PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
|
|
- Sukarno Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC (Penelitian pada Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya) (The Differences of Learning Motivation and Students Ability in Critical Thinking Betwen Student that Use Problem Based Learning and Discovery Learning Models with Scientific Approach) Ai Ade Rahmayanti, Purwati Kuswarini, Hj. Sri Wardani Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya ABSTRACT The purpose of this research were to know the differences of learning motivation and the students ability in critical thinking betwen students taught by problem based learning and students thaught by discovery learning with scientific approach in concept of polution environment at 7 th grade public yunior high school 12 Tasikmalaya. The research used quasi experiment method. Population of this research all of class on 7 th grade public yunior high school 12 Tasikmalaya which consist of 401 students. The sample that used in this research consist of 2 classes selected by randomly in each class. Furthermore, istrumen that used in this research was learning motivation scale likert model, consist of 35 questions and 15 essay of critical thinking ability questions. Furthermore, the technique of analize data in this research was used t-test. The result of this research showed that the students which used problem based learning with scientific approach has difference in their learning motivation and critical thinking ability than the students that used discovery learning with scientific approach in concept of polution environment at 7 th grade public yunior high school 12 Tasikmalaya. The average score of learning motivation obtained by students that used discovery learning was 121,15 higer than average score of learning motivation obtained by students that used problem based learning which obtained 114,98. Furthermore, the average score of students ability in critical thinking obtained by students that used discovery learning was 34,26 better than average score obtained by students that used problem based learning which obtained 30,95. Keywords : learning motivation, critical thinking, problem based learning, discovery learning, scientific approach
2 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya dengan jumlah siswa 401 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas yang diambil secara acak menurut kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala motivasi belajar model Likert yang terdiri dari 35 pertanyaan dan tes kemampuan berpikir kritis berbentuk uraian sebanyak 15 soal. Teknik analisis data menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya. Motivasi belajar siswa pada pembelajaran discovery learning yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 121,15 lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa pada pembelajaran problem based learning yang memperoleh rata-rata sebesar 114,98. Kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran discovery learning yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 34,26 lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran problem based learning yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 30,95. Kata kunci : motivasi belajar, kemampuan berpikir kritis, problem based learning, discovery learning, pendekatan scientific PENDAHULUAN Pendidikan IPA adalah cabang ilmu yang mengkaji tentang alam semesta serta segala interaksi yang terjadi di dalamnya. IPA lebih menitikberatkan pada pengembangkan kemampuan berpikir melalui proses penemuan, dan memiliki tujuan agar siswa dapat memahami proses dan produk sains, bersikap ilmiah, menjadi insan yang bermoral, dan memahami lingkungan, serta dapat mengelolanya dengan baik. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan diri dan menjalankan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya menghadapi berbagai masalah. Siswa tidak mengetahui tujuan dan alasan mereka melakukan suatu pembelajaran. Motivasi siswa untuk mempelajari IPA sangatlah kurang, mereka menganggap pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal ini sesuai dengan hasil studi Riswanti, Iis (2013) yang menyatakan bahwa
3 hambatan dalam mempelajari IPA bersumber pada kurangnya motivasi siswa dalam mempelajarinya. Anggapan siswa tentang IPA sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan motivasi belajar siswa rendah. Hal ini tentu tidak sesuai dengan harapan, karena apabila motivasi belajar siswa rendah dapat menyebabkan tidak tercapainya keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran IPA di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya terungkap bahwa siswa tidak begitu terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa sebagai objek belajar, sehingga pembelajaran yang berlangsung cenderung bersifat transfer pengetahuan. Selain itu, proses pembelajarannya kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kerja ilmiah melalui observasi langsung terhadap lingkungan. Proses belajar mengajar lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengahapal atau mengingat informasi, tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh dihubungkan dengan berbagai disiplin ilmu. Hasil studi pendahuluan Muhidin, Endin (2014) terhadap siswa kelas IX SMP Negeri 1 Saketi Kabupaten Pandeglang menunjukan bahwa sebagian besar kemampuan pembelajaran IPA masih rendah. Hal ini merupakan dampak dari aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga aktivitas guru dan siswa dikelas terlihat monoton. Selain itu guru kurang memfasilitasi dalam mengolah kemampuan yang dimiliki siswa, terutama kecakapan berpikir. Dampak lain yang terlihat adalah rendahnya kemampuan siswa dalam mengkaitkan antara pemahaman konsep dengan kemampuan berpikir kritis. Seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Institusi pendidikan harus mempersiapkan generasi muda yang kreatif, memiliki kemampuan memecahkan masalah, serta memiliki kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis perlu dimiliki siswa, karena dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, membantu membuat keputusan yang tepat, sistematis, dan logis, serta siswa dapat membangun sendiri pengetahuan yang di dapat dari
4 pengalaman proses belajar. Sesuai dengan pandangan Ennis (Costa, Arthur L., 1985:54) berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif dan masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan apa yang harus dilakukan. Disisi lain Eggen, Paul dan Don Kauchak (2012: 119) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk membuat dan melakukan asesmen terhadap kesimpulan yang didasarkan pada bukti. Menurut Ennis, Robert H. (Costa, Arthur L., 1985:54-55) terdapat dua belas indikator berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu sebagai berikur: (1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification) dengan indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan menantang; (2) membangun kemampuan dasar (basic support) indikator mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, dan mengobservasi dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi; (3) menyimpulkan (inference) indikator mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan yang bermanfaat; (4) membuat penjelasan lebih lanjut (advance classification) indikator mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi, mengindetifikasi asumsi (5) strategi dan taktik (strategies and tactics) indikator memutuskan suatu tindakan, dan berinteraksi dengan orang lain. Dari uraian tersebut, jelaslah perlu dikembangkan pola pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran yang diduga cocok diterapkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning. Problem based learning berorientasi pada keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Esensi problem based learning menurut Arends, Richard I. (2008:41) adalah memberikan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang berfungsi sebagai landasan untuk investigasi dan penyelidikan. Barrows, Howard (Amir, M. Taufiq, 2009:21) menjelaskan lebih jauh bahwa problem based learning adalah kurikulum yang didalamnya di rancang masalah-masalah, yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan penting, mahir dalam memecahkan masalah, memiliki
5 strategi belajar sendiri, dapat berpartisipasi dalam tim, serta proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah, atau menghadapi tantangan dalam kehidupan. Selain model problem based learning, pembelajaran yang potensial melatih kemampuan berpikir kritis adalah discovery learning. Discovery learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam model pembelajaran ini. Arends, Richard I. (2008:48) menyatakan bahwa discovery learning lebih menekankan pada pengalaman belajar aktif yang berpusat pada siswa, siswa menemukan ide-idenya sendiri dan mengambil maknanya sendiri. Discovery learning lebih menekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman tentang materi yang dipelajari, menganalisis materi tersebut, dan mengkontruksinya sehingga terbentuk pengetahuan yang lebih lama diingat oleh siswa. Selain itu dengan discovery learning akan menumbuhkan rasa senang dan bangga karena siswa berhasil dalam proses menemukan pengetahuannya sendiri (Dahar, Ratna Wilis, 2011:80). Salah satu konsep dalam mata pelajaran IPA adalah konsep pencemaran lingkungan yang pada penelitian ini dijadikan sebagai materi kajian. Pemilihan topik ini karena konsep pencemaran lingkungan sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, dan siswa sudah tidak asing lagi dengan konsep pencemaran lingkungan yang mengandung berbagai konflik yang menarik untuk dipecahkan. Konsep pencemaran lingkungan memberikan tantangan bagi siswa untuk mencari solusi yang tepat dan bijak dalam setiap pemecahan masalahnya. Dari konsep ini siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri serta memecahkan masalah secara kritis terhadap setiap masalah yang dihadapi. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya.
6 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental). Populasi penelitiannya adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari sepuluh kelas dengan jumlah siswa 401 orang. Dua kelas diambil secara acak sebagai sampel, kelas eksperimen 1 menggunakan model problem based learning dan eksperimen 2 menggunakan model discovery learning. Terpilih kelas VII B dengan jumlah siswa 40 orang sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VII E dengan jumlah siswa 39 orang sebagai kelas eksperimen 2. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah skala motivasi belajar siswa dan soal tes kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan diakhir setelah semua proses pembelajaran selesai. Ada tiga perlakuan dalam teknik analisis data yaitu statistika deskriptif, uji persyaratan analisis, dan uji hipotesis. Untuk uji hipotesis menggunakan uji perbedaan ratarata dengan uji-t. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbedaan Motivasi Belajar Siswa antara yang Menggunakan Model Problem Based Learning dan Discovery Learning dengan Pendekatan Scientific Berdasarkan data hasil penelitian, terlihat bahwa rata-rata motivasi yang menggunakan model discovery learning sebesar 121,15 (80,77% dari skor ideal yaitu 150), lebih tinggi dari rata-rata motivasi yang menggunakan model discovery learning sebesar 114,98 (76,65 % dari skor ideal yaitu 150). Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan motivasi belajar siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya. Untuk melihat apakah perbedaannya signifikan atau tidak dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan uji t. Uji persyaratan analisis berkaitan dengan syarat-syarat dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas motivasi belajar siswa di kelas eksperimen 1 diperoleh nilai sig yaitu 0,200, sedangkan di kelas eksperimen 2 diperoleh nilai sig 0,165. Nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05, maka data
7 motivasi belajar siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas varians diperoleh nilai sig yaitu 0,690. Nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05, maka kedua varians homogen. Uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh nilai Sig. (2-tailed) 0,019 < α = 0,05, artinya ada perbedaan motivasi belajar siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya. Motivasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model discovery learning lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran problem based learning, hal ini karena model pembelajaran discovery learning membuat siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, mereka diarahkan untuk mencari informasi dan memperoleh pemahaman tentang hasil temuannya. Selain itu dengan pembelajaran discovery learning dapat mendorong siswa aktif dalam diskusi, dan memotivasi siswa untuk bersaing dengan kelompok lain. Hasil temuan ini sesuai dengan indikator motivasi belajar menurut Weinstein (Eggen, Paul dan Don Kauchak, 2012:67) yang menyatakan bahwa siswa yang termotivasi untuk belajar memiliki sikap-sikap sebagai berikut: mengolah informasi secara mendalam dan aktif dalam pengalaman belajar di kelas, gigih dalam tugas-tugas yang sulit, serta memiliki sikap lebih positif terhadap pembelajaran. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu faktor pendorong yang bersumber dari dalam diri siswa, berupa minat, keingintahuan, atau kesadaran siswa akan pentingnya pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian Risnawati, Iis (2013:47) motivasi intrinsik merupakan salah satu kunci dalam memotivasi siswa untuk belajar. Pernyataan tersebut, dapat dijadikan dasar untuk menjelaskan faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran yang menggunakan model problem based learning. Pada kegiatan pembelajaran problem based learning, terlihat siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran. Kurang antusiasnya siswa ketika siswa merespon suatu masalah dan mencari solusi atas permasalahan tersebut membuat suasana pembelajaran kurang kondusif.
8 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa antara yang Menggunakan Model Problem Based Learning dan Discovery Learning dengan Pendekatan Scientific Berdasarkan data hasil penelitian, terlihat bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model discovery learning sebesar 34,26 (76,13% dari skor ideal yaitu 45), lebih baik dari rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model discovery learning sebesar 30,95 (68,78% dari skor ideal yaitu 45). Selain itu, bisa dikatakan ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya. Untuk melihat apakah perbedaannya signifikan atau tidak dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan uji perbedaan dua rata-rata yaitu uji-t. Uji persyaratan analisis berkaitan dengan syarat-syarat dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen 1 diperoleh nilai sig yaitu 0,066, sedangkan di kelas eksperimen 2 diperoleh nilai sig 0,200. Nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari taraf signifikansi α = 0,05, maka data kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas varians diperoleh nilai sig sebesar 0,061 > α = 0,05, maka kedua varians homogen. Uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh nilai Sig. (2-tailed) 0,029 < α = 0,05, artinya ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya. Dalam pembelajaran discovery learning siswa diberikan pengalaman belajar langsung. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada proses penemuan dan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dilatih untuk memiliki kemampuan menganalisis pengetahuan yang diterima, mengkomunikasikan atau menjelaskan keterkaitan antara prediksi dan hasil observasi pada orang lain, memberikan penilaian yang objektif, serta dapat
9 memahami konsep suatu disiplin ilmu dan menghubungkannya dengan berbagai disiplin ilmu yang lain. Hal ini seperti disebutkan oleh Dahar, Ratna Wilis (2011:80) bahwa kelebihan discovery learning, di antaranya: meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas, melatih keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah, membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus sampai menemukan jawaban-jawaban, serta melatih siswa untuk menganalisis informasi, tidak hanya menerima saja. Selain itu hasil penelitian sejalan dengan temuan Aryanti, Ari (2015:118) Siswa yang memperoleh model pembelajaran penemuan terbimbing mempunyai peningkatan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah, namun perbedaan itu tidak terlalu jauh. Hal ini karena dalam tahap pembelajaran kedua model pembelajaran mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama mengkontruksi pemikiran siswa dalam menyelesaikan masalah. Adapun adanya sedikit perbedaan, karena kelas yang belajar dengan pembelajaran penemuan terbimbing lebih aktif dan dinamis dalam pembelajaran, terutama pada kegiatan inti yang merupakan penerapan dari model pembelajaran penemuan terbimbing yang dimulai dari pemberian rangsangan sampai menarik kesimpulan. Model pembelajaran discovery learning memiliki sintaks yang mampu melatih kemampuan berpikir kritis siswa, dimulai dari tahap pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Pada tahap pemberian rangsangan siswa dilatih dalam mengidentifikasi fenomena yang terjadi dalam kehidupan seharihari. Hal ini dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, mengembangkan kemampuan siswa dalam membuat pertanyaan terkait suatu fenomena, serta memberikan tantangan bagi siswa untuk mencari solusi yang tepat dan bijak dalam pemecahan masalahnya. Kemudian dalam tahap pengumpulan data siswa melakukan eksperimen, kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan mengumpulkan informasi, serta membangun ide-ide kreatif mereka dalam mengaitkan hasil temuan dengan berbagai konsep disiplin ilmu. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1) melalui pembelajaran dengan discovery learning siswa terlibat langsung dalam proses
10 pencarian konsep, sehingga pembelajaran tidak monoton dan tidak menimbulkan efek jenuh; 2) memberikan kesempatan pada siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep, dan pengetahuan secara mandiri; 3) siswa diberikan kesempatan untuk dapat belajar bertukar pikiran dengan temannya saat proses diskusi dan saling melengkapi satu sama lain sehingga dapat menciptakan interaksi yang baik antar siswa; 4) menumbuhkan sikap toleransi dan kebebasan dalam belajar; 5) menumbuhkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang mereka temukan sebagai hasil mereka sendiri Selain itu berdasarkan temuan dilapangan terdapat juga beberapa kelemahan pada saat pembelajaran discovery learning ini, di antaranya: 1) siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan konsep yang dipelajari dengan berbagai disiplin ilmu; 2) discovery learning membutuhkan penguasaan informasi yang lebih cepat, dan tidak diberikan dalam bentuk final, tidak semua siswa mampu melakukan penemuan, dan siswa yang memiliki kemampuan kurang apabila gagal dalam proses penemuan mereka cenderung menyerah; 3) waktu yang diberikan sangatlah terbatas, sehingga siswa tidak diberi peluang untuk mencari lebih jauh lagi dengan bertanya atau mengajukan pendapat. Pada pembelajaran problem based learning siswa mengalami kesulitan pada saat guru menugaskan mereka untuk menuliskan pertanyaan terkait fenomena yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang dipelajari. Dalam hal ini peran guru sebagai fasilitator dan motivator sangatlah diperlukan. Guru mengarahkan siswa dalam mengidentifikasi masalah, merumuskan pertanyaan, dan melakukan penyelidikan, sehingga secara perlahan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Tetapi pada kegiatan diskusi kelas hambatan mulai terlihat lagi, ada beberapa siswa yang kurang aktif dan hanya mengandalkan temannya dalam mengerjakan tugas kelompok. Selain itu siswa kesulitan menghubungkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan konsep-konsep yang ada dalam sumber belajar. Berdasarkan temuan Ardianto, Didit (2014:118) Aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran problem based learning meskipun berkontribusi positif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, tetapi kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran setiap tahapnya
11 masih kurang maksimal. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran problem based learning kurang dari skor maksimal ideal, disebabkan karena soal yang diberikan adalah soal yang tidak rutin dengan tingkat kesukaran pada kategori sukar dan alokasi waktu yang digunakan dirasa kurang. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran problem based learning disebabkan karena siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan berpikir kritis. Siswa kesulitan dalam memberikan alasan terhadap sesuatu hal, menyimpulkan suatu konsep, dan menjelaskan keterkaitan antara data yang ditemukan dengan konsep yang dipelajari. Selama pembelajaran tidak semua siswa berani mencoba memecahkan masalah, mereka mengaggap masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan. Selain itu keterbatasan waktu pembelajaran dan jumlah siswa yang terlalu banyak menyebabkan suasana pembelajaran kurang kondusif. Kemampuan berpikir kritis ini tidak dapat muncul begitu saja sehingga harus dibiasakan melalui rangsangan dan latihan. Temuan ini sejalan dengan pandangan Aristole (Aryanti, Ari, 2015:61) yang menyatakan bahwa pembentukan sikap atau pengetahuan seseorang tidak dapat berkembang secara spontan, akan tetapi melalui proses yang panjang, baik secara individu maupun secara kelompok. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan motivasi belajar siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya. 2. Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang menggunakan model problem based learning dan discovery learning dengan pendekatan
12 scientific pada konsep pencemaran lingkungan di kelas VII SMP Negeri 12 Tasikmalaya. Pembelajaran problem based learning dan discovery learning, hendaknya terus dikembangkan di lapangan dan dijadikan sebagai alternatif pilihan guru dalam menggali kemampuan berpikir kritis siswa dan memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Amir, M. Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based learning:bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ardianto, Didit. (2014). Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu Tema Fluida dengan Model Guided Discovery dan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis pada PPs UPI. Bandung. Tidak diterbitkan. Arends, Richard I. (2008). Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh Buku Satu. Terjemahan Soetjipto, Helly Prajitno dan Sri Mulyani Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aryanti, Ari. (2015). Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Kemandirian Belajar antara Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Tesis pada PPs UPI. Bandung. Tidak diterbitkan. Costa, Arthur L. (1985). Developing Minds: A Resources Book for Teaching Thinking. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Dahar, Ratna Wilis (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Eggen, Paul dan Don Kauchak (2012). Strtategic and Models for Teacher:Teaching Content and Thinking Skills. Terjemahan Satrio Wahono. Jakarta: Indeks. Muhidin, Endin. (2014). Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IX. Tesis pada PPs UPI. Bandung. Tidak diterbitkan. Risnawati, Iis (2013) Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP. Tesis pada PPs UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.
Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN KONSEP DAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Creative Problem Solving and Problem Based Learning as learning model. Abstrak
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN (The Differences in Students
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROBING PROMPTING LEARNING (PPL) PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMPN 3 CILAWU
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING
Jurnal Edumath, Volume 4. No. 1, (2018) Hlm. 58-64 ISSN Cetak : 2356-2064 ISSN Online : 2356-2056 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING Eka Senjayawati
Lebih terperinciAi Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Melalui Pendekatan Ekspositori dan Proses (Studi Eksperimen pada Konsep Sistem
Lebih terperinci(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY TIPE GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015)
Lebih terperinciTHE DIFFERENCE OF THE STUDENTS ACHIEVEMENT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TIME TOKEN AND TYPE PLAYING ANSWERS ON THE CONCEPT ECOSYSTEM
THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS ACHIEVEMENT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TIME TOKEN AND TYPE PLAYING ANSWERS ON THE CONCEPT ECOSYSTEM Eva Sri Nur, Hernawan Abstract The purpose of this research
Lebih terperinciSariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING DAN MODEL PROBLEM POSING PADA MATERI PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 KOTA
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA Sujari Rahmanto SMP Negeri 1 Banjar Agung Alamat: Jl. Kampung Tri Darma Wirajaya, Kec. Banjar Agung, Kab.
Lebih terperinci2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah
Lebih terperinciAbsract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PADA SUB KONSEP SPERMATOPHYTA (Studi Eksperimen di Kelas X MIA SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang memacu pada kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai bentuk interaksi antara pendidik dengan siswa. Interaksi antara pendidik dengan siswa ini terjadi pada saat proses pembelajaran.
Lebih terperinciTHE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES
THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES Siskawati Dewi Purba dan Eidi Sihombing Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan siskapurba20@gmail.com ABSTRACT The purpose
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciKeywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DAN TIPE TALKING STICK PADA KONSEP EKOSISTEM (Studi Eksperimen di kelas VII
Lebih terperinciAsmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013). Metode
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK Ayu Sekar Rini 1, Haninda Bharata 2, Sri Hastuti Noer 2 ayusekarrini49@yahoo.com 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE OBSERVASI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG Halimatus Sa diyah 1, Sofia Edriati 2, Lita
Lebih terperinci(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 KOTA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2014/2015) (The Influence of Cooperative
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMPN 1 Cikoneng Tahun Ajaran 2015/2016) THE EFFECT
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG Sufriyanti*), Ardi**), Siska Nerita**) * ) Mahasiswa
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN
PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN Ana Istiani Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Email : bayusuta818@gmail.com Abstract This study aims to find the average of student learning
Lebih terperinciArinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT DENGAN TIPE PAIR CHECKS (Studi Eksperimen pada Konsep Pencernaan Makanan pada
Lebih terperinciCici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT
The Application of Cooperative Learning Model Type of Group Project on Enviroment Pollution Concept (Experiment Study at 10 th Grade Students of Madrasah Aliyah Public School Tasikmalaya 2012/2013) Cici
Lebih terperinciDiterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation
Lebih terperinciPADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN EXPLICIT INSTRUCTION (EI) PADA SUB KONSEP SISTEM
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMEHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMEHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG Ira Afriani 1, Zulfaneti 2, Merina Pratiwi 2 1)Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Alat Pernapasan pada Manusia
Lebih terperinciCooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Dan Learning Together (LT) (Studi Eksperimen pada Materi Ekosistem di Kelas
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Cooperative Learning Model, Group Investigation, Contextual Approach, and Constructivism Approach. Abstrak
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DIBANTU PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN KONTRUKTIVISME PADA SUB KONSEP KESEIMBANGAN
Lebih terperinciAnisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DENGAN GROUP INVESTIGATION PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (The Differences Between Students Achievement
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Intan Permata Sari (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) intanpermatasari275@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 3 Tasikmalaya) Mopyani Cahyaty e-mail: mopyani.cahyaty@student.unsil.ac.id
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciPENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciAnisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)
THE IMPLEMENTATION COOPERATIVE TEACHING MODEL TYPE OF GIVING GREETING AND QUESTIONS IN ORGANIZATIONAL LIFE CONCEPT IN 7 th GRADE OF 12 th PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Anisa Nur Utami*) Purwati
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP Usep Suwanjal SMK Negeri 1 Menggala Tulang Bawang Email : usep.suwanjal@gmail.com Abstract Critical thinking
Lebih terperinciJurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015 Penerapan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Program Microsoft Excel dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciDila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELASVIII SMPN 3 PARIAMAN Esi Anggraini 1, Melisa 2, Lucky Heriyanti Jufri 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciKeywords: Problem Based Learning, Technique Business of Beresiko, Mathematics Learning Outcome
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI TEKNIK BISNIS BERESIKO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWAKELAS IX SMPN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Ricce Rosadi 1, Rahmi 2,
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH
PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN
Lebih terperinciKey words : direct observation, indirect observation, ecosystem. Abstrak
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Metode Observasi Langsung dan Observasi Tidak Langsung ( Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya)
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Dwi Anggraeni 1), Chumdari 2), Hartono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN
PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING
Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Lebih terperinciPerbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Dengan Pendekatan Questioning dan Reflection (Studi Eksperimen
Lebih terperinci1. Pendahuluan Penggunaan variasi model pembelajaran sangatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam proses belajar
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SURVEY, QUESTION, READ, RECITED, REVIEW (SQ3R) DAN TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
Lebih terperinciElsa Camelia 1, Edrizon 1
PENGARUH TEKNIK THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 PADANG Elsa Camelia 1, Edrizon 1 1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Perbedaan Pemahaman Konsep... (Vini Rahayu) 1 PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROJECT BASED LEARNING
Lebih terperinciMODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR Sony Cornelis Lee dan Farida Nur Kumala Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKAMA sony.cornelis1994@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah Kalkulus III
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 49-54, September 2015 Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Mahasiswa pada
Lebih terperinciPENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ratna Wulan Ndari 1, Caswita 2, Tina Yunarti 2 ratnawulanndari@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME DAN COOPERATIVE SCRIPT (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VIII MTs N Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya) RIDA RAMDHANIA
Lebih terperinciRahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa
Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions dan Tipe Teams Games Tournament pada Konsep Ekosistem (Studi Eksperimen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun 1970-an. Model Problem Based Learning berfokus pada penyajian suatu permasalahan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 3, hal. 181-188, September 2016 PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA Depi
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
e-issn: 2502-6445 https://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/kp P-ISSN: 2502-6437 September 2017 Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE Aan Pirta Wijaya 1, Arnelis Djalil 2, M. Coesamin 2 aan_pirtawijaya@yahoo.com 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciDarussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.
Jurnal 8 Biotik, Rahmatan ISSN: 2337-9812, Vol. 4, No. 1, Ed. April 2016, Hal. 8-14 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA KONSEP PENCEMARAN
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG Jaliyar* ), Lita Lovia ** ), Melisa** ) * ) Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X SMKN 1 Maja Majalengka Tahun Pelajaran
Lebih terperinciANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS X SMK PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC YEAR
UPI Kampus Tasikmalaya ANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS X SMK PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC YEAR 05/06 by: Syarifah Hanum Hasibuan dan Edy Surya (Unimed) syari.alfikri@gmail.com
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match dengan Pendekatan Pembelajaran Resitasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri
Lebih terperinciOleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Sulis Widarti 1, Tina Yunarti 2, Rini Asnawati 2 sulis_widarti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciSiva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DIBANTU MEDIA MAGIC CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL RECIPROCAL TEACHING
PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL RECIPROCAL TEACHING Mezika Wahyuni, Wardani Rahayu, Ratna Widyati Program Studi
Lebih terperinciUlpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT DAN MEDIA YANG SEBENARNYA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Mikroskop
Lebih terperinciDiana Puspitasari, Eko Swistoro dan Eko Risdianto
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI GETARAN GELOMBANG DAN BUNYI DI SMPN 08 KOTA BENGKULU Diana Puspitasari,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GUIDED DISCOVERY LEARNING
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN STATISTIK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 PONOROGO Oleh: YULIA ERIKA 13321716 Skripsi ini ditulis
Lebih terperinciKeefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat
JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2013 Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen Di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Tasikmalaya)
Lebih terperinciNina Anggraeni
1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (PENELITIAN TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 8
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dialami siswa dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif dalam proses belajar
Lebih terperinciRina Nurlatifah
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Pesantren
Lebih terperinciWidhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG MELALUI MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KIRINGAN KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011/2012 Widhati
Lebih terperinciGERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X
PENGARUH MODEL KOOPERATIPE BAMBOO DANCING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI SISWA SMP Maisuri Hardani Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia maisurihardani@student.upi.edu ABSTRACT
Lebih terperinci110 Pengaruh Metode Demonstrasi dalam Model Pembelajaran Guided Discovery terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA SMAN 2 Galesong Selatan (Studi pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit)
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN INFERENSI LOGIKA SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TOPIK GETARAN DAN GELOMBANG DI SMP NEGERI 1 BOJONEGORO
PENGARUH LATIHAN INFERENSI LOGIKA SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TOPIK GETARAN DAN GELOMBANG DI SMP NEGERI 1 BOJONEGORO Novia Nur Aini dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian Terhadap Peserta Didik Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciamis ) Ratna
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MODEL PROBING PROMPTING LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TERHADAP KEMAMPUAN BERNALAR DAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI IPS SMA PGRI 1 PADANG Apriyoni*), Delsi K**), Melisa**) *)Mahasiswa Program
Lebih terperinci(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DIBANTU DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Di Kelas X Semester 2 SMA Negeri 4 Tasikmalaya
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Yessy Yolanda, Pujiati, Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Hani Ervina Pansa 1, Haninda Bharata 2, M.Coesamin 2 hani.pansa@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU 1 Hidayatulloh, 2 Dian Suci Rizkinanti 1, 2 STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email: 1 dayat_feb@yahoo.co.id,
Lebih terperinciKOMPARASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE
KOMPARASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE DAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PONTIANAK Norsidi Dosen
Lebih terperinciHAYATI
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH HAYATI e-mail: hayati@student.unsil.ac.id
Lebih terperinciPEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP UNGGULAN AMANATUL UMMAH SURABAYA
JOURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 4, No. 2, Agustus 2015 PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP UNGGULAN AMANATUL UMMAH SURABAYA
Lebih terperinciSKRIPSI RANI APRIYANI
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN TIPE TIME TOKEN PADA KONSEP EKOSISTEM (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinci