Atik Susanti
|
|
- Ivan Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) (Penelitian di Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhluhur) Atik Susanti atiiksusantii@yahoo.com Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang lebih baik antara yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhluhur sebanyak 6 kelas (190 peserta didik). Sampel diambil secara acak kelas, terpilih kelas VIII B sebagai kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan kelas VIII C sebagai kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan tes kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik dan penyebaran angket pernyataan dengan skala kemandirian belajar. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes kemampuan berpikir kreatif matematik dan pernyataan dalam skala kemandirian belajar. Teknik analisis untuk menguji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berada dalam kategori sedang dan kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berada dalam kategori sedang. Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik, Model Problem Based Learning (PBL), Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI), Kemandirian Belajar Peserta Didik. 1
2 ABSTRACT The objectives of this research were to find out whether the students creative thinking ability in learning mathematic by using problem based learning (PBL) model better than using type of cooperative learning model, group investigation (GI) and to find out how the students independent learning when the problem based learning (PBL) model was used in learning process and how the students independent learning when type of cooperative learning model, group investigation (GI) was used in learning process. The method of this research was experiment method. Population of this research consisted 160 of the eighth grade students of SMP Negeri 2 Dayeuhluhur. Random sampling technique was used in choosing the samples of the research. The eighth grade B consisted of 38 students was chosen as experiment class 1. This class used problem based learning (PBL) model. While, the eighth grade C consisted of 38 students was chosen as class experiment 2 that used type of cooperative learning model, group investigation (GI). The students creative thinking ability test in mathematics and learning independent scale were used as the technique of collecting the data. The instruments of this research were the test of students creative thinking ability and learning independent scale. The technique of analysing the data of this research was two groups design. The result of this research showed that the students creative thinking ability in mathematic by used problem based learning(pbl) model better than used type of cooperative learning model, group investigation (GI). In addition, the students independent learning was in high category when the learning process used problem based learning (PBL) model. Meanwhile, the students independent learning was in middle category when the learning process used type of cooperative learning model, group investigation (GI). Keywords: Mathematical Creative Thinking; Problem Based Learning Model; Type Of Cooperative Learning Model, Group Investigation; Students Independent Learning. PENDAHULUAN Matematika merupakan mata pelajaran yang dapat melatih peserta didik dalam menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, matematika ditetapkan sebagai mata pelajaran wajib yang diberikan kepada peserta didik dari jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah. Konsep matematika banyak diperlukan untuk membantu menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari proses berpikir. Menurut Sumarmo, Utari (2014:76) Berpikir matematik diartikan sebagai kegiatan atau proses matematika (doing math) atau tugas matematik (mathematical task). Kemampuan berpikir memiliki dua tingkatan yaitu, berpikir dasar (basic) dan berpikir tingkat tinggi. Salah satu bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk 2
3 menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan sesuatu yang merupakan gabungan atau kombinasi dari unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. yaitu : Indikator kemampuan berpikir kreatif peserta didik meliputi empat komponen a. Fluency (kelancaran) kemampuan dalam mengajukan sejumlah masalah atau pertanyaan matematika dengan jawaban yang tepat. b. Flexibility (keluwesan) adalah kemampuan menghasilkan jawaban yang bervariasi atau beragam atau beberapa cara. c. Elaboration (elaborasi) adalah kemampuan menjelaskan, mengembangkan, memperkaya atau menguraikan lebih rinci jawaban atau gagasan yang diberikan. d. Originality (keaslian) adalah kemampuan memberikan gagasan atau jawaban dengan bahasa dan cara sendiri. Hal tersebut sejalan dengan Alvino (Sumarmo, Utari, 2014:201) yang mengklasifikasikan berpikir kreatif dalam empat komponen yaitu: kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi. Suatu pembelajaran dengan upaya mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik akan berhasil jika peserta didik memiliki kemandirian belajar yang tinggi. Menurut Wedemeyer (Rusman, 2013:354) Kemandirian dalam belajar perlu diberikan kepada peserta didik supaya mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dan dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Selanjutnya indikator kemandirian belajar menurut Sumarmo, Utari (2014, 112) adalah a. inisiatif dan motivasi belajar instrinsik; b. kebiasaan mendiagnosa kebutuhan belajar; c. menetapkan tujuan belajar; d. memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar; e. memandang kesulitan sebagai tantangan; f. memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan; g. memilih, menetapkan strategi belajar; h. mengevaluasi proses dan hasil belajar ; i. kemampuan diri. Namun dalam proses pembelajaran, kemandirian belajar peserta didik belum maksimal. Ketika pembelajaran berlangsung peserta didik masih bergantung pada guru. Hal ini dapat penulis ketahui berdasarkan hasil diskusi dengan seorang guru matematika di SMP Negeri 2 Dayeuhluhur. Selama pembelajaran berlagsung kebanyakan peserta didik hanya fokus pada satu cara untuk menyelesaikan permasalahan matematika yaitu cara yang diberikan oleh guru saja, tidak ada usaha dari peserta didik untuk mencari cara lain dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Selain itu ketika peserta didik dihadapakan dengan suatu permasalahan baru dan yang dianggap sulit, mereka seringkali 3
4 merasa enggan untuk mencoba, dan hanya menunggu jawaban dari teman. Hal ini menunjukan kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik dan kemandirian belajar peserta didik masih rendah. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurahayu, Iis Nipa (2014) menunjukan bahwa 70 % peserta didik tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), ini disebabkan oleh kesuliatan yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika yang berupa soal-soal dengan pernyataan terbuka atau soal-soal berbentuk cerita serta kebanyakan peserta didik tidak menyukai dan merasa jenuh dengan belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya kreativitas guru dalam memberikan inovasi proses pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan guru adalah dalam model pembelajaran. Guru dapat menggunakan model pembelajaran yang mampu membuat peserta didik aktif, kreatif dalam memecahkan persoalan matematik, dan menantang peserta didik untuk menghubungkan dunia nyata dengan pembelajaran matematika. Model pembelajaran yang dapat diterapkan diantaranya, model Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Model Problem Based Learning (PBL) dipilih karena merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual. Sebuah masalah memiliki kekuatan untuk merangsang rasa ingin tahu, keinginan untuk mengamati, motivasi serta keterlibatan seseorang atas satu hal. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Menurut Sani, Ridwan Abdullah (2014:127) Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaanpertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Sejalan dengan pendapat tersebut, proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dimulai dari pemberian masalah, masalah yang diberikan berupa masalah kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga dapat memberikan kondisi belajar yang aktif kepada peserta didik. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk mencari sendiri materi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, 4
5 seperti dari buku pelajaran ataupun media internet. Dalam hal ini berarti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) peserta didik harus menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sejalan dengan Huda, Miftahul (2014:292) Group Investigation (GI) merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir level tinggi. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) membuat peserta didik memperoleh kemampuan untuk menggunakan alat-alat dan berbagai sumber belajar baik yang berhubungan dengan materi pembelajaran maupun tidak. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif di dalamnya terdapat apersepsi berupa penghargaan yang diberikan kepada kelompok yang memiliki prestasi belajar. Penghargaan kelompok dilihat dari kriteria yang dipenuhi oleh masing-masing kelompok. Terdapat tiga tingkatan penghargaan kelompok. Ketiga tingkatan penghargaan kelompok didasarkan pada nilai rata-rata skor kelompok. Ketiga kriteria penghargaan yang diberikan penelitian ini adalah menurut Slavin, Robert E. (2005:160) yaitu tim baik, tim sangat baik dan tim super. Dengan model PBL dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), peserta didik diharapkan mampu berpikir kreatif, aktif, dan mampu menyelesaikan pemecahan masalah matematik. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah yang lebih baik kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), untuk mengetahui kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL), dan untuk kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilaporkan oleh Indriani, Nina (2013) yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation). Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik dan deskriptif, diperoleh bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok (Group Investigation) lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan pembelajaran konvensional. Penelitian yang dilaporkan oleh Hearani Anwar, Erni (2014) dengan judul 5
6 Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kratif Matematik Peserta Didik (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Ciamis). Hasil penenlitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh positif penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik. Penelitian relevan lainnya dilaporkan oleh Masruchah, Khoirum (2011) dengan judul Pengaruh Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika di Kelas VII SMP Itaba Gedangan Sidoarjo. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada pengaruh model PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika di kelas VII SMP ITABA Gedangan Sidoarjo berdasarkan hitungan = 13,09 lebih besar dari dengan taraf signifikan 5% yaitu 1,699 yang berarti kemampuan berpikir kreatif siswa sesudah pembelajaran lebih baik daripada sebelum pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan melihat perbandingannya dalam kemampuan berpikir kreatif matematik. Selain itu juga melihat bagaimana kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan bagaimana kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigatin (GI). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhluhur. Dua kelas diambil secara acak sebagai sampel, VIII B kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan jumlah peserta didik sebanyak 38 orang dan VIII C kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan jumlah peserta didik sebanyak 38 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan tes kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik dan penyebaran skala kemandirian belajar yang diberikan sebanyak satu kali diakhir pembelajaran setelah semua proses pembelajaran selesai. Soal tes kemampuan berpikir kreatif matematik digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik antara yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Skala kemandirian belajar digunakan untuk 6
7 mengetahui kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan untuk mengetahui kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik kelas yang menggunakan model Problem based learning (PBL) diperoleh skor tertinggi 18 dan skor terendah 7 dan rentangnya 11. Sehingga diperoleh banyak kelas interval 6 dan panjang kelas 2. Untuk skor yang paling banyak diperoleh peserta didik dan median pada kelas eksperimen I yaitu kelas interval ke-4 pada interval 13-14, sehingga diperoleh modus sebesar 13,78 dan median 13,84. Skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik adalah 13,84 dan standar deviasinya 2,88. Hasil penelitian kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diperoleh skor tertinggi 18 dan skor terendah 4 dan rentangnya 14. Sehingga diperoleh banyak kelas interval 6 dan panjang kelas 3. Untuk skor yang paling banyak diperoleh peserta didik dan median pada kelas eksperimen II yaitu kelas interval ke-3 pada interval 10-12, sehingga diperoleh modus sebesar 10,36 dan median 10,7. Skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik adalah 11,16 dan standar deviasinya 4,23. Berdasarkan data hasil penelitian, terlihat bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) 13,78 lebih besar dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) sebesar 11,16. Sehingga dapat dikatakan bahwa model Problem Based Learning (PBL) lebih baik dari pada model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Untuk melihat perbedaannya signifikan atau tidak dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan uji perbedaan dua rata-rata yaitu uji-t. Uji persyaratan analisis berkaitan dengan syarat-syarat dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas distribusi kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) menghasilkan nilai chi kuadrat yaitu 3,5. Dengan taraf nyata = 1% diperoleh 2 2 x hitung = 3,5 x (0,99)(3) = 11,3, maka sampel berasal dari populasi berdistribusi 7
8 normal. Uji normalitas pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) menghasilkan nilai chi kuadrat 9,11. Dengan = % diperoleh x hitung = 9,11 x (0,99)(3) = 11,3, maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji homogenitas varians diperoleh Fhitung = 2,15. Dengan db1 = 37, db2 = 37, dan taraf nyata = 1 % diperoleh Fhitung = 2,15 < F0,01(37/37) = 2,19, berarti kedua varians homogen. Uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata yaitu diperoleh t hitung = 3,27. Ternyata pada α = 1 % t hitung = 3,27 > t (0,99)(74) = 2,38, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah bagaimana peserta didik merancang suatu pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga peserta didik mampu memantau kemajuan belajarnya sendiri dan mengevaluasi hasil yang diperoleh. Indikator yang dijadikan dasar dalam kemandirian belajar adalah inisiatif dan motivasi belajar instrinsik, mendiagnosa kebutuhan belajar, menetapkan tujuan/target belajar, memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar, memandang kesulitan sebagai tantangan, memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan, memilih, menerapkan strategi belajar, mengevaluasi proses dan hasil belajar, kemampuan diri/kontrol diri (self eficacy). Berdasarkan hasil analisis skala kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) secara keseluruhan berada dalam kategori sedang dengan nilai x = 84,87. Kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah bagaimana peserta didik merancang suatu pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga peserta didik mampu memantau kemajuan belajarnya sendiri dan mengevaluasi hasil yang diperoleh. Indikator yang dijadikan dasar dalam kemandirian belajar adalah inisiatif dan motivasi belajar instrinsik, mendiagnosa kebutuhan belajar, menetapkan tujuan/target belajar, memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar, memandang kesulitan sebagai tantangan, memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan, memilih, menerapkan strategi belajar, mengevaluasi proses dan hasil belajar, kemampuan diri/kontrol diri (self eficacy). Berdasarkan hasil analisis skala kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran 8
9 kooperatif tipe Group Investigation (GI) secara keseluruhan berada dalam kategori sedang dengan nilai x = 68,89. PEMBAHASAN Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen I dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Terdapat lima tahapan dalam pembelajaran yaitu orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap pertama peserta didik diarahkan perhatiannya pada masalah-masalah kontekstual (masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik) yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Pada tahap ini peserta didik terlihat merasa tertarik karena apa yang sedang mereka pelajari berhubungan dengan kehidupan sehari-harinya. Tahap kedua peserta didik dikelompokkan secara heterogen dengan anggota masing-masing 4-5 peserta didik. Pada tahap ini peserta didik seperti merasa terbebani dengan pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru, karena tidak sesuai dengan keinginan mereka, namun setelah guru memberikan penjelasan bahwa tujuan dari pembagian kelompok secara heterogen untuk membuat mereka lebih akrab dengan yang lain, akhirnya meraka mau mencoba dan bekerjasama dengan kelompoknya masingmasing dan untuk pertemuan selanjutnya mereka terbiasa dengan kelompok yang telah dibagi oleh guru. Kemudian guru membagikan bahan ajar untuk didiskusikan dalam kelompok, dalam tahap ini setiap kelompok berdiskusi dan sesekali bertanya kepada guru tentang hal-hal yang tidak mereka pahami. Selanjutnya pada tahap ketiga, selama peserta didik mendiskusikan bahan ajar, guru membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk penyelidikan individual maupun kelompok. Awalnya saat peserta didik di beri waktu untuk mengerjakan bahan ajar, kebanyakan mereka hanya diam atau bahkan malah bercanda satu sama lain. Ketika terjadi hal seperti ini guru menghampiri kelompok tersebut dan membimbing untuk kembali fokus dalam mengerjakan bahan ajar. Tahap yang keempat, guru meminta peserta didik untuk menyajikan hasil diskusi dalam bentuk tulisan. Selama tahap ini, suasana pembelajaran di kelas menjadi kurang kondusif karena yang bekerja hanya 2 tau 3 orang. Selanjutnya untuk tahap yang terakhir yaitu tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dimana guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta 9
10 kelompok mempresentasikan hasil kerja bersama kelompok. Ketika guru meminta salah satu kelompok yang berani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, setiap kelompok hanya duduk terdiam, pada akhirnya guru menentukan kelompok mana yang maju, dipilih secara acak dengan tujuan agar terasa lebih adil. Setelah salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, guru membagikan LKPD untuk dikerjakan dalam kelompok dan kemudian dikumpulkan. Namun selama mengerjakan LKPD, peserta didik mengalami kesulitan dengan diberikannya soal-soal kemampuan berpikir kreatif matematik, tetapi pada pertemuan berikutnya peserta didik mulai terbiasa mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir kreatif matematik yang bentuknya non rutin dan dilakukan secara berkelompok. Setelah LKPD selesai dikerjakan salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Sama halnya dengan pemilihan presentasi bahan ajar, pemilihan presentasi LKPD juga dilakukan secara acak. Sebelum pembelajaran berakhir, guru memberikan tugas individu (PR) untuk dikerjakan di rumah oleh setiap peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), terdapat enam langkah atau tahapan dalam proses pembelajarannya. Tahap pertama peserta didik dikelompokkan secara heterogen dengan 4-6 anggota tiap kelompoknya. Selanjutnya peserta didik memilih sendiri materi yang akan mereka pelajari. Namun agar semua materi ada yang memilih, maka dibatasi untuk tiap pilihan materi maksimal 2 kelompok. Pemilihan materi sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Tahap yang kedua guru membagikan bahan ajar sesuai dengan pilihan materi dari masing-masing kelompok yang kemudian peserta didik dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. Untuk tahap yang ketiga yaitu implementasi, peserta didik menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan pada tahap yang kedua. Dalam langkah ini scaffolding yang merupakan ide penting dalam teori pembelajaran social Vygotsky diterapkan, saat peserta didik menerapkan rencana pembelajaran lebih tepatnya mengerjakan bahan ajar, guru memberikan bantuan berupa arahan-arahan kepada tiap kelompok pada awal pengerjaan bahan ajarnya dan mengurangi bantuan tersebut kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan untuk dipresentasikan di depan kelas. 10
11 Langkah selanjutnya peserta didik menganalisis dan mensintesis, dimana peserta didik menganalisis dan menyintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan. Selanjutnya tahap yang kelima, prestasi hasil final, beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar peserta didik yang lain saling terlibat satu sama lain. Untuk presentasi hasil final ini, karena tiap materi terdapat 2 kelompok yang melakukan investigasi, maka untuk mengefektifkan waktu guru hanya meminta satu kelompok yang presentasi dari tiap materi. Pemilihan kelompok dilakukan secara acak agar terasa lebih adil. Setelah presentasi selesai, guru membagikan LKPD untuk dikerjakan dalam kelompok dan kemudian dikumpulkan. Setelah LKPD selesai dikerjakan salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Untuk tahap yang terakhir yaitu evaluasi, kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, peserta didik dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan berupa penilaian individu (tes individu). Kemudian sebelum pembelajaran berakhir, guru memberikan tugas individu (PR) untuk dikerjakan di rumah oleh setiap peserta didik. Pada kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) diberikan skala kemandirian belajar setelah pembelajaran selesai. Skala kemandirian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) setelah melaksanakan pembelajaran. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa rata-rata kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih besar dari kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), dengan demikian kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) memperoleh nilai rata-rata 13,84. Sedangkan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) memperoleh nilai rata-rata 11,16. 11
12 Kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) peserta didik lebih ditekankan pada masalah-masalah dunia nyata serta pemberian masalah tersebut mudah dipahami dan tidak menimbulkan masalah lain yang akhirnya menyulitkan peserta didik. Model Problem Based Learning (PBL) menjadikan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran kelompok, meningkatkan sikap mandiri dalam memecahkan suatu permasalahan melalui berfikir kreatif sehingga diperoleh penyelesaian dari masalah-masalah tersebut dengan rasional dan autentik. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin, Yunus (2013:159) Model Problem Based Learning (PBL) memfasilitasi peserta didik untuk berperan aktif didalam kelas melalui aktifitas belajar memikirkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-harinya, menemukan prosedur yang diperlukan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, memikirkan situasi kontekstual, memecahkan masalah, dan menyajikan solusi masalah tersebut. Sedangkan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pembelajaran di awali dengan pembagian kelompok yang selanjutnya tiap kelompok dapat memilih sendiri materi yang akan mereka teliti. Seperti menurut menurut Sharan, dkk (Tianto, 2012:80) langkah pertama model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah memilih topik, dimana peserta didik memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum (materi). Materi sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Hal ini berarti tiap kelompok mempelajari materi yang berbeda, dengan demikian membuat peserta didik ahli dalam subtopik yang mereka teliti namun kurang ahli dalam subtopik lain. Penelitian yang dilaporkan oleh Masruchah, Khoirum (2011) dengan judul Pengaruh Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika di Kelas VII SMP Itaba Gedangan Sidoarjo menunjukkan bahwa ada pengaruh model PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam memecahkan masalah matematika dengan rata-rata nilai 61,13. Sedangkan dalam penelitian ini rata-rata perolehan skor untuk kelas yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) adalah 13,84 dalam bentuk nilai 13,84 69,2. 20 X 100 = 12
13 Penelitian yang dilaporkan oleh Nugraha, Hendra Yulia (2012) dengan judul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik (Studi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 2 Singaparna Tahun Pelajaran 2011/2012). Nugraha, Hendra Yulia (2012) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Singaparna dengan rata-rata perolehan skor 12,16. Sedangkan dalam penelitian ini rata-rata perolehan skor untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah 11,16. Kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) adalah bagaimana peserta didik merancang suatu pembelajaran yang akan dilaksanakan sehingga peserta didik mampu memantau kemajuan belajarnya sendiri dan mengevaluasi hasil yang diperoleh. Indikator yang dijadikan dasar dalam kemandirian belajar adalah inisiatif dan motivasi belajar instrinsik, mendiagnosa kebutuhan belajar, menetapkan tujuan/target belajar, memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar, memandang kesulitan sebagai tantangan, memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan, memilih, menerapkan strategi belajar, mengevaluasi proses dan hasil belajar, kemampuan diri/kontrol diri (self eficacy). Berdasarkan hasil analisis skala kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) secara keseluruhan berada dalam kategori sedang dengan nilai x = 84,87. Hasil analisis skala kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) secara keseluruhan berada dalam kategori sedang dengan nilai x = 68,89. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis data serta pengujian hipotesis, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Kemampuan berpikir kreatif matematik peserta didik yang menggunakan model Problem based learning (PBL) lebih baik daripada yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). 13
14 2. Kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berada dalam kategori sedang dengan x = 84,87. Batas kategori sedang dalam skala kemandirian belajar yang didapat adalah 59,49 X < 91, Kemandirian belajar peserta didik yang menggunakan model pembelajaran SARAN kooperatif tipe Group Investigation (GI) berada dalam kategori sedang dengan x = 68,89. Batas kategori sedang dalam skala kemandirian belajar yang didapat adalah 39,46 X < 82,14. Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut. 1. Bagi guru Matematika diharapkan dapat menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan karakteristik dan kemampuan peserta didik, model Problem Based Learning (PBL) atau model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat digunakan sebagai alternatif untuk menggali kemampuan berpikir kreatif matematik. 2. Bagi peneliti selanjutnya, jika akan melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini, maka sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) atau model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada kemampuan-kemampuan berpikir matematik lainnya, seperti kemampuan berpikir kritis, penalaran matematik, pemecahan masalah, pemahaman matematik, komunikasi matematik, koneksi matematik. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum Bandung: PT. Refika Aditama. Hearani Anwar, Erni. (2014). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kratif Matematik Peserta Didik (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 5 Ciamis). Skripsi: Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNSIL Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan. Huda, Miftahul. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 14
15 Indriani, Nina. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation). Bandung: Jurnal Penelitian Pendidikan. Tidak Diterbitkan. [Online]. Tersedia: repository.upi.edu/2276/2/s_mtk_ _abstract.pdf diakses pada 4 Februari Masruchah, Khoirum. (2011). Pengaruh Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika di Kelas VII SMP Itaba Gedangan Sidoarjo. Surabaya: Jurnal Penelitian Pendidikan. Tidak Diterbitkan. diakses pada 8 Februari Nugraha, Hendra Yulia. (2012). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik (Studi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 2 Singaparna Tahun Pelajaran 2011/2012). Skripsi: Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNSIL Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan. Nurahayu, Iis Nipa. (2012). Pengeruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik. Skripsi: Jurusan Pendidikan Matematika FKIP UNSIL Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan. Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran (Mengambangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: Rajawali Pers. Sani, Ridwan Abdullah. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum Jakarta: PT. Bumi Aksara. Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sumarmo, Utari. (2011). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah pada seminar Pendidikan Matematika di UNY. FPMIPA UPI. Bandung. Sumarmo, Utari. (2014). Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelaajarannya. Makalah pada seminar Pendidikan Matematika. FPMIPA Universitas Padjajaran. Bandung. Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 15
Ibnu Kadaruloh, Depi Setialesmana,
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D (Penelitian di Kelas X IPS SMA Negeri 6 Kota Tasikmalaya) Ibnu
Lebih terperinciFANY SRILESTARI
PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION DENGAN THINK PAIR SHARE (Penelitian terhadap Peserta Didik
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciHAYATI
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH HAYATI e-mail: hayati@student.unsil.ac.id
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING (Penelitian terhadap Peserta Didik
Lebih terperinciNina Anggraeni
1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (PENELITIAN TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 8
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI CILENDEK
PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI CILENDEK NENENG YULIYANTI e-mail: neneng.yuliyanti@student.unsil.ac.id Program
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG
Vol. 3 No. 1 (214) Jurnal Pendidikan Matematika : Part 2 Hal 41-45 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII
Lebih terperinciAnisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DENGAN GROUP INVESTIGATION PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (The Differences Between Students Achievement
Lebih terperinciKONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 2, hal. 149-156, Maret 2016 KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL
PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL Melinda Putri Mubarika Universitas Pasundan, Jl. Sumatera No. 41 Bandung 40117 E-mail: melput_keukeu@yahoo.co.id
Lebih terperinciPengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika vol. 2 no. 1, pp. 29 34, Maret 2016 Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI Tri Ariani 21, Nurma Fitriyani 22 Abstrak. Fisika
Lebih terperinciOleh: Ratna Meinar Rahayu
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) (PENELITIAN TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS X MA NEGERI 2 CIAMIS TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciRisna Cahyani
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME (Penelitian Terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 8 Tasikmalaya Tahun Pelajaran
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Ciamis Tahun Pelajaran 2013/2014)
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Annissawati 1, Sri Hastuti Noer 2, Tina Yunarti 2 annissawati@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Intan Permata Sari (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) intanpermatasari275@yahoo.com
Lebih terperinciAi Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Melalui Pendekatan Ekspositori dan Proses (Studi Eksperimen pada Konsep Sistem
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNIG
PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNIG (PjBL) DENGGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 3, hal. 181-188, September 2016 PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA Depi
Lebih terperinciSeminar Nasional PGSD UNIKAMA https://semnas.unikama.ac.id/pgsd/artikel.php Vol. 1, Desember 2017
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIEM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANAIKANG 1 KOTA MAKASSAR Eka Fitriana HS STKIP Mega Rezky
Lebih terperinciAI AYU RAHAYU
PERBANDINGAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIFE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN PROBLEM BASED LEARNING (Penelitian Terhadap Peserta Didik Kelas VIII
Lebih terperinciKey words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes
Penerapan Strategi Pembelajaran Mengelilingi Narasumber (Circle The Sage) Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP N 27 Padang Desti Ilhami 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Sulis Widarti 1, Tina Yunarti 2, Rini Asnawati 2 sulis_widarti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
PEMBELAJARAN TPS BERBASIS OPEN-ENDED PROBLEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Liza Istianah 1, Sri Hastuti Noer 2, M. Coesamin 2 Lizaistianah92@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Dina Eka Nurvazly 1, Haninda Bharata 2, Rini Asnawati 2 dinanurvazly@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciABSTRAK. learning. Kata Kunci: Model Problem Based Learning, Model Discovery Learning, dan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Peserta Didik.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DISCOVERY LEARNING (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VIIISMPN 3 Tasikmalaya
Lebih terperinci(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY TIPE GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/2015)
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Yessy Yolanda, Pujiati, Nurdin Pendidikan Ekonomi P. IPS Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.
Lebih terperinciDEVY MEILANI WARDHANY
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME (Studi Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG Umega Kusumawati*), Minora Longgom. Nst**), Melisa**) *) Mahasiswa
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X SMKN 1 Maja Majalengka Tahun Pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei
Lebih terperinciRahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa
Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions dan Tipe Teams Games Tournament pada Konsep Ekosistem (Studi Eksperimen
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) disertai Numbered Heads Together (NHT)
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) (NHT) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 3 Palembayan Kabupaten Agam OLEH: Ariska Putra*), Zulfitri
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING RamaYuliza 1, Khairudin 1, Fazri Zuzano 1 E-mail :ramayuliza7@gmail.com
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA 1 Desiy Patrani (1), Rini Asnawati (2), M. Coesamin (3) Pendidikan Matematika, Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 4 PASAMAN Rina*, Sofia Edriati**), Hamdunah**) *)
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS Noviana Laksmi 1, Nurhanurawati 2, Rini Asnawati 2 novianalaksmi@yahoo.co.id 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciJurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017 Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berbantuan Software Maple terhadap Kemampuan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW
PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW Tri Hendarti 1, Tina Yunarti 2, Rini Asnawati 2 Trihendarti33@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKeywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Radhiah Arzul 1, Zulfitri Aima 2,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Mega Oktaviana, Nurhanurawati, Arnelis Djalil Pendidikan Matematika, Universitas Lampung megao@rocketmail.com
Lebih terperinciSariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING DAN MODEL PROBLEM POSING PADA MATERI PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 KOTA
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Arief Rahman Hakim 1, Gimin Suyadi 2, Pentatito Gunowibowo 2 arief_waelah@yahoo.co.id 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciChristina Khaidir1, Rahmi1
PENERAPAN STRATEGI PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 PARIANGAN Christina Khaidir1, Rahmi1 1 Jurusan Tadris
Lebih terperinci1. Pendahuluan Penggunaan variasi model pembelajaran sangatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam proses belajar
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SURVEY, QUESTION, READ, RECITED, REVIEW (SQ3R) DAN TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION
Lebih terperinciPerbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning
Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning A. Kusdiwelirawan 1, Tri Isti Hartini 2, Aniq Rif atun Najihah 3 1,2,3 Program
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 2 SOLOK SELATAN Fitria Puji Lestari 1, Alfi
Lebih terperinciAsmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPenerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemandirian Belajar Siswa
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017 Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemandirian Belajar Siswa Elis Nurhayati Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK LINGKARAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK LINGKARAN Suminto Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: suminto_stkipmpl@yahoo.co.id Abstract Learning
Lebih terperinciJurnal Siliwangi Vol. 2. No.2. Nov ISSN Seri Pendidikan
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN SOFTWARE MAPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEPERCAYAAN DIRI MATEMATIS MAHASISWA Eva Mulyani 1), Ike
Lebih terperinciOleh. Laelasari dan Ira Ratnasari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI
Vol. 3 No. 1 (214) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal. 26-3 PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI Fadhila El Husna 1),
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG Halimatus Sa diyah 1, Sofia Edriati 2, Lita
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI
ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION YANG DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG OLEH: HELMI SUSANTI
Lebih terperinciEvi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone
56 Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif dan Awal terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Studi pada Materi Pokok Hidrólisis Garam di Kelas Xi Ipa SMA Negeri 1 Mare) The Influence of Cooperative Learning
Lebih terperinciOleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 15 PADANG Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra
UJME (1) (013) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH Ahmad Munif Nugroho, Hardi Suyitno, Mashuri Jurusan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Fauziah Kartika 1, Caswita 2, M. Coesamin 2 fauziahkartika@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciNola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X IIS SMAN 1 KECAMATAN SULIKI Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**),
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN
PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN Ana Istiani Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Email : bayusuta818@gmail.com Abstract This study aims to find the average of student learning
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JPMS), Vol. 1, No. 1, Agustus 017 eissn 581-53X PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
Lebih terperinciPerbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Dengan Pendekatan Questioning dan Reflection (Studi Eksperimen
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik yang Menggunakan Model Creative Problem Solving (CPS)
Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 3 No. 1, Maret 2017 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik yang Menggunakan Model Creative Problem Solving (CPS) (Penelitian
Lebih terperinciTHE DIFFERENCE OF THE STUDENTS ACHIEVEMENT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TIME TOKEN AND TYPE PLAYING ANSWERS ON THE CONCEPT ECOSYSTEM
THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS ACHIEVEMENT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TIME TOKEN AND TYPE PLAYING ANSWERS ON THE CONCEPT ECOSYSTEM Eva Sri Nur, Hernawan Abstract The purpose of this research
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROBING PROMPTING LEARNING (PPL) PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMPN 3 CILAWU
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM
PYTHAGORAS, 6(2): 151-160 Oktober 2017 ISSN Cetak: 2301-5314 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53
Lebih terperinciCooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Dan Learning Together (LT) (Studi Eksperimen pada Materi Ekosistem di Kelas
Lebih terperinciRina Nurlatifah
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Pesantren
Lebih terperinci(Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System)
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PRNAPASAN PADA MANUSIA (Studi
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 3 Tasikmalaya) Mopyani Cahyaty e-mail: mopyani.cahyaty@student.unsil.ac.id
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif
Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih
Lebih terperinciJ. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISTIM KOLOID Asrial 1), Arnina Dwijaya 2) 1) Staf Pengajar di Program Magister Pendidikan
Lebih terperinciMODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR Sony Cornelis Lee dan Farida Nur Kumala Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKAMA sony.cornelis1994@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id
Lebih terperinciARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
ARTIKEL PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 PADANG Oleh : RINI
Lebih terperinciPADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN EXPLICIT INSTRUCTION (EI) PADA SUB KONSEP SISTEM
Lebih terperinciAyu Nopiasari, Purwati Kuswarini Suprapto
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN JIGSAW PADA MATERI EKOSISTEN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Febri Irawan 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2 febri.irawan22@gmail.com 1 Mahasiswa Pendidikan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Komarudin Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Al Islam Tunas Bangsa Email: qhomar8@gmail.com
Lebih terperinci1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 1 KECAMATAN MALALAK KABUPATEN AGAM 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciElsa Camelia 1, Edrizon 1
PENGARUH TEKNIK THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 PADANG Elsa Camelia 1, Edrizon 1 1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciAbstract. Keywords: Cooperative Learning Model, Group Investigation, Contextual Approach, and Constructivism Approach. Abstrak
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DIBANTU PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN KONTRUKTIVISME PADA SUB KONSEP KESEIMBANGAN
Lebih terperinciKomalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani
Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Melalui Pendekatan Konstruktivisme dan Proses (Studi Eksperimen
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE pada PEMBELAJARAN MATEMATIKA di KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 PADANG PANJANG
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE pada PEMBELAJARAN MATEMATIKA di KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 PADANG PANJANG Rahmatun Nisa 1), Edwin Musdi 2), Jazwinarti 3) 1) FMIPA UNP, email: cuvy_girl@yahoo.co.id
Lebih terperinciIsmarti 1, Raja Rizca Gusfyana 1. Indonesia Abstrak
Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. ; 05 ISSN 30-534 Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Fitria Ulva Syafrida 1), Sofia Edriati 2), Ainil Mardiyah
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN INVESTIGASI MATEMATIKA SISWA
βeta p-issn: 2085-5893 e-issn: 2541-0458 Vol. 7 No. 1 (Mei) 2014, Hal. 1-12 βeta 2014 DOI: http://dx.doi.org/10.20414/betajtm.v9i2.7 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION
PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MELIHAT KONEKSI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Rosy Ananda 1, Yulia Haryono 2, Ratulani
Lebih terperinciPRANITASARI ANDINI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Baregbeg Tahun Pelajaran
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG Jaliyar* ), Lita Lovia ** ), Melisa** ) * ) Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU 1 Hidayatulloh, 2 Dian Suci Rizkinanti 1, 2 STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email: 1 dayat_feb@yahoo.co.id,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Emilda Mustapa. 1, Sri Hastuti Noer 2, Rini Asnawati 2 emildamustapa@gmail.com 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Arini Alhaq 1, Rini Asnawati 2, Sugeng Sutiarso 2 arini.alhaq@rocketmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 265-273 265 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 38
Lebih terperinciVol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PARIAMAN Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet
Lebih terperinci