BAB II KAJIAN PUSTAKA. Perusahaan-perusahaan yang berada di dalam era persaingan yang semakin lama semakin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Perusahaan-perusahaan yang berada di dalam era persaingan yang semakin lama semakin"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Perusahaan-perusahaan yang berada di dalam era persaingan yang semakin lama semakin sengit dewasa ini, memerlukan fungsi manajemen strategis untuk mengarahkan gerak perusahaan. Mengacu pada tugas pokok manajemen strategis menurut Pearce dan Robinson (2008:5), didefinisikan bahwa manajemen strategis sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategis terdiri atas sembilan tugas penting yaitu: 1) merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi dan sasaran perusahaan. 2) mengembangkan suatu analisis yang mencerminkan kondisi kapabilitas internal perusahaan. 3) menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan konstektual umum lainnya. 4) menganalisis pilihan pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal. 5) mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan. 6) memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi umum (grand strategy) yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.

2 7) mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan. 8) mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan, di mana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi dan sistem penghargaan. 9) mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan pengambilan keputusan dimasa mendatang. Manajemen strategis meliputi formulasi, implementasi, pengendalian dan evaluasi atas keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan perusahaaan yang berkaitan dengan strategi. Jadi strategi dapat diartikan oleh para manajer sebagai rencana mereka yang berskala besar dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai tujuan perusahaan. Apabila dikaitkan dengan perusahaan, maka strategi adalah rencana suatu perusahaan, meskipun rencana ini tidak secara persis merinci semua pemanfaatan SDM, keuangan, dan bahan dimasa depan. Strategi memberi kerangka untuk keputusan-keputusan manajerial Visi dan Misi Perusahaan Hal pertama yang menjadi perhatian dalam proses manajemen strategis adalah visi dan misi perusahaan. Suyanto (2007:11) menyatakan bahwa visi adalah tujuan unik perusahaan yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan cakupan umum yang luas dan bersifat tahan lama tentang keinginan atau tujuan perusahaan. Visi kemudian dijabarkan lebih lanjut melalui misi. Misi akan menjelaskan konsumen atau pasar mana yang dilayani oleh perusahaan serta produk atau layanan apa saja yang diberikan oleh

3 perusahaan untuk melayani pasar sasarannya itu (Box,2010). Menurut Suwarsono (2008), pernyataan misi setidaknya mencakup komponen-komponen sebagai berikut : 1) Komponen pokok, meliputi : a) Spesifikasi kebutuhan konsumen yang hendak dipuaskan oleh perusahaan dalam bentuk riilnya berupa barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan b) Spesifikasi segmen pasar yang dituju sebagai kelompok sasaran dan wilayah pemasaran yang hendak dijangkau c) Spesifikasi teknologi dan fungsi manajerial yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen 2) Komponen pelengkap, meliputi : a) Komitmen untuk bertahan hidup, pertumbuhan dan laba b) Perumusan falsafah perusahaan c) Konsep jati diri d) Citra perusahaan yang diinginkan e) Komitmen terhadap karyawan f) Tanggung jawab sosial terhadap masyarakat 2.3. Pemahaman Lingkungan Perusahaan Lingkungan perusahan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Faktor lingkungan eksternal memberikan memberikan sejumlah peluang dan ancaman bagi perusahaan, sementara faktor lingkungan internal memberikan sejumlah kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan. Faktor lingkungan eksternal dan internal ini perlu dimonitor agar perusahaan mendapatkan input yang berguna dalam proses penyusunan strategi (Lim et al, 1996).

4 Hasil studi literatur menunjukkan bahwa keadaan lingkungan mempengaruhi strategi yang akan diadopsi perusahaan (Lotayif, 2010). Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan eksternal dan internal memiliki hubungan signifikan dengan kinerja perusahaan (Wood, 2006). Oleh karenanya, perusahaan perlu memahami kondisi lingkungannya, baik lingkungan eksternal maupun internal Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal akan mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan, dan akhirnya struktur organisasi perusahaan tersebut. Lingkungan eksternal bisa secara cepat berubah yang mana perubahan ini bisa menghadirkan menjadi peluang bagi sejumlah perusahaan dan menjadi ancaman bagi perusahaan lainnya (Tadepalli and Avila,1999). Murray (1988) menyatakan bahwa lingkungan eksternal akan banyak mempengaruhi strategi yang diadopsi perusahaan dalam upaya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Lingkungan eksternal terdiri atas tiga sub katagori yang saling berkaitan yaitu faktor-faktor dalam lingkungan jauh (remote), faktor-faktor dalam lingkungan industri dan faktor - faktor dalam lingkungan operasional (Pierce dan Robinson, 2008:112). Penjelasan dari ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1) Lingkungan jauh Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu seperti ekonomi, sosial budaya, politik, teknologi dan hukum. Perubahan yang sering terjadi pada lingkungan akan akan menimbulkan peluang dan ancaman.

5 a. Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi baik ekonomi nasional maupun internasional. Perencanaan strategi setiap perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi datam segmen pasar yang mempengaruhi industrinya. b. Faktor Sosial Budaya. Faktor sosial budaya tampak pada bentuk interaksi yang terjadi antara perusahaan dengan aneka ragam kelompok masyarakat yang dilayaninya. Berbagai faktor ada di dalamnya seperti keyakinan, sistem nilai yang dianut, sikap, opini dan bahkan gaya hidup. Para anggota masyarakat dalam berinteraksi dengan perusahaan sering tidak konsisten dalam perilakunya sebagai akibat kondisi keagamaan, pendidikan, kultur, moral, etika yang mengalami pergeseran. c. Faktor Politik dan Hukum. Arah dan stabilitas politik merupakan pertimbangan utama bagi pengusaha dalam memformulasikan strategi perusahaan. Faktor-faktor politik mendefinisikan parameterparameter dan pengaturan perusahaan bagaimana harus beroperasi. Kendala-kendala politik diperlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, perundangan gaji minimum, kebijakan polusi, harga dan tindakan lain yang bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen dan masyarakat umum. d. Faktor Teknologi. Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi, perusahaan harus sadar mengenai perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi

6 yang kreatif dapat mengusulkan kemungkinan untuk produk baru, untuk perbaikan produk yang sudah ada, atau dalam teknik pemasaran. e. Faktor Ekologi. Hubungan timbal balik antara usaha dan masyarakat, yang menyangkut hubungan antara manusia dan mahiuk hidup lain, termasuk juga udara, tanah serta air yang menyokongnya. 2) Lingkungan Industri Sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima kekuatan atau faktor. Porter (dalam Pearce dan Robinson, 2008) membagi lima kekuatan persaingan yaitu : a. Ancaman pendatang baru Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar (market share), dan seringkali sumber daya yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Hambatan masuk yang tinggi dan jika calon pendatang baru memperkirakan akan menghadapi perlawanan keras dari peserta persaingan yang sudah ada, pendatang baru ini jelas tidak merupakan ancaman yang serius. b. Kekuatan tawar menawar pemasok. Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri dalam mengancam akan menaikkan harga atau menukarkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harganya. c. Persaingan diantara industri yang ada.

7 Persaingan di kalangan anggota industri terjadi bila mereka berebut posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, pengenalan produk, dan perang iklan. Adanya persaingan yang sengit bisa menyebabkan turunnya profitabilitas organisasi. Schafer et al. (2005) menemukan bahwa persaingan berkorelasi negatif dengan profitabilitas. Metts (2007) juga mengemukakan hal yang kurang lebih sama yaitu ketatnya persaingan dalam lingkungan industri akan berpengaruh negatif terhadap kinerja organisasi. d. Kekuatan tawar menawar pembeli. Pembeli menekan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik serta berperan sebagai pesaing satu sama lain, dengan mengorbankan kemampulabaan industri. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli tergantung pada situasi pasarnya dan relatif pada kepentingan pembelinya dan industri yang bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut. e. Ancaman produk substitusi. Perusahaan dalam suatu industri bersaing dalam arti luas, dengan industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dan industri dengan menetapkan harga jual (ceiling price) yang dapat diberikan oleh perusahaan. Makin menarik harga yang diberikan, maka makin ketat pembatasan laba industri. Kelima hal di atas merupakan lima kekuatan dalam sebuah industri yang oleh Porter digambarkan sebagai berikut:

8 Ancaman Masuknya Pendatang Baru Pesaing Industri Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Persaingan diantara perusahaan yang ada Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Ancaman Produk Pengganti Gambar 2.1 Kekuatan Persaingan Porter Sumber : Pearce dan Robinson (2008: 125) Setelah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri serta sebab pokoknya didiagnosis, perusahaan berada dalam posisi untuk mengenali kekuatan dan kelemahan secara relatif terhadap industri. 3) Lingkungan operasional. Lingkungan operasional terdiri dan faktor-faktor dalam persaingan yang mempengaruhi suksesnya perusahaan dalam memanfaatkan sumber dayanya dan memasarkan produknya. Beberapa faktor penting tersebut adalah posisi bersaing perusahaan, komposisi / profile konsumen, reputasi konsumen, reputasi perusahaan terhadap pemasok dan kreditur serta kemampuan perusahaan untuk menarik serta memelihara karyawannya. Faktor-faktor dalam

9 lingkungan operasional Iebih berpengaruh langsung terhadap perusahaan daripada lingkungan jauh (remote environment). Oleh sebab itu, apabila terjadi perubahan pada tingkatan ini, perusahaan hanya bereaksi secara relatif karena jauh diluar kontrol. Terhadap faktor-faktor yang ada pada lingkungan operasional diharapkan perusahaan dapat bertindak secara tepat dan positif (Pearce dan Robinson, 2008) Lingkungan Internal Pemahaman kondisi lingkungan internal adalah faktor penting dalam penyusunan strategi yang efektif. Perumusan strategi perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat diketahui dengan melihat fungsi pokok teknikal yang dilakukan oleh manajemen dalam membangun perusahaan yaitu sejak dari fungsi perencanaan, implementasi dan pengendalian pada berbagai jenis manajemen fungsional yaitu : pemasaran, sumber daya manusia, keuangan dan operasi (Suwarsono, 2008:134) Perusahaan dapat mengenal lebih jauh beberapa kekuatan dan kelemahan dalam dirinya dengan melakukan analisis lingkungan internal. Perusahaan yang melakukan analisis ini, dapat mengetahui apa yang menjadi kompetensinya yang mana dari kompetensi ini dapat menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan tersebut (Juttner and Wherli, 1994). Setiap perusahaan perlu mempunyai sumber daya dan kemampuan khusus yang tidak dimiliki perusahan lain. Pearce dan Robinson (2008:215) mengarahkan keunggulan strategis perusahaan pada pemahaman tentang pandangan berbasis sumber daya. Pandangan yang mendasari adalah bahwa

10 setiap perusahaan berbeda secara fundamental karena setiap perusahaan memiliki sumber daya yang unik yang berupa: 1) Aset berwujud Merupakan sumber daya yang mudah diidentifikasi dam sering ditemukan pada laporan neraca perusahaan. Aset berwujud meliputi aktiva perusahaan yang dapat dilihat, disentuh ataupun dihitung. 2) Aset tidak berwujud Merupakan sumber daya tidak berwujud yang meliputi hak properti intelektual seperti hak paten, merek dagang dan hak cipta hingga sumber daya manusia dalam kaitannya sebagai bagian dan masyarakat dan subyektif seperti jaringan kerja, budaya organisasi dan reputasi perusahaan. 3) Kapabilitas organisasi Kapabilitas perusahaan adalah kapasitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang terintegrasi untuk mencapai apa yang diharapkan. Sejumlah pengetahuan manusia dan modal merupakan kemampuan perusahaan yang paling signifikan dan akar dari segala keunggulan bersaing. Pengetahuan manusia dipandang sebagai penjumlahan segala sesuatu yang diketahui setiap orang dalam perusahaan yang memberikan perusahaan kemampuan bersaing dalam pasar Konsep Strategi Strategi menjadi penting dibicarakan terkait hubungannya dengan upaya pencapaian tujuan perusahaan. Chandler pada tahun 1962 (dalam Rangkuti, 2008:3) mengemukakan pengertian strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan, dalam kaitannya dengan

11 tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sementara menurut Pearce dan Robinson (2008: 6), strategi adalah rencana berskala besar dengan orientasi masa depan guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Definisi strategi yang telah dikemukakan tersebut memberikan pemahaman bahwa strategi merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan perusahaan, dalam hal ini yaitu mewujudkan visi dan misinya. Strategi merupakan alat yang digunakan perusahaan untuk merespon peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternalnya dengan mengunakan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya untuk dapat menyusun tindakan melalui kebijakankebijakan perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Strategi menjadi alat yang digunakan perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif (Hax, 1990). Perencanaan strategi selalu dimulai dengan apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dengan apa yang terjadi dalam lingkungan perusahaan. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen di sisi lain menuntut perusahaan untuk merespon perubahan tersebut dan menyiapkan kompetensi inti (Core Competencies) yang dimilikinya Tingkatan Strategi Strategi dalam suatu perusahaan terbagi atas tiga tingkat strategi yaitu: korporat, unit bisnis dan fungsional (Siagian, 2000 : 21). Strategi dibutuhkan oleh perusahaan secara keseluruhan mulai dari tingkatan korporat sampai dengan fungsional. Ketiga tingkat strategi tersebut biasanya dipakai oleh perusahaan besar yang memiliki lebih dari satu unit bisnis. Perusahaan dalam menyusun ketiga macam strategi ini perlu memperhatikan konsistensi antara ketiganya. Strategi bisnis harus konsisten dengan strategi korporat, sementara strategi fungsional harus konsisten dengan strategi bisnis (Hrebiniak, 1990). Penjelasan mengenai tiap tingkatan strategi adalah sebagai berikut :

12 1) Strategi tingkat korporat (Corporate Strategy) Penyusun strategi di tingkat korporat biasanya terdiri atas dewan direksi dan eksekutif kepala, Mereka bertanggung jawab atas kinerja keuangan perusahaan dan atas pencapaian tujuan-tujuan bukan keuangan, seperti memperkuat citra perusahaan dan memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan. Andrews dalam Rangkuti (2008 : 10) menyatakan strategi korporat sebagai strategi yang disusun dalam suatu bisnis, dimana perusahaan akan bersaing dengan cara mengubah distinctive competence menjadi competitive competence. Masalah yang krusial pada tingkat korporat ini adalah menentukan bisnis apa yang akan dikembangkan, bisnis apa yang dipertahankan dan bisnis apa yang dilepaskan. Strategi pada tingkat korporat ini adalah landasan penyusunan strategi di tingkat-tingkat yang lebih rendah (strategi bisnis dan strategi fungsional). 2) Strategi di tingkat unit bisnis (Business Strategy) Penyusun strategi pada tingkat unit bisnis biasanya terdiri dari manajer unit bisnis dan korporat. Para manajer harus menerjemahkan rumusan arah dan keinginan yang dihasilkan di tingkat korporat ke dalam sasaran dan strategi yang kongkrit untuk masing-masing divisi usaha. Para manajer akan menentukan bagaimana perusahaan akan bersaing dalam pasar tertentu. Strategi pada tingkat unit bisnis lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi unit bisnis tertentu. Gagasan intinya adalah bagaimana unit bisnis perusahaan bersaing dalam pasarnya, produk atau jasa apa yang ditawarkan, konsumen mana yang dilayani dan bagaimana mendistribusikan sumber daya dalam unit bisnis tersebut. Strategi umum (generic strategy) adalah istilah umum dari gagasan inti tersebut. Skema yang dikembangkan oleh

13 Michael Porter menunjukkan bahwa usaha perusahaan untuk mencari keunggulan kompetitif bisa didasarkan pada salah satu dari tiga strategi umum (Gambar 2.2) Biaya Rendah Diferensiasi Jangkauan Bersaing Target Luas Target Sempit Kepemimpinan Biaya Fokus Diferensiasi Gambar 2.2 Strategi Bersaing dari Porter Sumber : Hunger and Wheelen, 2003: 247 Michael Porter (dalam Pearce dan Robinson, 2008, 256) menyatakan terdapat tiga strategi umum (generic strategy) yang dapat dipilih dalam strategi pada tingkat unit bisnis yaitu : a. Diferensiasi Strategi diferensiasi pada dasarnya mengambil pelanggan sebagai titik perhatian utama. Strategi ini menitikberatkan pada pembangunan persepsi pembeli akan

14 keunggulan kualitas, desain produk, teknologi, jaringan distribusi, image, bahan atau pelayanan. Perusahaan dapat menaikkan harga setinggi mungkin, tapi di sisi lainnya harus menciptakan produk yang bagi konsumen tampak berbeda dibandingkan produk pesaing. Perbedaan atau ciri khas dari produk inilah yang akan dibayar mahal dan menjadi suatu persepsi tersendiri bagi pembeli. b. Kepemimpinan biaya menyeluruh (low cost) Strategi ini lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan. Perusahaan yang menerapkan strategi ini memfokuskan pada harga jual yang lebih murah kepada pembeli. Perusahaan melakukan hal tersebut dengan cara membuat rendah biaya produksi. Strategi ini menghindarkan perusahaan dari pengeluaran yang besar pada R&D dan biaya promosi. Kadang-kadang mereka lebih pada meniru model produk yang sudah dikembangkan perusahaan lain dengan tujuan mengurangi biaya risetnya. c. Fokus Strategi ini dipakai oleh bisnis yang ingin menghindarkan diri dari konfrontasi langsung dengan para pesaingnya dengan cara berkonsentrasi pada pangsa pasar yang lebih kecil (niche). Prinsip dasarnya adalah strategi kepemimpinan biaya (low cost) atau diferensiasi untuk melayani pasar sasaran lebih baik daripada pesaing. 3) Strategi tingkat fungsional (Functional Strategy) Penyusun strategi pada tingkat ini terdiri atas manajer manajer produk wilayah dan fungsional. Mereka menyusun sasaran tahunan dan strategi jangka pendek di bidang bidang seperti produksi, riset dan pengembangan, keuangan, pemasaran dan hubungan karyawan. Tanggung jawab mereka adalah mengimplementasikan rencana strategi perusahaan.

15 Strategi fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-fungsi manajemen yang terdiri atas fungsi manajemen produksi atau operasi, fungsi manajemen pemasaran, fungsi manajemen keuangan dan fungsi manajemen sumber daya manusia. Strategi pada tingkat ini lebih bersifat operasional karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsi-fungsi manajemen Proses Perencanaan Strategis Kotler dan Amstrong (2007) memberikan definisi perencanaan strategis sebagai proses untuk mengembangkan strategi yang cocok antara tujuan serta kemampuan organisasi dan peluang pemasaran yang berubah-ubah. Proses perencanaan strategis mencakup di dalamnya analisis lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman serta analisis lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan (Dincer et al, 2006). Proses perencanaan strategis akan membuat perusahaan mampu menyesuaikan kompetensi internalnya dengan perubahan kondisi lingkungan eksternalnya (Johnston, 2008). Menentukan strategi dilakukan melalui tiga tahap pelaksanaan sebagai berikut : TAHAP 1 PENGUMPULAN DATA 1) Tahap pengumpulan data TAHAP 2 ANALISIS Gambar 2.3 Kerangka Formulasi Strategi Sumber : Rangkuti (2008) TAHAP 3 PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tahap ini merupakan kegiatan pengumpulan dan pengklasifikasian data baik data eksternal maupun data internal. Data eksternal diperoleh dari lingkungan luar perusahaan seperti analisis pasar, analisis kompetitor dan analisis pemasok. Data internal diperoleh di

16 dalam perusahaan itu sendiri seperti laporan kegiatan pemasaran, laporan kegiatan SDM dan laporan keuangan. Pengamatan lingkungan adalah tahap awal bagi perumusan strategi yang mampu merespon perubahan keadaan lingkungan (Analoui and Karami, 2001). 2) Tahap analisis Setelah pengumpulan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memasukkan semua informasi tersebut dalam analisis perencanaan strategis. Alat analisis yang dapat digunakan diantaranya adalah: a. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath) b. Matrik BCG (Boston Consulting Group) c. Matrik GE (General Electric) d. Matrik IE (Internal External) 3) Tahap pengambilan keputusan Setelah melewati tahap analisis, selanjutnya akan diambil sebuah keputusan yaitu berupa perumusan sebuah strategi dengan melihat posisi perusahaan yang diidentifikasi dari hasil analisis faktor-faktor eksternal dan internal Matrik Internal Eksternal (IE) Matrik Internal - Eksternal dikembangkan karena adanya ketidakpuasan terhadap pendekatan matrik BCG (Boston Consulting Group) yang hanya didasarkan pada dua faktor yaitu pangsa pasar relatif dan pertumbuhan pasar. Matrik Internal Eksternal, suatu pendekatan multifaktor, kemudian dikembangkan mengatasi keterbatasan dan memberikan pendekatan yang lebih fleksibel. Tujuan penggunaan matrik ini adalah untuk memperoleh strategi di tingkat korporat (strategi perusahaan) yang lebih detail.

17 Matrik Internal Eksternal terdiri dari IFAS dan EFAS dimana IFAS (Internal Factors Analysis Summary) merupakan analisis faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strength) serta kelemahan (weakness) dan EFAS (External Factors Analysis Summary) merupakan analisis faktor-faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunity) serta ancaman (threat). Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun matrik Internal Eksternal. 1) Melakukan Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation /EFE) Metode EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data yang dikumpulkan adalah yang berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, antara lain : faktor ekonomi, sosial budaya, hukum, teknologi, persaingan di industri dimana perusahaan berada dan data eksternal relevan lainnya. Tabel 2.1 External Factors Analysis Summary (EFAS) Faktor Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar Peluang Ancaman Total Sumber : Rangkuti (2008) 2) Melakukan Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation /IFE) Metode IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi

18 perusahaan dapat digali dan beberapa fungsional perusahaan, misalnya dan aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem infomasi dan produksi. Tabel 2.2 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar Kekuatan Kelemahan. Total Sumber : Rangkuti (2008) 3) Matrik Internal - Eksternal (IE) Parameter yang digunakan yaitu lingkungan kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi perusahaan. Matrik IE bermanfaat untuk memposisikan suatu perusahaan ke dalam matrik yang terdiri 9 sel. Matrik IE terdiri atas dua dimensi yaitu total skor dari IFE pada sumbu X dan total skor dari EFE matrik pada sumbu Y. Faktor Internal (IFE) 4 Kuat 3 Sedang 2 Lemah Penciutan Kuat 1 Pertumbuhan Turn Around al (EFE)

19 Pertumbuhan Konsentrasi melalui Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal Integrasi vertikal 3 Sedang 4 Stabilitas Hati-Hati 5 Pertumbuhan Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal 6 Penciutan Divestasi 2 Stabilitas, Hati-Hati Lemah Pertumbuhan Diversifikasi Pertumbuhan Diversifikasi Likuidasi Bangkrut atau Konsentrik Konglomerat Likuidasi 1. Gambar 2.4 Matrik Internal Eksternal Sumber : Rangkuti (2008:42) Gambar 2.4 dapat mengidentifikasi sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

20 1. Tumbuh dan Bina, yaitu sel 1, 2, dan 4. Strategi yang digunakan adalah strategi intensif. Dalam strategi ini tindakan yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar, yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang, lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Atau melakukan pengembangan pasar dalam pengertian memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografis baru. 2. Pertahankan dan pelihara yaitu sel 3, 5 dan 7. Tindakan yang dapat diambil dalam strategi ini adalah melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk 3. Panen atau divestasi, yang termasuk dalam strategi ini adalah sel 6, 8 dan 9. Tindakan yang dapat ditempuh dalam strategi panen atau divestasi ini adalah menjual suatu bagian atau seluruhnya dari suatu perusahaan Secara lebih detail tindakan dari kesembilan sel strategi tersebut di atas dijelaskan pada bagian berikut ini: 1. Strategi pertumbuhan (Growth Strategy) Strategi ini adalah usaha untuk mendesain pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, keuntungan atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan berada dalam pertumbuhan cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga. 2. Strategi pertumbuhan melalui konsentrasi dan diversifikasi Dua strategi dasar pertumbuhan pada tingkat korporat yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Perusahaan bila memilih strategi konsentrasi, akan dapat

21 tumbuh melalui integrasi vertikal maupun horizontal, baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari luar. Perusahaan bila memilih strategi diversifikasi, akan dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal melalui pengembangan produk baru atau eksternal melalui akuisisi. 3. Konsentrasi melalui integrasi vertikal (Sel 1) Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai baik melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Perusahaan harus melakukan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya, 4. Konsentrasi melalui integrasi horizontal (Sel 2 dan 5) Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi lain dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Jika perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat menarik (sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan. Sementara jika perusahaan ini berada dalam moderate attractive industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya adalah untuk menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan keuntungan 5. Diversifikasi konsentris (sel 7) Strategi pertahankan dan pelihara melalui diversifikasi konsetris umumnya dilakukan oleh perusahaan dengan posisi kompetitif sangat kuat tetapi nilai daya tarik pasar rendah.

22 Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan sudah memiliki kemampuan produksi dan pemasaran yang baik. Prinsipnya adalah menciptakan sinergi dengan harapan bahwa dua bisnis secara bersama dapat menciptakan lebih banyak keuntungan daripada jika melakukannya sendirisendiri. 6. Diversifikasi konglomerat (Sel 8) Strategi pertahankan dan pelihara melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan memiliki posisi kompetitif yang tidak begitu kuat dan nilai daya tarik industri sangat rendah. Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain. Tetapi pada saat pemisahan tersebut mencapai tahap matang, perusahaan yang hanya memiliki posisi kompetitif rata-rata cenderung akan menurun kinerjanya. Strategi diversifikasi konglomerat oleh karenanya sangat diperlukan. 2.9 Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan perlu mengembangkan strategi pemasaran untuk melayani pasar sasarannya. Strategi pemasaran akan membantu perusahaan dalam mendapatkan keunggulan kompetitif dalam jangka panjang (Tadepalli and Avila, 1999). Salah satu elemen dari strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Kotler (2005:68) menyatakan bahwa : Bauran pemasaran adalah satu kesatuan alat pemasaran yang digunakan sebagai jembatan kepada pasar sasaran atau konsumen potensial. Bauran pemasaran bisa digunakan sebagai alat untuk mengatur alokasi upaya-upaya pemasaran (Constantinedes, 2006). Produk perusahaan yang merupakan jasa, variabel bauran pemasaran

23 yang digunakan adalah delapan P, yaitu : Product, Price, Promotion, Place, People, Physical Evidence, Productivity and Quality dan Process (Lovelock dan Wright, 2007 : 18) Product (Produk) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Keller, 2009:4). Pemasar perlu memikirkan mengenai tingkatan produk dalam merencanakan tawaran pasarnya. Terdapat lima tingkatan produk sebagai berikut : 1) Manfaat Inti (Core Benefit) Manfaat inti adalah layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli konsumen. Sebagai contoh : tamu hotel membeli istirahat dan tidur. Disini pemasar harus memandang dirinya sebagai penyedia manfaat. 2) Produk Dasar (Basic Product) Pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar. Dengan demikian, kamar hotel yang menjadi contoh di atas akan meliputi tempat tidur, kamar mandi, meja dan lemari pakaian 3) Produk yang Diharapkan (Expected Product) Produk yang diharapkan berkaitan dengan atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk. Contohnya, tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih dan tingkat ketenangan tertentu 4) Produk yang Ditingkatkan (Augmented Product) Produk dipersiapkan untuk melampui harapan konsumen. Contohnya, tamu hotel dewasa ini mengharapkan ada televisi kabel yang menggunakan remote control dan internet berkecepatan tinggi

24 5) Produk Potensial (Potential Product) Produk potensial meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang dialami produk atau tawaran di masa yang akan datang Price (Harga) Secara tradisional, harga telah diperlakukan sebagai penentu utama pilihan pembeli. Konsumen memiliki perspektif bahwa harga adalah apa yang diberikan atau apa dikorbankan untuk mendapatkan sebuah produk (Zeithaml, 1988). Walaupun faktor non harga makin berperan dalam beberapa dasawarsa terakhir dalam penentuan pembelian suatu produk atau jasa, harga tetap merupakan salah satu unsur penting bagi perusahaan dalam menentukan pangsa pasar dan profitabilitas Penetapan Harga Menurut Kotler dan Keller (2009:84), ada enam langkah penetapan harga yang diikuti yaitu: 1) Memilih tujuan penetapan harga Perusahaan dapat mengharapkan salah satu dari lima tujuan utama penetapan harga: kelangsungan hidup, laba maksimum sekarang, pangsa pasar maksimum, menguasai pasar secara maksimum atau kepemimpinan mutu produk 2) Menentukan permintaan Setiap harga akan menghasilkan permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan. permintaan dan harga pada umumnya berbanding terbalik; makin tinggi harganya, makin rendah permintaannya.

25 Namun, dalam kasus barang mewah, kurva permintaan tersebut kadang-kadang melandai ke atas. 3) Memperkirakan biaya Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya, sementara biaya menentukan batas terendahnya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang menutupi biaya produksi, distribusi dan penjualan produk termasuk laba yang lumayan untuk upaya dan resikonya 4) Menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing Perusahaan perlu mempertimbangkan biaya, harga dan kemungkinan reaksi harga pesaing dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan,. Perusahaan seharusnya pertama-tama mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika tawaran perusahaan mengandung ciri-ciri diferensiasi positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, harga ke konsumen seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut. Jika tawaran pesaing tadi mengandung beberapa ciri yang tidak ditawarkan perusahaan tersebut, nilainya bagi konsumen seharusnya dievaluasi dan dikurangkan dari harga produk perusahaan tersebut. 5) Memilih metode penetapan harga Setelah mengetahui bagaimana permintaan konsumen, fungsi biaya dan harga pesaing, perusahaan kini siap menentukan harga. Ada tujuh metode penetapan harga yaitu: a) Penetapan harga mark up (Mark Up Pricing) Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah menambahkan mark-up standar pada biaya produk tersebut. Perusahaan-perusahaan konstruksi menyerahkan

26 tender pekerjaan dengan memperkirakan biaya total proyek tersebut dan menambahkan mark up standar untuk laba b) Penetapan harga sasaran pengembalian (Target Return Pricing) Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi (Return On Investment / ROI ) yang dibidiknya. Penetapan harga sasaran yang digunakan General Motors, yang menetapkan harga mobilnya untuk mencapai lima belas hingga dua puluh % ROI. c) Penetapan harga persepsi nilai (Perceived Value Pricing) Ada perusahaan yang mendasarkan harganya pada persepsi nilai (perceived value) konsumen. Perusahaan tersebut harus menyerahkan nilai yang dijanjikan melalui pernyataan nilai mereka dan konsumen harus mempersepsikan nilai ini. Perusahaan menggunakan unsur-unsur bauran pemasaran seperti iklan dan tenaga penjualan, untuk mengkomunikasikan nilai yang dipersepsikan dalam benak pembeli. d) Penetapan harga nilai (Value Pricing) Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa perusahaan telah menggunakan penetapan harga nilai (value pricing) dimana perusahaan tersebut memikat hati pelanggan yang loyal dengan menetapkan harga yang lumayan rendah untuk tawaran yang bermutu tinggi. Penetapan harga nilai bukan sekedar menetapkan harga yang lebih rendah. Langkah tersebut adalah persoalan merekayasa ulang kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut untuk menjadi produsen yang berbiaya rendah tanpa mengorbankan mutu, dan menurunkan harga guna menarik sejumlah besar pelanggan yang sadar nilai. e) Penetapan harga umum (Going Rate Pricing)

27 Dalam penetapan harga umum, perusahaan terutama mendasarkan harga pada harga pesaing. Perusahaan mungkin mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dari pesaing utamanya. Harga umum lumayan populer. Apabila biaya sulit diukur, perusahaan merasa bahwa harga umum merupakan jalan keluar yang baik, karena hal itu dianggap mencerminkan kebijaksanaan bersama industri tersebut. f) Penetapan harga tipe lelang (Auction Type Pricing) Penetapan harga tipe lelang mulai populer, seiring dengan pertumbuhan internet. Terdapat lebih dari 2000 pasar elektronik (e-market) yang menjual aneka macam produk. Salah satu manfaat utama lelang adalah membuang persediaan yang berlebihan atau barang bekas. 6) Memilih Harga Akhir Metode-metode penetapan harga mempersempit ruang gerak yang harus digunakan perusahaan dalam memilih harga akhirnya. Perusahaan harus mempertimbangkan faktorfaktor tambahan dalam memilih harga akhir ini, yang meliputi dampak dari kegiatan pemasaran lain, penetapan harga yang berbagi laba dan resiko dan dampak harga terhadap pihak lain Penyesuaian Harga Perusahaan-perusahaan biasanya tidak hanya menetapkan satu harga, melainkan struktur penetapan harga yang mencerminkan perbedaan dalam permintaan, tuntutan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, frekuensi pengiriman dan faktor-faktor lainnya. Beberapa strategi penyesuaian harga diantaranya: penetapan harga geografis, diskon dan

28 potongan harga, penetapan harga promosi dan penetapan harga diskriminatif (Kotler dan Keller,2009:102) 1) Penetapan harga geografis Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan tersebut memutuskan bagaimana cara menetapkan harga produknya untuk konsumen yang berbeda lokasi. Perusahaan mungkin mengenakan harga yang lebih tinggi untuk konsumen yang jauh untuk menutupi biaya pengiriman yang lebih tinggi. 2) Diskon dan potongan harga Kebanyakan perusahaan akan menyesuaikan daftar harganya dan memberikan diskon dan potongan harga untuk pembayaran yang lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar dan pembelian di luar musim. 3) Penetapan harga promosi Perusahaan-perusahaan dapat menggunakan beberapa teknik penetapan harga untuk merangsang pembelian awal diantaranya strategi penetapan harga pemimpin rugi, penetapan harga peristiwa khusus, rabat tunai, pembiayaan bunga rendah, masa pembayaran yang lebih lama, garansi dan kontrak perbaikan dan diskon psikologis. 4) Penetapan harga diskriminatif Diskriminasi harga terjadi apabila suatu perusahaan menjual produk atau jasa dengan 2 harga atau lebih yang tidak mencerminkan biaya secara proporsional. Misalnya, penjual mengenakan harga yang lebih murah kepada pembeli yang membeli dalam jumlah yang lebih besar atau mengenakan harga yang berbeda untuk kelompok pembeli yang berbeda. Contohnya, museum sering mengenakan harga tiket masuk yang lebih murah untuk pelajar.

29 2.9.3 Promotion (Promosi) Promosi atau ada yang menyebutnya komunikasi adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam membujuk dan mengingatkan konsumen, langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual perusahaan. Komunikasi pemasaran menggambarkan merek dan menjadi sarana untuk membangun dialog dan hubungan dengan konsumen (Kotler dan Keller : 2009) Bauran komunikasi pemasaran terdiri atas enam cara utama yaitu: 1) Iklan Setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan oleh orang dan berupa promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan. 2) Promosi penjualan Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3) Acara khusus dan pengalaman Perusahaan mensponsori kegiatan dan program-program yang dirancang untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang berkaitan dengan merek 4) Hubungan masyarakat dan pemberitaan Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. 5) Pemasaran langsung Penggunaan surat, telpon, faksimili atau untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan konsumen.

30 6) Penjualan pribadi Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan mendapat pemesanan Place (Tempat) Tempat dalam hal ini adalah tempat lokasi dari daerah penjualan, saluran penjualan, saluran distribusi, tingkat persediaan dan juga alat transportasi. Distribusi produk mengacu kepada metode-metode yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka membuat produknya tersedia di pasar sasaran (Rosenbloom, 2001 dalam Golob and Podnar, 2007). Distribusi produk terkait tentang kapan dan bagaimana caranya produk diantarkan ke konsumen (Golob and Podnar, 2007). Produk bisa diletakkan mendekati ataupun menjauhi konsumen (Kotler dan Keller : 2009). Mendekati konsumen berarti bahwa perusahaan meletakkan produk atau jasanya di tempat yang dekat atau mudah dijangkau oleh konsumennya. Sebagai contoh: rumah sakit sekarang ini menyediakan layanan home care dimana dokter dan perawat datang ke rumah pasien untuk memberikan perawatan kepada pasien. Menjauhi konsumen berarti perusahaan meletakkan produk atau jasanya pada suatu tempat tertentu dan konsumen perlu datang ke lokasi tersebut dalam rangka mendapatkan produk atau jasa tersebut. Sebagai contoh : konsumen yang ingin mencukur rambutnya harus datang ke salon atau tempat cukur rambut People (Orang) Orang disini mengacu kepada karyawan yang terlibat dalam proses produksi jasa. Interaksi antara karyawan dengan konsumen sangat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap

31 kualitas jasa. Konsumen sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut. Perusahaan perlu mengelola interaksi antara karyawan dan konsumen dengan efektif bila output yang diinginkan adalah konsumen yang puas (Craig, 1989). Perusahaan jasa yang berhasil adalah perusahaan yang menyediakan upaya yang cukup besar untuk merekrut, melatih dan memotivasi karyawannya Physical evidence (Bukti fisik) Bukti fisik mengacu kepada petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Gedung, kendaraan, perabotan interior, seragam karyawan dan petunjuk terlihat lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Perusahaan jasa perlu mengelola bukti fisik dengan hati-hati karena dapat mempengaruhi kesan konsumen. Dalam jasa yang hanya memiliki sedikit elemen berwujud seperti misalnya asuransi, iklan sering digunakan sebagai media penciptaan makna tertentu. Misalkan payung melambangkan perlindungan dan benteng yang kokoh melambangkan keamanan Productivity and quality (Produktivitas dan kualitas) Produktivitas mengacu kepada seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi konsumen. Sementara kualitas mengacu kepada sejauh mana suatu jasa memuaskan konsumen dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. Produktivitas dan kualitas ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Peningkatan produktivitas adalah hal yang penting, tetapi perusahaan harus berhati-hati agar jangan sampai hal tersebut mengurangi kualitas jasa yang diberikan kepada konsumen Process (Proses)

32 Proses mengacu kepada metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Penciptaan dan penyampaian jasa kepada konsumen memerlukan desain dan implementasi dari proses yang efektif. Proses yang desainnya buruk akan menggangu konsumen karena kelambatan dan penyampaian jasa yang tidak efektif. Sama halnya, proses yang buruk akan menyulitkan staff di garis depan untuk melakukan tugasnya dengan baik, yang berakibat pada rendahnya produktivitas dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut Sugiyono (2001) sebagai prosedur pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Proses merumuskan strategi melibatkan beberapa konsep teoritis yang menyampaikan informasi mengenai objek dan berperan sebagai dasar yang umum dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Ada pengkajian yang secara teoritis menjadi landasan teori yang di rumuskan lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.10 Pengertian Pemasaran Kemajuan zaman yang membawa masalah-masalah dan kesempatankesempatan baru telah menjadi sebab menariknya pengetahuan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan konsumen. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang akan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan bahwa seluruh puskesmas di Kabupaten Gianyar menjalankan Badan Layanan Umum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Badan Layanan Umum (BLU) 2.1.1 Pengertian,tujuan dan azas BLU Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan pengusaha yang lain bukanlah hal yang baru lagi, tetepi semakin lama semakin ketat. Ini terbukti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks penelitian ini, meliputi perilaku konsumen, motivasi konsumen, loyalitas konsumen, produk, bauran pemasaran, merek

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dunia persaingan yang semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Waktu dan Tempat

METODE MAGANG. Waktu dan Tempat METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2009 yang bertempat di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Unit Usaha Marihat, Sumatera Utara. Metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Menurut Glueck dan Jauch (1998, p.12) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok suatu perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Strategi Strategi adalah alat yang memiliki skema untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi adalah istilah yang diambil dari zaman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami Indonesia belum dapat teratasi juga, terutama dalam perekonomian yang belum stabil. Oleh karena

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi berasal dari kata stratos yang berarti militer dan kata ag yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi berarti memimpin dalam

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE) Bab 5 Analisis Dari hasil pengolahan data pada bab IV, selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan upaya menentukan strategi pemasaran perusahaan, yang meliputi langkah-langkah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang berlangsung dalam hubungannya denga pasar. Pemasaran berarti bekerja denga pasar untuk mewujudkan pertukaran potensial

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian adalah kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keinginan untuk melakukan kegiatan wisata ke suatu daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dan keinginan untuk melakukan kegiatan wisata ke suatu daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan berwisata menjadi kebutuhan seluruh kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut dapat berasal dari berbagai kelompok usia, latar belakang pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Istilah startegi berasal dari kata Yunani, strategia (stratus = militer dan ag= memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perencanaan Strategis Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Situasi perekonomian dewasa ini berkembang sangat pesat, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB II MEMAHAMI STRATEGI PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2014

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB II MEMAHAMI STRATEGI PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2014 MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB II MEMAHAMI STRATEGI PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2014 DAFTAR ISI 1. Pendahuluan...1 2. Tujuan...1 a. Profitabilitas...1 b. Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham...3 c.

Lebih terperinci