ANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS X SMK PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC YEAR

Transkripsi

1 UPI Kampus Tasikmalaya ANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS X SMK PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC YEAR 05/06 by: Syarifah Hanum Hasibuan dan Edy Surya (Unimed) syari.alfikri@gmail.com ABSTRACT The purpose of this study to determine the level of critical thinking skills of students of SMK Negeri Patronage of North Sumatra province, the study population is all students of class X SMK Patronage of North Sumatra Province (65 students) and samples were students of class X RPL SMK Patronage of North Sumatra Province (35 students), the instrument used is the provision of preliminary tests, based on the initial test results are obtained 65.6% or as many as 3 students have the ability to think critically on the low category and 34, 3% or as many as students have the ability to think critically at very low category Key words: critical, thinking ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMK NEGERI BINAAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN AJARAN 05/06 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan berfikir kritis siswa SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara, populasi penelitian ini seluruh siswa kelas X SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara (65 siswa) dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara (35 siswa), instrumen yang digunakan adalah pemberian tes awal, berdasarkan hasil tes awal tersebut diperoleh 65,6 % atau sebanyak 3 siswa memiliki kemampuan berfikir kritis pada kategori dan 34,3% atau sebanyak siswa memiliki kemampuan berfikir kritis pada kategori sangat. Kata kunci: berfikir, kritis A. Pendahuluan Berkaitan dengan bagaimana cara mengenalkan matematika kepada anak, hendaknya perlu diperhatikan teori tahap perkembangan berpikir dari Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar : 36-4) menyatakan bahwa perkembangan manusia melalui empat tahap. Tahap sensorimotorik 0- tahun dengan kemampuan menunjuk pada konsep permanensi objek, yaitu kecakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada. Tahap pra operasional -7 tahun dengan perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya dan berpikir masih egosentris dan berpusat. Tahap operasional 7- tahun, dalam tahap ini anak mampu berpikir logis dan konkret memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat menghubungkan dimensi ini satu sama lain. Kurang egosentris belum bisa berpikir abstrak. Tahap operasional formal tahun sampai dewasa. Pada tahap ini anak mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah. Kemampuan berfikir kritis merupakan dasar untuk menganalisis argumen dan dapat mengembangkan pola fikir secara logis. Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No. April (06) 75

2 Menurut E. Aisikovitsh-Udi dan Diana Cheng (05 : ) berpikir kritis (CT) adalah kemampuan penting untuk kehidupan kontemporer, selanjutnya, manfaat dari berpikir kritis adalah seumur hidup. Tabel.. Rubrik penilaian tes awal kemampuan berfikir kritis No.. Klarifikasi dasar (elementary clarification) Aspek Berpikir Kritis Tahap Kriteria Subkriteria Memfokuskan pertanyaan Mengidentifikasi atau memformulasikan pertanyaan Syarifah Hanum Hasibuan & Edy Surya. menghadapi banyak tantangan yang akan muncul dalam hidup mereka, karir dan pada tingkat kewajiban dan tanggung jawab pribadi mereka (Tsui, 999 dalam Vieira, Tenreiro-Vieira, Martins: 0). Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka berfikir kritis sangat perlu Keterangan Menulis yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Skor Maksim al. Memberikan alasan untuk suatu keputusan (the basis for the decison) 3. Menyimpulkan (inference) Mempertimbangka Menggunakan n kredibilitas suatu prosedur yang ada sumber Membuat induksi dan mempertimbangka n hasil induksi Membuat bentuk Penggunaan rumus Membuat tentang bentuk pertidak samaan Memberikan penjelasan tentang tentang bentuk. 4. Klarifikasi lebih lanjut (advanced clarification) Mendefinisikan istilah dan mempertimbangka Mempertimbangk an definisipersamaa n dan linier untuk mengerjakan soal. Mempertimbangka persamaan linier. Mempertimbangka pertidaksaaman linier. 5. Dugaan dan Menggabungkan keterpaduan kemampuankemampuan (supposition and lain integration) dan disposisidisposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan. Skor maksimal 0 Berpikir kritis penting bagi masa depan siswa, mengingat bahwa itu mempersiapkan siswa untuk 76 Pendidikan Matematika Menggabungkan konsep-konsep linier Menggunakan rumus mencari persamaan linier Menggunakan rumus linier untuk siswa, maka dari itu makalah ini saya susun. Tabel.. analisis kemampuan berfikir kritis

3 No urut siswa UPI Kampus Tasikmalaya No soal Indikator A B C D E F Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No. April (06) B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif (descriptive research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TIK SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara sebanyak 5 kelas, jumlah siswa 65 orang, sampel terdiri dari 35 orang siswa kelas X RPL sebagai kelas uji coba. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara pada kelas X yang pelaksanaannya berlangsung jam pelajaran (60 menit) pada tanggal 7 Oktober 05. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian soal tes awal sebanyak 5 soal, dari 5 soal tersebut siswa memilih soal untuk diselesaikan. Penelitian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan berfikir kritis siswa SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara Indikator Kemampuan Berfikir Kritis Ennis (985 dalam Costa ed., 985:54-57) mengungkapkan kemampuan berpikir kritis yang dikelompokkan ke dalam lima indikator kemampuan, yaitu: a. Klarifikasi dasar (elementary clarification). b. Memberikan alasan untuk suatu keputusan (the basis for the decison). c. Menyimpulkan (inference) d. Klarifikasi lebih lanjut (advanced clarification). e. Dugaan dan keterpaduan (supposition and integration). 77

4 Indikator yang diteliti dari kemampuan berfikr kritis dari skor seluruh siswa yang mengikuti tes dijumlah dan ditentukan persentase skornya. Setelah diperoleh persentase setiap aspek kemampuan berfikir kritis, kriteria yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut : Tabel.3. Skala kategori kemampuan berfikir kritis Persentase Dari tabel.4, di atas diketahui seluruh siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera 78 Pendidikan Matematika Kategori 89 < x 00% tinggi 79 < x 89% Tinggi 64 < x 79% Sedang 54 < x 64% Rendah x 54 % Rendah * Diadopsi dari : Wayan dansunartanahal 80 x = persentase skor Diperoleh rata rata per indikator sebagai berikut : Tabel.4. Hasil Analisis Indikator Indikator Persentase Kategori A 6,5% B 3,5% C 4,5% D 40% E 63% Rendah Syarifah Hanum Hasibuan & Edy Surya. Utara mengalami kesulitan pada indikator,,3,4 dan 5, ini dibuktikan dengan tingkat penguasaan sangat dan pada indikator ke 5. Jika dilihat dari rata-rata nilai siswa di peroleh 65,5 % atau sebanyak 3 siswa memiliki tingkat kemampuan berfikir kritis pada kategori, dan 34,3 % atau sebanyak siswa memiliki tingkat kemampuan berfikir kritis pada kategori sangat. Dari tabel. diatas diketahui dari 35 siswa hanya orang siswa yang bisa menyelesaikan soal kemampuan berfikir kritis dengan lengkap dan benar. Dapat disimpulkan bahwa tingkat berfikir kritis siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara masih pada kategori sangat, terutama pada indikator,,3 dan 4. Dan pada indikator ke 5, hal ini mungkin disebabkan karena keterbatasan waktu dan kurang terbiasanya siswa berfikir kritis dan memiliki kebiasaan berfikir praktis. C. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih atau kurangnya tingkat kemampuan berfikir kritis siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara ini di buktikan dari hasil analisis kemampuan berfikir kritis siswa diperoleh pada indikator,,3 dan 4 mengalami kesulitan hanya pada indikator ke 5 siswa memperoleh rata-rata 63% dengan kategori baik. Dari hasil penyelesaian soal siswa di ketahui hanya dari 35 siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan lengkap dan benar, dari perbandingan tersebut ada 33 siswa yang menjawab tidak lengkap dan kurang benar. Pada tingkat perolehan nilai siswa, 3 siswa masih dalam kategori kurang dan siswa dalam kategori sangat

5 UPI Kampus Tasikmalaya, artinya kemapuan berfikir kritis siswa SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara masih dalam kategori. Hal ini disebabkan kebiasaan siswa yang berfikir praktis dan enggan berfikir kritis dalam menyelesaikan soal. Agar kemampuan berfikir kritis ini dapat di tingkatkan guru harus bisa secara perlahan mengubah kebiasaan siswa yang berfikir praktis menjadi kebiasaan berfikir kritis dan perlu menjalin kerjasama antara guru dan siswa dengan baik. D. Daftar Rujukan Dahar. W.Ratna. 0. Teori-teori belajar dan pembelajaran. Erlangga. Jakarta. Einav Aizikovitsh-Udi, Diana Cheng. 05. Developing Critical Thinking Skills from Dispositions to Abilities: Mathematics Education from Early Childhood to High School. Creative Education, Towson University, USA, 6, Ennis, Robert. H Goals for a critical thinking curriculum. dalam Developing minds a resource book for teaching. A. L. Costa (editor). Bab 0. Virginia: ASCD Vieira, R. M., Tenreiro-Vieira, C. & Martins, I. P. (0). Critical Thinking: Conceptual Clarification and Its Importance in Science Education. Science Education International., (), Wayan dan Sunartana, 986, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional Biodata singkat: Syarifah Hanum Hasibuan mahasiswa Program Pasca Sarjana dan Edy Surya Dosen Prodi Pendidikn Matematika Universitas Negeri Medan Propinsi Sumatera Utara Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No. April (06) 79