HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hamdani Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, terdapat 16 perusahaan yang terdaftar pada sektor agrikultur di Bursa Efek Indonesia. Dari seluruh 16 perusahaan tersebut, terdapat 2 perusahaan yang delisting pada tahun 2009, 1 perusahaan yang go public pada tahun 2007, dan 1 perusahaan yang go public pada tahun Keempat perusahaan ini tidak digunakan dalam penelitian karena penelitian melakukan analisis terhadap balanced panel data, sehingga kurangnya data perusahaan tidak dapat digunakan. Dari 12 perusahaan yang tersisa, hanya digunakan data dari 10 perusahaan karena adanya nilai ekstrim dari rasio keuangan kedua perusahaan tersebut. Tabel 3. Perusahaan sektor agrikultur di Indonesia No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan Sub Sektor 1. AALI PT Astra Agro Lestari Tbk Plantations 2. BISI PT BISI Internasional Tbk Crops 3. CPRO PT Central Proteina Prima Tbk Fishery 4. DSFI PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk Fishery 5. LSIP PT Perusahaan Perkebunan Plantations London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) 6. MBAI PT Multibreeder Adirama Husbandry Indonesia Tbk 7. SGRO PT Sampoerna Agro Tbk Plantations 8. SMAR PT Sinar Mas Agro Resources Plantations And Technology 9. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk Plantations 10. UNSP PT Bakrie Sumatera Plantations Plantations
2 Kondisi Financial Distress Perusahaan Sektor Agrikultur di Indonesia Kondisi keuangan perusahaan sektor agrikultur dapat dilihat melalui perhitungan DSCR yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada pihak ke tiga. DSCR, secara lebih lanjut, menunjukkan kondisi financial distress perusahaan. Suatu perusahaan dinyatakan berada dalam kondisi financial distress ketika perusahaan tersebut memiliki nilai DSCR 1,20. Sebaliknya, perusahaan dinyatakan berada dalam kondisi non-financial distress ketika perusahaan tersebut memiliki nilai DSCR > 1,20 (Ruster, 1996). DSCR dihitung menggunakan persamaan (1). Tabel 4. Kondisi financial distress sektor agrikultur di Indonesia No. Kode Perusahaan Tahun DSCR Kondisi Perusahaan No. Kode Perusahaan Tahun DSCR Kondisi Perusahaan 1. AALI ,069 FD 6. MBAI ,0077 FD ,2213 NFD ,6618 FD ,4529 NFD ,1016 FD ,1851 FD ,7435 FD ,2445 NFD ,0757 FD 2. BISI ,0988 FD 7. SGRO ,4072 FD ,3883 FD ,6008 FD ,4223 FD ,9432 FD ,2887 FD ,9404 FD ,1377 FD ,8177 FD 3. CPRO ,1909 FD 8. SMAR ,7185 FD ,1494 FD ,2554 FD ,1993 FD ,5072 FD ,2915 FD ,3225 FD ,2305 FD ,3119 FD 4. DSFI ,0724 FD 9. TBLA ,2952 FD ,1890 FD ,2526 FD ,5341 FD ,2201 FD ,1787 FD ,3567 FD ,0934 FD ,2434 FD 5. LSIP ,3257 FD 10. UNSP ,3737 FD ,4582 FD ,3858 FD ,7057 FD ,3989 FD ,8834 FD ,5488 FD ,2789 NFD ,2568 FD Berdasarkan perhitungan DSCR, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh perusahaan sektor agrikultur yang terdaftar di Indonesia mengalami masalah financial distress. PT. Astra Agro Lestari Tbk merupakan satu-satunya
3 33 perusahaan di sektor agrikultur di Indonesia yang mengalami fluktuasi kondisi financial distress. Sedangkan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk memasuki status emergence financial distress pada tahun 2010, dimana perusahaan tersebut berhasil keluar dari keadaan financial distress menjadi non-financial distress. Selain kedua perusahaan tersebut, yaitu sebanyak delapan perusahaan agrikultur mengalami masalah financial distress selama periode waktu 2006 sampai dengan AALI BISI CPRO DSFI LSIP MBAI SGRO SMAR TBLA UNSP Gambar 4. DSCR sektor agrikultur Pada tahun 2006, AALI memiliki nilai DSCR yang tertinggi, diikuti dengan MBAI, SMAR, SGRO, UNSP, LSIP, TBLA, CPRO, BISI, dan DSFI dengan nilai DSCR yang paling rendah. Meskipun seluruh perusahaan sektor agrikultur berada pada kondisi financial distress, subsektor plantations memiliki nilai teratas. Baik AALI, SMAR, SGRO, UNSP, LSIP, dan TBLA terdaftar dalam subsektor plantations. Subsektor husbandry juga menunjukkan angka DSCR yang relatif baik pada tahun tersebut. Dimana, MBAI memiliki nilai tertinggi kedua, meskipun masih dalam kondisi financial distress sebagaimana perusahaan agrikultur lainnya. Dua subsektor yang tersisa, yaitu crops dan fishery, memiliki nilai DSCR yang sangat rendah. Subsektor crops, yaitu BISI, memiliki nilai DSCR sebesar 0,0988 yang masih sangat jauh dari kondisi non-financial distress dengan nilai DSCR minimal sebesar 1,2. Subsektor fishery terdiri atas CPRO dan
4 34 DSFI yang juga memiliki nilai DSCR terendah pada tahun 2006, dengan masingmasing bernilai sebesar 0,1909 dan 0,0724. Tahun 2007 tetap diungguli oleh AALI yang mengalami peningkatan nilai DSCR hingga mencapai 1,2213 sehingga AALI mengalami emergence financial distress. Lain halnya dengan AALI, nilai DSCR MBAI menurun drastis dari 1,0077 menjadi 0,6618. Hal ini mencerminkan terjadinya penurunan kemampuan pelunasan hutang pada subsektor husbandry pada tahun Subsektor plantations tidak terlalu berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Selain AALI, peningkatan terjadi pada LSIP, SGRO, dan UNSP. Penurunan terjadi pada SMAR dan TBLA, dimana TBLA tidak mengalami penurunan drastis sebagaimana dialami oleh SMAR, yang menurun dari 0,7185 menjadi 0,2554. Subsektor crops mengalami peningkatan dimana nilai DSCR BISI meningkat dari 0,0988 menjadi 0,3883. Kondisi subsektor fishery tidak mengalami perbedaan yang terlalu signifikan, meskipun CPRO mengalami penurunan dan DSFI mengalami peningkatan kemampuan membayar hutang, perbedaan tersebut tidak terlalu besar. Pada tahun 2008, yaitu tahun dimana krisis Subprime Mortgage memuncak dan dirasakan oleh seluruh dunia, hampir seluruh perusahaan sektor agrikultur mengalami peningkatan nilai DSCR. Peningkatan nilai DSCR yang tajam terjadi pada AALI, dimana perusahaan tersebut masuk pada kondisi nonfinancial distress. Peningkatan tajam ini terjadi karena adanya peningkatan net income sebesar 75%. Penurunan yang sangat tajam dirasakan oleh MBAI pada tahun Hal ini terjadi karena terjunnya nilai net income yang hanya mencapai 35,53% dari tahun sebelumnya serta besarnya jumlah pinjaman pokok jangka panjang yang dilunasi pada tahun 2008, sehingga meningkatkan pengeluaran MBAI berupa pembayaran pokok hutang dan beban bunga hutang jangka panjang. Kinerja MBAI pada tahun 2008 sebenarnya lebih baik dari tahun sebelumnya, yaitu tahun Hal ini dinyatakan demikian karena adanya peningkatan jumlah produksi dan volume penjualan perusahaan. Namun, net income MBAI menurun drastis akibat adanya kerugian selisih kurs yang terjadi akibat penurunan nilai Rupiah yang signifikan terhadap US$ yang mencapai 16% pada akhir tahun 2008.
5 35 Selain MBAI, hanya TBLA yang mengalami penurunan nilai DSCR dari 0,2526 menjadi 0,2201. Selain itu, seluruh perusahaan agrikultur mengalami peningkatan nilai DSCR. Secara keseluruhan, dapat dinyatakan bahwa kondisi sektor agrikultur membaik. Seluruh subsektor, kecuali subsektor husbandry didominasi dengan peningkatan kemampuan untuk membayar hutang pada tahun Dapat dilihat bahwa pada tahun terjadinya krisis Subprime Mortgage, sektor agrikultur tidak mengalami penurunan. Tabel 5. Fluktuasi nilai DSCR perusahaan Indonesia Perusahaan AALI Meningkat Meningkat Menurun BISI Meningkat Meningkat Menurun CPRO Menurun Meningkat Meningkat DSFI Meningkat Meningkat Menurun LSIP Meningkat Meningkat Meningkat MBAI Menurun Menurun Meningkat SGRO Meningkat Meningkat Meningkat SMAR Menurun Meningkat Menurun TBLA Menurun Menurun Menurun UNSP Meningkat Meningkat Meningkat Pada pasca krisis Subprime Mortgage, AALI, SGRO, SMAR, BISI, dan DSFI mengalami penurunan nilai DSCR. Sedangkan TBLA, LSIP, MBAI, TBLA, dan CPRO mengalami peningkatan nilai DSCR. Pada tahun 2010, terdapat gap yang sangat besar antara AALI, LSIP, BISI, MBAI, dan SGRO, dengan SMAR, UNSP, TBLA, CPRO, dan DSFI. Kelima perusahaan pertama memiliki nilai DSCR yang sangat tinggi, sedangkan yang lainnya memiliki DSCR yang sangat rendah, berkisar antara 0,1 dan 0,3. Kelima perusahaan yang mengalami peningkatan tersebut berasal dari subsektor plantations, crops, dan husbandry. Penurunan terjadi pada subsektor plantations dan fishery. Dapat disimpulkan pada tahun 2009, subsektor plantations berfluktuatif, subsektor crops dan husbandry mengalami peningkatan, dan subsektor fishery mengalami penurunan kemampuan pelunasan kewajiban. Fluktuasi nilai DSCR perusahaan pada sektor Agrikultur Indonesia, pada pra krisis Subprime Mortgage (2007) sampai pasca krisis Subprime Mortgage (2009) secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.
6 36 Tahun 2010 diisi dengan peningkatan nilai DSCR secara drastis oleh LSIP, MBAI, dan BISI. Peningkatan juga terjadi pada AALI, dimana AALI dan LSIP berhasil keluar dari kondisi emergence financial distress. SGRO mengalami penurunan, namun masih memiliki nilai DSCR yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan perusahaan lainnya. SMAR, UNSP, TBLA, CPRO, dan DSFI mengalami penurunan DSCR dan berada sangat jauh dari kelima perusahaan lainnya. Secara umum dapat dinyatakan bahwa subsektor crops dan husbandry mengalami peningkatan, subsektor plantations berfluktuatif, dan subsektor fishery mengalami penurunan kemampuan pelunasan hutang Hasil Uji Hausman Test Data Panel Uji Hausman Test dilakukan dengan menggunakan alat analisis Eviews 5.1. sebagaimana dilihat pada Lampiran 1. Nilai p-value adalah 0,0046 yang lebih kecil dari nilai α, serta nilai lebih besar dari nilai (, ), sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan adalah fixed effect model (FEM). Pada model ini, diasumsikan bahwa koefisien slope konstan antar waktu dan anggota panel dengan intersep bervariasi antar anggota panel (time invariant). Penggunaan model FEM harus menggunakan penaksiran model OLS (Ordinary Least Square), dimana variabel penelitian yang digunakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Asumsi yang harus dipenuhi dalam penaksiran metode OLS adalah sampel penelitian terdistribusi normal, tidak terjadi masalah autokorelasi, syarat homoskedastisitas, dan tidak terjadi masalah multikolinieritas Hasil Uji Asumsi Klasik Otokorelasi Pada Lampiran 3 dapat dilihat hasil uji otokolerasi dengan metode Breusch Godfrey. Nilai R 2 yang diperoleh sebesar 0,064, sehingga nilai chi-square dapat diperoleh dengan mengalikan nilai R 2 dengan hasil pengurangan jumlah sampel, yaitu 50, dengan banyaknya lag residual yang digunakan, yaitu 2. Diperoleh nilai chi-square sebesar 3,072 yang lebih kecil dari nilai chi-square tabel yaitu 5,991. Maka dapat disimpulkan model persamaan regresi tidak memiliki masalah otokorelasi.
7 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Pada Lampiran 4 terdapat hasil uji asumsi klasik multikolinieritas yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 16. Penggunaan alat analisis yang berbeda ditujukan untuk mempermudah penelitian dalam melakukan uji asumsi klasik multikolinieritas dengan menggunakan data panel yang sama. Hasil uji klasik menunjukkan nilai VIF seluruh variabel kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa model tidak memiliki masalah multikolinieritas Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas Dapat dilihat hasil uji heteroskedastisitas pada Lampiran 5 membuktikan bahwa model tidak mengandung masalah heteroskedastisitas. Dengan menggunakan metode Glejser, diperoleh p-value seluruh variabel independen terhadap nilai absolut residualnya lebih besar dari nilai α 0,05. Maka dapat dinyatakan bahwa model bebas dari gejala heteroskedastisitas, atau mengalami homoskedastisitas Prediksi Financial Distress Sektor Agrikultur Indonesia Setelah diketahui kondisi financial distress dari masing-masing perusahaan pada sektor agrikultur di Indonesia, maka perhitungan rasio keuangan dilakukan dengan menggunakan data-data keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan berupa laporan laba rugi dan neraca yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Rasio keuangan yang digunakan adalah NPM, CR, ROE, EBITDA/TA, dan ROA. Rasio dihitung dengan rumus keuangan sederhana. NPM diperoleh dengan membandingkan pendapatan bersih (net income) dengan penjualan (total sales). CR diperoleh dengan membandingkan aset lancar (current assets) dengan kewajiban lancar (current liabilities). ROE diperoleh dengan membandingkan pendapatan bersih (net income) dengan total ekuitas (total equity). EBITDA/TA membandingkan pendapatan sebelum dikurangi beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi dengan total aset. ROA diperoleh dengan membandingkan net income dengan total aset.
8 38 Tabel 6. Perhitungan rasio keuangan Net Profit Margin Current Ratio Return on Equity EBITDA to Total Assets Return on Asset Sumber: Warren (2006), Ruster (1996) Penelitian menggunakan data time-series dan data cross-section, sehingga metode yang digunakan untuk menganalisis data ini tidak bisa menggunakan metode regresi biasa, tetapi harus menggunakan metode regresi panel data. Bentuk model regresi penelitian Analisis Kondisi Financial Distress Pada Sektor Agrikultur Indonesia adalah sebagai berikut: = (9) Dari hasil analisis regresi panel data pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa nilai F-statistik sebesar 11,0195 dengan p-value sebesar 0,000. Karena nilai F- statistik lebih besar dari F-tabel 2,422 dan nilai p-value lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model sesuai (fit). Model penelitian memiliki nilai Adjusted R 2, yaitu koefisien determinasi yang telah dikoreksi dengan jumlah variabel dan ukuran sampel, sebesar 75,41%. Hal ini berarti nilai DSCR dapat dijelaskan oleh ke lima variabel independen tersebut sebesar 75,41%. Variabel independen NPM memiliki nilai t-statistik sebesar 2, dan p-value sebesar 0,0475. Karena p-value lebih besar dari nilai α (0,05) dan t- statistik lebih kecil dari nilai t-tabel (2,009), maka dapat dinyatakan bahwa NPM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DSCR. Koefisien variabel ini sebesar 1,228274, yang berarti bahwa variabel ini memiliki pengaruh positif terhadap nilai debt service coverage dan apabila variabel independen lainnya diasumsikan tetap,
9 39 maka peningkatan satu satuan variabel NPM akan meningkatkan DSCR sebesar 1, CR memiliki nilai t-statistik sebesar 4, dengan nilai p-value sebesar 0, Karena nilai t-statistik lebih besar dari nilai t-tabel dan nilai p-value lebih kecil dari nilai α, maka dapat dinyatakan bahwa CR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DSCR. Koefisien CR sebesar 0, menunjukkan bahwa apabila variabel independen lain dianggap tetap dan CR bertambah satu satuan, maka nilai DSCR akan meningkat sebesar 0, Dengan kata lain, CR memiliki pengaruh positif terhadap DSCR, meskipun nilai pengaruhnya kecil. Sehingga dengan meningkatnya nilai CR, maka perusahaan cenderung mendekati kondisi non-financial distress. Variabel independen ketiga, yaitu ROE, memiliki nilai t-hitung sebesar - 2, yang lebih kecil dari nilai t-tabel (-2,009), dan nilai p-value sebesar 0,0149 yang lebih kecil dari nilai α. ROE juga memiliki koefisien sebesar - 0, P-value yang lebih kecil dari α dan t-hitung yang lebih besar dari t-tabel menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DSCR. Namun pengaruh yang dimiliki adalah pengaruh negatif, yaitu semakin besar nilai ROE maka semakin kecil nilai DSCR. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai ROE menyebabkan perusahaan lebih mendekat kepada kondisi financial distress. Rasio perbandingan antara EBITDA (earning before interest, tax, depretiation, and amortization) dengan TA (total assets) memiliki nilai t-hitung sebesar 0, dan nilai p-value sebesar 0,6393. Nilai t-hitung yang lebih kecil dari nilai t-tabel dan nilai p-value yang lebih besar dari α menyimpulkan bahwa rasio perbandingan EBITDA dengan TA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai DSCR, sehingga rasio ini tidak mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan. ROA juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai DSCR. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung yang lebih kecil dari t-tabel, yaitu sebesar 0,505816, serta dilihat dari nilai p-value yang lebih besar dari nilai α, yaitu sebesar 0,6162. Sehingga ROA tidak memiliki pengaruh terhadap kondisi financial distress suatu perusahaan.
10 40 Variabel dummy SM mewakili kondisi krisis subprime mortgage yang terjadi pada tahun 2007 dan Variabel ini memiliki nilai t-statistik sebesar - 1, dan memiliki nilai p-value sebesar 0,1318. Nilai t-statistik yang lebih kecil dari t-tabel dan p-value yang lebih besar dari nilai α, membuktikan bahwa krisis global subprime mortgage tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress perusahaan sektor agrikultur di Indonesia. Hasil analisis model panel data di atas dapat memberikan kesimpulan terhadap hipotesis dari penelitian ini. Hipotesis 1 melihat ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara NPM dengan DSCR. Dari hasil analisis dapat dinyatakan bahwa NPM memberikan pengaruh positif terhadap DSCR sehingga hipotesis 1 tidak terbukti, tolak H1 0 (terima H1 1 ). Hipotesis 2 menguji hubungan yang signifikan antara CR dengan DSCR. Telah terbukti bahwa CR memiliki pengaruh positif terhadap DSCR, sehingga hipotesis 2 terbukti, tolak H2 0 (terima H2 1 ). Sama halnya dengan Hipotesis 3 yang melihat hubungan antara ROE dengan DSCR, juga terbukti ada hubungan pengaruh, namun pengaruh yang diberikan ROE berupa pengaruh negatif, tolak H3 0 (terima H3 1 ). Hipotesis 4 menguji hubungan yang signifikan antara rasio EBITDA/TA dengan DSCR dan terbukti rasio EBITDA/TA tidak memiliki pengaruh terhadap DSCR, sehingga hipotesis 4 tidak terbukti, tolak H4 1 (terima H4 0 ). Hipotesis 5 melihat hubungan antara ROA dengan DSCR. Telah dibuktikan bahwa tidak ada pengaruh yang diberikan oleh ROA terhadap DSCR. Sehingga dapat disimpulkan, tolak H5 1 (terima H5 0 ). Hipotesis yang terakhir, yaitu Hipotesis 6 menguji hubungan antara krisis global subprime mortgage yang berdampak pada kondisi perekonomian dunia, terhadap kondisi financial distress pada perusahaan sektor agrikultur di Indonesia. Telah dibuktikan bahwa krisis tersebut tidak berdampak pada kondisi financial distress perusahaan sektor agrikultur Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan, tolak H6 1 (terima H6 0 ). Dari analisis yang dilakukan dengan metode regresi panel data diperoleh persamaan penelitian sebagai berikut:
11 41 =, +, +,, + 0, , , (10) Persamaan tersebut memberikan arti bahwa DSCR dapat dipengaruhi oleh rasio NPM, CR, dan ROE, dimana NPM dan CR berpengaruh secara positif dan ROE berpengaruh secara negatif. Apabila NPM, CR, dan ROE dianggap sama dengan 0, yang terjadi ketika net income dan current assets bernilai 0, maka DSCR bernilai sebesar 0, Ketika NPM meningkat sebesar satu satuan, dan variabel lain dianggap konstan, maka DSCR akan mengalami peningkatan sebesar 1, Ketika CR meningkat sebesar satu satuan, dan variabel lain dianggap konstan, maka DSCR akan mengalami peningkatan sebesar 0, Ketika ROE meningkat sebesar satu satuan, dan variabel lain dianggap konstan, maka DSCR akan mengalami penurunan sebesar 0, Dari ketiga variabel pengaruh, terlihat bahwa NPM memiliki pengaruh yang paling besar karena nilai koefisien yang besar yaitu 1, Berarti dengan peningkatan NPM sebesar satu satuan, atau sebesar 100%, maka suatu perusahaan di sektor agrikultur secara pasti akan berada pada posisi non-financial distress, tanpa dipengaruhi kondisi sebelumnya. NPM yang dihitung dengan menggunakan cash basis, bukan accrued basis, memperlihatkan kas yang tersedia di perusahaan pada saat tertentu. Kas tersebut tentunya sangat berguna untuk membayar kewajiban kepada pihak ketiga, yaitu semakin tinggi nilai kas yang tersedia maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya Emergence Financial Distress Analisis emergence financial distress dimaksudkan untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat membantu perusahaan untuk keluar dari kondisi financial distress sehingga perusahaan berada pada kondisi non financial distress. Status perusahaan berupa financial distress atau non-financial distress ditentukan oleh nilai DSCR. Ketika nilai DSCR 1,2 maka perusahaan berada dalam kondisi financial distress. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki nilai DSCR > 1,2 maka perusahaan berada dalam kondisi non-financial distress.
12 42 Selama periode waktu lima tahun dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, hanya terjadi tiga kasus emergence financial distress. Dua dari tiga kasus emergence financial distress tersebut terjadi pada PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada tahun 2007 dan tahun 2010, dan satu di antaranya terjadi pada PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) pada tahun Penelitian ini akan membahas terjadinya emergence financial distress pada tahun 2010 di AALI dan LSIP dan tidak membahas terjadinya emergence financial distress pada tahun 2007 di AALI. Hal ini dilakukan agar hasil analisis yang terjadi murni disebabkan oleh faktor internal perusahaan tanpa mempedulikan perbedaan kondisi perekonomian pada tahun 2007 dan AALI melakukan program intensifikasi untuk memperoleh kuantitas dan produksi tandan buah segar (TBS) yang maksimal dengan menggunakan kompos dan pupuk yang lebih efektif. Sistem kompos dilakukan dengan menggunakan bahan organik dan limbah dari pabrik pengolahan kelapa sawit. Program intensifikasi merupakan bagian dari arahan strategis yang meliputi mekanisasi, composing, tata kelola air, pengelolaan tanah, dan penyerbukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas TBS. Penerapan program intensifikasi tersebut merupakan alasan utama keberhasilan AALI dalam meningkatkan produksi minyak sawit. Program intensifikasi yang dilakukan oleh AALI ini merupakan bagian daripada pengembangan arahan strategis (strategic directions) dengan memperkuat peranan R&D guna meningkatkan kualitas produk, dalam kasus AALI yaitu kelapa sawit. AALI melakukan investasi yang besar pada R&D di tahun 2010 karena R&D dianggap sebagai faktor kunci program intensifikasi. R&D telah berhasil melaksanakan program peremajaan tanaman dalam jangka panjang, memperluas areal perkebunan dan melanjutkan pengembangan infrastruktur logistik. Selain melakukan penelitian dan pengembangan secara internal, AALI juga melakukan kerjasama dengan pihak eksternal untuk mengembangkan produknya. Kerjasama dilakukan oleh AALI dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPks) di Medan, Sumut untuk mengembangkan kebun bibit milik sendiri di Kumai, Kalteng. Selain itu, sejak 2008 AALI juga sudah bekerjasama dengan
13 43 Institute of Agricultural Research for Development (IRAD) di Kamerun dalam bentuk program pemuliaan benih. Pada tahun 2010, AALI memberikan pelatihan pada karyawan yang berada di level manajerial senior untuk Coaching for Corporate Performance untuk meningkatkan produktivitas perseroan. Di tahun yang sama, perseroan tersebut menerapkan sistem penghargaan yang diwujudkan dalam Excellence Award dan Incentives to Outstanding Performers yang diberikan kepada karyawan berprestasi sehingga karyawan dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Dilihat dari segi finansial, AALI berhasil menghasilkan peningkatan laba sebesar 21,4% pada tahun 2010 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih per saham pada tahun juga meningkat dari Rp per saham pada tahun 2009 menjadi Rp per saham pada tahun Peningkatan laba yang diperoleh AALI ini terutama didasari oleh peningkatan harga minyak sawit dan peningkatan produksi minyak sebesar 2,8%, yaitu dari 1.082,95 ribu ton pada tahun 2009 menjadi 1.113,28 ribu ton pada tahun Perseroan LSIP pada tahun 2010 telah menyelesaikan proses audit tahunan Roundtable of Sustainable Palm Oil (RSPO). RSPO merupakan standar kelestarian pertama di dunia untuk tanaman pangan dengan delapan prinsip, 39 kriteria dan 139 indikator, yang mencakup berbagai aspek operasional perseroan yang langsung terkait dengan tata kelola perusahaan, termasuk transparansi, kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, pemeliharaan lingkungan, serta tanggung jawab pada karyawan dan masyarakat. Secara besar-besaran, LSIP melakukan pengembangan infrastruktur yang terbukti menjadikan perusahaan lebih efektif dan efisien dalam menjalankan operasinya. Pengembangan infrastruktur ini berhasil membuat LSIP berhasil meskipun banyak masalah cuaca buruk yang terjadi pada tahun Sebelumnya, pada tahun 2009, LSIP membangun kemampuan transportasi internal, sehingga pada tahun 2010 peningkatan produktivitas dan kontrol manajemen logistik yang lebih baik berhasil diterapkan. Selain itu, di bidang Sumber Daya Manusia, LSIP memberikan pendidikan berupa beasiswa S3 kepada bagian R&D sehingga dapat memperkuat kemampuannya di bidang penelitian.
14 44 Dilihat dari segi finansial, pada tahun 2010 LSIP mengalami peningkatan laba bersih sebesar 46,1% dan mencapai Rp. 1,03 triliun, meskipun volume penjualan CPO dan karet turun masing-masing sebesar 5,8% dan 17,2%. Pada bulan november di tahun yang sama, LSIP melunasi hutang sebesar US$32,7 juta, sehingga LSIP dapat mengalami peningkatan kondisi keuangan pada tahun Secara garis besar, kebijakan yang dilakukan oleh AALI dan LSIP yang mengakibatkan kedua perusahaan tersebut tidak lagi berada dalam kondisi financial distress adalah: 1. Investasi pada bidang R&D sebagaimana dilakukan oleh Astra, yaitu berupa pengembangan arahan strategis dalam bentuk program intensifikasi yang selama beberapa tahun telah diterapkan oleh Astra dan memperlihatkan hasil pada tahun Penggunaan suatu sustainability development standard untuk menjalankan usahanya, sebagaimana dilakukan oleh Lonsum (LSIP) yang berhasil menerapkan audit standar RSPO pada tahun Terbukti bahwa standar tersebut memberikan peningkatan yang sangat signifikan pada kinerja Lonsum. 3. Pengembangan infrastruktur. Lonsum membangun transportasi internal pada tahun 2009, dan dampaknya dirasakan pada tahun 2010, dimana perusahaan berhasil mengurangi biaya transportasi, dan meningkatkan produktivitas serta kontrol manajemen logistik Implikasi Manajerial Sektor agrikultur Indonesia tidak memiliki kondisi yang baik, karena hampir seluruhnya berada dalam kondisi financial distress. Pada tahun 2010, delapan dari sepuluh perusahaan berada dalam kondisi financial distress, sehingga delapan perusahaan tersebut harus melakukan tindakan perbaikan dengan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh dua perusahaan lainnya. Sedangkan kedua perusahaan yang tidak berada dalam kondisi ini harus tetap menjaga kondisinya dengan melakukan tindakan pencegahan, yaitu dengan memprediksikan bagaimana kondisi perusahaannya di masa yang akan datang.
15 45 Fokus utama yang dilakukan oleh kedua perusahaan yang berhasil keluar dari kondisi financial distress, yaitu AALI dan LSIP, terletak pada bidang R&D dan SDM. Penelitian yang dilakukan oleh perseroan terbuka tersebut berguna untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki keadaannya, sehingga dapat diterapkan oleh perusahaan agar dapat berkembang. Penelitian dan pengembangan ini sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh internal perusahaan melainkan juga dengan melakukan kerjasama dengan badan-badan penelitian di luar perusahaan atau dengan perguruan tinggi yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan perseroan. Selain itu, bidang SDM dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan edukasi pada karyawan melalui pelatihan dan beasiswa untuk mendapat pendidikan non-formal dan formal. Program intensif juga perlu dilakukan agar perusahaan termotivasi untuk bersaing meningkatkan kinerjanya. Secara umum, penggunaan sustainability development standards dapat membawa perusahaan menjauh dari kondisi financial distress, sebagaimana dilakukan oleh LSIP yang berhasil menerapkan standar RSPO. RSPO merupakan standar kelestarian tanaman pangan yang meliputi aspek operasional perusahaan. Standar ini membahas tata kelola perusahaan yang termasuk di dalamnya transparansi, kepatuhan perundang-undangan, pemeliharaan lingkungan, serta tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat. Perusahaan selain sub-sektor plantation dapat juga menerapkan standar prosedur operasional serupa. Beban biaya merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk bisa segera keluar dari kondisi financial distress. Seluruh biaya harus dikelola secara efektif dan efisien agar tidak menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Salah satu beban biaya utama bagi perusahaan agrikultur adalah biaya yang menyangkut aspek infrastruktur, yaitu seperti transportasi, logistik, pergudangan, kondisi lapangan, kondisi mesin, dan sebagainya yang secara langsung sangat mempengaruhi aspek penjualan dan produktivitas perusahaan. Bagi kedua perusahaan yang tidak berada dalam kondisi financial distress harus tetap berhati-hati dengan meramalkan kemungkinan terjadinya kondisi tersebut. Prediksi dapat dilakukan dengan melihat nilai CR, NPM dan ROE tahun
16 46 berjalan lalu membandingkannya dengan tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya NPM dan CR, serta menurunnya ROE, maka perusahaan akan terhindar dari kondisi financial distress. Namun sebaliknya, apabila NPM dan CR menurun, serta ROE meningkat, alangkah baiknya perusahaan segera melakukan kebijakan yang dapat menghindari perusahaan tersebut dari kondisi financial distress. Perlu bagi AALI untuk mengikuti jejak LSIP, dengan membayar hutangnya secara besar-besaran sehingga akan memiliki kedudukan keuangan yang lebih kuat di masa mendatang.
METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pentingnya sektor agrikultur di Indonesia menjadi alasan utama perlunya dilakukan analisis keuangan dan non-keuangan terhadap perusahaan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bursa efek indonesia melalui media internet dengan situs dan
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di bursa efek indonesia melalui media internet dengan situs www.idx.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari 10 sektor, yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. return saham sedangkan variabel independen yang digunakan adalah earning per
68 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel dependen adalah return saham sedangkan variabel independen yang digunakan adalah earning per share (EPS), price
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA
DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA i ii iii iv v 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat Penelitian 8 1.5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek studi dilakukan pada perusahaan go public yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan pusat transaksi capital market di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia yang didukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi alternatif yang menarik bagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu kesatuan usaha yang mencangkup kegiatan proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk pertanian. Perusahaan yang masuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI sebanayak 460 perusahaan keseluruhan, dalam proses pengumpulan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel bebas net profit margin, return on asset,
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif, berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini digolongkan kepada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ditanam di Kebun Raya Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Kelapa sawit pertama kali didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Saat itu hanya ada empat batang bibit kelapa sawit yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan rumus-rumus matematik. Penulis juga
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Zeffri (2010) adalah metode metode analisis kuantitatif empiris. Metode ini merupakan salah satu proses analisis data dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode waktu yang dipilih
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Pengumpulan Data 4.1.1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data sekunder, yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan pertambangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aset lancar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi (Husnan, 1998). Investasi dianggap mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakam salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang optimal bagi investor. Investor dapat diartikan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN
BAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN 1.1. Sejarah Singkat Sektor/Industri Pertanian pada BEI Pada tanggal 02 Januari 1996 untuk meningkatkan pelayanan dalam hal informasi kepada para investor BEI
Lebih terperinci1. Hasil Olahan Data PBV dan TAG Tahun 2008, 2009 NO KODE NAMA PERUSAHAAN PBV TAG
LAMPIRAN 85 86 1. Hasil Olahan Data PBV dan TAG Tahun 2008, 2009 NO KODE NAMA PERUSAHAAN PBV TAG 2008 1 BISI Bisi International Tbk 4,718 0,864 2 AALI Astra Agro Lestari Tbk 4,703 0,218 3 GZCO Gozco Plantations
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian ini mencakup data tahun 2013 2015 dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan yaitu penelitian asosiatif, yaitu jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi perekonomian dan perdagangan bebas menyebabkan semakin ketatnya persaingan usaha, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan
Lebih terperinciFinance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 40-46 ISSN 2302 934X Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan mengunduh data dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Unit analisis dalam penelitian
Lebih terperinciM. Hudori *1 dan Muhammad 2 1
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (214) 4-46 ISSN 232 934X Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Lebih terperinciDAFTAR ISI (Lanjutan)
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTARLAMPIRAN 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 8 Manfaat Penelitian 8 Ruang Lingkup Penelitian 9 2 TINJAUAN PUSTAKA 9 Kerangka
Lebih terperinciBAB III DESAIN PENELITIAN
BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Juli 2017. Dengan waktu penelitian tersebut diharapkan dapat mewujudkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan-perusahaan lembaga pembiayaan yang terdaftar
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ARNI / 20208189 Pembimbing : Dr. Emmy Indrayani Latar Belakang Masalah Salah satu faktor
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
Lampiran 1 Daftar perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI. Nama Kriteria Sampel 1 2 (S) 1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk S1 2 ANJT PT Austindo Nusantara Jaya Tbk - - 3 BWPT PT BW Plantation Tbk S2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (elaeis Guinensis) memiliki habitat asli di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri kelapa sawit di Indonesia dalam dua puluh tahun belakangan ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah menjadi produsen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki musim yang cukup panjang untuk bercocok tanam sehingga menjadikan pertanian sebagai sektor primer.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Bambang Dradjat dalam situs pertanian.go.id menyatakan bahwa Perkebunan merupakan subsektor yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam lima tahun terakhir, perekonomian Indonesia cenderung tumbuh melambat. Perekonomian Indonesia diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini adalah neraca dan laporan laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh para investor dalam berinvestasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang terdaftar di BEI periode 2006 sampai dengan 2010, maka
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK. iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI.. ix. DAFTAR TABEL... xv. DAFTAR GAMBAR. xvi. DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI ABSTRAK. iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI.. ix DAFTAR TABEL..... xv DAFTAR GAMBAR. xvi DAFTAR LAMPIRAN.. xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur perekonomian Indonesia merupakan topik yang sampai sekarang ini masih menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi keuangan yaitu menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam membangun perekonomian suatu negara dengan menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.7. Jenis Penelitian Pada penelitian ini tipe penelitian yang digunakan bersifat explanatory research.sugiyono (2010; 126) menyatakan bahwa explanatory research adalah jenis
Lebih terperinciJurnal Neo-bis Volume 9, No. 2, Des 2015
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN KELAPA SAWIT GO PUBLIC DI INDONESIA (Kasus PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk dan PT Sinar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau yang. diperdagangan dipasar modal (Hermuni, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengaruh variabel CSR, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Asset, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian
Lebih terperinciM. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia
PEMETAAN DAYA SAING INDUSTRI PADA SEKTOR INDUSTRI AGRIBISNIS DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) M. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan laba untuk dapat tetap bersaing dan menguasai pasar. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan harus selalu dapat menghasilkan laba untuk dapat tetap bersaing dan menguasai pasar. Untuk memaksimalkan laba
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode tahun 2012-2015.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE
PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE 2008-2012 Nama : Yuyun Fitriyani NPM : 28210809 Jurusan : Akuntansi Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja
BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber daya dasar (input), yang digabung lalu diproses untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan secara umum merupakan suatu organisasi yang memiliki sumber daya dasar (input), yang digabung lalu diproses untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan, baik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas analisa kinerja keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan kemudian dilakukan penelitian berdasarkan teori-teori dan konsep yang tercantum
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kedalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2015. Jakarta Islamic Index melakukan penyaringan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta mempublikasikan laporan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
52 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mempengaruhi hampir seluruh sektor perekonomian. Akibat dari ketidakstabilan tersebut banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu & Tempat Penelitian Penelitian dilakukan terhadap perusahaan yang tergabung dalam Perusahaan Disektor Industri Barang Konsumsi periode 2011 2013. Data yang diambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori struktur kapital (capital structure) dikembangkan pertama kali oleh Modigliani dan Miller (1958). Teori pemilihan optimal capital structure telah menjadi isu pembahasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam index saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX).
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Metode penelitian bisnis merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang sahih dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajer diberi kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola, menjalankan perusahaan dan mengatasi berbagai hambatan untuk dapat mencapai tujuan. Dalam mengelola
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan data penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2004) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan berupaya untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Investor biasanya dalam menilai keberhasilan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam maupun luar negeri setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Rasio ROI, ROE, NPM, DAR dan DER pada Perusahaan Deskripsi kinerja keuangan perusahaan PT. Bakrie Telecom Tbk. Digambarkan dengan rasio sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern seperti saat ini banyak masyarakat indonesia yang ingin berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh, mahasiswa, bahkan pelajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Sebagai negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik
71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Jenis dan desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik deskriptif. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis dan Sumber Data 1.1.1.Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat asosiatif karena bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan model data panel, yaitu model data yang menggabungkan data time series dengan crosssection.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tahun yang digunakan yaitu pada tahun , yang bertujuan
BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data perusahaan-perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tahun yang digunakan
Lebih terperinci:Anggun Kartika Wati Npm :
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL INTERNAL TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada Industri Rokok yang Go Public di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode tahun 2009-2013 Nama :Anggun Kartika Wati Npm : 10210852
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2012 : 38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah causal study. Causal study adalah penelitian yang melihat hubungan sebab akibat apakah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan-perusahaan sektor industri farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Efek Indonesia periode , maka dapat diambil kesimpulan sebagai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai pengaruh arus kas dan laba bersih terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan penghasil
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 4 1.4. Manfaat
Lebih terperinciDisusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2009
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Analisis Deskriptif Berikut di bawah ini merupakan hasil analisis deskriptif dari keenam variabel yang dijadikan sampel dalam penelitian : Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan dalam sektor industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 4 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tahun berturut-turut, dari tahun
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengunduh data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan memilih perushaan yang terdaftar di LQ45 selama 5 tahun berturut-turut,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder atau data tidak langsung. Data sekunder digunakan dalam penelitian
Lebih terperinci