BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross
|
|
- Ida Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross sectionalyang didukung oleh data primer berupa data yang diperoleh langsung melalui pengisian kusioner yang dijawab oleh responden. 3.2 Waktu Penelitian Waktu Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan agustus Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data penelitian bertempat di Kelurahan Padang Bulan Selayang II melalui pengisian kuisioner oleh responden secara langsung.kelurahan Padang Bulan Selayang II merupakan salah satu dari 6 kelurahan yang di kecamatan Medan Selayang.Merupakan Kelurahan terluas dengan luas 700 Ha, Kelurahan ini terdiri dari 17 lingkungan dengan jumlah penduduk yakni jiwa (Tarigan, 2014). 3.4 Populasi dan Sampel Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau yang diteliti (Notoatmojo, 2005). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Padang Bulan Selayang II Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Sampel yang digunakan harus memenuhi kriteria inklusi.
2 Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : a. masyarakat yang pernah menggunakan antibiotik. b. masyarakat yang berusia 18 tahun keatas c. masyarakat yang dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria ekslusi merupakan keadaan yang menyebabkan subjek tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian. Adapun kriteria ekslusi yang dimaksud adalah: a. masyarakat yang tidak bersedia menjawab kuesioner b. masyarakat yang tidak menjawab kuesioner secara lengkap. c. Tenaga Kesehatan Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sampel minimal (Lameshow, 1997). n = z 2 1 α/2p( 1 p) d 2 keterangan: n = jumlah sampel minimal Z 1-α/2 p d = derajat kemaknaan = proporsi konsumen = tingkat presisi/deviasi dengan persen kepercayaan yang diinginkan 90%; Z 1-α/2 = 1,645; p = 0,5; dan d = 0,1 maka diperoleh besar sampel minimal: n = 1,645 2 x 0,5 (1-0,5) = 67,65 orang = 70 orang 0, Teknik Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden yang pernah melakukan pengobatan dengan antibiotik dikelurahan Padang Bulan Selayang II. Kuesioner terdiri dari 4 bagian yaitu:
3 a. data demografi berupa biodataresponden yang terdiri dari 4 poin, yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan. b. pengetahuan responden terdiri dari 10 poin pertanyaan yang meliputi pengetahuan umum mengenaipengertian antibiotik, indikasi, aturan minum, batas penggunaan obat, efek samping, dan golongan antibiotik. c. keyakinanresponden terdiri dari 3 poin pernyataan meliputi sikap responden dalam menyikapi antibiotik. d. penggunaan antibiotik terdiri dari 7 poin pertanyaan meliputi pola penggunaan antibiotik pada responden. 3.6 Penilaian Pengetahuan, Keyakinan dan Penggunaan Penilaian Pengetahuan Pada penlaian pengetahuan terdapat 10 (sepuluh) soal pertanyaan, setiap jawaban yang benar pada kuesioner diberi nilai 1, jawaban yang salah dan tidak tahu diberi nilai 0. Menurut Riduan yang dikutip oleh Simanjuntak (2011), skala pengukuran untuk pengetahuan dapat dikategorikan : a. baik, bila responden menjawab 8-10 pertanyan dengan benar (>80-100%). b. cukup, bila responden menjawab 4-7 pertanyan dengan benar (60-80%). c. kurang, bila responden menjawab 0 3 pertanyan dengan benar (<60%) Penilaian Keyakinan Setiap pernyataan tidak setuju akan diberi nilai 1, dan pernyataan setuju akan diberi nilai 0. Skala pengukuran untuk keyakinan dapat dikategorikan : a. baik, bila menjawab tidak setuju 3 pernyataan b. cukup, bila menjawab tidak setuju 2 pernyataan c. kurang, bila menjawab tidak setuju 1 pernyataan
4 d. buruk, bila menjawab setuju ke 3 pernyataan Penilaian Penggunaan Kuesioner ini terdiri dari 7 pertanyaan terkait penggunaan antibiotik, pada pertanyaan 1, 5 dan 6, setiap jawaban ya diberi skor 1 dan setiap jawaban tidak diberi skor 0. Pada pertanyaan nomor 2, 3, 4, dan 7 setiap jawaban a diberi skor 1, jawaban b diberi skor 2, jawaban c diberi skor 3, jawaban d diberi skor 4, jawaban e diberi skor 5, dan jawaban f diberi skor Validitas dan Reabilitas Kuesioner Sebelum kuesioner digunakan untuk pengambilan data yang sebenarnya di dalam penelitian, terlebih dahulu di uji validitas dan reliabilitasnya. Uji ini dilakukan pada minimal 30 orang yang tidak termasuk responden tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden di lokasi penelitian (Notoatmojo, 2010) Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampuuntuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut(situmorang, dkk., 2008). Dalam penelitian ini, kuesioner telah divalidasi sebanyak 2 kali. Pada uji pertama hasil uji validasi menunjukkan ada beberapa soal memiliki nilai p value> (0,05) dan dinyatakan tidak valid (lampiran 2), sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam struktur kalimat untuk memudahkan responden lebih memahami isi dari pertanyaan. Kalimat yang tidak jelas akan menyulitkan responden, sehingga jawaban yang diberikan dapat menyebabkan kuesioner menjadi tidak valid. Pada uji ke dua menunjukkan nilai p value<0,05 pada seluruh butir
5 pertanyaan, yang berarti terdapat korelasi antara variabel butir soal 1 hingga 10 dengan variabel total sehingga seluruh pertanyaan dinyatakan valid Uji reliabilitas Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu.untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu variabel dilakukan uji statistik dengan melihat nilai wilxocon rank test, dimana syarat reliabilitas adalah p value> α (0,05) (Situmorang, dkk., 2008). Pada penelitian ini, uji reabilitas dilakukan dengan metode uji ulang (Test retest), yaitu pengujian keandalan dengan memberikan kuesioner yang sama kepada seorang responden dengan waktu yang berbeda.dari hasil uji reabilitas didapatkan nilai wilxocon rank test menunjukkan pvalue>0,05 pada seluruh butir pertanyaan yang berarti seluruh pertanyaan dinyatakan reliabel. 3.8 Langkah Penelitian a. meminta rekomendasi Wakil Dekan I Fakultas Farmasi USU untuk dapat melakukan penelitiai di Kelurahan Padang Bulan Selayang II. b. menghubungi Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medanuntuk mendapat izin melakukan penelitian, dengan membawa surat rekomendasi dari Fakultas. c. memberikan surat pengantar dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan kepada Kelurahan Padang Bulan Selayang II untuk mendapatkan izin melakukan penelitian. d. menjumpai masyarakat dan meminta kesediaannya menjadi responden, mengambil data demografi lalu meminta responden mengisi kuesioner.
6 e. mengumpulkan data hasil pengisian kuesioner dari seluruh responden. f. menganalisis data dan informasi yang diperoleh, hingga diperoleh suatu kesimpulan. 3.9 Teknik pengolahan data a. Editing, yaitu data yang sudah terkumpul diperksa kembali untuk memastikan kelengkapan, kesesuaian, dan kejelasan. b. Coding (pengkodean data), setelah dilakukan pengeditan, kemudian dilakukan pengkodean. Data yang diedit kemudian diubah dalam bentuk angka yaitu dengan cara memberikan kode pada setiap variabel. c. Imput data, kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam IBM SPSS Statistic d. Cleaning data, setelah data dimasukkan kemudian diperiksa kembali untuk memastikan apakah data bersih dari kesalahan dan siap dianalisis. Proses pembersihan data dilakukan dengan pengecekan kembali data yang sudah di entry Analisis Data Pengolahan dan analisis statistik dari data yang diperoleh dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan alat bantu program statistical package for social sciences( SPSS ). Data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sedangkan data kualitatif akan disajikan dalam bentuk uraian. Awalnya data dilakukan uji normalitas untuk mengetahui uji yang dilakukan Analisis univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmodjo, 2007). Dimana analisis
7 univariat dengan statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi karakteristik sosiodemografi, tingkat pengetahuan, tingkat keyakinan dan penggunaan antibiotik Analisis bivariate Analisis yang digunakan adalah Uji kai kuadrat dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variable.uji kai kuadrat dapat dilakukan bila syarat ujinya terpenuhi, yaitu tidak lebih dari 20% sel yang memiliki nilai harapan kurang dari 5.Penarikkan kesimpulan dilakukan berdasarkan nilai p dari PearsonChi-Square (Trihendradi,2011).Apabila syarat uji kai kuadrat tidak terpenuhi, maka digunakan uji mutlak Fisher (Hastono & Sabri, 2010). Penarikan kesimpulan pada uji mutlak Fisher dilakukan berdasarkan nilai p dari Fisher sexact Test yang terdapat pada kolom Exact Sig.(2-sided) (Dahlan,2011).Apabila diperoleh nilai p< α, baik dari uji kai kuadrat ataupun uji mutlak Fisher, maka dikatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variable yang diuji.(dahlan,2011). Sebelum di analisis data awalnya data dilakukan uji normalitas untuk mengetahui uji yang dilakukan.
8 3.11 Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi operasional yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.Tabel Definisi Operasional Kuisioner penelitian Variabel Defenisi Cara Alat Parameter operasional ukur ukur Jenis Jenis kelamin dari Observasi Lembar kelamin subyek kuesioner Umur total lama waktu Observasi Lembar hidup subyek kuesioner Pendidikan terakhir Jenis pekerjaan Tingkat Pengetahuan Tingkat Keyakinan Penggunaan Jenjang pendidikan Observasi Lembar dari subyek kuesioner Aktifitas mata Observasi Lembarku pencarian subyek esioner Pengetahuan responden mengenai Antibiotik Observasi Lembar kuesioner Keyakinan Observasi Lembar responden mengenai kuesioner antibiotik Penggunaan antibiotikobservasi Lembarku responden esioner a. laki-laki b. perempuan a tahun b tahun c tahun e. diatas 61 tahun a.sd b.smp c.sma d.perguruantinggi e.tidak sekolah a.pegawai b.wiraswasta c.mahasiswa d.lain-lain a.baik >80% b.cukup 60-80% c.kurang<60% a.baik 3 b.cukup 2 c.kurang 1 d.buruk 0 Pola Penggunaan
9 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Demografi Responden Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Padang Bulan Selayang II, dengan data demografi responden terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Berikut gambaran distribusi frekuensi dari karakteristik responden pada Tabel 4.1 Tabel 4.1Distribusi frekuensi karakteristik responden Variabel Jumlah (N = 100) Jenis Kelamin Laki laki 56 Perempuan 44 Umur tahun tahun tahun 61 tahun keatas Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Tidak Sekolah Pekerjaan Pegawai Wiraswasta Mahasiswa Lainnya Persentase (%) Total Sebanyak 100 orang responden terlibat dalam penelitian ini. Pada karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yang terbanyak adalah laki laki sebanyak 56 responden (56%) sedangkan pada perempuan sebanyak 44 responden (44%). Berdasarkan usia, yang terbanyak adalah responden dengan usia
10 antara tahun sebanyak 40 responden (40%). Berdasarkan pendidikan terakhir yang terbanyak adalah responden dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 37 responden (37%).Berdasarkan pekerjaan, responden yang terbanyak adalah ibu rumah tangga, petani, pensiunan, dan tidak bekerja (di dalam tabel disebut sebagai lainnya) sebanyak 39 responden (39%).Data lengkap dapat dilihat pada Tabel Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Antibiotik Untuk pengujian tingkat pengetahuan, dibuat beberapa pertanyaan pengetahuan yang terdiri dari pengetahuan umum mengenai antibiotik.hasil ini berguna sebagai informasi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan respoden mengenai antibiotik. Berikut gambaran distribusi tingkat pengetahuan responden pada Tabel 4.2 Tabel 4.2Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang antibiotik Kategori Jumlah Persentase (%) Baik Cukup Kurang Total Berdasarkan analisis data yang dilakukan, mayoritas responden terdapat pada kategori pengetahuan cukup sebanyak 43 responden (43%).Sedangkan pada kategori baik 41 responden (41%), dan kategori kurang 16 responden (16%).Hasil tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan masyarakat di Kelurahan Padang Bulan Selayang II tergolong cukup.
11 Tabel 4.3 Distribusi jawaban pengetahuan responden mengenai Antibiotik No Pertanyaan Benar (%) Salah (%) Tidak tahu (%) 1 Antibiotik digunakan untuk 77 (77) 16 (17) 7 (7) mengobati infeksi bakteri 2 Antibiotik digunakan untuk 28 (28) 60 (60) 12 (12) mengobati infeksi oleh virus 3 Indikasi Antibiotik 37 (37) 56 (56) 7 (7) 4 antibiotik dapat menimbulkan efek 26 (26) 55 (55) 19 (19) samping 5 Penggunaan antibiotik yang tidak 54 (54) 32 (19) 14 (15) sesuai menyebabkan resistensi 6 Antibiotik harus sesuai petunjuk 62 (62) 22 (22) 16 (16) dokter 7 Aturan pakai antibiotic 57 (57) 33 (33) 10 (10) 8 Waktu Minimal penggunaan 43 (43) 30 (30) 27 (27) antibiotic 9 Antibiotik dapat diminum satu butir 73 (73) 12 (12) 15 (15) jika diperlukan 10 Golongan obat 68 (68) 14 (14) 18 (18) Tabel 4.3 menunjukkan bahwa 77% responden mengetahui antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri tetapi lebih dari setengah responden tidak mengetahui bahwa antibiotik tidak bekerja untuk melawan infeksi virus (60%). 56% responden beranggapan antibiotik dapat mengobati flu (batuk/pilek), penurun panas/ pnghilang nyeri dan cukup sedikit responden yang menjawab untuk mengobati TBC (37%). 55% responden tidak mengetahui bahwa antibiotik antibiotik dapat menimbulkan efek samping. 54% responden mengetahui antibiotik dapat menyebabkan resistensi. 62% responden mengetahui bahwa antibiotik harus sesuai petunjuk dokter. 57% responden mengetahui bahwa antibotik harus dihabiskan, sementara kurang dari setengah reponden mengetahui waktu minimal penggunaan antibiotik (43%). 73% responden mengetahui bahwa antibiotik tidak dapat diminum satu butir jika
12 diperlukan dan 68% responden mengetahui golongan antibiotik yang merupakan obat keras. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Lim dan Teh (2012) di Putrajaya, Malaysia yang menyebutkan bahwa mayoritas responden beranggapan antibiotik dapat mengobati virus (83%), mayoritas tidak mengetahui bahwa antibiotik tidak dapat mengobati batuk dan flu (82%), sementara setengah dari mereka (52,1%) tidak mengetahui bahwa antibiotik dapat menimbulkan banyak efek samping. Penelitian lain yang dilakukan di Malang juga menyebutkan 56,5% responden beranggapan antibiotik dapat mengobati virus, 71,1% responden beranggapan antibiotik dapat mengobati demam, sementara sekitar 47,8% tidak mengetahui bahwa antibiotik dapat menimbulkan efek samping dan sebanyak 80,4% responden mengetahui antibiotik dapat menyebabkan resistensi (Fithriya, 2014). Penelitian yang dilakukukan oleh Fernandez (2013) di NTT menyebutkan bahwa mayoritas responden beranggapan antibiotik dapat diminum satu butir jika diperlukan (57,41%), mayoritas mengetahui antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri (87,96%), dan mayoritas responden beranggapan antibiotik digunakan untuk penurun demam (41,67%). 4.3 Keyakinan Responden Tentang Antibiotik Untuk pengujian keyakinan,menggunakanpernyataan untuk mengetahui sejauh mana responden yakin terhadap antibiotik. pernyataantersebut dapat berupa sikap yang ditunjukkan oleh responden saat merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya sudah mencapai kebenaran dalam menggunakan antibioik. Berikut gambaran distribusi tingkat keyakinan responden pada Tabel 4.4
13 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tingkat keyakinan responden tentang antibiotik Kategori Jumlah Persentase (%) Baik Cukup Kurang Buruk Total Berdasarkan analisis data yang dilakukan, mayoritas keyakinan responden terdapat pada kategori cukup sebanyak 38 responden (38%).Sedangkan pada kategori baik 26 responden (26%), dan kategori kurang 26 responden (26%), dan kategori buruk 10 responden (10%).Hasil tersebut menggambarkan bahwa tingkat keyakinan masyarakat di Kelurahan Padang Bulan Selayang II tergolong cukup. Tabel 4.5 Distribusi jawaban keyakinan responden tentang antibiotik No Pernyataan Setuju (%) Tidak Setuju (%) 1 Saya percaya antibiotik dapat menyembuhkan 29 (29) 71 (71) segala penyakit 2 Saya percaya dengan menuangkan serbuk 40 (40) 60 (60) antibiotik pada kulit yang terluka dapat menyembuhkan luka dengan cepat 3 Saya percaya antibiotik dapat mencegah penyakit menjadi lebih buruk 49 (49) 61 (61) Tabel 4.5 menunjukkan kurang dari setengah responden percaya bahwa antibiotik dapat menyembuhkan segala penyakit (29%), menuangkan serbuk antibiotik diatas kulit yang terluka dapat menyembuhkan luka dengan cepat (40%), dan sekitar setengah dari responden percaya bahwa antibiotik dapat mncegah penyakit menjadi lebih buruk/parah (49%). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Yogyakarta, yang menunjukkan bahwa cukup sedikit responden percaya bahwa antibiotik dapat menyembuhkan segala penyakit (40%), menuangkan serbuk antibiotik pada kulit yang terluka dapat menyembuhkan luka
14 dengan cepat (37%), tetapi cukup banyak responden percaya antibiotik mencegah penyakit menjadi lebih buruk/parah (74%). Bukti tersebut menunjukkan bahwa kesalahpahaman seperti mengenai efek terapi antibiotik memang ada di kalangan masyarakat umum, informasi yang tidak konsisten ada dalam pengetahuan masyarakat tentang efek terapi antibiotik sehingga menimbulkan berbagai asumsi baru (Widayati, 2012). 4.4 Penggunaan Antibiotik Responden Untuk pengujian penggunaan dibuat beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk melihat apakah penggunaan antibiotik pada responden selama ini sudah tepat secara indikasi maupun penggunaannya. Berikut gambaran distribusi pengetahuan responden pada Tabel 4.6
15 Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden tentang penggunaan Antibiotik Jumlah No Variabel (N=100) Persentase (%) 1. Apakah anda pernah menggunakan antibiotik a. Ya Alasan anda mengambil/meminum antibiotik a. Flu b. sakit kepala c. demam d. sakit tenggorokan e. sakit kepala f. penyakit lain 3. Bagaimana anda memperoleh antibiotik tersebut a. sisa antibiotik b. diberi oleh orang lain c. membeli langsung d. dokter/puskesmas/rs 4. tempat memperoleh antibiotik a. apotek b. warung c. toko obat d. dokter/puskesmas/rs e. Lainnya 5 Memperoleh informasi aturan minum a. Ya b. Tidak 6 Apakah antibiotik tersebut diminum sampai habis a. Ya b. Tidak 7 Jenis antibiotik yang di gunakan a. amoksisilin b. penisilin c. kloramfenikol d. kotrimoksazol e. lainnya Berdasarkan hasil penilaian kuesioner yang dilakukan pada penelitian ini, jenis penyakit yang diobati oleh responden dengan antibiotik yang terbanyak menjawab flu, diikuti oleh penyakit lain, sakit tenggorokan, demam dan sakit kepala. Antibiotik yang digunakan responden lebih banyak dibeli secara langsung di apotek dikarenakan menurut responden sudah tau antibiotik yang digunakan, ingin menghemat biaya konsultasi dokter sehingga tidak memiliki
16 resep dokterdan dikarenakan apotek adalah tempat yang banyak menjual obatobatan untuk segala jenis penyakit, obat-obat yang dijual diapotek lebih dapat dipercaya mutu dan keaslianya, sehingga apotik lebih dipilih sebagai tempat pembelian obat. Untukpemberian informasi saat pembelian antibiotik, baik dalam pelayanan resep maupun pelayanan swamedikasi persentase terbanyak responden menjawab mendapat informasi penggunaan antibiotik pada saat pembelian, tetapi beberapa responden menjawab tidak mendapatkaninformasi saat pembelian, menurut responden petugas kesehatan hanya memberi obat yang diminta responden tanpa diberi informasi. pemberian informasi obat sangat penting terutama untuk obat dengan golongan keras seperti antibiotik untuk memastikan pasien menggunakan obat dengan benar sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai. Untuk penggunaan antibiotik, persentase responden menjawab menghabiskan obat yang digunakan tetapi masih cukup banyak responden yang menjawab tidak menghabiskan antibiotiknya dikarenakan merasa sudah cukup sehat.untuk jenis antibiotik yang gunakan, mayoritas responden menjawab menggunakan amoksisilin, diikuti dengan antibiotik lainnya, kotrimoksazol, penisilin, dan yang terakhir kloramfenikol. Masalah ketidaktepatan dalam penggunaan antibiotik akan mengakibatkan terjadinya resistensi bakteri. ketersediaan antibiotik untuk pengobatan sendiri dapat meningkat mencakup penggunaan oral maupun topikal. Pemakaian antibiotik yang tidak perlu dapat mengakibatkan masyarakat menggunakan obat dengan indikasi yang tidak jelas, sehingga dapat memberikan kontribusi perkembangan resisten antimikroba.penyalahgunaan antibiotik termasuk,
17 kegagalan dalam terapi, over dosis atau penggunaan kembali antibiotik yang tersisa, dapat berpotensi membuat lingkungan sekitar menjadi resisten dengan antibiotik tersebut (Granadoz et al, 2009).Seperti halnya penggunaan antibiotik pada flu, dimana flu merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang bersifat self limiting disease yang artinya dapat sembuh dengan sendirinya karena adanya sistem imunitas tubuh.sehingga penggunaan antibiotik sebenarnya tidak perlu diberikan apabila tidak disertai radang maupun demam yang mengindikasikan adanya infeksi penyerta oleh bakteri.tingkat kesadaran responden rendah mengenai antibiotik, oleh karena itu apoteker berperan memberikan edukasi dan konseling tentang pengendalian resisten antibiotik kepada tenaga kesehatan, konsumen, maupun keluarga konsumen. Edukasi dan konseling bisa dilakukan di apotek pada saat konsumen membeli antibiotik.setelah di berikan konseling dilakukan evaluasi pengetahuan pasien untuk memastikan pasien memahami informasi yang telah diberikan (Fernandez, 2013). 4.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara setiap karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan.pada analisis ini, dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7
18 Tabel 4.7Hasil analisis hubungan karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan (n=100) Variabel Tingkat Pengetahuan (%) P Jenis Kelamin : Laki laki Perempuan Usia : tahun tahun tahun >61 tahun Pendidikan : Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan : Pegawai Wiraswasta Mahasiswa Lain lain Baik Cukup Kurang 23 (41,1) 18 (40,9) 12 (44,4) 12 (57,1) 14 (35,0) 3 (25,0) 3 (17,6) 2 (13,3) 2 (20,0) 18 (48,6) 16 (76,2) 20 (83,3) 11 (42,3) 6 (45,5) 4 (12,8) 24 (42,9) 19 (43,2) 10 (37,0) 8 (38,1) 20 (50,0) 5 (41,7) 7 (41,2) 11 (73,3) 6 (60,0) 16 (43,2) 3 (14,3) 2 (8,3) 13 (50,0) 4 (36,4) 24 (61,5) 9 (16,1) 7 (15,9) 5 (18,5) 1 (4,8) 6 (15,0) 4 (33,3) 7 (41,2) 2 (13,3) 2 (20,0) 3 (8,1) 2 (9,5) 2 (8,3) 2 (7,7) 1(18,2) 11 (25,6) Value 1,000 0,300 0,000 0,000 Pada perbandingan kategori jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dapat dilihat perbandingan tingkat pengetahuan di antara kedua kategori tersebut tidak begitu jauh. Hasil korelasi antara jenis kelamin dan pengetahuan diperoleh nilai signifikanp1,000(>0,1) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan tingkat pengetahuan. Pada korelasi kategori usia dengan tingkat pengetahuan, usia tahun mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Hasil korelasi antara usia dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan P0,300 (>0,1) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir responden dengan tingkat pengetahuan. Pada korelasi pendidikan terakhir dengan tingkat pengetahuan, menunjukkan bahwa pendidikan terakhir perguruan tinggi mempunyai tingkat
19 pengetahuan yang lebih baik, diikuti oleh pendidikan terakhir SMA, SMP dan yang terendah adalah SD dan tidak sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan yang mereka dapat. Menurut Suhardi (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang salah satunya adalah pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang didapat. Hasil korelasi antara pendidikan terakhir dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan P0,000 (<0,1) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir responden dengan tingkat pengetahuan. Pada korelasi pekerjaan dengan tingkat pengetahuan, menunjukkan bahwa pegawai mempunyai pengetahuan yang lebih baik. Hasil korelasi antara pekerjaan dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan P0,000 (<0,1) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan. Pada hubungan tingkat pengetahuan dengan pekerjaan, memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi, dan hal ini tentu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Investisia, 2013). Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dari keempat karakteristik responden tersebut hanya karakteristik pendidikan terakhir dan pekerjaan yang mempengaruhi tingkat pengetahuan mengenai antibiotik Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Singgih Putra Ambada (2013) di Surakarta, yang menunjukkan bahwa kategori pendidikan terakhir dan
20 pekerjaan responden mempengaruhi tingkat pengetahuan responden tentang antibiotik. 4.6 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Keyakinan Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara setiap karakteristik responden dengan tingkat keyakinan.pada analisis ini, dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil analisis hubungan karakteristik responden dengan tingkat keyakinan Karakteristik keyakinan (%) P Baik Cukup Kurang Buruk Jenis Kelamin : Laki laki Perempuan Usia : tahun tahun tahun 61 tahun keatas Pendidikan : Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan : Pegawai Wiraswasta Mahasiswa Lain lain 13 (23,2) 13 (29,5) 11 (40,7) 5 (23,8) 8 (20,0) 2 (16,7) 2 (11,8) 3 (20,0) 2 (20,0) 10 (27,0) 9 (42,9) 10 (41,7) 5 (19,2) 4 (36,4) 7 (17,9) 23 (41,1) 14 (31,8) 8 (29,6) 9 (42,9) 18 (45,0) 2 (16,7) 4 (23,5) 6 (40,0) 7 (70,0) 13 (35,1) 7 (33,3) 6 (25,0) 15 (57,7) 4 (36,4) 12 (17,9) 23 (41,1) 14 (31,8) 6 (22,2) 5 (23,8) 10 (25,0) 6 (50,0) 9 (52,9) 4 (26,7) 0 (0,0) 11 (10,0) 3 (14,3) 5 (20,8) 4 (15,4) 2 (18,2) 16 (41,0) 7 (12,5) 3 (6,8) 2 (7,4) 2 (9,5) 4 (10,0) 2 (16,7) 2 (11,8) 2 (13,3) 1 (10,0) 3 (8,1) 2 (9,5) 3 (12.5) 2 (7,7) 1 (9,1) 4 (10,3) 0,460 0,470 0,180 0,120 Pada Tabel 4.8 perbandingan kategori jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dapat dilihat perbandingan keyakinan tentang antibiotik diantara keduanya.pada kategori perempuan memiliki tingkat keyakinan yang lebih baik dari laki-laki, hasil korelasi antara jenis kelamin dan pengetahuan diperoleh nilai
21 signifikan P0,460. Pada korelasi kategori usia dengan tingkat pengetahuan, usia tahun mempunyai tingkat keyakinan yang baik, hasil korelasi antara jenis kelamin dan pengetahuan diperoleh nilai signifikan P0,470. Pada korelasi pendidikan terakhir dengan tingkat keyakinan, menunjukkan bahwa pendidikan terakhir perguruan tinggi mempunyai tingkat keyakinan yang lebih baik, hasil korelasi antara jenis kelamin dan pengetahuan diperoleh nilai signifikan P0,180.Pada korelasi pekerjaan dengan tingkat keyakinan, menunjukkan bahwa pegawai mempunyai keyakinan yang lebih baik, hasil korelasi antara pekerjaan dengan keyakinan diperoleh nilai signifikanp 0,120. Nilai ke empat karakteristik tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik responden dengan tingkat keyakinan dimana nilai p > (0,1). Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden (jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan) tidak mempengaruhi tingkat keyakinan mengenai antibiotik Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Keyakinan Responden tentang Antibiotik Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan tingkat keyakinan.pada analisis ini, dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil analisis hubungan tingkat pengetahuan responden dengan tingkat keyakinan hasil keyakinan P Baik cukup Kurang buruk Baik 15 (36,6) 16 (39,0) 6 (14,6) 4 (9,8) Hasil Cukup 8 (18,6) 19 (44,2) 14 (32,6) 2 (4,7) 0,050 Pengetahuan Kurang 3 (18,8) 3 (18,8) 6 (37,5) 4 (25,0) Total
22 Pada Tabel 4.9 berdasarkan hubungan pengetahuan dengan keyakinan antibiotik pada responden menunjukkan bahwa persentase tertinggi responden ada pada pengetahuan cukup dengan keyakinan cukup sebanyak 44,2%. Dengan nilai signifikan P0,014< (0,1). Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan.sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden dapat mempengaruhi keyakinan responden mengenai antibiotik.hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aris Widayati (2012) di Yogyakarta, yang menyatakan hubungan antara pengetahuan dan keyakinan menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik dapat mengurangi kesalahpahaman masyarakat dalam meyakini keefektivitas antibiotik dan membuat masyarakat lebih sadar akan efek penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
23 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : a. tingkat pengetahuan masyarakat mengenai antibiotik tergolong cukup. b. tingkat keyakinan masyarakat mengenai antibiotik tergolong cukup. c. Perilaku masyarakat terkait penggunaan antibiotik, ditemukan bahwa antibiotik yang paling sering dibeli diapotek adalah amoksisilin, jenis penyakit yang paling sering diobatiadalah flu, sebagian responden tidak mendapatkan informasi tentang aturan minum antibiotik dan sebagian responden tidak menghabiskan antibiotik yang digunakan. d. karakteristik pendidikan dan pekerjaan masyarakat mempengaruhi tingkat pengetahuan (p>0,1). e. karakteristik masyarakat (jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan) tidak mempengaruhi tingkat keyakinan (p>0,1). f. Tingkat pengetahuan masyarakat tidak mempengaruhi tingkat keyakinan (p >0,1). 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan untuk dilakukan kegiatan konseling dan penyuluhan atau promosi penggunaan antibiotik yang benar kepada masyarakat untuk meningkatkan tingkat pengetahuan dan keyakinan masyarakat sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman dalam menggunakan atibiotik.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah suatu pengukuran untuk menentukan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas bertujuan untuk melihat sejauh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pelayanan Kesehatan Peran PMO : - Pengetahuan - Sikap - Perilaku Kesembuhan Penderita TB Paru Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. Terdapat hubungan pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka
BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang mempunyai efek mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman sedangkan toksisitasnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Antibiotik merupakan obat yang penting digunakan dalam pengobatan infeksi akibat bakteri (NHS, 2012). Antibiotik dan obat-obat sejenisnya yang disebut agen antimikrobial,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sehingga penelitian ini menekankan pengumpulan fakta dan identifikasi data. Komponen dalam metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Variabel Terikat Masa Kerja Carpal Tunnel Syndrome Lama Kerja Sikap Kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep 31 32 B. Hipotesis 1.
Lebih terperinciOPINI APOTEKER DAN PASIEN TERHADAP PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MERAUKE DEASY ABRAHAM THOE, 2013
OPINI APOTEKER DAN PASIEN TERHADAP PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MERAUKE DEASY ABRAHAM THOE, 2013 Fakultas Farmasi Deasy_Abraham@yahoo.com Abstrak - Peran dan tanggung jawab
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 Dewi Rashati 1, Avia Indriaweni 1 1. Akademi Farmasi Jember Korespondensi :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Hipotesis yang akan diuji dalam uji validitas ini adalah:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Kuesioner ini diuji coba terhadap 30 mahasiswa program studi non kesehatan jenjang Strata 1 (S1) angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan sebagai swamedikasi. Tindakan swamedikasi telah menjadi pilihan alternatif masyarakat
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO Rini Andarwati Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan Abstrak Penggunaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk
64 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk mempelajari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendapatkan hasil gambaran secara menyeluruh tentang obyek dan subyek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang
BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Faktor demografi : a.umur b.jenis kelamin c. Pendapatan d. Pekerjaan e. Pendidikan Pengetahuan Minat Sikap Kelompok refrensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, yaitu penelitian deskriptif untuk mencari hubungan antara dua variabel pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat correlational dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif untuk melihat hubungan antara gejala dengan gejala lain, atau variabel dengan variabel lain (Notoatmojo, 2002).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi experiment (eksperimen semu) disebut demikian karena eksperimen jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Karakteristik Individu : a. Umur b. Jenis Kelamin c. Semester d. Fakultas e. Latar belakang pekerjaan orang tua f. Skala Sosial g. Uang saku h. Pekerjaan sampingan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan urutan langkah dalam melakukan penelitian. Hal-hal yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian yang digunakan, subyek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, yang didukung oleh data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian DAFTAR TILIK
Lampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian DAFTAR TILIK Jumlah tenaga teknis kefarmasian dan kualifikasi : Jumlah Apoteker : Orang Jumlah tenaga teknis kefarmasian (TTK) : Orang Jumlah tenaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. (15) Variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Efikasi diri penderita TB Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Disain dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat selama ± 2 minggu dari tanggal 12-25 Juni tahun 2013. Dengan jumlah sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan teori, maka dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Tingkat pendidikan petugas Peran masyarakat Sarana laboratorium Keberhasilan program pencegahan dan penanganan filariasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan keluhan yang dirasakan seseorang dan bersifat subjektif, sedangkan penyakit berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan. Kelurahan Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.
A. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variable bebas dan variable terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif comparative, yaitu penelitian dengan mengunakan metode studi perbandingan dengan cara membandingkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena
59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kenyataan atau data objektif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan korelatif antara dua variabel, variabel independent (tingkat pendidikan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara status gizi balita dengan kejadian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pasien waktu pelayanan diloket Praktik Petugas Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. hubungan antara pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah,
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan alasan penulis melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil melalui pemberian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive analytic explanatory untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA BASAWANG KECAMATAN TELUK SAMPIT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN INFEKSI
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA BASAWANG KECAMATAN TELUK SAMPIT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN INFEKSI Syahrida Dian Ardhany *, Ridha Oktavia Anugrah, dan Yurnida Harum Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik, yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya
116 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana pengukuran faktor-faktor yang menimbulkan perilaku
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bagian metodologi penelitian ini akan diuraikan
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metodologi penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional penelitian, populasi, teknikmpengambilan sampel,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu
5 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel
Lebih terperinciDisain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik
Lebih terperinci