disimpulkan pengetahuan pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta dikategorikan cukup. Diperlukan edukasi untuk meminimalisir penggunaan antibiotik, seperti masyarakat diberikan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik yang sesuai sehingga duharapkan dapat mengurangi penggunaan antibiotik pada penyakit yang disebabkan oleh virus (Baltazar, 2009). Tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan antibiotik didapatkan persentase rata-rata jawaban yang benar sebesar 49,44%. Sehingga dapat disimpulkan pengetahuan pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta dikategorikan rendah. Tingkat pengetahuan responden tentang pengelolaan obat antibiotik didapatkan persentase rata-rata jawaban yang benar sebesar 60,14%. Sehingga dapat disimpulkan pengetahuan pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta dikategorikan cukup. 11

14 Pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh responden terbanyak adalah pertanyaan nomor 1, yaitu pengertian dari antibiotik. Sedangkan pertanyaan yang dijawab salah oleh responden terbanyak adalah pertanyaan nomor 3, yaitu cara meminum antibiotik dengan aturan pakai 3 x sehari 1 tablet. Kebanyakan responden menjawab meminum antibiotik setelah sarapan pagi, makan siang, makan malam. Profil tingkat pengetahuan tentang antibiotik berdasar pendidikan terakhir ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5.Tingkat Pengetahuan tentang Antibiotik pada Pengunjung Apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta Berdasar Pendidikan Terakhir Kategori Pendidikan terakhir a. Perguruan tinggi b. SMA c. SMP d. SD Persentase responden dengan tingkat pengetahuan % (N=276) tinggi sedang rendah 11,59% 6,88% 0,72% 0,36% 18,48% 15,22% 6,88% 2,90% 13,77% 14,13% 7,25% 1,81% Secara umum semakin tinggi jenjang pendidikan yang diperoleh seseorang, maka akan semakin banyak informasi dan wawasan yang akan didapatkan, namun tidak hanya faktor pendidikan yang berpengaruh pada pengetahuan seseorang. Selain pendidikan hal yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman hidup, informasi dari keluarga atau teman, membaca artikel, majalah, atau koran. Seseorang yang pendidikan terakhirnya S1 ataupun DIII idealnya mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang pendidikan terakhirnya SD, SMP, ataupun SMA karena pendidikan formal juga mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang. Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan terhadap sesuatu hal agar seseorang dapat memahami (Mubarak, 2007). Dalam penelitian ini, ada hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir dengan tingkat pengetahuan tentang antibiotik. Hal ini dibuktikan dengan uji chi square menggunakan program SPSS menunjukkan nilai Asymp sig (2-sided) 0,00 (P<0,05). Penelitian Manan tahun 2012 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (N=30 orang) penduduk Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat memiliki tingkat pengetahuan tentang antibiotik tinggi. Hal ini berbeda dengan profil tingkat pengetahuan tentang antibiotik pada pengunjung apotek di Kecamatan Jebres. Perbedaan ini bisa dikarenakan jumlah responden, jumlah pertanyaan, isi pertanyaan, tingkat pendidikan terakhir. 12

15 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dari hasil analisis data, maka dapat disimpulkan: 1. Masih banyak pengunjung apotek di Kecamatan Jebres Kota Surakarta yang memiliki tingkat pengetahuan tentang antibiotik rendah, yaitu 102 orang (36,96%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 120 orang (43,48%), dan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 54 orang (19,57%). 2. Rata-rata pengunjung memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang penggunaan antibiotik (49,44%), tingkat pengetahuan sedang tentang pengetahuan umum antibiotik (60,51%), dan tingkat pengetahuan sedang tentang pengelolaan obat antibiotik (60,14%). 3. Semakin tingggi jenjang pendidikan seseorang, semakin banyak yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi. Pengunjung berpendidikan perguruan tinggi (11,59%), SMA (6,88%), SMP (0,72%), dan SD (0,72%). B. Saran Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, saran yang perlu disampaikan yaitu: 1. Pemerintah hendaknya memberikan sosialisasi tentang antibiotik kepada masyarakat, agar pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang benar meningkat, sehingga dapat mencegah naiknya angka resistensi antibiotik. 2. Sebagian besar masyarakat pernah membeli antibiotik tanpa resep dokter. Oleh sebab itu pihak apotek hendaknya tidak menjual obat antibiotik secara bebas untuk mencegah penyalahgunaan antibiotik untuk mencegah naiknya angka resistensi antibiotik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Baltazar, F., Azevedo, M.M., Pinheiro, C., Yaphe, J., 2009, Portuguese students' knowledge of antibiotics: a cross-sectional study of secondary school and university students in Braga, 1-6, BMC Public Health, Portugal. Badan Pusat Statistik Surakarta., 2011, Surakarta Dalam Angka 2011, Surakarta, Badan Pusat Statistik Kota Surakarta dan BAPPEDA Kota Surakarta. Candra, A., 2011, Batasi Penggunaan Antibiotik, 2011/11/14/ /Batasi.Penggunaan.Antibiotik (diakses pada 15 Desember 2014) 13

16 Candra, A., 2011, Pengaturan Antibiotik Pemerintah Latah, 2011/04/07/ /pengaturan.antibiotik.pemerintah.latah (diakses pada 12 Oktober 2015) Duerink, D.O. et al., Determinants of carriage of resistant Escherichia coli in the Indonesian population inside and outside hospitals.the Journal of antimicrobial chemotherapy, 60(2), pp Katzung, B.G., 2004,Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8,Penerjemah dan editor: Bagian Farmakologi FK UNAIR. Penerbit Salemba Medika, Surabaya. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2013, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta Lim, K. K., Teh, C. C., 2012,A Cross Sectional Study of Public Knowledge and Attitude towards Antibiotics in Putrajaya, Malaysia, Southern Med,mkReview. Manan, S., 2012, Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Penggunaan Antibiotik di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Tahun 2012, Karya Ilmiah, Universitas Negeri Gorontalo. Mubarak, I., 2007, Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses mengajar dalam Pendidikan, Graha ilmu,yogyakarta. Sulistiyani, T., 2013, Terlalu Banyak Antibiotik Bikin Bakteri Kebal, /04/terlalu-banyak-antibiotik-bikin-bakteri-kebal.html (diakses pada17 Desember 2014). Widayati, A., Suryawati, S., Crespigny, C., Hiller, J., E., 2012, Knowledge and beliefs about antibiotics among people in Yogyakarta City Indonesia: a cross sectional population-based survey, Antimicrob Resist Infect Control 1 (1): 38, BMC. 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang mempunyai efek mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman sedangkan toksisitasnya

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA BASAWANG KECAMATAN TELUK SAMPIT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN INFEKSI

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA BASAWANG KECAMATAN TELUK SAMPIT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN INFEKSI TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA BASAWANG KECAMATAN TELUK SAMPIT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN INFEKSI Syahrida Dian Ardhany *, Ridha Oktavia Anugrah, dan Yurnida Harum Universitas

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA PENGUNJUNG APOTEK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SKRIPSI

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA PENGUNJUNG APOTEK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SKRIPSI TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA PENGUNJUNG APOTEK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: YUSUF SHOLIHAN K100110133 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2015

Lebih terperinci

Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram ABSTRAK

Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram ABSTRAK Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang memahami Antibiotik efek di Apotek terapi obat Purnama yang dikonsumsi Pada Bulan April Tahun (Tjay dan 2016 Rahardja, 2002). Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan Pasien Rawat Jalan Tentang Penggunaan Antibiotika di Puskesmas Wilayah Karanganyar

Tingkat Pengetahuan Pasien Rawat Jalan Tentang Penggunaan Antibiotika di Puskesmas Wilayah Karanganyar Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 8,, 7-5 DOI:.96/jpscr.vi.5 Tingkat Pengetahuan Pasien Rawat Jalan Tentang Penggunaan Antibiotika di Wilayah Mahardhika A.C. Dewi dan Yeni Farida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan sebagai swamedikasi. Tindakan swamedikasi telah menjadi pilihan alternatif masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah suatu pengukuran untuk menentukan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas bertujuan untuk melihat sejauh

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik 1 Nita Ayu Toraya, 2 Miranti Kania Dewi, 3 Yuli Susanti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh : IRMA FATMAWATI K100100046 FAKULTAS

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 Dewi Rashati 1, Avia Indriaweni 1 1. Akademi Farmasi Jember Korespondensi :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin berkembang ini semakin banyak pula penyakit yang menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DI KOTA MANADO

PENGARUH PENYULUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DI KOTA MANADO PENGARUH PENYULUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DI KOTA MANADO Chalvy Wowiling, Lily Ranti Goenawi, Gayatri Citraningtyas Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT

Lebih terperinci

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA Ruli Yanti ¹; Amaliyah Wahyuni, S.Si, Apt ²; drg. Rika Ratna Puspita³

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 30 Mei-29 Juni tahun 2013. Dengan menggunakan tehnik accidental sampling,

Lebih terperinci

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN Trias Apriliani, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Swamedikasi adalah mengobati segala keluhan pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA INTISARI HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Nurul Ainah 1, Aditya Maulana PP, M.Sc., Apt 2, Nadya Sari, S.Farm.,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Kiky Putri Anjany J

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Kiky Putri Anjany J HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI ANTIBIOTIK DANPENGGUNAANANTIBIOTIK TANPA RESEP DOKTER PADA PELAJAR KELAS X, XI, XII DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru (The Study of Client s Knowledge about Self Medication at Dispensaries in Pekanbaru) Husnawati * ; Armon Fernando; Ayu Andriani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Antibiotik merupakan obat yang penting digunakan dalam pengobatan infeksi akibat bakteri (NHS, 2012). Antibiotik dan obat-obat sejenisnya yang disebut agen antimikrobial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antibiotik telah digunakan selama 60 tahun untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi (WHO, 2014). Menurut Kemenkes RI (2011) penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obat merupakan komponen pelayanan kesehatan yang sangat mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul. Disisi lain, kesalahan pemberian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat selama ± 2 minggu dari tanggal 12-25 Juni tahun 2013. Dengan jumlah sampel

Lebih terperinci

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3 INTISARI PENGARUH PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA ORANG TUA PASIEN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUANNYA PADA PENGGUNAAN SUSPENSI KERING ANTIBIOTIK CEFADROXIL 125 MG DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN Madaniah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG Aditya Yanuardi, 1210224 Pembimbing I: Cindra Paskaria,

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO Rini Andarwati Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi Muh, Saud *), Taufiq **), Ishak Abdul Jalil ***) *) Poltekes Kemenkes Makassar **) Akademi Farmasi Yamasi Makassar ***)

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI PADA PASIEN PENGGUNA ANTIBIOTIK DALAM RESEP DI APOTEK X WILAYAH SURABAYA TIMUR

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI PADA PASIEN PENGGUNA ANTIBIOTIK DALAM RESEP DI APOTEK X WILAYAH SURABAYA TIMUR SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI PADA PASIEN PENGGUNA ANTIBIOTIK DALAM RESEP DI APOTEK X WILAYAH SURABAYA TIMUR VATMALA RAHMAWATI 2443012181 PROGRAM STUDI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT RW.IV KELURAHAN FONTEIN KOTA KUPANG TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK. Ni Nyoman Yuliani, Carolina Wijaya, Geryana Moeda

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT RW.IV KELURAHAN FONTEIN KOTA KUPANG TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK. Ni Nyoman Yuliani, Carolina Wijaya, Geryana Moeda 699 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014 TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT RW.IV KELURAHAN FONTEIN KOTA KUPANG TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK Ni Nyoman Yuliani, Carolina Wijaya, Geryana Moeda

Lebih terperinci

Firdawati Amir Parumpu. Akademi Farmasi Tadulako Farma, Palu ABSTRACT

Firdawati Amir Parumpu. Akademi Farmasi Tadulako Farma, Palu   ABSTRACT As-Syifaa Vol 8 () : Hal. -9, Desember 6 ISSN : 85-7 TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN UNTUK PENGOBATAN SENDIRI DI WILAYAH KELURAHAN LOLU SELATAN KECAMATAN PALU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Sendiri 1. Definisi dan Peran Pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Novia Ariani * dan Aditya Maulana Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit (Werner et al., 2010). Saat ini, penyakit infeksi masih menjadi masalah di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap terjadinya resistensi akibat pemakaian yang irasional

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap terjadinya resistensi akibat pemakaian yang irasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antibiotika merupakan obat yang penting digunakan dalam pengobatan infeksi akibat bakteri (NHS, 2012). Setelah digunakan pertama kali tahun 1940an, antibiotika membawa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Kuesioner Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang responden non sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MASYARAKAT DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI KECAMATAN MEDAN TIMUR KOTA MEDAN. Oleh HANA LARASSATI NIM:

KARAKTERISTIK MASYARAKAT DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI KECAMATAN MEDAN TIMUR KOTA MEDAN. Oleh HANA LARASSATI NIM: KARAKTERISTIK MASYARAKAT DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BEBAS DI KECAMATAN MEDAN TIMUR KOTA MEDAN Oleh HANA LARASSATI NIM: 090100240 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO 1 Juwita Purnamasari 2 Pemsy M. Wowor 3 Elita Tambunan 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter 151 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tanpa Hasnal Laily Yarza 1, Yanwirasti 2, Lili Irawati 3 Abstrak Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk penyakit infeksi. Tingginya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross sectionalyang didukung oleh data primer berupa data yang diperoleh langsung melalui

Lebih terperinci

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI Dian Septiviana Putri 1, Aditya Maulana PP, S.Farm., M.Sc.,

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Kiky Putri Anjany J

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Kiky Putri Anjany J 1 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI ANTIBIOTIK DAN PENGGUNAANANTIBIOTIK TANPA RESEP DOKTER PADA PELAJAR KELAS X, XI, XII DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB II. METODE PENELITIAN BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sering terjadi pada penggunaan antibiotik, baik dengan menggunakan resep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sering terjadi pada penggunaan antibiotik, baik dengan menggunakan resep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penggunaan obat yang tidak rasional adalah salah satu masalah utama di bidang kesehatan. Salah satu obat yang tidak rasional biasanya yang sering terjadi

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016

EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016 EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016 Fitriana Yuliastuti 1, Heni Lutfiyati 2 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN ABSTRAK KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Riska Ramdaniyah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Erwin Fakhrani 3 Ketepatan

Lebih terperinci

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGETAHUAN, KEYAKINAN DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT DI KELUARAHAN PADANG BULAN SELAYANG II SKRIPSI OLEH: BAIQ UMMI MURTAFIA NIM 121524166 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare, infeksi saluran nafas, malaria, tuberkulosis masih menjadi penyebab utama kematian.

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan sendiri Pengobatan sendiri merupakan upaya masyarakat untuk menjaga kesehatan sendiri dan merupakan cara yang mudah, murah praktis untuk mengatasi gejala yang masih

Lebih terperinci

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon Hubungan Pengetahuan Masyarakat tentang Obat Anti Nyeri Terhadap Pengobatan Sendiri pada Nyeri Akut (Studi Di Kelurahan Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Majalengka) Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah

Lebih terperinci

MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI OBAT DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA

MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI OBAT DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA Majalah Farmasi Indonesia, 12 (2)79-83, 2001 MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI OBAT DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA CONSUMEN MOTIVATION TO WARD INFORMATION SERVICE AND DRUG CONSULTATION

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J ARTIKEL ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PELAYANAN OBAT DENGAN RESEP OLEH APOTEKER DI APOTEK WILAYAH KOTA DENPASAR

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PELAYANAN OBAT DENGAN RESEP OLEH APOTEKER DI APOTEK WILAYAH KOTA DENPASAR 213 PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PELAYANAN OBAT DENGAN RESEP OLEH APOTEKER DI APOTEK WILAYAH KOTA DENPASAR I Nyoman Gede Tri Sutrisna, 1* Kadek Duwi Cahyadi, 1 dan I Putu Tangkas Suwantara 1 1 Akademi Farmasi

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 015 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN 1 Vita A. Lethulur

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Mahasiswa Aktif Jenjang Strata 1 (S1) Angkatan 2015

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Mahasiswa Aktif Jenjang Strata 1 (S1) Angkatan 2015 LAMPIRAN Lampiran 1. Data Mahasiswa Aktif Jenjang Strata 1 (S1) Angkatan 2015 Tabel 20. Jumlah Mahasiswa Aktif S1 Fakultas Non Kesehatan Angkatan 2015 Fakultas Program Studi Jumlah Fakultas Teknik Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Efikasi diri penderita TB Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif

Lebih terperinci

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAANCEFADROXYL SIRUP PADA BALITA PENDERITA ISPA DI APOTEK KIMIA FARMA MISTAR BANJARBARU

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAANCEFADROXYL SIRUP PADA BALITA PENDERITA ISPA DI APOTEK KIMIA FARMA MISTAR BANJARBARU INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAANCEFADROXYL SIRUP PADA BALITA PENDERITA ISPA DI APOTEK KIMIA FARMA MISTAR BANJARBARU Depiana Latipah¹; Erna Prihandiwati²;Novia Valentina³ Penyakit

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian dimulai. Kuisioner divalidasi dengan cara diuji coba pada 30 orang yang mana 20

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait dengan banyaknya kejadian infeksi bakteri. Sekitar 10-40% anggaran kesehatan di dunia

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, MASA KERJA PETUGAS DAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN, MASA KERJA PETUGAS DAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN, MASA KERJA PETUGAS DAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Mega Lestari 1 ; Amaliyah Wahyuni, S.Si., Apt 2 ; Noor Hafizah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel sebanyak 67 orang. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel sebanyak 67 orang. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Cara pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan cara teknik Purposive Sampling (non probability sampling) yaitu teknik penetapan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan hubungan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG Puspita Septie Dianita*, Elmiawati Latifah Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 4 (3) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat adalah sebuah benda kecil yang mampu menyembuhkan sekaligus dapat menjadi bumerang bagi penderitanya. Benda kecil yang awalnya dijauhi ini kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci

PHARMACEUTICAL JOURNAL OF INDONESIA Available online at

PHARMACEUTICAL JOURNAL OF INDONESIA Available online at PHARMACEUTICAL JOURNAL OF INDONESIA 217. 2(2): 31 36 PHARMACEUTICAL JOURNAL OF INDONESIA Available online at http://.pji.ub.ac.id Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Masyarakat terhadap Pengetahuan dalam

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90 PENGARUH PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWI KABUPATEN NGAWI Erwin Kurniasih, Hamidatus Daris Sa adah Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Hipotesis yang akan diuji dalam uji validitas ini adalah:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Hipotesis yang akan diuji dalam uji validitas ini adalah: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Kuesioner ini diuji coba terhadap 30 mahasiswa program studi non kesehatan jenjang Strata 1 (S1) angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Lebih terperinci

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA ORAL

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA ORAL PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA ORAL Hurun Ain 1 *), Mustayah 2 *) Feris Septian 3 *) ABSTRAK Pelayanan pembelian antibiotika secara bebas oleh penyedia obat mendorong perilaku swamedikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hairun Nisa 1 ;Erna Prihandiwati,S.F.,Apt 2 ;Riza Alfian,M.Sc.,Apt 3

ABSTRAK. Hairun Nisa 1 ;Erna Prihandiwati,S.F.,Apt 2 ;Riza Alfian,M.Sc.,Apt 3 ABSTRAK HUBUNGAN JENJANG PENDIDIKAN DAN LAMA KERJA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN TENTANG INJEKSI NEUROBION 5000 DI APOTEK WILAYAH BANJARMASIN UTARA Hairun Nisa 1 ;Erna Prihandiwati,S.F.,Apt

Lebih terperinci

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan

Lebih terperinci

OPINI APOTEKER DAN PASIEN TERHADAP PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MERAUKE DEASY ABRAHAM THOE, 2013

OPINI APOTEKER DAN PASIEN TERHADAP PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MERAUKE DEASY ABRAHAM THOE, 2013 OPINI APOTEKER DAN PASIEN TERHADAP PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MERAUKE DEASY ABRAHAM THOE, 2013 Fakultas Farmasi Deasy_Abraham@yahoo.com Abstrak - Peran dan tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran napas atas merupakan penyakit yang paling banyak terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan dalam bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER Rosida 1, Siti Anawafi 1, Fanny Rizki 1, Diyan Ajeng Retnowati 1 1.Akademi Farmasi Jember

Lebih terperinci

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *) Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA Iin Kusumawardana, Burhanuddin Ichsan dan Sri Wahyu Basuki

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN.

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN. ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN. Yurita Apriyati Lestari 1 ;Muhammad Arsyad, 2 ; Devi Wulandari 3 Salah

Lebih terperinci

MANFAAT KONSULTASI TERHADAP PEMAHAMAN PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS PADA ANTIBIOTIK YANG DIRESEPKAN DI APOTEK PANDUGO SURABAYA

MANFAAT KONSULTASI TERHADAP PEMAHAMAN PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS PADA ANTIBIOTIK YANG DIRESEPKAN DI APOTEK PANDUGO SURABAYA MANFAAT KONSULTASI TERHADAP PEMAHAMAN PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS PADA ANTIBIOTIK YANG DIRESEPKAN DI APOTEK PANDUGO SURABAYA NI MADE KARTIKA ASIH 2443009058 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... v DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR

Lebih terperinci