Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram ABSTRAK
|
|
- Leony Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang memahami Antibiotik efek di Apotek terapi obat Purnama yang dikonsumsi Pada Bulan April Tahun (Tjay dan 2016 Rahardja, 2002). Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram PENDAHULUAN ABSTRAK Antibiotik merupakan obat yang banyak diresepkan pada pasien, namun sering disalah gunakan pemakaiannya oleh masyarakat. Akibatnya terjadi peningkatan resistensi kuman terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik di Apotek Purnama pada bulan April tahun Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif yang menggunakan data kualitatif. Instrumen yang digunakan pada peneliltian ini adalah kuisioner. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah responden 100 pasien. Data diambil pada bulan April kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat pengetahuan tentang fungsi, jenis, lama penggunaan, cara memperoleh dan resistensi antibiotik. Data tersebut dihitung menggunakan rumus persentase kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan pasien tentang indikasi antibiotik cukup baik dengan persentase (55%). Tingkat pengetahuan pasien tentang jenis antibiotik cukup baik dengan persentase (59%). Tingkat pengetahuan pasien tentang lama penggunaan antibiotik kurang baik dengan persentase (37%). Tingkat pengetahuan pasien tentang resistensi antibiotik juga masih kurang baik yaitu (42%). Sedangkan tingkat pengetahuan pasien tentang cara memperoleh antibiotik merupakan tingkat pengetahuan tertinggi dengan persentase sebanyak (94%). Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Antibiotik, Apotek Purnama. Penggunaan obat merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena terkait beberapa komponen, mulai dari diagnosa, pemilihan dan penentuan dosis obat, cara pengemasan, pemberian label dan kepatuhan penggunaan obat oleh penderita. Pada prinsip pemakaian obat terutama antibiotik, hal yang harus diperhatikan oleh para praktisi medik salah satunya tenaga farmasis adalah manfaat dan resiko pemakaian obat secara bebas.oleh karena itu,setiap tenaga farmasis harus memperhatikan dosis, indikasi, kontra indikasi, umur pasien, aturan pakai atau lama terapi, interaksi obat dan efek samping yang tidak diinginkan seperti resistensi antibiotik.tenaga farmasis juga harus lebih mengutamakan pelayanan informasi obat (PIO) kepada pasien sehingga pasien dapat Pemakaian antibiotik tidak boleh sembaranganbaik untuk anak-anak maupun orang dewasa, itulah sebabnyaantibiotik tidak dijual bebas melainkan harus dengan resep dokter.namun bagi masyarakat awam yang tidak mengetahui bahaya dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional, sering kali menggunakan antibiotik sebagai obat untuk berbagai macam penyakit yang pada dasarnya tidak memerlukan terapiantibiotik.oleh karena itu, peneliti hendak melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik.selain itu, peneliti juga dapat memberikan sedikit informasi mengenai bahaya dari penggunaan antibiotik secara tidak Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram 41
2 rasional sehingga pasien bisa lebih bijak dalam menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik seharusnya berdasarkan resep dokter dan dianjurkan untuk mengkonsumsi antibiotik apabila diperlukan sesuai dengan indikasi, dosis, aturan pakai, dan diagnosa agar tidak terjadi resistensi akibat pemakaian yang tidak rasional. Oleh sebab itu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai penggunaan antibiotik, penulis hendak melakukan penelitian mengenaitingkat pengetahuan pasien tentang antibiotikyang akan dilakukan di Apotek Purnama. Penelitian dilakukan di Apotek Purnamakarenapada Apotek tersebut terdapat Praktek Dokter bersama, yaitu Praktek Dokter Spesialis Kandungan, dan Praktek Dokter Spesialis Kulit. Selain itu, Apotek Purnama juga menerima semua jenis resep dari luar, sedangkan pada Apotek lain yang ada di Narmada hanya menerima beberapa resep dari luar karena persediaan obat yang dimiliki terbatas. Berdasarkan hal tersebut peneliti dapat mengetahui apakah dengan adanya praktek dokter bersama di Apotek Purnama mengakibatkan tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik lebih meningkat atau tidak. Data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriftif. Setelah semua kuisioner yang sudah dijawab oleh pasien dikumpulkan, kemudian kuisioner tersebut dihitung dan diklasifikasikan sesuai dengan bidang permasalahan. Presentase tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: X = n N x 100% Keterangan : X = Hasil persentase. n = Jumlah aspek yang dipilih responden. N = Jumlah responden atau sampel. HASIL PENELITIAN Penelitiaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik di Apotek Purnama pada bulan April tahun Hasil penelitian tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik di Apotek Purnama pada bulan April tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 1: Tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik berdasarkan umur. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif, yaitu menganalisa dan menarik kesimpulan mengenai tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik di Apotek Purnama pada bulan April Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang melakukan konsultasi dokter di Apotek Purnama pada bulan April 2016 sebanyak 100 pasien. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara analisa data kuisioner mengenai tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik berdasarkan indikasi, jenis - jenis, lama penggunaan, cara memperoleh, dan resistensi antibiotik. Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram 42 No Umur Jumlah Persentase% % % % % Total % Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak yaitu berumur (36 50) tahun dengan jumlah 40 responden atau 40%.
3 Tabel 2: Tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik berdasarkan pekerjaan. No Pekerjaan Jumlah Persentase % 1 Guru 21 21% 2 TNI POLRI 2 2% 3 POLRI 1 1% 4 Bidan 1 1% 5 Karyawan 6 6% 6 Wirasuasta 11 11% 7 Petani 5 5% 8 Pedagang 18 18% 9 Buruh 4 4% 10 Sopir 3 3% 11 Tukang 2 2% 12 Montir 1 1% 13 Ibu RumahTangga 15 15% 14 Mahasiswa dan Pelajar 10 10% Total % Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini bekerja sebagai guru dengan jumlah 21 responden atau 21%. Tabel 3: Tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik. No Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Antibiotik Jumlah Persentase % 1 Indikasi Antibiotik 55 55% 2 Jenis- Jenis Antibiotik 59 59% 3 Lama Penggunaan 37 37% Antibiotik 4 Cara Memperoleh 94 94% Antibiotik 5 Resistensi Antibiotik 42 42% Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik yang terbanyak terdapat pada cara memperoleh antibiotik yang benar dengan jumlah 94% pasien dari 100 pasien. Sedangkan tingkat pengetahuan pasien terendah tentang antibiotik terdapat pada lama penggunaan antbiotik dengan jumlah 37% pasien dari 100 pasien. PEMBAHASAN Tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik di Apotek Purnama pada bulan April 2016 masih kurang baik, pada penelitian ini sebagian besar pasien masih kurang memahami tentang antibiotik. Tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik berdasarkan hasil penelitian dipengaruhi oleh faktor umur dan pekerjaan. Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini berumur (36-50) tahun dengan jumlah persentase 40%. Dalam teori perkembangan menurut Erikson dalam Craven dan Hirnle (2000), pada rentang usia ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuan yang cukup luas, kecakapan yang cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi mereka tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga pengetahuan dan kecakapannya tetap terbatas. Hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai guru dengan jumlah 21 responden atau 21%, namun hal tersebut tidak berpengaruh pada tingkat pengetahuan pasien. Hal ini kemungkinan disebabkan karena responden terlalu sibuk sehingga muncul rasa malas untuk memperdalam pengetahuannya tentang antibiotik terutama bahaya yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan yang tidak tepat. Pada penelitian ini responden diberikan 5 pertanyaan kuisioner tentang indikasi, jenis, lama penggunaan, cara memperoleh, dan resistensi antibiotik. Pertanyaan pertama yaitu tentang indikasi antibiotik menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik tentang indikasi antibiotik yaitu 55%. Namun, beberapa responden menjawab antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus dan ada juga responden yang tidak bisa membedakan antara virus dan bakteri. Pengetahuan yang buruk mengenai hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat kurang memiliki pengetahuan tentang perbedaan virus dan bakteri. Pengetahuan yang Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram 43
4 kurang tersebut kemungkinan terjadi akibat dari penggunaan kata kuman oleh petugas pada saat memberikan penjelasan atau konseling sehingga masyarakat lebih mengenal istilah kuman (Hassali dkk, 2011). Berdasarkan hasil penelitian terkait jenis-jenis antibiotik menunjukkan bahwa responden cukup mengetahui tentang jenisjenis antibiotik dengan jumlah persentase 59%.Akan tetapi sebagian besar dari responden hanya mengetahui Amoxicillin dan Ampisilin sebagai antibiotik. Hal tersebut dipengaruhi oleh kecendrungan dokter yang sering kali meresepkan antibiotik tersebut. Tingkat pengetahuan pasien tentang lama penggunaan antibiotik masih kurang baik yaitu 37%. Sebagian besar pasien menjawab bahwa antibiotik diminum sampai penyakit yang diderita sembuh. Hal ini cendrung terjadi karena pasien terkadang merasa malas untuk mengkonsumsi obat sampai habis dan memilih berhenti meminum antibiotik jika keluhan sudah tidak ada, karena adanya anggapan bahwa mereka sudah sembuh sehingga tidak lagi membutuhkan antibiotik. Perilaku tersebut didukung oleh penelitian Elsiddi, (2010) yang menyatakan bahwa lebih dari40% responden pada penelitian yang dia lakukan berhenti melanjutkan pengobatan antibiotik yang diresepkan ketika merasa keluhan mereka membaik. Dari beberapa pertanyaan yang telah dijabarkan sebelumnya, ternyata untuk pertanyaan terkait cara memperoleh antibiotik menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik dengan persentase tertinggi yaitu 94%. Sebagian besar pasien menjawab kalau mereka memperoleh antibiotik dari dokter atau membeli di Apotek dan beberapa pasien menjawab membeli di warung karena mereka mengira bahwa antibiotik sama seperti obat bebas yang dijual di warung. Pada penelitian yang dilakukan oleh Manan, (2012) diperoleh data bahwa jumlah pasien yang membeli antibiotik di warung sebesar 21,79%.Masih banyaknya pasien yang membeli antibiotik di warung disebabkan karena pasien merasa malas untuk pergi ke dokter atau Apotek serta beberapa pasien yang merasa obat di warung memberikan efek lebih cepat dalam menyembuhkan penyakit dari pada yang diresepkan oleh dokter. Tingkat pengetahuan pasien tentang resistensi antibiotik juga ternyata masih kurang baik dengan persentase sebanyak 42%.Pada penelitian yang dilakukan oleh Annisa dkk, (2013) diperoleh hasil yaitu hanya 30,1%pasien yang mengetahui tentang resistensi antibiotik. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan oleh Dinas Kesehatan terutama farmasis tentang antibiotik kepada masyarakat. Obat antibiotik cukup dikenal di kalangan masyarakat, namun demikian, pengenalan terhadap antibiotik tidak disertai dengan tingkat pengetahuan masyarakat yang memadai. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap antibiotik dari aspek indikasi, lama penggunaan dan resistensi antibiotik. Rendahnya tingkat pengetahuan pasien tentang antibiotik perlu diperhatikan oleh para praktisi medik khususnya tenaga farmasis. Peran aktif farmasis dalam memberi pelayanan dan informasi yang tepat dalam penggunaan antibiotik memegang peranan yang sangat penting dan strategis. Berkembangnya bahaya akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat harus dipandang sebagai ancaman kesehatan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu Apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian harus memberikan informasi secara efisien mengenaipenggunaan antibiotik dan bahaya yang dapat ditimbulkan karena penggunaan yang tidak tepat, sehingga pasien bisa lebih memahami tentang obat khususnya antibiotik. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan pasien tentang indikasi antibiotik cukup baik dengan persentase 55%. 2. Tingkat pengetahuan pasien tentang jenis antibiotik juga cukup baik dengan persentase 59%. 3. Tingkat pengetahuan pasien tentang lama penggunaan antibiotik masih kurangbaikdengan persentase 37%. 4. Tingkat pengetahuan pasien tentang cara memperoleh antibiotik merupakan tingkat Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram 44
5 pengetahuan tertinggi dengan persentase sebanyak 94%. 5. Tingkat pengetahuan pasien tentang resistensi antibiotik masih kurang yaitu 42%. SARAN 1. Kepada Instansi-instansi terkait, kepada para profesional dibidang kesehatan, para pelajar di bidang kesehatan, utamanya para farmasis, untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini dengan melaksanakan upaya promotif, yaitu melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang obat antibiotik, dan memberikan konseling yang baik pada masyarakat pada saat pengambilan obat. 2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan dan melanjutkan penelitian ini agar menganalisa lebih jauh dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan mengkorelasikan dengan banyak aspek kehidupan di masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Ambada, S.P Tingkat Pengetahuan Tentang Antibiotik Pada Masyarakat Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan.Skripsi.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Amirin, M.T Pokok-Pokok Teori Sistem. PT Rajawali Persada: Jakarta. Anif, M Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Universitas Gadjah Mada Press: Jakarta. Annisa, S. dkk Pengetahuan dan Perilaku Pengunjung Puskesmas dan Tenaga Kesehatan terhadap Penggunaan Antibiotik pada ISPA. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Arikunto, S Metodologi Penelitian. PT Rineka Cipta: Jakarta. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Revisi VI). PT Rineka Cipta: Jakarta. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta: Jakarta. Elsiddi, H.A.2010.Irrational Use Of Antibiotics Among People Residing In Almamoura. Sudanese Journal of Public Health. Hassali, M.A Public knowledge and attitudes towards antibiotic usage: a cross-sectional study among the general public in the state of Penang, Malaysia. J Infect Dev Ctries.Jurnal. Katzung, B.G Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi Pertama. Buku Kedokteran. EGC: Jakarta. Katzung, B.G Farmakologi Dasar dan Klinik.Edisi VI. Salemba Medika: Jakarta. Manan, S Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Penggunaan Antibiotik di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat Tahun 2012.Karya Tulis Ilmiah. Universitas Negeri Gorontalo. Notoatmodjo, S Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.PT Rineka Cipta: Jakarta. Notoatmodjo, S Promosi Kesehatan, Teori & Aplikasi (Edisi Revisi). PT Rineka Cipta: Jakarta. Nugroho, A.E Farmakologi Obat-Obat Penting Dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan. PustakaPelajar: Yogyakarta. Schmitz, G Farmakologi dan Toksikologi. Edisi III. Buku Kedokteran. EGC: Jakarta. Serliani Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Manurunge Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone Tentang Penggunaan Antibiotik. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Makasar. Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram 45
6 Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suryani dan Hendryadi Metode Riset Kuantitatif. Kencana Prenadamedia Group: Jakarta. Tjay,T.H dan Raradja, K Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya.Edisi kelima cetakan pertama. PT Gramedia: Jakarta. Vernando, J Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Antibiotik.Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Garut. Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram 46
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA BASAWANG KECAMATAN TELUK SAMPIT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN INFEKSI
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA BASAWANG KECAMATAN TELUK SAMPIT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEBAGAI PENGOBATAN INFEKSI Syahrida Dian Ardhany *, Ridha Oktavia Anugrah, dan Yurnida Harum Universitas
Lebih terperinciKEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN YANG MENDAPAT TERAPI ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS MENDAWAI PANGKALAN BUN
ARTIKEL PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN YANG MENDAPAT TERAPI ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS MENDAWAI PANGKALAN BUN Eli Beni Fauziah Mahasiswa Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang mempunyai efek mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman sedangkan toksisitasnya
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA KUTA MBELIN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO Rini Andarwati Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Medan Abstrak Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sering terjadi pada penggunaan antibiotik, baik dengan menggunakan resep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penggunaan obat yang tidak rasional adalah salah satu masalah utama di bidang kesehatan. Salah satu obat yang tidak rasional biasanya yang sering terjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal
4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 30 Mei-29 Juni tahun 2013. Dengan menggunakan tehnik accidental sampling,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia penyakit infeksi menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan, sebab penyakit ini mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi menyerang masyarakat
Lebih terperinciINTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42
KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI INSTALASI RAWAT JALAN RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MUCHSON, YETTI OKTAVIANINGTYAS K, AYU WANDIRA INTISARI
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. korelasi sebesar 72,2%, variabel Pelayanan informasi obat yang. mendapat skor bobot korelasi sebesar 74,1%.
67 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain adalah : 1. Kualitas pelayanan kefarmasian secara keseluruhan telah dinilai baik oleh para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan dalam bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kunci pokok suksesnya sistem kesehatan. Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah suatu pengukuran untuk menentukan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas bertujuan untuk melihat sejauh
Lebih terperinciFirdawati Amir Parumpu. Akademi Farmasi Tadulako Farma, Palu ABSTRACT
As-Syifaa Vol 8 () : Hal. -9, Desember 6 ISSN : 85-7 TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN UNTUK PENGOBATAN SENDIRI DI WILAYAH KELURAHAN LOLU SELATAN KECAMATAN PALU
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Daenaa Kecamatan Limboto Barat selama ± 2 minggu dari tanggal 12-25 Juni tahun 2013. Dengan jumlah sampel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran napas atas merupakan penyakit yang paling banyak terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis,
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014 Dewi Rashati 1, Avia Indriaweni 1 1. Akademi Farmasi Jember Korespondensi :
Lebih terperinciINTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA
INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA Ruli Yanti ¹; Amaliyah Wahyuni, S.Si, Apt ²; drg. Rika Ratna Puspita³
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya dari seseorang untuk mengobati dirinya sendiri dapat diartikan sebagai swamedikasi. Tindakan swamedikasi telah menjadi pilihan alternatif masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Antibiotik merupakan obat yang penting digunakan dalam pengobatan infeksi akibat bakteri (NHS, 2012). Antibiotik dan obat-obat sejenisnya yang disebut agen antimikrobial,
Lebih terperinciSWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN
SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN Trias Apriliani, Anita Agustina, Rahmi Nurhaini INTISARI Swamedikasi adalah mengobati segala keluhan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia
Lebih terperincidalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.
BAB 1 PENDAHULUAN Infeksi pada Saluran Nafas Akut (ISPA) merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Adapun penyebab terjadinya infeksi pada saluran nafas adalah mikroorganisme, faktor lingkungan,
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI PERUSDA ANEKA USAHA UNIT APOTEK SIDOWAYAH FARMA KLATEN
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI PERUSDA ANEKA USAHA UNIT APOTEK SIDOWAYAH FARMA KLATEN Fitriana Wati, Sutaryono, Muchson Arrosyid INTISARI Konseling pasien dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Sendiri 1. Definisi dan Peran Pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Profil Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa penyakit infeksi dan parasit tertentu menempati urutan kedua dari data 10 penyakit utama penyebab kematian di rumah
Lebih terperinci57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indikator WHO 1993 Indikator WHO 1993 adalah suatu metode untuk melihat pola penggunaan obat dan dapat secara langsung menggambarkan tentang penggunaan obat yang tidak sesuai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan substansi yang dapat mengurangi gejala hingga menyembuhkan penyakit. Obat-obatan banyak yang beredar dan dijual bebas di pasaran. Ada yang bebas dibeli,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak akan menjadi penerus bangsa, dengan punya anak yang sehat dan cerdas maka akan kuatlah bangsa tersebut. Selain itu kesehatan anak merupakan masalah besar yang
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan
PELAKSANAAN PENYIMPANAN OBAT DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS DI KOTA PURWOKERTO Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciINTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3
INTISARI PENGARUH PELAYANAN INFORMASI OBAT KEPADA ORANG TUA PASIEN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUANNYA PADA PENGGUNAAN SUSPENSI KERING ANTIBIOTIK CEFADROXIL 125 MG DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN Madaniah
Lebih terperinciTINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TINJAUAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh : IRMA FATMAWATI K100100046 FAKULTAS
Lebih terperinciTINGKAT KEPATUHAN DOKTER DALAM MENULISKAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN BERDASARKAN FORMULARIUM DI RUMAH SAKIT BIOMEDIKA PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2016
TINGKAT KEPATUHAN DOKTER DALAM MENULISKAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN BERDASARKAN FORMULARIUM DI RUMAH SAKIT BIOMEDIKA PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2016 Andi Anhar Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin berkembang ini semakin banyak pula penyakit yang menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA
INTISARI HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Nurul Ainah 1, Aditya Maulana PP, M.Sc., Apt 2, Nadya Sari, S.Farm.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau pada hewan. Jenis-jenis obat yang
Lebih terperinciPHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS
PHARMACEUTICAL CARE DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS PELAYANAN KEFARMASIAN (Kep.Men.Kes.1027/MenKes/SK/IX/2004) PASIEN PRODUK Pengelolaan obat Kualitas hidup pasien APOTEKER dituntut utk
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO 1 Juwita Purnamasari 2 Pemsy M. Wowor 3 Elita Tambunan 1 Kandidat Skripsi
Lebih terperinciMahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN KEPATUHAN IBU MEMBERIKAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA USIA 12 59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI KOTA SEMARANG Frida Cahyaningrum 1,
Lebih terperinciGAMBARAN KEPATUHAN PASIEN PADA PEMAKAIAN AMOXICILLIN TABLET 500 MG DI APOTEK NAZHAN FARMA BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN PADA PEMAKAIAN AMOXICILLIN TABLET 500 MG DI APOTEK NAZHAN FARMA BANJARMASIN Fahrurizanie 1 ;Amaliyah Wahyuni 2 ;Iwan Hidayat 3 Penggunaan amoxicillin tablet 500mg di Apotek
Lebih terperinciTingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi Muh, Saud *), Taufiq **), Ishak Abdul Jalil ***) *) Poltekes Kemenkes Makassar **) Akademi Farmasi Yamasi Makassar ***)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia dan kebutuhan hidup yang diwujudkan dan dilaksanakan dalam mencapai kesejahteraan kehidupan dalam masyarakat. Menurut
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT KECAMATAN PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN SKRIPSI
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT KECAMATAN PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN SKRIPSI Oleh: SINGGIH PUTRA AMBADA K100090068 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sikap penggunaan antibiotik.
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter
151 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tanpa Hasnal Laily Yarza 1, Yanwirasti 2, Lili Irawati 3 Abstrak Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk penyakit infeksi. Tingginya
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang masih mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik 1 Nita Ayu Toraya, 2 Miranti Kania Dewi, 3 Yuli Susanti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pilihan Pengobatan Masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu faktor perilaku seperti pergi ke apotek membeli obat dan non perilaku
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK
ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK Ns. Yenni Lukita, S.Kep 1, Suhardi 2 1 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Mahasiswa STIK
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 (Rekapan Jawaban Kuesioner dari Pasien Penderita TBC)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rekapan Jawaban Pertanyaan 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tabel 1 (Rekapan Jawaban Kuesioner dari Pasien Penderita TBC) A 14 2 15 4 13 5 12 4 14 12 B 2 1 1 10 1 10 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika digunakan secara tepat dan rasional. 1 Penggunaan obat secara rasional adalah pasien mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pelayanan kesehatan menjadi penunjang penting tercapainya tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus dipandang sebagai suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antibiotik telah digunakan selama 60 tahun untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi (WHO, 2014). Menurut Kemenkes RI (2011) penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit
BAB IV PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian ini bertujuan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Lombok untuk melihat gambaran Penerapan Farmasi Klinik rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Definisi apotek menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/MENKES/SK/X/2002 yaitu sebagai suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN Rahma Aprilia 1 ; Amaliyah Wahyuni 2 ; Akhmad Fakhriadi 3 Cotrimoxazol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka sebuah pelayanan kesehatan harus mampu memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bersifat non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien diare di Puskesmas
Lebih terperinciPENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING Oleh : Sri Tasminatun, M.Si., Apt NIK 173 036 PROGRAM STUDI PROFESI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran sudah semestinya manusia menjaga kesehatan. Kesehatan adalah suatu kondisi yang stabil dalam sistem badan dan jiwa raga
Lebih terperinciJurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :
Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang
Lebih terperinciStabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit
Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009
ANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009 SKRIPSI Oleh : ANGGA ALIT ANANTA YOGA K.100.040.182 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obat merupakan komponen pelayanan kesehatan yang sangat mempengaruhi kesembuhan penyakit dan komplikasi yang mungkin timbul. Disisi lain, kesalahan pemberian
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA
ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA Mi atu Khabbah*, Rolan Rusli, Welinda Dyah Ayu, Nurul Annisa Laboratorium penelitian dan pengembangan FARMAKA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap terjadinya resistensi akibat pemakaian yang irasional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antibiotika merupakan obat yang penting digunakan dalam pengobatan infeksi akibat bakteri (NHS, 2012). Setelah digunakan pertama kali tahun 1940an, antibiotika membawa
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari Dari hasil analisis data terhadap penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Jagir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan keluhan yang dirasakan seseorang dan bersifat subjektif, sedangkan penyakit berkaitan dengan
Lebih terperinciMenurut PP 51 pasal 1 ayat 4 tahun 2009 tentang Pelayanan Kefarmasian yaitu suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
BAB 1 PENDAHULUAN Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara yang sedang berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup tinggi meskipun terapi pengobatan dan pencegahan terhadap kejadian infeksi semakin berkembang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi meningkat dari tahun ke tahun tidak hanya di Indonesia bahkan didunia. Sebanyak kurang lebih 1 milyar orang didunia menderita penyakit ini dan
Lebih terperinciPEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA BARAT. Erik Darmasaputra, 2014
PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA BARAT Erik Darmasaputra, 2014 Fakultas Farmasi erikcinhong@yahoo.com Abstrak - Peran dan tanggung
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rasionalitas obat (ketepatan pengobatan) adalah pemakaian obat yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinis (Saraswati,
Lebih terperinciJangan Sembarangan Minum Antibiotik
Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian berjudul Profil Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian berjudul Profil Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah Sakit Umum Daerah di Pulau Bangka merupakan penelitian noneksperimental. Metode dalam
Lebih terperinciPengetahuan dan Perilaku Pengunjung Puskesmas dan Tenaga Kesehatan terhadap Penggunaan Antibiotik pada ISPA
Anissa S, Dhita K, Firda A, Lina S. Al Huraiby, Sayida S, Herqutanto ejki Pengetahuan dan Perilaku Pengunjung Puskesmas dan Tenaga Kesehatan terhadap Penggunaan Antibiotik pada ISPA Annisa Swastinitya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obat, merupakan zat atau bahan yang digunakan untuk permasalahan kesehatan masyarakat antara lain digunakan untuk menyembuhkan penyakit dan mencegah komplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012)
Lebih terperinciPERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA ORAL
PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA ORAL Hurun Ain 1 *), Mustayah 2 *) Feris Septian 3 *) ABSTRAK Pelayanan pembelian antibiotika secara bebas oleh penyedia obat mendorong perilaku swamedikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Pneumonia dapat terjadi sepanjang tahun dan dapat melanda semua usia.
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 015 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN 1 Vita A. Lethulur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait dengan banyaknya kejadian infeksi bakteri. Sekitar 10-40% anggaran kesehatan di dunia
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA
HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Novia Ariani * dan Aditya Maulana Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan
Lebih terperinciEvaluasi Mutu Pelayanan Kategori Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat Di Salah Satu Puskesmas Di Kecamatan Tampan Pekanbaru
Evaluasi Mutu Pelayanan Kategori Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat Di Salah Satu Puskesmas Di Kecamatan Tampan Pekanbaru (Evaluation of Satisfaction Service Quality Categories Of Drug Information
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER Nur Hayati Fajrin, Nurlaela Widyarini nurlaelawidyarini@unmuhjember.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan suatu obat dapat berpengaruh terhadap kualitas pengobatan, pelayanan dan biaya pengobatan. Penggunaan obat merupakan tahap akhir manajemen obat. Penggunaan
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT RW.IV KELURAHAN FONTEIN KOTA KUPANG TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK. Ni Nyoman Yuliani, Carolina Wijaya, Geryana Moeda
699 JURNAL INFO KESEHATAN, VOL. 12, NOMOR 1, JUNI 2014 TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT RW.IV KELURAHAN FONTEIN KOTA KUPANG TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK Ni Nyoman Yuliani, Carolina Wijaya, Geryana Moeda
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG
KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG a. PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas
Lebih terperinciFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA
KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 PADA RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
Lebih terperinci