pertumbuhan signifikan seperti yang selama ini diraih. Biro Riset Info bank mencatat, aset perbankan per Desember 2010 mencapai Rp. 45,53 triliun. Nil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "pertumbuhan signifikan seperti yang selama ini diraih. Biro Riset Info bank mencatat, aset perbankan per Desember 2010 mencapai Rp. 45,53 triliun. Nil"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA PROSEDUR PENYALURAN DANA KREDIT MULTIGUNA PADA BANK DKI Yohanna Aprilin Mulyani, ABSTRAK PT. Bank DKI adalah sebuah perusahaan milik Pemprov DKI yang berfungsi untuk mengumpulkan dana publik dalam jenis tabungan atau deposito yang untuk mendistribusikan kepada publik dalam jenis kredit untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat. Dalam penyaluran kredit harus benar-benar memperhitungakan resiko-resiko yang mungkin akan timbul dalam pemberian kredit yang dilaksanakan sehingga kredit yang diberikan menjadi efektif. Yang dilakukan pertama adalah observasi, lalu wawancara dengan staff back office untuk mendapatkan sejarah singkat Bank DKI, struktur organisasi baik bank pusat maupun bank cabang, dengan staff administrasi kredit untuk mendapatkan penjelasan mengenai tahap-tahap prosedur pemberian kredit mulai dari tahap pengajuan sampai pada tahap pencairan, dan studi terhadap dokumen dan catatan perusahaan seperti Buku Operasional Perusahaan, Surat Persetujuan Permohonan Kredit (SPPK), Perjanjian Kredit (PK). Informasi yang diperoleh kemudian disusun, diolah, dan selanjutnya dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu metode yang berusaha untuk memberikan gambaran cara sistematis dan akurat mengenai fakta, sifat dari hubungan antar fenomena yang diteliti pada suatu perusahaan. Menggunakan bagan alur berupa flowchart Sistem Akuntansi (SA) dan Data Flow Diagram (DFD) untuk menganalisis penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan Menggunakan metode COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Tradeway) untuk menganalisa pengendalian internal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penerapan SIA pada prosedur pemberian kredit multiguna Bank DKI mempunyai beberapa komponen yaitu : Bagian yang terkait (SDM), Dokumen, Komputer atau Teknologi Informasi, Akuntansi Perbankan,Teknik Dokumentasi dan Sistem Pengawasan Internal. Selain itu dengan menggunakan metode proses pengendalian internal COSO yang terdiri dari 5 elemen dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi pada prosedur pemberian kredit multiguna yang diterapkan Bank DKI juga sudah cukup memadai dan berjalan sesuai dengan fungsinya. Dengan terselenggaranya pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam bank tersebut. Kata Kunci : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, prosedur pemberian kredit 1. PENDAHULUAN Dewasa ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan perekonomian juga sebagai lembaga yang berkewajiban turut serta memperlancar arus kegiatan dibidang ekonomi dan moneter. Hadirnya bank umum baik negeri maupun swasta beberapa tahun belakangan ini, menambah semangat baru industri perbankan untuk melanjutkan

2 pertumbuhan signifikan seperti yang selama ini diraih. Biro Riset Info bank mencatat, aset perbankan per Desember 2010 mencapai Rp. 45,53 triliun. Nilai aset ini melonjak 262% jika dibandingkan dengan aset perbankan pada 2006 yang masih Rp15,26 triliun. Aset perbankan tumbuh lebih cepat dari pada pertumbuhan aset industri kendati peningkatan pangsa pasarnya terasa berat. Jika pada 2005 pangsa aset perbankan terhadap aset bank umum sebesar 1,459 triliun hingga 5 tahun kemudian pangsanya hanya naik menjadi 3,009 trilliun. Dari segi pembiayaan, pangsa perbankan yang per Juni 2010 lalu mencapai 2,679 triliun menunjukkan bukti bahwa perbankan lebih giat menjalankan fungsi intermediasinya. Sumber : Untuk saat ini akuntansi perbankan mengacu pada Statement of Financial Accounting (SFA) yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB). Sedangkan di Indonesia, pedoman akuntansi perbankan juga harus mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 31 tentang akuntansi perbankan. Selanjutnya pedoman ini dijelaskan dengan adanya Undang Undang Republik Indonesia N0. 23 Tahun 1999 tanggal 17 Mei 1999 yang diterbitkan Bank Indonesia. Sebagai suatu perusahaan, bank mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan, keuntungan tersebut antara lain dipeoleh dari aktivitas kredit. Kredit merupakan sarana penyaluran dana bank yang ditanam oleh pihak ketiga dengan prsetujuan tertentu dalam bentuk besarnya pokok pinjaman yang diberikan, tingkat bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan seta cara pelunasannya. Perkiraan akan tumbuhnya perekonomian Indonesia melampaui 6,5% memberikan angin segar bagi industri perbankan untuk menyalurkan lebih banyak kredit, dan membuat BI sangat optimis target kredit sebesar 24% sebagaimana dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) perbankan dapat tercapai. Sedangkan dari sisi kualitas kredit pun cukup terjaga, tercatat rasio kredit bermasalah (NPL) industri perbankan secara gross dan nett (tanpa kredit penerusan/channeling) per Maret 2011 masing-masing tercatat sebesar 2,8%. Sumber : Penggunaan kredit tidak selalu seperti yang diharapkan, terbatasnya dana yang tersedia dibanding dengan jumlah permintaan kredit merupakan masalah yang dihadapi perbankan dewasa ini. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan kerugian bagi bank. Oleh karena itu manajer bank harus mengadakan seleksi terhadap permohonan kredit. Hal-hal tersebut dapat dihindari dengan sistem informasi akuntansi yang memadai dalam pemberian kredit. Sistem Informasi Akuntansi dibuat untuk memudahkan manajemen dalam mendapat informasi yang tepat, cepat dan dapat dipercaya bagi pengendalian perusahaan. Dengan adanya informasi yang dibutuhkan, manajemen dapat melakukan pencegahan terhadap tindakan tindakan penyelewengan wewenang perusahaan. Dengan sistem yang tertata diharapkan dapat menjamin bahwa dalam pelaksanaan pemberian kredit dapat terkendali dan mampu mencegah terjadinya kesalahan yang dapat merugikan bank dan dapat mencegah terjadinya pemberian kredit yang tidak sehat. Bank juga memerlukan adanya suatu pengendalian guna tercapainya tujuan perusahaan secara menyeluruh. Pengendalian ini bersifat preventif dan pengendalian represif. Untuk mencapai tujuan tersebut bank memerlukan sistem informasi yang baik sehingga kredit tersebut tidak bermasalah. Selain sistem informasi yang baik, Pengendalian Internal merupakan salah satu elemen dalam sistem pengendalian bank yang merupakan suatu mekanisme internal untuk memberikan jaminan kepatuhan kepada para stakeholder bank (Ilyas, 2004). Pengendalian internal yang efektif akan meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat dan para stakeholder kepada bank dalam menerapkan prinsip dan aturan perbankan. Suatu pengendalian internal dapat menunjang efektivitas sistem pemberian kredit. Dengan terselenggaranya pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam bank

3 tersebut. Pengendalian internal adalah suatu sistem yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memastikan bahwa tujuan tertentu suatu usaha dapat dicapai. Sistem Pengendalian Internal yang efektif dapat membantu pengurus Bank menjaga aset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Terselenggaranya Sistem Pengendalian Internal Bank yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab dari pengurus dan para pejabat Bank. Selain itu, pengurus Bank juga berkewajiban untuk meningkatkan risk culture yang efektif pada organisasi Bank dan memastikan hal tersebut melekat di setiap jenjang organisasi. Bank DKI sebagai bank pembangunan daerah Jakarta juga turut meramaikan pasar kredit, dengan keunggulannya memberikan beberapa alternatif kredit yang bisa dipilih oleh nasabahnya antara lain yaitu Kredit Multiguna. Kredit yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan nasabah yang memiliki penghasilan tetap untuk memberikan kenyamanan bagi nasabah dengan bunga menarik, proses mudah dan cepat. Namun tidak semua nasabah bisa menggunakan fasilitas ini. Hanya nasabah yang bekerja pada instansi instansi yang sudah mengadakan perjanjian dengan bank DKI yang bisa menikmati fasilitas kredit dengan pinjaman mencapai plafond maksimal s/d Rp. 300 juta Untuk pinjaman s/d Rp. 100 juta bebas agunan dan jangka waktu maksimal s/d 10 tahun. Dengan Melihat proyeksi trend penyaluran dana kredit kedepan, yaitu terhitung sampai april 2011, trend penyaluran dana di perbankan masih didominasi oleh pembiayaan dengan fasilitas kredit, dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia bersifat konsumtif. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana proses dan penerapan akuntansi pada prosedur penyaluran dana kredit. Serta untuk mengenal sistem yang digunakan didalamnya, maka penulis melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA PROSEDUR PENYALURAN DANA KREDIT MULTIGUNA PADA BANK DKI 2. LANDASAN TEORI 2.1 Aspek aspek dan penilaian kredit Penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Aspek-aspek penilaian kredit menurut Kasmir (2008 : 121). a. Aspek yuridis/hukum Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga data diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. b. Aspek pemasaran Aspek ini yang kita nilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang, sehingga diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah : hasil penjualan atau produksi minimal 3 bulan yang lalu atau 3 tahun yang lalu, rencana

4 penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang ada, prospek produk secara keseluruhan. c. Aspek keuangan Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya dibuatkan cash flow keuangan perusahaan. d. Aspek teknis/operasi Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out. e. Aspek manajemen Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. f. Aspek sosial ekonomi Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum, seperti: 1) meningkatkan ekspor barang, 2) mengurangi pengangguran, 3) meningkatkan pendapatan masyarakat, 4) tersedianya sarana dan prasarana, 5) membuka lokasi daerah tertentu. g. Aspek amdal Amdal atau analisis dampak lingkungan merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan disekitarnya Standar kualitas kredit setiap bank berpedoman pada Bank Indonesia. Namun pada umumnya kualitas kredit diukur dari tingkat NPL (Non Perfoming Loans) atau sering disebut kredit bermasalah. Kualitas penanaman dana oleh bank sangat menentukan kelangsungan usaha bank, sebab itu pengelola bank berkewajiban menjaga agar kualitas penanaman dana pada aktiva produktif senantiasa dalam keadaan baik. Dalam menilai tingkat kesehatan bank serta untuk keperluan penetapan besarnya pembentukan cadangan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) dalam menyangga operasi perkreditan bank, maka posisi portofolio kredit yang diberikan bank perlu dikelompokkan serta digolongkan menurut tingkat kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan penggolongan kredit berdasarkan kategori tertentu yang menggambarkan kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman, serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Organisasi tergantung pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetisi. Informasi pada dasarnya adalah sumber daya seperti halnya pabrik dan peralatan. Produktivitas, sebagai suatu hal yang peting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui system informasi yang lebih baik.

5 1. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mengidentifikasikan, mengumpulkan, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan usaha kepada beragam orang. 2. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat. 3. Sistem adalah kumpulan sumber daya yang behubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari beberapa definisi diatas kita bisa menyimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi, informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini dengan secara manual ataupun terkomputerisasi.(george H. Bodnar dan Hoopwood, 2004) Sistem informasi akuntansi dapat dikatakan memadai jika didalamnya terkandung karakteristik dan unsur system informasi akuntansi itu sendiri. Karakteristik system informasi akuntansi, yaitu : Usefullnes, Economy, Reliability, Customer Service, Capacity, Simplicity, Flexicibility, dan unsur unsur system informasi akuntansi, yaitu : adanya sumber daya manusia, alat- alat yang digunakan, catatan, formulir, jurnal, buku besar pembantu, laporan, computer, serta prosedur penyaluran dana kredit. 2.3 Pengendalian Internal Proses Pengendalian Internal suatu organisasi terdiri dari lima elemen menurut COSO yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian, merupakan dampak kumulatif atas faktor-faktor untuk membangung,mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu. 2. Penaksiran Resiko, merupakan proses indentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang memengaruhi tujuan perusahaan. 3. Aktivitas Pengendalian, merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik. 4. Informasi dan Komunikasi, Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai,menganalisis, mengelompokan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi. 5. Monitoring atau pengawasan, melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu metode yang berusaha untuk memberikan gambaran cara sistematis dan akurat mengenai fakta, sifat dari hubungan antar fenomena yang diteliti pada suatu perusahaan. Gambaran yang sistematis dan akurat diperoleh dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan data sehingga akan memberikan hasil yang konkrit pada permasalahan dan kemudian dilaksanakan analisis sehingga dapat ditarik kesimpulan. Berdasarkan objek penelitian yaitu pada Bank DKI capem Universitas Gunadarma Kampus G, pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara dengan staff back office untuk mendapatkan sejarah singkat Bank DKI, struktur organisasi baik baik bank pusat maupun bank cabang, staff administrasi kredit untuk mendapatkan penjelasan mengenai tahap-tahap prosedur pemberian kredit mulai dari tahap pengajuan sampai pada tahap pencairan, dan studi terhadap dokumen dan

6 catatan perusahaan seperti Buku Operasional Perusahaan, Surat Persetujuan Permohonan Kredit (SPPK), Perjanjian Kredit (PK). Data yang diperoleh kemudian disusun, diolah, dan selanjutnya dilakukan analisis sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, terdapat dua alat analisis yaitu : Menggunakan bagan alur berupa flowchart Sistem Akuntansi (SA) dan Data Flow Diagram (DFD) untuk menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikan penerapan Sistem Informasi Akuntansi. Menggunakan metode COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Tradeway) untuk menganalisa pengendalian internal. 4. PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pemberian Kredit Multiguna pada Bank DKI PT. Bank DKI merupakan Bank yang salah satu kegiatannya adalah menyediakan fasilitas pemberian kredit kepada nasabah. Dalam Hal ini berbagai keputusan serta prosedur yang berlaku disesuikan dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 31 tentang Akuntansi Perbankan yang diterbitkan Bank Indonesia. Secara umum yang dijelaskan pada calon debitur, Prosedur Pemberian Kredit Multiguna terdiri dari 5 tahap yaitu : a. Tahap Permohonan Fasilitas Pemberian Kredit Multiguna b. Tahap Penyelidikan atas Analisis Pemberian Kredit Multiguna c. Tahap Keputusan atas Permohonan Pemberian Kredit Multiguna d. Tahap Pencarian Fasilitas Pemberian Kredit Multiguna e. Tahap Pelunasan Fasilitas Pemberian Kredit Multiguna Secara terperinci tahap - tahap yang dilakukan oleh Bank DKI pada Prosedur Pemberian kredit Multiguna adalah sebagai berikut : 1. Analisa Kredit Nasabah atau calon debitur yang ingin mengajukan kredit datang ke Bank DKI untuk mendapatkan informasi pemberian kredit. Bank DKI memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah untuk mendapatkan kredit yang terdiri dari : Formulir KMG Fotokopi Pengenal pemohon dan pasangan, Asli slip gaji 1 bulan terakhir Pasfoto pemohon dan pasangan ukuran 3 x 4 masing 1 buah Foto kopi kartu keluarga Surat nikah fotokopi Fotokopi buku tabungan 3 bulan terakhir Surat persetujuan suami/istri Foto kopi surat keputusan pengangkatan pegawai Surat kuasa untuk memotong gaji (Jika gaji dibayar dibank DKI) Fotokopi dokumen jaminan Kantor Capem menerima aplikasi permohonan Kredit Multiguna (KMG) memeriksa dan menganalisa. Kantor Capem meneliti kontinuitas perusahaan tempat pemohon bekerja. Petugas kredit wajib melakukan verifikasi mengenai barang jaminan.

7 2. Persetujuan Kredit Kewewenangan memutuskan kredit Jika permohonan diterima maka akan dibuat Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK). Jika tidak disetujui berkas akan dikembalikan ke pemohon. Pengembalian surat persetujuan untuk ditandatangani dan dimaterai Membuat Perjanjian Kredit (PK) sesuai dengan format atau ketentuan yang berlaku. Realisasi Kredit (Jika seluruh syarat KMG telah terpenuhi) 3. Administrasi Kredit Permohonan Kredit yang telah diputus selanjutnya dituang dalam SPPK dan PK Penerima menandatangani perjanjian kredit dan akte pengikatan perjanjian Perjanjian kredit dilakukan secara bawah tangan. 4. Pemantauan Petugas kredit wajib melakukan pemantauan terhadap : Kelancaran pembayaran angsuran Penyelesaian dokumen 5. Penyelamatan Dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kebijakan penyelamatan kredit dengan Action Plan Step.

8

9 Prosedur Pemberian Kredit Multiguna

10

11

12

13 4.2 Pengawasan Internal Pada Bank DKI Ada dua elemen utama pelaksanan pengawasan internal pada Bank DKI yaitu Dewan Komisaris dan Komite dibawah Komisaris dari aspek kondisi keuangan, kepatuhan, ketentuan perbankan secara umum dan prinsip kehati-hatian bank, dan pengawasan dari dalam kegiatan operasional bank. Sistem pengawasan internal pada prosedur pemberian kredit multiguna Bank DKI lebih bersifat mengatur ke dalam dan dilakukan agar mekanisme dan sistem kontrol untuk kepentingan manajemen diantaranya, Sistem pengendalian internal dalam mekanisme pengendalian internal yang terjadi pada Bank DKI adalah :

14 1. Perbankan dilandasi oleh kesadaran bahwa pertanggungjawaban seluruh aktivitas perbankan tidak hanya pada manusia namun juga pada Tuhan. Dengan adanya pemahaman ini, maka mekanisme pengawasan internal pada Bank DKI harus tetap berjalan, baik kepatuhan terhadap kebijakan manajemen maupun terhadap aturanaturan pemerintah. Terlihat dari Panduan Prilaku Nilai- nilai Budaya kerja Bank DKI yang harus diterapkan oleh pegawainya. 2. Bank DKI pelaksanaaan operasional perbankan menganut sistem bank konvensional, baik dalam standar audit maupun standar otorisasi maupun validasi. 3. Pengawasan pada Bank DKI dilakukan secara berjenjang. Dan pemeriksaan kepatuhan dilakukan oleh Group Internal Audit yg terdiri dari kontrol intern cabang dan staff kontrol intern cabang yang bertindak sebagai auditor internal, dan mempunyai program kerja pemeriksaan kepatuhan baik secara berkala maupun secara insidentil. Pertanggungjawabannya tidak pada pimpinan cabang, namun pada divisi kepatuhan, yang bertanggungjawab pada direksi dan dewan komisaris, seperti terlihat dalam struktur organisasinya. 4. Standar pemeriksaan kepatuhan baik pada kebijakan manajemen maupun pada kepatuhan tertuang dalam Buku Pedoman Perusahaan Komite Pengarah Teknologi Informasi sebagaimana Keputusan Direksi yang merupakan manual procedure dan terdiri dari beberapa jilid. Secara garis besar, beberapa pedoman yang terdapat dalam pelaksanaan operasional Bank DKI adalah sebagai berikut: 1. Buku Operasional Perusahaan (BOP) 2. PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan 3. Undang Undang Republik Indonesia N0. 23 Tahun 1999 tanggal 17 Mei 1999 yang diterbitkan Bank Indonesia. 4. Kebijakan- kebijakan perbankan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia Sistem pengendalian internal merupakan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat dicapai (Loudon dan Loudon, 2006: 56). Jika sistem pengendalian internal suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Kebutuhan akan sistem pengendalian internal adalah suatu hal yang wajar, karena dengan adanya praktik pengendalian internal yang baik merefleksikan adanya praktik manajerial yang baik. Adanya praktik manajerial yang baik akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan itu sendiri (Iwan Triyuwono dan Roekhuddin,2000). Untuk Mengetahui apakah praktik sistem informasi akuntansi pada pemberian prosedur pemberian kredit multiguna yang diterapkan Bank DKI telah mamadai dan berjalan sesuai dengan fungsinya Maka penulis mencoba menganalisia dengan metode COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Tradeway) Proses Pengendalian Internal suatu organisasi terdiri dari lima elemen menurut COSO yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian Pada pemberian kredit multiguna faktor-faktor pengendalian lingkungan terlihat pada 1. Struktur Organisasi yang sudah ada ( Gambar 3.1), 2. Pembagian Otoritas sudah sesuai dengan bidangnya,yaitu :

15 Teller, Customer service, Back office, Pemasaran, Administrasi Kredit,Bagian umum yang tugas dan tanggung jawabnya telah di sepakati. 3. Kebijakan sumber daya manusia. Untuk kebijakan sumber daya manusianya. Bank DKI mengharuskan pegawainya kompeten, memiliki kemampuan dan mendapat pelatihan yang cukup terkait dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan. Program pengembangan terus dilakukan baik melalui pelatihan, seminar maupun pendidikan lanjutan ke jenjang S2. 4. Etika dan budaya Bank DKI (Tabel 3.1) Faktor-faktor yang ada pada lingkungan pengendalian Bank DKI ternyata mempunyai dampak untuk mendukung dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu sehingga telah berjalan sesuai dengan fungsinya. 2. Penaksiran Resiko Penaksiran Resiko merupakan proses indentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Tahap yang paling kritis dalam menaksir risiko adalah mengidentifikasi tindakan yang diperlukan. Pada prosedur pemberian kredit Multiguna Bank DKI, analisa pemberian kredit multiguna merupakan landasan utama kegiatan kredit, yang berguna untuk menilai kelayakan usaha, mengukur besar, jenis dan sifat keperluan keuangan, serta menetapkan stuktur pembiayaannya. Oleh karena itu dalam pemberian Kredit Multiguna Bank DKI penerapkan 5 tahap yaitu : 1. Tahap Permohonan Fasilitas pemberian kredit Multiguna 2. Tahap Penyelidikan atas Analisis pemberian kredit Multiguna 3. Tahap Keputusan atas Permohonan pemberian kredit Multiguna 4. Tahap Pencarian Fasilitas pemberian kredit Multiguna 5. Tahap Pelunasan Fasilitas pemberian kredit Multiguna 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan dengan baik. Pada aktifitas pengendalian pemberian kredit multiguna yang ada di Bank DKI hal ini terlihat dari : 1. Pembinaan SDM untuk mencapai hasil yang diharapkan seperti program pengembangan terus dilakukan baik melalui pelatihan, seminar maupun pendidikan lanjutan ke jenjang S2. 2. Pemisahaan tugas dan tanggung jawab, yaitu sumber daya yang terlibat dalam aktivitas pemberian kredit multiguna pada Bank DKI sudah sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing dan dibagi kedalam beberapa bagian untuk memudahkan dalam mendukung proses pemberian kredit. Hal ini dapat terlihat dalam Praktek SIA Bank DKI yang sudah dipaparkan sebelumnya mengenai bagian-bagian yang terkait dalam dalam prosedur pemberian kredit Multiguna. 3. Dokumen dan Catatan yang memadai untuk membantu memastikan pencatatan atas kejadian dan transaski pada pemberian kredit Multiguna seperti yang terlihat dalam praktek SIA Bank DKI yang telah dipaparkan sebelumnya. Dokumen dan catatan pada Bank DKI diperlukan sebagai bukti fisik dari suatu transaksi yang berhubungan dengan kegiatan pemberian kredit Multiguna dan kemudian diolah dan disimpan

16 dalam database bank DKI untuk mengasilkan informasi berupa Laporan keuangan ataupun laporan lainnya yang dapat dijadikan bahan evaluasi dan pertimbangan pihak Manajemen maupun pihak yang berkepentingan. 4. Informasi dan Komunikasi Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merangkai,menganalisis, mengelompokan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitasnya. Pada Bank DKI dalam mengatur perlakuan akuntansi dalam hal ini pengakuan, pengukuran, dan penyajian berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 dan Pencatatan transaksi akuntansi pada bank DKI dilakukan secara terkomputerisasi sehingga proses pengolaha datanya cepat. Komunikasi yang dimaksud pada pemberian kredit Multiguna Bank DKI, yaitu dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai prosedur pemberian kredit Multiguna, salah satunya adalah dengan teknik dokumentasi yang mengambarkan prosedur dan alur dokumen untuk memudahkan pengerjaan bagi tiap bagian yang terkait. 5. Monitoring atau Pengawasan Untuk memastikan bahwa operasional pemberian kredit Multiguna pada Bank DKI telah memenuhi prinsip-prinsip dari mulai prosedur pemberian kredit multiguna, perjanjian hingga tahap angsuran, maka bank DKI telah memiliki institusi internal independen yang khusus dalam pengawasan kepatuhan, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau resiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Sistem pengawasan internal ditentukan oleh fungsi pengawasan dalam bank. Bank DKI sangat peduli dalam meningkatkan efektivitas fungsi manajemen risiko melalui upaya penerapan Enterprise Risk Management (ERM), yang bekerja sama dengan D'lloyd. ERM merupakan suatu pengelolaan risiko perusahaan secara menyeluruh dan terintegrasi, yang me-nyelaraskan visi dan misi dengan strategi pemilihan risk appetite dan risk tolerance serta tindakan mitigasi yang akan dilakukan, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Dari hasil Analisa dengan mengunakan metode COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Tradeway) yang terdiri dari 5 elemen dapat diketahui bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan Bank DKI dalam hal pemberian Kredit Multiguna sudah cukup memadai. Dikatakan demikian karena pada praktiknya, yang telah penulis paparkan diatas, sistem informasi yang diterapkanya ternyata : 1. Mempermudah manajemen dan karyawan dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya karena adanya pemisahan tugas dan wewenang yang sesuai dengan bagiannya. 2. Bahwa dengan adanya prosedur-prosedur yang diberlakukan pada pemberian kredit multiguna yang terdiri dari 5 tahap, ternyata mempermudah manajemen dalam mengambil keputusan. 3. Proses pengolahan data nasabah dan pengolahan akuntansi pada Bank DKI dilakukan secara komputerisasi sehingga proses pengolahanya cepat, tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi.

17 4. Ketersediaan dokumen dan catatan diperlukan sebagai bukti fisik dari suatu transaksi untuk dijadikan bahan evaluasi dan pertimbagan pihak Manajemen maupun pihak yang berkepetingan. 5. Adanya Pengawasan Internal pada Bank DKI, sehingga memudahkan Dewan Komisaris dan Dewan dibawah Komisaris untuk menilai apakah prosedurnya sudah sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. 5. KESIMPULAN Penggunaan sistem yang memadai juga menjadikan kerja lebih efisien dan efektif, dimana waktu yang dibutuhkan lebih sedikit karena lebih banyak dikerjakan oleh komputer. Namun penggunaan sistem juga harus memperhatikan kaidah dan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku.. Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis,maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Bahwa penerapan sistem informasi akuntansi yang telah diterapkan Bank DKI pada prakteknya mempunyai beberapa komponen guna mendukung kehandalan sistem informasinya yaitu : a. Bagian yang Terkait dalam prosedur pemberian kredit multiguna b. Dokumen yang digunakan c. Penggunaan Komputer dan Teknologi Informasi d. Akuntansi Perbankan e. Teknik Dokumentasi prosedur pemberian kredit multiguna f. Pengawasan Internal. 2. Bahwa sistem informasi akuntansi yang diterapkan Bank DKI dalam hal kredit multiguna tidak bermasalah dan sudah cukup memadai mengingat sistem yang diterapkan ternyata mempermudah dalam memberikan informasi berupa : a. Pembagian tugas dan wewenang yang sudah ada pada setiap bagian. b. Proses pengolahan data nasabah dan pengolahan akuntansi pada Bank dilakukan secara komputerisasi sehingga proses pengolahanya cepat, tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi c. Ketersediaan dokumen dan catatan diperlukan sebagai bukti fisik dari suatu transaksi untuk dijadikan bahan evalusi dan pertimbagan pihak Manajemen maupun pihak yang berkepentingan d. Adanya Pengawasan Internal pada Bank DKI, sehingga memudahkan Dewan Pengawas untuk menilai apakah prosedurnya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi. 3. Dengan mengunakan metode COSO (Committee of Sponsoring Organizations of Tradeway) yang terdiri dari 5 elemen dapat diketahui bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan Bank DKI dalam hal pemberian Kredit Multiguna sudah cukup memadai. Dikatakan demikian karena pada prakteknya, sistem pengendalian internal yang diterapkanya ternyata : 1. Mempermudah manajemen dan karyawan dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya karena adanya pemisahan tugas dan wewenang yang sesuai dengan bagiannya. 2. Bahwa dengan adanya prosedur-prosedur yang diberlakukan pada pemberian kredit multiguna yang terdiri dari 5 tahap, ternyata mempermudah manajemen dalam mengambil keputusan.

18 3. Proses pengolahan data nasabah dan pengolahan akuntansi pada Bank DKI dilakukan secara komputerisasi sehingga proses pengolahanya cepat, tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi. 4. Ketersediaan dokumen dan catatan diperlukan sebagai bukti fisik dari suatu transaksi untuk dijadikan bahan evaluasi dan pertimbagan pihak Manajemen maupun pihak yang berkepetingan. Adanya Pengawasan Internal pada Bank DKI, sehingga memudahkan Dewan Komisaris dan Dewan dibawah Komisaris untuk menilai apakah prosedurnya sudah sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan 6. DAFTAR PUSTAKA Adnan, Akhyar Akuntansi Syariah : Arah,Prospek & Tantangannya, UII Pers,Yogyakarta. Bank Indonesia. Cetak Biru Bank Umum, Direktorat Pengawasan Bank Umum, Jakarta Bodnar,George H dan William S.Hopewood Sistem Informasi Akuntansi Edisi 9.Penerbit Andi.Yogyakarta. Didik Rimbawa, Skripsi : Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam Menunjang Evektifitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit Studi Kasus Bank Jabar cabang suci. Universitas Widyatama Dr. Ramlan Ginting. Pengaturan Pemberian Kredit Bank Umum, Bandung Febryanty, Jurnal : Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada Sistem Pengajuan Dan Persetujuan Kredit Pada PT. BPR. Universitas Gunadarma. Gozali, Ahmad Halal Berkah Bertambah, Mengenal dan Memilih Produk Investasi Syariah. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hosen, M Nadratuzaman dan AM.Hasan Ali Kamus Populer Keuangan & Ekonomi Syariah. PKES. Jakarta Kasmir Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya: Edisi Keenam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Mulyadi.2001.Sistem Akuntansi.Salemba Empat. Jakarta. Sutabri, Tata Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Andi. Yogyakarta Wahyono, Teguh Sistem Informasi Akuntansi Analisis, Desain & Pemrograman Komputer. Penerbit Andi. Yogyakarta.

19 Zaini Widya Ramadhani, Jurnal : Pengendalian Internal Sebagai Alat Dalam Meningkatkan Kualitas Kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Medan Putri Hijau. Universitas Sumatera Utara

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI AGRO KANTOR CABANG PEMBANTU DEPARTEMEN KEHUTANAN, JAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BANK DKI CABANG WALIKOTA JAKARTA BARAT

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BANK DKI CABANG WALIKOTA JAKARTA BARAT ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) BANK DKI CABANG WALIKOTA JAKARTA BARAT Nama : Fuddy Ade Hermawan NPM / Kelas : 4EB24 / 22210896 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayan BSM Oto di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit kepatuhan seringkali dinamakan sebagai audit aktivitas. Audit kepatuhan merupakan suatu tinjauan atas catatan keuangan organisasi untuk menentukan apakah

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Kediri) Nodhita Argitasari

Lebih terperinci

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR LAMPIRAN I PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR PEDOMAN STANDAR KEBIJAKAN PERKREDITAN BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi

Lebih terperinci

- 1 - UMUM. Mengingat

- 1 - UMUM. Mengingat - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM UMUM Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Aktivitas bisnis merupakan salah satu bagian dari

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian intern merupakan sesuatu yang sangat penting dalam aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya

Lebih terperinci

Science and Technology, Boochholdt: defines accounting information systems as systems that operate functions of data gathering, processing, categorizi

Science and Technology, Boochholdt: defines accounting information systems as systems that operate functions of data gathering, processing, categorizi ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP LELANG BARANG GADAI DI PERUM PEGADAIAN CABANG SALEMBA Dwi Rahmahyanti Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Email : dwi_rahmahyanti@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14 -8- LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM -9- DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2015 KEUANGAN OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Manajemen Risiko. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5761). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perbankan melayani kebutuhan pembiayaan dan memperlancar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengelolaan risiko yang dilaksanakan oleh PT Bank Tabungan Negara (persero)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum No. 7/ 3 /DPNP Jakarta, 31 Januari 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Sehubungan dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam rangka mendorong pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat masyarakat Indonesia sangat tinggi dalam hal keinginan memiliki usaha sendiri, kepemilikan rumah sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /SEOJK.03/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN BAGI BANK UMUM - 1 - DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG... 2 II. RUANG LINGKUP SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi pasar keuangan yang terjadi saat ini menuntut perusahaan untuk menyajikan pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 3.1...Sejarah singkat PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk Tabel 3.2...Indikator Variabel X dan Variabel Y Tabel 3.3...Bobot atau Kuesioner Tabel 3.4... Data Responden Tabel 4.1...Data

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: perbankan. Perbankan merupakan industri jasa yang penting dalam menunjang

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: perbankan. Perbankan merupakan industri jasa yang penting dalam menunjang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: Peranan bank sangatlah penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT JURNAL PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus Koperasi Jaya Abadi Tulungagung) ROLE OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS IN SUPPORTING

Lebih terperinci

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto)

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto) PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto) Oktavia Rahajeng Lestari, Siti Ragil, Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; MANAJEMEN RISIKO Penerapan Manajemen Risiko yang dilaksanakan oleh Bank Bumi Arta berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

: FEBRINA GINTING NPM : PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM

: FEBRINA GINTING NPM : PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM SISTEM AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MMU JAKARTA PULOGADUNG NAMA : FEBRINA GINTING NPM : 42211783 PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Sejarah PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Boyolali Perusahaan Daerah BPR BKK Boyolali Kota Kabupaten Boyolali merupakan hasil dari merger 18 PD.BPR BKK se Kabupaten

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx Analisis Sistem Pengendalian Internal dalam Kelayakan Pemberian Kredit pada PT. BFI Finance cabang Malang 1 Suyanto (Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Efektivitas Efektif berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit (1998:14) efektivitas adalah suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BINA USAHA DESA KEPENUHAN BARAT Pirdaus Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nurharibnu Wibisono (2011), dengan judul penelitian evaluasi sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nurharibnu Wibisono (2011), dengan judul penelitian evaluasi sistem 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh rujukan dari : 1. Nurharibnu Wibisono (2011), dengan judul penelitian evaluasi sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan memberikan pengaruh pada posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Kinerja yang tercermin dari laporan keuangan juga dijadikan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang Putri Hijau Medan Bank Tabungan Pensiunan Nasional disingkat Bank BTPN terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang

Lebih terperinci

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap profitabilitas perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia pada

BAB V PENUTUP. terhadap profitabilitas perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia pada BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analis data dan pembahasan dari hasil penelitian bab sebelumnya mengenai pengaruh kecukupan modal, dana pihak ketiga, risiko kredit, risiko pasar, dan biaya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem perekonomian suatu negara, industri perbankan merupakan salah satu sektor yang penting sebagai penunjang perekonomian negara. Di Indonesia sendiri, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan menjamin dan melindungi para pelaku ekonomi, melalui lembaga-lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/ 38 /DPNP tanggal 31 Desember 2010 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx

Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: xx.Volume: xx, Nomor: xx Journal Riset Mahasiswa xxxxxxx (JRMx) ISSN: 2337-56xx.Volume: xx, Nomor: xx Sistem Pengendalian Internal dalam Meminimalisasi Piutang Tak Tertagih pada PT. BFI Finance cabang Malang 2 Lailatul Khomariyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan praktek-praktek yang telah dilakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN SENDIRI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan oleh peneliti pernah dilakukan oleh Papalangi (2013), tentang Penerapan SPI dalam Menunjang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN KREDIT PADA BPRS HARTA INSAN KARIMAH CABANG CIBITUNG : Maria Yasinta S. : Dr. Waseso Segoro, IR, MM

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN KREDIT PADA BPRS HARTA INSAN KARIMAH CABANG CIBITUNG : Maria Yasinta S. : Dr. Waseso Segoro, IR, MM ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBIAYAAN KREDIT PADA BPRS HARTA INSAN KARIMAH CABANG CIBITUNG Nama Fakultas Jurusan Pembimbing : Maria Yasinta S : Ekonomi : Akuntansi : Dr. Waseso Segoro, IR, MM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN Pembiayaan merupakan salah satu diantara produk yang ditawarkan pada bank syariah. Di Bank Syariah Mandiri Cabang Solok, pembiayaan warung mikro syariah merupakan diantara produk

Lebih terperinci

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH I. UMUM Peran

Lebih terperinci

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh:

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh: Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh: Rizka Maulidhia Enanto (0610233175) Dosen Pembimbing: Lutfi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan disamping menyalurkan dana

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DEWAN KOMISIONER NOMOR../.../POJK/2015

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, dunia perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa dampak bagi masing-masing

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Tata Kelola BPR Profil BPR Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot Faktor BPR PT BPR KEPRI BINTAN JL. D.I. Panjaitan KM. IX No.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis dengan berbagai macam bidang usaha. Dalam menjalankan usahanya setiap

Lebih terperinci

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI 7.1 Ringkasan Pengendalian internal dalam sebuah organisasi adalah sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di tengah tekanan ekonomi global, dunia perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa. Perbankan, khususnya bank

Lebih terperinci