KORELASI ANTARA SIKAP TERBUKA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KORELASI ANTARA SIKAP TERBUKA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO"

Transkripsi

1 1

2 KORELASI ANTARA SIKAP TERBUKA DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO OLEH Nitasari, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK NITA SARI Korelasi Antara Sikap Terbuka dengan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Limboto Barat Kabupaten Goronlao. Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Dra. Hj. Maryam Rahim, M.Pd, dan pembimbing II, Meiske Puluhulawa S.Pd, M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang positif antara sikap terbuka dengan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo? Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap terbuka dengan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu angket dan observasi. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji regresi linear sederhana dan korelasi. Hasil analisis regresi menunjukkan Ỹ=7,71+1,012X, artinya setiap terjadi perubahan peningkatan pada variabel sikap terbuka maka akan diikuti dengan peningkatan variabel komunikasi interpersonal sebesar 1,012, jadi semakin tinggi sikap terbuka maka akan semakin tinggi komunikasi interpersonal siswa. Selanjutnya hasil koefisien korelasi menunjukkan harga r= 0,940 dan harga koefisien determinasi (r 2 )= 0,88 atau 88% komunikasi interpersonal dijelaskan oleh sikap terbuka dan 12% lainnya dijelaskan oleh faktor lain, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positif antara sikap terbuka dengan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian maka dalam rangka mewujudkan komunikasi interpersonal yang efektif hendaknya dikembangkan sikap terbuka pada setiap siswa. Kata kunci: Sikap Terbuka, Komunikasi Interpersonal. 1 Nita sari; Sebagai peneliti d SMP Negeri 2 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, 2 Dra. Hj. Maryam Rahim, M.Pd. 3 Meiske Puluhulawa, S.Pd, M.Pd selaku Dosen tetap pada Jurusan Bimbingan Dan Konseling pada Universitas Negeri Gorontalo 2

3 Menjalani kehidupan bermasyarakat individu dihadapkan dengan pola interaksi dengan individu lainnya. Interaksi yang berlangsung tidak terlepas dari kegiatan berkomunikasi. Komunikasi yang terjadi merupakan dasar dari semua interaksi yang berlangsung di antara manusia. Komunikasi merupakan hal penting dalam memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial, dengan komunikasi yang efektif seseorang akan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit maupun yang abstrak. Remaja yang mempunyai kemampuan komunikasi yang efektif akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Effendy, 2007: 2). Menurut Cangara (dalam Rejeki, 2011) dengan melakukan komunikasi interpersonal dengan baik akan menghasilkan umpan balik yang baik pula. Komunikasi interpersonal diperlukan untuk mengatur tata krama pergaulan antar manusia, sebab dengan melakukan komunikasi interpersonal dengan baik akan memberikan pengaruh langsung pada struktur seseorang dalam kehidupannya. Terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif akan menimbulkan interaksi yang baik antara remaja dan orang dewasa maupun dengan teman sebaya, karena dari komunikasi ini akan tercermin sebuah perhatian yang dibutuhkan oleh remaja dalam proses komunikasi yang berlangsung. Dalam kenyataannya, berdasarkan observasi yang dilakukan pada siswa SMP Negeri 2 Limboto Barat didapatkan gambaran tentang perilaku siswa dalam komunikasi yang masih belum efektif, hal ini dapat dilihat ketika mereka berkomunikasi kepada teman sebaya mereka maupun teman yang berbeda kelas dengannya mereka cenderung menggunakan kata-kata yang tidak sopan, mengejek teman yang dianggap memilki kekurangan, memaksakan kehendaknya dalam berbicara dengan orang lain, mendominasi pembicaraan, dan kurang memilki empati terhadap lawan bicara. Perilaku dalam berkomunikasi yang ditunjukan tersebut memilki tujuan semacam menciptakan kesan-kesan yang tidak menguntungkan dalam komunikasi. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa melalui komunikasi 3

4 interpersonal individu lebih mampu menciptakan dan mengolah hubungan dengan orang lain dengan lebih baik. Komunikasi interpersonal bisa interaktif apabila individu yang berkomunikasi saling terbuka antara satu dengan yang lainnya. Sikap terbuka sangat penting dalam melakukan komunikasi interpersonal. Dengan sikap terbuka berarti individu belajar mengenal berbagai karakter kepribadian orang lain (Surya, 2010: 39). Dalam hal ini berarti dengan sikap terbuka individu belajar berbagai karakter kepribadian orang lain yang sedang berkomunikasi dengannya. Untuk mendukung terwujudnya sikap terbuka dalam komunikasi interpersonal, individu memilki keberanian untuk menjalin interaksi dengan siapa saja. Dalam berinteraksi dengan orang lain, individu membangun kehangatan dan suasana yang menyenangkan dalam berkomunikasi. Selanjutnya, dengan sikap terbuka individu dapat menerima pendapat maupun kritikan orang lain sebagai masukan yang berharga. Dengan menerima kritikan atau pendapat berarti individu telah memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sikap terbuka yang belum dimiliki oleh siswa SMP Negeri 2 Limboto Barat secara optimal dalam melakukan interaksi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kecenderungan sikap terbuka yang belum optimal tersebut dapat dilihat dalam beberapa hal, misalnya sulit mengubah pendapatnya sendiri, tidak mau menerima kritikan dan saran dari orang lain, cenderung tidak mau berbagi pendapat dengan teman jika tidak ditanyai, dan mencari informasi dengan kepercayaannya sendiri. Memperhatikan kondisi tersebut, maka untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal dengan sikap terbuka pada siswa SMP Negeri 2 Limboto Barat maka dilakukan penelitian yang berjudul: Korelasi Antara Sikap Terbuka dengan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. 4

5 KAJIAN TEORI Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna yaitu komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan (Effendy, 2007:9). Akan tetapi, komunikasi yang dijelaskan diatas sifatnya dasaraiah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain besedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana seorang individu menyampaikan pesan baik berupa symbol atau kata-kata untuk memberikan pengaruh kepada individu lain. Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication) didefenisikan oleh Joseph A. Devito sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (dalam Effendy, 2003:60). Dalam komunikasi interpersonal situasi menjadi sangat penting karena dalam situasi tertentu memungkinkan berlangsungnya komunikasi secara timbal balik. Komunikasi secara timbal balik dalam hubungan interpersonal menunjukkan adanya interaksi. Orang yang terlibat dalam komunikasi ini berperan ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi yang timbal balik tampak adanya upaya dari individu yang saling berkomunikasi untuk terjadinya pengertian bersama dan menumbuhkan empati. Disebutkan juga dalam komunikasi interpersonal proses psikologis merupakan bagian yang tak terpisahkan, hal ini terjadi karena dalam komunikasi interpersonal kita mencoba menginterpretasikan diri kita sendiri, diri orang lain dan hubungan yang 5

6 terjadi. Kesemuanya terjadi melalui suatu proses pikir yang melibatkan penarikan kesimpulan (Senjaya, 2007:21). Komunikasi interpersonal memilki pemahaman yang mendalam terhadap sebuah hubugan yang dijalin anatara pelaku komunikasi, karena sifat dan mutu hubungan yang baik antara individu akan tampak dalam komunikasi yang efektif dimana terjadi umpan balik yang baik diantara individu yang saling berkomunikasi. Bentuk-bentuk Komunikasi Interpersonal Siswa Salah satu langkah untuk meningkatkan hubungan interpersonal yang baik di antara individu yaitu dengan melakukan komunikasi yang baik di antara sesama. Karena sebagai individu yang hidup berinteraksi dengan orang lain seringkali masyarakat menilai perilaku seseorang, baik itu perilaku dalam berkomunikasi. Dalam hal ini individu dapat menggolongkan dengan siapa ia berhubungan sehingga tercipta komunikasi yang baik dan efektif. Hubungan yang baik tidak terjadi begitu saja dan juga tidak tumbuh dan terpelihara secara otomatis, maksudnya bahwa kebanyakan orang yang berakal sehat tahu bahwa hubungan memerlukan usaha. Hubungan pribadi ialah dimana orang mengungkapkan informasi terhadap satu sama lain dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi satu sama lain. Dalam hal ini Verdeber (Budyatna & Ganiem, 2011:37) menggolongkan orang dengan siapa individu berhubungan sebagai kenalan, teman, atau keluarga. Berdasarkan hal tersebut maka bentuk-bentuk komunikasi interpersonal siswa dibagi menjadi 3 yakni: a. Komunikasi dengan guru Guru dan siswa merupakan dua komponen yang dapat dianalogikan seperti teori simbiosis mutualisme yaitu peran yang saling menguntungkan satu dengan yang lain. Jika salah satu komponen saja yang aktif tentunya tidak akan menghasilkan dampak yang maksimal. Sebagai timbal balik kemampuan komunikasi yang baik, siswa sebagai peserta didik hendaknya memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada guru. Interaksi komunikatif seperti inilah yang akan mendatangkan 6

7 kenyamanan siswa serta mendatangkan dampak positif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah (Rozaq, 2012: 2). Berdasarkan penjelasan di atas, dipahami bahwa dalam berkomunikasi dengan guru seorang siswa dituntut untuk berkomunikasi dengan cara yang baik yaitu mendengar secara aktif dan tidak hanya menyerap informasi secara pasif, menggunakan bahasa yang baik serta mampu menghargai seorang guru. b. Komunikasi dengan orang tua Menurut Galvin & Brommel (Budyatna & Ganiem, 2011:169) Sebuah keluarga adalah sebuah kelompok manusia yang memilki hubungan yang akrab yang mengembangkan rasa berumah tangga dan identitas kelompok, lengkap dengan ikatan yang kuat mengenai kesetiaan dan emosi, dan mengalami sejarah dan menatap masa depan. Kebanyakan fungsi mengenai system keluarga merupakan produk dari komunikasi didalam keluarga. Verdeber (Budyatna & Ganiem, 2011:169) mengemukakan paling tida komunikasi keluarga memilki tiga tujuan utama bagi para anggota keluarga individu. 1) Komunikasi keluarga berkontribusi bagi pembentukan konsep diri Salah satu tanggung jawab utama yang dimiliki para anggota keluarga terhadap satu sama lain ialah berbicara yang meliputi unsure-unsur komunikasi verbal maupun nonverbal dengan cara yang akan berkontribusi bagi pengembangan konsep diri yang kuat bagi semua anggota keluarga terutama anak-anak. 2) Komunikasi keluarga memberikan pengakuan dan dukungan yang diperlukan Tanggung jawab kedua adalah berinteraksi terhadap satu sama lain dengan caracara yang mengakui dan mendukung secara individual. Pengakuan dan dukungan membantu para anggota keluarga merasa diri mereka berarti dan membantu mereka mengatasi pada masa-masa sulit dimana setiap individu akan mengalaminya. 3) Komunikasi keluarga menciptakan model-model Tanggung jawab yang ketiga ialah berkomunikasi demikian rupa yang dapat bertindak sebagai model atau contoh mengenai komunikasi yang baik bagi para anggota keluarga yang lainnya. 7

8 Jika komunikasi antara anak dan orang tua terbuka, maka memungkinkan para anggota keluarga untuk saling mengetahui satu sama lain dengan baik. Dalam berkomunikasi dengan orang tua, remaja dituntut untuk mampu mendengarkan, memahami dan menanggapi dengan baik persoalan yang dibicarakan bersama. c. Komunikasi dengan teman Teman adalah mereka dengan siapa individu telah mengadakan hubungan yang lebih pribadi secara sukarela. Komunikasi dengan teman sebaya dapat berlangsung ketika individu yang awalnya hanya berbicara mengenai suatu persoalan mengenai pelajaran yang telah selesai berlangsung, kemudian antara individu tersebut memutuskan untuk pergi bersama dan merasa mendapatkan kecocokan terhadap satu sama lain dan akhirnya menjadi teman (Budyatna & Ganiem, 2011:37). Samter (Budyatna & Ganiem, 2011:38) menjelaskan lima kompetensi penting yang perlu dalam hubungan persahabatan atau teman: Inisiasi, Sifat mau mendengarkan, Pengungkapan diri, Dukungan emosional, Pengelolaan konflik. Dalam komunikasi dengan teman sebaya, individu harus mampu mengembangkan hubungan timbal balik, membagi informasi kepada orang lain dan mengelolah konflik dengan baik agar tercipta hubungan pertemanan yang erat diantara sesama. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal. Menurut Rakhmat (2008: ) pola-pola interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Dalam hal ini terdapat tiga faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik. a. Percaya (trust) Di anatara berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, faktor percaya adalah yang paling penting dan menentukan efektifitas komunikasi. Menurut Giffin (dalam Rakhmat: 2008:129) percaya didefenisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam sitiasi yang penuh resiko. Terdapat tiga faktor utama yang dapat 8

9 menumbuhkan sikap percaya dalam mengembangkan komunikasi interpersonal menurut Rakhmat (2007:131) antara lain: Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Empati adalah berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang lain merasakannya. Dalam empati individu tidak menempatkan dirinya pada posisi orang lain, individu ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. Kejujuran adalah menaruh keprcayaan pada orang terbuka, atau tidak mempunyai pretense yang dibuat-buat. Kejujuran menyebabkan perilaku individu dapat diduga, ini mendorong orang lain untuk percaya pada individu. b. Sikap Suportif Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Orang yang memilki sikap suportif akan melahirkan iklim deskriptif, orientasi masalah, spontanitas, empati, persamaan dan provisionalisme dalam komunikasi interpersonal. c. Sikap Terbuka Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Karena dengan sikap terbuka seseorang akan menilai sebuah pesan yang diterima secara objektif. Sikap Terbuka dalam Hubungannya dengan Komunikasi Interpersonal Sikap adalah respon seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat internal maupun eksternal sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sebuah perilaku yang di tunjukan (dalam Sunaryo,2002:27). Sikap secara realitas menunjukan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu. Sedangkan keterbukaan mengisyaratkan adanya keterbatasan dari ide-ide yang terpatri kuat dan prasangkaprasangka serta pengetahuan tentang dunia luar. Di dalam keterbukaan ini tercakup pula pemahaman tentang dunia dalam sebagai diri pribadi, dan bahwa standar internal 9

10 yang dipunyai seseorang, nilai-nilai, asumsi-asumsi, persepsi dan mitos-mitos yang ada dapat diproyeksikan kepada orang lain (dalam Lesmana, 2008:67). Menurut Hendra Surya (2010:37) sikap terbuka adalah kesediaan untuk menerima kehadiran orang lain maupun kesediaan menerima pendapat, pandangan, masukan, saran dan kritik dari orang lain. Sikap terbuka menunjukan kematangan berpikir dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sikap terbuka dapat dikembangkan dengan menunjukan kesediaan untuk belajar dari orang lain dan memahami akan keterbatasan diri sendiri. Untuk mengembangkan sikap terbuka individu harus dapat menghilangkan rasa takut, sungkan atau ragu-ragu dalam bergaul. Dalam hal ini untuk mendukung sikap terbuka individu harus positif thinking dan menepis perasaan suka berprasangka buruk, curiga serta tidak suka terhadap orang lain (Surya, 2010:38). Sikap terbuka akan memberi keuntungan karena memberi kemungkinan untuk mempelajari hal-hal yang belum diketahui melalui sarana atau pendapat orang lain sebagai penunjang keberhasilan diri. Sikap terbuka juga sangat diperlukan dalam menerima dan mengikuti perkembangan dan kemajuan dalam pengetahuan dan tekhnologi yang semakin canggih. Keterbukaan mempunyai beberapa fungsi penting. Pertama, dapat mengakomodasi perasaan, sikap dan tingkah laku orang lain yang berbeda dengan dirinya. Kedua, memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan berbagai macam orang. Dan akhirnya, keterbukaan merupakan persyaratan untuk komunikasi yang jujur. Individu dengan karakter terbuka dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka lebih suka mengarahkan energy dan perhatian terutama pada hal-hal di luar aktivitas mereka. Mereka lebih suka melakukan tindakan daripada berwacana panjang lebar yang akhirnya tidak membawa kemajuan. Menurut Rokeac (Rakhmat, 2007:136) Karakteristik orang memilki sikap terbuka dapat terlihat dengan: (1) menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika; (2) membedakan dengan mudah, melihat nuansa; (3) berorientasi pada isi; (4) mencari informasi dari berbagai sumber; (5) lebih bersifat 10

11 provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya; dan (6) mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan. Dalam kaitannya dengan komunikasi interpersonal individu yang memilki sikap terbuka sangat menyukai keterbukaan karena mereka tidak menyimpan apapun ketika berkomunikasi dengan orang lain. Mereka lebih suka segera bertindak dan tidak suka dengan konsep belakangan. Individu dengan sikap terbuka lebih menyukai hal-hal yang bersifat social, tidak kaku, dan santai (dalam Liaw, 2005: 65). Dengan sikap terbuka komunikasi yang dilakukan akan menghasilkan umpanbalik yang baik, sebab dengan melakukan komunikasi interpersonal yang baik akan memberrikan pegaruh langsung pada seseorang dalam kehidupannya. Bentuk-bentuk Sikap Terbuka dalam Komunikasi Interpersonal Sikap terbuka merupakan kompenen penting dalam komunikasi interpersonal, karena dengan sikap terbuka individu dapat mengungkapkan berbagai informasi kepada orang lain yang mungkin membutuhkan informasi tersebut. Menurut Devito (Gainau, 2011:4) sikap terbuka dalam komunikasi interpersonal dapat dilihat antara lain: (1) keterbukaan diri adalah suatu tipe komunikasi tentang informasi diri yang pada umumnya tersimpan, yang dikomunikasikan kepada orang lain, (2) keterbukaan diri adalah informasi diri yang seseorang berikan merupakan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui oleh orang lain dengan demikian harus dikomunikasikan, (3) keterbukaan diri adalah informasi tentang diri sendiri yakni tentang pikiran, perasaan dan sikap, (4) keterbukaan diri dapat bersifat informasi secara khusus. Informasi secara khusus adalah rahasia yang diungkapkan kepada orang lain secara pribadi yang tidak semua orang ketahui, dan (5) keterbukaan diri melibatkan sekurang-kurangnya seorang individu lain, oleh karena itu keterbukaan diri merupakan informasi yang harus diterima dan dimengerti oleh individu lain. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpilkan bahwa dengan bersikap terbuka dalam komunikasi interpersonal berarti individu mampu mengungkapkan diri dari pengalamannya dalam hubungan dengan orang lain agar memperoleh informasi 11

12 dari berbagai sumber, individu lebih mengenal dirinya, menerima orang lain tanpa memilah-milah, serta rasa mampu untuk percaya kepada orang lain. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih, dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Limboto Barat dan dilaksanakan selama tiga bulan, mulai dari bulan Mei bulan Juni Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang akan dianalisis, yaitu variabel X (sikap terbuka) dengan indikator sikap terbuka: menilai pesan secara objektif, membedakan dengan mudah, berorientasi pada isi, mencari informasi dari berbagai sumber, bersedia mengubah kepercayaan, dan mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaan. Sedangkan variabel Y (komunikasi interpersonal siswa) dengan indikator dari komunikasi interpersonal siswa yaitu: komunikasi dengan guru, komunikasi dengan teman dan komunikasi dengan orang tua. Anggota populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Limboto Barat tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 58 siswa yang terdiri dari 3 kelas. Berdasarkan ketentuan maka jumlah sampel dalam penelitian ini di tetapkan seluruh anggota populasi. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 58 orang siswa. Untuk memperoleh data yang diinginkan dan sesuai dengan kepentingan peneliti maka, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket yang terdiri dari angket tentang sikap terbuka dan angket tentang komunikasi interpersonal siswa, sebelum angket ini digunakan terlebih dahulu di uji tingkat validitasnya di SMP Muhamadiyyah Pone untuk mengetahui angket yang digunakan valid atau tidak. 12

13 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis hubungan yaitu pengujian regresi linear sederhana untuk mengetahui derajad atau kekuatan hubungan, bentuk atau arah hubungan di antara variabel-variabel, dan besarnya pengaruh variabel yang satu (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat). HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis regresi diperoleh regresi Ỹ= 7,71+1,012 Hasil ini mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan peningkatan pada variabel X, maka akan di ikuti oleh perubahan peningkatan rata-rata sebesar 1,012 pada variabel Y. Berarti jika terjadi perubahan pada indikator sikap terbuka, maka diikuti perubahan pada indikator komunikasi interpersonal. Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel sikap terbuka (X) dan komunikasi interpersonal (Y) diperoleh koefisien r = 0,940 dan = 0,88. Uji signifikan koefisien korelasi dengan menggunakan uji t maka harga t hitung didapatkan sebesar 20,33. Sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t= n-2 (58-2) = 2,000. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t tabel, atau harga berada di luar daerah penerimaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak dan terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi signifikan. PEMBAHASAN Dari Hasil pengujian hipotesis pada variabel X dan Y bahwa persamaan regresi sikap terbuka dan komunikasi interpersonal adalah Ỹ= 7,7+1,012X. Persamaan regresi yang telah teruji keberartian pada α = 0,05 merupakan hubungan yang berlaku pada populasi. Berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan bahwa antara sikap terbuka dengan komunikasi interpersonal mengalami penaikan. Persamaan ini mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan peningkatan pada variabel X atau sikap terbuka meningkat 1 maka akan diikuti peningkatan variabel Y atau komunikasi interpersonal sebesar 1,012. Selanjutnya dengan menggunakan rumus r xy dapat dilihat adanya korelasi yang positif sebesar 0,940 anatara sikap terbuka dengan komunikasi interpersonal. Data 13

14 dan koefisien yang diperoleh dalam sampel tersebut diambil atau data tersebut mencerminkan keadaan populasi. Pengujian signifikan koefisien korelasi selanjutnya dihitung dengan menggunakan uji t, ternyata harga t hitung sebesar 20,33 dan dibandingkan dengan harga t tabel untuk taraf kesalahan 5% dan dk= 56 maka diperoleh t tabel = 2,000. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t tabel sehingga H 0 ditolak. Selanjutnya, dalam analisis korelasi terdapat suatu angka yang disebut dengan koefisien korelasi (r 2 ). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel X dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel Y. Melalui hasil pengujian koefisien sederhana, maka diperoleh harga r = 0,940 dengan koefisien determinasi sebesar 0,88 atau 88 % komunikasi interpersonal dijelaskan oleh sikap terbuka, sedangkan 12% lainnya dijelaskan oleh faktor lain misalnya sikap percaya dan empati. Sedangkan berdasarkan hasil uji koefisien korelasi yang telah dianalisis yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistika t bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel sehingga harga berada di luar daerah penerimaan. Maka ditolak dan diterima, dalam arti hubungan antara sikap terbuka dengan komunikasi interpersonal siswa SMP Negeri 2 Limboto Barat Kab. Gorontalo berarti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut mengisyaratkan bahwa sikap terbuka berpengaruh terhadap komunikasi interpersonal. Hal ini sejalan dengan pendapat Rakhmat (2007: ) memberikan pengertian bahwa sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan melahirkan hubungan interpersonal yang efektif, sikap tertutup atau dogmatisme harus digantikan dengan sikap terbuka sehingga mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan paling penting saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal. 14

15 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil peneitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara variabel X ( sikap terbuka ) dengan variabel Y ( komunikasi interpersonal ) adalah sebesar 0,940, dengan koefisien determinasi sebesar 0,88 atau 88%. Ini berarti varians yang terjadi pada variabel komunikasi interpersonal dapat oleh sikap terbuka, dan 12% lainnya dijelaskan oleh faktor lain. Dengan demikian dapat disimpulkan hipotesis penelitian yaitu terdapat hubungan yang positif antara sikap terbuka dengan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dapat diterima. Saran Dengan memperhatikan kesimpulan, maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. a. Untuk membangun hubungan interpersonal siswa dalam komunikasi interpersonal, perlu dikembangkan sikap terbuka di antara individu yang saling berkomunikasi. b. Hendaknya guru BK dapat membantu mengembangkan sikap terbuka pada diri siswa sehingga siswa mampu mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif. c. Siswa hendaknya mengembangkan sikap terbuka untuk menunjang komunikasi diantara sesama. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara Bungin, Burhan Sosiologi Komunikasi: Teori,Paradigma, dan Diskursus Tekhnologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Budyatna, Muhammad & Ganiem, Leila Mona Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana 15

16 Effendi, Onong Uchjana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya Ilmu,Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti Gunawan, Hendri Jurnal Ilmu Komunikasi: Jenis Pola Komunikasi Orang tua dengan Anak Perokok Aktif di Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Gainau, Maryam Jurnal Skripsi: Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Siswa dalam Perspektif Budaya dan Implikasinya Bagi Konseling. Lesmana, Jeanette Murad Dasar-dasar Konseling. Universitas Indonesia. Liaw, Ponijan Understanding Your Communication Styles (memahami gaya komunikasi anda. Jakarta: Elex Media Komputindo. Rakhmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Rejeki, Sry Ayu Jurnal Psikologi: Hubungan antara Komunikasi Intrpersonal dalam Keluarga dengan Pemahaman Moral pada Remaja. Rozaq, Fadli Jurnal Skripsi: Hubungan Komunikasi Interpersonal antara Guru dan Siswa dengan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Otomotif di SMK Muhamadiyah 4 Klaten Tengah Tahun Ajaran 2012/2013. Santoso, Slamet Teori-teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama Senjaya, Sasa Djuarsa. dkk Teori Komunikasi. Universitas Terbuka Sudjana Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sunaryo Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Surya, Hendra Jadilah Pribadi yang Unggul. Jakarta: Elex Media Komputindo Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Walgito, Bimo Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi 16

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menjalani kehidupan bermasyarakat individu dihadapkan dengan pola interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menjalani kehidupan bermasyarakat individu dihadapkan dengan pola interaksi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjalani kehidupan bermasyarakat individu dihadapkan dengan pola interaksi dengan individu lainnya. Interaksi yang berlangsung tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TULAKAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TULAKAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Artikel Skripsi HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TULAKAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SSISWA DI SMP NEGERI 74 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SSISWA DI SMP NEGERI 74 JAKARTA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SSISWA DI SMP NEGERI 74 JAKARTA Oleh: Dian Alifia dan Hanifah Riani Abstrack Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : KHULAIDAH NPM :

SKRIPSI. Oleh : KHULAIDAH NPM : HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN SIKAP MANDIRI SISWA KELAS VIII DI MTs MIFTAHUL FALAH REMBANG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII Leo Iskandar (leoiskandar46@yahoo.co.id) 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The purpose of this

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

KOMUNIKASI INTERPERSONAL Modul ke: 5Fakultas Muhamad Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI INTERPERSONAL ATRAKSI INTERPERSONAL DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL Rosit, M.Si. Program Studi Public Relations ATRAKSI INTERPERONAL Kita dapat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang hubungan minat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL Amilia Ratih Dewanti 1 (ameliaratih.dewanti@yahoo.com) Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The research aims was

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI Mahdiyatul Nasihah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : nasihamahdiyatul@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Richah Sofiyanti

Lebih terperinci

KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI TEKNIK PEMESINAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG

KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI TEKNIK PEMESINAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 1 KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI TEKNIK PEMESINAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara

BAB VI PENUTUP. Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara guru dengan anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran yang dilakukan SLB-B Asuhan Kasih Kupang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah kuantitatif karena diperlukan data hasil penelitian mengenai kemampuan komunikasi interpersonal

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Wenny Hulukati, Murhima A. Kau, Ramlah ABSTRAK Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas dari interaksi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH: HUBUNGAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DENGAN UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1

Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1 Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berkomunikasi Dalam Berdiskusi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo MARSIANA DINA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi : Renisa Septia NIM :

ABSTRAK. Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi : Renisa Septia NIM : ABSTRAK Nama : Renisa Septia NIM : 209000268 Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013 Judul Karya Ilmiah : Pengaruh Komunikasi Efektif antara Dosen Pembimbing Akademik dengan Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hubungan interpersonal sangat penting untuk perkembangan perasaan kenyamanan seseorang dalam berbagai lingkup sosial. Hubungan Interpersonal membantu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORETIK. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis Agus (2003) komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU Juwita Palupi Muhamad Fajar Hidayat Devi Subiyantini Putri Rizky Psikologi, FPPsi, Universitas Negeri Malang juwi.pupi@gmail.com fajarjunior93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM

Human Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Modul ke: Human Relations Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan Fakultas FIKOM Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Isi

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR PEMASANGAN DASAR INSTALASI LISTRIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 SEDAYU Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DI SMP NEGERI 22 KABUPATEN TEBO SKRIPSI

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DI SMP NEGERI 22 KABUPATEN TEBO SKRIPSI HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DI SMP NEGERI 22 KABUPATEN TEBO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Ekstensi

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017 Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN 2337-8891 Vol. 1, No. 1, Juni 2017 ANALISIS STRATEGI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF OLEH GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VIII SMP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I ini menguraikan inti dari penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN MOTIVASI, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA HUBUNGAN MOTIVASI, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Indra Adhitama 1, Abdul Taram 2 1,2 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UAD indranisa69@gmail.com

Lebih terperinci

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd

Lebih terperinci

Sistem Interpersonal. By Ita Mutiara Dewi

Sistem Interpersonal. By Ita Mutiara Dewi Sistem Interpersonal By Ita Mutiara Dewi Sistem komunikasi interpersonal Persepsi Interpersonal Konsep Diri Atraksi Interpersonal Hubungan Interpersonal. Persepsi interpersonal Persepsi adalah memberikan

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

PERANAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI DESA TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA

PERANAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI DESA TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA PERANAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI DESA TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN KABUPATEN MINAHASA Oleh: Desie M.D. Warouw Email: desiewarouw@yahoo.com Abstrak. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompetensi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Kompetensi Interpersonal Kompetensi interpersonal yaitu kemampuan melakukan komunikasi secara efektif (DeVito, 1989). Keefektifan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif, yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif, yaitu suatu metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan

Lebih terperinci

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam Vol. 05, No. 01, 2015 ------------------------------------------------------------------------------- Hlm. 108 117 Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N PACITAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh salah satu atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni peorganisasin data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang hubungan status sosial dengan interaksi sosial siswa di SMP Negeri 9 Kota Gorontalo.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang hubungan status sosial dengan interaksi sosial siswa di SMP Negeri 9 Kota Gorontalo. BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika DESKRIPSI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X DI SMA NEGERI I TIBAWA Nurain R. Ahmad, Ali Kaku, Perry Zakaria Jurusan Pendidikan Matematika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen. 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen. Metode Eksperimen digunakan untuk mengetahui efektivitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) Sepfiany Evalina Ginting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI MEDIA FACEBOOK DENGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI MEDIA FACEBOOK DENGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI MEDIA FACEBOOK DENGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Komunikasi merupakan salah satu faktor penting terjalinnya aktivitas. Dengan komunikasi aktivitas apapun pasti terjadi baik antar individu, kelompok, maupun

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 HUBUNGAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI SMA ADHYAKSA I JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Farah Arju, Prof. Dr. Hj. Emosda, M.Pd, Kons., Drs. Asradi, MM Program Studi Bimbingan Konseling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada

Lebih terperinci

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : Bahasa, Informasi Sebagai Bentuk Pesan Komunikasi Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations. Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH :

ARTIKEL ILMIAH. HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH : ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN DISIPLIN DIRI SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI MODEL KOTA JAMBI OLEH : DEVI JULIANA ERA 1D009113 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 5 DUMOGA BARAT

HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 5 DUMOGA BARAT HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 5 DUMOGA BARAT Irawati Mokoagow 1, Trisnowaty Tuahunse 2, Sutrisno Mohamad 3 ABSTRAK Irawati Mokoagow.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PUTHUT SANTASA 11500040 Drs. Fadjeri, M.Pd Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dan Anak Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan komunikasi manusia mampu memenuhi kebutuhan yang bersifat fisik maupun yang bersifat kejiwaan. Istilah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA PRESTASI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO ARTIKEL Oleh :Titi Karmila Lasabuda NIM : 111409075 HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan interaksi sosial antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Santoso (2010: 156)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research), yaitu penelitian yang dilakukan di medan/tempat

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS SOSIAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 KOTA GORONTALO. Fatma Paputungan

HUBUNGAN STATUS SOSIAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 KOTA GORONTALO. Fatma Paputungan 1 HUBUNGAN STATUS SOSIAL DENGAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 9 KOTA GORONTALO Fatma Paputungan Dra. Rena L Madina M.Pd Dra. Mardia Bin Smith, S.Pd, M.Si ABSTRAK Fatma Paputungan. 2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta) 58 Penyesuaian Sosial Siswa Tunarungu PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta) Karina Ulfa Zetira 1 Dra. Atiek Sismiati Subagyo 2 Dr. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi 3 Abstrak

Lebih terperinci