KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) Sepfiany Evalina Ginting ABSTRAK Penelitian ini berjudul Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi dan motivasi belajar. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe tahun pelajaran 2012/2013, yaitu sebanyak 302 orang. Data penelitian diperoleh melalui studi pustaka dan studi lapangan melalui teknik survei dengan instrumen kuesioner yang disebarkan kepada 75 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak berlangsung efektif. Apabila mengacu pada skala Guilford terdapat hubungan yang cukup berarti antara komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe dan hubungannya signifikan. Jika dilihat dari persentasenya, maka besarnya pengaruh tidak terlalu besar, yaitu 24,2%. Selebihnya, yaitu sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata Kunci: Komunikasi Antarpribadi, Motivasi, Motivasi Belajar, SMA Negeri 1 Kabanjahe PENDAHULUAN Perilaku komunikasi pertama yang dipelajari manusia berasal dari sentuhan orangtua. Apabila dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Hal ini terjadi karena komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka, sehingga terjadi kontak pribadi ketika pesan disampaikan. Dengan demikian, umpan balik pun akan berlangsung seketika itu. (Effendy, 2003: 61). Salah satu hal yang tak luput dari perhatian orang tua dalam sebuah keluarga adalah soal pendidikan anak. Pada dasarnya pendidikan terdiri atas tiga jenis, yakni pendidikan formal, informal, dan non formal. Di antara ketiga jenis pendidikan tersebut, pendidikan formal menjadi fokus utama. Rangkaian kegiatan belajar yang akan dilakukan anak dalam menyelesaikan pendidikan formalnya tentu saja memerlukan motivasi belajar. Motivasi belajar akan menjadi suatu pendorong bagi anak untuk belajar. Motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar. Melalui 1

2 komunikasi antarpribadi yang baik antara orang tua dan anak, motivasi belajar anak dapat ditingkatkan. Akan tetapi, seringkali orang tua menduga bahwa kurangnya usaha anak mereka atau rendahnya prestasi anak di sekolah berasal dari ketidakmampuan atau ketidakpekaan gurunya (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 108). Selain itu, ada pula kecenderungan orang tua untuk sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab atas anak kepada pihak sekolah. Tanggung jawab keluarga sekarang dalam pendidikan sekolah dan pendidikan moral tidaklah sebesar tanggung jawab keluarga seperti pada masa lalu (Khairuddin, 1997: 52). Umumnya, hasrat belajar akan tumbuh di dalam diri anak apabila memiliki motivasi belajar yang tepat. Orang tua memberi pengaruh utama dalam menghidupkan dan menjaga motivasi belajar seorang anak. Peran mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak memberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap tahap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai habis masa SMA bahkan sesudahnya (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 27). Di Kabanjahe, ada beberapa SMA yang bisa menjadi pilihan siswa yang baru lulus SMP untuk kemudian melanjutkan jenjang pendidikanya. Sekolah negeri tetap menjadi favorit, tidak hanya di kalangan anak tapi juga bagi orang tua anak. Pada umumnya, yang menjadi alasan adalah karena kualitas sekolah yang dinilai bagus dan ditambah lagi biaya pendidikannya lebih murah apabila dibandingkan dengan sekolah swasta. Hal tersebut dikarenakan ada subsidi dari pemerintah bagi sekolah negeri. Ada dua SMA negeri di Kabanjahe, yaitu SMA Negeri 1 Kabanjahe dan SMA Negeri 2 Kabanjahe. Dengan menampilkan slogan sekolah yang menarik Mela mulih adi la rulih, artinya Malu pulang tanpa membawa hasil, SMA Negeri 1 Kabanjahe pun selalu berupaya menciptakan kegiatan belajar yang optimal untuk menunjang motivasi belajar para siswa. Dengan demikian, para siswa diharapkan selalu membawa hasil yang positif dari kegiatan belajar yang diikuti di sekolah. Wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Kabanjahe menyebutkan bahwa sekurangkurangnya sejak sepuluh tahun terakhir, SMA Negeri 1 Kabanjahe selalu berhasil meluluskan 100% peserta didiknya dengan minimal 60% diantaranya kemudian berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun pelajaran 2009/2010, siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe yang diterima di Universitas Negeri ada 47 orang melalui jalur bebas tes, 24 orang melalui jalur tes UMB, dan 164 orang melalui jalur tes SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Lalu pada tahun pelajaran 2010/2011, tercatat ada 200 nama siswa yang diterima di Universitas Negeri. Selanjutnya menurut data terakhir, yakni pada tahun pelajaran 2011/2012, tercantum 244 nama siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe yang diterima di Universitas Negeri di Indonesia. Prestasi ini jugalah yang lantas menjadikan SMA Negeri 1 Kabanjahe layak mendapat predikat sebagai SMA terfavorit di Kabupaten Karo (wawancara dengan J.Tarigan, 6 Februari 2013). Pencapaian tersebut menjadi salah satu indikator keberhasilan seluruh tenaga pengajar dalam menjalankan peran mereka di lingkungan sekolah. Akan tetapi, hal itu tentu tidak terlepas pula dari keterlibatan orang tua anak. Orang tua adalah guru pertama dan paling penting dalam kehidupan seorang anak 2

3 (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 27). Selain itu, keberhasilan tersebut juga menunjukkan bahwa para siswa SMA Negeri 1 Kabanjahe memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi karena adanya determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Motivasi belajar anak dapat tumbuh dan terjaga terutama melalui komunikasi antarpribadi yang dilakukan dengan orang tua. Melalui kegiatan tersebut, orang tua bisa menunjukkan keterlibatannya dalam menjaga dan meningkatkan motivasi belajar anak melalui berbagai cara. Misalnya melalui sikapnya yang mau mengingatkan dan membantu anak untuk mengerjakan tugas sekolah dari guru yang diberikan sebagai pekerjaan rumah (PR), memberikan pujian, menawarkan hadiah, misalnya orang tua membelikan gadget baru apabila anak mendapatkan hasil yang memuaskan dari kegiatan belajar di sekolah, serta membantu menciptakan suasana belajar yang nyaman saat berada di rumah. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Sejauh mana pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas komunikasi antarpribadi orang tua dan anak, Untuk mengetahui sumber-sumber motivasi belajar anak, dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe. KAJIAN LITERATUR Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Dalam komunikasi antarpribadi, setiap orang bebas mengubah topik pembicaraannya dan dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan komunikasi antarpribadi bisa didominasi oleh suatu pihak kapan pun. Komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Komunikasi antarpribadi dapat membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya. (Mulyana, 2007: 81). Apabila dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah karena komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka, sehingga terjadi kontak pribadi. Ketika pesan disampaikan, umpan balik berlangsung seketika. Artinya, komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang dilontarkan pada saat itu juga, misalnya melalu ekspresi wajah (Effendy, 2003: 60-63). 3

4 Joseph A. Devito (dalam Liliweri, 1991: 13) juga mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi yang efektif dapat dilihat melalui beberapa ciri, yakni: 1. Keterbukaan (Openess) Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator yang baik harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap setiap stimulus yang datang. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran. 2. Empati (Emphaty) Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. 3. Dukungan (Supportiveness) Komunikasi antarpribadi akan efektif apabila terdapat sikap mendukung. Dukungan dapat diperlihatkan melalui sikap deskriptif dan bukan evaluatif, spontan dan bukan strategik, serta provisional dan bukan sangat yakin. 4. Rasa Positif (Positiveness) Mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dapat dilakukan dengan menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang yang menjadi teman berinteraksi. 5. Kesamaan (Equality) Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara atau seimbang. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. MOTIVASI BELAJAR Menurut Mc.Donald (dalam Sardiman, 2009: 75), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan suatu kondisi tertentu, sehingga seseorang mau melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan timbul usaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang (Sardiman, 2009: 75). Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar merupakan perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Uno, 2007: 23). Motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar. Ini berarti seseorang tidak hanya sekadar mau belajar tetapi juga benar-benar menghargai dan menikmati aktivitas belajar seperti mereka menghargai dan menikmati hasil belajarnya (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 11). Motivasi belajar bisa dibagi ke dalam dua bentuk, yakni motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik berarti melakukan sesuatu 4

5 untuk mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu tujuan). Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah tujuan itu sendiri). Adapun sumber-sumber motivasi intrinsik tersebut dikemukakan sebagai berikut (Santrock, 2009: ): 1. Determinasi diri (self-determination) dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, anak sebagai seorang siswa ingin meyakini bahwa ia melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri, tidak karena keberhasilan atau penghargaan eksternal. 2. Pengalaman optimal dan penghayatan. Pengalaman optimal melibatkan perasaan menikmati dan bahagia yang mendalam serta penghayatan. 3. Minat. Minat atau ketertarikan dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Minat terutama dihubungkan dengan tindakan pembelajaran mendalam. 4. Keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Faktor terpenting untuk mendorong keterlibatan kognitif dan tanggung jawab anak sebagai siswa terhadap dirinya sendiri adalah lingkungan. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2004: 27). Metode korelasional digunakan untuk meneliti hubungan di antara variabel-variabel. Data dikumpukan dengan menggunakan perangkat kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut, kemudian meneliti sejauh mana faktor pada suatu variabel berkaitan dengan faktor variabel lain. Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah komunikasi antarpribadi orang tua berpengaruh terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden terpilih di antara siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe. Setelah memperoleh seluruh data, peneliti mengolah data tersebut ke dalam tabel tunggal dan tabel silang hingga akhirnya melakukan uji hipotesis dan menarik kesimpulan dan saran bagi kepentingan berbagai pihak. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesa dimulai dengan membuat ranking berdasarkan jawaban responden (siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) pada kuesioner yang telah terlebih dahulu diberi skor untuk setiap pertanyaan. Dengan penghitungan rumus, diperoleh koefisien korelasi (r s ) yang apabila dikonsultasikan pada tabel r Spearman, harga r hitung > r tabel (0,492 > 0,227), dengan demikian maka Ha diterima. Berdasarkan skala Guilford, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara variabel x dan y. Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis tersebut, dilakukan penghitungan nilai t hitung dan t tabel yang telah diinterpolasikan sehingga diperoleh nilai t hitung > t tabel (t hitung = 4,826; t tabel =1,92). Dengan begitu, dapat 5

6 dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Artinya, komunikasi antarpribadi yang dilakukan orang tua dengan anak dapat mempengaruhi motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe. Tingkat signifikan suatu penelitian tergantung dari adanya pengaruh yang kuat dari variabel x ke variabel y. Dengan kata lain, hasil tersebut juga sekaligus menolak hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe (Ho). Selanjutnya, dalam uji determinasi yang dilakukan, ternyata pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe hanya sebesar 24,2%, sedangkan selebihnya yaitu sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe jumlahnya lebih besar apabila dibandingkan dengan pengaruh orang tua. Adapun yang dimaksud dengan faktorfaktor lain tersebut yaitu apakah berupa pengaruh dari teman, guru, media massa, kemajuan teknologi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas komunikasi antarpribadi adalah dengan adanya keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan. Sementara itu, untuk mengukur motivasi belajar anak yang difokuskan pada motivasi intrinsik, yakni motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah tujuan itu sendiri) dapat ditinjau melalui determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kemauan orang tua untuk membuka diri mengenai harapan-harapannya terhadap anak mengenai segala hal yang menyangkut kegiatan belajar serta bersikap jujur menanggapi apa yang diutarakan oleh anak dapat membantu anak untuk semakin menumbuhkan determinasi diri dan pilihan personal, yaitu adanya dorongan untuk belajar atas dasar keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri. Keterbukaan merupakan salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan untuk menunjang suksesnya suatu komunikasi antarpribadi. Tingkat keterbukaan orang tua dalam menyatakan segala harapannya kepada anak tergolong tinggi, yakni sebanyak 32 responden (42,67%) menyatakan orang tuanya sangat terbuka, 35 responden (46,67%) menyatakan terbuka, tujuh responden (9,33%) menyatakan kurang terbuka, dan hanya satu responden (1,33%) menyatakan tidak terbuka. Pada sisi lain, orang tua kurang mampu menahan diri untuk tidak mengkritik anak mengenai kegiatan belajarnya. Dari 75 orang responden yang diikutsertakan dalam penelitian, sebanyak 42 orang (56%) menyatakan bahwa orang tua masih sering mengkritik cara belajar mereka. Selain itu, meskipun orang tua mau mencoba untuk mengerti perasaan anak, tapi upaya mereka untuk ikut mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh anak masih kurang. Orang tua seharusnya mampu lebih menunjukkan empatinya ketika komunikasi antarpribadi sedang berlangsung dengan anak. Ada beberapa langkah untuk mencapai empati. Pertama, menahan godaan untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan 6

7 mengkritik. Bukan karena reaksi ini salah, melainkan semata-mata karena reaksi seperti ini sering kali menghambat pemahaman. Fokusnya adalah pada pemahaman. Selain itu, lingkungan belajar yang kondusif akan sangat membantu anak untuk lebih memiliki ketertarikan dalam belajar. Dalam hal ini, orang tua memainkan perannya dengan baik. Mayoritas orang tua menunjukkan kesediaannya mendukung kenyamanan belajar anak dengan sering membantu menciptakan suasana belajar yang kondusif ketika berada di rumah, yakni sebesar 53,33%. Selain itu, orang tua juga menunjukkan dukungannya melalui kesediaan untuk menjelaskan tentang pentingnya belajar bagi anak dan kesediaan untuk mendengarkan pandangan anak meskipun berupa hal yang berlawanan dengan pandangan mereka sendiri sebagai orang tua. Hal tersebut sebagai indikasi bahwa orang tua bersedia memberikan dukungan kepada anak dengan bersikap provisional, yakni berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. Provisionalisme bukan suatu bentuk keyakinan yang tergoyahkan, melainkan yang membantu menciptakan suasana mendukung. Dalam berkomunikasi antarpribadi, orang tua juga mampu menunjukkan rasa positif dan menjaga kesamaan dengan anak. Orang tua mampu menjaga suasana hatinya agar tetap dalam keadaan positif ketika berkomunikasi, tidak mengacuhkan keberadaan anak, bersedia memberikan pujian kepada anak, mau menghargai posisi anak dan menjaga agar tidak ada kesenjangan dalam berkomunikasi, jarang memancing perdebatan dengan anak, dan mau membantu anak menyelesaikan setiap permasalahan yang menyangkut kegiatan belajarnya. Dengan sikap seperti itu, anak akan semakin memahami pentingnya belajar sebagai sebuah determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan sebagai sebuah tanggung jawab sebagai siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa benar komunikasi antarpribadi yang baik antara orang tua dan anak dapat membantu meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya belajar. Hal ini mempertegas teori sebelumnya yang menyatakan bahwa orang tua memberi pengaruh utama dalam menghidupkan dan menjaga motivasi belajar seorang anak. Peran mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak memberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap tahap perkembangannya dan hal tersebut akan terus berlanjut sampai habis masa SMA bahkan sesudahnya (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 27). Secara keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa anak memiliki motivasi belajar, yakni motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri. Artinya, anak sadar bahwa belajar merupakan kebutuhannya sebagai seorang siswa. Hal tersebut semakin diperkuat lagi melalui adanya komunikasi antarpribadi yang baik dengan orang tua. Adapun yang menjadi sumber-sumber motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe adalah melalui determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. 7

8 Motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe muncul karena adanya determinasi diri dan pilihan personal. Anak ingin meyakini bahwa dia melakukan sesuatu karena keinginannya sendiri. Dengan kata lain, adanya kesediaan untuk belajar karena ada dorongan dari dalam sendiri. Melalui analisis data, dinyatakan bahwa dari 75 responden, sebesar 60% responden bersedia belajar karena adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri. Jadi, kegiatan tersebut dilakukan bukan sekedar untuk mendapatkan penghargaan eksternal, seperti pujian dan hadiah atau karena ingin menghindari hukuman dari orang tua. Selain itu, motivasi belajar juga bersumber dari adanya pengalaman optimal yang melibatkan perasaan menikmati dan bahagia yang mendalam serta penghayatan. Penghayatan paling sering timbul ketika sesorang berupaya untuk mengembangkan rasa mampu menguasai sesuatu dan tenggelam dalam konsentrasi ketika sedang berada dalam aktivitas itu. Dalam penelitian ini, ternyata anak juga memiliki ketertarikan untuk menggali lebih dalam lagi suatu materi pelajaran apabila itu mengundang rasa ingin tahu mereka. Dari hasil kuesioner, ternyata hampir seluruhnya responden, yaitu 49 orang (65,33%) sangat tertarik belajar karena adanya suatu materi pelajaran sesuai dengan keterampilannya dan 23 orang (30,67%) tertarik belajar dengan alasan yang sama. Jadi, anak menjalani aktivitas tersebut untuk lebih mampu memenuhi hasrat mereka, di mana belajar adalah sebagai sebuah kebutuhan yang tak mungkin diabaikan. Dengan begitu, anak akan terbiasa untuk lebih menikmati pelajarannya dengan penuh konsentrasi tanpa merasa terbeban sama sekali. Hal lain yang menjadi sumber motivasi belajar anak adalah karena adanya minat yang timbul karena rasa ingin tahu yang besar terhadap suatu materi pelajaran serta adanya lingkungan belajar yang kondusif. Melalui analisis data, ketertarikan responden untuk belajar karena suasana rumah yang aman dan nyaman sangat tinggi, yaitu sebanyak 47 orang (62,67%) memberikan jawaban sangat tertarik, 24 orang (32%) menyatakan tertarik, empat orang (5,33%) menyatakan kurang tertarik, dan tak satu pun responden yang tidak tertarik belajar dengan suasana yang kondusif ketika berada di rumah. Sumber motivasi belajar yang selanjutnya adalah keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Hal ini juga tampak cukup baik dalam diri anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe. Anak mampu menyadari bahwa belajar merupakan tanggung jawabnya sebagai siswa. Hal tersebut ditunjukkan melalui hasil kuesioner yang menyatakan bahwa sebanyak 25 orang (33,33%) sangat menyadari dan 43 orang (57,34%) menyadari hal, tujuh orang (9,33%) kurang menyadari, dan tidak satu orang pun yang tidak menyadari hal tersebut sehingga menekuni aktivitas belajar bukan sekadar untuk mendapatkan nilai semata. Dengan demikian, anak bisa belajar secara lebih tekun dan mampu memahami gagasan-gagasan dari setiap pelajaran di sekolah dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, sejatinya masih banyak faktor yang dapat dikembangkan untuk menggali lebih dalam tentang pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kabanjahe. Dengan demikian, masih mungkin dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. 8

9 SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan analisa data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak berlangsung efektif. Orang tua mampu menunjukkan keterbukaannya melalui kesediaan untuk memberi tahu secara terus terang tentang harapanharapannya kepada anak dengan tujuan agar anak mampu mengetahui dan memahami pendapat orang tuanya tentang sesuatu hal. Selain itu, orang tua juga bersikap jujur menanggapi apa yang diutarakan oleh anak. Melalui analisa data, keterbukaan orang tua berhubungan dengan kesediaan anak untuk belajar karena adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri. Tidak hanya menunjukkan sikap terbuka, untuk menunjang keefektifan komunikasi antarpribadi, orang tua juga berupaya untuk menunjukkan empatinya dengan cara mau mengerti alasan yang membuat anak merasakan apa yang dirasakannya dalam setiap kegiatan belajar. Namun ternyata, orang tua masih kurang mampu menahan godaan untuk mengkritik anak mengenai setiap hal yang berkaitan dengan masalah belajar, termasuk untuk merasakan apa yang sedang dirasakan anak. Hal-hal lain yang dilakukan orang tua untuk mendukung suksesnya komunikasi antarpribadi dengan anak adalah dengan menunjukkan dukungan, rasa positif, dan kesamaan. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan orang tua adalah dengan membantu menciptakan suasana belajar yang kondusif ketika berada di rumah. Rasa positif diperlihatkan orang tua, misalnya dengan tidak mengacuhkan keberadaan anak ketika berkomunikasi dan mau memberikan pujian atas hasil belajar anak. Dengan menghargai posisi anak, orang tua sudah menunjukkan kesamaan. Selain itu, orang tua juga jarang memancing perdebatan dengan anak. Kelima hal tersebut, yakni keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan merupakan faktor-faktor yang menunjang efektivitas komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara orang tua dan anak. 2. Sumber-sumber motivasi belajar anak yang difokuskan pada motivasi intrinsik muncul melalui determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Melalui penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa anak memiliki halhal tersebut dalam dirinya melalui sikap bersedia belajar karena adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri. Selain itu, ada pula tantangan dari dalam diri sendiri untuk lebih mengembangkan kemampuan, adanya rasa ingin tahu yang dalam terhadap suatu materi pelajaran, adanya minat untuk belajar ketika berada pada lingkungan yang kondusif, serta adanya kesadaran akan sebuah tanggung jawab sebagai siswa. 3. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe sudah cukup baik. Melalui uji hipotesis yang dilakukan, ternyata Ha diterima dan Ho ditolak. Apabila didasarkan pada skala Guilford, terdapat hubungan yang cukup berarti antara komunikasi antarpribadi orang tua dengan motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe dan hubungannya adalah signifikan. Walaupun demikian, jika dilihat dari 9

10 persentasenya maka besarnya pengaruh tidak terlalu besar, yaitu 24,2%. Selebihnya, yaitu sebesar 75,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor-faktor lain tersebut dapat berupa pengaruh teman, pengaruh, guru, media massa, kemajuan teknologi, dan lain-lain. SARAN 1. Saran Responden Penelitian Menurut para responden, orang tua sebaiknya bersedia meluangkan waktu lebih banyak lagi untuk bisa melakukan komunikasi antarpribadi dengan mereka. Selain itu, responden juga menyarankan agar orang tua dapat lebih memperhatikan kapan waktu yang paling tepat apabila ingin memberikan nasihat-nasihat mengenai kegiatan belajar mereka. 2. Saran Dalam Kaitan Akademis Penelitian seperti ini hendaknya dilanjutkan lagi pada waktu mendatang dengan variabel dan wilayah penelitian yang lebih luas untuk meperkaya khasanah penelitian. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih berarti lagi bagi Departemen Ilmu Komunikasi. 3. Saran Dalam Kaitan Praktis Peneliti menyarankan kepada para siswa yang duduk di bangku SMA agar lebih memahami lagi tentang pentingnya menjalin komunikasi antarpribadi dengan orang tua, terutama dalam kegiatan belajar mereka. Selain itu, diharapkan pula agar para siswa memiliki motivasi intrinsik dalam aktivitas belajarnya. Peneliti juga berharap kepada pihak SMA Negeri 1 Kabanjahe agar dapat melihat hasil penelitian ini sebagai sebuah masukan demi mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajar siswa, khususnya motivasi intrinsik. Salah satu cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan mengundang orang tua siswa ke sekolah. Pada kesempatan tersebut, guru dan orang tua dapat secara bersama-sama mengevaluasi segala hal yang menyangkut kegiatan belajar siswa. DAFTAR REFERENSI Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Khairuddin. (1997). Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberty. Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaludin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Santrock, J W. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Sardiman A.M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Uno, Hamzah B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wlodkowski, Raymond J. dan Judith H. Jaynes. (2004). Hasrat Untuk Belajar: Membantu Anak-Anak Termotivasi dan Mencintai Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 10

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi tentunya menjadi suatu proses yang sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan

Kata Kunci: Efektivitas Komunikasi Antarpribadi, Motivasi Belajar, Konseling, SMA Sutomo I Medan EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Korelasional Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi dalam Bimbingan Konseling terhadap Motivasi Belajar Siswa/I SMA Yayasan Perguruan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN (Studi Korelasional Tentang Iklan Tv Berlangganan Centrin Tv Terhadap Minat Masyarakat Berlangganan di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru) ICHE. A. C. NAPITUPULU

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN

STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Komunikasi Tim Penggerak PKK Pokja IV Terhadap Tingkat Kesadaran Masyarakat Mengenai Kesehatan di Kelurahan Dendang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK. Tina Margareth Hutabarat

PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK. Tina Margareth Hutabarat PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PIMPINAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Korelasional Pengaruh Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Pimpinan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. Kualitas hubungan orang tua akan memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dan Anak Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, juga guna meningkatkan mutu dan relevansi

Lebih terperinci

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

Komunikasi Antarpribadi Orangtua dan Anak dalam Penggunaan Gadget

Komunikasi Antarpribadi Orangtua dan Anak dalam Penggunaan Gadget Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6510 Komunikasi Antarpribadi Orangtua dan Anak dalam Penggunaan Gadget 1 Rosinta Wulandari, 2 Dadi Ahmadi 1,2 Bidang Kajian Public Relations, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh prestasi yang baik di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. bersungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh prestasi yang baik di sekolah. ABSTRAK IRMAYANTRI. Perilaku Komunikasi Antara Orang Tua Tunggal (Single Parent) Dan Anak Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Di SMP Negeri 8 Makassar (Dibimbing oleh Muh. Farid dan Kahar). Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan masalah yang selalu mendapat perhatian yang mutlak bagi pelaksanaan pembangunan masyarakat suatu

Lebih terperinci

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa Retno Ambarini (09220200) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang; masih adanya

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Yang Diproduksi Pustekkom Pada Siswa Kelas VIII SMP Setya Budi Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012 Desnaeni Dyah Winastiti,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) BAB II LANDASAN TEORI A. MOTIVASI BELAJAR 1. Definisi Motivasi Belajar Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA DALAM GERAKAN DONOR DARAH

EFEKTIVITAS MEDIA DALAM GERAKAN DONOR DARAH EFEKTIVITAS MEDIA DALAM GERAKAN DONOR DARAH (Studi Korelasional Pengaruh Efektivitas Blackberry Messenger terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Gerakan Donor Darah di Kota Medan) Oleh : FENNY WONGSO 110904030

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi kepada muridnya. Karena seorang guru bahasa sunda harus menyampaikan pesan yang disengaja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar, B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi merupakan proses sosial yang sangat mendasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar untuk berafiliasi, yaitu menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam menjalin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar untuk berafiliasi, yaitu menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam menjalin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Manusia pada hakekatnya adalah makhluk monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar aspek motivasi sangat penting, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan mahasiswa. Motivasi dapat mendorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal merupakan bagian dari ilmu komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam suatu organisasi untuk kelancaran kegiatan yang

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN

STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINGKAT KESADARAN KESEHATAN (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Komunikasi Tim Penggerak PKK Pokja IV Terhadap Tingkat Kesadaran Masyarakat Mengenai Kesehatan di Kelurahan Dendang

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR EFFECT OF INTERPERSONAL COMMUNICATION TEACHER OF INTEREST

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka)

Lebih terperinci

JESSICA LARA

JESSICA LARA IKLAN DAN KESADARAN REMAJA (STUDI KORELASIONAL TENTANG PENGARUH TAYANGAN IKLAN BKKBN VERSI PERNIKAHAN DINI-HINDARI 4T TERHADAP KESADARAN REMAJA KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II MEDAN) JESSICA LARA 100904056

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Manfaat dari

Lebih terperinci

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi korelasional tentang Pengaruh Eksternal Public Relations dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di Kalangan Nasabah Bank Sumut Cabang Marendal Kota Medan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Aspek keterbukaan adalah aspek yang paling efektif untuk menjalin interaksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Aspek keterbukaan adalah aspek yang paling efektif untuk menjalin interaksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Aspek keterbukaan adalah aspek yang paling efektif

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran A. Kajian Teori 1. PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Menurut buku panduan PPL FKIP UNPAS (2017, h. 1) PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan kegiatan akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Pengertian komunikasi secara epistemologi menurut Wilbur Schramm berasal dari bahasa latin communicatio (pemberitahuan, pemberian bagian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efektivitas Kelompok tani Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani

Lebih terperinci

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting terutama bagi generasi muda agar dapat menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Pada setiap jenjang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat yang menuntut setiap manusia mengembangkan dan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai mahluk sosial, adalah perilaku berkomunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain.

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN HASIL BELAJAR

SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN HASIL BELAJAR 284 SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN HASIL BELAJAR Hilman Parid 1, Inu H. Kusumah 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM

HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM Destaria Sudirman Nurhaty 1, Purnama Sari 1, Notowinarto 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA BARAT

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA BARAT KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA BARAT Eka Nopera Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research are to see information about

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan

PENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan dan peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi : Renisa Septia NIM :

ABSTRAK. Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi : Renisa Septia NIM : ABSTRAK Nama : Renisa Septia NIM : 209000268 Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013 Judul Karya Ilmiah : Pengaruh Komunikasi Efektif antara Dosen Pembimbing Akademik dengan Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kebutuhan setiap orang yang kegiatannya dapat terjadi di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kegiatan

Lebih terperinci

C.10 MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELOMPOK BELAJAR DAN SELF EFFICACY

C.10 MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELOMPOK BELAJAR DAN SELF EFFICACY C.10 MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELOMPOK BELAJAR DAN SELF EFFICACY Partini Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta tien_sanad@yahoo.com Abstraksi. Fakta yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia hidup memerlukan bantuan dari orang lain. Untuk itu ia melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding) 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemahaman Matematis Istilah pemahaman berasal dari kata paham, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak,

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : Camilla Emanuella Sembiring

Diajukan Oleh : Camilla Emanuella Sembiring JURNAL ILMIAH Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI) Diajukan Oleh : Camilla Emanuella

Lebih terperinci

GAYA KOMUNIKASI PIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

GAYA KOMUNIKASI PIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN GAYA KOMUNIKASI PIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Korelasional Pengaruh Gaya Komunikasi Pimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (Al-

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO SITI YUNUS NIM. 121410009 1 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu bukti bahwa

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU DAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK (Studi Kasus Mengenai Peran Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Melalui Metode Belajar Seni Musik di TK Tunas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas BAB II KAJIAN TEORI A. Self Efficacy 1. Pengertian Self Efficacy Sejarah self efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Bandura dalam pembelajaran sosial, dimana self efficacy merupakan turunan dari teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada dan

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA Gambaran Komunikasi Interpersonal Guru Mata Pelajaran Dengan Guru Bimbingan... Di SMPN 1 Jakarta GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA (STUDI KORELASIONAL IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL HOTEL GRAND ANTARES INDONESIA MEDAN) IKA LIANI MANURUNG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. membutuhkan bimbingan serta pengawasan dalam mengunakan gadget. Proses

BAB V PENUTUP. membutuhkan bimbingan serta pengawasan dalam mengunakan gadget. Proses BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada penelitian ini didapatkan bahwa komunikasi antarpribadi sangat penting peranannya bagi orangtua dengan anak di masa sekolah dasar yang masih membutuhkan bimbingan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan memiliki peranan stategis dalam menyiapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting oleh setiap individu. Melalui pendidikan setiap individu akan memperoleh ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci