BAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN
|
|
- Vera Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN 1.1. Sejarah Singkat Sektor/Industri Pertanian pada BEI Pada tanggal 02 Januari 1996 untuk meningkatkan pelayanan dalam hal informasi kepada para investor BEI memperkenalkan indeks sektoral yang merupakan sub indeks dari IHSG. Ada sepuluh sektor dalam indeks sektoral ini dan salah satunya adalah Sektor Pertanian. Sektor pertanian merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan emiten yang bergerak dalam sektor pertanian yang terdiri dari sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor perikanan, sub sektor kehutanan dan sub sektor lainnya. Bakrie Sumatera Plantation Tbk merupakan perusahaan yang pertama terdaftar pada sektor pertanian yaitu pada 06 Maret 1990, kemudian Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk pada 20 November 1992 dan PP London Sumatera Indonesia Tbk pada 05 Juli Berdasarkan jenis usahanya maka bidang usaha perkebunan kelapa sawit menjadi bidang usaha terbesar dimana terdapat 15 perusahaan yang bergerak pada bidang usaha tersebut. Usaha perkebunan karet sebanyak 3 perusahaan, usaha perkebunan tebu sebanyak 3 perusahaan, perkebunan kopi 2 perusahaan dan perkebunan teh 2 perusahaan, sedangkan untuk bidang usaha kakao, sagu dan kopra masing-masing 1 perusahaan. Bidang usaha pembenihan terdapat 2 perusahaan dan perikanan budidaya 2 perusahaan. Bidang usaha penangkapan ikan laut terdapat 1 perusahaan. 10
2 1.2. Lingkup dan Bidang Usaha Sektor Pertanian Perusahaan Emiten Bursa Efek Indonesia Sektor Pertanian pada Bursa Efek Indonesia terdiri enam sub sektor yaitu (1) sub sektor tanaman pangan, (2) sub sektor perkebunan, (3) sub sektor peternakan, (4) sub sektor perikanan, (5) sub sektor kehutanan dan (6) sub sektor lainnya. Dari enam sub sektor tersebut hanya empat sub sektor yang memiliki emiten, sedangkan dua sub sektor yaitu sub sektor peternakan dan subsektor kehutanan tidak memiliki emiten. 1. Sub Sektor Tanaman Pangan. Sub sektor tanaman pangan adalah bidang usaha sektor pertanian yang bergerak untuk menghasilkan produk-produk pertanian berupa bahan makanan pokok. Dalam sektor ini dihasilkan bahan pangan berupa beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan gandum/sorgum/meslin. Pada sub sektor tanaman pangan terdapat PT. Bisi International Tbk (BISI), yang bergerak dalam usaha memproduksi benih hibrida untuk benih jagung, beras dan hortikultura, produsen utama pestisida dan distributor pupuk, BISI (2015). 2. Sub Sektor Perkebunan. Subsektor perkebunan dengan komoditas utamanya kelapa sawit, karet, dan coklat mempunyai posisi yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional, antara lain penyediaan bahan baku industri dan sebagai komoditas ekspor yang paling dominan menghasilkan devisa, penyediaan bahan baku energi terbarukan (bioenergi), 11
3 dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, subsektor perkebunan memiliki fungsi ekologis yang unggul, tertutama dalam menyerap karbon dioksida. Oleh sebab itu, subsektor perkebunan berperan strategis dalam mitigasi perubahan iklim dan pada gilirannya berpotensi dalam perdagangan karbon (carbon trading). Sektor pertanian juga dituntut untuk berperan dalam mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan baku energi (bioenergi) seperti biodiesel, bioetanol, dan biogas. Tanaman sumber utama biodiesel adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, dan kemiri sutan, sedangkan sumber bioetanol adalah tanaman penghasil pati (sagu, ubiubian), gula (tebu, nira), dan selulose (limbah kayu, bagas tebu). Bahan baku utama biogas adalah kotoran ternak. Sub sektor perkebunan merupakan sub sektor dengan jumlah emiten terbesar dimana pada tahun 2015 terdapat 16 emiten. Para emiten tersebut adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT. Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), PT. Eagle High Plantation Tbk (BWPT), PT. Dharma Satya Nusantara Tbk (DNSG), PT. Golden Plantation Tbk (GOLL), PT. Gozco Plantation Tbk (GZCO), PT. Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA), PT. London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT. Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP), Provident Agro Tbk (PALM), PT. Sampoerna Agro Tbk (SGRO), PT. Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), dan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP). 12
4 3. Sub Sektor Peternakan Sub sektor peternakan adalah bidang usaha pertanian yang menghasilkan kebutuhan akan daging yang berasal dari hewan ternak seperti sapi, ayam, kerbau, kambing dan lainnya. Pada Bursa Efek Indonesia saat ini tidak memiliki emitan yang terdaftar pada subsektor ini sejak PT. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk delisting dari bursa pada 01 Juli 2012 karena merger dengan PT. Japfa Comfeed Tbk (JPFA), Saham OK (2015). 4. Sub Sektor Perikanan Sub sektor perikanan adalah bidang usaha yang menghasilkan kemoditas perikanan baik dari ikan laut atau ikan air tawar. Usaha perikanan dilakukan baik dari ikan tangkapan atau hasil budidaya. Pada saat ini sub sektor perikanan berkembang sangat baik, hal ini dibuktikan dengan hasil produksi yang meningkat di tahun Peningkatan laju pertumbuhan sub sektor perikanan tersebut disebabkan karena meningkatnya produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Produksi perikanan budidaya meningkat lebih besar bila dibandingkan dengan perikanan tangkap, karena program Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) melalui pemberdayaan pembudidaya ikan, selain itu perikanan budidaya tidak tergantung pada cuaca dan gelombang tinggi serta keterbatasan/kelangkaan dan naiknya harga BBM. Pada Bursa Efek Indonesia terdapat tiga emiten yaitu PT. Central Proteinaprima Tbk (CPRO), PT. Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI), dan PT. Inti Agri Resources Tbk (IIKP). 13
5 5. Sub Sektor Kehutanan Subsektor kehutanan adalah sektor yang bergerak dalam industri pengelolaan hasil hutan berupa kayu baik dalam bentuk glondongan, kayu olahan seperti kayu lapis. Pengelolaan industri kehutanan saat ini banyak dikembangkan dalam bentuk pengelolaan hutan tanaman industri (HTI). Sub sektor kehutanan sampai dengan saat ini belum ada perusahaan yang listing pada Bursa Efek Indonesia. 6. Sub Sektor Lainnya Sub sektor lainnya adalah emiten yang tergolong dalam sektor pertanian akan tetapi tidak termasuk dalam kategori lima sub sektor diatas. Pada sub sektor ini terdapat PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang biotekhnologi pertanian. Perusahaan memfokuskan usahanya pada bidang riset pengembangan pembibitan dan kehutanan, BTEK (2015) Sumber Daya pada Sektor Pertanian Sektor pertanian berdasarkan data BPS (2014) menyerap tenaga kerja sebesar 38 juta tenaga kerja. Jumlah tersebut setara dengan 34 persen penduduk Indonesia yang bekerja. Sekitar 72,6 persen tenaga kerja sektor pertanian berpendidikan tamat Sekolah Dasar atau bahkan tidak sekolah sama sekali (Kemenakertrans, 2013), dimana sekitar 61 persen petani utama berusia lebih dari 45 tahun atau berada di ujung usia produktif (BPS, 2014). 14
6 1.4. Tantangan Sektor Pertanian Kendala utama sektor pertanian adalah pada permodalan dan luas kepemilikan lahan karena sektor ini umumnya dikelola secara tradisional dan sederhana. Usaha pertanian tradisional dikelola oleh keluarga dengan jumlah lahan yang terbatas. Dengan jumlah lahan yang terbatas akan sangat sulit bagi para petani untuk mencapai sekala ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dari usahanya. Ketersediaan benih dan pupuk juga selalu menjadi kendala yang terus berulang bagi para petani. Kemudian harga jual pada saat panen menjadi kendala akhir bagi para petani yang seringkali menyebabkan kerugian bagi para petani. Bagi usaha pertanian yang dikelola dengan perusahaan yang modern dan dengan sekala besar seperti perkebunan sawit, karet, perikanan besar mungkin kendala permodalan, luas lahan dan skala ekonomi tidak terlalu besar akan tetapi kendala yang disebabkan oleh penurunan harga komoditas, ketidak stabilan nilai tukar rupiah terhadap USD bisa menjadi kendala yang besar bagi mereka. Tantangan lain bagi usaha pertanian adalah tuntutan pasar internasional terhadap kelestarian lingkungan. Hal ini disebabkan pengembangan sektor pertanian memerlukan perluasan lahan yang akhirnya diperlukan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan keberlanjutan usaha. Tantangan ini mungkin tidak sulit untuk dipenuhi oleh usaha dalam skala besar, tapi tidak demikian bagi usaha dengan skala menengah dan kecil. 15
7 1.5. Proses/Kegiatan Fungsi Bisnis. Fungsi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar dalam sektor pertanian pada Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan lainnya. Kegiatan usaha yang dijalani mulai dari pengembangan tekhnologi pembibitan untuk menghasilkan bibit unggul untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi. Kemudian kegiatan penanaman yang dimulai dari penanman bibit, pemupukan, perawatan tananaman dan pengolahan hasil panen. Sebagian perusahaan juga menjalankan proses industri dengan mengolah produk hasil panen ke produk turunan berikutnya untuk memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi seperti olein, sterin pada bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Perusahaan juga melakukan kegiatan perdagangan hasil industri pertanian baik untuk pasar lokal atau pasar ekspor. Beberapa perusahaan juga melakukan kegiatan perdagangan produk hasil olahan pertanian yang menjadi kebutuhan pokok konsumen akhir. 16
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari 10 sektor, yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agribisnis merupakan suatu kesatuan usaha yang mencangkup kegiatan proses pengadaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran produk pertanian. Perusahaan yang masuk
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI.
Lampiran 1 Daftar perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI. Nama Kriteria Sampel 1 2 (S) 1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk S1 2 ANJT PT Austindo Nusantara Jaya Tbk - - 3 BWPT PT BW Plantation Tbk S2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (elaeis Guinensis) memiliki habitat asli di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan
Lebih terperinciLampiran 1 Sampel Penelitian
Lampiran 1 Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kode Listing Kriteria 1 2 3 Sampel 1 PT. Astra Agro Lestari, Tbk AALI 09-12-97 Sampel 1 2 PT. Austindo Nusantara Jaya, Tbk AANJ 10-05-13 3 PT. Bakri Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki musim yang cukup panjang untuk bercocok tanam sehingga menjadikan pertanian sebagai sektor primer.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hermuningsih (2009) bagi perusahaan terbuka (go public) indikator nilai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang didirikan harus memiliki beberapa tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau
Lebih terperinciFinance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (2014) 40-46 ISSN 2302 934X Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek studi dilakukan pada perusahaan go public yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan pusat transaksi capital market di Indonesia.
Lebih terperinciM. Hudori *1 dan Muhammad 2 1
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No.2 (214) 4-46 ISSN 232 934X Finance, Accounting and Marketing Pemetaan Daya Saing Industri Pada Sektor Industri Agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi keuangan yaitu menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam membangun perekonomian suatu negara dengan menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
Lebih terperinci1. Hasil Olahan Data PBV dan TAG Tahun 2008, 2009 NO KODE NAMA PERUSAHAAN PBV TAG
LAMPIRAN 85 86 1. Hasil Olahan Data PBV dan TAG Tahun 2008, 2009 NO KODE NAMA PERUSAHAAN PBV TAG 2008 1 BISI Bisi International Tbk 4,718 0,864 2 AALI Astra Agro Lestari Tbk 4,703 0,218 3 GZCO Gozco Plantations
Lebih terperinciM. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia
PEMETAAN DAYA SAING INDUSTRI PADA SEKTOR INDUSTRI AGRIBISNIS DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) M. Hudori Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi 17520, Indonesia
Lebih terperinciEkonomis : Jurnal of Economics and Business Vol.1 No.1 September Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Batanghari 2
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA SEKTOR PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014 Sindy Dwiroro Pangestu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi (Husnan, 1998). Investasi dianggap mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakam salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang optimal bagi investor. Investor dapat diartikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis pada penelitian dengan judul Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Sektor Pertanian yang
Lebih terperinciNurita Ziyadatur Rahman R. Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
PENETAPAN HARGA INTRINSIK SAHAM SEBAGAI DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER) (Studi Kasus pada Perusahaan Industri Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari pengamatan yang menjadi fokus penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Penentuan Sampel Populasi merupakan keseluruhan dari pengamatan yang menjadi fokus penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan kehutanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan rumus-rumus matematik. Penulis juga
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Zeffri (2010) adalah metode metode analisis kuantitatif empiris. Metode ini merupakan salah satu proses analisis data dengan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan populasi dunia ikut meningkatkan jumlah konsumsi masyarakat khususnya di bidang agrikultur. Agrikultur merupakan pertanian secara luas yang mencakup bidang tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan kelapa sawit baik dari dalam maupun luar negeri setiap
Lebih terperinciHubungi Kami : eksemplar. Mohon Kirimkan. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail
Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com S etelah sukses menerbitkan buku Kinerja 25 TOP Group Perusahaan Kelapa Sawit di Indonesia tahun 2012 lalu yang mendapat response
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan yaitu penelitian asosiatif, yaitu jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Sebagai negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan,
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS PERAMALAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA OLEH FAUZIAH
SKRIPSI ANALISIS PERAMALAN HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DI PT BURSA EFEK INDONESIA OLEH FAUZIAH 110523020 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi Sumber Daya Manusia merupakan bidang kajian dari akuntansi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Sumber Daya Manusia merupakan bidang kajian dari akuntansi yang telah ada sejak tahun 1960-an. Akuntansi Sumber Daya Manusia telah didefinisikan oleh Komite
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN INDEKS LQ45 DI BEI NINDI YUSDARIANI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN INDEKS LQ45 DI BEI NINDI YUSDARIANI PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Reni Kustiari Pantjar Simatupang Dewa Ketut Sadra S. Wahida Adreng Purwoto Helena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN & SARAN
BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Perkembangan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Tobin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan makin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia yang didukung oleh perkembangan pasar modal, maka saham telah menjadi alternatif yang menarik bagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinciSITI RAHAYU W AKUNTANSI PEMBIMBING : Dr. Renny, SE., MM
ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE (Studi Pada Perusahaan Perkebunan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 2012) SITI RAHAYU W 27212082 AKUNTANSI PEMBIMBING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SAHAM SYARIAH SEKTOR PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN
JRKA Volume 3 Isue 1, Februari 2017: 41-52 ANALISIS KINERJA SAHAM SYARIAH SEKTOR PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN Juwenah Unswagati Cirebon juwenah.juwenah@yahoo.co.id Firman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki peranan yang besar
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU FEBRUARI 2017 SEBESAR 103,79 ATAU NAIK 0,83 PERSEN
No. 13/03/14/Th. XVIII, 1 Maret 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU FEBRUARI 2017 SEBESAR 103,79 ATAU NAIK 0,83 PERSEN Pada bulan Februari 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth, growing,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Bagaikan roda yang berputar, siklus hidup perusahaan juga akan terus bergulir. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat kearah protein hewani telah meningkatkan kebutuhan akan daging sapi. Program
Lebih terperinciDaftar Perhitungan Indeks Eckel
Lampiran 1 Daftar Perhitungan Indeks Eckel No Kode Perusahaan Tahun 2010, 2011, 2012, dan 2013 CV I CV S Indeks Eckel Kategori 1 AALI -7.65577 0.45298-16.9009007 Income Smoothing 2 BWPT -4.12972 0.535872-7.70654186
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperinciANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN. Biro Riset LMFEUI
ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN Biro Riset LMFEUI Data tahun 2007 memperlihatkan, dengan PDB sekitar Rp 3.957 trilyun, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar, yaitu Rp
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam pengembangan sektor pertanian sehingga sektor pertanian memiliki fungsi strategis dalam penyediaan pangan
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011
RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011 Tujuan Rakor Pangan : Rakor pangan bertujuan mengsinkronisasikan kebijakan dan kegiatan seluruh pemangku kepentingan
Lebih terperinciKELAPA. (Cocos nucifera L.)
KELAPA (Cocos nucifera L.) Produksi tanaman kelapa selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, juga diekspor sebagai sumber devisa negara. Tenaga kerja yang diserap pada agribisnis kelapa tidak sedikit,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkebunan merupakan sub-sektor yang berperan penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan lapangan kerja,
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi perekonomian dan perdagangan bebas menyebabkan semakin ketatnya persaingan usaha, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia sejak tahun 1968. Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1 Tinjauan Pustaka Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur perekonomian Indonesia merupakan topik yang sampai sekarang ini masih menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menunjang perkembangan perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor pertanian merupakan sektor penghasil devisa bagi
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN
No. 20/04/14/Th.XVI, 1 April 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN Pada bulan Maret 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 97,55
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN
No. 54/11/14/Th.XVI, 2 November 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN Pada bulan Oktober 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN
No. 38/08/14/Th.XVI, 3 Agustus 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN Pada bulan Juli 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 94,74
Lebih terperinciJurnal Neo-bis Volume 9, No. 2, Des 2015
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN KELAPA SAWIT GO PUBLIC DI INDONESIA (Kasus PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk dan PT Sinar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aset lancar dan
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN
No. 059/12/14/Th. XVII, 1 Desember 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,62 ATAU NAIK 0,97 PERSEN Pada bulan November 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN
No. 34/07/14/Th.XVI, 1 Juli 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN Pada bulan Juni 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 96,24 atau
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta
DAFTAR PUSTAKA Ainur, Reza. & Abdurahman (2012). Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Sektor Industri Kelapa Sawit Di BEI. Andarini, Diah. (2007).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kekayaan Negara Indonesia merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai. Seluruh potensi alam yang terkandung baik di dalam perut bumi Indonesia maupun di daratan dan lautan
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2015 SEBESAR 95,24 ATAU TURUN 1,24 PERSEN
No. 31/06/14/Th.XVI, 1 Juni 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MEI 2015 SEBESAR 95,24 ATAU TURUN 1,24 PERSEN Pada bulan Mei 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 95,24 atau
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16
KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini kebutuhan untuk memenuhi hidup sangatlah tinggi, begitu juga dengan perusahaan. Didalam memenuhi kebutuhan perusahaan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN
BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN A. KONDISI UMUM Pada tahun 2007 pertumbuhan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mencapai sebesar
Lebih terperinciBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 72/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN TEBU TAHUN 2014 DI PROVINSI SULAWESI SELATAN RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA PERKEBUNAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan Merupakan NTP tertinggi, dengan Angka 116,18 NTP Provinsi Lampung Oktober
Lebih terperinciPERTANIAN.
PERTANIAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM KEHIDUPAN Menyediakan kebutuhan pangan penduduk Menyerap tenaga kerja Pemasok bahan baku industri Sumber penghasil devisa SUBSEKTOR PERTANIAN Subsektor tanaman pangan
Lebih terperincidiperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel
mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan
Lebih terperinciTOPIKAL PAPER. Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D
TOPIKAL PAPER Industrial Environment PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH VIETNAM TERHADAP KEPUTUSAN EKSPANSI PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk Pengajar: Muhammad Edhie Purnawan, SE, MA, Ph.D Aufa Fitria Yulius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) 2.1.Sejarah Perkebunan kelapa sawit Indonesia dan Perusahaan perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2.1.1. Sejarah Perkebunan Kelapa sawit di
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA
DAFTAR ISI JUDUL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR KOSA KATA i ii iii iv v 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat Penelitian 8 1.5
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN
No. 47/09/14/Th.XV, 1 September 2014 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2014 SEBESAR 96,41 ATAU TURUN 1,17 PERSEN Pada bulan Agustus 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran pembangunan nasional diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor pertanian memiliki
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT GO PUBLIC
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT GO PUBLIC DI INDONESIA (Kasus PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional.
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu subsektor dalam pertanian Indonesia, sektor perkebunan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Sebagai negara berkembang,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA. Oleh :
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Nizwar Syafa at Prajogo Utomo Hadi Dewa K. Sadra Erna Maria Lokollo Adreng Purwoto Jefferson Situmorang Frans
Lebih terperinciPRESS RELEASE. Proses Seleksi Saham PEFINDO25
PRESS RELEASE PEFINDO25 adalah indeks harga saham dengan anggota terdiri atas perusahaan kecil dan menengah (SME) yang diseleksi dengan kriteria tertentu. PEFINDO25 telah diperkenalkan pada tanggal 18
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkebunan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN
No. 19/05/14/Th. XVIII, 2 Mei 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2017 SEBESAR 103,10 ATAU TURUN 0,38 PERSEN Pada bulan April 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 103,10
Lebih terperinciTOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM Sistem agribisnis : Rangkaian kegiatan dari beberapa subsistem yg saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain Sub-sistem agribisnis
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA
KELOMPOK I KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN KLASTER KELOMPOK INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN, KIMIA HULU DAN
Lebih terperinciAnalisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster pada Perusahaan Agribisnis di Bursa Efek Indonesia
Analisis Tingkat Kebangkrutan Model Altman dan Foster pada Perusahaan Agribisnis di Bursa Efek Indonesia DESILYA VITA PUSPITA, DWI PUTRA DARMAWAN, I NYOMAN GEDE USTRIYANA PS Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA
LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA Nama : Budiati Nur Prastiwi NIM : 11.11.4880 Jurusan Kelas : Teknik Informatika : 11-S1TI-04 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Abstrack Kelapa Sawit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk menopang perekonomian nasional. Pembangunan pertanian yang baik untuk Negara Indonesia adalah
Lebih terperinci